download pengaruh pijat e sri gustini dan wiwin mintarsih universitas galuh

8

Click here to load reader

Upload: rani-mutia

Post on 03-Sep-2015

13 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

  • CAKRAWALA Vol. 4 No. 4 Maret 2014 151

    PENGARUH PIJAT ENDORPHIN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN

    PADA IBU BERSALIN DI BIDAN PRAKTIK SWASTA (BPS)

    WILAYAH KOTA TASIKMALAYA

    Oleh

    Sri Gustini

    Wiwin Mintarsih

    Abstrak

    Pijat endorphin merupakan satu metode nonfarmakologi yang dilakukan untuk mengurangi nyeri dan

    kecemasan selama menghadapi persalinan. Intervensi yang termasuk dalam pendekatan nonfarmakologi

    adalah analgesia psikologis yang dilakukan sejak awal kehamilan, relaksasi, massage, hipnotis dan yoga.

    Pijat endorphin merupakan teknik sentuhan serta pemijatan ringan, yang dapat menormalkan denyut jantung

    dan tekanan darah, serta meningkatkan kondisi rileks dalam tubuh ibhamil dengan memicu perasaan

    nyaman melalui permukaan kulit Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pijat

    endorphin terhadap tingkat kecemasan ibu bersalin di BPS Wilayah Kota Tasikmalaya. Metode yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan design quasi eksperimen dengan pre test dan post

    test group. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di 23 BPS yang memenuhi kriteria di

    wilayah kota Tasikmalaya. Sedangkan teknik pengambilan sempel menggunakan accidental sampling.

    Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji t test, nilai p Value < (0,017 < 0.05) ini

    menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pijat endorphin terhadap tingkat kecemasan ibu

    bersalin di BPS Wilayah Kota Tasikmalaya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka teknik pijat

    endorphin direkomendasikan untuk setiap ibu bersalin kala I fase aktif.

    Kata Kunci

    pijat endorphin, tingkat kecemasan

    PENDAHULUAN

    Indonesia sehat adalah suatu gambaran

    kondisi Indonesia di masa depan, yakni

    masyarakat, bangsa, dan negara yang

    ditandai oleh penduduknya hidup dalam

    lingkungan dengan perilaku hidup sehat,

    memiliki kemampuan menjangkau

    pelayanan kesehatan yang bermutu secara

    adil dan merata, serta mencapai derajat

    kesehatan yang setinggi -tingginya di

    seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik

    Indonesia. Visi Depkes 2010-2014 adalah

    masyarakat sehat yang mandiri dan

    berkeadilan (Depkes, 2009).

    Salah satu fenomena psikologi yang

    banyak dijumpai dalam kehidupan manusia

    adalah kecemasan. Kecemasan dialami oleh

    siapa pun, dimanapun dan kapan pun

    Kecemasan dapat terjadi pada semua

    pengalaman baru seperti masuk sekolah,

    memenuhi pekerjaan baru dan kelahiran

    anak (Hidayat, 2001).

    Apabila ibu tidak siap mental pada saat

    proses melahirkan dapat terjadi kecemasan

    atau ketakutan, sehingga kontraksi uterus

    tidak teratur, kontraksi uterus yang terlalu

    kuat juga membahayakan janin karena

    pemberian darah ke janin kurang, sehingga

    terjadi asfiksia dan tidak jarang berakhir

    dengan kematian janin apabila kala I gagal

    karena gangguan psikis akan terjadi

    pemerasan tenaga ekstra untuk mengejan

    tidak dapat dilakukan dan persalinan

    terpaksa diakhiri dengan ekstraksi vakum

    atau forsep maupun seksio sesarea. Hal ini

    merupakan kecemasan berat pada ibu

    dalam proses persalinan oleh karena itu

    harus di cegah atau dihindari agar tidak

    terjadi komplikasi-komplikasi tersebut

    (Chamidon, 2005).

