download pengaruh pijat e sri gustini dan wiwin mintarsih universitas galuh
TRANSCRIPT
-
CAKRAWALA Vol. 4 No. 4 Maret 2014 151
PENGARUH PIJAT ENDORPHIN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN
PADA IBU BERSALIN DI BIDAN PRAKTIK SWASTA (BPS)
WILAYAH KOTA TASIKMALAYA
Oleh
Sri Gustini
Wiwin Mintarsih
Abstrak
Pijat endorphin merupakan satu metode nonfarmakologi yang dilakukan untuk mengurangi nyeri dan
kecemasan selama menghadapi persalinan. Intervensi yang termasuk dalam pendekatan nonfarmakologi
adalah analgesia psikologis yang dilakukan sejak awal kehamilan, relaksasi, massage, hipnotis dan yoga.
Pijat endorphin merupakan teknik sentuhan serta pemijatan ringan, yang dapat menormalkan denyut jantung
dan tekanan darah, serta meningkatkan kondisi rileks dalam tubuh ibhamil dengan memicu perasaan
nyaman melalui permukaan kulit Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pijat
endorphin terhadap tingkat kecemasan ibu bersalin di BPS Wilayah Kota Tasikmalaya. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan design quasi eksperimen dengan pre test dan post
test group. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di 23 BPS yang memenuhi kriteria di
wilayah kota Tasikmalaya. Sedangkan teknik pengambilan sempel menggunakan accidental sampling.
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan uji t test, nilai p Value < (0,017 < 0.05) ini
menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pijat endorphin terhadap tingkat kecemasan ibu
bersalin di BPS Wilayah Kota Tasikmalaya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka teknik pijat
endorphin direkomendasikan untuk setiap ibu bersalin kala I fase aktif.
Kata Kunci
pijat endorphin, tingkat kecemasan
PENDAHULUAN
Indonesia sehat adalah suatu gambaran
kondisi Indonesia di masa depan, yakni
masyarakat, bangsa, dan negara yang
ditandai oleh penduduknya hidup dalam
lingkungan dengan perilaku hidup sehat,
memiliki kemampuan menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara
adil dan merata, serta mencapai derajat
kesehatan yang setinggi -tingginya di
seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Visi Depkes 2010-2014 adalah
masyarakat sehat yang mandiri dan
berkeadilan (Depkes, 2009).
Salah satu fenomena psikologi yang
banyak dijumpai dalam kehidupan manusia
adalah kecemasan. Kecemasan dialami oleh
siapa pun, dimanapun dan kapan pun
Kecemasan dapat terjadi pada semua
pengalaman baru seperti masuk sekolah,
memenuhi pekerjaan baru dan kelahiran
anak (Hidayat, 2001).
Apabila ibu tidak siap mental pada saat
proses melahirkan dapat terjadi kecemasan
atau ketakutan, sehingga kontraksi uterus
tidak teratur, kontraksi uterus yang terlalu
kuat juga membahayakan janin karena
pemberian darah ke janin kurang, sehingga
terjadi asfiksia dan tidak jarang berakhir
dengan kematian janin apabila kala I gagal
karena gangguan psikis akan terjadi
pemerasan tenaga ekstra untuk mengejan
tidak dapat dilakukan dan persalinan
terpaksa diakhiri dengan ekstraksi vakum
atau forsep maupun seksio sesarea. Hal ini
merupakan kecemasan berat pada ibu
dalam proses persalinan oleh karena itu
harus di cegah atau dihindari agar tidak
terjadi komplikasi-komplikasi tersebut
(Chamidon, 2005).
