sempro 1 print

Upload: sendiko

Post on 05-Jan-2016

43 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

resort wisata

TRANSCRIPT

BAB 1

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi pada sebuah kota seiring dengan perkembangan bisnis di kota tersebut. Kota Surabaya merupakan ibukota dari Propinsi Jawa Timur yang mempunyai tingkat perekonomian cukup tinggi. Perkembangan perekonomian Kota Surabaya saat ini semakin meningkat, sehingga menarik para pebisnis untuk melakukan transaksi pada kota Surabaya. Kota Surabaya merupakan pintu perdagangan internasional yang ditunjang dengan adanya Bandar Udara Juanda yang sudah merupakan Bandara Internasional.

Surabaya saat ini dapat dikatakan sebagai kota MICE (Meeting, Incentive, Conference and Exihibition) yang menjadi tujuan para investor untuk melakukan kegiatan bisnis. Pertemuan-pertemuan bisnis dengan skala nasional maupun internasional sering diadakan di Kota Surabaya.Pebisnis cenderung mempunyai mobilitas yang tinggi dan keterbatasan waktu. Pebisnis yang berasal dari luar Kota Surabaya pasti membutuhkan tempat tinggal sementara untuk menyelesaikan tugasnya. Sehingga semakin dekat tempat mereka menginap dan melaksanakan bisnis merupakan pertimbangan yang sangat perlu diperhatikan.Dengan mempertimbangkan kebutuhan pebisnis yang mempunyai keterbatasan waktu untuk menyelesaikan tugasnya, maka dibutuhkan fasilitas yang mampu mengakomodasi pebisnis untuk melakukan bisnis dan menginap sementara, yang merupakan sebuah Hotel dengan fasilitas untuk melakukan kegiatan bisnis.Melihat pada dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surabaya 2010-2030 tentang pengembangan jasa perhotelan di kawasan pusat bisnis. Bisnis perhotelan kian menjanjikan di kota Surabaya yang ditandai banyaknya investor mengembangkan bisnis hotel di kota Surabaya.

Dengan melihat beberapa alasan di atas, peluang untuk membangun hotel dengan fasilitas pendukung bisnis sangat baik. Saat ini kota Surabaya yang merupakan pusat bisnis dan perdagangan di jawa timur memerlukan tempat dimana para pebisnis dapat melakukan aktifitas bisnisnya seperti metting, pameran, hiburan dan tempat menginap sementara.1.2 Identifikasi Masalah

Kota Surabaya merupakan kota yang berkembang di sector bisnis yang membutuhkan tempat dimana para pengusaha dari luar kota untuk tinggal dan tempat melakukan aktifitas bisnis.

1.3 Rumusan Masalah

Bagaimana merancang sebuah Hotel yang dapat mewadahi aktifitas bisnis seperti metting, pameran, hiburan, dan tempat menginap sementara1.4 Batasan masalah

1.4.1 Ruang Lingkup SubstansialPembahasan dari Laporan ini dititikberatkan pada ilmu arsitektur dalam perancangan hotel bisnis dengan fasilitas yang berada di dalamnya, sedangkan hal-hal yang di luar factor perancangan akan dibatasi atau tidak dibahas secara mendalam

1.4.2 Ruang Lingkup Spasial

Secara spasial, lokasi perancangan Hotel bisnis ini termasuk di daerah bisnis kota Surabaya dan sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Surabaya.

1.5 Tujuan

Tujuan dari pembahasan ini adalah memperoleh Landasan Perancangan Tugas Akhir yang jelas dan layak, dengan konsep dan desain sesuai dengan judul yang diajukan.1.6 Manfaat

1.3.1 Subyektif

Untuk memenuhi persyaratan lulus program s1 Universitas Arsitektur Brawijaya Malang.

1.3.2 Obyektif

Dapat bermanfaat sebagi tambahan pengetahuan dan referensi bagi mahasiswa maupun orang lain yang akan merencanakan bangunan hotel bisnis.

1.7 Metode PembahasanPembahasan menggunakan metode deskriptif. Yaitu dengan menggunakan pendekatan perencanaan melalui pengumpulan data untuk perencanaan dan perancangan Hotel Bisnis di Kota Surabaya.

Data yang di dapat terbagi menjadi 2, yaitu:

a. Data Primer

Data primer didapat melalui:

Survey lapangan

Survey dilakukan dengan cara pengamatan langsung di lokasi atau tapak perencanaan Hotel Bisnis di Surabaya.

Dokumentasi Lapangan

Dokumentasi dilakukan dengan merekam gambar lokasi yang akan dijadikan Hotel Bisnis.

b. Data Sekunder

Studi literature melalui buku dan sumber-sumber tertulis lain yang berhubungan dengan Hotel Bisnis

1.7 Sistematika Pemikiran

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Tinjauan Teori Hotel

2.1.1 Defisnisi HotelHotel adalah salah satu jenis akomodasi yang menggunakan sebagian atau keseluruhan bagian untuk jasa pelayanan penginapan, penyedia makanan dan minuman serta jasa lainnya bagi masyarakat umum yang dikelola secara komersil. (Keputusan Mentri Parpostel no Km 94/HK103/MPPT 1987).

