alterasi dan mineralisasi hidrothermal

22
Alterasi dan Mineralisasi Hidrothermal Mineral dan Bijih Proses dan aktivitas geologi bisa menimbulkan terbentuknya batuan dan jebakan mineral. Yang di maksud dengan jebakan mineral adalah endapan bahan-bahan atau material baik berupa mineral maupun kumpulan mineral (batuan) yang mempunyai arti ekonomis. Pengertian ekonomis disini adalah berguna dan menguntungkan bagi kepentingan umat manusia. Factor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan pengusahaan jebakan dalam arti ekonomis adalah bentuk jebakan, besar dan volume cadangan, kadar, lokasi geografi serta biaya ppengolahannya. Dari distribusi unsure-unsur logam bad jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam kulit bumi , menunjukkan bahwa hanya beberapa unsure logam dan mineral saja yang mempunyyai prosentase relative besar. Karena pengaruh proses dan aktivitas geologi yang berlangsung cukup lama, prosenttase unsure-unsur dan mineral- mineral tersebut bisa bertambah banyak pada bagian tertentu karena proses pengayaan, bahhkan akhirnya pada suatu saat dapat terbentuk endapan mineral yang mempunyai nilai ekonomis.. Jenis logam tertentu tidak selalu terdapat di dalam satu macam mineral saja,, tetapi bisa juga terdapat pada lebih dari satu macam mineral. Misalnya logam Cu bisa terdapat pada mineral Kalkopirit, tetapi bisa juga terdapat ppada mineral kalkosit, bronit atau krisokola. Sebaliknya satu jenis mineral tertentu sering bisa mengandung lebih dari satu jenis logam. Keadaan tersebut disebabkan karena logam-logam tertentu sering terdapat bersama-sama pada jenis batuan tertentu dengan asosiasi mineral tertentu pula. Hal ini erat hubungannya dengan proses kejadian (ganesa) mineral bijih. Hubungan dan Lokasi Endapan Mineral Berdasarkan hasil-hasil penyelidikan di dalam pencarian endapan mineral, ternyata endapan mineral di dapatkan pada

Upload: asepmulyapermana

Post on 07-Feb-2016

81 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

alterasi mineral

TRANSCRIPT

Page 1: Alterasi Dan Mineralisasi Hidrothermal

Alterasi dan Mineralisasi Hidrothermal

Mineral dan Bijih

Proses dan aktivitas geologi bisa menimbulkan terbentuknya batuan dan jebakan mineral. Yang di maksud dengan jebakan mineral adalah endapan bahan-bahan atau material baik berupa mineral maupun kumpulan mineral (batuan) yang mempunyai arti ekonomis. Pengertian ekonomis disini adalah berguna dan menguntungkan bagi kepentingan umat manusia. Factor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan pengusahaan jebakan dalam arti ekonomis adalah bentuk jebakan, besar dan volume cadangan, kadar, lokasi geografi serta biaya ppengolahannya.

Dari distribusi unsure-unsur logam bad jenis-jenis mineral yang terdapat di dalam kulit bumi , menunjukkan bahwa hanya beberapa unsure logam dan mineral saja yang mempunyyai prosentase relative besar. Karena pengaruh proses dan aktivitas geologi yang berlangsung cukup lama, prosenttase unsure-unsur dan mineral-mineral tersebut bisa bertambah banyak pada bagian tertentu karena proses pengayaan, bahhkan akhirnya pada suatu saat dapat terbentuk endapan mineral yang mempunyai nilai ekonomis..

Jenis logam tertentu tidak selalu terdapat di dalam satu macam mineral saja,, tetapi bisa juga terdapat pada lebih dari satu macam mineral. Misalnya logam Cu bisa terdapat pada mineral Kalkopirit, tetapi bisa juga terdapat ppada mineral kalkosit, bronit atau krisokola. Sebaliknya satu jenis mineral tertentu sering bisa mengandung lebih dari satu jenis logam. Keadaan tersebut disebabkan karena logam-logam tertentu sering terdapat bersama-sama pada jenis batuan tertentu dengan asosiasi mineral tertentu pula. Hal ini erat hubungannya dengan proses kejadian (ganesa) mineral bijih.

