yunani krisis

Upload: aditya-putra

Post on 13-Oct-2015

71 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Yunani

TRANSCRIPT

Monexnews -Sudah dua tahun sejak tabir keuangan Yunani terkuak, belum ada perbaikan berarti darikrisishutangnegara itu. Bagaimana sesungguhnya perjalanan negeri dewa dewi hingga mencapai taraf anggaran seburuk saat ini?Program pemangkasan yang siap diteken oleh Perdana Menteri Lucas Papademos pekan depan sejatinya dapat menjadi titik balik absolut. Pemulihan ekonomi memang tidak bisa diraih dalam satu malam, Yunani pasti butuh setidaknya satu dekade untuk memutus tekanan defisitnya. Monexnews merangkum momen-momen penting dari perjalanan Yunani dalam menjaga legitimasi pemerintahan, hingga upayanya untuk mengikis beban hutang.Kronologi:2002 - Januari:Yunani mengganti mata uang drachma denganeuro.2004 - 15 November:Pemerintah mengakui bahwa mereka sesungguhnya sama sekali tidak memenuhi kualifikasi untuk bergabung dengan zona euro. Data revisi anggaran Yunani menunjukkan bahwa defisit tidak pernah di bawah 3% sejak tahun 1999, atau di atas level yang diwajibkan otoritas.2005 - 29 Maret:Setelah menggeser pemerintah sosialis satu tahun sebelumnya, Partai Demokrasi Baru memberlakukan program pemangkasan pertama. Biaya layanan publik sangat tidak sehat ketika itu, khususnya setelah penyelenggaraan Olimpiade Athena. Kenaikan pajak untuk alkohol dan tembakau dibarengi oleh kenaikan PPN antara 18-19%.2009 - 4 Oktober:PASOK memenangkan pemilu sehingga George Papandreou berhak menjabat sebagai Perdana Menteri. Pada tahun ini, ekonomi sudah berkontraksi 0,3% dan beban hutang nasional melambung sampai 262 miliar euro (dari 168 miliar euro pada 2004). Pemerintah memperkirakan defisit keluar pada level sangat tinggi, 6%.2009 - 8 Desember:Rating kredit Yunani dipangkas oleh lembaga pemeringkat Fitch akibat beban hutang yang membengkak, dari A- ke BBB+. Hal serupa dilakukan oleh S&P beberapa pekan berselang. Inilah untuk kali pertama Yunani kehilangan status A- dan memicu kegundahan di pasar saham dunia.2010 - 3 Maret:Papandreou merilis program efisiensi pertamanya. Yunani mulai berjuang meredam gejolak di pasa finansial dengan komitmen untuk mengikis defisit dan melunasi hutang.2010 - 23 April:Papandreou berpaling ke Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk mendapat dana segar senilai 45 miliar euro.2010 - 2 Mei:Krisis hutang dimulai. Menteri keuangan Eropa menyepakati bantuan 110 miliar euro untuk Yunani. Bail out dirancang untuk menutup kewajiban pinjaman sampai 2013. Sebagai timbal balik, Yunani harus memangkas defisit melalui efisiensi besar-besaran.2010 - 4/5 Mei:Aksi demonstrasi 48-jam mewarnai jalan-jalanyunani. Pembakaran bank mengakibatkan tiga orang tewas.2010 - 10 Mei:Pembuat kebijakan Eropa membangun jaring pengaman senilai 1 triliun euro untuk memperkuat sistem keuangan kawasan dan mencegah penularan krisis dari Yunani. Program perlindungan terdiri dari jaminan bagi negara euro sebesar 440 miliar euro serta instrumen hutang 60 miliar euro. IMF menyatakan kesiapannya untuk mengucurkan 250 miliar euro.2010 - 18 Mei:Yunani menerima 14,5 miliar euro dari Uni Eropa untuk melunasi hutang terdahulu.2010 - 29 September:Aksi perlawanan rakyat terhadap program pemerintah dimulai. Ribuan orang turun ke jalan Athena, menentang pemangkasan anggaran. Aksi serupa juga terjadi di Portugal, Irlandia, Slovenia dan Lithuania.2011 - 17 April:Bunga obligasi Yunani melonjak lagi di tengah kecemasan bahwa program efisiensi tidak akan berhasil. Negara ini sekarang berada dalam titik resesi sehingga warga kembali turun ke jalan.2011 - 15 Juni:Aksi kekerasan kembali terjadi di Athena saat Papandreou berupaya mengkampanyekan pemangkasan baru 28 miliar euro selama 4 tahun.2011 - 19 Juni:Yunani membutuhkan bailout baru 110 miliar untuk menghindari default. Permintaan itu tidak dikabulkan pihak Jerman, yang justru meminta kreditur menerima kerugian dari aset obligasi beracun Yunani. Sikap pemimpin euro masih terpecah soal gagasan Jerman.2011 - 21 Juni:IMF menyerukan agar pemimpin Eropa bekerjasama dalam bertindak supaya bencana hutang bisa ditangkal. Negara lain bisa tertular krisis jika tidak aktif berpartisipasi dalam program pemulihan.2011 - 22 Juni:George Papandreou selamat dari mosi tidak percaya parlemen. Ia meraih 155 dukungan berbanding 143 penolakan. Hal ini disambut baik oleh Komisi Eropa.2011 - 29 Juni:Parlemen merestui niat pemerintah memangkas pajak baru dan anggaran belanja senilai 28 miliar euro. Aksi demonstrasi kembali merebak.2011 - 22 Juli:Uni Eropa menyepakati bailout 109 miliar euro, yang mencantumkan ketentuan bahwa investor swasta harus menerima pemangkasan nilai obligasi sampai 20%. Otoritas juga memperpanjang masa berlaku Fasilitas Stabilitas Keuangan Eropa (EFSF).2011 - 11 September:Yunani mengumumkan pungutan pajak baru sebagai syarat untuk mendapat bail out selanjutnya. Baik pihak pemerintah maupun parlemen juga harus menerima pemangkasan nilai gaji sebagai bagian dari rencana efisiensi.2011 - 13 Oktober:Slovakia jadi negara terakhir yang menyetujui rancangan EFSF senilai 44 miliar euro.2011 - 27 Oktober:Pemerintah Eropa menyetujui pemotongan nilai hutang Yunani dan penambahan kapasitas dana bailout menjadi sekitar 1 triliun euro. Athena bisa meraih bailout 100 miliar euro di awal tahun berikutnya. Setelah melalui pembahasan alot berjam-jam, pihak investor menerima nilai aset Yunaninya dipotong 50% untuk mengurangi beban hutang negara itu.2011 - 31 Oktober:Sikap penolakan George Papandreou terhadap program pemangkasan menuai referendum. Nasibnya sebagai kepala pemerintahan dipertaruhkan sebagai risiko atas sikapnya itu.2011 - 3 November:Sang Perdana Menteri membatalkan rencana menggelar referendum. Menteri Keuangan Evangelos Venizelos meredam kecemasan dengan pernyataannya bahwa keanggotaan Yunani terlalu berharga untuk ditaruh di meja voting. Untuk kali pertama dalam sejarah, petinggi G-20 bertemu di Cannes, Prancis. Mayoritas delegasi sepakat bahwa Yunani harus keluar dari zona euro jika gagal mengatasi krisisnya.2011 - 6 November:George Papandreou resign dari kursi perdana menteri.2011 - 11 November:Lucas Papademos mengambil kepemimpinan kabinet sebagai utusan dari partai koalisi.2012 - Januari/Februari:Negosiasi antara pihak kreditur yang dipimpin oleh Josef Ackermann, CEO Deutsche Bank dan pemerintah Yunani berlangsung. Athena meminta kreditur swasta merelakan nilai asetnya dipangkas sampai 70% untuk mengurangi beban Yunani. Hingga saat ini status pembicaraan belum tuntas.Pemerintah Athena juga harus mendapat dana segar 130 miliar euro untuk melunasi beban hutang terdahulu yang jatuh tempo 9 Maret mendatang. Pihak koalisi menolak klausul pemangkasan dana pensiun yang diberlakukan IMF, Uni Eropa dan bank sentral (ECB). Troika meminta Yunani mencari alternatif lain untuk menggantikan wacana pemotongan tunjangan pensiun. Athena memiliki waktu sampai Rabu (15/02) untuk mengajukan program pemangkasan final pada Troika.

