aldinosuprima.blog.uns.ac.id · web viewakumulasi penyusutan aset tetap analisis pertumbuhan...

36
PENDAHULUAN A. Profil Kabupaten Semarang Sejak 4 abad yang lalu dimasa Pajang-Mataram, Kabupaten Semarang telah ada dengan ibukota Semarang. Pada zaman itu "Gemente" (Kotapraja) belum ada. Ki Pandan Arang II atau dikenal sebagai Raden Kaji Kasepuhan (1547-1553) merupakan Bupati Semarang yang pertama, dinobatkan tanggal 2 Mei 1547, berkuasa hingga tahun 1574 dan mendapat pengesahan Sultan Hadiwijaya. Pada masa itu berhasil membuat bangunan yang dipergunakan sebagai pusat kegiatan pemerintah kabupaten. Pada zaman Pemerintahan Bupati R.M. Soebiyono, "Gemente (Kotapraja)" Semarang lahir, yaitu tepat tahun 1906. Berdasarkan Stadblad tahun 1906 S.O 120 dibentuklah pemerintahan kota. Pemerintah Kabupaten Semarang yang dipimpin oleh seorang Bupati dan Pemerintah Kotapraja untuk wilayah Semarang yang dipimpin oleh seorang Burgenmester. Dan semenjak itulah terjadi pemisahan antara Kabupaten Semarang dengan Kotapraja Semarang hingga saat ini. Berdasarkan UU no 13/1950 tentang Pembentukan Kabupaten- kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa Tengah, Kota Semarang ditetapkan sebagai ibukota Kabupaten Semarang. Namun, Kota Semarang adalah kotamadya yang memiliki pemerintahan sendiri, ditinjau dari segi pemerintahan Kota Semarang sebagai ibukota Kabupaten sangatlah kurang menguntungkan, maka timbullah gagasan untuk memindahkan ibukota Kabupaten Semarang ke Kota Ungaran yang pada saat itu masih dalam status kawedanan. 1

Upload: dinhlien

Post on 08-May-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: aldinosuprima.blog.uns.ac.id · Web viewAkumulasi Penyusutan Aset Tetap Analisis Pertumbuhan Pos-Pos Berdasarkan neraca dapat diketahui perubahan posisi asset pemda selama dua periode

PENDAHULUAN

A. Profil Kabupaten Semarang

Sejak 4 abad yang lalu dimasa Pajang-Mataram, Kabupaten Semarang telah ada

dengan ibukota Semarang. Pada zaman itu "Gemente" (Kotapraja) belum ada. Ki Pandan

Arang II atau dikenal sebagai Raden Kaji Kasepuhan (1547-1553) merupakan Bupati

Semarang yang pertama, dinobatkan tanggal 2 Mei 1547, berkuasa hingga tahun 1574 dan

mendapat pengesahan Sultan Hadiwijaya. Pada masa itu berhasil membuat bangunan yang

dipergunakan sebagai pusat kegiatan pemerintah kabupaten. Pada zaman Pemerintahan

Bupati R.M. Soebiyono, "Gemente (Kotapraja)" Semarang lahir, yaitu tepat tahun 1906.

Berdasarkan Stadblad tahun 1906 S.O 120 dibentuklah pemerintahan kota.

Pemerintah Kabupaten Semarang yang dipimpin oleh seorang Bupati dan Pemerintah

Kotapraja untuk wilayah Semarang yang dipimpin oleh seorang Burgenmester. Dan

semenjak itulah terjadi pemisahan antara Kabupaten Semarang dengan Kotapraja

Semarang hingga saat ini.

Berdasarkan UU no 13/1950 tentang Pembentukan Kabupaten-kabupaten dalam

lingkungan Propinsi Jawa Tengah, Kota Semarang ditetapkan sebagai ibukota Kabupaten

Semarang. Namun, Kota Semarang adalah kotamadya yang memiliki pemerintahan sendiri,

ditinjau dari segi pemerintahan Kota Semarang sebagai ibukota Kabupaten sangatlah

kurang menguntungkan, maka timbullah gagasan untuk memindahkan ibukota Kabupaten

Semarang ke Kota Ungaran yang pada saat itu masih dalam status kawedanan.

Sementara dilakukan pembenahan, tanggal 30 Juli 1979 oleh Bupati Kepala Daerah

Tk. II Semarang diusulkan oleh Pemerintah Pusat melalui Gubernur, agar Kota Ungaran

secara definitif ditetapkan sebagai ibukota Pemerintah Kabupaten Dati II Semarang. Dan

ditetapkan dengan PP no 29/1983 tentang Penetapan Status Kota Ungaran sebagai Ibukota

Pemerintah Kabupaten Dati II Semarang, yang berlaku peresmiannya tanggal 20 Desember

1983, yang terjadi pada masa pemerintahan Bupati Ir. Soesmono Martosiswojo (1979-

1985).

1

Page 2: aldinosuprima.blog.uns.ac.id · Web viewAkumulasi Penyusutan Aset Tetap Analisis Pertumbuhan Pos-Pos Berdasarkan neraca dapat diketahui perubahan posisi asset pemda selama dua periode

Sumber : Pemkab Semarang (www.semarangkab.go.id)

B. GEOGRAFI

Kota Semarang merupakan Ibukota Provinsi Jawa Tengah, berada pada perlintasan

Jalur Jalan Utara Pulau Jawa yang menghubungkan Kota Surabaya dan Jakarta. Secara

geografis, terletak diantara 109o 35‘ – 110o 50‘ Bujur Timur dan 6o 50’ – 7o 10’ Lintang

Selatan. Dengan luas 373,70 km2, Kota Semarang memiliki batas-batas wilayah

administrasi sebagai berikut :

- Sebelah utara : Laut Jawa

- Sebelah Selatan : Kabupaten Semarang

- Sebelah Timur : Kabupaten Demak dan Kabupaten Grobogan

- Sebelah Barat : Kabupaten Kendal

Secara topografi terdiri atas daerah pantai, dataran rendah dan perbukitan. Daerah

pantai merupakan kawasan di bagian Utara yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa

dengan kemiringan antara 0% sampai 2%, daerah dataran rendah merupakan kawasan di

bagian Tengah, dengan kemiringan antara 2 – 15 %, daerah perbukitan merupakan

kawasan di bagian Selatan dengan kemiringan antara 15 – 40% dan beberapa kawasan

dengan kemiringan diatas 40% (>40%).

