12-21-1-sm

17
Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol.3 No.1 Edisi Juni 2012 1 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA IBU YANG MEMPUNYAI BAYI USIA 0 6 BULAN DI BIDAN PRAKTEK SWASTA HJ. RENIK SUPRAPTI KELURAHAN BANTARSOKA KECAMATAN PURWOKERTO BARAT KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2011 Oleh: Ririn Indrawati Puspitasari, SST Program studi DIII Kebidanan Stikes Harapan Bangsa ABSTRAK Latar belakang: Kecenderungan penurunan pemberian ASI eksklusif tahun 1997 yaitu 42,2 % menurun menjadi 39,5 % pada tahun 2002, sedangkan penggunaan susu formula meningkat tiga kalinya dari 10,8 % menjadi 32,5 %. Di Banyumas pencapain ASI ekslusif tahun 2007 adalah 34,68 %. Hal tersebut didukung dari studi pendahuluan bulan April 2011 dari 20 ibu memiliki bayi usia 0-6 bulan sebagian besar yaitu 17 (85 %) bayi mendapatkan susu formula. Tujuan: Untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian susu formula pada ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan tahun 2011. Metode: Rancangan penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, metode pendekatan cross sectional, dengan populasi ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan yang memberikan susu formula pada bayinya yang melakukan kunjungan di BPS Hj. Renik Suprapti, tehnik sampel yang digunakan accidental sampling berdasarkan data primer yang di ambil dengan menggunakan angket dan instrumentnya adalah kuesioner terhadap 37 responden pada tanggal 14-19 Juli 2011. Hasil: Mayoritas yang memberi susu formula pada bayi usia 0-6 bulan adalah sebagian besar ibu berpendidikan SMA 20 responden (54,05%),bekarja diluar rumah 20 responden (54,05%), berpenghasilan Rp 500.000 Rp 1.000.000 sejumlah 16 responden (43,24%), berpengetahuan baik tentang ASI 20 responden (54,05%), dan yang paling sedikit ibu berpendidikan SD 5 responden (13,51%), ibu rumah tangga sejumlah 17 responden (45,49%), berpenghasilan < Rp500.000 sejumlah 7 responden (18,91.%), tingkat pengetahuan kurang tentang ASI 5 responden (13,15.%).

Upload: achmed-annur-elfairuzy

Post on 16-Aug-2015

222 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

review

TRANSCRIPT

Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol.3 No.1 Edisi Juni 20121 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA IBU YANG MEMPUNYAI BAYI USIA 0 6 BULAN DI BIDAN PRAKTEK SWASTA HJ. RENIK SUPRAPTI KELURAHAN BANTARSOKA KECAMATAN PURWOKERTO BARAT KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2011 Oleh: Ririn Indrawati Puspitasari, SST Program studi DIII Kebidanan Stikes Harapan Bangsa ABSTRAK Latar belakang: Kecenderungan penurunan pemberian ASI eksklusif tahun 1997 yaitu42,2%menurunmenjadi39,5%padatahun2002,sedangkanpenggunaan susuformulameningkattigakalinyadari10,8%menjadi32,5%.DiBanyumas pencapainASIekslusiftahun2007adalah34,68%.Haltersebutdidukungdari studipendahuluanbulanApril2011dari20ibumemilikibayiusia0-6bulan sebagian besar yaitu 17 (85 %) bayi mendapatkan susu formula. Tujuan:Untukmengetahuigambaranfaktor-faktoryangmempengaruhi pemberiansusuformulapadaibuyangmempunyaibayiusia0-6bulantahun 2011. Metode:Rancanganpenelitianiniadalahdeskriptifkuantitatif,metode