02 paper tugas 1

31
ISI 1.1 Sejarah Agribisnis Pada awal pemenuhan kebutuhannya, manusia hanya mengambil dari alam sekitar tanpa kegiatan budidaya (farming), dengan demikian belum memerlukan sarana produksi pertanian. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia, alam tidak dapat menyediakan semua kebutuhan itu sehingga manusia mulai membudidayakan (farming) secara ekstensif berbagai tanaman, hewan dan ikan untuk memenuhi kebutuhannya. Pada tahap ini kegiatan budidaya mulai menggunakan sarana produksi, dilakukan dalarn pertanian itu sendiri (on farm) dan hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga sendiri (home consumption). Tahap selanjutnya, ditandai dengan adanya spesialisasi dalam kegiatan budidaya sebagai akibat pengaruh perkembangan diluar sektor pertanian dan adanya perbedaan potensi sumberdaya alam (natural endowment) antar daerah, perbedaan ketrampilan (skill) dalam masyarakat serta terbukanya hubungan lalulintas antar daerah. Pada tahap ini, selain dikonsumsi sendiri, hasil-hasil pertanian mulai dipasarkan dan diolah secara sederhana sebelum dijual. Perkembangan sektor pertanian selanjutnya dipacu oleh kemajuan teknologi yang sangat pesat di sektor industri (kimia dan mekanik) dan transportasi. Pertanian menjadi semakin maju dan kompleks dengan ciri produktivitas per hektar yang semakin tinggi berkat penggunaan sarana 1

Upload: brazil-putri-kevlin

Post on 24-Nov-2015

57 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

drbjukjgs

TRANSCRIPT

ISI1.1 Sejarah Agribisnis

Pada awal pemenuhan kebutuhannya, manusia hanya mengambil dari alam sekitar tanpa kegiatan budidaya (farming), dengan demikian belum memerlukan sarana produksi pertanian. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia, alam tidak dapat menyediakan semua kebutuhan itu sehingga manusia mulai membudidayakan (farming) secara ekstensif berbagai tanaman, hewan dan ikan untuk memenuhi kebutuhannya. Pada tahap ini kegiatan budidaya mulai menggunakan sarana produksi, dilakukan dalarn pertanian itu sendiri (on farm) dan hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga sendiri (home consumption).

Tahap selanjutnya, ditandai dengan adanya spesialisasi dalam kegiatan budidaya sebagai akibat pengaruh perkembangan diluar sektor pertanian dan adanya perbedaan potensi sumberdaya alam (natural endowment) antar daerah, perbedaan ketrampilan (skill) dalam masyarakat serta terbukanya hubungan lalulintas antar daerah. Pada tahap ini, selain dikonsumsi sendiri, hasil-hasil pertanian mulai dipasarkan dan diolah secara sederhana sebelum dijual.

Perkembangan sektor pertanian selanjutnya dipacu oleh kemajuan teknologi yang sangat pesat di sektor industri (kimia dan mekanik) dan transportasi. Pertanian menjadi semakin maju dan kompleks dengan ciri produktivitas per hektar yang semakin tinggi berkat penggunaan sarana produksi pertanian yang dihasilkan oleh industri (pupuk dan pestisida). Kegiatan pertanian semakin terspesialisasi menurut komoditi dan kegiatannya. Namun, petani hanya melakukan kegiatan budidaya saja, sementara pengadaan sarana produksi pertanian didominasi oleh sektor industri.

Dipihak lain karena proses pengolahan hasil-hasil pertanian untuk berbagai keperluan membutuhkan teknologi yang semakin canggih dan skala yang besar agar ekonomis, maka kegiatan ini pun didominasi oleh sektor industri pengolahan. Melalui proses pengolahan, produk-produk pertanian menjadi lebih beragam penggunaan dan pemasarannyapun menjadi lebih mudah (storable and transportable) sehingga dapat diekspor. Pada tahap ini pembagian kerja di dalam kegiatan pertanian menjadi semakin jelas, yaitu: kegiatan budidaya (farming) sebagai kegiatan pertanian dalam arti sempit, kegiatan produksi sarana pertanian (farm supplies) sebagai industri hulu dan kegiatan pengolahan komoditi pertanian sebagai industri hilir. Spesialisasi fungsional dalam kegiatan pertanian seperti yang telah dikemukakan diatas meliputi seluruh kegiatan usaha yang berhubungan langsung maupun tidak langsung dengan pertanian dan keseluruhannya disebut sistem "Agribisnis'.

1.2 Pengertian Sistem AgribisnisKarakteristik suatu sistem adalah bila terdapat suatu kumpulan elemen yang terintegrasi karena adanya interaksi antar elemen tersebut kemudian juga memiliki tujuan atau sasaran bersama yang harus dicapai. Interaksi antar elemen akan memiliki aktivitas perencanaan input, pengendalian proses dan pengukuran output, sebagai evaluasi sistem.

