word antropologi bab1

5
Bagian 1 SUMBER-SUMBER DAN LINGKUNGAN Bab 1 Bidang Baru Antropologi Kesehatan Sejak berakhirnya Perang Dunia II, ahli-ahli antropologi sosial- budaya maupun antropologi biologi semakin meningkatkan perhatian mereka pada studi lintas-budaya mengenai sistem kesehatan, juga pada faktor-faktor bioekologi dan sosial-budaya yamg berpengaruh terhadap kesehatan serta timbulnya penyakit, baik pada masa kini maupun di sepanjang sejarah kehidupan manusia. Pada masa kini, para ahli antropologi tersebut bekerja di fakultas-fakultas, kedokteran, sekolah perawat, dan di bidang kesehatan masyarakat; di rumah sakit dan departemen-departemen kesehatan, serta di jurusan-jurusan antropologi pada universitas umum. Para ahli antropologi teresbut umumnya disebut sebagai ahli antropologi kesehatan dan lapangan yang diwakilinya adalah subdisiplin baru antopologi, yakni “antropologi kesehatan”. Secara konseptual, semuanya itu dapat dijajarkan dalam satu kontinum, dengan ujung yang satu disebut kutub biologi sedangkan ujung lainnya disebut kutub sosial-budaya. Namun antropologi kesehatan tidak boleh dipandang sebagai penggabungan dari dua disiplin yang longgar, biologi dan sosial budaya, karena seringkali masalah-masalah yang dihadapi kedua disiplin ilmu tersbut saling membutuhkan data maupun teori-teori dari kedua bidang yang bersangkutan. Secara singkat, antropologi kesehatan dipandang oleh para dokter sebagai disiplin biobudaya yang memberi perhatian pada aspek-

Upload: asriniwulandaridewi

Post on 26-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

antropologi kesehatan

TRANSCRIPT

Page 1: Word Antropologi Bab1

Bagian 1

SUMBER-SUMBER DAN LINGKUNGAN

Bab 1

Bidang Baru Antropologi Kesehatan

Sejak berakhirnya Perang Dunia II, ahli-ahli antropologi sosial-budaya maupun antropologi biologi semakin meningkatkan perhatian mereka pada studi lintas-budaya mengenai sistem kesehatan, juga pada faktor-faktor bioekologi dan sosial-budaya yamg berpengaruh terhadap kesehatan serta timbulnya penyakit, baik pada masa kini maupun di sepanjang sejarah kehidupan manusia.

Pada masa kini, para ahli antropologi tersebut bekerja di fakultas-fakultas, kedokteran, sekolah perawat, dan di bidang kesehatan masyarakat; di rumah sakit dan departemen-departemen kesehatan, serta di jurusan-jurusan antropologi pada universitas umum. Para ahli antropologi teresbut umumnya disebut sebagai ahli antropologi kesehatan dan lapangan yang diwakilinya adalah subdisiplin baru antopologi, yakni “antropologi kesehatan”.

Secara konseptual, semuanya itu dapat dijajarkan dalam satu kontinum, dengan ujung yang satu disebut kutub biologi sedangkan ujung lainnya disebut kutub sosial-budaya. Namun antropologi kesehatan tidak boleh dipandang sebagai penggabungan dari dua disiplin yang longgar, biologi dan sosial budaya, karena seringkali masalah-masalah yang dihadapi kedua disiplin ilmu tersbut saling membutuhkan data maupun teori-teori dari kedua bidang yang bersangkutan.

Secara singkat, antropologi kesehatan dipandang oleh para dokter sebagai disiplin biobudaya yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya di sepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit.

a. Akar dari Antropologi Kesehatan

1. Antropologi FisikAhli-ahli antropologi fisik adalah ahli antropoloig kesehatan, karena perhatian

mereka pada biologi manusia sejajar dan tumpang-tindih dengan banyak lapangan perhatian para dokter. Baik dalam hal lapangan perhatian maupun dalam hubungan-hubungannya, ahli-ahli antropologi fisik di masa lalu, seperti halnya pada masa kini, juga memberikan banyak perhatian pada topik-topik yang mempunyai kepentingan medis.

Page 2: Word Antropologi Bab1

Berbagai studi antropologi mengenai pertumbuhan manusia serta perkembangannya bersifat medis dan antropologi.

