ardialmathor.files.wordpress.com  · web viewmenurut dia, kurikulum tahun depan akan mengarahkan...

21

Click here to load reader

Upload: dongoc

Post on 11-Apr-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ardialmathor.files.wordpress.com  · Web viewMenurut dia, kurikulum tahun depan akan mengarahkan para siswa pada observasi dan pembuatan laporan dalam setiap mata pelajaran. Dalam

Berita Ekonomi

Berita Hukum

Berita Kesehatan

Berita Mancanegara

Berita Nasional

Berita Olahraga

Berita Otomotif

Berita Politik

Home » Berita Pendidikan » Ramai-ramai Uji Publik Kurikulum Baru

Ramai-ramai Uji Publik Kurikulum BaruDiposting oleh: Ilham Mahesa Sinaga // 3 Dec 2012 // 5 Komentar

Rencana Kurikulum 2013 yang sempat menimbulkan polemik, pro dan kontra, mulai memasuki uji publik. Semua lapisan masyarakat bisa memberikan masukan dan pendapat untuk menyempurnakan kurikulum yang bakal menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang berlaku saat ini.

Masyarakat yang ingin memberian pendapat bisa mengakses situs http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id. Dari situs ini pula mereka bisa memperoleh draf kurikulum baru dan alternatif yang ditawarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait teknis pelaksanaannya.

Page 2: ardialmathor.files.wordpress.com  · Web viewMenurut dia, kurikulum tahun depan akan mengarahkan para siswa pada observasi dan pembuatan laporan dalam setiap mata pelajaran. Dalam

“Bagi yang tidak setuju bisa menyampaikannya di situ, tetapi harus juga mencantumkan alasan kenapa tidak setuju dan sebaiknya bagaimana. Jangan dibatalkan,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh belum lama ini. “Silakan berpendapat. Kami terima masukannya. Mana yang harus diperbaiki, mana yang kurang.”

Menurut dia, pendapat masyarakat luas sangat dibutuhkan agar dapat mengoreksi kekurangan yang ada pada kurikulum yang akan diluncurkan pada pertengahan 2013 mendatang itu. Masukan tersebut akan digunakan untuk menyempurnakan formula kurikulum 2013.

Uji publik juga akan dilakukan lewat kunjungan atau roadshow ke lima kota besar dan 33 kabupaten/kota di Indonesia. Berbagai fase harus dilewati oleh kurikulum baru ini untuk memperoleh kesempurnaan saat diterapkan pada Juni 2013 nanti. Saat ini, kurikulum 2013 tengah memasuki fase uji publik selama tiga minggu di lima kota besar dan 33 kabupaten/kota di Indonesia.

Kepala Badan Pengembangan dan Penelitian Kemdikbud, Khairil Anwar Notodiputro, menyebutkan, uji publik ini menggunakan beberapa pendekatan, yaitu secara langsung dan secara online yang dapat diakses oleh semua masyarakat.

Dalam pendekatan secara langsung, pihak yang dilibatkan adalah guru, praktisi pendidikan, pengamat pendidikan, ahli pendidikan, anggota DPR, anggota DPRD, kepala dinas pendidikan, tim narasumber wapres, tim inti, serta unsur Kemendikbud unsur Kemenag.

“Semuanya diajak di sini untuk memberi masukan. Ada sekitar 383 orang yang akan ikut uji publik di Jakarta yang berlangsung tiga hari sejak 29 November 2012,” katanya.

Pada uji publik langsung, sebelum memberi masukan, para peserta uji publik yang terdiri atas banyak pihak ini mendengarkan paparan dan penjelasan terkait draf kurikulum baru tersebut. Selanjutnya, para peserta akan dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan diskusi terkait paparan tersebut.

“Fokus diskusinya seputar paparan tersebut, tapi instrumennya terkait Standar Kompetensi Lulusan, struktur kurikulum, standar proses, dan penilaian,” ujar Khairil.

Setelah diberi waktu lebih dari 120 menit untuk berdiskusi, masing-masing kelompok diberi waktu untuk melaporkan hasil kerjanya dan rumusan hasil rekomendasi untuk kurikulum 2013. Hasil rekomendasi tersebut disusun dan ditelaah untuk kemudian dikombinasikan menjadi rumusan hasil uji publik yang nantinya dijadikan penyempurnaan kurikulum 2013.

“Jadi, dokumen kurikulum 2013 yang disempurnakan nantinya berdasarkan dari uji publik yang dilakukan saat ini,” ujarnya.

Khairil menyebutkan, konsep pengembangan kurikulum pada tingkat nasional dilakukan dengan menyusun kurikulum, panduan pelaksanaan kurikulum dan pembelajaran, serta model teks buku pelajaran.

Page 3: ardialmathor.files.wordpress.com  · Web viewMenurut dia, kurikulum tahun depan akan mengarahkan para siswa pada observasi dan pembuatan laporan dalam setiap mata pelajaran. Dalam

Menurut dia, kurikulum tahun depan akan mengarahkan para siswa pada observasi dan pembuatan laporan dalam setiap mata pelajaran. Dalam buku akan diberikan tuntunan untuk proses pembelajaran seperti itu.