Sesuai dengan letak geografis, dipengaruhi iklim daerah tropis yang dipengaruhi oleh

angin muson dengan 2 musim, yaitu musim kemarau pada bulan April – September dan

musim penghujan antara bulan Oktober – Maret. Curah hujan tahunan rata-rata sebesar

2.790 mm, suhu udara berkisar antara 230 oC sampai dengan 340 oC, dengan kelembaban

udara tahunan rata-rata 77%.

2

Page 3: aldinosuprima.blog.uns.ac.id · Web viewAkumulasi Penyusutan Aset Tetap Analisis Pertumbuhan Pos-Pos Berdasarkan neraca dapat diketahui perubahan posisi asset pemda selama dua periode

Kota Semarang dalam suatu sistem hidrologi, merupakan kawasan yang berada pada

kaki bukit Gunung Ungaran, mengalir beberapa sungai yang tergolong besar seperti yaitu

Kali Besole, Kali Beringin, Kali Silandak, Kali Siangker, Kali Kreo, Kali Kripik, Kali

Garang, Kali Candi, Kali Bajak, Kali Kedungmundu, Kali Penggaron. Sebagai Daerah

Hilir, dengan sendirinya merupakan daerah limpasan debit air dari sungai yang melintas

dan mengakibatkan terjadinya banjir pada musim penghujan. Kondisi ini diperparah oleh

karakteristik kontur wilayah berbukit dengan perbedaan ketinggian yang sangat curam

sehingga curah hujan yang terjadi di daerah hulu akan sangat cepat mengalir ke daerah

hilir. Pola tata guna lahan terdiri dari Perumahan, Tegalan, Kebun campuran, Sawah,

Tambak, Hutan, Perusahaan, Jasa, Industri dan Penggunaan lainnya dengan sebaran

Perumahan sebesar 33,70 %, Tegalan sebesar 15,77 %, Kebun campuran sebesar 13,47 %,

Sawah sebesar 12,96 %, Penggunaan lainnya yang meliputi jalan, sungai dan tanah kosong

sebesar 8,25 %, Tambak sebesar 6,96 %, Hutan sebesar 3,69 %, Perusahaan 2,42 %, Jasa

sebesar 1,52 % dan Industri sebesar 1,26 %.

C. SUMBER DAYA ALAM

Secara umum Kabupaten Semarang mempunyai sumber daya alam yang sangat

mendukung untuk pengembangan industri, pertanian dan pariwisata. Potensi sumber bahan

galian golongan C yang dapat dimanfaatkan antara lain : andesit sebesar 64,48 juta ton

dengan luas 174,48 Ha dan batu Basalt sebesar 3,12 juta ton dengan luas 62,25 Ha yang

tersebar di Kecamatan Ungaran, Pringapus, Bergas, Bawen, Tuntang dan Bringin. Tanah

liat sebesar 82,82 juta ton dengan luas 166,95 Ha tersebar di kecamatan Ungaran,

Pringapus, Bergas, Ambarawa, Bawen, Suruh, Susukan dan Bringin. Trass sebesar 43,57

juta ton seluas 224,5 Ha, tersebar di kecamatan Ungaran dan Bringin. Zeolite sebesar 15,79

juta ton, seluas 40,5 Ha di kecamatan Jambu. Bentonit sebesar 84,3 juta ton, seluas 843 Ha

di kecamatan Susukan dan Bringin, serta pasir batu sebesar 9,22 juta ton dengan luas 68,08

Ha di kecamatan Ungaran, Bergas, Ambarawa dan Banyubiru.

Sedangkan bahan galian golongan B terutama berupa gambut terdapat di Rawapening

dengan potensi sebesar 10 juta ton. Rawapening dengan luas kurang lebih 2.700 Ha, selain

mengandung potensi bahan galian golongan B, dimanfaatkan sebagai sumber air untuk

pengairan, pembangkit tenaga listrik, perikanan dan pertanian di lahan pasang surut rawa.

Disamping itu memiliki pemandangan alam yang cukup indah, sehingga sangat potensial

untuk pengembangan obyek wisata.

3

Page 4: aldinosuprima.blog.uns.ac.id · Web viewAkumulasi Penyusutan Aset Tetap Analisis Pertumbuhan Pos-Pos Berdasarkan neraca dapat diketahui perubahan posisi asset pemda selama dua periode

D. KEPENDUDUKAN

Jumlah dan laju pertumbuhan penduduk Kota Semarang menurut data BPS dari tahun

2003 sampai dengan akhir Desember tahun 2008 sebagai berikut :

Tabel Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2003-2008

Tahun

Jumlah

Penduduk (jiwa)

Tingkat Pertumbuhan Setahun

(%)

2003 1.378.193 2.09

2004 1.399.133 1.52

2005 1.419.478 1.45

2006 1.434.132 1.02

2007 1.454.594 1.43

2008 1.481.640 1.86

Sumber : Kantor BPS Semarang

E. GAMBARAN SEKILAS LKPJ TAHUN 2009

PP no 3 tahun 2007 merupakan tatacara pertanggungjawaban kepala daerah yang

merupakan revisi dari PP no. 56 tahun 2001 dan tindak lanjut dari UU no 32 tahun 2004

tentang Pemerintah Daerah. Dalam pelaksanaannya terdapat dua mekanisme tata cara

pertanggungjawaban yaitu melalui penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintah

Daerah (LPPD) kepada pemerintah dan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala

Daerah (LKPJ) kepada DPRD serta sistem informasi LPPD kepada masyarakat.

1. Urusan Pendidikan

Pemerintah Kota Semarang mampu mengalokasikan 35 persen APBD untuk

Urusan Pendidikan, jauh melebihi dari batas persentase minimum yang ditentukan

peraturan perundangan. APBD 2008 mengalokasikan Rp 505,986 milyar dan Rp

560,818 milyar pada APBD 2009. Besarnya anggaran pendidikan ini diimbangi

dengan peningkatan kualitas pengelolaan oleh dinas dan seluruh infrastruktur

pendidikan. Terjadi penurunan jumlah siswa SD dari 143.805 pada tahun 2008

menjadi 141.091 pada tahun 2009, demikian pula jenjang SMP turun dari 72.807 tahun

2008 menjadi 72.311 tahun 2009.

2. Urusan Pekerjaan Umum

Peningkatan kinerja pekerjaan umum terutama dalam peningkatan jumlah ruas

jalan dari 846,31 km pada tahun 2008 menjadi 2.689.636 km pada tahun 2009.

3. Urusan Kesehatan

4

Page 5: aldinosuprima.blog.uns.ac.id · Web viewAkumulasi Penyusutan Aset Tetap Analisis Pertumbuhan Pos-Pos Berdasarkan neraca dapat diketahui perubahan posisi asset pemda selama dua periode

Terjadi penurunan jumlah kematian bayi dari 496 per 25.160 kelahiran hidup

(KH) tahun 2008 menjadi 269 per KH tahun 2009. Begitu juga jumlah kematian ibu

melahirkan yang turun dari 27 per 25.160 KH tahun 2008 menjadi 21 tahun 2009.