2.1.2 Pengertian Hotel Bisnis

Menurut Hughes and Kapoor menyatakan : Bussiness is the organized effortof individuals to produce and self for a profit, the goods and services that satisfysocietys needs. The general term business refres to all such efforts within a society or within an industry. Yang artinya suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa untuk mendapatkan keuntungan dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Hotel Bisnis adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, sarana, fasilitas pelengkap lainnya serta jasa bagi umum yang dapat mendukung dan memperlancarkegiatan bisnis para tamu (seperti meeting room, bussines centre, exhibirion room, dan sebagainya), yang dikelola secara komersil serta memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

Fasilitas yang disediakan Hotel Bisnis harus mendukung untuk kegiatan bisnis terutama untuk Meeting, Incentive, Convention, dan Exhibittion (MICE). Fasilitas yang tersedia antara lain ballroom, baquet room, dan business center dengan fasilitas pendukung lainnya seperti restoran, bar & caf, pusat kebugaran, spa, kolam renang dan sebagainya.

2.1.3 Klasifikasi HotelHotel dapat diklasifikasikan menurut bintang yang ditentukan oleh Dinas Pariwisata Daerah (Diperda) sesuai persyaratan fasilitas yang terdapat dalam hotel setiap tiga tahun sekali dalam bentuk sertifikat.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata. KM 3/kw. 001/MKP 02, hotel dikelompokkan dalam 5 golongan kelas (bintang) berdasarkan kelengkapan fasilitas dan kondisi bangunan, perlengkapan dan pengelolaan, serta mutu pelayanan. Kategori hotel dibagi menjadi : Hotel melati 1

Hotel melati 2

Hotel bintang 3

Hotel bintang 4

Hotel bintang 5

Kriteria klasifikasi hotel di Indonesia secara resmi dikeluarkan oleh peraturan pemerintah dan menurut Dirjen pariwisata dengan SK: Kep-22/U/VI/78. Untuk mengklasifikasikan sebuah hotel, dapat ditinjau dari beberapa factor yang satu sama lainnya ada kaitannya. Berikut adalah table pembagian hotel menurut Keputusan Direktur Jendral Pariwisata (1988) dan berdasrakan fasilitas dan jumlah kamar hotel dalam Bernadete Monica (2012) :

2.1.4 Pembagian Area Hotel

Secara fungsional, hotel dapat dibagi menjadi 4 bagian utama yaitu area tamu, area public, bagian administrasi (front of the house), dan back of the house dikutip dari The Architects Handbook oleh Quentin Pickard (Quentin P., 2002). Adapun area Front of The House dan Back of The House meliputi ruang (Monica B, 2012):1. Front of the house adalah area karyawan yang berhadapan langsung dengan tamu, yang termasuk area front of the house adalah:

Front desk & Concierge

Area Reservasi dan kasir

Room service

Area lift

Retail

Restoran

Function room2. Back of the house adalah area karyawan yang berada di area servis dan terpisah dengan area tamu. Yang termasuk dalam area Back of The House adalah: Dapur dan gudang

Area bongkar muat Area pegawai

Laundy dan housekeeping Mekanikal dan elektrikal2.1.1 Standart Ruang Hotel

Menurut studi literatur Data Arsitek Neufert jilid satu, secara umum Hotel memiliki beberapa standart ruang yang berbeda antara satu sama lainnya, tergantung dari jenis ruang yang dimilikinya. Secara tidak langsung kualitas hotel kadang di pengaruhi oleh besar ruang ruang tersebut. Adakalanya semakin luas ruangan dalam hotel, semakin menonjol juga kemewahan dari hotel tersebut, berikut adalah studi perbandingan kebutuhan ruang antara Padma Hotel dan Putri Duyung Hotel dengan data standart minimum yang di kaji dalam studi literatur.

Tabel : 2.1 Standart Ruang Hotel dan Perbandingan

Bagian Ruang,

Bangunan dan Fasilitas Padma Hotel Ciater Subang Jawa Barat ( *5 )Putri Duyung HotelAncol Jakarta

( *5 )Standart Hotel Minimum 500 kamar

( neufert data arsitek )

Hunian

Kamar Tidur

Single Room

Double Room

Family Room Lorong , Elevator / Lift

Daerah Pelayanan 25.00

40.00

60.00

20.00

50.0026.00

45.00

55.00

18.00

40.0026.5

10.00

1.00

Jumlah 195.00 m2184.00 m237.50 m2

Daerah umum dan pelayanan

Lobby dan informasi

Bagian penerimaan, tempat penyimpanan pakaian, kantor pemesanan kamar, ruang telepon / alat alat listrik, tempat penyimpanan barang kotor

Administrasi hotel

Restoran atau rumah makan

Kedai kopi

Musholla

Bar dengan 1 meja pelayanan + gudangnya

Bar dengan 2 meja pelayanan + gudangnya

R. Duduk atau R. Tunggu

R. Upacara Tertentu

R. Untuk persiapan upacara tertentu

Gudang perabotan

R. Makan khusus atau R. Pertemuan pertokoan35.00

40.00

60.00

35.00

150.00

45.00

-

35.00

40.00

50.00

500.00

-

-

45.0030.00

30.00

50.00

30.00

100.00

40.00

60.00

30.00

30.00

40.00

756.00

676.00

50.00

40.002.00

0.40

0.40

0.60

0.50

0.60

0.30

0.30

0.30

0.30

0.50

0.20

0.90

0.20

Jumlah 1035.00m21962.00 m209.20 m2

Daerah umum dan pelayanan ( bagian belakang hotel )