pendekatancrosssectional,denganpopulasiibuyangmempunyaibayiusia0-6 bulan yang memberikan susu formula pada bayinya yang melakukan kunjungan di BPSHj.RenikSuprapti,tehniksampelyangdigunakanaccidentalsampling berdasarkandataprimeryangdiambildenganmenggunakanangketdan instrumentnyaadalahkuesionerterhadap37respondenpadatanggal14-19Juli 2011. Hasil:Mayoritasyangmemberisusuformulapadabayiusia0-6bulanadalah sebagianbesaribuberpendidikanSMA20responden(54,05%),bekarjadiluar rumah20responden(54,05%),berpenghasilanRp500.000Rp1.000.000 sejumlah 16 responden (43,24%), berpengetahuan baiktentang ASI 20 responden (54,05%),danyangpalingsedikitibuberpendidikanSD5responden(13,51%), ibu rumah tangga sejumlah 17 responden (45,49%), berpenghasilan< Rp500.000 sejumlah7responden(18,91.%),tingkatpengetahuankurangtentangASI5 responden (13,15.%). Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol.3 No.1 Edisi Juni 20122 Simpulan:Faktor-faktoribuyangmemberikansusuformulayaituibuyang berpendidikanSMA,bekerjadiluarrumah,berpenghasilanRp500.000-Rp1.000.000, dan ibu yang berpengetahuan baik tentang ASI. Kata Kunci: Faktor-faktor yang mempengaruhi, pemberian susu formula, ibu yang mempunyai bayi usia 0 6 bulan. PENDAHULUAN Seiringdenganperkembanganzaman,terjadipeningkatanberkembanganIlmu Pengetahuan dan Teknologi(IPTEK)yang menuntutadanya SumberDayaManusia(SDM)yangberkualitasdanmempunyaiproduktivitas yangtinggihinggamampumeningkatkankesejahteraandandayasaingdiera globalisasi.UntukmeningkatkankualitasSDM,salahsatuyaitudengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi merupakan cara terbaik bagipeningkatankualitasSDMsejakdiniyangakanmenjadipenerusbangsa (Anonim, 2008). Dariberbagaistudidanpengamatanmenunjukkanbahwadewasaini terdapatkecenderunganpenurunanpemberianASIeksklusiftahun1997yaitu 42,2%menurunmenjadi39,5%padatahun2002,sedangkanpenggunaansusu formula meningkat tiga kalinya dari 10,8 % menjadi 32,5 % (Siti Nuryati, 2007). PenurunanjumlahibuyangmemberikanASIeksklusifdanmemilihuntuk memberikansusuformulapadabayiterdapatpadakelompokibudikota-kota, sementara di pedesaan bayi yang baru berusia satu bulan sudah diberi pisang atau nasi lembut sebagai tambahan ASI (Roesli, 2005). PemberiansusuformulaatautambahanASIyangterlaludinidapat mengganggupemberianASIeksklusifsertameningkatkanangkakesakitan (morbiditas).BerdasarkanSurveyKesehatanNasional(SURKESNAS)tahun 2001 angka kesakitan gangguan perinatal 34,7 %, infeksi saluran pernapasan akut 27,6 %, diare 9,4 %, sistem pencernaan 4,3 %, syaraf 3,7 % dan infeksi lain 1 % (Amirudin, 2006). Daridatadiataskejadiandiaremasihcukuptinggiyaitumenempatiurutanketigakesakitanbayi.Diaresalahsatudisebabkankarenapemberian Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol.3 No.1 Edisi Juni 20123 susu formula yang terlalu dinipada bayi karena tidak memperoleh zat kekebalan yang ada pada ASI, selain pemberian susu formula dapat menyebabkan diare juga dapatmeningkatkanrisikoalergi,lebihseringmenderitapenyakitmuntaber, ancaman kekurangan gizi, dan kematian bayi yang mendadak (Amirudin 2006).SehubungandenganhaltersebuttelahditetapkanKeputusanMenteri Kesehatan RI No.450/MENKES/IV/2004 menerangkan bahwa Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi karena