Krisis Keuangan Yunani, Penyebab dan ImplikasinyaOleh: Ardhy Dinata SitepuYunani adalah sebuah negara kecil di Zona Euro yang berpenduduk sekitar 11 juta jiwa, dengan pendapatan perkapita sekitar $22.000 AS. Dalam literatur-literatur sejarah kita mengenal Yunani sebagai sebuah negeri eksotis yang penuh dengan peradaban, sejak 2200 SM bangsa Minos di Yunani telah mengembangkan berbagai peradaban dalam bentuk tulisan maupun seni dalam rancang bagunan dan sejak 1550 SM bangsa Mycena telah mengembangkan kebudayaan Aegean yang telah mengenal perdagangan antar bangsa, dari perkembagan ini Yunani kuno telah menjelma menjadi sebuah peradaban yang diakui semua peradaban sepanjang zaman. Bagi bangsa Mycena perdagangan telah menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan bermasyarakat, sejak peradaban yunani dimulai telah ada puluhan ilmuan yang menyumbangkan pemikirannya bagi peradaban panjang di Yunani. Peradaban panjang ini telah menjadi sumber pemikiran yang telah dikembangkan oleh masyarakat modern di seluruh penjuru dunia sampai sekarang, terutama dalam segi perdagangan, namun cukup disayangkan Yunani modern lupa akan sejarah masa lampaunya, sejarah yang semestinya bisa dijadikan pemacu semangat untuk menciptakan peradaban yang jauh lebih baik tidak pernah menjadi bagian dari Yunani modern.Yunani dan Akar Krisis duniaDalam keanggotaan Euro Union, Yunani hanyalah sebuah negara kecil yang menyumbangkan sekitar 2,6% dari keseluruhan GDP di zona euro, namun mengapa krisis yang melanda yunani ini begitu ditakuti oleh negara lain khususnya negara-negara yang berada di zona euro. Jawabannya tidak lain adalah karena Yunani adalah salah satu anggota Euro Union yang menggunakan mata uang Euro sehingga ketika salah satu negara anggotanya mengalami krisis dapat diperkirakan negara-negara lain khususnya yang menggunakan mata uang Euro akan terkena efek dari krisis ini secara langsung sejalan dengan Domino effect Theory yang sering digunakan oleh banyak ekonom untuk menggambarkan penyebaran krisis ekonomi di seluruh dunia. Dalam keanggotaaan Euro Union (UE), Yunani sebenarnya memiliki potensi investasi yang cukup menarik bagi para investor, namun krisis yang melanda daratan Eropa belakangan ini telah menimbulkan ketidakpercayaan para investor terhadap sektor keuangan di Eropa khususnya Yunani dan hal ini tentu akan memperparah krisis di Yunani dan jika krisis ini tidak ditanggulangi maka Yunani terancam benar-benar bangkrut. Belakangan berbagai media di seluruh dunia disibukkan dengan peristiwa di Yunani, orang-orang mengetahui bahwa keadaan ekonomi Yunani benar-benar lumpuh, hal ini bisa dilihat dari berbagai aksi demo dan mogok masal yang dilakukan oleh ratusan ribu pekerja dan pegawai pemerintah yang telah mengakibatkan berbagai sektor di Yunani lumpuh total, puncaknya aksi demo dan mogok masal telah menelan 3 koban jiwa yang tebunuh akibat ledakan dan kebakaran yang terjadi di Bank Marfin Athena. Aksi yang dilakukan oleh masyarakat Yunani ini adalah sebagai bentuk perlawanan terhadap keputusan pemerintah yang telah mengeluarkan kebijakan untuk melakukan sinering terhadap gaji pegawai negeri, menaikkan beberapa jenis pajak, menunda dana pensiun, dan memangkas anggaran militer sebagai upaya meningkatkan cadangan devisa negaranya.Yunani bukanlah negara besar seperti Jerman, Yunani juga bukanlah negara dengan sistem birokrasi yang baik seperti Inggris dan Belanda, Yunani hanyalah sebuah negara dengan corruption perceptions index berada pada peringkat 71 dari 180 negara*1.Keadaan ini diperparah pula oleh upaya pemeberantasan korupsi yang tidak maksimal. Bukan hal yang berlebihan untuk mengatakan bahwa sumber krisis Yunani adalah fakelaki artinya amplop kecil. Memberikan amplop-amplop kecil berisi uang saat mengajukan permohonan di kantor imigrasi adalah sebagai bentuk kecil korupsi di negara ini. Pasien-pasien operasi di Yunani baru dapat tenang masuk ke dalam ruangan operasi jika telah memberikan amplop kepada dokter. Masyarakat Yunani tak memperoleh izin, sekalipun lulus ujian, jika tidak memberikan amplop berisikan uang sebesar beberapa euro. Memberikan amplop berisikan uang sebesar beberapa ratus euro. Memberikan amplop berisikan uang kepada para pejabat pemerintah di Yunani akan menjamin proses otorisasi, sertifikasi atau izin mendirikan bangunan, yang jumlah uang amplop dapat mencapai puluhan ribu euro. Korupsi terbesar terjadi di kantor perpajakan Yunani yang mengkorup 30% dari seluruh penerimaan pajak, artinya 30 % bocor ke tangan koruptor. Semua orang mengetahui bahwa korupsi adalah masalah tetapi karena korupsi terjadi di mana-mana sehingga sulit unruk menetukan dari mana harus memulai untuk memeranginya. Dan hal inilah yang menjadi dasar kuat mengapa mengapa krisis berdampak parah di Yunani dibanding negara-negara yang tergabung di EU lainnya. Dilihat dari pertumbuhan ekonomi Yunani, Yunani ternyata juga mengalami defisit dalam perdagangannya, hal ini terlihat dari jumlah barang impor yang lebih besar dari ekspornya, impor Yunani mencapai $60 miliar sedangkan ekspornya hanya $1,9 miliar, hal ini tentu akan mengurangi cadangan devisa Yunani, selain itu, hutang Yunani yang menumpuk dan tidak bisa diperpanjang lagi merupakan salah satu penyebab krisis parah yang melanda Yunani sejak akhir tahun 2009, beberapa sumber menyebutkan bahwa hutang Yunani telah mencapai 300 milyar euro, hal ini diperparah sejak pelaksanaan olimpiade 2004, Yunani yang penuh legenda cukup menghentak mata dunia ketika tahun 2004 menjadi penyelenggara olimpiade, semua mata terpana akan kecanggihan acara pembukaan maupun penutupan olimpiade begitu pula dengan kecanggihan arena-arena perlombaan. Ternyata kecanggihan itu mahal harganya. Kecanggihan olimpiade 6 tahun lalu, menjadi salah satu penyebab dari sekian banyak penyebab "kebangkrutan" Yunani. Kemewahan seperti ini mengingatkan kita dengan runtuhnya pemerintahan raja Raja Louis XIV tahun 1789 yang terjadi melalui serangkaian revolusi yang kita kenal dengan revolusi prancis, Sebab khusus terjadinya revolusi Perancis adalah karena masalah penghamburan uang negara yang dilakukan oleh permaisuri raja Louis XVI yakni Marie Antoinette beserta putri-putri istana lainnya di saat rakyat hidup dengan sengsara. Kemarahan rakyat ini semakin memuncak ketika kerajaan meningkatkan tarif pajak kepada rakyat sehingga mengakibatkan rakyat marah kepada pemerintahan raja Raja Louis XIV dan mengadakan revolusi. Hal ini juga bisa saja terjadi kepada Yunani jika Yunani tidak belajar dari sejarah karena sejarah itu akan selalu berulang (recurrent pattern)

