05 bab iii metodologi penelitian
TRANSCRIPT
BAB IIIMETHODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dpergunakan dalam penelitian ini adalah jenis
pendekatan kualitatif, yakni suatu model penelitian yang mengarah pada deskriptif
guna menganalisa berbagai kejadian di lapangan dan penulis sendiri memiliki
anggapan yang kuat bahwa masalah penelitian ini aktual untuk diangkat ke
permukaan.
Penelitian ini diarahkan untuk menjelaskan beberapa hal yang dianggap
dapat mendukung terhadap permusan masalah penelitian tentang model
konstruktivis yang diantaranya diarahkan pada : (1) desain pembelajaran; (2)
implementasi desain pembelajaran di kelas; (3) kemampuan siswa; (4) kemampuan
kinerja guru; (4) pemanfaatan sumber belajar secara optimal. Sedangkan yang
dikembangkan dalam siklus pembelajaran itn sendiri adalah : (1) fase
pendahuluan; (2) fase explorasi; (3) fase penyelesaian; (4) fase penerapan konsep
dan fase (5) evaluasi.
Sistematika penulisan penelitian ini lebih rinci membahas dua variable
utama sebagai awal pembentukan model yang ditawarkan dalam penelitian
lanjutan, yakni (1) model konstruktivis pembelajaran mata pelajaran IPS; (2)
siklus pembelajaran IPS di Madrasah Tsanawiyah.
Penelitian ini bertujuan merumuskan pokok permasalahan, menganalisa
dan menemukan konsep dasar yang jelas dalam menentukan kajian wilayah
penelitian dan mengolah data yang ada sehingga ditemukan suatu gambaran
165
umum yang dapat dijadikan suatu bahan kajian lebih lanjut dan sekaligus
dijadikan sebagai pedoman untuk mendapatkan hasil penelitian yang akurat,
dengan demikian, maka pendekatan yang tepat dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan pendekatan kualitatif yang lebih cenderung menemukan
pemahaman dan penghayatan terhadap perilaku manusia ( Richard, 1982: 10).
Pendekatan kualitatif juga berusaha untuk memahami dan menafsirkan
suatu makna dari suatu peristiwa terjadinya interaksi perilaku manusia dalam
suatu situasi tertentu menurut perspektif penelitian sendiri (Bogdan dan Biklen,
1982 : 31). Penelitian kualitatif juga dapat dibedakan atas penelitian non kualitatif
karena dasar dan karakteristik yang dimilikinya, yaitu :
1) Penelitian kualitatif memiliki latar alami sebagai sumber data langsung.
2) Manusia sebagai alat atau instrumen penelitian
3) Penelitian kualitatif bersifat deskriptif analitik
4) Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada hasil semata.
5) Dalam penelitian kualitatif, peneliti cenderung menganalisa datanya secara
induktif.
6) Penelitian kualitatif mengutamakan makna (Moleong 1990: 4-8).
Karakteristik pendekatan penelitian diatas dijadikan suatu pertimbangan
dalam penelitian ini, hal ini terbukti bahwa pertama peneliti secara langsung
terjun kelapangan guna mengumpulkan informasi dan data dari sumbernya secara
langsung sehingga tidak melakukan suatu perubahan dan intervensi atas data
penelitian yang sebenarnya, dalmn hal ini peneliti secara langsung ke Madrasah
Tsanawiyah Negeri dan Madrasah Tsanawiyah pesantren yang dijadikan suatu
166
sampel dalam penelitian ini yaitu pesantren Al-Hikmah Benda, Sirampog Brebes
dan melakukan pengamatan secara langsung, juga melakukan pembicaraan baik
secara formal atau pun non formal kepada guru mata pelajaran IPS pada kedua
sekolah tersebut dengan tujuan menemukan data secara pasti.
