07_andito nindyo n_resume the role of auditing in peblic sector governance

8
1 Tugas Resume The Rule of Auditing in Public Sector Governance A. Pendahuluan 1. Konteks Audit Internal dan Eksternal pada Sektor Publik The Rule of Auditing in Public Sector Governance berisi pedoman yang ditujukan terhadap peran audit pada sektor publik. Poin kunci dari audit sektor publik adalah pelaksanaan yang harus dikonfigurasikan sedemikian rupa sehingga memungkinkan entitas sektor publik untuk menyelesaikan tugas mereka secara akuntabel dan transparan bagi masyarakat disertai pencapaian target secara efektif, efisien, ekonomis, dan etis. 2. Public Sector Governance Governance atau tata kelola didefinisikan sebagai kombinasi antara proses dan struktur yang diimplementasikan oleh board (dewan) untuk menginformasikan, mengarahkan, dan memonitor aktivitas organisasi untuk mencapai tujuan. 3. Peran Audit Sektor Publik Dengan menyediakan penilaian yang objektif dan tidak bias terkait apakah sumber daya publik dikelola secara bertanggung jawab dan efektif untuk mencapai hasil yang diinginkan, auditor membantu organisasi sektor publik mencapai akuntabilitas dan integritas, meningkatkan operasional, dan menjaga kepercayaan masyarakat dan stakeholders. Peran auditor sektor publik adalah mendukung tanggungjawab pengelolaan berupa oversight (pengawasan), insight (pemahaman), dan foresight (perkiraan). Oversight melihat apakah entitas sektor publik melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan dimaksudkan untuk mendeteksi dan menghalangi terjadinya korupsi. Insight membantu pangambil keputusan dengan menyediakan penilaian yang independen atas program, kebijakan, operasi, dan hasil suatu sektor publik. Foresight mengidentifikasi tren dan tantangan yang muncul. Auditor menggunakan alat seperti audit keuangan, audit kinerja, investigasi, dan pelayanan konsultasi untuk memenuhi peran tersebut. 4. Key Elements Kegiatan Audit Sektor Publik yang Efektif Pelaksanaan audit harus dibekali untuk bertindak dengan integritas dan menghasilkan pelayanan yang handal. Setidaknya pelaksanaan audit sekor publik memerlukan: a. Organizational Independence Organisasi yang independen akan memungkinkan pelaksanaan audit bebas dari intervensi entitas yang diaudit. Independensi tergantung dari bagaimana chief audit executive (CAE) ditunjuk dan diberhentikan. Dalam IPPF Practice Adversory 1110-1 menyebutkan bahwa “CAE melaporkan fungsinya kepada dewan dan administrasinya kepada CEO organisasi. Sehingga CAE terlindung dari intervensi manajemen dan politik. b. A formal Mandate Wewenang pelaksanaan audit harus ditetapkan dengan konstitusi sektor publik, peraturan, atau dokumen legal lainnya. Dokumen ini berisi prosedur dan keperluan pelaporan serta kewajiban pihak yang diaudit untuk bekerjasama dengan auditor. Tugas Audit Internal Nama : Andito Nindyo Nurharyanto NPM : 144060005867 Kelas : 9E D-IV Akuntansi Khusus No.Absen : 07

Upload: anditonindyo

Post on 23-Jan-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas resume Audit Internal

TRANSCRIPT

Page 1: 07_Andito Nindyo N_Resume the Role of Auditing in Peblic Sector Governance

1

Tugas Resume

The Rule of Auditing in Public Sector Governance

A. Pendahuluan

1. Konteks Audit Internal dan Eksternal pada Sektor Publik

The Rule of Auditing in Public Sector Governance berisi pedoman yang ditujukan

terhadap peran audit pada sektor publik. Poin kunci dari audit sektor publik adalah

pelaksanaan yang harus dikonfigurasikan sedemikian rupa sehingga memungkinkan

entitas sektor publik untuk menyelesaikan tugas mereka secara akuntabel dan transparan

bagi masyarakat disertai pencapaian target secara efektif, efisien, ekonomis, dan etis.

2. Public Sector Governance

Governance atau tata kelola didefinisikan sebagai kombinasi antara proses dan

struktur yang diimplementasikan oleh board (dewan) untuk menginformasikan,

mengarahkan, dan memonitor aktivitas organisasi untuk mencapai tujuan.

