bab iv alterasi hidrotermal dan mineralisasi · pdf filebatuan yang berada di daerah...

16
Dewi Prihatini (12007012) 24 BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL DAN MINERALISASI DAERAH PENELITIAN 4.1 Alterasi Hidrotermal Daerah Penelitian 4.1.1 Pengamatan Megaskopis Pengamatan alterasi hidrotermal dilakukan terhadap beberapa conto batuan dan urat kuarsa yang diambil dari permukaan. Pengamatan batuan secara megaskopis bertujuan untuk mengidentifikasi jenis batuan, ubahan, mineralisasi, serta tekstur urat yang ada (Lampiran A). Batuan yang berada di daerah penelitian terdiri dari granodiorit, dengan mineralogi yang secara umum terdiri dari kuarsa+K-feldspar+plagioklas+ biotit. Beberapa batuan terlihat belum terubah, namun secara keseluruhan batuan yang diamati telah mengalami ubahan. Secara megaskopis terlihat kehadiran mineral sekunder klorit dan epidot yang berukuran halus (Gambar 4.1). Mineral lempung juga hadir sebagai mineral ubahan pada beberapa batuan (Gambar 4.2). Kehadiran mineral sekunder mengubah batuan secara selektif sesuai dengan kandungan unsur dari mineral yang diubahnya. Kehadiran mineral ubahan tersebut menyebar pada batuan dengan kelimpahan yang bervariasi. Gambar 4.1 Batuan terubah dengan mineral ubahan klorit dan epidot. Nomor conto: 2010/AHW/38. (Epi:epidot; Klo:klorit ) Kl Epi

Upload: vobao

Post on 03-Feb-2018

222 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL DAN MINERALISASI · PDF fileBatuan yang berada di daerah penelitian terdiri dari granodiorit, dengan mineralogi yang secara umum terdiri dari kuarsa+K-feldspar+plagioklas+biotit

Dewi Prihatini (12007012) 24

BAB IV

ALTERASI HIDROTERMAL DAN MINERALISASI

DAERAH PENELITIAN

4.1 Alterasi Hidrotermal Daerah Penelitian

4.1.1 Pengamatan Megaskopis

Pengamatan alterasi hidrotermal dilakukan terhadap beberapa conto batuan

dan urat kuarsa yang diambil dari permukaan. Pengamatan batuan secara

megaskopis bertujuan untuk mengidentifikasi jenis batuan, ubahan, mineralisasi,

serta tekstur urat yang ada (Lampiran A).

Batuan yang berada di daerah penelitian terdiri dari granodiorit, dengan

mineralogi yang secara umum terdiri dari kuarsa+K-feldspar+plagioklas+biotit.

Beberapa batuan terlihat belum terubah, namun secara keseluruhan batuan yang

diamati telah mengalami ubahan. Secara megaskopis terlihat kehadiran mineral

sekunder klorit dan epidot yang berukuran halus (Gambar 4.1). Mineral lempung

juga hadir sebagai mineral ubahan pada beberapa batuan (Gambar 4.2).

Kehadiran mineral sekunder mengubah batuan secara selektif sesuai dengan

kandungan unsur dari mineral yang diubahnya. Kehadiran mineral ubahan

tersebut menyebar pada batuan dengan kelimpahan yang bervariasi.

Gambar 4.1 Batuan terubah dengan mineral ubahan klorit dan epidot.

Nomor conto: 2010/AHW/38. (Epi:epidot; Klo:klorit )

Kl

o Epi

Page 2: BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL DAN MINERALISASI · PDF fileBatuan yang berada di daerah penelitian terdiri dari granodiorit, dengan mineralogi yang secara umum terdiri dari kuarsa+K-feldspar+plagioklas+biotit

Dewi Prihatini (12007012) 25

Gambar 4.2 Mineral lempung sebagai mineral ubahan pada batuan terubah argilik.

