ardialmathor.files.wordpress.com file · web viewkelompok 3. febrianto syahbani (1201100282) leli...
TRANSCRIPT
LANDASAN PENDIDIKAN
MAKALAH KELOMPOK
Disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah “Pengantar Pendidikan”
Dosen : Muhammad Afandi,S.Pd,M.Pd/Tri Yuliansyah Bintaro, S.Pd
Disusun oleh :
Kelas 1F
Kelompok 3
1. Febrianto Syahbani (1201100282)
2. Leli Soliah (1201100285)
3. Nurul Qomariah (1201100296)
4. Purwanti (1201100279)
5. Seniatun (1201100300)
PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2012
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami selaku tim penyusun diberi kekuatan dan
kemampuan dalam menyelesaikan makalah yang bertema “Landasan Pendidikan”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pengantar Pendidikan. Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu terutama kepada :
1. Bapak Muhammad Afandi, S.Pd, M.Pd/Tri Yuliansyah Bintaro, S.pd
selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Pendidikan.
2. Orang tua yang selalu memberikan motivasi dan doa.
3. Teman-teman yang telah memberikan banyak dukungan.
Semoga amal baik yang telah diberikan oleh semua pihak mendapatkan
imbalan pahala dari Allah SWT. Kami berharap semoga apa yang ditulis dalam
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.
Makalah ini masih sangatlah jauh dari sempurna, oleh karena itu
diharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian agar makalah
ini lebih baik lagi.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Purwokerto, 6 Oktober 2012
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
KATA PENGANTAR..................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan............................................................................................ 2
C. Permasalahan................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Landasan Pendidikan .................................................. 3
B. Jenis-jenis Landasan Pendidikan................................................... 4
C. Fungsi Landasan Pendidikan......................................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Simpulan........................................................................................ 11
B. Saran.............................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan nasional sebagai wahana dan sarana pembangunan negara dan
bangsa dituntut mampu mengantisipasi proyeksi kebutuhan masa depan.
Tuntutan tersebut sangat bergayut dengan aspek-aspek penataan pendidikan
nasional yang bertumpu pada basis kehidupan masyarakat Indonesia secara
komprehensif. Untuk kepentinggan penataan pendidikan nasional yang benar-
benar refleksi kehidupan bangsa maka sangat penting dunia pendidikan
berlandaskan Pendidikan yang sesuai dengan tatanan masyarakat Indonesia
khususnya.
Para pendidik diharuskan untuk memahami landasan pendidikan agar
dapat menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan
latihan bagi perannya di masa yang akan datang. Pendidikan sebagai upaya
manusia merupakan aspek dan hasil budaya terbaik yang mampu disediakan
setiap generasi manusia untuk kepentingan generasi muda agar melanjutkan
kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks sosio budaya. Oleh karena
itu, setiap masyarakat pluralistic di zaman modern senantiasa menyiapkan
warganya yang terpilih sebagai pendidik bagi kepentingan kelanjutan
(regenerasi) dari masing-masing masyarakat yang bersangkutan. Pada sisi
itulah diperlukan pendidik, yang melampaui tata aturan di dalam keluarga
untuk meningkatkan harkat dan kepribadian individu agar menjadi manusia
yang lebih cerdas.
Salah satu cara untuk dapat menghilangkan atau memperkecil
permasalahan yang timbul adalah dengan berpijak pada teori-teori pendidikan.
Pijakan ini diharapkan memberikan kejelasan yang terkait dengan hakikat
pendidikan, sejarah pendidikan, aliran-aliran dalam pendidikan, mutu
pendidikan dan teori pendidikan. Dengan demikian, penguasaan atas dasar-
1
dasar pendidikan diharapkan menjadi cakrawala yang memberikan bekal bagi
pelaku pendidikan dalam rangka memperkecil persoalan pendidikan dan
memecahkan beragam permasalahan pendidikan pada umumnya, dan
pembelajaran pada khususnya.
