hukum dalam obgin

53
MALPRAKTEK KEDOKTERAN, SUATU TINJAUAN DALAM SEGI MEDIS PRAKTIS Arifian Juari

Upload: arifianjuari

Post on 26-Nov-2015

58 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

etika dan hukum obgin

TRANSCRIPT

MASALAH HUKUM DALAM OBSTETRI & GINEKOLOGI

MALPRAKTEK KEDOKTERAN, suatu tinjauan dalam segi medis praktisArifian Juari1MALPRAKTEK KEDOKTERANKejadian malpraktek kedokteran akhir-akhir ini makin banyak terjadi dan menyebabkan peningkatan jumlah kematian dan kecacatan penderitaTerdapat defisini yang rancu apa itu malpraktek kedokteran dalam UU no. 20 tentang Kedokteran

MALPRAKTEK KEDOKTERANData dari Yayasan Lembaga Pemberdayaan Konsumen Kesehatan (YPKKI) bulan Oktober 1998 November 2001 terdapat pengaduan malpraktik sebanyak 138 kasus, dan terus meningkat hingga saat ini.PANDANGAN KRIMINOLOGI MALPRAKTEK KEDOKTERAN

PANDANGAN KRIMINOLOGI MALPRAKTEK KEDOKTERANLSDI & KODEKI : garis besar perilaku dan tindakan-tindakan yang layak atau tidak layak dilakukan seorang dokter dalam menjalankan profesinya.

Pelanggaran LSDI / KODEKI :Pelanggaran etik murnipelanggaran etik sekaligus hukum (etikolegal)Sanksi oleh atasan atau oleh organisasi profesi kedokteran tidak tegas dan konsisten. 1. Akibat belum dimanfaatkannya organisasi profesi kedokteran oleh masyarakat untuk menyampaikan keluhan-keluhannya dan 2. tidak jelasnya batas-batas antara yang layak dan tidak layak dilakukan seorang dokter terhadap pasien, teman sejawat dan masyarakat umumnya. Inilah bedanya etik dengan hukum. Hukum lebih tegas dan lebih objektif menunjukkan hal-hal yang merupakan pelanggaran hukum, sehingga jika terjadi pelanggaran dapat diproses sesuai dengan hukum yang berlaku.Dalam makalah ini dibahas tentang perbedaan etik dengan hukum, contoh-contoh pelanggaran etik murni dan pelanggaran etikolegal, termasuk contoh-contoh dalam bidang Obstetri Ginekologi, prosedur penanganan dan sanksi-sanksi yang dapat diberikan terhadap pelaku pelanggaran etik dan etikolegal profesi kedokteran.

Pelanggaran etik tidak selalu merupakan pelanggaran hukum, dan sebaliknya, pelanggaran hukum tidak selalu berarti pelanggaran etik.6ETIK vs HUKUMETIKA KEDOKTERAN

merupakan seperangkat perilaku anggota profesi kedokteran dalam hubungannya dengan klien / pasien, teman sejawat dan masyarakat umumnya serta merupakan bagian dari keseluruhan proses pengambilan keputusan dan tindakan medik ditinjau dari segi norma-norma / nilai-nilai moral.7ETIK vs HUKUMHUKUM : peraturan perundang-undangan baik pidana, perdata maupun administrasi.

Hukum kesehatan : peraturan perundang-undangan yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan kesehatan menyangkut penyelenggara pelayanan kesehatan dan penerima pelayanan kesehatan.8ETIK vs HUKUMberlaku untuk lingkungan profesidisusun berdasarkan kesepakatan anggota profesitidak seluruhnya tertulis.Sanksi terhadap pelanggaran etik umumnya berupa tuntunandiselesaikan oleh MKEKtidak selalu disertai bukti fisik

berlaku untuk umum.dibuat oleh suatu kekuasaan atau adat.terinci dalam kitab undang-undang / lembaran negaraSanksi terhadap pelanggaran hukum berupa tuntutan.diselesaikan melalui pengadilanmemerlukan bukti fisik.ETIKHUKUM9pelanggaran etik murniMenarik imbalan jasa yang tidak wajar dari klien / pasien atau menarik imbalan jasa dari sejawat dokter dan dokter gigi beserta keluarga kandungnya.

