destilasi kelompok 4 satop

Upload: stefanus-satriyo-nugroho

Post on 12-Oct-2015

121 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tentang pengolahan minyak nabati

TRANSCRIPT

TUGAS SATUAN OPERASI DAN PROSES

DESTILASI

Disusun OlehAndriani Sukma Witari 115100307111016Desty Yuwandini 115100701111022Fitriyatur Rosyida115100313111004Liana Dini Shofiyah 115100701111006Mustika Ayu Setyaputri 115100307111014Kelompok 4

Dosen Pengampuh : Arie Febrianto Mulyadi STP, MP.

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2013

A. DEFINISI AWAL

Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemiahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan atau di definisikan juga teknik pemisahan kimia yang bedasarkan perbedaan titik didih. Dalam penyulingan, campurn zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini merupakan unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal destilasi didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton (Sakinah, 2010).Salah satu penerapan terpenting dari metode distilasi adalah pemisahan minyak mentah menjadi bagianbagian untuk penggunaan khusus seperti untuk transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dan lainnya. Udara didistilasi menjadi komponenkomponen seperti oksigen untuk penggunaan medis dan helium untuk pengisi balon. Distilasi juga telah digunakan sejak lama untuk pemekatan alkohol dengan penerapan panas terhadap larutan hasil fermentasi untuk menghasilkan minuman suling (Darmadji, 2004). Sedangkan destilator adalah salah satu alat yang digunakan untuk proses destilasi. Yaitu suatu alat yang berfungsi untuk memisahkan ethanol dari air sehingga didapatkan ethanol dengan kemurnian 95 %. Untuk mencapai kemurnian yang tinggi, maka destilasi harus dilakukan secara bertingkat. Destilator memiliki beberapa bagian penting yaitu boiler, kolom beer, kolom rectifier, pre- heater dan kondensor. Boiler berfungsi untuk menghasilkan uap panas bertekanan tinggi yang akan digunakan untuk mencuci beer pada kolom destilasi. Kolom Beer berfungsi untuk mencuci beer sehingga menghasilkan ethnaol dengan kemurnian rendah, sedangkan kolom rectifier berfungsi untuk memurnikan ethanol sampai tingkat kemurnian diatas 95 %. Pre-heater berfungsi sebagai tempat pertukaran panas antara bahan yang masuk kolom destilasi dan uap panas yang keluar dari destilasi sehingga bahan masuk mengalami pemanasan dan uap panas mengalami pendinginan. Pendinginan uap panas akan menyebabkan kondensasi jika kemurnian ethanol masih rendah. Ethanol dengan tingkat kemurnian yang masih rendah akan dikembalikan menuju kolom rectifier untuk dimurnikan lebih lanjut. Kondensor berfungsi untuk mengkondensasi ethanol yang lolos dari tangki pre-heater untuk selanjutnya menuju tabung penampung (Darmadji, 2004).

B. CARA KERJA MESIN

Gambar 1. Mesin Destilator

Model mesin penyuling minyak atsiri yang dipergunakan oleh masyarakat sangat bervariasi dari sangat sederhana hingga yang menggunakan stainless steel. Namun prinsip kerjanya semuanya hampir sama seperti gambar di bawah ini. Alat penyuling minyak atsiri berfungsi untuk mengekstrak atau mengeluarkan/ mengambil minyak atsiri dari bahan-bahan yang mengandung minyak atsiri (minyak nilam, minyak sere, minyak kayu manis, minyak daun sirih, minyak cengkeh, minyak pala, dll)Prinsip kerja dari mesin ini adalah bahan yang mengandung minyak atsiri dimasukkan ke dalam wadah suling/ destilasi, selanjutnya uap air akan membawa minyak atsiri tersebut keluar dari jaringan bahan. Uap air bersama minyak atsiri terkondensasi sewaktu melewati kondensor pendingin dan selanjutnya menetes/mengalir masuk kewadah penampung dan terpisah berdasarkan perbedaan berat jenis (Sakinah, 2010).C. APLIKASI MESIN DALAM AGROINDUSTRI