B. Tujuan
1. Dengan membaca makalah ini pembaca dapat mengetahui dan dapat
menjelaskan pengertian Landasan Pendidikan.
2. Dengan membaca makalah ini pembaca dapat mengetahui dan dapat
mejelaskan jenis-jenis Landasan pendidikan .
3. Dengan membaca makalah ini pembaca dapat mengetahui dan dapat
menjelaskan Fungsi Landasan pendidikan.
C. Permasalahan
1. Bagaimana pemahaman mahasiswa tentang pengertian Pendidikan?
2. Bagaimana pemahaman mahasiswa, tentang jenis-jenis Landasan
Pendidikan?
3. Bagaimana pemahaman mahasiswa tentang fungsi dari Landasan
pendidikan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN LANDASAN PENDIDIKAN
Menurut UU No. 20 tahun 2003 , Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa
dan Negara. Dr. M.Sukardjo dan Ukim Komarudin, M.Pd (2009:7) Hampir
setiap orang pernah mengalami pendidikan, tetapi tidak setiap orang mengerti
makna kata pendidikan, pendidik, mendidik. Ada dua istilah yang dapat
mengarahkan pada pemahaman hakikat pendidikan, yakni kata paedagogi dan
paedagogiek berarti ilmu pendidikan (Purwanto,1995:3). Oleh karena itu,
tidaklah mengherankan apabila pedagogic(pedagogics) atau ilmu mendidik
adalah ilmu atau teori yang sistematis tentang pendidikan yang sebenarnya
bagi anak atau untuk anak sampai ia mencapai kedewasaan (Rasyidin,
2007:34).
Secara estimologik, perkataan paedagogie berasal dari bahasa Yunani,
yaitu paedagogia yang berarti pergaulan dengan anak. Paidagogos adalah
hamba atau orang yang pekerjaannya menghantar dan mengambil budak-
budak pulang pergi atau antar jemput sekolah. Perkataan “paida” merujuk
kepada kanak-kanak, yang menjadikan sebab mengapa sebagian orang
cenderung membedakan antara pedagogi (mengajar kanak-kanak) dan
andragogi (mengajar orang dewasa).
Perkataan untuk pedagogi yang juga berasal dari bahasa Yunani kuno
juga dapat dipahami dari kata “paid” yang bermakna anak, dan “ogogos” yang
berarti membina atau membimbing. Apa yang dipraktikkan dalam pendidikan
selama ini adalah konsep pedagogi, yang secara harfiah adalah seni mengajar
atau seni mendidik anak-anak (Muis Sad Imam, 2004:5).
3
Pendidikan antara lain dapat dipahami dari dua sudut pandang,
pertama dari sudut praktek sehingga kita mengenal istilah praktek
pendidikan, dan kedua dari sudut studisehingga kita kenal istilah studi
pendidikan.
Praktek pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok
orang atau lembaga dalam membantu individu atau sekelompok orang
untuk mencapai tujuan pedidikan.Kegiatan bantuan dalam praktek
pendidikan dapat berupa pengelolaan pendidikan( m a k r o m a u p u n
m i k r o ) , d a n d a p a t b e r u p a k e g i a t a n p e n d i d i k a n
( b i m b i n g a n , pengajaran dan atau latihan).
Studi pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang
dalam rangka memahami pendidikan.Berdasarkan uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi
dasar pijakan atau titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi
pendidikan
Secara leksikal, Landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, karena itu
landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar
pijakan. Titik tolak atau dasar pijakan ini dapat bersifat material (contoh:
landasan pesawat terbang); dapat pula bersifat konseptual (contoh:
landasan pendidikan). Landasan yang bersifat koseptual identik dengan
asumsi, adapun asumsi dapat dibedakan menjadi tigamacam asumsi, yaitu
aksioma, postulat dan premis tersembunyi .
B. JENIS – JENIS LANDASAN PENDIDIKAN
Ada berbagai jenis landasan pendidikan, berdasarkan sumber
perolehannya kita dapat mengidentifikasi jenis landasan pendidikan menjadi:
4
1. Landasan religius pendidikan
Yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari religi atau agama
yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan atau
studi pendidikan.
