transgenik tomat

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemuliaan tanaman adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk mengubah susunan genetik tanaman, baik individu maupun secara bersama-sama (populasi) dengan tujuan tertentu. Pemuliaan tanaman kadang-kadang disamakan dengan penangkaran tanaman, kegiatan memelihara tanaman untuk memperbanyak dan menjaga kemurnian; pada kenyataannya, kegiatan penangkaran adalah sebagian dari pemuliaan. Selain melakukan penangkaran, pemuliaan berusaha memperbaiki mutu genetik sehingga diperoleh tanaman yang lebih bermanfaat. Pengetahuan mengenai perilaku biologi tanaman dan pengalaman dalam budidaya tanaman merupakan hal yang paling menentukan keberhasilan usaha pemuliaan, sehingga buku-buku teks seringkali menyebut pemuliaan tanaman sebagai seni dan ilmu memperbaiki keturunan tanaman demi kemaslahatan manusia. Tugas pokok seorang pemulia tanaman adalah merakit kultivar yang lebih baik: memiliki ciri-ciri yang khas dan lebih bermanfaat bagi penanamnya. Kultivar juga dikenal awam sebagai varietas, meskipun keduanya tidak selalu sama artinya. Aplikasi kultivar unggul padi dan gandum merupakan salah satu komponen penting dalam

Upload: sayekti-rahayu

Post on 17-Feb-2015

126 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Transgenik Tomat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemuliaan tanaman adalah usaha-usaha yang dilakukan untuk mengubah

susunan genetik tanaman, baik individu maupun secara bersama-sama (populasi)

dengan tujuan tertentu. Pemuliaan tanaman kadang-kadang disamakan dengan

penangkaran tanaman, kegiatan memelihara tanaman untuk memperbanyak dan

menjaga kemurnian; pada kenyataannya, kegiatan penangkaran adalah sebagian

dari pemuliaan. Selain melakukan penangkaran, pemuliaan berusaha memperbaiki

mutu genetik sehingga diperoleh tanaman yang lebih bermanfaat.

Pengetahuan mengenai perilaku biologi tanaman dan pengalaman dalam

budidaya tanaman merupakan hal yang paling menentukan keberhasilan usaha

pemuliaan, sehingga buku-buku teks seringkali menyebut pemuliaan tanaman

sebagai seni dan ilmu memperbaiki keturunan tanaman demi kemaslahatan

manusia.

Tugas pokok seorang pemulia tanaman adalah merakit kultivar yang lebih

baik: memiliki ciri-ciri yang khas dan lebih bermanfaat bagi penanamnya.

Kultivar juga dikenal awam sebagai varietas, meskipun keduanya tidak selalu

sama artinya. Aplikasi kultivar unggul padi dan gandum merupakan salah satu

komponen penting dalam Revolusi Hijau, suatu paket penggunaan teknologi

modern secara massal untuk menggenjot produksi pangan dunia, khususnya

gandum roti, jagung, dan padi. Dilihat dari sudut pandang agribisnis, pemuliaan

tanaman merupakan bagian dari usaha perbenihan yang menempati posisi awal

atau hulu dari keseluruhan mata rantai industri pertanian.

Melihat situasi yang demikian, maka dalam makalah ini penulis

mengambil judul “Hasil Pemuliaan Tanaman Tomat”. Diharapkan agar

masyarakat terutama yang bergerak di bidang pertanian dapat lebih meningkatkan

mutu kualitas tanaman.

Page 2: Transgenik Tomat

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana Budidaya Tanaman Tomat?

Bagaimana Penyerbukan Silang Pada Tanaman Tomat?

Bagaimana Bioeknologi Pemuliaan Tanaman Tomat?

1.3 Tujuan

Untuk Mengetahui Budidaya Tanaman Tomat

Untuk Mengetahui Penyerbukan Silang Pada Tanaman Tomat

Untuk Mengetahui Bioeknologi Pemuliaan Tanaman Tomat

Page 3: Transgenik Tomat

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Tomat ( Lycopersicon esculentum Mill. )

Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermatophyta

Anak divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Lycopersicon (Lycopersicum)

Species : Lycopersicon esculentum Mill.

Kata tomat berasal dari bahasa Aztek, salah satu suku Indian yaitu

xitomate atau xitotomate. Tanaman tomat berasal dari negara Peru dan Ekuador,

kemudian menyebar ke seluruh Amerika, terutama ke wilayah yang beriklim

tropik, sebagai gulma. Penyebaran tanaman tomat ini dilakukan oleh burung yang

makan buah tomat dan kotorannya tersebar kemana-mana. Penyebaran tomat ke

Eropa dan Asia dilakukan oleh orang Spanyol. Tomat ditanam di Indonesia

sesudah kedatangan orang Belanda. Dengan demikian, tanaman tomat sudah

tersebar ke seluruh dunia, baik di daerah tropik maupun subtropik.

Sentra penanaman tomat di dunia adalah di Taiwan, sedangkan di

Indonesia adalah daerah Malang. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim

yang berumur sekitar 4 bulan.Dari sekian banyak varietas tomat yang ada, yang

banyak ditanam petani adalah tomat varietas ratna, berlian, precious 206,

kingkong dan intan. Sedangkan dari hasil survei yang telah dilakukan di lapangan

varietas yang digunakan adalah varietas Artaloka.

Tomat sangat bermanfaat bagi tubuh karena mengandung vitamin dan

mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesehatan. Buah tomat juga

Page 4: Transgenik Tomat

mengandung karbohidrat, protein, lemak dan kalori. Buah tomat juga adalah

komoditas yang multiguna berfungsi sebagai sayuran, bumbu masak, buah meja,

penambah nafsu makan, minuman, bahan pewarna makanan, sampai kepada

bahan kosmetik dan obat-obatan.

