11004-8-990211863153.doc

16
MODUL PERTEMUAN KE – 8 MATA KULIAH : TEKNOLOGI BAHAN & KONSTRUKSI (4 sks) MATERI KULIAH: Sumber – sumber air, Syarat umum air, Pemilihan pemakaian air, Syarat mutu air menurut British Standard (BS.3148-80) POKOK BAHASAN: AIR 1-1 SUMBER – SUMBER AIR Air yang digunakan dapat berupa air tawar (dari sungai, danau, telaga, kolam, situ, dan lainnya), air laut maupun air imbah, asalkan memenuhi syarat mutu yang telah ditetapkan. Air tawar yang dapat diminum umumnya dapat digunakan sebagai campuran beton. Air laut umumnya mengandung 3,5 % larutan garam (sekitar 78 % adalah sodium klorida dan 15 % adalah magnesium klorida). Garam – garaman dalam air laut ini akan mengurangi kualitas beton hingga 20 %. Air laut tidak boleh digunakan sebagai bahan campuran beton pra tegang Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI

Upload: riani-natalina

Post on 05-Aug-2015

31 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 11004-8-990211863153.doc

MODUL PERTEMUAN KE – 8

MATA KULIAH :

TEKNOLOGI BAHAN & KONSTRUKSI (4 sks)

MATERI KULIAH:

Sumber – sumber air, Syarat umum air, Pemilihan pemakaian air, Syarat mutu air

menurut British Standard (BS.3148-80)

POKOK BAHASAN:

AIR

1-1 SUMBER – SUMBER AIR

Air yang digunakan dapat berupa air tawar (dari sungai, danau, telaga,

kolam, situ, dan lainnya), air laut maupun air imbah, asalkan memenuhi syarat

mutu yang telah ditetapkan. Air tawar yang dapat diminum umumnya dapat

digunakan sebagai campuran beton. Air laut umumnya mengandung 3,5 % larutan

garam (sekitar 78 % adalah sodium klorida dan 15 % adalah magnesium klorida).

Garam – garaman dalam air laut ini akan mengurangi kualitas beton hingga 20 %.

Air laut tidak boleh digunakan sebagai bahan campuran beton pra tegang ataupun

beton bertuang karena resiko terhadap karat lebih besar. Air buangan industri

yang mengandung asam alkali juga tidak boleh digunakan. Sumber – sumber air

yang ada adalah sebagai berikut.

a) Air Yang Terdapat Di Udara

Air yang terdapat di udara atau atmosfir adalah air yang terdapat di

awan. Kemurnian air ini sangat tinggi. Sayangnya, hingga sekarang belum

ada teknologi untuk mendapatkan air atmosfir ini secara mudah. Air yang

terdapat dalam atmosfir ini kondisinya sama dengan air suling, sehingga

sangat mungkin untuk mendapatkan beton yang baik dengan air ini.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN

KONSTRUKSI

Page 2: 11004-8-990211863153.doc

b) Air Hujan

Air hujan menyerap gas – gas serta uap dari udara ke bumi. Udara

terdiri dari komponen – komponen utama yaitu zat asam atau oksigen,

nitrogen dan karbon dioksida. Bahan- bahan padat serta garam yang larut

dalam air hujan terbentuk akibat peristiwa kondensasi.

c) Air Tanah

Air tanah terutama terdiri dari unsur kation (seperti Ca++, Mg++, Na+,

dan K+) dan unsur anion (seperti CO3-, HCO3

-, SO4-, Cl-, NO3

-). Pada kadar

yang lebih rendah, terdapat juga unsur Fe, Mn, Al, B, F dan Se. Disamping

itu air tanah juga menyerap gas – gas serta bahan – bahan organik seperti

CO2, H2S, dan NH3.

d) Air Permukaan

Air permukaan terbagi menjadi air sungai, air danau dan situ, air

genangan dan air reservoir. Erosi yang disebabkan oleh aliran air

permukaan, membawa serta bahan – bahan organic dan mineral – mineral.

Air sungai atau air danau dapat digunakan sebagai bahan campuran beton,

asal tidak tercemar oleh air buangan industri. Air rawa – rawa atau air

genangan tidak dapat digunakan sebagai bahan campuran beton, kecuali

setelah melalui pengujian kualitas air.

e) Air Laut

Air laut mengandung 30.000 – 36.000 mg garam per liter (3 % -

3,6 %) pada umumnya dapat digunakan sebagai campuran untuk beton

tidak bertulang, beton prategang dan pratekan atau dengan kata lain ntuk

beton – beton mutu tinggi. Unsur – unsur yang terdapat dalam air laut

dapat dilihat di Tabel 3.1.

