ardialmathor.files.wordpress.com file · web viewbab i. pendahuluan. latar belakang. sejarah...

33
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah berkembangnya Islam hingga ke seluruh dunia memiliki sejarah tersendiri. Terdapat berbagai cerita tentang sejarah Islam di masa lalu yang mengikutinya. Tidak selalu Islam mengalami kejayaan di kala itu, namun juga mengalami kemunduran. Semua kejayaan dan kemundurun Islam itu terjadi di berbagai bidang kehidupan, banyak hasil yang didapatkan ketika pada masa kejayaan itu terjadi, namun tidak sedikit pula banyak damapak negatif yang terjadi pada saat terjadinya kemundurun. Ada Masa ketika mengalami kejayaan lalu terjadi kemunduran dan kemudian mucul kembali kejayaan itu dan terjadi kemunduran kembali mengenai sejarah Islam. Seperti halnya air laut yang mengalami pasang surut, Sejarah Islam juga mengalaminya. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Deskripsi Masa-Masa Kejayaan dan Kemunduran Islam? 2. Apa Sebab-Sebab Kejayaan dan Kemunduran Islam? 3. Bagamaima Kebangkitan Islam antara Cita-Cita dan Harapan? C. Tujuan 1. Menjelaskan Deskripsi Masa-Masa Kejayaan dan Kemunduran Islam. 2. Menjelaskan Sebab-Sebab Kejayaan dan Kemunduran Islam. 3. Menjelaskan Kebangkitan Islam antara Cita-Cita dan Harapan. D. Manfaat Melalui makalah ini yang membahas tentang Pasang Surut Sejarah Islam” diharapkan dapat memberikan 1

Upload: hoanghanh

Post on 25-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ardialmathor.files.wordpress.com file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejarah berkembangnya Islam hingga ke seluruh dunia memiliki sejarah tersendiri. Terdapat berbagai

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangSejarah berkembangnya Islam hingga ke seluruh dunia memiliki sejarah tersendiri. Terdapat berbagai cerita tentang sejarah Islam di masa lalu yang mengikutinya. Tidak selalu Islam mengalami kejayaan di kala itu, namun juga mengalami kemunduran. Semua kejayaan dan kemundurun Islam itu terjadi di berbagai bidang kehidupan, banyak hasil yang didapatkan ketika pada masa kejayaan itu terjadi, namun tidak sedikit pula banyak damapak negatif yang terjadi pada saat terjadinya kemundurun. Ada Masa ketika mengalami kejayaan lalu terjadi kemunduran dan kemudian mucul kembali kejayaan itu dan terjadi kemunduran kembali mengenai sejarah Islam. Seperti halnya air laut yang mengalami pasang surut, Sejarah Islam juga mengalaminya.

B. Rumusan Masalah1. Bagaimana Deskripsi Masa-Masa Kejayaan dan Kemunduran Islam?2. Apa Sebab-Sebab Kejayaan dan Kemunduran Islam?3. Bagamaima Kebangkitan Islam antara Cita-Cita dan Harapan?

C. Tujuan1. Menjelaskan Deskripsi Masa-Masa Kejayaan dan Kemunduran Islam.2. Menjelaskan Sebab-Sebab Kejayaan dan Kemunduran Islam.3. Menjelaskan Kebangkitan Islam antara Cita-Cita dan Harapan.

D. ManfaatMelalui makalah ini yang membahas tentang “Pasang Surut Sejarah Islam” diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang sejarah Islam bagi kehidupan manusia.

1

Page 2: ardialmathor.files.wordpress.com file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejarah berkembangnya Islam hingga ke seluruh dunia memiliki sejarah tersendiri. Terdapat berbagai

BAB IIPASANG SURUT SEJARAH ISLAM

A. KHALIFAH RASYIDAHNabi Muhammad SAW Tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yang

akan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin sendiri untuk menentukannya. Karena itulah, tidak lama setelah beliau wafat belum lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar berkumpul di balai kota Bani Saidah, Madinah. Mereka memusyawarahkan siapa yang akan dipilih menjadi pemimpin. Musyawarah itu berjalan cukup alot karena masing-masing pihak, baik Muhajirin maupun Anshar, sama-sama merasa berhak menjadi pemimpin umat Islam. Namun dengan semangat ukhuwah Islamiah yang tinggi, akhirnya Abu Bakar terpilih. Rupanya, semangat keagamaan Abu Bakar mendapat penghargaan yang tinggi dari umat Islam, sehingga masing-masing pihak menerima dan membaiatnya.

Sebagai pemimpin umat Islam setelah Rasul, Abu Bakar disebut Khalifah Rasulillah (Pengganti Rasul) yang dalam perkembangan selanjutnya disebut Khalifah saja. Khalifah adalah pemimpin yang diangkat sesudah Nabi wafat untuk menggantikan beliau melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan. Abu Bakar menjadi Khalifah hanya dua tahun. Pada tahun 634 M Ia meninggal dunia. Masa sesingkat itu habis untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku Arab yang tidak mau tunduk lagi terhadap pemerintah Madinah. Mereka menganggap, bahwa perjanjian yang dibuat oleh Nabi Muhammad, dengan sendirinya batal setelah Nabi wafat. Karena itu, mereka menentang Abu Bakar. Karena sikap keras kepala dan penentangan mereka yang dapat membahayakan agama dan pemerintahan, Abu Bakar menyelesaikan persoalan ini dengan Perang Riddah (perang melawan kemurtadan). Khalid bin Al-Walid adalah jenderal yang banyak berjasa dalam Perang Riddah ini.

Abu Bakar meninggal dunia, sementara barisan depan pasukan Islam sedang mengancam Palestina, Irak, dan kerajaan Hirah. Ia diganti oleh ‘’kaki tangannya”, Umar bin Khattab. Ketika Abu Bakar sakit dan merasa ajalnya sudah dekat, ia bermusyawarah para sahabat, kemudian, mengangkat Umar sebagai penggantinya dengan maksud untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan dan pepecahan di kalangan umat Islam. Kebijaksanaan Abu Bakar tersebut ternyata diterima masyarakat yang segera secara beramai-ramai membaiat Umar. Umar menyebut dirinya sebagai Khalifah Khalifah Rasulillah (pengganti dari pengganti Rasulullah). Ia juga memperkenalkan istilah Amir al-Mu’minin (komandan orang-orang yang beriman).

Di zaman Umar gelombang ekspansi (perluasan daerah kekuasaan) pertama terjadi, ibu kota Syria, Damaskus, jatuh tahun 635 M dan setahun kemudian, setelah tentara Byzantium kalah di pertempuran Yarmuk, seluruh daerah Syria jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Dengan memakai Syria sebagai basis, ekspansi diteruskan ke Mesir di bawah pimpinan ‘Amr ibn ‘Ash dan ke

2

Page 3: ardialmathor.files.wordpress.com file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejarah berkembangnya Islam hingga ke seluruh dunia memiliki sejarah tersendiri. Terdapat berbagai

Irak di bawah pimpinan Sa’ad bin Abi Waqqash. Iskandaria, ibu kota Mesir, ditaklukan pada tahun 641 M. Dengan demikian, Mesir jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Al-Qadisiyah, sebuah kota dekat Hirah di Irak, jatuh pada tahun 637 M. Dari sana serangan dilanjutkan ke ibu kota Persia, al-Madain yang jatuh pada tahun itu juga. Pada tahun 641 M, Mosul dapat dikuasai. Dengan demikian, pada masa kepemimpinan Umar, wilayah kekuasaan Islam sudah meliputi Jazirah Arabia, Palestina, Syria, sebagian besar wilayah Persia, dan Mesir. Pada masanya mulai diatur dan ditertibkan sistem pembayaran gaji dan pajak tanah. Pengadilan didirikan. Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, jawatan kepolisian dibentuk. Umar juga mendirikan Bait al-Mal, menempa mata uang, dan menciptakan tahun hijrah.

Umar memerintah selama sepuluh tahun (13-23 H/634-644 M). Masa jabatannya berakhir dengan kematian. Dia dibunuh oleh seorang budak dari Persia bernama Abu Lu’lu’ah. Untuk menentukan penggantinya, umar tidak menempuh jalan yang dilakukan oleh Abu Bakar. Dia menunjuk enam orang sahabat dan meminta kepada mereka untuk memilih salah seorang diantaranya menjadi khalifah. Enam orang tersebut adalah Usman, Ali, Thalhah, Zubair, Sa’ad bin Waqqas, dan Abdurrahman bin ‘Auf. Setelah Umar wafat, tim ini bermusyawarah dan berhasil menunjuk Usman sebagai khalifah, melalui persaingan yang agak ketat dengan Ali bin Abi Thalib.

