alinahrowi4.files.wordpress.com · web viewasal usul penamaan zaidiyah disebut zaidiyah karena...

29
SYIAH ZAIDIYAH DAN SYIAH GHULATH MAKALAH Dibuat dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Teologi Islam Semester II Tahun Akademik 2014-2015 Jurusan Hukum Bisnis Syariah Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Dosen Dr.fadhil.SJ.M.Ag Oleh KELOMPOK VIII Ali nahrowi : 13220214 Heri sutrisno : 13220212 Anita anestia : 13220089 Dina silvana R. Ummah : 13220092

Upload: hoangtu

Post on 05-Jul-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: alinahrowi4.files.wordpress.com · Web viewAsal usul Penamaan Zaidiyah Disebut Zaidiyah karena sekte ini mengakui Zaid bin Ali sebagai imam kelima, putra imam keempat, Ali Zainal

SYIAH ZAIDIYAH DAN SYIAH GHULATH

MAKALAH

Dibuat dalam rangka memenuhi Tugas Mata Kuliah Teologi Islam

Semester II Tahun Akademik 2014-2015 Jurusan Hukum Bisnis Syariah

Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Dosen

Dr.fadhil.SJ.M.Ag

Oleh

KELOMPOK VIII

Ali nahrowi : 13220214

Heri sutrisno : 13220212

Anita anestia : 13220089

Dina silvana R. Ummah : 13220092

Linda wahyu mey S : 13220086

MALANG

2014

Page 2: alinahrowi4.files.wordpress.com · Web viewAsal usul Penamaan Zaidiyah Disebut Zaidiyah karena sekte ini mengakui Zaid bin Ali sebagai imam kelima, putra imam keempat, Ali Zainal

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “aliran syiah zaidiyah dan syiah

ghulat” ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi

salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengampu matakuliah teologi

islam Bapak Dr.fadhil .

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang

penulis peroleh dari buku panduan yang berkaitan dengan teologi islam,

serta informasi dari media massa yang berhubungan dengan syiah zaidiyah

dan syiah ghulat, tak lupa penyusun ucapkan terima kasih kepada dosen

matakuliah teologi islam atas bimbingan dan arahan dalam penulisan

makalah ini. dan kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah mendukung

sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.

Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi

manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita

mengenai teologi yang berhubungan dengan aliran syiah zaidiyah dan syiah

ghulath. Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah

yang lebih baik.

Malang, 2 april 2014

Penulis

i

Page 3: alinahrowi4.files.wordpress.com · Web viewAsal usul Penamaan Zaidiyah Disebut Zaidiyah karena sekte ini mengakui Zaid bin Ali sebagai imam kelima, putra imam keempat, Ali Zainal

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

A. Latar Belakang..............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................2

C. Tujuan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3

A. SYI’AH ZAIDIYAH..............................................................................................3

1. Asal usul Penamaan Zaidiyah...................................................................3

2. Doktrin Imamah Menurut Syi’ah Zaidiyah................................................3

3. Doktrin-doktrin Syi’ah Zaidiyah Lainnya...................................................5

4. Konsep imamah dan ajaran lainnya.........................................................7

B. SYI’AH GHULAT................................................................................................9

1. Asal-usul Penamaan Syi’ah Ghulat...........................................................9

2. Doktrin-doktrin Syi’ah Ghulat.................................................................10

3. Konsep Imamah Syiah Ghulath...............................................................12

BAB III PENUTUP....................................................................................................14

A. Simpulan....................................................................................................14

B. Saran..........................................................................................................15

DAFTAR RUJUKAN..................................................................................................16

ii

Page 4: alinahrowi4.files.wordpress.com · Web viewAsal usul Penamaan Zaidiyah Disebut Zaidiyah karena sekte ini mengakui Zaid bin Ali sebagai imam kelima, putra imam keempat, Ali Zainal

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Syi’ah dalam sejarah pemikiran Islam merupakan sebuah aliran yang

muncul dikarenakan politik dan seterusnya berkembang menjadi aliran

teologi dalam Islam. Sebagai salah satu aliran politik, bibitnya sudah ada

sejak timbulnya persoalan siapa yang berhak menjadi khalifah sepeninggal

Rasulullah. Dalam persoalan ini Syi’ah berpendapat bahwa yang berhak

menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah adalah keluarga sedarah yang

dekat dengan Nabi, yaitu Ali bin Abi Thalib dan harus dilanjutkan oleh

anaknya, Hasan dan Husen, serta keturunan-keturunannya. Syi’ah muncul

sebagai salah satu aliran politik dalam Islam baru dikenal sejak timbulnya

peristiwa tahkim (arbitrase). Sementara Syi’ah dikenal sebagai sebuah

aliran teologi dalam Islam, yaitu ketika mereka mencoba mengkaitkan iman

dan kafir dengan Imam, atau dengan kata lain ketaatan pada seorang Imam

merupakan tolok ukur beriman tidaknya seseorang, di samping paham

mereka bahwa Imam merupakan wakil Tuhan serta mempunyai sifat

ketuhanan.

