1. meningoensephalokele revisi print

Upload: saktya-yudha-ardhi-utama

Post on 04-Jun-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 1. Meningoensephalokele Revisi Print

    1/12

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pada dewasa ini banyak janin yang lahir dengan kelainan berbagai organ. Kelainan-

    kelaian tersebut dibawa sejak lahir atau yang biasa disebut dengan kelainan konginetal,

    kelaianan tersebut disebabkan oleh berbagai macam factor salah satunya ialah karena gagalnya

    pembentukan organ pada fase embriologi. Hal ini dipicu oleh gaya hidup ibu yang sedang

    mengandung janin tersebut. Salah satu kasus yang terjadi karena tidak sempurnanya

    pembentukan organ ialah meningoensefalokel (meningoencephalocele atau disebut juga

    ensefalokel (encephalocele yang merupakan kelainan kongenital akibat defek tubaneuralis.

    !eningoensefalokel adalah bentuk spina bifida kistika yang merupakan penyakit kongenital dan

    kelainan embriologis.

    Kira-kira "#$ meningoensefalokel didapatkan di regio oksipital, dapat terlihat sebagai

    kantong kecil bertangkai atau struktur seperti kista besar, dapat lebih besar daripada cranium,

    tertutup oleh kulit seluruhnya. Kadang-kadang di tempat-tempat tertentu hanya dilapisi oleh

    membran tipis seperti kertas perkamen. Sebanyak %#$ dari ensefalokel terletak difrontal. &si

    meningoensefalokel dapat diketahui dengan transiluminasi dan 'S. Pada pemeriksaan

    mikroskopis, biasanya akan didapatkan jaringan otak abnormal atau displasia. &nsidenmeningoensefalokel %-# per %)))) bayi lahir hidup* paling kecil dari seluruh penyakit defek tuba

    neuralis (+$ - %$. i ropa dan /merika hampir +)$ - )$ meningoensefalokel terdapat di

    regio oksipital, meningoensefalokel di daerah anterior (frontal, nasofrontal, nasofaringeal lebih

    sering di /sia 0enggara.

    !eningoensefalokel terjadi karena jaringan otak dan atau selaput otak mengalami

    herniasi. Hal tersebut terjadi karena adanya kegagalan penutupan ( defek pada tabung neural

    yang secara embriologis terjadi akibat gangguan proses neurulasi, yaitu tetap melekatnya

    ektoderm epidermis dengan ektoderm neural sehingga migrasi sel-sel mesoderm pembentuk

    tulang ke tempat tersebut terhambat dengan akibat di area itu tidak terbentuk tulang (teori non-

    separasi dari Sternberg. Kegagalan penutupan penutupan pada tabung neural ini dapat dipicu

    oleh kurangnya asam folat pada ibu yang sedang hamil.

  • 8/13/2019 1. Meningoensephalokele Revisi Print

    2/12

    'ntuk pencegahan semakin banyaknya resiko meningoensefalokel atau kelainan

    congenital lain pada janin yang baru lahir, sebagai seorang perawat dituntut untuk memberikan

    informasi kepada ibu-ibu hamil agar menjaga keseimbangan nutrisi, baik untuk dirinya sendiri,

    maupun untuk janin yang dikandungnya. engan adanya upaya pencegahan ini diharapkan bisa

    mencegah kelainan pada janin yang masih dalam dalam tahap perkembangan.

    1.2 Rumusan Masalah

    1agaiamanakah konsep meningoensefalokel dan pendekatan asuhan keperawatanya 2

    1.3 Tujuan

    %.3.% 0ujuan 'mum

    !engetahui konsep meningoensefalokel dan penatalaksanaan asuhan keperawatannya.

