05. bab iii metodologi penelitian
DESCRIPTION
My Final TaskTRANSCRIPT
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat Penelitian
3.1.1 Lokasi Pemetaan
Pemetaan distribusi logam berat As, Hg, Cr, Co, dan Cd dalam air sungai
Code dilaksanakan di Laboratorium AAN, Bidang Kimia dan Teknologi Proses
Bahan PTAPB-BATAN Yogyakarta.
3.1.2 Lokasi Sampling
Gambar 3.1 Lokasi sampling., (Sumber : http://bakosurtanal.go.id)
26
3.1.3 Karakteristik Sungai Code
Sungai Code merupakan salah satu sungai yang memiliki peranan dalam
kehidupan warga Yogyakarta dan khususnya bagi masyarakat yang bertempat
tinggal di Daerah Aliran Sungai Code. Selain itu, sungai Code membelah propinsi
Yogyakarta menjadi dua bagian dan melewati pusat kota dengan pemukiman
penduduk yang sangat padat. Sebelum memasuki kota Yogyakarta sungai Code
melewati areal pertanian subur dan luas. Selanjutnya setelah memasuki kota
Yogyakarta, melewati daerah pemukiman dan areal instansi pemerintahan.
3.1.4 Letak Geografis Stasiun Sampling
Pengambilan sampel air sungai Code dilakukan di 11 lokasi yaitu dari hulu
sampai hilir sungai Code Yogyakarta. Letak geografis yang diukur menggunakan
GPS V (Global Positioning System), personal navigator buatan Garmin, dengan
hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Letak geografi lokasi pengambilan sampel
Stasiun Lokasi Bujur Timur Lintang Selatan
1 Mata Air Turgo 110°, 25’, 566” 07°, 35’, 065”
2 Jembatan Boyong 110°, 24’, 750” 07°, 37’, 436”
3 Jembatan Sinduharjo 110°, 23’, 359” 07°, 43’, 365”
4 Jembatan Ringroad Utara 110°, 22’, 499” 07°, 45’, 108”
5 Jembatan Sarjito 110°, 22’, 223” 07°, 46’, 720”
6 Jembatan Tukangan 110°, 22’, 182” 07°, 47’, 648”
7 Jembatan Tungkak 110°, 22’, 478” 07°, 48’, 927”
8 Jembatan Karangkajen 110°, 22’, 511” 07°, 49’, 529”
9 Jembatan Ringroad Selatan 110°, 22’, 517” 07°, 50’, 176”
10 Jembatan Ngoto 110°, 22’, 519” 07°, 50’, 527”
11 Jembatan Pacar,Wonokromo 110°, 22’, 999” 07°, 52’, 361”
27
Gambar 3.2 Peta lokasi pengambilan sampel di kabupaten Sleman
28
PETA LOKASI PENGAMBILAN SAMPEL DI KOTA YOGYAKARTA
Skala 1 : 130.000
Legenda :
St. Tukangan
St. Karangkajen
St. Tungkak
Rel Sepur
Sungai Code
Batas Kota
Stasiun Sampling
TUGAS AKHIR
PENERAPAN PERANGKAT LUNAK ArcGIS 9.2 UNTUK
PEMETAAN DISTRIBUSI POLUSI LOGAM BERAT As, Hg, Cr, Co,
DAN Cd PADA AIR SUNGAI CODE DALAM FUNGSI WAKTU DAN
LOKASI SAMPLING
ABDURRACHMAN NUR ICHSAN
STTN‐BATAN YOGYAKARTA
2009
7˚46'
7˚47'
7˚48'
7˚49'7
˚49'
7˚48'
7˚47'
7˚46'
110˚21'
110˚21' 110˚22' 110˚23' 110˚24'
110˚24'110˚23'110˚22'
Kota Madya Yogya
Gambar 3.3 Peta lokasi pengambilan sampel di kota Yogyakarta
29
St. Wonokromo
St. Ngoto
St. Ringroad Selatan
Gambar 3.4 Peta lokasi pengambilan sampel di kabupaten Bantul
30
3.2 Peralatan dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Perangkat keras (hardware)
a) Notebook Acer Aspire 4720 Intel Core™2 Duo processor T5450
b) Memory 512 MB DDR2
c) 120 GB HDD
d) Mobile Intel® Graphic Media Accelerator X3 100
e) Printer Canon PiXMA iP 1880
2. Perangkat lunak (software)
a) Sistem Operasi Windows XP-SP3
b) ArcGIS v9.2
c) Microsoft Office Word 2007
d) Microsoft Office Excel 2007
e) Microsoft Office Visio 2003
3.2.2 Bahan
1. Data Hasil Analisis (sekunder) Laboratorium AAN PTAPB-BATAN
periode 2004-2006.
2. Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) Yogyakarta tahun 2000 dengan skala
1 : 130.000. Sumber : Bakosurtanal.
31
3.3 Prosedur penelitian
3.3.1 Diagram Alir Penelitian
Gambar 3.5 Diagram alir penelitian
32
3.3.1.1 Identifikasi Masalah
Pada tahap ini adalah membuat daftar permasalahan yang akan dipecahkan,
yaitu cara pemetaan polusi logam berat As, Hg, Cr, Co, dan Cd dalam air sungai
Code menggunakan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis ArcGIS versi
9.2. Diharapkan dengan penggunaan software ArcGIS dapat dipantau secara
kontinyu pola distribusi polusi logam berat agar tidak melampui baku mutu yang
berlaku.
3.3.1.2 Studi Literatur
Tahap ini mencakup studi literatur mengenai cara instalasi ArcGIS 9.2 di
Notebook, studi literatur karakteristik logam berat As, Hg, Cr, Co, dan studi
literatur mengenai pemetaan dengan ArcGIS.
3.3.1.3 Pengumpulan Data
Pada tahapan ini selain mengumpulkan data konsentrasi logam berat hasil
analisis Laboratorium AAN PTAPB-BATAN (data sekunder) dan peta Rupa
Bumi Indonesia Propinsi DIY, juga termasuk melengkapi peralatan yang
dibutuhkan.
3.3.1.4 Pengolahan Data
Pengolahan data meliputi digitasi peta RBI Propinsi DIY menggunakan
software ArcGIS. Selanjutnya data konsentrasi logam berat As, Hg, Cr, Co, dan
Cd ditampilkan untuk setiap stasiun pengukuran.
33
3.3.1.5 Analisis
Proses analisis dilakukan pada hasil digitasi peta RBI Propinsi DIY, analisis
pola distribusi logam berat untuk setiap stasiun pengukuran, dan memetakan
logam yang dominan dengan ArcGIS 9.2.
3.3.1.6 Penyusunan Laporan
Tahapan ini adalah bentuk pertanggungjawaban terhadap penelitian yang
telah dilakukan dengan mengikut sertakan rincian pelaksanaan penelitian,
peralatan yang digunakan, dan hasil yang diperoleh dari penelitian.
3.4 Pengolahan Data dengan ArcGIS 9.2
3.4.1 Digitasi Peta
Digitasi adalah proses konversi data analog ke dalam format digital. Objek-
objek pada peta, seperti: jalan, sungai, sawah, area industri, merupakan data raster
yang dapat diubah kedalam format digital dengan proses digitasi.
3.4.2 Proses Digitasi
1. ArcMap dijalankan dengan klik Start > All Programs > ArcGIS > ArcMap
Gambar 3.6 Mengaktifkan ArcMap pada software ArcGIS
2. Pada saat ArcMap dijalankan, tampak kotak dialog Startup. Kemudian dipilih
An Existing Map > Browse for Maps > Ok.
34
3. Kursor diarahkan ke directory D:\TA oriented\Data ArcGIS\Lokasi
Sampling di Kodya DIY\Sampling di Kodya.mxd
Gambar 3.7 Tampilan peta sampling di Kodya dengan ArcMap
4. Selanjutnya, membuat shapefile atau layer WilayahKodya, dengan cara
mengaktifkan ArcCatalog > Directory D:\TA Oriented\Data
ArcGIS\Lokasi sampling di Kodya DIY. Selanjutnya diklik kanan jendela
kanan ArcCatalog, dan dipilih New > Shapefile.