Dengan mengkaji Syi’ah dan ajarannya secara lebih mendalam

diharapkan dapat dilihat garis pemisah antara yang benar-benar Syi’ah dan

yang hanya mengaku sebagai Syi’ah. Karena dalam panggung sejarah,

Syi’ah sering dibicarakan dalam konotasi yang kurang baik perihal ajaran-

ajarannya. Namun sesungguhnya, citra dan kesucian Syi’ah tidak patut

dipandang rusak dan keluar dari jalur Islam secara keseluruhan, karena

masih ada sebagian dari mereka yang dalam ajaran, pemikiran dan

tindakannya dianggap moderat dan toleran. 

1

Page 5: alinahrowi4.files.wordpress.com · Web viewAsal usul Penamaan Zaidiyah Disebut Zaidiyah karena sekte ini mengakui Zaid bin Ali sebagai imam kelima, putra imam keempat, Ali Zainal

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian syiah zaidiyah dan syiah ghulath ?

2. Apa aliran-aliran yang terdapat dalam syiah ghulath ?

3. Bagaimana Konsep imamah dan ajaran-ajaran dalam syiah zaidiyah

dan syiah ghulath ?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian syiah zaidiyah dan syiah ghulath .

2. Untuk mengeahui aliran-aliran yang terdapat dalam syiah ghulath.

3. Untuk mengetahui konsep imamah yang terdapat dalam syiah

zaidiyah dan syiah ghulath.

2

Page 6: alinahrowi4.files.wordpress.com · Web viewAsal usul Penamaan Zaidiyah Disebut Zaidiyah karena sekte ini mengakui Zaid bin Ali sebagai imam kelima, putra imam keempat, Ali Zainal

BAB II

PEMBAHASAN

A. SYI’AH ZAIDIYAH

1. Asal usul Penamaan Zaidiyah

Disebut Zaidiyah karena sekte ini mengakui Zaid bin Ali sebagai

imam kelima, putra imam keempat, Ali Zainal Abidin. Kelompok ini

berbeda dengan sekte Syi’ah lain yang mengakui Muhammad Al-Baqir,

putra Zainal Abidin yang lain, sebagai imam kelima. Dari nama Zaid bin Ali

inilah, nama Zaidiyah diambil. Syi’ah Zaidiyah merupakan sekte Syi’ah

yang moderat. Abu Zahra menyatakan bahwa kelommpok ini merupakan

sekte yang paling dekat dengan Sunni.1 Dalam hal ini mereka bisa menerima

kekhalifahan Abu Bakar dan Umar, walaupun mereka memprioritaskan

bahwa yang berhak menjadi khalifah adalah anak keturunan Fatimah, yakni

la-hasan dan la-husain2.

2. Doktrin Imamah Menurut Syi’ah Zaidiyah

Imamah, sebagaimana telah disebutkan, merupakan doktrin

fundamental dalam Syi’ah secara umum. Berbeda dengan doktrin imamah

yang dikembangkan Syi’ah lain, Syi’ah Zaidiyah mengembangkan doktrin

imamah yang tipikal. Kaum Zaidiyah menolak pandangan yang menyatakan

bahwa seorang imam yang mewarisi kepemimpinan Nabi SAW. Telah

ditentukan nama dan orangnya oleh Nabi, tetapi hanya ditentukan sifat-

sifatnya saja. Ini jelas berbeda dengan sekte Syi’ah lain yang percaya bahwa

Nabi SAW telah menunujuk Ali sebagai orang yang pantas menjabat

sebagai imam setelah Nabi wafat karena Ali memiliki sifat-sfat yang tidak

dimiliki oleh orang lain, seperti keturunan Bani Hasyim, wara (saleh,

menjauhkan diri dari segala dosa), bertakwa, baik, dan membaur dengan

rakyat untuk mengajak mereka hingga mengakuinya sebagai imam.

1 Rosihon Anwar, Abdul Rozak, Ilmu Kalam (Jakarta; Bandung: Pustaka Setia), 2007, hlm. 103 2 Ibrahim Madkour,aliran dan teori filsafat islam(Jakarta:Bumi Aksara)1995,Hlm.90

3

Page 7: alinahrowi4.files.wordpress.com · Web viewAsal usul Penamaan Zaidiyah Disebut Zaidiyah karena sekte ini mengakui Zaid bin Ali sebagai imam kelima, putra imam keempat, Ali Zainal

Selanjutnya, menurut Zaidiyah, seorang imam paling tidak harus memiliki

ciri-ciri sebagai berikut:3

Pertama, ia merupakan keturunan ahl al-bait, baik melalui garis

Hasan maupun Husein. Hal ini mengimplikasikan penolakan mereka atas

sistem pewarisan dan nas kepemimpinan.

Kedua, memiliki kemampuan mengangkat senjata sebagai upaya

mempertahankan diri atau menyerang. Atas dasar ini, mereka menolak

Mahdiisme yang merupakan salah satu ciri sekte Syi’ah lainnya, baik yang

gaib maupun yang masih dibawah umur. Bagi mereka, pemimpin yang

menegakkan kebenaran dan keadilan adalah Mahdi.