    %.3.4 0ujuan Khusus

    a. !enguraikan definisi meningoensefalokel

    b. !enguraiakan patofisiologi meningoensefalokel

    c. !enguraiakan pemeriksaan penunjang pada meningoensefalokel

    d. !enguraiakan manifestasi klinis pada meningoensefalokel

    e. !enguraiakan penatalaksanaan asuhan keperawatan meningoensefalokel pada

    neonatus

    1. Man!aat

    !anfaat yang ingin diperoleh dalam penyusunan makalah ini adalah5

    %.6.% !endapatkan pengetahuan tentang meningoensefalokel

    %.6.4 !endapatkan pengetahuan tentang pendekatan asuhan keperawatan

    meningoensefalokel

  • 8/13/2019 1. Meningoensephalokele Revisi Print

    3/12

    BAB 2

    TIN"AUAN TE#RI

    2.1 De!$n$s$

    !eningoensefalokel (meningoencephalocele atau disebut juga ensefalokel

    (encephalocele adalah kelainan kongenital akibat defek tubaneuralis. efek tuba neuralis ini di

    daerah kaudal akan menyebabkan spina bifida dan di daerah kranial akan menyebabkan defek

    tulang kranium disebut kranium bifidum (0aufan, 4)).

    Herniasi atau benjolan ini dapat berisi meningen dan cairan serebrospinal saja yang

    disebut !eningokel Kranial. Herniasi ini juga dapat berisi meningen, cairan serebrospinal dan

    jaringan7parenkhim otak dan disebut !eningoensefalokel.

    /danya defek atau celah pada tabung neural cenderung menyebabkan kelainan

    penonjolan isi kranium melalui celah tersebut (sefalokel. 1ila yang menonjol adalah meningens

    dan cairan likuor, disebut sebagai meningokel, sedangkan bila jaringan otak ikut keluar,

    dinamakan sebagai meningoensefalokel (Satyanegara, 4)%).

    2.2 Et$%l%g$

    !enurut Satyanegara, 4)%) meningoensefalokel disebabkan oleh kegagalan penutupan

    tabung saraf selama perkembangan janin. Kegagalan penutupan tabung saraf ini disebabkan oleh

    gangguan pembentukan tulang kranium saat dalam uterus seperti kurangnya asupan asam folat

    selama kehamilan, adanya infeksi pada saat kehamilan terutama infeksi 089:H, mutasi gen

    (terpapar bahan radiologi, obat;obatan yang mengandung bahan yang terotegenik.

    !eningoensefalokel juga disebabkan oleh defek tulang kepala, biasanya terjadi dibagian

    occipitalis, kadang;kadang jugadibagian nasal, frontal, atau parietal.

    4. ?ariasi musim

    3. @atar belakang etnik seperti &rlandia angka kejadiannya ),+# sedangkan di Aepang

    hanya ),)+

    6. infeksi seperti toksoplasmosis, riketsia, influenBa, dan sebagainya

  • 8/13/2019 1. Meningoensephalokele Revisi Print

    4/12

    #. 0oksin

    C. Kelainan metabolik 5 gangguan keseimbangan hormon, diabetes, defisiensi Ditamin,

    mineral, dan sebagainya

    ". abrasi kromosom, translokasi %3-%#

    +. 8bat-obatan5 golongan aminopterin, analgesik, klomifen.

    . !ultiparitas

    %). Kegagalan tindakan abortus

    %%. 'sia ibu

    %4. 'rutan kehamilan

    %3. Aenis kelamin

    %6. Predisposisi genetik

    2.3 &las$!$kas$

    1erikut adalah klasifikasi meningoensefalokel menurut Suwanwel 4)%) dalam

    Satyanegara 4)%)5

    %. nsefalomeningokel oksipital

    4. nsefalomeningokel lengkung tengkorak

    a. &nterfrontal

    b. Eontanel anterior

    c. &nterparietal

    d. Eontanel posterior

    e. 0emporal

    3. nsefalomeningokel fronto-ethmoidal

    a. Fasofrontal

    b. Faso-ethmoidal

    c. Faso-orbital

    6. nsefalomeningokel basal

    a. 0ransethmoidal

    b. Sfeno-ethmoidal

    c. 0ranssfenoidal

    d. Erontosfenoidal atau sfeno-orbita

  • 8/13/2019 1. Meningoensephalokele Revisi Print

    5/12

    #. Kranioskhisis

    a. Kranial, fasial atas bercelah

    b. 1asal, fasial bawah bercelah

    c. 8ksipitoserDikal bercelah

    d. /krania dan anensefali.

    ambr 4.% Klasifikasi meningoensefalokel

    2. Man$!estas$ &l$n$s '(en$)hel* 2++1,ejala klinis sangat berDariasi tergantung malformasi serebral yang terjadi, termasuk

    hidrosefalus dan banyaknya jaringan otak yang mengalami displasia dan masuk ke dalam

    kantung meningoensefalokel. Aika hanya mengandung meningen saja, prognosisnya lebih baik

    dan dapat berkembang normal. ejala-gejala sehubungan dengan malformasi otak adalah mental

    retardasi, ataGia spastik, kejang, buta dan gangguan gerakan bola mata.