Penyebaran tomat di Indonesia dimulai dari Filipina dan Negara-negara

Asia lainnya pada abad ke-18. Pada awalnya, tomat yang pertamakali ditanam

oleh suku Inca dan suku Aztec ini masih berbuah kecil dan produktivitasnya juga

masih rendah. Hal ini jelas berbeda dengan kondisi sekarang. Buah tomat yang

dihasilkan bias menghasilkan bobothingga 0,4 kg per buah atau 5-8 kg buah per

tanaman. Selin kualitas dan buahnya yang tinggi , tanaman tomat hibrida juga

mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi agroklimat, mulai daerah dataran

rendah, dataran menegah, hinggga dataran tinggi. Bahkan ada juga varietas yang

tahan terhadap hama dan penyakit tertentu.

2.1.2. Syarat Pertumbuhan

Iklim

a. Curah hujan yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman tomat adalah 750

mm-1.250 mm/tahun. Keadaan ini berhubungan erat dengan ketersediaan

air tanah bagi tanaman, terutama di daerah yang tidak terdapat irigasi

teknis. Curah hujan yang tinggi (banyak hujan) juga dapat menghambat

persarian.

b. Kekurangan sinar matahari menyebabkan tanaman tomat mudah terserang

penyakit, baik parasit maupun non parasit. Sinar matahari berintensitas

tinggi akan menghasilkan vitamin C dan karoten (provitamin A) yang

lebih tinggi. Penyerapan unsur hara yang maksimal oleh tanaman tomat

akan dicapai apabila pencahayaan selama 12-14 jam/hari, sedangkan

intensitas cahaya yang dikehendaki adalah 0,25 mj/m2 per jam.

Page 5: Transgenik Tomat

c. Suhu udara rata-rata harian yang optimal untuk pertumbuhan tanaman

tomat adalah suhu siang hari 18-29 derajat C dan pada malam hari 10-20

derajat C.

d. Kelembaban relatif yang tinggi sekitar 25% akan merangsang

pertumbuhan untuk tanaman tomat yang masih muda karena asimilasi

CO2 menjadi lebih baik melalui stomata yang membuka lebih banyak.

Tetapi, kelembaban relatif yang tinggi juga merangsang mikro organisme

pengganggu tanaman.

Media Tanam

a. Tanaman tomat dapat ditanam di segala jenis tanah, mulai tanah pasir

sampai tanah lempung berpasir yang subur, gembur, banyak mengandung

bahan organik serta unsur hara dan mudah merembeskan air. Selain itu

akar tanaman tomat rentan terhadap kekurangan oksigen, oleh karena itu

air tidak boleh tergenang.

b. Tanah dengan derajat keasaman (pH) berkisar 5,5-7,0 sangat cocok untuk

budidaya tomat.

c. Dalam pembudidayaan tanaman tomat, sebaiknya dipilih lokasi yang

topografi tanahnya datar, sehingga tidak perlu dibuat teras-teras dan

tanggul.

Ketinggian Tempat

Tanaman tomat dapat tumbuh di berbagai ketinggian tempat, baik di

dataran tinggi maupun di dataran rendah, tergantung varietasnya. Tanaman

tomat yang sesuai untuk ditanam di dataran tinggi misalnya varietas berlian,

varietas mutiara, varietas kada. Sedangkan varietas yang sesuai ditanam di

dataran rendah misalnya varietas intan, varietas ratna, varietas berlian, varietas

LV, varietas CLN. Selain itu, ada varietas tanaman tomat yang cocok ditanam

di dataran rendah maupun di dataran tinggi antara lain varietas tomat GH 2,

varietas tomat GH 4, varietas berlian, varietas mutiara.

Page 6: Transgenik Tomat

2.2 Pemuliaan Tanaman Menyerbuk Silang

Hibridisasi merupakan suatu perkawinan silang antara berbagai jenis

spesies pada setiap tanaman. Yang mempunyai tujuan untuk memperoleh

organisme dengan sifat-sifat yang diinginkan dan dapat berfariasi jenisnya. Pada

peristiwa hibridisasi akan memperoleh kombinasi genetikyang diperoleh melalui

persilangan dua atau lebih tetua yang berbeda genotipnya. Emaskulasi atau sering

disebut kastrasi merupakan pengambilan tepung sari pada kelamin jantan agar

tidak terjadi penyerbukan sendiri. Dalam proses pengam,bilan tepung sari tersebut

dilakukan pada saat sebelum kepala putik masak agar lebih menjaga dan

memperkecil kemungkinan terjadinya penyerbukan (Ferdy. 2008).

Sesuai dengan hubungan kekeluargaan tanaman yang akan disilangkan ada

beberapa macam persilangan :  

1. Intravarietal : persilangan antara tanaman-tanaman yang varietasnya sama.

2. Intervarietal : persilangan antara tanaman-tanaman yang berasala dari varietas

yang berbeda tetapi masih dalam spesies yang sama. Juga disebut persilangan 

Intraspesifik

3. Interspesifik : persilangan dari tanaman-tanaman yang berbeda spesies tetapi 

masih dalam genus yang sama. Juga disebut persilangan Intragenerik. Persilangan

ini dilakukan untuk maksud memindahkan daya ressistensi terhadap  hama,

penyakit dan kekeringan dari suatu spesies ke lain spesies. Misal : tomat, tebu

4. Intergenerik: persilangan antara tanaman-tanaman dari generasi yang

berbeda.Persilangan ini dilakukan untuk menstransfer daya resisten hama,penyakit

dan  kekeringan dari genera-genera yang masih liar ke genera-genera yang sudah 

dibudidayakan.Misal tebu dan glagah ,lobak dank obis.

