library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab1doc/2014-2... · web viewindonesia...

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai jenis badan usaha berbadan hukum, salah satu diantaranya adalah koperasi. 1 Koperasi adalah suatu perkumpulan atau organisasi yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang memberikan kebebebasan masuk dan keluar sebagai anggota yang ada. 2 Adanya koperasi membantu perkembangan di sektor perekonomian Indonesia sehingga lalu lintas ekonomi Indonesia berdampak positif dengan adanya koperasi. Jika diartikan secara terminologi, koperasi berasal dari kata “Co-operation” (co = bersama, operation = usaha) artinya usaha bersama. Secara sederhana koperasi dapat diartikan “Usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya”. Dari pengertian sederhana tersebut yang perlu diperhatikan adalah asas dan tujuan usaha bersama. Koperasi berasaskan kekeluargaan, tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. 3 Menurut Pasal 1 ayat 1 Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang selanjutanya disebut (“UU 1 Indonesia (a), Undang-undang Perkoperasian, UU No. 25 Tahun 1992, LN No. 116 Tahun 1992, No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian 2 R.T. Sutantya Rahardja Hadhikusuma, Hukum Koperasi Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2005), hlm. 1 3 Ibid., hlm. 3 1

Upload: vodung

Post on 10-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2014-2... · Web viewIndonesia memiliki berbagai jenis badan usaha berbadan hukum, salah satu diantaranya adalah koperasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia memiliki berbagai jenis badan usaha berbadan hukum, salah satu

diantaranya adalah koperasi.1 Koperasi adalah suatu perkumpulan atau organisasi

yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang memberikan kebebebasan

masuk dan keluar sebagai anggota yang ada.2 Adanya koperasi membantu

perkembangan di sektor perekonomian Indonesia sehingga lalu lintas ekonomi

Indonesia berdampak positif dengan adanya koperasi.

Jika diartikan secara terminologi, koperasi berasal dari kata “Co-operation” (co =

bersama, operation = usaha) artinya usaha bersama. Secara sederhana koperasi dapat

diartikan “Usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan untuk meningkatkan

kesejahteraan anggotanya”. Dari pengertian sederhana tersebut yang perlu

diperhatikan adalah asas dan tujuan usaha bersama. Koperasi berasaskan

kekeluargaan, tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya.3

Menurut Pasal 1 ayat 1 Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang

Perkoperasian yang selanjutanya disebut (“UU Perkoperasian”) bahwa koperasi

adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang dengan melandaskan

kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat

berdasar atas asas kekeluargaan. Walaupun hanya didasari atas asas kekeluargaan,

akan tetapi koperasi ini memiliki daya saing yang cukup tinggi di bidang

perekonomian.

Koperasi dalam menjalankan kegiatan usaha harus sesuai dengan jenis koperasi

yang didasarkan atas adanya kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi

anggotanya.4 Dalam kegiatan-kegiatan usaha tidak jarang koperasi harus berhadapan

dan dapat bersaing dengan badan-badan usaha lain berbadan hukum maupun tidak

1 Indonesia (a), Undang-undang Perkoperasian, UU No. 25 Tahun 1992, LN No. 116 Tahun 1992, No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian2 R.T. Sutantya Rahardja Hadhikusuma, Hukum Koperasi Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2005), hlm. 13 Ibid., hlm. 34 Indonesia (a), Op.cit., Pasal 19

1

Page 2: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2014-2... · Web viewIndonesia memiliki berbagai jenis badan usaha berbadan hukum, salah satu diantaranya adalah koperasi

2

berbadan hukum seperti perusahaan perseorangan, firma, cv, dan berbadan hukum

seperti yayasan, perseroan terbatas maupun sesama koperasi.

