alinahrowi4.files.wordpress.com file · web viewpernikahan adalah sebuah anugerah yang harus...

30

Click here to load reader

Upload: haque

Post on 03-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: alinahrowi4.files.wordpress.com file · Web viewPernikahan adalah sebuah anugerah yang harus disyukuri sebagai bentuk implementasi dari naluri dan fitrah manusia. Tujuannya tak lain

POLIGAMI

MAKALAH

Dibuat Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqh Munakahah Semester III Tahun Akademik 2014-2015 Jurusan Hukum Bisnis Syariah Fakultas Syariah

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Dosen

Ahmad Izzuddin, M.HI

Oleh

KELOMPOK 1

Ali nahrowi : 13220214

Olif Amalia Rahmasari : 13220034

Fikri robiatul KH : 13220093

MALANG

2014

Page 2: alinahrowi4.files.wordpress.com file · Web viewPernikahan adalah sebuah anugerah yang harus disyukuri sebagai bentuk implementasi dari naluri dan fitrah manusia. Tujuannya tak lain

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Untaian kalimat tahmid mengalun indah kepada Allah Azza wa jalla

yang senantiasa karuniakan nikmat yang tak terhingga. Sholawat dan salam tak

pernah henti mengalir kepada Revolusi Islam Nabi Muhammad S.A.W.

Pernikahan adalah sebuah anugerah yang harus disyukuri sebagai bentuk

implementasi dari naluri dan fitrah manusia. Tujuannya tak lain adalah sebagai

media untuk senantiasa berkembang, melangsungkan kehidupan dan melahirkan

keturunan. Pernikahan ikatan suci yang sennatiasa harus tidak ternodai, namun

manusi tetaplah manusia dengan segala keterbatasannya tak akan bisa sempurna,

kekurangan dan kesalahan selalu menjadi pelengkap dalam setiap gerak

perbuatan.

Poligami bukanlah sebuah musibah bukan pula sebuah perintah, hanya

sebagai sarana menemukan titik penengah untuk tetap mempertahankah rumah

tangga. Untuk memahami apa dan bagaimana poligami yang diatur oleh Islam,

yang sesuai dengan al Quran, maka makalah ini kami susun sebagai tambahan

informasi agar tidak berfikir untuk pro atau kontra pada poligami.

Kekurangan dalam makalah ini semata-mata karena keterbatasan waktu

dan refrensi informasi, sehingga kiranya kami menerima kritik saran yang baik

demi mencapai perbaikan.

Malang, 22 Oktober 2014

Penyusun

i

Page 3: alinahrowi4.files.wordpress.com file · Web viewPernikahan adalah sebuah anugerah yang harus disyukuri sebagai bentuk implementasi dari naluri dan fitrah manusia. Tujuannya tak lain

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................3

A. Latar Belakang..............................................................................................3

B. Rumusan Masalah.........................................................................................3

C. Tujuan...........................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5

A. Pengertian Poligami......................................................................................5

B. Dasar Hukum Poligami.................................................................................5

C. Praktek Perkawinan Nabi SAW....................................................................8

D. Alasan Poligami............................................................................................8

E. Syarat Diperbolehkannya Berpoligami.......................................................10

F. Prosedur Poligami dalam hukum positif.....................................................11

G. Hikmah Poligami........................................................................................12

BAB III PENUTUP...............................................................................................14

A. Simpulan.....................................................................................................14

B. Kritik dan Saran..........................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

ii

Page 4: alinahrowi4.files.wordpress.com file · Web viewPernikahan adalah sebuah anugerah yang harus disyukuri sebagai bentuk implementasi dari naluri dan fitrah manusia. Tujuannya tak lain

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya, seorang laki-laki hendaklah mencukupkan diri dengan memiliki

seorang istri saja, demi menjaga ketenangan kehidupan berkeluarga, dan agar lebih mudah

memelihara dan mendidik anak-anak yang dilahirkan dari perkawinna tersebut. Namun,

adakalanya timbul situasi atau kondisi darurat, misalnya dalam keadaan istri tidak dapat

melhirkan keturunan, atau tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai istri, karena cacat

badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan, dan sebagainya. Sedangkan si suami

masih tetap mencintai istrinya itu dan tidak ingin menceraikannya. Disisi lain, cukup banyak

perempuan yang sudah waktunya menikah dan sudah memenuhi semua persyaratan untuk itu,

namun belum juga beruntung memperoleh seorang suami untuk menjadi pendamping

hidupnya dan yang diharapkan ia memperoleh keturunan darinya.

Dalam keadaan seperti itu, jalan keluar yang mungkin paling sedikit madlaratnya –

walaupun tetap saja tidak terlepas sama sekali dari berbagai keberatan – adalah laki-laki yang

sudah beristri tersebut mengawini seorang perempuan lain di samping istrinya yang sudah

ada. Yang menjadi catatan bagi kami adalah, ada sebagian dari kalangan umat Islam yang

bersikukuh menolak poligami, disisi lain mendukung penuh peraktek poligami bahkan

menganggap poligami sebagai hal yang bersifat wajib. Ironisnya, mereka yang menentang

menganggap bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki kelainan seksual sehingga beliau

memiliki istri lebih dari satu. Selanjtunya, makalah ini disusun untuk menengahi perbedaan-

perbedaan ini, dan memberi pencerahan tentang poligami yang diperbolehkan dalam Islam.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Poligami ?