Menurut asal muasalnya kata Agribisnis berangkat dari kata Agribusiness, dimana Agri=Agriculture artinya pertanian dan Business berarti usaha atau kegiatan yang berorientasi profit. Jadi secara sederhana Agribisnis (agribusiness) adalah usaha atau kegiatan pertanian serta apapun yang terkait dengan pertanian berorientasi profit.

Sistem agribisnis merupakan kesatuan atau kumpulan dari elemen agribisnis yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan dan sasaran bersama, menggunakan input dan mengeluarkan output produk agribisnis melalui pengendalian proses yang telah direncanakanSistem agribisnis merupakan kesatuan atau kumpulan dari elemen agribisnis yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan dan sasaran bersama, menggunakan input dan mengeluarkan output produk agribisnis melalui pengendalian proses yang telah direncanakan..

Berikut pengertian agribisnis sebagai suatu sistem menurut beberapa ahli

John Davis and Ray Goldberg (1957)

Memandang agribisnis sebagai seluruhh rangkaian aktivitas produktif beberapa sub-sistem. Walaupun belum memasukkan unsur bisnis, pengertian tersebut memandang agribisnis sebagai suatu system.

E. Paul Roy (1979)

Agribusiness is the coordinating science of supplying agricultural production inputs and subsequently producing, processing and distributing food and fiber.

(Memandang agribisnis sebagai suatu proses koordinasi berbagai sub-sistem. Koordinasi merupakan fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sub-sistem menjadi sebuah system.)

Kenneth D. Duft (1979)

Memandang agribisnis dengan petani sebagai pokok bahasan. Duft dalam pengertiannya memasukkan unsure bisnis dengan tetap berpegangan pada agribisnis sebagai suatu system.

Bungaran Saragih

Memandang agribisnis sebagai paradigma pembangunan pertanian.

Wikipedia

Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir. Penyebutan "hulu" dan "hilir" mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan (food supply chain).

Agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran.

Soekartawi (1993)

Agribisnis berasal dari kata agri dan bisnis. Agri berasal dari bahasa Inggris, agricultural (pertanian). Bisnis berarti usaha komersial dalam dunia perdagangan.

Sjarkowi dan Sufri (2004)

Agribisnis adalah setiap usaha yang berkaitan dengan kegiatan produksi pertanian, yang meliputi pengusahaan input pertanian dan atau pengusahaan produksi itu sendiri atau pun juga pengusahaan pengelolaan hasil pertanian.

Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah cara pandang ekonomi bagi usaha penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik, agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran. Arsyad dkk

Agribisnis adalah kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari matarantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran produk-produk yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas.

Wibowo dkk, (1994)

Agribisnis mengacu kepada semua aktivitas mulai dari pengadaan, prosesing, penyaluran sampai pada pemasaran produk yang dihasilkan oleh suatu usaha tani atau agroindustri yang saling terkait satu sama lain.

Dengan demikian agribisnis dapat dipandang sebagai suatu sistim pertanian yang memiliki beberapa komponen sub sistim yaitu, sub sistim usaha tani/yang memproduksi bahan baku; sub sistim pengolahan hasil pertanian, dan sub sistim pemasaran hasil pertanian.

Austin

Agribisnis adalah kesatuan kegiatan usaha yang meliputi kegiatan usahatani, pengolahan bahan makanan, usaha sarana dan prasarana produksi pertanian, transportasi, perdagangan, kestabilan pangan dan kegiatan-kegiatan lainnya termasuk distribusi bahan pangan dan serat-seratan kepada konsumen.

Drillon

Agribisnis adalah sejumlah total dari seluruh kegiatan yang menyangkut manufaktur dan distribusi dari sarana produksi pertanian, kegiatan yang dilakukan usahatani, serta penyimpanan, pengolahan dan distribusi dari produk pertanian dan produk-produk lain yang dihasilkan dari produk pertanian.

Cramer and Jensen

Agribisnis adalah suatu kegiatan yang sangat kompleks, meliputi : industri pertanian, industri pemasaran hasil pertanian dan hasil olahan produk pertanian, industri manufaktur dan distribusi bagi bahan pangan dan serat-seratan kepada pengguna/konsumen.

Muhammad Firdaus

Agribisnis menurut pandangan secara luas, agribisnis mencakup semua kegiatan mulai dari pengadaan sarana produksi pertanian (farm supplies) sampai dengan tata niaga produk pertanian yang dihasilkan usaha tani atau hasil olahannya. Downey dan Erickson (1992)

Agribisnis meliputi keseluruhan kegiatan manajemen bisnis mulai dari perusahaan yang menghasilkan sarana produksi bagi usaha tani, usaha proses produksi pertanian, serta perusahaan yang menangani pengolahan, pengangkutan, penyebaran, penjualan secara borongan maupun secara eceran kepada konsumen akhir.

