· web viewstasiun penyiaran (studio) buah 9 10 10 10 12 12 2. stasiun produksi buah — — 1 1...

39
PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL

Upload: others

Post on 13-Jan-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web viewStasiun Penyiaran (Studio) buah 9 10 10 10 12 12 2. Stasiun Produksi buah — — 1 1 3. Unit Produksi Keliling/SPK 2) buah 10 9 9 10 7 7 4. Stasiun Pemancar/Penghubung

PENERANGAN, PERSDAN KOMUNIKASI

Page 2:  · Web viewStasiun Penyiaran (Studio) buah 9 10 10 10 12 12 2. Stasiun Produksi buah — — 1 1 3. Unit Produksi Keliling/SPK 2) buah 10 9 9 10 7 7 4. Stasiun Pemancar/Penghubung

SOSIAL

Page 3:  · Web viewStasiun Penyiaran (Studio) buah 9 10 10 10 12 12 2. Stasiun Produksi buah — — 1 1 3. Unit Produksi Keliling/SPK 2) buah 10 9 9 10 7 7 4. Stasiun Pemancar/Penghubung
Page 4:  · Web viewStasiun Penyiaran (Studio) buah 9 10 10 10 12 12 2. Stasiun Produksi buah — — 1 1 3. Unit Produksi Keliling/SPK 2) buah 10 9 9 10 7 7 4. Stasiun Pemancar/Penghubung

BAB XXI

PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI

SOSIAL A. PENDAHULUAN

Pembangunan penerangan, pers dan komunikasi sosial sebagaimana diamanatkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1988, pada pokoknya diarahkan untuk menciptakan iklim yang mendorong berkembangnya peran Berta, partisipasi dan tanggung jawab masyarakat dalam pembangunan nasional. Sebagai sarana pembangunan bangsa, penerangan dan media massa harus dapat membudayakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dalam semua segi kehidupan masyarakat dan meningkatkan kesadaran seluruh rakyat dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Sebagai wahana informasi dan komunikasi timbal balik antara sesama warga masyarakat dan antara masyarakat dengan pemerintah, pembangunan penerangan dan media massa diarahkan untuk menggelorakan semangat pengabdian dan perjuangan bangsa, memperkukuh persatuan dan kesatuan nasional, meningkatkan kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara, mempertebal rasa tanggung jawab dan disiplin nasional, memantapkan nilai-nilai budaya bangsa untuk

XXI/3

Page 5:  · Web viewStasiun Penyiaran (Studio) buah 9 10 10 10 12 12 2. Stasiun Produksi buah — — 1 1 3. Unit Produksi Keliling/SPK 2) buah 10 9 9 10 7 7 4. Stasiun Pemancar/Penghubung

mempertebal kepribadian Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, mengembangkan komunikasi sosial serta menyalurkan aspirasi dan menggairahkan part isipasi masyarakat dalam pembangunan nasional.

Kebijaksanaan pokok pembangunan penerangan, pers dan komunikasi sosial dalam Repelita V, demikian juga pada repelita -repelita lainnya selama Pembangunan Jangka Panjang Pertama (PJP I) diarahkan pada upaya untuk lebih meningkatkan dan memantapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya arti dan makna pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila. Kebijaksanaan yang dilaksanakan pada dasarnya menyangkut pembangunan penerangan dan penerangan pembangunan. Pembangunan penerangan diartikan sebagai upaya untuk mening-katkan kemampuan penerangan dari segi pembinaan sumber daya manusia, sarana, prasarana, pemanfaatan teknologi penerangan dan pengembangan sistemnya yang diarahkan untuk menciptakan peningkatan kuar:titas dan kualitas produk penerangan yang sesuai dengan tuntutan jaman. Penerangan pembangunan diartikan sebagai kegiatan penyebarluasan pesan-pesan pembangunan secara terpadu dan merata yang bertujuan untuk menciptakan kondisi sosial kultural yang mantap dan dinamis, sehingga setiap warga negara mau dan mampu mengembangkan potensi manusiawinya secara optimal.

Untuk mendukung kebijaksanaan tersebut di atas, dalam Repelita V telah ditingkatkan pelaksanaan beberapa program pokok pembangunan penerangan, pers dan komunikasi sosial yang rincian dan hasilnya antara lain adalah, sebagai berikut :

1. Program Pengembangan Operasi Penerangan, meliputi kegiatan penyebaran dan pemerataan informasi pembangunan ke seluruh wilayah tanah air berupa pengembangan tata informasi perdesaan. Dengan maksud tersebut selama Repe-lita V telah dibangun 6 buah Puspenmas (Pusat Penerangan Masyarakat), sehingga selama PJP I telah dibangun sebanyak

XXI/4

Page 6:  · Web viewStasiun Penyiaran (Studio) buah 9 10 10 10 12 12 2. Stasiun Produksi buah — — 1 1 3. Unit Produksi Keliling/SPK 2) buah 10 9 9 10 7 7 4. Stasiun Pemancar/Penghubung

283 Puspenmas. Selain itu, penyebarluasan informasi ke luar negeri untuk meningkatkan citra positif Indonesia telah dilakukan melalui sejumlah publikasi tentang Indonesia dalam bahasa asing seperti Indonesia Today, Hand Book of Indonesia, Indonesia El'Youm dan juga rekaman dalam bentuk film dan kaset video.