2. Apa Dasar Hukum Poligami?

3. Bagaimana praktek Poligami Nabi Muhammad SAW?

4. Apa Syarat diperbolehkannya Poligami dan prosedur untuk berpoligami ?

5. Apa Alasan Poligami?

6. Apa Hikmah poligami?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian Poligami

3

Page 5: alinahrowi4.files.wordpress.com file · Web viewPernikahan adalah sebuah anugerah yang harus disyukuri sebagai bentuk implementasi dari naluri dan fitrah manusia. Tujuannya tak lain

2. Mengetahui Dasar Hukum Poligami

3. Mengetahui praktek Poligami Nabi Muhammad SAW

4. Memahami Syarat diperbolehkannya Poligami

5. Memahami Alasan Poligami

6. Mengetahui Hikmah poligami

4

Page 6: alinahrowi4.files.wordpress.com file · Web viewPernikahan adalah sebuah anugerah yang harus disyukuri sebagai bentuk implementasi dari naluri dan fitrah manusia. Tujuannya tak lain

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Poligami

Kata poligami, secara etimologi berasal dari bahasa yunani, yaitu polus yang berarti

banyak dan gamos yang berarti perkawinan. Bila pengertian kata ini digabungkan, maka

poligami akan berarti suatu perkawinan yang banyak atau lebih dari seorang.1

Sistem perkawinan bahwa seorang laki-laki mempunyai lebih seorang istri dalam

waktu yang bersamaan, atau seorang perempuan mempunyai suami lebih dari seorang dalam

waktu yang bersamaan, pada dasarnya disebut dengan poligami. Pengertian poligami menurut

bahasa Indonesia adalah sistem perkawinan yang salah satu pihak memiliki atau mengawini

beberapa lawan jenisnya diwaktu yang bersamaan.2

Kebiasaan beristri lebih dari satu (Poligami) sudah jauh ada sebelum datanganya

agama islam. Kitab-kitab suci agama samawi dan buku-buku sejarah menyebutkan bahwa di

kalangan para pemimpin maupun orang-orang awam di setiap bangsa, bahkan diantara para

Nabi sekalipun poligami bukanlah hal yang asing atau tidak disukai.3

B. Dasar Hukum Poligami

Dasar hukum yang selalu dipakai dalam melakukan poligami dalam islam adalah

yang tertera dalam al-quran surat na-nisa’ ayat 3 :

اء  س�� وإن خفتم أال تقسطوا في اليتامى ف��انكحوا م��ا ط��اب لكم من الن مثنى وثالث ورباع ف��إن خفتم أال تع��دلوا فواح��دة أو م��ا ملكت أيم��انكم

.ذلك أدنى أال تعولوا Artinya:  Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak)

perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-

wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut

tidak akan dapat berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak

yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuataniaya.

Maksudnya  berlaku adil ialah perlakuan yang adil dalam menafkahi misteri baik

secara jasmani maupun rohani. Kebutuhan jasmani misalnya pakaian, tempat, dan kebutuhan

rohani seperti giliran dan lain-lain yang bersifat rohaniah . dari hal ini maka islam

1 Sohari Sahrani, fikih munakahat, (Jakarta: Rajawali pers, 2009), h.3512 Ibid, h.3513 Muhammad Baqir, Fiqh praktis II, (Bandung: Karisma. 2008), hlm.90-91

5

Page 7: alinahrowi4.files.wordpress.com file · Web viewPernikahan adalah sebuah anugerah yang harus disyukuri sebagai bentuk implementasi dari naluri dan fitrah manusia. Tujuannya tak lain

memperbolehkan berpoligami dengan syarat-syarat tertentu. Sebelum turun ayat Ini poligami

sudah ada, dan pernah pula dijalankan oleh para nabi sebelum nabi Muhammad SAW. Ayat

Ini membatasi poligami sampai empat orang saja.4

Dan demikian juga disebutkan dalam surat An-Nisa` ayat 129, Allah SWT berfirman:

��لولن تستطيع ��ل المي ساء ولو حرصتم فال تميل��وا ك وا أن تعدلوا بين النفإن الل ه كان غفورا رحيمافتذروها كالمعل قة وإن تصلحوا وتت قوا

Artinya:  Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil diantara isteri-isteri(mu),

walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, Karena itu janganlah kamu terlalu

cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung.

Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), Maka

Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Sejak masa Rasulullah SAW, Sahabat, Tabi`in, periode Ijtihad dan setelahnya

sebagian besar kaum Muslimin memahami dua ayat Akhkam itu sebagai berikut:

Adakalanya dipahami Perintah Allah SWT, “maka kawinilah wanita-wanita (lain)

yang kamu senangi”, difahami sebagai perintah ibâhah (boleh), bukan perintah wajib.

Seorang muslim dapat memilih untuk bermonogami (istri satu) atau berpoligami (lebih dari

satu). Demikianlah kesepakatan pendapat mayoritas pendapat mujtahid dalam berbagai kurun

waktu yang berbeda.