Juga pola pengadaan buku pelajaran untuk siswa, katanya, berbeda dengan masa-masa sebelumnya. Kali ini pemerintah menyiapkan buku teks pelajaran untuk siswa dan buku pegangan guru untuk setiap mata pelajaran yang didistribusikan ke sekolah-sekolah. Buku-buku pelajaran akan diberikan secara gratis kepada guru dan siswa.

Kurikulum Baru Pangkas Jumlah Mata PelajaranDiposting oleh: Ilham Mahesa Sinaga // 28 Sep 2012 // 6 Komentar

Kurikulum baru pendidikan nasional yang sedang dipersiapkan pemerintah bersama tim penyusun, nantinya akan memangkas jumlah mata pelajaran menjadi lebih sedikit, sehingga meringankan peserta didik. Demikian dikatakan Wamendikbud bidang Pendidikan, Musliar Kasim.

“Jumlah mata pelajaran yang banyak membebani siswa, dan menyebabkan siswa menjadi bosan,” katanya dalam pertemuan pers bersama Wamendikbud bidang kebudayaan Wiendu Nuryanti, terkait Gerakan Nasional Pembangunan Karakter Bangsa, di Jakarta, Kamis (27/9/2012) petang.

Ia mengatakan kurikulum mendatang yang sedang disusun oleh tim yang terdiri para pakar dan tokoh pendidikan seperti Franz Magnis Suseno, Prof Juwono Sudarsono, serta lainnya, akan ditekankan pada model pembelajaran tematik, dan lebih mengarah pada pendidikan karakter.

Menurut dia, pendidikan karakter akan lebih banyak dipelajari siswa di tingkat sekolah dasar dimulai sejak dini.

Semakin tinggi jenjangnya, pelajaran terkait pendidikan karakter berkurang, dan diganti dengan pelajaran keilmuan.Musliar mengatakan perubahan kurikulum tersebut merupakan program besar Kemdikbud yang dimulai sejak 2010.

Page 4: ardialmathor.files.wordpress.com  · Web viewMenurut dia, kurikulum tahun depan akan mengarahkan para siswa pada observasi dan pembuatan laporan dalam setiap mata pelajaran. Dalam

Sementara itu, Wamendikbud bidang kebudayaan Wiendu Nuryanti mengatakan kurikulum yang sedang dalam penyusunan tersebut diharapkan akan memberikan perubahan pada model pembelajaran yang memberikan ruang gerak bagi siswa untuk berekspresi seluas-luasnya.

“Pembangunan karakter sebagai sentral dari pendidikan nasional akan disinergikan dengan kebudayaan untuk menyebarkan virus pembangunan karakter dan targetnya bukan hanya peserta didik tetapi juga guru dan masyarakat luas yang diwakili oleh komunitas-komunitas seperti seniman dan budayawan dan sebagainya,” katanya.

Penyusunan kurikulum pendidikan nasional yang baru diharapkan rampung pada Februari 2013. Sebelum disahkan dan diaplikasikan, pemerintah akan melakukan uji publik terhadap rancangan kurikulum itu untuk memperoleh kritik dan masukan dari masyarakat.

Kemdikbud saat ini telah membentuk dua tim, yakni tim pertama bertugas menyusun kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Adapun tim kedua bertugas menyusun kurikulum pendidikan tinggi.

Tim penyusun juga mengevaluasi kurikulum yang berlaku saat ini, seperti soal banyaknya mata pelajaran yang harus dipelajari siswa, jam sekolah, hingga mencari penyebab mengapa sering terjadi tawuran siswa, rendahnya kemampuan siswa berbahasa asing, serta berbagai persoalan lain.

Gerakan Pembangunan Karakter

Wamendikbud Wiendu Nuryanti menjelaskan rencana pemerintah untuk melaksanakan kegiatan Gerakan Nasional Pembangunan Karakater Bangsa melalui program penanaman nilai budaya di lingkungan sekolah yang dilaksanakan di 10 propinsi, antara lain DKI Jkaarta, Aceh, Banten, Jawa Barat, NTB dan Maluku.

“Selain menyasar sekolah, gerakan pembangunan karakter juga akan dilaksanakan kepada masyarakat luas melalui Gerakan Bersih Desa Budaya yang difokuskan pada desa-desa yang dengan tradisinya masih menjalankan dan menopang karifan lokal, seperti budaya gotong royong,” katanya.

Program Gerakan Bersih desa pada tahap awal sebagai pilot project dilaksanakan di enam daerah, yakni Laweyan, Lasem , Setu Babakan, Sasirangan, Pandesikek dan Cuci Nagari Maluku

Uji Publik Kurikulum Baru Resmi DimulaiDiposting oleh: Ilham Mahesa Sinaga // 30 Nov 2012 // 6 Komentar

Page 5: ardialmathor.files.wordpress.com  · Web viewMenurut dia, kurikulum tahun depan akan mengarahkan para siswa pada observasi dan pembuatan laporan dalam setiap mata pelajaran. Dalam

Uji publik kurikulum 2013 resmi dimulai, Kamis (29/11/2012) malam. Bertempat di Hotel Mega Anggrek, Jakarta menjadi kota pembuka untuk uji publik pengembangan kurikulum 2013 yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).