Dapur dan gudangnya

Gudang lainnya

Bengkel dan bagian perawatan

Bagian cuci gudang linen dan lain lain

Kantin karyawan, ruang ganti pakaian, K. Mandi dan peturasan

Kantor personalia, pengatur rumah tangga, sirkulasi, lift untuk pelayanan, DLL3.80

55.00

35.00

-

55.00

35.00

45.00150.00

50.00

30.00

30.00

50.00

30.00

50.002.50

0.90

0.40

0.70

1.10

0.50

0.90

Jumlah 268.00m2390.00m207.00 m2

Jumlah Keseluruhan 1498.00 m22536.00 m253.70 m2

BAB 3

METODE KAJIAN

3.1. Metode Umum

Metode umum yang digunakan pada kajian ini meliputi metode penelitian deskriptif analitik. Metode penelitian deskriptif merupakan metode yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang, yang menuturkan, menganalisa, dan mengklasifikasi; penyelidikan dengan teknik survey, interview, angket, observasi, atau dengan teknik test; studi kasus, studi komparatif, studi waktu dan gerak, analisa kuantitatif, studi koorperatif atau operasional (Surakhmad, 1982). Pelaksanaannya tidak terbatas hanya sampai pada pengumpulan data dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi tentang arti data itu. Ciri-ciri metode deskriptif, antara lain:

a. Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang, pada masalah-masalah yang aktual.

b. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (oleh karena itu metode ini sering pula disebut metode analitik).

Kajian yang akan dilakukan adalah menganalisis karakter ruang pada Hotel Bisnis sebagai pedoman dasar pada perencanaan Hotel Bisnis di Surabaya3.2. Tahapan Pengumpulan DataTahapan ini merupakan tahap awal sebagai upaya pencarian karakteristik dan informasi terkait Hotel pada khususnya, untuk menunjang gagasan awal perancangan. Tahapan ini memiliki fungsi sebagai pra-rancangan untuk memperoleh pedoman analisa perancangan yang akan digunakan. Tahap evaluasi ini terdiri dari beberapa tahap, yakni pengumpulan data dan analisa.

3.2.1. LiteraturLiteratur yang berkaitan dengan operasional perancangan, sebagai acuan untuk pendekatan perancangan, meliputi: Tinjauan Mengenai Hotel, berupa definisi operasional, Jenis hotel, dan standart hotelDari kajian literatur ini dapat dihasilkan variable terkait perancangan yang akan digunakan sebagai pedoman dalam proses studi banding dan survei tapak

3.2.2. Survey

Survey lokasi yang akan digunakan sebagai lokasi perancangan (tapak), yaitu berada di dalam kawasan Bisnis Kota Surabaya. Lokasi ini telah ditentukan berdasarkan hasil kajian yang dilakukan dengan pertimbangan akan pentingnya lokasi berada di area bisnis Surabaya. Data yang diperlukan pada kajian studi ini adalah:

a. Data fisik tapak (dimensi dan karakter kawasan)

b. Data Pedagang (jumlah pedagang dan jenis dagangan)

3.3.1. Tahap Analisa Tapak:

Adalah tahapan analisa faktor daya dukung lingkungan yang berpengaruh secara langsung terhadap kebutuhan perancangan, yaitu:

3.3.1.1. Analisa Klimatologi

Penjelasan secara deskriptif karakter iklim dan cuaca di Kota Surabaya. Variabel analisanya yaitu letak secara geografis, suhu, curah hujan, pengaruh dan karakter angin serta peredaran matahari pada tapak. Hasil dari Analisa Klimatologi ini berupa arahan desain yang mampu menangkap potensi dan kelemahan daya dukung lingkungan yang ada, seperti Tata Massa dan Orientasi Ruang.

3.3.1.2. Analisa Bio-Fisik (Tanah, Hidrologi, Drainase)

Penjelasan secara deskriptif mengenai kondisi bio-fisik tapak, yakni karakteristik tanah, potensi sumber air bersih, listrik, dan drainase. Dengan mengetahui kondisi bio-fisik tapak, akan diketahui prinsip site engineering (rekayasa tapak) yang akan diterapkan pada desain.

3.3.1.3. Analisa Sirkulasi

Penjelasan secara deskriptif mengenai karakteristik sirkulasi kawasan untuk dijadikan pertimbangan sirkulasi dari dan menuju ke dalam lokasi tapak baik secara makro maupun mikro.3.4. Tahap Perancangan Program Ruang Pasar

Adalah tahapan sintesa dari hasil analisa fungsi pasar yang telah dikaji. Langkah ini untuk mengaplikasikan pedoman rancangan ruang yang didapat dari hasil Analisa Fungsi terhadap hasil kajian Analisa Tapak, sehingga didapatkan konsep perancangan ruang Hotel Bisnis Kota Surabaya sebagai berikut:

3.4.1.Tabulasi Jenis dan Besaran Ruang Pasar

Penentuan jenis dan besaran ruang yang didapat berdasarkan kajian kebutuhan ruang dari hasil analisa jenis dan fungsi ruang.

3.4.2. Program Ruang HotelSetelah mendapatkan jenis dan besaran ruang, langkah berikutnya adalah melakukan pengorganisasian ruang dalam bentuk programatik sehingga didapatkan konfigurasi yang baik secara mikro maupun makro.