Air asin yang terdapat di pedalaman mengandung 1000 – 5000 mg

garam perliter. Air denga akadar garam sedang, megadung 2000 – 10000

mg garam perliter. Air didaerah pantai, memiliki kadar garam sekitar

20000 – 30000 mg perliter.

Air laut tidak boleh digunkan untuk pembuatan beton pra tegang,

atau pra tekan, kaerana batang – batang baja pra tekan langsung

berhubungan dengan betonnya. Air laut sebaiknya tidak digunakan untuk

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN

KONSTRUKSI

Page 3: 11004-8-990211863153.doc

beton yang ditanami alumunium didalamnya, beton yang memakai

tulangan atau yang mudah mengalami korosi pada tulangannya akibat

perubahan panas (temperatur) dan lingkungan yang lembab (ACI 318-

89 :2-2)

1-2 SYARAT UMUM AIR

Air yang digunkan untuk campuran beton harus bersih, tidak boleh

mengandung minyak, asam, alkali, zat organis atau bahan lainnya yang dapat

merusak beton atau tulangan. Sebaiknya dipakai air tawar yang dapat diminum.

Air yang digunakan dalam pembuatanbeton pra tekan dan beton yang akan

ditanami logam alumunium (termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat)

tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan (ACI

318- 89:2-2). Untuk perlindunganterhadap korosi, konsentrasi ion klorida

maksimum yang terdapat dalam beton yang telah mengeras pada umur 28 hari

yang bdihasilkan dari bahan campuran termasuk air, agreagat, bahan bersemen,

dan bahan campurantambahan tidak boleh melampaui nilai batas diberikan pada

Tabel 3.2.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN

KONSTRUKSI

Tabel 3.1 Unsur - unsur dalam Air LautUnsur Kimia Kandungan (ppm)

Clorida (Cl) 19000Natrium (Na) 10600Magnesium (Mg) 1270Sulfur (S) 880Calium (Ca) 400Kalsium (K) 380Brom (Br) 65Carbon (C) 28Cr 13B 4,6Sumber : Concrete Technology and Practice

Page 4: 11004-8-990211863153.doc

Tabel 3.2 Batas Maksimum Ion Klorida

Jenis BetonBatas (%)

Beton Pra-tekan 0,06Beton bertulang yang selamanya berhubungan dengan klorida 0,15Beton bertulang yang selamanya kering atau terlindung dari basah 1,00Konstruksi beton bertulang lainnya 0,30Sumber : PB 1989:23

Tabel 3.3 Ketentuan Minimum Untuk Beton Kedap Air

JenisKondisi

LingkunganFaktor Air

SemenKadar Semen Minimum,

kg/m3

BetonBerhubungan

DenganMaksimum 40 mm* 20 mm

Beton Air Tawar 0,50 260 290Bertula

ngAir Payau/Air Laut 0,45 320 360

Beton Air Tawar 0,50 300 300Prateka

nAir Payau/Air Laut 0,45 320 360

Sumber : Tabel 4.5.1 (a) PB (draft) 1989:21, *) Ukuran Maksimum Agregat

Bila beton akan berhubungan dengan air payau, air laut, atau airsiraman

dari sumber – sumber tersebut, maka persyaratan faktor air semen dalamTabel 3.3

dan 3.4 serta tebal selimut beton (lihat Pasal 7.7 Pelindung Beton) untuk tulangan

dalam Peraturan Beton 1989:37 – 39 harus dipenuhi. Tebal miminum tersebut rata

– rata adalah sekitar 50 mm.

Tabel 3.4 Persyaratan Untuk Kondisi Lingkungan Khusus

Jenis BetonKondisi

Lingkungan*

Faktor Air Semen

Kadar Semen Minimum, kg/m3

Maksimum,Ukuran Agregat Maksimum, mm

Beton Normal 40 20 14 10

BertulangRingan 0,65 220 250 270 290Sedang 0,55 260 290 320 340Berat 0,45 320 360 390 410

PratekanRingan 0,65 300 300 300 300Sedang 0,55 300 300 320 340Berat 0,45 320 360 390 410

Tidak Bertulang

Ringan 0,65 200 220 250 270Sedang 0,55 220 250 280 300Berat 0,45 270 310 330 360

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN

KONSTRUKSI

Page 5: 11004-8-990211863153.doc

Sumber : Tabel 4.5.1 (b) PB (draft) 1989:21

*) Kondisi Lingkungan

Ringan = Terlindung sepenuhya dari cuaca atau kondisi agresif, kecuali sesaat

pada waktu konstruksi terbuka terhadap cuaca normal.