Moleong (1990 : 4) memberikan definisi bahwa penelitian dengan
menggunakan pendekatan kualitatif didasarkan atas :
(a). Tindakan pengamatan mempengaruhi apa yang dilihat, karena hubungan
penelitian harus mengambil tempat pada keutuhan dalam konteks untuk
keperluan pemahaman.
(b). Konteks sangat menentukan dalam menetapkan apakah suatu penemuan
memiliki arti bagi konteks lainnya, yang berarti bahwa suatu fenomena
harus diteliti dalam keseluruhan pengaruh lapangan.
(c). Sebagai struktur nilai konseptual bersifat diterminatif terhadap apa yang
akan dicapai.
Karakteristik yang mendasari terhadap analisis masalah penelitian yang
sedang berlanjut menemu kenali masalah yang sedang di hadapi, serta melakukan
observasi langsung dengan bersandar pada terbebas dari intervensi langsung,
diantaranya dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan, wawancara, dan
metode pengumpulan data lainnya, dan hasilnya digambarkan dalam bentuk
uraian atau berbentuk naratif. Karakteristik selanjutnya diarahkan pada penekanan
proses dalam mencari dan menemukan informasi data yang dipergunakan sebagai
bahan dalam melandasi pencapaian hasil penelitian atau kesimpulan.
167
1. Studi deskriptif analisis
Studi ini dirancang untuk memperoleh informasi yang jelas mengenai
status atau gejala yang timbul saat penelitian ini dilakukan, bahkan diarahkan
spesifik atas makna ”apa yang ada” dalam suatu situasi (Surahmad, 1980:1980),
bahkan diarahkan pula pada implikasi atas :
a. Terdapat beberapa jenis penelitian deskriptif, antara lain studi kasus,
survai, studi perkembangan, studi tindak lanjut, analisis dokumenter,
analisis kecenderungan studi gerak dan waktu, dan studi korelasional.
b. Penelitian deskriptif menuturkan sesuatu secara sistematis tentang data
dan karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual
dan cermat, balikan cenderung menafsirkan atas sesuatu peristiwa
yang terjadi.
c. Penelitian deskriptif lebih menekankan pada observasi dan suasana
alamiah, oleh sebab itu penelitian ini merupakan salah satu cara dalam
menggali dan menemukan teori-teori tentatif.
Penelitian ini menggunakan deskriptif analisis, yakni untuk
menggambarkan situasi pembelajaran IPS pada kedua sekolah tersebut dan model
penyelenggaraan pendidikan sebagai acuan bagi peningkatan mutu layanan
pendidikan di lingkungan pesantren, sehingga segala sesuatu yang terjadi dalam
tubuh pesantren khususnya dapat di netralisir balikan dapat di jadikan model yang
layak untuk acuan pembaharuan layanan pendidikan di lingkungan pesantren.
Hal ini sangat menarik untuk dikaji karena dalam pesantren tertentu seperti
Al-Hikmah masih terdapat unsur modern dalam pelaksanaan pendidikan
168
sementara sisi tradisionalnya masih tetap melekat terbukti pada pengelolaannya,
sehingga di butuhkan salah satu sumbangan pemikiran yang sangat mendasar
guna menggali potensi kepemimpinan kiai sebagai basis bagi tercapainya
peningkatan layanan mutu pendidikan di maksud.
2. Studi kasus
Kasus yang diangkat dalam penelitian ini adalah menggambarkan
terjadinya ketimpangan yang terjadi dalam sistem pembelajaran mata pelajaran
IPS pada kedua sekolah tersebut, diantaranya masih belum jelasnya pemahaman
siklus pembelajaran sehingga mengalami hambatan-hambatan yang cukup berarti,
terutama bagi pembaharuan sistem pembelajaran mata pelajaran IPS.