Ketiga, memiliki kecenderungan intelektualisme yang dapat

dibuktikan melalui ide dan karya dalam bidang keagamaan. Mereka

menolak kemaksuman iman, bahkan mengembangkan doktrin imamat al-

mafdul. Artinya, seseorang dapat dipilih menjadi imam meskipun ia mafdul

(bukan yang terbaik) dan pada saat yang sama ada yang afdal.

Dengan doktrin imamah seperti itu, tidak heran jika Syi’ah Zaidiyah

sering mengalami krisis dalam keimanan. Hal ini karena terbukanya

kesempatan bagi setiap keturunan ahl al-bait untuk menobatkan diriya

sebagai imam. Ini berbeda misalnya dengan Syi’ah Itsna Asyariyah yang

hanya mengakui keturunan Husein sebagai imam. Dalam sejarahnya, krisis

keimanan dalam Syi’ah Zaidiyah ini disebabkan oleh dua hal. Pertama,

terdapat beberapa pemimpin yang memproklamirkan diri sebagai imam.

Kedua, tidak seorang pun yang memproklamirkan diri atau pantas diangkat

sebagai imam. Dalam menghadapi krisis ini, Zaidiyah mengembangkan

mekanisme pemecahannya, di antaranya dengan membagi tugas imam

kepada dua individu, dalam bidang politik dan dalam bidang ilmu serta

keagamaan.4

Syi’ah Zaidiyah memang mencita-citakan keimanan aktif, bukan

keimanan pasif, seperti Mahdi yang gaib. Menurut mereka, imam bukan saja

3 Rosihon Anwar, Abdul Rozak, Ilmu Kalam (Jakarta; Bandung: Pustaka Setia), 2007, hlm. 1044 M. Dhiauddin Rais, Teori Politik Islam (Jakarta; Gema Isnani Press), 2001, hlm. 64

4

Page 8: alinahrowi4.files.wordpress.com · Web viewAsal usul Penamaan Zaidiyah Disebut Zaidiyah karena sekte ini mengakui Zaid bin Ali sebagai imam kelima, putra imam keempat, Ali Zainal

memiliki kekuatan rohani yang diperlukan bagi seorang pemimpin

keagamaa, tetapi juga bersedia melakukan perlawanan demi cita-cita suci

sehingga dihormati oleh umatnya. Selain menolak berbagai dongeng tentang

kekuatan adikodrati para imam, mereka juga mengingkari sifat keilahian

para imam. Imam bagi mereka adalah pemimpin dan guru bagi kaum

muslim; aktif di tengah kehidupan; dan berjuang terang-terangan demi cita-

citanya. Dengan demikian, imam dapat berfungsi sebagai pemimpin politik

dan keagamaan yang secara kongret berjuang demi uamt, daripada sebagai

tokoh adikodrati yang suci tanpa dosa.

3. Doktrin-doktrin Syi’ah Zaidiyah Lainnya

Bertolak dari doktrin tentang al-imamah al-mafdul, Syi’ah Zaidiyah

berpendapat bahwa kekhalifahan Abu Bakar dan Umar bin Khaththab

adalah sah dari sudut pandang Islam. Mereka tidak merampas kekuasaan

dari tangan Ali bin Abi Thalib. Dalam pandangan mereka, jika ahl al-hall

wa al-‘aqd telah memilih seorang imam dari kalangan kaum muslim,

meskipun ia tidak memenuhi sifat-sifat keimanan yan ditetapkan oleh

Zaidiyah dan telah dibaiat oleh mereka, keimanannya menjadi sah dan

rakyat wajib berbaiat kepadanya. Selain itu, mereka juga tidak mengafirkan

seorang pun sahabat. Mengenai hal ini Zaid sebagaimana dikutip Abu Zahra

mengatakan:

“Sesungguhnya Ali bin Abi Thalib adalah sahabat yang paling

utama. Kekhalifahannya diserahkan kepada Abu Bakar karena

mempertimbangkan kemaslahatan dan kaidah agama yang mereka

pelihara, yaitu untuk meredam timbulnya fitnah dan memenangkan rakyat.

Era peperangan yang terjadi pada masa kenabiaan baru saja berlalu.

Pedang Amir Al-Mukminin Ali belum lagi kering dari darah orang-orang

kafir. Begitu pula kedengkian suku tertentu untuk menuntut balas dendam

belumlah surut. Jangan lagi ada leher terputus karena masalah itu. inilah

yang dinamakan kemaslahatan bagi orang-orang yang mengenal dengan

kelemahlembutan dan kasih sayang, juga bagi orang yang lebih tua dan

lebih dahulu memeluk Islam, serta yang dekat dengan Rasulullah.”