3.4.3. Desain Tata Ruang

Merupakan tahap perancangan dengan berpedoman dari hasil program ruang yang kemudian diolah secara arsitektural untuk mendapatkan hasil desain pasar baru. Langkah desain dilakukan secara mikro-makro perancangan arsitektur sebagai berikut:

a. Desain bangunan: bentuk bangunan, sistem konstruksi yang dipakai, serta elemen bangunan

b. Desain tata massa: pola penataan massa, aksesibilitas, dan sirkulasi

c.Site Engineering: sistem utilitas tapak berupa SPAB/SPAK, listrik, instalasi limbah.

3.5. Tahap Perancangan Setelah didapatkan desain tata ruang hotel secara keseluruhan, kemudian dilakukan perancangan dengan mempertimbangkan jumlah fasilitas penunjang bisnis di dalam hotelBAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Tinjauan umum Kota Batu

4.1.1 Batas Wilayah Kota Batu

Kota Batu, merupakan sebuah Kota Administratif yang berada di Provinsi Jawa Timur. Wilayah Kota Batu berdasarkan perda nomor 7 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batu tahun 2010-2030 terdiri dari 3 kecamatan, yaitu :

1. Kecamatan Batu

2. Kecamatan Junrejo

3. Keamatan Bumiaji

Secara administratif Kota Batu berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Pasuruan

Sebelah Timur : Kabupaten Malang

Sebelah Barat : Kabupaten Malang

Sebelah Selatan : Kabupaten Malang

Pemanfaatan Ruang

4.1.2 Kota Batu

Kota Batu, pada awalnya merupakan bagian dari Kabupaten Malang. Kecamatan Batu berkembang menjadi Kotatif Batu sejak tahun 1993 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 12 tahun 1993. Kotatif Batu memiliki 3 kecamatan yaitu Kecamatan Batu (wilayah pusat), Kecamatan Bumiaji (wilayah utara), dan Kecamatan Junrejo (wilayah selatan). Perkembangan Kotatif Batu yang terus meningkat, menjadikan status Kotatif menjadi Pemerintah Kota. Peningkatan status ini berdasarkan UU No.11 tentang Peningkatan Status Kota Administratif Batu yang disahkan pada tanggal 30 Juni 2001. (sumber : http://id.wikisource.org/wiki/Undang-Undang_Nomor_11_Tahun_2001 diakses pada 20 September 2013)

Kondisi geografis Kota Batu dikelilingi oleh beberapa gunung, diantaranya adalah Gunung Arjuno, Gunung Banyak, Gunung Welirang, Gunung Kawi, Gunung Anjasmoro, dan Gunung Panderman. Kota Batu sendiri terletak pada ketinggian rata-rata 871m di atas permukaan laut. Kondisi tanah yang subur juga menjadikan Kota Batu memiliki area pertanian yang luas. Mata pencaharian penduduk Kota Batu sebagian besar ialah bercocok tanam. Hasil perkebunan yang paling terkenal di Kota Batu adalah buah apel, bunga, dan sayur mayur. Udara yang sejuk dan pemandangan pegunungan dan perkebunan yang indah menjadi potensi dan daya tarik tersendiri bagi Kota Batu.

Sejak awal abad ke 10, Kota Batu telah dikenal sebagi tempat peristirahatan bagi keluarga kerajaan. Kota Batu mulai berkembang menjadi kawasan wisata pada abad ke 19 sejak banyak orang Belanda yang datang dan mendirikan villa di Batu. Dengan dukungan topografi sarana dan prasarana yang memadai menjadikan Kota Batu sebagai salah satu tujuan untuk menghabiskan waktu libur, sehingga Kota Batu dijuluki sebagaithe real tourism city of Indonesiaoleh Bappenas.

Pemerintah Kota Batu berencana untuk menjadikan Batu sebagai Kota Wisata dan Argropolitan. Rencana Pemerintah ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan ekonomi penduduk dan pendapatan daerah. Dalam pengembangan Kota Batu, Pemda memiliki misi yang difokuskan pada beberapa hal yaitu:

1. Pendayagunaan secara optimal sumber daya alam (SDA), sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya budaya (SDB) sebagai faktor internal untuk menopang upaya pengembangan Kota Batu.

2. Meningkatkan Peran kota Batu sebagai kota pertanian (Agropolitan).

3. Meningkatkan posisi peran Kota Batu dari Kota Wisata menjadi Sentra Wisata.

4. Pengembangan sektor fisik berkenaan dengan perkantoran pemerintah, fasilitas publik, sarana dan prasarana transportasi, serta penataan ruang secara menyeluruh.

Pengembangan penataan ruang Kota Batu nantinya diharapkan dapat mewujudkan ruang Kota Batu yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan sebagai kota yang berbasis agropolitan dan kota pariwisata unggulan di Jawa Timur serta Kota Batu sebagai wilayah penopang hulu Sungai Brantas.

4.2 Kondisi Existing Tapak .

Sumber gambar: GoogleMap

Adapun batas batasnya adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Terminal Kota Batu

Sebelah Timur : Pemukiman PendudukSebelah Selatan : Pemukiman Penduduk

Sebelah Barat : Pemukiman Penduduk JatimPark 1 Lippo mall

Jatim Park 2 Jatim Park 2

Jalan menuju malang

4.2.1 Kondisi Bangunan

Pasar berada tepat di depan Terminal kota Batu

Sumber ub.ac.id

Dari gambar tersebut dapat terlihat bahwa pasar terbagi menjadi beberapa unit. Pembagian pasar hanya dilakukan pada pedagang yang memiliki kios. Sehingga dari pasar sayur, pasar unit I, pasar unit II, pasar unit III, dan 40pasar unit buah seluruhnya hanya pembagian dalam bentuk pedagang yang telah memiliki kios. Pedagang yang memiliki kios tersebut umumnya buka mulai pagi jam 07.00 atau jam 08.00 WIB, hingga sore hari pada jam 16.00 atau 17.00 WIB. Pada jam-jam tersebut, parkir kendaraan berada di wilayah area parkir dalam atau area parkir siang hari.