Alasan mengapa koperasi dapat bersaing dengan badan usaha – badan usaha

yang lain adalah sebagai berikut:

1. Koperasi pada dasarnya juga merupakan suatu organisasi atau lembaga ekonomi;2. Koperasi mempunyai landasan mental yakni rasa setia kawan dan kesadaran

berpribadi antar para anggota;3. Koperasi dapat memperoleh modal usaha yang berasal dari simpanan-simpanan

anggotanya;4. Koperasi dibina dilindungi dan diatur oleh undang-undang;5. Selain itu pemerintah ikut serta membantu dan mengembangkannya.5

Koperasi dapat memperoleh status badan hukum setelah akta pendiriannya

disahkan oleh pemerintah.6 Dengan statusnya sebagai badan hukum maka status

hukum antara koperasi sebagai suatu organisasi dan status hukum beserta harta

kekayaan para pendirinya sudah secara tegas terpisah. Dengan demikian, pendiri dan

anggotanya terdapat perbedaan dalam operasional sehari-hari. Pemisahan status

hukum ini termasuk juga pemisahan secara tegas harta kekayaan keduanya.

Dapat kita ketahui, suatu koperasi sudah merupakan badan hukum maka

koperasi tersebut juga seperti subjek hukum karena hukum telah mengaturnya

demikian. Koperasi yang berbadan hukum dapat bertindak dan berwenang untuk

melakukan perikatan atau tindakan hukum lainnya sebagaimana layaknya orang

pribadi atau badan hukum pribadi dan dapat dituntut atau dikenakan sanksi dan

hukuman.7

Sanksi dan hukuman yang diberikan merupakan bentuk dari tanggung jawab

yang harus ditanggung pengurus. Segala bentuk pengelolaan dan kegiatan usaha

yang dilakukan koperasi apabila menimbulkan kesalahan yang mengakibatkan

dampak negatif harus dipertanggungjawabkan. Hal ini sesuai dengan Pasal 31 UU

Perkoperasian yang menyebutkan bahwa pengurus bertanggungjawab mengenai

segala kegiatan pengelolaan koperasi dan usahanya kepada rapat anggota atau rapat

angota luar biasa.

5 R.T. Sutantya Rahardja Hadhikusuma, Op cit., hlm. 616 Indonesia (a), Op.cit., Pasal 3 dan Pasal 9 lihat juga Indonesia (b), Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Tentang Peraturan Pemerintah Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi, PP No. 4 Tahun 1994, LN No. 8, TLN 3540, Pasal 47 Andjar Pachta W., et al., Hukum Koperasi Indonesia (Pemahaman, Regulasi, Pendirian, dan Modal Usaha), (Jakarta:Kencana, 2005), hlm. 94

Page 3: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2014-2... · Web viewIndonesia memiliki berbagai jenis badan usaha berbadan hukum, salah satu diantaranya adalah koperasi

3

Dalam menunjang adanya kegiatan usaha koperasi, telah diatur tentang sumber

dana (modal) yang didapat oleh koperasi. Menurut pasal 41 dan 42 UU

Perkoperasian menyebutkan bahwa modal koperasi terdiri atas modal sendiri, modal

pinjaman dan modal penyertaan. Koperasi melaksanakan kegiatan usaha dan harus

tersedia sejumlah modal baik untuk investasi maupun modal kerja. Anggota koperasi

adalah pemilik koperasi maka anggota oleh koperasi berkewajiban menyediakan

modal tersebut untuk digunakan koperasi. Maka dari itu, anggota diwajibkan

menyetor simpanan pokok dan simpanan wajib, ditambah dengan dana cadangan

yang disisihkan dari Sisa Hasil Usaha (“SHU”) dan hibah (jika ada) maka

terbentuklah modal sendiri yang dikuasai koperasi.8 Jumlah modal sendiri terasa

cukup untuk membiayai semua kebutuhan modal koperasi maka akan semakin sehat

kondisi permodalan koperasi tersebut.

Kegiatan usaha investasi dapat dilakukan oleh koperasi sebagai badan hukum.

Ini sesuai dengan pasal 5 ayat (1) Undang-undang No 25 Tahun 2007 tentang

Penanaman Modal telah ditentukan bentuk badan usaha yang dapat melakukan

penanaman modal dalam negeri.