Selanjutnya Poligami harus berlandaskan asas keadilan, sebagaimana firman Allah,

“kemudian  jika kamu takut tidak akan berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau

budak-budak yang kamu miliki.“ (QS. An-nisa`: 3) seseorang tidak dibolehkan menikahi

lebih dari seorang istri jika mereka merasa tidak yakin akan mampu untuk berpoligami.

Walaupun dia menikah maka akad tetap sah, tetapi dia berdosa terhadap tindakannya itu.

Kemudian Juga sebagaimana termaktub dalam ayat yang berbunyi, “dan kamu

sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil diantara istri-istri (mu), walaupun kamu sangat

ingin berbuat demikian”. Adil dalam cinta diantara istri-istri adalah suatu hal yang mustahil

dilakukan karena dia berada di luar batas kemampuan manusia. Namun, suami seyogyanya

tidak berlaku dzolim terhadap istri-istri yang lain karena kecintaannya terhadap istrinya.5

Dan adalagi yang menyebutkan bahwa poligami itu mubah (dibolehkan) selama

seorang mu`min tidak akan khawatir akan aniaya. Diperbolehkan poligami untuk

4Alquran terjemah5Fada Abdul Razak Al-Qoshir, Wanita Muslimah Antara Syari`At Islam Dan Budaya Barat, (Yogyakarta: Darussalam Offset, 2004) hlm. 42-45

6

Page 8: alinahrowi4.files.wordpress.com file · Web viewPernikahan adalah sebuah anugerah yang harus disyukuri sebagai bentuk implementasi dari naluri dan fitrah manusia. Tujuannya tak lain

menyelamatkan dirinya dari dosa. Dan terang pula bahwa boleh berpoligami itu tidak

bergantung kepada sesuatu selain aniaya (tidak jujur), jadi tidak bersangkutan dengan mandul

istri atau sakit yang menghalanginya ketika tidur dengan suaminya dan tidak pula karena

banyak jumlah wanita.6

Sebagaimana hadist dalam shahih muslem :

عن المسور بن مخرمة أنه س��مع رس�ول الل��ه ص�لى الل�ه علي��ه وس���لم على المن���بر وه���و يق���ول إن ب���ني هش���ام بن المغ���يرة استأذنوني أن ينكحوا ابنتهم علي بن أبي طالب فال آذن لهم ثم ال آذن لهم ثم ال آذن لهم إال أن يحب ابن أبي طالب أن يطلق ابنتي وينكح ابنتهم فإنما ابنتي بضعة مني يريبني م��ا رابه��ا ويؤذي��ني م��ا

آذاها Artinya : “Dari miswar bin makhramah beliau pernah mendengar saat nabi berada

diatas mimbar beliau bersabda : sesungguh bani hisyam bin mughirah

meminta izin mereka untuk menikahi ali dengan putri meraka, lalu

rasulullah bersabda: aku tidak mengizinkannya, aku tidak

mengizinkannya, kecuali sesungguh aku lebih mencintai ali bin abi thalib

menceraikan putriku, daripada menikahi dengan putri mereka. Karena

putriku adalah darah dagingku aku senang dengan apa yang telah darah

dagingku senang dan aku merasa tersakiti dengan apa yang telah darah

dagingku merasa tersakiti dengan hal itu” .

Dan dalam hadist yang Imam Muslem meriwayatkan:

عن قتاده ذكرنا ان عمر بن الخطاب كان يقول اللهم ام��ا قل��بى فالأملك واما سوى ذلك فأر جو أن أعدل

Artinya:” Umar bin khatab Berkata : Ya allah , bahwa sungguh hatiku tidak sanggup

aku kuasai untuk berbuat adil! Dan sesuatu yang selain hati, aku

berharap saya dapat berbuat adil .”

6Ibid. hlm. 200

7

Page 9: alinahrowi4.files.wordpress.com file · Web viewPernikahan adalah sebuah anugerah yang harus disyukuri sebagai bentuk implementasi dari naluri dan fitrah manusia. Tujuannya tak lain

C. Praktek Perkawinan Nabi SAW

Telah menjadi catatan sejarah, bahwa Nabi Muhammad SAW memiliki lebih dari

satu orang istri. Dalam sebuah riwayat disebutkan istri beliau berjumlah Sembilan dan

riwayat lain menyebutkan sebelas. Demikian ini merupakan satu diantara berbagai kehususan

Nabi . Sayangnya, tidak sedikit orang yang keliru memahami praktek poligami Nabi ini.

Mereka beranggapan bahwa Nabi melakukan poligami sebagaimana tujuan kebanyakaan

orang, yakni untuk memenuhi tuntutan biologis atau hanya untuk memuaskan hasrat

seksualnya. Kekeliruan paham ini harus diluruskan, sebab praktek poligami Nabi seringkali

dijadikan dalil pembenaran bagi kebolehan poligami pada umumnya (tanpa memandang

syarat, alasan dan prosedurnya).