2. Program Pengembangan Sarana Radio, Televisi dan Film, meliputi perluasan jangkauan siaran televisi dan radio di seluruh pelosok tanah air. Untuk itu telah dilaksanakan pembangunan stasiun pemancar televisi di berbagai daerah. Selama Repelita V telah dibangun sebanyak 82 buah stasiun pemancar dengan penambahan jumlah kekuatan pemancar sebesar 10,8 kilowatt dan penambahan jumlah jangkauan penduduk sebesar 12, 15 juta orang. Selama PJP I telah dibangun 328 buah stasiun pemancar dengan jumlah kekuatan pemancar seluruhnya 344,7 kilowatt yang menjangkau 152,80 juta orang. Sedangkan untuk sarana radio, selama Repelita V telah dibangun 88 buah stasiun pemancar, sehingga selama PJP I telah dibangun sebanyak 414 buah stasiun pemancar radio.

3. Program Pembinaan dan Pengembangan Pers dilakukan dengan memanfaatkan pers sebagai lembaga sosial yang sehat, dinamis, bebas dan bertanggung jawab guna mendukung pembangunan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam rangka itu perkembangan jumlah tiras surat kabar terus ditingkatkan dalam upaya penyebarluasan informasi melalui media cetak. Pada tahun terakhir Repelita IV jumlah tiras surat kabar tercatat sebanyak 4.368.456 eksemplar per hari dan pada tahun terakhir Repe lita V jumlah tiras surat kabar tercatat sebanyak 5.138.961 eksemplar per hari.

Di camping program-program pokok ada berbagai program pendukung antara lain adalah Program Penelitian Pers dan

XXI/5

Page 7:  · Web viewStasiun Penyiaran (Studio) buah 9 10 10 10 12 12 2. Stasiun Produksi buah — — 1 1 3. Unit Produksi Keliling/SPK 2) buah 10 9 9 10 7 7 4. Stasiun Pemancar/Penghubung

Komunikasi Sosial dan Program Pendidikan Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial, yang tujuannya adalah agar kegiatan komunikasi sosial dan peran media massa dapat makin efektif dengan tersedianya peningkatan jumlah dan mutu tenaga terdidik sesuai dengan tuntutan kemajuan teknologi komunikasi.

Kebijaksanaan pembangunan penerangan dan penerangan pembangunan yang dilaksanakan sejak Repelita I dan ditingkatkan dalam Repelita V, di bidang sosial politik telah mendorong makin mantapnya stabilitas politik, makin kuatnya kesadaran politik bangsa dan makin kukuhnya persatuan dan kesatuan bangsa serta meningkatnya kecerdasan masyarakat, di bidang sosial ekonomi telah membantu memantapkan stabilitas dan mendorong kelancaran produksi dan pemasaran serta pada umumnya membantu meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat. Selain itu, pembangunan penerangan, komunikasi dan media massa telah berhasil menumbuhkan peran serta masyarakat dalam pembangunan, serta mengembangkan keterbukaan yang bertanggung jawab.

B. PELAKSANAAN DAN HASIL KEGIATAN PEMBANGUNAN

1. Program Pengembangan Operasi Penerangan

Program pengembangan operasi penerangan ditujukan pada pemerataan penyebaran informasi terutama ke daerah perdesaan dengan memanfaatkan berbagai media penerangan, baik melalui penerangan langsung maupun tidal( langsung, serta dengan meningkatkan penerangan timbal batik antara masyarakat dan pemerintah, untuk mengurangi adanya kesenjangan informasi. Program ini jugs mengupayakan peningkatan kualitas serta kuan-titas informasi melalui koordinasi serta pemantapan kerja sama kegiatan operasional penerangan antar pusat-pusat informasi serta lembaga-lembaga komunikasi sosial yang ada dalam masyarakat

XXI/6

Page 8:  · Web viewStasiun Penyiaran (Studio) buah 9 10 10 10 12 12 2. Stasiun Produksi buah — — 1 1 3. Unit Produksi Keliling/SPK 2) buah 10 9 9 10 7 7 4. Stasiun Pemancar/Penghubung

secara terus menerus. Secara operasional berbagai potensi yang ada di masyarakat telah digalang dengan berkembangnya wahana komunikasi sosial dan berbagai kelompok informasi perdesaan yang dapat diarahkan pada berbagai kegiatan yang positif. Dengan berkembangnya kelompok-kelompok informasi perdesaan tersebut, Kelompencapir (Kelompok Pendengar, Pembaca dan Pirsawan), Puspendes (Pusat Penerangan Desa), PIP (Pusat Informasi Pesan -tren) dan kelompok-kelompok lainnya, penyebaran dan pemerataan arus penerangan dalam upaya menciptakan masyarakat informasi dalam tingkat desa telah mulai tumbuh dan berkembang. Secara kuantitatif maupun kualitatif, kelompok-kelompok tersebut telah memberikan kontribusi pada peningkatan mutu kehidupan dan kesejahteraan masyarakat desa. Dalam upaya untuk lebih mengintensifkan pola penyebaran informasi pembangunan ke seluruh lapisan masyarakat, selama Repelita V telah dilaksanakan pembinaan dan pendayagunaan potensi kelompok pertunjukan rakyat tradisional (seperti kelompok dagelan, ketoprak, wayang, reog dan kelompok kesenian lainnya) yang tersebar di seluruh pelosok tanah air sebagai media penyampaian informasi pembangunan di berbagai bidang.