Uji publik pengembangan kurikulum ini dihadiri oleh berbagai elemen yang punya pengaruh di bidang pendidikan seperti dari pihak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, para guru yang nantinya akan mengimplementasikan kurikulum ini dan sejumlah pengamat pendidikan.

“Uji publik ini akan dijalankan selama tiga minggu. Selama uji publik ini kami terbuka pada semua masukan yang ada,” kata Wakil Menteri pendidikan dan Kebudayaan, Musliar Kasim di Jakarta.Seperti diketahui, uji publik pengembangan kurikulum ini dilakukan di lima kota besar yaitu Jakarta, Yogyakarta, Medan, Makassar dan Denpasar. Selain lima kota besar ini, ada juga 33 kabupaten/kota yang ditunjuk untuk melakukan uji publik ini sehingga menjangkau semua wilayah.

Sebelum dilakukan uji publik, pihak kementerian telah melakukan pembahasan internal yang dilaksanakan tiap pekan. Setelah disusun berbagai alternatif struktur kurikulum, hasil tersebut dipaparkan kepada Wakil Presiden Republik Indonesia, Boediono. Fase selanjutnya adalah uji publik ini untuk mengetahui pendapat dan masukan dari masyarakat.

Dampak Kurikulum Baru pada Pelaksanaan UNDiposting oleh: Ilham Mahesa Sinaga // 20 Nov 2012 // Belum Ada Komentar

Page 6: ardialmathor.files.wordpress.com  · Web viewMenurut dia, kurikulum tahun depan akan mengarahkan para siswa pada observasi dan pembuatan laporan dalam setiap mata pelajaran. Dalam

Setelah dipaparkan pada Wakil Presiden Republik Indonesia (RI) Boediono, Selasa lalu, kurikulum baru akan segera diuji publik dengan menawarkan berbagai pilihan terkait struktur kurikulum tiap jenjang maupun teknis penerapannya. Untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), kurikulum baru ini nyaris merombak keseluruhan sistem pembelajaran.

Sebagai dampak, muncul pertanyaan apakah Ujian Nasional (UN) akan tetap dapat dilakukan dengan sistem pembelajaran berbasis tematik integratif ini?

Anggota Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP), Teuku Ramli Zakaria, mengatakan bahwa ada kemungkinan UN ditiadakan pada tingkat SD. Namun bisa jadi UN tetap berlanjut dengan pola dan cara yang berbeda dari yang selama ini dijalankan.

“Bisa jadi tidak ada UN. Tapi bisa juga UN tetap ada dengan kisi-kisi UN dari nasional tapi soal dibuat oleh sekolah,” kata Ramli.

Sementara untuk jenjang yang lain seperti Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), UN tetap dijalankan seperti biasa. Ia menuturkan bahwa untuk tingkat menengah ini, UN masih dianggap penting sebagai pertimbangan proses seleksi ke jenjang selanjutnya.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh juga sempat mengatakan bahwa masalah UN untuk tingkat SD seiring diberlakukannya kurikulum baru pada Juni 2013 masih dibahas. Namun ada kemungkinan UN untuk SD dapat ditiadakan melihat sistem pembelajaran yang baru.

“Ya untuk SD yang pengaruh. Tapi masih dibahas. Kalau untuk SMA itu tetap ada,” jelas Nuh.

Pendidikan Jujur yang MembebaskanDiposting oleh: Ilham Mahesa Sinaga // 30 Oct 2012 // Belum Ada Komentar

Page 7: ardialmathor.files.wordpress.com  · Web viewMenurut dia, kurikulum tahun depan akan mengarahkan para siswa pada observasi dan pembuatan laporan dalam setiap mata pelajaran. Dalam

Apa yang bisa mengguncang institusi pendidikan prestisius? Ternyata bukan nilai, sarana-prasarana, atau dana, tapi ketidakjujuran.

Itulah yang terjadi di Universitas Harvard, AS, yang prestisius itu. Baru-baru ini Harvard terguncang hebat oleh skandal ”nyontek” yang melibatkan sekitar 125 mahasiswa dalam mata kuliah pemerintahan.

Sesungguhnya penulis rindu guncangan semacam itu juga terjadi dalam pendidikan kita. Guncangan karena skandal ”nyontek” justru menunjukkan penyelenggara pendidikan teguh memperjuangkan martabatnya. Kejujuran harga mati, martabat, sekaligus roh pendidikan. Sebaliknya, menutup-nutupi fakta ketidakjujuran dan beragam dinamika pendidikan manipulatif tindakan pembusukan dunia pendidikan dan penghancuran bangsa.

Alasan mencontek

Ada banyak alasan mengapa siswa/mahasiswa mencontek. Pada kasus Harvard, pencontek- an dilakukan puluhan atlet universitas itu. Diduga, seperti banyak perguruan tinggi lain, Harvard memberikan keringanan bagi para atlet mahasiswa. Dalam konteks ini, mencontek terjadi karena pencontek tak ada di tempat belajar yang tepat. Pembelajar harus mempertimbangkan kultur dan dinamika tempat belajarnya agar terhindar dari tekanan terlampau tinggi karena tuntutan institusi pendidikan di luar kemampuannya. Sekolah/universitas yang ”bagus dan baik” belum tentu berguna bagi semua pembelajar.