Gambar 3.8 Membuka AcCatalog lewat ArcMap
35
5. Muncul jendela Create New Shapefile, dan pada kotak dialog diisikan
WilayahKodya. Dikotak berikutnya dipilih Polygon di dropdown list Feature
Type.
Gambar 3.9 Kotak dialog pembuatan Shapefile
6. Langkah berikutnya menentukan sistem koordinat shapefile. Dengan cara
ditekan tombol Edit > Spatial Reference Properties > Select > Browse for
Coordinate System > Projected Coordinate Systems > untuk DIY
ditentukan sistem koordinatnya adalah UTM (Universal Transverse Mercator)
zone 50S, dengan datum WGS 1984, maka dipilih Utm > Wgs 1984 > Wgs
1984 UTM Zone 50S.prj
7. Kembali ke ArcMap untuk memulai digitasi. Selanjutnya shapefile
WilayahKodya ditambahkan ke Layer menggunakan tombol Add Data.
Gambar 3.10 Tombol Add Data pada ArcMap
8. Digitasi dimulai dengan cara pada menu Editor > Start Editing
Gambar 3.11 Memulai digitasi peta
36
Gambar 3.12 Proses digitasi
9. Proses digitasi selesai dan disimpan.
Proses digitasi seperti di atas, diteruskan untuk membuat Peta Lokasi
Sampling di Kodya Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul serta
membuat model distribusi polusi logam berat.
3.4.3 Proses Pembuatan Model Distribusi Logam Berat
3.4.3.1 Penyiapan Data Spasial
Data spasial adalah semua data yang memuat keterangan tentang lokasi dan
bentukannya di permukaan bumi serta keterkaitan satu aspek dengan lainnya.
Biasanya data spasial menyimpan koordinat dan topologi bentukan tersebut.
Definisi lainnya menyebutkan data spasial adalah semua data yang dapat
dipetakan.
37
Data spasial dalam penelitian ini berupa data konsentrasi logam berat As,
Hg, Cr, Co, dan Cd hasil analisis (data sekunder) dari Laboratorium AAN
PTAPB-BATAN Yogyakarta. Data spasial tersebut harus dibuat dengan standar
tertentu agar mempermudah proses analisis spasial untuk mengetahui pola
distribusi/penyebaran logam berat dalam air sungai. Standar data spasial
konsentrasi logam berat untuk setiap stasiun sampling meliputi kesamaan dalam
sistem proyeksi dan sistem koordinat yang digunakan serta kesamaan data
atributnya. Dan dalam penelitian ini sistem proyeksi dan sistem koordinat yang
digunakan adalah Geografi (latitude dan longitude).
Data spasial konsentrasi logam berat yang disusun memiliki data atribut
yang menjelaskan tentang dimana lokasi sampling dan besar konsentrasi untuk
masing-masing logam berat. Sedangkan data atribut yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2 Spesifikasi data atribut pada data spasial konsentrasi logam berat
Nama Kolom Spesifikasi kolom
Keterangan Tipe Lebar Desimal
Lokasi Sampling String/character 25 - Diisi lokasi stasiun
sampling
Konsentrasi
logam
Number/numerik 16 5 Diisi besar
konsentrasi logam
berat
Dengan menggunakan spesifikasi data atribut tersebut, selanjutnya disusun
data atribut distribusi polusi logam berat berdasarkan lokasi pengambilan, yaitu
wilayah Kabupaten Sleman, Kota Madya Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul.