2. Landasan f i losofis pendidikan
Yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dar i filsafat yang
menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi
pendidikan. Secara filososis, bangsa Indonesia belum mendirikan Negara
adalah sebagai bangsa yang berkebutuhan dan berkemanusiaan, hal ini
berdasarkan kenyataan objektif bahwa manusia adalah makhluk Tuhan
yang Maha Esa. Syarat mutlak suatu Negara adalah adanya persatuan yang
terwujudkan sebagai rakyat (merupakan unsur pokok Negara), sehingga
secara filosofis Negara berpersatuan dan berkerakyatan. Atas dasar
pengertian filosofis tersebut maka adlam hidup bernegara nilai-nilai
pancasila merupakan dasar filsafat Negara.
3 . L a n d a s a n i l m i a h p e n d i d i k a n
Y a i t u a s u m s i - a s u m s i y a n g b e r s u m b e r
d a r i berbagai cabang atau disiplin ilmu yang menjadi titik tolak
dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan. Tergolong
ke dalam landasan i lmiah pendidikan antara la in : landasan
psikologis pendidikan, landasan sosiologik pendidikan,
landasan historis pendidikan,landasan kultur. Landasan ilmiah
pendidikan dikenal pula sebagai landasanempiris pendidikan atau
landasan faktual pendidikan yaitu sebagai Realita Kebenaran yang terjadi
pada wajah suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan peserta
didik di Negara Indonesia.
Landasan Historis
Beratus-ratus tahun bangsa Indonesia dalam perjalanan hidupnya
berjuang untuk menemukan jati dirinya sebagai suatu bangsa yang
merdeka, mandiri serta memiliki suatu prinsip yang tersimpul dalam
5
pandangan hidup serta filsafat hidup bangsa. Dengan lain perkataan
bangsa Indonesia harus memiliki nasionalisme serta rasa kebangsaan
yang kuat. Hal ini dapat terlaksana buka melalui suatu kekuasaan atau
hegemoni ideologi melainkan suatu kesadaran berbangsa dan
bernegara yang berakar pada sejarah bangsa.
Jadi secara historis bahwa nilai-nilai ynag terkandung dalam
setiap sila pancasila sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar
Negara Indonesia secara objektif historis telah dimiliki oleh bangsa
Indonesia sendiri sehingga asal nilai-nilai pancasila tersebut tidak lain
adalah dari bangsa Indonesia sendiri. Oleh karena itu berdasarkan fakta
objektif secara historis kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat
dipisahkan dengan nilai-nilai pancasila. Atas dasar pengertian dan
alasan historis inilah maka sangat penting bagi para generasi penerus
bangsa terutama kalangan intelektual kampus untuk mengkaji,
memahami dan mengembangkan berdasarkan pendekatan imiah,yang
pada gilirannya akan memiliki suatu kesadaran serta wawasan
kebangsaan yang kuat berdasarkan nilai-nilai yang dimilikinya sendiri.
Konsekuensinya secara historis pancasila dalam kedudukannya sebagai
dasar filsafat Negara serta ideology bangsa dan Negara bukannya suatu
ideologi yang menguasai bangsa, namun justru nilai-nilai dasi sila-sila
pancasila itu melekat dan berasal dari bangsa Indonesia itu sendiri (Dr.
Kaelan, M.S., 2004:12)
Landasan Psikologis
Dalm interaksi pendidikan berinteraksi dua individu yang masing
– masing memiliki kemampuan dan karakteristik sendiri .
sesungguhnya dalam proses interaksi dua pihak harus saling
memahami dan saling menyesuaikan diri. Dalam interaksi pendidikan ,
karena posisi guru atau pendidik sebagai orang yang lebih dewasa ,
lebih berpengalaman , berpengetahuan , banyak menguasai nilai serta
mempunyai tanggung jawab mendidik, maka guru atau pendidiklah
yang harus lebih berusaha memberikan layanan , dorongan , bantuan ,
bimbingan kepada peserta didik. Landasan psikologis memberikan
6
dasar-dasar pemberian layanan dan bantuan khususnya layanan dan
bantuan belajar (Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata, 2010:30)
Landasan Kultur
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik ,
sebab kebudayaan di wariskan dan dikembangkan dengan jalan
pendidikan.