Perlu diingat bahwa Nabi tidak sekalipun mengawini salah seorang diantara istrinya

kecuali demi tujuan mulia, sesuai dengan adat dan kebutuhan pada masa itu. Antara lain

untuk memperkokoh ikatan persaudaraan di antara para sahabat dan pendukungnya, demi

menyelamatkan janda yang suaminya gugur di medan perang dan sebagainya. Jika ditelusuri

satu persatu dari sejarah, maka kita akan memahami bahwa motif perkawinan Nabi dengan

istri-istrinya adalah motif dakwah atau kepentingan syiar Islam.

Nabi beristrikan satu orang saja yaitu Sayyidah Khodijah selama 28 tahun. 17 tahun

dijalani pada masa sebelum kerosulan Qobla bi’tsah dan 11 tahun dijalani sesudah kerosulan

ba’da bi’tsah. 7Dua tahun setelah Sayyidah Khodijah wafat baru beliau menikah lagi. Istri-

istri setelah Sayyidah Khodijah, bukanlah wanita yang masih muda, cantik dan kaya, bahkan

diantara mereka adalah janda tua seperti Saudah binti Zam’ah.

Setelah turunnya ayat yang menjadi landasan kebolehan poligami yaitu QS: An

Nisa ayat 3, Nabi tidak menceraikan istri-istri belaiu sebagaimana yang diperintahkan kepada

kaum muslim. Hal ini juga berkaitan dengan dengan salah satu kekhususan Nabi, karena istri-

istri beliau adalah dalam kedudukan Ummahât Al Mu’minîn (Ibu-ibu kau yan beriman). Maka

seandainya beliau menceraikan mereka, tidak ada lagi kesempatan bagi mereka untuk

menikah dengan laki-laki lain.8

D. Alasan Poligami

Ada berbagai macam alasan ber-poligami yang dijadikan dasar untuk

merealisasikan ayat al-quran yang memperbolehkan berpoligami yakni sebagai berikut :

7 Musdah Mulia, Pandangan Islam Tentang Poligami, (Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Jender. 1999), hlm.188 Muhammad Baqir, Fiqh praktis II, (Bandung: Karisma. 2008), hlm.93-94

8

Page 10: alinahrowi4.files.wordpress.com file · Web viewPernikahan adalah sebuah anugerah yang harus disyukuri sebagai bentuk implementasi dari naluri dan fitrah manusia. Tujuannya tak lain

1. Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa pada ghalibnya, jumlah perempuan di

semua Negara di dunia lebih banyak daripada laki-laki. Bahkan, adakalanya

jumlah perempuan melebihi jumlah kaum laki-laki secara signifikan pada situasi-

situasi tertentu. Misalnya: akibat peperangan yang memakan waktu panjang dan

terbunuhnya tentara yang mayoritas laki-laki.

2. Potensi kebanyakan laki-laki untuk memberikan keturunan lebih besar dan lebih

lama daripada yang dimiliki perempuan. Pada umumnya, laki-laki memiliki

kesiapan seksual sejak baligh sampai usia tua. Sedangkan perempuan tidaklah

demikian, sebab ia memiliki masa haid, nifas, menyusui dan hamil. Kesanggupan

perempuan untuk hamil dan melahirkan berakhir sekitar usia empat puluh lima

sampai lima puluh tahun, sedangkan laki-laki masih subur sampai usia enam

puluh tahun ke atas9.

3. Terkadang istri mandul atau menderita sakit yang tidak ada harapan untuk

sembuh, padahal mereka masih menginginkan untuk melanjutkan hidup bersuami-

istri dan suami ingin mempunyai keturunan. Dalam keadaan seperti ini maka

berpoligami lebih baik daripada perceraian.

4. Ada segolongan laki-laki yang memiliki dorongan seks yang lebih besar

disebabkan kondisi tubuh dan nafsunya, dan dia merasa tidak puas dengan seorang

istri saja, terutama sekali orang-orang di daerah tropis berhawa panas.

5. Kebutuhan menyediakan sumber daya manusia (SDM) yang baik, secara kuantitas

maupun kualitas. Agar dari mereka dapat disiapkan warga Negara terpelajar dan

terdidik dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan Negara di bidang

industri, pertanian, teknologi, kedokteran, militer, administrasi dll.

6. Adanya keprihatinan sosial. Misalnya: seorang janda yang memiliki banyak anak

dan membutuhkan figure seorang ayah.

7. Suami tidak lagi menyenangi istrinya karena kelakuan istri yang buruk atau

hilang daya tariknya, sehingga dia tidak bergairah lagi untuk menggaulinya.

Karena itu suami terpaksa mengawini wanita lain untuk mencegah dirinya dari

perbuatan maksiat.

Berpoligami bukanlah kewajiban dan bukan pula sunnah, tetapi diperbolehkan oleh

agama Islam karena adanya tuntutan pembangunan dan kemaslahatan yang mendesak untuk

berpoligami.10

9 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah Jilid III, (Jakarta: Pena Pundi Aksara. 2007), hlm.410 Ibid, hlm.1

9

Page 11: alinahrowi4.files.wordpress.com file · Web viewPernikahan adalah sebuah anugerah yang harus disyukuri sebagai bentuk implementasi dari naluri dan fitrah manusia. Tujuannya tak lain

E. Syarat Diperbolehkannya Berpoligami

Pasal 5 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 memberikan persyaratan terhadap

seorang suami yang akan beristri lebih dari seorang sebagai berikut:

1. Untuk dapat mengajukan permohonan kepada Pengadilan Agama sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang ini harus dipenuhi syarat-syarat

sebagai berikut:

a. Adanya persetujuan dari istri/isteri-isteri

b. Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan hidup isteri-isteri dan

anak-anak mereka

c. Adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap isteri-isteri dan anak-

anak mereka.

