badan meteorologi klimatologi dan geofisika stasiun meteorologi … · 2017. 3. 10. · stasiun...

6
BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V STASIUN METEOROLOGI NABIRE BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI NABIRE BMKG Jl. Sisingamangaraja No. 1 Nabire Telp. (0984) 22559,26169 Fax (0984) 22559 ANALISA CUACA TERKAIT HUJAN LEBAT (82.5 mm) DI NABIRE TANGGAL 05 MARET 2017 I. INFORMASI KEJADIAN KEJADIAN Telah terjadi hujan lebat sekitar pukul 19.00 04.00 WIT di wilayah Kota Nabire dan sekitarnya. LOKASI Kota Nabire dan sekitarnya TANGGAL 05 Maret 2017 DAMPAK Hujan lebat yang terjadi (± 9 jam) tersebut menyebabkan beberapa genangan air di sekitar ruas jalan di Kota Nabire II. DATA CURAH HUJAN Data Curah Hujan Curah Hujan Terukur (mm) Keterangan Stasiun Meteorologi Nabire 82.5 mm Hujan Lebat III. ANALISA METEOROLOGI INDIKATOR KETERANGAN 1. Matahari Tgl 05 Maret 2017 Berdasarkan gambar gerak semu matahari, tanggal 05 Maret 2017 terlihat posisi matahari berada di Belahan Bumi Selatan (BBS). Hal ini berarti radiasi matahari akan lebih banyak diterima di daerah BBS dibandingkan dengan di deaerah BBU. Hal ini dapat menimbulkan pemanasan yang lebih banyak di daerah BBS yang dapat berakibatkan pada penurunan tekanan dan peningkatan awan awan konvektif di daerah BBS. 2. ENSO (El Nino South Osciilation) Tgl 05 Maret 2017 Berdasarkan data indeks Nino 3.4 tanggal 05 Maret 2017 yang bernilai + 0.16 dan data SOI tanggal 05 Maret 2017 yang bernilai - 2.0, maka dapat dikatakan bahwa pada tanggal 05 Maret 2017, menunjukkan potensi penguapan dan perawanan di wilayah Benua Maritim Indonesia cukup tinggi dan potensi hujan cukup rendah di wilayah Benua Maritim Indonesia , terutama di bagian timur. 3. MJO (Madden Julian Oscillation) Tgl 05 Maret 2017 Berdasarkan data diagram fase MJO pada tanggal 05 Maret 2017 yang berada di kuadran III, sehingga tidak mempengaruhi kondisi curah hujan di sekitar wilayah Indonesia. 4. SST (Sea Surface Temperature) Tgl 05 Maret 2017 Data model analisis SST tanggal 05 Maret 2017 menunjukkan bahwa suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia cukup hangat berkisar 28 30 °C. Analisis anomali SST bernilai positif (0) (+1.0)°C di sekitar perairan Nabire. Kondisi ini menunjukkan potensi penguapan yang cukup tinggi sehingga kadar uap air tersedia cukup banyak di sekitar wilayah tersebut. 5. Badai Tropis Tgl 05 Maret 2017 Adanya Tropical Cyclone BLANCHE di perairan sebelah utara Australia. Pusat tekanan rendah 993 996 Hpa, dengan kecepatan angin maksimal mencapai 35 knot. TC BLANCHE secara langsung tidak mempengaruhi curah hujan di wilayah Nabire karena bergerak menjauhi wilayah Papua secara keseluruhan. TC BLANCHE bergerak ke arah barat daya.

Upload: others

Post on 31-Jan-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA

    BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V

    STASIUN METEOROLOGI NABIRE

    BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

    STASIUN METEOROLOGI NABIRE

    BMKG Jl. Sisingamangaraja No. 1 Nabire Telp. (0984) 22559,26169 Fax (0984) 22559

    ANALISA CUACA TERKAIT HUJAN LEBAT (82.5 mm) DI NABIRE

    TANGGAL 05 MARET 2017

    I. INFORMASI KEJADIAN

    KEJADIAN Telah terjadi hujan lebat sekitar pukul 19.00 – 04.00 WIT di wilayah Kota Nabire

    dan sekitarnya.

    LOKASI Kota Nabire dan sekitarnya

    TANGGAL 05 Maret 2017

    DAMPAK Hujan lebat yang terjadi (± 9 jam) tersebut menyebabkan beberapa genangan air di

    sekitar ruas jalan di Kota Nabire

    II. DATA CURAH HUJAN

    Data Curah Hujan Curah Hujan Terukur (mm) Keterangan

    Stasiun Meteorologi Nabire 82.5 mm Hujan Lebat

    III. ANALISA METEOROLOGI

    INDIKATOR KETERANGAN

    1. Matahari

    Tgl 05 Maret 2017

    Berdasarkan gambar gerak semu matahari, tanggal 05 Maret 2017

    terlihat posisi matahari berada di Belahan Bumi Selatan (BBS).