    'kuran dari meningoensefalokel mempengaruhi ukuran dari tengkoran dan otak

    tergantung dari besarnya protrusi pada tengkorak. 1ila protrusi besar, maka tengkorak akan

    tampak seperti mikrosefali, karena banyak jaringan otak yang sudah keluar. !enigoensefalokel

    jarang berhubungan dengan malformasi serebri saja dan biasanya berhubungan dengan

    abnormalitas dari hemisper serebri, serebelli dan otak tengah.

    !eningoensefalokel anterior sering bersamaan dengan anomali muka, seperti bibir dan

    langit-langit bercelah. mpat anomali yaitu meningoensefalokeloksipital, hidrosefalus,

  • 8/13/2019 1. Meningoensephalokele Revisi Print

    6/12

    deformitas Klippel-Eeil, dan langit-langit bercelah sering terjadi sebagai tetrad. Kelainan jantung

    kongenital dan ekstremitas yang displastik adalah anomali yang berhubungan yang terletak

    dibagian lain dari badan.

    Hidrosefalus mungkin terjadi sebelum diperbaikinya sefalokel, atau mungkin terbentuk

    setelah operasi. &nsidens hidrosefalus yang menyertai pada meningoensefalokel oksipital adalah

    4# persen pada meningokel dan CC persen pada meningoensefalokel. Hidrosefalus yang

    bersamaan pada meningoensefalokel anterior jarang. &nsidens hidrosefalus lebih tinggi pada

    sefalokel yang mengandung jaringan otak. &nsidens hidrosefalus yang menyertai pada

    meningoensefalokel oksipital adalah hampir sama dengan pada mielomeningokel.

    2.- Pat%!$s$%l%g$ 'M$ral* 2+12,

    !eningoensefalokel adalah suatu kelainan tabung saraf yang ditandai dengan adanya

    penonjolan meningens (selaput otak dan otak yang berbentuk seperti kantung melalui suatu

    lubang pada tulang tengkorak. !eningoensefalokel disebabkan oleh kegagalan penutupan

    tabung saraf selama perkembangan janin.

    Hal ini dimulai pada masa embrio pada minggu ke &&& sampai dengan minggu ke &?.

    0idak menutupnya tuba neuralis pada ujung kranial dapat menimbulkan herniasi jaringan saraf

    pusat. !eningoensefalokel dapat terjadi diseluruh bagian tengkorak, tetapi yang paling sering

    terjadi di regio occipital, kecuali pada orang /sia yang lebih sering terjadi pada regio frontal.

    /da dua bentuk disrafisme utama yang mempengaruhi tulang kranial, dan menghasilkan

    protrusi jaringan melalui defek linea mediana tulang yang disebut cranium bifidum.

    !ielomeningokel cranium terdiri dari kantong meningens yang terisi hanya cairan serebrospinal

    dan meningoensefalokel mengandung kantung dan korteks serebri, serebelum, atau bagian

    batang otak. efek kranium paling laBim pada daerah oksipital pada atau di bawah sambungan,

    dan sebagian terjadi frontal atau nasofrontal. Kelainan ini adalah adalah sepersepuluh dari

    defek penutupan tuba neuralis yang melibatkan spina. tiologi ini dianggap sama dengan

    etiologi anensefali dan mielomeningokel.

    1ayi dengan meningoensefalokel kranium beresiko untuk terjadinya hirdosefalus karena

    stenosis akuaduktus, malformasi :hiari, atau sindrom andy-

  • 8/13/2019 1. Meningoensephalokele Revisi Print

    7/12

    berkulit (denuded skin dapat terjadi dan memerlukan manajemen bedah segera. 0ransiluminasi

    kantung dapat menampakkan adanya jaringan saraf.