1. Dalam Proses Pembuatan Asap CairAsap cair merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa serta senyawa karbon lainnya. Pengertian umum liquid smoke (asap cair) merupakan suatu hasil destilasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran tidak langsung maupun langsung dari bahan yang banyak mengandung karbon dan senyawa-senyawa lain. Bahan baku yang banyak digunakan untuk membuat asap cair adalah kayu, bongkol kelapa sawit, ampas hasil penggergajian kayu, dan lain-lain. Asap cair bisa juga berarti hasil pendinginan dan pencairan asap dari tempurung kelapa yang dibakar dalam tabung tertutup. Asap yang semula partikel padat didinginkan dan kemudian menjadi cair itu disebut dengan nama asap cair. Sehingga dapat disimpulkan bahwa asap cair adalah hasil destilasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran langsung ataupun tidak langsung dari bahanbahan yang mengandung karbon. Peralatan yang digunakan dalam pembuatan asap cair dapat dirancang dean standar tertentu seperti kekedapan, kekuatan dan keamanan dalam pengoperasiannya. Beberapa alat yang diperlukan adalah sebagai berikut:1. Wadah Pengarangan, ruang pembakaran, penampung tar/asap cair, destilator dapat dibuat dari stainless steel atau drum besi yang dimodifikasi seperti gambar dibawah.2. Pipa besi yang dimodifikasi yang dibentuk seperti gambar dibawah.3. Alat pemanas dapat berupa blower dan atau dapat menggunakan sekam/arang.4. Pipa PVC (jumlah dan ukuran disesuaikan).5. Pompa air6. Tangki air dan penyangganya.

Gambar 2. Bagan Dapur Pirolisis dan Distilasi Sampah OrganikPengawet makanan termasuk dalam kelompok zat tambahan makanan yang bersifat inert secara farmakologik (efektif dalam jumlah kecil dan tidak toksis). Asap cair dapat digunakan dalam bidang agroindustri sebagai bahan pengawet makanan. Penerapan aplikasi asap cair ini adalah pada PT. Tropica Nucifera Industry. Penelitian kelapa sudah dilakukan sejak tahun 1979, kemudian pada tahun 1987 DR. Bambang Setiaji, M.Sc bersama Pusat Peran serta Masyarakat aktif melatih masyarakat untuk memproduksi minyak kelapa sebagai bagian dari gerakan untuk pemberdayaan ekonomi. Untuk menunjang program tersebut, DR. Bambang Setiaji, M.Sc membuat lembaga profit dengan nama PT. Tropica Nucifera Industry, saat ini PT. TNI telah mendaftarkan produknya dengan merk Povco dan dalam proses mempatenkan sehingga masyarakat dapat memproduksi minyak dengan metode ini dengan standar dan kualitas yang terkontrol dari Coco Power tanpa harus takut terkena klaim pelanggaran HAKI. Salah satu produk yang dihasilkan oleh PT. Tropica Nucifera Industry adalah Liquid Smoke (Asap Cair). Asap cair merupakan hasil pendinginan dan pencairan asap dari tempurung kelapa darikelapa dibakar dalam tabung tertutup. Asap yang semula merupakan partikel padat dibuatdingin kemudian menjadi cairan disebut nama asap cair atau cairan asap. Tahapan produksi asap cair pada PT. Tropica Nucifera Industry adalah sebagai berikut:1. PirolysisMasukkan tempurung kelapa ke dalam tungku pirolysis 120 kg. Tutup pintu tungku dengan rapat agar kedapudara. Lakukan pembakaran tungku dengan bahan bakartempurung kelapa tuayang dapat menghasilkan panas yang sesuaiuntuk pirolysis (suhu 400oC-500oC). Tanda bahwa suhu tercapai adalah bunyi mendesis yang terdengar darikatup pada tungku. Hasil pemanasan yaitu Fraksi Padat (arang), Fraksi Berat (tar), danFraksi Ringan (Asap). Asap hasil pirolysis dilewatkan pada pipa kondensor berisi airmengalir, sehingga menghasilkan Asap Cair Grade3 yang masih mengandung banyaktar di dalamnya.2. DistilasiDistilasi adalah suatu proses pemisahan Asap Cair Grade 3 dan grade 2 dari komponen tar-nyasehingga didapatkan asap cair dengan kandungan tar minimal karena tar merupakansenyawa yang bersifat karsinogenik. Tahap-tahap yang harusdilakukan:a) Prosespemurnianasap cair. Proses ini bertujuan untukmeminimalisir jumlah tar pada asap cair. Cara yang dilakukan adalah dengan mendiamkan asap cair beberapa waktu sampai tampak tar terdapat dibagian bawah.b) Filtrasi dengan zeolit aktif. Proses ini bertujuan untuk mendapatkan asap cair yang benar-benar bebasdari zatberbahaya. Cara yang dilakukan adalah dengan menyaring asap-asap cairdestilat dengan menggunakanzeolitaktif.c) Filtrasi dengan karbon aktif. Proses ini bertujuan untukmemperoleh filtrat asap cair dengan bau asap yangringan dantidak menyengat. Cara yang dilakukan adalah dengan menyaring asapcair hasil filtrasi zeolit menggunakan karbonaktif.