    Hal ini berarti radiasi matahari akan lebih banyak diterima di

    daerah BBS dibandingkan dengan di deaerah BBU. Hal ini dapat

    menimbulkan pemanasan yang lebih banyak di daerah BBS yang

    dapat berakibatkan pada penurunan tekanan dan peningkatan

    awan – awan konvektif di daerah BBS.

    2. ENSO (El Nino – South Osciilation)

    Tgl 05 Maret 2017

    Berdasarkan data indeks Nino 3.4 tanggal 05 Maret 2017 yang

    bernilai + 0.16 dan data SOI tanggal 05 Maret 2017 yang bernilai

    - 2.0, maka dapat dikatakan bahwa pada tanggal 05 Maret 2017,

    menunjukkan potensi penguapan dan perawanan di wilayah Benua

    Maritim Indonesia cukup tinggi dan potensi hujan cukup rendah di

    wilayah Benua Maritim Indonesia , terutama di bagian timur.

    3. MJO (Madden – Julian Oscillation)

    Tgl 05 Maret 2017

    Berdasarkan data diagram fase MJO pada tanggal 05 Maret 2017

    yang berada di kuadran III, sehingga tidak mempengaruhi kondisi

    curah hujan di sekitar wilayah Indonesia.

    4. SST (Sea Surface Temperature)

    Tgl 05 Maret 2017

    Data model analisis SST tanggal 05 Maret 2017 menunjukkan

    bahwa suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia cukup hangat

    berkisar 28 – 30 °C. Analisis anomali SST bernilai positif (0) –

    (+1.0)°C di sekitar perairan Nabire. Kondisi ini menunjukkan

    potensi penguapan yang cukup tinggi sehingga kadar uap air

    tersedia cukup banyak di sekitar wilayah tersebut.

    5. Badai Tropis

    Tgl 05 Maret 2017

    Adanya Tropical Cyclone BLANCHE di perairan sebelah utara

    Australia. Pusat tekanan rendah 993 – 996 Hpa, dengan kecepatan

    angin maksimal mencapai 35 knot. TC BLANCHE secara

    langsung tidak mempengaruhi curah hujan di wilayah Nabire

    karena bergerak menjauhi wilayah Papua secara keseluruhan. TC

    BLANCHE bergerak ke arah barat daya.

  • BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA

    BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V

    STASIUN METEOROLOGI NABIRE

    6. Pola Tekanan Udara

    Tgl 05 Maret 2017

    Berdasarkan gambar isobar dari tanggal 05 Maret 2017 terlihat

    bahwa secara umum wilayah Indonesia bagian selatan terdapat

    beberapa pola gangguan cuaca yakni 4 (empat) daerah tekanan

    rendah (Low Pressure). Hal tersebut menandakan bahwa kondisi

    yang mendukung aktifnya pergerakan massa udara dari wilayah

    Indonesia bagian utara menuju wilayah Indonesia bagian selatan.

    7. Pola Arus Angin (Streamline)

    Tgl 05 Maret 2017

    Berdasarkan peta streamline, pola angin dengan ketinggian 3000

    feet menunjukkan diatas terlihat adanya pergerakan angin yang

    membawa massa udara dingin dari samudera Pasifik, yang

    menyebabkan terjadi pola konvergensi dan shearline tepat diatas

    wilayah Nabire. Selain itu adanya daerah tekanan rendah (Low

    Pressure) di samudera pasifik & adanya TC BLANCHE di perairan

    sebelah utara Australia, yang dapat berperan untuk pembentukan

    awan – awan konvektif penghasil hujan lebat.

    8. Kelembaban Relatif

    Tgl 05 Maret 2017

    Berdasarkan data kelembaban relatif pada lapisan 850, 700 & 500

    mb jam 12.00 & 18.00 UTC, kelembaban relatif berkisar antara 80 -

    90%. Hal ini menunjukkan potensi pertumbuhan awan dari level

    bawah hingga level menengah cukup tinggi. Dapat disimpulkan

    bahwa pada saat kejadian hujan lebat, kondisi udara basah hingga

    lapisan 500 mb, sangat berpotensi untuk perbentukan awan-awan

    konvektif di sekitar wilayah Nabire, sedangkan pada lapisan 200 mb

    jam 12.00 & 18.00 UTC, kelembaban releatif berkisar antara 50 –

    60 %. Hal ini menunjukkan kondisi udara cukup kering, tidak

    berpotensi untuk terjadinya pertumbuhan awan konvektif hingga

    lapisan 200 mb.