2. Persetujuan yang dimaksud pada ayat (1) huruf a pasal ini tidak diperlukan bagi

seorang suami apabila istri/istri-istrinya tidak mungkin dimintai persetujuannya dan

tidak dapat menjadi pihak dalam perjanjian, atau apabila tidak ada kabar dari istrinya

selama sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun, karena sebab-sebab lainnya yang perlu

mendapat penilaian dari hakim Pengadilan Agama.11

Sedangkan syarat poligami yang diatur dalam syariat islam adalah:12

1. Adil: Fuqoha’ bersepakat bahwa keadilan yang dimaksudkan ada dalam beberapa

perkara, yaitu:

a. Nafakah, Pakaian dan tempat tinggal : Dalam masalah ini ulama berselisih

pendapat terkait dengan ketentuan adil.

1) Menurut Syafi’iyah, Hanabilah dan pendapat ini yang paling dzohir menurut

Malikiyah: Seorang suami harus memenuhi nafakah wajib pada masing-

masing istri, jika terdapat kelebihan harta, maka ia tidak apa-apa memberi

kelebihannya pada istri yang ia kehendaki.

2) Menurut Ibnu Qudamah dan Ahmad : Jika berlaku adil dengan pemerataan

antara istri menimbulkan madlarrat, maka suami boleh melebihkan bagian

daripada yang lainnya apabila yang lain dianggap cukup.

3) Menurut Ibnu Nafi’ : Suami wajib berlaku adil setelah memberi masing-

masing kewajibannya.

11Zainuddin Ali, Hukum Perdata Islam di Indonesia,(Jakarta: Sinar Grafika, 2006), hlm. 47.12 ‘Adil Ahmad Abdul Maujud, Ta’addud Az Zaujat, (Kairo: Dar Al Kitab Al ‘Arobi. 2004), hlm. 94

10

Page 12: alinahrowi4.files.wordpress.com file · Web viewPernikahan adalah sebuah anugerah yang harus disyukuri sebagai bentuk implementasi dari naluri dan fitrah manusia. Tujuannya tak lain

4) Menurut ulama’ Hanafiyah : Wajib menyamakan semua istri dalam nafakah

jika berpendapat bahwa nafakah harus sesuai dengan keadaan suami, jika tidak

(nafakah harus sesuai dengan keadaan suami ) maka kewajiban menyamakan

nafakah gugur.

b. Tidak boleh lebih dari empat wanita. Apabila menikahi lebih dari empat, maka

istri yang kelima pernikahannya batal dan wanita tersebut tidak mendapatkan

konsekuensi pernikahan. Pembatasan pada empat istri adalah pendapat Jumhurul

Fuqoha’ (Hanifah, Malik, Syafi’I, Ahmad bin Hambal)

Ada kelompok-kelompok yang berbeda pendapat dengan jumhurul

fuqoha’ yaitu: ulama’ dari golongan Syi’ah Rofidloh yang berpendapat bahwa

Boleh mengumpulkan Sembilan orang istri. dan ulama’ dari golongan Khowarij

yang berpendapat bahwa Boleh mengumpulkan dua belas orang istri.

c. Merdeka, maka budak perempuan tidak boleh dipoligami (pendapat Syafiiyah).

Sedangkan Hanafiyah tidak memberlakukan syarat ini.

d. Mendahulukan wanita merdeka daripada budak.

Tidak sah poligami dengan budak perempuan (istri pertama wanita merdeka), baik

suaminya laki-laki merdeka atau budak. Ini pendapat Hanafiyah. Sedangkan

menurut Syafi’iyah hal demikian boleh apabila suami budak. Menurut Malikiyah

boleh apabila wanita yang merdeka tersebut ridlo.

F. Prosedur Poligami dalam hukum positif

1. Dasar Hukum

Dasar hukum berpoligami terdapat dalam UU No. 1 Tahun 1974 Tentang

Perkawinan Pasal 4 ayat 1 “Dalam hal seorang suami akan beristeri lebih dari seorang

sebagaimana dalam Pasal 3 Ayat (2) mengajukan permohonan ke Pengadilan di daerah

tempat tinggalnya”.KMA No. 477 Tahun 2004 Pasal 7 Ayat (2) huruf I ”Izin dari Pengadilan

bagi seorang suami yang hendak beristeri lebih dari seorang.”