Fungsi Asap Cair Grade 3 adalah sebagai penggumpal karet, penghilang bau karet,pengawet kayu supaya tidak dimakan rayap. Grade 2 sebagai pengawet makanan kering(ikan dan daging); dan Grade 1 adalah sebagai pengawet makanan basah (mie, tahu,bakso).

Gambar 3. Proses Pembuatan Asap Cair

2. Aplikasi Mesin Destilator Pada Pembuatan Minyak Cengkeh di UD. Anugerah WonosalamMenurut Amin (2011) minyak atsiri banyak dimanfaatkan oleh manusia, baik untuk obat obatan, penyedap rasa mapun industri parfum. Minyak atsiri dapat memiliki kemampuan menghambat (inhibit) pertumbuhan dan perkembangan bakteri dan jamur yang parasit pada manusia, karena komponen kimia minyak atsiri ada yang memiliki aktivitas anti mikrobia seperti eugenol. Sehingga saat ini eugenol banyak diisolasi dari tumbuh-tumbuhan yang mengandung eugenol seperti tanaman cengkeh, dengan menyuling minyak atsirinya.Tanaman cengkeh memiliki kandungan minyak atsiri dengan jumlah cukup besar, baik dalam bunga (10-20%), tangkai (5-10%) maupun daun (1-4%). Bagian bunga mengandung fixed oil (lemak), resin, tanin, protein, selulosa, pentosan dan mineral dengan minyak atsiri sebagai komponen yang paling banyak. Kandungan utama minyak atsiri bunga cengkeh adalah eugenol (7080%). Kualitas minyak cengkeh dievaluasi dari kandungan fenol, terutama eugenol. Kadar eugenol minyak atsiri kuncup bunga relatif lebih tinggi daripada tangkai bunganya. Besarnya komponen kimia minyak atsiri cengkeh dapat berbeda tergantung pada faktor iklim, musim, lokasi geografis,geologi, bagian tanaman dan metode yang digunakan untuk memperoleh minyak atsiri.Komponen utama minyak cengkeh adalah Eugenol. Eugenol merupakan suatu metoksifenol dengan rantai hidrokarbon pendek. Eugenol mempunyai nama lain 1-allil 3-metoksi-4-hidroksi benzena atau 1-(3-metoksi-4hidroksi benzena)-1-propena. Eugenol mengandung beberapa gugus fungsional yaitu allil, fenol, dan eter. Eugenol sedikit larut dalam air namun mudah larut dalam pelarut organik. Warnanya kuning pucat, seperti minyak.Produksi minyak cengkeh menggunakan metode Destilasi membutuhkan satu set alat destilator yang terdiri dari ketel, kondensor (pendingin) dan penampung uap, dengan gambar dibawah ini:

Gambar 4. Penampang alat DestilasiPenyulingan dengan metode Destilasi membutuhkan satu set alat destilator dengan komponen-komponen dibawah ini beserta fungsinya:A. Ketel (t : 153 cm; d: 192 cm) Menguapkan minyak yang ada pada daun, dengan system pemanasan berupa tungku ,dengan bahan bakar kayu dan limbah daun penyulingan minyak.

