aryadningrat.files.wordpress.com file · web viewkejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan...

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak merupakan hal yang penting artinya bagi keluarga, selain sebagai penerus keturunan, anak pada akhirnya sebagai generasi penerus bangsa. Oleh karena itu tidak satupun orang tua yang menginginkan anaknya jatuh sakit, lebih – lebih bila anaknya mengalami kejang demam. Insiden kejang demam ini dialami oleh 2% - 4% pada anak usia antara 6 bulan hingga 5 Tahun (ME. Sumijati 2000 :72-73) dengan durasi kejang selama beberapa menit. Namun begitu, walaupun terjadi hanya beberapa menit, bagi orang tua rasanya sangat mencemaskan, menakutkan dan terasa berlangsung sangat lama, jauh lebih lama disbanding yang sebenarnya. Berdasarkan laporan dari daftar diagnosa dari lab./SMF Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya didapatkan data adanya peningkatan insiden kejang demam. Pada tahun 1999 ditemukan pasien kejang demam sebanyak 83 orang dan tidak didapatkan angka kematian (0 %). Pada tahun 2000 ditemukan pasien kejang demam 132 orang dan tidak didapatkan angka kematian (0 %). Dari data di atas menunjukkan adanya peningkatan insiden kejadian sebesar 37%. Kejang demam merupakan kedaruratan medis yang memerlukan pertolongan segera. Diagnosa secara dini serta pengelolaan yang tepat sangat diperlukan untuk menghindari cacat yang lebih parah, yang diakibatkan bangkitan kejang yang sering. Untuk itu tenaga perawat/paramedis dituntut untuk berperan aktif dalam 1

Upload: trinhcong

Post on 02-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: aryadningrat.files.wordpress.com file · Web viewKejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak merupakan hal yang penting artinya bagi keluarga, selain sebagai

penerus keturunan, anak pada akhirnya sebagai generasi penerus bangsa. Oleh karena

itu tidak satupun orang tua yang menginginkan anaknya jatuh sakit, lebih – lebih bila

anaknya mengalami kejang demam.

Insiden kejang demam ini dialami oleh 2% - 4% pada anak usia antara 6

bulan hingga 5 Tahun (ME. Sumijati 2000 :72-73) dengan durasi kejang selama

beberapa menit. Namun begitu, walaupun terjadi hanya beberapa menit, bagi orang

tua rasanya sangat mencemaskan, menakutkan dan terasa berlangsung sangat lama,

jauh lebih lama disbanding yang sebenarnya.

Berdasarkan laporan dari daftar diagnosa dari lab./SMF Ilmu Kesehatan Anak

RSUD Dr. Soetomo Surabaya didapatkan data adanya peningkatan insiden kejang

demam. Pada tahun 1999 ditemukan pasien kejang demam sebanyak 83 orang dan

tidak didapatkan angka kematian (0 %). Pada tahun 2000 ditemukan pasien kejang

demam 132 orang dan tidak didapatkan angka kematian (0 %). Dari data di atas

menunjukkan adanya peningkatan insiden kejadian sebesar 37%.

Kejang demam merupakan kedaruratan medis yang memerlukan pertolongan

segera. Diagnosa secara dini serta pengelolaan yang tepat sangat diperlukan untuk

menghindari cacat yang lebih parah, yang diakibatkan bangkitan kejang yang sering.

Untuk itu tenaga perawat/paramedis dituntut untuk berperan aktif dalam mengatasi

keadaan tersebut serta mampu memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga dan

penderita, yang meliputi aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara

terpadu dan berkesinambungan serta memandang klien sebagai satu kesatuan yang

utuh secara bio-psiko-sosial-spiritual.

B. Tujuan penyusunan Askep

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu memahami konsep dasar dan asuhan keperawatan yang

diberikan kepada Klien dengan Masalah kejang Demam.