    Di Amerika Serikat, diperkirakan

    hampir 85% wanita mengalami kecemasan

    dalam menghadapi persalinan. Beberapa

    hal menjadi faktor mempengaruhi adanya

    kecemasan adalah perasaan perasaan takut

    mati saat persalinan, Apabila ibu tidak siap

    mental pada saat proses melahirkan dapat

    terjadi kecemasan atau ketakutan, sehingga

  • Sri Gustini Wiwin Mintarsih

    Pengaruh Pijat Endorphin Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin di Bidan Praktik Swasta (BPS) Wilayah Kota Tasikmalaya

    CAKRAWALA Vol. 4 No. 4 Maret 2014 152

    kontraksi uterus tidak teratur, kontraksi

    uterus yang terlalu kuat juga

    membahayakan janin karena pemberian

    darah ke janin kurang (Journal

    Occupational and Enviromental , 2010)

    Bulan September - November 2010,

    Seksi Pelayanan Khusus Dinas Kesehatan

    Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan

    RS Jiwa Bandung, RS Jiwa Cimahi, dan

    Bagian Psikiatri FKUP/ RSHS melakukan

    survei kesehatan jiwa pada ibu inpartu di

    112 puskesmas 24 kabupaten Provinsi Jawa

    Barat. Hasil penelitian ini menunjukkan,

    798 orang atau (27%) dari 2.928 responden

    ibu inpartu, menunjukkan tanda gangguan

    psikiatri berupa kecemasan atau ansieta

    (Republika, 2010)

    Mengatasi kecemasan dan mengurangi

    nyeri waktu melahirkan dapat dengan cara

    non farmakogenik yaitu dengan

    pendekatan-pendekatan psikologis yang

    dilakukan oleh bidan, dokter dan orang-

    orang disekitarnya. Seorang ahli

    kebidanan, tergerak untuk menggunakan

    endorphine untuk mengurangi atau

    meringankan rasa sakit pada ibu yang akan

    melahirkan. Diciptakanlah pijat endorphin,

    yang merupakan teknik sentuhan serta

    pemijatan ringan, yang dapat menormalkan

    denyut jantung dan tekanan darah, serta

    meningkatkan kondisi rileks dalam tubuh

    ibu hamil dengan memicu perasaan nyaman

    melalui permukaan kulit (Yessie, dkk,

    2010).

    Kontak fisik merupakan sumber

    kenyamanan pada saat persalinan. Pijatan

    dapat menjadi cara untuk membuat ibu

    menjadi rileks, mendekatkan ibu dengan

    suami dan bidan serta bermanfaat pada

    tahap pertama persalinan untuk mengurangi

    rasa sakit, menenangkan dan

    menentramkan diri ibu ( Stoppar, 2002).

    Berdasarkan informasi yang diperoleh

    bahwa sebagian besar ibu bersalin di

    wilayah kota Tasikmalaya belum pernah

    mendengar tentang metode pijat untuk

    mengurangi nyeri dan rasa cemas dalam

    persalinan. Kebanyakan tindakan yang

    dilakukan ibu untuk mengatasi nyeri yaitu

    dengan cara menarik nafas dan dengan

    melakukan posisi miring kanan dan miring

    kiri.

    METODE

    Jenis penelitian ini adalah Eksperimen

    semu (Quasi Experiment Design) yaitu

    untuk mengetahui pengaruh pijat endorphin

    terhadap tingkat kecemasan ibu bersalin di

    BPS Wilayah Kota Tasikmalaya. Penelitian

    ini menggunakan pendekatan Pre test and

    Post Test One Group. Populasi dalam

    penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di

    23 BPS yang memenuhi kriteria di wilayah

    kota Tasikmalaya. Dalam penelitian ini

    pengambilan sampel secara aksidental

    (Accidental sampling ) selama periode Juni-

    Juli 2013 yaitu 49 orang.

    Instrumen yang digunakan dalam

    penelitian berupa kuesioner yang pernah

    digunakan oleh Mardeyanti (2010) yang

    terdiri dari 25 butir pertanyaan, jawaban

    responden yang ada di klasifikasikan

    menjadi tiga kategori yaitu cemas ringan

    dengan skala HARS nilainya 0 -8, cemas

    sedang bila nilainya 9-16 dan cemas berat

    nilainya > 16 (skala kecemasan Hamilton).