4. Urusan Perencanaan Pembangunan

Perencanaan pembangunan harus dilakukan secara terpadu, sistematis, integral

dan berkesinambungan serta konsisten dalam penerapannya. Oleh karena itu,

Pemerintah Kota dapat bekerja keras bersama DPRD dalam menyusun Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025 yang mana DPRD sudah

membentuk panitia khusus untuk itu.

5. Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri

Dalam menegakkan peraturan daerah yang berlaku, tercatat Pemerintah

melakukan 1.076 kali operasi yustisi dan operasi rutin.

ANALISIS KEUANGAN DAERAH SEMARANG

5

Page 6: aldinosuprima.blog.uns.ac.id · Web viewAkumulasi Penyusutan Aset Tetap Analisis Pertumbuhan Pos-Pos Berdasarkan neraca dapat diketahui perubahan posisi asset pemda selama dua periode

A. ANALISIS ASET PEMDA SEMARANG

Asset :

Sumber daya ekonomi yang dikuasai atau dimiliki oleh Pemda

Sumber daya ekonomi yang memiliki manfaat ekonomi yang pasti di masa datang

Manfaat ekonomi di masa datang tersebut dapat diukur dengan tingkat kepastian

yang masuk akal

Sumber daya ekonomi tersebut timbul karena transaksi di masa lalu

Dalam neraca Pemerintah Kota Semarang, macam assetnya antara lain adalah :

1. Asset Lancar

Kas di Bendahara Penerimaan

Kas di Bendahara Pengeluaran

Kas di Kas

Bank

Deposito

Piutang Pajak / Retribusi

Piutang Lain-lain

Biaya Dibayar Muka

Persediaan

2. Asset Tetap

Tanah

Peralatan dan Mesin

Gedung dan Bangunan

Jalan, Irigasi dan Jaringan

Aset Tetap Lainnya

Konstruksi dalam Pengerjaan

Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

Analisis Pertumbuhan Pos-Pos

Berdasarkan neraca dapat diketahui perubahan posisi asset pemda selama dua periode

2007-2008. Perubahan yang terjadi sebagai berikut :

Asset Lancar

Kas di Bendahara Penerimaan +132,872,642.00

6

Page 7: aldinosuprima.blog.uns.ac.id · Web viewAkumulasi Penyusutan Aset Tetap Analisis Pertumbuhan Pos-Pos Berdasarkan neraca dapat diketahui perubahan posisi asset pemda selama dua periode

Kas di Bendahara Pengeluaran (-3,649,794,667.00)

Kas di Kas +4,782,527,970.00

Bank +49,268,876,546.00

Deposito (-46,700,000,000.00)

Piutang Pajak / Retribusi +5,367,327,708.00

Piutang Lain-lain (-556,529,002.00)

Biaya Dibayar Muka (-924,690,851.00)

Persediaan +2,654,683,017.00

JUMLAH ASSET LANCAR 10,375,273,363.00

Asset Tetap

Tanah +723,213,823,287.00

Peralatan dan Mesin +859,572,438,601.00

Gedung dan Bangunan (-478,314,170,695.00)

Jalan, Irigasi dan Jaringan +29,100,920,395.00

Aset Tetap Lainnya +39,741,922,399.00

Konstruksi dalam Pengerjaan (-11,058,574,278.00)

Akumulasi Penyusutan Aset Tetap (-247,145,139,158.00)

JUMLAH ASSET TETAP 915,111,220,551.00

Berdasarkan analisis data di atas jumlah asset lancar tahun 2007-2008 mengalami kenaikan

sebesar 10,375,273,363.00. dan jumlah asset tetap tahun 2007-2008 juga mengalami

kenaikan sebesar 915,111,220,551.00. Asset tetap mengalami kenaikan yang lebih besar

dari pada asset lancar. Secara umum kenaikan yang terjadi baik pada asset lancar maupun

tetap memberikan sinyal positif, yaitu menunjukkan adanya pertumbuhan asset.

Pertumbuhan asset lancar tidak lebih besar dari asset tetap sehingga tidak menimbulkan

masalah overliquid. Namun sebaliknya bahwa pertumbuhan aset tetap lebih besar dari asset

lancar sehingga menimbulkan masalah illiquid. Memberi indikasi bahwa keuangannya

tidak lancar.

Pertumbuhan investasi jangka panjang

Jenis investasi jangka panjang yang menjadi pilihan pemda adalah investasi permanen

dan investasi non permanen

Investasi jangka panjang permanen antara lain :

1. Perusda Percetakan

2. PD BPR Bank Pasar

3. PD BPR BKK

7

Page 8: aldinosuprima.blog.uns.ac.id · Web viewAkumulasi Penyusutan Aset Tetap Analisis Pertumbuhan Pos-Pos Berdasarkan neraca dapat diketahui perubahan posisi asset pemda selama dua periode

4. Perusda RPH

5. PDAM

6. BPD Jateng Cabang Semarang

7. PT. PRPP JATENG

Investasi jangka panjang non permanen antara lain :

1. Dana Bergulir pada Dinas Koperasi & UKM

Secara umum jumlah investasi jangka panjang baik permanen maupun non permanen

mengalami peningkatan. Untuk investasi permanen mengalami kenaikan sebesar

4,072,256,639.00, dan untuk investasi non permanen mengalami kenaikan sebesar

1,000,000,000.00. Untuk keseluruhan jumlah investasi jangka panjang mengalami

kenaikan sebesar 5,072,256,639.00.

Pertumbuhan asset tetap yang signifikan adalah pertumbuhan asset tetap yang berupa

peralatan dan mesin menunjukan peningkatan sebesar 859,572,438,601.00.

NERACA 2007

Analisis modal kerja

Modal Kerja = Asset Lancar – Kewajiban Lancar

= 325.008.957.901,00 – 2.745.473.457,00

= 322.263.484.444,00

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan hasil yang positif maka dinilai bahwa pemerintah

daerah memenuhi kecukupan keuangan dalam memenuhi kebutuhan pelaksanaan operasi

rutin tanpa harus mencairkan investasi jangka pendek dan jangka panjang, menggunakan

dana cadangan atau pos pembiayaan.