2. Prosedur Poligami

Prosedur yang harus dipenuhi atau langkah-langkah yang harus dicapai dalam

melakuakan poligami yang diakui oleh hukum positif adalah sebagai berikut:

a. Calon suami datang ke Kelurahan/Desa meminta surat pengantar ke Pengadilan

dengan membawa KTP dan Kartu Keluarga

11

Page 13: alinahrowi4.files.wordpress.com file · Web viewPernikahan adalah sebuah anugerah yang harus disyukuri sebagai bentuk implementasi dari naluri dan fitrah manusia. Tujuannya tak lain

b. Kemudian suami datang ke Pengadilan Agama dengan membawa surat-surat dari

Kelurahan/ Desa, surat persetujuan dari isteri pertama, surat pernyataan bisa berlaku

adil, surat keterangan penghasilan dan surat-surat lain yang dibutuhkan Pengadilan

Agama

c. Sidang penetapan izin poligami di Pengadilan Agama

d. Datang ke Kelurahan/Desa dengan membawa penetapan izin poligami dan meminta

surat-surat untuk pernikahan berupa surat keterangan, model N1, N2, N3, & N4

e. Laporan Pernikahan ke KUA Kecamatan

f. Ijab Qabul.

G. Hikmah Poligami

Karena tuntutan pembangunan, undang-undang diperbolehkannya poligami

tidak dapat diabaikan begitu saja, walaupun hukumnya tidak dapat diabaikan begitu

saja, walaupun hukumnya tidak wajib dan juga tidak sunnah. Dengan menyimak

hikmah-hikmah yang terkandung dalam poligami, hendaknya ada kemauan dari pihak

pemerintah untuk turut memerhatikan masalah ini. Mengenai hikmah diizinkan

berpoligami (dalam keadaan darurat dengan syarat berlaku adil) antara lain adalah

sebagai berikut :13

1. Untuk mendapatkan keturunan bagi suami yang subur dan istri yang mandul.

2. Untuk menjaga kutuhan keluarga tanpa menceraikan istri, sekalipun istri tidak

dapat menjalankan fungsinya sebagai istri atau ia mendapat cacat badan

ataupun penyakit yang tak dapat disembuhkan.

3. Untuk menyelamatkan suami dari yang hypersex dari perbuatan zina dan krisis

akhlak lainnya. Oleh karena itu, daripada orang-orang semacam ini hidup

dengan teman perempuan yang rusak akhlaknya tanpa ikatan pernikahan, lebih

baik diberikan jalan yang halal untuk memuaskan nafsunya dengan cara

berpoligami.

4. Untuk menyelamatkan kaum wanita dari krisis akhlak yang tinggal dinegara

atau masyarakat yang jumlah wanitanya jauh lebih banyak dari kaum prianya,

misalnya akibat peperangan yang cukup lama.

13 Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Mumakahat, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h.136-137

12

Page 14: alinahrowi4.files.wordpress.com file · Web viewPernikahan adalah sebuah anugerah yang harus disyukuri sebagai bentuk implementasi dari naluri dan fitrah manusia. Tujuannya tak lain

Tentang hikmah diizinkannya Nabi Muhammad beristri lebih dari seorang,

bahkan melebihi jumlah maksimal yang diizinkan bagi ummatnya (yang merupakan

kekhususan bagi Nabi) adalah sebagai berikut :

1. Untuk kepentingan pendidikan dan pengajaran agama. Istri Nabi sebanyak 9

orang itu bisa menjadi sumber informasi bagi ummat Islam yang ingin

mengatahui ajaran-ajaran Nabi dalam bekeluarga dan bermasyarakat,

aterutama mengenai masalah-masalah kewanitaan atau kerumahtanggaan.

2. Untuk kepentingan politik mempersatukan suku-suku bangsa Arab dan untuk

menarik mereka masuk agama Islam. Misalnya perkawinan Nabi dengan

Juwairiyah, putri Al-Harits. Demikian pula perkawinan Nabi dengan shafiyah.

3. Untuk kepentingan sosial dan kemanusiaan. Misalnya perkawinan Nabi

dengan beberapa janda pahlawan Islam yang telah lanjut usianya, seperti

saudah, hafshah, dan hindun. Mereka memerlukan pelindung untuk

melindungi jiwa dan agamanya, serta penanggung untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya.

Dengan keterangan-keterangan di atas, jelaslah poligami yang diharuskan dalam

Islam bukanlah untuk memenuhi nafsu seks saja bagi kalangan kaum lelaki tetapi mempunyai

maksud serta tujuan untuk kemaslahatan umat Islam seluruhnya. Islam juga tidak

memandang mudah akan syarat-syarat yang dikenakan pada suami yang beristeri banyak.

Sebab itulah bagi mereka secara tegas Allah (SWT) mengingatkan, tanggungjawab mereka

bukanlah mudah. Andai kata ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah itu tidak

dapat dipenuhi oleh setiap suami yang berpoligami, maka dia akan beroleh dosa. Ini sudah

tentu bertentangan dengan ajaran Islam dan dilarang melakukannya.

13

Page 15: alinahrowi4.files.wordpress.com file · Web viewPernikahan adalah sebuah anugerah yang harus disyukuri sebagai bentuk implementasi dari naluri dan fitrah manusia. Tujuannya tak lain

BAB IIIPENUTUP

A. Simpulan

Bukan Islam yang memperkenalkan poligami, namun poligami telah

menjadi tradisi masyarakat di berbagai belahan bumi, termasuk dalam masyarakat

Arab. Kedatangan Islam sebagai pembatas dan pemberi rambu-rambu khusus

untuk kebolehan praktek poligami. Poligami bukanlah sebuah kewajiban,

melainkan sebagai rukhsoh yang bisa diambil ketika situasi darurat, dan tidak

menemukan solusi lain yang lebih baik. Ketika turun ayat tiga dalam surat An

Nisa’, maka islam memberi batasan maksimal dalam peraktek poligami yaitu

empat orang (pendapat mayoritas fuqoha’).