zat gizi paling sesuai untuk pertumbuhan danperkembanganbayi,untukmencapaipertumbuhandanperkembanganbayi yang optimal ASI perlu diberikan secara eksklusif sampai umur 6 bulan dan dapat dilanjutkansampaianakberumur2tahundenganpemberianmakanantambahan yangsesuai,dantenagakesehatanyangbekerjadisaranapelayanankesehatan agarmenginformasikankepadasemuaibuyangbarumelahirkanuntuk memberikanASIeksklusifagarmengacukepadasepuluhLangkahMenuju Keberhasilan Menyusui (LMKM) (Anonim, 2004). PemberianASIeksklusifberdasarkanSurveiDemografiKesehatan Indonesia(SDKI)padatahun2002CakupanASIeksklusif4adalah55,1%, cakupanASIeksklusif6bulan39,5%danpenggunaansusuformula32,5% (Nuryati,2007).Berdasarkandatastatistikkesehatan2001pemberianASI ekslusifdidaerahperkotaanlebihrendahdaridaerahpedesaan,diperkotaan pemberianASIekslusifadalah5,3%dandaerahpedesaanadalah80% (Amirudin, 2006). DaridatatersebutUnitedNationalChildrensFind(UNICEF)menyebutkanbahwaketidaktahuanibutentangpentingnyaASI,informasiyang kurangtentangpenjelasandanpenyuluhantentangASIeksklusif,haltersebut didukungpenelitiandiJakartalebihdari50%bayiyangberumur2bulan mendapatkansusuformulakarenainformasiyangkurang,pemasaranoleh produsensusuformulajugamerupakanfaktorpenghambatterbentuknya kesadaranorangtuadalammemberikanASIeksklusif(Nuryati,2007).Di Indonesiamasihbanyakibu-ibuyangtidakmemberikanASIsecaraeksklusif padabayikarenaibubekerja,haltersebutjugadidukungdatahasilpenelitian AnggitdipuskesmasKotaKendariSulawesiTenggaratahun2007sekitar67% Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol.3 No.1 Edisi Juni 20124 (Anggit,2007),danpenyakitibusertaibu-ibuyangberanggapanbahwaapabila ibumenyusuimaka,payudaranyatidakindahlagisehinggasuamitidaksayang (Soetjiningsih, 2001). PermasalahantentangpencapaianASIeksklusifbukanpermasalahan nasionalsaja,tetapijugapermasalahanProvinsiJawaTengahsepertidatadari profil Kabupaten Jawa Tengah tingkat pencapaian pemberian ASI eksklusifyang dilakukansurveidampakprogramgizitahun2004adalah29,95%menjadi 27,23%padatahun2005dan2006adalah28,08%.Namundemikianpencapaian masihdirasakansangatrendahbiladibandingkandengantargetyangdiharapkan (80 %) bayi yang mendapatkan ASI ekslusif (Anonim, 2008). SalahsatuKabupatendiJawaTengahyaituKabupatenBanyumas,dari dataDinasKesehatanBanyumaspencapaintahun2007pemberianASIsecara eksklusifadalah34,68%(Anonim,2007).Halinimenunjukkanbahwamasih banyak ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif dan memilih untuk memberikan susuformulaataumakananpenggantiASIsertamenggambarkanbahwa pencapaianASIeksklusifmasihsangatrendahdibandingkandengantargetyang diharapkan yaitu 80 % (Anonim, 2008). Haltersebutdidukungdaristudipendahuluanyangdilakukanoleh penelitipadabulanApril2011,bahwaletaktempatpenelitianmerupakandaerah perkotaandandarijumlahibuyangmempunyaibayiberusia06bulanyang melakukankunjungankeBPSHJ.RenikSupraptiKelurahanBantarsokasebanyak 20 dari jumlah tersebut ibu memberikan susu formula yaitu sebanyak 17 (85 %) bayi mendapatkan susu formula karena 10 (58,8 %) dari ibu bekerjadan 7 (41,1 %) lainnya karena puting susu yang tidak normal sehingga ASI tidak keluar. