library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2doc/2012-1... · web viewkajian...
TRANSCRIPT
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Internet
Menurut (Turban & Rainer, 2009, p. 402), internet adalah jaringan global
(wide-area network) yang menghubungkan jutaan jaringan komputer organisasi di
seluruh dunia dan benua.
Menurut (Kotler & Armstrong, 2010, p. 38), internet adalah web publik yang
amat pesat dan dihubungkan oleh jaringan komputer, yang menghubungkan berbagai
tipe pengguna diseluruh dunia sehingga membentuk suatu gudang informasi
(information repository) yang amat besar.
Menurut (Chaffey, 2011, p. 98), Internet adalah jaringan fisik yang
menghubungkan komputer diseluruh dunia. Ini terjadi jika infrastruktur dari jaringan
server dan komunikasi terhubung diantara mereka yang digunakan untuk menyimpan
dan mengangkut informasi antara PC client dan web server.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Internet
adalah suatu sistem informasi global yang terbentuk melalui jaringan-jaringan
komputer yang terhubung diseluruh dunia sehingga membentuk suatu gudang
informasi yang amat besar yang dapat digunakan oleh publik dimana saja dan kapan
saja.
6
7
Menurut Quarterman dan Mitchell, fungsi-fungsi dari internet adalah sebagai
berikut (Warga, 2010) :
1. Internet sebagai media komunikasi, merupakan fungsi internet yang paling
banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan
pengguna lainnya di seluruh dunia.
2. Media pertukaran data, menggunakan e-mail, newsgroup dan www (world
wide web – jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia
dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.
3. Media untuk mencari informasi dan data, perkembangan internet yang sangat
pesat, menjadikan www sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan
akurat.
4. Fungsi komunitas, internet dapat membentuk masyarakat baru yang
beranggotakan para pengguna internet dari seluruh dunia. Fungsi Komunitas ini
berguna dalam berkomunikasi, mencari informasi, berbelanja, melakukan
transaksi bisnis dan sebagainya. Karena sifat internet yang mirip dengan dunia
kita sehari-hari, maka internet sering disebut sebagai cyberspace atau virtual
world (dunia maya).
2.1.2 Website
Menurut (O'Brien, 2006, p. 262), Website merupakan sebuah fasilitas yang
menawarkan ruang bincang, e-mail, maupun pesan instan dimana para surfer internet
dapat menjelajahi World Wide Web dengan menggunakan software browser untuk
mendapatkan berbagai macam informasi, hiburan maupun untuk kepentingan bisnis.
8
Secara terminology, website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs,
yang biasanya terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya
berada di dalam World Wide Web (WWW) di internet.
Website atau Situs web dapat diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman
yang digunakan untuk menampilkan informasi, gambar diam atau gerak, suara, dan
atau gabungan dari semuanya itu baik yang bersifat statis maupun dinamis yang
membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing
dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman (hyperlink) (CV. Brilian
Krisdatama, 2012).
Berdasarkan beberapa pengertian website diatas, maka dapat disimpulkan
Website adalah fasilitas dalam WWW di internet yang terdiri dari kumpulan
halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi, gambar, suara,
atau gabungan keseluruhannya yang dihubungkan dengan hyperlink.
2.1.3 Website Quality
Berdasarkan (Levis , et al., 2008), salah satu definisi kualitas adalah totalitas
karakteristik dari suatu entitas yang menanggung kemampuannya untuk memuaskan
kebutuhan yang dinyatakan dan yang tersirat. Dua persyaratan untuk evaluasi website
muncul dari definisi ini yaitu : 1. valuasi umum dari seluruh karakteristik website dan
2. Seberapa baik situs memenuhi kebutuhan spesifik.
Disebutkan pula bahwa kualitas website mungkin berhubungan dengan
kriteria seperti ketepatan waktu, kemudahan navigasi, kemudahan akses dan
penyajian informasi.
9
Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Yaghoubi, et al., 2011) dalam
Internet bookstore quality assessment: Iranian evidence digunakan model WebQual
untuk mengevaluasi kualitas website berdasarkan perspektif pengguna. Terdapat
beberapa versi dari model WebQual dimana setiap versi digunakan dalam penelitian
yang berbeda yang disesuaikan dengan populasi dan kebutuhan penelitian yaitu
sebagai berikut:
WebQual 1.0 , terdiri atas 4 dimensi yaitu usefulness, easy of use, entertainment,
dan interaction. WebQual versi pertama ini kuat dalam dimensi kualitas
informasi, tetapi lemah dalam service interaction.