Ada beragam alasan yang memperbolehkan poligami, salah satunya

adalah untuk menjaga diri agar tidak terjerumus pada jurang perzinahan dan dosa.

Juga mempertahankan keutuhan rumah tangga. Selain itu, faktor lain yang

mendukung poligami adalah adanya masalah dari pihak suami atau istri, seperti

mandul, libido seksual yang berlebihan dan lain-lain. Peraktek poligami bukanlah

menjadikan seorang wanita tersiksa batin atau cobaan terhadap mereka, melainkan

poligami juga menjadi sarana untuk tetap mempertahankan keutuhan rumah

tangganya sehingga tidak mencapai pada kata “perceraian”.

Ada prosedur dan syarat yang harus dipenuhi bagi siapa saja yang akan

berpoligami. Diantaranya meminta izin istri, beri’tikad bisa adil baik dalam materi

maupun non materi. Jika tidak bisa adil, maka poligami lebih baik dihindari,

sebab nantinya akan merugikan terhadapa orang banyak.

B. Kritik dan Saran

Catatan bagi kita sebagai umat Islam bahwa poligami bukanlah

kewajiban yang harus dipenuhi oleh laki-laki, melainkan sebuah kebolehan ketika

terjadi madarat dalam rumah tangga dan tidak menemukan solusi terbaik. Oleh

sebab itu, wanita tidak boleh menentang berlebihan terhadap peraktek poligami,

sebab tidak mengakui kebolehan poligami sama halnya dengan tidak meyakini

nilai-nilai kandungan Al Quran yang menjadi dasar poligami.

14

Page 16: alinahrowi4.files.wordpress.com file · Web viewPernikahan adalah sebuah anugerah yang harus disyukuri sebagai bentuk implementasi dari naluri dan fitrah manusia. Tujuannya tak lain

Sebagai laki-laki hendaknya harus berfikir matang-matang ketika akan

memutuskan untuk poligami, dan bagi wanita harus siap memeberikan jawaban

pasti dan tegas ketika akan menolak izin poligami. Jika ingin poligami tidak

terjadi, maka segera perbaiki diri.

15

Page 17: alinahrowi4.files.wordpress.com file · Web viewPernikahan adalah sebuah anugerah yang harus disyukuri sebagai bentuk implementasi dari naluri dan fitrah manusia. Tujuannya tak lain

DAFTAR PUSTAKA

Aj Jahrani, Musfir. 1997. Poligami Dari Berbagai Persepsi. Jakarta: Gema Insani

Press.

Al Qoshir, Fada Abdul Razak. 2004. Wanita Muslimah Antara Syari`At Islam

dan Budaya Barat. Yogyakarta: Darussalam Offset.

Ali, Zainuddin. 2006. Hukum Perdata Islam di Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika.

Baqir, Muhammad. 2008. Fiqh praktis II. Bandung: Karisma.

Fahmie, Anshori Fahmie. 2007. Siapa Bilang Poligami itu Sunnah?. Depo:

Pustaka IIMaN.

Maujud, ‘Adil Ahmad Abdul. 2004. Ta’addud Az Zaujat. Kairo: Dar Al Kitab Al

‘Arobi.

Mulia, Musdah. 1999. Pandangan Islam tentang Poligami. Jakarta: Lembaga

Kajian Agama dan Jender.

Sabiq, Sayyid. 2007. Fiqh Sunnah Jilid III. Jakarta: Pena Pundi Aksara.

Sahrani, Sohari. 2009. Fiqih Munakahat. Jakarta: Rajawali Pres.

16

Page 18: alinahrowi4.files.wordpress.com file · Web viewPernikahan adalah sebuah anugerah yang harus disyukuri sebagai bentuk implementasi dari naluri dan fitrah manusia. Tujuannya tak lain

LAMPIRAN Pertanyaan :

1. Dalam islam diperbolehkan poligami , seakan mendiskriminasikan wanita

kara tidak ada dalil yang membolehkan poliandri, pertanyaannya adalah

apa alasan dilarang berpoliandri ? ( tidak diperbolehkan karena aspek

maslahahnya tidak ada )

2. Bagaimana prosedur poligami bagi PNS ? ( tidak boleh berpoligami)

3. Haruskah orang yang sudah beristri lalu berzina dengan perempuan lain

menikahi wanita zinanya ? ( )

4. Bagaimanakah konsep keadilan yang sebenarnya ? . ( ya banyak

tergantung )

5. Setelah turunnya ayat apakah rosul tetap berpoligami ?( tidak)

6. Bagaimanakah cara pembagian harta waris bagi lelaki yang berpoligami

jika dia telah meninggal ? ( tetap sesuai aturan dalam

perwarisan)............??