Tekanan yang terlampau berat juga terjadi karena tuntutan prestasi/nilai. Tuntutan itu bisa datang dari orangtua atau lembaga. Sesungguhnya tak selalu salah menuntut pembelajar mendapat prestasi tinggi asal lembaga pendidikan sungguh-sungguh menekankan dan menghargai proses. Nalarnya: kalau semua proses pendidikan berjalan dengan baik, akuntabel, dan transparan, nilai/prestasi yang baik akan terjadi dengan sendirinya.

Sayangnya, pendidikan kita telah mengabaikan proses. Akibatnya sebagian besar pembelajar di negeri ini tak memiliki kepercayaan diri. Ketika penulis bertanya kepada para murid tentang alasan mereka sulit mengendalikan dorongan spontan untuk tidak mencontek adalah nihilnya kepercayaan diri. Sejak SD mereka tak pernah mengalami nikmatnya belajar, indahnya belajar dengan menekuni proses. Lebih parah lagi, guru mereka tak banyak menghargai, apalagi mengajarkan proses belajar.

Page 8: ardialmathor.files.wordpress.com  · Web viewMenurut dia, kurikulum tahun depan akan mengarahkan para siswa pada observasi dan pembuatan laporan dalam setiap mata pelajaran. Dalam

Kita bisa memahami pengakuan para murid itu ketika menyadari rendahnya kompetensi guru. Kian jarangnya digunakan soal-soal uraian dalam ujian adalah petunjuk lain. Pragmatisme pembelajaran yang berjiwa hedonis dengan menjadikan nilai ujian sebagai penentu prestasi pantas kita pertimbangkan juga. Padahal, banyak pembelajar sesungguhnya unggul dalam mengerjakan tugas harian (proses), tetapi ringkih saat ujian karena kurang percaya diri. Di sini kita mestinya sadar, para pencontek itu adalah korban dinamika pembelajaran yang pragmatis-hedonis, mengabaikan proses, tidak transparan dan akuntabel.

Kita juga mesti merenung jujur: tidakkah dinamika pendidikan yang begitu memuja pencitraan dan beragam tindakan manipulatif hanya akan melahirkan generasi pencontek? Apalagi bila dinamika semacam itu justru difasilitasi dan dimobilisasi lembaga pemerintahan-negara. Itu sebuah pelanggaran hak asasi manusia yang serius, sistematis, dan kejam, tetapi terjadi dalam sunyi. Lebih parah lagi, ini efektif menghancurkan eksistensi bangsa kita karena pada saatnya negeri ini akan diurus generasi nihil kepercayaan diri.

Pembelajar jujur

Pendidikan jujur niscaya demi menjaga eksistensi bangsa ini dalam percaturan dunia. Pendidikan jujur meniscayakan dinamika pembelajaran yang menekankan dan menghargai proses, transparan, serta akuntabel. Dinamika pendidikan semacam itu membantu pembelajar mengalami apa yang oleh Paulo Freire disebut humanisasi.

Dalam humanisasi, manusia dibantu menyadari keterbatasannya dengan praksis. Pendidikan yang menekankan dan menghargai proses membantu pembelajar menyadari keterbatasannya hingga sanggup mengatasi situasi yang membatasinya itu.

Karena itu, pembelajar perlu dibantu memilih institusi belajar yang memiliki kultur dan dinamika pembelajaran yang cocok baginya. Tujuannya agar pembelajar mampu berproses. Ia mampu nyaman dengan dirinya, menentukan target prestasi yang terukur, serta melakukan dinamika proses pembelajaran yang unik untuk mencapai target itu. Pada akhirnya ia terbantu untuk memiliki banyak pengalaman sukses dan melampaui keterbatasan-keterbatasan yang disadarinya. Inilah jalan melahirkan generasi berkarakter dan jujur.

Beragam pencitraan dan kastanisasi pendidikan yang memengaruhi perekrutan pembelajar perlu dipertimbangkan. Institusi pendidikan sebaiknya merekrut mereka yang mampu belajar sesuai kultur institusinya. Sekolah/ universitas dibangun untuk pembelajaran, bukan gerombolan.