    2./ D$agn%s$s 'Tsement$s* 2+1+,

    %. Pemeriksaan radiologis dilakukan untuk menilai struktur patologis sefalokel5 daerah

    defek tulang, ukuran serta isi sefalokel, ada atau tidaknya anomali SSP, dan dinamika

    :SS.

    4. Pemeriksaan foto polos tengkorak menunjukkan lubang defek tulang pada

    meningoensefalokel oksipital mudah dikenal pada foto polos tengkorak. Sebagai

    tambahan terhadap daerah defek tulang, perluasan defek dan ada atau tidaknya

    kraniolakunia dapat diketahui.

    3. /ngiografi serebral menunjukkan ada atau tidaknya otak yang Dital dikantung. Auga

    diperlukan untuk membedakan meningoensefalokel oksipital dari kantung dorsal

    holoprosensefali, holoprosensefali didiagnosis oleh adanya arteria serebral anterior

    aBigos.

    6. :0 scan memperlihatkan displasia serebral sebagai tambahan atas kantung dorsal pada

    holoprosensefali, juga memperlihatkan tidak hanya isi kantung namun semua kelainan

    intrakranial yang bersamaan. Selain itu, juga untuk memeriksa lubang dari defek tulang

    pada meningoensefalokel. !eningoensefalokel anterior harus didiferensiasi dari polip

    nasal, teratoma orbitofronal, gliomaektopik (nasal, dan keadaan serupa.

    #. !9& kranial dapat memberi gambaran yang pasti dari kandungan dalam

    meningiensefalokel. !eskipun terletak pada garis tengah, isi dari protrusi biasanya dari

    salah satu hemisfer yang lebih kecil.

    2.0 &%ml$kas$ 'jamsuh$ajat* 2++4,

    !eningoensefalokel sering disertai dengan kelainan kranium fasial atau kelainan otak

    lainnya, seperti hidrochephalus atau kelainan kongenital lainnya (Syndrome !eckel , syndrome

    dandy-walker . Kelainan kepala lainnya yang dapat dideteksi dengan 'S adalah kista otak,

    miensefalus (fusi tulang occiput Dertebrata sehingga janin dalam sikap hiperekstensi,

    huloprokensefalus (hanya berbentuk sebuah rongga Dentrikel yang berdilatasi, hindranensefalus

    (destruksi total jaringan otak sehingga kepala hanya berisi cairan, kelainan bentuk kepala

  • 8/13/2019 1. Meningoensephalokele Revisi Print

    8/12

    (dulikochephaluskh, branchi chpalusk dan sebagainya. 1erikut adalah beberapa komplikasi dari

    meningoensefalokel, yaitu5

    a. Kelumpuhan keempat anggota gerak (kuadri plegia spastik

    b. angguan perkembangan

    c. !ikrosefalus

    d. Hidrosefalus

    e. angguan penglihatan

    f. Keterbelakangan mental dan pertumbuhan

    g. /taksia

    h. Kejang.

    2.0 Penatalaksanaan 'Ma5asar$* 2+1+,

    Penatalaksanaan meningoensefalokel tergantung dari isi dan luas dari anomali. Pada

    meningokel oksipital, di mana kantung tidak mengandung jaringan saraf, hasil dari pembedahan

    hampir selalu baik. 0etapi pada meningoensefalokel yang berisi jaringan otak biasanya diakhiri

    dengan kematian dari anak.

    Hampir semua meningoensefalokel memerlukan interDensi bedah saraf, kecuali

    massanya terlalu besar dan dijumpai mikrosefali yang jelas. 1ila mungkin,tindalan bedah sedini

    mungkin untuk menghindari infeksi, apalagi bila ditemui kulit yang tidak utuh dan perlukaan di

    kepala.