Abdul sidik

Agribisnis dapat dipandang sebagai suatu sistem pertanian yang memiliki beberapa komponen subsistem yaitu, subsistem usaha tani yang memproduksi bahan baku, subsistem pengolahan hasil pertanian, dan subsistem pemasaran hasil pertanian .

Emir WicaksonoSecara lengkap, Agribisnis dapat diartikan sebagai proses pemanenan energi surya melalui kegiatan fotosintesis, secara langsung atau tidak langsung yang dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya secara berkelanjutan dan bertujuan mencari profit. Secara singkat agribisnis dapat diartikan aktivitas bisnis berbasis pertanian yang berkelanjutan.

Beierlein and Woolverton (1991)

Agribisnis termasuk tidak hanya usaha pertanian di lahan tetapi juga SDM dan usaha yang menyediakan input (benih, kimia, kredit), proses hasil pertanian (susu, biji-bijian, daging), manufaktur produk pangan (es krim, roti, serealia), dan transportasi serta penjualan produk pangan ke konsumen (restoran dan supermarket).

1.3 Batasan Sistem Agribisnis

Untuk menyatakan sistem sebagai satu kesatuan atau satu kumpulan perlu ditetapkan lebih dahulu batasan sistem agribisnis. Batasan sistem merupakan batas maya yang memisahkan sistem agribisnis dengan lingkungannya atau memisahkan sistem agribisnis dengan sistem yang lain.

Keberadaan agribisnis diawali karena adanya pemanenan energi surya melalui proses foto sintesis menjadi energi kimia, sehingga produk-produk dasar agribisnis telah disediakan oleh alam, peran manusia adalah memanfaatkannya atau melakukan pengolahan untuk menambah nilai produk tersebut dengan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya, menggunakan teknologi yang dikuasainya agar diperoleh produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Manusia dapat memanfaatkan produk agribisnis dalam berbagai bentuk yaitu dalam bentuk bahan baku, produk setengah jadi atau produk jadi. Produk agribisnis inilah yang menjadi komoditi ekonomi. Batasan pertama sistem agribisnis adalah komoditi atau Commodity.

Komoditi akan memiliki nilai ekonomi bila ada konsumen yang memerlukan tetapi jumlah komoditi yang tersedia terbatas. Kondisi ini akan ditemukan bila ada pemilihan tempat dimana terjadi pertemuan penjual dan konsumen, pelaku agribisnis perlu menentukan tempat tertentu untuk menawarkan produknya kepada konsumen. Batasan kedua sistem agribisnis adalah tempat atau Place dimana komoditi tersebut dihasilkan dan dipasarkan.

Sebagai suatu bisnis, ada skala ekonomi tertentu yang harus dipenuhi untuk memperoleh profit. Untuk memenuhi skala ekonomi tersebut, produk agribisnis harus mencapai kuota atau volume tertentu, atau dengan kata lain ada batasan jumlah tertentu yang harus dipenuhi. Batasan ketiga sistem agribisnis adalah kuantitas atau Quantity.

Tidak mudah memperoleh kuantitas komoditi agribisnis yang telah ditetapkan. Adanya pengaruh alam dan faktor genetika menyebabkan komoditi agribisnis amat bervariatif. Proses seleksi, sortasi dan grading harus dilakukan berdasarkan spesifikasi kualitas produk yang diperlukan oleh konsumen. Batasan keempat bagi sistem agribisnis adalah kualitas atau Quality yang diperlukan konsumen. Ketersediaan komoditi agribisnis berfluktuasi tergantung musim dan iklim. Selera dan kebutuhan konsumen juga selalu berubah ubah dari waktu ke waktu apalagi komoditi agribisnis memiliki umur pakai yang terbatas sehingga waktu merupakan pembatas sistem. Batasan sistem agribisnis yang kelima adalah waktu atau Time.

Penjelasan telah mendeskripsikan bahwa batasan sistem agribisnis adalah Commodity, Place, Quality, Quantity, Time atau secara ringkas dapat disingkat CPQQT. Batasan ini sesuai dengan pendapat para ahli agribisnis yang menyatakan bahwa pengembangan agribisnis harus berpedoman pada 4-tepat, yaitu tepat komodidi, tepat tempat, tepat jumlah, tepat kualitas dan tepat waktu. Pedoman 4-tepat ini perlu dilengkapi lagi dengan satu pedoman tambahan yaitu tepat komoditi sehingga menjadi 5-tepat karena komoditi agribisnis amat bervariasi sehingga perlu spesifikasi komoditi yang jelas untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

Pengaruh alam dan pengaruh genetika membuat karakteristik produk agribisnis selalu fluktuatif dan variatif. Kebutuhan konsumen akan produk agribisnis juga berfluktuatif dan bervariatif sehingga ini menimbulkan masalah tetapi juga menjadi peluang untuk mengembangkan agribisnis. Detilnya dapat dilihat dalam bentuk tabel dibawah ini:

Bersifat fluktuatif karena selalu bergerak turun naik atau tidak stabil dan bersifat variatif karena bervariasi atau beragam. Untuk mengatasi masalah sekaligus memanfaatkan fluktuatifnya produk agribisnis dapat dilakukan :

Manajemen sistem agribisnis dengan cara merencanakan output, mengendalikan proses dan mengatur input sistem agribisnis sehingga diperoleh CPQQT yang tepat. Tepat komoditi, tepat tempat, tepat kuantitas, tepat kualitas dan tepat waktu.