5.  Introgresive: pada tipe persilangan ini salah satu spesies seolah-olah sifatnya 

mendominir sifat-sifat spesies yang lain sehingga populasi hybrid yang  terbentuk

seolah-olah hanya terdiri atas satu jenis spesies yang mendominir  tersebut. uji

nyata untuk mengetahui apakah data atau hasil yang diperoleh sesuai atau

menyimpang dari nisbah yang diharapkan atau tidak. Oleh karena itu untuk

mengevaluasi terhadap benar tidaknya hasil percobaan yang kita lakukan  dengan

Page 7: Transgenik Tomat

keadaan secara teori dapat dilakukan dengan uji-X2. Tanaman Adenium  

termasuk jenis tanaman berumah satu. Artinya, dalam satu bunga adenium

penyerbukar sendiri sangat jarang terjadi. Sebab, bunga betina dan bunga jantan 

masak pada waktu tidak bersamaan. Kondisi seperti ini justru mempermudah   

langkah penyilangan.Pemuliaan adalah suatu cara yang sistematik merakit

keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi manusia. Dalam

proses ini diperlukan bahan baku berupa keanekaragaman genetik (plasma nutfah)

yang tesedia di alam. Untuk pemuliaan tanaman dan hewan, peranan penelitian

untuk mendapatkan bibit unggul adalah sangat penting (Feros, 2009).

Kastrasi adalah pengambilan kotak sari (bunga jantan) dengan sengaja

agar tidak terjadi persilangan sendiri. Kastrasi dilakukang pada saat bunga jantan

mulai muncul tetapi belum pecah. Kotak sari yang belum pecah biasanya telah

menyembul di dua sisi bunga betina dan berwarna putih, sedangkan kotak sari

yang sudah pecah berwarna krem coklat kehitaman. Munculnya bunga jantan pada

tandan bunga berkisar antara 5 sampai 12 hari (Alfin, 2008).

Kastrasi dilakukan setiap hari sesuai dengan kemunculan bunga jantan

pada tanaman. Ada beberapa cara melakukan kastrasi, yaitu; menggunakan pompa

pengisap, dengan perlakuan alkohol dan secara manual dengan pinset.Bunga

jantan yang akan dikastrasi harus benar-benar sudah keluar tatapi belum pecah.

Tandan bunga dipegang dan kotak sari sudah keluar dihisap dengan pompa

penghisap. Cara ini dinilai kurang memuaskan karena disamping memerlukan

waktu yang tepat dan lama, hasil kastrasi juga kurang bersih. Kastrasi harus

dilakukan setiap hari selama 6 hingga 12 hari, sehingga kepala putik banyak

mengalami kerusakan mekanis karena sering dipegang dan terkena alat penghisap.

Akibatnya kepala putik tidak reseptif lagi dan tandan bunga banyak yang gugur

sebelum disilangkan (Tanto, 2002).

Ada juga beberapa teknik yang digunakan dalam pemuliaan tanaman pada

perlakuan kastrasi, teknik - teknik kastrasi dalam pemuliaan tanaman adalah

sebagai berikut:

•Forching methode : Menghilangkan benang sari dengan membuka katup bunga

yang masih menutup dengan paksa.

Page 8: Transgenik Tomat

•Bagging methode : Menyelubungi bunga sehingga menjadi panas agar membuka.

• Clipping Methode : Menggunting ujung katup bunga ( tinnggal putik saja )

• Hot water treatment : Bunga diletakkan di atas air panas sampai membuka

• Blowing methode : Bunga dibungkus kemudian dipanaskan sehingga membuka.

• Sucking Methode : Pujuk bunga dipotong kemudian benang sari di ambil degan

pompa penghisap.

2.3 Bioteknologi Pemuliaan Tanaman

Teknik-teknik bioteknologi tanaman telah dimanfaatkan terutama untuk

memberikan karakter baru pada berbagai jenis tanaman. Penekanan pemberian

karakter tersebut dapat dibagi kedalam beberapa tujuan utama yaitu peningkatan

hasil, kandungan nutrisi, kelestarian lingkungan, dan nilai tambah tanaman-

tanaman tertentu. Sebagai contoh, beberapa tanaman transgenik yang

dikembangkan adalah:

Peningkatan kandungan nutrisi: Pisang, cabe, raspberries, stroberi, ubi

jalar.

Peningkatan rasa: tomat dengan pelunakan yang lebih lama, cabe, buncis,

kedelai.

Peningkatan kualitas: pisang, cabe, stroberi dengan tingkat kesegaran dan

tekstur yang meningkat.

Mengurangi alergen: polong-polongan dengan kandungan protein

allergenik yang lebih rendah.

Kandungan bahan berkhasiat obat: tomat dengan kandungan lycopene

yang tinggi (antioksidan untuk mengurangi kanker), bawang dengan

kandungan allicin untuk menurunkan kolesterol, padi dengan kandungan

vitamin A dan besi untuk mengatasi anemia dan kebutaan.

Tanaman untuk produksi vaksin dan obat-obatan untuk mengobati

penyakit manusia.

Tanaman dengan kandungan nutrisi yang lebih baik untuk pakan ternak,

dan lain-lain.