1

Page 2: aryadningrat.files.wordpress.com file · Web viewKejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi

2. Tujuan Khusus 

Mahasiswa mengetahui tentang definisi dari kejang demam.

Mahasiswa mengetahui penyebab dari kejang demam.

Mahasiswa mengetahui tanda dan gejala dari kejang demam.

Mahasiswa mengetahui Penatalaksanaan kejang demam.

Mahasiswa mengetahui Pengkajian, Diagnosa, Intervensi, Fokus intervesi,

dan Evaluasi klien kejang demam.

2

Page 3: aryadningrat.files.wordpress.com file · Web viewKejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ASKEP KEJANG DEMAM

1. Pengertian

Kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi

antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak pernah

terbukti adanya infeksi intrakronial atau penyebab tertentu (Mansjoer Arief, 2000)

Kejang demam adalah kejang yang terjadi padausia antara 3 bulan hingga 5 tahun

yang berkaitan dengan demam, namun tanpa adanya tanda-tanda infeksi intracranial

atau penyebab yang jelas. (Roy, Meadow, 2005)

Jadi kejang demam merupakan akibat dari pembebasanlistrik yang tidak

terkontrol dari sel saraf korteks serebral yang ditandai dengan serangan tiba-tiba,

terjadi gangguan kesadaran ringan, aktifitas motorik atau gangguan fenomena

sensori. (Doenges, 2000)

2. Etiologi

Hingga kini belum diketahui secara pasti demam kejang disebabkan infeksi

saluran nafas atas, otitis fedia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih, kejang tidak

selalu tmbul pada suhu tinggi dapat menyebabkan kejang. (Mansjoer Arief, 2000)

Kejang ini ditimbulkan oleh demam dan cenderung muncul saat awal-awal

demam. Penyabab ini yang paling sering adalah infeksi saluran nafas atas. (Roy,

Meadow, 2005 : 113)

Kejang demam biasanya dicetuskan oleh infeksi serupa, infeksi virus pada

telinga, faring atau saluran cerna. (Merenstein Gerald, 2001: 638)

3. Patofisiologi

Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel/organ otak diperlukan energi

yang didapat dari metabolisme, bahan baku penting untuk metabolisme otak adalah

glukosa, sifat proses ini adalah oksidasi dengan perantara fungsi paru-paru dan

diteruskan ke otak melalui sistem kardiovaskuler.

Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah

menjadi CO2 dan air. Dalam keadaan normal membran sel neoron dapat dilalui

dengan mudah oleh ion natrium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium (Na+)

dan elektrolit lainnya kecuali ion klorida (Cl+). Akibatnya konsentrasi K+ dalam sel

neuron sangat tinggi dan natrium rendah, sedangkan diluar sel terjadi sebaliknya.

3

Page 4: aryadningrat.files.wordpress.com file · Web viewKejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi

Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan energi dan

bantuan enzim Na – K ATP – Ase yang terdapat pada permukaan sel.

Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh :

1. Perubahan konsentrasi membran ion diruang ekstra seluler

2. Rangsangan yang datangnya mendadak misalnya mekanis, kimiawi atau

aliran listrik dari sekitarnya

3. Perubahan patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau

keturunan. Pada keadaan demam kenaikan suhu 10C akan mengakibatkan

kenaikan metabolisme basal 10 – 15 % dan kebutuhan oksigen akan

meningkat 20 %.

