murtinusantara.files.wordpress.com · web viewsebagai awal pembahasan, buku “logika hukum”...

14
RESENSI BUKU Judul : Logika Hukum Penulis : Fajlurrahman Jurdi, S.H.,M.H. Penerbit : Prenadamedia Tahun Terbit : 204 Halaman. Tahun Terbit : Juni 2017 Sebelum mengulas lebih jauh tentang substansi buku “Logika Hukum” secara subjektif, maka perlu terlebih dihulu adanya pengulasan tentang makna resensi itu sendiri. Sehingga terdapat pemahaman yang sama dari resensi yang dilakukan pada buku ini. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) resensi merupakan pertimbangan atau pembicaraan tentang buku, dalam artian bahwa resensi merupakan hasil penilaian secara subjektif pembaca terhadap buku yang telah dibaca dengan tujuan untuk memberikan informasi buku yang telah dibaca kepada masyarakat luas. A. Substansi Buku

Upload: others

Post on 05-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

RESENSI BUKU

Judul: Logika Hukum

Penulis: Fajlurrahman Jurdi, S.H.,M.H.

Penerbit : Prenadamedia

Tahun Terbit: 204 Halaman.

Tahun Terbit: Juni 2017

Sebelum mengulas lebih jauh tentang substansi buku “Logika Hukum” secara subjektif, maka perlu terlebih dihulu adanya pengulasan tentang makna resensi itu sendiri. Sehingga terdapat pemahaman yang sama dari resensi yang dilakukan pada buku ini. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) resensi merupakan pertimbangan atau pembicaraan tentang buku, dalam artian bahwa resensi merupakan hasil penilaian secara subjektif pembaca terhadap buku yang telah dibaca dengan tujuan untuk memberikan informasi buku yang telah dibaca kepada masyarakat luas.

A. Substansi Buku

Sebagai awal pembahasan, buku “Logika Hukum” terdiri atas 7 (tujuh) BAB dengan pembagiannya yaitu :

No. Bab

Judul Bab

Bagian

1.

Pengertian Logika, Filsafat, Hukum, dan Filsafat Hukum

· Pengertian Logika, Pengertian Filsafat, Pengertian Hukum, Pengertian Filsafat Hukum.

2.

Jenis Jenis Logika dan Penerapannya dalam Ilmu Hukum

· Pengertian Logika, Pengertian Filsafat, Pengertian Hukum, Pengertian Filsafat Hukum.

3.

Epistomologi Hukum, Ontologi Hukum, Aksiologi Hukum

Epistomoligi Hukum, Ontologi Hukum, Aksiologi Hukum

4.

Logika Kumulatif, Logika Alternatif, dan Logika Kumulatif-Alternatif

· Logika Kumulatif, Logika Kumulatif – Alternatif, Eksistensi Logika Kumulatif, Logika Alternatif, Logika Kumulatif-Alternatif.

5.

Eksistensi “Definisi” dan Peran “Bahasa” dalam Logika Hukum

Apakah itu Definisi ?, Penggunaan Definisi Dalam Hukum, Penggunaan Definisi Dalam Undang-Undang, Pengertian Bahasa, Bahasa Hukum, Bahasa Peraturan Perundang-Undangan, Fungsi Bahasa dalm Membangun Logika Hukum.

6.

Menulis Hukum Secara Logis

Judul, Latar Belakang Masalah, Pertanyaan Penelitian, Metode Penelitian untuk Mencari Jawaban yang Logis, Kerangka Teoritis Penelitian, Jawaban Terhadap Pertanyaan, Penutup, Contoh Struktur Penulisan Hukum yang Logis.

7.

Menulis Argumentasi Hukum yang Logis

Summary, Fakta Hukum, Isu Hukum, Analisis Hukum, Kesimpulan.

Berdasarkan sinopsis dari penulis, empat pertanyaan penting yang disinggung oleh penulis yaitu:

· Apakah hukum ?

· Bagaimanakah hukum ?

· Mengapakah hukum ?

· Ke manakah hukum ?