7. Apa sajakah syarat berpoligami , kara jika dilihat keadilan dalam poligami

itu tidak ada bagi kaum wanita ( )

8. Seperti yang kita ketahui bahwa rasul memiliki istri lebih dari 4 itu

mengapa padahal batas poligami hanya 4 ? selanjutnya jika dilihat dari hal

itu bilehkah orang melakkan poligami lebih dari 4 dengan alasan

dhorurot ?? ( tidak )

9. Bagaimanakah Kriteria wanita yang harus dilepas dan dipertahankan

ketika seorang telah terlanjur menikah lebih dari 4 orang ?

10. Berikan contoh negara mana yang jumlah wanitanya lebih banyak yang

menjadikan alasan kebolehan berpoligami ?

11. Bagaimana hukumnya jika Istri tua lebih minta diormati dari istri yang

lebih muda ? ( tidak )

12. Bagaimanakah cara menggilir bagi suami yang berpoligami ?

13. Istri manakah yang harus diajak keluar jika suaminya ingin bepergian

keluar ?

Jawaban :

17

Page 19: alinahrowi4.files.wordpress.com file · Web viewPernikahan adalah sebuah anugerah yang harus disyukuri sebagai bentuk implementasi dari naluri dan fitrah manusia. Tujuannya tak lain

1. Dalam islam sangatlah jelas bidak diperbolehkan untuk melakukan

poliandri, larangan tersebut bukan berarti mendiskriminalkan kaum wanita

, namun jika dilihat dari berbagai aspek ada beberapa alasan yang

mendasar tentang larangan hal tersebut. Diantaranya :

a. Jika benar terjadi poliandri maka akan terjadi permasalahan yang sangat

rumit dalam hal masa dari anak. Karena dalam Sam masa anak adalah

dari ayahnya, jika ayahnya tidak hanya satu maka hal ini akan

menimbulkan kebingungan dan kerancuan dalam hal masa anak.

b.Bahwasanya lelaki dalam rumah tangga adalah sebaga kepala rumah

tangga yang wajib memberikan nafkah dan bertanggungjawab atas

keluarganya, maka dalam hal ini jika suami lebih dari 1 maka akan

menambah kebingungan dalam hal nafkah dan kedudukan istri.

2. Dalam hukum positif Indonesia sudah sangat jelas diatur tentang larangan

bagi PNS untuk melakukan poligami, atas dasar hal itu maka soal ini

ditolak.

3. Orang yang melakukan perzinaan maka ia wajib untuk menikahi wanita

yang dizinai, oleh karena itu jika si laki-laki itu telah per-istri maka dia

wajib melakukan poligami, jika terjadi istri asal tidak mau suaminya

berpoligami maka suami berhak memberikan pilihan untuk istrinya

menerima suaminya Mekah lagi atau memutuskan untuk berpisah (cerai )

dengan suaminya.

4. ..

5. Jawabannya tidak.

6. Cara pembagian harta waris bagi istri-istri poligami adalah sama dengan

pembagian waris pada mestinya, yakni bagi istri adalah 1/8 bagiannya dari

harta suami.

7. ..

8. Rasul melakukan pernikahan lebih dari satu itu adalah sebagai

keistimewaan bagi beliau karena beliau adalah seorang Rasul, dalam hal

ini pernikahan yang dilakukan oleh Rasul bukanlah atas dasar nafsu

namun atas dasar kemaslahatan dan perlindungan bagi para janda yang

memiliki banyak anak yang dinafkahinya tanpa seorang ayah . selanjutnya

18

Page 20: alinahrowi4.files.wordpress.com file · Web viewPernikahan adalah sebuah anugerah yang harus disyukuri sebagai bentuk implementasi dari naluri dan fitrah manusia. Tujuannya tak lain

tentang bolehkah melakukan poligami lebih dari 4 dengan alasan darurat,

hal ini tidak diperbolehkan atas alasan apapun, jika memang telah terjadi

pernikahan lebih dari 4 istri maka isi yang ke 5 dan seterusnya harus

diceraikan.

9. Untuk kriteria wanita yang harus dicerai dan dipertahankan dalam hal

suami telah beristri lebih dari 4 adalah terserah dari pemilihan suami di

sini suami berhak penuh untuk memilih mana yang harus diceraikan dan

yang dipertahankan, jadi tidak ada kriteria pastinya.

10. Contoh negara yang penduduknya lebih banyak wanitanya adalah

negara......... karena Diana para suami banyak yang wafat pada saat itu

dikarenakan mengikuti peperangan. Dan para istri menjadi menjanda.

11. Dalam hal hak dan kewajiban dalam keluarga poligami semua istri

memiliki hak dan kewajiban yang sama, maka tidak diperbolehkan

seorang istri merasa harus lebih dihormati dari istri-istri lain dalam hal

apapun.

12. Cara menggilir seorang suami terhadap istri poligaminya adalah

pembagian 4 malam 1 kali ,

13. Jika seorang suami mau bepergian maka istri yang harus diajak adalah istri

yang lebih memiliki kepentingan dalam hal itu misal dalam hal suami dan

salah satu istri itu ada yang memiliki usaha bisnis maka isi tersebutlah

yang harus diajak bukan istri yang lainnya.

19