Nomor conto : 2010/AHW/11A

4.1.2 Pengamatan Mikroskopis

Pengamatan mikroskopis yaitu berupa pengamatan petrografi yang

dilakukan terhadap 17 sayatan tipis batuan yang diambil dari daerah penelitian

(Lampiran B). Tujuan utama dari pengamatan petrografi adalah untuk

menentukan jenis batuan dan proses ubahan atau alterasi yang terjadi pada

batuan. Dalam studi alterasi, analisis petrografi ini dilakukan untuk

mengidentifikasi kehadiran mineral alterasi pada batuan berdasarkan sifat optik

serta untuk mengetahui hubungan antar mineral. Selain itu, dari pengamatan

petrografi dapat diketahui intensitas ubahan pada batuan tersebut (Tabel 4.1).

Tabel 4.1 Intensitas ubahan pada batuan (Morisson, 1995)

Intensitas Alterasi Keterangan

Lemah Kehadiran mineral sekunder sedikit, yaitu kurang dari

25%

Sedang Kehadiran mineral sekunder 25-75%

Kuat Kehadiran mineral sekunder >75%

Sangat Kuat Batuan telah sangat terubah, namun tekstur primer masih

dapat dibedakan

Total Batuan telah sangat terubah dan tekstur primer tidak dapat

dibedakan

Berdasarkan pengamatan petrografi yang dilakukan, secara umum jenis

batuan di daerah penelitian adalah granodiorit yang terdiri dari

kuarsa+plagioklas+K-feldspar+biotit+hornblende yang berbentuk subhedral-

Page 3: BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL DAN MINERALISASI · PDF fileBatuan yang berada di daerah penelitian terdiri dari granodiorit, dengan mineralogi yang secara umum terdiri dari kuarsa+K-feldspar+plagioklas+biotit

Dewi Prihatini (12007012) 26

0 0,5 mm P1

anhedral dengan ukuran butir berkisar antara 0,05-2,5 mm (Gambar 4.3).

Intensitas ubahan yang teramati pada batuan bervariasi dari sedang sampai kuat.

Pada beberapa batuan yang telah mengalami ubahan dengan intensitas kuat, jenis

batuan asal sulit untuk diidentifikasi. Proses alterasi ditandai dengan kehadiran

mineral sekunder seperti kuarsa, klorit, epidot, zoisit, kalsit, zeolit, adularia, albit,

serisit, mineral lempung, dan mineral opak, serta setempat terdapat oksida besi

(Tabel 4.2).

Kuarsa sekunder hadir sebagai mineral ubahan di seluruh sayatan tipis

batuan yang diamati. Kuarsa sekunder umumnya mengisi rekahan, berbentuk

anhedral, relatif ekuigranular, dan memiliki kontak interlocking (Gambar 4.3).

Klorit merupakan salah satu mineral ubahan yang paling banyak ditemui pada

sayatan tipis di daerah penelitian. Klorit hadir berserabut, menggantikan mineral

mafik, seperti biotit dan hornblende, baik mengubah sebagian maupun sebagai

pseudomorf. Dari pengamatan bias rangkap yang bervariasi, diduga klorit yang

hadir memiliki kandungan Fe dan Mg yang bervariasi pula (Gambar 4.3). Klorit

yang memiliki kandungan Fe yang dominan memiliki warna bias rangkap

cokelat, sedangkan klorit yang dominan Mg memiliki warna bias rangkap

keunguan. Epidot memiliki ukuran yang bervariasi dari halus sampai sedang

(0,05-0,6 mm), umumnya hadir menggantikan plagioklas (Gambar 4.3).

A B C D E A B C D E

1 1 1

2 2 2

3 3 3

4 4 4

5 5 5

6 6 6

7 7 7

A B C D E A B C D E

Gambar 4.3 Sayatan tipis dari titik lokasi 2010/AHW/01. Sayatan menunjukkan kehadiran

mineral primer kuarsa (D1) dan plagioklas (D2), dan mineral ubahan yang terdiri atas: Fe-

klorit (E3), Mg-klorit (A6), epidot (A4), kuarsa sekunder (A3), serisit (B2), dan mineral opak (C1)