5

Page 9: alinahrowi4.files.wordpress.com · Web viewAsal usul Penamaan Zaidiyah Disebut Zaidiyah karena sekte ini mengakui Zaid bin Ali sebagai imam kelima, putra imam keempat, Ali Zainal

Prinsip inilah, menurut Abu Zahra, yang menyebabkan banyak orang

keluar dari Syi’ah Zaidiyah. Salah satu implikasinya adalah berkurangnya

dukungan terhadap Zaid ketika ia berperang melawan pasukan Hisyam bin

Abdul Malik. Hal ini wajar mengingat salah satu doktrin Syi’ah yang cukup

mendasar adalah menolak kekhalifahan Abu Bakar dan Umar dan menuduh

mereka sebagai perampas hak kekhalifahan dari tangan Ali.

Penganut Syi’ah Zaidiyah percaya bahwa orang yang melakukan

dosa besar akan kekal dalam neraka jika dia belum bertobat dengan

pertobatan yang sesungguhnya. Dalam hal ini, Syi’ah Zaidiyah memang

dekat dengan Mu’tazilah. Ini bukan sesuatu yang aneh mengingat Wasil bin

Atha, salah seorang pemimpin Mu’tazilah, mempunyai hubungan dengan

Za’id. Moojan momen bahkan mengatakan bahwa Zaid pernahbelajar

kepada Wasil bin Atha. Baik Abu Zahrah maupun Moojan Momen

mengatakan bahwa dalam teologi Syi’ah Zaidiyah hampir sepenuhnya

mengikuti Mu’tazilah. Selain itu, secara etis mereka boleh dikatakan anti-

Murjiah, dan berpendirian puritan dalam menyikapi tarekat. Organisasi

tarekat memang dilarang dalam pemerintahan Zaidiyah.

Berbeda dengan Syi’ah lain, Zaidiyah menolak nikah mut’ah

(temporer). Tampaknya ini merupakan implikasi dari pengakuan mereka

atas kekhalifahan Umar bin Khaththab. Seperi diketahui, nikah mut’ah

merupakan salah satu jenis pernikahan yang dihapuskan pada masa Nabi

SAW. Pada perkembangannya, jenis pernikahan ini dihapuskan oleh

Khalifah Umar bin Khaththab. Penghapusan ini jelas ditolak oleh sekte

Syi’ah selain Zaidiyah. Oleh karena itu hingga sekarang kecuali kalangan

Zaidiyah- kaum Syi’ah tetap mempraktekkan nikah mut’ah. Selanjutnya,

kaum Zaidiyah juga menolak doktrin taqiyah. Padahal menurut

Thabathaba’i, taqiyah merupakan salah satu doktrin yang penting dalam

Syi’ah.

Meskipun demikian, dalam bidang ibadah, Zaidiyah tetap cenderung

menunjukkan simbol dan amalan Syi’ah pada umumnya. Dalam azan

misalnya, mereka memberi selingan ungkapan hayya ‘ala khair al-amal,

6

Page 10: alinahrowi4.files.wordpress.com · Web viewAsal usul Penamaan Zaidiyah Disebut Zaidiyah karena sekte ini mengakui Zaid bin Ali sebagai imam kelima, putra imam keempat, Ali Zainal

takbir sebanyak lima kali dalam shalat jenazah, menolak sahnya mengusap

kaus kaki (maskh al-Khuffaini), menolak imam shalat yang tidak saleh dan

menolak binatang sembelihan bikan muslim.

4. Konsep imamah dan ajaran lainnya

Imamah, sebagaimana telah disebutkan, merupakan doktrin

fundamental dalamsyiah secara umum. Berbeda dengan doktrin imamah

yang dikembangkan syi’ah lain, syi’ah zaidiyah mengembangkan doktrin

imamah yang tipikal. Kaum zaidiyah menolak pandangan yang menyaakan

bahwa seorang imam yang mewarisi kepemimpinan Nabi SAW. Telah

ditentukan nama dan orangnya oleh Nabi tetapi hsnys ditentukan sifat-

sifatnya saja. Ini jelas bebeda dengan sekte syiah yang lain yang percaya

bahwa Nabi SAW telah menunjuk Ali sebagai orang yang pantas menjabat

sebagai imam setelah Nabi wafat karena ali memiliki sifat-sifat yang tidak

dimiliki oleh orang lain, seperti keturunan bani Hasyim, Wara (saleh,

menjauhkan diri dari berbagai dosa), bertakwa, baik, dan membaur dengan

rakyat untuk mengajak mereka hingga mengakuinya sebagai imam. sesudah

Ali syarat itu harus dari keturunan Aisyah5.