Analisis Rasio Keuangan

a. Rasio Likuiditas

Rasio Cepat = Aktiva Lancar : Utang Lancar

= 325.008.957.901,00 : 2.745.473.457,00

= 118,3799 : 1

Berdasarkan hasil analisis dinilai Pemda Semarang memiliki aktiva yang cukup

untuk mencukupi pelunasan hutangnya. Rasio yang dianggap aman adalah 2 : 1,

dan rasio cepat yang diperoleh adalah 118,3799 : 1 merupakan rasio yang sangat

besar. Sehingga dianggap sangat aman.

Rasio Kas = (Kas + Efek) : Utang Lancar

8

Page 9: aldinosuprima.blog.uns.ac.id · Web viewAkumulasi Penyusutan Aset Tetap Analisis Pertumbuhan Pos-Pos Berdasarkan neraca dapat diketahui perubahan posisi asset pemda selama dua periode

= (8.082.378.814,00 + 3.700.000.000,00) : 2.745.473.457,00

= 11.782.378.814,00 : 2.745.473.457,00

= 4,2915 : 1

Berdasarkan hasil analisis dinilai Pemda Semarang memiliki rasio kas yang baik,

yaitu 4,2915 : 1 artinya pemda dapat melunasi hutangnya dengan segera

menggunakan kas dan efek.

Rasio Cepat = (Aktiva Lancar – Persediaan) : Utang Lancar

= (325.008.957.901,00 – 11.351.916.928,00) : 2.745.473.457,00

= 313.657.040.973,00 : 2.745.473.457,00

= 114,2451 : 1

Berdasarkan hasil analisis dinilai Pemda Semarang memiliki rasio cepat yang baik,

yaitu 114,2451 : 1 artinya pemda memiliki tingkat likuiditas yang tinggi untuk

melunasi hutangnya secara langsung dengan jumlah asset lancar yang tersedia

setelah dikurangi oleh persediaan.

Working Capital to Total Asset

= (Aktiva Lancar – Utang lancar) : Total aktiva

= (325.008.957.901,00 – 2.745.473.457,00) : 4.488.394.278.115,00

= 322.263.484.444,00 : 4.488.394.278.115,00

= 0,0717

Berdasarkan hasil analisis dinilai Pemda Semarang memiliki rasio Working Capital

to Total Asset yang tidak baik, yaitu sebesar 0,0717 : 1. Hal ini menunjukkan

kekurangan likuiditas dari total aktiva dengan posisi modal kerja netto.

b. Rasio Solvabilitas

= total aktiva : total utang

= 4.488.394.278.115,00 : 20.206.203.583,00

= 222,1295

= 222 : 1

Berdasarkan hasil analisis dinilai Pemda Semarang memiliki rasio solvabilitas yang

sangat baik, yaitu 222 : 1. Artinya pemda memiliki kemampuan yang tinggi untuk

membayar total utang (jangka pendek maupun jangka panjang) dengan total aktiva

yang dimiliki.

c. Rasio Utang (Leverage Ratio)

Rasio utang terhadap ekuitas

= total utang : ekuitas dana

9

Page 10: aldinosuprima.blog.uns.ac.id · Web viewAkumulasi Penyusutan Aset Tetap Analisis Pertumbuhan Pos-Pos Berdasarkan neraca dapat diketahui perubahan posisi asset pemda selama dua periode

= 20.206.203.583,00 : 4.468.188.074.532,00

= 0,0045

Berdasarkan hasil analisis dinilai Pemda Semarang memiliki rasio utang terhadap

ekuitas sebesar 0,0045 : 1. Artinya pemda terbebani oleh utang sebesar 0,45% dari

ekuitas dana yang dimiliki. Besarnya rasio tersebut dianggap masih wajar karena

memiliki nilai yang tidak lebih dari 1, maka dapat disimpulkan bahwa Pemda

Semarang tidak memiliki kelebihan utang/over leveraged.

Rasio utang terhadap asset modal

= total utang : total asset modal

= 20.206.203.583,00 : 4.100.896.661.327,00

= 0,0049

Berdasarkan hasil analisis dinilai Pemda Semarang memiliki rasio utang terhadap

total asset modal sebesar 0,0049. Artinya terdapat 0,49% bagian asset modal yang

dijadikan jaminan hutang. Hal tersebut dianggap tidak relevan untuk pemda karena

asset seharusnya tidak boleh dijadikan jaminan bagi Pemda untuk melakukan

hutang.

NERACA 2008

Analisis modal kerja

Modal Kerja = Asset Lancar – Kewajiban Lancar

= 335.384.231.264,00 – 5.250.328.592,00

= 330.133.902.672,00

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan hasil yang positif maka dinilai bahwa pemerintah

daerah memenuhi kecukupan keuangan dalam memenuhi kebutuhan pelaksanaan operasi

rutin tanpa harus mencairkan investasi jangka pendek dan jangka panjang, menggunakan

dana cadangan atau pos pembiayaan.

Analisis Rasio Keuangan

a. Rasio Likuiditas

Rasio Cepat = Aktiva Lancar : Utang Lancar

= 335.384.231.264,00 : 5.250.328.592,00

= 63,8787

Berdasarkan hasil analisis dinilai Pemda Semarang memiliki aktiva yang cukup

untuk mencukupi pelunasan hutangnya. Rasio yang dianggap aman adalah 2 : 1,

10

Page 11: aldinosuprima.blog.uns.ac.id · Web viewAkumulasi Penyusutan Aset Tetap Analisis Pertumbuhan Pos-Pos Berdasarkan neraca dapat diketahui perubahan posisi asset pemda selama dua periode

dan rasio cepat yang diperoleh adalah 3,8787 : 1 merupakan rasio yang sangat

besar. Sehingga dianggap sangat aman.

Rasio Kas = (Kas + Efek) : Utang Lancar

= (9.347.984.759,00 + 4.700.000.000,00) : 5.250.328.592,00

= 14.047.984.759,00 : 5.250.328.592,00

= 2,6756

Berdasarkan hasil analisis dinilai Pemda Semarang memiliki rasio kas yang baik,

yaitu 2,6756 : 1 artinya pemda dapat melunasi hutangnya dengan segera

menggunakan kas dan efek.

Rasio Cepat = (Aktiva Lancar – Persediaan) : Utang Lancar

= (335.384.231.264,00 – 14.006.599.945,00) : 5.250.328.592,00

= 321.377.631.319,00 : 5.250.328.592,00

= 61,2109

Berdasarkan hasil analisis dinilai Pemda Semarang memiliki rasio cepat yang baik,

yaitu 61,2109 : 1 artinya pemda memiliki tingkat likuiditas yang tinggi untuk

melunasi hutangnya secara langsung dengan jumlah asset lancar yang tersedia

setelah dikurangi oleh persediaan.