Page 9: Transgenik Tomat

Selain itu, pemanfaatan bioteknologi tanaman seperti rekayasa genetika

juga dapat memudahkan petani dalam budidaya tanaman. Misalkan dalam

pengendalian gulma yaitu dengan menghasilkan tanaman yang memiliki

ketahanan terhadap jenis herbisida tertentu. Sebagai contoh adalah Roundup

Ready yang terdiri dari kedelai, canola dan jagung yang tahan terhadap herbisida

Roundup. Di dunia saat ini telah banyak dilepas berbagai tanaman transgenik.

Sebagai contoh, di Asia yaitu di China pada tahun 2006 saja, telah telah ada

sekitar 30 spesies tanaman transgenik, antara lain padi, jagung, kapas, rapeseed,

kentang, kedelai, poplar, tomat (delay ripening dan ketahanan virus), petunia

(warna bunga), paprika (virus resistance), kapas (ketahanan hama) yang telah

dilepas untuk produksi.

Kemajuan dan penerapan bioteknologi tanaman tidak terlepas dari

tanaman pangan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia termasuk kebutuhan

nutrisi, kemajuan bioteknologi telah mewarnai trend produksi pangan dunia. Padi

saat ini masih merupakan tanaman pangan utama dunia. Dengan demikian

prioritas utama untuk teknik biologi molekuler dan transgenik saat ini masih

diutamakan pada padi. Selain karena merupakan tanaman pangan utama, padi

memiliki genom dengan ukuran sehingga dapat digunakan sebagai tanaman model

utama. Selain padi tanaman pangan yang telah banyak mendapat sentuhan

bioteknologi adalah kentang.

Page 10: Transgenik Tomat

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Budidaya Tanaman Tomat

Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya

baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Bunga tanaman tomat berukuran kecil

berdiameter sekitar 2 cm dan berwarna kuning cerah. Kelopak bunga yang

berjumlah 5 buah dan berwarna hijau terdapat pada bagian baerah atau pangkal

bunga. Bagian lain dari bunga tomat adalah mahkota bunga yaitu bagian terindah

dari bunga tomat. Mahkota bunga tomat berwarna kuning cerah, berjumlah

sekitar. 6 buah dan berukuran 1 cm. Bunga tomat merupakan bunga sempurna,

karena benang sari dan kepala putik terletak pada bunga yang sama. Bunganya

memiliki 6 buah tepung sari dengan kepala putik berwarna sama dengan mahkota

bunga yakni kuning cerah. Bunga tomat tumbuh dari batang (cabang) yang masih

muda.

3.1.1. Pembibitan

Benih atau biji-biji tomat yang telah terpilih sebelum disemaikan

didesinfektan. Caranya, dengan merendam benih kedalan larutan fungisida agar

mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit mati. Ada beberapa cara

menyemai pada bedeng persemaian. Cara pertama, benih tomat ditaburkan merata

pada permukaan bedeng, kemudian ditutup tanah tipis-tipis. Bedeng dibuat

guritan sedalam 1 cm dengan jarak antar guritan 5 cm, lalu biji ditaburkan kedalan

guritan secara merata dan tidak saling tumpuk, kemudian ditutup kembali dengan

tanah tipis-tipis. Cara kedua, dengan menanamkan benih pada lubang-lubang

tanam yang dibuat dengan jarak 5 cm dan kedalaman lubang tanam sekitar 1 cm.

Dalam satu lubang tanam dapat diisikan 1 atau 2 benih, kemudian ditutup tanah

tipis-tipis. Cara ketiga, penyemaian dapat langsung dilakukan pada kantong-

kantong polybag yang telah diisi media tanam berupa tanah dan pupuk kandang

dengan perbandingan 1:1. Setiap kantong polybag diisi satu benih saja dan

Page 11: Transgenik Tomat

tanamkan benih dengan kedalaman sekitar 1 cm. Setelah biji ditanam, media

semai sebaiknya dibasahi dengan air.

3.1.2. Pengolahan Media Tanam

Pengolahan tanah untuk penanaman bibit di kebun produksi harus

memperhitungkan waktu, antara lain lamanya bibit di persemaian hingga dapat

dipindah ditanam ke kebun dengan lamanya proses pengolahan tanah sampai siap

tanam. Lamanya waktu pembibitan sekitar 30-45 hari, sedangkan lamanya

pengolahan tanah yang intensif sampai siap tanam adalah 21 hari. Oleh karena itu,

agar tepat waktu penanamannya di kebun, jadwal pengolahan tanahnya sebaiknya

dilakukan 1-2 minggu setelah benih disemaikan.

3.1.3. Pemupukan

Sebelum tanaman tomat ditanam, lahan harus diberi pupuk dasar.

Pemupukan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:

a. Kompos atau pupuk kandang yang telah jadi tanah dan TSP ditabur secara merata

ke seluruh bedengan. Selanjutnya, tanah dicangkul sampai homogen agar kompos

atau pupuk kandang dan TSP tercampur merata dengan tanah.

b. Pada jarak yang telah ditentukan dibuat lubang sedalam + 15 cm dan bergaris

tengah + 20 cm. Lubang-lubang tersebut kemudian diberi pupuk kandang atau

kompos sebanyak 0,5 kg (satu genggam besar) dan diberi TSP sebanyak + 5 gram.

Lubang ditimbun tanah, kemudian diaduk-aduk sehingga kompos atau pupuk

kandang, TSP dan tanah tercampur rata.

3.1.4. Pemberian Mulsa

Dewasa ini penggunaan plastik hitam-perak sebagai mulsa (penutup tanah)

telah banyak dipergunakan oleh para petani. Penggunaan plastik hitam-perak

sebagai mulsa lebih praktis dibandingkan dengan penggunaan sisa-sisa tanaman

yang telah mati, misalnya jerami padi.