Syi’ah Zaidiyah, memiliki pandangan tersendiri tentang imamah dan

ajaran lainnya. Pandangan-pandangan yang dipegang oleh Zaidiyah banyak

berbeda dengan paham-paham sekte Syi’ah lainnya : 

a. Wishayah

      Menurut mereka imamah itu tidak melaui nash dan wasiat dari

imam yang mangkat kepada imam yang datang sesudahnya (bukan jabatan

warisan). Hal ini, karena mereka menilai bahwa nabi Muhammad tidak

menunjuk Ali dengan menyebut namanya, tetapi hanya dengan

mendeskripsikannya. Dan Ali lah orang yang tepat dengan deskripsi

tersebut, karena itulah mereka mengatakan Ali lebih berhak menjadi

khalifah daripada sahabat yang lain. Mereka membolehkan adanya yang

mafdhul di samping adanya imam yang afdhal, yaitu Ali. Berdasarkan 5 Fadil su’ud ja’fari, islam syiah, malang: uin-maliki Press. 2010. Helm.49

7

Page 11: alinahrowi4.files.wordpress.com · Web viewAsal usul Penamaan Zaidiyah Disebut Zaidiyah karena sekte ini mengakui Zaid bin Ali sebagai imam kelima, putra imam keempat, Ali Zainal

konsep ini, mereka memandang Abu Bakar, Umar bin khatab, dan Usman

bin Affan adalah sah sebagai khalifah, yang memenuhi syarat menjadi imam

sepeninggal Nabi. sekalipun Ali lebih utama (Afdhal) menurut mereka. 

b. Imamah

      Dalam pandangan Syi’ah Zaidiyah, imamah tidak cukup hanya

dari keturunan fatimah saja, tetapi harus melalui dua jalan. Yang pertama,

imam harus memunculkan dan memproklamirkan dirinya, kedua ini harus

mendapat al-bai’at (persetujuan) dari ahl al-hal wa al-aqd.

Pandangan moderat lainnya tentang imamah adalah bahwa imam itu

tidak boleh kanak-kanak, dan tidak pula bersikap ghaib. Ia harus

mempunyai kemampuan dalam memimpin perang suci, mempertahankan

masyarakat, dan seorang mujtahid. Bagi Zaidiyah, imam mungkin saja lebih

dari satu pada satu waktu, namun pada tempat yang berbeda. Ketaatan

kepada imam hanya dalam kebaikan dan ketetapan pada Allah. 

c. Ismah (Ma’sum)

      Zaidiyah menolak prinsip tentang kesucian imam dari dosa yang

besar dan dosa kecil, bagi mereka imam itu hanya orang biasa yang

mungkin melakukan kesalahan. Namun sebagian kaum zaidiyah ada yang

mensucikan empat orang dari keluarga ahlul bait, yaitu Ali bin Abi Thalib,

Fatimah, Hasan dan Husain. 

d. Raj’ah (kehadiran Imam)

      Syi’ah zaidiyah menolak ketidakahadiran Imam, karena ahlul hal

wa al-aqd hanya dapat memilih imam kalau seandainya calon imam itu ada

di tengah mereka, atau menurut mereka kehadiran imam merupakan syarat

utama. Oleh karena itu Zaidiyah tidak mengakui tentang keberadaan imam

Mahdi yang akan keluar di akhir zaman nanti. 

e. Iman dengan Qada dan Qadar

8

Page 12: alinahrowi4.files.wordpress.com · Web viewAsal usul Penamaan Zaidiyah Disebut Zaidiyah karena sekte ini mengakui Zaid bin Ali sebagai imam kelima, putra imam keempat, Ali Zainal

      Mereka mempercayai qada dan qadar, namun manusia juga

mempunyai kebebasan dan pilihan untuk taat atau durhaka kepada Allah.

Seperti diungkapkan sebelumnya bahwa Zaidiyah adalah kelompok

yang moderat dalam tubuh Syi’ah. Mereka sangat terpengaruh dengan

filsafat Mu’tazilah, terutama pemikiran Wasil bin ‘Atha yang terlihat jelas

pada penempatan rasio pada tempat yang tinggi dan memberi peran penting

pada rasio untuk memperoleh dalil. Pengaruh Mu’tazilah terlihat pada

keyakinan mereka bahwa Tuhan tidak mempunyai sifat dan al-Qur’an itu

makhluk serta mereka tidak menerima taqdir dengan begitu saja. Dalam

pelaksanaan hukum Islam, Zaidiyah tidak membenarkan perkawinan

campuran dan tidak memakan sembelihan orang yang bukan Islam, serta

tidak mau shalat di belakang orang yang tidak diketahui kesalehannya.

      Seperti halnya perpecahan yang umum terjadi dalam tubuh

Syi’ah, demikian juga yang terjadi dengan Syi’ah Zaidiyah, yang terpecah

ke berbagai kelompok. Al-Syahrastani dalam bukunya al-Milal wa al-Nihal

menyebutkan tiga, yaitu : Jarudiyah, Sulaimaniyah, dan Butriyah.

Sementara Abu al-Hasan Isma’il al-As’ari dalam bukunya Maqalat al-

Islamiyah wa l-ikhtilaf al-Mushallin menyebutkan lima, yaitu : Jarudiyah,

Sulaimaniyah, Butriyah, Naimiyah, dan Yaqubiyah6.