Pertunjukan rakyat tradisional di samping mampu menyampaikan informasi secara e fekt i f juga mampu mengembangkan motivasi masyarakat baik di perdesaan maupun di perkotaan melalui lakon dan dialog yang disesuaikan dengan nilai, norma, serta kaidah yang berlaku dan dianut oleh masyarakat setempat; misalnya dengan memberikan contoh kepada khalayak mengenai cara pemecahan masalah yang harus ditempuh untuk menyukseskan pembangunan. Pada tahun 1993/94 dalam rangka pembinaan dan .pemanfaatan kelompok pertunjukan rakyat tradisional telah dilaksanakan festival tingkat nasional bertempat di Kalimantan Selatan. Kegiatan festival tersebut di samping sebagai wahana evaluasi tingkat keefektifan pertunjukan rakyat tradisional sebagai media penerangan, juga merupakan upaya untuk memotivasi masyarakat dan menggugah kembali kecintaan terhadap budaya nasional yang harus dilestarikan.

XXI/7

Page 9:  · Web viewStasiun Penyiaran (Studio) buah 9 10 10 10 12 12 2. Stasiun Produksi buah — — 1 1 3. Unit Produksi Keliling/SPK 2) buah 10 9 9 10 7 7 4. Stasiun Pemancar/Penghubung

Kegiatan pameran pembangunan dilaksanakan setiap tahun, baik di tingkat pusat maupun daerah, yang semakin terasa manfaatnya sebagai wahana penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sajian materi pameran yang merupakan laporan dan pertanggungjawaban pembangunan telah mendapat tanggapan yang positif dari masyarakat. Khususnya pada tahun 1993/94, telah dilakukan pameran pembangunan di tingkat propinsi pada hari Kebangkitan Nasional dengan mentasyarakatkan basil Pemilihan Umum dan Sidang Umum MPR 1993, pameran hari Kesaktian Pancasila di tingkat kabupaten dan sarasehan Kelompencapir mengenai berbagai kegiatan pembangunan di tingkat kecamatan.

Kegiatan penerangan di luar negeri terus ditingkatkan dalam upaya untuk meningkatkan citra positif bangsa Indonesia dan untuk lebih memperkenalkan aspir.asi serta berbagai aspek pembangunan bangsa Indonesia kepada masyarakat di luar negeri. Sejak Repelita III telah diterbitkan berbagai publikasi tentang Indonesia dalam bahasa asing. Selama Repelita V penerbitan publikasi-publikasi tentang Indonesia dilanjutkan pengadaan dan distribusinya antara lain ke perwakilan Indonesia di luar negeri sehingga informasi tentang pembangunan Indonesia di luar negeri makin meluas, yang dampaknya antara lain adalah pada meningkatnya arus wisatawan ke Indonesia. Dalam tahun 1993/94, dilanjutkan penerbitan publikasi tentang Indonesia dalam bahasa asing seperti Indonesia 1994 An Official Handbook, Indonesia Today, Indonesia News Letter, Indonesia El'Youm, Portrait of Indonesia, Gema Tanah Air maupun terbitan lainnya, di samping rekaman dalam bentuk film dan kaset video.

Untuk menunjang kegiatan operasional penerangan guna meningkatkan persebaran informasi di daerah perdesaan, telah diadakan Surat Kabar Untuk Desa (SKUD), yang dimulai pada awal Repelita III, dengan tiras sekitar 9.360.000 eksemplar. Selama Repelita IV telah disebarkan SKUD sebanyak 29.277.664

XXI/8

Page 10:  · Web viewStasiun Penyiaran (Studio) buah 9 10 10 10 12 12 2. Stasiun Produksi buah — — 1 1 3. Unit Produksi Keliling/SPK 2) buah 10 9 9 10 7 7 4. Stasiun Pemancar/Penghubung

eksemplar. Dalam tahun 1993/94 telah disebarkan SKUD sebanyak 2.176.090 eksemplar, sehingga selama Repelita V disebarkan sebanyak 14.317.282 eksemplar. Dengan demikian selama PJP I telah disebarkan SKUD sebanyak 52.954.946 eksemplar. Di samping itu dalam rangka meningkatkan operasi penerangan telah dikembangkan Puspenmas yang meliputi daerah tingkat II di seluruh propinsi. Pembangunan Puspenmas dimulai sejak tahun terakhir Repelita 1I. Sampai dengan tahun terakhir Repelita IV telah dibangun sebanyak 277 buah. Dalam Repelita V telah dibangun lagi 6 buah Puspenmas, yaitu 1 buah di Kotamadya Batam pada tahun 1991/92 dan pada tahun 1993/94 telah dibangun di Langkat, Lampung Barat, Kotamadya Bandung, Pasuruan dan Bitung. Sehingga dalam PJP I keseluruhan Puspenmas telah berjumlah 283 buah. Selain itu telah pula dibangun 34 buah Balai Penerangan Kecamatan. Dalam rangka penerangan kepada masyarakat melalui media elektronik pada tahun 1993/94 telah dilaksanakan pengadaan televisi umum sebanyak 910 buah; sehingga dalam Repelita V pengadaan televisi umum mencapai jumlah 3.646 buah.

