di surakarta ( dengan konsep modern - digilib.uns.ac.id/desain... · mungkin jelas pembagiannya...

172
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR FASHION AND BEAUTY CENTRE DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern ) Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa Unversitas Sebelas Maret Surakarta Disusun oleh : DINDA AGUSTINA RETNOUTAMI C0804012 JURUSAN DESAIN INTERIOR FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Upload: letuyen

Post on 10-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

TUGAS AKHIR

DESAIN INTERIOR

FASHION AND BEAUTY CENTRE

DI SURAKARTA

( Dengan Konsep Modern )

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Seni Rupa

Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Unversitas Sebelas Maret

Surakarta

Disusun oleh :

DINDA AGUSTINA RETNOUTAMI

C0804012

JURUSAN DESAIN INTERIOR

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSETUJUAN

Desain Interior

FASHION AND BEAUTY CENTRE DI SURAKARTA

( Dengan Konsep Modern )

Disetujui untuk diajukan, guna melengkapi syarat kelulusan Tugas Akhir

Jurusan Desain Interior

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

2010

Disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Iik Endang S W, S.Sn, M.Ds Drs. Rahmanu Widayat, M.Sn

NIP. 19771027 200112 2002 NIP. 19621221 199201 1001

Mengetahui,

Koordinator Tugas Akhir

Iik Endang S W, S.Sn, M.Ds NIP. 19771027 200112 2002

Page 3: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGESAHAN

Telah disahkan dan dipertanggungjawabkan pada sidang Tugas Akhir

Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Universitas Sebelas Maret Surakarta

2010

Pada hari Jumat, 29 Januari 2010

Penguji :

1. Ketua Sidang

Drs. Soepriyatmono, M.Sn

NIP. 19560117 198811 1001 ( ............................... )

2. Sekretaris Sidang

Lu’lu’ Purwaningrum, S.Sn, M.T

NIP. 19770612 20012 2003 ( ............................... )

3. Pembimbing I

Iik Endang S.W, S.Sn, M.Ds

NIP. 19771027 200112 2002 ( ............................... )

4. Pembimbing II

Drs. Rahmanu Widayat, M.Sn

NIP. 19621221 199201 1001 ( ............................... )

Mengetahui,

Ketua Jurusan Desain Interior Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Drs. Rahmanu Widayat, M.Sn Drs. Sudarno, M.A NIP. 19621221 199201 1001 NIP. 19530315 198506 1001

Page 4: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

PERNYATAAN

Nama : Dinda Agustina Retnoutami

NIM : C 0804012

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Tugas Akhir berjudul “Desain

Interior Fashion and Beauty Centre di Surakarta ( Dengan Konsep Modern )”

adalah benar-benar karya sendiri, bukan plagiat dan dibuatkan orang lain. Hal-hal

yang bukan dalam Laporan Tugas Akhir ini diberi tanda citasi (kutipan) dan

ditunjukkan dalam Daftar Pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar Sarjana.

Surakarta, Mei 2010

Yang membuat pernyataan,

Dinda Agustina Retnoutami

Page 5: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

MOTTO

Lakukan yang terbaik…

Berikan yang terbaik…

Dan jadilah yang terbaik…

Untuk dirimu dan keluargamu........

Orang terkuat bukan mereka yang selalu menang……..

Melainkan mereka yang tetap tegar…..

Ketika mereka jatuh…

( Khahlil Gibran )

Tak selamanya semua hal yang kita inginkan bisa terwujud…

Terkadang banyak hal tak terduga yang akan datang di hidup kita….

Page 6: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

...................Dengan rasa syukur Karya ini

kupersembahkan kepada :

© Papa (alm) dan Mama tersayang, yang senantiasa tulus memberikan

doa, cinta dan kasih sayang

© My beloved AyAng SM and My Twin Angels KayNay, yang selalu

memberi dukungan, semangat dan kebahagiaan

© Mbak Ajeng yang selalu memberi dukungan baik moril maupun materiil

© Sahabat-sahabatku atas semangatnya

Page 7: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb

Tiada kata terindah selain ucapan syukur kehadirat Allah SWT yang

senantiasa melimpahkan rahmat, karunia dan berkah-Nya sehingga penulis

mendapat bimbingan dan kemudahan dalam menyelesaikan penyusunan Tugas

Akhir dengan judul Desain Interior Fashion and Beauty Centre di Surakarta (

Dengan Konsep Modern ).

Dalam meyelesaikan Tugas Akhir ini tidak sedikit hambatan yang

dihadapi oleh penulis, akhirnya penulis dapat menyelesaikan dengan baik berkat

bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan yang

baik ini penulis tidak lupa untuk mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Drs. Sudarno, M.A, selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Rahmanu Widayat, M.Sn, selaku Ketua Jurusan Desain Interior

Fakultas Sastra dan Seni Rupa.

3. Iik Endang S.W, S.Sn, M.Ds, selaku Dosen Pembimbing I Mata Kuliah

Kolokium, Tugas Akhir dan Koordinator Tugas Akhir.

4. Drs. Rahmanu Widayat, M.Sn, selaku Dosen Pembimbing II Mata Kuliah

Tugas Akhir.

5. Pihak LK salon dan Larissa yang telah memberikan ijin dan bantuannya

untuk mencari data dan informasi survey lapangan yang diperlukan untuk

menyusun Tugas Akhir.

6. Orang-orang tersayangku ( mama, ayah, KayNay, mb ajeng) di rumah yang

selalu memberi semangat dan mengingatkan ketika lalai.

Page 8: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

7. Sahabat-sahabatku, Deka, Diana, Lyna yang selalu memberikan bantuan,

dukungan dan semangat yang luar biasa, dan semua Interior angkatan’04

terima kasih atas persahabatan dan bantuannya selama ini.

8. Civitas Akademika dan semua pihak yang telah membantu penulis, sehingga

terselesaikannya Tugas akhir ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Tiada sesuatu apapun yang dapat penulis persembahkan selain do’a

semoga Allah SWT memberi imbalan sesuai dengan jasa dan keikhlasan

amalnya, Amin.

Penulis menyadari Tugas akhir ini masih jauh dari sempurna, maka

penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang dapat membantu sehingga

dapat menyempurnakan penyusunan skripsi ini dari pembaca.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Surakarta, Januari 2010

Penulis

Dinda Agustina Retnoutami

NIM. C 0804012

Page 9: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

ABSTRAK Dinda Agustina Retnoutami. C0804012. 2010. Desain Interior Fashion and Beauty Centre di Surakarta ( Dengan Konsep Modern ). Tugas Akhir : Jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah : (1). Bagaimana merancang dan merencanakan suatu konsep interior Fashion and Beauty Centre yang mendukung konsep toko pakaian dan salon? (2). Bagaimana menyusun konsep Desain Interior Fashion and Beauty Centre yang sesuai dengan tema Modern dengan penerapannya ke berbagai elemen-elemen interior yang ada? (3). Bagaimana merancang interior ruang lobby, ruang penjualan/display, ruang konsultasi, fitting room dan salon yang dapat memberikan kenyamanan dan dapat memenuhi tuntutan akan adanya suatu wadah untuk mengatasi permasalahan penampilan ? Tujuan penulisan ini adalah sebagai berikut : (1). Mampu mewujudkan suatu Fashion and Beauty Centre yang mendukung konsep toko pakaian dan salon. (2). Menyusun Konsep Perencanaan dan Perancangan Fashion and Beauty Centre di Surakarta yang sesuai tema Modern dengan penerapannya pada berbagai elemen-elemen interior. (3). Merancang interior Fashion and Beauty Centre sebagai wadah untuk mengatasi permasalahan penampilan yang nyaman, wadah informasi yang komunikatif serta wadah perawatan kecantikan yang dapat memberikan kenyamanan bagi pemakainya. Metode yang digunakan metodologi penelitian kualitatif, dimana data yang dikumpulkan memiliki arti lebih daripada hanya sekedar angka atau frekuensi. Penelitian kualitatif menekankan pada analisis induktif, teori yang dikembangkan di mulai di lapangan studi dari data yang terpisah-pisah yang saling berkaitan. Data atau informasi yang dikumpulkan dan dikaji dari beragam sumber data. Pada proses pengumpulan data selalu diikuti reduksi data dan sajian data. Data yang berupa catatan lapangan yang terdiri dari bagian diskripsi dan refleksinya adalah data yang telah digali dan dicatat.

Dari analisis ini dapat disimpulkan beberapa hal : (1). Dalam merencanakan dan merancang organisasi ruang, pola hubungan antar ruang, dan sirkulasi sedapat mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang sesuai dengan tema akan membangun suasana para pengunjung. (3). Karakter ruang sangat membantu dalam menciptakan kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung.

Page 10: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………... i

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………… ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………… iii

PERNYATAAN……………………………………………………….. iv

HALAMAN MOTTO…………………………………………………. v

HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………. vi

KATA PENGANTAR…………………………………………………. vii

ABSTRAKSI…………………………………………………………… ix

DAFTAR ISI…………………………………………………………… x

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………... xiv

DAFTAR TABEL………………………………………………………. xvi

DAFTAR SKEMA……………………………………………………... xviii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………. 1

A. Latar Belakang Masalah…………………………………… 1

B. Batasan Masalah…………………………………………… 3

C. Rumusan Masalah…………………………………………. 3

D. Tujuan……………………………………………………… 4

E. Sasaran Perancangan ……………………………………… 4

F. Manfaat……………………………………………………. 4

G. Metodologi Penelitian……………………………………… 5

H. Kerangka dan Pola Pikir…………………………………… 9

I. Sistematika Pembahasan…………………………………… 10

BAB II KAJIAN TEORI ………………………………………………. 11

I. DATA LITERATUR………………………………………. 11

A. PENGERTIAN JUDUL……………………………….. 11

B. TINJAUAN UMUM FASHION CENTRE.…………… 13

1. Pengertian Fashion.…………………………………. 13

2. Sejarah Fashion..……………………………………. 14

3. Fashion dan Perlengkapannya..……………………... 15

4. Aktivitas dan Fasilitas Fashion Centre .……………. 20

Page 11: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

5. Hubungan Fashion dan Desain Interior ...…………… 21

C. TINJAUAN UMUM BEAUTY CENTRE ..…………….. 22

1. Pengertian Beauty…………… ……………………….. 22

2. Fungsi, Tugas dan Tujuan Beauty Centre ..…………. 23

3. Aktivitas dan Fasilitas Beauty Centre .……...………. 24

4. Pola Aktivitas dan Fasilitas Fashion Centre...………. 27

D. TINJAUAN AREA PENJUALAN……………………. 28

1. Layout.………………………………………………. 28

2. Sistem Pelayanan……….…………………………… 31

3. Penyajian Materi Koleksi..………………………….. 32

4. Sistem Display………...…………………………….. 33

5. Prinsip Desain Sarana Penjualan.………………….... 40

6. Ketentuan Lain Area Penjualan…………………….. 41

7. Sirkulasi…………………………………………….. 42

E. TINJAUAN RUANG KONSULTASI DAN LOBBY... 45

1. Ruang Konsultasi…………………………………… 45

2. Lobby………….……….…………………………… 46

F. TINJAUAN TENTANG SURAKARTA……………… 46

1. Keadaan Geografis Kota Surakarta…………………. 46

2. Keadaan Demografi Kota Surakarta………………… 49

G. TINJAUAN UMUM INTERIOR...……………………. 49

1. Organisasi Ruang...…………………………………. 49

2. Sirkulasi……….……….…………………………… 52

3. Furniture………………...………………………….. 52

4. Warna……….………...…………………………….. 53

5. Elemen Pembentuk Ruang……..………………….... 56

6. Sistem Interior………………...…………………….. 62

7. Sistem Keamanan..………………………………….. 75

8. Dimensi Ruang Gerak………………………………. 78

BAB III. STUDI LAPANGAN…………………………………………... 83

A. Larissa, Solo…………………………………………….. 83

1. Sejarah………………………………………………. 83

Page 12: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

2. Non fisik……………………………………………. 83

3. Kebutuhan Ruang…...………………………………. 83

4. Aktivitas dan Kegiatan....…………………………… 84

5. Unsur Pembentuk dan Pengisi Ruang.……………… 85

6. Tata Kondisional…….....…………………………… 86

7. Tema…………………...…………………………… 87

8. Dokumentasi…………...…………………………… 87

B. LK Salon Solo Square, Solo...………………………….. 88

1. Sejarah………………………………………………. 88

2. Non fisik……………………………………………. 88

3. Kebutuhan Ruang…...………………………………. 89

4. Aktivitas dan Kegiatan....…………………………… 89

5. Unsur Pembentuk dan Pengisi Ruang.……………… 90

6. Tata Kondisional…….....…………………………… 91

7. Tema…………………...…………………………… 91

8. Dokumentasi…………...…………………………… 92

BAB IV ANALISA PERANCANGAN………………………………… 93

A. ANALISA JUDUL………………………………………… 93

1. Pengertian………………………………………………. 93

2. Tujuan dan Manfaat ……………………………………. 95

B. ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN… 96

1. Lokasi…………………………………………………… 96

2. Status Kelembagaan …………………………………….. 97

3. Struktur Organisasi……………………………………… 97

4. Sistem Operasional…………………………………….... 98

5. Program Kegiatan………………………………………. 99

6. Pelaku Kegiatan………………………………………… 99

7. Pola Kegiatan…………………………………………… 100

8. Jenis Ruang dan Fasilitas Ruang………………………. 104

9. Aktivitas dan Fasilitas………………………………….. 106

10. Besaran Ruang…………………………………………. 108

11. Hubungan Antar Ruang………………………………… 111

Page 13: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

12. Zoning & Grouping……………………………………… 113

13. Organisasi Ruang……………………………………….. 114

14. Pola Sirkulasi………………………………………….. 118

C. KONSEP PERANCANGAN………………………………… 120

1. Ide Dasar Perancangan....................................................... 120

2. Tema……………………………………………………. 121

3. Aspek Suasana dan Karateristik Ruang………………. 122

4. Aspek Pola Penataan Ruang dan Furniture ……………. 123

5. Aspek Bentuk dan Warna……………………………… 125

6. Elemen Pembentuk Ruang……………………………… 126

a. Lantai……………………………………………….. 126

b. Dinding………………………………………………. 130

c. Ceiling………………………………………………. 133

7. Interior Sistem…………………………………………… 136

a. Pencahayaan……………………………………….. 136

b. Penghawaan………………………………………… 140

c. Akustik……………………………………………… 142

8. Sistem Keamanan……………………………………… 144

BAB V PENUTUP………………………………………………………. 148

A. KESIMPULAN…………………………………………….. 148

1. Pengertian……………………………………………… 148

2. Lokasi………………………………………………….. 148

3. Zoning dan Grouping………………………………….. 149

4. Tema dan Warna……………………………………….. 150

5. Elemen Pembentuk Ruang……………………………... 151

6. Interior Sistem………………………………………….. 153

7. Sistem Keamanan………………………………………. 153

B. SARAN……………………………………………………. 154

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 155

Page 14: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar II. 1. Layout Ruang penjualan Model Straight Plan............... 29

Gambar II. 2. Layout Ruang penjualan Model Pathway Plan……….. 29

Gambar II. 3. Layout Ruang penjualan Model Diagonal Plan……..... 30

Gambar II. 4. Layout Ruang penjualan Model Curved Plan………... 30

Gambar II. 5. Layout Ruang penjualan Model Varied Plan…............ 31

Gambar II. 6. Layout Ruang penjualan Model Geometric Plan…….. 31

Gambar II. 7. An Island Fixture…………………………...………… 39

Gambar II. 8. The wall Fixture…………………………………..…. 39

Gambar II. 9. A freestanding fixture……………………………………. 40

Gambar II. 10. A freestanding fixture……………………………..….. 40

Gambar II. 11. A freestanding fixture…………………………………. 40

Gambar II. 12. Peta Kota Solo………………………………………… 47

Gambar II. 13. Pembagian Sub Pembangunan Wilayah Kota Solo.….. 48

Gambar II. 14. Organisasi Ruang Terpusat……………………….…... 50

Gambar II. 15. Organisasi Ruang Linear……………………………… 50

Gambar II. 16. Organisasi Ruang Radial……………………………... 51

Gambar II. 17. Organisasi Ruang Cluster……………..……………… 51

Gambar II. 18. Organisasi Ruang Grid…………………..…………… 51

Gambar II. 19. Halogen Flexible Display Lights MR16……………... 69

Gambar II. 20. Halogen Flexible Display Lights MR16...........……… 69

Gambar II. 21. Lampu Sorot Terarah...................................………….. 70

Gambar II. 22. Lampu Sorot Dinding……………………………..….. 71

Gambar II. 23. Lampu Sorot rel Aliran....................................……….. 71

Gambar II. 24. Reflexion Light.....................................................…….. 72

Gambar II. 25. Smoke detektor......................................................……. 76

Gambar II. 26. Fire estinguisher dan Hidrant kebakaran................…… 77

Gambar II. 27. Standar Tempat Penjualan Barang yang Umum ……... 78

Gambar II. 28. Standar Tempat Penjualan Barang yang Tergantun…… 79

Gambar II. 29. Standar Toko Buku/Area Display…………………….. 79

Gambar II. 30. Standar Toko Sepatu/Area Pengepasan………………. 80

Page 15: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

Gambar II. 31. Jarak Bersih Sirkulasi pada Konter ……………...…… 80

Gambar II. 32. Jarak Bersih Sirkulasi pada Konter………………...…. 81

Gambar II. 33. Jarak Bersih Konter dengan Rak Display Tinggi……... 81

Gambar II. 34. Jarak Bersih Konter dengan Rak Display Rendah.….… 82

Gambar II. 35. Kamar ganti Pakaian……………………………….….. 82

Gambar III. 1. Kasir & Cosmetic Shop di Larissa....…………………. 87

Gambar III. 2. Receptionist di Larissa………………...……………… 87

Gambar III. 3. Ruang Tunggu di Larissa……………………………... 87

Gambar III. 4. ME LK Salon, Solo Square..………………………….. 92

Gambar III. 5. Tampak Ceiling di LK Salon…………….……………. 92

Gambar III. 6. Display Produk Kecantikan…………………..……….. 92

Gambar III. 7. R. Perawatan Keratase...……………………………… 92

Gambar III. 8. R. Perawatan Rambut..……………………………….. 92

Page 16: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel II. 1. Pelaku, Aktivitas dan Kebutuhan Ruang…………….…… 26

