week 1 - fungsi treasury.docx
TRANSCRIPT
Treasury berasal dari kata “treasure” atau harta/kekayaan/aset.
Sedangkan, treasury management berarti pengelolaan aset.
Berikut tugas dan fungsi pokok treasury :
Menjaga dan memelihara likuiditas bank.
Melakukan dan mengelola transaksi money market (placement dan
borrowing) dan transaksi capital market (pasar modal) dan bentuk
transaksi lainnya.
Mengoptimalkan pendapatan bank dalam transaksi pasar uang dan
pasar modal.
Menghimpun dan menganalisa informasi pasar.
Disamping itu, Raflus Rax dalam buku banking strategy yang berjudul
ALCO – Asset Liability Management, Penerbit PT. BNI, Jakarta
Tahun 1996, mengemukan bahwa terdapat 4 (empat) fungsi pokok
treasury dalam pengelolaan Asset Liability Management yang menjadi
dasar pelaksanaan aktifitas treasury (treasury guidance operations)
yaitu sebagai gambar dibawah ini :
1. Manajemen Likuiditas :
a. Mempertahankan status rasio likuiditas.
b. Memperkecil dana idle untuk meningkatkan income
c. Memenuhi kebutuhan proyeksi kas ke depan.
2. Manajemen Gap :
a. Mengelola resiko “maturity danrRepricing” posisi terhadap skenario
tingkat bunga.
b. Berusaha memaksimumkan pendapatan bunga.
3. Manajemen Valuta Asing :
a. Mengelola posisi valuta asing (currency Mismatch).
b. Memaksimumkan pendapatan dari perbedaan nilai tukar valuta asing.
c. Melakukan interest/exchange rate hedging.
4. Manajemen Investasi dan Pendapatan.
a. Mengelola portepel investasi.
b. Menata perolehan Net Interest Income (NII) atau Net Interest Margin
(NIM).
c. Menata Deposit Mix dalam usaha menekan biaya dana.
d. Menghitung Base Lending Rate (BLR).
FUNGSI TREASURY PADA PERBANKAN
Bila diakitkan dengan dengan perbankan, maka treasury dalam
aktifitas bank adalah tempat pengelolaan aset bank dalam bentuk
penanaman dana dengan memperhitungkan sumber dana
(liabilitas/kewajiban)
Fungsi dan Aktivitas Treasury
Fungsi unit kerja bidang treasury adalah bertanggung jawab dalam
pengelolaan likuiditas bank, manajemen aset, liabilitas dan sekaligus
sebagai unit yang mencari keuntungan (profit center). Adapun
penjelasannya, dapat diuraikan, sebagai berikut:
1. Manajemen likuiditas yaitu bertanggung jawab dalam memastikan
bahwa bank selalu dalam kondisi likuid dimana dana selalu tersedia
untuk:
Membayar kewajiban yang jatuh tempo kepada pihak ketiga
Memenuhi kebutuhan bisnis termasuk pencairan kredit dan atau
membayar biaya operasional
Memenuhi ketentuan Bank Indonesia, perihal kewajiban rasio Giro
Wajib Minimum, yaitu rasio simpanan minimum yang harus
dipelihara oleh sebuah bank dalam bentuk giro bank di bank Indonesia
dibagi dengan simpanan dana pihak ketiga.
Likuiditas adalah hal yang sangat penting bagi sebuah bank, bagaikan
cairan darah dalam tubuh manusia. Darah yang membeku membuat
manusia tidak hidup, sebuah bank yang beku likuiditasnya berarti
aktivitas bank berhenti beroperasi. Aliran dana bagi sebuah bank harus
seimbang bagi aliran dana masuk maupun dana keluar. oleh karena
itu, sebagian orang mengatakan bahwa trasury adalah jantung bagi
sebuah bank.
Mengingat aliran dana harus lancar dan seimbang, disamping
fungsinya sebagai jantung, maka unit kerja treasury hanya ada di
kantor pusat (centralized), tidak ada dikantor cabang agar likuiditas
terkontrol dengan baik. Jika terdapat kantor cabang yang kelebihan
dana tidak menyerahkan kepada treasury maka dana tersebut menjadi
menganggur (idle) dan menjadi beban biaya. Sebaliknya, jika terdapat
cabang yang kekurangan dana dan unit treasury tidak memberikan
dana maka cabang tersebut akan mengalami kesulitan. Lembaga
keuangan bank adalah sebuah lembaga usaha jasa yang sangat
tergantung dengan kepercayaan masyarakat, karena itu treasury harus
dapat memastikan bahwa likuiditas bank terjaga dengan baik.
2. Manajemen Aset Liability, sebagai mana diketahui bahwa bank
berfungsi menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya dalam
bentuk kredit. Bank memperoleh keuntungan dari selisih pendapatan
bunga dari penempatan dana (aset) dan biaya bunga atas
liability/kewajiban bank. Dalam melaksanakan aktivitas tersebut maka
terdapat kemungkinan gap/mismatch (perbedaan) yang dapat
dikelompokan sebagai berikut:
Gap Likuiditas (liquidity gap): yaitu perbedaan anatara jumlah aset
dan liability yang jatuh tempo dalam suatu waktu periode waktu
tertentu. Jatuh tempo antara aset dan liability umumnya tidak mungkin
sama persis, jatuh tempo aset umumnya lebih lama dibandingkan
dengan liability. Gap ini mengandung risiko likuiditas atau
ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo.