Di masa pemerintahan Usman (644-655 M), Armenia, Tunisia, Cyprus,, Rodhes, dan bagian yang tersisa dari persia dan Tabaristan mulai direbut. Ekspansi Islam pertama berhenti sampai disini. Usman memerintah selama 12 tahun. Pada paroh masa kekhalifahannya, muncul perasaan tidak puas dan kecewa di kalangan umat Islam terhadapnya. Kepemimpinan Usman memang sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar. Ini mungkin karena umurnya yang lanjut (diangkat dalam usia 70 tahun) dan sifatnya yang lemah lembut. Akhirnya, pada tahun 35 H / 655 M, Usman dibunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri dari orang-orang yang kecewa itu.

Salah satu faktor yang menyebabkan banyak rakyat kecewa terhadap kepemimpinan Usman adalah kebijaksanaannya mengangkat keluarga dalam kedudukan tinggi. Yang terpenting diantaranya adalah Marwan bin Hakam. Dialah pada dasarnya yang menjalankan pemerintahan, sedangkan Usman hanya menyandang gelar Khalifah. Setelah banyak anggota keluarganya yang duduk dalam jabatan-jabatan penting, Usman laksana boneka dihadapan keluarganya itu. Dia tidak dapat berbuat banyak dan terlalu lemah terhadap keluarganya. Dia juga tidak tegas dalam kesalahan bawahan. Harta kekayaan negara, oleh keluarganya dibagikan tanpa terkontrol oleh Usman sendiri. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa pada masanya tidak ada kegiatan-kegiatan yang penting. Usman berjasa membangun bendungan untuk menjaga arus banjir yang besar dan mengatur pembagian air ke kota-kota. Dia juga membangun jalan-jalan, jembatan-jembatan, mesjid-mesjid, dan memperluas mesjid nabi di Mdinah.

Setelah Usman wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah. Ali hanya memerintah selama enam tahun. Selama masa pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada masa sedikitpun dalam pemerintahannya yang dapat dikatakan stabil. Setelah

3

Page 4: ardialmathor.files.wordpress.com file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejarah berkembangnya Islam hingga ke seluruh dunia memiliki sejarah tersendiri. Terdapat berbagai

menduduki jabatan sebagai khalifah, Ali memecat para gubernur yang diangkat oleh Usman. Dia yakin bahwa pemberontakan-pemberontakan terjadi karena keteledoran mereka. Dia juga menarik kembali tanah yang dihadiahkan kepada penduduk dengan menyerahkan hasil pendapatannya kepada negara sebagaimana yang telah diterapkan Umar. Tidak lama Ali bin Abi Thalib menghadapi pemberontak dari Thalhah, Zubair, dan Aisyah. Alasan Ali tidak mau menghukum parah pembunuh Usman. Ali sebenarnya ingin sekali menghindari perang. Dia ingin mengirim surat agar mau berunding untuk menyelesaikan perkara itu secara damai. Namun ajakan itu ditolak. Akhirnya pertempuran yang dahsyat itupun terjadi. Perang ini dikenal dengan nama “perang Jamal (unta)” karena aisyah dalam pertempuran itu menunggang unta. Ali berhasil. Zubair dan Thalhah terbunuh, sedangkan Aisyah ditawan dan dikirim kembali ke Madinah. Ali bergerak menuju Damaskus dengan sejumlah pasukan besar. Pasukannya bertemu dengan pasukan Mu’awiyah di Shiffin. Di ujung pemerintahan Ali ibn Abi Thalib, umat islam terpecah menjadi tiga kekuatan politik, yaitu Mu’awiyah, Syiah (pengikut) Ali, dan Khawarij (orang-orang yang keluar dari barisan Ali). Munculnya kelompok Khawarij menyebabkan pasukan Ali melemah. Pada 20 ramadhan 40 H (660 M), ali terbunuh oleh salah seorang anggota Khawarij.

Kedudukan Ali sebagai khalifah dijabat oleh anaknya Hasan selama beberapa bulan. Ketika itu, wilayah kekuasaan Islam sangat luas. Ekspansi ke negeri-negeri yang sangat jauh dari pusat kekuasaannya dalam waktu tidak lebih dari setengah abad, merupakan kemenangan yang menakjubkan dari suatu bangsa yang sebelumnya tidak mempunyai pengalaman politik. Faktor-faktor yang menyebabkan ekspansi itu demikian cepat antara lain adalah:

1. Islam, di samping merupakan ajaran yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, juga agama yang mementingkan soal pembentukan masyarakat.

2. Dalam dada para sahabat nabi tertanam keyakinan tebal tentang kewajiban menyerukan ajaran-ajaran Islam (dakwah) ke seluruh penjuru dunia.

3. Byzantium dan Persia, dan kekuatan yang menguasai Timur Tengah pada waktu itu, mulai memasuki masa kemunduran dan kelemahan.

4. Pertentangan aliran agama di wilayah Byzantium menyebabkan hilangnya kemerdekaan beragama bagi rakyat. Rakyat tidak senang karena pihak kerajaan memaksakan aliran yang dianutnya. Mereka juga tidak senang karena pajak tinggi.

5. Islam datang ke daerah-daerah yang dimasukinya dengan sikap simpatik dan toleran.

6. Bangsa Sami dari Syria dan Palestina dan bangsa Hami di Mesir memandang bangsa Arab lebih dekat kepada mereka dari pada bangsa Eropa, Byzantium yang memerintah mereka.

7. Mesir, Syria, dan Irak adalah daerah-daerah yang kaya. Kekayaan itu membantu penguasa Islam untuk membiayai ekspansi ke daerah yang lebih jauh.

Mulai dari masa Abu Bakar sampai kepada Ali dinamakan periode Khilafah Rasyidah. Para khalifahnya disebut Khulafa’ al-Rasyidun (khalifah-khalifah yang mendapat petunjuk). Pada masa itu khalifah tidak pernah bertindak

4

Page 5: ardialmathor.files.wordpress.com file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejarah berkembangnya Islam hingga ke seluruh dunia memiliki sejarah tersendiri. Terdapat berbagai

sendiri ketika negara menghadapi kesulitan. Mereka selalu bermusyawarah dengan pembesar-pembesar yang lain. Sedangkan, khalifah-khalifah sesudahnya sering bertindak otoriter.

B. KHILAFAH BANI UMAYYAHBani Umayah adalah keturunan Umayah bin Abdul Syams, salah satu suku

Quraisy. Dalam sejarah Islam Bani Umayah mendirikan dalam dua periode: Damascus dan Cordoba. Dinasti umayah dimulai dengan naiknya Muawiyah sebagai khalifah pada tahun 661 M. Bani Umayah berhasil mengokohkan kekhalifahan di Damascus selama 90 tahun (661 – 750).

Memasuki kekuasaan Muawiyah yang menjadi awal kekuasaan Bani Umayyah, pemerintahan yang bersifat demokratis berubah menjadi Monarchiheridetis (kerajaan turun temurun). Suksesi kepemimpinan secara turun temurun dimulai ketika Muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya, Yazid. Muawiyah bermaksud mencontoh monarchi di Persia dan Byzantium. Khalifah besar dinasti Bani Umayyah ini adalah Muawiyah bin Abi sufyan (661-680 M), Abd Al-Malik bin Marwan (685-705 M), Al Walid bin Abdul Malik (705-715 M), Umar ibn Abd al-Aziz (717-720 M), dan Hasyim bin Abd Al-Malik (724-743 M).

Ekspansi ke barat secara besar-besaran dilanjutkan di zaman Alwalid bin Abd Malik. Masa pemerintahan Walid adalah masa ketentraman, kemakmuran, dan ketertiban. Umat Islam merasa hidup bahagia. Keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik di Timur maupun Barat, masa kekuasaan Islam pada masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Wilayah ini meliputi Spanyol, Afrika utara, Syria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak, Sebagian Asia kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Purkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah. Keberhasilan juga diikuti oleh putranya Al-Walid bin Abd Al-Malik yang membangun panti-panti untuk orang cacat. Semua personil yang terlibat dalam kegiatan yang humanis ini digaji oleh negara. Dia juga membangun jalan-jalan raya, pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan, dan masjid-masjid yang megah.

Kemajuan-kemajuan di berbagai bidang mulai diraih kekhalifahan Islam diantaranya adalah:1. Bidang ekspansi wilayah2. Bidang bahasa dan sastra Arab3. Bidang pembangunan fisik sarana prasarana penunjang kebudayaan dan

pemerintahan seperti masjid-masjid, istana-istana peristirahatan.Di masa ini gerakan-gerakan ilmiyah telah berkembang pula, seperti dalam

bidang keagamaan, sejarah dan filsafat. Kekuasaan dan kejayaan Dinasti Bani Umayah  mencapai puncaknya di zaman al-Walid.