3.1.5. Teknik Penanaman

Penanaman dapat dilakukan pada musim kemarau dan musim hujan.

Apabila penanaman dilakukan pada musim kemarau pakailah mulsa plastik hitam

perak atau kertas alumunium.Mulsa tersebut harus sudah dipasang di bedengan

Page 12: Transgenik Tomat

sebelum bibit ditanam. Apabila tomat ditanam pada musim hujan pasanglah lebih

dahulu atap plastik transparan (tembus cahaya) pada bedengan yang akan

ditanami.

Gulma yang tumbuh di areal penanaman tomat harus disiangi agar tidak

menjadi pesaing dalam mengisap unsur hara. Gulma yang terlalu banyak akan

mengurangi unsur hara sehingga tanaman tomat menjadi kerdil. Gulma juga dapat

menjadi sarang hama dan penyakit yang akan menyerang tanaman tomat.

Pemberian mulsa plastik atau daun-daunan akan mengurangi gulma. Waktu

penyiangan dapat dilakukan 3-4 kali tergantung kondisi kebun.

Pemupukan bertujuan merangsang pertumbuhan tanaman. Tata

cara pemupukan adalah:

a. Setelah tanaman hidup sekitar 1 minggu setelah ditanam, harus segera

diberi pupuk buatan. Dosis pupuk Urea dan KCl dengan perbandingan 1:1

untuk setiap tanaman antara 1-2 gram. Pemupukan dilakukan di sekeliling

tanaman pada jarak ± 3 cm dari batang tanaman tomat kemudian pupuk

ditutup tanah dan disiram dengan air. Pupuk Urea dan KCl tidak boleh

mengenai tanaman karena dapat melukai tanaman.

b. Pemupukan kedua dilakukan ketika tanaman berumur 2-3 minggu sesudah

tanam berupa campuran Urea dan KCl sebanyak ± 5 gr. Pemupukan

dilakukan di sekeliling batang tanaman sejauh ± 5 cm dan dalamnya ± 1

cm kemudian pupuk ditutup tanah dan disiram dengan air.

c. Bila pada umur 4 minggu tanaman masih kelihatan belum subur dapat

dipupuk lagi dengan Urea dan KCl sebanyak 7 gram. Jarak pemupukan

dari batang dibuat makin jauh yaitu ± 7 cm.

Kebutuhan air pada budidaya tanaman tomat tidak terlalu banyak, namun

tidak boleh kekurangan air. Pemberian air yang berlebihan pada areal tanaman

tomat dapat menyebabkan tanaman tomat tumbuh memanjang, tidak mampu

menyerap unsur-unsur hara dan mudah terserang penyakit. Kelembaban tanah

yang tinggi dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan patogen sehingga

tanaman tomat dapat mati keracunan karena kandungan oksigen dalam tanah

berkurang. Pori-pori yang terisi oleh air mendesak oksigen keluar dari dalam

Page 13: Transgenik Tomat

tanah sehingga tanah menjadi anaerob yang menyebabkan proses oksidasi berubah

menjadi proses reduksi. Keadaan tanah yang demikian menyebabkan kerontokan

bunga dan menyebabkan pertumbuhan vegetatif berlebihan sehingga mengurangi

pertumbuhan dan perkembangan generatif (buah).

Kekurangan air yang berkepanjangan pada pertanaman tomat dapat

mengganggu pertumbuhan tanaman pada stadia awal, mengakibatkan pecah-pecah

pada buah apabila kekurangan air terjadi pada stadia pembentukan hasil dan dapat

menyebabkan kerontokan bunga apabila kekurangan air terjadi selama periode

pembungaan.

3.1.6. Hama dan Penyakit

Hama

a. Ulat buah tomat (Heliothis armigera Hubner)

b. Kutu daun apish hijau

c. Lalat putih (kutu kabut, kutu kepul)

d. Kutu daun thrips

e. Lalat buah

f. Tungau bercak dua

g. Tungau merah

h. Nematoda bengkak akar

i. 3.5.2. Penyakit karena Cendawan

Penyakit

a. Penyakit layu fusarium

b. Bercak daun septoria

c. Penyakit kapang daun

d. Penyakit bercak coklat

e. Penyakit busuk daun

f. Penyakit busuk buah Rhizoctonia

g. Busuk buah antraknosa

h. Penyakit layu (Lendir).

Page 14: Transgenik Tomat

i. Kerak bakteri, bercak bakteri

3.2 Penyerbukan Silang Tanaman Tomat

Perkawinan silang antara spesies dan dalam spesies memiliki beberapa

perbedaan dalam tingkat keragaman genetik nantinya. Jenis perkawinan tersebut

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sehingga dalam proses perkawinan dalam

tanaman atau sering disebut dengan penyerbukan diperlukan pengetahuan khusus

mengenai meorfologi dan sifat-sifat pada bunga. Proses penyerbukan ditandai

dengan menempelnya serbuk sari ke kepala putik. Setiap jenis tanaman memiliki

cara-cara tersendiri dalam proses tersebut secara alami. Penyerbukan tanaman

oleh manusia baik untuk memperoleh varietas baru maupun untuk mendapatkan

produk dari tanaman tersebut harus memperhatikan proses penyerbukan tanaman

secara alami itu sendiri.         

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyilangan penyerbukan

sering mengalami kegagalan bila dilakukan pada saat kondisi lingkungan yang

tidak mendukung atau dilakukan pada saat serbuk sari atau kepala putik dalam

keadaan belum matang oleh karena itu saat penyerbukan yang tepat merupakan

faktor penting yang harus diperhatikan agar penyerbukan berhasil dengan baik.