WebQual 2.0 , terbagi dalam 3 area yang berbeda yaitu quality of website,
quality of information, dan quality of service interaction. Pada webqual 2.0
dikembangkan aspek interaksi dengan mengadopsi kualitas pelayanan.
WebQual 3.0 diuji mengidentifikasi 3 dimensi atas kualitas website e-commerce
yaitu usability, information quality, dan quality of service interaction.
WebQual 4.0 diperoleh dari pengembangan WebQual versi 1 sampai 3 dan juga
disesuaikan dan dikembangkan dari SERVQUAL. WebQual 4.0 terdiri dari 3
dimensi yaitu usability, information, dan interaction services.
2.1.4 Dimensi Pengukuran Website Quality
Terdapat beberapa dimensi pengukuran website quality. Dalam penelitian ini
digunakan 3 dimensi untuk mengukur kualitas suatu website yaitu :
10
2.1.4.1 Usability
Website usability telah menarik banyak penelitian mengenai evaluasi website.
Usability telah dianggap sebagai salah satu kriteria yang paling penting untuk
mengukur dan mengevaluasi website ((Zimmerman and Muraski, 1995; Nielsen,
2000; Smith, 2001; Badre, 2002; Palmer, 2002) dalam (Byun & Finnie, 2011)).
Website usability berkaitan dengan seberapa mudah dan intuitif website bagi
individu untuk belajar menggunakan dan berinteraksi dengan website sehingga
dengan cepat dan mudah menyelesaikan tugas mereka (Tarafdar & Zhang, 2005).
Nah and Davis (1989) dalam (N & Dastidar, 2009) mendefinisikan website
usability dalam beberapa kriteria standar yaitu kemampuan menemukan cara
seseorang mengelilingi website, untuk mencari informasi yang diinginkan, untuk
mengetahui apa yang harus dilakukan selanjutnya, dan untuk melakukannya dengan
sedikit usaha.
Menurut Nielsen, Usability berarti bahwa website tersebut mudah dipelajari,
dapat digunakan secara efisien, mudah untuk dihafal, memiliki sedikit kesalahan,
secara subjektif memuaskan bagi pengguna. Website sangat bermanfaat mendukung
pengguna dan memungkinkan pengguna untuk mencapai tujuan mereka dengan
cepat, efisien, dan mudah (Byun & Finnie, 2011).
Instrumen yang terdiri dari navigasi, kustomisasi dan personalisasi, kecepatan
download, aksesibilitas, dan kemudahan penggunaan, memberikan ukuran yang lebih
valid dan lebih kuat dari website usability ((Pearson et al. (2007) dalam (N &
Dastidar, 2009)).
11
Berdasarkan beberapa definisi usability diatas, maka disimpulkan secara garis
besar bahwa usability website berkenaan dengan bagaimana pengguna dapat dengan
cepat dan mudah mencapat tujuannya dalam website. Hal ini berkaitan dengan atribut
easy of use (mudah digunakan) dan usefulness (kegunaan) dari sebuah website.
2.1.4.2 Content
Dalam (Byun & Finnie, 2011), disebutkan bahwa Content mempunyai
peranan dalam memotivasi pengguna untuk mengunjungi website kembali. Desain
konten mengukur apakah konten tersebut atraktif dan mudah di baca.
Agarwal dan Venkatesh (2002) dalam (N & Dastidar, 2009) menyatakan hal
serupa yaitu konten dari sebuah website memainkan peranan yang signifikan dalam
menentukan sikap konsumen terhadap website. Dalam (Loiacono, et al., 2002)
terdapat dimensi entertainment dalam pengukuran kualitas website yang didalamnya
meliputi daya tarik visual (visual appeal), inovasi (inovativeness), dan daya tarik
emosional (emotional appeal). Dimensi entertainment ini mencerminkan ekspektasi
pengguna website mengenai informasi yang dikirim atau disampaikan dengan cara
yang menghibur.
Berbagai hal yang telah disebutkan diatas mengenai content dan juga
entertainment mengacu pada desain yang disajikan dalam website sehingga pada
akhirnya akan menarik pengguna untuk mengunjungi dan menggunakannya.