Sedang = Terlindung dari hujan deras, beton yang tertanam dan beton yang

selamanya terendam air.

Beton = Terbuka terhadap air laut, airpayau, hujan yang lebat dan keras,

pergantian antara basah dan kering.mengalami kondensasi yang

berat atau uap yang korosif.

Kandungan garam – garam sulfat maksimum yang diijinkan dalam beton

adalah 1000 mg SO3 per liter. Tetapi kadar sulfat yang diijinkan dalam air

pencampur bergantung pada kadar sulfat dalam agregat dan semen karena faktor

yang menentukan adalah besarnya jumlah sulfat yang terkandung dalam beton.

Kadar sulfat (SO3) dalam beton tidak boleh lebih besar dari 4 % dari berat semen,

seperti yang ditentukan dalam British Standard BS.5328 – 76.

Sennyawa alkali karbonat dan bikarbonat akan mempengaruhi waktu

pengikatan semen (setting time) dan kekuatan beton. Selain itu kemungkinan

terjadinya reaksi alkali agregat dalam beton menjadi besar. Diisyaratkan jumlah

gabungan garam – garam ini tidak lebih dari 100 mg per liter.

Beton yang digunakan pada lingkungan yang mengandung sulfat harus

memenuhi persyaratan yang terdapat dalam Tabel 3.5 atau dibuat dengan

menggunakan semen yang tahan terhadap serangan sulfat yaitusemen Type V.

Faktor air semen maksimum dan kuat tekan miimum yang diisyaratkan untuk

beton jenis initercantum dalam Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Persyaratan Untuk Beton Yang Berhubungan Dengan Air Yang Mengandung Sulfat

Kadar Gangguan Sulfat

Sulfat (SO4) dalam tanah yang larut dalam air, % dari

massa

Sulfat (SO4) dalam air

(ppm)Type Semen

Beton Normal Beton RinganFaktor Air

Semen Dalam Massa

Kuat Tekan Minimum (f' c,

Mpa)Diabaikan

0 - 0,10 0 - 150 - - -

Sedang+ 0,10 - 0,20 150 - 1500 II 0,5 25  0,45 IP (MS)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN

KONSTRUKSI

Page 6: 11004-8-990211863153.doc

  0,65 IS (MS)Berat 0,20 - 2,00 1500 - 10000 V 0,45 30Sangat Berat

> 2,00 > 10000 V + Pozzolan++ 0,45 30

Sumber : Pedoman Beton (draft) 1989:22, Tabel 4.5.2

Keterangan:

* Nilai FAS yang lebih rendah atau kuat tekan yang lebih tinggi diperlukan untuk mendapatkan

kekedapan atau perlindungan terhadap korosi dari bahan yang tertanam didalam beton (Tabel 3.3

dan 3.4)

+ Air laut++ Pozzolan yang telah terbukti dari uji atau data penggunaan yang mampu memeperbaiki

ketahanan beton terhadap sulfat, bila semen yang digunakan adalah semen Tipe V.

1-3 PEMILIHAN PEMAKAIAN AIR

Pemilihan air yang digunakan sebagai campuran beton didasarkan pada

csmpuran beton. Air tersebut harus berasal dari sumber yang sama dan terbukti

dapat menghasilkan beton yang memenuhi syarat.

Jika air yang ada dari suatu sumber terbukti memenuhi syarat harus

dilakukan uji tekan mortar yang dibuat dengan air tersebut, yang kemudian

dibandingkan dengan campuran mortar yang menggunakan air suling. Hasil

pengujian (pada usia 7 hari dan 28 hari) kubus adukan yang dibuat dengan air

campuran yang tidak dapat diminimum paling tidak harus mencapai 90 % dari

kekuatan spesimen serupa yang dibuat dengan air yang dapat diminum.

Perbandingan uji kuat tekan harus dialkukan untuk pengujian dilakukan

berdasarkan ”Test Methods for Compresivve Strength of hidraulic Cemen

portland using 30 mm cube specimens)”.