2. Program Pengembangan Sarana Radio, Televisi dan Film

Dalam rangka lebih menyebarluaskan informasi mengenai pembangunan dan hasil-hasilnya dan mengembangkan Beni budaya nasional, ditingkatkan penyelenggaraan siaran radio dan televisi serta produksi film/rekaman video. Dalam Repelita V upaya tersebut lebih diarahkan kepada peningkatan mutu dan perluasan jangkauan siaran radio dan televisi sehingga mampu menjangkau sasaran khalayak yang lebih besar jumlahnya dengan wilayah yang lebih luas, baik di dalam maupun di luar negeri. Upaya ini bersamaan pula dengan peningkatan produksi film dan rekaman video.

a. Pengembangan Siaran Radio

Pengembangan siaran radio dimaksudkan untuk meningkatkan

XXI/9

Page 11:  · Web viewStasiun Penyiaran (Studio) buah 9 10 10 10 12 12 2. Stasiun Produksi buah — — 1 1 3. Unit Produksi Keliling/SPK 2) buah 10 9 9 10 7 7 4. Stasiun Pemancar/Penghubung

jangkauan siaran dan jumlah sasaran penduduk. Dalam rangka itu, telah dilakukan upaya untuk meningkatkan mutu dan jumlah jam siaran. Upaya ini, di camping untuk meningkatkan pemerataan informasi, dimaksudkan pula untuk mendorong masyarakat agar lebih berperan dalam pembangunan.

Pada awal Repelita I, Radio Republik Indonesia (RRI) memiliki 46 buah stasiun penyiaran dengan jumlah stasiun pemancar 107 buah, kekuatan pemancar seluruhnya 810 kilowatt, dan jumlah jam siaran rata-rata setiap stasiun 7,4 jam per hari. Keadaan tersebut pada akhir Repelita IV meningkat menjadi 49 buah stasiun penyiaran, jumlah stasiun pemancar 326 buah, dan kekuatan pemancar seluruhnya sebesar 3.299 kilowatt, dan jumlah jam siaran rata-rata setiap stasiun 18,6 jam per hari. Pada ahkir Repelita V, RRI memiliki 49 buah stasiun penyiaran dengan 414 buah unit stasiun pemancar, kekuatan pemancar seluruhnya sebesar 3.106,6 kilowatt; dan jam siaran,rata-rata setiap stasiun 21,0 jam per hari.

Selama Repelita V upaya peningkatan mutu siaran terus dilakukan antara lain melalui pengadaan dan rehabilitasi pemancar radio dan stasiun penyiaran. Antara tahun 1989/90 hingga tahun 1993/94 telah dibangun sebanyak 88 buah stasiun pemancar. Jumlah kekuatan pemancar sampai dengan tahun keempat Repelita V bertambah sebesar 219,8 kilowatt. Pada tahun 1993/94 terdapat peningkatan jumlah stasiun pemancar radio sebanyak 15 buah, tetapi terjadi penurunan kekuatan pemancar sebesar 412,2 kilowatt sebagai akibat adanya penghapusan beberapa alat pemancar karena alat tersebut secara teknis tidak dapat difungsikan lagi. Di lain pihak jumlah jam siaran rata-rata per hari seluruh stasiun RRI selama Repelita V meningkat terus (Tabel XXI-1). Selain RRI, terdapat juga radio non-RRI sebanyak 670 stasiun penyiaran yang tersebar di seluruh wilayah tanah air. Untuk program siaran RRI yang ditujukan ke luar negeri digunakan 10 bahasa pengantar yaitu bahasa Inggris, Perancis, Spanyol, Arab, Mandarin, Melayu, Jepang, Jerman, Thai dan Indonesia, dengan

XXI/10

Page 12:  · Web viewStasiun Penyiaran (Studio) buah 9 10 10 10 12 12 2. Stasiun Produksi buah — — 1 1 3. Unit Produksi Keliling/SPK 2) buah 10 9 9 10 7 7 4. Stasiun Pemancar/Penghubung

TABEL XXI — 1JUMLAH STASIUN PENYIARAN RRI, PEMANCAR, KEKUATAN PEMANCAR,

DAN JUMLAH JAM SIARAN RATA—RATA PERHARI RRI DARI SELURUH STASIUN PENYIARAN RRI

1969/70, 1988/89, 1989/90 — 1993/94 1)

1) Angka kumulatif2) Angka Jumlah Jam Siaran Rata—rata per hari adalah angka tahunan3) Jumlah Jam Siaran termasuk Programa I dan Programa II Stasiun Jakarta serta Programa Kota Stasiun RRI Daerah4) Angka diperbaiki

XXI/11

Page 13:  · Web viewStasiun Penyiaran (Studio) buah 9 10 10 10 12 12 2. Stasiun Produksi buah — — 1 1 3. Unit Produksi Keliling/SPK 2) buah 10 9 9 10 7 7 4. Stasiun Pemancar/Penghubung

jumlah jam siaran 12 jam per hari. Sedangkan jumlah Kelompencapir yang mendengarkan siaran perdesaan melalui RRI diperkirakan berjumlah 89.000 kelompok. Sementara itu, kini tengah dipersiapkan pembangunan 3 (tiga) stasiun penyiaran RRI di Lhok Seumawe, Sungai Liat dan Thal.

Dalam rangka kerja sama internasional, dilanjutkan berbagai kegiatan yang antara lain mencakup tukar-menukar paket siaran antar negara-negara Asean, yang dimulai sejak tahun 1978 dan kerja sama dengan Asia-Pacific Broadcasting Union (ABU) yang dimulai sejak 1983 serta berbagai organisasi internasional lainnya.

b. Pengembangan Siaran Televisi

Untuk meningkatkan mutu dan jangkauan siaran televisi selama Repelita V dilanjutkan dan ditingkatkan pengadaan serta rehabilitasi peralatan stasiun penyiaran, stasiun produksi keliling dan penambahan stasiun pemancar baru di beberapa daerah yang belum terjangkau siaran televisi.