Mengambil alih pasien tanpa persetujuan sejawatnya.

Memuji diri sendiri di depan pasien, keluarga atau masyarakat.

Pelayanan kedokteran yang diskriminatif.

10pelanggaran etik murniKolusi dengan perusahaan farmasi atau apotik.

Tidak pernah mengikuti pendidikan kedokteran berkesinambungan.

Dokter mengabaikan kesehatannya sendiri.

Perilaku dokter tersebut di atas tidak dapat dituntut secara hukum tetapi perlu mendapat nasihat / teguran dari organisasi profesi atau atasannya.11Pelanggaran EtikolegalPelayanan kedokteran di bawah standar (malpraktek)Menerbitkan surat keterangan palsu.Membocorkan rahasia pekerjaan / jabatan dokter.Pelecehan seksual.

?Pelanggaran di mana tidak hanya bertentangan dengan butir-butir LSDI dan/atau KODEKI, tetapi juga berhadapan dengan undang-undang hukum pidana atau perdata (KUHP/KUHAP). 12MALPRAKTEK HUKUMCRIMINAL MALPRACTICECIVIL MALPRACTICEADMINISTRATIVE MALPRACTICECRIMINAL MALPRACTICE

CRIMINAL MALPRACTICE

?INFORMED CONSENTIni contoh16Informed consentPersetujuan Tindakan Medik diberikan pasien atau keluarga atas dasar penjelasan tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien Permenkes No. 585 Tahun 1989

17UNSUR-UNSURProsedur Manfaat dari tindakan yang akan dilakukanRisiko yang mungkin terjadiAlternatif tindakan yang dapat dilakukan18P E R S E T U J U A N Tertulis / lisan Informasi adekuat tentang tindakan medik serta resiko yang dapat ditimbulkan.Penyampaian dan informasi disesuaikan tingkat pendidikan, kondisi dan situasi pasien

19PERSETUJUANResiko tinggi dengan persetujuan tertulis ditandatangani yg berhak memberikan persetujuanTidak beresiko tinggi persetujuan dengan persetujuan lisan

20INFORMASIHarus diberikan kepada pasien, Pasien menolak diberikan informasi dokter bisa memberi tahukan kepada keluarga terdekat pasien

21INFORMASIInformasi lisan ada saksi, pihak dokter , perawatTindakan bedah (operasi): Informasi oleh dokter operator Dokter tidak ada, informasi oleh dokter lain dengan pengetahuan/petunjuk dokter yang bertanggung jawab.Perluasan operasi (tidak diduga sebelumnya): dilakukan untuk menyelamatkan jiwa pasien setelah operasi, dokter harus memberikan informasi kepada pasien atau keluarganya.

22YANG BERHAK MEMBERIKAN PERSETUJUANPasien dewasa (21 tahun atau menikah), sadar dan sehat mental Pasien dewasa di bawah pengampuan (curate ) persetujuan diberikan oleh wali /curator Pasien < 21 tahun & tidak mempunyai orang tua/wali dan atau ortu/ wali berhalangan, persetujuan diberikan oleh keluarga terdekat atau induk semang.

23PERSETUJUAN TIDAK DIPERLUKAN PADA :1. Pasien tidak sadar/ pingsan, tidak ada keluarga terdekat medik: dalam keadaan gawat darurat memerlukan tindakan medik segera2. Tindakan medik yang dilaksanakan sesuai progam pemerintah untuk kepentingan masyarakat.24TANGGUNG JAWAB1. Dokter bertanggung jawab atas pelaksanaan ketentuan tentang persetujuan tindakan medik 2. Pemberian Persetujuan Tindakan Medik yang dilaksanakan dirumah sakit/klinik, maka rumah sakit/klinik yang bersangkutan ikut bertanggung jawab .25SANKSIPERMENKES RI No.585 pasal 13:Sanksi administrative berupa pencabutan SIP26SANKSI PIDANA (KUHP)pasal 351: tentang penganiayaanPasal 359-361luka berat - mati 27CIVIL MALPRACTICE

ADMINISTRATIVE MALPRACTICE

kesehatankesehatankesehatankesehatanPEMBUKTIAN MALPRAKTEKkesehatankesehatankesehatankesehatan

Etik kedokteran dan hukum kesehatan dalam obstetri ginekologi31VS32INGATSeorang dokter harus senantiasa mengingat akan kewajibannya melindungi hidup insani (KODEKI, pasal 10), bahkan menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan (LSDI, butir 9). Jadi pemasangan AKDR dapat dianggap mengupayakan pemusnahan telur yang telah dibuahi.