Peningkatan O2 dan energy kontraksi otot skelet oleh karena metabolism

anhipotensi arterial dengan disertai denyut yang meningkat yang selanjutnya akan

meningkatkan metabolism otak. Rangkaian ini merupakan suatu factor penyebab

hingga terjadinya kerusakan neuron otak selama terjadi kejang lama, factor

terpenting adalah gangguan peredaran darah otak sehingga menyebabkan hipoksia,

meningkatkan permeabilitas kapiler otak. Oedem otak mengakibatkan kerusakan

neuron otak. Dengan demikian kejang demam yang berlangsung lama dapat

menyebabkan kelainan anatomis di otak hingga menyebabkan epilepsi. (Ngastiyah,

2005)

Patways: 

4

Page 5: aryadningrat.files.wordpress.com file · Web viewKejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi

4. Manifestasi Klinis

Umumnya kejang demam berlangsungnya tingkat berupa serangan kejang

klinik atau tonik-klonik bilateral. Bentuk kejang yang lain dapat juga terjadi seperti

mata terbalik keatas dengan disertai kekakuan atau kelemahan, gerakan sentakan

berulang tanpa didahului kekakuan, atau hanya sentakan atau kekakuan fokal.

Sebagian besar kejang berlangsung kurang dari 6 menit dan kurang dari 18%

berlangsung lebih dari 15 menit. Sering kali kejang berhenti sendiri. Setelah kejang

berhenti anak tidak memberi reaksi adapun untuk sejenak, tetapi setelah beberapa

detik atau menit, anak terbangun dan sadar kembali tanpa defisit neurologis. Kejang

dapat diikuti hemiparisis sementara tanpa (Heiparesis Todd) yang berlangsung

beberapa jam sampai beberapa kali kejang unilateral yang lama, dapat diikuti oleh

hemiparesis yang mantap. Bangkitan kejang yang berlangsung lama lebih sering

terjadi pada kejang demam yang pertama. (Mansjoer Arief, 2000)

5. Pemeriksaan Penunjang1. Pemeriksaan cairan serebrospinal

2. Elektroesenfalografi (CEG) tetapi kurang mempunyai nilai prognostik, tidak

dianjurkan untuk pasien kejang demam sederhana

3. Pemeriksaan lab rutin, untuk mengetahui sumber infeksi. (Mansjoer Arief,

2000)

6. Komplikasi

1. Terdapat gangguan perkembangan atau kelainan neurologis.

2. Akan didapat IQ yang lebih rendah disbanding dengan saudaranya.

3. Lebid besar mengalami epilepsi. (M.Rudholph. A.,2006 : 161)

7. Penatalaksanaan

Ada 3 hal yang perlu dikerjakan :

1) Pengobatan fase akut : pada waktu kejang pasien dimiringkan, dan dipasang

tong spatel.

Untuk mencegah aspirasi ludah atau muntahan.

Jalan nafas harus bebas, agar oksigenasi terjamin.

Diazepam diberikan melalui intravena.

2) Mencari dan mengobati penyebab

Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menyingkirkan

kemungkinan meningitis.

5

Page 6: aryadningrat.files.wordpress.com file · Web viewKejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi

3) Pengobatan Profilaksis

Profilaksis intermitem diberikan

Diazepam oral dengan dosis 0,3 – 0,5 mg/kg BB

Hari dibagi 3 dosis saat pasien demam (Mansjoer, Arief, 2000)

8.  Terapi Medis

1) Aktivitas Latihan

An.O beraktivitas berkurang karena merasa lemas dan demam.

2) Tidur dan istirahat

Klien tidur malam dengan frekuensi 7 jam setiap hari dan tidur siang 1 jam .

3) Kenyamanan dan nyeri

P  : Klien mengatakan nyeri pada kepala seperti diremas-remas.

Q : Klien mengatakan nyeri sekali dan  bisa beraktivitas tapi dikurangi.

R : Nyeri klien berada dikepala.

S  : Skala nyeri antara 1-10 klien mengatakan skala nyerinya diangka 7

T  : Klien merasa nyeri saat pagi.

4) Nutrisi

Klien makan 3x sehari dengan nutrisi yang cukup dan porsi yang di

berikan tiadak selalu habis.

5) Cairan Elektrolit dan Asam Basa

Klien  minum 8 gelas standar 250 cc , sebelum sakit klien minum 8 gelas

standar 250cc perhari.