3. Peran Audit Sektor Publik

Dengan menyediakan penilaian yang objektif dan tidak bias terkait apakah sumber

daya publik dikelola secara bertanggung jawab dan efektif untuk mencapai hasil yang

diinginkan, auditor membantu organisasi sektor publik mencapai akuntabilitas dan

integritas, meningkatkan operasional, dan menjaga kepercayaan masyarakat dan

stakeholders. Peran auditor sektor publik adalah mendukung tanggungjawab pengelolaan

berupa oversight (pengawasan), insight (pemahaman), dan foresight (perkiraan).

Oversight melihat apakah entitas sektor publik melakukan apa yang seharusnya

dilakukan dan dimaksudkan untuk mendeteksi dan menghalangi terjadinya korupsi.

Insight membantu pangambil keputusan dengan menyediakan penilaian yang independen

atas program, kebijakan, operasi, dan hasil suatu sektor publik. Foresight mengidentifikasi

tren dan tantangan yang muncul. Auditor menggunakan alat seperti audit keuangan, audit

kinerja, investigasi, dan pelayanan konsultasi untuk memenuhi peran tersebut.

4. Key Elements Kegiatan Audit Sektor Publik yang Efektif

Pelaksanaan audit harus dibekali untuk bertindak dengan integritas dan menghasilkan

pelayanan yang handal. Setidaknya pelaksanaan audit sekor publik memerlukan:

a. Organizational Independence

Organisasi yang independen akan memungkinkan pelaksanaan audit bebas dari

intervensi entitas yang diaudit. Independensi tergantung dari bagaimana chief audit

executive (CAE) ditunjuk dan diberhentikan. Dalam IPPF Practice Adversory 1110-1

menyebutkan bahwa “CAE melaporkan fungsinya kepada dewan dan administrasinya

kepada CEO organisasi”. Sehingga CAE terlindung dari intervensi manajemen dan

politik.

b. A formal Mandate

Wewenang pelaksanaan audit harus ditetapkan dengan konstitusi sektor publik,

peraturan, atau dokumen legal lainnya. Dokumen ini berisi prosedur dan keperluan

pelaporan serta kewajiban pihak yang diaudit untuk bekerjasama dengan auditor.

Tugas Audit Internal Nama : Andito Nindyo Nurharyanto NPM : 144060005867 Kelas : 9E D-IV Akuntansi Khusus No.Absen : 07

Page 2: 07_Andito Nindyo N_Resume the Role of Auditing in Peblic Sector Governance

2

c. Unrestricted Access

Audit harus dilakukan dengan akses yang lengkap dan tanpa batas terhadap pegawai,

properti, dan catatan-catatan terkait dengan audit yang dilakukan.

d. Sufficient Funding

Pelaksanaan audit harus mempunyai pendanaan yang cukup sebanding dengan

ukuran tanggung jawab audit tersebut.

e. Competent Leadership

Pimpinan pelaksanaan audit harus bisa secara independen dan efektif merekrut,

mempertahankan, dan mengelola staf yang berkemampuan tinggi tanpa pengaruh

manajerial maupun politik. Pimpinan harus mengetahui standar audit yang berlaku,

berkualifikasi profesional (bersertifikat) dan kompeten untuk melihat dan mengelola

fungsi audit.

f. Objective Staff

Staf audit harus bersikap tidak memihak dan menghindari segala benturan

kepentingan. Benturan kepentingan adalah situasi dimana auditor internal yang diberi

kepercayaan, mempunyai kepentingan pribadi.

g. Competent Staff

Kegiatan audit memerlukan staf profesional yang secara keseluruhan memiliki

kualifikasi yang dibutuhkan dan kompetensi untuk melaksanakan keseluruhan audit

yang diperlukan dalam penugasan.

h. Stakeholder Support

Keabsahan kegiatan audit dan tujuan pelaksanaannya harus dipahami dan didukung

oleh berbagai pejabat sektor publik yang telah dipilih atau diangkat, juga termasuk

media dan melibatkan masyarakat.

i. Professional Audit Standards

Standar audit profesional seperti International Professional Practices Framework

(IPPF) yang dibuat The Institute of Internal Auditor, mendukung implementasi elemen

sebelumnya dan menyediakan framework untuk meningkatkan kualitas audit yang

sistematis, objektif, dan berdasarkan pada bukti.