Pada awal abad ke-8 (720 M) sentimen anti-pemerintahan Bani Umayah telah tersebar secara intensif. Kelompok yang merasa tidak puas bermunculan. Gerakan oposisi yang pertama-tama dinamakan Hasyimiyah dan kemudian Abbasiyah dipimpin oleh Muhammad bin Ali. Gerakan ini mendapat dukungan terbesar dari orang-orang khurasan. Di bawah pimpinan panglimanya yang tangkas, Abu Muslim al-Khurasani, gerakan ini dapat menguasai wilayah demi

5

Page 6: ardialmathor.files.wordpress.com file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejarah berkembangnya Islam hingga ke seluruh dunia memiliki sejarah tersendiri. Terdapat berbagai

wilayah kekuasaan Bani Umayah. Pada Januari 750 Marwan II, Khalifah terakhir Bani Umayah, dapat dikalahkan di pertempuran Zab Hulu, sebuah anak Sungai Tigris sebelah timur Mosul. Ia kemudian melarikan diri ke Mesir. Sementara itu, pasukan Abbasiyah membunuh semua anggota keluarga Bani Umayah yang berhasil mereka tawan. Ketika mereka mencapai Mesir, sebuah kesatuan menemukan dan membunuh Marwan II pada Agustus 750. Maka berakhirlah kekuasaan Bani Umayah di Damaskus. Namun satu-satunya anggota keluarga Bani Umayah, Abdurrahman (cucu Hisyam), berhasil meloloskan diri ke Afrika Utara, kemudian menyeberang ke Spanyol. Disinilah selanjutnya ia membangun kekuasaan Dinasti Bani Umayah yang baru dengan berpusat di Cordoba.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan Bani Umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain adalah:

1. Sistem khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yang baru pada tradisi Arab yang menekankan pada aspek senioritas. Peraturannya tidak jelas sehingga terjadi persaingan yang tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana.

2. Latar belakang terbentuknya dinasti Umayyah tidak lepas dari konflik-konflik politik yang terjadi dimasa Ali. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan yang ada di masa itu banyak menyedot kekuatan pemerintah.

3. Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah di lingkungan istana.

4. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan Bani Umayyah adalah munculnya kekuatan baru yang di pelopori oleh keturunan Al-Abbas. Gerakan ini mendapat dukungan penuh dari golongan Syiah dan kaum mawali yang merasa dikelasduakan oleh pemerintahan Bani Umayyah.

C. KEKHALIFAHAN ABBASDinasti Abasyiah didirikan oleh Abdullah Al-Saffah ibn Muhammad bin

Ali bin Abdullah bin Al-Abbas. Berdasarkan pola berubahan pola pemerintahan, para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan menjadi lima periode:

1. Periode pertama (132 H/750 M-232 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia pertama.

2. Periode kedua (232 H/847 M-334 H/945 M), disebut masa pengaruh Turki pertama.

3. Periode ketiga (334 H/945 M-447 H/1055 M), masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam pemerintahan Khlifah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua.

4. Periode keempat (447 H/1055-590 H/1194 M), masa pemerintah Bani Seljuk dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah, biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua.

5. Periode Kelima (590 H/1194 M-656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaanya hanya efektif di sekitar kota Bagdad

Popularitas daulat Abbasiyah mencapai puncaknya di zaman khalifah Harun Al-Rasyid (786-809 M) dan puteranya Al-Makmun (813-833 M). Kekayaan yang banyak dimanfaatkan Harun adalah untuk keperluan sosial.

6

Page 7: ardialmathor.files.wordpress.com file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejarah berkembangnya Islam hingga ke seluruh dunia memiliki sejarah tersendiri. Terdapat berbagai

Rumah sakit, lembaga pendidikan, dokter, farmasi didirikan. Dalam periode ini banyak tantangan dan gerakan politik yang mengganggu stabilitas, baik dari kalangan Bani Abbas sendiri maupun dari luar. Gerakan-gerakan itu seperti gerakan sisa-sisa Bani Umayyah dan kalangan intern Bani Abbas, revolusi Al-Khawarij di Afrika Utara, gerakan Zindik di Persia, gerakan Syiah, dan konflik antar bangsa serta aliran pemikiran keagamaan, semua dapat dipadamkan.

Puncak perkembangan kebudayaan dan pemikiran Islam terjadi pada masa pemerintahan Bani Abbas. Akan tetapi, tidak berarti semuanya berawal dari kreativitas penguasa Bani Abbas sendiri. Sebagian diantaranya sudah dimulai sejak awal kebangkitan Islam. Dalam bidang pendidikan misalnya, di awal Islam, lembaga pendidikan sudah mulai berkembang. Ketika itu, lembaga pendidikan terdiri dari dua tingkat:

1. Maktab/Kutab dan masjid, yaitu lembaga pendidikan terendah, tempat anak mengenal dasar-dasar bacaan, hitungan dan tulisan

2. Tingkat pendalaman. Para pelajar yang ingin memperdalam ilmunya, pergi keluar daerah menuntut ilmu kepada seorang ahli dalam bidangnya masing-masing. Pada umumnya, ilmu yang dituntut adalah ilmu-ilmu agama. Pengajarannya berlangsung di masjid-masjid atau di rumah-rumah ulama bersangkutan.

Lembaga-lembaga kemudian berkembang pada masa pemerintahan Bani Abbas, dengan berdirinya perpustakaan dan akademi. Perpustakaan pada masa itu lebih merupakan sebuah universitas, karena disamping terdapat kitab-kitab, disana orang juga dapat membaca, menulis, dan berdiskusi. Perkembangan lembaga pendidikan itu mencerminkan terjadinya perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan. Hal ini sangat ditentukan oleh perkembangan bahasa Arab, baik sebagai bahasa administrasi yang sudah berlaku sejak zaman Bani Umayyah, maupun sebagai bahasa ilmu pengetahuan. Di samping itu, kemajuan itu paling tidak, juga ditentukan oleh dua hal, yaitu:

1. Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. Pada masa pemerintahan Bani Abbas, bangsa-bangsa non Arab banyak yang masuk Islam.

2. Gerakan terjemahan yang berlangsung dalam tiga fase. Fase pertama, pada masa khalifah Al-Mansyur hingga Harun Al-Rasyid. Pada fase ini yang banyak diterjemahkan adalah karya-karya dalam banyak bidang astronomi. Fase kedua berlangsung mulai masa khalifah Al-Makmun hingga tahun 300 H. Buku-buku yang banyak diterjemahkan adalah dalam bidang filsafat dan kedokteran.

Demikian kemajuan politik dan kebudayaan yang pernah dicapai oleh pemerintahan Islam pada masa klasik, kemajuan yang tidak ada tandingannya di kala itu. Pada masa ini, kemajuan politik berjalan seiring dengan kemajuan peradaban dan kebudayaan, sehingga Islam mencapai masa keemasan, kejayaan, dan kegemilangan. Masa keemasan ini mencapai puncaknya terutama pada masa kekuasaan Bani Abbas periode pertama. Namun sayang, setelah periode ini Islam mengalami masa kemunduran.

7

Page 8: ardialmathor.files.wordpress.com file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejarah berkembangnya Islam hingga ke seluruh dunia memiliki sejarah tersendiri. Terdapat berbagai

SEBAB-SEBAB KEMUNDURAN PEMERINTAHAN BANI ABBAS (MASA DISINTEGRASI)

1. Al-Amin dan al-MakmumKhalifah Harun al-Rasyid telah mewasiatkan tahta kekhalifahan kepada

ketika orang puteranya dengan membagikan pula perbatasan kerajaan dikalangan mereka yaitu putra tertuanya al-Amin menguasai daerah Iraq, putra keduanya al-Makmun diserahkan wilayah Khurasan dan al-Qasyim putra ketiga diserahkan wilayah al-Jariyah (Semenajung Arab). Setelah kematian Harun, al-Amin berusaha mengkhianati hak adik-adiknya dan menunjuk anak laki-lakinya Musa sebagai penggantinya kelak. Akibatnya pecahlah perang sipil. Al-Amin didukung, oleh militer Abbasiyah di baghdad, sementara al-Makmun harus berjuang untuk memerdekakan Khurasan dalam rangka untuk mendapatkan dukungan dari pasukan perang Khurasan. Al-Makmun berhasil mengalahkan saudara tuanya dan dan mengklaim khilafah pada tahun 813 M. Sejak peristiwa ini teriadi persaingan antara golongan Arab dan Persia. Golongan Arab mendukung al-Amin, sedangkan golongan persia mendukung al-Makmun.

2. Khilafah Al-Mutawakkil sebagai Awal Kemunduran Dinasti AbbasiyahKhalifah al-Watsiq meninggal tanpa sempat mengatur penggantian tahta.

