z obgin abortus-referat

13
ABORTUS I. PENDAHULUAN Aborsi di dunia dan di Indonesia khususnya tetap menimbulkan banyak persepsi dan bermacam interpretasi, tidak saja dari sudut pandang kesehatan, tetapi juga dari sudut pandang hukum dan agama. Aborsi merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberi dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab kematian ibu yang utama adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia. (1,2) Diperkirakan diseluruh dunia setiap tahun terjadi 20 juta kasus aborsi tidak aman, 70 ribu perempuan meninggal akibat aborsi tidak aman dan 1 dari 8 kematian ibu disebabkan oleh aborsi tidak aman. 95% (19 dari 20 kasus aborsi tidak aman) dintaranya bahkan terjadi di negara berkembang. (1,2) Di Indonesia setiap tahunnya terjadi kurang lebih 2 juta kasus aborsi, artinya 43 kasus/100 kelahiran hidup (sensus 2000). Angka tersebut memberikan gambaran bahwa masalah aborsi di Indonesia masih cukup besar (Wijono 2000). Suatu hal yang dapat kita tengarai, kematian akibat infeksi aborsi ini justru banyak terjadi di negara- negara dimana aborsi dilarang keras oleh undang-undang. (1,2) II. DEFINISI Abortus menurut pengertian secara : Medis : Berakhirnya kehamilan sebelum fetus dapat hidup sendiri di luar kandungan. Batasan umur kandungan 28 minggu dan berat badan fetus yang keluar kurang dari 1000 gram. Kedokteran Forensik : Keluarnya janin dari kandungan seorang wanita pada setiap saat sebelum masa kehamilan lengkap tercapai. Hukum : Tindakan menghentikan kehamilan atau mematikan janin sebelum dengan pengguguran kehamilan tersebut lahir bayi hidup / 1

Upload: andri-adma-wijaya

Post on 24-Nov-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ABORTUS

    I. PENDAHULUAN

    Aborsi di dunia dan di Indonesia khususnya tetap menimbulkan banyak

    persepsi dan bermacam interpretasi, tidak saja dari sudut pandang kesehatan, tetapi

    juga dari sudut pandang hukum dan agama. Aborsi merupakan masalah kesehatan

    masyarakat karena memberi dampak pada kesakitan dan kematian ibu. Sebagaimana

    diketahui penyebab kematian ibu yang utama adalah perdarahan, infeksi dan

    eklampsia.(1,2)

    Diperkirakan diseluruh dunia setiap tahun terjadi 20 juta kasus aborsi tidak

    aman, 70 ribu perempuan meninggal akibat aborsi tidak aman dan 1 dari 8 kematian

    ibu disebabkan oleh aborsi tidak aman. 95% (19 dari 20 kasus aborsi tidak aman)

    dintaranya bahkan terjadi di negara berkembang. (1,2)

    Di Indonesia setiap tahunnya terjadi kurang lebih 2 juta kasus aborsi, artinya

    43 kasus/100 kelahiran hidup (sensus 2000). Angka tersebut memberikan gambaran

    bahwa masalah aborsi di Indonesia masih cukup besar (Wijono 2000). Suatu hal yang

    dapat kita tengarai, kematian akibat infeksi aborsi ini justru banyak terjadi di negara-

    negara dimana aborsi dilarang keras oleh undang-undang. (1,2)

    II. DEFINISI

    Abortus menurut pengertian secara :

    Medis : Berakhirnya kehamilan sebelum fetus dapat hidup sendiri

    di luar kandungan. Batasan umur kandungan 28 minggu dan berat

    badan fetus yang keluar kurang dari 1000 gram.

    Kedokteran Forensik : Keluarnya janin dari kandungan seorang wanita

    pada setiap saat sebelum masa kehamilan lengkap tercapai.