6) Oksigenasi

Klien tidak mengalami gangguan pada pernafasan dan klien tidak terpasang

alat bantu pernafasan

7) Eliminasi bowel

Klien BAB normal yaitu 3 kali sehari.

8) Eliminasi urin

Setelah sakit klien bisa BAK 6x sehari dengan konsistensi warna urin kuning

pekat.klien juga tidak terpasang kateter.

9) Sensori persepsi dan kognitif

Setelah melakukan pengkajian klien tidak mengalami gangguan pada Sensori,

persepsi dan kognitif.

6

Page 7: aryadningrat.files.wordpress.com file · Web viewKejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi

BAB III

TINJAUAN KASUS

A.  Data Subyektif

1.    Biodata

Nama : Bayi Kasmiati

Jenis kelamin : Perempuan

Suhu : 36 OC

DX : Demam

Dokter : Hanafiah, SP.OG

Alamat : Blang Jruen

2.  Keluhan utama

Perasaan tidak enak pada badan, lesu, nyeri kepala, nafsu makan kurang.

3.   Riwayat penyakit sekarang

Panas lebih dari 3 hari, menurun di pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan

malam hari.

4.   Riwayat penyakit dahulu

Pasien pernah / tidak terinfeksi salmonela typhosa

5.   Riwayat kesehatan keluarga

Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita oleh salah satu anggota

keluarga yang meliputi penyakit menular atau menurun.

6.   Riwayat neonatus

a.  Prenatal

Riwayat yang menyatakan sejak dalam kandungan.

b.  Natal

Riwayat dimana kandungan telah berakhir / pada waktu persalinan.

c.    Post natal

Riwayat dimana sesudah masa kandungan berakhir (setelah persalinan).

7.    Riwayat imunisasi

Untuk mengetahui imunisasi apa saja yang sudah didapat oleh pasien.

8.   Pola kebiasaan sehari-hari

Untuk mengetahui kebiasaan sehari-hari yang dilakukan pasien

a.   Pola nutrisi

Variasi (berbagai bentuk) makanan apa saja yang dikonsumsi, frekuensi,

komposisi dan porsi yang dikonsumsi oleh pasien.

7

Page 8: aryadningrat.files.wordpress.com file · Web viewKejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi

b.  Pola aktivitas

Untuk mengetahui aktivitas apa saja yang bisa dilakukan oleh pasien.

c.   Pola istirahat tidur

Untuk mengetahui berapa lama waktu istirahat anak terganggu atau tenang.

d.  Pola eliminasi

BAB    :  Frekuensi, konsistensi ® konstipasi.

BAK   :  Hematuria, anuria

B.   Data Obyektif

a.    Keadaan Umum

Kesadaran    :  composmentis, apatis, somnolen, sopor, koma.

TTV   :  T     :  Umumnya normal.

N      :   Nadi bisa kecil cepat dan dangkal tergantung berat ringannya

penyakit, kadang terjadi bradikardi.

S      :   Umumnya terjadi demam tapi tidak tinggi sekali, terutama pada

malam / sore hari dan menurun pada pagi hari.

RR   :   Umumnya normal.

b.    Pemeriksaan Fisik

Kepala             :  Bagaimana bentuk, keadaan kulit kepala, bagaimana warna

rambut.

Muka               :  Bagaimana ekspresi wajah, oedem atau tidak, pucat atau tidak.

Mata                :  Simetris / tidak, conjungtiva pucat atau tidak, warna sklera

ikterus atau tidak.

Hidung            :  Ada pernafasan cuping hidung / tidak, ada sekret / tidak, ada

polip / tidak.

Gigi & Mulut  :  Bibir kering atau tidak, gigi dan mulut bersih atau tidak, ada

stomatitis / tidak, lidah kotor / tidak.

Telinga            :  Simetris / tidak, ada serumen / tidak, bersih atau tidak.