Melawan, Pembonsaian Perguruan TinggiDiposting oleh: Ilham Mahesa Sinaga // 13 Jul 2012 // Belum Ada Komentar

Page 9: ardialmathor.files.wordpress.com  · Web viewMenurut dia, kurikulum tahun depan akan mengarahkan para siswa pada observasi dan pembuatan laporan dalam setiap mata pelajaran. Dalam

 Institusi pendidikan di negeri ini terus mendapat perlakuan yang tidak etis dari negara (baca: pemerintah). Polemik tentang Ujian Nasional (UN) saja belum selesai, kini muncul lagi Rancangan Undang-Undang Pendidikan Tinggi yang akan mengebiri alias membonsai Perguruan Tinggi. Padahal sebelumnya, Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan (BHP) yang juga berasal dari pemerintah, sudah dianulir oleh Mahkamah Konstitusi. Tapi pemerintah seolah tuli akan nurani dan pikirannya dalam menyikapi perbaikan arah pendidikan di republik ini. Ranah pendidikan seolah hanya domainnya pemerintah dan ini sebuah cara berpikir yang keliru!Pemaksaan akan disahkannya RUU PT tersebut semakin terlihat jelas. Dari yang sebelumnya berjumlah 102 pasal pada versi 4 April 2012, kini hanya tinggal 59 pasal pada versi 26 Juni 2012. Ditambah lagi penegasan dari pihak komisi X DPR serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang akan menyepakati pengesahan RUU Pendidikan Tinggi pada masa sidang keempat DPR, Juli ini (Kompas, 4 Juli 2012). Dengan satu pernyataan pamungkas dari pemerintah, bahwa beberapa pasal yang kontroversial akan segera disempurnakan. Disinilah nanti akan dimulai sikap pemerintah dalam membonsai otonomi Perguruan Tinggi yang beberapa diantaranya sekarang sudah berstatus Badan Hukum Milik Negara (BHMN).

Dalam menyikapi hal tersebut, beberapa guru besar dan rektor di beberapa Universitas sudah mulai menyampaikan pandangan kritisnya. Dengan berpedoman terhadap isi RUU PT hingga akan adanya ancaman melakukan uji materi ke Mahkamah Konstitusi. Namun kelihatannya sikap mereka tersebut hanya dianggap hal yang biasa oleh wakil rakyat dan pemerintah kita. Inilah barangkali yang dapat meresahkan masa depan pendidikan di Indonesia.

Bila pandangan sebagian besar cendekia dari beberapa perguruan tinggi seolah sudah diabaikan, siapa lagi yang kemudian akan didengar oleh wakil rakyat dan pemerintah? Pendidikan di Indonesia bak telur diujung tanduk. Maka, tamatlah indepedensi Perguruan Tinggi.

Otonomi Semu

Banyak pasal-pasal yang secara substansi dari RUU PT tersebut justru lebih banyak mereduksi sifat Perguruan Tinggi yang sekarang sudah lebih otonom alias mandiri. Oleh karenanya, beberapa pasal sampai sekarang masih dianggap bermasalah dari versi 26 Juni 2012. Misal saja: pasal 9 tentang rumpun ilmu, pasal 16 tentang kurikulum, pasal 20 tentang penelitian, dan pasal 32 tentang otonomi yang semuanya harus melibatkan pemerintah melalui mekanisme peraturan menteri atau pemerintah. Lantas pertanyaannya kemudian adalah apa artinya fungsi otonom yang selama ini melekat dalam setiap institusi perguruan tinggi? Inilah yang menurut penulis sebagai bentuk kekuasaan absolut pemerintah terhadap pendidikan yang langsung harus menyentuh pada program.

Page 10: ardialmathor.files.wordpress.com  · Web viewMenurut dia, kurikulum tahun depan akan mengarahkan para siswa pada observasi dan pembuatan laporan dalam setiap mata pelajaran. Dalam

Perguruan Tinggi kini seolah hanya memiliki otoritas dalam hal perekrutan mahasiswa baru, melakukan proses pembelajaran sesuai kurikulum, dan wajib menamatkan peserta didik sesuai strata ilmunya. Namun tidak diberikan hak otonom dalam menentukan jurusan apa yang akan dibuka, kurikulumnya, penelitian yang dibutuhkan oleh peserta didik, dan lain sebagainya. Maka bisa saja ke depannya juga, institusi perguruan tinggi akan mengalami sebuah kemunduran dalam hal berpikir dan bertindak strategis terhadap semua kebijakan yang dihasilkan oleh pemerintah. Karena seluruh civitas akademik akan merasa khawatir jika almamaternya (perguruan tinggi) kelak akan dijadikan target oleh pemerintah. Target yang dimaksud adalah daftar perguruan tinggi yang dianggap sebagai pembangkang oleh pemerintah dan pada akhirnya akses beasiswa akan diberhentikan.

Bila hak otonom perguruan tinggi masih direduksi dengan perangkat peraturan menteri atau yang sejenisnya, itu sama saja dengan membonsai independensinya selama ini. Independensi kaum akademik dalam mengkritisi segala kebijakan pemerintah yang tidak pro terhadap rakyat. Perlakuan pemerintah yang tidak berpihak kepada rakyat sejatinya perlu mendapat perhatian dari pihak mahasiwa dan dosen di perguruan tinggi. Karena secara filosofi dalam berbangsa dan bernegara, sebuah peradaban itu dilahirkan dari insitusi pendidikan. Bukan justru semata hanya dari kinerja atau popularitas pemerintahnya.

Menjaga Independensi

Kecaman ataupun kritikan dari kaum cerdik pandai negeri ini kepada negara janganlah justru dianggap sebagai lawan. Apalagi bila sampai harus ada resistensi.. RUU PT sebagai bagian dari upaya perbaikan mutu pendidikan di negeri ini janganlah hanya domainnya pemerintah atau pihak legislatif saja. Sudah selayaknya, para kaum cerdik pandai dan yang lainnya terus dilibatkan dalam menyempurnakan isi dari RUU PT tersebut. Karena apapun ceritanya, kaum cerdik pandai yang berdiam di perguruan tinggi adalah orang-orang yang mau dan mampu berpikir progresif.