Satu sisi, mekanisme dan kinerja guru mata pelajaran IPS selama ini
kebanyakan masih mempergunakan sistem yang modern baik dalam alat peraga
serta hal-hal lainnya, namun sisi lain siklus pembelajaran merupakan sesuatu yang
mutlak untuk diperhatikan, dan kenyataan membuktikan bahwa siklus
pembelajaran pada mata pelajaran terkait cenderung mengesampingkan siklus-
siklus yang selama ini dipergunakan, sehingga pada gilirannya baik siswa maupun
guru mengalami kesulitan dalam menerapkan konsep-konsep tersebut. Sisi lain
yang masih mendominasi adalah siklus pembelajaran bahkan sangat sulit untuk
dilakukan.
B. Objek Penelitian
Objek penelitian ini merujuk kepada dua madrasah, yakni madrasah
Tsanawiyah 1 dan Madrasah Tsanawiyah Al-Hikmah yang keduanya berada di
169
wilayah kabupaten Brebes. Adapun Alasan yang mendasar sehingga penulis
mengambil sumber data penelitian di pesantren tersebut adalah :
Pertama, alasan teknis, pesantren tersebut dianggap memiliki aset yang
sangat strategis bagi pengelolaan lembaga yang kondusif, sebab di samping
terletak di daerah yang masyarakatnya berbasis agamis, juga tingkat perhatian
pamerintah yang partisipatif terhadap perkembangan lembaga.
Kedua, alasan futuristik, pesantren tersebut dianggap memiliki masa depan
yang sangat bagus, hal ini terbukti dari banyaknya minat orang tua untuk
menyekolahkan anak-anaknya ke pesantren tersebut.
Ketiga, alasan inovatif, yakni lembaga tersebut untuk wilayah Jawa
Tengah termasuk ke dalam katagori pesantren maju, sehingga hal ini dapat
dijadikan landasan bagi pemaparan ide dan pencetusan gagasan sebagai induk
bagi pesantren binaan lainnya.
1. Wilayah dan Kasus yang Diteliti
Sumber data penelitian ini hanya terfokus pada salah satu pesantren yaitu
pesantren Al-Hikmah Benda Sirampog Brebes, adapun orientasi penelitian ini
meliputi karakteristik yang dapat memberikan andil terhadap penggalian potensi
baru yang dilakukan pesantren dalam menyelenggarakan pendidikan.
Hal ini terutama dilihat dari posisi dan sistem serta tarik menarik antara
tradisi dan inovasi pada kelembagan pesantren tersebut, sehingga pada gilirannya
pesantren Al-Hikmah dapat merupakan pilot project bagi model pengembangan
kelembagaan yang cenderung menempatkan manajemen sebagai basis bagi
peningkatan mutu pelayanan pendidikan bagi masyarakat.
170
Sumber data penelitian yang diambil dari karakteristik yang ingin
dipelajari disebut dengan pengamatan langsung pihak peneliti untuk menemukan
pokok permasalahan yang benar-benar sedang dihadapi (Sudjana, 1990: 4),
sumber data dalam peneliti ini bersifat informan, yakni guru, siswa, kiai serta
sumber lain yang dianggap mendukung yang dapat dijadikan sumber penelitian
tentang situasi dan latar belakang penelitian (Moleong, 1990: 90).
Lebih lanjut Sudjana (1990: 56) mengemukakan bahwa sumber data
penelitian pada dasarnya mengacu kepada totalitas semua nilai yang mungkin,
hasil perhitungannya ataupun pengukuran, dari pada karakteristik tertentu
mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-
sifatnya.
Sumber data dalam penelitian ini bersifat tetap, walaupun tidak menutup
kemungkinan pengambilan sumber data tambahan sebagai suatu kebutuhan
tambahan tetapi sumber data tambahan ini ditandai dengan ciri-ciri sebagai
berikut: rancangan sumber data tambahan yang muncul, sumber data tidak dapat
ditemukan dalam wilayah perumusan masalah, penyusunan berkelanjutan dari
sumber data penelitian, pemilihan dan sumber data penelitian ini berakhir jika
sudah terjadi pengulangan.