Pada tahun 1968, yang juga merupakan tahun awal Repelita I, Televisi Republik Indonesia (TVRI) memiliki 2 buah stasiun penyiaran dengan 7 buah pemancar yang keseluruhannya berkekuatan sekitar 48 kilowatt, dan menjangkau sekitar 22 juta orang dengan jumlah jam siaran setiap stasiunnya rata-rata 4 jam per hari. Pada tahun terakhir Repelita IV jumlah stasiun penyiaran menjadi 9 buah ditambah Unit Produksi Keliling (SPK) 10 buah, dengan stasiun pemancar sebanyak 246 buah yang kekuatan pemancarnya sebesar 333,9 kilowatt, dan menjangkau 140,65 juta orang.

Dalam Repelita V telah dibangun 3 buah stasiun penyiaran baru di Banda Aceh, Samarinda dan Ambon yang merupakan peningkatan 2 buah stasiun produksi keliling di Banda Aceh dan Ambon. Dengan demikian selama PJP I telah dibangun sebanyak 12 stasiun penyiaran, dengan perubahan 1 buah stasiun penyiaran

XXI/12

Page 14:  · Web viewStasiun Penyiaran (Studio) buah 9 10 10 10 12 12 2. Stasiun Produksi buah — — 1 1 3. Unit Produksi Keliling/SPK 2) buah 10 9 9 10 7 7 4. Stasiun Pemancar/Penghubung

menjadi stasiun produksi di Balikpapan, serta 7 buah stasiun produksi keliling (SPK) di Padang, Bandar Lampung, Semarang, Kupang, Banjarmasin, Pontianak dan Irian Jaya. Jumlah stasiun pemancar seluruhnya adalah 328 buah yang mempunyai kekuatan pemancar seluruhnya sebesar 344,7 kilowatt, dengan jumlah jam siaran rata-rata adalah 11,6 jam per hari, dan dapat menjangkau penduduk sebanyak 152,80 juta orang.

Pemakaian parabola untuk menjangkau daerah-daerah terpencil juga meningkat, terlihat dari peningkatan jumlah parabola yang sampai dengan akhir . Repelita IV tercatat sekitar 9.800 buah dan pada tahun terakhir Repelita V telah l-erjumlah sekitar 44.900 buah (Tabel XXI-2).

Peningkatan mutu siaran TVRI terus dilakukan dengan penganekaragaman materi siaran serta menambah siaran dengan penyiaran Programa II di TVRI Jakarta, Bandung, Surabaya, Denpasar dan Medan. Selain itu telah pula dilakukan sistem konferensi jarak jauh antara stasiun-stasiun penyiaran di berbagai kota dengan memanfaatkan fasilitas jaringan microwave Sumatera-Jawa-Bali.

Keberadaan 4 (empat) stasiun TV swasta RCTI (di Jakarta dan Bandung), SCTV (di Surabaya dan Denpasar) serta ANTEVE (di Lampung dan Jakarta) dan TPI di Jakarta telah memberikan beberapa a l t e rna t i f pilihan acara siaran bagi masyarakat, serta mendukung kegiatan pemasaran dan memperluas perdagangan produksi dalam negeri.

c. Pengembangan Film

Pembinaan produksi film ditujukan untuk membangun perfilman nasional sebagai sarana seni budaya bangsa, dan diarahkan agar film nasional dapat menjadi tuan di negeri sendiri, dan agar film nasional berkembang menjadi industri yang mantap. Jumlah produksi dan peredaran film nasional terus meningkat,

XXI/13

Page 15:  · Web viewStasiun Penyiaran (Studio) buah 9 10 10 10 12 12 2. Stasiun Produksi buah — — 1 1 3. Unit Produksi Keliling/SPK 2) buah 10 9 9 10 7 7 4. Stasiun Pemancar/Penghubung

TABEL XXI — 2PEREEMBANGAN SARANA PENYIARAN TELEVISI DAN

JUMLAH JAM SIARAN RATA—RATA PER HARI TVRI PUSAT DAN DAERAH 1968, 1988/89,1989190 — 1993/94 1)

Ahkir Repelita VNo. U r a i a n Satuan 1968 Repelita IV

1988/89 1989/90 1990/91 1991/92 1992/93 1993/94

1. Stasiun Penyiaran (Studio) buah 9 10 10 10 12 12

2. Stasiun Produksi buah — — 1 1

3. Unit Produksi Keliling/SPK 2) buah 10 9 9 10 7 7

4. Stasiun Pemancar/Penghubung buah 7 246 254 275 299 314 328

5 Jumlah Kekuatan Pemancar kw 48,2 333,9 338,5 341,7 342,8 343,7 4) 344,7

6. Luas Daerah Cakupan km2 18.200 656.762 661.565 664.742 791.543 801.316 .806.116

7. Jumlah Penduduk dalam juta 22,00 140,65 144,81 147,24 148,05 149,56 4) 152,80

8.

Daerah Pancaran

Jumlah Jam Siaran Rata—rata

orang

jam 8,0 101,9 101,9 104,4 104,4 ,106,4 140,0

9.