    9. Indeks Labilitas Udara

    Tgl 05 Maret 2017

    Berdasarkan analisis labilitas udara tanggal 05 Maret 2017 pukul

    12.00 dan 18.00 UTC di wilayah Nabire yaitu :

    Indeks Labilitas Pukul 12.00 UTC Pukul 18.00 UTC

    K. Indeks 40 40

    LI (Lifted Indeks) -3 -3

    SI (Showalter Indeks) -2 -1

    Nilai K.Indeks yaitu 40 yang mengindikasikan potensi pembentukan

    awan konvektif kuat.

    Nilai L.Indeks berkisar antara -3 yang mengindikasikan udara labil

    & kemungkinan potensi terjadi hujan dan guntur.

    Nilai Showalter Indeks yaitu -2 & -1 yang mengindikasikan

    kemungkinan terjadi badai guntur.

    10. Citra Satelit

    Tgl 05 Maret 2017

    Berdasarkan gambar satelit Himawari 8 EH pada tanggal 05 Maret

    2017 yang diambil mulai 10.00 s/d 17.00 UTC (19.00 s/d 02.00

    WIT) memperlihatkan terdapatnya awan-awan konvektif tunggal

    tebal (awan hujan) tepat diatas wilayah Nabire. Terlihat kumpulan

    awan konvektif tersebut bergerak masuk ke wilayah Nabire berasal

    dari arah barat area pergunungan perbukitan di Nabire. Dari

    klasifikasi jenis awan diketahui awan yang terbentuk adalah awan

    Cumulonimbus (Cb) yang dapat diketahui berdasarkan suhu puncak

    awan pada counter line satelit Himawari 8 EH yaitu (-62) s/d (-69) 0Cyang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang

    hingga lebat. Kumpulan awan Cumulunimbus tersebut bergerak

    menuju wilayah Nabire pada jam 10.00 UTC.

    IV. KESIMPULAN

    Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa :

    Hujan yang terjadi di wilayah kota Nabire dan sekitarnya diakibatkan karena kondisi SST yang cukup

    hangat.

    Indeks Nino 3.4 (+0.16), menunjukkan potensi penguapan dan perawanan di wilayah Benua Maritim

    Indonesia cukup tinggi

    Adanya pusat tekanan rendah, pola konvergensi & shearline tepat diatas wilayah Nabire yang

    menyebabkan terjadinya pembentukan awan – awan konvektif penghasil hujan lebat.

  • BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA

    BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V

    STASIUN METEOROLOGI NABIRE

    Kelembaban relatif (RH) pada lapisan 850, 700 & 500 mb bernilai 80 - 90%. Hal ini menunjukkan

    bahwa pada saat kejadian hujan lebat kondisi udara basah hingga lapisan 500 mb, sangat berpotensi

    untuk perbentukan awan-awan konvektif diatas wilayah Nabire

    Kondisi atmosfer yang labil.

    V. PROSPEK KEDEPAN

    Untuk 3 (tiga) hari ke depan, wilayah Nabire masih berpotensi terjadinya hujan dengan intensitas ringan

    hingga sedang terutama pada sore dan malam hari.

    VII. PERINGATAN DINI

    NIHIL

    LAMPIRAN

    Gambar 1. Gerak Semu Matahari & Track MJO Tanggal 05 Maret 2017

    (Sumber : www.bom.gov.au)

    Gambar 2. Grafik Indeks Nino 3.4 dan SOI tanggal 05 Maret 2017

    (Sumber : www.bom.gov.au)

    http://www.bom.gov.au/

  • BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA

    BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V

    STASIUN METEOROLOGI NABIRE

    Gambar 3. Analisa streamline Jam 00.00 & jam 12.00 tanggal 05 Maret 2017

    (Sumber : bmkg.go.id/ & www.bom.gov.au)

    Gambar 4. Citra Satelit Himawari 8 EH Jam 10.00 & 17.00 UTC tanggal 05 Maret 2017

    http://www.bom.gov.au/

  • BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA

    BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V

    STASIUN METEOROLOGI NABIRE

    Gambar 5. RH Lapisan 850, 700, 500 & 200 mb pada jam 12.00 & 18.00 UTC tanggal 05 Maret 2017

    (Sumber : 202.90.199.54/wrf/)

  • BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA

    BALAI BESAR METEOROLOGI DAN GEOFISIKA WILAYAH V

    STASIUN METEOROLOGI NABIRE