    Hukum : Tindakan menghentikan kehamilan atau mematikan janin

    sebelum dengan pengguguran kehamilan tersebut lahir bayi hidup /

    1

  • mati. Yang penting adalah bahwa sewaktu pengguran kehamilan

    dilakukan , kandungan tersebut masih hidup.(3,4)

    III. PEMBAGIAN ABORTUS

    Abortus dapat dibagi sebagai berikut : (4,5,6)

    1. Abortus Spontan ( terjadi dengan sendiri, keguguran).

    Aborsi yang terjadi secara alamiah tanpa adanya upaya dari luar untuk

    mengakhiri kehamilan tersebut. Merupakan 20% dari semua abortus.

    Secara yuridis tidak membawa implikasi apa-apa. Umumnya terjadi pada

    umur kehamilan 12 minggu. Pada hamil muda abortus selalu didahului oleh

    kematian janin. Kematian janin dapat disebabkan oleh :

    - Kelainan telur (Kelainan kromosom = trysomi,polypoid)

    - Penyakit ibu (Infeksi akut = kelainan endokrin, trauma,

    kelainan alat kandungan).

    - Kelainan uterus = Malposition, malformation, bentuk

    abnormal.

    - Kelainan plcenta = Inflammation.

    - Gangguan hormonal.

    2. Abortus buatan/ provokatus (disengaja, digugurkan).

    Aborsi yang terjadi akibat adanya upaya-upaya tertentu untuk

    mengakhiri proses kehamilan. . 80% dari semua abortus, terbagi lagi yaitu

    :

    A. Abortus provokatus artificialis atau abortus therapeuticals.

    Merupakan pengguguran kehamilan biasanya menggunakan alat-alat

    dengan alasan bahwa kehamilan membahayakan, membawa maut bagi

    ibu, misalnya karena ibu berpenyakit berat. Jadi dilakukan apabila ada

    indikasi medis. Bertujuan untuk mneyelamatkan ibu. Indikasinya :

    - Kelainan uterus = Uterus dengan mola

    - Kelainan gynekologi = Kelainan tulang pelvis

    - Penyakit sistemik ibu = Toxemia gravidarum, penyakit

    jantung yang berat, penyakit ginjal dan TBC.

    - Janin mati dalam kandungan.

    2

  • Walaupun demikian, therapeutic abortus di negara kita merupakan kejahatan.

    Hanya saja dokter yang mengerjakannya terlindung pasal 94 KUHP (Barang siapa

    melakukan perbuatan karena pengaruh daya paksa tidak dipidana). Tidak semua daya

    paksa dapat membebaskan orang dari hukuman. Yang dapat dibebaskan adalah daya

    paksa yang demikian besarnya sehingga oleh pendapat umum dapat dipandang sebagai

    tidak dapat dihindarkan, tidak harus dilawan. Jadi paksaan harus ditinjau dari berbagai

    segi, misal apakah yang dipaksa itu lebih lemah dari yang memaksa? Apakah tidak ada

    jalan lain, apakah paksaan itu betul-betul seimbang apabila dituruti?. (4)

    Ditinjau dari segi hukum, maka abortus therapeutic tidak akan dihukum bila

    tujuannya perlu, yaitu menyelamatkan nyawa si ibu. Oleh karena itu perlu kriteria yang

    jelas dan tegas. Dikenal dua kriteria yaitu : (5,6)

    1. Kriteria lunak/ longgar (di Inggris)

    Ada ancaman jiwa, mental, selain bahaya fisik bagi ibu.

    Ditakutkan anak akan lahir dengan cacat mental/badaniah.

    Bila kelahirannya menimbulkan resiko bagi anak-anak/ saudaranya yang lain

    (indikasi sosial).

    2. Kriteria ketat

    Betul ada penyakit yang membahayakan nyawa ibu.

    Penyakit tersebut bertambah berat dengan adanya kehamilan, dengan tidak

    adanya kehamilan penyakit tersebut akan hilang.

    Tidak ada cara lain selain menghentikan kehamilan untuk menyelamatkan

    nyawanya.

    Oleh karena itu sebelum melaksanakan suatu abortus therapeutic, perlu

    diperhatikan :

    1. Mengkonsultasikan dengan sedikitnya dua orang ahli = ahli

    obstetric/gynekologi dan ahli penyakit dalam atau ahli penyakit jantung yang

    berpengalaman.