Hubungan dan Lokasi Endapan Mineral

Berdasarkan hasil-hasil penyelidikan di dalam pencarian endapan mineral, ternyata

endapan mineral di dapatkan pada tempat-tempat tertentu dengan kondisi-kondisi geologi

tertentu dan berhubungan erat dengan proses kejadian (ganesa) dan cara pengendapannya.

Pada umumnya jenis endapan logam terbentuk karena proses mineralisasi yang di

akibatkan oleh aktivitas magma dan sering juga terbentuk endapan non logam. Pembentukan

mineral tersebut terjadi baik pada batuan beku sebagai batuan induknya maupun pada batuan

samping yang ikut terpengaruh karena proses magmatis tersebut.

Pembentukan Endapan Mineral

Page 2: Alterasi Dan Mineralisasi Hidrothermal

Proses – proses pembentukan endapan mineral – mineral baik yang memiliki nilai

ekonomis,maupun yang tidak bernilai ekonomis sangat perlu diketahui dan dipelajari mengenai

proses pembentukan , keterdapatan serta pemanfaatan dari mineral – mineral tersebut. Mineral

yang bersifat ekonomis dapat diketahui bagaimana keberadaan dan keterdapatannya dengan

memperhatikan asosiasi mineralnya yang biasanya tidak bernilai ekonomis. Dari beberapa proses

eksplorasi penyelidikan , pencarian endapan mineral, dapat diketahui bahwa keberadaan suatu

endapan mineral tidak terlepas dari beberapa faktor yang sangat berpengaruh,antara lain

banyaknya dan distribusi unsur – unsur kimia, aspek fisika dan biologis.

Secara umumnya proses pembentukan endapan mineral baik jenis endapan logam

maupun non logam dapat terbentuk karena proses mineralisasi yang diakibatkan oleh aktivitas

magma ,dan endapan mineral ekonomis selain karena aktifitas magma ,juga dapat dihasilkan dari

proses alterasi yaitu mineral hasil ubahan dari mineral yang telah ada karena suatu faktor.Pada

proses pembentukan mineral baik secara mineralisasi dan alterasi tidak terlepas dari faktor faktor

tertentu yang selanjutnya akan dibahas lebih detail untuk setiap jenis pembentukan mineral.

Adapun menurut M Bateman maka proses pembentukan mineral dapat dibagi atas

beberapa proses yang menghasilkan jenis mineral tertentu baik yang bernilai ekonomis maupun

mineral yang hanya bersifat sebagai gangue mineral :

1)      Proses Magmatis. Proses ini sebagian besar berasal dari magma primer yang bersifat ultra basa

lalu mengalami pendinginan dan pembekuan membentuk mineral-mineral silikat dan bijih. Pada

temperatur tinggi > 600oC stadium likwido magmatis mulai membentuk mineral-mineral baik

logam maupun non logam. Asosiasi mineral yang terbentuk sesuai dengan temperatur

pendinginan pada saat itu.

1. Early magmatis yang terbagi atas :

Page 3: Alterasi Dan Mineralisasi Hidrothermal

a)      Disseminated, contoh endapannya Intan

b)      Segregasi, contoh endapan chromit

c)      Injeksi, contoh magmatik Kiruna

2. Late magmatis yang terbagi atas :

a)      Residual liquid segregation, contohnya Magmatis Taberg

b)      Residual liquid injection ,contohnya magmatik Adirondack

c)      Immiscible liquid segregation, contohnya sulfida Insizwa

d)     Immiscible liquid injection, contohnya Vlackfontein, Afrika Selatan.

2) Pegmatisme, Setelah proses pembentukan magmatisme, larutan sisa magma (larutan

pegmatisme) yang terdiri dari cairan dan gas. Stadium endapan ini 600-450oC berupa larutan

magma sisa. Asosiasi batuan umumnya berupa granit.

3) Pneumatolisis,Setelah temperatur mulai turun 550 – 450oC akumulasi gas mulai membentuk

mineral sampai pada temperatur 450oC volume unsur volatilnya makin menurun karena

membentuk jebakan pneumatolitis dan tinngal larutan sisa magma yang makin encer. Unsur

volatil akan bergerak menerobos batuan beku yang telah ada dan batuan samping disekitarnya

kemudian akan membentuk mineral baik karena proses sublimasi maupun karena reaksi unsur

volatile tersebut dengan batuan yang diterobosnya sehingga terbentuk endapan mineral yang

disebut endapan pneumatolitis.