Karena itu sejumlah orang yang paling berpenganruh di istana bertemu untuk memutuskan siapa yang harus menggantikan. Wazir dan beberapa orang lain ingin menunjuk putra al-Watsiq, tetapi dia masih agak muda, dan mereka akhirnya bersedia menerima saudara laki-laki al-Watsiq yaitu Ja'far yang berusia 27 tahun dan kemudian bertahta dengan nama al-Mutawakkil. Akan tetapi, khalifah al-Mutawakkil adalah seorang khalifah yang lemah. Tindakan pertama yang ditempuhnya adalah memecat dan menghukum pihak-pihak yang tidak mendukung pencalonan dirinya. Perwira-perwira Turki yang menetang pencalonan dirinya tidak hanya diberhentikan dari jabatannya, melainkan juga dihukum bunuh. Aliran rasionalisme dilarang dan ia membebaskan Ahmad bin Hambal dari penjara. Al-Mutawakkil juga tidak toleran terhadap kelompok syiah. Sehingga sikap sembrononya ini menimbulkan berbagai aksi protes dan pemberontakan seperti pemberontakan yang terjadi di Armenia dan Hims. Meski seluruh kekacauan dalam negeri ini dapat ditaklukkan dengan tangan besinya, akan tetapi pada masa pemerintahannyalah menandai awal kemunduran dinasti Abbasiyah ini. Sepeninggalnya dinasti ini mengalami masa kemunduran secara drastis. Tahta khilafah selanjutnya dijabat oleh para penguasa yang tidak cakap, sehingga kondisi politik yang semakin kritis tidak dapat diselesaikannya, bahkan keberadaan para khalifah bagaikan penguasa boneka yang relatif kecil pengaruhnya. Pasca kepemimpinan alMutawakkil inilah orang Turki mulai menguasai pemerintahan.

Kedua peristiwa diatas merupakan cikal bakal munculnya persaingan diantara golongan-golongan yang ada dibawah pemerintahan dinasti Abbasiyah. Persaingan ini pula yang menyebabkan berpindahnya kekuasaan dari tangan Bani Abbasiyah kepada golongan yang memiliki kekuatan, seperti Persia dan Turki. Persaingan ini pula yang kelak menjadi salah satu faktor terjadinya

8

Page 9: ardialmathor.files.wordpress.com file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejarah berkembangnya Islam hingga ke seluruh dunia memiliki sejarah tersendiri. Terdapat berbagai

disintegrasi. Dalam dinasti Abbasiyah dan berimbas pada kemunduran dinasti ini.Faktor Internal Kemunduran Dinasti Abbasiyah

Ada beberapa faktor internal yang menyebabkan kemunduran dinasti Abbasiyah, yaitu:

1. Kemunduran PolitikMenurut penulis ada tiga faktor yang menyebabkan mundurnya politik pada saat itu, yakni disebabkan oleh:a. Kelemahan khalifah.

Perkembangan peradaban dan kebudayaan serta kemajuan besar yang dicapai Dinasti Abbasiyah pada periode pertama telah mendorong para penguasa untuk hidup mewah, bahkan cenderung mencolok. Setiap khalifah ingin lebih mewah dari pendahulunya, hal ini ditiru pula oleh para hartawan dan anak-anak pejabat. Kecenderungan bermewah-mewah ini ditambah lagi dengan merosotnya hegemoni khilafah serta faktor lainnya menyebabkan roda pemerintahan terganggu dan rakyat menjadi miskin. Artinya pada saat ini dinasti Abbasiyah dipimpin oleh khalifah-khalifah yang tidak memiliki kepribadian yang baik.

b. Terjadinya Disintegrasi. Terjadinya disintegrasi ini ditandai dengan muncuinya 

dinasti-dinasti kecil vang memerdekakan diri dari kekuasaan pusat di Baghdad.

c. Persaingan Antar Bangsa. Wilayah kekuasan Dinasti Abbasiyah pada periode pertama

sangat luas dan meliputi berbagai bangsa yang berbeda, seperti Maroko, Mesir, Syiria, Irak, Persia, Turki dan India. Pada waktu itu tidak ada kedasaran yang merajut elemen-elemen tersebut dengan kuat akibatnya, disamping Fanatisme kearaban muncul juga fanatisme bangsa-bangsa lain yang melahirkan gerakan Syu'ubiyah. Fanatisme kebangsaan ini akhirnya berkembang namun dibiarkan oleh penguasa. Ketika khi]afah berada pada khalifah yang lemah maka dengan serta merta bangsa-bangsa yang berbeda ini mulai bersaing menunjukkan kehebatannya dan akhirnya rnereka berhasil merebut pemerintahan dan menjadikan khalifah sebagai simbolis dan boneka.

2. Kemerosotan EkonomiKemakmuran yang diraih oleh Dinasti Abbasivah pada periode

pertama tidak lagi dirasakan pada periode kedua ini. Pendapatan negara menurun sementara pengeluaran meningkat lebih besar. Penurunan pendapatan ini disebabkan oleh makin menyempitnya wilayah kekuasaan, diperingannya pajak dan banyaknya dinasti yang memerdekakan diri dan tidak lagi membayar upeti, banyaknya terjadi kerusuhan yang berdampak pada terganggunya perekonomian rakyat. Akibatnya negara menjadi miskin karena harus mengeluarkan jutaan dinar untuk membayar tentara asing yang disewa oleh khalifah

9

Page 10: ardialmathor.files.wordpress.com file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejarah berkembangnya Islam hingga ke seluruh dunia memiliki sejarah tersendiri. Terdapat berbagai

Abbasiyah. Sedangkan pengeluaran membengkak disebabkan oleh kehidupan para khalifah dan pejabat yang semakin mewah, jenis pengeluaran makin beragam ditambah lagi para pejabat yang melakukan korupsi. Disamping itu pembebanan pajak dan pengaturan wilayah-wilayah propinsi demi keuntungan kelas penguasa telah menghancurkan bidang pertanian dan perindustrian. Ketika para penguasa semakin kaya, rakyat justru semakin miskin.

Ada keterkaitan yang sangat signifikan dan tak terpisahkan antara politik dan ekonomi. Kondisi politik yang tidak stabil menyebabkan perekonomian negara morat marit. Sebaliknya, kondisi ekonomi yang buruk memperlemah kekuatan politik.

3. Konflik KeagamaanKonflik keagamaan ini pada dasarnya adalah hasil propaganda

orang-orang Persia (karena cita-cita mereka tidak sepenuhnya tercapai) pada ajaran Manuisme, Zoroasterisme dan Mazdakisme sehingga muncullah gerakan dengan yang namanya Zindiq. Konflik antara kaum beriman dengan golongan Zindiq berlanjut mulai dari bentuk yang sangat sederhana seperti polemik tentang ajaran sampai kepada konflik bersenjata yang menumpahkan darah dikedua belah pihak, seperti gerakan a1-Afsyin dan Qaramithah.                       

Konflik yang dilatarbelakangi agama tidak hanya antara Muslim dan Zindiq saja, akan tetapi antara Ahlussunnah dan syi'ah, dan konflik antara aliran dalam Islam juga, seperti Mu'tazilah yang cenderung rasional dituduh sebagai pembuat bid'ah oleh golongan Salaf. Adapun Fanatisme keagamaan ini sangat berkaitan erat dengan persoalan kebangsaan. Ketika perbedaan itu tidak dapat dijadikan rahmat oleh mereka maka sudah barang tentu kehancuran yang akan didapat, karena adanya kecenderungan menganggap diri paling benar dan orang- lain salah.

Faktor Eksternal Kemunduran Dinasti AbbasiyahDisamping kelemahan khalifah, kemerosotan ekonomi, konflik agama dan

lain sebagainya sebagai faktor internal mundurnya Dinasti Abbasiyah, ada faktor lain yang menyebabkan khilafah Abbasiyah menjadi mundur, yakni adanya ancaman dari luar Dinasti Abbasiyah ini, yaitu perang salib dan serangan tentara Mongol ke wilayah kekuasaan Islam. Masing-masing faktor tersebut penulis lihat sebagai faktor eksternal kemunduran Dinasti Abbasiyah ini.

1. Perang SalibPerang Salib ini terjadi pada 1096-1291 H dan terjadi selama hampir dua abad. Perang ini dilatarbelakangi oleh keberhasilan umat Islam menduduki kota-kota suci umat Kristen, seperti Suriah, Asia Kecil, Spanyol dan Sicilia. Ada  beberapa factor penyebab terjadinya perang salib, yaitu :a. Faktor Agama.