B. Public Sector Governance

1. Prinsip Tata Kelola

Prinsip tata kelola dasar berikut ini dijelaskan menurut berlakunya di sektor publik

a. Setting Direction

Tata kelola yang baik membuat kebijakan untuk memandu kegiatan organisasi. Pada

sektor publik, kebijakan dibuat melalui tujuan nasiional yang luas, rencana strtegis,

tujuan kinerja, petunjuk legislatif, pengawas yang ditunjuk organisasi, atau komite

pengawas legislatif.

b. Instilling Ethics

Tata kelola yang baik mencakup nilai etika, tujuan, dan strategi yang diungkapkan

dengan jelas; penyampaian yang tepat di tingkat atas; dan pengendalian internal.

Elemen penting yang diperlukan untuk mencapai perilaku yang konsisten dengan etika

adalah pengaturan dan penegakan akuntabilitas yang jelas yang menahan orang-

orang untuk bertanggung jawab dalam melakukan pekerjaan yang benar.

Page 3: 07_Andito Nindyo N_Resume the Role of Auditing in Peblic Sector Governance

3

c. Overseeing Result

Tata kelola yang baik membutuhkan pemantauan yang berkelanjutan untuk

memastikan kebijakan diterapkan sesuai yang diinginkan, strategi terpenuhi, dan

kinerja secara keseluruhan pada sektor publik sesuai dengan harapan sejalan dengan

kebijakan, hukum, dan peraturan.

d. Accountability Reporting

Karena sektor publik berperan sebagai “agent”, untuk menggunakan sumber daya dan

wewenang untuk mencapai tujuan yang diharapkan, entitas sektor publik harus

melakukan perhitungan bagaimana mereka menggunakan sumber daya dan hasil

yang dicapai. Sehingga, tata kelola yang baik memerlukan pelaporan keuangan dan

kinerja secara reguler yang divalidasi untuk memastikan keakuratannya oleh auditor

independen.

e. Correcting Course

Pada saat organisasi tidak mencapai target keuangan atau target kinerja operasional,

atau ketika masalah ditemukan pada kegiatan operasi atau penggunaan dana, sistem

tata kelola yang baik akan mengidentifikasi akar penyebab permasalahan,

menentukan tindakan koreksi yang diperlukan, dan menindaklanjuti untuk menentukan

apakah tindakan tersebut sudah diterapkan dengan efektif.

2. Prinsip Tata Kelola yang Penting bagi Sektor Publik

Keunikan prinsip tata kelola muncul dari keunikan sifat pada sektor publik. Sebagai

tambahan dari prinsip tata kelola yang telah dijelaskan sebelumnya, menegakkan prinsip

akuntabilitas, transparansi, integritas, dan ekuitas penting bagi sektor publik.

a. Accountability

Akuntabilitas adalah proses dimana entitas sektor publik, dan individu di dalamnya

bertanggungjawab atas pilihan dan kegiatan, termasuk pengelolaan dana publik dan

seluruh aspek kinerja dan menyerahkannya kepada pengawas eksternal yang tepat.

Hal ini dapat dicapai apabila semua pihak memahami tanggungjawabnya secara jelas

dan mempunyai tugas yang jelas melalui struktur yang kuat. Sebagai dampaknya,

akuntabilitas adalah kewajiban untuk menjawab tanggungjawab yang diberikan.

b. Transparency

Prinsip transparansi berkaitan dengan keterbukaan sektor publik terhadap unsur-

unsurnya. Tata kelola yang baik memasukkan pengungkapan yang cukup atas

informasi-informasi utama kepada stakeholder sehingga mereka mempunyai fakta

yang relevan terkait kinerja dan operasi entitas sektor publik yang diperlukan untuk

memahami dengan jelas motif dan menyimpulkan dengan tepat dampak dari kegiatan

yang dilakukan.

c. Integrity

Prinsip integritas mengharuskan pejabat publik untuk bertindak secara konsisten

terhadap prinsip etika dan nilai-nilai, ekspektasi, kebijakan, dan hasil akhir dari entitas

sektor publik.

d. Equity

Prinsip ekuitas berkaitan dengan bagaimana pejabat sektor publik secara adil

menggunakan wewenang yang diberikan kepada mereka.

Page 4: 07_Andito Nindyo N_Resume the Role of Auditing in Peblic Sector Governance

4

Ekuitas sektor publik dapat diukur dan dievaluasi melalui 4 dimensi:

1) Service costs, yaitu biaya pelayanan yang dibayar menggunakan pajak dan

pungutan dari entitas sektor publik dan dana pinjaman yang akan dibayar melalui

pajak di masa yang akan datang. Biaya pelayanan termasuk biaya tidak langsung

atau biaya masa depan yang diakibatkan tindakan yang dilakukan atau tidak

dilakukan oleh sektor publik.