Melakukan klasifikasi atau kategori pasar sasaran berdasarkan CPQQT sehingga fluktuasi menjadi peluang membuka usaha. Ada pengklasifikasian pasar berdasarkan komoditi, tempat, kuantitas, kualitas dan waktu.

Untuk mengatasi masalah variatif dapat dilakukan dengan :

Seleksi, sortasi dan grading (memilih, memisahkan dan menggolongkan) produk agribisnis berdasarkan CPQQT sehingga diperoleh tepat komoditi, tepat tempat, tepat kuantitas, tepat kualitas dan tepat waktu.

Melakukan proses nilai tambah dari sisi komoditi, tempat, kuantitas, kualitas dan waktu. Proses yang dapat dilakukan adalah pengemasan, pengepakan, transportasi distribusi, pengolahan, ekstraksi, penyimpanan.

Para ahli agribisnis berpendapat bahwa produk agribisnis bersifat : a) Bulky : memerlukan atau menyita ruang penyimpanan yang besar.

b) Perishable : cepat susut secara kuantitas maupun kualitas.

c) Voluminous : memiliki volume besar.

Masalah yang disebabkan oleh sifat-sifat produk agribisnis diatas dapat diubah menjadi peluang usaha dengan penerapan iptek, mulai dari pengolahan, pengawetan, ekstraksi atau penerapan teknologi lainnya. Penerapan iptek selain memberikan solusi juga memberikan nilai tambah bagi produk agribisnis.

1.4 Agribisnis Menurut Sudut Pandang Ekonomi

Agribisnis dari cara pandang ekonomi ialah usaha penyediaan pangan. Pendekatan analisis makro memandang agribisnis sebagai unit sistem industri dan suatu komoditas tertentu, yang membentuk sektor ekonomi secara regional atau nasional. Sedangkan pendekatan analisis mikro memandang agribisnis sebagai suatu unit perusahaan yang bergerak, baik dalam salah satu subsistem agribisnis, baik hanya satu atau lebih subsistem dalam satu lini komodias atau lebih dari satu lini komoditas.

Sebagai subjek akademik, agribisnis mempelajari strategi memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen, proses pengolahan, hingga tahap pemasaran. Dengan definisi ini dapat diturunkan ruang lingkup agribisnis yang mencakup semua kegiatan pertanian yang dimulai dengan pengadaan penyaluran sarana produksi (the manufacture and distribution of farm supplies), produksi usaha tani (Production on the farm) dan pemasaran (marketing) produk usaha tani ataupun olahannya. Ketiga kegiatan ini mempunyai hubungan yang erat, sehingga gangguan pada salah satu kegiatan akan berpengaruh terhadap kelancaran seluruh kegiatan dalam bisnis. Karenanya agribisnis digambarkan sebagai satu sistem yang terdiri dari tiga subsistem, serta tambahan satu subsistem lembaga penunjang.

1.5 Subsistem Agribisnis

Sistem agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai subsistem yaitu:

a) Subsistem Agribisnis/Agroindustri Hulu Meliputi pengadaan sarana produksi pertanian antara lain terdiri dari benih, bibit, makanan ternak, pupuk , obat pemberantas hama dan penyakit, lembaga kredit, bahan bakar, alat-alat, mesin, dan peralatan produksi pertanian. Pelaku-pelaku kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana produksi adalah perorangan, perusahaan swasta, pemerintah, koperasi. Betapa pentingnya subsistem ini mengingat perlunya keterpaduan dari berbagai unsur itu guna mewujudkan sukses agribisnis. Industri yang meyediakan sarana produksi pertanian disebut juga sebagai agroindustri hulu (upstream).

b) Subsistem budidaya / usahatani Usaha tani menghasilkan produk pertanian berupa bahan pangan, hasil perkebunan, buah-buahan, bunga dan tanaman hias, hasil ternak, hewan dan ikan. Pelaku kegiatan dalam subsistem ini adalah produsen yang terdiri dari petani, peternak, pengusaha tambak, pengusaha tanaman hias dan lain-lain.

c) Subsistem Agribisnis/agroindustri Hilir meliputi Pengolahan dan Pemasaran (Tata niaga) produk pertanian dan olahannya Dalam subsistem ini terdapat rangkaian kegiatan mulai dari pengumpulan produk usaha tani, pengolahan, penyimpanan dan distribusi. Sebagian dari produk yang dihasilkan dari usaha tani didistribusikan langsung ke konsumen didalam atau di luar negeri. Sebagian lainnya mengalami proses pengolahan lebih dahulu kemudian didistribusikan ke konsumen. Pelaku kegiatan dalam subsistem ini ialah pengumpul produk, pengolah, pedagang, penyalur ke konsumen, pengalengan dan lain-lain. Industri yang mengolah produk usahatani disebut agroindustri hilir (downstream). Peranannya amat penting bila ditempatkan di pedesaan karena dapat menjadi motor penggerak roda perekonomian di pedesaan, dengan cara menyerap/mencipakan lapangan kerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat pedesaan.