Working Capital to Total Asset

= (Aktiva Lancar – Utang lancar) : Total aktiva

= (335.384.231.264,00 – 5.250.328.592,00) : 5.438.328.438.918,00

= 330.133.902.672,00 : 5.438.328.438.918,00

= 0,0607

Berdasarkan hasil analisis dinilai Pemda Semarang memiliki rasio Working Capital

to Total Asset yang tidak baik, yaitu sebesar 0,0607 : 1. Hal ini menunjukkan

kekurangan likuiditas dari total aktiva dengan posisi modal kerja netto.

b. Rasio Solvabilitas

= total aktiva : total utang

= 5.438.328.438.918,00 : 17.338.540.765,00

= 313,6554

Berdasarkan hasil analisis dinilai Pemda Semarang memiliki rasio solvabilitas yang

sangat baik, yaitu 313,6554 : 1. Artinya pemda memiliki kemampuan yang tinggi untuk

membayar total utang (jangka pendek maupun jangka panjang) dengan total aktiva

yang dimiliki.

c. Rasio Utang (Leverage Ratio)

11

Page 12: aldinosuprima.blog.uns.ac.id · Web viewAkumulasi Penyusutan Aset Tetap Analisis Pertumbuhan Pos-Pos Berdasarkan neraca dapat diketahui perubahan posisi asset pemda selama dua periode

Rasio utang terhadap ekuitas

= total utang : ekuitas dana

= 17.338.540.765,00 : 5.420.989.898.153,00

= 0,0031

Berdasarkan hasil analisis dinilai Pemda Semarang memiliki rasio utang terhadap

ekuitas sebesar 0,0031 : 1. Artinya pemda terbebani oleh utang sebesar 0,31% dari

ekuitas dana yang dimiliki. Besarnya rasio tersebut mengalami penurunan dari

tahun sebelumnya (2007) yaitu sebesar 0,45%. Rasio yang diperoleh dianggap

masih wajar karena memiliki nilai yang tidak lebih dari 1, maka dapat disimpulkan

bahwa Pemda Semarang tidak memiliki kelebihan utang/over leveraged.

Rasio utang terhadap asset modal

= total utang : total asset modal

= 17.338.540.765,00 : 5.016.007.881.878,00

= 0,0034

Berdasarkan hasil analisis dinilai Pemda Semarang memiliki rasio utang terhadap

total aset modal sebesar 0,0034. Artinya terdapat 0,34% bagian asset modal yang

dijadikan jaminan hutang. Rasio utang terhadap aset mengalami penurunan dari

tahun sebelumnya (2007) yaitu dari 0,49% menjadi sebesar 0,34%. Menunjukkan

terjadi pengurangan asset yang dijadikan sebagai jaminan utang. Hal tersebut

dianggap tidak relevan untuk pemda karena asset seharusnya tidak boleh dijadikan

jaminan bagi Pemda untuk melakukan hutang.

B. ANALISIS KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA PEMDA SEMARANG

Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan, kewajiban adalah utang yang timbul dari

peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya

ekonomi pemerintah

Mahmudi, Analisis Lap. Keuangan Pemda, 2007

Utang adalah klaim pihak ketiga atas arus kas Pemda karena pihak ketiga telah

memberikan sejumlah dana pada Pemda di masa lalu.

Klasifikasi kewajiban

Jk. Pendek à jatuh tempo kurang dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan

Jk. Panjang à jatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah tanggal pelaporan

Analisis Pertumbuhan Utang

12

Page 13: aldinosuprima.blog.uns.ac.id · Web viewAkumulasi Penyusutan Aset Tetap Analisis Pertumbuhan Pos-Pos Berdasarkan neraca dapat diketahui perubahan posisi asset pemda selama dua periode

Mengetahui perkembangan utang pemerintah dari tahun ke tahun.

Untuk utang jangka pendek pemerintah tahun 2007 sebesar 2.745.473.457,00 dan tahun

2008 mengalami peningkatan menjadi sebesar 5.250.328.592,00. Sementara utang

jangka panjang pemerintah tahun 2007 sebesar 17.460.730.126,00 dan tahun 2008

mengalami penurunan menjadi sebesar 12.088.212.173,00. Secara umum jumlah

kewajiban pemerintah kota Semarang dari tahun 2007 sampai tahun 2008 mengalami

penurunan sebesar 14,19%, yaitu pada tahun 2007 sebesar 20.206.203.583,00

kemudian tahun 2008 menjadi 17.338.540.765,00.

Untuk perencanaan dan pengendalian utang, pertumbuhan utang harus dikendalikan

agar tidak menganggu stabilitas ekonomi dan keuangan daerah. Khusunya utang jangka

pendek untuk daerah Semarang.

NERACA 2007

Rasio Utang Pemda

Analisis Rasio Utang per Kapita = total utang : jumlah penduduk

= 20.206.203.583,00 : 1.454.594

= 13.891

Berdasarkan analisis di atas menunjukkan bahwa beban utang per penduduk daerah

setempat sebesar 13.891. Perbandingan rasio utang per kapita dengan pendapatan

perkapita.

Pendapatan perkapita = total pendapatan penduduk 2007 : total penduduk 2007.

= 1.173.526.736.688,00 : 1.454.594

= 806.772,70

Maka perbandingannya sebagai berikut :

= Rasio utang per kapita : Pendapatan

= 13.891 : 806.772,70

= 0,017 : 1

Maka dapat disimpulkan hasilnya adalah baik à rasio utang perkapita jauh lebih kecil

dari pendapatan per kapita

Analisis Rasio Utang terhadap Ekuitas

= Total utang : Jumlah ekuitas dana

= 20.206.203.583,00 : 4.468.188.074.532,00

= 0,0031 : 1

Rasio besar à ketergantungan utang pada pembiayaan besar à resiko keuangan

13

Page 14: aldinosuprima.blog.uns.ac.id · Web viewAkumulasi Penyusutan Aset Tetap Analisis Pertumbuhan Pos-Pos Berdasarkan neraca dapat diketahui perubahan posisi asset pemda selama dua periode

daerah besar.

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa rasio kecil à ketergantungan utang

pada pembiayaan kecil à resiko keuangan daerah kecil.

Analisis Rasio utang terhadap Asset Modal

= Total utang : Total Asset modal

= 20.206.203.583,00 : 4.100.896.661.327,00

= 0,0049 : 1

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa besarnya utang masih lebih kecil dari

total asset modal, yaitu sebesar 0,49% dari total asset modal.