4) Proses hydrotermal, merupakn proses pembentukan mineral yang terjadi oleh pengaruh

temperatut dan tekanan yang santa rendah ,dan larutan magma yang terbentuk ini merupakan

unsur volatil yang sangat encer yang terbentuk setelah tiga tahapan sebelumnya.Secara garis

besar endapan hidrotermal dapat dibagi atas

1.     Endapan hipotermal, dengan ciri-ciri yaitu :

–         Tekanan dan temperatur pembekuan relatif paling tinggi.

Page 4: Alterasi Dan Mineralisasi Hidrothermal

–         Endapan berupa urat-urat dan korok yang berasosiasi dengan intrusi dengan kedalaman yang

besar.

–         Asosiasi mineralnya berupa sulfida, misalnya pirit, kallopirit, galena, dan spalerit serta oksidasi

besi.

–         Pada intrusi granit sering berupa nedapan logam Au, Pb, Sn, W, dan Z.

2.      Endapan Mesotermal, dengan ciri-ciri yaitu :

–         Tekanan dan temperatur yang berpengaruh lebih rendah daripada endapan hipotermal.

–         Endapannya berasosiasi dengan batuan beku asam-basa dan dekat dengan permukaan bumi.

–         Tekstur akibat “ cavity filling” jelas terlihat, sekalipun sering mengalami proses penggantian

antara lain berupa “crustification” dan “banding”.

–         Asosiasi mineralnya berupa sulfida, misalnya Au, Cu, Ag, As, Sb dan Oksida Sn.

–         Proses pengayaan sering terjadi.

3.     Endapan Epitermal, dengan ciri-ciri sebagai berikut :

–         Tekanan dan temperatur yang berpengaruh paling rendah.

–         Tekstur penggantian tidak luas, jarang terjadi.

–         Endapan bias dekat atau pada permukaan bumi.

–         Kebanyakan teksturnya berlapis atau berupa “fissure-vein”.

–         Struktur khas yang sering terjadi adalah “cockade structure”.

–         Asosiasi mineral logamnya berupa Au dan Ag dengan mineral “gangue”nya berupa klasit dan

zeolit disamping kuarsa.

Adapun bentuk bentuk endapan mineral yang dapat dijumpai sebagai endapan

hidrotermal adalah sebagai Cavity filling Cavity filling yaitu proses mineralisasi berupa

pengisian ruang-ruang bukaan atau rongga – rongga dalam batuan yang terdiri atas mineral –

Page 5: Alterasi Dan Mineralisasi Hidrothermal

mineral yang diendapkan dari larutan pada bukaan–bukaan batuan. , yang berupa Fissure

veins ,Shear-zone deposits,Stockworks,Ladder veins,Saddle – reefs,Tension crack

fillings,Breccia fillings : vulkanik, Tektonik, dan Collapse,Solution – cavity fillings : Caves and

channels, Gash veins, Pore – space fillings, Vessiculer fillings .

5) Replacement, atau metasomatic replacement merupakan proses dalam pembentukan endapan-

endapan mineral epigenetic yang didominasi oleh pembentukan mineral pada endapan

Hypothermal dan Mesothermal dan sangat penting dalam group Epithermal. Mineral-mineral

bijih pada endapan metasomatic kontak telah di bentuk oleh proses ini, dimana proses ini

dikontrol oleh pengayaan unsur-unsur sulfida dan dominasi pada formasi unsur-unsur endapan

mineral lainnya.Replacement diartikan sebagai proses dari larutan yang sangat penting berupa

pelarutan kapiler dan pengendapan yang terjadi secara serentak di mana terjadi penggantian

suatu mineral atau lebih menjadi mineral-mineral baru yang lain. Atau dapat diartikan bahwa

penggantian mineral membutuhkan ion yang tidak mempunyai ion secara umum dengan zat

kimia yang di gantikan. Penggantian mineral yang dibawa dalam larutan dan zat kimia yang

dibawa keluar oleh larutan dan merupakan kontak terbuka.terbagi atas : Massive, Lode fissure,

dan Disseminated.