Salah satu dari koperasi yang melakukan investasi adalah Koperasi Cipaganti

Karya Guna Persada (“KCKGP”). KCKGP sejak 2002 telah dikenal sebagai Icon

Bisnis Berbasis Ekonomi Kerakyatan terbesar di Jawa Barat, bahkan mungkin

hampir di seluruh Indonesia. Posisi strategis menjadikan KCKGP mampu menarik

sekitar 8000 mitra usaha yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia dan

diperkirakan lebih dari 50 % merupakan pensiunan BUMN & PNS. Mereka secara

sadar dan bermodalkan trust yang sangat tinggi telah sepakat untuk bermitra dengan

KCKGP melalui mekanisme penyertaan modal usaha dengan nilai modal minimum

Rp. 1.000.000.000,-. Sebagai bentuk timbal balik, KCKGP menjanjikan profit/bagi

hasil di kisaran 1,5 – 2% setiap bulannya. Kegiatan usaha yang dilakukan KCKGP

salah satunya adalah investasi saham kepada PT Cipaganti Citra Graha Tbk

(“CCG”)9

Pada brosur-brosur dan marketing kit-nya, pihak KCKGP melakukan

pengumpulan dana dari masyarakat untuk kerjasama pembiayaan investasi alat-alat

berat, usaha rental alat berat di sektor pertambangan, kegiatan perumahan, SPBU, 8 Soemarmo Atmosoedarmo., et al., Koperasi Sebagai Badan Usaha Kajian Aspek Hukum dan Ekonomi, (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Koperasi dan Pengusaha Kecil, 1996), hlm. 639Relawan, “Kronologis Kasus Koperasi Cipaganti,” <http://kimu.koperasicipaganti.co.id/kronologi.html>, diakses tanggal 28 November 2014

Page 4: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2014-2... · Web viewIndonesia memiliki berbagai jenis badan usaha berbadan hukum, salah satu diantaranya adalah koperasi

4

perhotelan dan kegiatan usaha yang dijalankan oleh PT Cipaganti Global

Transporindo. KCKGP melakukan kegiatan koperasi yang bekerja sama sekitar

8.700 mitra usaha yang ingin menanamkan modalnya dan telah terkumpul dana

sekitar 3,2 triliun rupiah. Dana mitra tersebut digunakan kepada PT. CCG sebesar Rp

200 miliar, PT CGT Rp 500 miliar, PT CGP Rp 885 juta.10 Pada awal tahun 2012,

KCKGP mulai mengalami berbagai kendala usaha yang telah mengganggu stabilitas

kinerjanya. Permasalahan timbul ketika dana dari masyarakat tidak dapat diputar

pada bisnis, karena bisnis yang digeluti KCKGP sedang mengalami penurunan.11

Kondisi ini pada akhirnya menyebabkan KCKGP mengalami kesulitan likuiditas dan

berdampak pada pembayaran bagi hasil profit bulanan kepada mitra menjadi

terlambat bahkan tertunda. Pengurus dari KCKGP hampir seluruhnya dari CCG.

Berikut di bawah ini adalah tabel komposisi pengurus KCKGP:

Tabel 1.1: Komposisi pengurus KCKGP

NO. PENGURUS KCKGP CCG

1 Andianto Setiabudi Pengawas Direktur Utama

2 H. Rochman Sunarya Saleh, SH, S.P.Not. Ketua  

3 Djulia Sri Redjeki Wakil Ketua Komisaris Utama

4 Susanto Hadi Bendahara I  

5 Yulinda Tjendrawati Bendahara II Komisaris

6 Cece Kadarsiman Sekertaris Wakil Direktur

Utama

Diolah: Januari 2015

Rochman sebagai ketua dari KCKGP, mengakui bahwa dirinya hanya dijadikan

boneka. Tanda tangan perihal keluar masuknya uang koperasi yang seharusnya itu

menjadi otoritasnya sebagai ketua koperasi namun kebijakan sepenuhnya dipegang

oleh keempat orang petinggi sebelumnya.12 Posisi seperti ini pun membuat rochman

tidak mengetahui aliran dana dari KCKGP itu sendiri.