X Nikol

// Nikol

Page 4: BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL DAN MINERALISASI · PDF fileBatuan yang berada di daerah penelitian terdiri dari granodiorit, dengan mineralogi yang secara umum terdiri dari kuarsa+K-feldspar+plagioklas+biotit

Dewi Prihatini (12007012) 27

0 0,25 mm P2

Zoisit hadir dalam jumlah yang sedikit dan berasosiasi dengan epidot. Kalsit

hadir menggantikan plagioklas serta setempat ditemukan sebagai pengisi

rekahan bersama kuarsa. Adularia hadir dalam bentuk rombik dan dalam jumlah

sedikit. Albit hadir dalam ukuran yang halus-sedang (0,02-0,1 mm), anhedral

dan beberapa menunjukkan twinning.

Zeolit hadir mengisi ruang di antara kuarsa, ditemukan dalam persentase

yang kecil dan tidak dominan sebagai mineral ubahan pada batuan. Serisit hadir

sebagai agregat halus berserabut yang tersebar dalam batuan. Serisit umumnya

mengubah plagioklas dan K-feldspar (Gambar 4.4). Mineral lempung hadir

sebagai agregat sangat halus dan berserabut menggantikan mineral primer

seperti plagioklas dan K-feldspar serta beberapa mineral ubahan lainnya.

Mineral opak hadir di setiap sayatan tipis batuan, subhedral-anhedral, dan

memiliki ukuran 0,05-0,5 mm. Mineral opak tersebut akan diidentifikasi

jenisnya melalui mineragrafi. Namun, dari pengamatan petrografi, mineral opak

yang berbentuk prismatik euhedral diperkirakan sebagai pirit dan berasosiasi

dengan serisit dan kuarsa sekunder.

Overprinting antara mineral menunjukkan adanya perubahan kondisi

fluida yang terbentuk pada suhu dan pH fluida yang berbeda. Dari hasil

pengamatan petrografi, terlihat bahwa mineral serisit di-overprint oleh epidot

(Gambar 4.4) dan kalsit.

A B C D E F G H I J

1 1 1

2 2 2

3 3 3

4 4 4

5 5 5

6 6 6

7 7 7

A B C D E F G H I J

Gambar 4.4 Sayatan tipis dari titik 2010/AHW/06. Sayatan menunjukkan kehadiran mineral primer kuarsa (F4) dan plagioklas (I7) yang terubah oleh serisit dan epidot (I6)

dan overprinting serisit oleh epidot (I7)

// Nikol

X Nikol

Page 5: BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL DAN MINERALISASI · PDF fileBatuan yang berada di daerah penelitian terdiri dari granodiorit, dengan mineralogi yang secara umum terdiri dari kuarsa+K-feldspar+plagioklas+biotit

Dewi Prihatini (12007012) 28

Tabel 4.2 Mineral ubahan dan intensitas ubahan berdasarkan hasil pengamatan petrografi

(Kal: Kalsit, Klo:Klorit, Epi:Epidot, Zoi:Zoisit, Zeo:Zeolit, Adu:Adularia, Alb:Albit,

K:Kuarsa, Ser:Serisit, Op: Mineral opak, Lem: Mineral lempung)

Mineral

No. Conto

Kal Klo Epi Zoi Zeo Adu Alb K Ser Op Lem Intensitas

Ubahan

2010/AHW/01A Sedang

2010/AHW/04A Sedang

2010/AHW/05A Sedang

2010/AHW/06A Sedang

2010/AHW/07A Sedang

2010/AHW/08A Sedang

2010/AHW/09 Kuat

2010/AHW/10D Kuat

2010/AHW/11C Kuat

2010/AHW/12 Kuat

2010/AHW/13 Kuat

2010/AHW/14 Kuat

2010/AHW/15 Kuat

2010/AHW/38 Sedang

2010/AHW/39A Sedang

2010/AHW/40A Sedang

2010/AHW/41A Sedang

4.1.3 Analisis Uji ASD (Analytical Spectral Device)

ASD (Analytical Spectral Device) merupakan analisis spektrometri yang

digunakan untuk determinasi mineral yang berukuran sangat halus, seperti

mineral lempung. Conto batuan yang akan dilakukan uji ASD harus dalam

keadaan kering dan memiliki permukaan yang datar. ASD dilakukan dengan

cara menembakkan sinar inframerah terhadap conto batuan yang akan dianalisis.