Tabel II. 2. Kegiatan Rutin Milanisti Indonesia……………………… 115

Tabel II. 3. Kegiatan Rutin Milanisti Indonesia sezione Jogja……… 123

Tabel III. 1. Tabel Aktivitas dan Fasilitas pada Kegiatan Café………... 146

Tabel III. 2. Tabel Aktivitas dan Fasilitas pada Kegiatan……………... 147

Merchandise Shop

Tabel III. 3. Tabel Aktivitas dan Fasilitas pada Kegiatan Office Club… 148

Tabel III. 4. Tabel Kebutuhan dan Besaran Ruang Café………………. 149

Tabel III. 5. Tabel Kebutuhan dan Besaran Ruang Merchandise Shop… 150

Tabel III. 6. Tabel Kebutuhan dan Besaran Ruang Office Club……….. 151

Tabel III. 7. Alternatif Organisasi Ruang……………………………… 157

Tabel III. 8. Alternatif Organisasi Ruang ……………………………... 158

Tabel III. 9. Alternatif Pola Sirkulasi …………………………………. 160

Tabel III. 10. Analisa Penggunaan Bahan Lantai ………………………. 170

Tabel III. 11. Analisa Penggunaan Bahan Dinding……………………... 174

Tabel III. 12. Analisa Penggunaan Bahan Ceiling……………………… 177

Tabel III. 13. Analisa Penggunaan Pencahayaan……………………….. 181

Tabel III. 14. Analisa Penggunaan Penghawaan……………………….. 184

Tabel III. 15. Analisa Penggunaan Akustik…………………………….. 186

Tabel III. 16. Analisa Penggunaan Alat Pemadam Kebakaran…………. 188

Tabel IV. 1. Tabel Aktivitas dan Fasilitas pada Kegiatan Salon………. 106

Tabel IV. 2. Tabel Aktivitas dan Fasilitas pada Kegiatan Shop………. 107

Tabel IV. 3. Tabel Aktivitas dan Fasilitas pada Kegiatan R

Konsultasi….…………………………………………….. 108

Tabel IV. 4. Tabel Kebutuhan dan Besaran Ruang Shop……...………. 109

Tabel IV. 5. Tabel Kebutuhan dan Besaran Ruang Salon………………. 110

Tabel IV. 6. Tabel Kebutuhan dan Besaran Ruang R. Konsultasi...……. 111

Tabel IV. 7. Alternatif Organisasi Ruang …………………………..…. 116

Tabel IV. 8. Alternatif Organisasi Ruang ……………………..………. 117

Tabel IV. 9. Alternatif Pola Sirkulasi………………………….………. 119

Page 17: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Tabel IV. 10. Analisa Penggunaan Bahan Lantai ………………………. 129

Tabel IV. 11. Analisa Penggunaan Bahan Dinding……………………... 133

Tabel IV. 12. Analisa Penggunaan Bahan Ceiling……………………… 135

Tabel IV. 13. Analisa Penggunaan Pencahayaan……………………….. 139

Tabel IV. 14. Analisa Penggunaan Penghawaan……………………….. 142

Tabel IV. 15. Analisa Penggunaan Akustik…………………………….. 144

Tabel IV. 16. Analisa Penggunaan Alat Pemadam Kebakaran…………. 146

Page 18: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

DAFTAR SKEMA

Skema II. 1. Pola Aktivitas dan Fasilitas Pengunjung dan

Pengelola........................................................…………….. 27

Skema II. 2. Pola Aktivitas dan Fasilitas

Pengunjung....................................................…………….. 27

Skema II. 3. Pola Aktivitas dan Fasilitas

Pengelola........................................................…………….. 28

Skema IV. 1. Struktur Organisasi Salon …………………………………. 97

Skema IV. 2. Struktur Organisasi Shop………………………….……… 98

Skema IV. 3. Skema Kegiatan Pengelola pada Pola Kegiatan Salon..…... 101

Skema IV. 4. Skema Kegiatan Pengunjung pada Pola Kegiatan Salon…. 101

Skema IV. 5. Skema Kegiatan Pengelola pada Pola Kegiatan Shop… …. 102

Skema IV. 6. Skema Kegiatan Pengunjung pada Pola Kegiatan Shop.…. 103

Skema IV. 7. Skema Kegiatan Pengelola pada Pola Kegiatan R.

konsultasi………………………………………………….. 104

Skema IV. 8. Skema Kegiatan Pengelola pada Pola Kegiatan R.

konsultasi………………………………………………….. 104

Page 19: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kehidupan modern telah membuat manusia mengalami perubahan

dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari gaya hidup ( life style ), rutinitas,

karier bahkan obsesi hidup. Manusia juga dihadapkan pada kehidupan yang

klise, dimana manusia dituntut bekerja keras hampir 24 jam sehari dengan

produktivitas dan performance prima. Fenomena ini dialami hampir semua

orang termasuk para eksekutif, baik pria maupun wanita. Bagi yang

pekerjaannya berhubungan langsung dengan costumer ( client ), tentulah

penampilan menjadi salah satu perhatian yang tidak boleh dilupakan bahkan

oleh pria sekalipun.

Di tengah padatnya aktivitas manusia modern, kebutuhan fashion

dan beauty care yang bersifat mendadak juga sering terjadi. Kebutuhan akan

berpenampilan resmi untuk menghadiri suatu acara penting, seperti rapat,

bertemu klien atau menghadiri jamuan, padahal waktu yang mereka punya

sangat sedikit. Dalam situasi seperti ini membutuhkan bantuan untuk berganti

penampilan dengan cepat, baik dalam berpakaian juga berdandan. Namun

disaat itu mereka tidak mungkin untuk berdandan dengan cepat karena

kesibukan mereka. Oleh karena itu, dibutuhkan bantuan seorang stylish yang

akan membantu mereka dalam berpenampilan yang baik sesuai dengan situasi

yang akan mereka hadapi. Hal ini juga merupakan salah satu cara menjaga

imej di depan orang lain, dimana imej tersebut sangat diperhatikan masyarakat

Page 20: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

modern sekarang yang sering bertemu atau bersosialisasi dengan orang lain

baik keluarga, teman, klien atau rekan kerjanya. Situasi demikian memicu

banyaknya bermunculan butik-butik atau toko pakaian dan salon sebagai

alternatif tempat memenuhi kebutuhan masyarakat akan pakaian dan segala

aksesoris pelengkapnya. Setiap butik atau toko pakaian menjual produk

dengan berbagai jenis fashion style.

Dengan melihat begitu banyaknya salon dan butik yang ada, maka

dalam proyek ini akan ditawarkan pemandangan dan suasana yang lain dari

yang sudah ada sebelumnya yaitu sebuah fasilitas dimana kebutuhan akan

berpenampilan yang baik dalam cara berpakaian dan berdandan ditawarkan

dalam wadah Fashion and Beauty Centre. Fashion and Beauty Centre ini

merupakan tempat berbagai macam treatment untuk tubuh yang ditawarkan

dan juga sebagai tempat dimana terdapat bantuan dalam berbusana dan

berdandan dalam waktu tidak terlalu lama. Pada bagian penampilan berupa

toko pakaian dan make up yang berbasis one stop beauty service, dalam arti di

tempat ini costumer akan dibantu berdandan baik pakaian maupun make up

dalam satu paket yang dipandu oleh seorang stylish yang berpengalaman. Pada

bagian beauty care berupa salon yang menawarkan hair dan body care.

Perpaduan antara tempat treatment kecantikan dan toko pakaian bertujuan

agar masyarakat bisa mendapatkan tempat berbagai fashion dan beauty care

dalam satu wadah, mengingat keterbatasan waktu mereka yang sibuk dengan

pekerjaannya. Tempat ini ditujukan kepada kaum metropolis yang ingin

melakukan treatment-treatment dan berdandan dalam satu tempat serta

Page 21: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

sebagai tempat pelepaskan kepenatan setelah aktivitas mereka ataupun

kejenuhan pada aktivitas rutin meskipun hanya dalam waktu yang singkat.

B. BATASAN MASALAH

Kehadiran Fashion and Beauty Centre di Surakarta ini

dimaksudkan sebagai wadah toko pakaian dan treatment kecantikan ( beauty

care ) ditawarkan dalam satu tempat yang dapat menjawab kebutuhan

masyarakat yang ingin berdandan namun memiliki keterbatasan waktu.

Adapun batasan masalah pada Desain Interior Fashion and Beauty Centre di

Surakarta adalah :

1. Perencanaan dan Perancangan Fashion and Beauty Centre di Surakarta ini

dibatasi pada ruang lobby sebagai akses masuk atau main entrance dari

Fashion and Beauty Centre di Surakarta.

2. Perencanaan dan Perancangan Fashion and Beauty Centre di Surakarta ini

dibatasi pada perancangan ruang display penjualan pakaian, aksesoris dari

kepala hingga kaki ( head to toe ), ruang konsultasi dan ruang ganti

( fitting room ).

3. Perencanaan dan Perancangan Fashion and Beauty Centre di Surakarta

dibatasi pada perancangan salon sebagai tempat perawatan kecantikan.

C. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana menyusun konsep Desain Interior Fashion and Beauty Centre

di Surakarta yang sesuai dengan tema Modern dengan penerapannya pada

berbagai elemen-elemen interior yang ada ?

Page 22: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

2. Bagaimana merancang interior ruang lobby, ruang penjualan/display,

ruang konsultasi, fitting room dan salon yang dapat memberikan

kenyamanan dan dapat memenuhi tuntutan akan adanya suatu wadah

untuk mengatasi permasalahan penampilan ?

D. TUJUAN

1. Menyusun Konsep Perencanaan dan Perancangan Fashion and Beauty

Centre di Surakarta yang sesuai tema Modern dengan penerapannya pada

berbagai elemen-elemen interior.

2. Merancang interior Fashion and Beauty Centre sebagai wadah untuk

mengatasi permasalahan penampilan yang nyaman, wadah informasi yang

komunikatif serta wadah perawatan kecantikan yang dapat memberikan

kenyamanan bagi pemakainya.

E. SASARAN

1. Kelompok masyarakat menengah ke atas, baik pria maupun wanita dengan

usia 20-50 tahun.

2. Pemerhati dunia fashion dan kecantikan

F. MANFAAT

1. Bagi penulis/Desainer

a. Memberikan masukan penting untuk memperluas pandangan dalam

konsep perencanaan dan perancangan interior sehingga dapat

Page 23: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

menyusun desain yang lebih baik dan tepat sesuai latar belakang dan

sasaran.

b. Dapat mengembangkan ide dan gagasan untuk merencanakan dan

merancang suatu interior yang disesuaikan dengan kebutuhan dan

fungsi dari ruang-ruang yang ada.

c. Dapat berusaha untuk memecahkan masalah-masalah yang ada dalam

proyek perencanaan dan perancangan interior dengan menerapkan ide

dan gagasan-gagasan yang ada.

2. Bagi Dunia Akademik

a. Menambah referensi jurusan Desain Interior Fakultas Sastra dan Seni

Rupa Universitas Sebelas Maret tentang Fashion and Beauty Centre.

b. Menambah salah satu bentuk perkembangan interior baru di dalam

dunia akademik.

3. Bagi masyarakat

a. Dapat memberikan wadah jalan keluar dari permasalahan penampilan.

b. Dapat memberikan informasi dan juga sebagai sarana hiburan bagi

masyarakat.

G. METODOLOGI

Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang tujuannya adalah

menemukan, mengembangkan atau menguji kebenaran suatu pengetahuan

Page 24: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

yang dilakukan secara metodologis dengan menggunakan metode-metode

yang bersifat ilmiah.

Metodologi adalah suatu cara atau jalan untuk memecahkan

masalah yang ada pada masa sekarang dengan cara mengumpulkan, menyusun,

mengklarifikasi serta menginterpretasikan data-data.

Maka, pengertian metodologi penelitian adalah suatu cara atau

jalan untuk memecahkan suatu masalah yang ada dengan cara mengumpulkan,

menyusun serta menginterpretasikan data guna menemukan, mengembangkan

atau menguji kebenaran suatu pengetahuan. Metode penelitian sangat

menentukan dalam sebuah penelitian ilmiah karena mutu dan validitas dari

hasil penelitian ilmiah sangat ditentukan oleh pemilihan metode secara tepat.

Dalam perancangan interior Fashion and Beauty Centre di

Surakarta ini metode yang digunakan adalah :

a. Metodologi Analisis

Yaitu menganalisa data-data yang diperoleh di lapangan, menghubungkan

dengan kajian teoritis, untuk kemudian dianalisa kembali. Dari hasil

analisa kemudian menghasilkan alternatif-alternatif desain yang

selanjutnya disimpulkan menjadi suatu kesimpulan desain.

Page 25: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Pengumpulan Data

Reduksi data Sajian data

Penarikan simpulan /vertivikasi

Analisis Data Interakrif

( Sumber : Metodologi Penelitian Kualitatif , HB Sutopo, 2002 : 96 )

b. Metodologi Observasi

Yaitu mengadakan observasi secara langsung/tidak langsung dengan studi

pengamatan lapangan, wawancara dan studi literature melalui buku-buku,

referensi, majalah, surat kabar, konsultasi serta media lainnya yang

berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai sehingga mampu

menyelesaikan permasalahan.

a. Lokasi Penelitian

Penelitian yang akan digunakan sebagai dasar perancangan interior

Fashion and Beauty Centre di Surakarta ini dilakukan di beberapa

tempat yaitu :

- Larissa Solo

- LK Salon Solo Square

- Matahari Departemen Store Solo Square

Page 26: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

b. Bentuk dan Strategi Penelitian

- Studi literatur : melalui buku-buku referensi, internet,

arsip yang berhubungan dengan proyek

yang diambil.

- Wawancara : mewawancarai pihak-pihak yang

berkaitan dengan proyek yang diambil.

- Studi lapangan : melakukan studi banding pada obyek

sejenis sebagai dasar perbandingan

dalam menyusun konsep perancangan.

Page 27: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

H. Kerangka / Pola Pikir

Latar Belakang - Aktivitas yang padat - Kebutuhan akan

penampilan menarik - Waktu yang sempit

FASHION AND BEAUTY CENTRE DI SURAKARTA

Studi Literatur - tentang kecantikan dan

pakaian - tentang area penjualan

Data Lapangan

Analisa

Rumusan Masalah

Tujuan Perancangan

Alternative Desain

Konsep Desain

Sketsa Desain

DESAIN

Human Faktor

Aspek Sosial Budaya

Aspek Lingkungan

Aspek Keamanan

Norma Desain

Interior System - Lantai - Dinding - Ceiling

Elemen Interior - Pencahayaan - Penghawaan - Akustik

Tema “Modern”

Aspek Suasana, Karakter Ruang

Page 28: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

I. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN

Yang terdiri atas latar belakang masalah, batasan dan rumusan

masalah, tujuan, sasaran, manfaat serta metodologi dan sistematika

pembahasan.

BAB II. KAJIAN TEORI

Adalah uraian tentang landasan teori yang akan dijadikan dasar

untuk mencapai tujuan perancangan.

BAB III. STUDI LAPANGAN

Merupakan hasil survey lapangan yang berhubungan dengan

pekerjaan interior yang akan dikerjakan.

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

Merupakan uraian tentang ide/gagasan yang akan melatarbelakangi

terciptanya karya tugas akhir.

BAB V. KESIMPULAN

Meliputi hasil temuan dari analisis data, evaluasi konsep

perancangan dan keputusan desain.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 29: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

BAB II

KAJIAN TEORI

I. DATA LITERATUR

A. PENGERTIAN JUDUL

Pengertian dari judul “ Perencanaan dan Perancangan Interior Fashion

and Beauty Centre di Surakarta “ adalah sebagai berikut :

Interior : - Ruang dalam suatu bangunan.

( Ensiklopedia Indonesia, 1989, hal : 195 )

- Tatanan perabot ( hiasan ), dsb didalam ruamg

dalam dari gedung .

( Tim Penyusun KBBI, 2001 ; 383 )

Desain Interior : - Desain interior adalah karya seni yang

mengungkapkan dengan jelas dan tepat tata

kehidupan manusia dari suatu masa melelui

media ruang .

( J. pamudji subtandar : 1998 : 11 )

Fashion : - Cara, kebiasaan, basa-basi; mode. ( John M

Echols & Hassan Shadily, Kamus Inggris-

Indonesia, 1996 : 234 )

- Pakaian: barang apa yang dipakai (baju,

celana, dsb). ( Cormentyna Sitanggang dkk,

kamus pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas,

2004 : 529 )

Page 30: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

- Mode atau Fashion adalah gaya berpakaian

(tetapi juga dapat termasuk masakan, bahasa,

seni, arsitektur) yang populer dalam suatu

budaya. ( Wikipedia bahasa Indonesia )

Beauty : - Orang cantik; indah; kecantikan. ( John M

Echols & Hassan Shadily, Kamus Inggris-

Indonesia, 1996 : 58 )

- Cantik: elok, molek (tentang wajah); indah

(tentang barang). ( Cormentyna Sitanggang

dkk, kamus pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat

Atas, 2004 : 127 )

- Kecantikan: keelokan; kemolekan.

(Cormentyna Sitanggang dkk, kamus pelajar

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, 2004 : 127 )

Centre : - Pusat; bagian tengah; (soccer) penyerang

tengah. ( John M Echols & Hassan Shadily,

Kamus Inggris-Indonesia, 1996 : 104 )

- Pusat: pusar; titik yang ditengah benar (al.

bulatan bola, lingkaran dsb); tempat yang

letaknya di bagian tengah; pokok pangkal/

yang menjadi pumpunan (berbagai urusan, hal,

dsb); orang yang membawakan berbagai

bagian; orang yang menjadi pumpunan dari

bagian-bagian. ( Cormentyna Sitanggang dkk,

Page 31: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

kamus pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas,

2004 : 616 )

Surakarta : wilayah, kawasan, nama sebuah kota di

propinsi Jawa Tengah.

Jadi pengertian dari judul “ Perencanaan dan Perancangan Interior Fashion

and Beauty Centre di Surakarta adalah suatu proses, pembuatan, merancang,

merencanakan desain ruang dalam suatu bangunan yang berupa tempat

penjualan pakaian, aksesoris, produk kecantikan, konsultasi dan salon untuk

melengkapi fasilitas kegiatan yang berhubungan dengan penampilan yang

operasionalnya berada di kota Surakarta.

B. TINJAUAN UMUM FASHION CENTRE

1. Pengertian Fashion

Fashion : - Cara, kebiasaan, basa-basi; mode. ( John M

Echols & Hassan Shadily, Kamus Inggris-

Indonesia, 1996 : 234 )

- Pakaian: barang apa yang dipakai (baju,

celana, dsb). ( Cormentyna Sitanggang dkk,

kamus pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas,

2004 : 529 )

- Mode atau Fashion adalah gaya berpakaian

(tetapi juga dapat termasuk masakan, bahasa,

seni, arsitektur) yang populer dalam suatu

budaya. ( Wikipedia bahasa Indonesia )

Page 32: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

2. Sejarah Fashion

Awal abad ke-19, fashion dikenal dengan istilah woman as a

flower. Orang percaya bahwa fashion yang dipakai harus menunjukkan

suatu kemewahan. Baju-baju yang dianggap tren adalah gaun yang sangat

panjang (ball gown) dan korset. Gaya ini dipakai oleh Maria Antoinnette,

istri Raja Louis XVI dari Prancis.

Pada tahun 1939 sudah banyak wanita yang berbelanja di

department store. Makanya mulai banyak baju siap pakai (ready to wear)

yang diproduksi di pabrik-pabrik garmen seperti mantel, rompi, t-shirt dan

celana pendek (pants). Setelah masa ini dari tahun 1940-1970an mulai

bermunculan beberapa icon alias pencipta tren, seperti zooties, western

style, bikers, teddy boys, folkie, surfers, mods, hippies, skinheads,

Rastafarian, skaters, punks, new romantics dan gothic.

Di tahun ‘80an, muncul gaya casual. Gaya casual adalah

penyempurnaan gaya sportif yang menjadikannya lebih rapi dan trendi.

Vest dan jaket track suit sangat digemari dan jadi khas gaya. Selain itu

juga muncul gaya grunge, yaitu suatu gaya yang menampilkan kebebasan

lewat pilihan baju. Ciri khasnya adalah checked skirts dan sepatu boots.