Data atribut untuk masing-masing wilayah adalah sebagai sebagai berikut :
38
Gambar 3.13 Data atribut konsentrasi logam berat di wilayah Sleman
(Sumber : Data Lab AAN PTAPB-BATAN 2005)
Gambar 3.14 Data atribut konsentrasi logam berat di wilayah Kodya
(Sumber : Data Lab AAN PTAPB-BATAN 2005)
Gambar 3.15 Data atribut konsentrasi logam berat di wilayah Bantul
(Sumber : Data Lab AAN PTAPB-BATAN 2005)
3.4.3.2 Tampilan Data Konsentrasi
Selanjutnya setelah membuat data tribut dibuat tampilan konsentrasi logam
berat As, Hg, Cr, Co, dan Cd dalam ArcGIS untuk setiap lokasi sampling yang
dalam hal ini dibagi menjadi tiga wilayah yaitu : wilayah Sleman, Kodya, dan
Bantul. Proses penampilan data konsentrasi logam berat berkaitan dengan data
atribut yang telah dibuat. Setelah mengecek kembali data atribut mengenai
39
konsentrasi logam berat tahap berikutnya adalah mengaktifkan charts pada Layer
Properties.
Untuk menjalankan Layer Properties, klik kanan pada layer > Properties..
> Layer Properties > Charts. Kotak dialog Layer Properties tampak dalam
gambar berikut :
Gambar 3.16 Kotak dialog Layer Properties
Untuk menampilkan data konsentrasi di setiap lokasi sampling di wilayah
Kodya dan Bantul, dilakukan dengan cara yang sama.
3.4.3.3 Pembuatan Kontur Distribusi Logam Berat
Dalam pembuatan kontur distribusi logam berat yang tersebar di 11 lokasi
sampling yaitu dalam satu garis sungai Code, perlu ditambahkan titik atau points
dalam peta. Kegunaan dari penambahan titik adalah untuk membantu dalam
proses pembuatan garis kontur dalam peta. Setelah menambahkan titik-titik dalam
peta, tahap berikutnya adalah membuat data atribut berupa data konsentrasi untuk
40
logam berat As, Hg, Cr, Co, dan Cd di setiap lokasi sampling. Adapun tampilan
data atribut untuk masing-masing logam tertera dalam gambar berikut :
Gambar 3.17 Data atribut konsentrasi logam berat di setiap lokasi sampling
(Sumber : Data Lab AAN, 2005)
Tahap selanjutnya adalah menginterpolasi data atribut dengan metode
Spline pada extensions yang terdapat dalam ArcGIS 9.2, yaitu Spatial Analyst >
Interpolate to Raster > Spline seperti pada gambar berikut ini :
41
Gambar 3.18 Mengaktifkan extensions Spatial Analyst berupa Spline
Kemudian pada kotak dialog Spline diisikan StasiunSampel pada kotak
Input points, ARSEN sebagai data konsentrasi logam berat Arsen di setiap lokasi
sampling disikan pada kotak Z value field, Splien type Regularized, Weight 0.1,
Number of points 12, Output cell size akan teriisi secara otomatis, kemudian
disimpan dalam bentuk format ESRIGrid.
Gambar 3.19 Kotak dialog Spline
Selang beberapa waktu akan muncul tampilan interpolasi data konsentrasi
yang diproses pada extensions Spline. Dengan hasil interpolasi tersebut dapat
dibuat garis kontur untuk masing-masing titik. Titik-titik yang terdapat dalam
garis kontur adalah visualisasi dari data konsentrasi.
42
Pengertian secara umum mengenai garis kontur adalah garis khayal yang
menghubungkan antara titik-titik dalam peta dengan nilai ketinggian yang sama.
Nilai ketinggian dalam penelitian ini berupa konsentrasi dari logam berat As, Hg,
Cr, Co, dan Cd. Garis kontur distibusi logam berat mempunyai bentuk dan pola
bukan sebagai garis patah-patah. Secara umum sifat dari garis kontur adalah
sebagai berikut :
Tabel 3.3 Sifat garis kontur
No Sifat Kontur Keterangan Gambar
1. Kontur tidak mungkin bercabang
2. Kontur selalu menutup bentuknya.
Menutupnya dapat di dalam muka peta
ataupun di luar. Jika menutupnya di luar,
maka pada muka peta terlihat kontur itu
tidak menutup.
3. Interval kontur dimaksudkan sebagai
beda harga antara dua kontur yang
terdekat
4. Daerah yang datar akan mempunyai
kontur yang jarang.
5. Daerah yang terjal (curam) akan
mempunyai kontur yang rapat.