    Dalam penelitian ini dilakukan uji

    persamaan persepsi dengan enumerator,

    pengumpulan, pengolahan dan analisis

    data.

    1. Enumerator Enumerator pada penelitian ini adalah

    bidan yang dijadikan sebagai lokasi

    penelitian. Sebagai upaya untuk menjaga

    validitas dan reliabilitas enumerator

    sebagai instrument yang memberikan

    perlakuan, terlebih dahulu dilakukan

    kegiatan persamaan persepsi. Kegiatan ini

    dilaksanakan dengan cara melatih bidan

    sebagai enumerator untuk melaksanakan

    pijat, dan diukur kemampuannya

    berdasarkan panduan pijat yang telah

    disusun. Hasil pengukuran kemudian

    dianalisis menggunakan uji Kappa dengan

    hasil bahwa setiap bidan bisa dijadikan

    sebagai enumerator meskipun ada 2 orang

    yang harus dilakukan observasi ulang.

  • Sri Gustini Wiwin Mintarsih

    Pengaruh Pijat Endorphin Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin di Bidan Praktik Swasta (BPS) Wilayah Kota Tasikmalaya

    CAKRAWALA Vol. 4 No. 4 Maret 2014 153

    2. Pengumpulan Data Data penelitian dikumpulkan oleh tim

    peneliti dan enumerator selama periode

    Juni-Juli 2013. Setiap ibu yang akan

    melahirkan dilakukan penapisan terebih

    dulu sesuai dengan kriteria, kemudian

    masing-masing responden diukur tingkat

    kecemasan dengan menggunakan lembar

    observasi yang telah disiapkan.

    Pengukuran tingkat kecemasan dilakukan

    pada saat proses persalinan kala I disaat

    tidak terjadi kontraksi uterus sebelum

    dilakukan pijat endorphin.

    Masing-masing responden diberi

    perlakuan berupa pijat endophin. Perlakuan

    ini dilakukan setiap 15 menit selama 5

    menit pada saat kontraksi berlangsung dan

    dilakukan sebanyak 4 kali. Setelah

    dilakukan pijat endorphin, masing-masing

    responden diukur kembali mengenai

    tingkat kecemasan menggunakan alat ukur

    yang sama disaat tidak terjadi kont raksi

    uterus.

    3. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan

    tahap-tahap sebagai berikut :

    a. Editing Merupakan tahap kegiatan mengoreksi

    data yang terkumpul, baik dalam cara

    pengisian dan kesalahan pengisian dari

    setiap jawaban yang terdapat dalam

    kuisioner. Pada tahap ini peneliti

    memeriksa kelengkapan pengisian

    kuesioner yang terdiri dari 25 pertanyaan.

    b. Coding Merupakan tahapan member kode pada

    setiap jawaban yang diberikan dengan

    tujuan mempermudah dalam pengolahan

    data. Untuk pertanyaan positif, diberi kode

    1 apabila tidak ada tanda kecemasan dan

    diberi kode 0 apabila ada tanda kecemasan.

    Untuk pertanyaan negatif, diberi kode 1

    jika merasa ada tanda kecemasan dan

    diberi kode 0 jika tidak ada tanda

    kecemasan.

    Pada tahap ini peneliti menentukan

    kategori pengkodean untuk tingkat

    kecemasan setelah menghitung total score

    yang diperoleh masing-masing responden.

    Kategori yang ditentukan yaitu 1 untuk

    tingkat kecemasan ringan, 2 untuk tingkat

    kecemasan sedang dan 3 untuk tingkat

    kecemasan berat.

    c. Tabulating Kegiatan memasukan data-data hasil

    penelitian ke dalam table-tabel di program

    computer sesuai dengan tujuan penelitian.

    4. Analisis Data a. Analisis Univariat Analisis univariat dalam penelitian ini

    yaitu tingkat kecemasan dengan

    menggunakan rumus frekwensi sebagai

    berikut :

    Keterangan :

    P = persentase

    n = jumlah kategori

    N = jumlah sampel

    b. Analisis Bivariat

    Analisa data bivariate yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah dilakukan

    untuk melihat pengaruh pijat endorphin

    terhadap tingkat kecemasan ibu bersalin

    kala I sebelum dan sesudah dilakukan pijat

    endorphin. Analisa data dilakukan

    menggunakan program soft ware komputer

    dengan pengujian paired sample t test ( 0,05).