Gambar 5. Ketel Penguap B. Kolam Kondensor ( p: 640 ; l : 352 cm )Alat ini berfungsi sebagai pengembun, kerjanya adalah merubah fasa uap kembali menjadi fasa cair, dengan cara pertukaran kalor antara uap dengan air dingin yang dialirkan diantara dinding kolom dan coil pendingin. Karena fungsinya sebagai penukar kalor maka alat ini juga sering disebut Heat Exchanger.C. Drum Penampung Uap Alat ini digunakan untuk menampung uap yang keluar dari pipa ketel penguap. Alat ini dipasang menurun sebanyak empat unit berukuran (d:55 cm; t:45 cm) dan satu unit berukuran penampung uap (d:110 cm; t:90 cm), ukuran ini dipasang paling bawah. Uap yang dipasahkan antara air dan minyak hanya pada drum ke satu, sedangkan untuk yang ke dua sampai terakhir diambil enam atau satu tahun sekali.D. Alat Penyaring Alat ini digunakan untuk memurnikan minyak yang sebelumnya sudah dipisahkan secara manual pada drum kesatu. Alat ini dapat memisahkan sampah dan air dari minyak dengan baik, sehingga minyak bias langsung dipasarkan. Gambar 6. Kolam Kondensor Gambar 7. Penampung Uap yang berisi campuran Minyak cengkeh

E. Densitas MeterAlat ini digunakan untuk menentukan nilai berat jenis minyak cengkeh.Penggunaanya adalah mencelupkan minyak sampai tenggelam, namun alat ini akan secara otomatis melayang ke permukaan, sehingga nilai berat jenis dapat kelihatan. Gambar 8. Alat penyaring minyak Gambar 9. Densitas meter cengkeh

F. TimbanganTimbangan digunakan untuk menentukan berat bersih minyak cengkeh yang akan siap dipasarkan. Penggunaannya dengan cara menimbang terlebih dahulu berat minyak kotor yang belum disaring, kemudian dilakukan penyaringan, setelah itu berat bersih minyak dapat diketahui.

Gambar 10. Timbangan

UD. Anugerah memproduksi minyak cengkeh menggunakan metode Destilasi dengan bahan baku daun cengkeh kering. Dimana proses awal adalah pengeringan dan proses akhir adalah penukuran berat jenis, untuk menentukan kualitas minyak cengkeh. Gambar dibawah adalah Flowchart Proses produksi Minyak Cengkeh:

Gambar 11. Proses Pembuatan Minyak Cengkeh

3. Pembuatan Bioetanol dari Ubi Jalar Energi merupakan salah satu hal yang sangat penting di dunia. Namun, kebutuhan energi saat ini sangat tidak terkontrol dan persediaannya semakin menipis. Selama ini, lebih dari 90% kebutuhan energi dunia dipasok dari bahan bakar fosil. Jika eksploitasi ini dilakukan terus menerus, maka dapat diperkirakan sumber energy ini akan habis. Salah satu alternatjf yang ditawarkan dalam penghematan energy ini adalah dengan pembuatan bioetanol, yaitu bahan bakar nabati yang tak pernah habis karena sumbernya dari alam. Ubi jalar adalah salah satu bahan baku yang dapat digunakan dalam pembuatan bioetanol. Melihat potensi tersebut peneliti melakukan percobaan pembuatan bioethanol dari singkong secara farmentasi menggunakan ragi tape. Digunakan ragi tape karena ragi tape sangat komersil dan mudah didapat.Langkah-langkah dalam pembuatan bioetanol ubi jalar ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi Persiapan Bahan Baku,Liquefikasi dan Sakarifikasi, Fermentasi, Distilasi, dan Dehidrasi (Yakinudin, 2010).1. Persiapan Bahan BakuBahan baku untuk produksi biethanol bisa didapatkan dari singkong yang telah dikupas dan dibersihkan. Kemudian dihancurkan untuk memecahkan susunan tepungnya agar bisa berinteraksi dengan air secara baik.