10 Okan Firdaus,” Penipuan Cipaganti Group, Polisi: Bisa Ada Tersangka Baru,” http://news.liputan6.com/read/2071761/penipuan-cipaganti-group-polisi-bisa-ada-tersangka-baru, diakses tanggal 11 November 201511Finansialku,”Awas Investasi Bodong”,”<http://www.finansialku.com/awas-investasi-bodong/>, diakses tanggal 11 Februari 201512 Eries M. Rizal, “Ketua Koperasi Cipaganti Mengaku hanya Boneka,” <http://news.metrotvnews.com/read/2014/06/26/257816/ketua-koperasi-cipaganti-mengaku-hanya-boneka>, diakses tanggal 27 November 2014

Page 5: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2014-2... · Web viewIndonesia memiliki berbagai jenis badan usaha berbadan hukum, salah satu diantaranya adalah koperasi

5

CCG sudah melakukan penawaran umum (go public) dan telah tercatat (listed)

di bursa efek sejak 9 Juli 2013 dan masih diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia

sampai tanggal 26 Juni 2014. Harga sahamnya sempat mencapai harga penutupan

tertinggi yaitu Rp.410 per saham pada 28 Oktober 2013 dan CCG akhirnya ditutup di

harga Rp.54 pada 25 Juni 2014, atau -86,83% dari harga tertingginya. Selaku emiten

telah melakukan klarifikasi atas kepemilikan saham KCKGP yang ada di CCG yaitu

sebesar 4,4% saham atau 160.000.000 lembar saham dan menyatakan bahwa jumlah

saham tersebut tidak signifikan maka menurut Robertus Setiawan (Direktur

Keuangan) tidak akan membawa dampak terhadap Perseroan.13

Hingga Maret 2014, KCKGP gagal bayar atas bagi hasil maupun modal

penyertaan kepada mitra usahanya. Mitra usaha sudah tidak menerima bagi hasil dari

yang disebutkan dalam mekanisme penyertaan modal.14 Sampai saat ini upaya

hukum terus dilakukan oleh para mitra usaha untuk mendapatkan modal penyertaan

yang diberikan kepada pihak KCKGP.

Secara umum, jika digambarkan berikut ini adalah komparasi antara UU

Perkoperasian dengan yang terjadi pada KCKGP atas tanggung jawab yang

dilakukan oleh pengurus:

Tabel 1.2: Komparasi organ koperasi menurut UU Perkoperasian dengan KCKGP

Struktur OrganisasiKomparasi Koperasi

UU No. 25 Tahun 1992 KCKGP

13 Putu Djuanta, “Investasi Ala Koperasi Cipaganti,” <http://ekonomi.kompasiana.com/moneter/2014/06/26/investasi-ala-koperasi-cipaganti-669487.html>, diakses tanggal 28 November 201414 Ibid.

Page 6: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2014-2... · Web viewIndonesia memiliki berbagai jenis badan usaha berbadan hukum, salah satu diantaranya adalah koperasi

6

Pengurus

Pengurus dipilih dari dan oleh anggota

koperasi dalam rapat anggota.

Sesuai

Pengurus merupakan pemegang kuasa Rapat

Anggota.

Pengelola

Pengurus koperasi untuk mengangkat pengelola, maka

rencana pengangkatan tersebut diajukan

kepada Rapat Anggota untuk mendapat

persetujuan.

Pengawas

Pengawas dipilih dari dan oleh anggota

koperasi dan Rapat Anggota.

Anggota

Pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi.

Anggota koperasi dan Mitra usaha.

Hak & Kewajiban Pengurus

Pengurus bertanggung jawab mengenai segala kegiatan pengelolaan

Koperasi dan usahanya kepada Rapat Anggota

atau Rapat Anggota Luar Biasa (Pasal 31)Rapat anggota sesuai

dengan wewenangnya.