Di Amerika Serikat, diperkirakan
hampir 85% wanita mengalami kecemasan
dalam menghadapi persalinan. Beberapa
hal menjadi faktor mempengaruhi adanya
kecemasan adalah perasaan perasaan takut
mati saat persalinan, Apabila ibu tidak siap
mental pada saat proses melahirkan dapat
terjadi kecemasan atau ketakutan, sehingga
-
Sri Gustini Wiwin Mintarsih
Pengaruh Pijat Endorphin Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin di Bidan Praktik Swasta (BPS) Wilayah Kota Tasikmalaya
CAKRAWALA Vol. 4 No. 4 Maret 2014 152
kontraksi uterus tidak teratur, kontraksi
uterus yang terlalu kuat juga
membahayakan janin karena pemberian
darah ke janin kurang (Journal
Occupational and Enviromental , 2010)
Bulan September - November 2010,
Seksi Pelayanan Khusus Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Barat bekerja sama dengan
RS Jiwa Bandung, RS Jiwa Cimahi, dan
Bagian Psikiatri FKUP/ RSHS melakukan
survei kesehatan jiwa pada ibu inpartu di
112 puskesmas 24 kabupaten Provinsi Jawa
Barat. Hasil penelitian ini menunjukkan,
798 orang atau (27%) dari 2.928 responden
ibu inpartu, menunjukkan tanda gangguan
psikiatri berupa kecemasan atau ansieta
(Republika, 2010)
Mengatasi kecemasan dan mengurangi
nyeri waktu melahirkan dapat dengan cara
non farmakogenik yaitu dengan
pendekatan-pendekatan psikologis yang
dilakukan oleh bidan, dokter dan orang-
orang disekitarnya. Seorang ahli
kebidanan, tergerak untuk menggunakan
endorphine untuk mengurangi atau
meringankan rasa sakit pada ibu yang akan
melahirkan. Diciptakanlah pijat endorphin,
yang merupakan teknik sentuhan serta
pemijatan ringan, yang dapat menormalkan
denyut jantung dan tekanan darah, serta
meningkatkan kondisi rileks dalam tubuh
ibu hamil dengan memicu perasaan nyaman
melalui permukaan kulit (Yessie, dkk,
2010).
Kontak fisik merupakan sumber
kenyamanan pada saat persalinan. Pijatan
dapat menjadi cara untuk membuat ibu
menjadi rileks, mendekatkan ibu dengan
suami dan bidan serta bermanfaat pada
tahap pertama persalinan untuk mengurangi
rasa sakit, menenangkan dan
menentramkan diri ibu ( Stoppar, 2002).
Berdasarkan informasi yang diperoleh
bahwa sebagian besar ibu bersalin di
wilayah kota Tasikmalaya belum pernah
mendengar tentang metode pijat untuk
mengurangi nyeri dan rasa cemas dalam
persalinan. Kebanyakan tindakan yang
dilakukan ibu untuk mengatasi nyeri yaitu
dengan cara menarik nafas dan dengan
melakukan posisi miring kanan dan miring
kiri.
METODE
Jenis penelitian ini adalah Eksperimen
semu (Quasi Experiment Design) yaitu
untuk mengetahui pengaruh pijat endorphin
terhadap tingkat kecemasan ibu bersalin di
BPS Wilayah Kota Tasikmalaya. Penelitian
ini menggunakan pendekatan Pre test and
Post Test One Group. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di
23 BPS yang memenuhi kriteria di wilayah
kota Tasikmalaya. Dalam penelitian ini
pengambilan sampel secara aksidental
(Accidental sampling ) selama periode Juni-
Juli 2013 yaitu 49 orang.
Instrumen yang digunakan dalam
penelitian berupa kuesioner yang pernah
digunakan oleh Mardeyanti (2010) yang
terdiri dari 25 butir pertanyaan, jawaban
responden yang ada di klasifikasikan
menjadi tiga kategori yaitu cemas ringan
dengan skala HARS nilainya 0 -8, cemas
sedang bila nilainya 9-16 dan cemas berat
nilainya > 16 (skala kecemasan Hamilton).
Dalam penelitian ini dilakukan uji
persamaan persepsi dengan enumerator,
pengumpulan, pengolahan dan analisis
data.
1. Enumerator Enumerator pada penelitian ini adalah
bidan yang dijadikan sebagai lokasi
penelitian. Sebagai upaya untuk menjaga
validitas dan reliabilitas enumerator
sebagai instrument yang memberikan
perlakuan, terlebih dahulu dilakukan
kegiatan persamaan persepsi. Kegiatan ini
dilaksanakan dengan cara melatih bidan
sebagai enumerator untuk melaksanakan
pijat, dan diukur kemampuannya
berdasarkan panduan pijat yang telah
disusun. Hasil pengukuran kemudian
dianalisis menggunakan uji Kappa dengan
hasil bahwa setiap bidan bisa dijadikan
sebagai enumerator meskipun ada 2 orang
yang harus dilakukan observasi ulang.