2) Service delivery, penyampaian layanan meliputi pelayanan langsung, seperti

infrastruktur transportasi, pendidikan publik, dan kesehatan, termasuk pelayanan

tidak langsung seperti financial stewardship dan manajemen sumber daya

manusia.

3) Police and regulatory power, menyangkut penggunaan kekuasaan yang memaksa

dari entitas sektor publik seperti penangkapan, penyitaan properti, wilayah utama,

dan proses regulasi seperti pemberian izin atas minuman keras atau perizinan

pembangunan.

4) Exchange of Information, berkaitan dengan pembuatan keputusan yang

transparan, termasuk akses ke pejabat dan catatan sektor publik, dan hak untuk

menyampaikan pendapat.

C. Public Sector Auditing

1. Definisi dan Latar Belakang

Dibutuhkannya pihak ketiga untuk manguji kredibilitas laporan keuangan, kinerja,

kepatuhan dan pengukuran lainnya muncul dari beberapa faktor yang melekat pada

hubungan prinipal dan agent:

a. Conflicts of interest

Agent mungkin menggunakan sumber daya dan wewenangnya untuk keuntungan

pribadai daripada kepetingan principal.

b. Remoteness

Kegiatan mungkin dapat dihilangkan secara fisik dari pengawasn langsung principal

c. Complexity

Princippal mungkin tidak memiliki kemampuan teknis yang dibutuhkan untuk

mengawasi kegiatan

d. Consequence of error

Kesalahan dapat menimbulkan biaya ketika agent adalah penanggungjawab sumber

daya berjumlah besar dan bertanggungjawab atas program yang mempengaruhi

kehidupan dan kesehatan masyarakat.

Meskipun audit telah memperluas fokusnya dari transaksi individu menjadi

pengendalian sistem dan operasi program, audit sektor publik harus mempertahankan

karakteristik yang menjadi dasar atas kredibilitasnya yaitu nilai yang disediakan untuk

proses pengelolaan, termasuk:

Independensi dari pihak yang diaudit dan objektifitas

Menggunakan proses sistematis untuk mengumpulkan dan menganalisis bukti

yang penting dan relevan

Membandingkan kriteria-kriteria untuk mengambil kesimpulan

Menggunakan standar audit yang berlaku umum

Page 5: 07_Andito Nindyo N_Resume the Role of Auditing in Peblic Sector Governance

5

2. Peran Audit

Audit berperan sebagai elemen yang esensial bagi struktur pengelolaan sektor publik

yang kuat, audit mendukung peran pengawasan, pemahaman, dan foresight. Audit sektor

publik harus memiliki wewenang dan kompetensi untuk mengevaluasi ketaatan program

dan keuangan, efektifitas, ekonomis dan efisiensi. Terlebih lagi auditor harus menjaga nilai

dasar dari sektor publik yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat.

a. Oversight (Pengawasan)

Auditor membantu pengambil keputusan dalam hal pengawasan dengan

mengevaluasi apakah entitas sektor publik melakukan hal yang seharusnya dilakukan,

menggunakan dana sesuai dengan tujuan yang diharapkan, dan mematuhi hukun dan

peraturan. Pengawasan juga menjelaskan peran auditor sektor publik dalam

mendeteksi dan mencegah terjadinya korupsi, termasuk fraud, pemborosan, atau

penyalahgunaan wewenang dan sumber daya yang diberikan kepada pejabat publik.

b. Detection (Deteksi)

Deteksi bertujuan untuk mengidentifikasi ketidakwajaran, ketidakefisienan, tindakan

ilegal, kecurangan, atau penyalahgunaan wewenang yang telah terjadi dan untuk

mengumpulkan bukti untuk mendukung kebijakan terkait penuntutan atas tinadak

kriminal, tindakan disiplin, atau solusi lainnya. Upaya deteksi dapat dilakukan dengan

cara antara lain:

1) Audit atau investigasi berdasarkan kondisi yang mencurigakan atau komplain

termasuk prosedur spesifik dan pengujian untuk mengidentifikasi kecurangan,

pemborosan, atau penyalahgunaan wewenang.

2) Audit terkait penggajian, hutang usaha, atau audit sistem keamanan informasi,

yang menguji pengeluaran dan pengendalian internal organisasi.

3) Audit atas permintaan aparat penegak hukum untuk menganalisis dan

menginterpretasikan laporan keuangan dan transaksi yang kompleks untuk

digunakan dalam investigasi dan menyelidiki pembuktian kasus.