Leher               :  Ada / tidak pembesaran kelenjar thyroid, ada / tidak pelebaran

vena jugularis.

Dada               :   Thorax ® ada retraksi interkosta, ada wheezing dan ronchi /

tidak.

Perut                :  Perut sering kembung / meteorismus, kadang hati dan limpa

membesar disertai nyeri pada perabaan.

Genetalia         :  Kelaminnya apa, bersih / tidak, ada kelainan / tidak.

8

Page 9: aryadningrat.files.wordpress.com file · Web viewKejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi

Ekstremitas     :  Akral hangat atau dingin, oedem / tidak.

c.   Pemeriksaan Penunjang

Dilakukan pemeriksaan penunjang untuk mengetahuio adanya typhoid, yaitu :

- Darah tepi

Terdapat gambaran leukopenia, limfositosis relatif dan aneosinofil pada

permulaan sakit, mungkin terdapat anemia dan trombositopeni ringan.

-   Widal

§   Untuk membuat diagnosis yang diperlukan ialah titer, zat anti terhadap

antigen ”O” yang bernilai 1/200 atau lebih menunjukkan kenaikan yang

progresif digunakan untuk kebutuhan diagnosis.

§   Titer terhadap antigen ”H” tidak diperlukan untuk diagnosis karena dapat

tetap tinggi setelah mendapat imunisasi / bila pasien lelah sembuh lama.

9

Page 10: aryadningrat.files.wordpress.com file · Web viewKejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi

BAB IV

PEMBAHASAN

A.   Hipotalamus

Hipotalamus adalah bagian yang sangat peka, yang merupakan pusat integrasi

utama untuk memelihara keseimbangan energy dan suhu tubuh. Hipotalamus

berfungsi sebagai thermostat tubuh, dengan menerima informasi dari berbagai bagian

tubuh dikulit. Penyesuaian dikoordinasi dengan sangat rumit dalam mekanisme

penambahan dan pengurangan suhu sesuai dengan keperluan u tuk mengoreksi setiap

penyimpangan suhu inti dari nilai patokan normal. Hipotalamus mampu berespon

terhadap perubahan suhu darah sekecil 0.01°C.

Hipotalamus terus menerus mendapat informasi mengenai suhu kulit dan

suhu inti mengelalui reseptor khusus yang peka terhadap suhu yang disebut

termoreseptor (reseptor hangat, dingin dan nyeri diperifer). Reseptor suhu sangat

aktif selama perubahan temperature. Sensasi suhu primer diadaptasi dengan sangat

cepat. Suhu ini dipantau oleh termoreseptor sentral yang terletak di hipotalamus serta

disusunan syaraf pusat dan organ abdomen.

Di hipotalamus diketahui terdapat 2 ousat pengaturan suhu, yaitu diregio

posterior diaktifkan oleh suhu dingin, dan kemudian memicu reflek yang

memperantarai produksi panas dan konservasi panas. Sedang regio anterior yang

diaktifkan oleh rasa hangat, memicu reflex yang memperentarai pengurangan panas.

B.  Sistem Pengaturan Suhu Tubuh

Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan

menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu,

antara lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris. Suhu dapat di bagi, antara lain:

1. Suhu inti (core temperature) Suhu inti menggambarkan suhu organ-organ dalam

(kepala, dada, abdomen) dan dipertahankan mendekati 37°C.

2. Suhu kulit (shell temperature) Suhu kulit menggambarkan suhu kulit tubuh,

jaringan subkutan, batang tubuh. Suhu ini berfluktuasi dipengaruhi oleh suhu

lingkungan.

3. Suhu tubuh rata-rata (mean body temperature) merupakan suhu rata-rata

gabungan suhu inti dan suhu kulit.