2. Liquifikasi dan SakarifikasiKandungan karbohidrat berupa tepung atau pati pada bahan baku singkong dikonversi menjadi gula komplex menggunakan Enzym Alfa Amylase melalui proses pemanasan (pemasakan) pada suhu 90 derajat celcius (hidrolisis).3. FermentasiPada tahap ini, tepung telah telah berubah menjadi gula sederhana (glukosa dan sebagian fruktosa) dengan kadar gula berkisar antara 5 hingga 12 %. Tahapan selanjutnya adalah mencampurkan ragi (yeast) pada cairan bahan baku tersebut dan mendiamkannya dalam wadah tertutup (fermentor). Dimana hasil fermentasi berupa cairan mengandung alkohol/ethanol berkadar rendah antara 7 hingga 10 % (cairan beer).4. Distilasi.Distilasi atau penyulingan yang merupakan proses terpenting dan dilakukan untuk memisahkan alkohol dalam cairan beer hasil fermentasi. Pada suhu 78 derajat celcius (setara dengan titik didih alkohol) ethanol akan menguap lebih dulu ketimbang air yang bertitik didih 95 derajat celcius. Uap ethanol dalam distillator akan dialirkan kebagian kondensor sehingga terkondensasi menjadi cairan ethanol.

5. DehidrasiUntuk pemurnian ethanol 95 % diperlukan proses dehidrasi (distilasi absorbent), alat yang digunakan pada proses pemurnian dinamakan Dehidrator.

Salah satu contoh perusahaan yang menerapkan alat destilator adalah Pabrik Minyak Kayu Putih Sendang Mole, Gading, Playen, GunungKidul. Minyak kayu putih yang dihasilkan dari penyulingan daun dan ranting kayu putih (M. leucadendra). Kapasitas produksi dari pabrik ini adalah 18 ton bahan siap suling per hari dengan rendemen sekitar 0.8% 1%. Lama produksi dalam 1 siklus selama 6-8 jam. Metode yang digunakan dalam penyulingan pabrik Dendang Mole ini adalah destilasi uap dengan menggunakan mesin destilasi. Mesin destilasi ini mempunyai 2 tahap proses, tahap penguapan dan pengembalian uap dalam cair atau padat. Dengan burner, bahan akan di steam untuk proses penguapan, lalu dilakukan penyulingan dari hasiluap panas yang membawa minyak dihasilkan dari boiler.Proses produksi minyak kayu putih diawali dari bahan baku, yang berasal dari 11 RPH dibawah Dinas Kehutanan yang tersebar di beberapa Kecamatan : Paliyan, Panggang, Karang Mojo dan Playen. Perlakuan terhadap bahan baku sebelum proses penyulingan adalah dengan diangin angin selama 3 hari. 1. Setelah kering angin bahan baku dimasukkan ke dalam ketel kukus, dimana sistem kukus atau sistem uap tidak langsung ini biasa digunakan untuk menyuling daun. 2. Ketel bahan baku ini dipanasi oleh uap yang berasal dari ketel air (boiler) yang dipanaskan secara langsung menggunakan bahan bakar3. Air dari sumber air setelah ditreatment dialirkan kedalam boiler kemudian dipanaskan dan uapnya digunakan untuk memanaskan bahan baku dan mengambil menyak dalam bentuk uap yang bercampur dengan uap air dari boiler4. Selanjutnya uap air dan uap minyak masuk kedalam kondensor (pipa spiral yang direndam air) untuk diembunkan menjadiminyak bercampur air dan selanjutnya masuk keseparator yang berfungsi memisahkan air dari minyak.5.

