library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab1doc/2012-1... · web viewdepartemen...

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) merupakan salah satu dari lima Taman Nasional yang pertama kali diumumkan di Indonesia pada tahun 1980 oleh Menteri Pertanian dan ditetapkan dengan SK Menteri Pertanian No. 736/Mentan/X/1982 meliputi luas 15.196 ha. Pada tahun 2003 melalui SK Menteri kehutanan No. 174/KPTS-II/2003 dilakukan perluasan dari 15.196 ha menjadi 21.975 ha. Perluasan dilakukan mengingat kawasan disekitar TNGGP merupakan habitat dan daerah jelajah beberapa jenis satwa langka dan dilindungi seperti Surili, Owajawa, Macan Tutul dan beberapa jenis burung yang perlu dilindungi dan dilestarikan. Departemen kehutanan telah menunjuk 21 Taman Nasional sebagai Taman Nasional Model, dan salah satunya

Upload: dinhnga

Post on 01-Jul-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2012-1... · Web viewDepartemen kehutanan telah menunjuk 21 Taman Nasional sebagai Taman Nasional Model, dan salah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) merupakan salah satu

dari lima Taman Nasional yang pertama kali diumumkan di Indonesia pada tahun

1980 oleh Menteri Pertanian dan ditetapkan dengan SK Menteri Pertanian No.

736/Mentan/X/1982 meliputi luas 15.196 ha. Pada tahun 2003 melalui SK Menteri

kehutanan No. 174/KPTS-II/2003 dilakukan perluasan dari 15.196 ha menjadi 21.975

ha. Perluasan dilakukan mengingat kawasan disekitar TNGGP merupakan habitat dan

daerah jelajah beberapa jenis satwa langka dan dilindungi seperti Surili, Owajawa,

Macan Tutul dan beberapa jenis burung yang perlu dilindungi dan dilestarikan.

Departemen kehutanan telah menunjuk 21 Taman Nasional sebagai Taman

Nasional Model, dan salah satunya adalah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

(TNGGP). Sebagai Taman Nasional Model, diharapkan suatu saat TNGGP menjadi

taman nasional yang mandiri, yang mampu mengelola secara langsung Penerimaan

Negara Bukan Pajak (PNBP) dan pemasukan yang sah, sehingga dapat dikelola

secara lestari, efektif dan efisien. Berbagai kegiatan telah dilakukan oleh Balai

TNGGP dalam upaya menuju kemandiriannya. Terdapat tiga hal penting yang

merupakan fokus perencanaan berkaitan dengan keberadaan TNGGP sebagai taman

nasional model yaitu ekowisata, pendidikan konservasi dan penelitian.

Page 2: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2012-1... · Web viewDepartemen kehutanan telah menunjuk 21 Taman Nasional sebagai Taman Nasional Model, dan salah

Taman nasional seperti sumber daya lingkungan lainnya dan barang-barang

publik yang digunakan oleh manusia bisa mendapatkan keuntungan dengan berbagai

cara. Sumber daya lingkungan memiliki banyak fungsi yang berkaitan dengan

fungsi-fungsi ekologis.Mereka juga menawarkan sumber daya rekreasi untuk semua

orang yang mengunjungi taman ini. Taman nasional yang ditawarkan sebagai situs

ekowisata dapat meningkatkan pendapatan nasional, dan memiliki dampak ekonomi

kepada masyarakat di sekitar kawasan taman nasional. Kemudian, hal itu dapat

membuat pertumbuhan ekonomi nasional.Gunung Gede Pangrango National Park

(TNGP) telah lama dikenal sebagai situs ekowisata populer di Indonesia, dalam

kurun waktu 8 tahun terakhir (2002 – 2009), TNGGP mampu menarik lebih dari

19% dari rata-rata total pengunjung seluruh TN di Indonesia per tahun.

Dibandingkan dengan TN lainnya, jumlah kunjungan wisata alam TNGGP berada

pada posisi ketiga setelah TN Bomo Tengger Semeru di Provinsi Jawa Timur yang

menarik lebih dari 30% pengunjung TN di Indonesia per tahun dan TN Gunung

Rinjani di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang menarik lebih dari 20% pengunjung

TN di Indonesia per tahun (Badan Planologi Kehutanan, 2007).