Analisis Rasio Utang terhadap Pertumbuhan Pajak

= Total utang : Pendapatan pajak daerah

= 20.206.203.583,00 : 120.194.862.565,00

= 0,1681 : 1

Menggambarkan kemampuan pemerintah untuk membayar kewajibannya dengan

pendapatan pajak yang diterimanya. Semakin kecil rasio semakin baik.

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan rasio utang terhadap pertumbuhan pajak

sebesar 0,1681, dimana rasio tersebut tergolong kecil. Maka pemerintah memiliki

kemampuan untuk membayar kewajiban dengan pendapatan pajak yang diterimanya.

Analisis Rasio Utang terhadap PAD

= Total Utang : PAD

= 20.206.203.583,00 : 222.447.630.197,00

= 0,0908

Menggambarkan kapasitas Pemda untuk membayar utang dari penerimaan PAD-nya.

Semakin rendah rasionya semakin baik

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan rasio utang terhadap PAD sebesar 0,0908,

dimana rasio tersebut tergolong rendah. Maka pemerintah memiliki kemampuan untuk

membayar kewajiban dari penerimaan PAD-nya.

Analisis Rasio Utang terhadap Total Pendapatan Daerah

= Total utang : total pendapatan daerah

= 20.206.203.583,00 : 1.173.526.736.688,00

= 0,0172

Semakin kecil rasio semakin baik

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan rasio utang terhadap total pendapatan daerah

14

Page 15: aldinosuprima.blog.uns.ac.id · Web viewAkumulasi Penyusutan Aset Tetap Analisis Pertumbuhan Pos-Pos Berdasarkan neraca dapat diketahui perubahan posisi asset pemda selama dua periode

sebesar 0,0172, dimana rasio tersebut tergolong kecil. Maka pemerintah memiliki

kemampuan untuk membayar kewajiban dengan total pendapatan daerahnya.

NERACA 2008

Rasio Utang Pemda

Analisis Rasio Utang per Kapita = total utang : jumlah penduduk

= 17.338.540.765,00 : 1.481.640

= 11.702

Berdasarkan analisis di atas menunjukkan bahwa beban utang per penduduk daerah

setempat sebesar 11.702. Perbandingan rasio utang per kapita dengan pendapatan

perkapita.

Pendapatan perkapita = total pendapatan penduduk 2007 : total penduduk 2007.

= 1.343.295.606.072,00 : 1.481.640

= 906.627,52

Maka perbandingannya sebagai berikut :

= Rasio utang per kapita : Pendapatan

= 11.702 : 906.627,52

= 0,013 : 1

Maka dapat disimpulkan hasilnya adalah baik à rasio utang perkapita jauh lebih kecil

dari pendapatan per kapita

Analisis Rasio Utang terhadap Ekuitas

= Total utang : Jumlah ekuitas dana

= 17.338.540.765,00 : 5.420.989.898.153,00

= 0,0045 : 1

Rasio besar à ketergantungan utang pada pembiayaan besar à resiko keuangan

daerah besar.

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa rasio kecil à ketergantungan utang

pada pembiayaan kecil à resiko keuangan daerah kecil.

Analisis Rasio utang terhadap Asset Modal

= Total utang : Total Asset modal

= 17.338.540.765,00 : 5.016.007.881.878,00

= 0,0034 : 1

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa besarnya utang masih lebih kecil dari

total asset modal, yaitu sebesar 0,34% dari total asset modal.

15

Page 16: aldinosuprima.blog.uns.ac.id · Web viewAkumulasi Penyusutan Aset Tetap Analisis Pertumbuhan Pos-Pos Berdasarkan neraca dapat diketahui perubahan posisi asset pemda selama dua periode

Analisis Rasio Utang terhadap Pertumbuhan Pajak

= Total utang : Pendapatan pajak daerah

= 17.338.540.765,00 : 132.916.027.470,00

= 0,1304 : 1

Menggambarkan kemampuan pemerintah untuk membayar kewajibannya dengan

pendapatan pajak yang diterimanya. Semakin kecil rasio semakin baik.

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan rasio utang terhadap pertumbuhan pajak

sebesar 0,1304, dimana rasio tersebut tergolong kecil. Maka pemerintah memiliki

kemampuan untuk membayar kewajiban dengan pendapatan pajak yang diterimanya.

Analisis Rasio Utang terhadap PAD

= Total Utang : PAD

= 17.338.540.765,00 : 251.171.579.641,00

= 0,0690 : 1

Menggambarkan kapasitas Pemda untuk membayar utang dari penerimaan PAD-nya.

Semakin rendah rasionya semakin baik

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan rasio utang terhadap PAD sebesar 0,0690,

dimana rasio tersebut tergolong rendah. Maka pemerintah memiliki kemampuan untuk

membayar kewajiban dari penerimaan PAD-nya.

Analisis Rasio Utang terhadap Total Pendapatan Daerah

= Total utang : total pendapatan daerah

= 17.338.540.765,00 : 1.343.295.606.072,00

= 0,0129 : 1

Semakin kecil rasio semakin baik

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan rasio utang terhadap total pendapatan daerah

sebesar 0,0129, dimana rasio tersebut tergolong kecil. Maka pemerintah memiliki

kemampuan untuk membayar kewajiban dengan total pendapatan daerahnya.

C. ANALISIS BELANJA, PENDAPATAN DAN PEMBIAYAAN

Perbandingan APBD Semarang tahun 2007/2008URAIAN 2008 2007

1 2 3I PENDAPATAN    Pendapatan Asli Daerah 251,171,579,641 222,447,630,1971 Pajak Daerah 132,916,027,470 120,194,862,5652 Retribusi Daerah 78,578,755,653 69,597,799,7123 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah 5,405,367,935 3,824,208,317

16

Page 17: aldinosuprima.blog.uns.ac.id · Web viewAkumulasi Penyusutan Aset Tetap Analisis Pertumbuhan Pos-Pos Berdasarkan neraca dapat diketahui perubahan posisi asset pemda selama dua periode

Yang Dipisahkan 4 Lain-lain PAD Yang Sah 34,271,428,583 28,830,759,603Bagi Hasil Pajak 228,626,714,300 177,376,443,664Bagi Hasil Bukan Pajak 1,279,583,733 1,350,247,284Dana Alokasi Umum 634,864,459,000 586,736,000,000Dana Alokasi Khusus 21,141,000,000 8,394,300,000Transfer Pemerintah Pusat Lainnya - 5,000,000,000Transfer Pemerintah Provinsi - 123,951,103,935Pendapatan Lain-lain yang Sah 183,871,039,695 26,007,447,460Pendapatan yang masih akan diterima 22,341,229,703 22,263,564,148