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil

    Hasil pengumpulan data pada

    penelitian ini diolah dan diuji statistik

    menggunakan univariat dan bivariat. Data

    meliputi tingkat kecemasan ibu bersalin

    kala I fase aktif sebelum dan setelah

    dilakukan pijat endorphin. Hasil

    pengolahan data dapat dilihat sebagai

    berikut:

    1. Analisis Univariat a. Tingkat Kecemasan Ibu bersalin sebelum

    dilakukan pijat Endorphin

    Pengukuran tingkat kecemasan ibu

    bersalin pada kala I fase aktif di BPS kota

    Tasikmalaya dikategorikan menjadi tingkat

    kecemasan ringan, sedang dan berat.

    Frekwensi responden berdasarkan tingkat

    kecemasan sebelum dilakukan pijat

  • Sri Gustini Wiwin Mintarsih

    Pengaruh Pijat Endorphin Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin di Bidan Praktik Swasta (BPS) Wilayah Kota Tasikmalaya

    CAKRAWALA Vol. 4 No. 4 Maret 2014 154

    endorphin dapat dilihat pada tabel 1

    dibawah ini:

    Tabel 1

    Distribusi Frekwensi Ibu Bersalin Kala I

    berdasarkan tingkat kecemasan sebelum dilakukan

    pijat endorphin di BPS Wilayah Kota Tasikmalaya

    Tahun 2013

    No Tk Kecemasan f %

    1 Ringan 4 8.2

    2 Sedang 15 30.6

    3 Berat 30 61.2

    Jumlah 49 100

    Berdasarkan tabel 1 tingkat kecemasan

    ibu bersalin kala I paling banyak berada

    pada kategori tingkat kecemasan sedang

    30,6% dan tingkat kecemasan berat 61,2%.

    1. Tingkat Kecemasan Ibu bersalin setelah

    dilakukan pijat Endorphin

    Setelah dilakukan pijat endorphin pada

    ibu bersalin kala I fase aktif diperoleh

    adanya perubahan tingkat kecemasan yang

    dapat dilihat pada tabel 2.

    Tabel 2

    Distribusi Frekwensi Ibu Bersalin Kala I

    berdasarkan tingkat kecemasan setelah dilakukan

    pijat endorphin di BPS Wilayah Kota Tasikmalaya

    Tahun 2013

    No Tk Kecemasan f %

    1 Ringan 36 73,5

    2 Sedang 11 22,4

    3 Berat 2 4,1

    Jumlah 49 100

    Berdasarkan tabel 2 tingkat kecemasan

    ibu bersalin kala I paling banyak berada

    pada kategori tingkat kecemasan ringan

    73,5% dan sebagian kecil responden

    dengan tingkat kecemasan sedang 22,4%.

    2. Analisis Bivariat Perbedaan Tingkat kecemasan sebelum

    dan setelah dilakukan pijat endorphin dapat

    dilihat pada tabel 3:

    Tabel 3

    Pengaruh Teknik Pijat Endorphin Terhadap

    Tingkat Kecemasan Ibu Bersalin Kala I di BPS

    Wilayah Kota Tasikmalaya

    Tahun 2013

    Mean N Std. Dev

    Std.

    Error

    Mean

    PRE TEST 16.95918 49

    5.1192 41414

    0.7313 20202

    0.017 POST TEST 6.673469 49

    4.4177 09414

    0.6311 01345

    Berdasarkan tabel 3 tingkat kecemasan

    ibu bersalin setelah dilakukan pijat

    endorphin terdiri dari hasil pengukuran

    sebelum diberikan pijat endorphin dengan

    mean 16,9 dan data tingkat kecemasan ibu

    bersalin setelah dilakukan pijat endorphin

    dengan mean 6,67. Selanjutnya setelah

    dilakukan uji statistik untuk mengetahui

    ada tidaknya pengaruh pijat endorphin

    terhadap kecemasan dengan uji paired t test

    dengan value 0,017. Karena value < (0,05) berarti Ho ditolak, dapat

    disimpulkan ada pengaruh perlakuan pi jat

    endorphin terhadap tingkat kecemasan ibu

    bersalin kalaI fase aktif.