Rangkaian pertanyaan tersebut akan terjawab dengan berbagai instrumen-instrumen pembahasan yang dibagi dalam setiap bab di dalam buku. Hal tersebut diperkuat dengan logika terapan yang sifatnya konseptual dalam berbagaian realitas kehidupan-kehidupan masyarakat khususnya yang menyangkut dengan peristiwa-perisitiwa hukum yang terjadi dalam masyarakat yang langsung menyentuh peraturan perundang-undangan.

Dalam penyusunan struktur isi buku, pada bab pertama dibahas tentang pengertian dasar dari logika, filsafat, hukum, serta filsafat. Pemahaman dasar tentang pengertian tersebut merupakan poin penting dalam penguasaan materi isi buku. Istilah-istilah dasar tersebut yang nantinya akan menjadi pondasi dalam bab-bab selanjutnya. Pada pengertian logika, penulis merangkum hasil pemikiran-pemikiran ahli baik dari luar ataupun dalam skala Indonesia. Diantaranya yaitu Lorens Bagus, Palmquis, Aristoteles dimana pada akhirnya logika merupakan keseluruhan daripada hukum-hukum untuk memperoleh yang benar dalam pemikiran kita apabila logika menyajikan hukum-hukum dan membimbing pemikiran, logika merupakan teknik; apabila logika membuktikan hukum-hukum dengan menggunakan prinsip-prinsip, maka logika merupakan ilmu dengan satu kata: logika adalah teknik ilmiah.

Selanjutnya dalam pengertian filsafat, penulis menjelaskan pengertian secara etimologis yaitu kata filsafat berasal dari bahasaYunani yaitu: Philos dan Sophos/Sophia. Philos/philein yang artinya mencintai atau philia yang berarti cinta, dalam arti yang seluas-luasnya, yaitu ingin; dan karena ingin itu lalu berusaha mencapai yang diingini itu. Adapun sophos/sophia yang artinya kearifan atau kebijaksanaan, dalam arti pandai; mengerti dengan mendalam atau cinta kepada kebijaksanaan. Jadi menurut namanya saja filsafat boleh dimaknakan: “ingin mengerti dengan mendalam”. Filsafat biasanya diterjemahkan sebagai “cinta kearifan atau kebijaksanaan/love of wisdom”. Itulah perngertian secara etimologis. Sedangkan ada beberapa ahli yang diungkapkan oleh penulis tentang pengertian filsafat. Herodotus menggunakan kata kerja philosophein dalam arti “berusaha menemukan”. Dalam arti ini, istilah filsafat bermakna kecintaan seseorang untuk mencaritahu dan memuaskan kerinduan intelektualnya lebih dari kebijaksanaan. Adapun Pyhtagoras memahami soophia sebagai pengetahuan hasil kontemplasi untuk membedakannya dari keterampilan praktis hasil pelatihan teknis yang dimiliki dalam dunia bisnis dan para atlet. Dengan demikian dalam belajar filsafat kita berusaha mencari pengetahuan atau kebenaran dan bukan pengetahuan dalm arti keterampila praktis. Menurut Plato, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli dan murni. Menurutnya, filsafat mulai dengan rasa kagum, tidak ada seseorangpun yang dapat berfilsafat bila dia tidak bsa kagum. Plato pun juga mengatakan, bahwa untuk menemukan sesuatu yang dicari harus tahu apa yang dicari dan mengenalinya sebagai jawaban yang benar, karena menunjuk pad arti yang berbeda-beda dari kata “tahu”. Aristoteles mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu matematika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika.

Jika ditelisik dari pengertian-pengertian diatas, maka konsep dasar filsafat adalah upaya untuk mensistematisasi atau menstrukturisasi seluruh realitas sehingga dapat menjadi ilmu pengetahuan. Ia jelas sumber, hakikat, dan keabsahannya sehingga dapat dikonspetualisasi secara kritis. Terdapat pula beberapa bentuk pertanyaan filosof yang dapat digolongkan ke dalam berbagai tipe, yang dapat digambarkan sebagai berikut:

PERTANYAAN AKSIOLOGIS

PERTANYAAN LOGIS

PERTANYAAN ONTOLOGIS

PERTANYAAN FILOSOFIS

PERTANYAAN EPISTEMOLOGIS

Mengenai bagan di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pertama, pertanyaan logis. Dalam filsafat hukum berkaitan dengan validitas sebuah norma.