1-4 SYARAT MUTU AIR MENURUT BRITISH STANDARD

(BS.3148 – 80)

a) Garam – Garam Anorganik

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN

KONSTRUKSI

Page 7: 11004-8-990211863153.doc

Ion – ion utama yang biasa terdapat didalam tanah adalah kalsium,

magnesium, natrium, kalium. Kadang – kadang gramedia. Gabungan ion –

ion tersebut tidak lebih besar dari 2000 mg perliter. Garam – garam

anorganik akan memperlebar waktu dan pengikatan beton dan

menyebabkan menurunnya kekuatan beton. Konsentrasi garam- garam

tersebut hingga 500 ppm dalam campuran beton masih diinginkan.

b) NACL dan Sulfat

Konstntrasi NACL atau garam dapur sebesar 2000 ppm paa

umumnya msh diijinkan. Air campran beton yang mengandung 125 ppm

natrium sulfat, NA2SO4,10 H2O dapat digunakan dengan hasil yang

memuaskan.

c) Air Asam

Air campuran asam dapat digunakan atau tidakberdasarkan

konsenrtasi asamya yang dinyatakan dalam ppm (parts per million). Bisa

atau tidaknya air ini digunakan berdasarkan ilai pH, yaitu suatu ukuran

untuk konsentrasi ion hidrogen.

Air netral bisanya mempunyai pH sekitar 7.0nilai npH diatas 7.00

menyatakan keadaaan dan nilai pH 7.00 menyatakan nilai kesamaan.

Semakin tinggi nilai assam (lebih dari 3.00), semakin sulit kita mengelola

pekerjaan beton. Karena itu penggunaan air dengan pH diatas 3.00 harus

dihindarkan.

d) Air Basa

Air dengan kandungan natrium hidroksida sekitar 0,5 % dari berat

semen,tidak hanya berpengaruh pada kekuatan beton, asalkan waktu

pengikatan tidak berlangsung dengan cepat. Konsentrasi basa lebih tinggi

dari 0,5 % berat semen akan mempengaruhi kekuatan beton.

e) Air Gula

Apabila kadar gula dalam campuran dinaikan hingga mencapai 0,2

% dari berat semen, maka waktu pengikatan biasanya akan semakin cepat.

Gula sebanyak 0,25 % berat semen atau lebih akan mengakibatkan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN

KONSTRUKSI

Page 8: 11004-8-990211863153.doc

bertambah cepatnya waktu pengikatan secara signifikan dan berkurangnya

kekuatan beton pada umur 28 hari.

f) Minyak

Minyak mineral atau minyak tanah dengan konsentrasi lebih dari 2

% berat semen dapay mengurangi kekuatan beton hingga 20 %. Karena itu

penggunaan air yang tercemar minyak sebaiknya dihindari.

g) Rumput Laut

Rumput laut tercampur dalam air campuran beton dapat

meyebabkan berkurangnya kekuatan betonsecara signifikan.

Bercampurnya rumpt laut dengan semen akan mengakibatkan

berkurangnya daya lekat dan menimbulkan terjadinya sangat banyak

gelembung – gelembung udara dalam beton. Beton menjadi keropos dan

pada akhirnya kekuatannya berkurang. Rumput laut dapat juga dijumpai

dalam agregat terutama jika agregat yag digunakan adalah agregat halus

dari pasir pantai. Hal itu mebuat hubungan antara agregat dan pasta semen

terganggu, bahkan menjadi buruk.

h) Zat – Zat Organik, Lanau dan Bahan – Bahan Terapung

Kandungan zat organik dalam air dapat mempengaruhi waktu

pengikatan semen dan kekuatan beton. Air yang berwarna tua, berbau

tidak sedap dan mengandung butir – butir lumut perlu diragukan dan ahrus

diuji sebelum dipakai.

Kira –kira 2000 ppm lempung yang terapung atau bahan – bahan

halus yang berasal dari batuan diijinkan berada dalam campuran. Untuk

mengurangi kadar lanau dan lempung dalam adukan beton, air yang

mengandung lumpur harus diendapkan terlebih dahulu dalam bak – bak

penampungan sebelum digunakan.

i) Pencemaran Limbah Industri Atau Air Limbah

Air yang tercemar limbah industri sebelum dipakai harus dianalisis

kandungan pengotornya dan diiuji (dengan percobaan perbandingan)

untuk mengetahui pengikatannya dan kekuatan tekan betonnya.

Air limbah biasanya mengandung 400 ppm senyawa organik.