Ada beberapa macam thermometer untuk mengukur suhu tubuh:

1. The mercury-in-glass thermometer

2. The electrical digital reading thermometer

10

Page 11: aryadningrat.files.wordpress.com file · Web viewKejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi

3. A radiometer attached to an auriscope-like head (untuk pengukuran suhu

timfani)

C.  Fungsi dari Reseptor Suhu

Etimulus dapat datang dari lingkungan luar salinitas, suhu udara,

kelembapan,cahaya. Alat penerima rangsang disebut reseptor,sedangkan alat

penghasil tanggapan disebut efektor. Reseptor saraf yang paling sederhana hanya

berupa ujung denrit dari suatu sel syaraf (neuron) , tidak meliputi selubung / selaput

myelin dan dapat di temukan pada reseptor rasa nyeri (free nerve ending) atau

nociresetor. Berdasarkan Lokasi Sumber Rangsang :

1. INTERORESEPTOR adalah reseptor yang berfungsi untuk menerima rangsang

dari dalam tubuh.

2. KHEMORESEPTOR adalah reseptor yang berfungsi memantau pH,kadar gula

dalam darah dan kadar kalsium dalam cairan tubuh atau darah.

3. EKSTERORESEPTOR adalah reseptor yang berfungsi menerima rangsang dari

lingkungan di luar tubuh Reseptor penerima gelombang suara (pada alat

pendengaran) dan cahaya (dalam alat pengelihatan).

4. HUBUNGAN ANTARA RESEPTOR DENGAN EFEKTOR Dalam system

syaraf,reseptor biasanya berhubungan dengan syaraf sensorik (AFFERENT)

sedang efektor erat dengan syaraf motorik(EFERENT). Reseptor berfungsi

sebagaipengubah energy, mengubah bentuk suatu energy menjadi bentuk tertentu.

dan di dalam reseptor semua energy di ubah menjadi energy listrik dan

selanjutnya akan membawa ke perubahan elektrolit sehingga timbul potensial

aksi. Apabila suatu resektor menerima rangsangan yang sesuai maka membrane

reseptor akan mengalami peritiwa potensial aksi. Jika rangsangan yang diterima

reseptor cukup kuat potensial reseptor yang timbul akan lebih kuat. Makin besar

rangsangan yang di terima, makin besar pula potensial local yang di hasilkan

sehingga dapat melampoi batas ambang perangsangan pada membrane potensial

generator. 

D.  Macam-macam suhu tubuh

Macam-macam suhu tubuh menurut (Tamsuri Anas 2007) :

1. Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C

2. Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36-37.5°C

3. Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37.5-40°C

4. Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C

11

Page 12: aryadningrat.files.wordpress.com file · Web viewKejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi

Berdasarkan distribusi suhu didalam tubuh, dikenal suhu inti (core

temperature), yaitu suhu yang terdapat pada jaringan dala, seperti kranial, toraks,

rongga abdomen, dan rongga pelvis. Suhu ini biasanya dipertahankan relative

konstan (sekitar 37°C). selain itu, ada suhu permukaan (surface temperature), yaitu

suhu yang tedapat pada kulit, jaringan sub kutan, dan lemak. Suhu ini biasanya dapat

berfluktuasi sebesar 20°C sampai 40°C.

E.   Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh

Setiap saat suhu tubuh manusia berubah secara fluktuatif. Hal tersebut dapat

dipengaruhi oleh berbagai factor yaitu :

1. Exercise:

semakin beratnya exercise maka suhunya akan meningkat 15 x, sedangkan pada

atlet dapat meningkat menjadi 20 x dari basal ratenya.

2. Hormon:

Thyroid (Thyroxine dan Triiodothyronine) adalah pengatur pengatur utama basal

metabolisme rate. Hormon lain adalah testoteron, insulin, dan hormon

pertumbuhan dapat meningkatkan metabolisme rate 5-15%.

3. Sistem syaraf:

selama exercise atau situasi penuh stress, bagian simpatis dari system syaraf

otonom terstimulasi. Neuron-neuron postganglionik melepaskan norepinephrine

(NE) dan juga merangsang pelepasan hormon epinephrine dan norephinephrine

(NE) oleh medulla adrenal sehingga meningkatkan metabolisme rate dari sel

tubuh.