-
Sri Gustini Wiwin Mintarsih
Pengaruh Pijat Endorphin Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin di Bidan Praktik Swasta (BPS) Wilayah Kota Tasikmalaya
CAKRAWALA Vol. 4 No. 4 Maret 2014 153
2. Pengumpulan Data Data penelitian dikumpulkan oleh tim
peneliti dan enumerator selama periode
Juni-Juli 2013. Setiap ibu yang akan
melahirkan dilakukan penapisan terebih
dulu sesuai dengan kriteria, kemudian
masing-masing responden diukur tingkat
kecemasan dengan menggunakan lembar
observasi yang telah disiapkan.
Pengukuran tingkat kecemasan dilakukan
pada saat proses persalinan kala I disaat
tidak terjadi kontraksi uterus sebelum
dilakukan pijat endorphin.
Masing-masing responden diberi
perlakuan berupa pijat endophin. Perlakuan
ini dilakukan setiap 15 menit selama 5
menit pada saat kontraksi berlangsung dan
dilakukan sebanyak 4 kali. Setelah
dilakukan pijat endorphin, masing-masing
responden diukur kembali mengenai
tingkat kecemasan menggunakan alat ukur
yang sama disaat tidak terjadi kont raksi
uterus.
3. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan
tahap-tahap sebagai berikut :
a. Editing Merupakan tahap kegiatan mengoreksi
data yang terkumpul, baik dalam cara
pengisian dan kesalahan pengisian dari
setiap jawaban yang terdapat dalam
kuisioner. Pada tahap ini peneliti
memeriksa kelengkapan pengisian
kuesioner yang terdiri dari 25 pertanyaan.
b. Coding Merupakan tahapan member kode pada
setiap jawaban yang diberikan dengan
tujuan mempermudah dalam pengolahan
data. Untuk pertanyaan positif, diberi kode
1 apabila tidak ada tanda kecemasan dan
diberi kode 0 apabila ada tanda kecemasan.
Untuk pertanyaan negatif, diberi kode 1
jika merasa ada tanda kecemasan dan
diberi kode 0 jika tidak ada tanda
kecemasan.
Pada tahap ini peneliti menentukan
kategori pengkodean untuk tingkat
kecemasan setelah menghitung total score
yang diperoleh masing-masing responden.
Kategori yang ditentukan yaitu 1 untuk
tingkat kecemasan ringan, 2 untuk tingkat
kecemasan sedang dan 3 untuk tingkat
kecemasan berat.
c. Tabulating Kegiatan memasukan data-data hasil
penelitian ke dalam table-tabel di program
computer sesuai dengan tujuan penelitian.
4. Analisis Data a. Analisis Univariat Analisis univariat dalam penelitian ini
yaitu tingkat kecemasan dengan
menggunakan rumus frekwensi sebagai
berikut :
Keterangan :
P = persentase
n = jumlah kategori
N = jumlah sampel
b. Analisis Bivariat
Analisa data bivariate yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dilakukan
untuk melihat pengaruh pijat endorphin
terhadap tingkat kecemasan ibu bersalin
kala I sebelum dan sesudah dilakukan pijat
endorphin. Analisa data dilakukan
menggunakan program soft ware komputer
dengan pengujian paired sample t test ( 0,05).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Hasil pengumpulan data pada
penelitian ini diolah dan diuji statistik
menggunakan univariat dan bivariat. Data
meliputi tingkat kecemasan ibu bersalin
kala I fase aktif sebelum dan setelah
dilakukan pijat endorphin. Hasil
pengolahan data dapat dilihat sebagai
berikut:
1. Analisis Univariat a. Tingkat Kecemasan Ibu bersalin sebelum
dilakukan pijat Endorphin
Pengukuran tingkat kecemasan ibu
bersalin pada kala I fase aktif di BPS kota
Tasikmalaya dikategorikan menjadi tingkat
kecemasan ringan, sedang dan berat.
Frekwensi responden berdasarkan tingkat
kecemasan sebelum dilakukan pijat
-
Sri Gustini Wiwin Mintarsih
Pengaruh Pijat Endorphin Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin di Bidan Praktik Swasta (BPS) Wilayah Kota Tasikmalaya
CAKRAWALA Vol. 4 No. 4 Maret 2014 154
endorphin dapat dilihat pada tabel 1
dibawah ini:
Tabel 1
Distribusi Frekwensi Ibu Bersalin Kala I
berdasarkan tingkat kecemasan sebelum dilakukan
pijat endorphin di BPS Wilayah Kota Tasikmalaya
Tahun 2013
No Tk Kecemasan f %
1 Ringan 4 8.2
2 Sedang 15 30.6
3 Berat 30 61.2
Jumlah 49 100
Berdasarkan tabel 1 tingkat kecemasan
ibu bersalin kala I paling banyak berada
pada kategori tingkat kecemasan sedang
30,6% dan tingkat kecemasan berat 61,2%.