    Pembahasan

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah

    dilakukan, diperoleh bahwa terdapat

    pengaruh pijat endorphin terhadap tingkat

    kecemasan ibu bersalin kala I .

    1. Pre Test

    Pada awal sebelum dilakukan pijat

    endorphin, tingkat kecemasan ibu bersalin

    kala I terdapat paling banyak berada pada

    kategori tingkat kecemasan sedang 30,6%

    dan tingkat kecemasan berat 61,2%. Hal

    diprediksi disebabkan karena sebagian

    besar ibu takut menghadapi persalinan dan

    tidak bisa menahan mules yang dialaminya,

    juga dikarenakan ketakutan ibu terhadap

    kondisi janinnya.

    Hasil observasi yang didapat dari

    penelitian ini pada primigravida rata -rata

    mengalami cemas berat dikarenakan masa

    inpartu merupakan hal yang asing bagi

    mereka, apalagi mereka pernah mendengar

    trauma atau kegagalan dalam menghadapi

  • Sri Gustini Wiwin Mintarsih

    Pengaruh Pijat Endorphin Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin di Bidan Praktik Swasta (BPS) Wilayah Kota Tasikmalaya

    CAKRAWALA Vol. 4 No. 4 Maret 2014 155

    persalinan disamping itu timbulnya

    kecemasan pada ibu berusia muda,

    disebabkan oleh kekhawatiran akan

    terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan

    baik dari ibu maupun bayinya, ibu

    menganggap masa inpartu itu berat dan

    menjadi beban, ibu kurang percaya diri

    bahwa akan sanggup menghadapi

    persalinan (Yessi, 2010)

    2. Post Test

    Setelah diberikan pijatan endorphin,

    tingkat kecemasan ibu bersalin kala I

    tersebut mengalami penurunan yaitu paling

    banyak berada pada kategori tingkat

    kecemasan ringan 73,5% dan sebagian

    kecil responden dengan tingkat kecemasan

    sedang 22,4%.

    Hal ini disebabkan oleh karena adanya

    pemijatan endorphin dan relaksasi yang ibu

    dapatkan. Setidaknya setelah mereka

    mendapatkan pijatan endorphin, sedikitnya

    bisa mengurangi kecemasan yang mereka

    alami.

    Pijat endorphin merupakan satu metode

    nonfarmakologi yang dilakukan untuk

    mengurangi nyeri persalinan. Bidan

    mempunyai andil yang sangat besar dalam

    mengurangi nyeri nonfarmakologi.

    Intervensi yang termasuk dalam

    pendekatan nonfarmakologi adalah

    analgesia psikologis yang dilakukan sejak

    awal kehamilan, relaksasi, massage, aroma

    terapi, hipnotis, akupuntur dan yoga

    (Gadysa, 2009)

    Kecemasan dapat timbul karena

    berbagai factor yang menekan kehidupan.

    Menghadapi proses persalinan merupakan

    salah satu faktor yang dapat menimbulkan

    kecemasan, dimana mengingat proses

    melahirkan bayi tidak selalu somatic

    sifatnya akan tetapi bersifat psikosomatis,

    sebab banyak elemen psikis ikut

    mempengaruhi kelancaran atau kelambatan

    proses melahirkan bayi tersebut. Peristiwa

    yang disertai banyak derita kesakitan

    jasmaniah dan ketidakpastian dikala

    melahirkan bayi itu secara simultan juga

    menimbulkan banyak ketegangan,

    ketakutan, kecemasan dan emosi-emosi

    penting lainnya. Semua konflik batin dan

    keresahan hati yang sudah ada itu menjadi

    akut dan memuncak pada saat ibu

    merasakan tanda-tanda kesakitan

    melahirkan bayinya (Kartono, 2007)

    Usaha yang perlu dilakukan adalah

    mendidik calon ibu untuk menghilangkan

    rasa takutnya dan berusaha untuk

    meyakinkan bahwa kehamilan dan

    persalinannya merupakan hal yang normal

    dan wajar (Nolan, 2003). Usaha pembinaan

    kesehatan mental ini dapat dilakukan oleh

    dokter, bidan, orang-orang disekitarnya

    (Chamidoen, 2005).