JUMLAH PENDAPATAN 1,343,295,606,072 1,173,526,736,688II BELANJA DAERAH    Belanja Tidak Langsung 745,048,470,219 552,761,487,0611 Belanja Pegawai 643,558,981,809 486,611,020,8852 Belanja Bunga 1,905,990,570 1,609,605,600 1,905,990,5703 Belanja Subsidi - -4 Belanja Hibah 8,597,289,160 -5 Belanja Bantuan Sosial 91,282,593,650 53,295,584,9606 Belanja Bagi Hasil - 3,997,041,4557 Belanja Bantuan Keuangan - 6,951,849,1918 Belanja Tidak Terduga - -Belanja Langsung 419,290,647,282 402,558,398,0221 Belanja Pegawai 70,132,222,454 62,099,696,2392 Belanja Barang dan Jasa 349,158,424,828 340,458,701,783Belanja Modal - 196,686,000Biaya yang masih harus dibayar - 1,973,917,727Biaya Depresiasi Aset Tetap 184,164,344,204 182,263,013,277

JUMLAH BELANJA 1 ,348,503,461,705 1 ,139,753,502,086SURPLUS / DEFISIT -5,207,855,633 33,773,234,602

Analisis Pendapatan

No Analisis Pendapatan Rumus 2007 2008

1Analisis Varians Anggaran Pendapatan

Selisih anggaran dengan realisasi - 112,091,357,199

17

Page 18: aldinosuprima.blog.uns.ac.id · Web viewAkumulasi Penyusutan Aset Tetap Analisis Pertumbuhan Pos-Pos Berdasarkan neraca dapat diketahui perubahan posisi asset pemda selama dua periode

2Analisis Pertumbuhan Pendapatan

 - 14.47%

3 Derajat Desentralisasi

 0.19 0.19

4

Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

 

0.31 0.38

5

Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

 

0.62 0.49

6 Rasio Efisiensi PAD

 - 1.13

7 Rasio Efektivitas Pajak Daerah

 - 1.08

8Derajat Kontribusi BUMD

 - -

9

Debt Service Coverage Ratio-mengukur kemampuan melakukan utang j.panjang  

- 162,47

10

Debt Service Ratio-kemampuan pemda bayar utang

 

615,7 834,55

Analisis Pendapatan tersebut adalah:

1. Analisis varians anggaran pendapatan

Pada tahun 2008 terjadi surplus sebesar Rp. 112.091.357.199 antara target pendapatan

dengan realisasi pendapatan tersebut, maka dapat dikatakan pendapatan Semarang

cukup baik.

2. Analisis Pertumbuhan Pendapatan

Pertumbuhan pendapatan dari tahun 2007 ke tahun 2008 cukup baik, hal itu

ditunjukkan dari besarnya nilai ppertumbuhan pendapatan yang menunjukkan angka

positif 14.47%.

18

Page 19: aldinosuprima.blog.uns.ac.id · Web viewAkumulasi Penyusutan Aset Tetap Analisis Pertumbuhan Pos-Pos Berdasarkan neraca dapat diketahui perubahan posisi asset pemda selama dua periode

3. Derajat Desentralisasi

Derajat Desentralisasi pada tahun 2007 dan 2008 menunjukkan nilai yang sama, yaitu

sebesar 0.19. Hal tersebut menunjukkan bahwa Semarang belum cukup siap terhadap

desentralisasi, karena besarnya proporsi penerimaan pendapatan dari PAD hanya

sebesar 19%. Dan tidak terjadi peningkatan dari tahun 2007 ke tahun 2008.

4. Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

Menunjukkan besarnya ketergantungan Keuangan Daerah terhadap transfer, baik oleh

pusat maupun oleh provinsi, serta besarnya pinjaman. Pada tahun 2007, besarnya rasio

ketergantungan keuangan daerah yaitu sebesar 0.31(31%), sedangkan pada tahun 2008

sebesar 0.38(38%). Maka dari data tersebut besarnya ketergantungan keuangan

Semarang semakin menurun. Hal itu terlihat dari semakin meningkatnya PAD dan

makin berkurangnya transfer dan pinjaman.

5. Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

Menunjukkan besarnya kemandirian keuangan Semarang, yang dilihat dari besarnya

proporsi pendapatan transfer terhadap pendapatan secara keseluruhan. Pada tahun 2007

besarnya rasio kemandirian Semarang adalah 0.62(62%), sedangkan pada tahun 2008

sebesar 0.49(49%). Maka dari data tersebut dapat dianilisis bahwa tingkat kemandirian

Semarang semakin tinggi, karena menurunnya proporsi jumlah pendapatan dari transfer

terhadap pendapatan seluruhnya.

6. Rasio Efisiensi PAD

Rasio efesiensi PAD ditunjukkan dari perbandingan antara besarnya PAD target

terhadap PAD realisasi. Pada tahun 2008 besarnya Rasio efesiensi PAD adalah 1.13.

sehingga dapat disimpulkan tingkat efisiensi PAD Semarang sangat baik.

7. Rasio Efektivitas Pajak Daerah

Menunjukkan besarnya perbandingan antara target pajak daerah terhadap realisasi

pajak daerah. Pada tahun 2008 besarnya realisasi efektivitas pajak Semarang adalah

1.08, sehingga dapat disimpulkan tingkat efektivitas Pajak Daerah Semarang sangat

baik.

8. Derajat Kontribusi BUMD

Derajat kontribusi BUMD menunjukkan seberapa besar sumbangan BUMD terhadap

pendapatan daerah, dalam hal ini Semarang. Namun sayang kami tidak bisa

menganalisis karena tidak adanya data.

9. Debt Service Coverage Ratio-mengukur kemampuan melakukan utang j.panjang

19

Page 20: aldinosuprima.blog.uns.ac.id · Web viewAkumulasi Penyusutan Aset Tetap Analisis Pertumbuhan Pos-Pos Berdasarkan neraca dapat diketahui perubahan posisi asset pemda selama dua periode

Digunakan uintuk mengukur kemampuan melakukan utang jangka panjang. Nilai

DSCR minimum 2,5. Pada tahun 2008, nilai DSCR Semarang adalah sebesar 162,47.

Nilai tersebut menunjukkan bahawa kota Semarang sangat mampu untuk melakukan

utang jangka panjang.

10. Debt Service Ratio-kemampuan pemda bayar utang

Digunakan untuk menunjukkan kemampuan Pemda melakukan pembayaran utang.

Nilai minimum Debt Service Ratio adalah 1. Pada tahun 2007, besarnya nilai Debt

Service Ratio adalah 615,7, dan pada tahun 2008 sebesar 834,55. Hal tersebut

menunjukkan bahwa kota Semarang sangat mampu melakukan pembayaran utang.