Pada tahun’90an muncul gaya supermarket of style. Istilah ini

dibuat untuk mendeskripsikan identitas orang yang tidak loyal pada satu

jenis fashion saja. Penganutnya memakai semua gaya fashion dengan cara

mix ‘n match. Di awal tahun 2000 muncul gaya new millennium. Di era ini

definisi fashion adalah membaur dan menyatu. Artinya tidak ada batasan

Page 33: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

untuk bilang bahwa suatu rancangan baju sudah sesuai dengan fashion

atau tidak.

3. Fashion dan Perlengkapannya

a. Busana

Busana adalah sesuatu yang melekat di tubuh manusia dan

mengikuti bentuk dan struktur tubuh, yang dibuat dari berbagai bahan

tekstil. Busana dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis antara lain :

1). Klasifikasi busana menurut cara pemakaian

a). Busana Daerah

b). Busana Adat

c). Busana Nasional

d). Busana Modern

2). Klasifikasi busana menurut kategori

a). Pakaian pagi (daytime dressed)

b). Pakaian malam (coctail and evening wear)

c). Pakaian pengantin (wedding dressed)

d). Pakaian tidur (sleep wear)

e). Pakaian santai (leisure wear)

f). Pakaian olahraga (sport wear)

g). Pakaian dalam (lingerie)

h). Pakaian kerja dan seragam (work clothes and uniform)

i). Pakaian mantel dan mantel pak (theatrical and srits)

Page 34: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

3). Klasifikasi busana menurut kualitas

a). Adi Busana

Adalah busana berselera dan bermutu tinggi dengan

bahan-bahan yang dipilih secara cermat, garis-garis

rancangannya dipelajari seara mendalam dan pola-polanya

dipersiapkan secara mendetail dan diproduksi tidak lebih dari

satu atau berdasarkan pesanan seseorang. Selain dibuat

berdasarkan pesanan serta ukuran tubuh seseorang, jenis

busana houte couture diperagakan dengan tujuan

memperkenalkan garis-garis rancangan baru dengan bahan

dan warna baru.

b). Busana Adat (semi houte couture)

Merupakan jenis busana yang diproduksi dalam jumlah

tertentu dan dalam proses pekerjaan tangan yang sedikit

diambil alih oleh mesin. Jenis busana ini komersial sifatnya,

agar harga pakaian-pakaian yang bermutu dapat ditekan dan

para produsen mengalami peningkatan bisnis. Sifat dari jenis

busana ini adalah eksklusif.

Page 35: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

c). Pakaian jadi/konveksi (ready to wear)

Merupakan jenis busana yang diproduksi secara besar-

besaran dengan harga yang relatif murah sehingga hasilnya

dapat dinikmati oleh sejumlah besar konsumen. Pada

umumnya busana jenis ini diproduksi oleh industri konveksi

dengan tren warna, gaya, dan siluet cukup mutakhir karena

meniru kreasi houte couture. Proses produksinya berlangsung

cepat dan efisien karena menerapkan rasionalisasi dan

mekanisasi tinggi.

4). Klasifikasi busana menurut jenis kelamin

a). Busana Pria

b). Busana Wanita

5). Klasifikasi busana menurut usia

a). Busana untuk orang tua

b). Busana untuk usia dewasa

c). Busana untuk usia remaja

d). Busana untuk anak-anak

e). Busana untuk bayi

6). Klasifikasi busana menurut tujuan penggunaan

a). Busana untuk ke sekolah

b). Busana untuk ke kantor

Page 36: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

c). Busana untuk rapat

d). Busana untuk resepsi

Bahan baku merupakan faktor penentu kualitas pakaian. Tingkat

keindahan fashion terlihat dari bahan baku yang dipakai. Bahan baku pakaian

ada 2 jenis, yaitu :

1). Bahan baku (tekstil) tradisional

Merupakan bahan baku yang dikerjakan dengan tangan dan

biasanya merupakan iri khas suatu daerah, seperti batik, songket, ulos,

sasirangan, kain tapis, tenun ikat, tenun sabu dan lain-lain.

2). Bahan baku (tekstil) modern

Merupakan bahan baku yang dikerjakan dengan mesin, seperti

wol, tetoron, rayon, gabardine, driil, katun, beludru, brokat, tile, sifon,

linen, silk dan lain-lain.

b. Mode Tata Rias

Tata rias merupakan pelengkap busana yang menciptakan

keindahan penampiln seseorang. Tata rias dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :

1). Tata rias wajah

Terdiri dari : - kecantikan wajah

- perawatan wajah

2). Tata rias rambut

Terdiri dari : - kecantikan rambut

- perawatan rambut

Page 37: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

3). Perawatan tubuh

a). Menurut bahan yang dipakainya

- perawatan tubuh tradisional

- perawatan tubuh modern

b). Menurut cara kerjanya

- mandi susu

- mandi lulur

- aromaterapi

- body contour

c. Accessories

Adalah semua semua benda yang gunanya menambah keindahan

bagi si pemakai, yang berupa perhiasan. Jenis accessories antara lain

cincin, bros, gelang, kalung, hiasan rambut, hiasan busana dan sebagainya.

d. Millineries

Adalah semua semua benda yang melengkapi dan berguna bagi si

pemakai untuk memberi kesan khusus. Jenis millineries antara lain topi,

selendang, sarung tangan, kaos kaki, kerudung, sepatu, sandal, tas, ikat

pinggang, kacamata, dompet dan sebagainya. Bahan baku millineries

antara lain kulit, kain, plastik dan sebagainya.

Page 38: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

4. Aktivitas dan Fasilitas Fashion Centre

a. Aktivitas Komersial

Aktivitas komersial adalah aktivitas yang bersifat dan

berhubungan dengan jual beli dan kontak sosial atau pertukaran. Aktivitas

komersial dalam dunia fashion adalah seluruh aktivitas yang berorientasi

pada perolehan keuntungan. Aktivitas ini merupakan aktivitas yang

memberikan informasi sekaligus promosi fashion bagi masyarakat secara

umum.

Bentuk-bentuk aktivitas komersial dalam fashion centre meliputi:

1). Aktivitas promosi

Bertujuan memperkenalkan produk fashion kepada masyarakat

selaku pembeli. Aktivitas ini membentuk citra produk untuk

mempengaruhi pengunjung agar tertarik dan berminat memiliki koleksi

yang ditawarkan. Bentuk aktivitas promosi diantaranya iklan dan

peragaan.

2). Aktivitas pemasaran dan penjualan

Aktivitas ini dapat dijumpai dalam berbagai toko dan pusat

perbelanjaan.

b. Kebutuhan Fasilitas

1). Fasilitas Komersial

a). Aktivitas promosi membutuhkan fasilitas gedung/ruang

peragaan dan ruang konsultasi.

Page 39: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

b). Aktivitas pemasaran dan penjualan membutuhkan fasilitas

Pertokoan atau Butik-butik komersial.

5. Hubungan Fashion dan Desain Interior

Kaitan fashion dengan interior dapat berarti macam-macam

tergantung presepsi tiap orang. Dalam hal ini fashion berkembang sejalan

dengan interior dimana pada periode tertentu gaya berpakaian dipengaruhi

oleh gaya interior yang ada tapi perbedaannya fashion cepat sekali berubah

(lebih cepat dari gaya interior).

Abad ke XX ditandai dengan banyaknya perubahan yang radikal

dalam fashion dan interior gaya-gaya lama yang berdaur ulang kembali.

Arsitektur modern menekankan pada kesederanaan, fungsional dan structural.

Hal ini juga menginspirsi fashion pada awal abad XX dimana kesederhanaan

menjadi patokan merancang.

Ternyata fashion berkaitan erat dengan penciptaan karya-karya

interior yang mempunyai sifat yang sama, yaitu :

a. Fungsional, bagaimana bagian-bagian atau keseluruhan fashion/interior itu

bekerja seuai fungsi di dalamnya (form follow function).

b. Konstruktif, bilamana fashion/interior itu dibentuk agar dapat memenuhi

kegunaannya dan menunjang fungsi.

c. Dekoratif, bagaimana memberi daya tarik namun tidak menggangu aspek

fungsional dan konstruksinya.

( Sri Siswanti, Perencanaan dan Perancangan Interior Fashion Centre di

Surakarta, 2005 : 21)

Page 40: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

C. TINJAUAN UMUM BEAUTY CENTRE

1. Pengertian Beauty

Beauty : - Orang cantik; indah; kecantikan. ( John M

Echols & Hassan Shadily, Kamus Inggris-

Indonesia, 1996 : 58 )

- Cantik: elok, molek (tentang wajah); indah

(tentang barang). ( Cormentyna Sitanggang

dkk, kamus pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat

Atas, 2004 : 127 )

- Kecantikan: keelokan; kemolekan.

(Cormentyna Sitanggang dkk, kamus pelajar

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, 2004 : 127 )

Kecantikan/beauty

à adalah perpaduan dari bermacam-macam mutu/kualitas, yang dapat

memberikan rasa nikmat pada perasaan/akhlak/moral atau juga

pada intelektual seseorang.

à merupakan suatu perwujudan keindahan luar dan dalam, dimana

luar adalah kecantikan fisik, sedang dalam adalah kecantikan batin,

dan barulah kecantikan itu lengkap apabila kecantikan lahir terpadu

dengan keindahan batin.

Page 41: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

2. Fungsi, Tugas dan Tujuan Beauty Centre

a. Fungsi

Secara garis besar, fungsi Beauty Centre adalah sebagai pusat

dari berbagai pelayanan kecantikan dalam suatu wadah yang

terkoordinasi, baik dalam bentuk aktivitas formal maupun aktivitas non

formal yang berlangsung di dalamnya.

b. Tugas

Beauty Centre merupakan suatu bangunan komersil yang

bertugas memberikan fasilitas pelayanan perawatan kecantikan dalam

beberapa rangkaian kegiatan.

c. Tujuan

1). Sebagai wadah untuk menyediakan fasilitas dan memberikan

pelayanan-pelayanan kecantikan dalam usaha membuat seseorang

tampil cantik dengan perawatan kecantikan secara non medis.

2). Menampung kegiatan promosi, pemasaran produk kecantikan serta

pelayanan jasa di bidang kecantikan.

3). Membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat baik tenaga

profesional di bidangnya maupun masyarakat umum.

Page 42: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

3. Aktivitas dan Fasilitas

Aktivitas-aktivitas yang terjadi di Beauty Centre ini adalah

sebagai berikut :

a. Perawatan Kecantikan

1). Perawatan Kulit (Skin Care), yang meliputi kegiatan :

v Facial Treatment (perawatan kulit wajah), berupa :

à cuci muka

à perawatan jerawat

à penyembuhan flek-flek

à perawatan muka dengan ramuan,dll.

v Body Treatment (perawatan kulit tubuh), berupa :

à mandi (rempah, aroma, susu, lulur, bunga)

à menghilangkan bulu-bulu

à menicure dan pedicure

à massage

à refleksi

2). Perawatan Rambut (Hair Treatment), yang meliputi kegiatan :

v sanggul (modern & daerah)

v hair cut (potong) dan blow

v coloring (pengecatan) dan toning

v creambath, hair spa dan masker rambut

v keriting dan meluruskan rambut

Page 43: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

3). Tata Rias Wajah (Make Up), yang meliputi kegiatan :

v make up sehari-hari

v make up fashion/artis/panggung

v tata rias pengantin

v

b. Kegiatan Pemasaran Produk Kecantikan berupa Penjualan

Produk (Cosmetic Center)

Fasilitas yang terdapat pada Beauty Centre digolongkan menjadi

dua, yaitu :

1). Fasilitas Utama, meliputi kegiatan :

a). Fasilitas Perawatan Kecantikan

b). Fasilitas Promosi dan Penjualan

2). Fasilitas Penunjang, meliputi kegiatan :

a). Fasilitas Tunggu/Lobby

b). Fasilitas Pengelola (office manager)

c). Fasilitas Cafe

d). Fasilitas Toilet

e). Fasilitas Musholla

f). Fasilitas Karyawan

g). Fasilitas Dapur

h). Fasilitas Gudang Umum

Page 44: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Pelaku Kegiatan, Macam Aktivitas dan Kebutuhan Ruang

Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang

v Costumer

v Pengelola à Pemilik/Manager

à Stylish

à Karyawan

à Penjaga

- mendapatkan informasi, mendaftarkan diri

- menunggu/istirahat - menjalani perawatan - makan - minum - ibadah - buang air - membayar - meninggalkan beauty centre - mengecek kesiapan kerja - mengerjakan administrasi - ibadah - buang air - ganti pakaian - menyiapkan perlengkapan - melayani treatment - ibadah - buang air - membersihkan ruang - mengatur limbah kerja - membersihkan/mencuci alat - menyediakan makanan dan

minuman - ibadah - buang air - menjaga keamanan - memberikan informasi awal - ibadah - buang air

- R. receptionist (Lobby) - R. tunggu (Lobby) - R. treatment - Cafe - mushola - Toilet - Kasir (Lobby) - Parking area

- office manager - office manager - mushola - toilet

- R. ganti - R. Cuci - R. treatment - mushola - toilet - R. gudang - R. gudang - R. cuci -R. dapur/pantry -mushola -toilet - R. keamanan (Lobby) - Lobby -mushola -toilet

Tabel II. 1. Pelaku, Aktivitas dan Kebutuhan Ruang

Page 45: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

4. Pola Aktivitas dan Fasilitas Beauty Centre

a. Pola Aktivitas dan Fasilitas Pengunjung dan Pengelola

Skema II. 1. Pola Aktivitas dan Fasilitas Pengunjung dan Pengelola

b. Pola Aktivitas dan Fasilitas Pengunjung

Skema II.2 . Pola Aktivitas dan Fasilitas Pengunjung

Kegiatan Perawatan Kecantikan

Pengunjung Kegiatan Pengelola

Kegiatan Service

Pengelola

Datang

Lobby

Fas. Pengunjung

Fas. Pengelola

Fas. Perawatan Kecantikan

Fasilitas Pendukung

Pulang

Parkir

Page 46: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

c. Pola Aktivitas dan Fasilitas Pengelola

Skema II. 3. Pola Aktivitas dan Fasilitas Pengelola

d. Pelaku Kegiatan

Pelaku kegiatan diidentifikasikan berdasarkan macam

kegiatannya dan dikelompokkan sebagai berikut :

1). Masyarakat umum (pengunjung/costumer)

2). Pengelola

D. TINJAUAN AREA PENJUALAN

1. Layout

Rancangan dasar dalam tata ruang sebuah fasilitas penjualan

terbagi menjadi :

Lobby

Fas. Penjualan

Fas. Pengelola

Fas. Perawatan Kecantikan

Fasilitas Pendukung

Pulang

Parkir

Datang

Fas. Service

Page 47: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

a. Rancangan garis lurus, merupakan rancangan ekonomis untuk

disesuaikan dengan beberapa jenis toko kado sampai dengan outlet

pakaian, dan grosir hingga department store.

Gambar II.1 Layout Ruang penjualan Model Straight Plan

(Sumber :Yulia Purnama, 2003, hal. 23)

b. Rancangan jalan kecil, sesuai untuk toko pakaian karena

kemampuannya meminimalisasiperasaan kacau dan tidak peduli untuk

mengalihkan arah kea rah rak belakang.

Gambar II.2 Layout Ruang penjualan Model Pathway Plan

(Sumber :Yulia Purnama, 2003, hal. 23)

c. Rancangan diagonal, direkomendasikan bagi toko swalayan dengan

kasir barada ditengah dan garis pandang ke semua ruangan.

Page 48: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Gambar II.3 Layout Ruang penjualan Model Diagonal Plan

(Sumber :Yulia Purnama, 2003, hal. 24)

d. Rancangan kurva, untuk butik, salon, atau toko berkualitas tinggi,

rancangan ini menciptakan sebuah lingkungan khusus yang menarik

Gambar II.4

Layout Ruang penjualan Model Curved Plan (Sumber :Yulia Purnama, 2003, hal. 24)

e. Rancangan yang Bervariasi, untuk produk yang memerlukan barang

dagangan pendukung yang sangat berdekatan, rancangan ini sangat

fungsional.

Page 49: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Gambar II.5 Layout Ruang penjualan Model Varied Plan

(Sumber :Yulia Purnama, 2003, hal. 25)

f. Rancangan Geometris, rancangan ini sesuai untuk ruang ganti tanpa

menyia-nyiakan ukuran panjang persegi, keuntungan ini membuatnya

sesuai untuk toko pakaian.

Gambar II.6 Layout Ruang penjualan Model Geometric Plan

(Sumber :Yulia Purnama, 2003, hal. 25)

2. Sistem Pelayanan

System pelayanan dalam suatu area penjualan terbagi menjadi

tiga jenis, yaitu :

Page 50: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

a. Self service, sistem pelayanan dimana pengunjung bebas memilih dan

mengambil produk yang mereka inginkan kemudian membawanya ke

kasir untuk pembayaran.

b. Self selection, sistem pelayanan dimana pengunjung dapat memilih dan

mengambil produk yang mereka inginkan kemudian dengan dibantu

pramuniaga produk dibawa ke kasir untuk pembayaran.

c. Personal, sistem pelayanan tertutup dimana segala bentuk pembelian

dilayani oleh pramuniaga. Baik dalam memilih, mengambil produk

sampai pembayaran dilayani oleh pramuniaga.

3. Penyajian Materi Koleksi

a. Pengelompokan barang

1). Demand merchandise, melibatkan penawaran dalam membawa

beberapa orang untuk membelinya. Pembeli melihat barang-barang

ini secara khusus.

2).Conveniece merchandise, terdiri dari barang-barang yang standard,

populer dan sangat berguna.

3). Impuls merchandise, terdiri dari barang yang mewah atau barang

yang tergantung pada peragaan (display) dalam penjualannya.

Barang tersebut biasanya bukan barang yang dicari tetapi dibeli

orang karena melihatnya atau secara tiba-tiba tertarik dan

menginginkanya. Contoh : perhiasan, kosmetik dan lain-lain.

Page 51: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

b. Penyusunan barang

Mengutip karya TA Sri Siswanti menurut William. P. Spence,

pembagian daerah pengelompokan barang terdiri dari :

1). Demand Merchandise, biasa ditempatkan jauh dari pintu masuk,

umumnya para pengunjung akan tetap berusaha hingga

mendapatkanya.

2). Convenience Merchandise, sering ditempatkan pada bagian tengah

diantara jalan masuk dan demand merchandise.

3). Impulse Merchandese, ditempatkan didekat dengan jalan

masuk.Disini semua pengunjung melaluinya ketika masuk dan

meninggalkan ruang. Banyaknya impulse merchandise dan

convinience.

( Sri Siswanti, Perencanaan dan Perancangan Interior Fashion Centre di

Surakarta, 2005 : 63)

4. Sistem Display

a. Serambi Pamer (window display)

Untuk menarik minat pembeli, area penjualan dilengkapi dengan

serambi pamer. Pemilihan barang yang dipajang sesuai dengan musim atau

gaya. Suatu serambi pamer dapat memberikan pesan yang efektif, pesan

tersebut berhubungan dengan berbagai ide dan harga, berbagai fashion

yang dipamerkan. Misalnya disesuaikan dengan hari Kemerdekaan, Idul

Fitri, Natal dan lain-lain.