Setiap mineral akan merefleksikan gelombang sinar inframerah dengan panjang

gelombang yang berbeda. Hal tersebut yang kemudian digunakan sebagai dasar

untuk identifikasi jenis mineral.

Page 6: BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL DAN MINERALISASI · PDF fileBatuan yang berada di daerah penelitian terdiri dari granodiorit, dengan mineralogi yang secara umum terdiri dari kuarsa+K-feldspar+plagioklas+biotit

Dewi Prihatini (12007012) 29

Uji ASD dilakukan di Laboratorium Pusat Survei Geologi dengan

menggunakan peralatan portabel Analytical Spectral Device model TSP 350-

2500HR. Peralatan ASD ini terdiri dari spektrometer, probe dan komputer

portabel (Gambar 4.5).

Gambar 4.5 Alat ASD (Analytical Spectral Device) model TSP 350-2500HR

Uji ASD dilakukan terhadap 7 conto batuan dari daerah penelitian untuk

mengidentifikasi jenis mineral lempung (Lampiran C). Uji ini dilakukan

terhadap conto batuan terpilih yang secara megaskopis dan mikroskopis

menunjukkan bahwa batuan telah terubah oleh mineral lempung. Hasil uji ASD

dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Mineral ubahan berdasarkan hasil uji ASD

(Ill: Illit, Mon: Montmorilonit, Kao: Kaolinit, Mus: Muskovit,

Sme: Smektit, Klo: Klorit, Dol: Dolomit)

Nomor Conto Ill Mon Kao Mus Sme Klo Dol

2010/AHW/06

2010/AHW/15

2010/AHW/37A

2010/AHW/37B

2010/AHW/38A

2010/AHW/38B

2010/AHW/39

Page 7: BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL DAN MINERALISASI · PDF fileBatuan yang berada di daerah penelitian terdiri dari granodiorit, dengan mineralogi yang secara umum terdiri dari kuarsa+K-feldspar+plagioklas+biotit

Dewi Prihatini (12007012) 30

0 300 200 100

4.1.4 Zona Alterasi Hidrotermal

Zona alterasi hidrotermal di daerah penelitian ditentukan berdasarkan

kumpulan mineral yang telah diidentifikasi dari hasil analisis megaskopis,

petrografi, dan ASD. Zona alterasi di daerah penelitian dapat dibedakan menjadi

tiga, yaitu Zona Serisit-Kuarsa-Pirit, Zona Klorit-Epidot-Kalsit, dan Zona Illit-

Kaolinit (Gambar 4.6).

Zona Serisit-Kuarsa-Pirit-Pirit

Zona alterasi ini dicirikan oleh kehadiran mineral ubahan serisit, kuarsa, dan

pirit. Jenis batuan yang mengalami ubahan ini adalah granodiorit dengan

intensitas ubahan sedang-kuat. Berdasarkan perajahan temperatur, Zona

Serisit-Kuarsa-Pirit berada dalam kisaran temperatur 2800 sampai ~300

0C

(Tabel 4.4). Zona ini diperkirakan berada pada kisaran pH 4-6 dan

disebandingkan dengan Zona Filik (Corbett dan Leach, 1998).

Tabel 4.4. Kisaran temperatur mineral alterasi pada Zona Serisit- Kuarsa

(*= Hedenquist dan White, 1995, **= Morrison, 1995)

Nama

Mineral

Suhu Kestabilan Mineral (0C)

Serisit**

Kuarsa*

Pirit*

Zona Epidot-Klorit-Kalsit

Zona alterasi ini dicirikan oleh kehadiran mineral ubahan klorit, epidot,

kalsit, zoisit, albit, adularia, zeolit, dan dolomit. Jenis batuan yang

mengalami ubahan ini adalah granodiorit dengan intensitas ubahan sedang.