Untuk melakukan penyerbukan harus dipilih waktu yang tepat dan tidak boleh

terlambat dimana pada saat itu putik maupun serbuk sari dalam keadaan segar,

sehat, telah matang, dan cuaca mendukung proses persarian dengan baik. Waktu

yang baik untuk penyerbukan adalah jam 05.00 pagi (sebelum bunga mekar,

karena jika bunga telah mekar ditakutkan sudah mengalami penyerbukan sendiri

pada bunga yang dijadikan induk jantan).

Selain itu hal penting yang harus diperhatikan adalah cara meletakkan

serbuk sari dari induk jantan ke atas kepala putik induk betina, dan menjaganya

jangan sampai kepala putik tersebut kejatuhan serbuk sari dari tanaman lain yang

tidak dikehendaki maupun dari tanaman yang sama. Oleh karena itu, setelah

polinasi bunga ditutup/ dibungkus menggunakan plastik agar tidak terserbuku

bunga lain dan tidak rusak).

Page 15: Transgenik Tomat

            Tanaman tomat jantan ini berumur 60 hari, antara bedengan 30 cm, lebar

bedengan 60 cm dan jarak tanamnya adalah 30x30 cm . Tempat penanaman bunga

jantan dan betina yang hendak disilangkan harus berbeda areal tanamnya karena

dikuatirkan terjadi penyerbukan sendiri.

            Pengambilan bunga jantan dilakukan pada pukul 05.00  pagi hari untuk

mencegah terjadinya pembukaan kuncup bunga sehingga serbuk sari dapat

menyebar keseluruh permukaan kepala putik. Pada tanaman toamat jantan

dialakuakan pengambilan buah jika tanaman tomat jantan mengalami pembuahan

akibat penyerbukan sendiri (alami) yang bertujuan untuk memperpanjang

perkembangan generatifnya.

Tanaman tomat jantan mencapai ketinggian 200 cm. Ciri-ciri bunga jantan

kelopaknya agak lebar dan kelapa putiknya besar dibandingkan dengan bunga

betina.Dan gambar disampingnya bunga jantan yang sudah dipetik lalu dikering

anginkan. Bunga tanaman tomat berukuran kecil berdiameter sekitar 2 cm dan

berwarna kuning cerah. Kelopak bunga yang berjumlah 5 buah dan berwarna hijau

terdapat pada bagian baerah atau pangkal bunga.

Karena cuaca tidak mendukung maka mengeringkan bunga jantan pakai

lampu, Dikeringkan kira-kira 24 jam, maka bunga tersebut sudah kering.Bunga

yang sudah cukup kering lalu mahkota bunga dibuang semua, tinggal kepala

putik.

Hasil dari kering-angin tersebut di masukkan kedalam toples kecil yang

ditutup rapat menggunkan tutup toples dan sebelum melakukan pengucokan di

cuci dulu dengan alkohol untuk mencegah terjadi nya kontaminasi bakteri serta

kain katun berwarna putih ditengah-tengahnya sebagai alat penyaring serbuk sari

tersebut dengan kotoran dan mahkota bunga jantan tomat tersebut.

Sebelum memindahkan serbuk sari, tangan dan alat tersebut dicuci dengan

alkohol, lalu dimasukkan ke dalam selang yang tersebut sebagai tempat serbuk

sari,dengan tujuan untuk mempermudah dalam menempelkan serbuk sari ke kepala

putik sewaktu dilapang.

Page 16: Transgenik Tomat

Adapun alat dan bahan yang digunakan sebagai berikut :

1. Alkohol

2. Gunting

3. pinset

4. kapas

5. selang plastik

6. toples besar dan kecil

7. Lampo 5 wat

8. Hand phone

Lahan tanaman tomat betina terpisah dengan areal tanaman tomat jantan untuk

menghindari terjadinya penyerbukan sendiri. Jarak tanam yang digunakan tanaman

betina 35x35 cm, lebar bedengan 60 cm, jarak antara bedengan 30 cm.

Polinasi adalah membuka bunga yang belum mekar atau kuncup dan

membuang kelopak bunga dengan pinset sehingga terlihat mahkota bunga yang

membungkus bakal buah Serta membiarkannya selama 3 hari.

          Menyilangkan dengan cara:

a. Memilih bunga btina yang sudah dilakukan proses polinasi.

b. Membuka mahkota bunga yang menyelubungi alat jantan dengan pinset, kemudian

mengambil bunga jantan.

-Pada waktu bunga masih kuncup, kepala sari lebih rendah dari kepala putik.

   -Bunga hamper mekar, kepala sari sama tinggi dan menempel pada kepala putik.

-Mengoleskan tepung sari tersebut pada kepala putik yang telah dikebiri.

5. Memberi etiket bunga yang telah disilangkan, dengan cara digunting agar kelak

persilangan  dapat dikenali dengan  mudah.

6. Melakukan penyilangan ini pada pagi hari sebelum matahari terbit (± pukul

05.00).

Page 17: Transgenik Tomat

3.3 Bioteknologi Pemuliaan Tanaman Tomat

Dengan semakin meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

arti penting kesehatan, kebutuhan akan produk-produk hortikultura sebagai

sumber vitamin meningkat. Hal tersebut mendorong banyak orang untuk

melakukan pemanfaatan berbagai metode dalam pemuliaan tanaman. Salah

satunya adalah pemanfaatan bioteknologi tanaman seperti rekayasa genetika yang

juga dapat memudahkan petani dalam budidaya tanaman. Sebagai contoh, di Asia

yaitu di China pada tahun 2006 saja, telah ada sekitar 30 spesies tanaman

transgenik, antara lain padi, jagung, kapas, rapeseed, kentang, kedelai, poplar,

tomat (delay ripening dan ketahanan virus), petunia (warna bunga), paprika (virus

resistance), kapas (ketahanan ham) yang telah dilepas untuk produksi.