    Simkin & Ancheta (2005), penggunaan

    tindakan kenyamanan fisik yang sederhana

    dapat meningkatkan perasaan menguasai,

    mengurangi kecemasan dan kecenderungan

    terjadinya respon melawan atau

    menghindar yang memperlambat persalinan

    diantaranya dapat melakukan masase,

    menghitung nafasnya satu persatu untuk

    menolong wanita mengetahui kemajuan

    persalinan dengan memberikan informasi,

    membantu dan mengarahkan untuk

    relaksasi, kata-kata pujian dan dorongan,

    berbicara dengan suara bernada rendah

    secara berirama dan menggosok punggung.

    Pengaruh Pijat Endorphin Terhadap

    Perubahan Tingkat Kecemasan Ibu Bersalin

    Kala I

    Hasil analisis data menunjukan bahwa

    pijat endorphin berhubungan secara

    bermakna dengan tingkat kecemasan ibu

    dalam masa inpartu dengan nilai value 0,017. Hasil ini menunjukan bahwa pijat

    endorphin dapat mengurangi kecemasan.

    Kecemasan, ketegangan dan

    ketidaknyamanan yang dialami ibu bersalin

    akan dapat berkurang karena sentuhan atau

    pijat endorphin memberi pengaruh positif

    terhadap kesejahteraan fisik dan psikis ibu.

    Untuk mengatasi kecemasan dan

    mengurangi nyeri waktu melahirkan dapat

    dengan cara non farmakogenik. tergerak

    untuk menggunakan endorphine untuk

    mengurangi atau meringankan rasa sakit

    pada ibu yang akan melahirkan. (Yessie, dkk, 2010).

    Endorphin adalah zat seperti opiate

    yang berasal dari dalam tubuh yang

  • Sri Gustini Wiwin Mintarsih

    Pengaruh Pijat Endorphin Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin di Bidan Praktik Swasta (BPS) Wilayah Kota Tasikmalaya

    CAKRAWALA Vol. 4 No. 4 Maret 2014 156

    disekresi oleh medulla adrenal. Endorphin

    adalah neurotransmitter yang menghambat

    pengiriman rangsang nyeri sehingga dapat

    menurunkan sensasi nyeri. Tingkatan

    endorphin berbeda antara satu orang

    dengan orang lainnya. Hal ini yang

    menyebabkan rasa nyeri seseorang dengan

    yang lain berbeda (Kuswandi, 2011)

    Endorphin memiliki struktur yang

    menyerupai morfin, yaitu obat yang kita

    ketahui dapat menyebabkan sensasi

    melayang pada mereka yang menggunakannya. Melihat adanya

    kesamaan struktur ini, menjadikan para

    ilmuwan percaya bahwa endorphin

    memiliki cara kerja yang sama dengan

    morfin yaitu memberikan ketenangan.

    Yang membedakannya adalah endorphin

    tidak menyebabkan kecanduan seperti

    halnya morfin.

    Secara khusus, sistem analgesik

    tergantung pada adanya reseptor opiat.

    Telah lama diketahui bahwa morfin adalah

    analgesik kuat, untuk itu dilakukan

    pencarian untuk menemukan substansi

    yang biasanya mengikat dengan reseptor

    opiat. Opiat endogen ini berfungsi sebagai

    neurotransmitter analgesik, mereka

    dibebaskan dari jalur analgesik menurun

    dan mengikat dengan reseptor opiat pada

    terminal serat nyeri aferen. Pengikatan ini

    menekan pelepasan substansi P melalui

    penghambatan presinaptik, sehingga

    menghalangi transmisi lebih lanjut dari

    sinyal rasa sakit. Morfin mengikat reseptor

    opiat yang sama, yang menyumbang sifat

    analgesiknya (Lauralee, 2004)

    Endorphin merupakan hormon yang

    alami yang diproduksi oleh tubuh manusia,

    penghilang rasa sakit yang terbaik.

    endorphins dapat diproduksi secara alami

    dengan cara melakukan aktivitas seperti

    meditasi, melakukan pernafasan dalam,

    atau melalui acupuncture treatments.

