week 2 praktikum prasedimentasi satop 2010 fix
DESCRIPTION
tgsTRANSCRIPT
PRAKTIKUM SATUAN OPERASI
PRASEDIMENTASI
TUJUAN
1. Membuat grafik hubungan kecepatan pengendapan dengan prosentase fraksi
tersisa
2. Menentukan nilai prosentase removal partikel diskrit
3. Menentukan nilai kecepatan pengendapan partikel diskrit sebagai dasar penentuan
dimensi bak prasedimentasi
DASAR TEORI
Prasedimentasi merupakan proses pengendapan partikel diskrit, yaitu partikel yang
dapat mengendap bebas secara individual tanpa membutuhkan adanya interaksi antar
partikel. Sebagai contoh adalah pengendapan partikel antara lain adalah pengendapan
partikel pasir pada grit chamber, dan pengendapan lumpur kasar pada prasedimentasi.
Prasedimentasi hanya diperlukan apabila dalam air baku terdapat partikel diskrit atau
partikel kasar atau lumpur dalam jumlah yang besar. Pengendapan dilakukan dalam bak
berukuran besar (biasanya membutuhkan waktu detensi selama 2 hingga 4 jam) dalam
aliran yang laminer, untuk memberikan kesempatan lumpur mengendap tanpa terganggu
oleh aliran. Pengendapan berlangsung secara gravitasi tanpa penambahan bahan kimia
sebelumnya.
Pengendapan partikel diskrit (non-flocculating) dapat dianalisis dengan hukum
sedimentasi Newton dan Stokes. Adapun formula hukum Newton diketengahkan
sebagai berikut:
FG = (ρp – ρw).g.Vp
dimana:
FG = gaya gravitasi (kg.m/s2)
ρp = densitas partikel (kg/m3)
ρw = densitas air (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (9,81 m/s2)
Vp = volume partikel (m3)
Gaya friksi tergantung oleh kecepatan partikel, densitas cairan, viskositas cairan,
diameter partikel dan koefisien CD, dengan formula sebagai berikut:
FD = (CD.Ap.ρw.Vp2) / 2
dimana:
FD = gaya friksi (kg.m/s2)
CD = koefisien drag
Ap = luas penampang melintang (m2)
Vp = kec. pengendapan partikel (m/s)
Gabungan perhitungan gaya gravitasi dengan gaya drag friksi untuk partikel spherical,
menghasilkan formula sbb:
Vp = ((4g/3CD).((ρp – ρw)/ρw).dp)1/2
atau
Vp = ((4g/3CD).(sgp-1).dp)1/2
dimana:
Vp = kecepatan partikel (m/s)
dp = diameter partikel (m)
sgp = spesific gravity
Ukuran partikel diskrit yang mengendap pada bak prasedimentasi sangatlah beragam,
oleh karena itu diperlukan 1 ukuran partikel sebagai acuan yang memiliki kecepatan
pengendapan sebesar Vo. Vo dapat juga disebut sebagai overflow rate. Dengan acuan
tersebut, maka dapat dinyatakan sebagai berikut:
1. Partikel yang memiliki kecepatan pengendapan yang lebih besar dari Vo, maka
100 % akan mengendap pada waktu yang sama.
2. Partikel yang memiliki kecepatan pengendapan yang lebih kecil dari Vo, maka
tidak semua akan mengendap pada waktu yang sama.
Jumlah dari keseluruhan partikel yang mengendap disebut penyisihan total (total
removal). Besarnya partikel yang mengendap dapat diperoleh dari uji laboratorium
dengan column settling test. Overflow rate dapat dihitung dengan formula:
Vo = H/t
dimana:
Vo = Overflow rate (m3/m2.detik)
H = Ketinggian kolom (mm)
t = Waktu detensi (detik)
ALAT
Pipa paralon PVC berdiameter 20 cm dan panjang 2,5 m.
Penutup pipa PVC berdiamater 20 cm sebanyak 2 buah.