Setelah air limbah itu diencerkan / disaring di tempat tyang cocok untuk

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN

KONSTRUKSI

Page 9: 11004-8-990211863153.doc

keperluan pencampuran beton, konsentrasi senyawa organik baisanya

turun menjadi 20 ppm atau kuramng dari itu. Jadi, setelah diencerkan air

limbah dapat digunakan.

1-5 PENILAIAN WAKTU PENGIKATAN (SETTING TIME)

DAN UJI KUAT TEKAN

Air pengaduk dianggap tidak mempunyai pengaruh berarti terhadap waktu

pengikatan dan sifat pengerasan beton jika hasil pengujian menunjukkan:

a) Perbedaan waktu pengikatan awal campuran beton yang menggunakan

air yang diragukan diabnding dengan campuran beton memakai air

suling tidak lebih besar dari 30 menit.

b) Kuat tekan rata – rata kubus beton yang dibuat dengan air yang

diragukan tidak kurang dari 90 % kuat tekan beton yang memakai air

suling.

1-6 ANALISIS KIMIA

Analisis kimia dalam air dimaksudkan untuk mengetahui apakah air yang

digunakan untuk campuran beton memnuhi kriteria standar yang diberikan atau

tidak. Analisis ini meliputi pemeriksaan terhadap sulfat, magnesium, amonium,

klorida, pH, karbondioksida, minyak dan lemak, zat – zat yang menyusut.

a) Sulfat (SO4)

Sulfat diperiksa denga cara gravimetri, yang diendapkan sebagai

(BaSO4). Sulfat dapat juga diuji dengan cara titrasi dan turbidimetri.

b) Magnesium (Mg++)

Kalsium (Ca++) dan Magnesium (Mg++) ditentukan menggunakan

metode compleximetri dengan BDTA n/28. Indikator yang dipakai adalah

Biocrome Black T untuk kalsium (Ca++) dan indikator Muroxide untuk

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN

KONSTRUKSI

Page 10: 11004-8-990211863153.doc

magnesium (Mg++). Selisih keduanya merupakan kandungan Magnesium

(Mg).

c) Amonium (NH4)

Pengujian amonium dilakukan dengan menambahkan reagen

nessler. Warna yang dihasilkan kemudian dibandingkan denganwarna

standar.

d) Magnesium (Cl-)

Pengujian magnesium dilakukan dengan titrasi AgNO4 n/10.

indikator yang digunakan adalah indikator Chromat (cara Mohr).

e) pH

Pemeriksaan dilakukan dengan kertas lakmus (pH – meter).

f) Karbondioksida (CO2)

Pengujian dilakukan dengan cara melarutkan kapur (menurut

Heyer). Sebagai contoh kalsium karbonat dimasukkan ke dalam air.

Banyaknya kalsium karbonat yang membentuk bikarbonat terlarut

bergantung pada banyaknya CO2 dalam air. Rekasi kimianya adalah

sebagai berikut:

CaCO3 + CO2 + H2O Ca (HCO3)2

Dari reaksi itu terlihat bahwa kesadahan karbonat akan naik.

Setelah kalsium karbonat yang tidak terlarut dipisahkan, karbondioksida

(CO2) dihitung dengan menghitung kenaikan kesadahan karbonat dalam

air.

g) Minyak Dan Lemak

Minyak dan lemak dihitung dengan cara mengekstraksi air yang

diduga mengandung minyak menggunakan petroleum – ether. Minyak dan

lemak yang terlarut kemudian dipisahkan dari air dan diuapkan. Sisa

penguapan merupakan berat minyak dan lemak.

h) Zat – Zat Yang Menyusut

Pengujian dilakukan dengan menambahkan larutan KmnO4 dan

memanasinya selama 10 menit. Kelebihan larutan KmnO4 selanjutnya

dititrasi.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN

KONSTRUKSI

Page 11: 11004-8-990211863153.doc

LATIHAN

1. Sebutkan dan jelaskan sumber – sumber air yang layak digunakan untuk

pengerjaan beton!

2. Jelaskan syarat mutu air yang layak digunakan untuk campuran beton!

3. Bila kualitas air yang akan digunakan sebagai campuran beton meragukan, apa

yang sebaiknya dilakukan?

4. Mengapa kandungan sulfat dalam air harus dibatasi?

5. Mengapa jumlah air yang akan digunakan dalam campuran beton harus

dibatasi? Berapa prosen air dalam berat yang digunakan untuk proses hidrasi?

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB IR. ALIZAR, M.T TEKNOLOGI BAHAN

KONSTRUKSI