    Walaupun perlu riset yang lebih lanjut

    namun endorphins dipercayai memproduksi

    empat kunci bagi tubuh dan pikiran: yaitu

    meningkatkan sistem kekebalan tubuh,

    mengurangi rasa sakit, mengurangi stress,

    dan memperlambat proses penuaan. Para

    ilmuwan juga menemukan bahwa beta-

    endorphins dapat mengaktifkan NK

    (Natural Killer) cells pada tubuh manusia

    dan mendorong sistem kekebalan tubuh

    untuk melawan sel-sel kanker (Aprilia,

    2010)

    Nyeri selama persalinan merupakan

    satu hal yang membuat wanita merasa

    cemas. Nyeri saat persalinan merupakan

    proses yang fisiologis meskipun pada tipe

    nyeri yang lain (Kinney, 2002). Nyeri

    persalinan merupakan pengalaman

    subjektif tentang sensasi fisik yang terkait

    dengan kontraksi uterus, dilatasi dan

    penipisan serviks, serta penurunan janin

    selama persalinan (Arifin, 2008).

    Beberapa teori yang menjelaskan

    bahwa persalinan adalah stressor yang

    dapat membangkitkan kecemasan karena

    merupakan ancaman potensial maupun

    aktual pada integritas seseorang (Long,

    1999), keadaan kecemasan pada fase satu

    dan dua yang tidak teratasi sedangkan

    stresor tetap saja berlanjut, Ibu hamil akan

    jatuh kedalam kecemasan pada fase tiga.

    Kecemasan dalam mengadapi

    persalinan bisa diperkuat oleh sebab sebab

    kongkrit lainya misalnya cemas

    menghadapi nyeri persalinan, cemas jika

    bayi lahir cacat, atau lahir dalam kondisi

    patologis ataupun tidak bisa mengedan.

    Teknik pijat endorphin juga dapat

    memberikan individu kontrol diri ketika

    terjadi rasa ketidaknyamanan atau cemas,

    stres fisik dan emosi yang disebabkan oleh

    kecemasan. Teknik ini tidak hanya

    digunakan pada individu yang mengalami

    rasa sakit dalam persalinan, tetapi bisa

    juga digunakan pada individu yang sehat,

    karena pelaksanaan teknik relaksasi bisa

    berhasil jika pasien kooperatif (Potter dan

    Perry, 2006).

    Perlakuan teknik pijat endorphin

    banyak memberikan pengaruh penurunan

    tingkat kecemasan setelah diberi perlakuan

    selama 5 menit pada saat terjadi kontraksi.

    Hal ini dapat dikatakan bahwa pemberian

    pijat endorphin efektif dilakukan untuk

    penurunan tingkat kecemasan pasien

    persalinan kala I. Hasil yang diperoleh

    adalah sebelum diberikan perlakuan tingkat

    kecemasan pasien 300-399 cemas berat.

  • Sri Gustini Wiwin Mintarsih

    Pengaruh Pijat Endorphin Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin di Bidan Praktik Swasta (BPS) Wilayah Kota Tasikmalaya

    CAKRAWALA Vol. 4 No. 4 Maret 2014 157

    Setelah diberikan perlakuan pijat

    endorphin selama 5 menit setiap kontraksi

    berlangsung diperoleh rata-rata penurunan

    tingkat kecemasan yaitu dari tingkat

    kecemasan sedang dan berat menjadi

    tingkat kecemasan ringan. Selanjutnya

    setelah hasil tersebut dianalisis dengan uji

    statistik paired t-test berdasarkan

    penghitungan menggunakan soft ware

    computer dengan taraf singnifikan 0,05

    diperoleh value 0,017 .sehingga Ho ditolak, artinya ada Ada pengaruh

    pelaksanaan teknik pijat terhadap tingkat

    kecemasan ibu bersalin kala I fase aktif.