4) Review atas poensi benturan kepentingan saat pengembangan dan implementasi

hukum, peraturan, dan prosedur.

c. Deterrence

Pencegahan bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengurangi kondisi yang memberi

kesempatan untuk korupsi. Dapat dilakukan dengan cara:

1) Menilai pengendalian atas fungsi yang ada atau sedang diusulkan.

2) Menilai risiko organisasi atau audit khusus.

3) Meninjau perubahan usulan terhadap hukum, peraturan, dan prosedur

implementasi.

4) Meninjau kontrak untuk menemukan potensi benturan kepentingan.

d. Insight

Auditor memberikan masukan untuk mendukung pembuat keputusan dengan menilai

program atau kebijakan mana yang akan berjalan dan tidak, membagi tolok ukur

informasi dan praktik terbaik, dan melihat secara horisontal antar entitas sektor publik

dan secara vertikal atas tingkatan yanng ada pada sektor publik untuk menemukan

kesempatan untuk meminjam, mengadaptasi, atau menyusun ulang praktik

manajemen.

Page 6: 07_Andito Nindyo N_Resume the Role of Auditing in Peblic Sector Governance

6

e. Foresight

Auditor juga membantu organisasinya melihat kedepan dengan menngidentifikasi tren

dan memberikan perhatian untuk menghadapi tantangan sebelum menjadi krisis. Audit

yang berfokus pada pendangan kedepan akan membantu untuk menjawab

pertanyaan ”Revisi atau implementasi kebijakan apakah yang akan memenuhi resiko

atau kebutuhan dimasa depan? ” Ketika auditor sektor publik fokus pada tren dan

melihat kedepan, mereka akan mendukung pengambilan keputusan.

Melalui peran-peran tersebut, auditor melindungi nilai pokok dari sektor publik. Dengan

menyediakan pelayanan oversight, insight, dan foresight auditor sektor publik membantu

meyakinkan bahwa manajer dan pejabat melakukan kegiatan publik secara transparan,

adil, dan jujur, dengan ekuitas dan integritas, bersamaan dengan menjalan tugasnya

menggunakan standar integritas tertinggi.

Auditor dapat berperan untuk mengetahui terjadinya penyalahgunaan wewenang.

Auditor sektor publik harus dipersiapkan untuk mengenali dan melaporkan korupsi,

penyalahgunaan wewenang, atau kegagalan menyediakan ekuitas dalam kegiatan

regulasi atau kebijakan pemerintah.

3. Jalur Pelaporan Auditor Sektor Publik

Hubungan pelaporan mempengaruhi independensi kegiatan dan lingkup pekerjaan

audit. Jalur pelaporan menunjuk pada struktur organisasi dibawah penunjukan CAE dan

dikendalikan berdasarkan kegiatan subyek yang diaudit.

Meskipun kegiatan audit internal dapat memberikan nilai tambah yang signifikan bagi

organisasi karena keterbiasaan dan pemahaman yang detil atas kondisi operasional dapat

menghambat penegakan kepercayaan publik jika pengamanan atas independensi tidak

dijalankan. Untuk menjaga independensi auditor dapat dilakukan antara lain dengan:

Mencegah organisasi yang diaudit menginterfensi pelaksanaan audit, pemilihan staf,

dan publikasi laporan audit.

Meyakinkan CAE melaporkan ke level eksekutif tertinggi pada entitas sektor publik

dan pendistribusian laporan tersebut mensyaratkan keyakinan transparansi hasil audit.

Memerlukan pemberitahuan ke entitas pengawas eksternal dalam hal rencana

pemberhentian CAE.

Memerlukan laporan hasil audit yang tersedia untuk publik.

4. Jenis Audit dan Layanan Lainnya

Jenis audit tergantung pada pelayanan yang akan diaksanakan berdasarkan

wewenang dan tujuan kegiatan, termasuk kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi.

a. Risk Management systems and controls

Auditor memeriksa kecukupan tata kelola perusahaan dan lingkungan pengendalian;

keefektifan proses untuk mengidentifikasi, menilai dan mengatur risiko; jaminan yang

disediakan melalui kebijakan pengendalian, prosedur, dan aktivitas; kelengkapan dan

keakurasian sistem dan praktek komunikasi dan informasi; dan efektivitas monitoring

dan evaluasi aktivitas manajemen.

b. Performance

Auditor secara sistematis mengumpulkan bukti untuk menilai aspek dari kinerja

program diluar laporan keuangan. Dengan tergantung pada wilayah hukumnya,

Page 7: 07_Andito Nindyo N_Resume the Role of Auditing in Peblic Sector Governance

7

jangkauan dan fokus dari audit kinerja dapat bervariasi. Dalam konteks luas, audit

kinerja dapat menilai:

1) Effectiveness – mengevaluasi keberhasilan program.

