11016-6-779114955694.pdf
TRANSCRIPT
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SILVIA INDRIANY PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
MODUL 6 PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
(3 SKS)
POKOK BAHASAN : DESAIN PELEBARAN TIKUNGAN MATERI KULIAH : Pelebaran jalur perkerasan, pandangan bebas di tikungan, potongan melintang jalan,
tikungan balik/pedoman umum perencanaan dan stasioning.
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SILVIA INDRIANY PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
DESAIN PELEBARAN TIKUNGAN
6.1. PELEBARAN PERKERASAN
Pelebaran tikungan bertujuan untuk memperoleh kondisi operasi (tingkat
pelayanan) yang sama dengan jalan lurus. Hal itu perlu dilakukan sebab :
• pada tikungan, lebar yang diambil oleh kendaraan menjadi lebih besar.
Roda belakang pada umumnya mempunyai jejak agak kedalam dibanding
dengan roda depan (off tracking)
• Pengendara mempunyai kesukaran untuk berjalan pada sumbu lajur.
Namun dalam melakukan pelebaran perlu memperhatikan beberapa faktor yaitu:
– Pada tikungan tanpa spiral pelebaran dilakukan pada bagian dalam. Dan
dilakukan 1/2 sampai 2/3 dibagian lurus dan sisanya pada tikungan.
– Pada tikungan dengan spiral pelebaran dapat dilakukan pada bagian
dalam atau membagi 2 sama besar dan menempatkan di luar dan
dalam tikungan.
– Sebaiknya dilakukan sepanjang superelevation run off (panjang
pencapaian kemiringan), tetapi jarak yang lebih pendek sering
dipergunakan.
– Pelebaran harus dilakukan secara teratur sebelum memasuki tikungan.
– Untuk penampakan tepi perkerasan, pelebaran harus merupakan
lengkung menerus dan bukan-bagian-bagian yang lurus.
Besarnya Pelebaran dapat dilihat pada beberapa standar berikut:
� Menurut PPGJR 1970
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SILVIA INDRIANY PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
Sesuai dengan grafik I PPGJR atau rumus :
B = n (b’+c) + (n-1)Td + z
Dimana :
B = Lebar perkerasan pada tikungan (m)
n = jumlah jalur lalu lintas
b’= lebar lintasan kend. Truk pada tikungan (m)
Td= Lebar melintang akibat tonjolan depan (m)
Z = lebar tambahan akibat kelainan dalam mengemudi (m)
C= kebebasan samping (m; 0,8 m)
� Menurut Tata cara perencanaan Geometrik Jalan antar kota 1997
Pelebaran ditentukan oleh Radius belok kendaraan rencana (gambar II.1
s.d. gambar II.3 TPGJA 1997) dan besarnya ditetapkan sesuai dengan
tabel.
Pada pelebaran < 0,6 m diabaikan. Dan untuk jalan 1 jalur, 3 lajur, nilai
dalam tabel dikalikan 1,5. Sedangkan untuk jalan 1 jalur 4 lajur dikalikan
2.
� Menurut Standar perenc. Geometrik untuk jalan perkotaan 1992, pelebaran ini
ditentukan tipe jalan dan jari-jari, yang diberikan dalam bentuk tabel. Pada jalan
utama dengan lalin yang tinggi dipakai kendaraan rencana truck semi trailer.
� Menurut AASHTO 1984
Pelebaran ditentukan oleh derajat lengkungnya. Dimana derajat lengkung
ini berhubungan dengan R dengan rumus :
=R
D39,1432
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SILVIA INDRIANY PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
Besarnya pelebaran dinyatakan dalam bentuk tabel untuk kemudahan.
Gambar 6.1. . Pelebaran di tikungan
6.2. JARAK PANDANGAN /KEBEBASAN SAMPING PADA LENGKU NG
HORISONTAL
Daerah bebas samping di tikungan adalah ruang untuk menjamin kebebasan
pandang di tikungan sehingga jarak pandang henti terpenuhi, dengan membebaskan
obyek-obyek penghalang sejauh E (meter), diukur dari garis tengah lajur dalam
sampai obyek penghalang.Kebebasan samping ini dapat diilustrasikan sebagai
berikut :
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SILVIA INDRIANY PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
Gambar 6.2. Kebebasan samping di tikungan
• Bila � adalah setengah sudut pusat lengkung sepanjang L (panjang busur
lingkaran) dan R’ adalah radius sumbu lajur sebelah dalam maka untuk Jh < L :
E = R’-R’ cos ϕ
E = R’ (1 – cos ϕ)
Jh = 2 ϕ 2π R’
360
Jh= ϕ π R’
90
ϕ = 90 Jh
π R’
E = R’ {1 – cos ( 90. Jh ) } Tata cara Perenc, Geometrik Jalan antar kota ’97
πR’
Jika Jh > L E = R’ (1 – cos ( 90. Jh ) } + 0,5 (Jh – L ) sin ( 90. Jh )
πR’ πR’
Pembulatan-pembulatan dari nilai E untuk Jh < L dan dapat dipakai untuk
menentukan nilai E yang dinyatakan dalam bentuk tabel.
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SILVIA INDRIANY PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
6.3. PEDOMAN UMUM PERENCANAAN ALINYEMEN HORISONTAL
• Ada dua macam tikungan gabungan yaitu :
1. Tikungan gabungan searah, yaitu gabungan dua atau lebih tikungan dengan
arah putaran yang sama tetapi dengan jari jari berbeda
2. Tikungan gabungan balik arah, yaitu gabungan dua tikungan dengan arah
putaran berbeda
• Penggunaan tikungan gabungan tergantung pada perbandingan R1 dan R2 ;
ndihindarkasearahgabungantikunganR
R,
3
2
2
1 >
mtidakpalingsepanjangclothoide
ataulurusbagiandilengkapiharusgabungantikunganR
R
20
,3
2
2
1 <
• Setiap tikungan balik arah harus dilengkapi dengan bagian lurus diantara kedua
tikungan paling tidak 30 m.
• Ilustrasi mengenai tikungan gabungan pada Tata cara perencanaan geometrik
jalan antar kota 1997 :
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SILVIA INDRIANY PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
6.4. GRAFIK DAN TABEL PELEBARAN TIKUNGAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SILVIA INDRIANY PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
GAMBAR 6.4 . Pelebaran PPGJR 1970
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SILVIA INDRIANY PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
6
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SILVIA INDRIANY PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
Gambar 6.6 . Pelebaran menurut TPGJA 1997
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB SILVIA INDRIANY PERENCANAAN GEOMETRIK JALAN
Gambar 6.7. Pelebaran menurut SPGJP 1992