43
Untuk tampilan kontur konsentrasi logam berat dengan interval kontur
0,0001 tampak pada gambar berikut ini :
Skala 1:130.000
PETA KONTUR KONSENTRASI LOGAM BERAT ARSEN DI DAS CODE
Tabel Konsentrasi Logam Arsen (ppm)
0,001 ± 0,00008
0,001 ± 0,00004
0,001 ± 0,00009
0,001 ± 0,00006
0,002 ± 0,00017
0,002 ± 0,00019
0,002 ± 0,00015
0,002 ± 0,00010
0,002 ± 0,00007
0,002 ± 0,00006
0,002 ± 0,00022
St1.
St2.
St3.
St4.
St5.
St6.
St7.
St8.
St9.
St10.
St11.
Konsentrasi Konsentrasi
St. : StasiunSampling
TUGAS AKHIR
PENERAPAN PERANGKAT LUNAK ArcGIS 9.2 UNTUK
PEMETAAN DISTRIBUSI POLUSI LOGAM BERAT As, Hg, Cr, Co,
DAN Cd PADA AIR SUNGAI CODE DALAM FUNGSI WAKTU DAN
LOKASI SAMPLING
ABDURRACHMAN NUR ICHSAN
STTN‐BATAN YOGYAKARTA
2009
St.1
St.2
St.3
St.4
St.5
St.6
St.7
St.8
St.9
St.10
St.11
St.1 Mata Air Turgo
St.2 Stasiun Boyong
0.0015
0.0016
0.001
0.0009
0.0012
St.10 Stasiun Ngoto
St.11 Stasiun Wonokromo
0.002
0.002
0.001
Legenda St. 10 & 11
Legenda St. 1 & 2
Konsentrasi Arsen (ppm)
KonsentrasiArsen (ppm)
Gambar 3.20 Kontur konsentrasi logam berat Arsen
(Sumber : Data LAB AAN, 2005)
44
3.4.3.4 Pembuatan Digital Elevation Model (DEM) Konsentrasi Logam Berat
Elevation pada penelitian ini adalah nilai konsentrasi dari logam berat As,
Hg, Cr, Co, dan Cd dalam air sungai. Sebagai dasar pembuatan DEM adalah
kontur distribusi logam berat yang telah dibuat. Adapun tahap-tahap pembuatan
DEM adalah sebagai berikut :
1. Arsen_Grid yang telah ada ditampilkan di ArcScene dengan menekan tombol
Add Data
2. Secara otomatis akan tampil data kontur konsentrasi logam Arsen dengan
warna hitam putih.
3. Klik kanan pada layer Arsen_Grid pilih Properties > Base Height tab >
Obtain heights for layer from surface > Ok.
4. Pada Table of Contents klik kanan Scene Layer > Scene Properties >
General tab > klik Calculate from extents. Akan tampil DEM untuk
distribusi konsentrasi logam berat.
Gambar 3.21 DEM distribusi konsentrasi logam Arsen
(Sumber : Data Lab AAN, 2005)
45
Dengan metode yang sama, DEM distibusi logam berat untuk Raksa (Hg),
Krom (Cr), Kobalt (Co, namun pada tahun 2005 logam ini tidak terdeteksi), dan
Kadmium (Cd) tampak pada gambar berikut :
Gambar 3.22 DEM distribusi konsentrasi logam Raksa
(Sumber : Data Lab AAN, 2005)
Gambar 3.23 DEM distribusi konsentrasi logam Krom
(Sumber : Data Lab AAN, 2005)
Gambar 3.24 DEM distribusi konsentrasi logam Kadmium
(Sumber : Data Lab AAN, 2005)
46
Adapun kontur untuk logam Raksa, Krom, dan Kadmium seperti pada
gambar berikut ini :
Gambar 3.25 Kontur konsentrasi logam berat Raksa di DAS Code
(Sumber : Data Lab AAN, 2005)
47
0,032
Gambar 3.26 Kontur konsentrasi logam berat Krom di DAS Code
(Sumber : Data Lab AAN, 2005)
48
Gambar 3.27 Kontur konsentrasi logam berat Kadmium di DAS Code
(Sumber : Data Lab AAN, 2005)