B. SYI’AH GHULAT

1. Asal-usul Penamaan Syi’ah Ghulat

Istilah ghulat berasal dari kata ghala-yaghlu-ghuluw artinya

bertambah dan naik. Ghala bi ad-din artinya memperkuat dan menjadi

ekstrim sehingga melampaui batas. Syi’ah Ghulat adalah kelompok

pendukung Ali yang memiliki sikap berlebih-lebihan atau ekstrem

(exaggeration). Lebih jauh, Abu Zahrah menjelaskan bahwa Syi’ah ekstrem

(ghulat) adalah kelompok yang menempatkan Ali pada derajat ketuhanan,

6 Di akses pada 5 maret 2014 pukul 21:00. Lucky Sang Pencinta Rasulullah di 02.41 http://luckysetiania.blogspot.com/2012/01/syiah-zaidiyah-imamiyah-dan-ghulat.html

9

Page 13: alinahrowi4.files.wordpress.com · Web viewAsal usul Penamaan Zaidiyah Disebut Zaidiyah karena sekte ini mengakui Zaid bin Ali sebagai imam kelima, putra imam keempat, Ali Zainal

dan ada yang mengangkat pada derajat kenabian, bahkan lebih tinggi

daripada Muhammad.

Gelar ekstrim (ghuluw) yang diberikan kepada kelompok ini

berkaitan dengan pendapatan yang janggal, yakni ada beberapa orang yang

secara khusus dianggap Tuhan dan juga ada beberapa orang yang dianggap

Rasul setelah Nabi Muhammad. Selain itu, mereka mengembangkan

doktrin-doktrin ekstrim lainnya, seperti tanasukh, hulul, tasbih, dan ibaha.

Mengenai jumlah sekte Syi’ah Ghulat, para mutakalimin berbeda

pendapat. Syahrastani membagi sekte Ghulat menjadi 11 sekte; Al-Ghurabi

membaginya menjadi 15 sekte. Sekte-sekte yang terkenal antara lain:

Sabahiyah, Kamaliyah, Albaiyah, Mughriyah, Mansuriyah, Khattabiyah,

Kalaliyah, Hisamiyah, Nu’miyah, Yunusiyah, dan Nasyisiyah wa Ishaqiyah.

Nama-nama sekte tersebut menggunakan nama tokoh yang

membawa atau memimpinya. Sekte-sekte ini pada awalnya hanya satu,

yakni faham(hal. 105) yang dibawa oleh Abdullah bin Saba’ yang

mengajarkan bahwa Ali adalah Tuhan. Kemudian karena perbedaan prinsip

dan ajaran, Syi’ah Ghulat terpecah menjadi beberapa sekte. Meskipun

demikian, seluruh sekte ini pada prinsipnya menyepakati tentang hulul dan

tanasukh. Faham ini dipengaruhi oleh sistem agama Babilonial Kuno yang

ada di Irak, seperti Zoroaster, Yahudi, Manikam, Mazdakisme.

2. Doktrin-doktrin Syi’ah Ghulat

Menurut Syahrastani, ada empat doktrin yang membuat mereka

ekstrim, yaitu tanasukh, bada’, raj’ah dan tasbih. Moojan Momen

menambahkannya dengan hulul dan ghayba. Tanasukh adalah keluarnya roh

dari satu jasad dan mengambil tempat pada jasad yang lain. Faham ini

diambil dari falsafah Hindu. Penganut agama Hindu berkeyakinana bahwa

roh disiksa dengan cara berpindah ke tubuh hewan yang lebih rendah dan

diberi pahala dengan cara berpindah dari satu kehidupan kepada kehidupan

yang lebih tinggi. Syi’ah Ghulat menerapkan faham ini dalam konsep

imamahnya, sehingga ada yang mengatakan –seperti Abdullah bin

10

Page 14: alinahrowi4.files.wordpress.com · Web viewAsal usul Penamaan Zaidiyah Disebut Zaidiyah karena sekte ini mengakui Zaid bin Ali sebagai imam kelima, putra imam keempat, Ali Zainal

Mu’awiyah bin Abdullah bin Ja’far-bahwa roh Allah berpindah kepada

Adam seterusnya kepada imam-imam secara turun temurun7.

Bada’ adalah keyakinan bahwa Allah mengubah kehendak-Nya

sejalan dengan perubahan ilmu-Nya, serta dapat memerintahkan suatu

perbuatan kemudian memerintahkan yang sebaliknya. Syahrastani

menjelaskan lebih lanjut bahwa bada’, dalam pandangan Syi’ah Ghulat,

mempunyai beberapa arti. Bila berkaitan dengan ilmu, artinya

menampakkan sesuatu yang bertentangan dengan yang diketahui Allah.

Bila berkaitan dengan kehendak, artinya memperlihatkan yang benar

dengan menyalahi yang dikehendaki dan hukum yang diterapkan-Nya. Bila

berkaitan dengan perintah, artinya memerintahkan hal lain yang

bertentangan dengan perintah sebelumnya. Faham ini dipilih oleh Al-

Mukhtar ketika mendakwakan dirinya mengetahui hal-hal yang akan terjadi,

baik melalui wahyu yang diturunkan kepadanya atau melalui surat dari

imam. Jika ia menjanjikan kepada pengikutnya akan terjadi sesuatu, lalu hal

itu benar-benar terjadi seperti yang diucapkannya, maka itu dijustifikasi

sebagai bukti kebenaran ucapannya. Namun, jika terjadi sebaliknya, ia

mengatakan bahwa Tuhan menghendaki bada’.