Tujuan kunjungan ke TNGGP didominasi untuk kegiatan rekreasi alam

(47,82%), pendakian gunung (40,52%), sisanya berkemah (4,35%), widyawisata

(2,12%), penelitian (0,66%), dan kegiatan lainnya (4,53%). Tetapi jumlah

pengunjung TNGGP dari tahun 2006 sampai 2009 mengalami fluktuasi kurang

stabil, bahkan cenderung mengalami penurunan. Fluktuasi kunjungan ini tentunya

tidak diinginkan terjadi pada TN model yang diharapkan dapat dikelola secara

mandiri. (Gambar 1).

Page 3: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2012-1... · Web viewDepartemen kehutanan telah menunjuk 21 Taman Nasional sebagai Taman Nasional Model, dan salah

85.000 83360

80000

75000 69937 68735

70000 67980

65000

60000

2006 2007 2008 2009

Sumber : Olahan Data Balai Besar TNGGP

Gambar 1.1 Tren Pengunjung Wisata Alam TNGGP dalam Empat Tahun Terakhir

(2006-2009)

Hasil observasi singkat di TNGGP menunjukkan bahwa rata-rata pengunjung

wisata alam TNGGP selama 8 tahun terakhir (2002-2009) mencapai lebih dari

66.526 orang per tahun (98,64% wisatawan domestik) dengan harga tiket masuk Rp

2.500 per orang per hari (wisatawan mancanegara). Berdasarkan dari informasi Sub

Direktorat Kawasan Pelestarian dan Taman Buru, Direktorat jenderal PHKA,

Departemen kehutanan, pembiayaaan kawasan konservasi di Indonesia rata-rata baru

berkisar antara US$ 5 sampai US$ 6 per ha/tahun. Sebagai perbandingan, di negara-

negara maju, pengelolaan dipandang telah efektif bila rata-rata pembiayaan sebesar

US$ 20 ha/tahun.

Page 4: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2012-1... · Web viewDepartemen kehutanan telah menunjuk 21 Taman Nasional sebagai Taman Nasional Model, dan salah

Hal penting untuk pengembangan, perencanaan dan pengelolaan destinasi

wisata pegunungan adalah pengelolaan sumber daya berkelanjutan dan konservasi

daerah alami. Pembangunan berkelanjutan di destinasi menyiratkan bahwa sumber

daya alam, budaya dan lainnya dilestarikan untuk membawa manfaat bagi

masyarakat saat ini tanpa mengorbankan kebutuhan masa depan. Destinasi dapat

membantu dalam membenarkan dan membayar untuk konservasi sumber daya alam

dan budaya jika sumber daya wisata pegunungan benar dikembangkan berdasarkan

konsep kelestarian.Sumber daya membutuhkan komitmen langsung dari individu-

individu dan masyarakat.Untuk menjadi komitmen, orang gunung harus memiliki

keyakinan dalam kapasitas mereka sendiri dan pengetahuan untuk menangani

lingkungan tantangan yang mereka hadapi.Mekanisme untuk berbagi manfaat

menggunakan pengetahuan tradisional, inovasi, dan praktek perlu dibentuk.

Di sisi lain, terdapat kontradiksi perkembangan pariwisata Indonesia yang

dapat digambarkan pada salah satu contoh kasus yang tergambarkan dari

pengumuman Singapore Tourism Board (STB) pada 2 Oktober 2011, yang

mengumumkan jumlah kunjungan wisatawan ke Singapura yang mengalami

peningkatan sekitar 20 persen, dari 9,7 juta tahun 2009 menjadi 11,6 juta orang tahun

2010. Menariknya, dari jumlah itu, peningkatan jumlah kunjungan wisatawan asal

Indonesia meningkat besar sekitar 32 persen dari 1.745.000 orang pada 2009 menjadi