Adanya perasaan tidak bebas oleh orang Kristen untuk beribadah di Baitul Maqdis sejak daerah tersebut dikuasai aleh Dinasti Seljuk. Sejumlah peraturan yang telah ditetapkan dianggap mempersulit

10

Page 11: ardialmathor.files.wordpress.com file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejarah berkembangnya Islam hingga ke seluruh dunia memiliki sejarah tersendiri. Terdapat berbagai

mereka yan,g hendak melaksanakan ibadah ke Baitul Maqdis bahkan mereka sering mengeluh dengan perlakuan jelek dari orang-orang Seljuk yang fanatik sepulang mereka dari berziarah kesana.

b. Faktor Politik. Kekalahan Bizantium di Manzikart pada 1071 H dan jatuhnya Asia Kecil ke bawah kekuasaan Seljuk telah mendorong Kaisar Alexius I Comnenus untuk meminta bantuan kepada Paus Urbanus II dalam usahanya untuk mengembalikan kekuasaannya di daerah-daerah pendudukan Dinasti Seljuk. Paus Urbanus II bersedia membantu Bizantium karena adanya janji Kaisar Alexius untuk tunduk dibawah kekuasaan Paus di roma dan harapan untuk dapat mempersatukan gereja Yunani dan Roma. Dilain pihak pada saat itu kondisi kekuasaan Islam sedang melemah, sehingga orang-orang Kristen di Eropa berani untuk ikut mengambil bagian dalam Perang Salib.

c. Faktor Sosial Ekonomi.Pedagang-pedagang besar yang berada di pantai timur laut tengah, terutama yang berada di kota Venezia, Geno, dan Visa berambisi untuk menguasai sejumlah kota-kota dagang di sepanjang pantai timur dan selatan laut tengah untuk memperluas jaringan dagang mereka. Untuk itu mereka rela menanggung sebagian dana perang salib dengan maksud menjadikan kawasan itu pusat perdagangan mereka apabila pihak Kristen Eropa memperoleh kemenangan. Disamping itu adanya stratifikasi sosial dalam masyarakat Eropa Rakyat jelata yang merasa sangat tertindas dimobilisasi oleh pihak gereja untuk turut mengambil bagian dalam perang salib dengan janji akan diberikan kebebasan dan kesejahteraan yang lebih baik bila perang dapat dimenangkan. Mereka pun berduyun-duyun melibatkan diri dalam peperangan tersebut.

Akhirnya perang keagamaan ini pun terjadi selama hampir dua abad. Perang salib ini bagi umat Islam tidak lebih dari suatu insiden perbatasan. Dan akhirnya umat Islam memperoleh kemenangan, namun perang ini memberi dampak yang buruk bagi Dinasti Abbasiyah ini, perpecahan terjadi dimana-mana. Peradaban Islam pun dapat dipelajari oleh mereka dan justru memicu munculnya Renaisans dibarat.

2. Serangan Tentara Mongol ke wilayah Kekuasaan lslamHulagu Khan, panglima tentara Mongol dan seseorang yang sangat membenci Islam, karena ia banyak dipengaruhi oleh orang-orang budha dan Kristen Nestorian. Gereja-gereja Kristen berasosiasi dengan orang-orang Mongol yang anti Islam itu. Tentara Mongol setelah mengahancurleburkan pusat-pusat Islam, ikut memperbaiki Yerusalem.

D. DINASTI FATIMIYAH (919-1171 M)

11

Page 12: ardialmathor.files.wordpress.com file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejarah berkembangnya Islam hingga ke seluruh dunia memiliki sejarah tersendiri. Terdapat berbagai

Syahruddin El-Fikriasa Kejayaan Islam (the golden age of Islam) ditandai dengan penyebaran agama Islam hingga ke benua Eropa. Pada masa itulah berdiri sejumlah pemerintah atau kekha-lifahan Islamiyah. Seperti dinasti Umayyah, Abbasiyah, Fatimiyah, Turki Utsmani dan Ayyubiyah.

Selain penyebaran agama, kemajuan Islam juga ditandai dengan kegemilangan peradaban Islam. Banyak tokoh-tokoh Muslim yang muncul sebagai cendekiawan dan memiliki pengaruh besar dalam dunia peradaban hingga saat ini. Namun, setelah perebutan kekuasaan dan kepemimpinan yang kurang fokus, akibatnya pemerintahan Islam dikalahkan. Salah satunya adalah dinasti Fatimiyah.

Imperium Ismailiyah yang didirikan oleh Ubaidillah al-Mahdi ini hanya mampu bertahan selama lebih kurang dua setengah abad (909-1171 M). Ubaidillah al-Mahdi adalah pengikut sekte Syiah Ismailiyah. Dinamakan sekte Ismailiyah, karena sepeninggal Jafar As-Shadiq, anggota sekte Syiah Ismailiyah berselisih pendapat mengenai sosok pengganti sang imam (Jafar as-Shadiq). Dan Ismail selaku putra Jafar yang sedianya akan dijadikan pengganti, telah meninggal terlebih dahulu. Di saat yang sama, mayoritas pengikut Ismailiyah menolak penunjukan Muhammad yang merupakan putra Ismail. Padahal, menurut mereka masih terdapat sosok Musa Al-Kazhim yang dinilai lebih pantas memegang tampuk kepemimpinan spiritual.

Maka disaat itulah, tampil Abdullah atau Ubaidillah Al-Mahdi mengambil kepemimpinan spiritual langsung (dari jalur Ali melalui Ismail). Bersama keluarga dan para pengikutnya, Ismailiyah menyebar di wilayah Salamiyah, sebuah pusat kaum Ismailiyah di Suriah. Maka pada tahun 297 H atau 909 M, ia dilantik menjadi khalifah.

Pada masa kepemimpinannya, pemerintahan Dinasti Fatimiyah berpusat di Maroko, dengan ibukotanya al-Manshur-iyah. Dinasti Fatimiyah menjalankan roda pemerintahan di Maroko selama 24 tahun yang di pimpin oleh empat orang khalifah, termasuk Ubaidillah al-Mahdi. Tiga orang khalifah Dinasti Fatimiyah lainnya yang pernah memerintah di Maroko adalah al-Qaim (322-323 H/934-946 M), al-Manshur (323-341 H/946-952 M), dan al-Muizz (341-362 H/952-975 M).

Maka sejak saat itulah, dinasti Fatimiyah berhasil menjadi salah satu pusat pemerintahan Islam yang disegani. Puncaknya, terjadi pada masa Al-Aziz (365-386 H/975-996 M). Ia adalah putra dari Al-Muizz yang bernakma Nizar dan bergelar al-Aziz (yang perkasa). Al-Aziz, berhasil mengatasi persoalan keamanan di wilayah Suriah dan Palestina. Bahkan, pada masanya ini pula, ia membangun istana kekhalifahan yang sangat megah hingga mampu menampung tamu sebanyak 30 ribu orang. Tempat-tempat ibadah, pusat perhubungan, pertanian maupun industri mengalami perkembangan pesat.

Sementara dalam bidang pemerintahan, Khalifah al-Aziz berhasil meredam berbagai upaya pemberontakan yang terjadi di wilayah-wilayah kekuasaannya. Dinasti ini dapat maju antara lain karena didukung oleh militer yang kuat, administrasi pemerintahan yang baik, ilmu pengetahuan berkembang, dan ekonominya stabil. Namun setelah masa al-Aziz Dinasti Fatimiyah mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh, setelah berkuasa selama 262 tahun.

12

Page 13: ardialmathor.files.wordpress.com file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejarah berkembangnya Islam hingga ke seluruh dunia memiliki sejarah tersendiri. Terdapat berbagai

E. DINASTI JENGISKHANDisebut sebagai masa kemunduran karena masa-masa ini dunia Islam dalam

proses penghancuran oleh bangsa Mongol dibawah pimpinan Jengiskan dan keturunannya serta Timur Lenk yang juga masih keturunan bangsa Mongol. Bangsa Mongol ini berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia tengah sampai ke Siberia utara, Tibet selatan dan Manchuria barat serta Turkistan timur.

Mereka mempunyai watak yang kasar, suka berperang dan berani menghadapi maut untuk mencapai keinginannya. Jengiskhan menganut agama Syamaniah, menyembah bintang-bintang dan sujud kepada Matahari yang sedang terbit. Raja-raja keturunannya yang masih menganut agama Syamaniyah ialah Hulagukhan sampai raja yang ke VI. Sedangkan mulai dari raja yang VII (Mahmud Ghazan) sampai raja-raja selanjutnya adalah pemeluk Islam. Dinasti Jengiskhan ini dikenal dengan dinasti Ilkhan, yaitu gelar yang diberikan kepada Hulagukhan.

Daerah-daerah yang dikuasai dinasti ini adalah daerah yang terletak antara Asia kecil di barat dan India di timur. Kedatangannya ke dunia Islam diawali dengan ditaklukkannya wilayah-wilayah kerajaan Transoxania dan Khawarizm 1219 M; kerajaan Ghazna pada tahun 1221 M, Azarbaizan pada tahun 1223 M. dan Saljuk di Asia kecil pada tahun 1243 M. Serangan ke Baghdad dilakukan oleh Hulagukhan pada tahun 1258 M. Saat itu Khalifah Al Mu’tashim menolak untuk menyerah.

Akhirnya kota Baghdad dikepung. Tanggal 10 Februari 1258 benteng-benteng kota ini dapat ditembus dan Baghdad dihancurkan. Khalifah dan keluarganya serta sebagian besar dari penduduk dibunuh dengan dipancung secara bergiliran. Beberapa dari anggota keluarga Bani Abbas dapat melarikan diri, dan diantaranya ada yang ke Mesir dan menetap di sana. Kota Bagdad sendiri dihancurkan rata dengan tanah, sebagaimana kota-kota lain yang dilalui tentara Mongolia tersebut.