2. Pengumpulan Data dari Responden
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah berhubungan dengan;
a. Data awal yang terkait dengan masalah model konstruktivis
pembelajaran yang selama ini dikembangkan di lingkungan Madrasah
171
Tsanawiyah baik dilihat dari desain pembelajaran serta elemen-elemen
lain yang mendukung.
b. Data tentang potensi lembaga dalam merumuskan kebijakan baru
tentang peningkatan mutu pelayanan pendidikan di lingkungan pondok
pesantren Al-Hikmah Benda Sirampog Brebes.
c. Data tentang komunitas pesantren, baik dilihat dari sisi sejarah ataupun
dilihat dari sisi kebudayaan yang senantiasa berkembang sesuai dengan
tuntutan dan kebutahan jaman yang senantiasa menuntutnya untuk
semakin mengadakan pembenahan diri guna mengantisipasi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang
dengan semakin pesat.
d. Data tentang tradisi pondok pesantren, yang dalam pemahaman penulis
senantiasa mempertahankan tradisi terdahulu, akan tetapi hal ini perlu
mendapatkan sorotan pada sisi manakah sebenarnya pondok pesantren
senantiasa harus mempertahankan tradisinya, dan pada sisi manakah
pondok pesantren dapat mengadakan suatu perubahan.
e. Data tentang sistem inovasi yang dilakukan oleh pesantren, terutama
dalam melakukan penyelenggaran sistem pendidikaan yang
berorientasi pada peningkatan mutu layanan pendidikan sebagai suatu
jawaban atas disiplin ilmu manajemen modern dalam peningkatan
mutu dan standarisasi kinerja lembaga.
f. Data tentang siklus pembelajaran ilmu pengetahuan sosial yang
masing-masing diterapkan dalam, dua sekolah tersebut.
172
Kebutuhan tentang data yang ingin dicapai dalam penelitian diatas
merujuk kepada sumber data penelitian yang meliputi :
(a). Kelembagaan sekolah
(b). Kepala sekolah
(c). Komite sekolah dan sekretaris komite sekolah
(d). Wakasek kurikulum
(e). Wakasek kesiswaan
(f). Wakasek sarana
(g). Wakasek humas
(h). Kordinator BP/K, dan
(i). Guru-guru mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial
Kebutuhan pengumpulan atas data penelitian diatas, dapat dilihat dari sisi
adminsitrasi sampai dengan taktis dan hasil yang dapat dari sisi responden dan
analisis guna menghasilkan suatu tampilan yang lengkap dari model penelitian,
maka dapat dilihat dalam tabel terlampir.
C. Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah
meliputi dokumentasi, wawancara, dan obsevasi, studi dokumentasi mengenai
data awal yang menunjukkan adanya suatu indikasi yang berbeda antara masing-
masing pondok pesantren se wilayah Brebes.
Satu sisi, dapat dilihat bahwa dalam proses penyelenggaraan pendidikan
masih bersifat tradisional, sementara sisi lain mencoba menerapkan manajemen
173
modern didasarkan atas tuntutan kemajuan zaman, sehingga pada gilirannya akan
sulit membedakan kedua kepentingan diatas.
Oleh sebab itu diperlukan langkah yang bijak dari sosok pemimpin yang
berorientsi pada peningkatan mutu layanan pendidikan di pesantren sebagai
lembaga pendidikan Islam yang berbasis kepada keagamaan masyarakat.
Langkah ini dilakukan dengan studi dokumentasi atas pondok pesantren
tersebut mempersiapkan pemimpin untuk masa mendatang, sedangkan wawancara
dilakukan langsung oleh penulis kepada pihak terkait untuk mendapatkan
kecocokan atau kesesuaian antara data dan fakta yang berkembang di masyarakat.
Obsevasi yang dilakukan oleh penulis untuk mendapatkan kesesuaian data
pesantren baik dalam suasana keluarga maupun dalam nuansa yang melingkupi
serta berkaitan dengan persiapan-persiapan kepemimpinan kedua belah pihak.