6) Sedimenter, terbagi atas endapan besi, mangan, phospate, nikel dll.

7) Evaporasi, terdiri atas evaporasi laut, danau, dan air tanah.

8) Konsentrasi Residu dan mekanik, terbagi atas ;

  Konsentrasi Residu berupa endapan residu mangan, besi, bauxite dll

  Konsetrasi mekanik (endapan placers ), berupa : sungai, pantai, elivial, dan eolian.

9) Supergen enrichment

10)Metamorfisme, terbagi atas : endapan termetamorfiskan dan endapan metamorfisme

Page 6: Alterasi Dan Mineralisasi Hidrothermal

Zona Alterasi dan Mineralisasi Hidrothermal

Alterasi dapat diartikan sebagai perubahan yang terjadi pada suatu batuan dan mineral

penyusunnya, baik terjadi perubahan sifat kimia maupun sifat fisiknya dimana yang disebabkan

oleh larutan hidrothermal, proses kimiawi dan proses Ada 6 faktor yang berpengaruh terhadap

pembentukan mineral ubahan (Browne, 1991) sebagai berikut :

1. Temperatur. Kenaikan temperatur akan berdampak pada dehidrasi mineral dan tingkat

kristalinitas

2. Kimia Fluida. Komposisi kimia (kandungan ion-ion) dalam larutan.

3. Konsentrasi. Berdampak pada tingkat saturasifluida dalamkaitannya dengan mineral

tertentu.

4. Komposisi batuan samping (host Rock).Durasi Aktifitas atau tingkat kesetimbangan.

5. Durasi aktifitas atau tingkat kesetimbangan

Berdasarkan kumpulan mineral ubahan maka zona alterasi dapat dibagi menjadi 5 zona,

yaitu :

1.                  Zona Potassic

Zona ini tidak selalu hadir dan merupakan zona alterasi yang berada pada bagian dalam

sistem hidrothermal dengan kedalaman bervariasi, umumnya lebih dari beberapa ratus meter.

Alterasi ini disebabkan oleh penambahan unsur Potassium pada proses metasomatis dan

disertai sedikit banyak unsur Kalsiu dan Sodium. Dicirikan oleh mineral ubahan ortoklas dan

biotit sekunder atau ortoklas klorite, ortoklas-biotit-klorit, serisit, K-Feldspar, Kwarsa dan

magnetit. Kwarsa hadir dalam bentuk stockwork. Dijumpai core derajat rendah dengan

Page 7: Alterasi Dan Mineralisasi Hidrothermal

kandungan klorite dan serisit yang mencolok. Calcopyrite dan Pyrite memiliki perbandingan 1 :

1 hingga 1 : 3. Endapan dijumpai berupa mikroveinlet , veinlet atau disseminated.

2.                  Zona Serisitisasi (Phyllic Zone)

Zona serisitisasi ini terletak dibagian luar zona potassic. Dicirikan oleh kumpulan

Kwarsa – Serisit – Pyrite yang melimpah dan biasanya disertai minor klorit, llit dan rutile.

Prophyllite mungkin hadir. Bagian dalam zona ini didominasi oleh serisit. Volume pyrite

mencapai 10% dari volume batuan dalam bentuk disseminated dan calcopyrite hanya sekitar

0,5%.. Alterasi ini berhubungan dengan tingginya rekahan dimana bentuk endapannya berupa

veinlet atau vein yang diisi oleh serisit, kwarsa dan mineral sulfida.

3.                  Zona Argilik

Zona ini tidak selalu hadir. Dicrikan oleh kumpulan mineral lempung, kwarsa dan

karbonat. Pyrite umum, tetapi lebih sedikit dibanding zona phyllic. Diatas zona ini kadang

terbentuk zona advanced argilic yang tersusun oleh mineral Diaspore, Kwarsa atau silika amorf,

Andalusit, korundum dan Alunite dalam kondisi asam tinggi. Zona ini hadir pada bagian terluar

dalam suatu sistem hidrothermal.