1. Tingkat Kecemasan Ibu bersalin setelah
dilakukan pijat Endorphin
Setelah dilakukan pijat endorphin pada
ibu bersalin kala I fase aktif diperoleh
adanya perubahan tingkat kecemasan yang
dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2
Distribusi Frekwensi Ibu Bersalin Kala I
berdasarkan tingkat kecemasan setelah dilakukan
pijat endorphin di BPS Wilayah Kota Tasikmalaya
Tahun 2013
No Tk Kecemasan f %
1 Ringan 36 73,5
2 Sedang 11 22,4
3 Berat 2 4,1
Jumlah 49 100
Berdasarkan tabel 2 tingkat kecemasan
ibu bersalin kala I paling banyak berada
pada kategori tingkat kecemasan ringan
73,5% dan sebagian kecil responden
dengan tingkat kecemasan sedang 22,4%.
2. Analisis Bivariat Perbedaan Tingkat kecemasan sebelum
dan setelah dilakukan pijat endorphin dapat
dilihat pada tabel 3:
Tabel 3
Pengaruh Teknik Pijat Endorphin Terhadap
Tingkat Kecemasan Ibu Bersalin Kala I di BPS
Wilayah Kota Tasikmalaya
Tahun 2013
Mean N Std. Dev
Std.
Error
Mean
PRE TEST 16.95918 49
5.1192 41414
0.7313 20202
0.017 POST TEST 6.673469 49
4.4177 09414
0.6311 01345
Berdasarkan tabel 3 tingkat kecemasan
ibu bersalin setelah dilakukan pijat
endorphin terdiri dari hasil pengukuran
sebelum diberikan pijat endorphin dengan
mean 16,9 dan data tingkat kecemasan ibu
bersalin setelah dilakukan pijat endorphin
dengan mean 6,67. Selanjutnya setelah
dilakukan uji statistik untuk mengetahui
ada tidaknya pengaruh pijat endorphin
terhadap kecemasan dengan uji paired t test
dengan value 0,017. Karena value < (0,05) berarti Ho ditolak, dapat
disimpulkan ada pengaruh perlakuan pi jat
endorphin terhadap tingkat kecemasan ibu
bersalin kalaI fase aktif.
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, diperoleh bahwa terdapat
pengaruh pijat endorphin terhadap tingkat
kecemasan ibu bersalin kala I .
1. Pre Test
Pada awal sebelum dilakukan pijat
endorphin, tingkat kecemasan ibu bersalin
kala I terdapat paling banyak berada pada
kategori tingkat kecemasan sedang 30,6%
dan tingkat kecemasan berat 61,2%. Hal
diprediksi disebabkan karena sebagian
besar ibu takut menghadapi persalinan dan
tidak bisa menahan mules yang dialaminya,
juga dikarenakan ketakutan ibu terhadap
kondisi janinnya.
Hasil observasi yang didapat dari
penelitian ini pada primigravida rata -rata
mengalami cemas berat dikarenakan masa
inpartu merupakan hal yang asing bagi
mereka, apalagi mereka pernah mendengar
trauma atau kegagalan dalam menghadapi
-
Sri Gustini Wiwin Mintarsih
Pengaruh Pijat Endorphin Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin di Bidan Praktik Swasta (BPS) Wilayah Kota Tasikmalaya
CAKRAWALA Vol. 4 No. 4 Maret 2014 155
persalinan disamping itu timbulnya
kecemasan pada ibu berusia muda,
disebabkan oleh kekhawatiran akan
terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan
baik dari ibu maupun bayinya, ibu
menganggap masa inpartu itu berat dan
menjadi beban, ibu kurang percaya diri
bahwa akan sanggup menghadapi
persalinan (Yessi, 2010)
2. Post Test
Setelah diberikan pijatan endorphin,
tingkat kecemasan ibu bersalin kala I
tersebut mengalami penurunan yaitu paling
banyak berada pada kategori tingkat
kecemasan ringan 73,5% dan sebagian
kecil responden dengan tingkat kecemasan
sedang 22,4%.