d) Subsistem jasa layanan pendukung agribisnis (kelembagaan) Subsistem jasa layanan pendukung agribisnis (kelembagaan) atau supporting institution adalah semua jenis kegiatan yang berfungsi untuk mendukung dan melayani serta mengembangkan kegiatan sub-sistem hulu, sub-sistem usaha tani, dan sub-sistem hilir. Lembaga-lembaga yang terkait dalam kegiatan ini adalah penyuluh, konsultan, keuangan, dan penelitian. Lembaga penyuluhan dan konsultan memberikan layanan informasi yang dibutuhkan oleh petani dan pembinaan teknik produksi, budidaya pertanian, dan manajemen pertanian. Untuk lembaga keuangan seperti perbankan, model ventura, dan asuransi yang memberikan layanan keuangan berupa pinjaman dan penanggungan risiko usaha (khusus asuransi). Sedangkan lembaga penelitian baik yang dilakukan oleh balai-balai penelitian atau perguruan tinggi memberikan layanan informasi teknologi produksi, budidaya, atau teknik manajemen mutakhir hasil penelitian dan pengembangan.

Berdasarkan pandangan bahwa agribisnis sebagai suatu sistem dapat terlihat dengan jelas bahwa subsistem-subsistem tersebut tidak dapat berdiri sendiri, tetapi saling terkait satu dengan yang lain. Subsistem agribisnis hulu membutuhkan umpan balik dari subsistem usaha tani agar dapat memproduksi sarana produksi yang sesuai dengan kebutuhan budidaya pertanian. Sebaliknya, keberhasilan pelaksanaan operasi subsistem usaha tani bergantung pada sarana produksi yang dihasilkan oleh subsistem agribisnis hilir. Selanjutnya, proses produksi agribisnis hilir bergantung pada pasokan komoditas primer yang dihasilkan oleh subsistem usahatani. Subsistem jasa layanan pendukung, seperti telah dikemukakan, keberadaannya tergantung pada keberhasilan ketiga subsistem lainnya. Jika subsistem usahatani atau agribisnis hilir mengalami kegagalan, sementara sebagian modalnya merupakan pinjaman maka lembaga keuangan dan asuransi juga akan mengalami kerugian.

Dalam hal pengelolaan sub sistem agribisnis diatas memerlukan penanganan/manajerial. Maka kekhususan manajemen agribisnis antara lain dapat dinyatakan sebagaimana berikut :

1) Keanekaragaman jenis bisnis yang sangat besar pada sektor agribisnis yaitu dari para produsen dasar sampai para pengirim, perantara, pedagang borongan, pemproses, pengepak, pembuat barang, usaha pergudangan, pengangkutan, lembaga keuangan, pengecer, kongsi bahan pangan, restoran dan lainnya.

2) Besarnya jumlah agribisnis, secara kasar berjuta-juta bisnis yang berbeda telah lazim menangani aliran dari produsen sampai ke pengecer.

3) Cara pembentukan agribisnis dasar di sekeliling pengusaha tani. Para pengusaha tani ini menghasilkan beratus-ratus macam bahan pangan dan sandang (serat).

4) Keanekaragaman yang tidak menentu dalam hal ukuran agribisnis, dari perusahaan raksasa sampai pada organisasi yang di kelola oleh satu orang .

5) Agribisnis yang berukuran kecil dan harus bersaing di pasar yang relative bebas dengan penjual yang berjumlah banyak dan pembeli yang lebih sedikit.

6) Falsafah hidup tradisional yang dianut oleh para pekerja agribisnis cenderung membuat agribisnis lebih berpandangan konservatif dibanding bisnis lainnya.

7) Kenyataan bahwa agribisnis cenderung berorientasi pada masyarakat, banyak di antaranya terdapat dikota kecil dan pedesaan, dimana hubungan antar perorangan penting dan ikatan bersifat jangka panjang.

8) Kenyataan bahwa agribisnis yang sudah menjadi industri raksasa sekali pun sangat bersifat musiman.

9) Agribisnis bertalian dengan gejala alam.

10) Dampak dari program dan kebijakan pemerintah mengena langsung pada agribisnis. Misalnya harga gabah sangat dipengaruhi oleh peraturan pemerintah.