Berdasarkan perajahan temperatur, Zona Epidot-Klorit-Kalsit berada dalam

kisaran temperatur 2200

sampai ~3000C (Tabel 4.5). Zona ini diperkirakan

terbnentuk dari fluida dengan pH mendekati netral, yaitu kisaran pH 7-8 dan

disebandingkan dengan Zona Propilitik (Corbett dan Leach, 1998).

Page 8: BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL DAN MINERALISASI · PDF fileBatuan yang berada di daerah penelitian terdiri dari granodiorit, dengan mineralogi yang secara umum terdiri dari kuarsa+K-feldspar+plagioklas+biotit

Dewi Prihatini (12007012) 31

0 300 200 100

0 300 200 100

Tabel 4.5 Kisaran temperatur mineral alterasi pada Zona Epidot-Klorit-Kalsit

(*= Hedenquist dan White, 1995, **= Morrison, 1995)

Nama

Mineral

Suhu Kestabilan Mineral (0C)

Klorit*

Epidot*

Kalsit*

Albit**

Adularia*

Zona Illit-Kaolinit

Zona alterasi ini dicirikan oleh kehadiran mineral ubahan kaolinit, illit,

smektit, dan montmorilonit. Jenis batuan yang mengalami ubahan ini adalah

granodiorit dengan intensitas ubahan sedang-kuat. Berdasarkan perajahan

temperatur, Zona Illit-Kaolinit ini berada dalam kisaran temperatur 1500-

1700C (Tabel 4.6). Zona ini diperkirakan berada pada kisaran pH 4-6 dan

disebandingkan dengan Zona Argilik (Corbett dan Leach, 1998).

Tabel 4.6 Kisaran temperatur mineral alterasi pada Zona Illit-Kaolinit

(Hedenquist dan White, 1995)

Nama

Mineral

Suhu Kestabilan Mineral (0C)

Kaolinit

Illit

Smektit

Montmorilonit

4.2 Mineralisasi Daerah Penelitian

4.2.1 Pengamatan Megaskopis

Pengamatan dilakukan terhadap beberapa conto batuan yang diambil dari

permukaan dan urat kuarsa yang diambil dari lubang tambang yang dibuat oleh

penduduk setempat. Kehadiran mineral bijih di daerah penelitian berupa

pengisian rekahan (cavity filling) dan menyebar (disseminated) pada batuan.

Page 9: BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL DAN MINERALISASI · PDF fileBatuan yang berada di daerah penelitian terdiri dari granodiorit, dengan mineralogi yang secara umum terdiri dari kuarsa+K-feldspar+plagioklas+biotit

Dew

i Prih

atin

i (12

00

70

12

) 3

2

Gam

bar 4

.6 P

eta zo

na a

lterasi d

i

daera

h p

enelitia

n

Gambar 4.6 Peta zona alterasi di daerah penelitian

Page 10: BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL DAN MINERALISASI · PDF fileBatuan yang berada di daerah penelitian terdiri dari granodiorit, dengan mineralogi yang secara umum terdiri dari kuarsa+K-feldspar+plagioklas+biotit

Dewi Prihatini (12007012) 33

Keterdapatan mineral bijih yang dominan di daerah penelitian adalah pada

rekahan yang termineralisasi. Rekahan tersebut membentuk urat kuarsa yang

berasosiasi dengan mineral bijih sulfida, seperti pirit, kalkopirit, galena, dan

sfalerit (Gambar 4.7 a dan b). Selain itu, mineral bijih juga hadir menyebar

(disseminated) pada batuan granodiorit yang umumnya telah terubah dengan

intensitas kuat (Gambar 4.8). Mineral yang bersifat menyebar pada batuan

memiliki ukuran yang relatif lebih halus (<0,1 cm) dibandingkan dengan mineral

bijih yang terdapat di dalam urat kuarsa.