2.305.000 orang pada tahun 2010. Peningkatan itu cukup signifikan, mengingat pada

tahun 2008 ke 2009 sempat mengalami penurunan sekitar 1 persen. Jumlah itu

mengukuhkan Indonesia menjadi penyumbang wisatawan nomor 1 terbanyak ke

Singapura, mengalahkan China (1.171.000), Australia (1.037.000), Malaysia

(880.000) dan India (829.000).Tak hanya Singapura, Indonesia juga ternyata masih

menjadi penyumbang utama kedua ke Malaysia tahun 2010 lalu. Data yang diperoleh

Page 5: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2012-1... · Web viewDepartemen kehutanan telah menunjuk 21 Taman Nasional sebagai Taman Nasional Model, dan salah

dari tourism.gov.my, wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Malaysia pada tahun

2010 mulai Januari-November berjumlah 2.247.938 orang, dan diperkirakan

mencapai 2,5 juta -2,6 juta orang jika ditambah bulan Desember 2010. Jumlah ini

sangat timpang dengan jumlah wisatawan asal Singapura dan Malaysia yang

berkunjung ke Indonesia pada tahun 2009 dan 2010. BPS mengumumkan jumlah

kunjungan wisatawan asing ke Indonesia tahun 2010 sebanyak 7 juta, dan target

2011 adalah 7,5 juta; jauh lebih kecil dibandingkan target Malaysia yang sudah

menargetkan 25 juta dan Singapura 12 juta orang. Bukti ini menjadi salah satu

bentuk kegagalan Indonesia dalam membangun destinasi wisata dalam negeri dan

kurang berhasilnya melakukan promosi yang benar untuk mendatangkan wisatawan

asing ke destinasi unggulan.Dalam konteks ini, selama ini pembahasan sering lebih

disibukkan bicara wisatawan intra-ASEAN, intra-Pasific dan seterusnya, tapi tidak

menaruh perhatian lebih pada sesuatu yang lebih riil yang menghidupkan industri

pariwisata kita yakni pariwisata intra-Indonesia atau intra-Nusantara. Dalam era

kompetitif saat ini, maka Indonesia perlu mendorong pemasaran dalam negeri ini

lebih agresif, memberikan dorongan baru untuk mempermudah mobilisasi wisatawan

nusantara itu, dan mendorong pertumbuhan destinasi secara lebih agresif dan nyata,

dengan cara, meningkatkan promosi pariwisata dalam negeri. Kenyataan lain

diketahui bahwa jumlah wisatawan nusantara (wisnus) tetap lebih banyak dan

meningkat berkembang dari 115.335.000 dari tahun 2007 menjadi 122.312.000 di

tahun 2010, dengan total pengeluaran 114,64 trilyun rupiah dan rata-rata perjalanan

1,96 hari. Sedangkan apabila disimak dari data kujungan wisatawan diketahui

mayoritas kunjungan destinasi adalah wisatawan remaja (usia 15 – 24 tahun

berpenghasilan dibawah 1,5 juta rupiah) misalnya pada 2010 di Kebun Raya Bogor =

61%, pada 2011 di Gunung Mas = 57%, pada 2011 di Ecopark Ancol = 73%.

Page 6: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2012-1... · Web viewDepartemen kehutanan telah menunjuk 21 Taman Nasional sebagai Taman Nasional Model, dan salah

Kotler et al. (2010) menyebutkan bahwa pemasaran online adalah suatu

sarana pemasaran langsung dengan perkembangan tercepat dan akan segera

menggantikan alat promosi lainnya seperti majalah, koran, dll.Perkembangan web

telah merubah pemikiran konsumen dalam hal kenyamanan, kecepatan, harga, serta

informasi produk dan jasa. Terkait dengan hal ini, diIndonesia telah terjadi kemajuan

pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi, makaberbagai pihak sebenarnya

telah berusaha untuk memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana

mempromosikan pariwisata Indonesia sehingga memungkinkan calon wisatawan

memperoleh akses informasi terkini mengenai tujuan wisata di Indonesia.Sedangkan

media internet tersebut sangat berpengaruh pada konsumen dan wisatawan terutama

pada usia remaja, seperti yang dikemukakan dari hasil penelitian Yahoo dan Taylor

Nelson Sofres (TNS ) Indonesia yang dilakukan terhadap 2.000 responden yang

mengikuti survey ini menunjukkan pengakses terbesar di Indonesia yaitu 64 %

adalah mereka yang berusia antara 15-19 tahun. 

