zat antigizi pada tomat

1
Tugas Mata Kuliah Gizi Kesehatan Dosen Pengampu: Siti Harnina Bintari Zat Antigizi pada TOMAT Oleh Rini Madhawati | 4401411010 1. Zat antigizi pada tomat yaitu solanin. Solanin merupakan senyawa racun yang dikenal dengan senyawa glikoalkaloid. Kandungan senyawa ini dijumpai dengan kadar paling banyak yaitu pada tomat yang masih muda, yaitu senyawa alfa-tomatin. 2. Zat yang dikelat adalah enzim kolinestearase (pada sistem saraf) dan membran sel (pada saluran pencernaan). 3. Mekanisme penghambatan solanin: Pada sistem saraf, solanin akan menjadi inhibitor kuat terhadap enzim kolinesterase. Enzim kolinesterase ini berfungsi untuk mendegradasi asetilkolin sehingga tidak terjadi depolarisasi terus-menerus. Apabila ada solanin, maka solanin ini akan mencegah enzim kolinesterase dalam mendegradasi asetilkolin, akibatnya adalah terjadinya depolarisasi yang terus menerus sehingga mengganggu aktifitas penghantaran impuls saraf. Pada sistem pencernaan, solanin akan berikatan pada sterol yang terdapat dalam membran sel. Ikatan ini membuat membran sel menjadi bocor, sehingga mengganggu dalam pertukaran (keluar-masuk) zat. 4. Cara mengatasi penghambatan solanin adalah sengan cara melakukan pematangan melalui pemanasan.

Upload: rini-madhawati-kartodimedjo

Post on 08-Aug-2015

136 views

Category:

Science


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Zat Antigizi pada TOMAT

Tugas Mata Kuliah Gizi KesehatanDosen Pengampu: Siti Harnina Bintari

Zat Antigizi pada TOMATOleh Rini Madhawati | 4401411010

1. Zat antigizi pada tomat yaitu solanin.

Solanin merupakan senyawa racun yang dikenal dengan senyawa glikoalkaloid. Kandungan senyawa ini dijumpai dengan kadar paling banyak yaitu pada tomat yang masih muda, yaitu senyawa alfa-tomatin.

2. Zat yang dikelat adalah enzim kolinestearase (pada sistem saraf) dan membran sel (pada saluran pencernaan).

3. Mekanisme penghambatan solanin:

Pada sistem saraf, solanin akan menjadi inhibitor kuat terhadap enzim kolinesterase. Enzim kolinesterase ini berfungsi untuk mendegradasi asetilkolin sehingga tidak terjadi depolarisasi terus-menerus. Apabila ada solanin, maka solanin ini akan mencegah enzim kolinesterase dalam mendegradasi asetilkolin, akibatnya adalah terjadinya depolarisasi yang terus menerus sehingga mengganggu aktifitas penghantaran impuls saraf.

Pada sistem pencernaan, solanin akan berikatan pada sterol yang terdapat dalam membran sel. Ikatan ini membuat membran sel menjadi bocor, sehingga mengganggu dalam pertukaran (keluar-masuk) zat.

4. Cara mengatasi penghambatan solanin adalah sengan cara melakukan pematangan melalui pemanasan.