Perbaikan dan peningkatan kualitas pendidikan yang progresif di Indonesia hakikatnya juga harus menjaga independensi perguruan tinggi. Bukan justru membonsai pikiran dan tindakan kaum akademik itu sendiri melalui yang namanya peraturan menteri atau yang sejenisnya.

RUU PT sebagai salah satu instrumen yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas pendidikan sejatinya harus meletakkan wewenang atau fungsi negara ke posisi yang sebenarnya. Perguruan Tinggi yang paling banyak disinggung dalam RUU PT, sejak lama sudah mapan dalam hal pengelolaan rumpun ilmu, kurikulum, penelitian, dan fungsi otonomi itu sendiri.

Jadi tidak perlu lagi dicampuri oleh pemerintah (baca: Kemendikbud). Begitu juga DPR sebagai salah satu pilar demokrasi, setidaknya juga harus mampu berpikir dan bertindak sesuai harapan rakyat. Stigma kejar setoran demi program legislasi nasional di senayan haruslah dihilangkan demi lahirnya sebuah UU yang bermutu dan produktif. Maka, pemerintah dan DPR hendaknya jangan terus berkeras hati dan kepala untuk memasukkan materi yang selama ini sudah dikelola dengan baik oleh perguruan tinggi. Agar kelak nasib RUU PT ini tidak sama dengan UU BHP sebelumnya yang akhirnya dibatalkan demi hukum oleh MK.***

Page 11: ardialmathor.files.wordpress.com  · Web viewMenurut dia, kurikulum tahun depan akan mengarahkan para siswa pada observasi dan pembuatan laporan dalam setiap mata pelajaran. Dalam

Pendidikan Indonesia Terendah di DuniaDiposting oleh: Ilham Mahesa Sinaga // 30 Nov 2012 // Belum Ada Komentar

Sistem pendidikan Indonesia menempati peringkat terendah di dunia. Berdasarkan tabel liga global yang diterbitkan oleh firma pendidikan Pearson, sistem pendidikan Indonesia berada di posisi terbawah bersama Meksiko dan Brasil. Tempat pertama dan kedua ditempati Finlandia dan Korea Selatan, sementara Inggris menempati posisi keenam.

Peringkat itu memadukan hasil tes internasional dan data, seperti tingkat kelulusan antara tahun 2006 dan 2010. Sir Michael Barber, penasihat pendidikan utama Pearson, mengatakan, peringkat disusun berdasarkan keberhasilan negara-negara memberikan status tinggi pada guru dan memiliki “budaya” pendidikan.

Perbandingan internasional dalam dunia pendidikan telah menjadi semakin penting dan tabel liga terbaru ini berdasarkan pada serangkaian hasil tes global yang dikombinasikan dengan ukuran sistem pendidikan, seperti jumlah orang yang dapat mengenyam pendidikan tingkat universitas.

Gambaran perpaduan itu meletakkan Inggris dalam posisi yang lebih kuat dibandingkan dengan tes Pisa dari Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD), yang juga merupakan salah satu tes dalam proses penyusunan peringkat. Pertimbangan-pertimbangan dalam peringkat ini diproduksi untuk Pearson oleh Economist Intelligence Unit.

Kompetisi global

Dua kekuatan utama pendidikan adalah Finlandia dan Korea Selatan, lalu diikuti oleh tiga negara di Asia, yaitu Hongkong, Jepang, dan Singapura.

Inggris yang dianggap sebagai sistem tunggal juga dinilai sebagai “di atas rata-rata”, lebih baik daripada Belanda, Selandia Baru, Kanada, dan Irlandia. Keempat negara itu juga berada di atas kelompok peringkat menengah termasuk Amerika Serikat, Jerman, dan Perancis.

Perbandingan ini diambil berdasarkan tes yang dilakukan setiap tiga atau empat tahun di berbagai bidang, termasuk matematika, sains, dan kesusasteraan serta memberikan sebuah

Page 12: ardialmathor.files.wordpress.com  · Web viewMenurut dia, kurikulum tahun depan akan mengarahkan para siswa pada observasi dan pembuatan laporan dalam setiap mata pelajaran. Dalam

gambaran yang semakin menurun dalam beberapa tahun terakhir. Akan tetapi, tujuan utamanya adalah memberikan pandangan multidimensi dari pencapaian di dunia pendidikan dan menciptakan sebuah bank data yang akan diperbaharui dalam sebuah proyek Pearson bernama Learning Curve.

Melihat dari sistem pendidikan yang berhasil, studi itu menyimpulkan bahwa mengeluarkan biaya adalah hal penting, tetapi tidak sepenting memiliki budaya yang mendukung pendidikan. Studi itu mengatakan, biaya adalah ukuran yang mudah, tetapi dampak yang lebih kompleks adalah perilaku masyarakat terhadap pendidikan, hal itu dapat membuat perbedaan besar.