    2. Indikasi medis benar-benar tepat karenanya status penderita harus dilengkapi

    dengan data yang cukup.

    3. Ada persetujuan tertulis dari suami atau keluarga dekatnya.

    3

  • 4. Dilaksanakan di Rumah Sakit Umum. (4)

    Cara melakukan Abortus Provakatus medicinalis :

    a. Menstrual Regulation

    b. Vacum aspiration, baik untuk kehamilan trimester I (kurang dari 10 minggu).(4)

    B. Abortus Provokatus Kriminalis

    Pengguguran kehamilan tanpa alasan medis yang syah dan dilarang oleh hukum.

    Dari pasal-pasal KUHP tentang pengguguran maka abortus jenis ini jelas

    merupakan suatu tindakan criminal, sehingga polisi selaku penyidik, berwenang

    meminta bantuan pada dokter untuk memeriksa pasien yang mengalami keguguran

    yang dibuat. Dengan demikian dokter perlu mengetahui aspek kedokteran forensic

    dari abortus provakatus kriminalis.

    Kasus abortus ini jarang diajukan ke pengadilan karena pihak ibu merupakan

    korban dan sekaligus pelaku sehingga sulit diharapkan abortus dilaporkan kepada

    yang berwajib. Umumnya kasus abortus diajukan ke pengadilan hanya bila terjadi

    komplikasi ( Si Ibu sakit berat/mati ) atau bila ada pengaduan dari Si Ibu atau

    suaminya (dalam hal lain). (3,4)

    Ciri-ciri Abortus Provakatus kriminalis :

    o Ada tanda-tanda infeksi.o Tanda keracunan obat.o Retensi fetus lama kecuali missed abortion.o Ada luka oleh instrument yang digunakan. (4)

    IV. ABORSI YANG TIDAK AMAN DAN ABORSI YANG AMAN

    Yang dimaksud dengan aborsi yang tidak aman (Unsafe abortion) adalah

    penghentian kehamilan yang dilakukan oleh orang yang tidak terlatih/kompoten

    dan menggunakan sarana yang tidak memadai, sehingga menimbulkan banyak

    komplikasi bahkan kematian. Umumnya aborsi yang tidak aman terjadi karena

    tidak tersedianya pelayanan kesehatan yang memadai. Apalagi aborsi

    4

  • dikategorikan tanpa indikasi medis, seperti korban perkosaan, hamil diluar nikah,

    kegagalan alat kontrasepsi dan lain-lain. Ketakutan dari calon ibu dan pandangan

    negatif dari keluarga atau masyarakat akhirnya menuntut calon ibu untuk

    melakukan pengguguran kandungan secara diam-diam tanpa memperhatikan

    resikonya. (2)

    Melakukan aborsi pasti merupakan keputusan yang sangat berat dirasakan oleh

    perempuan yang bersangkutan. Tapi bila itu memang menjadi jalan yang terakhir,

    yang harus diperhatikan adalah persiapan secara fisik dan mental dan informasi

    yang cukup mengenai bagaimana agar aborsi bisa berlangsung aman. (2)

    Aborsi aman bila : Dilakukan oleh pekerja kesehatan (perawat, bidan, dokter)

    yang benar-benar terlatih dan berpengalaman melakukan aborsi ; Pelaksanaannya

    mempergunakan alat-alat kedokteran yang layak ; Dilakukan dalam kondisi bersih,

    apapun yang masuk dalam vagina atau rahim harus steril atau tidak tercemar

    kuman dan bakteri ; Dilakukan kurang dari 3 bulan (12 minggu) sesudah pasien

    terakhir kali mendapat haid. (2)

    V. METODE YANG SERING DIGUNAKAN DALAM ABORTUS

    Terdapat berbagai metode yang sering digunakan dalam abortus provocatus

    yang perlu diketahui, oleh karena berkaitan dengan komplikasi yang terjadi dan

    bermanfaat didalam melakukan penyidikan serta pemeriksaan mayat untuk

    menjelaskan ada tidaknya hubungan antara tindakan abortus itu sendiri dengan

    kematian yang terjadi pada Si ibu. Metode yang digunakan biasanya disesuaikan

    dengan umur kehamilan, semakin tua umur kehamilan, semakin tinggi resikonya.(4,6)

    Metode pada abortus :

    1. Pada umur kehamilan sampai dengan 4 minggu.

    Kerja fisik yang berlebihan, misalnya : Olahraga berlebihan, naik kuda,

    mendaki gunung, naik turun tangga dan sebagainya agar diharapkan kontraksi

    dari uterus.