Page 52: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

b. Display interior

Mengutip karya TA Sri Siswanti menurut Delbert J. Duncan dan

Stanley D. Hollander mengelompokkan display interior menjadi :

1). Merchandise display

a). Display terbuka (opened display)

Bentuk display yang memberikan kemungkinan kepada

pembeli untuk mengamati barang dagangan tanpa bantuan pelayan

toko, dengan variasi : shelf display(seperti pada toko makanan dan

swalayan), counter top display (seperti pada toko obat), table-top

display dan rock display (seperti pada department store).

b). Display tertutup (closed display)

Berisi barang dagangan yang berada dalam almari dinding

(wall case). Keuntungannya adalah terjaganya barang dagangan

dari pencurian dan menjaga kondisi siap jual.

c). Display arsitektural (architectural display)

Display ini memerlukan ketepatan penyusunan guna

menunjukan bermacam-macam barang dagangan sesuai dengan

bangunan. Keuntungannya dapat memberikan gambaran yang utuh

dan nyata lewat peragaan display ini.

2). Vendor display

Page 53: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Terkenal sebagai bentuk display untuk pengiklanan tempat

penjualan. Terdiri dari tulisan, spanduk dan rak pajang.

3). Store sign and decoration

Istilah store sign meliputi tanda pembayaran, kartu

hadiah/harga, hiasan tergantung, poster, bendera, spanduk dan alat

serupa.

( Sri Siswanti, Perencanaan dan Perancangan Interior Fashion Centre di

Surakarta, 2005 : 64)

c. Perlengkapan Display

Dalam area penjualan sebagian besar pendisplayannya berupa

etalase dan showroom. Macam-macam etalase :

1). Etalase sistem terbuka

Etalase tanpa pembatas antra ruang display dengan ruang

pemasaran sehingga dari luar akan terlihat keseluruhan interior

ruang dalamnya. Penataan display tidak ada penghalang kasat mata

dan arah pandangan visual kurang fokus.

2). Etalase sistem tertutup

Etalase mempunyai pembatas antara ruang display dengan

ruang pemasaran. Interior area penjualan tidak terlihat dan

pandangan visual lebih fokus.

Page 54: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

3). Etalase khusus

a). Etalase sudut

Etalase yang dimiliki bangunan yang terletak di

persimpangan jalan dan posisinya tepat di sudut.

b). Etalase atas

Etalase yang terletak di atas lantai dasar dari bangunan yang

bertingkat. Berfungsi sebagai papan reklame.

c). Etalase benam

Merupakan etalase yang memiliki lantai yang lebih rendah

daripada lantai di sekitarnya.

d). Etalase bertingkat

Penggabungan antara etalase atas dan benam juga etalase

terbuka. Sudut pandang kurang sesuai dengan sudut pandang

pengamat.

e). Etalase arcade

Etalase menjorok ke dalam ruang akibat bangunan yang

memanjang ke belakang dengan bagian muka yang sempit,

sehingga kurang efisien.

( Sri Siswanti, Perencanaan dan Perancangan Interior Fashion Centre di

Surakarta, 2005 : 65 )

Page 55: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Macam-macam showroom untuk koleksi fashion :

1). Vitrine

Menggunakan pelindung tertutup untuk benda-benda

berdimensi kecil maupun sedang. Penggunaan vitrine pada area

penjualan yang koleksinya tetap membutuhkan perawatan yang

serius.

2). Tempel pada panil

Panildigunakan sebagai tempat memamerkan materi koleksi

dan difungsikan sebagai penyekat ruang pada area penjualan.

3). Sistem gantung

Khususnya pada busana remaja yang bersifat ’fancy’.

Kelemahannya penataan terlihat kurang rapi.

4). Island display/pulau display dengan menggunakan mannequin

Produk-produk yang terbaru sebagai point of interest dari

ruang maupun zone tiap perancang sangat tepat ditata di sini

karena posisinya yang sentris dan lebih hidup sehingga dapat

mengundang pengunjung untuk dapat melihat langsung.

Macam-macam show case untuk koleksi materi penjualan berupa

accessories dan millineries digunakan :

1). Table fixture / meja menerus

Page 56: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Sebagai wadah display khususnya accessories seperti

giwang, cincin, kalung dan lain-lain.

2). Box fixture / kotak terbuka dengan variasi bentuk

Kotak terbuka sebagai wadah display perlengkapan fashion

seperti payung, scraf dan sebagainya. Pengunjung lebih leluasa

dalam mengamati produk tapi keamanan terjamin.

3). Cases fixture / rak terbuka

Rak terbuka / transparan sebagai wadah display barang-

barang millineries seperti sepatu, tas dan lain-lain.

4). Panel fixture

Penyajian khusus millineries seperti ikat pinggang, dasi dan

accessories yang berukuran kecil. Pengunjung lebih leluasa dalam

memilih dan mengamati produk tapi keamanan produk kurang

terjamin.

( Sri Siswanti, Perencanaan dan Perancangan Interior Fashion Centre di

Surakarta, 2005 : 66-68 )

Perlengkapan display dibedakan menjadi 3, yaitu :

1) Perlengkapan yang membentuk pulau-pulau (an Island fixure)

Page 57: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Sebuah counter yang mengelilingi ruang, pelayan berada di antara

pulau. Bagian dari unit penyimpanan juga dimungkinkan ada di

dalamnya.

Gambar II.7 An Island Fixture

(Sumber : William J. Spence, 1979)

2) Perlengkapan yang menempel dinding (the wall fixture)

Adalah penempatannya berlawanan dengan dinding atau partisi. Ini

memperbolehkan mempunyai papan yang berada di lantai atau

mempunyai papan display berada diatasnya.

Gambar II.8 The wall Fixture

(Sumber : William J. Spence, 1979)

3) Perlengkapan yang berdiri bebas (the freestanding fixture)

Memberikan pada pengunjung untuk memasuki dari segala

penjuru. Ini dapat mempunyai tampat penyimpanan di bagian

bawah atau mempunyai papan display yang terbuka dari lantai.

Berikut ini adalah beberapa contohnya :

Page 58: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

A freestanding fixture dengan unit penyimpanan di bawah Gambar II.9 A freestanding fixture (Sumber : William J. Spence, 1979)

A freestanding fixture dengan tanpa perlengkapan untuk unit penyimpanan. Gambar II.10 A freestanding fixture (Sumber : William J. Spence, 1979)

Sebuah rak yang terbuka untuk mendisplay pakaian Gambar II.11 A freestanding fixture (Sumber : William J. Spence, 1979)

5. Prinsip Desain Sarana Penjualan

Penampilan materi selain dipengaruhi faktor teknis, juga

dipengaruhi faktor penglihatan yaitu mudah tidaknya materi dapat

dilihat/dinikmati. Hal ini dipengaruhi oleh :

Page 59: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

a. Ukuran materi

b. Pencahayaan dan warna dari materi pamer

c. Warna cahaya yang melatari

d. Kontras benda dengan latar belakang

e. Waktu saat melihat

6. Ketentuan Lain Area Penjualan

a. Kejelasan (clarity)

Yaitu perlunya memberi penyelesaian dengan sesuatu yang

sangat penting untuk bisa menarik peerhatian pengunjung dan memberikan

kejelasan bagi seseorang mengenali suatu fasilitas dengan cepat dapat

menemukan pintu utama (main entrance) dengan segera dan dapat

merasakan aktivitas yang diwadahi.

b. Kemencolokan (boldness)

Suatu aktifitas komersial harus mempunyai sesuatu yang

membuat orang segera mengenali dan senantiasa mengingat dalam

memorinya.

c. Keakraban (intimicy)

Diperlukan suatu pertimbangan penyelesaian fisik yang

memungkinkan terciptanya suasana yang membuat pengunjung merasa

santai dan kerasan.

Page 60: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

d. Fleksibillitas (flexibility)

Penggunaan aspek-aspek perencanaan dan perancangan yan

memberi kemungkinan untuk alih fungsi dan alih citra serta menciptakan

suasana pertokoan yang tidak monoton sehingga pengunjung tidak

bbbosan karena suasana yang berubah-ubah.

e. Kekomplekan (complexity)

Perencanaan dan perancangan yang komplek akan

memungkinkan perubahan dan pengembangan pada fasilitas komersial

yang telah dibangun.

f. Efisiensi (efficiency)

Karena fasilitas komersial selalu mengutamakan keuntungan,

maka fasilitas komersial harus optimal dalam pengolahan setiap jengkang

ruang dan pertimbangan biaya yang dikeluarkan untuk pembangunannya.

g. Kebaruan (inventiveness)

Tuntunan akan tatanan massa dan ekspresi yang inovatif untuk

mencegah kebosanan dan menciptakan atmosfir yang khas fasilitas

komersial.

7. Sirkulasi

Dalam suatu gerakan manusia di dalam ruang akan membentuk

pola ruang gerak yang dipengaruhi oleh bentuk kegiatan yang ada, jarak

pencapaian maupun bentuk sirkulasi di dalamnya. Bentuk dan skala ruang

Page 61: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

sirkulasi betapapun harus disesuaikan dengan gerakan manusia

sebagaimana mereka berjalan-jalan, beristirahat dan menikmati

pemandangan sepanjang jalan tersebut (Francis D.K. Ching, 1979, hal.

286).

Salah satu yang mempengaruhi dalam merchandise shop

adalah sirkulasi baik untuk pengunjung dengan barang yang didisplay

maupun antara pengunjung yang sedang berjalan. Sirkulasi merupakan

arahan perjalanan yang terjadi di dalam sebuah ruang yang mana member

kesinambungan pada pengguna terhadap fungsi ruang itu sendiri (Pamudji

Suptandar, 1999 : 114). Saat memasuki main entrance, pengunjung

cenderung belok ke kanan atau dibuat dengan dua akses yaitu space yang

luas antara kanan dan kiri (John Callender and Joseph De Chiara, 1990 :

797).

Tipe sirkulasi yang dapat digunakan antara lain :

1. Sequential circulation, yaitu sirkulasi yang terbentuk berdasarkan

ruang yang dilalui dengan rute lurus maupun memutar, dalam arti

menggunakan satu rute sampai akhirnya menuju entrance area

pertama memasuki merchandise store tersebut. Selain itu juga

menggunakan dinding pemisah.

2. Random circulation, yaitu sirkulasi yang mana pengguna dapat

memilih jalannya sendiri dari bentuk ruang tanpa adanya batasan

dinding pemisah ruang.

3. Ring circulation, yaitu sirkulasi yang memiliki dua alternatif, ini

lebih aman karena memiliki dua rute untuk menuju keluar.

Page 62: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

4. Radial circulation (menyebar), yang mana disini pengunjung tidak

diarahkan untuk menuju suatu ruang tertentu, tetapi pengunjung

bebas melihat barang yang didisplay sesuai dengan keinginan.

5. Radiating circulation, yaitu sirkulasi yang memberikan alternatif

menuju pusat. Dapat berupa diagonal yang mana cocok digunakan

pada merchandise shop yang menggunakan self service. Selain itu

ada pergerakan yang membuat sirkulasi tidak monoton.

6. Linier bercabang, yaitu sirkulasi yang tidak mengganggu pengguna

lainnya, karena pada sirkulasi ini pengguna dapat bebas berjalan

menuju tujuan masing-masing.

(John F. Pile, 2003 : 174 ; John Callender and Joseph de Chiara,

1990)

Lokasi dan desain kasir dan unit pengemasan adalah hal penting

dan tersedia, seringkali hal ini bertindak sebagai pusat control. (Joseph De

Chiara, 2001, hal. 107).

Adapun standar sirkulasi lebar gang untuk pramuniaga 1 ft 8 inchi

( 50,8 cm ), untuk gang umum utama minimum 4 ft 6 inchi (137,16 cm),

rata-rata 5 ft 6 inchi – 7 ft ( 167,64 cm ), maksimum 11 ft, gang umum

sekunder 3 ft ( 91,44 cm ) – 3 ft 6 inchi ( 106,68 cm ). ( Joseph De

Chiara.2001 : 108 )

Dalam pengaturan kelebaran gang-gang meliputi zona aktivitas

yang langsung berdekatan dengan unit display arang, harus mampu

menampung pemakai untuk berdiri atau jongkok, dimana mereka

memandang sepintas dan memilih barang. Hal tersebut sama halnya satu

Page 63: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

zona sirkulasi yang dapat dipakai 2 jalur oleh pembeli (Julius Panero,

1975, hal. 205).

E. TINJAUAN RUANG KONSULTASI DAN LOBBY

1. Ruang Konsultasi

a. Ukuran ruang ditentukan oleh standart ruang yang mengalokasikan

bidang konsultasi menurut tingkat staff.

b. Harus mempunyai sirkulasi dan aksebalitas yang baik.

c. Mempunyai kejelasan, terutama bagi orang luar yang mempunyai

kepentingan tertentu.

2. Lobby

Kebanyakan bangunan umum membutuhkan semacam lobby,

foyer atau recepation hall (aula penerimaan pusat) dan elemen sirkulasi lain

untuk mencapai ruang tersebut.

Aula penerimaan pusat adalah fokus utama dalam sirkulasi pada

sebuah fasilitas umum. Lokasinya ditentukan oleh kebutuhan untuk

kenyamanan akses pejalan kaki, misalnya : Dari terminal rtransportasi umum

(stasiun kereta/bus dan atau terminal transfer) ke berbagai aula dan fasilitas

lain.

Fasilitas untuk penerimaan dan pendaftaran pengunjung harus

disediakan khususnya bagi pertunjukan utama dan sebagaian acara yang

berangkaian. Area yang yang diperlukan untuk aula pendaftaran dan counter

harus dihitung dengan mempertimbangkan tingkat puncak kedatangan

Page 64: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

pengunjung secara objektif, sehingga kemungkinan keterlambatan karena

antrian dapat diminimalkan.

Lobby merupakan ruang kontrol dalam pengorganisasian ruang

pada sebuah bangunan fasilitas umum . Sehingga dalam perancangannya harus

cukup lapanng, menarik, baik dari segi interior maupun komponen pembentuk

ruangannya,penataan dan perlakuan pada dinding lobby ini dibuat sedemikian

rupa sehingga bila dipergunakan tidak terlihat kosong, pencahayaanya

merupakan perpaduan antar sinar matahari yang diperolehdari media kaca dan

ventilasi dan sinar buatan dengan prinsip tata pencahayaanya yang mengikuti

tata pencahayaan pada ruang pamer.

F. TINJAUAN TENTANG SURAKARTA

1. Keadaan Geografis Kota Solo

Kota Solo terletak di dataran rendah dengan ketinggian kurang

lebih 92 meter diatas permukaan air laut, yang berarti lebih rendah atau

hampir sama tingginya dengan permukaan sungai Bengawan Solo. Selain

Bengawan Solo dilalui juga beberapa sungai, yaitu Kali Pepe, Kali Anyar

dan Kali Jenes yang semuanya bermuara di Bengawan Solo. Kota

Surakarta terletak diantara : 110 45’ 15”- 110 45’35” Bujur Timur, 70 36’

- 70 56’ Lintang Selatan.

Batas Wilayah Kota Solo yakni di sebelah utara berbatasan dengan

Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali, di sebelah timur

berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo, di

Page 65: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo, di sebelah barat

berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar.

Gambar II.12 Peta Kota Solo

(Sumber : www.surakarta.go.id)

Keadaan Cuaca Kota Solo yakni suhu udara maksimum 32,4 C dan

suhu udara minimum 21,6 C, sedangkan tekanan udara rata-rata adalah

1008,74 mbs dengan kelembaban udara 79 %. Kecepatan angin berkisar 4

knot dengan arah angin 188 serta beriklim panas. (www.surakarta.go.id)

Dalam Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) tahun 1993-

2013, Kota Surakarta dibagi dalam 10 SWP (Sub Pembangunan Wilayah),

yaitu:

1. Pucang Sawit, meliputi Pucang Sawit, Jagalan, Gandekan, Sangkrah,

Sewu, dan Semanggi

2. Kampung Baru, meliputi Kampung Baru, Kepatihan Kulon, Kepatihan

Wetan, Purwodiningratan, Gilingan, Kestalan, Keprabon, Ketelan,

Timuran, Punggawan, Stabelan, dan Dinoprajan.

Page 66: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

1 3

8

7

6

5 4 2

10 9

3. Gajahan, meliputi Joyotakan, Danukusuman, Serengan, Kratonan,

Jayengan, Kemlayan, Pasdar, Kliwon, gajahan, Kauman, Baluwarti,

Kedung Lumbu dan Joyosuran.

4. Sriwedari, meliputi Tipes, Bumi, Panularan, Penumping, Sriwedari,

Purwosari, Manahan, dan Mangkubumen.

5. Sondakan, meliputi Pajang, Laweyan, dan Sondakan.

6. Jajar, meliputi Jajar, Karang Asem, dan Kerten.

7. Sumber, meliputi Sumber dan Banyuanyar.

8. Jebres, meliputi Jebres dan Tegalharjo.

9. Kadipiro, meliputi Kadipiro dan Nusukan.

10. Mojosongo

Gambar II.13

Pembagian Sub Pembangunan Wilayah Kota Solo Sumber : RUTRK Surakarta

Page 67: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

2. Keadaan Demografi Kota Solo

Kota Solo mempunyai jumlah penduduk pada tahun 2003 adalah

552.542 jiwa terdiri dari 270.721 laki-laki dan 281.821 wanita, tersebar di

lima kecamatan yang meliputi 51 kelurahan. Sex ratio nya 96,06% yang

berarti setiap 100 orang wanita terdapat 96 orang laki-laki. Angka

ketergantungan penduduk sebesar 66%. Jumlah penduduk tahun 2003 jika

dibandingkan dengan jumlah penduduk hasil sensus tahun 2000 yang

sebesar 488.834 jiwa, berarti dalam 3 tahun mengalami kenaikan

sebanyak 83.708 jiwa. Meningkatnya jumlah penduduk ini disebabkan

oleh urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi.

Dalam bidang pendidikan, Kota Solo mempunyai 2 Perguruan

Tinggi negeri dan 24 perguruan tinggi swasta.. Keberadaan pendidikan

tinggi tersebut menunjukkan bahwa Kota Solo telah memiliki lembaga

pendidikan tinggi yang relatif lengkap, sehingga cukup layak untuk

disebut sebagai kota pendidikan juga. Aset tersebut merupakan sarana dan

prasarana yang penting bagi penyediaan sumber daya manusia terdidik di

Kota Solo. (www.surakarta.go.id)

G. TINJAUAN UMUM INTERIOR

1. Organisasi Ruang

Ada beberapa macam organisasi ruang dalam interior, antara lain :

a. Terpusat, sebuah ruang dominan terpusat dengan pengelompokan

sejumlah ruang sekunder. Bersifat stabil yang merupakan komposisi

terpusat yang terdiri dari sejumlah ruang-ruang sekunder yang

dikelompokkan mengelilingi sebuah ruang pusat yang besar dan

Page 68: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

dominan. Pola sirkulasinya dapat berbentuk

radial, loop atau spiral yang kesemuanya

berakhir di ruang pusat.

Gambar II.14 Organisasi Ruang Terpusat

b. Linear, suatu urutan dari ruang-ruang yang berulang yang mirip

dalam hal ukuran. bentuk dan fungsi. bersifat fleksibel dan cepat

tanggap terhadap bermacam-macam kondisi tampak.

Gambar II.15

Organisasi Ruang Linear

c. Radial, sebuah ruang pusat yang menjadi acuan organisasi-

organisasi ruang linier yang berkembang menurut arah jari-jari.

Organisasi ini memadukan unsur-unsur organisasi terpusat maupun

linier. Ruang pusat pada organisasi radial pada umumnya

berbentuk teratur. Variasi tertentu dari organisasi radial adalah pola

baling-baling, dimana lengan-lengan liniernya berkembang dari

pusat yang terlihat dinamis secara visual mengarah berputar

mengelilingi ruang pusatnya.