Raj’ah ada hubungannya dengan mahdiyah. Syi’ah Ghulat

mempercayai bahwa imam Mahdi Al-Muntazhar akan datang ke bumi.

Faham raj’ah dan mahdiyah ini merupakan ajaran seluruh Syi’ah. Namun,

mereka berbeda pendapat tentang siapa yang akan kembali. Sebagian

menyatakan bahwa yang akan kembali itu adalah Ali, sedangkan sebagian

lainnya menyatakan Ja’far Ash-Shadiq, Muhammad bin Al-Hanafiyah,

bahkan ada yang mengatakan Mukhtar Ats-Tsaqafi.

Tasbih artinya menyerupakan, mempersamakan. Syi’ah Ghulat

menyerupakan salah seorang imam mereka dengan Tuhan atau

7 Abdul Rozak dan rosikhon Anwar. Ilmu kalam. Bandung: pustaka setia. 2009.

Hlm. 106.

11

Page 15: alinahrowi4.files.wordpress.com · Web viewAsal usul Penamaan Zaidiyah Disebut Zaidiyah karena sekte ini mengakui Zaid bin Ali sebagai imam kelima, putra imam keempat, Ali Zainal

menyerupakan Tuhan dengan makhluk. Tasbih ini diambil dari faham

hululiyah dan tanasukh dengan khalik.

Hulul artinya Tuhan berada pada setiap tempat, berbicara dengan

semua bahasa, dan ada pada setiap individu manusia. Hulul bagi Syi’ah

Ghulat berarti Tuhan menjelma dalam diri imam sehingga imam harus

disembah.

Gyaba (occultation) artinya menghilangnya Imam Mahdi. Ghayba

merupakan kepercayaan Syi’ah bahwa Imam Mahdi itu ada di dalam negeri

ini dan tidak dapat dilihat oleh mata biasa. Konsep ghayba pertama kali

diperkenalkan oleh Mukhtar Ats-Tsaqafi tahun 66 H/686 M di Kufa ketika

mempropagandakan Muhammad bin Hanafiyah sebagai Imam Mahdi8.

3. Konsep Imamah Syiah Ghulath

Konsep imamah kaum syiah ghulath tidak terlepas dari sikap

ekstrem mereka. Menuru syahratsani, ada empat sikap ekstrem mereka,

yaitu : tasyhbih, bada’, raj’ah dan tanasukh, bahkan moojan momen

menambahkan sikap eksrem mereka yakni doktrin hulul dan ghayuba9.

a. Tasybih

Menyerupakan makhluk dengan tuhannya atau

menyerupakan Tuhan dengan makhlknya. Dalam hal ini mereka

menyerupakan iam mereka sebagai Tuhan.

b. Bada’

keyakinan bahwa Allah mengubah kehendakNya sejalan

dengan perubahan ilmuNya,serta dapat memeinahkan sesuatu

perbuatan kemudian memerintahkan sebaliknya. Arti bada’ dalam

ilmu adalah menerapkan suatu yang berentangan dengan yang

iketahui-Nya.

c. Raj’ah

8 Abdul Rozak dan rosikhon Anwar. Ilmu kalam. Bandung: pustaka setia. 2009. Hlm. 107.9 fadil su’ud ja’fari,Islam syiah. Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2010, hlm. 42

12

Page 16: alinahrowi4.files.wordpress.com · Web viewAsal usul Penamaan Zaidiyah Disebut Zaidiyah karena sekte ini mengakui Zaid bin Ali sebagai imam kelima, putra imam keempat, Ali Zainal

Raj’ah ada hubungannya mahdiyyah, dimana orang syiah

ghulath mempercayai bahwa imam al-mahdi al-muntadzar akan

datang ke bumi. Paham ini merupakan paham seluruh kaum syiah.

d. Tanasukh

Adalah keluarnya rukh dari jasad dan mengambil tempat

pada jasad yang lain. Paham ini diambil dari falsafah Hindu,

dimana mereka berkeyakinan bahwa rukh disiksa dengan cara

berpindah keubuh hewan yang lebih rendah derajatnya.

e. Hulul

Adalah paham yang mengajarkan bahwa Tuhan berada pada

semua tempat, berbicara dengan semua bahasa dan ada pada setiap

indifidu manusia.

f. Ghayba

Adalah menghilangnya imam mahdi, ghayaba merupakan

kepercayaan syiah bahwa imam mahdi itu ada ddalam negeri ini

dan tidak dapat dilihat oleh mata biasa10.

g.