4.                  Zona Propilitik

Zona ini selalu hadir, berkembang pada bagian terluar dari suatu zona alterasi (the outer

and peripheral alteration zone), yang dicirikan oleh kumpulan mineral Epidote maupun karbonat

terutama kalsit dan juga mineral klorite. Alterasi ini dipengaruhi oleh penambahan unsur H+ dan

CO2. Mineral mafic primer (Biotit dan Hornblende) teralterasi oleh sebagian atau keseluruhan

menjadi klorit dan karbonat. Plagioklas mungkin terubah. Zona ini berangsur mengelilingi

batuan hingga lebih dari ratusan meter. Mineral logam sulfida berupa pyrite mendominasi zona

Page 8: Alterasi Dan Mineralisasi Hidrothermal

ini dimana mengganti fenokris pyroksin maupun hornblende, sedangkan kalkopyrite jarang

dijumpai.

5.                  Alterasi Skarn (Calc-Silikat Zone)

Alterasi ini terbentuk akibat kontak antara batuan sumber dengan batuan karbnat, zona

ini sangat dipengaruhi oleh komposisi batuan yang kaya akan kandungan mineral karbonat. Pada

kondisi kurang air, zona ini dicirikan oleh pembentukan mineral Garnet, Klinopyroksin dan

Wollastonite serta mineral Magnetite dalam jumlah besar pada kondisi kaya air. Zona ini

ditandai dengan kehadiran mineral Klorit, Tremolit - Aktinolit dan Kalsit dari larutan

hydrothermal.

Page 9: Alterasi Dan Mineralisasi Hidrothermal
Page 10: Alterasi Dan Mineralisasi Hidrothermal

Gambar 2 . Pola Zonasi Alterasi Hidrothermal Dalam Model Cadangan Porpiry Copper Lowell – Guilbert (after Lowell & Guilbert, 1970)

Black Ore

Black ore merupakan suatu kumpulan mineral logam yang pembentukannya mempunyai

hubungan erat dengan aktivitas gunungapi (Vulkanisme bawah laut), oleh karena

pembentukannya dipengaruhioleh faktor – faktor dari aktivitas tersebut. Unsur – unsur penyusun

dari mineral – mineral logam itu antara lain Cu, Pb, Zn dan S serta Ag.

Pada tipe endapan kuroko, memperlihatkan adanya hubungan dengan aktivitas

vulkanisme bawah laut yang kemudian dipengaruhi pula oleh aktivitas hidrotermal. Endapan -

endapan mineral tersebut terjadi pada aktivitas akhir vulkanisme (post Vulkanik), yang

menghasilkan endapan logam sulfida dan sulfate. Unsur – Unsur yang dominan terdapat pada

tipe endapan ini adalah Pb, Cu dan Zn.

- Zeolit

Zeolit merupakan mineral ubahan dari material – material vulkanik berupa tufa. Di alam,

Zeolit biasa terdapat diantara celah-celah atuan . Mineral ini dapat pula terdapat diantara lapisan

batuan bersama mineral-mineral lain seperti kalsit, kuarsa, klorit, renit dan fluorit. Dari semua

jenis Zeolit yang ada dia alam baru beberapa jenis yang baru diketahui pada batuan sedimen

pirpklastik.

Mineral ini telah lama dikenal sebagai bahan bangunan, ornamen, dan plester, oleh

karena sifatnya yang fleksibel serta daya absorpsinya yang tinggi.

- Kaolin

Page 11: Alterasi Dan Mineralisasi Hidrothermal

Kaolin termasuk kedalam mineral lempung (Clay minerals). Mineral ini mempunyai sifat

fisik yang tidak plastis, lunak, dengan variasi warna yang beragam seperti putih, abu-abu, sampai

putih keabuan.

Kaolin terbentuk dari alterasi batuan yang banyak mengandung alkali felspar dan

plagioklas asam dan dapat pula terbentuk dari pelapukan akibat ion-ion hidrogen yang terdapat

dalam air tanah yang bereaksi dengan mineral-mineral silika.

Menurut Betektin (Sutoto, 1991), kaolin dapat terjadi dari proses pelapukan batuan beku

dan batuan metamorf yang banyak mengandung alumosilikat seperti p-ada batuan granit, gneiss,

kuarsit porphiri dan syenit. Selain itu kaolinisasi bisa terjadi akibat pengaruh hidroterma dalam

kondisi suhu yang rendah oleh larutan yang bersifat asam.