2) Efficiency – memeriksa produktivitas, biaya per unit, atau indikator seperti

utilization rates, backlogs, atau lamanya menunggu layanan.

3) Economy – memeriksa sejauh apa operasi sektor publik meminimalkan

penggunaan input konsisten dengan kualitas yang dibutuhkan program.

4) Compliance – menguji kesesuaian organisasi dengan tujuan, standar, atau kriteria

yang diinginkan.

5) Data Reliability – memeriksa pengendalian internal dan pelaporan untuk kegiatan

nonfinansial seperti pengukuran kinerja

6) Policy and other prospective evaluation – memeriksa alternatif program atau

kebijakan, memperkirakan potensi hasil program dibawah berbagai asumsi, atau

mengevaluasi keuntungan dan kerugian dari berbagai proposal legislatif.

7) Risk Assessment

Mengidentifikasi resiko yang dapat mempengaruhi keberhasilan tujuan strategis

dan finansial organisasi dan menilai respon organisasi atas resiko tersebut.

c. Financial/Regularity

Auditor menyampaikan opini terkait penyajian laporan keuangan sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berlaku umum. Sebagai tambahan dari opini atas laporan

keuangan, audit keuangan juga memeriksa informasi keuangan spesifik, kepatuhan

dengan prosedur dan aturan atau pengamanan aset.

d. Advisory, assistance, or investigative services

Auditor dapat memberikan saran yang objektif pada lingkup pemahaman yang

dikuasainya. Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman, auditor dapat menyediakan

saran teknis terkait tata kelola yang baik, akuntabilitas, praktik etis, dan program anti-

korupsi; operasi dan pengembangan sistem teknologi informasi; manajemen proyek;

evaluasi program; dan area lain yang mempengaruhi efektivitas, efisiensi, dan

keekonomisan suatu kegiatan.

D. Komite Audit dan Pengawas lainnya pada Sektor Publik

Praktek Tata kelola perusahaan yang umum dilakukan pada sektor swasta adalah

penggunaan komite audit untuk menyediakan pemantauan yang kuat atas integritas

keuangan dan etika pada perusahaan tersebut. Karena pentingnya pemantauan ini, sektor

publik juga dapat memanfaatkan komite ini untuk menjalankan peran yang sama.

1. Peran Komite Audit

Komite audit dapat memperkuat independensi, integritas, dan efektifitas pelaksanaan

audit sektor dengan menyediakan pemantauan yang independen atas perencanaan dan

hasil dari audit internal dan eksternal, menilai kebutuhan sumberdaya audit, dan menjadi

perantara hubungan auditor dengan organisasi.

Kebutuhan dan komposisi dari komite audit tergantung pada kondisi individu, jenis audit

yang dilakukan, serta kebijakan dari pihak legislatif atau pihak pengelola.

Page 8: 07_Andito Nindyo N_Resume the Role of Auditing in Peblic Sector Governance

8

2. Praktek terbaik Komite Audit

Komite audit yang telah dibentuk sesuai dengan karakteristiknya masing-masing harus

dapat melakukan:

a. Beroperasi atas dasar penugasan formal, diutamakan dari undang-undang, dengan

wewenang yang cukup untuk menyelesaikan penugasan tersebut.

b. Terdiri atas anggota Independen yang secara kolektif memiliki pengetahuan yang

cukup mengenai audit, keuangan, resiko, dan pengendalian.

c. Dipimpin oleh anggota yang bukan merupakan penerima laporan secara administratif

dari CAE.

d. Menilai efektifitas tata kelola organisasi, manajemen resiko, dan kerangka dasar

pengendalian, serta ketaatan akan peraturan dan perundang-undangan.

e. Menyediakan pemantauan terkait audit internal dan organisasi, termasuk memastikan

kecukupan ruang lingkup dan sumber daya, menyetujui proposal dan perencanaan

audit, mereview kinerja pelaksanaan audit, dan menyetujui penunjukan maupun

pemberhentian audit internal dan eksternal.

f. Memantau laporan keuangan organisasi dan standar akuntansi yang digunakan.

g. Menyediakan sambungan langsung dan pelaporan secara reguler kepada pemilik

organisasi, dewan, atau pihak berwenang lainnya.