Untuk memperoleh gambuan yang lebih luas dan jelas mengenai data, maka
dilakukan kisi-kisi pengumpulan data.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang tepat digunakan dalmn penelitian
kualitatif adalah manusia sebagai sumber, sebab perilaku manusia paling tepat
untuk dilakukan perekaman dengan alat manusia juga (Subino, 1988: 56).
Instrumen pengumpulan data memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan
gambaran hasil penelitian, sehingga diperlukan analisis pengolahan data.
D. Pelaksanaan Penelitian
Ada beberapa cara yang dikemukakan oleh para ahli bidang penelitian
dalam melakukan tahapan-tahapan peneltian, namun pada prinsipnya memiliki
174
kesamaan antara yang satu dengan lainnya, diantaranya yang dilakukan oleh
Subino (1988) dikatakan bahwa tahapan penelitian dilakukan melalui tiga
langkah, yakni; tahapan orientasi, eksplorasi, dan member-check, dan dikatan pula
Moleong (1990) bahkan tahapan penelitian dilakukan dengan pralapangan,
kegiatan lapangan dan analisis intensif, adapun Kirk dan Miller (1986)
menyimpulkan bahkan tahapan penelitian dilakukan melalui empat tahapan,
yakni ; invensi, temuan, penafsiran, dan eksplanasi, dari semua pendapat yang
ada, pada prinsipnya kegiatan dan tahapan dalam penelitian dilakukan melalui
1. Tahapan Persiapan
Tahapan ini melalui kegiatan mencakup :
1.1. Studi penjagan terhadap masalah yang ditemukan dalam
permasalahan penelitian.
1.2. Studi kepustakaan dipergunakan dalam rangka menemukan acuan
yang mendasar bagi tercapainya kerangka pernikiran yang
mendukung penelitian.
1.3. Penyusun rancangan penelitian yang lebih dikenal dengan instrumen
penelitian.
1.4. Penyusunan kerangka pokok pemikiran penelitian dan kisi-kisi
pengumpulan data, dan berikutnya.
1.5. Melakukan pengurusan terhadap perijinan yang dilakukan untuk
pesantren yang dijadikan sumber data.
175
2. Tahapan Orientasi
Tahapan ini dilakukan guna memperoleh gambaran menyeluruh tentang
data Madrasah Tsanawiyah 1 Brebes dan Madrasah Tsanawiyah di pesantren Al-
Hikmah Benda Sirampog Brebes Jawa Tengah, dan tahapan ini dilakukan dengan
melalui tahapan:
2.1. Mengadakan pembicaraan pendahuluan dengan pihak pesantren
sumber data.
2.2. Melakukan pendekatan terhadap pihak pesantren.
2.3. Melakukan rumusan dan temuan hasil pra penelitian
2.4. Menetapkan metode dan teknik pengumpulan data sebagai awal dari
dilakukannya analisis data penelitian.
3. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan ini dilakukan dengan meliputi kegiatan :
3.1. Pemantapan terhadap penentuan lokasi penelitian dan subjek
penelitian antara lain meliputi; penentuan kasus atau permasalahan
pokok yang menjadi garapan peneliti, penentuan subjek penelitian,
penentuan sumber data penelitian, dan melakukan chek silang
terhadap pihak lain yang dianggap perlu.
3.2. Mengadakan pengumpulan data penelitan dan penggalian informasi
yang mendukung bagi hasil penelitian.
3.3. Melakukan analisis terhadap data yang diperoleh dilapangan, dan
perbedaan kedua belah pihak yang dianggap mendasar.
3.4. Konfirmasi ulang dengan informan guna melakukan member-check.
176
3.5. Deskripsi atas data yang diperoleh dilapangan, guna pengambilan
keputusan sebagai langkah akhir dalam penelitian.