Menanggapi kondisi ini, maka diperlukan suatu kajian yang membahas

tentang pengaruh analisis eksperimen informasi web destinasi pariwisata terhadap

sikap wisatawan mahasiswa, dalam kaitannya untuk mengembangkan pemasaran

destinasi wisata alam di Indonesia.

Melihat dari penjabaran diatas, tentunya akan sangat menarik dan berguna

bagi berbagai pihak. Hal tersebutlah yang melatar belakangi penulis memilih judul

“ANALISIS EKSPERIMEN ELABORATION LIKELIHOOD MODEL PADA

SIKAP WISATAWAN MAHASISWA TERHADAP SITUS WEB DESTINASI

PARIWISATA (STUDI KASUS DI TN. GUNUNG GEDE PANGRANGO)”.

Page 7: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2012-1... · Web viewDepartemen kehutanan telah menunjuk 21 Taman Nasional sebagai Taman Nasional Model, dan salah

1.2. Formulasi Masalah

Jenis dan bentuk informasi situs web www.gedepangrango.org dalam format

manakah yang paling sesuai untuk merubah sikap wisatawan remaja terhadap

Iklan/Informasi TNGGP, apakah berbentuk informasi yang bersifat sentral

dibandingkan dengan peripheral atau kondisi Kontrol?

Jenis dan bentuk informasi situs web www.gedepangrango.org dalam format

manakah yang paling sesuai untuk merubah sikap wisatawan remaja terhadap

Merek TNGGP, apakah berbentuk informasi yang bersifat sentral

dibandingkan dengan peripheral atau kondisi Kontrol ?

Jenis dan bentuk informasi situs web www.gedepangrango.org dalam format

manakah yang paling sesuai untuk merubah sikap wisatawan remaja terhadap

Ekowisata TNGGP, apakah berbentuk informasi yang bersifat sentral

dibandingkan dengan peripheral atau kondisi Kontrol ?

Jenis dan bentuk informasi situs web www.gedepangrango.org dalam format

manakah yang paling sesuai untuk merubah sikap wisatawan remaja terhadap

Intensi Pembelian TNGGP, apakah berbentuk informasi yang bersifat sentral

dibandingkan dengan peripheral atau kondisi Kontrol?

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari pembahasan ini, yaitu:

Untuk mengetahui jenis dan bentuk informasi dalam format manakah yang

paling sesuai untuk merubah sikap wisatawan remaja sesuai tingkat

kepedulian lingkungannya, apakah informasi yang bersifat sentral

Page 8: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2012-1... · Web viewDepartemen kehutanan telah menunjuk 21 Taman Nasional sebagai Taman Nasional Model, dan salah

dibandingkan dengan peripheral dalam pilihan kemasan isi pesan, kualitas,

warna, music, ambassador, dll.

Untuk mengetahui sikap wisatawan mahasiswa sesuai tingkat kepedulian

lingkungannya terhadap informasi web site destinasi ekowisata apabila

destinasi telah dikenal sebelumnya.

Hasil penelitian ini adalah formula dan pengayaan bagi upaya pengembangan

pemasaran destinasi wisata alam melalui media virtual. Diharapkan akan bermanfaat

baik ditinjau dari sudut pandang akademis maupun praktis (kebijakan), diantaranya

adalah:

1. Manfaat dari sisi akademis :

Penelitian akan menghasilkan inovasi baru persuasi destinasi via webserta

pengembangan destinasi wisata alam, yaitu dengan menggunakan

pendekatan eksperimental.

Sebagai sumbangsih peneliti terhadap pengembangan ilmu elaboration

likelihood model khususnya pada destinasi wisata alam.