Hal ini disebabkan oleh karena adanya
pemijatan endorphin dan relaksasi yang ibu
dapatkan. Setidaknya setelah mereka
mendapatkan pijatan endorphin, sedikitnya
bisa mengurangi kecemasan yang mereka
alami.
Pijat endorphin merupakan satu metode
nonfarmakologi yang dilakukan untuk
mengurangi nyeri persalinan. Bidan
mempunyai andil yang sangat besar dalam
mengurangi nyeri nonfarmakologi.
Intervensi yang termasuk dalam
pendekatan nonfarmakologi adalah
analgesia psikologis yang dilakukan sejak
awal kehamilan, relaksasi, massage, aroma
terapi, hipnotis, akupuntur dan yoga
(Gadysa, 2009)
Kecemasan dapat timbul karena
berbagai factor yang menekan kehidupan.
Menghadapi proses persalinan merupakan
salah satu faktor yang dapat menimbulkan
kecemasan, dimana mengingat proses
melahirkan bayi tidak selalu somatic
sifatnya akan tetapi bersifat psikosomatis,
sebab banyak elemen psikis ikut
mempengaruhi kelancaran atau kelambatan
proses melahirkan bayi tersebut. Peristiwa
yang disertai banyak derita kesakitan
jasmaniah dan ketidakpastian dikala
melahirkan bayi itu secara simultan juga
menimbulkan banyak ketegangan,
ketakutan, kecemasan dan emosi-emosi
penting lainnya. Semua konflik batin dan
keresahan hati yang sudah ada itu menjadi
akut dan memuncak pada saat ibu
merasakan tanda-tanda kesakitan
melahirkan bayinya (Kartono, 2007)
Usaha yang perlu dilakukan adalah
mendidik calon ibu untuk menghilangkan
rasa takutnya dan berusaha untuk
meyakinkan bahwa kehamilan dan
persalinannya merupakan hal yang normal
dan wajar (Nolan, 2003). Usaha pembinaan
kesehatan mental ini dapat dilakukan oleh
dokter, bidan, orang-orang disekitarnya
(Chamidoen, 2005).
Simkin & Ancheta (2005), penggunaan
tindakan kenyamanan fisik yang sederhana
dapat meningkatkan perasaan menguasai,
mengurangi kecemasan dan kecenderungan
terjadinya respon melawan atau
menghindar yang memperlambat persalinan
diantaranya dapat melakukan masase,
menghitung nafasnya satu persatu untuk
menolong wanita mengetahui kemajuan
persalinan dengan memberikan informasi,
membantu dan mengarahkan untuk
relaksasi, kata-kata pujian dan dorongan,
berbicara dengan suara bernada rendah
secara berirama dan menggosok punggung.
Pengaruh Pijat Endorphin Terhadap
Perubahan Tingkat Kecemasan Ibu Bersalin
Kala I
Hasil analisis data menunjukan bahwa
pijat endorphin berhubungan secara
bermakna dengan tingkat kecemasan ibu
dalam masa inpartu dengan nilai value 0,017. Hasil ini menunjukan bahwa pijat
endorphin dapat mengurangi kecemasan.
Kecemasan, ketegangan dan
ketidaknyamanan yang dialami ibu bersalin
akan dapat berkurang karena sentuhan atau
pijat endorphin memberi pengaruh positif
terhadap kesejahteraan fisik dan psikis ibu.
Untuk mengatasi kecemasan dan
mengurangi nyeri waktu melahirkan dapat
dengan cara non farmakogenik. tergerak
untuk menggunakan endorphine untuk
mengurangi atau meringankan rasa sakit
pada ibu yang akan melahirkan. (Yessie, dkk, 2010).
Endorphin adalah zat seperti opiate
yang berasal dari dalam tubuh yang
-
Sri Gustini Wiwin Mintarsih
Pengaruh Pijat Endorphin Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin di Bidan Praktik Swasta (BPS) Wilayah Kota Tasikmalaya
CAKRAWALA Vol. 4 No. 4 Maret 2014 156
disekresi oleh medulla adrenal. Endorphin
adalah neurotransmitter yang menghambat
pengiriman rangsang nyeri sehingga dapat
menurunkan sensasi nyeri. Tingkatan
endorphin berbeda antara satu orang
dengan orang lainnya. Hal ini yang
menyebabkan rasa nyeri seseorang dengan
yang lain berbeda (Kuswandi, 2011)
Endorphin memiliki struktur yang
menyerupai morfin, yaitu obat yang kita
ketahui dapat menyebabkan sensasi
melayang pada mereka yang menggunakannya. Melihat adanya
kesamaan struktur ini, menjadikan para
ilmuwan percaya bahwa endorphin
memiliki cara kerja yang sama dengan
morfin yaitu memberikan ketenangan.