Dari Bagdad pasukan Mongolia menyebrangi sungai Eufrat menuju Syria, kemudian melintasi Sinai. Pada tahun 1260 M. mereka berhasil menduduki Nablus dan Gaza. Begitu pula daerah-daerah lain yang dilaluinya dapat ditaklukkan kecuali Mesir. Tentara Kerajaan Mamalik yang saat itu sedang berkuasa di Mesir dapat memukul mundur pasukan Mongolia dalam sebuah pertempuran di ‘Ain Jalut tanggal 13 September 1260 M. Demikianlah kondisi dunia arab, terutama Baghdad dan sebagian besar daerah-daerah kerajan Islam lainnya dikuasai oleh bangsa Mongolia selama kurang lebih 85 tahun dibawah perintah dinasti Ilkhan, yang tentunya kehadiran mereka lebih banyak membawa kehancuran dan kemunduran dunia Islam.

Dari sekian banyak penguasa dinasti Ilkhan ada yang peduli terhadap pembangunan kembali peradaban yang telah diahncurkannya itu. Diantaranya adalah Mahmud Ghazan (683-703 /1295-1304), raja Ilkhan pertama yang beragama Islam. Dia seorang pelindung ilmu pengetahuan dan sastra. Ia amat menggemari kesenian terutama arsitektur dan ilmu pengetahuan alam, seperti astronomi, kimia, mineralogy, Metalurogi dan botani.

Ia membangun semacam biara untuk para darwis, perguruan tinggi untuk mazhab Syafi’i dan Hanafi, sebuah perpustakaan, observatorium, dan gedung-gedung umum lainnya. Mahmud Ghazan diganti oleh Muhammad Khudabanda Uljeitu (1304-1317 M) seorang penganut syi’ah yang ekstrim. Ia mendirikan kota raja Sulthaniyah dekat Zanjan. Pada masa pemerintahan Abu Sa’id (1317-1335 M)

13

Page 14: ardialmathor.files.wordpress.com file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejarah berkembangnya Islam hingga ke seluruh dunia memiliki sejarah tersendiri. Terdapat berbagai

pengganti Muhamad Khudabanda, terjadi bencana kelaparan yang sangat menyedihkan dan angin topan dengan hujan es yang mendatangkan malapetaka.

Kerajaan Ilkhan sepeninggal Abu Sa’id menjadi terpecah belah. Masing-masing pecahan saling memerangi . Akhirnya mereka semua ditaklukkan oleh Timur Lenk.

F. DINASTI TIMUR LENKKedatangan Timur Lenk ke dunia Islam tidak kurang membawa kehancuran,

bahkan ia lebih kejam daripada Jengiskan atau Hulagukhan. Berbeda dengan Jengiskan atau Hulagukhan yang masih menganut kepercayaan Syamaniah, Timur Lenk ini sudah menganut agama “Islam”.

Pada tanggal 10 April 1370 M. Timur Lenk memproklamirkan diri sebagai penguasa tunggal di Tranxosiana. Ia berencana untuk menaklukkan daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh Jengiskhan. Ia berkata : “Sebagaiamana hanya ada satu Tuhan di alam ini, maka di bumi seharusnya hanya ada seorang raja.” Pada tahun 1381 M. ia menaklukkan Khurasan, terus ke Afganistan, Persia, Fars dan Kurdistan.

Di setiap negeri yang ditaklukkannya ia mengadakan pembantaian besar-besaran terhadap siapa saja yang menghalangi rencananya, misalnya di Afganistan ia membangun menara yang disusun dari 2000 mayat yang dibalut dengan batu dan tanah liat; Di Iran ia membangun menara dari 70000 kepala manusia yang sudah dipisahkan dari badannya; Di India ia membantai lebih dari 80000 tawanan; Di Sivas, Anatolia sekitar 4000 tentara Armenia dikubur hidup-hidup. Pada tahun 1401 M. ia memasuki daerah Syria bagian utara.

Tiga hari lamanya Aleppo dihancurleburkan. Kepala dari 20000 penduduk dibuat Pyramid setinggi 10 hasta dan kelilingnya 20 hasta dengan wajah mayat menghadap ke luar. Banyak bangunan, seperti sekolah dan masjid yang berasal dari zaman Nuruddin Zanky dari Ayyubi dihancurkan. Hamah, Hom’s dan Ba’labaka berturut-turut jatuh ke tangannya. Demikian pula Damaskus dikuasainya, sehingga masjid Umayyah yang bersejarah mengalami kerusakan berat. Setelah itu serangan diteruskan ke Baghdad, dan membantai 20000 penduduknya.

Dari mayat-mayat tersebut ia membuat 120 menara sebagai tanda kemenangan. Timur lenk berambisi juga untuk menguasai kerajaan Usmani di Turki, karena kerajaan ini banyak menguasai daerah-daerah bekas imperium Jengiskan dan Hulagukhan. Pada tahun 1402 M. terjadi pertempuran yang sangat hebat di Ankara.

Tentara Usmani mengalami kekalahan. Sultan Usmani (Bayazid I) sendiri tertawan dan mati dalam tawanan. Setelah itu Timur Lenk kembali ke Samarkhand. Ia berencana mengadakan invasi ke Cina, Namun di tengah perjalanan ia menderita sakit yang membawa kepada kematiannya pada usia 71 tahun.

Tepatnya tahun 1404 M. dan mayatnya di bawa ke samarkhand. Sekalipun Timur Lenk ini terkenal sangat ganas dan kejam, tetapi ia sempat memperhatikan pengembangan Islam. Konon ia penganut Syi’ah yang ta’at dan menyukai tarekat Naqsyabandiyah. Dalam setiap perjalanannya ia selalu mengikutsertakan para ulama, sastrawan dan seniman. Ia sangat menghormati para ulama. Ketika ia berusaha menaklukkan Syria utara, ia menerima dengan hormat sejarawan terkenal, Ibnu Khaldun yang diutus Sulthan Faraj untuk membicarakan perdamaian. Kota

14

Page 15: ardialmathor.files.wordpress.com file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejarah berkembangnya Islam hingga ke seluruh dunia memiliki sejarah tersendiri. Terdapat berbagai

Samarkhand diperkaya dengan bangunan-bangunan dan masdjid yang megah dan indah.

G. DINASTI MAMALIK DI MESIRSatu-satunya penguasa Islam yang dapat memukul mundur tentara

Mongolia (Hulagukhan) ialah tentara Mamalik yang saat itu sedang berkuasa di Mesir dibawah pimpinan Sulthan Baybars (1260-1277) sebagai Sulthan yang terbesar dan termasyhur serta dipandang sebagai pembangun hakiki dinasti Mamalik di Mesir.

Dinasti Mamalik berkuasa sejak tahun 1250 M. menggantikan dinasti Al Ayyubi dan berakhir tahun 1517 M. Karena dapat menghalau tentara Hulagukhan, Mesir terhindar dari penghancuran, sebagaimana dialami di dunia Islam lain yang ditaklukkan oleh Hulagukhan. Dinasti Mamalik ini mengalami kemajuan diberbagai bidang. Kemenangannya terhadap tentara Mongolia menjadi modal dasar untuk mengusai daerah-daerah sekitarnya. Banyak penguasa-penguasa kecil menyatakan setia kepada dinasti ini.

Dinasti ini juga dapat melumpuhkan tentara Salib di sepanjang laut tengah. Dalam bidang ekonomi, ia membuka hubungan dagang dengan Perancis dan Italia, terutama setelah kejatuhan Baghdad oleh tentara Timur Lenk, membuat Kairo menjadi kota yang sangat penting yang menghubungkan jalur perdagangan antara Laut merah dan laut tengah dengan Eropa. Hasil pertanian juga meningkat. Di bidang ilmu pengetahuan, Mesir menjadi tempat pelarian ilmuwan-ilmuwan asal Baghdad dari serangan tentara Mongolia.

Karena itu ilmu-ilmu banyak berkembang di Mesir, seperti sejarah, kedokteran, astronomi, matematika, dan ilmu agama. Dalam ilmu sejarah tercatat nama-nama besar, seperti Ibnu Khalikan, Ibnu Taghribardi, dan Ibnu Khaldun. Di bidang astronomi dikenal nama Nasir al-Din al –Tusi. Di bidang matematika Abu al Faraj al –‘Ibry. Dalam bidang kedokteran: Abu Hasan ‘Ali al-Nafis penemu susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia, Abdul Mun’im al-Dimyathi seorang dokter hewan, dan al- Razi, perintis psykoterapi. Dalam bidang Opthalmologi dikenal nama Salah al-Din Ibnu Yusuf. Sedangkan dalam bidang ilmu keagamaan, tersohor nama Ibnu Taimiyah, seorang pemikir reformis dalam Islam, al Sayuthi yang menguasai banyak ilmu keagamaan, Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Ilmu Hadits dan lain-lain.