    Melakukan kekerasan pada daerah perut misalnya pemijatan daerah perut

    bagian bawah.

    Pemberian obat pencahar.

    5

  • Coitus yang berlebihan

    Pemberian obat-obatan dan bahan kimia seperti : Purgative/laxantia (Nanas

    muda, pecehan gelas halus, castor oil, MgSO4), Caetica, Ecbolic/Oksitosik

    (Ergot, Secaleconutum, Kinine, Metilsalisilat), Emmenagogum /Pelancar haid

    (Kontaridas, opiol, arsen, striknin, Metalic salt/logam berat (Garam, Pb, As,

    Hg), Jamur peluntur, anggur, bubuk beras dicampur dengan merica hitam.

    Electric shock untuk merangsang rahim.

    Menyemprotkan cairan ke dalam vagina. (4,5,6)

    2. Pada umur kehamilan sampai dengan 8 minggu.

    Pemberian obat-obat yang merangsang otot rahim dan pencahar agar terjadi

    peningkatan menstrual flow dan preparat hormonal guna mengganggu

    keseimbangan hormonal.

    Penyuntikan cairan ke dalam rahim agar terjadi separasi dari plasenta dan

    amnion atau menyuntikkan cairan yang mengandung karbol (carbolic acid).

    Menyisipkan benda asing ke dalam mulut rahim, seperti kateter atau pensil

    dengan maksud agar terjadi dilatasi mulut rahim yang dapat berakhir dengan

    abortus. (4,5,6)

    3. Pada umur kehamilan antara 12-16 minggu

    Menusuk dengan benda runcing seperti sapu lidi, paku, pensil, sonde, batang

    jarak, keteter, ruji sepeda.

    Melepaskan fetus

    Memasukkan pasta atau cairan sabun.

    Dengan instrumen; kuretase. (4,5,6)

    VI. KOMPLIKASI ABORTUS PROVOCATUS KRIMINALIS. (4,6)

    1. Kematian segera (Immediate Death)

    a. Vagal refleks, tanda utama sesak nafas, vagal refleks terjadi oleh karena

    karbon, serta intervensi instrument atau penyuntikan cairan secara tiba-tiba

    yang mana cairan tersebut dapat terlalu panas atau terlalu dingin.

    6

  • b. Emboli udara/lemak

    Emboli udara yang terjadi beberapa jam setelah tindakan, dimungkinkan

    udara yang masuk dalam uterus tertahan di dalam sampai terjadi separasi

    plasenta yang membuka pembuluh darah sehingga memungkinkan

    masuknya udara ke dalam sirkulasi. Adanya muleus plug dapat

    menjelaskan mengapa udara dalam uterus tidak dapat keluar melalui mulut

    rahim.

    Dosis dari udara yang dapat mematikan dipengaruhi oleh berbagai factor,

    diantaranya keadaan umum korban dan kecepatan masuk udara ke dalam

    tubuh. Pada umumnya jumlah udara yang dapat menyebabkan kematian

    minimal 100 ml, walaupun secara eksperimental udara yang dapat

    menyebabkan kematian berkisar antara 10 ml sampai 480 ml.

    c. Perdarahan lebih jarang dijumpai bila dibandingkan dengan kedua hal

    tersebut.