Gambar 4.7 (a) Urat kuarsa yang berasosiasi dengan pirit dan galena. Titik lokasi:

2010/AHW/37, (b) Urat Kuarsa yang berasosiasi dengan manganit, kalkopirit, sfalerit,

dan pirit. Titik lokasi: 2010/AHW/38. (Py: Pirit, Sfa: Sfalerit, Gal: Galena, Cpy: Kalkopirit, Mng: Manganit)

Mineral bijih yang dapat diamati secara megaskopis adalah pirit, kalkopirit,

galena, sfalerit, manganit, dan malakit (Gambar 4.7 a dan b). Pirit merupakan

mineral bijih yang paling dominan. Kehadirannya dapat berasosiasi dengan urat

kuarsa maupun menyebar dalam batuan.

Gal

Sfa

Py

a

b Sfa

Cpy

Mn

g

Py

Page 11: BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL DAN MINERALISASI · PDF fileBatuan yang berada di daerah penelitian terdiri dari granodiorit, dengan mineralogi yang secara umum terdiri dari kuarsa+K-feldspar+plagioklas+biotit

Dewi Prihatini (12007012) 34

Gambar 4.8 Pirit berukuran halus (<0,1 cm) yang menyebar (disseminated) dalam

granodiorit terubah. Titik lokasi: 2010/AHW/12

Kalkopirit, galena, sfalerit, dan manganit hadir berasosiasi dengan urat

kuarsa. Selain itu, malakit juga hadir pada batuan samping urat kuarsa (Gambar

4.9). Jika dilihat dari penyebarannya, mineral bijih yang berasosiasi dengan urat

kuarsa banyak ditemukan di bagian barat daerah penelitian, sedangkan di bagian

timur daerah penelitian hanya terdiri dari pirit yang bersifat menyebar

(disseminated) pada batuan.

Gambar 4.9 Malakit yang terdapat pada batuan samping granodiorit terubah.

Titik lokasi: 2010/AHW/37 (Mal : Malakit)

Tekstur urat kuarsa yang terlihat di daerah penelitian, yaitu comb. Tekstur

tersebut merupakan jenis tekstur primer pada urat kuarsa. Tekstur comb

merupakan tekstur yag terdiri dari kelompok kristal paralel atau subparalel yang

tegak lurus terhadap dinding urat dan memiliki bentuk menyerupai sisir

Pirit

Mal

Page 12: BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL DAN MINERALISASI · PDF fileBatuan yang berada di daerah penelitian terdiri dari granodiorit, dengan mineralogi yang secara umum terdiri dari kuarsa+K-feldspar+plagioklas+biotit

Dewi Prihatini (12007012) 35

(Morrison dkk., 1990). Pada daerah penelitian, tekstur comb terdapat pada urat

kuarsa yang memiliki ukuran relatif kecil, yaitu 2-5 cm (Gambar 4.10).

Gambar 4.10 Tekstur comb pada urat kuarsa yang mengisi rekahan pada granodiorit terubah. Titik lokasi: 2010/AHW/10

4.2.2 Pengamatan Mikroskopis

Pengamatan mikroskopis terhadap mineral bijih dilakukan dengan

melakukan pengamatan mineragrafi terhadap sayatan poles dengan

menggunakan mikroskop cahaya pantul. Dalam pengamatan mineragrafi

dilakukan identifikasi terhadap jenis mineral bijih serta karakteristik tekstur yang

menyertainya. Interpretasi tekstur dari mineral bijih ini akan membantu dalam

penentuan paragenesis mineral bijih (Craig dan Vaughan, 1981).

Pengamatan mineragrafi dilakukan terhadap 12 sayatan poles (Lampiran

D). Berdasarkan hasil pengamatan, di daerah penelitian terdapat pirit, kalkopirit,

sfalerit, galena, arsenopirit, tetrahedrit, kalkosit, dan kovelit (Tabel 4.7). Secara

umum, pirit merupakan mineral logam dominan yang kehadirannya memiliki

persentase terbanyak (65%) dibandingkan dengan mineral lainnya. Pirit

berbentuk kubik dan berwarna kuning pucat. Secara umum pirit hadir mengisi

ruang (open-space filling) antara mineral gangue kuarsa (Gambar 4.11a).