Page 69: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Gambar II.16 Organisasi Ruang Radial

d. Cluster, kelompok ruang berdasarkan kedekatan hubungan atau

bersama-sama memanfaatkan satu ciri atau hubungan visual.

organisasi ini menggunakan pertimbangan penempatan peletakan

sebagai dasar untuk menghubungkan suatu ruang lainnya.

Gambar II.17 Organisasi Ruang Cluster

e. Grid, organisasi ruang-ruang dalam daerah struktural grid atau

struktur tiga dimensi lainnya.

Gambar II.18 Organisasi Ruang Grid

Page 70: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

2. Sirkulasi

Ada beberapa macam pola sirkulasi dalam interior, antara lain :

a. Terpusat, terdiri dari sejumlah bentuk sekunder yang mengitari asal

yang dominan dan berada di tengah-tengah (bentuk ini dapat

disimbolkan tempat suci/penuh penghormatan).

b. Linear, terdiri atas bentuk-bentuk yang diatur dalam suatu deret dan

berulang (bentuk linear dapat berfungsi sebagai unsur yang

memimpin dan mengorganisasi unsur-unsur lain yang bermacam-

macam).

c. Radial, adalah komposisi dari bentuk-bentuk linear yang keluar dari

bentuk terpusat searah dengan jari-jari.

d. Cluster, terdiri dari bentuk-bentuk yang saling berdekatan/ bersama-

sama menerima keadaan visual.

e. Grid, sifat ini dapat digunakan untuk memecahkan skala sesuatu

permukaan menjadi unit-unit yang lebih teratur bahkan menimbulkan

tekstur. Bentuk grid adalah bentuk modular dimana hubungannya

satu sama lain diatur oleh grid tiga dimensi.

3. Furniture

Ruang yang kosong tanpa ada benda satupun di dalamnya tentu

tidak akan memuaskan kebutuhan manusia, apabila ruang telah dilangkapi

dengan furniture, barulah ruang tersebut dapat berfungsi. Penyusunan

furniture harus disesuaikan dengan kebutuhan guna kenyamanan si

pemakai sedang fungsi furniture tidak dapat dipisahkan dengan faktor

Page 71: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

estetika. Dalam perencanaan kita harus mengetahui terlebih dahulu jenis

aktivitas, sehingga kita tahu bentuk furniture yang akan dibuat terhadap

luasan ruang, system pencahayaan, pemilihan warna serta kondisi-kondisi

lainnya.

Penyusunan furniture akan menimbulkan berbagai aspek yang

berhubungan dengan jenis aktivitas, fungsi, maupun segi-segi visual.

Semua ini memiliki kaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang lain.

Setelah semua factor tersebut terperhatikan kemudian meningkat pada

tahap berikutnya yaitu bagaimana menerjemahkannya dalam desain.

Desain furniture dibagi atas dua kategori :

1) Furniture yang berbentuk case (kotak) termasuk chest, meja tulis,

lemari buku dan kursi yang tidak mempunyai pelapis, tipe furniture

semacam ini di Indonesia masih dibuat dari kayu walaupun bahan-

bahan lain bertambah populer.

2) Furniture yang dilapisi, misalnya sofa, kursi-kursi yang seluruhnya

atau sebagian diberi pelapis termasuk perlengkapan-perlengkapan

tidur.

4. Warna

Warna merupakan aspek yang dapat mempengaruhi penampilan

visual suatu ruang. Warna juga dapat mengkamuflasekan sesuatu,

misalnya ruangan yang sempit dapat kelihatan lebih luas dan sesuatu yang

mepunyai proporsi kurang bagus menjadi bagus ( John F. Pile, 1995 ).

Page 72: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Suasana suatu ruang ditentukan oelh warna. Menurut John Ombased

Simonds, warna membantu segi visualisasi dan kesan psikologi untuk

penampilan karateristik suatu ruang. Warna juga merupakan kekuatan

yang memiliki keindahan dengan member pengalaman keindahan. Sifat

umum warna antara lain sebagai berikut :

a) Merah

Warna yang merupakan power, energy, kehangatan, cinta, nafsu, agresi,

bahaya. Warna merah kadang-kadang dapat berubah arti jika

dikombinasikan dengan warna lain, seperti merah dikombinasikan dengan

hijau maka akan menjadi symbol natal.

b) Biru

Merupakan warna kepercayaan, keamanan, teknologi, kebersihan,

keteraturan. Warna ini banyak digunakan sebagai warna pada logo bank di

Amerika Serikat untuk memberikan kesan kepercayaan.

c) Hijau

Warna alami, sehat, keberuntungan, pembaharuan. Warna hijau tidak

terlalu sukses untuk ukuran global. Hijau juga mengungkapakan

kesegaran, harapan, kelahiran kembali.

d) Kuning

Merupakan warna optimis, harapan, filosofi, ketidakjujuran, pengecut

(untuk budaya barat) dan memaknakan kemulian cinta serta pengertian

mendalam dalam hubungan antar umat manusia.

Page 73: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

e) Ungu atau Jingga

Warna yang spiritual, kebangsawanan, transformasi, kekasaran,

keangkuhan. Warna ungu memiliki karakter sejuk. Warna ini

melambangkan duka cita, kontemplatif, suci dan agamis.

f) Oranye

Warna yang member arti energy, keseimbangan, kehangatan.

g) Cokelat

Merupakan warna tanah atau bumi, realibility, comfort, daya tahan.

h) Abu-abu

Merupakan warna intelek, masa depan (seperti warna millennium),

kesederhanaan, kesedihan. Warna abu-abu ini adalah warna yang paling

mudah dilihat oleh mata.

i) Putih

Kesucian, kebersihan, ketepatan, ketidakbersalahan, steril, kematian.

j) Hitam

Page 74: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Warna dengan arti kecanggihan, kematian, misteri, kesedihan. Sebagai

warna kemasan, hitam melambangkan keanggunan (elegance),

kemakmuran (wealth) dan kecanggihan (sopiscated).

( Microsoft Referency Library, 2003)

5. Elemen Pembentuk Ruang

a. Lantai

Lantai merupakan bagian bangunan yang berhubungan langsung

dengan beban, baik beban mati, bergerak dan gesek. Karakter lantai harus

mempunyai daya tahan yang kuat dalam mendukung beban-beban yang

datang dari segala perabotan, aktivitas manusia dalam ruang dan lain-lain.

Selain itu, lantai harus bersifat kaku dan tidak bergetar (Djoko Panuwun,

1994, hal.6).

Lantai biasanya merupakan permukaan bawah dalam bangunan

atau ruangan, tetapi tidak selalu horizontal, yang mana furniture dan benda

lain mungkin ditempati beberapa orang yang berjalan (Willian Dudley

Hunt Jr., 1980, hal.77).

Lantai mempunyai tugas untuk mendukung beban yang datang dari

benda-benda, seperti perabot rumah tangga, manusia dengan segala

aktivitasnya dan kerangka itu harus mampu dan kuat memikul beban mati

atau hidup, lalu lintas manusia dan lain-lain yang menumpangi (Y.B.

Mangun Wijaya, 1988, hal.329).

Page 75: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Lantai harus sedikit lebih gelap daripada dinding (factor sefleksi

difusi) kurang lebih 30%. Sebagai contoh linoleum coklat (12%) terlalu

gelap, marmer putih (50%) terlalu terang.

Persyaratan lantai:

1) Lantai harus kuat dan dapat menahan beban diatasnya.

2) Mudah dibersihkan

3) Kedap suara

4) Tahan terhadap kelembaban

5) Memberikan rasa hangat pada kaki dan sebagainya

Berdasarkan karakteristiknya lantai terbagi menjadi empat, yaitu :

1) Lantai lunak, terdiri dari semua tipe permadani dan karpet. Pemberian

karpet pada lantai dapat menunjang penyerapan bunyi, sbb:

a) Jenis serat, praktis tidak mempunyai pengaruh pada penyerapan

bunyi.

b) Pada kondisi yang sama tumpukan potongan (cut piles)

memberikan penyerapan yang lebih banyak di bandingkan dengan

tumpukan lembaran (loop piles).

c) Dengan bertambahnya berat dan tinggi tumpukan, dalam tumpukan

potongan kain, penyerapan bunyi akan bertambah.

d) Makin kedap lapisan penunjang (backing), makin tinggi

penyerapan bunyi.

2) Lantai Semi Keras, terdiri dari pelapisan lantai seperti vinyl, aspal dan

cor.

Page 76: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

3) Lantai Keras, terdiri dari semua jenis batuan dan logam yang dipakai

sebagai bahan lantai.

4) Lantai Kayu (parquet), terdiri dari berbagai jenis dan motif bahan

lantai yang terbuat dari kayu.

Dalam pameran lantai berperan untuk memberi petunjuk arus lalu

lintas agar pengunjung tidak bingung dan dapat melihat seluruh stand

partision ataupun barang-barang yang sedang dipamerkan. Pada ruang-

ruang tertentu seperti dapur, pantry, kamar mandi, WC, dipilih jenis lantai

yang kedap air serta warna pola yang serasi dengan fungsi dan

perrawatannya. Pada dareah pertokoan lanati dipasang pada jalur lintas

orang berjalan (hall) dengan motif yang berbeda-beda agar member kesan

adanya perbedaan antar ruang-ruang yang ada di dalam kompleks tersebut.

Pada ruang-ruang rapat yang memerlukan konsentrasi hendaknya jangan

digunakan lantai yang terlalu banyak motif dan warna karena dapat

mengganggu. ( Pamudji Suptandar, 1999 ).

b. Dinding

Dinding merupakan bidang nyata yang membatasi suatu ruang atau

pembatas kegiatan yang mempunyai jenis berbeda. Dinding adalah

penahan beban yang menyangga lantai dan atap, sehingga struktur

kekuatan dinding sebagai penahan beban harus diperhatikan (John F. Pile,

1995, hal.222).

Dinding merupakan unsur penting dalam pembentukan ruang, baik

sebagai unsur penyekat/ pembagi ruang maupun sebagai unsur dekoratif.

Page 77: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Dalam proses perancangan suatu ”ruang dalam” dinding mempunyai

peranan yang cukup dominan dan memerlukan perhatian khusus, di

samping unsur-unsur lain seperti tata letak, desain furniture serta

peralatan-peralatan lain yang akan disusun bersama dalam suatu kesatuan

dengan dinding.

Setelah fungsi dinding tercapai dan untuk menambah keindahan

ruang, dinding dipergunakan sebagai ”point of interest” dari ruang dinding

samping memberi atau menambah keindahan ruang. Dinding juga dapat

merusak suasana ruang, yaitu apabila dalam perencanaannya sangat

dipaksakan, terutama dikarenakan bahwa dinding tersebut telah ada

sebelumnya. Ini terjadi pada renovasi rumah-rumah kuno, dimana dinding

berfungsi struktural. ( Pamudji Suptandar, 1999 : 147 ).

Dinding pada suatu wadah kegiatan dapat sebagai struktur atau

hanya sebagai pembatas ruang saja, tergantung dari sistem struktur yang

dipakai dalam perencanaannya (Djoko Panuwun, 1995 : 56).

Fungsi dan bentuk dinding terbagi menjadi 2 bagian :

1. Struktur, misalnya :

a) Bearing wall : dinding yang dibangun untuk menahan tepi

dari tumpukan/ urugan tanah.

b) Load bearing wals : dinding untuk menyokong/ menopang balok,

lantai, atap dan sebagainya.

c) Foundation wall : dinding yang dipakai di bawah lantai,

tingkat dan untuk menopang balok-balok

lantai pertama.

Page 78: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

2. Non struktural, misalnya :

a) Party wall : dinding pemisah antara dua bangunan yang

bersandar pada masing-masing bangunan.

b) Fire wall : dinding yang digunakan sebagai pelindung

dari pancaran kobaran api.

c) Certain or Panels wall : dinding yang digunakan sebagai pengisi

pada suatu konstruksi rangka baja atau

beton.

d) Partition wall : dinding yang digunakan sebagai pemisah

dan pembentuk ruang yang lebih kecil

didalam ruang yang besar.

( Pamudji Suptandar, 1999 : 145 )

c. Langit-langit (ceiling)

Pengertian istilah ceiling/langit-langit/plafond, berasal dari kata

”ceiling”, yang berarti melindungi dengan suatu bidang penyekat sehingga

terbentuk suatu ruang. Secara umum dapat dikatakan : ceiling adalah

sebuah bidang (permukaan) yang terletak di atas garis pandangan normal

manusia, berfungsi sebagai pelindung (penutup) lantai atau atap dan

sekaligus sebagai pembentuk ruang dengan bidang yang ada di bawahnya.

Dengan jarak ketinggian tertentu dalam bangunan, ceiling sebagai elemen

penutup utama pada bidang atas sebagai pembentuk atap bangunan.

(Pamudji Suptandar, 1999 : 161)

Ceiling adalah pembentuk ruang yang merupakan penutup bagian

atas. Kesan pertama adalah adanya tinggi rendah ruang, berfungsi sebagai

Page 79: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

bidang penempatan lampu, penempatan AC, sprinkler head, audio

loudspeaker dan sebagai peredam suara atau akustik (John F. Pile, 1995,

hal. 250).

Dasar pertimbangan dalam perencanaan langit-langit adalah :

1) Fungsi langit-langit

Fungsi dari langit-langit selain sebagai penutup ruang juga sebagai

pengatur udara dan ventilasi.

2) Penentuan ketinggian

Penentuan ketinggian didasari oleh pertimbangan fungsi, proporsi

ruang, kegiatan ruang, konstruksi dan permainan ceiling.

3) Bentuk penyelesaian

Bentuk dan penyelesaian dapat dilakukan berdasarkan fungsinya

seperti melengkung, berpola, polos, memperlihatkan struktur, dan

sebagainya.

(Djoko Panuwun, 1999 : 72)

Pada ruang rapat di mana diharapkan tercapainya suatu pendapat

yang membutuhkan konsentrasi, diusahakan agar ceilingnya berbentuk

sederhana, tidak menyolok karena akan mengganggu konsentrasi. Pada

ruang pamer, agar menarik pengunjung, dibuat ceiling yang kontras, saling

bersaing untuk dapat menonjolkan diri dan kesan yang mewah. Dengan

melajunya kemajuan teknologi, dan penemuan-penemuan baru di bidang

industri bahan bangunan tercipta berbagai material ceiling yang

Page 80: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

memungkinkan untuk memenuhi segala macam jenis fungsi ruang antara

lain :

a) Untuk mencapai kesan alamiah, kayu, anyaman bambu, rotan,

dan lain-lain

b) Untuk gaya klasikal, plat-plat gibs bermotif

c) Untuk mencapai kesan glamour, kaca (antique glass ceiling),

kain beludru

d) Pada rumah-rumah sederhana, eternit polos (bermotif), tripleks

(multipleks), dan berbagai jenis softboard/akustik tile

e) Pada bangunan-bangunan utilitas, beton exposed

f) Pada bangunan-bangunan umum, alumunium, fiber glass

sebagai skylight, kaca timah pada gereja-gereja.

(Pamudji Suptandar, 1999 : 166)

6. Sistem Interior

a. Pencahayaan

Cahaya memiliki fungsi yang sangat vital karena menjadi syarat

dalam penglihatan manusia. Meski demikian, cahaya berlebihan akan

memberi dampak kesilauan, sehingga untuk mencapai kesesuaian harus

berdasarkan kebutuhan yang dituntut untuk mendapatkan efektivitas dan

efisien tinggi.

Ada 2 jenis pencahayaan, yaitu :

1) Pencahayaan alami

Page 81: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang berasal dari sinar

matahari, sinar bulan, sinar api dan sumber-sumber lain dari alam

(fosfor). Sumber pencahayaan alami yang kita gunakan dalam

perancangan ruang dalam pada umumnya dipakai pencahayaan sinar

matahari.

Pencahayaan alami dapat dibedakan dalam dua macam

a) Pencahayaan langsung, yaitu pencahayaan yang berasal dari

matahari/ secara langsung melalui atap/ vide, jendela, gebting kaca

dan lain-lain.

b) Pencahayaan tidak langsung, yaitu pencahayaan yang diperoleh

dari sinar matahari secara tidak langsung. Sistem pencahayaan

tersebut banyak kita temui penggunaannya dalam perancangan

ruang dalam melalui skylight, permainan bidang kaca dan lain-lain.

2) Pencahayaan buatan

Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang berasal dari cahaya

buatan manusia. Misalnya cahaya lilin, sinar lampu dan lain-lain.

Jenis-jenis pencahayaan dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu :

1) Pencahayaan langsung

Adalah semua sinar yang langsung memancar dari pusatnya ke arah

objek yang disinari. Sistem tersebut banyak menggunakan lampu-

lampu sorot untuk menyinari unsur-unsur dekorasi dalam ruang, dapur

dan toko-toko (etalase-etalase toko) dan juga lampu-lampu meja/

lantai.

Page 82: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

2) Pencahayaan tidak langsung

Adalah jika sumber pencahayaan disembunyikan dari pendangan mata

kita sehingga cahaya yang kita rasakan adalah hasil pantulannya,

terutama pada dinding atau ceiling sistem pencahayaan semacam ini

disebut pencahayaan tidak langsung. Sistem tersebut digunakan untuk

mengarahkan atau menuntun orang menuju ke ”suatu” obyek.

3) Pencahayaan setempat

Adalah pencahayaan yang diarahkan untuk menerangi ke suatu tempat

atau obyek, misalnya pada dapur, menjahit, lampu meja belajar

ataupun lampu yang dipergunakan untuk menerangi sesuatu apa yang

sedang dikerjakan pada jarak dekat dan yang membutuhkan

pencahayaan lebih khusus.

4) Pencahayaan yang membias (diffused)

Adalah jika sinar yang memancar langsung dari sumbernya terlebih

dahulu melalui suatu bahan atau material yang akan menyebarkan

sinar tersebut dalam area lebih besar dari sumbernya sendiri. Lampu-

lampu pijar menyebarkan cahaya (diffused) melalui bahan gelas/kaca

yang terdapat pada badannya, panel-panel plastik yang membungkus

lampu-lampu neon (cove). Lampu-lampu cahaya yang bersifat

menyebar atau membias banyak digunakan untuk kebutuhan

pencahayaan umum. Sistem ini banyak digunakan pada ruang-ruang

pertemuan, ruang tunggu, koridor dan sebagainya. Pada pencahayaan

Page 83: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

yang membias dapat pula diberikan elemen penagkal sehingga

pembiasan cahaya dapat diatur untuk mendapatkan suasana khusus.

5) Pencahayaan khusus

Sistem pencahayaan khusus dibutuhkan untuk jenis pekerjaan-

pekerjaan tertentu. Misalnya pencahayaan di ruang operasi, lampu

sorot di ruang pameran, dan sebagainya.

( Pamudji Suptandar, 1999 )

Contoh sumber cahaya, antara lain adalah :

1) Lampu Pijar (Incandescent)

Lampu pijar terdiri dari 3 pokok, yaitu basis, filamen (benang

pijar) dan bola lampu. Besarnya aliran cahaya yang dihasilkan oleh

lampu pijar yang sedang menyala tergantung pada suhu filamennya.

Dengan memperbesar input tenaga, suhu filamen meningkat, radiasi

bergeser ke arah gelombang cahaya lebih pendek dan lebih banyak

cahaya tampak lebih putih. Pengendalian lampu pijar sebagai sumber

cahaya umumnya dengan melapisi bola lampu dengan maksud

mendifusikan cahaya dan diperoleh cahaya.