Kesuksesan negara-negara Asia dalam peringkat ini merefleksikan nilai tinggi pendidikan dan pengharapan orangtua. Hal ini dapat menjadi faktor utama ketika keluarga bermigrasi ke negara lain, kata Pearson.

Ada banyak perbedaan di antara kedua negara teratas, yaitu Finlandia dan Korea Selatan, menurut laporan itu, tetapi faktor yang sama adalah keyakinan terhadap kepercayaan sosial atas pentingnya pendidikan dan “tujuan moral”.

Kualitas guru

Laporan itu juga menekankan pentingnya guru berkualitas tinggi dan perlunya mencari cara untuk merekrut staf terbaik. Hal ini meliputi status dan rasa hormat serta besaran gaji.

Peringkat itu menunjukkan bahwa tidak ada rantai penghubung jelas antara gaji tinggi dan performa yang lebih baik. Dan ada pula konsekuensi ekonomi langsung atas sistem pendidikan performa tinggi atau rendah, kata studi itu, terutama di ekonomi berbasis keterampilan dan global. Namun, tidak ada keterangan yang jelas mengenai pengaruh manajemen sekolah dengan peringkat pendidikan.

Peringkat untuk tingkat sekolah menunjukkan bahwa Finlandia dan Korea Selatan memiliki pilihan tingkat sekolah terendah. Namun, Singapura yang merupakan negara dengan performa tinggi memiliki tingkat tertinggi.

Memutus Rantai Tawuran PelajarDiposting oleh: Ilham Mahesa Sinaga // 31 Jul 2012 // Belum Ada Komentar

Page 13: ardialmathor.files.wordpress.com  · Web viewMenurut dia, kurikulum tahun depan akan mengarahkan para siswa pada observasi dan pembuatan laporan dalam setiap mata pelajaran. Dalam

Memprihatinkan! Mengawali tahun ajaran baru dan bulan puasa, tawuran di beberapa sekolah negeri Jakarta muncul lagi.

Tawuran menunjukkan lemahnya kepemimpinan, kultur sekolah, dan ketidakhadiran negara (dalam bentuk ketidakberdayaannya aparat kepolisian) dalam menyikapi persoalan serius ini. Pendidikan karakter dalam konteks tawuran tidak bisa diatasi dengan imbauan, pembuatan kesepakatan damai antarsiswa atau sekolah, tetapi dengan pendekatan yang lebih komprehensif dan komitmen dari banyak pihak. Maka, kultur pendidikan karakter yang nyaman dan aman (caring community) di sekolah tidak bisa ditawar lagi!

Tanggung jawab minim

Tradisi tawuran di SMA yang sudah terjadi bertahun-tahun menunjukkan minimnya kesadaran dan tanggung jawab pemimpin sekolah terhadap lembaga pendidikan yang dikelolanya. Memang, di sisi lain tawuran pelajar sering terjadi selepas jam sekolah, bahkan pada sore hari, sehingga secara lokalitas sudah di luar batas pagar sekolah.

Mengapa terjadi terus-menerus? Berkelanjutannya aksi tawuran ini karena para pemimpin sekolah kurang memiliki rasa tanggung jawab atas persoalan penting di sekolahnya. Tidak bisa pemimpin sekolah hanya berujar, ”Kejadian itu di luar lingkup sekolah, maka kami tidak ikut bertanggung jawab!” Sikap seperti ini mengerdilkan tanggung jawab pemimpin pendidikan dalam membentuk karakter siswa.

Pendekatan ritual, yang menekankan pembuatan kesepakatan damai antarpihak sekolah yang berselisih, tidak akan efektif karena perubahan untuk pembentukan karakter tidak cukup hanya mengandalkan selembar kertas yang ditandatangani bersama. Yang dibutuhkan adalah pembelajaran bersama antarsekolah dan antarsiswa tentang pentingnya membangun sikap damai dan menghargai individu itu sebagai makhluk bermartabat, bukan benda atau barang yang bisa dirusak setiap saat.

Kultur sekolah lemah

Selain unsur kepemimpinan, pendidikan karakter yang efektif akan terjadi ketika setiap individu dalam lembaga pendidikan merasa aman dan nyaman bersekolah. Tanpa perasaan itu, prestasi akademis siswa akan menurun. Siswa juga tidak dapat belajar dengan baik karena selalu dihantui rasa waswas, apakah mereka akan selamat saat berangkat atau pulang sekolah.

Page 14: ardialmathor.files.wordpress.com  · Web viewMenurut dia, kurikulum tahun depan akan mengarahkan para siswa pada observasi dan pembuatan laporan dalam setiap mata pelajaran. Dalam

Perasaan aman dan nyaman akan muncul bila setiap individu yang menjadi anggota komunitas sekolah merasa dihargai, dimanusiakan, dan dianggap bernilai kehadirannya dalam lingkungan pendidikan. Masalahnya adalah, budaya kekerasan telah merambah ke seluruh lapisan masyarakat kita, menggerus kultur sekolah dengan wujud yang berbeda. Misalnya, ketika lembaga pendidikan menerapkan sistem katrol nilai, di sini telah terjadi ketidakadilan dan pelecehan terhadap kinerja individu. Mereka yang gigih belajar dan mendapatkan nilai baik, tidak berbeda dengan yang tidak gigih belajar, malas, karena mereka dikatrol sehingga nilainya juga baik.