4.3 . Rencana Pengmbangan/Pembangunan

Kota batu saat ini merupakan kota yang berkembang di sektor pariwisata dan agriculture. Batu terletak di dalam Kota Batu pada wilayah bagian timur, lebih tepatnya di Dusun Temas, Kecamatan Batu. Kota batu merupakan kota yang berkembang pesat. Dimana dapat dilihat dari pembangunan mall dan area wisata. Pasar sayur tradisional kota batu yang dinilai kumuh oleh pendatang/ wisatawan diharapakan dapat dirubah menjadi pasar wisata yang bersih (D1.1).

Permasalahan yang teridentifikasi adalah bentuk kontur tapak yang turun bertahap dan pengaturan sirkulasi yang efisien(D1.2).

4.4 STUDI KOMPARASI

4.4.1 New Market in Celje

Architects: Arhitektura KruecLocation: Celje, SloveniaProject Area: 410 sqmProject Year: 2009

Pasar ini didesain dengan mengunakan konsep sirkulasi yang menyatu dengan sekitarnya yaitu dengan pintu masuk dan keluar pasar berada di semua sisi pasar

Bangunan pasar baru ini dirancang dengan kontruksi atap baja raksasa, Atap dibagi menjadi beberapa permukaan atap yang lebih kecil, sehingga menciptakan daerah transitif yang ditembus oleh sinar matahari, sehingga mejadi hemat energy

4.5 TATA MASSA DASAR

Massa dibagi menjadi 3 bagian fungsi utama yaitu:1 = Terminal

2 = Pasar utama

3 = Pasar Sayur / agrobisnis

4.6 Analisi Tapak

4.6.1 Analisis SirkulasiSirkulasi primer sebagai sirkulasi utama pejalan kaki berupa jalan linier yang menghubungkan antar fungsi ruang dalam pasar. Penataan ruang pasar yang berpola griddihubungkan dengan adanya jalan setapak melingkar yang menjangkau ke semua area pasar.

Jalur awal sirkulasi berada area lobby yang terletak di dekat gerbang masuk pasar, dan dapat diakses pula melalui jalur yang berada di dekat gerbang keluar pasar. Sebagai sirkulasi primer, jalan setapak disediakan agar dapat menampung sirkulasi dua arus, yakni dengan dimensi lebar jalan 4-6 meter. Kelemahan jalur sirkulasi linier ini ketika terjadi kepadatan pengguna jalan, sehingga memang sebisa mungkin disediakan luasan yang cukup, atau dengan pengaturan pergerakan arus melalui hierarki arus jalan. 4.6.2 Analisis pengolahan vegetasi

Tanaman pada dasarnya adalah sebagai pencegah erosi pada tanah yang berlereng ataupun tidak, dan juga memiliki fungsi untuk merembeskan air ke lapisan tanah yang lebih dalam pada lapisan kedap air, beberapa tanaman pelindung yang dipilih memiliki akar tunjang dan perakarannya berfungsi untuk menyangga partikel tanah sehingga akan mengurangi terjadinya pergerakan pada bidang permukaan.

Vegetasi pada bangunan pasar ini dapat diklasifikasikan sebagai berikutZona 1 - Pohon: Sengon, Tanjung, Preh (ficus stricta), Asam

- Semak: Teh-tehan, puring, kadaka, akalipa

- Rumput

Zona 2 - Pohon: Asam Kranji, Sengon

- Perdu: kaliandra, dadap

- Bambu pagar

Zona 3 - Pohon: Sukun, mangga, asam

- Semak: Azalea, bunga matahari, pakis, teh-tehan

- Groundcover: Anthurium, keladi, begonia

4.6.3 Program tapak analisi program tanggap iklim

Aspek Usulan Pengaturan Alternatif Penyelesaian

Matahari Massa ditata untuk mengurangi jumlah sinar matahari yang masuk ke ruangan, namun sinar matahari pagi harus tetap optimal. Apalagi sinar matahari tidak banyak terhalang dikareakan posisi tapak serong terhadap posisi peredaran matahari. Dengan memberi bukaan cukup dapat mengurang kebutuhan cahaya buatan, pada siang hari. Untuk melindungi paparan inar matahari langsung pada siang hari namun tidak menganggu arah pandang mata diperlukan vegetasi yang cukup tinggi.

Kebisingan Untuk mereduksi kebisingan yang bersumber dari jalan raya, maka konsentrasi penataan massa bangunan dengan zona-zona privat ada di area belakang Kebisingan tingkat rendah di dalam perencanaan tapak. Pemberian batas2 berupa vegetasi antara bangunan untuk meminimalisir kebisingan yang dibuat oleh tiap bangunan

Angin Arus penghawaan harus memiliki distribusi yang baik keseluruh bagian bangunan. Dengan keadaan tapak suhu di , berkisaran antara 18-23OC sekitaar lokasi tergolong sejuk Bentukam yang dibuat ramping memanjang sehingga angin dapat mengalir dengan mudah.