4. Suhu tubuh:

meningkatnya suhu tubuh dapat meningkatkan metabolisme rate, setiap

peningkatan 1 % suhu tubuh inti akan meningkatkan kecepatan reaksi biokimia

10 %.

5. Asupan makanan:

makanan dapat meningkatkan 10 – 20 % metabolisme rate terutama intake tinggi

protein.

6. Berbagai macam factor seperti: gender, iklim dan status malnutrisi.

7. Usia

Pada saat lahir, mekanisme kontrol suhu masih imatur. Produksi panas

meningkat seiring dengan pertumbuhan bayi memasuki masa anak-anak. regulasi

suhu akan normal setelah anak mencapai pubertas. Pada lansia sensitif terhadap

suhu yang ekstrem akibat turunnya mekanisme control suhu (terutama kontrol

12

Page 13: aryadningrat.files.wordpress.com file · Web viewKejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi

vasomotor), penurunan jumlah jaringan subkutan, penurunan aktivitas kelenjar

keringat, penurunan metabolism

8. Olahraga:aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dan metabolisme

lemak dankarbohidrat.

9. Kadar Hormon:suhu tubuh wanita lebih fluktuatif dibandingkan pria

10. Irama sirkardiansuhu tubuh berubah secara normal 0,5-1 derajat Celcius selama

periode 24 jam.suhu tubuh rendah antara pukul 01:00 dan 04:00 dini hari. 

11. Stres:

stress fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan

persyarafan

12. Lingkungan:

mekanisme kontrol suhu tubuh akan dipengaruhi oleh suku disekitar. Walaupun

terjadi perubahan suhu tubuh, tetapi tubuh mempunyai mekanisme homeostasis

yang dapat dipertahankan dalam rentang normal. Suhu tubuh yang normal adalah

mendekati suhu tubuh inti yaitu sekitar 37 0 C. suhu tubuh manusia mengalami

fluktuasi sebesar 0,5 – 0,7 0 C, suhu terendah pada malam hari dan suhu

tertinggi pada siang hari. Panas yang diproduksikan harus sesuai dengan panas

yang hilang. 

F.    Hal-hal yang mengganggu suhu tubuh

Hal-hal yang sering mengganggu suhu tubuh diantaranya disebabkan oleh:

1. Demam: mekanisme pengeluran panas tidak mampu mengimbangi

produksipanas. Demam terjadi karena perubahan set point hipotalamus.

2. Kelelahan akibat panas: terjadi apabila diaforesis yang banyak mengakibatkan

kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebih.

3. Hipertermia: peningkatan suhu tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan

tubuh untuk mengeluarkan panas.

4. Heat stroke: terpapar oleh panas dalam jangka yang cukup lama.

5. Hipotermia: pengeluaran panas akibat terpapar suhu dingin.

Kita dapat mengukur suhu tubuh pada tempat-tempat berikut:

a. ketiak/ axilae: termometer didiamkan selama 10-15 menit  

b. anus/ dubur/ rectal: termometer didiamkan selama 3-5 menit

c. mulut/ oral: termometer didiamkan selama 2-3 menit

BAB V

13

Page 14: aryadningrat.files.wordpress.com file · Web viewKejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Suhu tubuh adalah suatu keadaan kulit dimana dapat diukur dengan

menggunakan thermometer yang dapat di bagi beberapa standar penilaian suhu,

antara lain : normal, hipertermi, hipotermi, dan febris. Pengeluaran panas (heat loss)

dari tubuh ke lingkungan atau sebaliknya berlangsung secara fisika. Permukaan

tubuh dapat Kehilangan panas melalui pertukaran panas secara radiasi, konduksi,

konveksi, dan evaporasi air. Alat penerima rangsang disebut reseptor, sedangkan alat

penghasil tanggapan disebut efektor. Suhu tubuh dipengaruhi oleh exercize,

hormone, system saraf, asupan makanan, gender iklim (lingkungan), usia, aktivitas

otot, stress. 