Sfalerit berwarna abu-abu dan hadir mengisi ruang antara kuarsa dan

mineral bijih lainnya dengan bentuk yang ireguler atau tidak beraturan (Gambar

4.11b). Kalkopirit berwarna kuning terang hadir dengan tekstur mengisi ruang di

antara kuarsa dan mineral bijih lainnya (Gambar 4.11c).

Page 13: BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL DAN MINERALISASI · PDF fileBatuan yang berada di daerah penelitian terdiri dari granodiorit, dengan mineralogi yang secara umum terdiri dari kuarsa+K-feldspar+plagioklas+biotit

Dewi Prihatini (12007012) 36

Tabel 4.7 Mineral bijih yang teridentifikasi dari hasil pengamatan mineragrafi

(Py: Pirit, Cpy: Kalkopirit, Sfa: Sfalerit, Gal: Galena, Ars: Arsenopirit,

Tet: Tetrahedrit, Kov: Kovelit, Kal: Kalkosit)

Mineral Bijih

No. Conto Py Cpy Sfa Gal Ars Tet Kov Kal

2010/AHW/10B

2010/AHW/10C

2010/AHW/10D

2010/AHW/10E

2010/AHW/12

2010/AHW/13

2010/AHW/37A

2010/AHW/37H

2010/AHW/37I

2010/AHW/38H

2010/AHW/39I

2010/AHW/39J

Gambar 4.11 Pengamatan mikroskopis pada paralel nikol (a) Pirit hadir mengisi ruang antara kuarsa, (b) Sfalerit hadir dalam bentuk ireguler (c) Galena, pirit, dan kalkopirit

yang mengisi ruang diantara kuarsa (d) Kalkopirit yang digantikan oleh kalkosit dan

kovelit (Py: Pirit, Gal: Galena, Sfa: Sfalerit, Cpy: Kalkopirit, Kal: Kalkosit, Kov: Kovelit)

a b

d c

Py

Cpy

Sfa

0,25 mm

Sfa

0,25 mm

Tet

a

Py

Kal Cpy Py

Cpy

Kov Ga

l 0,5 mm 0,25 mm

Page 14: BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL DAN MINERALISASI · PDF fileBatuan yang berada di daerah penelitian terdiri dari granodiorit, dengan mineralogi yang secara umum terdiri dari kuarsa+K-feldspar+plagioklas+biotit

Dewi Prihatini (12007012) 37

Tetrahedrit berwarna abu-abu muda hadir dengan ukuran realtif halus dan

menggantikan (replacement) kalkopirit (Gambar 4.11c). Kovelit dan kalkosit

juga hadir menggantikan kalkopirit (Gambar 4.11d). Arsenopirit berwarna putih,

hadir mengisi ruang di antara kuarsa dan pirit. Galena berwarna putih dan

memiliki kenampakan khusus, yaitu triangular pit (Gambar 4.11c).

4.2.3 Paragenesis Mineral Bijih

Pengamatan tekstur pada mineral bijih penting untuk membantu dalam

penentuan urutan waktu pembentukan mineral atau paragenesis. Selain itu,

tekstur yang terdapat dalam mineral bijih dapat membantu dalam menjelaskan

estimasi kondisi saat mineral tersebut terbentuk (Craig dan Vaughan, 1981).

Dari hasil pengamatan mineragrafi, terdapat beberapa tekstur yang terlihat, baik

tekstur primer berupa pengisian ruang (open-space filling), ataupun tekstur

sekunder yang berupa tekstur penggantian (replacement).

Paragenesis mineral berdasarkan hubungan antar mineral dan tekstur yang

terlihat pada sayatan poles menunjukkan bahwa mineral bijih yang terbentuk

pertama kali adalah pirit dan arsenopirit. Pirit hadir mengisi ruang di antara

kuarsa (open-space filling). Arsenopirit dijumpai mengisi ruang di antara pirit

sehingga menunjukkan bahwa arsenopirit terbentuk setelah pirit (Gambar 4.12a).

Namun, di beberapa tempat terlihat bahwa pirit hadir memotong arsenopirit

(Gambar 4.12b). Berdasarkan tekstur-tekstur tersebut, diperkirakan hubungan

antara pirit dan arsenopirit adalah terbentuk bersamaan.