    2. Kematian tidak begitu cepat/ lambat ( Delayed death )

    a. Emboli cairan

    b. Perdarahan

    c. Septikemia

    d. Peritonitis generalisata

    e. Infeksi lokal/ toxemia

    f. Tetanus

    3. Kematian Paling Lambat ( Remote Death)

    a. Sepsis : tercium bau busuk dari vagina (foetor), demam tinggi,gemetar.

    b. Gagal ginjal akut

    c. Jaundice dan renal suppression

    d. Endocarditis bacterial

    e. Pneumoni, empyema, meningitis

    VII. PEMERIKSAAN PADA ABORTUS PROVOKATUS KRIMINALIS (4,6)

    1. Korban Hidup

    a. Tanda kehamilan

    7

  • b. Usaha penghentian kehamilan tanda kekerasan pada genitalia, perut

    bawah dan pemeriksaan toksikologi.

    c. Hasil dari usaha penghentian kehamilan

    IUFD (Intra Uterine Fetal death)

    Sisa jaringan ------> Mikroskopis/ PA

    2. Korban mati

    Pemeriksaan dilakukan secepat mungkin, sebaiknya ( 12-16 jam), pemeriksaan luar

    dilakukan seperti biasa.

    Pemeriksaan post mortem meliputi :

    Tentukan apakah hamil/ baru saja hamil

    Tanda baru saja abortus

    Tanda kekerasan

    Tentukan sebab kematian.

    Tanda-tanda post mortem dari abortus

    Pada ibu, sewaktu hidup : adanya tanda-tanda baru melahirkan, tergantung dari

    usia saat abortus, pemeriksaan dalam dan lamanya kehamilan.

    Tanda-tanda abortus yang baru terjadi adalah : bercak darah pada vagina, ditemukan

    cairan, vagina yang longgar, laserasi dan luka yang terdapat pada vagina. Serviks

    membuka, bisa terdapat dan bisa juga tidak terdapat robekan. Uterus membesar dan

    payudara juga membesar.

    Setelah kematian, perhatikan :

    - Tanda-tanda kehamilan.

    - Cedera, terutama akibat kekerasan

    - Laserasi, inflamasi pada vagina

    - Cedera pada serviks

    - Uterus dan jaringan sekitarnya, diambil contoh jaringan untuk pemeriksaan.

    - Letak plasenta yang akan terlihat jika uterus dibuka.(6)

    Pemeriksaan atas tubuh seorang wanita yang mati setelah pada dirinya dilakukan

    tindakan pengguguran kandungan, tergantung dari metode yang dipakai dalam

    pengguguran tersebut.

    8

  • Abortus dengan obat-obatan.

    Pemeriksaan toksikologik untuk mendeteksi obat yang dipergunakan

    merupakan pemeriksaan rutin yang harus dikerjakan, obat yang biasa

    ditemukan umumnya obat yang bersifat dapat mengiritasi saluran pencernaan.

    Abortus dengan instrument

    Dapat diketahui bila terjadi robekan atau perforasi dari rahim atau jalan lahir,

    robekan umumnya terjadi pada dinding lateral uterus, sedangkan perforasi

    biasanya terdapat pada bagian posterior fornix vaginal.

    Abortus dengan penyemprotan

    Tampak adanya cairan yang berbusa diantara dinding uterus dengan fetal

    membrane, separasi sebagian dari placenta dapat dijumpai. Gelembung-

    gelembung udara dapat dilihat dan ditelusuri pada pembuluh vena mulai dari

    rahim sampai ke bilik jantung kanan.

    Pengukuran kandungan fibrinolisis dalam darah dapat berguna untuk

    mengetahui apakah korban mati secara mendadak. Perforasi fundus uteri dapat

    dijumpai bila syringe dipergunakan untuk penyemprotan. (4)

    Pemeriksaan PA :

    Sel trofoblast menunjukkan tanda hamil

    Jejas menunjukkan tanda usaha penghentian kehamilan

    Sel radang menunjukkan tanda intravitalis.

    VIII. PEMBUKTIAN PADA KASUS ABORTUS

    Untuk dapat membuktikan apakah kematian seorang wanita itu merupakan

    akibat dari tindakan abortus yang dilakukan atas dirinya, diperlukan petunjuk-petunjuk

    adanya kehamilan.

    Umur kehamilan bila dipakai pengertian abortus menurut pengertian medis.

    Adanya hubungan sebab akibat antara abortus dengan kematian.

    9

  • Adanya hubungan antara saat dilakukannya tindakan abortus dengan saat

    kematian.