.Tidak terjadi rapat anggota

Modal penyertaan diatur dalan PP 33 Tahun 1998

Penyerta modal juga bertanggung jawab atas modal yang ditanamkan

dalam koperasi

Ditanggung oleh pengurus

Diolah: Januari 2015

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan di atas, maka disusunlah rumusan masalah di bawah ini:

Page 7: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2014-2... · Web viewIndonesia memiliki berbagai jenis badan usaha berbadan hukum, salah satu diantaranya adalah koperasi

7

1. Bagaimana mekanisme pertanggungjawaban pengurus koperasi menurut UU

Perkoperasian?

2. Apakah mekanisme pertanggungjawaban pengurus KCKGP sudah sesuai

dengan UU Perkoperasian?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Memperoleh pengalaman serta mencoba menerapkan atau membandingkan

pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh semasa kuliah dengan kenyataan di

masyarakat merupakan bukti dari kemampuan penulis. Penulis mampu menganalisis,

mengembangkan dan mengimplementasikan ilmu, pengetahuan dan keterampilan

padasaat dilakukan penelitian suatu masalah ataupun sesuai dengan bidang ilmu

terkait.

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

a. Untuk mengetahui hukum positif yang mengatur tentang

pertanggungjawaban badan hukum koperasi di Indonesia.

b. Untuk mengetahui pertanggungjawaban pengurus KCKGP telah

sesuai atau tidak sesuai dengan UU Perkoperasian.

2. Tujuan Khusus

Di samping tujuan di atas, ada tujuan individual yang dimiliki yaitu

penulis melakukan penelitian untuk menyelesaikan skripsi. Skripsi ini

sebagai bahan studi bagi mahasiswa hukum dan syarat untuk mendapatkan

gelar sarjana.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat menjadi gambaran oleh masyarakat sebagai calon anggota

atau calon pengurus koperasi terhadap tindakan yang ingin menjadikan koperasi

sebagai mitra usaha serta evaluasi bagi pemerintah tentang koperasi sebagai suatu

badan hukum yang melakukan kegiatan usaha sehingga tidak akan terjadi kesalahan

dalam memilih mitra usaha. Diharapkan penelitian ini sebagai pedoman bagi peminat

hukum koperasi maupun masyarakat luas yang akan meneliti hal-hal tentang

kegiatan usaha pada koperasi. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan

Page 8: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2014-2... · Web viewIndonesia memiliki berbagai jenis badan usaha berbadan hukum, salah satu diantaranya adalah koperasi

8

informasi yang jelas tentang pembaharuan hukum dalam kegiatan usaha khususnya

investasi pada suatu badan hukum dan informasi pertanggungjawaban pengurus

koperasi.

1.4 Metode Penelitian

Membuat suatu penelitian ilmiah jelas harus menggunakan metode, karena ciri

khas ilmu adalah dengan menggunakan metode. Metode berarti penyelidikan yang

berlangsung menurut suatu rencana tertentu. Menempuh suatu jalan untuk mencapai

tujuan, dengan ini berarti peneliti tidak bekerja acak-acakan. Langkah-langkah yang

diambil harus jelas ada pembatasan tertentu untuk menghindari jalan yang

menyesatkan dan tidak terkendalikan.15 Oleh karena itu, metode ilmiah lahir dari

adanya pembatasan secara tegas bahasa yang dipakai oleh ilmu tertentu.16

Sarana pokok dalam membantu pengembangan ilmu pengetahuan juga dapat

melalui penelitian. Hal ini di karenakan, penelitian bertujuan untuk mengungkapkan

kebenaran sistematis, metodologis dan konsisten. Di dalam presos penelitian terdapat

data-data yang diolah dan dianalisa terhadap data tersebut yang menghasilkan karya

ilmiah.17 Dikarenakan penelitian merupakan suatu sarana bagi pengembangan ilmu

pengetahuan , maka harus terdapat uraian tentang tata cara (teknik) penelitian yang

harus dipergunakan sesuai dengan ilmu pengetahuan yang menjadi objek penelitian.