1.5 Lingkungan Sistem Agribisnis

Adanya batasan sistem membuat pemisahan antara sistem dengan lingkungan. Segala sesuatu yang ada diluar batas sistem tersebut dan mempengaruhi operasi sistem itulah yang disebut lingkungan. Tujuan mengenali lingkungan sistem agribisnis adalah untuk identifikasi pengaruh lingkungan yang menguntungkan dan yang merugikan, kemudian mengelola faktor yang menguntungkan atau mendukung sistem dan mengendalikan faktor yang merugikan agar tidak mengganggu kelangsungan hidup sistem. Lingkungan dan hal-hal yang mempengaruhi sistem agribisnis adalah: 1. Undang Undang dan Legalitas

Sebagai suatu bisnis yang terkait dengan pengelolaan sumberdaya alam, sumberdaya manusia, penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi, terlibat dalam hal penawaran dan permintaan, distribusi produk, rantai aliran finansial, kebutuhan investasi atau modal kerja, bentuk dan struktur usaha maka undang-undang dan legalitas usaha merupakan faktor yang mempengaruhi sistem agribisnis.

Hukum di Indonesia terbagi menjadi hukum publik dan hukum privat. Hukum publik adalah hukum yang mengatur masalah kepentingan publik seperti hukum pidana, tata negara, tatausaha, keamanan. Publik dapat berarti sekelompok orang, masyarakat atau negara. Hukum privat adalah hukum yang mengatur masalah kepentingan partkelir atau swasta. Termasuk hukum privat ini adalah hukum perdata dan hukum dagang.

2. Lingkungan Bisnis & Strategi Bisnis (EFAS & IFAS)

Kondisi bisnis dipengaruhi oleh kehidupan masyarakat dan sebaliknya sehingga sistem agribisnis perlu mempelajari pengaruh-pengaruh lingkungan bisnis dari sisi politik, ekonomi, sosial, budaya, ilmu pengetahuan, teknologi, pertahanan, keamanan. Faktor-faktor lingkungan terbagi menjadi faktor eksternal (EFAS = External Factor Analysis Summary) dan faktor internal (IFAS = Internal Factor Analysis Summary).

Menurut Amin Widjaya Tunggal (2008) dalam bukunya Manajemen Strategi, faktor eksternal lingkungan perusahaan dibagi menjadi tiga sub kategori: Faktor lingkungan jauh

Faktor lingkungan industri

Faktor lingkungan operasi

Faktor lingkungan jauh akan mempegaruhi perusahaan karena adanya peluang, kendala atau ancaman dalam berbisnis. Faktor lingkungan industri mempengaruhi strategi dan rencana usaha agar unggul bersaing. Faktor lingkungan operasi akan mempengaruhi persaingan operasional pada alur hulu hilir agribisnis. Tujuan mempelajari pengaruh lingkungan adalah untuk mengantisipasi perubahan-perubahan dunia usaha dimasa datang agar dapat mempersiapkan dan memperbaiki kinerja sistem agribisnis dalam meraih profit.

Gambar V.1 faktor lingkungan yang mempengaruhi sistem agribisnis.

3. Kebijakan ekonomi mikro pemerintah

Ekonomi mikro membahas bagaimana alokasi sumberdaya secara efisien untuk konsumen pada tingkat rumah tangga, perusahaan dan industri untuk menjelaskan pertanyaan-pertanyaan seperti apa yang diproduksi dan bagaimana? Apa yang dikonsumsi, untuk, oleh dan dari siapa?

Pertanyaan-pertanyaan diatas mendapat pembahasan secara ilmiah berdasarkan pemikiran Adam Smith yang merupakan pelopor ilmu ekonomi dengan memandang perekonomian sebagai suatu sistem. Sebagai sistem, perekonomian memiliki kemampuan untuk menjaga keseimbangannya, melalui mekanisme pasar.

4. Kebijakan ekonomi makro pemerintah

Bila ekonomi mikro hanya memperhatikan alokasi sumberdaya secara efisien untuk konsumen pada tingkat rumah tangga, perusahaan dan industri maka ekonomi makro memperhatikan alokasi sumber daya pada tingkat kumpulan rumah tangga, perusahaan dan industri atau dengan kata lain pada tingkat negara.

Ekonomi makro merupakan pemikiran dari John Maynard Keynes yang menyatakan pendapat untuk memperbaiki pemikiran ekonomi klasik (pemikiran Adam Smith dkk) dalam menghadapi kegagalan mekanisme pasar saat Great Depression tahun 1929-1933. Melalui bukunya The General Theory of Employment, Interest and Money yang diterbitkan tahun 1936, ada dua hal yang disampaikan Keynes yaitu, pokok pikiran pertama adalah kegagalan mekanisme pasar disebabkan asumsi pasar yang terlalu idealis kemudian penekanan hanya pada sisi penawaran, padahal di dunia nyata tidak terdapat pasar seperti itu. Pokok pikiran kedua adalah perlunya intervensi pemerintah untuk memulihkan perekonomian dengan menstimulir permintaan. Masalah-masalah yang menjadi perhatian ekonomi makro adalah siklus bisnis, standar hidup, inflasi, resesi, anggaran dan defisit anggaran. Masalah-masalah ini tercermin dan terkait dengan pengukuran Produk Domestik Bruto (PDB). Formula matematis PDB berdasarkan pengeluaran agregat adalah:

PDB = Produk Domestik Bruto

C (Consumption) = Konsumsi Rumah Tangga

G (Government) = Konsumsi Pemerintah

I (Investment) = Investasi

X (Export) = Ekspor

M (Import) = Impor

5. Ekonomi Internasional

Pengaruh globalisasi ekonomi dunia membuat ekonomi nasional menjadi bagian dari ekonomi internasional, dan tidak ada lagi negara yang hidup terisolasi tanpa hubungan ekonomi, hubungan keuangan, maupun hubungan perdagangan internasional (ekspor dan impor)

Dalam bukunya Ekonomi Internasional (1999) Hamdy Hadi menuliskan penyebab terjadinya perdagangan internasional menurut beberapa teori adalah:

a) Teori Pra Klasik Merkantilisme : teori yang mendorong ekspor sebesar besarnya kecuali logam mulia dan membatasi impor sekecil-kecilnya.

b) Teori Klasik: teori yang menyatakan peningkatan kemakmuran negara karena adanya perdagangan bebas dan negara memiliki keunggulan absolut.

c) Teori Modern : Perdagangan internasional terjadi karena perbedaan opportunity cost antara suatu negara dengan negara lain.

d) Current Theory (Alternative Theory)

Kebijakan perdagangan internasional yang mempengaruhi sistem agribisnis adalah:

Kebijakan ekspor di dalam negeri

Kebijakan impor : kebijakan tariff barrier, kebijakan non tarif dan kebijakan perdagangan

Kebijakan lain : dumping dan international cartel

Organisasi dan kerjasama perdagangan internasional mengarah kepada integrasi ekonomi dan keuangan secara regional. Pengelompokkan organisasi dan kerjasama internasional adalah:

Organisasi dan kerjasama multilateral : Organisasi multilateral internasional, organisasi multilateral regional.

Organisasi dan kerjasama bilateral : kerjasama dua negara

Organisasi dan kerjasama sektoral : kerjasama beberapa negara pada sektor tertentuAdanya perdagangan internasional menimbulkan masalah sumber dan metode pembiayaan, sistem pembayaran internasional. Sumber pembiayaan adalah:

Sumber dana sendiri dari pembeli/importir

Sumber dana kredit dari penjual/eksportir

Sumber dana dari pihak ketiga (lembaga bank atau nonbank)

Metode pembiayaan adalah:

a) Account receivable financing : kredit yang diberikan bank kepada eksportir.b) Banker's acceptance : Pembayaran oleh bank setelah jatuh tempo

c) Short term bank loan : pinjaman jangka pendek untuk modal kerja dan inventori

d) Counter trade (imbal dagang) : pertukaran barang dengan barang baik langsung maupun tidak langsung.e) Factoring : pembayaran melalui penjualan piutang

f) Forfaiting : pembelian barang modal dengan menjaminkan ke bank.

g) Leasing : sewa guna usaha

Sistem pembayaran internasional adalah: a. Cash in advance/prepayment : pembayaran yang dilakukan pembeli sebelum barang dikapalkan. Pembayaran dapat dilakukan sebagian atau lunas. b. Open account : pembayaran dilakukan pembeli setelah barang dikirim atau setelah waktu tertentu. c. Private compensation : pembayaran antara beberapa penjual dan beberapa pembeli dengan sistem kompensasi hutang-piutang. d. Letter of Credit (L/C) : Surat pernyataan bank atas permintaan pembeli untuk membayar kepada penjual bila syarat-syarat L/C telah dipenuhi.

e. Draft/Commercial Bill of Exchange: Surat perintah membayar kepada pembeli. f. Consigment (konsinyasi) : pembayaran dilakukan setelah barang terjual Kebijkan- kebijakan ekonomi internasional dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi makro yang diambil pemerintah, yang mempengaruhi sistem agribisnis adalah:

c. Kebijakan fiskal Kebijakan yang berkaitan dengan perubahan pengeluaran dan penerimaan pemerintah melalui pajak (di Indonesia disebut kebijakan APBN). Ada dua kebijakan, kebijakan fiskal ekspansif dan kebijakan fiskal kontraktif.

d. Kebijakan moneter

Kebijakan pemerintah dalam mengendalikan jumlah uang yang beredar dan tingkat bunga. Ada dua kebijakan, kebijakan moneter ekspansif dan kebijakan moneter kontraktif. e. Kebijakan perubahan kurs

Kebijakan devaluasi atau revaluasi umumnya dilakukan pada sistem kurs tetap. Devaluasi Rupiah terhadap mata uang luar negeri dilakukan bila Impor > Ekspor (M > X) dengan tujuan: f. Kebijakan pengawasan langsung

Kebijakan pengawasan dilakukan melalui pengawasan:

Perdagangan (trade control)

Lalu lintas devisa (foreign exchange control)

6. Faktor Lingkungan lainnya

Merupakan faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi sistem agrbisnis, seperti kestabilan politik, kondisi sosial budaya dan kondisi keamanan.