Efek Domino Krisis YunaniKrisis Yunani ini terlihat mirip seperti krisis yang melanda Eropa pada tahun 1931, krisis ini mula-mula timbul di Austria, yang pada waktu itu sebagai pusat yang lemah dalam struktur politik-ekonomi Eropa, dan akibatnya krisis ini segera menjalar bagaikan api yang mengamuk, pertama-tama ke Jerman lalu ke Inggris, dan akhirnya mengganas ke seluruh dunia*3. Jika menelaah krisis ekonomi yang pernah melanda eropa pada waktu itu, akan terbayang bagaimana keadaan Yunani sekarang ini, keadaan Yunani tidak jauh berbeda dengan keadaan Austria pada waktu itu, dan jika keadaan ini tidak ditanggulangi dengan segera maka Italia,Spayol, dan Portugal juga akan menyusul Yunani dan begitu seterusnya sampai pada akhirnya krisis prekonomian Yunani ini akan menjalar sampai Indonesia, inilah efek domino yang paling di takuti dunia sekarang ini. pakar ekonomi Hendrawan Supratikno yang mengatakan bahwa jika Yunani jatuh indonesia tidak akan secara langsung terpengaruh tetapi yang jelas kalau terjadi apresiasi pada mata uang di Asia, khususnya Indonesia, tentu daya saing ekspor produk-produk Asia dan produk-produk Indonesia akan berkurang. Sebagai contoh untuk Indonesia misalnya, dalam enam bulan terakhir ini, nilai tukar rupiah mengalami peningkatan kurang-lebih 5 persen. Ini berarti para eksportir di Indonesia mulai berteriak. Mereka mengatakan, daya saing produk ekpornya semakin berkurang. Sementara impor semakin banyak. Karena dengan peningkatan nilai rupiah maka produk-produk impor menjadi lebih murah. Sehingga banjir impor di dalam negeri.Dalam konteks liberalisasi pasar ini menciptakan kehawatiran, karena dominasi dari produk-produk impor menjadi semakin nyata di pasar dalam negeri Indonesia.Upaya AntisipasiTerilustrasi dari kasus Bank Century yang cukup panas di Indonesia, krisis prekonomian yunani ini terlihat mirip dengan kasus bank century di Indonesia yaitu sama-sama membutuhkan dana talangan untuk bisa tetap berdiri, namun perbedaannya, Bank Century di Indonesia mulai hangat ketika dana talangan yang mancapai 6,7 triliun rupiah di korupsi dan tidak diketahui alirannya kemana, sedangkan kasus yunani mulai hangat ketika dana talangan itu belum di cairkan dan masih dipertimbangkan apakah Yunani pantas diberi dana talangan mengingat indeks korupsi yang sangat besar di Yunani, yang menimbulkan keraguan bagi Euro Union untuk mencairkan dana talangan bagi Yunani. Meskipun begitu, akhirnya EU menyadari betapa pentingnya dana talangan tersebut bagi kelangsungan prekonomian Yunani dan Eropa pada umumnya, sehingga untuk mengantisipasi krisis yang semakin meluas, EU telah mengumumkan dana bantuan berjumlah 146 milyar dolar untuk menyelamatkan perekonomian Yunani*4. Jumlah bantuan tersebut adalah dana yang akan diberikan oleh Euro Union dan Dana Moneter Internasional, IMF sebagai sebagai usaha penanggulangan meluasnya pengaruh krisis Yunani terhadap prekonomian dunia. Dana darurat tersebut nilainya lebih besar daripada yang disiapkan Amerika saat krisis hebat pasca bangkrutnya Lehman Brother. Selain itu, seperti yang dilangsir kompas tanggal 12 mei 2010 dan Riau Pos tanggal 13 Mei 2010, EU juga akan menambah dana bantuan untuk Yunani sebesar 1 triliun Euro untuk memulihkan prekonomian Yunani dan negara-negara sekitarnya yang terancam bangkrut*5.Nilai bantuan ini sangat besar manfaatnya bagi Yunani, dan juga dapat menenangkan para investor asing yang akan menanamkan sahamnya di Yunani sehingga diharapkan krisis prekonomian di EU dapat pulih secepatnya.Ekonomi dianggap sebagai salah satu faktor yang paling penting di dunia, karena itu, jika krisis melanda perekonomian dunia, dunia akan menderita. Mulai dari isu-isu perdagangan dan masalah uang yang dapat mempengaruhi populasi global, segala masalah berat mengenai ekonomi harus segera diberantaskan sebelum situasi tersebut memperburuk keadaan dunia. Salah satu dari masalah berat tersebut adalah krisis ekonomi. Krisis ekonomi merupakan suatu situasi di mana perekonomian suatu negara mengalami penurunan tiba-tiba yang disebabkan oleh krisis keuangan. Krisis ekonomi dapat disebabkan oleh banyak hal. Dari dampak politik, berbagai aspek yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi itu sendiri, timbulnya krisis ekonomi dapat membuahkan dampak yang korup bagi dunia. Beberapa dampak yang dinyatakan adalah kemiskinan, runtuhnya sistem ekonomi maupun politik di satu negara atau lebih, dan berbagai hal yang berhubungan dengan perekonomian dan keuangan. Dengan keadaan ekonomi global yang memburuk sejak tahun 2008 di Amerika, krisis tersebut telah menjalar ke beberapa negara di dunia. Walaupun Amerika sekarang sedang mengalami resesi, krisis ekonomi lebih besar membara di negara Eropa bernama Yunani. Meskipun isu ini baru di kenal dunia pada tahun 2009, isu tersebut telah timbul pada tahun 2001 ketika Yunani bergabung dengan mata uang Eropa, yaitu euro. Bahkan ketika mata uang Yunani yaitu drachma bergabung dengan euro, Yunani mengakui bahwa mereka belum mencapai persyaratan yang dibutuhkan untuk memasukki zona euro. Dari saat itupun kita dapat melihat bahwa ekonomi Yunani dapat jatuh karena ketidakstabilannya. Meski pada pertengahan tahun 2000an Yunani mengalami ekonomi yang stabil dan kenaikan GDP, krisis ekonomi Yunani berlanjut ketika seorang bernama George Papandreou menjadi perdana menteri Yunani. Walaupun niatnya baik dan ambisius, tindakan perdana menteri Yunani ditambah dengan pemerintahan Yunani terbukti gagal karena ekonomi Yunani semakin memburuk. Tindakan pemerintahan Yunani termasuk memotong defisit negara pada tahun 2010 sampai 2011, pengumuman penghematan paket yang lebih luas termasuk membekukan gaji sektor publik dan pajak yang lebih tinggi bagi rumah tangga berpenghasilan rendah dan menengah. Semenjak itu ekonomi Yunani menjadi sangat rapuh dan lemah sehingga Yunani