Kultur sekolah ini sesungguhnya bertentangan dengan prinsip penghargaan terhadap individu. Individu telah dimanipulasi sebagai alat pemenangan nama baik sekolah melalui sistem katrol. Dengan demikian, sekolah seolah-olah memberi citra bahwa pendidikan di sekolah itu baik dan ini terbukti dari kelulusan atau kenaikan kelas 100 persen.

Menghargai individu sesuai dengan harkat dan martabatnya, serta menghargai sesuai dengan jasa dan usahanya dalam belajar, merupakan sebentuk praktik keadilan. Praksis keadilan yang terjadi dalam lingkungan pendidikan akan membuat individu itu nyaman dan semakin termotivasi dalam meningkatkan keunggulan akademik. Ketika kebanggaan pada kualitas akademis berkurang, siswa mencari pembenaran dengan penghargaan diri palsu di luar, termasuk tawuran.

Ketidakhadiran negara

Fenomena tawuran menjadi indikasi jelas bahwa negara tidak hadir, bahkan cenderung membiarkan dan mengafirmasi kekeliruan pemahaman bahwa bila suatu tindak kejahatan dilakukan bersama-sama, maka hal ini dapat dibenarkan.

Ketika aparat kepolisian hanya diam saja berhadapan dengan kegarangan siswa yang membawa golok, rantai, dan bambu runcing di jalanan, saat itulah sebenarnya aparat kepolisian menelanjangi diri dan menunjukkan bahwa negara absen.

Pendidikan karakter yang efektif mensyaratkan peran serta komunitas di luar sekolah sebagai rekan strategis dalam pengembangan pendidikan. Karena itu, peran serta komunitas, seperti media, orangtua, aparat kepolisian, pejabat pemerintah, dalam upaya mengikis perilaku tawuran sangatlah diperlukan. Negara seharusnya tetap hadir dan menjadi pendidik masyarakat untuk menaati ketertiban dan hukum.

Untuk mengatasi persoalan tawuran dan menghentikan rantai kekerasan, kiranya ada beberapa solusi.

Pertama, kehadiran negara sangat diperlukan agar pendidikan karakter yang dicanangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan semakin efektif. Untuk mengatasi tawuran pelajar, ketegasan aparat sangat diperlukan karena kebiasaan tawuran itu membahayakan diri dan orang lain. Kepolisian harus bekerja sama dengan sekolah untuk mengembangkan budaya tertib hukum dan taat aturan. Sikap reaktif, menangkap pelajar yang terlibat tawuran, memang dibutuhkan, tetapi sikap preventif- edukatif melalui kerja sama dengan pihak sekolah lebih penting karena akan mengatasi persoalan pada akarnya.

Page 15: ardialmathor.files.wordpress.com  · Web viewMenurut dia, kurikulum tahun depan akan mengarahkan para siswa pada observasi dan pembuatan laporan dalam setiap mata pelajaran. Dalam

Kedua, sikap tegas pemerintah. Pemerintah juga perlu bersikap tegas terhadap unsur kepemimpinan sekolah, baik itu di sekolah negeri maupun swasta. Pimpinan sekolah yang sekolahnya selalu terlibat tawuran perlu diganti karena kepemimpinan mereka terbukti tidak efektif.

Namun, pemerintah juga perlu hati-hati mengganti unsur kepala sekolah karena di dalam lingkungan sekolah pun bisa jadi ada persaingan tidak sehat yang memanfaatkan tawuran sebagai usaha memancing di air keruh demi kepentingan pribadi.

Peran komunitas sekolah

Ketiga, pendidikan karakter akan efektif kalau seluruh komunitas sekolah merasa dilibatkan. Ini berarti, mulai dari penjaga keamanan, tukang kebun, pegawai kantin sekolah, guru, karyawan nonpendidikan, staf guru, kepala sekolah, dan lain lain, harus mengerti tugas dan tanggung jawab mereka, terutama yang terkait dengan pengembangan kultur cinta damai dalam lembaga pendidikan.

Perilaku kekerasan terhadap fisik orang lain merupakan bentuk nyata tidak dihargainya individu sebagai pribadi yang bernilai dan berharga. Pendidikan mestinya mengajarkan bahwa setiap individu itu berharga dan bernilai dalam dirinya sendiri.

Siapa pun tidak pernah boleh memanipulasi dan mempergunakan bahkan merusak tubuh orang lain dengan alasan apa pun. Tawuran pelajar merupakan tanda bahwa penghargaan terhadap tubuh di lingkungan pendidikan kita masih lemah. Padahal, penghargaan terhadap tubuh ini merupakan salah satu pilar keutamaan bagi pengembangan pendidikan karakter yang utuh dan menyeluruh.

http://www.beritakaget.com/arsip/kurikulum-sd-2013-dan-kondisi-pendidikan-nilai-saat-ini.html