2) Lampu halogen

Pada prinsipnya lampu halogen termasuk ke dalam lampu pijar karena

prinsip kerjanya mirip dengan lampu pijar. Dengan daya yang sama

dengan lampu pijar, cahaya yang dihasilkan lampu halogen lebih

Page 84: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

terang dan lebih putih dibandingkan dengan lampu pijar. Oleh karena

itu cahaya lampu halogen dapat memunculkan warna asli dari objek

yang dikenai cahaya.

3) Lampu Fluorecent

Bentuk lampu ini dapat berupa tabung maupun bola. Lampu

jenis ini merupakan salah satu pelepas listrik yang berisi gas air raksa

bertekanan rendah. Lampu fluoresent generasi terbaru penggunaan

listriknya semakin efisien (mencapai 80 lumen per watt) dan distribusi

speltralnya (pancaran panjang gelombang cahaya) mendekati grafik

kepekaan mata, sehingga tidak terjadi penyimpangan warna.

4) Lampu HID (Hide Intensity Discharge )

Cahaya dihasilkan oleh lecutan listrik melalui uap zat logam.

Lampu mercury menghasilkan cahaya dari lecutan listrik dalam tabung

kaca atau kuarsa berisi uap merkuri bertekanan tinggi. Efikasinya

antara 40-60 lm/watt. Dibutuhkan waktu antara 3-8 menit untuk

menguapkan merkuri sebelum menghasilkan cahaya maksimal. Karena

hal itulah, disebut lampu metal halida.

Jenis-jenis lampu HID antara lain :

a) Lampu metal halide

Lampu metal halide menghasilkan cahaya putih dengan kualitas

warna yang baik dan terseedia dalam berbagai ukuran. Lampu

metal halide standar cenderung memiliki temperatur warna dari

Page 85: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

3700 hingga 4100K dan tampak terlihat dingin dan sedikit

kehijauan. Indeks penampilan warnanya adalah 65 hingga 70.

Lampu metal halide standar khususnya digunakan dimana warna

bukanlah hal yang penting, seperti arena olahraga, tempat parkir,

pencahayaan taman, dan lampu sorot. Lampu metal halide terbaru

disebut lampu metal halide keramik (ceramic metal halide). Lampu

tersebut memperlihatkan keunggulan penampilan warna (80 hingga

85) dan pilihan lampu yang hangat (3000K) atau dingin (4100K).

Lampu metal halide keramik dapat digunakan untuk pencahayaan

dalam ruang, seperti lampu penerangan, pencahayaan ruang pamer,

dan lampu sorot dinding, begitu pula untuk pencahayaan pada

ruangan luar.

b) Lampu sodium

Dua jenis lampu sodium yaitu lampu sodium bertekanan tinggi/

high-pressure sodium (HPS) dan lampu sodium bertekanan rendah/

low-pressure sodium (LPS). Warna cahaya lampu sodium

cenderung kekuningan. Lampu HPS menampilkan warna cahaya

merah jambu keemasan yang cenderung menciptakan ruang

dengan warna yang sangat coklat atau warna berkualitas rendah.

Lampu sodium bertekanan rendah memancarkan cahaya berwarna

kuning monokromatik, menciptakan pemandangan yang sama

sekali tidak menampilkan warna lainnya. Walaupun lampu HPS

menawarkan efisiensi energi yang sangat tinggi, namun warnanya

sangat terbatas sehingga hanya digunakan untuk pencahayaan

Page 86: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

jalanan, areal parkir, ruang kerja industri berat, gudang, lampu

keamanan, dan aplikasi lainnya di mana warna cahaya bukanlah

hal yang penting. Lampu LPS bahkan lebih tinggi efisiensi

energinya, namun warna cahayanya sangat kurang sehingga

penggunaannya hanya terbatas pada lampu keamanan.

c) Lampu uap merkuri

Lampu uap merkuri adalah jenis lampu yang lebih lama dari jenis

lampu lainnya yang tetap digunakan sebagai lampu jalan dan

lampu keamanan. Akan tetapi, dibandingkan dengan lampu HID

lainnya, lampu uap merkuri relatif kurang dalam segi warna cahaya

dan efisiensi energi yang rendah. Lampu ini hampir tidak pernah

digunakan dalam konstruksi bangunan baru.

( Mark Karlen & James Benya, 2006 : 10)

Mungkin atribut yang paling penting dari pencahayaan pada

sebuah restoran/ cafe adalah kemampuan untuk menciptakan karakter

atau suasana. Tujuan ini biasanya berjalan bersamaan dengan desain

interior restoran/ cafe, yang seringkali cenderung mengekspresikan

tema atau suasana khusus. Pada restoran/ cafe bertema,

kecenderungannya adalah menggunakan banyak pencahayaan dekorasi

bertema seperti lentera, lampu gantung dan chandelier. Gaya masa kini

pada desain restoran/ cafe menggunakan chandelier tradisional atau

teknik pencahayaan eksotik lainnya dalam desain yang disukai banyak

orang. ( Mark Karlen & James Benya, 2006 : 106)

Page 87: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Pencahayaan di dalam merchandise shop merupakan prioritas

utama, karena merupakan salah satu unsur yang dapat memberikan

kesan menarik pada obyek yang dipamerkan. Unsur pencahayaan pada

display biasanya menggunakan teknik pancahayaan yang dibuat-buat

dan memberikan efek yang dapat menambah suatu obyek yang

dipamerkan menjadi lebih indah. Untuk memberikan efek yang

menarik, maka pencahayaan buatan baik secara langsung maupun

tidak langsung di dalam ruang menggunakan berbagai macam jenis

lampu khusus. Macam-macam lampu yang biasa digunakan khusus

untuk memberikan penerangan antara lain sebagai berikut :

Gambar II. 19 Halogen Flexible Display Lights MR16

(Sumber : Petra Digital Library Colection)

Gambar II. 20 Halogen Flexible Display Lights MR16

Page 88: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

(Sumber : Petra Digital Library Colection)

Pemilihan lampu yang digunakan untuk pencahayaan buatan di

dalam merchandise shop sangat efektif, namun tidak lepas dari standar

penerangan yaitu cara penyinaran. Macam-macam cara pemasangan

lampu sebagai berikut :

1) Pemakaian cahaya dengan lampu sorot terarah yang mengarah ke

bawah.

Gambar II. 21 Lampu Sorot Terarah

Susunan lampu di atas digambarkan sebagai susunan lampu yang

teratur di langit-langit yang akan memberikan kesan berbeda-beda

sesuai dengan ruangan yang diberi penerangan.

2) Pemakaian cahaya dengan lampu sorot dinding rel aliran

Page 89: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Gambar II. 22 Lampu Sorot Dinding

Lampu di atas, dipasang terutama pada bagian ruang pameran dan

galeri. Penerangannya dibuat secara vertikal sebesar 50 lux dan

300 lux yang harus dicapai sebagai spesifikasi khusus di daerah

pameran. Untuk pemilihan lampunya, digunakan lampu pijar dan

lampu bahan bercahaya.

3) Pemasangan cahaya dengan lampu sorot rel aliran

Gambar II. 23 Lampu Sorot rel Aliran

Pada lampu sorot di atas, dipasang dengan sudut penyinaran yang

lebih disukai yaitu 10o, 30o, 90o (lampu sorot) yang dilindungi IR

dan UV serta memiliki filter warna.

Page 90: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

4) Pemasangan cahaya dengan memasukkan cahaya sesuai dengan

keinginan terhadap objek dan zona dinding, yaitu dengan sudut 30o

(optimum) dan 40o. Pemasangan lampu tersebut dapat dilihat

gambar di bawah ini, antara lain sebagai berikut :

Gambar II. 24

Reflexion Light

( Ernst Neufert, 1996 : 131 )

b. Penghawaan

Penghawaan merupakan faktor terpenting dalam proses pergantian

udara. Udara kotor dapat diganti dengan udara bersih melalui pintu dan

jendela. Tingkat kepuasan penghawaan dapat dicapai dari proses

mendinginkan udara mencapai temperatur dan kelembaban distribusi

udara dalam ruang dapat diperhatikan pada tingkat keadaan yang

diinginkan (John F. Pile, 1995, hal.414)

Jenis penghawaan berdasarkan sumbernya ada 2 macam, yaitu :

1) Penghawaan Alami

Page 91: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Yaitu penghawaan yang bersumber dari alam (natural).

Penghawaan alami di dalam suatu ruangan maka harus diperhatikan

ventilasi silang, yang merupakan ventilasi horizontal yang terbuka dari

2 arah yang berhadapan. Untuk itu perlu direncanakan secara cermat

dan baik agar penghawaan alami yang dipergunakan ini sesuai dengan

kebutuhan.

2) Penghawaan Buatan

Yaitu penghawaan yang dibuat dengan campur tangan manusia.

Penghawaan buatan diperlukan pada ruang serba guna karena tidak

memungkinkan perlubangan-perlubangan yang dapat mengakibatkan

kebocoran suara sehingga tercipta kondisi akustik yang tidak baik.

Penghawaan buatan dalam hal ini adalah penghawaan Air Conditioner

(AC) yang macamnya terdiri dari :

a) Window Unit, yaitu AC yang digunakan pada ruang-ruang kecil

dimana sistem mekanisnya terdapat dalam suatu unit kompak

b) Split Unit, yaitu AC yang digunakan untuk 1 atau beberapa ruang.

Sedangkan kelengkapan untuk evaporator terpisah pada tiap ruang

c) Central AC, yaitu AC yang digunakan untuk ruang luas dan

perlengkapan keseluruhannya terletak di luar ruangan, kemudian

didistribusikan ke ruang-ruang melalui ducting dan berakhir

dengan aliran diffuser

(Pamuji Suptandar, 1982, hal.85)

Page 92: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Penggunaan AC adalah bertujuan agar supaya temperatur,

kelembababn dan distribusi udara dalam ruangan dapat dipertahankan

pada tingkat keadaan yang diinginkan (John F. Pile, 1980, hal.414).

c. Akustik

Ruang yang baik adalah ruang yang sesuai menjawab

kebutuhannya dari salah satu faktornya adalah mengenai gangguan seperti

bsising, gema, gaung dan sebagainya. Penanganan gangguan yang terjadi

dalam ruang menjadikan menjadikan perlunya kualitas akustik yang

sebaik-baiknya. Akustik dapat mengatasi maslah teknis yang berhubungan

langsung dengan suatu desain interior, antara lain tingkat bunyi yang

berlebihan, perlindungan privasi ruang, tingkat kejelasan pencakupan

dengan latar belakang suara dan pengadaan suara latar yang sesuai dengan

situasi tertentu (John F. Pile, 1980, hal. 421).

Tujuan dari akustik adalah meniadakan dan mengurangi bunyi

yang sifatnya mengganggu, kemudian mengatur sistem bunyi tata suara

agar bunyi yang dikehendaki terdengar jelas tanpa gangguan, serta

menjaga kontinuitas bunyi dan perambatannya dalam ruang-ruang khusus

yang menghendaki sistem akustik spesifik.

Dalam pengaturan penyebaran bunyi di dalam suatu ruang terdapat

3 faktor yang harus diperhatikan yaitu bunyi langsung, bunyi pantul dan

bunyi serap.

1) Bunyi Langsung, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara yang

berjalan langsung mencapai pendengaran

Page 93: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

2) Bunyi Pantul, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara yang dalam

pencapaian sebelum ke pendengaran, lebih dahulu mengenai bidang

pantul

3) Bunyi Serap, yaitu bunyi yang mengalami penyerapan karena material

absorbsi

(Prasasto Satwiko, 2004, hal.129)

7. Sistem Keamanan

Sistem pengamanan terhadap kegiatan yang berlangsung

menggunakan sistem sekuriti, CCTV ( Closed Circuit Television ) dan

Heavy duty door contact (sensor yang dipasang pada pintu). CCTV

(Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi untuk

memonitor suatu ruang melalui layar televisi/monitor, yang menampilkan

gambar dari rekaman kamera yang dipasang pada setiap sudut ruangan

(biasanya tersembunyi) yang diinginkan oleh bagian keamanan. Semua

kegiatan dapat dimonitor di ruang khusus.

Pada sistem pengamanan terhadap fisik bangunan berupa

pengamanan terhadap bahaya kebakaran.

a. Sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran adalah :

1) Sistem pendeteksi awal

- Smoke detektor. Alat ini bekerja bila suhu mencapai 700C.

- Fire alarm sistem. Alarm yang otomatis akan berbunyi jika ada

api atau panas pada suhu 1350C - 1600C

Page 94: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Gambar II.25 Smoke detektor

(Sumber : www.webdesign.com)

2) Fire estinguisher

3) Sprinkler

Penempatan titik – titik sprinkler harus disesuaikan dengan standar

yang berlaku dalam kebakaran ringan. Setiap sprinkler dapat

melayani luas area 10-20 m dengan ketinggian ruang 3 m. Ada

beberapa cara pemasangan sprinkler seperti dipasang di bawah

plafon atau di pasang pada dinding. Kepala sprinkler yang

dipasang dekat dinding, harus mempunyai jarak tidak boleh lebih

dari 2,25 m dari dinding.

4) Hidrant Kebakaran

Hidrant kebakaran adalah suatu alat untuk memadamkan

kebakaran yang sudah terjadi dengan menggunakan alat baku air.

Page 95: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Gambar II.26 Fire estinguisher dan Hidrant kebakaran

(Sumber : www.webdesign.com)

b. Dalam usaha memadamkan kebakaran selain api faktor utama yang

harus diperhatikan adalah asap. Untuk mancegah mengalirnya asap

kemana-mana diperlukan alat-alat seperti :

1) Fire damper

Alat untuk menutup pipa ducting yang mengalirkan udara supaya

asap dan api tidak menjalar kemana-mana. Alat ini bekerja secara

otomatis, kalau terjadi kebakaran akan segera menutup pipa-pipa

tersebut.

2) Smoke & heat ventilating

Alat ini dipasang pada daerah-daerah yang menghubungkan udara

luar. Kalau terjadi kebakaran, asap yang timbul segera dapat

mengalir keluar, sehingga para petugas pemadam kebakaran akan

terhindar dari asap-asap tersebut.

3) Vent & exhaust

Dipasang di depan tangga kebakaran yang akan berfungsi

menghisap asap yang akan masuk pada tangga yang akan dibuka

pintunya. Dapat pula dipasang di dalam tangga, secara otomatis

berfungsi memasukkan udara untuk memberikan tekanan pada

udara di dalam ruang tangga.

Page 96: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

(Dwi Tanggoro, 2004 : 40)

c. Sistem keamanan dari ancaman kejahatan manusia

Sistem keamanan dari ancaman kejahatan manusia (pencurian)

diterapkan dengan sekuriti, CCTV (Close Circuit Television) dan

Heavy duty door contact (sensor yang dipasang pada pintu).

8. Dimensi Ruang Gerak

Gambar II.27 Standar Tempat Penjualan Barang yang Umum

(Sumber : Julius Panero & Martin Zelnik, 1979, hal. 204)

Page 97: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Gambar II.28

Standar Tempat Penjualan Barang yang Tergantung

(Sumber : Julius Panero & Martin Zelnik, 1979, hal. 204)

Gambar II.29 Standar Toko Buku/Area Display

(Sumber : Julius Panero & Martin Zelnik, 1979, hal. 205)

Page 98: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Gambar II.30

Standar Toko Sepatu/Area Pengepasan

(Sumber : Julius Panero & Martin Zelnik, 1979, hal. 205)

Gambar II.31

Jarak Bersih Sirkulasi pada Konter

(Sumber : Julius Panero & Martin Zelnik, 1979, hal. 201)

Page 99: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Gambar II.32 Jarak Bersih Sirkulasi pada Konter

(Sumber : Julius Panero & Martin Zelnik, 1979, hal. 201)

Gambar II.33 Jarak Bersih Konter dengan Rak Display Tinggi

(Sumber : Julius Panero & Martin Zelnik, 1979, hal. 202)

Page 100: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Gambar II.34 Jarak Bersih Konter dengan Rak Display Rendah

(Sumber : Julius Panero & Martin Zelnik, 1979, hal. 202)

Gambar II.35

Kamar ganti Pakaian (Sumber : Julius Panero & Martin Zelnik, 1979, hal. 206)

Page 101: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

BAB III

STUDI LAPANGAN

A. LARISSA, SOLO

1. Sejarah

Larissa merupakan salah satu beauty centre yang ada di kota Solo. Larissa

merupakan sebuah wadah fasilitas perawatan tubuh baik rambut dan kulit bagi

masyarakat. Larissa pertama kali didirikan 26 tahun (1984) yang lalu di Yogyakarta,

tepatnya di jalan C. Simanjuntak 78 Yogyakarta. Lalu pada 7 Mei 2003, Larissa

membuka cabang di kota Solo. Di Solo, pertama kali dibuka di Jl. Dr. Cipto

Mangunkusumo 31 kemudian pada tanggal 1 Mei 2007 pindah ke Jl. Gajah Mada 103

Solo. Tahun 2007, tepatnya 6 Mei 2007 Larissa juga melebarkan sayap ke daerah

Semarang dengan membuka cabang di Jl. Singosari 6 Semarang.

Larissa menawarkan produk yang terbuat dari bahan alami dan bebas dari bahan-

bahan yang membahayakan sehingga aman dipakai. Segmen pasar Larissa adalah

masyarakat umum, baik pria maupun wanita, dengan usia sekitar 17-45 tahun.

2. Non fisik

Larissa beauty centre mengangkat tema Back to Nature. Interior Larissa ini ditata

dengan style modern minimalis.

3. Kebutuhan Ruang

- R. Utama

a. R. perawatan rambut

b. R. perawatan kulit (facial)

Page 102: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

c. Receptionist

d. Area penjualan produk+kasir

- R. Pelengkap

a. KM

b. R. tunggu

c. R. konsultasi

d. R. ibadah

e. R. Kantor

f. R. karyawan

g. R. meeting

h. Gudang

4. Aktivitas Dan Kegiatan

a. Aktivitas Pokok

§ Pengunjung

Datang mendaftar menunggu perawatan

bayar pulang

§ Pengelola

Datang cek harian mengerjakan administrasi

melayani pengunjung mengontrol pegawai cros cek

pulang

§ Pegawai

Datang persiapan kerja melayani pendaftaran

melayani perawatan cros cek pulang

Page 103: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

b. Waktu Kegiatan

Larissa buka setiap hari. Buka sekitar pukul 09.00-20.30 WIB. Jam kerja

karyawan dibagi 2 shift, shift I. 09.00-17.00 WIB dan shift II. 13.30-20.30 WIB.

c. Pelaku Kegiatan

Pelaku Kegiatannya antara lain:

a. Pengelola

b. Pegawai

c. Pengunjung/konsumen

5. Unsur Pembentuk & Pengisi Ruang

a. Lantai

Material lantai yang dipilih adalah keramik. Selain mudah dibersihkan

juga terdapat dalam berbagai motif serta mudah didapat dan harganya terjangkau.

Warna yang dipilih:

- krem (60 x 60 cm), dipakai pada seluruh ruang

- krem (30 x 30 cm), dipakai di toilet

Lantai pada Larissa ini menggunakan keramik warna krem sehingga

terlihat bersih dan enak dipandang.

b. Dinding

Dinding menggunakan batu bata plester yang di finshing cat tembok, kaca

dan dinding gypsum. Warna yang dipilih yaitu putih sehingga memberikan kesan

bersih, modern dan minimalis.

c. Ceilling

Ceilling menggunakan gypsum board finishing cat warna putih.