Kedua. “pertanyaan ontologis”. Pertanyaan ini berkaitan dengan sesuatu hal. Secara spesifik mengetahui bagaimana tentang sesuatu hal. Secara spesialis mengetahui bagaimana struktur keberadaan suatu hal tersebut.

Ketiga, “pertanyaan epistimologis”. Pertanyaan tentang kemungkinan atau probabilitas pengetahuan yang kita miliki. Epistimologi mencoba untuk menentukan asal-usul (nature) dan batas-batas dari pengetahuan manusia.

Keempat, “aksiologis”. Pertanyaan aksiologis berkaitan dengan nilai-nilai yang diyakini oleh masyarakat. Contohnya adalah nilai keindahan dan nilai kebaikan. Karena itu, secara praktis cabang dari aksiologi yang berkaitan dengan nilai-nilai seni sering disebut sebagai estetika, sedangkan yang berkaitan dengan nilai-nilai moral adalah etika.

Selain pertanyaan-pertanyaan diatas, filsafat juga dapat dibagi lagi dalam sejumlah cabang-cabang. Setiap percabangan menetukan eksistensi stau filsafat sebagai suatu entitas yang universal, luas, dan asbtrak.

Selanjutnya adalah pengertian hukum, dalam kesimpulan penulis menjelaskan bahwa hukum merupakan kombinasi antara das sein dan das sollen, dimana ia tidak saja aturan-aturan yang positivis, tetapi juga kenyataan-kenyataan yang konkret. Hukum tidak saja dilihat karena sifatnya yang memaksa atau imperatif tetapi juga dari segi kandungan ilmiah dan nilai-nilai yang melekat di dalamnya. Hukum bukan saja hukuman, tetapi juga pengendalian dan kesadaran tentang hakikat hidup bersama dalam masyarakat beradab.

Pembahasan terakhir pada bab awal yaitu pengertian filsafat hukum, penulis menjelaskan bahwa filsafat hukum berusaha mengungkapkan hakikat hukum dengan menemukan landasan terdalam dari keberadaan hukum sejauh yang mampu dijangkau akal budi manusia. Tema dari filsafat hukum dapat dicakup dalam dua pertanyaan inti yang digumuli oleh filsafat hukum, yakni:

· Pertama, apa landasan dari kekuatan mengikat dari hukum itu ?

· Kedua, mengapa kita terikat untuk mematuhi hukum yang berlaku ?

Disini filsafat hukum berusaha untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan dimensi normatif hukum. Dari yang kedua, berdasarkan apa kita menilai keadilan dari hukum itu. Atau dengan kata lain, filsafat hukum berusaha untuk memeriksa nilai dari pertanyaan-pertanyaan yang dapat diaktegorikan sebagai hukum. Secara sederhana yang dimaksud dengan filsafat hukum adalah cabang filsafat yang mempelajari dimensi dari “hakikat” hukum. Dalam hal ini, adalah sesuatu yang terdalam dan transenden dari hukum. Hukum dimaknai bukan saja dalam kerangka positivisme, tetapi justru dimaknau sebagai sesuatu yang lebih dari itu. Hukum meletakkan individu dan masyarakat sebagai entitas yang tinggi harkat dan martabatnya. Filsafat hukum berada dalam makna transdensi hukum.

Bab pertama sengaja untuk dibahas secara lebih dalam, dikarenakan dalam bab pertama merupakan sebagai pondasi awal dalam memahmi substansi secara keseluruhan dari bab-bab selanjutnya yang dibahas dalam buku tersebut. Pengertian-pengertian dasar tersebut yang nantinya akan menjadi pegangan bagi setiap pembaca untuk memahami lebih jauh dari isi buku tersebut. Oleh karena itu bab pertama menjadi bab yang sifatnya fundamen dalam mengarungi bahtera khasanah keilmuan yang dikaji dalam buku “Logika Hukum”. Bab-bab selanjutnya hanya akan dibahas tentang permukaan permukaan dari pemabahasan karena nantinya akan berkembang sesuai denga khasanah pemikiran dari setiap pembaca.