B.   Saran

Sebaiknya kita selalu menerapkan cara hidup sehat, agar tubuh kita selalu

sehat dan tidak mengganggu aktivitas kita sehari-hari,agar suhu tubuh selalu dalam

keadaan normal dan dapat menyesuaikan dengn kondisi lingkungan sekitar kita

14

Page 15: aryadningrat.files.wordpress.com file · Web viewKejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi

DAFTAR PUSTAKA

http://www.science.uwc.ac.za/physiology/temperatur/temperature.htmlhttp://joe.endocrinologyjournals.org/cgi/content/fullJournal of Endocrinology. (2005). Hypothalamic hormon a.k.a. hypothalamic releasing factors.Journal of Endocrinology. (2005). Functional anatomy of hypothalamic homeostatic systemsSyaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi. Jakarta: EGChttp://nursingbegin.com/regulasi-suhu-tubuhPearce, C Evelyn. 2009. Anatomi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia

15

Page 16: aryadningrat.files.wordpress.com file · Web viewKejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi

KATA PENGANTAR

                 Puji syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah

dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM PADA BAYI BARU LAHIR

DI RUANG RAWATAN RUMAH SAKIT BUNDA LHOKSEUMAWE” ini dibuat

untuk memenuhi tugas mata kuliah KDK 1 .

                 Makalah ini kami susun berdasarkan beberapa sumber dari internet

maupun literature. Makalah ini berisi tentang segala sesuatu tentang teori hipertermia

dan asuhan keperawatan pasien demam.

                 Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh sebab itu kami harapkan kritik dan saran yang membangun dari

pembaca untuk perbaikan kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

kita semua, terutama bagi Mahasiswa Keperawatan AKKES Pemda Lhokseumawe.

Lhokseumawe, Desember 2015

Penyusun

UCI SAFIRA

16ii

Page 17: aryadningrat.files.wordpress.com file · Web viewKejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi

HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM PADA BAYI BARU LAHIR DI RUANG RAWATAN RUMAH SAKIT BUNDA

LHOKSEUMAWE

Disusun Oleh :

UCI SAFIRANIM : 34400615143

Telah disetujuiTanggal 28 Desember 2015

Oleh :

Pembimbing

ELVIETA, M.Kes

17i

Page 18: aryadningrat.files.wordpress.com file · Web viewKejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM PADA BAYI BARU LAHIR DI RUANG RAWATAN RUMAH SAKIT BUNDA

LHOKSEUMAWE

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KDK 1

Program Pendidikan Tingkat Diploma III Kebidanan

Akademi Kesehatan Pemerintah Aceh Utara

Oleh :

UCI SAFIRANIM : 34400615143

AKADEMI KESEHATAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH UTARAPROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

TAHUN 2015

18

Page 19: aryadningrat.files.wordpress.com file · Web viewKejang demam adalah suatu kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1

B. Tujuan Penyususnan Askep....................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 3

A. Askep Kejang Demam .............................................................................. 3

BAB III TINJAUAN KASUS ........................................................................... 7

A. Data Subjektif ........................................................................................... 7

B. Data Objektif............................................................................................. 8

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................. 10

A. Hipotalamus .............................................................................................. 10

B. Sistem Pengaturan Suhu Tubuh................................................................. 10

C. Fungsi dari Reseptor Suhu......................................................................... 11

D. Macam-macam Suhu Tubuh...................................................................... 11

E. Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh................................................. 12

F. Hal-hal Yang Mengganggu Suhu Tubuh................................................... 13

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 14

A. Kesimpulan................................................................................................ 14

B. Saran.......................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 15

19iii