Air Hujan Adanya sistem drainase saluran air pada sirkulasi kendaraan didalam tapak dan sekeliling massa bangunan. Pemberian sumur resapan pada beberapa titik dalam tapak dan talang air pada tritisan supaya air hijan tidak langsung jatuh ketanah yang menyebabkan erosi tanah. Diperlukan pengaliran air hujan di dasar tanah tidak terjadi pengeroposan pada dinding penahan. Penyebaran Vegetasi berakar kuat untuk mencegah erosi.

4.6.4 Program tapak analisis dan konsep pengolahan limbahPasar pada umumnya memiliki permasalahan terhadap lingkungan terutama masalah kebersihan dan limbah. Untuk itu dalam Redesain Pasar Kota Batu ini menerapkan sistem utilitas yang ramah lingkungan untuk menunjang segala aktifitas di dalamnya.

4.6.4.1. Sistem Pengomposan

Dalam perancangan Pasar Kota Batu ini sebagian besar menggunakan konsep pengolahan limbah dengan menggunakan bio engineering sistem pengomposan. Sistem pengolahan limbah dengan menggunakan teknologi pengomposan ini diterapkan pada pengolahan limbah dengan pemanfaatan kembali kotoran burung dan sampah menjadi produk pupuk kompos, yang bisa digunakan sebagai perawatan vegetasi pada taman.

4.8.4.2. Sistem Biopori

Sistem biopori digunakan sebagai upaya meningkatkan daya peresapanair ke dalam tanah mengingat kondisi tanah pada tapak yang berpotensi menimbulkan genangan dan banjir karena daya resap yang lemah. Biopori adalah lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai aktifitas organisme di dalamnya seperti cacing, perakaran tanaman, rayap, dan fauna lainya. Lubang yang terbentuk ini akan berisi udara dan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah.

Bila lubang seperti ini dapat dibuat dengan jumlah banyak, maka kemampuan sebidang tanah untuk meresapkan air akan semakin meningkat.

4.6.5 Analisis dan konsep Sistem Struktur

4.6.5.1. Pondasi Pemilihan struktur yang digunakan untuk pondasi bangunan didasarkan pada kebutuhan dan kemampuan dari bangunan itu sendiri, serta melihat karakterisitik kondisi tanah yang ada pada tapak. Kondisi tanah yang ada pada tapakini dibagi menjadi 4 jenis tanah utama, yaitu Andosol, Kambisol, Alluvial, dan Latosol. Berikut penjelasan menganai karakteristik tanah yang ada.

o Andosol dengan kedalam 0 20 cm dengan karakter yang subur, namun gembur sehingga kurang cocok untuk pemikul beban.

o Kambisol dengan karakteristik tanah yang gembur namun cukup kuat untuk menerima beban dengan karakter beban untuk pondasi dangkal, dengan kedalaman 20 100 cm.

o Alluvial merupakan tanah yang subur yang terjadi karena proses endapan dari banjir atau aliran sungai, dengan kedalam tanah yang sama dengan tanah jenis andosol yaitu 0 20 cm, cocok untuk pertanian.

o Latosol merupakan tanah yang padat dan tersusun atas batuan induk, terlindungi oleh lapisan tanah diluarnya, dengan kedalaman tanah lebih dari 1,5 m. Tanah jenis ini mampu memikul beban berat, karena sifat tanahnya yang kuat dan plastis.

Dari hasil analisa keadaan eksisting di atas tanah yang dapat memikul beban berat adalah tanah latisol, oleh karena itu pemilihan pondasi yang di gunakan adalah pondasi tiang pancang yang mempunyai kelebihan mampu menahan beban di tanah yang kondisinya lembek karena penampang pondasi yang lebar. Pondasi ini terbuat dari beton bertulang dan letaknya tepat di bawah kolom atau tiang dan kedalamannya sampai pada tanah keras.Pondasi tapak ini dapat dikombinasikan dengan pondasi batu belah atau kali. Pengaplikasiannya juga dapat langsung menggunakan sloof beton dengan dimensi tertentu untuk kepentingan pemasangan dinding. Pondasi ini juga dapat dipersiapkan untuk bangunan di tanah sempit yang akan dikembangkan ke atas.

Jadi dari kesimpulan diatas bangunan akan menggunakan Pondasi Tiang PancangSecara terperinci, kegunaan dari pondasi tiang pancang ini meliputi beberapa hal, yaitu diantaranya adalah :

1. Untuk membawa beban-beban konstruksi di atas permukaan tanah ke dalam tanah melalui lapisan tanah. Dalam hal ini, trasfer gaya yang terjadi tidak hanya menyangkut beban gaya vertikasl saja, namun juga meliputi gaya lateral.

2. Untuk menahan gaya desakan ke atas yang sering kali menyebabkan terjadinya kegagalan guling, seperti untuk telapak ruangan bawah tanah di bawah bidang batas air jenuh. Pondasi telapak dapat juga dipakai untuk menopang kaki-kaki menara terhadap kegagalan guling, dimana gaya momen yang dihasilkan dari beban horisontal (dalam hal ini beban angin) dapat ditahan oleh gaya friksi tanah terhadap permukaan pondasi tiang pancang.

3. Dapat memampatkan endapan tak berkohesi yang bebas lepas di dalam tanah dengan melalui kombinasi perpindahan isi tiang pancang dan getaran dorongan saat pemancangan. Dalam pelaksanaannya, pondasi tiang pancang tersebut dapat ditarik keluar kemudian.