4. Penyusunan Laporan Penelitian
Hal ini dilakukan dengan metalui tahapan berikut;
4.1. Penentuan sistematika laporan penelitian
4.2. Penyesuaian dengan pedoman yang berlaku bagi sebuah penulisan
laporan desertasi.
4.3. Penggandaan dan pengajuan kepada panitia sidang forum penguji
dan promosi sebagaimana lajimnya yang dilakukan pada Program
Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung,
E. Instrumen Penelitian
Kisi-kisi instrumen penelitian yang dikembangkan berdasarkan teori berkaitan
dengan faktor-faktor yang mendukung implementasi perencanaan strategik
madrasah di Kabupaten Garut dapat dikemukakan sebagai berikut:
Tabel 3.1Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
MODEL KONSTRUKTIVIS DENGAN PENDEKATAN LEARNING CYCLE DALAM PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
(IPS) PADA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI DAN SWASTADI KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH
(Kasus pada Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 dan Madrasah Tsanawiyah Pesantren Al-Hikmah Brebes Jawa Tengah)
A. Kondisi Secara Umum.
1. Nama sekolah :
2. Jumlah kelas :
3. Jumlah Siswa :
177
4. Jumlah Guru :
5. Jumlah Guru IPS :
6. Kondisi lingkungan sekolah :
7. Media yang tersedia :
Sumber Data NamaSekolahKepala SekolahKomite SekolahSekretaris Komite SekolahWakasek-wakasek terdiri dari:Wakasek KurikulumWakasek KesiswaanWakasek saranaWakasek HumasKoordinator BP/BKGuru-guruMata pelajaran IPS
Perwakilan Siswa
B. Kondisi Ruangan Kelas
1. Apakah di setiap kelas ada jadwal dan tata tertib kelas :
2. Apakah di kelas terdapat alat bantu mengajar :
3. Apakah hasil kerja siswa dipajang di ruang kelas :
4. Bagaimana kondisi ruang kelas :
5.
C. Pembelajaran dengan model konstruktif
No Dimensi Deksripsi Pertanyaan Sumber Hasil Analisis1 Desain
Pembelajaran1. Sebelum membuat
RPP apakah guru berusaha mengidentifikasi Guru IPS
178
potensi-potensi yang ada di lingkungan sekolah?
2. Apakah guru membuat RPP dalam setiap mengajar ?
Siswa
3. Apa saja isi dalam RPP pembelajaran IPS ?
4. Sebutkan sumber dan media pembelajaran apa yg terdapat dalam RPP ?
2 Penerapan Desain Pembelajaran di Kelas
1. Apakah guru menerapkan apersepsi di kelas? Guru IPS
2. Apakah pelajaran IPS dimulai tepat waktu ?
3. Bagaimana posisi duduk siswa, apakah berkelompok ataukah berbaris ?
4. Apakah guru hadir sampai beres di ruang kelas ?
5. Metode, belajar apa yg dilakukan oleh guru (apakah penyajian tertulis, lisan, tanya jawab, kerja kelompok, berpasangan, bermain peran, permainan )
6. Jika guru menerapkan pembelajaran dengan kelompok: a. Apakah murid
menggunakan bahan bersama-
179
sama? b. Apakah terjadi
diskusi kelompok ?
c. Apakah siswa mernpresentasi kan hasil kerjanya ?
7. Apakah pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan RPP yang tekah dibuat?
8. Kesulitan apa yg didapat oleh guru ketika mengimplementasi kan RPP ?
3 Kemampuan Kinerja Siswa
1 . Apakah siswa aktif bertanya selama pembelajaran di kelas?
2. Apakah siswa aktif mengedakan tugas dari guru?
3. Apakah siswa aktif mengejrakan tugas rumah ?
Siswa
4. Apakah siswa aktif berkomunikasi dengan guru tentang pembela-jaran di luar kelas?
5. Apakah siswa aktif mencari infortnasi tentang materi pembelajaran selain dari guru ?
6. Bagaimana hasil ujian siswa ?
4 Kemampuan kinerja guru
1. Bagaimana kompetensi pedagogic guru IPS ?
Guru IPS
2. Bagaimana Kompetensi
180
kepribadian guru IPS ?