    SIMPULAN DAN SARAN

    Simpulan

    1. Tingkat kecemasan ibu bersalin sebelum diberikan pijat endorphin paling banyak pada

    kategori tingkat kecemasan berat (61,2%)

    2. Tingkat kecemasan ibu bersalin setelah diberikan pijat endorphin paling banyak pada

    kategori tingkat kecemasan ringan (73,5%)

    3. Ada pengaruh pelaksanaan teknik pijat terhadap tingkat kecemasan ibu bersalin kala

    I fase aktif ( value 0,017) Saran

    Bagi petugas kesehatan yang

    berwenang melakukan pertolongan

    persalinan maka teknik pijat endorphin

    direkomendasikan untuk setiap ibu bersalin

    kala I fase aktif.

    DAFTAR PUSTAKA Anonymous, (2010), Kecemasan Yang Terjadi

    Pada Ibu Primigravida, dari

    http://organisasi.org/kecemasan-

    primigravida-menghadapi-proses-

    persalinan-melahirkan. diakses 20 februari 2012

    Aprilia Y, (2010), Hipnostetri : Rileks, Nyaman

    dan Aman Saat Hamil dan Melahirkan,

    cetakan pertama, GagasMedia, Jakarta.

    Arikunto S, (2005), Metode Penelitian, Rineka

    Cipta, Jakarta.

    Bagian Obsteri dan Ginekologi FK Universitas

    Padjajaran, 2003, Obstetri Fisiologi, Elemen,

    Bandung.

    Chamidoen K, (2005), Aspek Kejiwaan Dalam

    Kebidanan, cetakan keempat, Jakarta.

    Depkes RI, (2002), pedoman Pelayanan

    Kebidanan Dasar, Departemen Kesehatan RI,

    Jakarta.

    Haruyama S, (2011), The Miracle of Endorphin,

    Kaifa, Bandung.

    Hidayat, (2001), Stress dan Kecemasan, cetakan

    ketiga, Fakultas Kedokteran UGM

    Kartini K, (2007), Psikologi Wanita, Jilid 2,

    Mandar Maju, Bandung.

    Manuaba IGB, (2002), Ilmu Kebidanan,Penyakit

    kandungan dan Keluarga Berencana, cetakan

    keempat, EGC, Jakarta.

    Michael H, (2009), 100 Orang Paling

    Berpengaruh Di Dunia Sepanjang Sejarah,

    cetakan kedua, MMU, Bandung.

    Musbikin, (2005), Istri Hamil Suami Harus Ikut

    Dong, 20 Oktober 2005, dari

    http://www.pdpersi.co.id/?show=detalnew

    s&kode=950&tbl=biaswanita. Diakses April 2012

    Notoatmodjo S, (2005), Metode Penelitian

    Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.

    Prawihardjo S, (2006), Ilmu Kebidanan, yayasan

    Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo, Jakarta.

    Read, (2009), 15 Penanganan Rasa Cemas Yang

    Dilakukan Ibu Hamil, dari

    http://bejocommunity.blogspot.com/2010/

    05/kecemasan-menghadapi-

    persalinan.html. diakses pada tanggal 21 Februari 2012

    Read, (2005), Kapan Perempuan Hamil

    Membutuhkan Psikologis, dari

    http://www.anmumindonesia.com/artikel.p

    hp?ac=3&articleid=15&page=3. diakses 23 Maret 2012

    Simkin P and Ancheta, (2005), Buku Saku

    Persalinan, EGC, Jakarta.

    Wiknjosastro H, (2005), Ilmu Kebidanan, cetakan

    ketiga, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.

    Videbeck S L, (2008), Buku Ajar Keperawatan

    Jiwa, cetakan pertama, EGC,

    Jakarta.

  • Sri Gustini Wiwin Mintarsih

    Pengaruh Pijat Endorphin Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin di Bidan Praktik Swasta (BPS) Wilayah Kota Tasikmalaya

    CAKRAWALA Vol. 4 No. 4 Maret 2014 158