33UU RI no.10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahterapenyelenggaraan Keluarga Berencana dapat dibenarkan dengan memperhatikan butir berikut :

Pasal 17(1) Pengaturan kelahiran diselenggarakan dengan tata cara yang berdaya guna dan berhasil guna serta dapat diterima oleh pasangan suami istri sesuai dengan pilihannya.

(2) Penyelenggaraan pengaturan kelahiran dilakukan dengan cara yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi kesehatan, etik dan agama yang dianut penduduk yang bersangkutan.Penjelasan(1) Pelaksanaan pengaturan kelahiran harus selalu memperhatikan harkat dan martabat manusia serta mengindahkan nilai-nilai agama dan sosial budaya yang berlaku di dalam masyarakat.(2) Untuk menghindarkan hal yang berakibat negatif, setiap alat, obat dan cara yang dipakai sebagai pengatur kehamilan harus aman dari segi medik dan dibenarkan oleh agama, moral dan etika.

34UU RI no.10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga SejahteraPasal 18Setiap pasangan suami istri dapat menentukan pilihannya dalam merencanakan dan mengatur jumlah anak, dan jarak antara kelahiran anak yang berlandaskan pada kesadaran dan tanggung jawab terhadap generasi sekarang maupun generasi mendatang.

Pasal 19Suami dan istri mempunyai hak dan kewajiban yang sama serta kedudukan yang sederajat dalam menentukan cara pengaturan kelahiran.

Penjelasan PASAL 19Suami dan isteri harus sepakat mengenai pengaturan kehamilan dan cara yang akan dipakai agar tujuannya tercapai dengan baik. Keputusan atau tindakan sepihak dapat menimbulkan kegagalan atau masalah di kemudian hari. Kewajiban yang sama antara keduanya berarti juga, bahwa apabila isteri tidak dapat memakai alat, obat dan cara pengaturan kelahiran, misalnya karena alasan kesehatan, maka suami mempergunakan alat, obat dan cara yang diperuntukkan bagi laki-laki.35Abortus Provokatus36ABORSI ?Pada :kehamilan karena perkosaan, kehamilan pada usia remaja putri (usia kurang dari 16 tahun, yang belum mempunyai hak untuk menikah), kehamilan pada wanita dengan gangguan jiwa, kegagalan kontrasepsi dan wanita dengan grande multipara.Secara umum hal ini telah dicantumkan dalam undang-undang kesehatan, namun penjabarannya belum selesai juga. 37KODEKIpasal 10 :Seorang dokter harus senantiasa mengingat akan kewajibannya melindungi hidup insani.

.38UUUndang-undang no.23 tahun 1992 tentang kesehatan :

bahwa dalam keadaan darurat, sebagai upaya menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medik tertentu dan ini dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian, dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganya dan dilakukan pada sarana kesehatan tertentu.39UUpasal 80 bahwa Barang siapa dengan sengaja melakukan tindakan medis tertentu terhadap ibu hamil yang tidak dalam keadaan darurat sebagai upaya menyelamatkan jiwa ibu dan atau janin yang dikandungnya, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun dan pidana denda paling banyak Rp.500.000.000,- (limaratus juta rupiah)40KUHPpasal 346Wanita yang sengaja menggugurkan kandungan atau menyuruh orang lain melakukannya (hukuman maksimum 4 tahun).

pasal 347Seseorang yang menggugurkan kandungan wanita tanpa seijinnya (hukuman maksimum 12 tahun dan bila wanita itu meninggal, hukuman maksimum 15 tahun).