3. Bagaimana kompetensi profesional guru IPS ?
Siswa
4. Bagaimana kompetensi sosial guru IPS ?
5 Pemanfaatan sumber belajar
1 . Alat peraga apa yang digunakan guru IPS ketika mengajar ?
Guru IPS
2. Apakah peralatan teknologi seperti komputer/internet /infocus digunakan dalam pembelajaran di kelas ?
Siswa
3. Apakah lingkungan sekitar dijadikan sumber belajar siswa ?
4. Apakah masyarakat sekitar sekolah dijadikan sumber belajar siswa ?
5. Apakah perpustakaan dan buku-buku dijadikan sumber belajar siswa ?
6 Evaluasi Pembelajaran
1. Metode evaluasi apa yang digunakan guru IPS ( ujian tertulis, ujian lisan, penyajian diskusi/debat, proyek/makalah, proyek konstruksi, pengamatan
Guru IPS
2. Metode evaluasi mana yang paling
Siswa
181
sering digunakan oleh guru IPS?
3. Kapan guru IPS mengevaluasi siswanya?
D. Siklus Belajar (Learning Cycle) dalam pembelajaran IPS di MTS
No Dimensi Deskripsi pertanyaan Sumber Hasil analis1 Fase
Pendahuluan (Engagement)
1. Apakah guru sebelum memasuki materi pelajaran IPS bercerita terlebih dahulu mengenai fakta-fakta yang ada dan berhubungan dengan materi ajar
Guru
2. Apakah guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa tentang fakta/fenomena yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari kepada siswa.
Siswa
3. Apakah guru mempersilahkan siswa untuk mengemukakan pendapat, ide, gagasan bahkan cerita tentang materi yang akan diajarkan
4. Apakah guru menyampaikan tujuan pembelajaran?
2 Fase Eksplorasi (Exploration)
1. Apakah guru membentuk kelompok siswa?
Guru
2. Apakah guru memberikan lembar kerja pada siswa?
182
3. Apakah siswa melakukan kerja kelompok dalam pembelajaran di kelas?
4. Apakah siswa melakukan pengamatan terhadap sebuah objek?
Siswa
5. Apakah siswa dalam pembelajarannya mengumpulkan data? Dan dengan cara apa siswa mengumpulkan datanya?
6. Apakah guru menyediakan alat peraga bagi siswa dan sumber belajar?
7. Apakah guru memberikan waktu kerja kepada siswa?
3 Fase Penjelasan (Explanation)
1. Apakah siswa mempresentasikan untuk menjelaskan hasil kerjanya?
Guru
2. Apakah guru menjelaskan tentang konsep-konsep yang berhubungan dengan materi ajar?
3. Apakah guru bertanya kembali kepada siswa tentang apa yang mereka telah dapatkan dalam kerja kelompok?
Siswa
4. Apakah guru menggunakan alat peraga dan media pembelajaran berbasis teknologi dalam menjelaskan materi ajar ?
183
4 Fase Penerapan Konsep (Elaboration)
1. Apakah guru memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai pemahaman mereka tentang materi ajar ?
Guru
2. Apakah guru menjelaskan tentang sebuah konsep yang telah mereka pelajari jika diimplementasikan pada sebuah kondisi yang berbeda ?