terus menerus bertindak dengan meminjam dan berhutang dari negara lain serta meminta banyak bantuan dari negara-negara maju. Hutang yang mencapai 340 milyar euro sampai saat ini. Karena tindakan tersebut tanpa waktu yang lama, krisis ekonomi Yunani menyebar dan menjalar ke negara-negara lain di dunia. Penyebaran tersebut dapat dikenal sebagai istilah efek domino. Istilah efek domino diambil dari analogi sebuah permainan domino itu sendiri, dimana ketika satu domino jatuh ke arah barisan domino selanjutnya, semuanya akan jatuh terus-menerus sampai akhirnya tak satupun domino berdiri. Definisi dari analogi tersebut adalah, penyebaran suatu perubahan yang dapat menjalar secara terus-menerus dalam bentuk reaksi berantai sampai masalah tersebut dapat dihentikan. Efek domino tersebut adalah keadaan yang terjadi pada krisis ekonomi Yunani masa kini. Dengan Yunani berhutang dengan negara-negara maju serta tidak dapat mengembalikan hutang tersebut, Yunani menyebar krisis ekonomi ini ke negara-negara lain. Kendati keikutsertaan negara lain yang menjawab permintaan bantuan dari perdana menteri dan pemerintahan Yunani, dengan mengeluarkan uang lebih banyak maupun bantuan tambahan lainnya. Karena Yunani masuk zona euro, krisis ekonomi Yunani mempunyai efek domino yang terjadi terhadap Eropa secara garis besar. Itulah jalur efek domino yang dapat dilihat sekarang. Meskipun Yunani memiliki tegasan sebagai negara paling dipengaruhi parah dengan krisis ekonomi, negara-negara lain yang berada dalam zona euro juga mengalami krisis ekonomi yang mulai sesaat dengan Yunani sendiri, seperti Spanyol dan Irlandia. Tetapi jalur tersebut sekarang mempengaruhi negara-negara Eropa lain seperti Italia, Siprus dan Islandia. Keparahan efek domino tersebut dapat dilihat dari negara-negara maju yang telah dipengaruhi oleh krisis ekonomi Yunani, dan potensi untuk krisis ekonomi bagi negara-negara Eropa lainnya sangat berkemungkinan. Maka dari itulah seluruh negara yang berada di zona euro berusaha sekeras mungkin untuk memberantas isu berat ini.Karena efek domino terhadap negara-negara Eropa sudah dinyatakan, potensi yang lebih besar terdapat dalam isu ini. Eropa, sebagai benua berisi negara-negara yang kaya secara ekonomi dan tentunya maju dalam bidang apapun, bila mempunyai masalah yang berat dibedakan dengan benua bernegara lainnya tentu menunjukkan sebuah potensi krisis dunia. Kendati pengaruh yang Eropa miliki terhadap dunia dan Eropa sebagai fondasi ekonomi dunia. Eropa dapat runtuh karena isu tersebut dan bila tidak dihentikan, hasilnya dapat menimbulkan malapetaka. Jika dilihat dalam jangka 10 tahun ekonomi Eropa turun secara drastis, masalah ini dapat menular dan berkembang biak dengan kecepatan yang konsisten terhadap seluruh negara di dunia, sehingga, mempunyai potensi untuk menjadi peristiwa depresi besar kedua semenjak depresi besar yang dialami dunia sebelum perang dunia kedua. Maka dari itu, kita sebagai penduduk dunia harus bertindak dan mencegah dan menghentikan penyebaran krisis ekonomi sebelum kerusakan parah terjadi.Pencegahan potensi kerusakan dan penghentian masalah tersebut dapat dimulai dari memberi perhatian terhadap isu ini. Memberi kesadaran dan menginformasikan publik tentang masalah ini adalah permulaan dari penanggulangan konflik secara keseluruhan. Tetapi, menginformasikan publik tentang isu global ini bukan berarti membuat kepanikan, tetapi menanam niat untuk bertindak, seperti isu global yang terjadi beberapa tahun lalu yang menjadi tren dunia, pemanasan global. Kita dapat mencegah isu global ini sama seperti dunia mencegah keparahan pemanasan global, dengan mengajari populasi dunia, menyebarkan kesadaran untuk bertindak secepatnya walaupun tindakannya mungkin terlihat kecil, tetapi dampaknya dapat berkali-kali. Kampanye dan gerakan global antara lain melalui media massa dapat membujuk populasi dunia untuk menanggulangi masalah ini.Tentunya jika isu global ini ingin dihentikan secara keseluruhan, solusi-solusi tertentu akan dibutuhkan. Solusi yang diberikan oleh ahli-ahli ekonomi dan politik dunia adalah antara lain, mendirikan departemen keuangan Eropa, agar ekonomi Eropa dapat dilihat secara keseluruhan dengan fokus dan rinci oleh satu kementerian, menegaskan strategi-strategi tertentu yang telah berhasil di masa lalu dalam isu yang serupa dengan sekarang dan meningkatkan pajak kepada seluruh penduduk Eropa untuk dana penanggulangan krisis ekonomi negara-negara Eropa tertentu. Populasi dunia dan pemimpin-pemimpin yang berhubungan pasti akan setuju dengan resolusi tersebut karena kunci dari menanggulangi masalah ini adalah sistem politik Eropa sendiri dan strategi penempatan dana maupun tindakan atau aksi ekonomi tertentu. Kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah, krisis ekonomi apapun harus ditanggulangi dari pengaturan sistem ekonomi maupun politik sehingga ekonomi sebuah negara atau seluruh dunia dapat bertahan dan berjalan secara stabil.Menelusuri Krisis EropaOPINI| 03 January 2012 | 08:09Dibaca:2716Komentar:40Ketika pada tahun 2008 Amerika Serikat mengalami krisis keuangan, sedikit dari masyarakat awam (terutama di Indonesia) yang benar-benar menyadari dampaknya di negara adidaya tersebut. Hal ini karena krisis yang dialami Amerika Serikat imbasnya tidaklah sejelas krisis moneter yang pernah terjadi di Asia pada tahun 1997-1998, dimana pada saat itu krisis yang pada awalnya berasal dari dunia keuangan turut mempengaruhi gejolak sosial dan politik terutama di Indonesia.Padahal, krisis yang dialami Amerika juga memiliki imbas besar bagi penduduknya, walaupun tidak berujung pada penjarahan dan pembakaran atau bahkan pemberontakan. Paling tidak, seperti data yang dikeluarkan oleh PEW Financial Reform Project, pertumbuhan ekonomi Amerika melambat dibuktikan dengan anjloknya GDP sebesar 5.4 persen di kuarter akhir 2008 dan 6.4 persen di kuarter pertama 2009 (year on year) dimana ini merupakan periode 6 bulan terburuk untuk pertumbuhan ekonomi AS sejak 1958. Selain itu, angka pengangguran meningkat pesat, tingkat kepercayaan terhadap pemerintah menurun, serta beberapa indikator lain termasuk kerugian yang diderita oleh rumah tangga di AS seperti ditunjukkan melalui gambar di bawah ini.