TVRI Pusat dan Daerah 3)

Jumlah Antena Parabola buah 9.800 10.256 12.000 35.802 43.034 4) 44.900

1) Angka kumulatif.2) Angka diperbaiki untuk tahun 1989/90, 1990191 dan 1992/93 serta tidak termasuk Stasiun Produksi.3) Angka Jumlah Jam Siaran Rata—rata TVRI Pusat dan Daerah adalah angka tahunan.4) Angka diperbaiki

XXI/14

Page 16:  · Web viewStasiun Penyiaran (Studio) buah 9 10 10 10 12 12 2. Stasiun Produksi buah — — 1 1 3. Unit Produksi Keliling/SPK 2) buah 10 9 9 10 7 7 4. Stasiun Pemancar/Penghubung

ditunjang oleh kemajuan dalam penguasaan teknologi perfilman nasional serta profesionalisme awak film. Jumlah produksi dan peredaran film nasional dan film impor diatur sedemikian rupa agar persediaan film dapat memenuhi keperluan/keinginan masyarakat serta menguntungkan perkembangan film nasional.

Pengembangan perfilman nasional didukung oleh pemanfaatan peralatan produksi film yang makin canggih sehingga telah meningkatkan mutu serta jumlah produksi, sehingga meningkatkan pula volume peredaran dan pemasarannya baik di dalam maupun di luar negeri.

Perkembangan produksi film nasional terus meningkat. Pada awal Repelita I tercatat sebanyak 58 judul (film komersial dan film bukan komersial). Sedangkan impor film cerita berjumlah 956 buah. Pada akhir Repelita IV jumlah produksi film nasional meningkat menjadi 6.927 judul (film komersial, film bukan komersial dan kaset video). Selama PJP I jumlah produksi film nasional telah mencapai 13.828 judul (film komersial, film bukan komersial dan kaset video), termasuk penambahan 6.901 judul selama kurun waktu Repelita V. Guna mengurangi sebanyak -banyaknya pengaruh negatif yang mungkin diakibatkan oleh meningkatnya peredaran film terutama film dan video kaset asing, peran sensor film ditingkatkan dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tabun 1994 tentang pembentukan Lembaga Sensor Film (LSF) yang menggantikan fungsi Badan Sensor Film (BSF). Dengan dibentuknya lembaga baru ini diharapkan fungsi sensor dapat lebih efektif dalam menilai film-film serta kaset-kaset video yang akan beredar. Pelaksanaan penyensoran film dan rekaman video selama PJP I mencapai 76.491 judul, khususnya selama Repelita V telah dilakukan penyensoran sebanyak 30.885 judul (Tabel XXI-3).

Dalam rangka meningkatkan mutu film nasional, promosi pemasaran film Indonesia di luar negeri terus dilanjutkan dengan mengikutsertakan film-film Indonesia pada berbagai festival dan

XXI/15

Page 17:  · Web viewStasiun Penyiaran (Studio) buah 9 10 10 10 12 12 2. Stasiun Produksi buah — — 1 1 3. Unit Produksi Keliling/SPK 2) buah 10 9 9 10 7 7 4. Stasiun Pemancar/Penghubung

TABEL XXI - 3JUMLAH PRODUKSI FILM CERITA NASIONAL DAN IMPOR FILM CERITA, SERTA HASIL PELAKSANAAN PENYENSORAN FILM DAN KASET VIDEO

1969/70, 1988/89, 1989/90 - 1993/94 1(buah)

Ahkir R e p e l i t a VNo. Uraian 1969/7

0Repelita

IV1988/89 1989/9 1990/91 1991/92 1992/93 1993/9

1. Produksi Nasional 58 6.927 7.632 8.198 9.497 11.398 13.828a. Film Komersial 11 1.468 1.600 1.710 1.829 1.938 2.035

b. Film bukan Komersial 47 3.887 4.135 4.231 4.401 4.545 4.640c. Kaset Video 1.572 1.897 2.257 3.267 4.915 7.153

2. Impor Film Cerita 956 38.679 43.236 46.969 51.837 56.572 62.663a. Film Komersial 2.390 2.511 2.659 2.828 2.996 3.175

b. Film bukan Komersial 956 28.461 28.658 28.904 29.032 29.153 29.27c. Kaset Video 7.828 12.067 15.406 19.977 24.423 30.20

93. Jumlah Film yang beredar 1.014 45.606 50.868 55.167 61.334 67.970 76.49

11) Angka Kumulatif

XXI/16

Page 18:  · Web viewStasiun Penyiaran (Studio) buah 9 10 10 10 12 12 2. Stasiun Produksi buah — — 1 1 3. Unit Produksi Keliling/SPK 2) buah 10 9 9 10 7 7 4. Stasiun Pemancar/Penghubung

pekan-pekan film internasional. Pada tahun 1993/94, antara lain telah diikutsertakan film Ramadhan dan Ramona, Plong dan Kuberikan Segalanya pada Festival Film Asia-Pasifik ke-38 di Jepang serta film Bibir Mer pada Festival Film Asean V di Singapura.

3. Program Pembinaan dan Pengembangan Pers

Program Pembinaan dan Pengembangan Pers ditujukan untuk meningkatkan peranan pers yang sehat, dinamis, bebas dan bertanggung jawab guna menunjang pembangunan nasional. Perkembangan pers nasional dalam Repelita V dan selama PJP I cukup menggembirakan. Peningkatan tampak pada mutu isi, manajemen, sirkulasi maupun dalam bidang kualitas cetaknya. Demikian pula telah bertambah banyak kader pers yang bebas dan bertanggung jawab dan yang berorientasi kepada pembangunan nasional. Pertumbuhan dan perkembangan pers nasional dapat dilihat dari perkembangan jumlah tiras penerbitan pers yang terus menunjukkan peningkatan.