Gambar 12. Proses Penyulingan Minyak Kayu Putih

4. Proses Penyulingan Daun NilamSalah satu aplikasi destilator dalam agroindustri adalah pada proses penyulingan daun nilam. Pada jurnal penelitian Efektifitas Penyulingan Daun Nilam Metode Steam Destillation Dengan Perlakuan Pendahuluan Pengeringan Suhu Rendah Termodifikasi dilakukan penyulingan terhadap daun nilam. Hal ini dilakukan agar didapatkan daun nilam murni. Penyulingan dilakukan dengan alat penyuling yang biasanya dilakukan petani/pekebun nilam pada umumnya yaitu dengan menggunakan metode uap (steam destilation). Ketel suling dengan ketinggian 74,5 dan diameter 30 cm dibagi menjadi 2 ruangan. Hasil yang didapatkan berupa tinggi tumpukan bahan pada saat penyulingan memberikan pengaruh yang nyata terhadap rendemen minyak nilam yang dihasilkan, sedangkan kecepatan udara pengeringan tidak memiliki perbedaan yang nyata. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rendemen minyak nilam yang dihasilkan meningkat dengan kecepatan pengeringan yang paling rendah dan meningkatnya tinggi tumpukan bahan dalam ketel suling (Herlina, dkk, 2008).Sementara penggunaan mesin destilasi atau yang biasa disebut dengan destilator sudah banyak diaplikasikan pada perusahaan-perusahaan. Biasanya perusahaan yang menggunakan mesin destilator adalah perusahaan-perusahaan yang memproduksi minyak goreng, CPO, penyulingan air tawas menjadi air murni, dll. Pada perusahaan minyak goring ,mesin destilasi diperlukan untuk menghasilkan minyak murni. Perusahaan-perusahaan tersebut diantaranya:PT. SMART, Tbk. Medan, merupakan perusahaan yang termasuk dalam SINAR MAS GROUP. Nama perusahaan PT. SMART, Tbk. Merupakan singkatan dari PT. Sinar Mas Agro Resources and Technology, Tbk. Perusahaan ini berada di kawasan Belawan, Medan, Sumatera Utara, dengan total luas lahan 64.970 m2 dengan dukungan instalasi Tangki Timbun (Bulking Installation) yang berada di Jalan Balmerah Baru III, Belawan II, Kecamatan Medan Belawan, Medan.PT. SMART, Tbk. dikenal dengan nama PT. Ivo Mas Tunggal yang berdiri pada tahun 1984 dengan pengolahan utama produk menggunakan bahan baku Crude Palm Oil (CPO) menjadi produk minyak goreng dan stearin. Pada proses pengolahan secara fisika berdasarkan proses dimana asam lemak di dalam CPO atau degummed oil dipisahkan dengan cara destilasi. Hal ini berbeda dengan proses alkalin dimana asam lemak (fatty acid) dan degummed oil dihasilkan dengan alkalin, lalu sabunnya dipisahkan (Suheri, 2012).PT. Bromo Steel Indonesia adalah perusahaan manufakur yang memproduksi pressure vessel, heat exchanger dan steam boiler. PT Bromo Steel Indonesia terletak di daerah pesisir kota Pasuruan lebih tepatnya terletak di kawasan Pelabuhan Pasuruan. Perusahaan ini berdiri pada saat belanda masih menjajah Indonesia. Sehingga sebagian besar bangunan serta alat-alat kerja di perusahaan adalah peninggalan Belanda. Salah satu peninggalan Belanda yang masih terjaga dan terawat dengan baik adalah sumber air yang sampai saat ini telah dikonsumsi dan digunakan Mandi Cuci Kakus (MCK) oleh karyawan di PT. Bromo Steel. Bentuk pengaplikasian destilator pada perusahaan ini adalah untuk pengujian pada kualitas air tersebut, lebih tepatnya untuk menguji