Bagaikan penyakit menular, krisis keuangan tersebut kemudian juga terjadi di negara lainnya. Tahun 2011 krisis keuangan global kembali terjadi dan memuncak, kali ini di kawasan Eropa. Menarik untuk menelusuri, apa sebenarnya yang terjadi di negara-negara Eropa sehingga salah satu kawasan termakmur di dunia ini kemudian terjerat dengan polemik yang dikhawatirkan bisa meruntuhkan sistem one single currency yang mereka miliki. Menelusuri krisis Eropa secara sederhana bisa dilakukan dengan mengurutkan kronologis yang terjadi di sana.Sebelumnya, perlu diketahui bahwa kawasan Eropa yang dimaksud di sini adalah semua negara yang tercakup di dalam Euro Zone, negara yang menggunakan Euro sebagai mata uang tunggal di wilayah ini. Saat ini terdapat 17 negara anggota yang tergabung dalam Euro area, yakni: Austria, Belgia, Cyprus, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Irlandia, Italia, Luxembourg, Malta, Belanda, Portugal, Slovakia, Slovenia, dan Spanyol.Dengan menekan perjanjian sebagai anggota Euro Zone, maka semua negara anggota diharuskan memenuhi kewajiban yang telah disyaratkan untuk dapat mempertahankan stabilnya perekonomian di kawasan ini. Tidak semua negara EU berada dalam keadaan keuangan yang makmur. Negara dengan sistem perekonomian terkuat adalah Jerman dan Prancis, sementara yang berada di posisi lemah diantaranya adalah Portugal, Itali, Irlandia, Yunani (Greece), dan Spanyol. Kelima negara tersebut, sayangnya, kemudian harus rela dijuluki dengan akronim PIIGS yang berasal dari huruf depan masing-masing negara.Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Eurostat, rasio hutang pemerintah terhadap GDP dari negara-negara Eropa meningkat dari 74.4% di tahun 2009 menjadi 80.0% di tahun 2010. Seperti yang diperkirakan sebagai negara pemicu terjadinya krisis Eropa, Yunani adalah negara dengan rasio hutang tertinggi yakni dengan rasio sebesar 142.8% dari hutang pemerintah terhadap GDP, disusul dengan Italia (119.0%), Belgia (96.8%), Irlandia (96.2%), Portugal (93.0%), Jerman (83.2%), Prancis (81.7%) Hungaria (80.2%), dan United Kingdom (80.0%).Rasio hutang terhadap GDP yang tinggi dan ketidakmampuan beberapa negara untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan membayar hutang tersebut adalah salah satu pemicu terjadinya krisis eropa. Secara lebih lengkap. berikut adalah kronologis krisis eropa yang sebenarnya berakar jauh sebelum tahun 2011 seperti dilansir dari Bloomberg.1 Januari 2001: Yunani resmi masuk ke dalam euro zone15 November 2004: Yunani mengakui bahwa mereka memalsukan persyaratan untuk dapat masuk ke dalam euro zone, dimana defisit anggaran Yunani tidak pernah berada di bawah 3 persen semenjak 1999 seperti yang disyaratkan untuk menjadi anggota euro zone.15 September 2008: Lehman Brothers mengalami kebangkrutan, memicu kepanikan pasar global14 Januari 2009: S&P memangkas rating kredit Yunani dari awalnya A- menjadi A. Keterangan mengenai rating kredit bisa dilihat disini.19 Januari 2009: S&P memangkas rating kredit Spanyol dari AA+ menjadi AAA20 Oktober 2009: Menteri Keuangan Yunani, Papaconstantinou, menyatakan GDP defisit Yunani akan mencapai 12.5 persen, meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding prediksi sebelumnya16 Desember 2009: S&P kembali menurunkan peringkat surat utang Yunani dari A- menjadi BBB+11 Februari 2010: Para pemimpin European Union mengadakan pertemuan darurat mengenai keadaan Yunani yang makin terpuruk, dan setuju untuk mengambil langkah untuk melindungi kestabilan keuangan euro area8 Maret 2010: Pemerintah Portugal mengumumkan pemotongan anggaran, penjualan aset, dan pembekuan upah publik24 Maret 2010: Fitch memotong rating kredit Portugal menjadi AA-27 April 2010: Keadaan keuangan Yunani semakin terpuruk. S&P menjadi perusahaan pemeringkat pertama yang menurunkan rating kredit Yunani menjadi junk, dan menurunkan peringkat Portugal menjadi A-2 Mei 2010: Euro zone setuju untuk memberikan paket bantuan sebesar 10 milyar euro kepada Yunani, dengan janji pengetatan anggaran5 Mei 2010: Demonstrasi terjadi di Athena, Yunani, terkait rencana pengetatan anggaran pemerintah berujung kekerasan dan tiga orang tewas setelah terjebak di sebuah bank yang dibakar oleh demonstran12-13 Mei 2010: Spanyol mengumumkan pemotongan upah publik dan pembekuan dana pensiun, sementara Portugal menurunkan upah pejabat pemerintahan dan menaikkan pajak. Spanyol juga memotong target defisit menjadi 6 persen untuk tahun 2011 dan memangkas outlook pertumbuhan ekonomi28 Mei 2010: Fitch memotong rasio kredit Spanyol dari AAA menjadi AA+28 November 2010: Irlandia mendapat bantuan (bailout) sebesar 85 miliar euro23 Desember 2010: Fitch memangkas peringkat kredit Portugal menjadi A+23 Maret 2011: Perdana Menteri Portugal, Jose Socrates, mengundurkan diri setelah partai oposisi menolak rencana pengetatan anggaran13 Mei 2011: EU mengumumkan prediksi hutang dan defisit terbaru dan memperkirakan bahwa Irlandia, Portugal, dan Yunani akan memiliki hutang lebih besar dibanding total GDP mereka di tahun 201113 Juni 2011: S&P memangkas rating kredit Yunani menjadi CCC, rating terendah dari semua negara yang ada5 dan 3 Juli 2011: Moodys memotong rating kredit Portugal dan Irlandia menjadi junk19 September 2011: S&P memotong rating kredit Italia untuk pertama kalinya setelah 5 tahun, dari A menjadi A+2 November 2011: Para pemimpin Eropa mengentikan bantuan untuk Yunani dan menyatakan Yunani harus segera memutuskan apakah akan bertahan di euro area atau keluar10 November 2011: George Papandreou mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Yunani, digantikan oleh Lucas Papademos13 November 2011: Silvio Berlusconi mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri Italia menyusul krisis hutang di negara tersebutPerkembangan krisis eropa memang belum berhenti sampai di sini, saat ini para pemimpin Eropa terutama Perdana Menteri Jerman, Angela Merkel, dan Presiden Prancis, Nicolas Sarkozy, tengah menggodok rancangan untuk dapat menyelesaikan krisis di wilayah eropa. Apakah Euro Zone akan bertahan dan meneruskan keberhasilannya sebagai pelopor integrasi mata uang seperti yang digadang-gadang selama ini, atau sebaliknya justru runtuh dan memicu krisis di wilayah lain? Itulah pertanyaan yang masih harus dicermati perkembangannya, dan juga harus tetap diperhatikan bagi pemerintah Indonesia walaupun sejauh ini imbas dari krisis yang terjadi belum terlalu mempengaruhi perekonomian Indonesia yang cenderung stabil.Pelajaran sederhana namun penting dari krisis yang terjadi di Eropa adalah pentingnya ketelitian sebelum memutuskan apakah semua negara berada pada standar yang sama untuk memiliki sistem mata uang tunggal serta pelajaran lain bahwa betapapun pentingnya hutang bagi pembangunan suatu negara namun tanpa kemampuan untuk mengelolanya hal tersebut bisa menjadi jerat keterpurukan negara itu sendiri.