Pada tahun 1969/70 jumlah tiras surat kabar per hari tercatat sebanyak 1.048.277 eksemplar, dan rasio surat kabar dengan jumlah penduduk berusia 10 tahun ke atas adalah 1 : 47,48. Pada tahun terakhir Repelita IV jumlah tiras surat kabar per hari telah menjadi 4.368.456 eksemplar dan rasio surat kabar dengan jumlah penduduk di atas usia 10 tahun adalah 1 : 30,81. Pada tahun terakhir Repelita V jumlah tiras surat kabar meningkat menjadi 5.138.961 eksemplar dan rasio surat kabar dengan jumlah penduduk berusia 10 tahun ke atas telah lebih baik lagi menjadi 1 : 27,65 (Tabel XXI-4).

Dalam rangka meningkatkan arus informasi ke daerah perdesaan melalui, dahulu Koran Masuk Desa, sekarang Koran Membangun Desa (KMD), sejak awal Repelita II telah dilakukan kegiatan KMD. Pada Repelita II sewaktu mulai dilaksanakan tiras KMD mencapai sekitar 14.423 eksemplar per hari dengan

XXI/17

Page 19:  · Web viewStasiun Penyiaran (Studio) buah 9 10 10 10 12 12 2. Stasiun Produksi buah — — 1 1 3. Unit Produksi Keliling/SPK 2) buah 10 9 9 10 7 7 4. Stasiun Pemancar/Penghubung

TABEL XXI – 4PERKEMBANGAN JUMLAH TIRAS (OPLAH) SURAT KABAR PER HARI,

JUMLAH TIRAS (OPLAH) MAJALAH PER TERBIT PER MINGGU DANRASIO SURAT KABAR DENGAN JUMLAH PENDUDUK

1969/70, 1988/90 – 1993/94 1)

1) Angka Tahunan2) Angka diperbaiki3) Angka berdasarkan Sensus Penduduk Indonesia 1990, sumber dari BPS4) Aangka berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia 1990 – 2000, sumber dari BPS

XXI/18

Page 20:  · Web viewStasiun Penyiaran (Studio) buah 9 10 10 10 12 12 2. Stasiun Produksi buah — — 1 1 3. Unit Produksi Keliling/SPK 2) buah 10 9 9 10 7 7 4. Stasiun Pemancar/Penghubung

melibatkan 34 penerbit. Pada tahun terakhir Repelita IV tiras KMD telah meningkat menjadi sekitar 78.157 eksemplar per hari dengan jumlah penerbit 50 perusahaan. Dalam tahun 1993/94 kegiatan KMD ini telah melibatkan 58 penerbit pers dengan jumlah tiras sebesar 125.151 eksemplar. KMD telah turut berperan membangun dan mengembangkan pers daerah, di samping tujuan utamanya memperluas jangkauan penyebaran informasi di perdesaan. Dengan adanya KMD arus informasi telah semakin seimbang yakni masyarakat perdesaan sudah dapat menikmati lebih banyak informasi khususnya informasi pembangunan. Untuk lebih memacu berkembangnya KMD telah diupayakan pembentukan kelompok pembaca KMD sebagai forum komunikasi.

Sementara itu untuk meningkatkan mutu isi penerbitan pers, pada tahun terahkir Repelita V dilanjutkan pendidikan dan pelatihan profesi wartawan serta keterampilan teknis grafika dan manajemen tenaga percetakan di daerah yang melibatkan 120 orang. Selain itu, telah disebarluaskan pula berbagai serf penerbitan yang memuat informasi pembangunan seperti serf undang-undang dan peraturan pemerintah, serf pidato presiden, serta penerbitan lainnya.

4. Program Penelitian Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial

Kegiatan penelitian dan pengembangan penerangan yang telah dilakukan sejak awal PJP I dan lebih ditingkatkan jumlah dan mutunya dalam Repelita V, diarahkan untuk menghasilkan masukan bagi perumusan kebijaksanaan dan perencanaan pengembangan operasional penerangan, serta perencanaan pembangunan jangka menengah dan jangka panjang, mencakup materi dan sasaran antara lain sebagai berikut :

XXI/19

Page 21:  · Web viewStasiun Penyiaran (Studio) buah 9 10 10 10 12 12 2. Stasiun Produksi buah — — 1 1 3. Unit Produksi Keliling/SPK 2) buah 10 9 9 10 7 7 4. Stasiun Pemancar/Penghubung

a. Sistem penerangan, pengembangan jaringan operasional untuk memantapkan koordinasi guna meningkatkan efektivitas penyelenggaraan penerangan.

b. Media penerangan, peningkatan mutu, keandalan dan pemanfaatan berbagai sarana penerangan sebagai media komunikasi dan informasi.

c. Teknologi penerangan, pengembangan dan pemanfaatan teknologi komunikasi untuk meningkatkan daya guna dan basil guna dalam rangka peningkatan 'kualitas dan kuantitas sarana penerangan.

d. Ketenagaan, pengembangan profesionalisme dalam rangka usaha peningkatan kualitas pelaksanaan tugas.

Kegiatan penelitian mulai dilakukan dalam Repelita II dan dilanjutkan pada repelita-repelita berikutnya. Dalam Repelita V telah dilaksanakan penelitian sebanyak 103 buah. Selama PJP I telah dilakukan 436 buah penelitian.