Demikain pula dalam bidan arsitektur. Mereka membangun bangunan-bangunan yang megah seperti sekolah-sekolah, masjid-masjid, rumah sakit, museum, perpustakaan, villa-villa, kubah dan menara masjid. Kerajaan Mamalik ini berakhir tahun 1517 disebabkan banyaknya panguasa yang bermoral rendah, suka berfoya-foya dan ditambah dengan datangnya musim kemarau panjang dan berjangkitnya wabah penyakit. Dilain pihak munculnya kekuatan baru, yaitu kerajaan Turki Usmani yang kemudian dapat memenangkan perang melawan tentara Mamalik. Kemudian Mesir ini dijadikan salah satu propinsi kerajaan Usmani di Turki.

H. SPANYOL

15

Page 16: ardialmathor.files.wordpress.com file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejarah berkembangnya Islam hingga ke seluruh dunia memiliki sejarah tersendiri. Terdapat berbagai

Di belahan Barat (eropa) berdiri megah Khalifah Umayah di Spanyol dengan sebelumnya tentara Islam pimpinan Thariq Ibnu Ziyad  pada tahun 711 M menaklukkan kerajaan Visigothic yang diperintah oleh raja Roderick. Dalam memperluas wilayah kekuasaannya kekuatan Islam ini pada tahun 732 menyeberangi pegunungan pirenia (perbatasan Perancis), dan pastilah akan mengubah sejarah Eropa seandainya mereka tidak dikalahkan dengan menyedihkan sekali oleh Charles Mortel atau yang sering dipanggil Karel Martel.

Pada abad pertengahan ini Islam hanya berkuasa di daerah Granada, dibawah dinasti Bani Ahmar (1232-1492 M) yang merupakan kekuatan Islam terakhir di Spanyol seteleh kurang lebih 7 abad setengah lamanya menguasai wilayah ini. Kota-kota lain seperti Cordova telah jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1238 M, Sevilla lepas pada tahun 1248 dan akhirnya Granada juga jatuh ke tangan Kristen pada tahun 1492 M.

Hal ini disebabkan karena terjadinya perpecahan diantara umat Islam terutama orang-orang Istana dalam memperebutkan kekuasaan. Di lain pihak umat Kristen berhasil mempersatukan diri. Abu Abdullah sebagai khalifah terakhir tidak mampu lagi membendung serangan-serangan kristen yang dipimpin oleh Ferdinand dan Isabella, dan akhirnya dia menyerahkan diri, dan dia sendiri hijrah ke Afrika utara.

Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Islam di Spanyol. Umat Islam setelah itu, dihadapkan kepada dua pilihan, masuk keristen atau pergi meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M. boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di daerah ini. Dunia Islam mengalami kehancuran setelah Khalifah Abbasiyah di Baghdad runtuh, dan baru mengalami kemajuan kembali setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, yaitu: Usmani di Turki, Mughal di India dan Safawi di Persia.

I. KERAJAAN USMANIPendiri kerajaan ini bernama Usman I, seorang bangsa Turki dari kabilah

Oghuz. Ia menyatakan diri sebagai Padisyah al Usmani (raja besar keluarga Usmani) pada tahun 699 H (1300 M). Tahun 1312 M ia menyerang kota Broessa di Bizantium yang kemudian dijadikan sebagai ibukota kerajaannya. Beberapa tahun kemudian Usmani dapat menaklukkan sebagian benua Eropa seperti Azmir (Smirna) tahun 1327, Thawasyanli tahun 1330, Uskandar tahun 1338, Ankara tahun 1354, dan Gallipoli tahun 1356.

Pada masa Sultan Murad I (1359-1389) Usmani dapat menguasai Adrianopel yang kemudian dijadikan ibukotanya yang baru, kemudian ditaklukkan pula Macedonia, Sovia, Salonia dan seluruh wilayah bagian utara Yunani. Merasa cemas terhadap kemajuan ekspansi kerajaan di Eropa, karena Paus mengobarkan semangat perang. Sejumlah besar pasukan sekutu Eropa disiapkan untuk memukul mundur pasukan Usmani. Pasukan ini dipimpin oleh Sijisman, raja Hongaria.

Namun Sultan Bayazid I (1389-1403 M), pengganti Murad I, dapat menghancurkan pasukan sekutu Kristen Eropa tersebut. Hanya sayang Sultan

16

Page 17: ardialmathor.files.wordpress.com file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejarah berkembangnya Islam hingga ke seluruh dunia memiliki sejarah tersendiri. Terdapat berbagai

Bayazid I ini dapat dikalahkan oleh serangan tentara Timur Lenk dalam pertempuran di Ankara tahun 1402 dan dia sendiri ditawan musuh.

Dengan ditawannya Bayazid I ini kerajaan Usmani mengalami kemunduran, sampai diselematkan kembali oleh putranya Muhammad, dan dilanjutkan oleh Murad II (1421-1451) lalu oleh Muhammad II (1451-1481) yang dikenal dengan muhammad Al Fatih. Pada masa kekuasaan Muhammad al Fatih ini, Byzantium dan Konstantinopel ditaklukkan (1453 M). Kerajaan Usmani semakin memantapkan kedudukannya pada masa Sulaiman al Qanuni (1520-1566 M), sehingga pada masanya wilayah kekuasaan Usmani mencakup Asia kecil, Armenia, Irak, Siria, Hejaz, dan Yaman di Asia; Mesir, Libia, Tunis dan Al Jazair di Afrika; Bulgaria, Yunani, Yugaslapia, Albania, Hongaria, dan Rumania di Eropa.

Untuk mengatur pemerintahan negara disusunlah sebuah kitab undang-undang (qanun) yang diberi nama Multaqa al –Abhur, yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Usmani sampai datangnya reformasi pada abad ke 19. Sebab itulah Sultan Sulaiman diberi gelar “al Qanuni. ”Dalam pembangunan, Turki Usmani ini lebih memfokuskan kepada bidang politik, kemiliteran dan arsitektur. Bidang politik maksudnya adalah perluasan daerah seperti di atas.

Bidang Militer adalah terbentunkya kelompok militer baru yang disebut pasukan Jenissari atau Inkisyariah. Pasukan inilah yang dapat mengubah Negara Usmani menjadi mesin perang yang paling kuat. Bidang arsitek misanya banyak dibangun bangunan-bangunan megah, seperti sekolah, rumah sakit,villa, makam, jembatan dan masjid-masjid. Masjid-masjid dihiasi dengan kaligrafi yang indah, misalnya yang terkenal adalah masjid Jami sultan Muhammad Al Fatih, Masjid Agung sulaiman, Masjid Abi ayub Al Anshari dan Masjid Aya Sovia yang awalnya adalah bangunan gereja.

Dalam bidang keagamaan, perhatian sultan cukup besar. Fatwa-fatwa ulama sangat berperan dalam mengambil kebijakan negara. Mufti adalah sebagai pejabat urusan agama tertinggi yang memberikan fatwa resmi terhadap problematika keagamaan dalam masyarakat. Tanpa legitimasi Mufti, keputusan hukum kerajaan bisa jadi tidak berjalan. Selama kurang lebih 9 abad kerajaan Usamani berdiri, tetapi kemudian hancur juga disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:

1. Budaya pungli setiap jabatan yang hendak diraih oleh seseorang harus “dibayar” dengan sogokan kepada orang yang berhak memberikan jabatan tersebut, sehingga menyebabkan dekadensi moral dan kondisi para pejabat semakin rapuh.

2. Pemberontakan tentara Jenissari. Kemajuan ekspansi kerajan Usmani juga karena peranan yang besar dari tentara Jenissari. Maka dapat dibayangkan kalau tentara Jenissari itu sendiri akhirnya memberontak kepada pemerintah.

3. Kemorosotan ekonomi. Ini disebabkan perang yang berkepanjangan, menghabiskan uang dan perekonomian negara merosot, sementara belanja negara sangat besar, termasuk untuk biaya perang.

4. Wilayah kekuasaan yang sangat luas. Terlalu luasnya wilayah kekuasaan Usmani sangat sulit untuk dikontrol.Dipihak lain, para

17

Page 18: ardialmathor.files.wordpress.com file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejarah berkembangnya Islam hingga ke seluruh dunia memiliki sejarah tersendiri. Terdapat berbagai

penguasa sangat berambisi menguasai wilayah yang sangat luas, sehinga mereka terlibat perang terus menerus dengan berbagai bangsa. Hal ini tentu menyedot banyak potensi yang seharusnya dapat digunakan untuk membangun Negara.

5. Kelemahan penguasa sepeninggal Sulaiman al-Qanuni, kerajaan Usmani diperintah oleh sultan–sultan yang lemah terutama dalam bidang kepemimpinan. Akhirnya pemerintahan menjadi kacau.