2. Manfaat dari sisi praktis/terapan :

Menjadi perangkat penting dan kajian yang berguna dalam merencanakan

pengelolaan pengembangan promosi destinasi wisata alam dan untuk

meningkatkan mutu kebijakan pengembangan pemasaran destinasi wisata

alam

Page 9: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2012-1... · Web viewDepartemen kehutanan telah menunjuk 21 Taman Nasional sebagai Taman Nasional Model, dan salah

Memberikan nilai tambah pada produk/jasa wisata alam dan mendorong

peningkatan kinerja promosi wisata alam

1.4. Hipotesis

Menurut Kerlinger dan Lee (2000) dalam Seniati et al (2011).menyebutkan

bahwa penelitian psikologis melibatkan lebih dari sebuah hipotesis. Secara umum

ada dua hipotesis dalam penelitian eksperimental, yaitu hipotesis ilmiah (scientific

hypothesis)dan hipotesis statistic (statistical hypothesis). Hipotesis ilmiah memiliki

dua bentuk, yaitu hipotesis umum (general hypothesis) dan hipotesis eksplisit

(explicit hypothesis).

Berdasarkan berbagai kajian teori dapat diasumsikan bahwa akan terjadi

hubungan struktural perubahan sikap wisatawan mahasiswa terhadap informasi situs

web destinasi wisata alam, yang dapat dihipotesiskan sebagai berikut :

Ho1 : Dengan terpaan informasi dari situs web destinasi ekowisata pegunungan

TNGGP, maka dapat diprediksi bahwa tidak terdapat pengaruh ELM

terhadap sikap pada iklan/informasi.

Ha1 : Dengan terpaan informasi dari situs web destinasi ekowisata pegunungan

TNGGP, maka dapat diprediksi bahwa terdapat pengaruh ELM terhadap

sikap pada iklan/informasi.

Ho2 : Dengan terpaan informasi dari situs web destinasi ekowisata pegunungan

TNGGP, maka dapat diprediksi bahwa tidak terdapat pengaruh ELM

terhadap sikap pada merek.

Page 10: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2012-1... · Web viewDepartemen kehutanan telah menunjuk 21 Taman Nasional sebagai Taman Nasional Model, dan salah

Ha2 : Dengan terpaan informasi dari situs web destinasi ekowisata pegunungan

TNGGP, maka dapat diprediksi bahwa terdapat pengaruh ELM terhadap

sikap pada merek.

Ho3 :Dengan terpaan informasi dari situs web destinasi ekowisata pegunungan

TNGGP, maka dapat diprediksi bahwa tidak terdapat pengaruh ELM

terhadap intensi pembelian.

Ha3 : Dengan terpaan informasi dari situs web destinasi ekowisata pegunungan

TNGGP, maka dapat diprediksi bahwa terdapat pengaruh ELM terhadap

intensi pembelian.

Ho4 : Dengan terpaan informasi dari situs web destinasi ekowisata pegunungan

TNGGP, maka dapat diprediksi bahwa tidak terdapat pengaruh ELM

terhadap sikap pada ekowisata

Ha4 : Dengan terpaan informasi dari situs web destinasi ekowisata pegunungan

TNGGP, maka dapat diprediksi bahwa terdapat pengaruh ELM terhadap

sikap pada ekowisata

Ho5 : Dengan terpaan informasi dari situs web destinasi ekowisata pegunungan

TNGGP, maka dapat diprediksi bahwa tidak terdapat pengaruh Control

Procedure terhadap sikap pada iklan/informasi.

Ha5 : Dengan terpaan informasi dari situs web destinasi ekowisata pegunungan

TNGGP, makadapat diprediksi bahwa terdapat pengaruh Control Procedure

terhadap sikap pada iklan/informasi.

Page 11: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2012-1... · Web viewDepartemen kehutanan telah menunjuk 21 Taman Nasional sebagai Taman Nasional Model, dan salah

Ho6 : Dengan terpaan informasi dari situs web destinasi ekowisata pegunungan

TNGGP, maka dapat diprediksi bahwa tidak terdapat pengaruh Control

Procedure terhadap sikap pada merek.

Ha6 : Dengan terpaan informasi dari situs web destinasi ekowisata pegunungan

TNGGP, maka dapat diprediksi bahwa terdapat pengaruh Control Procedure

terhadap sikap pada merek.