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk membuat penelitian tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Susu Formula PadaIbuYangMempunyaiBayiUsia06BulanDiBPSHj.RenikSuprapti Kelurahan Bantarsoka Kecamatan Purwokerto Barat2011 . Lampiran 7.1: Master tabel uji validitas Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol.3 No.1 Edisi Juni 20125 TINJAUAN PUSTAKA Susumerupakanbahanpanganalamidengannilainutrisiyanglengkap yang dihasilkan oleh kelenjar (mammae) baik binatang maupun seorang ibu yang mengandunglemak,protein,laktosesertaberbagaimacamgaramdanvitamin (Susilorini, 2007). Susuformulaadalahcairanyangberisizat-zatdidalamnyatidak mengandung antibodi, sel darah putih, zat pembunuh bakteri, enzim, hormon dan faktorpertumbuhan(Roesli,2005).Susuformulaadalahsusuyangdibuatdari sususapidenganmengubahsusunannyahinggadapatdiberikanpadabayi(Kj, 2007).Susubotoladalahsusukomersialyangdijualdipasaratauditokoyang terbuatdarisususapiataukedelaidiperuntukkankhususuntukbayidan komposisinyadisesuaikanmendekatikomposisiASI,sertabiasanyadiberikandi dalam botol (Husaini, 2001). Faktor-FaktoryangMempengaruhiPemberianSusuFormulamenurut Arifin 2004 ada beberapa faktor ibu mempengaruhi pemberian susu formula pada bayiusia0-6bulanyaitufaktorpendidikan,pengetahuan,pekerjaan,ekonomi, budaya, psikologis, inormasi susu formula, kesehatan. Pendidikanadalahsuatuprosespertumbuhandanperkembangan manusia, usaha mengatur pengetahuan semula yang ada pada seorang individu itu. Pendidikanmenjaditolakukuryangpentingdanmanfaatmenentukanstatus ekonomi,statussosialdanperubahan-perubahanpositif(Notoatmodjo,2003). MenurutArifin2004seseorangberpendidikantinggidanberpengetahuanluas akanlebihbisamenerimaalasanuntukmemberikanASIeksklusifkarenapola pikirnyayanglebihrealistisdibandingkanyangtingkatpendidikanrendah. Kriteriapendidikanyaitusebagaiberikut(Soekanto,2002):SD/sederajat,SMP/ sederajat, SMA/ sederajat,Perguruan Tinggi. Pengetahuanadalahhasilpenginderaanmanusiaatauhasiltahu seseorangterhadapobjekmalaluiinderayangdimilikinya(mata,hidung,telinga dansebagainya)(Notoatmodjo,2003).Pengetahuanataukognitifmerupakanhal yang sangat penting dalam membentuk tindakanseseorang, salah satunya kurang Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol.3 No.1 Edisi Juni 20126 memadainyapengetahuanibumengenaipentingnyaASIyangmenjadikan penyebabataumasalahdalampeningkatanpemberianASI(Roesli,2005).Ibu yangmemilikipengetahuankurangtentangpentingnyapemberianASIekslusif cenderungmemilikiprilakuyangkurangbaikdalampemberianASIeksklusif dan beranggapan makanan pengganti ASI (susu formula) dapat membantu ibu dan bayinya,sehinggaibutidakmemberikanASIsecaraekslusifkepadabayinya (Purwanti, 2004). Ketidaktahuan ibu tentang pentingnya ASI, cara menyusui dengan benar, danpemasaranyangdilancarkansecaraagresifolehparaprodusensusuformula merupakanfaktorpenghambatterbentuknyakesadaranorangtuadalam memberikanASIeksklusif(Nuryati,2007)dankurangnyapengertianperihal manfaatmemberiASIekslusif,iklanproduksusudanmakananbuatanyang berlebihansehinggamenimbulkanpengertianyangtidakbenar.Bahkan menimbulkanpengertianbahwasusuformulalebihbaikdibandingkanASI (Arifin, 2004). Pekerjaanadalahsesuatukegiatanyangdilakukanuntukmenafkahidiri dankeluarga.Ibuyangbekerjamempunyailingkunganyanglebihluasdan