Landasan Sosiologis
Lembaga pendidikan harus diberdayakan bersama dengan
lembaga sosial lainnya. Dalam hal ini pendidikan disejajarkan dengan
lembaga ekonomi, politik sebagai pranata kemasyarakatan,
pembudayaan masyarakat belajar (society learning) harus dijadikan
sarana rekonstruksi sosial. Apabila perencanaan pendidikan yang
melibatkan masyarakat bisa tercapai maka patologi sosial setidaknya
terkurangi. Hasrat masyarakat belajar saat ini masih rendah. Hal ini
ditnandai rendahnya angka partisipasi masyarakat dalam sekolah
terutama dalam membangung masyarakat belajar.
Sistem pendidikan nasional tidak mungkin selalu bertumpu pada
Pemerintah sebab dengan adanya krisis Pemerintah semakin tidak
mampu membiayai pendidikan, demikian pula apabila pendidikan
hanya terarah pada tujuan pembelajaran murni pada aspek kognitif,
afektif tanpa mengaitkan dengan kepentingan sosial, politik dan upaya
pemecahan problem bangsa maka pendidikan tidak akan mampu
dijadikan sebagai sarana rekonstruksi sosial. Dalam kaitannya dengan
perluasan fungsi pendidikan lebih jauh, maka diperlukan
pengembangan sistem pendidikan nasional yang didasarkan atas
kesadaran kolektif bangsa dalam kerangka ikut memecahkan problem
sosial.
Pendidikan nasional yang berlandaskan sosiologis dalam
penyelenggaraannya harus memperhatikan aspek yang berhubungan
dengan sosial baik problemnya maupun emografisnya. Masalah yang
kini sedang dihadapi bangsa adalah masalah perbedaan sosial ekonomi
sehingga pendidikan dirancang untuk mengurangi beban perbedaan
7
tersebut. Aspek sosial lainnya seperti ketidaksamaan mengakses
informasi yang konsekuensinya akan mempertajam kesenjangan sosial
dapat dieleminir melalui pendidikan.
Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang (1989:270)
a. Masyarakat sebagai salah satu lingkungan pendidikan
- Mengenal nilai-nilai social dan kebudayaan masyarakat yang
bersangkutan
- Pandangan hidup/ falsafah masyarakat yang bersangkutan
khususnya cita-cita dan tanggug jawabnya dalam bidang
pendidikan.
- Pengaruh /keadaan ilmu pengetahuan/teknologi dalam segala
bidang kehidupan masyarakat yang bersangkutan.
b. Hubungan timbale balik antara sekolah dan masyarakat
- Konservatif: dalam arti perumpamaan kebudayaan dan
diteruskan ke siswa untuk dimanfaatkan dan dipertahankan
sehingga kebudayaan milik masyarakat itu tetap ada dan justru
dikembangkan lebih maju, untuk kesejahteraan masyarakat.
- Meningkatkan kehidupan masyarakat
- Pembaruan perkembangan masyarakat
- Penghasil warga masyarakat yang siap terjun ke masyarakat
untuk kepentingan masyarakat
- Penghasil warga masyarakat yang memiliki sikap positif dan
konstruktif
c. Fungsi sekolah sebagai lembaga social
Suatu lembaga kemasyarakatan yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan – kebutuhan pokok dari manusia, pada
dasarnya mempunyai beberapa fungsi yaitu;
- Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat ,
bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap di
dalam menghadapi masalah-maslah dalam masyarakat yang
terutama manyangkut kebutuhan-kebutuhan yang bersangkutan
- Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan
8
- Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadaakan
system pengendalian social (social-control) yaitu artinya
system pengawasan daripada msyarakat terhadap tingkah laku
anggota-anggotanya (soerjono soekanto, 1973:59).
d. Hubungan nilai-nilai social-bidaya, alam lingkungan dengan
system pendidikan.