    Pada neonatus apabila dijumpai ulkus pada meningoensefalokel atau tidak terjadi

    kebocoran cairan serebrospinal, operasi segera dilakukan. Pada meningoensefalokel yang

    ditutupi kulit kepala yang baik, operasi dapat ditunda sampai keadaan anak stabil. 0ujuan operasi

    adalah menutup defek (water tight dural closure, eksisi masa otak yang herniasi serta

    memelihara fungsi otak. efek tulang yang cukup besar dapat diperbaiki dengan wire mesh,

    plastik atau tulang, tetapi jarang diperlukan. Hasil akhir operasi sukar dipastikan oleh karena

    berDariasinya kasus. Pada tindakan bedah terhadap 6) penderita didapati %# orang (3+$

    meninggal dan dari 4# orang yang hidup %6 orang (#C$ intelegensianya normal meskipun

    sering dijumpai gangguan motorik dan pada %% orang (66$ dijumpai gangguan intelektual dan

    motorik.

    %. Penanganan Pra 1edah

  • 8/13/2019 1. Meningoensephalokele Revisi Print

    9/12

    Segera setelah lahir daerah yang terpakai harus dikenakan kasa steril yang direndam salin

    yang ditutupi plastik, atau lesi yang terpapar harus ditutupi kasasteril yang tidak melekat

    untuk mencegah jaringan saraf yang terpapar rmenjadi kering.

    Perawatan pra bedah neonatus rutin dengan penekanan khusus pada saat mempertahan

    suhu tubuh yang dapat menurun dengan cepat. Pada beberapa pusat tubuh bayi ditempatkan

    dalam kantong plastik untuk mencegah kehilangan panas yang dapat terjadi akibat permukaan

    lesi yang basah. @ingkaran occipito frontalis kepala diukur dan dibuat grafiknya. iperlukan

    pemeriksaan -9ay kepala /P7@/0 dan diambil photografi dari lesi.

    4. Perawatan pasca bedah

    Pemberian makan per oral dapat diberikan 6 jam setelah pembedahan.Aika ada drain

    penyedotan luka maka harus diperiksa setiap jam untuk menjamin tidak adanya belitan atau

    tekukan pada saluran dan terjaganya tekanan negatif dan wadah. @ingkar kepala diukur dan

    dibuat grafik sekali atau dua kali seminggu.Sering kali terdapat peningkatan awal dalam

    pengukuran setelah penutupan cacatspinal dan jika peningkatan ini berlanjut dan terjadi

    perkembangan hidrochephalus maka harus diberikan terapi yang sesuai.

  • 8/13/2019 1. Meningoensephalokele Revisi Print

    10/12

    6#7

    Kekurangan asam folat Kehamilan beresiko

    8bat-obatan &nfeksi 089:H !utasi genetik

    Perkembangan embrio terganggu

    Kelainan kongenital

    Kegagalan penutupan elemen saraf dari kanalis spinalis

    Penonjolan meningen di curda spinalis

    !eningokel

    Pecah dan keluar dari permukaan kulit Kulit tipis !udah pecah

    !erembesnya cairan eksudat meningem menyebar keterbatasan mobilitas

    liIuor sampai otak

    terpapar bakteri medulla spinalis pasien bedrest lama

    1akteri masuk aliran darah Peningkatan permeabilitas Penekanan pada daerah

    darah menonjol

    0erjadi &nfeksi 0&K meningkat Penurunan suplai 84 ke darah

    yang tertekan

    Sepsis dema serebral

    M&. Res$k% kerusakan

    $ntegr$tas

    kul$t

    Proses peradangan angguan impuls

  • 8/13/2019 1. Meningoensephalokele Revisi Print

    11/12

    Kejang

    M&. H$erterm$

    Spasme otot nafas

    Sesak

    M&. 8angguan %la naas

  • 8/13/2019 1. Meningoensephalokele Revisi Print

    12/12

    DA(TAR PUTA&A

    Eenichel, .!. :linical Pediatric Feurology 6thedition* Saunders :ompany* Philadelphia* 4))%.

    0aufan, ?.9. nsefalokel (ncephalocele * aDailableat5http577dokter rosfanty.blogspot.com74))7)"7ensefalokel.html* 4)).

    0sementBis, S./. ifferential iagnosis of Feurology and Feurosurgery* 0hieme Stuttgart* Few

    Jork* 4))).

    Satyanegara, 4)%), &lmu 1edah Saraf, ramedia Pustaka 'tama, hal5 336-36%

    Sjamsuhidajat, 9.*