Content yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berhubungan dengan
desain terhadap website yang dapat meliputi warna, font, pengelompokkan menu
pilihan, gambar, konsistensi desain per halaman, dan lain sebagainya yang akan
memberikan suatu pengalaman yang menyenangkan bagi pengguna.
12
2.1.4.3 Information Quality
Menurut Olson J.E. dalam (Levis , et al., 2008) secara teknis, informasi yang
memenuhi semua persyaratan adalah informasi yang berkualitas.
Menurut (Yaghoubi, et al., 2011), Information Quality mengacu pada kualitas
konten website dan relevansi informasi terhadap tujuan pengguna, misalnya, tingkat
akurasi, konteks, format/bentuk, dan relevansi informasi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Information Quality berkenaan dengan
kualitas dari informasi baik dalam hal akurasi, relevansi, konteks, maupun bentuk
penyajiannya.
Dalam (Maditinos, et al., 2008), McKinney, Yoon dan Zahedi (2002)
mengidentifikasi understandability (dapat dimengerti), reliability (kehandalan), dan
usefulness (kegunaan) dari informasi sebagai dimensi kunci dari kualitas informasi.
Understandability adalah sejauh mana informasi tersebut dapat dengan
mudah dipahami oleh pengguna. Ini mengukur seberapa baik sebuah website
menyajikan informasi sehingga menjadi jelas, bermakna, dapat
diinterpretasikan dan dapat dipahami. Jadi, tergantung pada format atau
bentuk informasi serta keringkasan dan konsistensi representasionalnya.
Informasi yang reliabel berarti bahwa informasi tersebut valid. Kehandalan
dapat dipastikan hanya bila beberapa persyaratan terpenuhi. Misalnya, jika
informasi itu akurat, up-to-date, dan objektif seta berasal dari sumber resmi
maka informasi tersebut dapat dianggap reliable atau handal. Madu dan
Madu (2002) serta Xiao dan Dasgupta (2002) menemukan bahwa ketepatan
13
waktu dan akurasi dari informasi memainkan peranan penting dalam
pembentukan kepuasan.
Kemudian informasi yang berguna berarti bahwa informasi tersebut dapat
digunakan secara efektif untuk tujuan tertentu. Dengan kata lain usefulness
(kegunaan) memberikan pengguna website kemampuan untuk menggunakan
informasi untuk tujuan mereka. Oleh karena itu, adalah penting bahwa
informasi tersebut lengkap, relevan, dan mencakup semua rincian yang
diperlukan, sehingga pengunjung dapat memanfaatkannya.
McKinney et al. (2002) menyimpulkan bahwa kualitas informasi yang lebih
baik akan meningkatkan kepuasan dengan pengalaman online. Turban and Gehrke
(2000) juga menekankan bahwa kualitas informasi website menentukan apakah
konsumen akan tertarik atau melayang jauh dari sebuah website (Kabadayi & Gupta,
2011).
2.1.5 User Satisfaction
Pada umumnya kepuasan pengguna sering diartikan sebagai perbedaan antara
harapan (expectation), dengan kinerja yang dirasakan (perceived performance) dari
suatu produk.
Kepuasan adalah keadaan subjektif dari kepuasan. Ini adalah pernyataan
dimana orang merasa senang dengan pencapaian mereka dengan beberapa usaha
(Yamin & Ramayah, 2011).
(Supranto, 2006, p. 233) menyatakan bahwa kepuasan adalah tingkat
seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang dirasakan dengan harapannya.
14
Menurut (Armstrong , et al., 2006, p. 13) kepuasan adalah perasaan
seseorang yang dihasilkan dari membandingkan kinerja produk yang dirasakan (atau
hasil) dalam kaitannya dengan harapannya.
Jadi dapat dikatakan bahwa tingkat kepuasan merupakan fungsi dari
perbedaan antara harapan dengan kinerja yang dirasakan. Apabila kinerja dibawah
harapan, maka pengguna akan kecewa. Bila kinerja sesuai dengan harapan atau
melebihi, pengguna akan puas.