informasiyangdidapatpunlebihbanyaksehinggadapatmerubahperilaku-perilakupositif(Notoatmodjo,2003).MenurutArifin,2004kesibukansosiallain sertakenaikantingkatpartisipasiwanitadalamangkatankerjadanadanya emansipasi dalam segala bidang kerja dan di kebutuhan masyarakat menyebabkan turunnyakesediaanmenyusuidanlamanyamenyusui.Kriteriapekerjaanyaitu sebagai berikut (Devi, 2003): 1)Ibu rumah tangga 2)Ibu bekerja diluar rumah Sosialekonomiadalahtingkatkemampuanseseoranguntukmemenuhi kebutuhanhidup.Semakintinggitingkatpendapatanseseorangsemakintinggi jugapendidikan,dansemakintinggijugapengetahuan(Soekanto,2002).Halini memberikanhubunganantarapemberianASIdenganekonomi/penghasilanibu dimana ibu yang mempunyai ekonomi rendah mempunyai peluang lebih memilih untukmemberikanASIdibandingibudengansosialekonomitinggi. Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol.3 No.1 Edisi Juni 20127 Bertambahnyapendapatankeluargaataustatusekonomiyangtinggiserta lapanganpekerjaanbagiperempuanberhubungandengancepatnyapemberian susubotol.Artinyamengurangikemungkinanuntukmenyusuibayidalamwaktu yang lama (Amirudin, 2006). Meniruteman,tetanggaatauorangterkemukayangmemberikansusu botol.Persepsimasyarakatgayahidupmewahmembawadampakmenurutnya kesediaanmenyusui.Bahkanadanyapandanganbagikalangantertentubahwa susubotolsangatcocokbuatbayidanterbaik.Halinidipengaruhiolehgaya hidupyangselalumaumeniruoranglain.Merasaketinggalanzamanjika menyusuibayinya.Budayamoderndanperilakumasyarakatyangmenirunegara baratmendesakparaibuuntuksegeramenyapihanaknyadanmemilihairsusu buatan sebagai jalan keluarnya (Arifin, 2004). Takutkehilangandayatariksebagaiseorangwanita.Adanyaanggapan paraibubahwamenyusuiakanmerusakpenampilan.Padahalsetiapibuyang mempunyai bayi selalu mengalami perubahan payudara, walaupun menyusui atau tidak menyusui (Arifin, 2004). Peningkatansaranakomunikasidantransportasiyangmemudahkan periklanandistribusisusubuatanmenimbulkantumbuhnyakesediaanmenyusui danlamanyabaikdiDesadanperkotaan.Distribusi,iklandanpromosisusu buatanberlangsungterusdanbahkanmeningkattitikhanyaditelevisi,radiodan suratkabarmelainkanjugaditempat-tempatpraktekswastadanklinik-klinik kesehatan masyarakat (Arifin, 2004). Masalahkesehatansepertiadanyapenyakityangdideritasehinggadilarang oleh dokter untuk menyusui, yangdianggap baik untuk kepentinganibu dan bayi (seperti: gagal jantung, Hbrendah dan HIV-AIDS) (Arifin, 2004). METODE Jenispenelitianiniadalahadalahdeskriptifkuantitatif,dengan rancanganpenelitiancrosssectional.Pendekataniniuntukmempelajarifaktor-faktoryangmempengaruhipemberiansusuformulapadaibuyangmempunyai Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol.3 No.1 Edisi Juni 20128 bayiberusia0-6bulan.Padapenelitianinipengambilandatadilakukansecara bersamaan pada tanggal 14-19 Juli 2011. Populasidalampenelitianiniadalahibu-ibuyangmempunyaibayi berusia0-6bulanyangmemberikansusuformulapadabayinyayangmelakukan kunjungan BPS Hj. Renik Suprapti Kelurahan Bantarsoka Kecamatan Purwokerto tahun2011.Metodepengambilansampeldalampenelitianiniadalahmenggunakan accidental samplingyaitu pengambilan sampel secara aksidental inidilakukandenganmengambilkasusataurespondenyangkebetulanadaatau bersedia Pada penelitian ini jumlah sampel yaitu 37 responden. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Susu Formula Pada Ibu Yang Mempunyai Bayi Usia 0 6 Bulan Berdasarkan Pendidikan Tabel 1.Distribusi frekuensi faktor yang mempengaruhi pemberian susu formula padabayiusia0-6bulanberdasarkanpendidikandiBPSHj.RenikSuprapti periode 14-19 Juli 2011 PendidikanFrekuensiPresentase (%) SD/ Sederajat513,51 SMP/ Sederajat 616,22 SMA/ Sederajat 2054,05 Perguruan Tinggi 6 16,22 Total37 100 Tabel 1. menunjukan bahwa sebagian besar responden yang memberikan susuformulaberdasarkanpendidikanyaituibuyangberpendidikanSMA sejumlah20responden(54,05%),ibuyangberpendidikanperguruantinggidan SMPsamayaitu6responden(16,22),sedangkanfaktoryangpalingsedikit memberikansusuformulaadalahibupendidikanSDsejumlah5responden (13,51%). Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol.3 No.1 Edisi Juni 20129 Halinitidaksesuaidenganteoriyangmengatakanbahwatingkat pendidikanibuyangrendahmengakibatkankurangnyapengetahuanibudalam menghadapimasalah,terutamadalampemberianASIeksklusif,sedangkanibu-ibuyangmempunyaitingkatpendidikanyanglebihtinggiumumnyaterbuka menerimaperubahanatauhal-halbarugunapemeliharaankesehatannya(Roesli, 2005) dan suatu proses pertumbuhan dan perkembangan manusia, usaha mengatur pengetahuansemulayangadapadaseorangindividusertapendidikanjuga menjaditolakukuryangpentingdalamperubahan-perubahanperilakuyang positif dalam pemberian ASI kepada bayinya (Notoatmodjo, 2003). DarihasilpenelitianinijugatidaksesuaidenganpenelitianBarokahdi RSUDSarasHusadaPurworejo2006yaitufaktoribuyangmemberikansusu formulasebagianbesarpendidikanSDsekitar43%.Adanyaperbedaanhasil penelitianBarokahdenganhasilpenelitianinibahwaibuyangmemberikansusu formula pada bayi yaitu sebagian besar pendidikan SMA sebesar 54,05 %.Hal ini dikarenakan Kelurahan Bantarsoka merupakan wilayah perkotaan yang sebagiaan besar masyarakat banyak menempuh pendidikan tinggi. Adanya perbedaan hasil penelitian ini dengan teori dan pernyataan Arifin 2004 yang menyatakan bahwa pendidikan menjadi tolak ukur yang penting dalam mempengaruhipolapikiribuuntukmenentukantindakanbaikyang menguntungkanatautidak.Dimanaseseorangyangberpendidikantinggiakan lebih bisa menerima alasan untuk memberikan ASI eksklusif karena pola pikirnya yanglebihrealistisdibandingkanyangtingkatpendidikanrendah.Halini membuktikanbahwafaktorpendidikantidakbisamenjaditolakukuruntuk perubahanperilakukarenamasihbanyakfaktorlainyaitufaktorpekerjaan, penghasilan/sosialekonomi,pengetahuantentangASI,budaya,psikologis, promosisusuformula,dankesehatanibudanpengambilansampelyangtidak proporsionalpadakarakteristikpandidikansehinggamempengaruhihasil penelitian. Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol.3 No.1 Edisi Juni 201210 Gambaran Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Susu Formula Pada Ibu Yang Mempunyai Bayi Usia 0 6 Bulan Berdasarkan Pekerjaan Tabel 2.Distibusi frekuensi faktor yang mempengaruhi pemberian susu formula padabayiusia0-6bulanberdasarkanpekerjaandiBPSHj.RenikSuprapti periode 14-19 Juli 2011Pekerjaan Frekuensi Presentase (%) Ibu Rumah Tangga17 45,49 Ibu Bekerja Luar Rumah 20 54,05 Total 37 100 Tabel 2. menunjukan bahwa sebagian besar responden yang memberikan