Krisis keuangan Eropa telah mengancam perekonomian dunia. Krisis yang menakutkan dunia itu berakar pada kegagalan Uni Eropa untuk memperbaiki perbankan. Sebenarnya perekonomian Eropa belum sepenuhnya sembuh kembali dari krisis 2007 dan tidak pernah sepenuhnya menangani semua tantangan yang dihadapi sistem perbankan mereka. Salah satu faktor penting terjadinya krisis keuangan Eropa adalah faktor krisis utang di negara Yunani.

Krisis utang Eropa berasal dari Yunani, yang kemudian merembet ke Irlandia dan Portugal. Ketiga negara tersebut memiliki utang yang lebih besar dari GDP-nya, dan juga sempat mengalami defisit (pengeluaran negara lebih besar dari GDP). Krisis mulai terasa pada akhir tahun 2009, dan semakin seru dibicarakan padapertengahan tahun 2010. Pada tanggal 2 Mei 2010,IMFakhirnya menyetujui paketbail out (pinjaman) sebesar 110 milyar untuk Yunani, 85 milyar untuk Irlandia,dan 78 milyar untuk Portugal. Kemudian kekhawatiran akan terjadinya krisis punberhenti sejenak. Efek dari krisis Eropa ini cukup berdampak kepada IHSG, yangketika itu anjlok besar-besaran dari posisi 2,971 ke posisi 2,514.Yunani kemungkinan merupakan buah dari kesalahan kebijakan pemerintahan di masalalu. Pada tahun 1974, Yunani memasuki babak baru pemerintahan, dari juntamiliter menjadi sosialis. Pemerintah baru ini kemudian mengambil banyak utanguntuk membiayai subsidi, dana pensiun,gaji PNS, dll. Utang tersebut terus sajamenumpuk hingga pada tahun 1993, posisi utang Yunani sudah diatas GDP-nya, dansampai sekarang pun masih demikian. Saat ini utang Yunani diperkirakan telahmencapai 120% dari posisi GDP-nya, dimana banyak analis yang memperkirakan bahwadata yang sesungguhnya kemungkinan lebih besar dari itu.Hingga awal tahun 2000-an, tidak ada seorang pun yang memperhatikan fakta bahwa utang Yunani sudah terlalu besar. Malah dari tahun 2000 hingga 2007, Yunani mencatat pertumbuhan ekonomi hingga 4.2% per tahun, yang merupakan angka tertinggi dizona Eropa, hasil dari membanjirnya modal asing ke negara tersebut. Keadaanberbalik ketika pasca krisis global 2008 dimana negara-negara lain mulai bangkitdari resesi, dua dari sektor ekonomi utama Yunani yaitu sektor pariwisata danperkapalan, justru mencatat penurunan pendapatan hingga 15%. Orang-orang punmulai sadar bahwa mungkin ada yang salah dengan perekonomian Yunani.Keadaan semakin memburuk ketika pada awal tahun 2010, diketahuibahwa Pemerintah Yunani telah membayar Goldman Sachs dan beberapa bank investasilainnya, untuk mengatur transaksi yang dapat menyembunyikan angka sesungguhnyadari jumlah utang pemerintah. Pemerintah Yunani juga diketahui telah mengutakatik data-data statistik ekonomi makro, sehingga kondisi perekonomian merekatampak baik-baik saja, padahal tidak. Pada Mei 2010, Yunani sekali lagi ketahuantelah mengalami defisit hingga 13.6%. Salah satu penyebab utama dari defisit tersebut adalah banyaknya kasus penggelapan pajak, yang diperkirakan telahmerugikan negara hingga US$ 20 milyar per tahun.Ketika IMF memberikan pinjaman,IMF mengajukan beberapa syarat penghematan anggaran kepada Pemerintah Yunani. Diantaranya pemotongan tunjangan bagi PNS dan pensiunan, peningkatan pajak PPN hingga 23%, peningkatan cukai pada barang-barang mewah, bensin, rokok, dan minuman beralkohol, hingga perusahaanBUMNharus dikurangi dari 6,000 menjadi 2,000 perusahaan saja. Tentu saja kebijakan ini sangat sulit untuk diterapkan.Pada bulan yang sama, ketika Pemerintah Yunani mengumumkan kebijakan penghematan anggaran, rakyat Yunani langsung menggelar unjuk rasa besar-besaran di Athena untuk menolak kebijakan tersebut. Hingga kini, belum ada kepastian mengenaiapakah Pemerintah Yunani berhasil dalam menerapkan berbagai kebijakan diatasatau tidak. Salah satu lembaga pemeringkat utang terkemuka, Moodys, masihmenetapkan rating utang Yunani pada salah satu level terendah, yaituCCC.Tantangan yang begitu hebat dihadapi para pemimpin Eropa, sejak bangkrutnya Yunani, disusul Irlandia, Spanyol, merembet ke Itali, Inggris, dan terakhir melanda Perancis, yang masuk ke jurang krisis akibar utang. Perancis nasibnya sama seperti Amerika Serikat yang telah diturunkan peringkat rating kreditnya dari AAA menjadi AA+. Perancis yang mempunyai utang yang setara dengan 95 % PDB nya, sudah tidak lagimampu mengatasinya.Tidak banyak pilihan yang bisa dilakukannya, kecuali hanya dengan memotong defisit anggaran, dan itu pasti akan membawa malapetaka kepada krisis politik dan sosial. Ujungnya terjadinya pemberontakan rakyat. Presiden PerancisNicolas Sarkozydan Kanselir Jerman Angela Merkel mengumumkan langkah-langkah kebijakan mengatasi krisis utang, tetapi tidak mempunyai dampak positif di pasar. Bursa saham di Uni Eropa terus berguguran sampai titik yang paling rendah.Investor berharap langkah-langkah yang lebih konkret untuk menstabilkan kondisi keuangan pemerintah yang gemetar menghadapi krisis utang sekarang ini. Mereka ingin melihat peningkatan besar dalam jumlah dana stabilitasUni Eropadan banyak yang menyerukan penciptaan kerjasama diantara negara-negara yang menggunakan mata uang Euro.Krisis Yunani bermula dari mata uang yang digunakan oleh Negara yunani, yaitu Euro yang digunakan oleh masyarakat Yunani sebagai alat tukar menukar, alat bertransaksi, alat untuk pembayaran setiap pembelian. Yunani merupakan Euro Union yang termasuk dalam benua eropa yang menggunakan mata uang Euro. Yang paling menyusahkan adalah mata uangnya bersifat global dan dipakai oleh Negara eropa lainnya. Sehingga apabila salah satu Negara anggotanya mengalami krisis ekonomi / krisis moneter, maka akan mengalami krisis yang dapat diperkirakan negara-negara lain khususnya yang menggunakan mata uang Euro akan terkena efek dari krisis ini secara langsung sejalan dengan Domino effect Theory yang sering digunakan oleh banyak ekonom untuk menggambarkan penyebaran krisis ekonomi di seluruh dunia. Krisis mata uang ini sebagai pisau yang mungkin secara perlahan lahan bahkan mendadak bisa membunuh negaranya itu. Tidak hanya itu, Pemicu kedua yang dapat membuat kekrisisan di Yunani adalah bahwa pemerintahnya yang mengeluarkan kebijakan untuk melakukan sinering terhadap gaji pegawai negeri, menaikkan beberapa jenis pajak, menunda dana pensiun, dan memangkas anggaran militer sebagai upaya meningkatkan