41KUHPpasal 348Seorang yang menggugurkan kandungan wanita dengan seijin wanita tersebut (hukuman maksimum 5 tahun 6 bulan dan bila wanita itu meninggal, hukuman maksimum 7 tahun).

pasal 349Dokter, Bidan atau Juru Obat yang melakukan kejahatan di atas (hukuman ditambah sepertiganya dan pencabutan hak pekerjaannya).

42Teknologi Reproduksi Buatan43Fertilisasi In Vitro (FIV) Pemindahan Embrio (PE)

Di Indonesia, bayi tabung pertama lahir 10 tahun kemudian (1988) OLEH Tim Melati RSAB Harapan Kita Jakarta44UU Kesehatanpasal 16bahwa cara tersebut hanya dapat dilakukan pada pasangan suami istri yang sah, dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu, dan pada sarana kesehatan yang memenuhi syarat

!! donasi oosit, sperma dan embrio, ibu pengganti bertentangan dengan hukum yang berlaku dan juga etik kedokteran.45UU Kesehatanpasal 82 ayat (2) Barang siapa melakukan upaya kehamilan di luar cara alami yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah).46Bedah Plastik Selaput Dara47MOTIFIngin memberi kesan kepada suaminya bahwa dirinya masih perawan bertujuan menyelamatkan hidup bersama suaminya, padahal pasien pernah melakukan hubungan seksual di luar nikah dengan pria lain. (??)

komersialisasi keperawanan, dengan mengharapkan imbalan yang besar.Di Indonesia, masalah keperawanan di malam pertama pengantin baru dianggap penting, walaupun hal ini sebenarnya tidak adil dalam kedudukan wanita dan pria.48SIKAP hati nurani dokterJika robeknya selaput dara disebabkan trauma atau akibat tindakan dilatasi dan kuretase yang dilakukan karena indikasi medik (misalnya pada kasus-kasus perdarahan uterus disfungsional yang menyebabkan anemia berat dan tidak tanggap terhadap terapi medikamentosa), maka dalam hal ini bedah plastik selaput dara masih dapat dibenarkan.49Prosedur penanganan pelanggaran etik kedokteranPada prinsipnya semua masalah yang menyangkut pelanggaran etik diteruskan lebih dahulu kepada MKEK.Masalah etik murni diselesaikan oleh MKEK.Masalah yang tidak murni serta masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh MKEK dirujuk ke P3EK propinsi.Dalam sidang MKEK dan P3EK untuk pengambilan keputusan, Badan Pembela Anggota IDI dapat mengikuti persidangan jika dikehendaki oleh yang bersangkutan (tanpa hak untuk mengambil keputusan).Panitia Pertimbangan dan Pembinaan Etik Kedokteran (P3EK)

Pada tahun 1985 Rapat Kerja antara P3EK, MKEK dan MKEKG telah menghasilkan pedoman kerja yang menyangkut para dokter antara lain sebagai berikut :50Prosedur penanganan pelanggaran etik kedokteranMasalah yang menyangkit profesi dokter atau dokter gigi akan ditangani bersama oleh MKEK dan MKEKG terlebih dahulu sebelum diteruskan ke P3EK apabila diperlukan.Untuk kepentingan pencatatan, tiap kasus pelanggaran etik kedokteran serta penyelesaiannya oleh MKEK dilaporkan ke P3EK Propinsi.Kasus-kasus pelanggaran etikolegal, yang tidak dapat diselesaikan oleh P3EK Propinsi, diteruskan ke P3EK Pusat.Kasus-kasus yang sudah jelas melanggar peraturan perundang-undangan dapat dilaporkan langsung kepada pihak yang berwenang.51TERIMA KASIH52Sanksi Pelanggaran Etik dan Etikolegal Profesi Kedokteran :Etik Kedokteran dan Hukum Kesehatan dalam Obstetri GinekologiProf.dr. M. Jusuf HanafiahGurubesar Obstetri GinekologiFakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan

Abortus / Terminasi Kehamilan atas Indikasi Non-MedikProf.dr. Ratna Suprapti SamilGurubesar Obstetri GinekologiFakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

Ethical Guidelines Regarding Induced Abortionfor Non-Medical ReasonsFIGO Committee Report for the Ethical Aspects of Human Reproduction and Womens HealthCairo, 1998

53