susu formula berdasarkan pekerjaan yaitu ibu yang bekarja diluar rumah sejumlah 20responden(54,05%),sedangkanfaktoryangpalingsedikitmemberikansusu formula adalah ibu rumah tangga sejumlah 17 responden (45,49%). HalinitidaksesuaidenganteoribahwaIbuyangbekerjadiluarrumah mempunyai lingkungan yang lebih luas dan informasi tentang ASI eksklusif yang didapatpunlebihbanyaksehinggadapatmerubahperilaku-perilakuibuuntuk memilihmemberikanASIsajakepadabayinya(Notoatmodjo,2003)dan pekerjaanibujugadiperkirakandapatmempengaruhipengetahuandan kesempatanibudalammemberikanASIeksklusif.Pengetahuanrespondenyang bekerjalebihbaikbiladibandingkandenganpengetahuanrespondenyangtidak bekerja.Semuainidisebabkankarenaibuyangbekerjadiluarrumah(sektor formal)memilikiaksesyanglebihbaikterhadapberbagaiinformasi,termasuk mendapatkan informasi tentang pemberian ASI eksklusif (Nursalam, 2003). AkantetapihasilpenelitianinisesuaidenganpenelitianAnggitdi puskesmasKotaKendariSulawesiTenggara2007yaituibuyangtidak memberikan ASI eksklusif dan memberikan susu formula sebagian besar ibu yang bekerjasebesar67%danhasilpenelitianinibahwasebagianbesaribu memberikansusuformulayaituibuyangbekarjadiluarrumah54,05%.Halini dikarenakankesibukanibuyangbekerjadiluarrumahdansingkatnyamasacuti melahirkansehinggaibumemilihuntukmemberikansusuformulasebagai pengganti ASI. Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol.3 No.1 Edisi Juni 201211 Hasilpenelitianinimenunjukanbahwaadakesamaanantarapenelitian Anggit2007danpernyataanArifin2004yangmenyatakanbahwakesibukan sosiallainsertakenaikantingkatpartisipasiwanitadalamangkatankerjadan adanyaemansipasidalamsegalabidangkerjadandikebutuhanmasyarakat menyebabkanturunnyakesediaanmenyusuidanlamanyamenyusui.Halinijuga dikarenakanibuyangbekerjamemilikilingkunganluasdaninformasiyang didapatpunlebihbanyaktermasukpemasaranolehprodusensusuformulayang menyebabkanibuuntukmenggantiASIdengansusuformulaselamabekerja (Nuryati, 2007). Adanya perbedaan antara hasil penelitian ini dan pernyataan Arifin 2004 denganteorimembuktikanbahwapekerjaanibudiluarrumahtidakbisamenjadi tolakukurdalamperubahanperilakuibuuntukmemberikanASIkepadabayi terhadapinformasiyangditerimalebihbanyakkarenamasihbanyakfaktorpada ibuyangmemberikansusuformulakepadabayiusia0-6bulanyaitufaktor penghasilan/sosialekonomitinggi,pengetahuantentangASIkurang,budaya, psikologis, promosi susu formula, dan kesehatan ibu. Gambaran Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Susu Formula Pada Ibu Yang Mempunyai Bayi Usia 0 6 Bulan Berdasarkan Penghasilan Tabel 3.Distibusi frekuensi faktoryang mempengaruhi pemberian susu formula padabayiusia0-6bulanberdasarkanpenghasilandiBPSHj.RenikSuprapti periode 14-19 Juli 2011Penghasilan FrekuensiPresentase (%) Rp 1.000.00014 37,83 Rp 500.000 Rp 1.000.0001643,24 < Rp 500.000 718,91 Total 37 100 Tabel 3. menunjukan bahwa sebagian besar responden yang memberikan susuformulaberdasarkanpenghasilam/ekonomiyaituibuyangberpenghasilan Rp500.000-Rp1.000.000sejumlah16responden(43,24%),berpenghasilanRp Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol.3 No.1 Edisi Juni 201212 1.000.000sejumlah14(37,83)sedangkanyangpalingsedikitibumemberikan susuformulaadalahyangberpenghasilan