Dalam (N & Dastidar, 2009) disebutkan bahwa kepuasan adalah serangkaian
reaksi bias yang dimiliki pengguna ketika menggunakan website. Website harus
menyenangkan untuk digunakan dan dilihat. Persepsi pengguna atas kesenangan
mempengaruhi mereka dalam :
Anggapan mudah digunakan
Motivasi untuk belajar bagaimana menggunakan website
Keyakinan dalam keandalan isi informasi
Niat/kemauan di masa mendatang
Rekomendasi
Kepuasan terhadap website mengacu pada pemenuhan kebutuhan dan
ekspektasi konsumen pada website. Keseluruhan persepsi kepuasan biasanya
menghasilkan keseluruhan sikap positif terhadap website (Szymanski and Hise
(2000) dalam (Kabadayi & Gupta, 2011).
Berdasarkan (Byun & Finnie, 2011), pengukuran tingkat kepuasan pengguna
diambil berdasarkan penelitian Spool et al yang meliputi :
15
Physical Fatique : berkenaan dengan kelelahan fisik yang dialami
pengguna dalam menggunakan website.
Confusing during the task : mengenai tingkat kebingungan dalam
melakukan tugas dalam website.
Degree of stress after finding the correct answer : mengenai derajat stress
yang dirasakan oleh pengguna setelah menemukan apa yang dicari.
Actual speed of tasks : mengenai kecepatan website dalam melakukan
tugas yang diminta pengguna.
Satisfaction about the quality of information provided : mengenai
kepuasan pengguna atas kualitas informasi yang disediakan.
Attitude about proceeding to another task after completing a task :
mengenai sikap pengguna untuk melakukan tugas lain dalam website.
Pada penelitian ini, konsep mengenai user satisfaction dianggap berdasarkan
pandangan bahwa pengguna tidak lelah saat melakukan tugas di website, senang
untuk melanjutkan tugas, dan bersedia untuk melakukan tugas berikutnya, serta
pengguna mencapai tujuannya dengan baik dalam website.
2.1.6 Intention to Revisit
Dalam lingkungan online, niat untuk mengunjungi kembali sebuah website
dianggap sebagai komponen utama dari loyalitas website. Dan ketika hal tersebut
disertai dengan faktor-faktor lain seperti durasi kunjungan atau penyebaran dari
mulut ke mulut (word of mouth), maka tidak dapat dipungkiri bahwa niat untuk
16
mengunjungi kembali adalah penentu utama dalam membangun loyalitas online
(Park dan Kim (2003) dalam (Kabadayi & Gupta, 2011).
Berdasarkan literature TAM, niat konsumen untuk mengunjungi kembali
sebuah website dipengaruhi oleh sikap konsumen terhadap penggunaan teknologi
yang ada dalam website (Koufaris, 2002 dalam (Kabadayi & Gupta, 2011)). Perilaku
konsumen untuk mengunjungi kembali menyiratkan bahwa konten situs web itu
cukup kuat untuk membuat konsumen kembali.
Dapat disimpulkan bahwa Intention to Revisit merupakan kondisi dimana
pengguna merasa situs web tersebut dapat memenuhi kebutuhan pengguna sehingga
pada akhirnya pengguna kembali menggunakannya dan juga bahkan dapat
menyebarkannya kepada pihak lain untuk menggunakannya.
2.1.7 Hubungan Website Quality dengan User Satisfaction
(Maditinos, et al., 2008) dalam penelitiannya menemukan bahwa beberapa
atribut website berkontribusi terhadap kepuasan pengguna. Kepuasan pengguna
berkaitan dengan seberapa puas pengguna berkaitan dengan situs web (website)..
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap atribut memiliki pengaruh pada kualitas
informasi, kualitas sistem, keamanan privasi dan pada akhirnya berpengaruh pada
kepuasan pengguna.
2.1.8 Hubungan Website Quality dengan Intention to Revisit
Sebelumnya telah ada penelitian yang membahas kualitas website yang
berdampak pada keinginan untuk menggunakan website kembali yaitu oleh
(Loiacono, et al., 2002) dalam penelitiannya yang berjudul WebQual Revisited :
Predicting The Intent To Reuse A Website. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
17
beberapa dimensi dalam kualitas website seperti Usefulness, Entertainment, dan
Response Time mempunyai dampak yang signifikan pada keinginan untuk
menggunakan kembali (intent to reuse) suatu website. Yang berarti bahwa kualitas
website memiliki hubungan dan pengaruh terhadap intention to revisit.