cadangan devisa negaranya. Namun dengan kebijakan itu banyak para pejabat pejabat atau masyarakat yang bekerja di kepemerintahan Yunani atau orang orang yang berkuasa dan mempunyai pekerjaan lebih tinggi yang menyelewengkan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat yunani. Semua dijadikan bahan buat korupsi baik dari bagian imigrasi, pajak, dokter, kelulusan sekolah, membangun rumah, dll apabila kita ingin mendapatkan semua fasilitas tersebut, maka kita harus menyerahkan amplop atau buah tangan untuk mereka mereka. Dengan masalah yang terjadi, pemerintahnya dengan masyarakat sering terjadi konflik, banyak yang demo bahkan ada yang meninggal rakyatnya membuat Negara lain menjadi sulit untuk menjadi investor. Bahkan tidak hanya itu, perdagangan pun sulit dilakukan dikarenakan banyak Negara Negara lain yang tidak mau menerima hasil yang dijual oleh Negara yunani (Ekspor). Dan Impornya lebih besar dibandingkan ekspornya. Sehingga dunia perdagangan pun mengalami defisit. Jadi terjadi banyak hutang dimana mana yang dilakukan oleh Negara yunani dan tidak bisa diperpanjang lagi masa pembayaran hutangnya. Tidak hanya itu, cadangan devisa pun berkurang. Dengan banyak kehancuran di bagian keuangan yunani, Pendapatan Negara < Pengeluaran Negara menimbulkan konflik. Namun semua itu bisa dapat diatasi.Menurut pendapat saya Yunani merupakan Negara yang terlalu di butakan oleh kekuasaan, uang, dan sifat keserakahan yang terlalu tinggi. Seandainya saja, pemerintahnya bersifat lebih tegas ( yang lebih diutamakan presidennya), apabila ada masyarakatnya menghalalkan segala cara untuk meraih uang ( euro ) dan menghalalkan semua cara untuk melakukan korupsi. Dengan ketegasan presidennya, pasti para bawahannya pun akan turut mengikuti dari atasannya. Karena presiden merupakan kepala bahkan motor dari suatu Negara. Negara Yunani masuk ke salah satu Negara yang rakyatnya sering melakukan korupsi. Apabila masih saja melakukan korupsi, maka Negara yunani harus membuat suatu hukum yang kuat. Baik hukum politik maupun hukum agama. Itu semua harus dilaksanakan dengan rasa yang penuh ketegasan. Jangan sampai mudah tergoyahkan oleh apapun, demi kemajuan Negara yunani sendiri. Masyarakat Yunani pun harus saling bergotong royong dan saling membantu untuk mematuhi peraturan dan saling mengingatkan sesama masyarakat untuk tidak terlalu serakah terhadap kekuasaan dan uang. Dan tekankan dalam diri untuk memngembangkan serta memperbaiki keadaan yunani baik dari segi ekonomi, politik, hubungan luar negeri, dll. Dengan ada andil rakyat yang bekerja sama dengan pemerintahnya, saya yakin yunani dapat menjadi Negara yang baik dan makmur. Selain itu, menurut saya yunani membuat mata uang sendiri atau digantikan dengan poundsterling. Sehingga apabila terjadi krisis, maka yunani pun tidak terlalu mengalami kerugian yang terlalu tinggi di berbagai pihak baik ekspor, impor dan perdagangan. Karena Yunani adalah Negara yang hebat dalam perdagangan. Makanya pergunakan kehebatan yang pernah dilakukan oleh leluhur Negara Yunani. Selain itu juga mungkin kepemerintahan dan rakyatnya bisa berkaca bahkan bisa mengikuti jejak leluhurnya yang hebat dalam mengatasi masalah perekonomian, dengan cara mengikuti cara cara para leluhur tersebut. Dan selain itu menurut saya, yunani membutuhkan suntikan dana (investor) atau dana talangan. Mungkin dengan kekorupsian yunani yang terlalu tinggi banyak investor yang tidak siap memberikan suntikan dana. Mungkin IMF ( Negara Negara yang masuk kedalam IMF ) bisa memberikan suntikan dana. Karena Yunani sangat membutuhkan bantuan dari berbagai pihak.

Krisis Yunani yang terjadi sekitar tahun 2010 dan masih dalam pengupayaan saat ini memang cukup memprihatinkan. Hal ini diawali dengan naiknya defisit anggaran dari PDB yang semula telah ditetapkan oleh UE (Uni Eropa) sebesar 3% naik dua kali lipat menjadi 6%. Defisit anggaran ini disebabkan karena Yunani tidak menerapkan prinsip kehati-hatian (prudent) dalam kebijakan defisitnya, selain itu pasar obligasi yang masih terbatas di Yunani menyebabkan Yunani menjual Surat surat utang Negara (SUN)-nya kepada investor di Prancis, Swiss, dan Jerman. Sebagai dampak akumulasi defisit, saat ini defisit Yunani mencapai 13,6% dari PDB.Tingginya defisit Yunani di atas nampaknya efek dari lemahnya disiplin anggaran serta buruknya administrasi perpajakan. Hal ini tercermin dari pemborosan, korupsi, maupunmanipulasi pembukuan. Ketentuan batas maksimum defisit UE dilanggar dengan memanipulasi pembukuan.Oleh karena banyaknya penyimpangan yang mengakibatkan defisit anggaran, maka hutang Yunani terhadap Eropa yang jatuh tempo pada April dan Mei 2010 sebesar 20 biliun euro gagal bayar. Pemerintah Yunani semakin tidak berdaya dengan dikeluarkannya peringkat hutang Standard & Poors B menjadi CCC yang merupakan peringkat nomor empat dari level terendah di Amerika Serikat.Peringkat hutang Yunani yang turun tersebut mengakibatkan para investor menarik Euro dan beralih ke Dollar AS karena ketakutan Yunani tidak bisa melunasi semua hutangnya. Oleh karena itu, Eeuro menjadi semakin terpuruk dan tentu saja berimbas kepada mata uang negara lain, tidak terkecuali rupiah.Dalam menangani kasus krisis ini, Yunani telah meminta bantuan kepada UE dan IMF untuk memberikan pinjaman sebesar USD 160 miliar yang dikenal sebagai Marshal Fund yang diadopsi Yunani seperti saat Amerika Serikat memberikan bantuan kepada Eropa pasca perang dunia II. Dengan bantuan tersebut Yunani mendapatkan pemotongan bunga utang, perpanjangan jatuh tempo surat utang, bantuan pada sistem perbankan, serta komitmen untuk membantu Yunani dalam mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Kebijakan tersebut membuat Yunani mendapatkan potongan sebesar 30 miliar Euro, namun dengan melaksanakan program lain sebagai imbalan bagi dana talangan tersebut. Yunani setuju untuk mengurangi APBN-nya sebesar USD 43 miliar dalam masa tiga tahun, dengan tujuan untuk mengurangi defisit menjadi di bawah 3% dari GDP menjelang tahun 2014. Perjanjian ini juga dimaksudkan untuk menjaga stabilitas financial Yunani dan pemerintahan di seluruh Eropa.Melalui kebijakan tersebut, dunia sudah menemukan titik cerah terhadap krisis Yunani yang berlangsung cukup panjang ini. Uni Eropa (UE) juga