Pengait/pengikat pipa PVC sebanyak 4 buah
Selang blower aquarium ukuran sedang berdiamater 5 mm
Lem pipa PVC atau lem plastik
Gelas ukur 100 mL
Beker Glass 100 mL
Turbidimeter
BAHAN
Air yang akan diuji harus dalam keadaan tercampur homogen
Air uji campuran pasir bangunan (artifisial)
Air uji campuran tanah sekitar sungai (artifisial)
Air uji campuran tanah pekarangan (artifisial)
Air uji campuran sedimen sungai (artifisial)
PROSEDUR
• Panjang paralon = 2,5 m
• Kedalaman sampling = 2 m dari atas kolom pengendapan
• Jumlah titik sampling = 1 titik
• Lama sampling = 8 menit
• Air yang akan diuji harus dalam keadaan tercampur homogen
Gambar 1. Column Settling Test for Sedimentation Type I
ANALISIS
1. Buat Tabel Hasil Sampling
Lama Sampling (menit)
Kedalaman Sampling (m)
Kecepatan Pengendapan
(m/detik)Fraksi Tersisa (%)
0,5 2,2
(analisis kekeruhan/kekeruhan
awal) x 100 %
1 2,2
2 2,2
4 2,2
6 2,2
8 2,2
Sumber: Hasil Pengamatan
2. Buat Grafik hubungan Kecepatan Pengendapan dengan Fraksi Tersisa dengan
menggunakan kertas milimeter secara manual.
3. Asumsikan kecepatan pengendapannya sebagai Vo. Dari Vo didapatkan nilai Fo
yang merupakan batas fraksi partikel besar yang semuanya mengendap dan fraksi
partikel lebih kecil yang mengendap sebagian saja. Besarnya fraksi partikel kecil
dapat dicari dari luasan daerah di atas kurva sampai batas Fo.
Gunakan formula untuk mendapatkan nilai removal total sebagai berikut:
dimana:
Fo = fraksi tersisa berdasarkan nilai asumsi Vo
= luasan diatas kurva antara 0 hingga Fo
4. Cari luas daerah diatas kurva. Kurva dibagi menjadi beberapa segmen dan dibuat
dalam bentuk segiempat.
5. Hitung luas daerah kurva tersebut.
Fraksi Tersisa (%)
Fraksi dxi Vxi (mm/detik) dF = dxi.Vxi
51 0,05 ? ?
0,1 ? ?
0,1 ? ?
0,1 ? ?
0,1 ? ?
0,1 ? ?
Total ? ?
Sumber: Hasil Perhitungan
6. Hitung prosentase removal total partikel diskrit dengan formula:
Xt = (1 – Xo) + (V.dF)/Vo asumsi = (1 – 0,51) + (V.dF)/Vo asumsi
7. Hitung diameter partikel dengan menggunakan hukum Stoke
Vs = Vo (yang diasumsikan sebelumnya)
Setelah diketahui spesific gravity dan Vo asumsi, tentukan diameter partikel
diskrit pada temperatur 10 oC menggunakan grafik sebagai berikut:
8. Dengan diketahuinya prosentase removal total partikel diskrit, maka gunakan
kurva performance untuk mendapatkan nilai Vo. Asumsikan pada posisi good
performance.
Gunakan formula: Vs/(Q/A) = Vs/Vo = .....? Berapa besar nilai Vo nya?
Kemudian bandingkan Vs dan Vo, jika Vs > Vo; maka 100 % partikel diskrit
dengan diameter sebesar ... cm dan specific gravity sebesar ... cm mengendap
pada waktu yang sama.
9. Cek nilai: Nre, CD, dan Vs (Hukum Stoke atau Newton). Tentukan nilai Vs yang
pasti secara iteratif dan lakukan koreksi dengan mengulang perhitungan diatas.
Newton
Diasumsikan Sg
Diukur Sg
Wf & Sf
Wv & Sv
Buat pembahasan dan kesimpulan.