2.1.9 Hubungan User Satisfaction dengan Intention to Revisit
Teo et al. (2008-2009) dalam (Byun & Finnie, 2011) menemukan bahwa niat
untuk terus menggunakan website e-government dipengaruhi oleh kepuasan
pengguna. Beberapa pengguna tidak mempunyai niat untuk kembali mengunjungi
website jika mereka secara fisik tidak puas dengan website, walaupun mereka dapat
mencapai tujuan mereka dalam website.
Semakin puas konsumen dengan seluruh pengalaman website, semakin
cenderung mereka untuk mengunjungi website kembali ((Flores, 2004; Hong and
Kim, 2004) dalam (Kabadayi & Gupta, 2011)).
2.1.10 Hubungan Website Quality, User Satisfaction, dan Intention to Revisit
Dalam penelitian (Byun & Finnie, 2011) yang berjudul Evaluating Usability,
User Satisfaction, and Intention to Revisit for Successful E-Government websites
dihasilkan bahwa usability sangat mempengaruhi kepuasan pengguna dan niat untuk
mengunjungi kembali. Selain itu, usability juga mempengaruhi intention to revisit
secara langsung tanpa perantara (kepuasan pengguna). Usability merupakan salah
satu bagian dalam kualitas website. Hal ini berarti bahwa secara tersirat kualitas
website mempengaruhi kepuasan pengguna dan niat untuk berkunjung kembali.
18
2.1.11 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini didukung oleh berbagai kajian empiris dari penelitian terdahulu
yang dapat menjadi landasan berfikir. Beberapa penelitian terkait dengan penelitian
ini dengan hasil dan metode analisis yang berbeda pernah dilakukan. Salah satunya
penelitian yang dilakukan oleh (Yaghoubi, et al., 2011) dengan judul Internet
bookstore quality assessment : Iranian Evidence. Tujuan dari penelitian ini adalah
(1) menilai kualitas website dalam 3 dimensi utama WebQual 4.0 dari perspektif
penguna (2) mengetahui seberapa penting masing-masing komponen WebQual 4.0
dalam mengevaluasi website (3) mengetahui apa pendapat pengguna mengenai
kualitas website. Dari hasil pengujian dengan menggunakan analisis GAP, diketahui
faktor seperti desain website lebih penting dari perspektif pengguna sehingga perlu
ditempatkan sebagai prioritad desainer website ini.
Selain itu (Loiacono, et al., 2002) melakukan penelitian dengan judul
WebQual Revisited : Predicting The Intent to Reuse a Website dengan metode
Structural Equation Model menggunakan LISREL. Adapun tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi level yang lebih tinggi dari laten variable dalam
model WebQual sehingga lebih memahami bagaimana memprediksi niat untuk
kembali menggunakan website. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh bahwa
Usefulness, Entertainment, dan Response time memberikan dampak yang signifikan
terhadap Intent to reuse dengan usefulness sebagai faktor dominan.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh (Byun & Finnie, 2011) dengan
judul penelitian Evaluating usability, user satisfaction and intention to revisit for
succesful e-government websites memiliki tujuan penelitian untuk mengevaluasi
website e-government dan menggambarkan efek kausal, yang menentukan sejauh e-
19
government website usability mempengaruhi kepuasan pengguna dan niat mereka
mengunjungi situs kembali. Hasil temuan dalam analisis ini menunjukkan bahwa
usability dengan kuat mempengaruhi kepuasan pengguna dan niat untuk kembali.
Adapun perbandingan dengan penelitian sebelumnya dapat dilihat pada tabel
2.1 dibawah ini:
Tabel 2. 1 Perbandingan dengan Penelitian Terdahulu
Sumber : Peneliti (2012)
20
Peneliti Tujuan penelitianVariabel Metodologi Penelitian
Unit analisisA B C Jenis
penelitian Metode
(Yaghoubi, et al., 2011)
Evaluasi website berdasarkan perspektif pengguna.