Tomat merupakan salah satu produk hortikultura utama. Sperti produk

hortikultura pada umumnya, tomat memiliki shelf-life yang pendek. Shelf-life

yang pendek ini disebabkan dengan aktifnya beberapa gen seperti pectinase saat

tomat mengalami kematangan. Dengan kondisi seperti ini, tomat sulit sekali untuk

dipasarkan ke tempat yang jauh terlebih untuk ekspor. Biaya pengemasan sangat

mahal seperti menyediakan box yang dilengkapi pendingin.

Tomat buah biasanya dipanen pada tahap matang-hijau jika memilih untuk

tujuan ekspor. Menunda pematangan buah tomat ekspor selama ini sangat

diperlukan sedangkan pematangan percepatan merupakan proses penting di tujuan

akhir atau awal pasokan pasar lokal.

Tomat delay ripening adalah suatu upaya untuk mendapatkan tomat yang

baik untuk diekspor karena tomat delay ripening adalah tomat yang sengaja

dipanen pada umur yang matang namun warna buah masih hijau sehingga

pematangannya ditunda agar pada saat diekspor tomat masih dalam keadaan segar

atau tidak terjadi pembusukan.

Page 18: Transgenik Tomat

Dengan penggunaan bahan kimia dalam pengawetan dapat membahayakan

bai konsumen ataupun bagi kualitas buah tersebut yang juga dapat berdampak

buruk bagi lingkungan karena bahan-bahan kimia yang ada kebanyakan bersifat

beracun dn mencemari lingkungan tersebut.

Menurut literatur yang telah didapatkan bioteknologi tanaman tomat Delay

ripening dapat diperoleh dengan cara-cara sebagai berikut:

Tomat (Lycopersicon esculenium Mill.) Biji CV. Castle Rock ditaburkan di

busa nampan diisi dengan campuran peatmoss : vermiculite (1: l volume) pada 16

Maret dari kedua 1994 dan 1995 musim. Nampan itu kemudian disimpan di

bawah rumah kaca tidak dipanaskan kondisi dan

semua manajemen pembibitan dianjurkan digunakan untuk memproduksi satu

bulan bibit yang sehat tua. Bibit tersebut kemudian dipindahkan ke tempat terbuka

lapangan di Shalakan pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Ain Shams,

30 cm di 5m panjang deretan lebar 80cm. Ini dilakukan dalam 3 ulangan masing-

masing terdiridari 8 baris. Semua manajemen pertanian dilakukan karena biasanya

direkomendasikan untuk produksi tanaman tomat di lapangan

terbuka. Pada dewasa-hijau panggung, buah dipanen dini hari dan

langsung ditransfer ke Hortikultura Departemen lembaga tersebut di atas. Dalam

setiap buah mereplikasi telah disortir, ukuran dinilai (dengan perkiraan

diameter 7cm), dicuci dengan air diklorinasi (500ppm NaOCI),

maka udara dikeringkan, ditimbang dan terkena tester deformasi untuk

merekam segar buah berat awal dan kelembutan, masing-masing. Buah tersebut

kemudian didistribusikan antar perlakuan dibawah ini dijelaskan:

Aplikasi Uap Etanol

Mengobati buah tomat dengan uap etanol dilakukan melalui sistem aliran udara

(Atta-Aly dan Brecht, 1995). Sistem aliran udara dibangun untuk ditunjukkan

pada sebuah pelat. Sebelum buah diinkubasi, seluruh aliran udara serta buah

ambient disimpan di dalam ruangan penyimpanan yang dikendalikan

dari 14±22 ° C dan RH82 +3%. Dua puluh buah tomat yang matang-hijau berada

dalam 5 liter kaca IAR (buah ambien) dan masing-masing 2 buah ambients

Page 19: Transgenik Tomat

dianggap sebagai salah satu yang direplikasi. Aliran udara yang

melewati 500 ml larutan etanol 0,5,10 dan 15% etanol sebelum lewat

dan memperkaya ambien buah dengan uap etanol. Setiap konsentrasi

yang digunakan oleh uap etanol  dikompresi dalam 3 ulangan. Air suling itu

digunakan dalam pengenceran etanol dengan konsentrasi yang disebutkan di atas

untuk memastikan titik jenuh Kelembaban relatif dalam aliran udara. Hasil dari

aliran udara yang dihubungkan ke karet tabung membawanya keluar dari

ruang penyimpanan. Disiapkan larutan dari konsentrasi etanol yang berbeda yang

diubah dan diperbaharui setiap dua hari melalui seluruh periode yang dipaparkan

untuk memastikan konsentrasi etanol tetap. Etanol termasuk

larutan yang  terkena rotary evaporator  yang menunjukkan adanya

etanol dengan konsentrasi hampir tepat di masing-masing larutan etanol setelah

dua hari penggunaan. Setelah 14 hari dari paparan uap etanol yang secara terus

menerus, buah-buahan  dipindahkan ke ruang penyimpanan etanol-udara

bebas setelah dicelupkan ke dalam H2O atau

1 OOOppm Ethrel seperti dijelaskan.

Tomat Flavr Savr merupakan tomat hasil rekayasa genetika yang

memilikishelf-life lama dapat diciptakan dengan menyisipkan gen antibeku dari

ikan air dinginke dalam gen tomat. Gen antibeku ini diperoleh dari ikan Flounder,

yaitu jenis ikan diAntartika yang dapat bertahan hidup dalam kondisi yang sangat

dingin.Berikut ini merupakan langkah-langkah transfer gen dalam pembuatan

tomatFlavr Savr :

1. Ikan Flounder mempunyai gen antibeku yang disebut dengan gen

antisenescens yang dapat menghambat enzim poligalakturonase (enzim

yang mempercepatkerusakan dinding sel tomat). Gen ini dipindahkan dari

kromosom di dalam selikan Flounder.