Page 104: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

d. Furniture

Furniture yang dipilih adalah dari bahan kayu dan logam. Furniture

difinising cat duko warna krem. Diseluruh ruang furniturenya menggunakan

warna kromatis cokelat. Tema modern dapat terlihat dari bentuk furniture yang

sederhana. Hal ini memberikan kesan bersih dan modern.

6. Tata Kondisional

a. Penghawaan

Seluruh ruangan di Larissa menggunakan penghawaan buatan yaitu

dengan AC Split.

b. Pencahayaan

Pencahayaan pada Larissa ini menggunakan pencahayaan buatan.

Pencahayaan buatannya berupa lampu-lampu down light yang menggunakan

lampu TL dan lampu gantung.

7. Tema

Konsep Back to Nature yang diusung Larissa beauty centre mampu

menyajikan suasana tenang, nyaman dan bersih. Disini tercipta suasana yang

memiliki daya tarik bagi pengunjung. Kesan yang ingin ditimbulkan adalah

bersih, simple dan modern. Sehingga untuk warna ruang lebih banyak

menggunakan warna putih dan warna-warna kromatis yang dapat menimbulkan

kesan bersih dan modern. Furniture-furniturenya berdesain minimalis.

8. Dokumentasi

Page 105: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Gambar III. 1 Kasir & Cosmetic Shop di Larissa (Sumber : Dokumentasi Pribadi )

Gambar III. 2 Receptionist di Larissa

(Sumber : Dokumentasi Pribadi )

Gambar III. 3 Ruang Tunggu di Larissa

(Sumber : Dokumentasi Pribadi )

Page 106: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

B. LK Salon, SOLO SQUARE

1. Sejarah

LK Salon merupakan salah satu salon yang ada di kota Solo. LK Salon merupakan

sebuah wadah fasilitas perawatan tubuh baik rambut dan kulit bagi masyarakat. LK

Salon pertama kali didirikan 13 tahun (1997) yang lalu di Semarang, tepatnya di jalan

Wijayakusuma Semarang. Sekarang LK Salon pindah ke jalan Saidan 5 ( Pemuda )

Semarang. Lalu pada 10 Oktober 2007 LK Salon membuka cabang di kota Solo. Di

Solo cabang LK Salon dibuka di Jl. Slamet Riyadi 451-455 Solo, tepatnya di Solo

Square.

Nama LK Salon merupakan singkatan dari nama pemiliknya yaitu Lie Kuang.

Beliau lahir di Semarang tanggal 20 Januari 1977. Lie Kuang merintis karier di dunia

kecantikan sejak tahun 1994. Lie Kuang lulus dari Rever Academy Indonesia,

distinction trophy tahun 1994, lalu meneruskan pendidikannya di Rever academy

Hongkong dan advance course diploma dari Toni & Guy Singapore, Vidal Sason

Shanghai, dan Kohsuke Ueno Tokyo Japan. Beliau termasuk member of Intercoiffure

Mondial Paris, L’oreal color trophy finalist dan joined L’oreal Professional.

LK Salon menawarkan jasa perawatan rambut menggunakan produk-produk dari

L’oreal dan Keratase. Selain perawatan rambut dan hair styling, LK Salon juga

melayani perawatan kulit dan make up. Segmen pasar LK Salon adalah masyarakat

umum menengah ke atas, baik pria maupun wanita.

2. Non fisik

LK Salon yang berada di Solo Square mengangkat tema modern minimalis. Tema

ini terlihat dari furniturenya yang simple namun berfungsi maksimal.

Page 107: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

3. Kebutuhan Ruang

- R. Utama

a. R. perawatan rambut dan make up

b. R. perawatan kulit

c. Receptionist dan kasir

- R. Pelengkap

a. R. tunggu

b. Gudang

4. Aktivitas Dan Kegiatan

a. Aktivitas Pokok

§ Pengunjung

Datang mendaftar menunggu perawatan

bayar pulang

§ Pengelola

Datang cek harian mengerjakan administrasi

melayani pengunjung mengontrol pegawai cros cek

pulang

§ Pegawai

Datang persiapan kerja melayani pendaftaran

melayani perawatan cros cek pulang

b. Waktu Kegiatan

Page 108: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

LK Salon buka setiap hari. Hari minggu – jumat buka sekitar pukul 10.00-

21.00 WIB dan hari sabtu buka jam 09.30-21.30. Jam kerja karyawan dibagi 2

shift, shift I. 10.00-19.00 WIB dan shift II. 12.00-21.00 WIB.

c. Pelaku Kegiatan

Pelaku Kegiatannya antara lain:

a. Pengelola

b. Pegawai

c. Pengunjung/konsumen

5. Unsur Pembentuk & Pengisi Ruang Ruang

a. Lantai

Material lantai yang dipilih adalah keramik. Selain mudah dibersihkan

juga terdapat dalam berbagai motif serta mudah didapat dan harganya terjangkau.

Warna yang dipilih:

- krem (60 x 60 cm), dipakai pada seluruh ruang

Lantai pada LK Salon ini menggunakan keramik warna krem sehingga

terlihat bersih dan enak dipandang.

b. Dinding

Dinding menggunakan kaca dan dinding gypsum. Warna yang dipilih yaitu

putih dan hitam, sehingga memberikan kesan bersih, modern dan minimalis.

c. Ceilling

Ceilling menggunakan triplek finishing cat warna hitam.

Page 109: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

d. Furniture

Furniture yang dipilih adalah dari bahan kayu dan logam. Furniture

difinising cat duko warna hitam dan putih. Diseluruh ruang furniturenya

menggunakan warna hitam dan putih. Tema modern dapat terlihat dari bentuk

furniture yang sederhana. Hal ini memberikan kesan bersih dan modern.

6. Tata Kondisional

a. Penghawaan

Seluruh ruangan di LK Salon menggunakan penghawaan buatan yaitu

dengan AC Split

b. Pencahayaan

Pencahayaan pada LK Salon ini menggunakan pencahayaan buatan.

Pencahayaan buatannya berupa lampu-lampu down light yang menggunakan

lampu TL dan lampu gantung.

7. Tema

Konsep modern yang diusung LK Salon mampu menyajikan suasana

nyaman dan bersih. Disini tercipta suasana yang memiliki daya tarik bagi

pengunjung. Kesan yang ingin ditimbulkan adalah bersih, simple dan modern.

Sehingga untuk warna ruang lebih banyak menggunakan warna putih dan warna-

warna kromatis yang dapat menimbulkan kesan bersih dan modern. Furniture-

furniturenya berdesain minimalis.

Page 110: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

8. Dokumentasi

Gambar III. 4 ME LK Salon, Solo Square

(Sumber : Dokumentasi Pribadi )

Gambar III. 7 R. perawatan Keratase

(Sumber : Dokumentasi Pribadi )

Gambar III. 5 Tampak ceiling di LK Salon

(Sumber : Dokumentasi Pribadi )

Gambar III. 8 R. perawatan Rambut

(Sumber : Dokumentasi Pribadi )

Gambar III. 6 Display Produk kecantikan

(Sumber : Dokumentasi Pribadi )

Page 111: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN

A. ANALISA JUDUL

1. Pengertian

Pengertian dari judul “ Perencanaan dan Perancangan Interior Fashion

and Beauty Centre di Surakarta “ adalah sebagai berikut :

Interior : - Ruang dalam suatu bangunan.

( Ensiklopedia Indonesia, 1989, hal : 195 )

- Tatanan perabot ( hiasan ), dsb didalam ruamg

dalam dari gedung .

( Tim Penyusun KBBI, 2001 ; 383 )

Desain Interior : - Desain interior adalah karya seni yang

mengungkapkan dengan jelas dan tepat tata

kehidupan manusia dari suatu masa melelui

media ruang .

( J. pamudji subtandar : 1998 : 11 )

Fashion : - Cara, kebiasaan, basa-basi; mode. ( John M

Echols & Hassan Shadily, Kamus Inggris-

Indonesia, 1996 : 234 )

- Pakaian: barang apa yang dipakai (baju,

celana, dsb). ( Cormentyna Sitanggang dkk,

kamus pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas,

2004 : 529 )

Page 112: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

- Mode atau Fashion adalah gaya berpakaian

(tetapi juga dapat termasuk masakan, bahasa,

seni, arsitektur) yang populer dalam suatu

budaya. ( Wikipedia bahasa Indonesia )

Beauty : - Orang cantik; indah; kecantikan. ( John M

Echols & Hassan Shadily, Kamus Inggris-

Indonesia, 1996 : 58 )

- Cantik: elok, molek (tentang wajah); indah

(tentang barang). ( Cormentyna Sitanggang

dkk, kamus pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat

Atas, 2004 : 127 )

- Kecantikan: keelokan; kemolekan.

(Cormentyna Sitanggang dkk, kamus pelajar

Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, 2004 : 127 )

Centre : - Pusat; bagian tengah; (soccer) penyerang

tengah. ( John M Echols & Hassan Shadily,

Kamus Inggris-Indonesia, 1996 : 104 )

- Pusat: pusar; titik yang ditengah benar (al.

bulatan bola, lingkaran dsb); tempat yang

letaknya di bagian tengah; pokok pangkal/

yang menjadi pumpunan (berbagai urusan, hal,

dsb); orang yang membawakan berbagai

bagian; orang yang menjadi pumpunan dari

bagian-bagian. ( Cormentyna Sitanggang dkk,

Page 113: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

kamus pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas,

2004 : 616 )

Surakarta : wilayah, kawasan, nama sebuah kota di

propinsi Jawa Tengah.

Jadi pengertian dari judul “ Perencanaan dan Perancangan Interior Fashion

and Beauty Centre di Surakarta adalah suatu proses, pembuatan, merancang,

merencanakan desain ruang dalam suatu bangunan yang berupa tempat

penjualan pakaian, aksesoris, produk kecantikan, konsultasi dan salon untuk

melengkapi fasilitas kegiatan yang berhubungan dengan penampilan yang

operasionalnya berada di kota Surakarta.

2. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai adalah :

a) Memberikan wawasan dan pengetahuan tentang perlunya sebuah wadah

tempat memperbaiki penampilan.

b) Mewujudkan suatu Fashion and Beauty Centre yang mendukung dan

mewadahi pemerhati dunia fashion dan kecantikan maupun masyarakat

awam melalui aplikasi interior dan sarana serta prasarana yang

mendukungnya.

c) Menyediakan fasilitas-fasilitas yang mendukung para pengunjung seperti

tempat konsultasi kecantikan dan penampilan, penjualan pakaian dan

kosmetik, serta sebagai tempat untuk perawatan kecantikan.

d) Sarana tempat pertemuan, menambah informasi dan juga sebagai tempat

hiburan bagi masyarakat.

Page 114: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

B. ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

1. Lokasi

Pemilihan lokasi berada di daerah perempatan Bundaran Gladak

Slamet Riyadi Surakarta.

Jl. Slamet Riyadi

Site Plan

Site yang berada di daerah perempatan Gladak Slamet Riyadi ini

dipilih karena beberapa pertimbangan, antara lain sebagai berikut :

a. Luas tanah yang memenuhi.

b. Lokasi tersebut adalah daerah perdagangan, bisnis, industri dan wisata.

c. Lokasi mempunyai akses yang tinggi terhadap fasilitas dan sarana

penunjang operasional.

d. Lokasi merupakan salah satu konsentrasi publik sehingga mudah

dijangkau.

Hotel

C Gereja

Bank Danamon

G

G BCA

Fashion and Beauty Centre

PGS BTC

n Bundaran

Gladak U

Page 115: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

2. Status Kelembagaann

Status kelembagaan Fashion and Beauty Centre ini dikelola oleh

pihak swasta sehingga manajemen dan orientasi usaha tergantung sepenuhnya

pada kebijakan pihak swasta.

3. Struktur Organisasi

a. Struktur Organisasi Salon

Skema IV.1 Struktur Organisasi Salon

(Sumber : analisa penulis, 2010)

Pemilik

Manajer Operasional

Bagian keuangan Stylish

Asisten stylish

Bagian perawatan tubuh Bagian perawatan

rambut

Page 116: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

b. Struktur Organisasi Shop

Skema IV.2 Struktur Organisasi Shop

(Sumber : analisa penulis, 2010)

4. Sistem Operasional

Fashion and Beauty Centre buka setiap hari. Jam buka Fashion

and Beauty Centre sebagai berikut :

a. Salon

Hari Senin s/d Minggu pukul 07.30 – 21.00 WIB

b. Shop

Hari Senin s/d Minggu pukul 08.00 – 21.00 WIB

c. R. Konsultasi

Hari Senin s/d Minggu pukul 08.00 – 20.00 WIB

Divisi Penjualan

Manajer

Supervisor Display Supervisor Penjualan Acounting Supervisor

Pramuniaga Pramuniaga

Page 117: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

5. Program Kegiatan

Fashion and Beauty Centre ini terdiri dari tiga ruang kegiatan yaitu

salon, shop, dan ruang konsultasi. Program kegiatan Fashion and Beauty

Centre ini terbagi dalam tiga kegiatan utama dalam tiga pengelompokan ruang

yaitu salon, shop, dan ruang konsultasi.

a. Salon

Kegiatan untuk pengunjung tidak hanya untuk perawatan

kecantikan rambut saja, namun perawatan kecantikan dari ujung rambut

sampai ujung kaki. Perawatannya terdiri dari facial, menicure, pedicure,

massage dan perawatan rambut.

b. Shop

Toko khusus pakaian dan perlengkapan pendukungnya, seperti

aksesoris, tas dan sepatu. Selain itu toko kosmetik yang menjual produk-

produk kosmetik yang ternama.

c. Ruang Konsultasi

Adalah tempat dimana kostumer dapat berkonsultasi masalah

penampilan baik bagaimana cara berpakaian dan berdandan yang tepat. Di

sini kostumer akan di bantu oleh seorang stylish/penata gaya.

6. Pelaku Kegiatan

Terdapat beberapa pelaku kegiatan dalam Fashion and Beauty Centre ini,

yaitu :

a. Salon

1. Pengunjung ( dewasa usia 20 tahun ke atas )

Page 118: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

2. Pengelola ( owner, operasional manager, stylish, kapster, dan

karyawan )

b. Shop

1. Pengunjung ( dewasa usia 19 tahun ke atas )

2. Pengelola ( manajer, supervisor penjualan, supervisor display,

acounting supervisor, pramuniaga )

c. R. Konsultasi

1. Pengunjung (dewasa usia 19 tahun ke atas )

2. Pengelola ( stylish )

7. Pola Kegiatan

a. Pola Kegiatan Salon

Dalam penguraian tentang kegiatan salon terlebih dahulu perlu

diketahui apa arti kegiatan Salon dan siapa pelaku kegiatan tersebut.

Mengenai pengertian disini dapat disini dapat disamakan dengan aktivitas.

Sedangkan siapa yang melakukan kegiatan di dalam salon adalah

pengunjung dan staff salon. Yang dimaksud pengunjung/tamu adalah

individu-individu yang memanfaatkan barang dan jasa pelayanan salon

disebut pembeli atau pemesan makanan.

Tujuan pengunjung pada pokoknya adalah melakukan perawatan

kecantikan. Sesuai dengan sistem pelayanan pada salon tersebut.

Sedangkan yang disebut staff adalah individu-individu yang menjalankan

kegiatan sebuah salon. Kegiatan staff salon yaitu melayani tamu sesuai

dengan sistem pelayanan. Berorientasi dari kegiatan pokok di dalam salon

Page 119: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

yaitu pelayanan perawatan kecantikan baik perawatan tubuh juga

perawatan rambut.

1) Pengelola

Skema IV.3 Skema Kegiatan Pengelola pada Pola Kegiatan Salon

(Sumber : analisa penulis, 2010)

2) Pengunjung

Skema IV.4 Skema Kegiatan Pengunjung pada Pola Kegiatan Salon

(Sumber : analisa penulis, 2010)

Datang

ME & SE

Pulang

Rest Room

Penitipan kendaraan

Kegiatan Operasional

LavatorPengambilan kendaraan

Kantor

Loker

Salon

Datang

ME & SE

Pulang

Penitipan kendaraan

Lavatory Pengambilan

kendaraan

Pesan tempat, Bayar

Makan, Minum, Santai, Nonton bareng

Page 120: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

b. Pola Kegiatan Merchandise Shop

Kegiatan utamanya adalah jual-beli pakaian dan kosmetik dalam

berbagai item produk. Namun shop ini juga melayani testing produk

kecantikan.

1) Pengelola

Skema IV.5 Skema Kegiatan Pengelola pada Pola Kegiatan Shop

(Sumber : analisa penulis, 2010)

Datang

ME & SE

Pulang

Rest Room

Penitipan kendaraan

Kegiatan Operasional

Lavatory Pengambilan kendaraan

Kantor

Loker

Shop

Page 121: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

2) Pengunjung

Skema IV.6 Skema Kegiatan Pengunjung pada Pola Kegiatan Shop

(Sumber : analisa penulis, 2010)

c. Pola Kegiatan R. Konsultasi

Tempat untuk mewadahi segala kegiatan yang berhubungan

dengan keinginan kostumer untuk berkonsultasi dengan stylish fashion dan

Datang

ME & SE

Pulang

Penitipan kendaraan

Lavatory

Pengambilan kendaraan

Shop

Datang

ME & SE

Pulang

Penitipan kendaraan

Lavatory Pengambilan kendaraan

Fashion Shop Shop

Datang

ME & SE

Pulang

Penitipan kendaraan

Lavatory Pengambilan kendaraan

Cosmetic Shop Shop

Page 122: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

beauty. Pelaku kegiatan dalam ruang konsultasi ini terdiri dari pengelola

yaitu stylish dan kostumer/pengunjung.