Siswa
3. Apakah guru mensimulasikan kembali sebuah konsep dengan kondisi yang berbeda ?
5 Fase Evaluasi(Evaluation)
1. Apakah guru melakukan evaluasi kepada siswa dengan bentuk lisan ataukah tulisan ?
Guru
2. Apakah guru bertanya kepada siswa tentang apa yang telah mereka dapat dalam pembelajaran ini?
Siswa
3. Apakah guru mengumpulkan seluruh hasil kerja siswa sebagai bahan penilaian ?
Catatan : Dokumen yang dibutuhkan: 1) Profil sekolah 2) Data jumlah guru; 3) Data Guru IPS (Nama, latar belakang pendidikan, usia) 4) Data sarana dan prasarana yg dimiliki oleh sekolah; 5) Daftar prestasi akademik siswa (tabel kelulusan, nilai UAN) : 5) Hasil fhoto kegialan dalam PBM terutama dalam sebuah siklus pembelajaran.
184
F. Validasi Data Hasil Penelitian
Keabsahan hasil penelitian menurut para ahli dipandang dari beberapa sisi,
seperti yang dikemukakan oleh Muhadjir (1990, 150-159) Nasution, (1988: 114-124),
Lincoln dan Guba (1981), bahwa kriteria keabsahan data diukur dari;
1. Kredibilitas
Kredibilitas dalam penelitian kualitatif menggambarkan kecocokan kosep
penelitian dengan konsep-konsep yang ada pada responden, untuk mencapai
kredibilitas hasil penelitian yang diharapkan, maka dilakukan pertama triangulasi,
yakni proses mencek kebenaran data yang diperoleh dengan cara
membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber ini tentang hal yang
sama, kedua pembicaraan dengan kolega, yakni kegiatan guna membahas dan
membicarakan hasil penelitian dilapangan dengan teman atau kolega, dengan
tujuan guna memperoleh pandangan-pandangan yang netral dan objektif, serta
masukan-masukan baik berupa sarana ataupun kritik ataupun berbentuk
pertanyaan-pertanyaan yang bersifat akan membantu penelitian dalam
menemukan pokok penelitian dan keabsahannya, ketiga referensi, hal ini
dipergunakan dalam membantu penelitian dalam menemukan bahan penelitian,
keempat mengadakan member-chek, hal ini dilakukan guna mengkonfirmasikan
hasil penelitian baik yang diperoleh melalui wawancara, studi dokumentasi ataupun
cara lain yang diperoleh selama penelitian berlangsung.
2. Transferabilitas
Hal ini dimaksudkan untuk mengadakan pengukuran sejauh manakah hasil
penelitian dapat diaplikasikan atau dipergunakan dalam situasi lain, dan hal ini
185
akan diserahkan kepada pembaca dan pemakai jasa hasil penelitian, oleh sebab
itu, seorang peneliti hendaknya mencari dan mengumpulkan data empiris tentang
kesamaan konteks, oleh sebab itu dalam hal ini peneliti hendaknya bertanggung
jawab untuk menyediakan data desicriptif untuk membuat keputusan tentang
pengalihan data tersebut.
3. Dependabilitas
Hal ini dimaksudkan untuk melihat sejauhmanakah hasil penelitian
bergantung pada keandalan, bahkan hal ini dimaksudkan untuk meninjau dari segi
konsentrasi hasil penelitian, dipendabilitas ini dapat diusahakan dengan
melakukan audit trail, yakni dengan mempelajari laporan-laporan lapangan, dan
selanjutnya sampai akhir penelitian selesai.
4. Konfirmabilitas
Hasil akhir suatu penelitian ihniah sebenamya tidak semata-mata dibentuk
melalui tahapan ini, namun yang paling berarti adalah sejauhmanakah hasil
penelitian depat dibuktikan kebenarannya, baik oleh peneliti itu sendiri ataupun
oleh pembaca yang memerlukan keterangan kongkrit mengenai hasil penelitian
ini, sehingga konfirmabilitas dalam suatu jenis penelitian juga menentukan
tahapan yang paling dianggap penting bagi suatu penelitian, sebab hal ini akan
jadi ukuran peneliti berikutnya yang akan melanjutkan atau meninjaunya dari
pandang lain.
186