Mineral bijih selanjutnya yang terbentuk diperkirakan adalah galena.

Galena hadir mengisi ruang di antara pirit dan arsenopirit (Gambar 4.12c dan

4.13a). Kemudian sfalerit terlihat mengisi rekahan pada galena (Gambar 4.13d).

Di beberapa tempat sfalerit menunjukkan tekstur khusus, yaitu intergrowth

dengan kalkopirit, yang disebut sebagai chalcopyrite disease (Craig dan

Vaughan, 1981) (Gambar 4.12d). Tekstur ini merupakan salah satu bentuk

eksolusi yang merupakan tekstur sekunder akibat pendinginan. Menurut Barton

dan Skinner (1979; dalam Craig dan Vaughan, 1981), tekstur ini dapat terbentuk

karena terbentuknya fasa yang berbeda pada larutan akibat dari eksolusi. Fasa

larutan yang kaya Cu akan bereaksi dengan sfalerit sehingga membentuk

kalkopirit dan menunjukkan tekstur tumbuh bersama dengan sfalerit.

Page 15: BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL DAN MINERALISASI · PDF fileBatuan yang berada di daerah penelitian terdiri dari granodiorit, dengan mineralogi yang secara umum terdiri dari kuarsa+K-feldspar+plagioklas+biotit

Dewi Prihatini (12007012) 38

Berdasarkan tekstur tersebut, diperkirakan sfalerit dan kalkopirit terbentuk

bersamaan.

Gambar 4.12 Pengamatan mikroskopis pada paralel nikol (a) Arsenopirit mengisi ruang

di antara pirit, (b) Pirit memotong arsenopirit, (c) Galena mengisi ruang di antara pirit dan arsenopirit (d) Sfalerit dan kalkopirit mengisi rekahan di antara galena

Tetrahedrit hadir dengan tekstur replacement menggantikan kalkopirit

(Gambar 4.13a). Kemudian kovelit dijumpai hadir menggantikan tetrahedrit dan

kalkopirit (Gambar 4.13b dan 4.13c). Kalkosit juga hadir menggantikan

kalkopirit (Gambar 4.13d). Kovelit dan kalkosit diperkirakan sebagai mineral

yang terbentuk terakhir akibat dari proses pengayaan. Malakit dan manganit

diperkirakan terbentuk bersamaan dengan kovelit dan kalkosit dari proses

pengayaan. Tabel 4.8 menjelaskan paragenesis mineral bijih di daerah penelitian.

a b

c d

Py

Py

Ar

s Py Ar

s 0,25 mm 0,5 mm

Ar

s

Sfa Ga

l Ga

l Py Cpy

Py

0,5 mm 0,05 mm

Chalcopyrite

disease

Page 16: BAB IV ALTERASI HIDROTERMAL DAN MINERALISASI · PDF fileBatuan yang berada di daerah penelitian terdiri dari granodiorit, dengan mineralogi yang secara umum terdiri dari kuarsa+K-feldspar+plagioklas+biotit

Dewi Prihatini (12007012) 39

Gambar 4.13 Pengamatan mikroskopis pada paralel nikol (a) Tetrahedrit menggantikan

kalkopirit, (b) Kovelit menggantikan kalkopirit, (c) Kovelit menggantikan tetrahedrit, (d) Kalkosit menggantikan kalkopirit

Tabel 4.8. Paragenesis mineral bijih di daerah penelitian

Mineral Tahap Pembentukan

Pirit (FeS2)

Arsenopirit (FeAsS)

Galena (PbS)

Sfalerit (ZnFe)S

Kalkopirit (CuFeS2)

Tetrahedrit (Cu12SbS13)

Kovelit (CuS)

Kalkosit (Cu2S)

Malakit (Cu2CO3) (OH) 2

Manganit (MnO) (OH)

Tet

a

a b

c d

Kov

Ars

Cpy 0,25 mm 0,125 mm

0,5 mm 0,125 mm

Kal

Tet

a

Cpy Ga

l Py Kov Py

Ars

Py