Hasil penelitian selama Repelita V antara lain meliputi: Kesiapan Jupen Menghadapi Perkembangan Iptek Dalam Melaksanakan Tugasnya Menyukseskan Pembangunan; Penelitian Penerimaan Siaran Berita/Informasi Dari Stasiun Televisi Luar Negeri Melalui Antena Parabola di Indonesia; Penelitian Peningkatan Minat Baca dan Daya Beli Masyarakat Atas Produk-produk Penerbitan Pers di Perdesaan; Studi Dampak Sosial Ekonomi Penggunaan Teknologi Digital Dari Media Elektronika; Penelitian Kecenderungan Masyarakat Dalam Memanfaatkan Media Penerangan; Penelitian Perumusan Kebijaksanaan Penerangan Menjelang PJP II; Penelitian Perkembangan Dan Pemanfaatan Telekomunikasi Serta Kemampuan Industri Elektronika Dalam Menunjang Sistem Penerangan; Penelitian Kebutuhan Tenaga Kerja Komunikasi Pembangunan Menjelang Repelita VI; Penelitian Implementasi Kode Etik Jurnalistik Dalam Menunjang Wawasan Pers Pancasila; Penelitian Potensi Lembaga

XXI/20

Page 22:  · Web viewStasiun Penyiaran (Studio) buah 9 10 10 10 12 12 2. Stasiun Produksi buah — — 1 1 3. Unit Produksi Keliling/SPK 2) buah 10 9 9 10 7 7 4. Stasiun Pemancar/Penghubung

Komunikasi Masyarakat Dalam Menunjang Operasi Penerangan Dalam PJP II; Penelitian Pengembangan Model-model Paket Informasi Untuk Pusat Informasi Pesantren; Penelitian Peranan KMD Dan SKUD. Dalam Penyebaran Informasi Di Daerah Perdesaan dan Penelitian Pendapat Umum Mengenai Pasca Pemilu 1992, khususnya kalangan generasi muda.

Penelitian dan pengamatan tentang perkembangan pers dan pendapat umum di daerah, dilakukan melalui Balai Penelitian Pers dan Pendapat Umum di DKI Jakarta, Medan, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Banjarmasin, Ujung Pandang dan Manado.

5. Program Pendidikan Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial

Program Pendidikan dan Pelatihan dimaksudkan untuk meningkatkan disiplin, wawasan, kemampuan, keterampilan dan keahlian tenaga penerangan. Dalam rangka itu mulai Repelita I telah dilakukan pendidikan dan pelatihan di berbagai bidang, antara lain Pendidikan Pegawai Staf Departemen (PPSD) yang dilaksanakan di pusat dan daerah, sebanyak 1.655 orang, hingga tahun terakhir Repelita IV PPSD telah diikuti oleh 5.797 orang. Selama Repelita V PPSD di pusat dan daerah telah mendidik sebanyak 740 orang, termasuk di dalamnya 155 orang untuk tahun 1993/94. Mulai Repelita II telah diadakan pendidikan dan pelatihan teknisi radio dan teknisi televisi, di mana sampai tahun terakhir Repelita IV telah dilatih sebanyak 3.004 orang teknisi radio dan 3.735 orang teknisi televisi. Selama Repelita V telah dilatih sebanyak 963 orang teknisi radio, termasuk di dalamnya 124 orang teknisi radio dalam tahun 1993/94, dan 1.750 orang teknisi televisi, termasuk di dalamnya 671 orang yang dilatih dalam tahun 1993/94.

Di camping itu telah pula diadakan pendidikan dan pelatihan untuk teknisi film yang dimulai sejak Repelita III, di mana hingga tahun terakhir Repelita IV telah dilatih sebanyak 1.060 orang

XXI/21

Page 23:  · Web viewStasiun Penyiaran (Studio) buah 9 10 10 10 12 12 2. Stasiun Produksi buah — — 1 1 3. Unit Produksi Keliling/SPK 2) buah 10 9 9 10 7 7 4. Stasiun Pemancar/Penghubung

teknisi film. Selama Repelita V telah dilatih 261 orang teknisi film, termasuk 60 orang yang dilatih dalam tahun 1993/94.

Khusus untuk kegiatan pendidikan dan pelatihan Juru Penerang Wanita selain diikuti oleh pegawai departemen juga dapat diikuti oleh masyarakat. Kegiatan tersebut dimulai dalam Repe lita IV, dan telah dilatih sebanyak 115 orang. Selama Repelita V telah dilatih 571 orang Juru Penerang Wanita, termasuk 110 orang yang dilatih dalam tahun 1993/94.

Di samping itu melalui Pusat Latihan Multi Media (MMTC) di Yogyakarta mulai Repelita IV telah dilaksanakan Program Diploma 1 di bidang radio dan televisi yang seluruhnya diikuti oleh 195 orang. Selama Repelita V program Diploma 1 ini telah diikuti oleh 635 orang, termasuk di dalamnya 120 orang dalam tahun 1993/94. Mulai dalam Repelita V telah dikembangkan Program Pendidikan Diploma 2 dan Diploma 3 yang telah meluluskan sebanyak 240 orang lulusan Diploma 2, termasuk 60 orang dalam tahun 1993/94 dan 48 orang lulusan Diploma 3, termasuk 24 orang dalam tahun 1993/94.

XXI/22