Page 20: Transgenik Tomat

 

2. DNA antibeku ini kemudian disisipkan pada DNA bakteri E scherichia

coli yangdisebut plasmid. DNA hibrid ini, yang merupakan kombinasi dari

dua DNAberbeda disebut sebagai DNA rekombinan.3. DNA rekombinan

yang mengandung gen antibeku ini kemudian ditanam kembalipada

bakteri E scherichia coli 4.

 

Bakteri tersebut memproduksi kopian dari DNA rekombinan dalam jumlah

yangsangat banyak.5.

 

Tahap selanjutnya diawali dengan isolasi DNA sel tomat terlebih dahulu

yangdilakukan dengan cara menghaluskan batang tomat dalam nitrogen cair

untuk melepaskan isi sel. Isi sel tersebut kemudian ditempatkan dalam tabung

reaksi, laludisentrifugasi. Selama sentrifugasi, isi sel terpisah ke dalam dua lapisan

dimanasalah satunya adalah lapisan DNA. Lapisan ini kemudian dipisahkan dari

Page 21: Transgenik Tomat

tabung,kemudian ditambahkan enzim restriksi, yaitu ECO R1 yang berfungsi

memotongdi lokasi DNA yang spesifik.5.

 Sel tanaman tomat diinfeksi dengan bakteri tersebut. Setelah itu

ditambahkanenzim ligase ke dalam DNA tomat dan plasmid untuk

menyambungkan DNA,sehingga dapat lengket. Hasilnya, gen antibeku pada

plasmid yang terdapat padabakteri bergabung dengan DNA sel tanaman tomat.6.

 

Sel tanaman tomat kemudian ditempatkan pada media tumbuh yang berupa

cawanpetri yang mengandung media nutrien selektif.

Page 22: Transgenik Tomat

 

7. Bibit tomat mulai ditanam.

8.Tanaman tomat hasil rekayasa genetika mengandung satu kopian gen antibeku

dari ikan Flounder pada setiap selnya.

Page 23: Transgenik Tomat

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

a) Persilangan dimulai dengan mengemaskulasi bunga yaitu pengambilan

serbuk  sari pada bagian bunga.

b) Teknik hibridisasi sangat tergantung pada sifat bunga dan tingkat

pemasakan sel-sel kelamin.

c) Keberhasilan hibridisasi disebabkan karena pemilihan tetua yang tepat.

d) Bunga dapat dibedakan berdasarkan ciri morfologinya

e) Berdasarkan kelengkapan bagian bunga dapat diklasifikasikan atas dua

macam  yaitu bunga lengkap dan bunga tak lengkap.

f) Dari perbedaan proses morfologi dapat terjadi perbedaan proses

penyerbukan.

4.2 Saran

Kami sangat berterima kasih kepada bapak dosen yang terhornat, karena

telah memberikan tugas Pemuliaan tanaman ini kepada kami sehingga dapat

menimbah ilmu secara mendalam. Kami sebagai mahasiswa cukup berterima

kasih yang telah memberikan ilmu mulai dari pertemuan pertama perkuliahan dan

sampai ahir kuliah,karena bagi kami ilmunya sangat bermanfaat.

Saran saya untuk kemajuan proses belajar dan mengajar hendaknya bapak

dapat berkenan membimbing saya lansung didalam pengamatan dilapang agar

dapat membantu saya memecahkan masalah serta menemukan ide-ide baru

didalam mengembangkan pertanian secara optimal khususnya dibidang Pemuliaan

Tanaman

Page 24: Transgenik Tomat

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2012. Bioteknologi tomat.

http://blogonmania.blogspot.com/2011/04/bioteknologi.html. Diakses pada

tanggal 22 mei 2012.

Anonymous. 2012. Penerapan bioteknologi.

http://awangmaharijaya.wordpress.com/2008/02/28/kemajuan-penerapan-bidang-

bioteknologi-pada-tanaman/ diakses pada tanggal 22 mei 2012.

Alfin. 2008. Penyerbukan Buatan pada Acung (Amorphophallus decus-silvae Back. &

v.A.v.R.). Biodiversitas Vol.9 No. 4, 2008: 292-295.

Balai Penelitian Tanaman Sayuran. 1997. Budidaya Tanaman Tomat. Balitsa: Malang

Cahyono, Bambang. 1998. Tomat : budidaya dan analisis usaha tani.

Kanisius :Yogyakarta

Ferdy. 2008. Kastrasi dan Hibridisasi.  http://missrant.host22.com/   

hkm_hrdy_wnbrg.html , diakses pada 19 Oktober 2010.

Feros. 2009. Pengujian Kesetimbangan Hardy Weinberg.

http://sony92erz.wordpress.com/2009/11/06/hukum-hardy weinberg/, diakses

pada 19 Oktober 2010.

Pracaya. 1998. Bertanam tomat. Kanisius:Yogyakarta

Suryo. 1984. Mengenai Keseimbangan Hibridisasi dan Kastrasi. Jakarta:  PT.Gramedia.

Tanto. 2002. Pemuliaan Tanaman dengan Hibridisasi (Allogam). Jakarta: PT.  Raja

Grafindo Persada.