Fiennes lebih jauh lagi mengajukan pendapatnya bahwa penyakit yang ditemukan dalam populasi manusia adalah suatu konsekuensi yang khusus dari suatu cara hidup yang beradab, dimulai dari pertanian yang menjadi dasar bagi timbulnya dan berkembangnya pemukiman penduduk yang padat (Fiennes 1964 : 23 – 26). Dalam pengembangan usaha pencegahan penyakit, para ahli antropologi fisik telah memberikan sumbangan dalam penelitian mengenai penemuan kelompok-kelompok penduduk yang memiliki resiko tinggi, yakni orang-orang yang tubuhnya mengandung sel sabit (sickle-cell) dan pembawa penyakit kuning (hepatitis).

2. EtnomedisinSub bagian antropologi kesehatan yang kini disebut sebagai “etnomedisin” yakni,

“kepercayaan dan praktek-praktek yang berkenaan dengan penyakit, yang merupakanhasil dari perkembangan kebudayaan asli yang eksplisit tidak berasal dari keragka konseptual kedokteran modern” (Hughes 1968: 99) merupakan urutan langsung dari awal perhatian ahli-ahli antropologi mengenai sistem medis non-Barat.

W.H.R. Rivers, menerbitkan suatu karya besar dalam bidang antropologi kesehatan, berjudul Medicine, Magic and Religion (Rivers 1942). Dari Rivers kita memperoleh konsep-konsep dasar penting, terutama mengenai ide bahwa sistem pengobatan asli adalah pranata-pranata sosial yang harus dipelajari dengan cara yang sama seperti mempelajari pranata-pranata sosial umumnya, dan bahwa praktek-praktek pengobatan asli adalah rasional bila dilihat dari sudut kepercayaan yang berlaku mengenai sebab-akibat (Wellin 1977 : 49).

3. Studi-Studi Tentang Kebudayaan dan Kepribadian

Sejak pertengahan tahun 1930-an, para ahli antropologi, psikiater dan ahli-ahli ilmu tingkah laku lainnya mulai mempertanyakan tentang kepribadian orang dewasa, atau sifat-sifat, dan lingkungan sosial budaya di mana tingkah laku itu terjadi. Para ahli mempelajari tingkah laku juga menaruh perhatian pada kemungkinan-kemungkinan “tes proyektif” baru, seperti kartu tes tinta Rorschach dan Thematic Apperception Test, dapat mempelajari penjelasan mengenai fungsi pikiran manusia, sehimgga mereka dapat member kunci jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan.

Walaupun bagian terbesar penelitian kepribadian dan kebudayaan bersifat teoritis, beberapa ahli antropologi yang menjadi pimpinan dalam gerakan tersebut menaruh perhatian besar pada cara-cara penggunaan antropologidalam peningkatan taraf perawatan kesehatan.

Page 3: Word Antropologi Bab1

4. Kesehatan Masyarakat InternasionalDengan berakhirnya perang dan terbentuknya WHO, maka program-program

kesehatan masyarakat utama yang bersifat bilateral dan multilateral di negara-negara sedang berkembang merupakan sebagian dari gambaran dunia,. Petugas-petugas kesehatan yang bekerja di lingkungan yang bersifat lintas-budaya lebih cepat menemukan masalah daripada mereka yang bekerja dalam kebudayaan sendiri, dan khususnya mereka yang terlibat dalam klinik-klinik pengobatan melihat bahwa kesehatan dan penyakit bukan hanya merupakan gejala biologis, melainkan juga gejala sosial-budaya.

Dimulai pada awal 1950-an, para ahli antropologi mampu mendemontrasikan kegunaan praktis dari pengetahuan mereka (dan metode-metode penelitian mereka) kepada petugas-petugas kesehatan masyarakat internasional, yang banyak di antaranya menerima mereka dengan tangan terbuka. Pendekatan antropologi dapat diterima pula oleh petugas-petugas kesehatan masyarakat, oleh karena tidak mengancam mereka secara professional. Mereka melihatnya sebagai endekatan yang aman, dalam arti bahwa pendekatan itu merumuskan masalah-masalah hambatan terhadap perubahan yang terutama ditunjukan oleh masyarakat resipen.

b. Dimensi Teoritis dan TerapanBeberapa pihak memandang antropologi kesehatan semata-mata sebagai ilmu

terapan. Ini memang benar pada fase pembentukannya di tahun 1950-an, pada waktu dokter-dokter kesehatan masyarakat dan ahli-ahli antropologi bersama-sama mencurahkan perhatian mereka pada peningkatan derajat kesehatan di negara-negarayang sedang berkembang. Beberapa ahli antropologi masih melihat dimensi terapannya sebagai yang paling berarti. Weaver, misalnya, misalnya merasa yakin bahwa “Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit” (Weaver 1968 : 1).