4 . L a n d a s a n y u r i d i s a t a u h u k u m
p e n d i d i k a n ,
a . P e m b u k a a n U U D 1 9 4 5
D i d a l a m p e m b u k a a n U U D 1 9 4 5 a l i n e a k e e m p a t
d i s e b u t k a n , ” m a k a d i s u s u n l a h k e m e r d e k a a n
k e b a n g s a a n I n d o n e s i a i t u d a l a m s u a t u U n d a n g -
U n d a n g D a s a r N e g a r a I n d o n e s i a , y a n g
t e r b e n t u k d a l a m s u a t u s u s u n a n N e g a r a r e p u b l i k
I n d o n e s i a y a n g b e r k e d a u l a t a n r a k y a t d e n g a n
b e r d a s a r k a n k e p a d a K e t u h a n a n Y a n g M a h a E s a ,
k e m a n u s i a a n y a n g a d i l d a n b e r a d a b , p e r s a t u a n
I n d o n e s i a , d a n k e r a k y a t a n y a n g d i p i m p i n o l e h
h i k m a t k e b i j a k s a n a a n d a l a m p e r m u s y a w a r a t a n /
p e r w a k i l a n , s e r t a d e n g a n m e w u j u d k a n s u a t u
k e a d i l a n s o c i a l b a g i s e l u r u h r a k y a t I n d o n e s i a . ”
b . U n d a n g - u n d a n g R e p u b l i k I n d o n e s i a n o m o r 2 0
T a h u n 2 0 0 3 t e n t a n g s y s t e m P e n d i d i k a n
N a s i o n a l , b a b I I P a s a l 2 m e n y a t a k a n , ”
P e n d i d i k a n N a s i o n a l b e r d a s a r k a n P a n c a s i l a d a n
U n d a n g - u n d a n g D a s a r N e g a r a R e p u b l i k
I n d o n e s i a t a h u n 1 9 4 5 .
c. S u r a t E d a r a n D i r e k t o r a t J e n d e r a l P e n d i d i k a n
T i n g g i D e p a r t e m e n P e n d i d i k a n n a s i o n a l t a n g g a l
5 J a n u a r i 2 0 1 0 N o m o r 0 6 / D / T / 2 0 1 0 p e r i h a l
p e n y e l e n g g a r a a n P e r k u l i a h a n P e n d i d i k a n
9
P a n c a s i l a , b a h w a d e n g a n m a k s u d
m e n u m b u h k e m b a n g k a n k e s a d a r a n t e r h a d a p
n i l a i - n i l a i p a n c a s i l a k e p a d a m a h a s i s w a , b a h w a
s e c a r a f i l o s f i s , y u r i d i s , d a n s o s i o l o g i s
p e n y e l e n g g a r a a n p e n d i d i k a n p a n c a s i l a d i
p e r g u r u a n t i n g g i t i d a k m e l a n g g a r p e r a t u r a n
p e r u n d a n g - u n d a n g a n y a n g b e r l a k u . B a g i
p e r g u r u a n t i n g g i y a n g t e l a h m e n y e l e n g g a r a k a n
p e n d i d i k a n p a n c a s i l a a g a r m e n i n g k a t k a n p r o s e s
p e m b e l a j a r a n y a n g a k t i f , i n o v a t i f , k r e a t i f ,
k o n t e k s t u a l d a n m e n y e n a n g k a n ( P r o f . D r . H .