- Endapan Silika

Endapan silika merupakan endapan mineral yang berasal dari mineral-mineral silika

yang saling mengikat satu sama lain membentuk endapan silika. Hal ini disebabkan oleh

konfigurasi elektronnya dimana mempunyai struktur koordinasi empat elektron dengan oksigen.

Mineral-mineral silika merupakan mineral yang umum ditemukan sebagai penyusun

kerak bumi, dimana 60% merupakan felspar grup dan 12% merupakan mineral kuarsa.

Endapan ini dapat terbentuk dari hasil aktivitas vulkanik, dimana material-material

piroklastik yang berkuran halus dengan kandungan volatile yang tinggi yang dihasilkan dari

aktivitas vulkanik, terendapkan di laut dan membentuk batuapung (Pumice). Akibat pengaruh air

laut yang beraksi dengan material – material tersebut, akan terbentuk endapan yang berupa

kristal-kristal mineral silika.

- Endapan Logam Lainnya

Page 12: Alterasi Dan Mineralisasi Hidrothermal

Selain mineral-mineral logam yang telah diterangkan diatas, ada beberapa mineral logam

lain yang biasa ditemukan seperti mangan, malasit, barit, sphalerit, dan klorit. Mineral-mineral

ini keberadaannya dapat digunakan sebagai dasar dalam penentuan adanya endapan-endapan

ekonomis pada suatu daerah meskipun keterdapatannya dalam skala yang tidak terlalu besar

(relatif minimum)

Endapan Black Ore merupakan endapan mineral sulfida massive yang berwarna hitam,

seperti sphalerite, galena, hematit, pyrite, chalcopyrite dan lain - lain.

Secara geokimia, endapan metal atau endapan sulfida massive dapat dibagi dalam lima

kelompok, yaitu :

a.             Tipe Siprus (Tipe Black Ore / Tipe Busur Belerang )

Endapan ini terbentuk dari seri formasi daripada lava bantal di lingkungan oceanic atau

Kerak Oceanic yang berasosiasi dengan kompleks ofiolith, pyroklastik yang kadang ada dan

kadang tidak. Endapan ini tersusun oleh mineral sulfida, dengan pyrite atau tanpa berasosiasi

dengan chalcopyrite. Alterasi hydrothermal yang terbentuk ini adalah prophyllite karena bersifat

Basa, sebab jika asam akan membentuk kaolin yang juga mengandung colloform fall

b.             Tipe Lokken (Tipe Black Ore )

Tipe Endapan ini hampir sama dengan tipe Siprus akan tetapi Ti, Zr, dan Cr tinggi.

c.             Tipe Noranda (Ocean Basin / Kerak Samudera )

Tipe Endapan ini berhubungan dengan tipe lava kepulauan dan memiliki komposisi kimia

berupa Ti, Zr, Y, Nb, Ta dan Hf yang rendah.

d.            Tipe Yoma ( Kontinental margin )

Tipe Endapan mengandung Nb dan Cr tinggi

e.             Tipe Kuroko (Acid Island Ore )

Page 13: Alterasi Dan Mineralisasi Hidrothermal

Tipe endapan ini merupakan tipe endapan post volkanik berupa endapan logam sulfida dan

sulfate yang erat sekali hubungannya dengan suatu kegiatan volkanik bawah samudera.

Misalnya, endapan Tipe Kuroko yang berumur Miosen (Green Tuff) yang di temukan di daerah

Honshu dan Hokkaido dan Endapan Mineral tipe kuroko pada batuan Fanerozoik.

Genetik endapannya berhubungan dengan vulkanik bawah laut yang berkomposisi

Rhyolite atau Dasitik, dan proses runtuhan kaldera volkanik. Pembentukan dari type kuroko ini

berhubungan dengan proses rifting pada back arc yang dapat menghasilkan sulfida masif. Dan

beberapa daerah dapat berhubungan dengan batuan basalt menghasilkan sulfida sebagai indikasi

volkanis bimodal mafic-felsic dalam suatu proses mineralisasi.