    Adanya barang bukti yang dipergunakan untuk melakukan abortus sesuai dengan

    metode yang dipergunakan. (4)

    X. PASAL-PASAL YANG BERKAITAN DENGAN ABORTUS

    Dalam KUHP terdapat pasal-pasal yang berkaitan dengan abortus yaitu

    pasal 299, 346,347,348, 349 KUHP. (4)

    a. Pasal 299 KUHP

    (1) Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruh

    supaya diobati dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan bahwa karena

    pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara

    paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak empat puluh lima

    ribu rupiah.

    (2) Jika yang bersalah berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau

    menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika

    dia seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.

    (3) Jika yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan

    pencarian, maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.

    b. Pasal 346 KUHP

    Seorang wanita dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya

    atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama

    empat tahun.

    c. Pasal 347 KUHP

    (1) Barang siapa dngan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan

    seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling

    lama empat tahun.

    (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, diancam dengan

    pidana penjara paling lama lima belas tahun.

    10

  • d. Pasal 348 KUHP

    (1) Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan

    seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara

    paling lama lima tahun enam bulan.

    (2) Jika perbuatan itu menyebabkan matinya wanita tersebut, diancam dengan

    pidana penjara paling lama tujuh tahun.

    e. Pasal 394 KUHP

    Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan

    berdasarkan pasal 346, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu

    kejahatan yang diterapkan dalam Pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan

    dalam pasal itu dapat dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk

    menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.

    Dari Pasal 346, 347 dan 348 KHUP, jelas bahwa undang-undang tidak

    mempersoalkan masalah umur kehamilan atau berat badan dari fetus yang keluar.

    Sedangkan pasal 349 dan 299 KUHP memuat ancaman hukuman untuk orang-orang

    tertentu yang mempunyai profesi atau pekerjaan tertentu bila mereka turut membantu

    atau melakukan kejahatan seperti yang dimaksud ke tiga pasal tersebut. (4)

    Yang dapat dikenakan hukuman adalah tindakan menggugurkan atau

    mematikan kandungan yang termasuk tindakan pidana sesuai dengan pasal-pasal pada

    KUHP (abortus kriminalis). Sedangkan tindakan yang serupa demi keselamatn ibu

    yang dapat dipertanggungjwabkan secara medis (abortus medicinalis atau abortus

    therapeuticus), tidaklah dapat dihukum walaupun pada kenyataan dokter dapat

    melakukan abortus medisinalis, itu diperiksa oleh penyidik dan dilanjutkan dengan

    pemeriksaan di pengadilan. (4)

    Pemeriksaan oleh penyidik atau hakim di pengadilan bertujuan untuk mencari

    bukti-bukti akan kebenaran bahwa pada kasus tersebut memang murni tidak ada unsur

    kriminalnya, semata-mata untuk keselamatan jiwa Si ibu. Perlu diingat bahwa hanya

    11

  • Hakimlah yang berhak memutuskan apakah seseorang itu (dokter) bersalah atau tidak

    bersalah. (4)

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Kontroversi Seputar Aborsi, available at http :

    //www.kesrepro.info.gendervaw/Mei/ 2003/gendervaw 02. htm, accessed on may

    2, 2004

    2. Aborsi dan Hak Atas Pelayanan Kesehatan, available at http :

    //www.theceli.com/opik/Aborsi.htm, accessed on may 2, 2004

    Abortus, available at http : //www.aborsi.net, accessed on may 2, 2004

    4. Idries, Abdul Munim. Abortus dan Abortus Provokatus dalam Pedoman Ilmu

    Kedokteran Forensik. Edisi Pertama. 1997. Jakarta : Bina Rupa Aksara. 243

    - 54

    5. Wiknjosastro, Hanifa. Gangguan Bersangkutan dengan Konsepsi dalam Ilmu

    Kandungan. Edisi kedua. 1999. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono

    Prawiohardjo. 246 - 9

    6. Chadha, PV. Abortus dalam Catatan Kuliah Ilmu Forensik dan Toksikologik.

    1995. Jakarta : Widya Medika. 91 - 9

    12

  • 13