Hukum merupakan objek dari penelitian ini, maka metode yang sesuai untuk menjadi

teknik penelitian adalah metode penelitian hukum. Dengan metodologi akan terlihat

jelas bagaimana suatu penelitian dilakukan. Dalam garis besarnya uraian metodologi

pada setiap usulan penelitian berisi mengenai metode pendekatan, tipe penelitian,

lokasi penelitian, tata cara sampling, alat pengumpulan data, analisis data dan tahap-

tahap penilitian.18

UU Perkoperasian sebagai dasar dari penelitian ini, maka metode pendekatan

yang digunakan adalah metode pendekatan normatif empiris.19 Metode penelitian

hukum normatif adalah suatu prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan 15 Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Surabaya: Bayumedia, 2005) hlm. 29416 C.A van Peursen, De Opbouw van de Wetenschap, een inleiding in de Wetenschapsleer, Boom Mapel Amsterdam, 1980 di Indonesiakan oleh J. Drost, Susunan Ilmu Pengetahuan, Sebuah Pengantar Filsafat Ilmu, cetakan ketiga, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), hlm. 1617 Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat), (Jakarta: Raja Grafindo, 1985), hlm. 118 Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, (Jakarta: Sinar Grafika, 1991), hlm. 3219 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1986), hlm. 53

Page 9: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2014-2... · Web viewIndonesia memiliki berbagai jenis badan usaha berbadan hukum, salah satu diantaranya adalah koperasi

9

kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatifnya. Logika

keilmuan yang ajeg dalam penelitian hukum normatif dibangun berdasarkan disiplin

ilmiah dan cara-cara kerja hukum itu sendiri.20 Seyogyanya metode pendekatan

normatif empiris hanya melakukan penelitian berdasarkan kepustakaan, akan tetapi

di dalam penelitian ini dibutuhkan juga data primer guna mendukung data sekunder

yang ada. Hal ini dikarenakan adanya studi terkait kasus KCKGP.

Metode pendekatan normatif empiris sebagai metode yang digunakan dalam

penelitian ini bersifat deskripif analisis.21Penelitian ini dilakukan dengan cara

pengumpulan data primer dan sekunder hukum, data primer hanya sebagai data

pendukung yang dibutuhkan terhadap data sekunder, sehingga teknik pengumpulan

data dilakukan dengan wawancara atau angket dan studi dokumen atau kepustakaan.

Deskriptif dan analisis disini memiliki arti yaitu cara memecahkan rumusan masalah

penelitian dengan cara menjelaskan keadaan objek yang diteliti atas dasar fakta-fakta

yang terjadi saat ini. Seperti yang saya jelaskan diatas, objek yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah kasus KCKGP. Kasus KCKGP di analisis dengan teori-teori

yang ada dan UU Perkoperasian yang berlaku. Untuk mempermudah penelitian yang

dilakukan, penulis membutuhkan tabel metode penelitian. Tabel metode penelitian

adalah sebagai berikut:

Tabel 1.3: Metode Penelitian

NAMA

DATA

BENTUK

DATASUMBER

TEKNIK

PENGUMPULANINFORMAN

Sejarah dan Primer Forum Wawancara Mitra 20 Johnny Ibrahim, Op.cit., hlm. 5721 Soerjono Soekanto, Op.cit., hlm. 50

Page 10: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2014-2... · Web viewIndonesia memiliki berbagai jenis badan usaha berbadan hukum, salah satu diantaranya adalah koperasi

10

Profil

KCKGP

Silaturahmi

Mitra Usaha

KCKGPKoperasi

Sekunder Internet Kajian Dokumen

Kementrian

UKM dan

Koperasi

PrimerPegawai

KementrianWawancara Asdep I

SekunderPP No. 9

Tahun 1995Kajian Dokumen

Peraturan

Kementrian

Koperasi SekunderUU No. 25

Tahun 1992Kajian Pustaka -

Perlindungan

KoperasiPrimer

Dewan

Koperasi

Indonesia

(Dekopin)