4. Mengontrol penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau telapak berada pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang kemampatannya tinggi.

5. Membuat tanah di bawah pondasi sebuah mesin menjadi kaku untuk mengontrol amplitudo getaran dan frekwensi alamiah dari sistem mesin tersebut bila dijalankan. Dalam hal ini, transfer beban dinamis akibat getaran (vibrasi) sebuah mesin dapat dilaksanakan dengan baik tanpa harus mengubah struktur tanah, dimana tanah menjadi kaku dan teredam dari vibrasi mesin.

6. Sebagai faktor keamanan tambahan di bawah tumpuan jembatan dan tiang khususnya, jika erosi merupakan persoalan yang potensial. Dengan adanya pondasi tiang pancang, kegagalan gelincir yang dapat disebabkan oleh erosi dan beban horisontal akan dapat diatasi.

7. Dalam konstruksi yang didirikan pada lepas pantai, pondasi tiang pancang digunakan untuk meneruskan beben-beban yang terjadi di atas permukaan air pada struktur ke dalam air dan ke dalam dasar tanah yang mendasari air tersebut. Hal ini berlaku pada pondasi tiang pancang yang ditanamkan sebagian ke dalam tanah pada dasar air dan yang terpengaruh oleh beban vertikal dan tekuk serta beban lateral. Dengan demikian, dengan dipakainya pondasi tiang pancang pada suatu struktur pada lepas pantai, selain memanfaatkan daya dukung tanah seperti pondasi pada umumnya, juga memanfaatkan daya dukung air untuk menjaga kestabilan struktur.

4.5.6.2. Kolom Dalam perancanaan kolom ini yaitu struktur pada beberapa bangunan yang akan di terapkan pada bangunan ini, adalahbahan kolom baja dengan penataan struktur menggunakan pola rigid frame, dan pengertian menurut (Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa, dinas cipta karya 2006) dari pola struktur rigid frame ini adalah suatu struktur yang tersusun dari anggota-anggota yang dihubungkan dengan penghubung kaku. Dengan pengertian tersebut bahwa pola penataan struktur rigid frame yang kaku di rasa cocok untuk di gunakan pada bangunan yang berada di lereng gunung. Sedangkan untuk pembatas antara ruang pada bangunan di hotel ini menggunakan dinding partisi.

4.5.6.3. Penutup Atap Atap merupakan bagian dari struktur bangunan yang berfungsi sebagai penutup atau pelindung bangunan dari panas terik matahari dan hujan sehingga memberikan kenyamanan bagi penggunan bangunan. Struktur atap beton pada umumnya terdiri dari tiga bagian utama yaitu :rangka baja ringan dan genteng seng.4.5.7 Program Tapak Analisi dan konsep Sistem utilitas4.5.7.1 Sistem distribusi air bersihU

Untuk pendistribusian air bersih menggunakan perpaduan pelayanan pemerintah yaitu PDAM dengan ketersediaan alam Mata air atau Sumur. Air PDAM tersebut akan di distribusikan pada tandon utama yang berada di atas tapak lalu di salurkan pada dua tandon yang berdekatan dengan dua bangunan area servis. Air PDAM tersebut di butuhkan ketika sumber air sedang terjadi masalah.

Menggunakan ground water tank dan mengandalkan system gravitasi sebagai penyaluran air bersih dan dibantu dengan pompa.

4.5.7.2 Sistem distribusi listrikPada saat darurat perlu dibutuhkan mesin generator cadangan sebagai alat penyalur listrik ke seluruh unit Ruang Penerima, Pengelola dan Villa. Generator pembangkit listrik yang disediakan hendaknya dapat menyalurkan kebutuhan untuk: ruang pendingin pada bangunan penunjang, bangunan fasilitas dan lemari-lemari penyimpan bahan distribusi makanan, pompa saluran pemadam kebakaran, mesin-mesin hitung, sistem tanda bahaya kebakaran, hubungan telepon, pompa air bersih dan air kotor. Analisa penyediaan tenaga listrik : Daya listrik di pasok dari Pembangkit Listrik Negara atau PLN melalui jaringan kabel tegangan tinggi 20.000 Volt yang kemudian di turunkan menjadi tegangan menengah antara 1.000 20.000 volt dan tegangan rendah di bawah 1.000 volt oleh transformator yang di tempatkan di gardu gardu listrik.Di saat situasi emergency yaitu matinya aliran PLN secara mendadak juga menjadi pertimbangan dalam perancangan ini, oleh karena itu perlu juga di persiapkan instalasi pembangkit listrik atau generator. Dengan menggunakan diesel yaitu silent genset dengan suara yang tidak terlalu bising serta di perlukan UPS ( Uninteruped Power Suply ) untuk ruang komputer, telekom, pencahayaan tangga darurat dan lain lain.4.5.8 Studi Mitigasi & Konsep Tanggap Bencana a. Bencana Kebakaran ( terhadap hydrant ) Sistem penanganan kebakaran pada tapak perancangan ini menggunakan Sprinkler pada dalam Bangunan di titik pada tiap bangunan Pasar . Pengertian dari Sprinkler sendiri adalah sistem penyemprot air yang di aktifkan oleh sensor asap kebakaran. Seperti pada umumnya, alat ini di letakkan berada di bawah plafon yang menyebar di setiap bangunan fasilitas Resort. Dan pengamanan kedua yang di gunakan adalah APAR (Alat Pemadam Api Ringan) di letakkan di luar bangunan dengan jarak jangkauan sejauh 25 30 meter. Dan untuk pada tiap tiap 50m pada area banguan diberikan tabung pemadam kebakaran.b. Longsoran Untuk mencegah longsor pada tapak setiap kontur diberis struktur cor dengan system pelngseng dan juga penanaman vegetasi pada area kontur untuk meminimalisir efek dari air hujan (erosi)BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Saran