Yang membedakannya adalah endorphin
tidak menyebabkan kecanduan seperti
halnya morfin.
Secara khusus, sistem analgesik
tergantung pada adanya reseptor opiat.
Telah lama diketahui bahwa morfin adalah
analgesik kuat, untuk itu dilakukan
pencarian untuk menemukan substansi
yang biasanya mengikat dengan reseptor
opiat. Opiat endogen ini berfungsi sebagai
neurotransmitter analgesik, mereka
dibebaskan dari jalur analgesik menurun
dan mengikat dengan reseptor opiat pada
terminal serat nyeri aferen. Pengikatan ini
menekan pelepasan substansi P melalui
penghambatan presinaptik, sehingga
menghalangi transmisi lebih lanjut dari
sinyal rasa sakit. Morfin mengikat reseptor
opiat yang sama, yang menyumbang sifat
analgesiknya (Lauralee, 2004)
Endorphin merupakan hormon yang
alami yang diproduksi oleh tubuh manusia,
penghilang rasa sakit yang terbaik.
endorphins dapat diproduksi secara alami
dengan cara melakukan aktivitas seperti
meditasi, melakukan pernafasan dalam,
atau melalui acupuncture treatments.
Walaupun perlu riset yang lebih lanjut
namun endorphins dipercayai memproduksi
empat kunci bagi tubuh dan pikiran: yaitu
meningkatkan sistem kekebalan tubuh,
mengurangi rasa sakit, mengurangi stress,
dan memperlambat proses penuaan. Para
ilmuwan juga menemukan bahwa beta-
endorphins dapat mengaktifkan NK
(Natural Killer) cells pada tubuh manusia
dan mendorong sistem kekebalan tubuh
untuk melawan sel-sel kanker (Aprilia,
2010)
Nyeri selama persalinan merupakan
satu hal yang membuat wanita merasa
cemas. Nyeri saat persalinan merupakan
proses yang fisiologis meskipun pada tipe
nyeri yang lain (Kinney, 2002). Nyeri
persalinan merupakan pengalaman
subjektif tentang sensasi fisik yang terkait
dengan kontraksi uterus, dilatasi dan
penipisan serviks, serta penurunan janin
selama persalinan (Arifin, 2008).
Beberapa teori yang menjelaskan
bahwa persalinan adalah stressor yang
dapat membangkitkan kecemasan karena
merupakan ancaman potensial maupun
aktual pada integritas seseorang (Long,
1999), keadaan kecemasan pada fase satu
dan dua yang tidak teratasi sedangkan
stresor tetap saja berlanjut, Ibu hamil akan
jatuh kedalam kecemasan pada fase tiga.
Kecemasan dalam mengadapi
persalinan bisa diperkuat oleh sebab sebab
kongkrit lainya misalnya cemas
menghadapi nyeri persalinan, cemas jika
bayi lahir cacat, atau lahir dalam kondisi
patologis ataupun tidak bisa mengedan.
Teknik pijat endorphin juga dapat
memberikan individu kontrol diri ketika
terjadi rasa ketidaknyamanan atau cemas,
stres fisik dan emosi yang disebabkan oleh
kecemasan. Teknik ini tidak hanya
digunakan pada individu yang mengalami
rasa sakit dalam persalinan, tetapi bisa
juga digunakan pada individu yang sehat,
karena pelaksanaan teknik relaksasi bisa
berhasil jika pasien kooperatif (Potter dan
Perry, 2006).
Perlakuan teknik pijat endorphin
banyak memberikan pengaruh penurunan
tingkat kecemasan setelah diberi perlakuan
selama 5 menit pada saat terjadi kontraksi.
Hal ini dapat dikatakan bahwa pemberian
pijat endorphin efektif dilakukan untuk
penurunan tingkat kecemasan pasien
persalinan kala I. Hasil yang diperoleh
adalah sebelum diberikan perlakuan tingkat
kecemasan pasien 300-399 cemas berat.