Pada bab kedua yang membahas tentang jenis-jenis logika dan penerapannya dalam ilmu hukum. Jenis-jenis logika yang dibahas pada umumnya memuat tentang pengertian-pengertian dasar dari bagian-bagian logika itu sendiri. Sumber referensi yang digunakan oleh penulis bervariatif sehinggan memungkinkan bagi setiap pembaca dalam memahami isi bab tersebut akan terbawa kepada berbagi sudut pandang. Sehingga sumbe pengetahuan yang nantinya akan dipahami oleh pembaca akan bersifat menyeluruh.

Selanjutnya dalam bab ketiga, dibahas tentang Epistimologi Hukum, Ontologi Hukum, dan Aksiologi Hukum itu sendiri. Kesimpulan yang dimuat oleh penulis tentang bagian bab ini adalah manusia mencari kebenaran dalam bentuknya yang tertinggi, mencari kebaikan dalam bentuknya yang paling sempurna serta mencari keindahan dalam bentuknya yang paling indah sebagai tujuan-tujuan tertinggi dalam kehidupan mereka dan sebagai standar-standar untuk menentukan perilaku mereka. Dengan demikian, manusia menetapkan standar paling tinggi bagi dirinya untuk hidup bersama yang sehat dan harmonis dalam masyarakat.

Pada bab keempat tentang logika alternatif, logika kumulatif dan logika kumulatif-alternatif dijelaskan secara keseluruhan tentang pembagian dari masing masing keseluruhan jenis logika tersebut. Sumber referensi yang digunakan oleh penulis bervariatif sehinggan memungkinkan bagi setiap pembaca dalam memahami isi bab tersebut akan terbawa kepada berbagi sudut pandang. Sehingga sumbe pengetahuan yang nantinya akan dipahami oleh pembaca akan bersifat menyeluruh.

Bab kelima membahas tentang eksitensi definisi dan peran bahasa dalam logika hukum, seluruh bagian-bagian dari bab kelima tersebut merupakan satu kesatuan pembahasan yang saling berkaitan dan berkesinambungan yang pada akhirnya akan memperkuat khasanah keilmuan tentang logika dalam kehidupan sehari-hari. Tentunya bagi setiap kalangan yang berlatar keilmuan hukum, pengetahuan tentang pada bab ini akan sangat bermanfaat dalam menyusun opini-opini hukum yang jelas, benar dan tepat sehingga akan menghasilkan opini hukum yang berdampak langsung dalam kehidupan berbangsan dan bernegara.

Bab keenam selanjutnya membahas tentang menulis hukum secara logis, pada bagian bab ini merupakan pengetahuan yang sifatnya konseptual karena menjelaskan tentang bagian bagian dari sistematika penulisan tentang hukum. Konten pembahasan dalam penulisan ini adalah suatu peristiwa hukum dimana peristiwa hukum itu sendiri peristiwa yang berujung pada akibat hukum. Tentunya bagi setiap kalangan yang berlatar keilmuan hukum, pengetahuan tentang pada bab ini akan sangat bermanfaat dalam menyusun opini-opini hukum yang jelas, benar dan tepat sehingga akan menghasilkan opini hukum yang berdampak langsung dalam kehidupan berbangsan dan bernegara.

Pada bagian bab terakhir yaitu tentang menulis argumentasi hukum yang logis telah dijelaskan secara meneyeluruh tentang strategi-strategi dalam penulisan argumentasi hukum yang logis dimulai dari penyususunan hingga substansi pembahasan dalam setiap argumentasi hukum. Tentunya bagi setiap kalangan yang berlatar keilmuan hukum, pengetahuan tentang pada bab ini akan sangat bermanfaat dalam menyusun opini-opini hukum yang jelas, benar dan tepat. Hingga pada akhirnya pola penyusunan argumentasi hukum telah berkesusaian dengan tataran konseptual dan menjawab setiap permasalahan-permasalahan hukum yang terjadi dalam setiap kompleksifitias kehidupan masyarakat.