J. KERAJAAN SAFAWI DI PERSIACikal bakal kerajaan ini sebenarnya berasal dari perkumpulan pengajian

tasauf tarekat safawiyah yang berpusat di kota Ardabil, Azerbaijan. Nama Safawiyah diambil dari nama pendirinya Safi al-Din, seorang keturunan imam Syi’ah yang ke enam, Musa al Kazhim. Kerajaan ini dapat dianggap sebagai peletak pertama dasar terbentuknya Negara Iran dewasa ini.

Gerakan tarekat ini lama kelamaan berubah bentuk menjadi gerakan politik. Jama’ah atau murid-muridnya berubah menjadi tentara yang teratur dan fanatik dalam kepercayaan serta menentang setiap orang yang bermazhab selain syi’ah. Kepemimpinan Safawi silih berganti, dan semakin eksis sebagai gerakan politik yang didukung oleh pasukan tentara yang kuat yang diberi nama Qizilbash (baret merah) pada masa kepemimpinan Ismail (1501-1524 M).

Dialah yang pertama kali memproklamirkan dirinya sebagai raja pertama dinasti Safawi di kota Tabriz. Dalam waktu sepuluh tahun ia sudah dapat menguasai seluruh wilayah Persia dan bagian timur B ulan sabit subur (Fortile Crescent). Kerajaan Safawi mencapai puncak kemajuannya pada masa pemerintahan Abbas I . Pada masa pemerintahannya dapat menguasai beberapa daerah yang dikuasi Turki Usmani seperti Tabriz, Sirwan, dan Baghdad (1602 M).

Kemudian tahun 1622 M dapat menguasai kepulauan Hurmuz, dan mengubah pelabuhan Gumrun menjadi pelabuhan Bandar Abbas, sehingga jalur perdagangan antara Timur dan Barat yang biasa diperebutkan oleh Belanda, Inggris dan Perancis dapat dikusainya. Kemajuan Safawi bukan hanya bidang politik saja tetapi juga dalam bidang ilmu pengetahuan, Pada masanya lahir beberapa ilmuwan antara lain Bahauddin al Syaeraji, generalis ilmu pengetahuan, Sadaruddin al Syaeroji, seorang filosof, dan Muhammad Baqir Ibnu Muhammad Damad, seorang filosop, ahli sejarah, teolog dan seorang yang pernah mengadakan obesrvasi mengenai kehidupan lebah.

Bidang fisik dan seni, para penguasa Safawi telah berhasil membangun Isfahan, Ibukota kerajaan menjadi kota yang sangat indah. Dibangun pula mesjid-mesjid, rumah sakit-rumah sakit, sekolah-sekolah, jembatan raksasa diatas zende Rud, dan istana Chihil Sutun. Unsur seni terlihat juga misalnya dalam bentuk kerajinan tangan seperti keramik, karpet, pakaian dan tenun, mode, tembikar dan lain-lain.

Sepeninggal Abbas I kerajaan Safawi berturut-turut diperintah oleh enam raja, yaitu Safi Mirza (1628-1642), Abbas II (1642-1667), Sulaiman (1667-1694), Husein (1694-1722), Tahmasp II (1722-1732), dan Abbas III (1733-1736). Pada masa raja-raja tersebut kondisi kerajaan Safawi semakin lama

18

Page 19: ardialmathor.files.wordpress.com file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejarah berkembangnya Islam hingga ke seluruh dunia memiliki sejarah tersendiri. Terdapat berbagai

semakin menurun yang pada akhirnya membawa kepada kehancurannya. Safi Mirza adalah seorang yang pencemburu dan kejam terhadap pembesar-pembesar kerajaan.

Abbas II adalah raja yang suka mabuk minuman keras. Sulaiman selain pecandu narkotika juga menyenangi kehidupan malam beserta harem-heremnya. Sedangkan Husein adalah seorang raja yang sangat diskriminatif, terlalu berpihak kepada kaum Syi’ah dan kejam terhadap penganut Sunni. Itulah antara lain yang menjadi faktor keruntuhan Kerajaan safawi.

Faktor lain adalah konflik yang berkepanjangan dengan kerajaan Usmani, dekadensi moral dikalangan pembesar-pembesar kerajaan, dan juga konflik interen di kalangan mereka dalam rangka memperebutkan kekuasaan.

K. KERAJAN MUGHAL DI INDIAKerajaan Mughal letaknya di India dan Delhi sebagai Ibukotanya. Berdiri

seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan safawi. Didirikan oleh Zahiruddin Babur (1482-1530 M), salah satu dari cucu Timur Lenk. Ia bertekad ingin menguasai Samarkhan yang menjadi kota penting di Asia Tengah pada masa itu.

Maka pada tahun 1494 ia berhasil menaklukkannya berkat bantuan raja Ismail I, raja safawi. Pada tahun 1504 M ia juga dapat menaklukkan Kabul, ibukota Afganistan. Kerajaan-kerajaan Hindu di India juga dapat ditaklukkannya. Babur meninggal pada tahun 1530 M. diganti oleh anaknya Humayun. (1530-1556 M) dapat menggabungkan Malwa dan Gujarat ke daerah-daerah yang telah dikuasainya.

Humayun meninggal karena terjatuh di tangga perpustakaannya (1556 M) , diganti oleh anaknya, Akbar.Akbar (1556-1606 M) dapat menaklukkan raja-raja India yang masih ada pada waktu itu, dan juga Bengal. Dalam soal agama, Akbar mempunyai pendapat yang libral dan ingin menyatukan semua agama dalam satu bentuk agama baru yang diberi nama Din Ilahi.

Akbar juga menerapkan politik Sulakhul (toleransi Universal), sehingga semua rakyat dipandangnya sama, tidak dibedakan karena perbedaan etnis dan agama. Sultan-sultan yang besar setelah Akbar antara lain Jehangir (1605-1627 M) dengan permaisurinya Nur Jehan, Syah Jehan (1628-1658 M) dan Aurangzeb (1659-1707 M).

Sesudah Aurangzeb adalah Sultan-sultan yang lemah yang tidak dapat mempertahankan kelanjutan kerajaan Mughal. Beberapa kemajuan kerajaan Mughal antara lain dalam bidang pertanian, yaitu berupa biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayuran, rempah-rempah, tembakau, kapas, nila dan bahan-bahan celupan. Hasil karya seni kerajaan Mughal yang masih dapat dinikmati sampai saat ini adalah karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan misalnya bangunan Masjid berlapiskan mutiara, dan Tajmahal di Agra, Mesjid Raya Delhi dan Istana indah di Lahore.

Selain kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh kerajaan Mughal, ada beberapa faktor kelemahannya yang menyebabkan kehancurannya pada tahun1858 antara lain:

1. Terjadi stagnasi dalam pembinaan kemiliteran sehingga tidak bisa memantaugerak langkah tentara Inggris di wilayah-wilayah pantai.

19

Page 20: ardialmathor.files.wordpress.com file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejarah berkembangnya Islam hingga ke seluruh dunia memiliki sejarah tersendiri. Terdapat berbagai

Begitu pula kekuatanpasukan daratnya semakin kurang handal, teruatama dalam mengoperasikapersenjataan buatannya sendiri.

2. Dekadensi moral dan hidup mewah di kalangan pembesar kerajaan yang mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan uang.

3. Terlampau kasarnya sikap Aurangzeb dalam melaksanakan ide-idenya yang menyebabkan terjadinya konplik antara agama, misalnya aliran Syikh, Syi’ahdan sunni.

4. Semua pewaris tahta kerajaan terakhir kekuasaan Mughal adalah orang-orang yang lemah dalam bidang kepemimpinan

BAB IIIPENUTUP

A. SimpulanSejarah Islam dari Khalifah Rasyidah, Khilafah Bani Umayyah,

Kekhalifahan Abbas, Dinasti Fatimiyah, Dinasti Jengiskhan, Dinasti Timur Lenk, Dinasti Mamalik Di Mesir, Spanyol, Kerajaan Usmani, Kerajaan

20

Page 21: ardialmathor.files.wordpress.com file · Web viewBAB I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sejarah berkembangnya Islam hingga ke seluruh dunia memiliki sejarah tersendiri. Terdapat berbagai

Safawi Di Persia, hingga Kerajaan Mughal di India mengalami kejayaan dan kemunduran. Banyak faktor yang menyebabkan tejadinya kejayaan maupun kemuduran. Selain itu dampak yang ditimbulkannya juga berakibat di berbagai bidang kehidupan.

B. SaranSejarah Islam perlu dan penting untuk kita ketahui dan kita pelajari.

Selain dapat menambah ilmu pengetahuan kita akan sejarah Islam, kita juga dapat mengambil nilai-nilai positif dari sejarah Islam dan yang memungkinkan kita untuk diterapkan pada kehidupan sehari-hari.

21