1.6 Elemen Sistem Agribisnis

Elemen sistem agribisnis merupakan unsur terkecil pembentuk sistem agribisnis, saling berinteraksi, bekerja sama membentuk kesatuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Elemen sistem agribisnis adalah :

a) Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Sumber daya alam dan lingkungan bagi agribisnis merupakan modal dasar pertama untuk dimanfaatkan atau diolah. Sumber daya alam dan linkungan terkait erat dengan syarat tumbuh bagi tanaman untuk melakukan proses fotosintesis, faktor tersebut adalah : lahan, energi sinar dalam bentuk cahaya dan panas, iklim atau suhu udara.

b) Sumber Daya Manusia

Sumber daya Manusia merupakan modal dasar kedua yaitu sebagai penggerak agribisnis baik aktif maupun pasif. Penyiapan sumber daya manusia merupakan salah satu kunci utama keberhasilan pengembangan agribisnis. Setidaknya ada dua alasan mengapa SDM memegang peran vital dalam agribisnis, pertama SDM mempengaruhi efisien dan efektifitas usaha, kedua agribisnis lahir, tumbuh berkembang untuk memenuhi kebutuhan manusia. Alasan diatas menimbulkan kesadaran bahwa sumberdaya manusia perlu dikelola dengan baik, dengan sistem rancangan formal untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif atau dengan kata lain perlu adanya Manajemen SDM.

c) IPTEK

Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan modal dasar ketiga yaitu sebagai pengetahuan dan teknologi yang digunakan sumber daya manusia dalam mengelola sumber daya alam. Penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi akan terkait dengan ketersediaan, kesesuaian dan keberlanjutan penerapannya.

d) PASAR

Pasar merupakan muara dari agribisnis sehingga diperlukan pemahaman mengenai pasar, pemasaran terutama manajemen pemasaran untuk mendirikan, mengembangkan, mempertahankan dan meregenerasikan sistem agribisnis.

e) FINANSIAL/MODAL KERJA

Aspek finansial merupakan salah satu tujuan sistem agribisnis selain melestarikan lingkungan, membuka lapangan kerja, mengembangkan iptek, membuka pasar dan mengembangkan organisasi. Dapat dikatakan ketahanan finansial merupakan faktor pendukung untuk memulai agribisnis, untuk mengembangkan agribisnis, untuk mempertahankan agribisnis, untuk regenerasi agribisnis. Finansial secara internal berfungsi untuk modal kerja, investasi dan piutang sedangkan secara eksternal finansial berfungsi untuk membangun ketahanan finansial. Kedua performa ini akan meningkatkan kepercayaan pihak-pihak terkait (agribusiness stakeholder) sekaligus penguasaan sistem agribisnis untuk meningkatkan keunggulan posisi dalam persaingan.f) ORGANISASI / KELEMBAGAAN

Organisasi merupakan wadah bagi sekelompok SDM yang melakukan kegiatan dan memiliki hubungan kerja untuk mencapai tujuan bersama. Peran organisasi dalam agribisnis dapat dikategorikan sebagai pelaku dan penunjang agribisnis. Pelaku adalah yang terlibat langsung pada kegiatan agribisnis sedangkan penunjang adalah yang tidak terlibat langsung pada kegiatan agribisnis.

KESIMPULAN

Sistem agribisnis merupakan kesatuan atau kumpulan dari elemen agribisnis yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan dan sasaran bersama, menggunakan input dan mengeluarkan output produk agribisnis melalui pengendalian proses yang telah direncanakan. Untuk menyatakan sistem sebagai satu kesatuan atau satu kumpulan perlu ditetapkan lebih dahulu batasan sistem agribisnis. Batasan sistem merupakan batas maya yang memisahkan sistem agribisnis dengan lingkungannya atau memisahkan sistem agribisnis dengan sistem yang lain.Agribisnis dari cara pandang ekonomi ialah usaha penyediaan pangan. Pendekatan analisis makro memandang agribisnis sebagai unit sistem industri dan suatu komoditas tertentu, yang membentuk sektor ekonomi secara regional atau nasional. Sistem agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai subsistem yaitu: agroindustry hulu, usaha tani, agroindustry hilir, lembaga pendukung usaha agribisnis.DAFTAR PUSTAKAMaulidina, Silvana . Sistem Agribisnis (Modul 1 Managemen Agribisnis)Wicaksono, Emir. 2010. BAB V SISTEM AGRIBISNIS. http://taman-agribisnis.blogspot.com /2010/02/bab-v-sistem-agribisnis.html (diakses tanggal 20 februari 2013)Maharani, Fitria. 2012. Definisi Agribisnis. http://fitriah-maharani.blogspot.com /2012/02/definisi-agribisnis.htm (diakses tanggal 20 februari 2013)

21