-
Sri Gustini Wiwin Mintarsih
Pengaruh Pijat Endorphin Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin di Bidan Praktik Swasta (BPS) Wilayah Kota Tasikmalaya
CAKRAWALA Vol. 4 No. 4 Maret 2014 157
Setelah diberikan perlakuan pijat
endorphin selama 5 menit setiap kontraksi
berlangsung diperoleh rata-rata penurunan
tingkat kecemasan yaitu dari tingkat
kecemasan sedang dan berat menjadi
tingkat kecemasan ringan. Selanjutnya
setelah hasil tersebut dianalisis dengan uji
statistik paired t-test berdasarkan
penghitungan menggunakan soft ware
computer dengan taraf singnifikan 0,05
diperoleh value 0,017 .sehingga Ho ditolak, artinya ada Ada pengaruh
pelaksanaan teknik pijat terhadap tingkat
kecemasan ibu bersalin kala I fase aktif.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1. Tingkat kecemasan ibu bersalin sebelum diberikan pijat endorphin paling banyak pada
kategori tingkat kecemasan berat (61,2%)
2. Tingkat kecemasan ibu bersalin setelah diberikan pijat endorphin paling banyak pada
kategori tingkat kecemasan ringan (73,5%)
3. Ada pengaruh pelaksanaan teknik pijat terhadap tingkat kecemasan ibu bersalin kala
I fase aktif ( value 0,017) Saran
Bagi petugas kesehatan yang
berwenang melakukan pertolongan
persalinan maka teknik pijat endorphin
direkomendasikan untuk setiap ibu bersalin
kala I fase aktif.
DAFTAR PUSTAKA Anonymous, (2010), Kecemasan Yang Terjadi
Pada Ibu Primigravida, dari
http://organisasi.org/kecemasan-
primigravida-menghadapi-proses-
persalinan-melahirkan. diakses 20 februari 2012
Aprilia Y, (2010), Hipnostetri : Rileks, Nyaman
dan Aman Saat Hamil dan Melahirkan,
cetakan pertama, GagasMedia, Jakarta.
Arikunto S, (2005), Metode Penelitian, Rineka
Cipta, Jakarta.
Bagian Obsteri dan Ginekologi FK Universitas
Padjajaran, 2003, Obstetri Fisiologi, Elemen,
Bandung.
Chamidoen K, (2005), Aspek Kejiwaan Dalam
Kebidanan, cetakan keempat, Jakarta.
Depkes RI, (2002), pedoman Pelayanan
Kebidanan Dasar, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
Haruyama S, (2011), The Miracle of Endorphin,
Kaifa, Bandung.
Hidayat, (2001), Stress dan Kecemasan, cetakan
ketiga, Fakultas Kedokteran UGM
Kartini K, (2007), Psikologi Wanita, Jilid 2,
Mandar Maju, Bandung.
Manuaba IGB, (2002), Ilmu Kebidanan,Penyakit
kandungan dan Keluarga Berencana, cetakan
keempat, EGC, Jakarta.
Michael H, (2009), 100 Orang Paling
Berpengaruh Di Dunia Sepanjang Sejarah,
cetakan kedua, MMU, Bandung.
Musbikin, (2005), Istri Hamil Suami Harus Ikut
Dong, 20 Oktober 2005, dari
http://www.pdpersi.co.id/?show=detalnew
s&kode=950&tbl=biaswanita. Diakses April 2012
Notoatmodjo S, (2005), Metode Penelitian
Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta.
Prawihardjo S, (2006), Ilmu Kebidanan, yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo, Jakarta.
Read, (2009), 15 Penanganan Rasa Cemas Yang
Dilakukan Ibu Hamil, dari
http://bejocommunity.blogspot.com/2010/
05/kecemasan-menghadapi-
persalinan.html. diakses pada tanggal 21 Februari 2012
Read, (2005), Kapan Perempuan Hamil
Membutuhkan Psikologis, dari
http://www.anmumindonesia.com/artikel.p
hp?ac=3&articleid=15&page=3. diakses 23 Maret 2012
Simkin P and Ancheta, (2005), Buku Saku
Persalinan, EGC, Jakarta.
Wiknjosastro H, (2005), Ilmu Kebidanan, cetakan
ketiga, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta.
Videbeck S L, (2008), Buku Ajar Keperawatan
Jiwa, cetakan pertama, EGC,
Jakarta.
-
Sri Gustini Wiwin Mintarsih
Pengaruh Pijat Endorphin Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Ibu Bersalin di Bidan Praktik Swasta (BPS) Wilayah Kota Tasikmalaya
CAKRAWALA Vol. 4 No. 4 Maret 2014 158