WawancaraDirektur

Perencanaan

Diolah: Desember 2014

1.4.1. Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui 4 tahap, di setiap tahap penulis melakukan

cara yang berbeda. Berikut adalah skema tahapan penelitian:

Diolah: Desember 2014

Gambar 1.1 : Tahap-tahap penelitian

A. Tahap I

Pengumpulan data primer dilakukan dengan melakukan studi

lapangan pada tempat objek penelitian. Sehingga akurasi data primer ini

tidak diragukan lagi kualitas datanya. Data primer dapat dilakukan

Tahap I

Pengumpulan Data Primer

Pengumpulan Data Sekunder

Tahap II

Wawancara

Pencarian Literatur

Tahap III

Analisis Data

Tahap IV

Hasil Penelitian

Penutup

Page 11: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2014-2... · Web viewIndonesia memiliki berbagai jenis badan usaha berbadan hukum, salah satu diantaranya adalah koperasi

11

dengan cara kuesioner atau angket, metode angket yaitu pernyataan

tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang diketahui.22

Tidak hanya dengan data primer, penulis juga menggunakan data

sekunder untuk mendukung skripsi ini. Data sekunder adalah data yang

di dapat melalui perantara atau bahan-bahan pustaka.23 Data sekunder

menurut Soerjono Soekanto mencakup bahan hukum primer, bahan

hukum sekunder dan bahan hukum tertier.24 Bahan hukum primer yang

dipakai dalam penelitian ini adalah Kitab Undang-Undang Hukum

Perdata (Burgerlijk Wetboek), UU Perkoperasian, Undang-Undang No.

28 Tahun 2004 tentang Yayasan, Undang-undang No. 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas, PP No. 4 Tahun 1994, PP No. 9 Tahun 1995,

PP No. 33 Tahun 1998, pengumpulan data yang dilakukan berasal dari

bahan kepustakaan yang berfungsi mendukung keterangan atau

menunjang kelengkapan data primer. Terlepas dari bahan hukum primer,

penelitian ini juga menggunakan bahan hukum sekunder yang

memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer seperti hasil-hasil

penelitian yang pernah dilakukan dengan topik atau permasalah yang

sama, serta makalah-makalah, majalah, koran, atikel ilmiah, hasil karya

dari kalangan hukum yang mempunyai hubungan dengan judul dan

pokok permasalahan yang kemudian hasilnya nanti dibandingkan dengan

kenyataan yang ada dalam praktik. Selain kedua bahan hukum tersebut,

yang terakhir digunakan adalah bahan hukum tertier, guna memberikan

petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder

seperti kamus hukum, ensiklopedia, indeks kumulatif dan sebagainya.

B. Tahap II

Pada tahap ini, alat pengumpulan data yang dipergunakan tetap penelitian

kepustakaan dilengkapi dengan wawancara. Pencarian literatur atau kajian

pustaka dimulai dari UU Perkoperasian, Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun

1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan Akte Pendirian 22 Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Rineka Cipta, 2006), hlm. 15123 Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Op.cit., hlm. 1224 Soerjono Soekanto, Op.cit., hlm. 52

Page 12: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2014-2... · Web viewIndonesia memiliki berbagai jenis badan usaha berbadan hukum, salah satu diantaranya adalah koperasi

12

Perubahan Anggaran Dasar Koperasi, Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun

1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi.

Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 1998 tentang Modal Penyertaan Pada

Koperasi.