menawarkan langkah penyelamatan kepada Yunani, yang berisikan bahwa pemerintah Yunani akan memotong gaji pegawai negeri dan dana pensiun, memangkas upah buruh swasta sebesar 15% dan birokrasi 30%, menaikkan berbagai jenis pajak dan BBM, memangkas anggaran militer sebagai upaya meningkatkan cadangan devisa negaranya.Penawaran penyelamatan dari Uni Eropa ini mendapat sambutan negatif dari perdana menteri Yunani George Papandreou dengan mengeluarkan referendum untuk menolak penyelamatan yang ditawarkan UE. Langkah yang diambil justru menekan anggaran dengan melakukan pemotongan anggaran senilai USD 38 miliar dalam tiga tahun ke depan. Langkah ini, menurut pemerintah Yunani dapat mengurangi defisit menjadi kurang dari 3% sebelum akhir 2014.Penolakan ini menimbulkan kekecewaan para pemimpin Eropa karena Eropa kembali kepada suatu ketidakpastian, karena diduga hanya dengan menurunkan anggaran tidak akan mampu untuk membayar semua hutang Yunani, namun perlu dilakukan pengurangan subsidi seperti subsidi BBM, dan pemotongan gaji baik pegawai negeri maupun pensiun dan pengurangan anggaran militer. Penolakan terhadap penyelamatan yang ditawarkan Eropa ini semata-mata agar Perdana Menteri Yunani mendapat penciteraan yang baik di depan rakyat tanpa berfikir secara global sebagai akibat krisis tersebut.Referendum yang dikeluarkan Perdana Menteri ini menimbulkan ketakutan yang menyebabkan IHSG melemah dengan tajam. Melihat keadaan yang semakin memburuk, maka Perdana Menteri Yunan George Papandreou mengundurkan diri, sehingga Eropa mulai bernafas lega karena referendum yang direncanakan tidak mengalami peningkatan bahkan seperti tidak akan diimplementasikan. Eropa bisa bernafas lega dan memiliki harapan baru terhadap pemerintah baru yang menggantikan Perdana Menteri George Papandreou.Krisis Yunani yang semakin terdesak, menyebabkan pemerintah menyetujui usulan dari parlemen yaitu menyetujui paket pengurangan belanja, kenaikan pajak dan penjualan aset untuk 5 tahun dalam rangka mengurangi gagal bayar utang. Persetujuan diperoleh melalui voting 155 banding 138, sekaligus memberikan kemenangan bagi rencana Perdana Menteri Yunani George Papandreou. Secara logika, hal ini dimungkinkan karena pada dasarnya tidak ada rakyat yang ingin dinaikkan pajak dan dikurangi subsidinya. Oleh karena itu demonstrasi banyak terjadi di dalam krisis Yunani, yang kemudian menyebabkan kelumpuhan total di negara Yunani.2. Pengaruh Krisis Yunani terhadap Perekonomian IndonesiaKrisis Yunani sebenarnya tidak begitu berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia, disaat PNS Yunani merasakan kegelisahan akibat akan ancaman PHK bahkan pada tahun ini sudah terealisasikan dengan adanya PHK terhadap pegawai negeri dan pegawai dari sektor swasta sehingga para rakyat Yunani tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, para PNS di Indonesia justru menikmati kenaikan gaji sebesar 10%. Perbedan ini beralasan, karena memang perekonomian Indonesia sedang mengalami peningkatan. Sepanjang tahun 2011 lalu, perekonomian tumbuh 6,5%, nilai tukar Tupiah terhadap US Dollar tercatat Ro 8700,00 yang merupakan terbaik dalam 5 tahun.Namun dengan perbedaan yang mencolok diatas, Indonesia tidak bisa lantas bersantai, namun harus tetap waspada terhadap krisis Yunani. Pada dasarnya besarnya dampak yang dirsakan suatu negara bergantung pada ekspor impor suatu negara. Apabila Yunani merupakan tujuan utama ekspor Indonesia, maka Indonesia terancam tidak mendapat keuntungan. Namun dari segi kegiatan ekspor impor ini, Indonesia bisa sedikit bernafas lega karena menurut data dari BPS tahun 2011, Yunani bukanlah tujuan utama ekspor Indonesia, tujuan utama ekspor Indonesia adalah Jerman, Perancis, dan Inggris. Namun, dengan keadaan yang seperti ini, Indonesia juga tidak boleh tinggal diam, namun harus berpikir upaya jika dihadapkan pada suatu krisis. Hal ini mungkin karena dengan adanya krisis Yunani akan berdampak pada negara-negara Eropa, karena Yunani berhutang kepada Uni Eropa dan terancam tidak bisa membayar sehingga negara-negara Eropa lain mengalam,mi penurunan ekonomi dan berdampak pula terhadap Indonesia.Kabar baik bagi Indonesia dengan melihat adanya krisis Yunani dan merambat pada negara di Eropa lain adalah bahwa ekspor produk non migas asal Indonesia ke Perancis dan Inggris hanya US$ 3 milyar yang mencerminkan 1,9% dari nilai total ekspor non migas Indonesia ke seluruh dunia. Kabar baik inipun juga belum mencerminkan bahwa Indonesia masih dalam titik aman, karena produk ekspor non migas yang bernilai kecil itu hanya dalam dua negara yaitu Perancis dan Inggris, bukan keseluruhan pada negara Eropa.Pada pernyataan diatas telah disebutkan bahwa krisis Yunani akan berdampak pada negara Eropa keseluruhan, kabar buruk bagi Indonesia adalah bahwa ekspor non migas asal Indonesia ke negara Eropa secara keseluruhan tercatat 12,6 % dari total nilai ekspor non migas ke seluruh dunia, jadi jika Uni Eropa sama-sama mengalami krisis seperti Yunani maka Indonesia juga akan terkena imbasnya. Efek domino tersebut memang tidak dapat diabaikan begitu saja, karena fakta menunjukkan negara yang krisis akibat krisis Yunani sudah semakin meluas ke Irlandia,Italia dan Spanyol. Bahkan kini sudah hampir seluruh negara Uni Eropa kecuali Jerman. Jadi Indonesia harus waspada serta menyiapkan kebijakan yang tepat dalam mengantisipasi krisis Yunani yang sudah meluas ini.Untuk mengantisipasi krisis yang meluas ini, Presiden Indonesia telah memberikan arahan untuk mengantisipasi adanya krisis global dan tetap mempertahankan pertumbuhan. Menteri perekonomian Hatta Rajasa juga telah merespon arahan dari Presiden yaitu bahwa krisis ini akan diantisipasi dengan kebijakan baik fiskal maupun non fiskal agar pertumbuhan ekonomi tetap terkendali, namun belum bisa dipastikan kebijakan fiskal atau non fiskal seperti apa yang akan diambil dalam krisis ini karena memang krisis ini belum begitu dirasakan di Negara ini. Sedangkan menurut Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyatakan bahwa perlu adanya kebijakan fiscal dan moneter yaitu dengan cara tugas mulai dari pengawasan pasar modal, lembaga keuangan, kepabeanan, cukai,utang serta pajak harus lebih optimal agar hutang senilai Rp.1500 triliun bisa terselesaikan dengan baik.