Pada endapan tipe Kuroko merupakan endapan yang terbentuk akibat dari aktivitas

vulkanisme bawah laut (submarine vulkanisme) dan hydrothermal dimana batuan penyusunnya

berupa batuan yang bersifat andesitik hingga basaltic. Dan urutan-urutan pembentukan

mineralnya sangat teratur yang terbagi dalam beberapa zona pengendapan. Pembentukan

endapan tipe Kuroko berhubungan dengan proses rifting pada back arc yang dapat menghasilkan

sulfida massive Tipe endapan Kuroko dicirikan oleh mineral polimetalik yang mengandung Cu –

Pb – Zn yang terbentuk pada gunung api bawah laut yang bersifat asam berumur Miosen dalam

seri batuan Green Tuff di daerah Jepang.

Terjadinya endapan Kuroko mempunyai proses mineralisasi yang sangat kompleks ;  Pembentukan mineral – mineral group Gypsum (Anhydrite, Gips Selenite, Alabaster, Skoria

glass).  Pembentukan mineral sulfida kompleks (Mixed Sulphide Mineralization) yang sangat intensif  Eksplosif volkanik bawah samudera dalam pembentukan breksi pumice aglomerat, tuff dan

kegiatan fumarola.  penyebaran endapan logam Cu, Pb, Zn akan terkonsentrasi ke arah atas dari endapan – endapan

logam lainnya yang ada, sedangkan Covelite pada zona supergene enrichment pada zona gossan (greissen), membentuk strata bound sebagai endapan – endapan syngenetik

Suatu endapan Type Kuroko yang terbentuk akan memperlihatkan adanya urutan –

urutan perlapisan yang sistematis, sebagai berikut :

Page 14: Alterasi Dan Mineralisasi Hidrothermal

Zona V : barisan Hematite-KuarsaZona IV : lapisan Apatit – Barite

Zona III : lapisan massive Sphalerite – Galena - Barite (bijih hitam) disertai dengan Tetrahedrite, Pyrite, Calcopyrite, Tentatite, dan Bornit.

Zona II : lapisan massive Pyrit - Calcopyrit dan Gypsum.Zona I : desiminasi tubuh/stockwork Pyrit - Calcopyrit - Stok Kwarsa

Gambar 3. Penampang Genetik Endapan Tipe Kuroko

Mineralisasi dan Pola Alterasi

Page 15: Alterasi Dan Mineralisasi Hidrothermal

Pola alterasi dan mineralisasi dapat dibagi dalam beberapa tipe dasar yaitu :

a.                    Keiko Ore / Derajat rendah

Terdiri atas veinlet kwarsa yang mengandung galena masif, sphalerite, dan Barite

dengan variasi jumlah Calcopyrite dan pyrite. Setempat mengandung sulfida dan lapisan rijang

ferigenous. Mineral penyerta lain yaitu arsenic, emas, perak dan nikel, dan sulfosat mineral

terutama tetrahydrite – tennatite.

b.                  Tipe Kuroko

Yang dimaksud dengan endapan Kuroko yaitu endapan yang berupa urutan pengendapan

dari logam-logam sulfida dan sulfat. Proses pembentukannya yang erat dengan kegiatan

vulkanisme bawah lautdan dipengaruhi oleh pengaruh aktivitas hidrothermal. Tipe ini di sertai

alterasi mineral Zeolith sebagai penciri green tuff dari Jepang. Zona dekat kontak stockwork

diperkaya oleh Mg – Clorite dan serisit hasil alterasi dan silisifikasi. Terdapat pula seri alterasi

Serisit Montmorilonite, dan Fe/Mg chlorite dengan kondisi temperatur pembentukan tipe kuroko

sekitar 200 oC – 320oC.

Pada gambar 5. tampak adanya suatu model genetik endapan Tipe Kuroko

(Franklin,1981). Pada gambar pertama menggambarkan keadaan type ledakan gas yang

membumbung. Pada gambar kedua menjelaskan pengangkatan keatas yang menghasilkan

ledakan berupa fragmen-fragmen.Pada gambar ketiga merupakan suatu ledakan gas type 2

dimana terjadi mineralisasi hidrotermal. Dan pada gambar ke 4. merupakan gambar pengendapan

dari endapan mineral.