Pasar merupakan salah satu jenis fungsi arsitektur yang berkaitan dengan fungsi perdagangan namun masih belum memiliki kaidah, batasan dan kriteria desain yangjelas seperti halnya shopping mall atau rental office yang cukup banyak dijumpai teori, referensi, maupun kajian pustakanya. Walaupun lebih mendekat ke arah arsitektur pasar tradisional, pasar memiliki karakter arsitektural yang khas apabila dikaji lebih dalam lagi baik secara keruangan fisik maupun atmosfer aktifitas di dalamnya. Keunikan tersebut diakibatkan oleh fungsinya yang secara khusus tersegmentasi oleh barang dagangan yang diwadahinya, yaitu sarana jual beli barang kebutuhan sehari-hari.

Karakter pasar ini dapat diketahui dengan memperhatikan tipologi karakter ruang sekaligus mengamati berbagai perilaku dan aktifitas di dalamnya, lalu membandingkannya dengan pasar lain, seperti yang telah dilakukan pada kajian ini.

Dengan demikian akan diketahui karakter ruang pasar secara universal, yang dapat digunakan sebagai standar minimal yang harus dipenuhi dalam perancangan sebuah pasar. Proses redesain (perancangan kembali) merupakan studi arsitektur yang kompleks dan lebih sukar dikarenakan prosesnya yang harus mempertimbangkan parameter dari rancangan sebelumnya, pemetaan masalah, dan penentuan solusi serta inovasi desain yang harus lebih progresif dari sebelumnya. Demikian pula dengan proses Redesain Pasar Kota Batu yang berusaha untuk melakukan inovasi desain pasar yang mengutamakan aspek penzoningan dan pencapaian yang lebih efisien.

Sekali lagi, arsitektur pasar adalah bagian dari peradaban masyarakat Indonesia yang mencitrakan hubungan jalinan antara manusia dan satwa sebagai sesame makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Keberadaanya di tengah perkembangan modernisasi seakan tidak pernah melunturkan sejarah dan kenangan. Di tempat itulah mereka berinteraksi. 5.2 Saran

Redesain Pasar Kota Batu ini memang jauh dari kesempurnaan. Semoga Laporan desain ini dapat membuka jalan bagi perancangan pasar lain yang berani mengeksplorasi metode-metode perancangan baru yang lebih kontekstual, sehingga tidak akan mengalami stagnansi ilmu. Dalam melalui proses perancangan pasar ini, penulis menemukan beberapa kendala yang sekiranya dapat menjadi saran bagi perancangan lebih lanjut

Saran-saran tersebut meliputi :

1. Menyelami perancangan pasar berarti juga harus menyelami karakter ruangan nuansa di pasar besar, supaya pasar yang dirancang dapat menangkap kebutuhan ruang dan merepresentasikan nuansa yang terjalin di pasar 2. Pasar adalah bangunan komersil, dimana kenyamanan adalah faktor penting yang harus dimiliki. Dalam mengekplorasi desain masih memungkinkan banyak metode untuk diterapkan sebagai pendekatannya, namun dengan tetap memperhatikan aspek fungsi ruang pasar.

3. Metode arsitektur bukan hanya sekedar mengimplementasikan penzoningan pada ruang pasar semata. Metode ini menuntut kejelian dalam menangkap informasi kebutuhan fungsi ruang untuk meningkatkan kualitas ruang yang ada..

4. Dalam perancangan ini penulis masih merasa banyak kekurangan dalam

mengeksplorasi elemen-elemen arsitektural yang sebenarnya dapat diaplikasikan lebih variatif. Hal ini dikarenakan pembahasan yang lebih difokuskan terhadap metode perancangan yang sebisa mungkin mengejawantahkan proses desain secara komprehensif, dan sistematis, karena masih minimnya referensi mengenai metode pengaturan ruang yang diimplementasikan pada pasar ini. Untuk itu ke depannya bagi arsitek lain yang ingin bereksplorasi terhadap perancangan pasar, diharapkan untuk lebih memfokuskan terhadap detail rancangan dan lebih berani untuk bermain dengan pengalaman ruang (space experience).

LATAR BELAKANG

Kota Surabaya merupakan kota yang berkembang di sector bisnis yang membutuhkan tempat dimana para pengusaha dari luar kota untuk tinggal dan tempat melakukan aktifitas bisnis.

TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KOMPARASI

TEORI PERANCANGAN HOTEL

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana merancang fasilitas Hotel Bisnis di Kota Surabaya?

ANALISA

KONSEP

DESAIN

Tapak/ Pasar Utama Kota Batu

Tabel 1.1

Tabel 1.2

Tabel 1.3

Gambar 4.1 Peta Wilayah Administrasi Kota Batu

3

1

2

1

2

3

1

2

2

1

31

3

Bangunan pasar baru ini dirancang dengan kontruksi atap baja raksasa, Atap dibagi menjadi beberapa permukaan atap yang lebih kecil, yang diberi bukaan dan sekat kaca sehingga menciptakan daerah transitif yang ditembus oleh sinar matahari, sehingga mejadi hemat energi

1