Didalam wawancara akan dipergunakan daftar pertanyaan yang terbuka

dan tertutup, yang pelaksanaannya akan dilakukan oleh petugas lapangan

(interviewer) secara sepenuhnya (daftar pertanyaan tidak boleh ditinggalkan,

untuk diisi sendiri oleh responden). Wawancara ini dilakukan kepada 4

responden yaitu Pertama, Bapak Trias Sujatmiko selaku Asisten Deputi I

Bidang Kelembagaan dan Badan Hukum Kementrian UKM dan Koperasi,

wawancara dengan beliau dilakukan selama bulan Juni 2015 melalui surat

elektronik (email) kepada beliau. Kedua, kepada Bapak Abdul Wahab selaku

Direktur Perencanaan Dewan Koperasi Indonesia, wawancara ini dilakukan

secara langsung di kantornya pada bulan Mei 2015. Ketiga, kepada Bapak

Johan selaku Wakil Ketua Perwakilan Forum Silaturahmi Mitra Usaha

Cipaganti yang selanjutanya disebut (“Forum Silaturahmi”) wilayah

Bandung, wawancara dilakukan secara accidental dikarenakan bertemu

dengan beliau secara tidak sengaja di kantor Komite Investasi Mitra Usaha

(“KIMU”) yang bersebelahan dengan kantor Forum Silaturahmi tersebut.

Keempat, kepada Ibu Eva Marbun, selaku Wakil Ketua Perwakilan Forum

Silaturahmi wilayah Jakarta, wawancara dengan beliau dilakukan dengan

wawancara struktural yang telah dipersiapkan pertanyaan-pertanyaan dari

penulis yang nantinya akan dijawab oleh beliau.

C. Tahap III

Data-data yang telah tealah dimiliki setelah mengalami proses

pengumpulan, selanjutnya di analisis sesuai dengan klasifikasi dari masing-

masing data. Wawancara, kajian pustaka dan kajian dokumen dilakukan

dengan cara kualitatif, berbeda dengan angket atau kuesioner yang dilakukan

dengan cara kuantitatif.

D. Tahap IV

Hasil penelitian adalah tahap akhir dalam penulisan skripsi. Berdasarkan

atas data-data yang diperoleh dan analisis data, penulis dapat memberikan

Page 13: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2014-2... · Web viewIndonesia memiliki berbagai jenis badan usaha berbadan hukum, salah satu diantaranya adalah koperasi

13

simpulan dari hubungan fakta dengan konsep. Korelasi antar keduanya

dituangkan pada bagian analisis antara fakta dengan konsep.

1.5 Sitematika Penulisan

Suatu syarat makalah dapat dikategorikan sebagai makalah yang baik, yaitu

dengan cara penulisan yang tersistematis. Adapun susunan makalah sebagai berikut:

o BAB I yang berjudul pendahuluan yang terdiri atas latar belakang

permasalahan, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode

penelitian, dan sistematika penulisan.

o BAB II yang berjudul studi kepustakaan yang berisi mengenai teori dan

konsep yang didalamnya menyangkut teori koperasi, teori organ koperasi,

dan teori tanggung jawab. Konsep yang ada yaitu konsep koperasi, konsep

organ koperasi, konsep koperasi sebagai badan hukum dan konsep kegiatan

koperasi.

o BAB III yang berjudul hasil penilitian yang berisi tentang hasil-hasil dari

wawancara kepada narasumber, kajian pustaka dan kajian dokumen yang

ada. Hasil-hasil tersebut merupakan proses pengesahan badan hukum,

anggaran dasar dan komparasi dari koperasi, yayasan dan perseroan terbatas

(PT).

o BAB IV yang berjudul analisis yang berisi berisi tentang kronologis

KCKGP, pertanggungjawaban pengurus koperasi menurut UU dan

hubungan antar keduanya. Dari hubungan kedua tersebut timbul beberapa

temuan hukum.

o BAB V yang berjudul penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran dari

penulis terhadap pertanggungjawaban pengurus koperasi terhadap kegiatan

usaha yang dilakukannya. Kesimpulan ini merupakan uraian terakhir dari

penulis berdasarkan pembahasan yang telah ditulis pada bab sebelumnya.

Adapun saran hanya sebagai usulan penulis yang sifatnya rekomendasi.

Page 14: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2014-2... · Web viewIndonesia memiliki berbagai jenis badan usaha berbadan hukum, salah satu diantaranya adalah koperasi

14