Pada pembahasan dari setiap bab diatas, telah dijelaskan garis besar dari masing masing bab baik dalam pengaturan penulisan ataupun substansi dalam pembahasan yang telah dijelaskan. Pada pembahasan selanjutnya akan dibahas tentang ulasan dari presensi mengenai kesan dalam pembahasan buku “Logika Hukum”.

A. Ulasan Buku

Tentunya buku mengenai logika hukum telah banyak dijadikan referensi dalam penyusunan kajian ilmiah di bidang hukum. Sudah banyak pula penulis-penulis yang menulis tentang logika hukum itu sendiri dengan berbagai sudut pandang masing masing. Akan tetapi kuantitas daripada buku itu sendiri tidak sebanyak jika dibandingkan dengan buku-buku hukum tentang pengetahuan pengetahuan dari masing-masing konsentrasi dibidang hukum itu sendiri seperti. Jadi buku “Logika Hukum” yang ditulis oleh Fajjlurahman Jurdi telah menambah khasanah keilmuan tentang kedudukan logika pemikiran dalam aktualisasi hukum di kehidupan sehari-hari atau dalam tataran konseptual serta berbagai manfaat lainnya, diantaranya yaitu :

· Buku “Logika Hukum” menyangkut seluruh disiplin ilmu hukum karena menjadi pegangan dasar dalam pengembangan pemikiran-pemikiran hukum sehingga memiliki peran yang vital diseluruh disiplin ilmu hukum

· Penggunaan logika hukum sebagai instrumen atau pisau analisis dalam ilmu hukum serta berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku menjadikan logika hukum sebagai ujung tombak dalam merefleksi peraturan perundang-undangan yang telah berlaku dalam dampaknya terhadap kehidupan masyarakat serta menjadi alat pembaharuan hukum bagi masyarakat.

· Logika hukum menjadikan pemikiran berjalan dengan semestinya dan menghindarkan diri kesesatan-kesesatan berpikir (fallacy) khususnya dalam pemikiran hukum. Contohnya misalkan ketidaksesuaian antara masalah yang dibahas dengan tidak bersesuaian dengan dasar permasalahan, jalan keluar dari permasalahan yang akan berujung pada ketersia-siaan dalam majelis pembahasan.

· Pembahasan dalam buku ‘Logika Hukum” berkesusaian dalam berbagai jenjang strata pendidikan di fakultas hukum. Karena pola pembahasan dalam buku “Logika Hukum” meskipun tidak menjelaskan tentang pengetahuan dasar dari berbagai disiplin ilmu tetapi memiliki pengaruh dalam menyesuaikan antara pengetahuan dasar dari berbagai disiplin ilmu dengan tataran konseptual. Sehingga pengetahuan tentang Logika Hukum akan langsung bermanfaat dalam menjawab peristiwa dan akibat hukum dalam kehiduapan masyarakat baik berbangsan maupun bernegara.

Layaknya manusia yang senantiasa menuntut kesempurnaan, maka dalam penyusunan buku ini masih terdapat pula kekurangan yang senantiasa pula untuk menuntut dalam kesempurnaan penyusunan buku logika hukum selanjtunya, diantaranya yaitu :

· Perlunya ada perimbangan referensi dari pemikir luar Indonesia dengan pemikir dari Indonesia. Sehingga terdapat proporsionalitas pembahasan dalam setiap babnya.

· Redaksi kalimat intelketual yang terlalu mendominasi sehingga menjadikan pembaca awam merasa sulit untuk mengerti. Untaian kalimat yang intelektual yang masih asing di didengar terlihat sukar untuk dimengerti meskipun maksudnya sederhana.

Demikian resensi buku tentang “Logika Hukum”, selayaknya pemuda di zaman kemerdekaan menjadikan jembatan emas itu adalah sebuah kemerdekaan dari belenggu penjajahan. Maka sudah selayaknya pula, pemuda jaman sekarang menjadikan buku sebagai salah satu jembatan emas pula untuk membua khasanah pemikiran dari belenggu kebodohan.

Muhammad Reza Murti

B111 14 350

Tugas : Repost Hasil Resensi Buku “Logika Hukum” di website pribadi

Website : murtinusantara.wordpress.com

·