10 fadil su’ud ja’fari,Islam syiah. Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2010, hlm. 43

13

Page 17: alinahrowi4.files.wordpress.com · Web viewAsal usul Penamaan Zaidiyah Disebut Zaidiyah karena sekte ini mengakui Zaid bin Ali sebagai imam kelima, putra imam keempat, Ali Zainal

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Aliran Syi’ah merupakan aliran pertama yang muncul di kalangan

umat Islam. Aliran ini dilatarbelakangi oleh pendukung ahlul bait yang tetap

menginginkan pengganti Nabi adalah dari ahlul bait sendiri yaitu Ali bin

Abi Thalib. Mereka mempunyai doktrin sendiri dalam alirannya, salah

satunya tentang Imamah. Mereka berpendapat bahwa pengganti Nabi yang

pantas menjadi pemimpin adalah seseorang yang ma’shum(terhindar dari

dosa). Bahkan dalam sekte yang ekstrim yaitu Syi’ah Ghulat, mereka telah

menuhankan Ali. Mereka menganggap bahwa Ali lebih tinggi daripada Nabi

Muhammad SAW. Namun ada juga aliran syiah yang bersifat moderat yaitu

aliran syiah zaidiyah yang dalam pemahaman dan doktrinnya aliran ini lebih

dekat kepada pemahaman Ahlussunnah.

Dalam perkembangannya, Syi’ah dianggap aliran sesat. Banyak

yang menganggap bahwa Syi’ah adalah Islam. Hal ini sangat berbeda sekali,

karena antara Islam dan Syi’ah sangat jauh sekali tentang ajaran aqidahnya.

      Dalam perjalanannya, Syi’ah sebagai sebuah aliran, banyak dimasuki

oleh paham-paham yang berasal dari luar Islam, yang sangat bertentangan

dengan ajaran Islam itu sendiri. Syi’ah terkadang dimasuki oleh orang-orang

yang ingin menghancurkan Islam dari dalam, seperti yang dilakukan oleh

Abdullah ibn Saba’. Faham Syi’ah juga dimasuki oleh paham-paham

Yahudi, Nasrani, dan Hindu, sehingga mucul dalam ajaran Syi’ah paham-

paham, seperti Imam yang digambarkan sebagai setengah Tuhan dan

setengah manusia, paham tanasukh (reinkarnasi), penjisiman Tuhan, serta

bertempatnya ruh Tuhan pada diri manusia, dll. Sesungguhnya mereka yang

memiliki keyakinan seperti ini dalam tubuh Syi’ah bukanlah Syi’ah

(pengikut Ali dan ahlul bait) yang sebenarnya.

14

Page 18: alinahrowi4.files.wordpress.com · Web viewAsal usul Penamaan Zaidiyah Disebut Zaidiyah karena sekte ini mengakui Zaid bin Ali sebagai imam kelima, putra imam keempat, Ali Zainal

B. Saran

Dari penyusunan makalah ini kami mengungkapkan penjelasan dan

ruang lingkup dari pemahaman sekte syiah terkhusus pada sekte syiah

zaidiyah dan syiah ghulath, yang dalam pemahamannya disini tentulah akan

sngat berbeda dengan pemahaman yang ada pada ahlusunnah.

Karna dalam sekte syiah ini tidak semua syiah beraliran ekstrem

namun ada juga yang beraliran moderat yang tentunya pemahaman itu akan

dijadikan sebagai ideologi mereka. Dalam perbedaan inilah penulis

menyarankan kepada diri penulis sendiri dan kepada pembaca unuk lebih

bisa memilah dan mempertimbangkan dari berbagai pemahaman pandangan

yang berbeda ini menjadi satu titik temu untuk memperoleh kebenaran yang

diyakin dengan penuh pemikiran dan pertimbangan. Teruama dalam masa

moderen saat ini yang aliran eksterm seperti aliran syiah ini akan sangat

mempengruhi cara berfikir dan cara berkeyakinan manusia nantinya.

15

Page 19: alinahrowi4.files.wordpress.com · Web viewAsal usul Penamaan Zaidiyah Disebut Zaidiyah karena sekte ini mengakui Zaid bin Ali sebagai imam kelima, putra imam keempat, Ali Zainal

DAFTAR RUJUKAN

Hasbulloh, Aziz. 2008. Aliran-aliran teologi islam. Lirboyo:purna

siswa aliyah 2008.

Madkour, Ibrahim. 1995. aliran dan teori filsafat islam. Jakarta:

Bumi Aksara.

Rais, Dhiauddin. 2001. Teori Politik Islam. Jakarta: Gema Isnani

Press.

Rozak, Abdul dan Anwar, rosikhon, 2009. Ilmu kalam. Bandung:

pustaka setia.

Ja’fari, fadil su’ud. 2010. Islam syiah. Malang: UIN-MALIKI

PRESS.

Di akses pada 5 maret 2014 pukul 21:00. Di posting oleh. Lucky

Sang Pencinta Rasulullah di 02.41

http://luckysetiania.blogspot.com/2012/01/syiah-zaidiyah-imamiyah-dan-

ghulat.html

16