Website quality - - Kuantitatif IPA
Mahasiswa pascasarjana di University Sistan dan Baluchestan
(Loiacono, et al., 2002)
Identfikasi model WebQual yang mempengaruhi niat menggunakan kembali
Website Quality - Intent to
Reuse Kuantitatif CBSEM (LISREL)
Kelas-kelas bisnis disebuah universitas negeri yeng besar
(Byun & Finnie, 2011)
Analisis pengaruh usability terhadap US dan IR
Usability User Satisfaction
Intention to Revisit Kuantitatif CBSEM
(LISREL)
60 murid yang terdaftar dalam kurus desain website di sebuah universitas Korea
Peneliti
Evaluasi website e-government dan analisis pengaruh WQ terhadap US dan IR
Website Quality
User Satisfaction
Intention to Revisit Kuantitatif
SEM-PLS (Warppls)
GAP
Pegawai dalam Kementerian Koperasi dan UKM deputi pengkajian dan sumberdaya.
21
2.2 Kerangka Pemikiran
Penelitian ini dilakukan dengan adanya permasalahan yang ada pada website
smecda.com. Kemudian dilakukan studi literatur untuk mengumpulkan teori-teori
yang berkaitan dengan permasalahan tersebut sehingga dapat ditentukan model serta
variable-variabel penelitiannya. Setelah menentukan model penelitiannya dan
mengetahui variable-variabel yang terkait, langkah selanjutnya adalah pengumpulan
data penelitian yaitu dengan mendesain kuesioner dan menyebarkannya pada
populasi atau sampel yang telah ditentukan. Dan kuesioner yang telah disebarkan
dikumpulkan kembali untuk kemudian dilanjutkan pada tahap berikutnya yaitu tahap
analisis. Pada penelitian ini, digunakan 2 metode analisis yaitu analisis PLS-SEM
dan analisis Important Performance Analysis (IPA) atau yang biasa disebut dengan
GAP analisis. Dimana pada tahap analisis menggunakan PLS-SEM, terdapat
pengujian validitas dan reliabilitas terhadap hasil kuesioner terlebih dahulu.
Kemudian tahap analisis selesai dilakukan, langkah berikutnya adalah
menginterpretasikan hasil analisis sehingga dapat diketahui rekomendasi apa yang
dapat diberikan untuk permasalahan yang ada. Dan pada akhirnya akan dibuat
simpulan dan saran atas penelitian ini.
22
Sumber : Peneliti (2012)
Identifikasi Masalah
Analisis data dengan
PLS-SEM dan IPA/GAP analisis
Studi Literatur
Pembuatan Model dan Variabel Penelitian
Pengumpulan data penelitian (desain kuesioner, penyebaran dan pengumpulan
kuesioner)
Simpulan dan saran
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran
23
Berikut merupakan model penelitian yang digunakan :
H3
H4
H1 H2
Sumber : Peneliti (2012)
2.2 Hipotesis
Berdasarkan berbagai teori yang telah dijabarkan dalam kajian pustaka, dan
untuk memenuhi tujuan penelitian, maka dalam penelitian ini dikembangkan
hipotesis untuk pengujian sebagai berikut :
Pengujian mengenai Website Quality berpengaruh terhadap User Satisfcation
Hipotesis 1 :
Ho : Website Quality tidak memiliki pengaruh terhadap User Satisfaction
pada website SMECDA.COM
Ha : Website Quality memiliki pengaruh terhadap User Satisfaction pada
website SMECDA.COM
Pengujian mengenai User Satisfaction berpengaruh terhadap Intention to
Revisit
Website Quality
User Satisfaction
Intention to Revisit
Gambar 2. 1 Model Penelitian
Sumber : Peneliti (2012)
Gambar 2. 2 Model Penelitian
24
Hipotesis 2 :
Ho : User Satisfaction tidak memiliki pengaruh terhadap Intention to Revisit
pada website SMECDA.COM
Ha : User Satisfaction memiliki pengaruh terhadap Intention to Revisit pada
website SMECDA.COM
Pengujian mengenai Website Quality berpengaruh terhadap Intention to
Revisit
Hipotesis 3 :
Ho : Website Quality tidak memiliki pengaruh terhadap Intention to Revisit
pada website SMECDA.COM
Ha: Website Quality memiliki pengaruh terhadap Intention to Revisit pada
website SMECDA.COM
Pengujian mengenai Website Quality dan User Satisfaction secara simultan
berpengaruh terhadap Intention to Revisit
Hipotesis 4 :
Ho : Website Quality dan User Satisfaction terhadap Intention to Revisit pada
website SMECDA.COM
Ha : terdapat pengaruh secara simultan antara Website Quality dan User
Satisfaction terhadap Intention to Revisit pada website SMECDA.COM