kadar mangan mangan dalam air. Prosedur kerjanya adalah sebagai berikut. Pertama diambil sampel 50 ml. Keudian ditambahkan 2,5 ml pereaksi khusus Mn. Dipanaskan dan didihkan selama 5 menit. Setelah mendidih dipindahkan dari pemanas dan ditambahkan 0,5 gr. Kalium persulfat (K2S2O8). Didihkan kembali selama 5 menit. Warna ungu kemerahan yang terjadi menunjukan adanya unsure mnagan (Mn). Di dinginkan hingga temperature kamar. Setelah dingin, dipindahkan secara kualitatif ke dalam labu takar 50 ml dan encerkan sampai tanda batas. Kemudian dikocok sampai bercampur rata dan ditentukan kadar mangan (Mn) dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 525 nm. Blanko aquadest diperlakukan sama dengan sampel.Prosedur selanjutnya adalah Pemeriksaan Phenol Metode : Spektrofotometri cara uji 4- amino antypirin (C11H13N3O): Diambil 100 ml sampel/ standart/ blanko di dalam labu destilator, kemudian lakukan destilasi pada suhu 170C. tamping hasil destilasi sebanyak 75 ml. kemudian ditambahkan aquades sampai tepat 100 ml. Ditambahkan 2,5 ml NH4OH (Amonium Hidroksida) 0,5 N. Ditambahkan buffer phospat sampai pH 7,9 0,1 (1 ml) d. Ditambahkan 1 ml larutan 4- amino antypirin (C11H13N3O) kemudian diaduk dengan baik. Ditambahkan 1 ml potassium Fersianida (K3Fe(CN)6) kemudian diaduk. Ditunggu selama 15 menit. Dibaca pada spektro dengan 500 nm 35. Pada perusahaan ini aplikasi detilator hany terbatas pada skala laboratorium (Natalia dan Muhammad, 2012).DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. Modul Pelatihan Tepat Guna Kesehatan Lingkungan: Pembuatan Asap Cair Dari Sampah Organik Sebagai Bahan Pengawet Makanan. Cikarang: Badan Pelatihan Kesehatan.Amin, M. Nur Ghoyatul. 2011. Proses Produksi Minyak Cengkeh ( Clove Oil ) Menggunakan Metode Destilasi Di UD. Anugerah Wonosalam. Laporan Praktek Kerja Lapang Program Studi Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo. MaduraDarmadji, P. 2004. Optimasi Pemurnian Asap Cair Dengan Metoda Redistilasi Volum XIII. Buletin Kimia. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan FATETA IPB. Bogor. Herlina, Betty, dkk. 2008. Efektifitas Penyulingan Daun Nilam Metode Steam Destillation Dengan Perlakuan Pendahuluan Pengeringan Suhu Rendah Termodifikasi. Jurnal Teknologi Industri Pertanian. Vol 1 (2). Universitas Bengkulu.Khalistyawati, S., Astuti, T. W., dan Sebastiani, Y. 2010. Laporan Praktik Kerja Industri Pusat Pengolahan Kelapa Terpadu Vco (Virgin Coconut Oil) Pt. Tropica Nucifera Indutry Bantul. Yogyakarta.Natalia, Destry dan Muhammad Toriq. 2012. Penyehatan Air Murni. Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) PT. Bromo Steel Indonesia Pasuruan. Malang: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widyagama Husada.Sakinah, S. 201. Modifikasi Proses Penyulingan Dengan Variasi Tekanan Uap Untuk Memperbaiki Karakteristik Aroma Minyak Kelapa. KMS IPB. Bogor. Suheri, Edi. 2012. Pengolahan CPO Menjadi Minyak Goreng Dan Stearin. Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) PT. Smart, Tbk Medan. Universitas Sumatera Utara.Yakinudin, A. 2010. Bioetanol Singkong Sebagai Sumber Bahan Bakar Terbaharukan Dan Solusi Untuk Meningkatkan Penghasilan Petani Singkong. Jurnal Teknologi Vol 15 No 2.