Dalam aktivitas penghimpunan dana dan penyaluran dana tersebut
juga terdapat perbedaan (gap) jatuh tempu sumber dana dengan
penyaluran dana baik kredit maupun investasi dalam bentuk pasar
uang dan pasar modal. Misalkan bank menyalurkan kredit pemilikan
rumah (KPR) Rp 100 juta dengan jangka waktu 5 tahun (panjang),
sumber dana bank diperoleh dari deposito jangka pendek 1 bulan.
Setelah deposito jatuh tempo 1 bulan maka bank harus mencari
alternative pendanaan jika nasabah tidak memperpanjang depositonya.
Jumlah dana yang dihimpun belum tentu memenuhi kebutuhan
penyaluran kredit sehingga bank perlu mencari alternative pendanaan
seperti pinjaman dari bank lain, penerbitan obligasi, pinjaman dari
lembaga lainnya. Atau sebaliknya, bank memiliki kelebihan dana
karena dana yang dihimpun lebih banyak dari kredit yang disalurkan
sehingga kelebihan dana tersebut dapat ditempatkan atau
diinvestasikan dalam bentuk instrument pasar uang seperti Sertifikat
Bank Indonesia (SBI), Surat Perbendaharaan Negara, penempatan
dana kepada bank lain, surat berharga seperti obligasi baik yang
diterbitkan oleh negara, maupun oleh pihak swasta.
Gap Suku Bunga (Repricing Gap): yaitu perbedaan anatara aset dan
liabilitas berdasarkan kelompok jatuh tempo peninjauan kembali suku
bunga aset/liability tersebut. Unit kerja bidang treasury pada suatu
bank akan menyesuaikan suku bunga deposito jika nasabah mau
memperpanjang depositonya ataupun jika diganti oleh nasabah yang
baru.Suku bunga yang baru tersebut dapat tetap, lebih tinggi atau lebih
rendah dari suku bunga sebelumnya tergantung dari kondisi pasar. Hal
ini akan menimbulkan risiko pasar berupa risiko suku bunga yang
dapat mengakibatkan keuntungan bank berubah.
Gap Valuta Asing (Foreign Exchange Gap) : yaitu perbedaan/gap
antara nominal aset dan liability dalam valuta asing. Perubahan kurs
valuta asing terhadap valuta asal (rupiah) akan mengakibatkan risiko
pasar berupa perubahan kurs yang dapat mengakibatkan perubahan
keuntungan bank.
Assets Liability Management menjadi tanggung jawab Asset and
Liability Commitee Atau disingkat (ALCO ) yang biasanya
melakukan rapat minimal 1 bulan sekali atau disesuaikan dengan
kebutuhan/situasi bank. Materi yang dibahas dalam ALCO umumnya
adalah:
3. Komersial atau profit center, yaitu: sebagai unit bisnis yang mencari
keuntungan berupa:
Fee based dari transaksi jual beli valuta asing
Pendapatan bunga (interest income) dari transaksi pinjam meminjam
uang dengan pelaku pasar uang lainnya.
Aktivitas treasury sebagai profit center dapat digolongkan dalam 2
aktivitas, sebagai berikut:
Trading (perdagangan), yaitu transaksi valuta asing dan suku bunga
atau turunannya dengan Bank/Lembaga keuangan yang bertujuan
untuk memperoleh keuntungan dalam jangka pendek
Sales (penjualan), yaitu transaksi valuta asing dan suku bunga atau
turunannya dengan nasabah perorangan, badan usaha ataupun lembaga
keuangan non bank yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan
berupa selisih (spread) antara nilai penjualan dan nilai pembelian.
Perlu dicatat bahwa bank hanya diperkenankan melakukan kegiatan
usaha dalam pasar uang (termasuk pasar valas), pasar modal khusus
fixed income (obligasi). Bank dilarang melakukan transaksi jual beli
di pasar saham dan bursa komoditas.
Secara umum, dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari, unit kerja
treasury melakukan berbagai aktivitas, sebagai berikut:
Monitoring poisisi likuiditas awal
Memperkirakan kebutuhan likuiditas (potential outflow/inflow)
dari transaksi pasar uang perkreditan, dan dana pihak ketiga.
Melakukan transaksi meminjam dana atau menempatkan dana sesuai
dengan strategi dan limit yang telah ditentukan (likuiditas dan profit)
Monitoring perkembangan suku bunga dan pasar uang serta
mengusulkan langkah-langkah yang diperlukan.
Sedangkan proses kegiatan treasury/dealing room, antara lain
melakukan:
Transaksi dengan pihak lawan (counter party), seperti bank sentral
(Bank Indonesia), bank lain, lembaga keuangan bukan bank,
perusahaan multinasional atau perusahaan besar dan broker
komunikasi biasanya dilakukan melalui telepon, surat, faximili
ataupun online dengan menggunakan suatu sistem, seperti: Reuters
Management Dealing System
Transaksi tersebut dilakukan secara system atau secara manual
melalui slip dealing.
Berdasarkan system tersebut atau slip dealing tersebut maka unit
treasury operation melakukan validasi, konfirmasi sebelum dilakukan
pembayaran sekaligus pembukuan (biasanya secara system)
Unit treasury operation kemudian melakukan rekonsiliasi antara
pembukuan dan realisasi pembayaran/penerimaan pembayaran.
Pelaporan sesuai dengan system.