zona alterasi hidrotermal

Upload: marsel-panan

Post on 19-Jul-2015

390 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Beberapa model genetik endapan mineral terutama endapan logam yang telah diajukan oleh ahli geologi pertambangan, kesemuanya untuk menjelaskan proses dan karakteristik suatu jebakan. Pada dasarnya semua model yang diajukan tersebut menekankan hubungan antara terjadinya intrusi plutonik dan endapan bijih yang terbentuk serta berdasarkan pada model megmatik hidrotermal. Lowell dan Guilbert (1970), membuat suatu model genetik endapan tembaga porfiri dan asosiasi logam sulfida berdasarkan penyelidikan terhadap urutan zona alterasi mineralisasi di San Manuel Kalamazo dan mencatatkan bahwa pada sebagian besar endapan bijih terdapat hubungan yang sangat erat antara batuan induk, tubuh bijih dan batuan samping. Hal ini terlihat dari adanya hubungan dan asosiasi antara urutan zona alterasi dan mineralisasi yang terjadi baik pada tubuh intrusi sebagai batuan induk atau batuan sumber (source rock) maupun pada batuan samping (wall rock). Pembagian zona alterasi didasarkan pada kelimpahan mineral ubahannya yang menjadi penciri pada tiap zona alterasi. 1. Zona Potasik Alterasi ini disebabkan oleh penambahan unsur potasium pada proses metasomatism dan disertai dengan banyak atau sedikitnya unsur kalsium dan sodium dalam tubuh batuan yang kaya akan mineral aluminosikat. Zona alterasi mineral ini dicirikan oleh ubahan biotit sekunder, Kfeldspar, kuarsa, serisit, dan magnetit. Sedangkan mineral klorit, aktinolit, dan garnet kadang-kadang dijumpai dalam jumlah yang sedikit.

1

2

Mineral logan sulfida yang berkembang dengan baik pada zona alterasi ini berupa kalkopirit dan pirit dengan perbandingan 1:1 hingga 1 : 3. Bentuk endapannya dalam bentuk mikroveinlet maupun veinlet serta dalam bentuk menyebar (disseminated). 2. Zona Phyllik Zona ini biasanya terletak pada bagian luar dari zona potasik. Batas zona ini relatif berbentuk circular yang mengelilingi zona potasik yang berkembang pada tubuh intrusi. Zona ini dicirikan oleh kumpulan mineral serisit dan kuarsa sebagai mineral utama dengan mineral pirit yang melimpah dan sejumlah anhidrit. Mineral serisit ini terbentuk pada proses hidrogen metasomatism yang merupakan dasar dari alterasi serisit yang menyebabkan mineral feldspar yang stabil menjadi rusak dan teralterasi menjadi serisit, dengan penambahan unsur H+ menjadi mineral phylosilikat atau kuarsa. Zona alterasi ini berhubungan dengan zona piritisasi dengan volume mencapai 10% dari volume batuan sedangkan kalkopirit hanya sedikit 0,5%. Alterasi ini berhubungan dengan tingginya rekahan dimana bentuk endapannya berupa vein maupun veinlet yang diisi oleh serisit, kuarsa, dan mineral sulfida. 3. Zona Porpilitik Zona porpilitik ini berkembang pada bagian luar dari suatu zona alterasi, yang dicirikan oleh kumpulan mineral epidot maupun karbonat

3

dan juga mineral kalkopirit. Alterasi ini dipengaruhi oleh penambahan unsur H+ dan CO2. Mineral logam sulfida berupa pirit mendominasi zona ini dimana keterdapatannya dijumpai mengganti fenokris piroksin maupun

hornblende, sedangkan kalkopirit jarang dijumpai. 4. Zona Argilik Zona ini dicirikan oleh kumpulan mineral lempung, kuarsa, dan karbonat. Unsur potasium, kalsium, dan magnesium dalam batuan terubah menjadi monmorilonit, illit, hidromika, dan klorit. Di atas zona argilik kadang-kadang terbentuk zona advance argilik yang tersusun atas mineral diaspore, kuarsa atau silika amorf, andalusit, korundum, dan alunit yang terbentuk pada kondisi asam yang tinggi. Logam sulfida yang biasanya terdapat pada zona ini berupa pirit namun kehadirannya tidak intensif. Ada zona serisit dimana endapannya dijumpai umumnya dalam bentuk veinlet. Zona ini hadir pada bagian luar dalam suatu sistem alterasi hidrotermal. 5. Alterasi Skarn (calc silikat zone) Alterasi ini terbentuk akibat kontak antara batuan sumber dengan batuan karbonat, zona ini sangat dipengaruhi oleh komposisi batuan yang kaya akan kandungan mineral karbonat. pada kondisi yang kurang air, zona ini dicirikan oleh pembentukan mineral garnet, klinopiroksin, dan wollastonit serta mineral magnetit dalam jumlah yang cukup besar. Sedangkan pada kondisi yang kaya akan air, zona ini ditandai dengan

4

kehadiran mineral klorit, tremolit aktinolit dan kalsit dari larutan hidrotermal.