Analisis Belanja

1. Analisis Varians Belanja

Menunjukkan seberapa besar selisih antara target belanja dengan realisasi belanja

tersebut. Pada tahun 2008, besarnya varians belanja adalah Rp.181.614.162.239. hal

tersebut cukup baik karena realisasi belanja lebih kecil daripada yang telah ditargetkan.

2. Analisis Pertumbuhan Belanja

Analisis ini berguna untuk mengetahui pertumbuhan belanja dari tahun ke tahun, dalam

bahasan kali ini kami akan melihat besarnya pertumbuhan belanja Semarang dari tahun

2007 ke tahun 2008. Besarnya belanja pada tahun 2007 adalah Rp. 552.761.487.061,

sedangkan pada tahun 2008 adalah Rp. 1,348,503,461,705. maka pertumbuhannya

adalah = 0.18 = 18%

3. Analisis Keserasian Belanja

Analisis ini berguna untuk mengetahui keseimbangan antar belanja

Terkait dengan fungsi anggaran sebagai alat alokasi, distribusi, dan stabilisasi.

Pada tahun 2008, besarnya belanja adalah Rp.1.325.301.609.216, dan belanja yang

dialokasikan untuk belanja operasi adalah Rp. 1.170.235.948.231 atau sekitar 88.30%,

sedangkan belanja yang dianggarkan untuk belanja modal adalah sebesar Rp.

155.065.660.985 atau sekitar 11.7%. dilihat dari besarnya proporsi belanja operasi dan

belanja modal terhadap total belanja, terjadi ketimpangan yang sangat beasar. Karena

lebih dari 80% dari total anggaran belanja, dihabiskan untuk belanja operasi.

4. Rasio Efisiensi Belanja

Analisis ini berguna untuk mengetahui tingkat penghematan yang dilakukan Pemda.

Perhitungannya dilakukan dengan membandingkan antara besarnya belanja yang

20

Page 21: aldinosuprima.blog.uns.ac.id · Web viewAkumulasi Penyusutan Aset Tetap Analisis Pertumbuhan Pos-Pos Berdasarkan neraca dapat diketahui perubahan posisi asset pemda selama dua periode

ditargetkan dengan realisasi balanja. Pada tahun 2008, besarnya belanja yang

ditargetkan adalah Rp.1,506,915,771,455 sedangkan besarnya realisasi belanja adalah

Rp. 1,325,301,609,216. Maka besarnya rasio efesiensi belanja adalah 88%. Maka dapat

dikatakan Pemda Semarang mampu melakukan penghematan terhadap belanja

daerahnya.

Analisis Pembiayaan

1. Analisis Penggunaan Silpa

Dalam laporan realisasi anggaran Semarang pada tahun 2008, besarnya silpa adalah

Rp.289.163.996.247. nilai tersebut menunjukkan adanya efisiensi anggaran atau

rendahnya penyerapan anggaran daerah. Dengan demikian silpa bisa digunakan untuk

menutupi defisit tahun berjalan.

KESIMPULAN

Analisis Neraca

No Analisis Neraca Rumus 2007 2008

1 Analisis modal kerja

= Asset Lancar – Kewajiban Lancar 322.263.484.444,00 330.133.902.672,00

21

Page 22: aldinosuprima.blog.uns.ac.id · Web viewAkumulasi Penyusutan Aset Tetap Analisis Pertumbuhan Pos-Pos Berdasarkan neraca dapat diketahui perubahan posisi asset pemda selama dua periode

2Analisis Rasio Likuiditas (Rasio Cepat)

= Aktiva Lancar : Utang Lancar 1,183,799 638,787

3Analisis Rasio Likuiditas (Rasio Kas)

= (Kas + Efek) : Utang Lancar 42,915 26,756

4Analisis Rasio Likuiditas (Rasio Cepat)

= (Aktiva Lancar – Persediaan) : Utang Lancar

1,142,451 612,109

5

Analisis Rasio Likuiditas (Working Capital to Total Asset)

= (Aktiva Lancar – Utang lancar) : Total aktiva

0,0717 0,0607

6 Analisis Rasio Solvabilitas

= Total Aktiva : Total Utang 222 3,136,554

7Analisis Rasio Utang terhadap Ekuitas

= Total Utang : Total Ekuitas Dana

0,0045 0,0031

8Analisis Rasio Utang terhadap Asset Modal

= Total Utang : Total Asset Modal

0,0049 0,0034

9Analisis Rasio Utang per Kapita

= Total Utang : Jumlah Penduduk

13.891 11.702

10Analisis Rasio Utang terhadap Ekuitas

= Total Utang : Jumlah Ekuitas Dana

0,0031 0,0045

11Analisis Rasio Utang terhadap Asset Modal

= Total Utang : Total Asset Modal

0,0049 0,0034

12

Analisis Rasio Utang terhadap Pertumbuhan Pajak

= Total Utang : Pendapatan Pajak Daerah

0,1681 0,1304

13Analisis Rasio Utang terhadap PAD

= Total Utang : PAD 0,0908 0,0690

14

Analisis Rasio Utang terhadap Total Pendapatan Daerah

= Total Utang : Total Pendapatan Daerah

0,0172 0,0129

22

Page 23: aldinosuprima.blog.uns.ac.id · Web viewAkumulasi Penyusutan Aset Tetap Analisis Pertumbuhan Pos-Pos Berdasarkan neraca dapat diketahui perubahan posisi asset pemda selama dua periode

Presentase perubahan komponen neraca 2007/2008 kota Semarang

Perubahan Komponen Neraca Tahun 2007-2008

Analisis Pendapatan

No Analisis Pendapatan Rumus 2007 2008

1

Analisis Varians Anggaran Pendapatan

Selisih anggaran dengan realisasi - 112,091,357,199

23

Page 24: aldinosuprima.blog.uns.ac.id · Web viewAkumulasi Penyusutan Aset Tetap Analisis Pertumbuhan Pos-Pos Berdasarkan neraca dapat diketahui perubahan posisi asset pemda selama dua periode

2Analisis Pertumbuhan Pendapatan

 - 14.47%

3 Derajat Desentralisasi

 0.19 0.19

4

Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

 

0.31 0.38

5

Rasio Kemandirian Keuangan Daerah

 

0.62 0.49

6 Rasio Efisiensi PAD

 - 1.13

7Rasio Efektivitas Pajak Daerah

 - 1.08

8Derajat Kontribusi BUMD

 - -

9

Debt Service Coverage Ratio-mengukur kemampuan melakukan utang j.panjang  

- 162,47

10

Debt Service Ratio-kemampuan pemda bayar utang

 

615,7 834,55

24