Ho7 : Dengan terpaan informasi dari situs web destinasi ekowisata

pegunungan TNGGP, maka dapat diprediksi bahwa tidak terdapat

pengaruh Control Procedure terhadap intensi pembelian.

Ha7 : Dengan terpaan informasi dari situs web destinasi ekowisata pegunungan

TNGGP, maka dapat diprediksi bahwa terdapat pengaruh Control Procedure

terhadap intensi pembelian.

Ho8 :Dengan terpaan informasi dari situs web destinasi ekowisata pegunungan

TNGGP, maka dapat diprediksi bahwa tidak terdapat pengaruh Control

Procedure terhadap sikap pada ekowisata.

Ha8 : Dengan terpaan informasi dari situs web destinasi ekowisata pegunungan

TNGGP, maka dapat diprediksi bahwa terdapat pengaruh Control Procedure

terhadap sikap pada ekowisata.

1.5. Metodologi Penelitian

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi meliputi dua bagian pokok,

yaitu: Metode Studi Pustaka, dan Metode Analisis.

Page 12: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2012-1... · Web viewDepartemen kehutanan telah menunjuk 21 Taman Nasional sebagai Taman Nasional Model, dan salah

a. Metode Studi Pustaka

Dalam skripsi ini digunakan metode studi pustaka dengan mempelajari

buku- buku panduan yang berhubungan dengan topik dan penulisan

laporan skripsi sebagai landasan teori.

b. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan adalah MANOVA (GLM Multivariat)

yang merupakan program IBM SPSS statistics v20. dengan model ELM.

Analisis sistem dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu : (1)

Melakukan pemgamatan terhadap website TNGGP

www.gedepangrango.org, (2) Memberikan stimulan iklan central,iklan

peripheral,dan kelompok control, (3) Membagikan kuesioner kepada

wisatawan mahasiswa.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan skripsi ini disusun dengan urutan sebagai

berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini akan membahas mengenai latar belakang masalah,

formulasi masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metodologi yang dilakukan, serta sistematika penulisan untuk

menjelaskan pokok-pokok pembahasan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Page 13: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2012-1... · Web viewDepartemen kehutanan telah menunjuk 21 Taman Nasional sebagai Taman Nasional Model, dan salah

Bab ini berisikan tentang teori-teori yang mendukung dalam

penulisan skripsi, yang menjadi dasar bagi pemecahan masalah dan

didapat dengan melakukan studi pustaka sebagai landasan dalam

melakukan penulisan skripsi ini.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai Metode yang dipakai untuk

melakukan analisis Eksperimen, menjelaskan keterkaitan antara

variabel Independent dengan variabel dependent, pemecahan

masalah dengan merancang hipotesis, serta menjelaskan metode

MANOVA GLM Multivariat yang dipakai untuk program IBM

SPSS. Beberapa tahapan yang dilakukan pada bab ini adalah

menganalisis permasalahan yanga ada dengan menggunakan

metode Elaboration Likelihood Model pada iklan central, iklan

peripheral, dan kelompok control, untuk mengetahui sikap

wisatawan remaja terhadap situs web destinasi yaitu sikap pada

produk, sikap merek, sikap ekowisata, dan intemsi pembelian.

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Bab ini membahas mengenai gambaran umum perusahaan, sarana

yang dibutuhkan, dan penyelesaian hasil kuesioner yang dibagikan

kemudian diproses dengan program IBM SPSS statistics v20. dan

hasil perhitungan setiap pertanyaan pada variabel bebas apakah

Page 14: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab1DOC/2012-1... · Web viewDepartemen kehutanan telah menunjuk 21 Taman Nasional sebagai Taman Nasional Model, dan salah

berpengaruh pada variabel terikat. Dengan metode MANOVA

(GLM Multivariat) untuk mengukur sikap wisatawan remaja

mengenai informasi di situs website destinasi TNGGP yaitu

perubahan sikap terhadap produk, merek, ekowisata, dan intensi

pembelian.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini mengemukakan simpulan dari penelitian yang dilakukan

dan saran-saran yang diusulkan kepada stakeholders untuk

pengembangan lebih lanjut agar tercapai hasil yang lebih baik.