T u k i r a n t a n i r e d j a , M . M . D k k , 2 0 1 1 : 9 )
C. FUNGSI LANDASAN PENDIDIKAN
Misi u tama mata kul iah landasan- landasan pendidikan
dalam pendidikan tenaga k e p e n d i d i k a n t i d a k t e r t u j u k e p a d a
p e n g e m b a n g a n a s p e k k e t e r a m p i l a n k h u s u s mengenai
pendidikan sesuai spesialisasi jurusan atau program pendidikan, melainkan
tertuju kepada pengembangan wawasan kependidikan, yaitu
berkenaan dengan berbagai asumsi yang bers i fa t umum tentang
pendidikan yang harus dipi l ih dan d iadopsi oleh tenaga
kependidikan sehingga menjadi cara pandang dan
bers ikapdalam rangka melaksanakan tugasnya. Berbagai asumsi
pendidikan yang telah dipilih dan diadopsi oleh seseorang
tenagamkependidikan akan berfungsi memberikan dasar rujukan konseptual
dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan yang
dilaksanakannya. Dengan kata lain, fungsi landasan pendidikan adalah
sebagai dasar pijakan atau titik tolak praktek pendidikan dan atau studi
pendidikan
10
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, dalam proses
pembelajaran sangat diperlukan adanya suatu landasan pendidikan ,
1.Landasan religius pendidikan
2.Landasan f i losof is pendidikan
3 . L a n d a s a n i l m i a h p e n d i d i k a n
4 . L a n d a s a n y u r i d i s a t a u h u k u m p e n d i d i k a n
Namun Sistem pendidikan nasional tidak mungkin selalu bertumpu pada
Pemerintah sebab dengan adanya krisis Pemerintah semakin tidak mampu
membiayai pendidikan, demikian pula apabila pendidikan hanya terarah pada
tujuan pembelajaran murni pada aspek kognitif, afektif tanpa mengaitkan
dengan kepentingan sosial, politik dan upaya pemecahan problem bangsa
maka pendidikan tidak akan mampu dijadikan sebagai sarana rekonstruksi
sosial. Dalam kaitannya dengan perluasan fungsi pendidikan lebih jauh, maka
diperlukan pengembangan sistem pendidikan nasional yang didasarkan atas
kesadaran kolektif bangsa dalam kerangka ikut memecahkan problem sosial.
B. SARAN
Pemerintah dan masyarakat harus mau bekerjasama demi tercapainya
kualitas pemberdayaan manusia yang diinginkan. Agar sesuai dengan
perkembangan jaman, system pendidikan harus disesuai pula dengan tuntutan
yang paling terkini.
Ada beberapa langkah baru untuk melakukan rekonstruksi pendidikan
dalam rangka membangun paradigma baru system pendidikan saat ini , seperti
berikut ini :
1. Membuat visi pendidikan Indonesia yang baru sehingga semua komponen
masyarkat dapat diberdayakan secara luas
11
2. Misi pendidikan yang jelas untuk membuat masyarakat ikut berpartisipasi
aktif di dalamnya.
3. Mengembangkan potensi dan kreatifitas pembelajaran
4. Pengembangan system pembelajaran yang demokratis agar tidak terdapat
suatu pengelompokkan pengajaran.
5. Kebijakan kurikulum seharusnya disesuaikan dengan lingkungan serta
komponen bangsa yang lain seperti ilmu pengetahuan, teknologi, budaya,
seni, social dan agama.
12
DAFTAR PUSAKA
Sukmadinata, Prof. Dr. Nana Syaodih .(2010). Metode Penelitian
Pendidikan.Bandung:Rosda.
Taniredja, Tukiran.DKK.(2011). Pendidikan Pancasila Untuk
Mahasiswa.Bandung:Alfabeta.
Kaelan.(2004).Pendidikan Pancasila.Yogyakarta:Paradigma.
Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang.(1989).Dasar-Dasar
Pendidikan.Semarang:IKIP Semarang Press.
Sukardjo, M., Komarudin, Ukim.,(2009).Landasan Pendidikan.Jakarta:Rajawali
Pers.
http://www.scribd.com/doc/40986273/Pengertian-Landasan-Pendidikan. diakses
pada tanggal 30 September 2012
13