1) Pengelola

Skema III.8 Skema Kegiatan Pengelola pada Pola Kegiatan R. konsultasi

(Sumber : analisa penulis, 2010)

2) Pengunjung

Skema IV.9

Skema Kegiatan Pengunjung pada Pola Kegiatan R. konsultasi (Sumber : analisa penulis, 2010)

8. Jenis Ruang dan Fasilitas Ruang

a. Ruang Publik :

Datang

ME & SE R. tunggu

Pulang

Penitipan kendaraan

R. konsultasi

Lavatory Pengambilan

kendaraan

Datang

ME & SE R. konsultasi

Pulang

Rest Room

Penitipan kendaraan

Ruang Pertemuan

Lavatory Pengambilan kendaraan

Page 123: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

1) Salon

2) Shop

b. Ruang Semi Publik

1) R. konsultasi

2) R. perawatan kecantikan

c. Ruang Private

1) R. Facial dan massage

2) Ruang kantor

3) Ruang karyawan

4) Mushola

d. Ruang Service

1) Gudang

2) Toilet

Page 124: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

9. Aktivitas dan Fasilitas

a. Kelompok kegiatan Cafe

PELAKU AKTIVITAS FASILITAS KEBUTUHAN

RUANG

Pengunjung

- Datang/pulang

- Memesan tempat

- Menunggu

- Perawatan

- Membayar

- MCK

- Meja penerimaan

- Kursi tunggu

- Meja, kursi, bed

- Meja Kasir

- Toilet

- Main Entrance

- R. Penerimaan

- R. Tunggu

- R. massage,

facial, perawatan

rambut, manicure

pedicure

- Kasir

- Lavatory

Pengelola - Datang/pulang

- Persiapan

- Bekerja

- Melayani

perawatan

- Penyimpanan

- Istirahat

- MCK

- Loker

- Meja dan kursi kantor

- Meja, kursi, bed

- Rak/almari penyimpanan

- Kursi santai

- Toilet

- Main Entrance

- R. Karyawan

- R. Kantor

- R. perawatan

- Gudang

- R. Istirahat

- Lavatory

Tabel IV. 1

Tabel Aktivitas dan Fasilitas pada Kegiatan Salon ( Sumber : Analisa Penulis, 2010 )

Page 125: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

b. Kelompok kegiatan Shop

PELAKU AKTIVITAS FASILITAS KEBUTUHAN

RUANG

Pengunjung

- Datang/pulang

- Memilih, mencoba

- Membeli, membayar

- MCK

- Meja display

- meja kasir

- Toilet

- Main Entrance

- R. Ganti

- Lavatory

Pengelola - Datang/pulang

- Persiapan

- Bekerja

- Penyimpanan

- Istirahat

- MCK

- Loker

- Meja dan kursi kantor

- Almari penyimpanan

- Kursi santai

- Toilet

- Main Entrance

- R. Persiapan

- R. Kantor

- Gudang

- R. Istirahat

- Lavatory

Tabel IV. 2

Tabel Aktivitas dan Fasilitas pada Kegiatan Shop ( Sumber : Analisa Penulis, 2010 )

c. Kelompok kegiatan R. Konsultasi

PELAKU AKTIVITAS FASILITAS KEBUTUHAN

RUANG

Pengunjung

- Datang/pulang

- Menunggu

- Konsultasi

- MCK

- Meja dan kursi tunggu

- Meja dan kursi konsultasi

- Toilet

- Main Entrance

- R. Tunggu

- R. Konsultasi

- Lavatory

Page 126: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Pengelola - Datang/pulang

- Persiapan

- Melayani

konsultasi

- Istirahat

- MCK

- Loker

- Meja dan kursi konsultasi

- Kursi santai

- Toilet

- Main Entrance

- R. Persiapan

- R. Konsultasi

- R. Istirahat

- Lavatory

Tabel IV. 3

Tabel Aktivitas dan Fasilitas pada Kegiatan R. Konsultasi ( Sumber : Analisa Penulis, 2010 )

10. Besaran Ruang

a. Kebutuhan dan Besaran Ruang Shop

No Kebutuhan

Ruang

Kapasitas

Ruang

Standar per orang Luas Total

(min)

Keterangan

(sumber)

1. R. Penerimaan 10 org/ruang Standar org : 1.20 m2

Jumlah ruang : 2 ruang

10 orgx 1.20 m2 = 12 m2

Flow 30 % = 3,6

m2

15,6 m2

Dimensi

Manusia

2. Kasir 3 org/ruang Standar org : 1.50 m2

Jumlah ruang : 3 ruang

3 x 2 orgx 1.50 m2 = 9 m2

Flow 30 % = 2,7

m2

11,7 m2

Dimensi

Manusia

3. R. Display

produk fashion

dan beauty

Asumsi 900 m2 900 m2 Data Arsitek

4. Stage 8 orang Asumsi 15 m2 15 m2

Page 127: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

5. R. Ganti 8 orang Standar org : 1.215 m2

8 x 1.215 m2 = 9,72 m2

Flow 30 % = 2,92 m2

12,64 m2

Dimensi

Manusia

6. Gudang Asumsi 20 m2 20 m2

Luasan

ruang yang

dibutuhkan

974,94 m2

Tabel IV. 4

Tabel Kebutuhan dan Besaran Ruang penjualan ( Sumber : Analisa Penulis, 2010 )

b. Kebutuhan dan Besaran Ruang Salon

No Kebutuhan

Ruang

Kapasitas

Ruang

Standar per orang Luas Total

(min)

Keterangan

(sumber)

1. Kasir/R.

penerimaan

10 orang Standar org : 1.5 m2

10 x 1.50 m2 = 15 m2

Flow 30 % = 4,5 m2

19,5 m2

Dimensi

Manusia

2. R. Tunggu 20 orang Standar org : 1.50 m2

20 x 1.50 m2 = 30 m2

Flow 30 % = 6,75 m2

36,75 m2 Dimensi

Manusia

3. R. Ganti 9 orang Standar org : 1.215 m2

9 x 1.215 m2 = 10,96 m2

Flow 30 % = 3,29 m2

14,25 m2

Dimensi

Manusia

4. R. perawatan 90 orang Standar org : 1.8 m2

90 x 1.8 m2 = 162 m2

Flow 30 % = 48,6 m2

210,6 m2

Dimensi

Manusia

Page 128: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

5. Gudang Asumsi 16 m2 16 m2

6. Lavatory Pria 2 closet, standar 0,92 m2 =

1,84 m2

4 urinoir, standar 0,92 m2

= 3,68 m2

2 wastafel, standar 0,92

m2 = 1,84 m2

7,36 m2

Data Arsitek

7. Lavatory Wanita

Luasan ruang

yang dibutuhkan

4 closet, standar 0,92 m2 =

3,68 m2

2 wastafel, standar 0,92

m2 = 1,84 m2

5,52 m2

309,98 m2

Data Arsitek

Tabel IV. 5

Tabel Kebutuhan dan Besaran Ruang Salon ( Sumber : Analisa Penulis, 2010 )

c. Kebutuhan dan Besaran Ruang Konsultasi

No Kebutuhan

Ruang

Kapasitas

Ruang

Standar per orang Luas Total

(min)

Keterangan

(sumber)

1. R. Penerimaan 10 orang Standar org : 1.2 m2

10 x 1.2 m2 = 12 m2

Flow 30 % = 3,6 m2

15,6 m2 Dimensi

Manusia

2. R. Tunggu 20 orang Standar org : 1.50 m2

20 x 1.50 m2 = 30 m2

Flow 30 % = 6,75 m2

36,75 m2 Dimensi

Manusia

3. R. Konsultasi 27 orang Standar org : 1.2 m2

27 x 1.2 m2 = 32,4 m2

42,12 m2 Dimensi

Manusia

Page 129: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Flow 30 % = 9,72 m2

Luasan ruang

yang dibutuhkan

94,47 m2

Tabel III. 6 Tabel Kebutuhan dan Besaran Ruang Konsultasi

( Sumber : Analisa Penulis, 2010 )

11. Hubungan Antar Ruang

a. Pola Hubungan dan Organisasi Ruang makro

1. R. Penerimaan

2. Salon

3. Shop

4. R. Konsultasi

= Berhubungan langsung

= Berhubungan tidak langsung

b. Pola Hubungan dan Organisasi Salon

1. R. Penerimaan

2. R. Tunggu

3. Perawatan rambut

4. Perawatan tubuh

5. Perawatan wajah

6. Manicure Pedicure

7. R. Ganti

8. Kasir

9. Lavatory

Page 130: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

= Berhubungan langsung

= Berhubungan tidak langsung

= Tidak berhubungan

c. Pola Hubungan dan Organisasi Shop

= Berhubungan langsung

= Berhubungan tidak langsung

= Tidak berhubungan

d. Pola Hubungan dan Organisasi Ruang Konsultasi

1. R. Penerimaan

2. R. Konsultasi

3. R. Tunggu

= Berhubungan langsung

= Berhubungan tidak langsung

1. R. Display

2. R. Ganti

3. Kasir

4. Gudang

Page 131: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

12. Zoning & Grouping

Pada prinsipnya penentuan zoning dan grouping berdasarkan atas

sifat kegiatan dan kepentingannya. Sebagai dasar pertimbangan dalam

penentuan zoning dan grouping adalah :

a. Sirkulasi kegiatan yang berlangsung

b. Kemudahan dalam mencapai fasilitas yang ada

c. Aktivitas dalam ruang

d. Keamanan dan kenyamanan

e. Tingkat kebutuhan pengunjung

Gambar IV. 1 Zoning

(Sumber : analisa penulis, 2010)

Page 132: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Gambar IV. 2 Grouping

(Sumber : analisa penulis, 2010)

Dasar pertimbangan :

1. Zona service, publik dan semi publik diletakkan dalam area yang

berdekatan agar pengunjung mudah menjangkau fasilitas tersebut.

2. Zona privat diletakkan berjauhan dengan zona publik agar kerja pengelola

dalam fasilitas tersebut tidak terganggu.

3. Tidak adanya sekat pemisah yang jelas memudahkan pengunjung untuk

menjangkau fasilitas yang ada.

13. Organisasi Ruang

Organisasi ruang adalah dasar-dasar cara menghubungkan ruang-

ruang suatu bangunan sehingga terorganisisr menjadi pola-pola bentuk ruang

yang koheren (Francis DK Ching, 1996, hal. 194)

Page 133: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Dalam perencanaan organisasi ruang, diperlukan adanya :

a. Pengelompokan ruang yang akan dilihat dari karakter dan macam kegiatan

yang diwadahi.

b. Karakter yang ditampilkan dengan bentuk-bentuk dinamis sehingga turut

mendukung dan membangun dari tema yang akan diangkat sehingga

menjadi kesatuan.

Alternatif Karakter/Kaidah Penerapan

Linear Bersifat fleksibel, terdiri dari ruang yang

berulang dalam hal ukuran dan fungsi dari

tiap ruang disepanjang deretan tersebut

memiliki hubungan dengan ruang luar

Massa bangunan

disusun berbaris

Radial Memadukan unsur-unsur pola terpusat

dan linear dengan ruang-ruang pusat yang

dominan dan pola-pola linear yang

berkembang menjadi jari-jarinya

Massa bangunan

menyebar dari satu

titik pusat massa

sebagai sentral

Cluster Menggabungkan ruang-ruang yang

berlainan bentuk tapi bersifat kegiatan

yang sama dan berhubungan satu sama

yang lain berdasarkan penempatan &

ukuran visual seperti sumbunya

Massa bangunan

disusun

berkelompok sesuai

dengan kegiatan

yang serupa

Page 134: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Terpusat Bentuk stabil merupakan komposisi

terpusat yang terdiri dari sejumlah ruang-

ruang sekunder yang dikelompokkan

mengelilingi sebuah ruang pusat yang

besar dan dominan

Massa bangunan

disusun

mengelilinggi pusat

massa

Tabel IV. 7

Alternatif Organisasi Ruang ( Sumber : Analisa Penulis, 2010 )

Organisasi Ruang Keuntungan Kerugian

a) Linier

a. Mudah menyesuaikan

kondisi

b. Sirkulasi jelas dan terarah

c. Pencapaian mudah

d. Adanya hirarki ruang

a. Kurang efisien, dan butuh

banyak ruang

b. Tidak ada orientasi utama

dari semua ruang

b) Terpusat

a. Memiliki pusat / orientasi

kegiatan

b. Bersifat stabil

c. Pencapaian ke titik ter-

tentu mudah & langsung

d. Efisiensi tinggi

a. Arah sirkulasi terpusat pada

satu titik, sehingga

perhatian ke titik lain

berkurang

c) Radial

a. Perpaduan antara organi-

sasi linier dan radial

b. Menghasilkan pola dina-

mis

a. Arah sirkulasi terpusat pada

satu titik, sehingga

perhatian ke titik lain

berkurang

Page 135: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

c. Pencapaian ke titik terten-

tu mudah dan langsung

d) Cluster

a. Dapat menerima ruang –

ruang yang berlainan

bentuknya

b. Luwes dan dapat mene-

rima pertumbuhan dan

perubahan langsug tanpa

mempengaruhi karakter-

nya

a. Tidak ada orientasi utama

pada ruang

b. Kontrol visual kurang baik

Tabel IV. 8

Alternatif Organisasi Ruang ( Sumber : Analisa Penulis, 2010 )

Gambar IV. 3 Organisasi Ruang

(Sumber : analisa penulis, 2010)

Page 136: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Pemilihan organisasi ruang didasarkan pada pengelompokkan ruang yang

berbeda aktivitasnya. Organisasi ruang ini dibagi dalam tiga kelompok :

1. Salon : Pemilihan organisasi ruang Cluster

Pengulangan bentuk fungsi ruang yang sama, yaitu

sebagai dining room dan lounge, dengan ukuran

ruang yang berbeda dan tidak ada sekat pemisah,

dan bedakan dengan level lantai.

2. Shop : Pemilihan organisasi ruang Radial

- Penggunaan organisasi Linier pada ruang

display yang didasarkan pada pengelompokkan

merchandise yang dijual.

- Penggunaan organisasi Terpusat pada kasir

sebagai pusat kegiatan transaksi jual beli

(pembayaran).

14. Pola Sirkulasi

Sistem Sirkulasi Keuntungan Kerugian

a) Linier

a. Jalan yang lurus da- pat

menjadi unsur

pengorganisir utama

b. Memiliki beberapa al-

ternatif pilihan jalan:

melengkung, memo- tong ,

jalan bercabang, dan loop

a. Pengunjung harus me-

ngerti arah fungsi ruang

yang akan dituju

b) Radial

a. Pengunjung dapat me-

milih alternative ruang

yang dituju

a. Sirkulasi monoton, karena

setiap ruang kembali ke titik

yang sama.

Page 137: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

b.Arah sirkulasi jelas b.Pengunjung harus me-

ngerti arah fungsi ruang

yang dituju

c) Spiral

a. Pengunjung dihadap- kan

pada banyaknya alternatif

ruang

b.Pola sirkulasi jelas

a. Sirkulasi dapat melelah

kan pengunjung

b.Kurang efektif karena

pengunjung yang akan

menuju fungsi ruang di

ujung area harus mele-

wati fungsi ruang lain.

Tabel IV. 9 Alternatif Pola Sirkulasi

( Sumber : Analisa Penulis, 2010 )

Gambar IV. 4 Pola Sirkulasi

(Sumber : analisa penulis, 2010)

Dasar pertimbangan yang digunakan antara lain berdasar pada sistem

pelayanan, aktivitas pengunjung, dan pencapaian tujuan atau tema yang

diangkat, maka setelah menimbang dari alternatif tersebut maka penggunaan

Page 138: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

sistem sirkulasi secara umum adalah gabungan dari ketiga alternatif tsistem

sirkulasi tersebut di atas.

: Sirkulasi Pengunjung

- Datang – Salon – Pulang

- Datang – R. Konsultasi – Pulang

- Datang – Shop – Pulang

- Datang – Cafe – Pulang

: Sirkulasi Pengelola

- Datang – Cafe – Pulang

- Datang –Shop – Pulang

- Datang – R. Konsultasi – Pulang

C. KONSEP PERANCANGAN

1. Ide Dasar Perancangan

Fashion and Beauty Centre adalah suatu tempat yang terdiri dari

shop, salon dan ruang konsultasi dimana pengunjung dapat memperbaiki

masalah penampilan mereka. Kebutuhan akan adanya satu tempat yang

mewadahi segala sesuatu hal tentang kecantikan membawa penulis untuk

merancang sebuah tempat yang dapat mewadahi hal tersebut. Mengingat di

kota Solo belum ada tempat memperbaiki penampilan dalam satu tempat,

maka dengan adanya Fashion and Beauty Centre hal tersebut dapat terpenuhi.

Sebuah tempat yang tidak hanya sebagai shop dan salon tempat

untuk menjual pakaian lengkap dengan aksesorisnya dan perawatan

kecantikan, melainkan juga menyediakan fasilitas khusus yaitu tempat

Page 139: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

konsultasi untuk mengatasi masalah berbusana dan kecantikan. Kebutuhan

akan berpenampilan menarik dan kesulitan untuk mendapatkan waktu yang

singkat untuk mengatasi masalah kecantikan karena tempat perawatan yang

terpencar menjadikan Fashion and Beauty Centre ini tempat yang tepat untuk

mengatasi masalah penampilan.

Ide gagasan yang dimunculkan dalam Fashion and Beauty Centre

ini adalah ingin membangun sebuah tempat yang mewadahi segala hal tentang

kecantikan dimana kostumer tidak perlu jauh-jauh untuk menemukan tempat

yang pas yang dapat mewadahi segala hal tersebut karena Fashion and Beauty

Centre ini sudah mewadahi semuanya yaitu dengan adanya fashion shop,

cosmetic shop, salon dan beauty treatment. Dengan penataan interior yang

disesuaikan dengan red line yaitu modern, fashion dan beauty, kebutuhan akan

kecantikan dan penampilan akan terpenuhi.

2. Tema

Tema dari perancangan interior Fashion and Beauty Centre ini

adalah konsep perancangan mengacu pada gaya modern. Modern diartikan

sebagai desain interior yang minimalis, terbaru dengan mengeksplorasi

ruang, material dan teknologi sesuai dengan kebutuhan. Unsur fashion

dan beauty diperlihatkan pada pernik di dalam interior yang diatur

sedemikian rupa sehingga dinamis dan terlihat estetis.

Tema yang diambil dalam interior Fashion and Beauty Centre

ini berdasar pada tujuan yang mendasar untuk mewujudkan penataan

interior Fashion and Beauty Centre dengan desain dan tema modern

Page 140: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

sebagai konsep perancangan interior yang penerapan terletak pada

element-element interior sehingga menimbulkan kesan tersendiri terhadap

para pengunjung. Bahkan untuk menggambarkan dan memunculkan

nuansa modern dengan unsur fashion dan beauty dirasa menarik perhatian

pengunjung.

Skema IV.10 Skema Tema dan Aplikasinya

(Sumber : analisa penulis, 2010)

3. Aspek Suasana dan Karateristik Ruang

Aspek suasana yang ingin dicapai dalam Fashion and Beauty

Centre ini adalah suasana yang dapat memberi kehangatan dan semangat

kepada para kostumer dengan memasukkan unsur-unsur yang dapat

Tema : Modern

Warna : Hangat, semangat, rileks

Cokelat, Hijau

Bentuk furniture

Lengkung, simple

Suasana rileks, hangat dan semangat terwujud dalam aplikasi warna dan furniture

Page 141: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

membangun semangat tersebut. Unsur-unsur itu adalah yang berhubungan

dengan tema yaitu modern yang akan diaplikasikan dalam penataan interior

sehingga dapat membangun semangat para kostumer. Unsur-unsur tersebut

antara lain aplikasi pada dinding yang menggunakan kaca finishing sandblast,

poster-poster besar produk dan model-model, untuk membangun kesan

modern aplikasi pada warna dinding diberi warna cokelat dan hijau, pemilihan

pola lantai berbentuk simetris.

Gambar IV. 5 Aplikasi pada Aspek Suasana Interior

(Sumber : analisa penulis, 2010).gcb

4. Aspek Pola Penataan Ruang dan Furniture

Aspek penataan ruang ini berhubungan dengan organisasi ruang

dan sirkulasi. Sebagai faktor dalam pertimbangan penataan ruang yaitu :

- Organisasi ruang, zoning dan grouping

- Fungsi dan besaran ruang

- Aktivitas yang berlangsung di dalamnya

- Kemudahan pencapaiannya

Page 142: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

a. Lay Out

1. Cafe

Pemilihan organisasi ruang dalam cafe adalah organisasi ruang

cluster. Dimana organisasi ini merupakan pengulangan bentuk fungsi

yang sama, tetapi komposisinya dari ruang-ruang yang berbeda

ukuran, bentuk dan fungsi karena lay out pada cafe dibedakan atas

fungsi area yang dibentuk. Untuk area makan dibedakan atas area

makan lounge dan restoran.

2. Shop

Organisasi radial dipilih dalam penataan layout untuk shop.

Perpaduan antara organisasi terpusat dan linier ini cocok untuk

penataan layoutnya karena penataan layoutnya dikelompokkan pada

item product yang dijual, sedangkan ruang pembayaran atau kasir

sebagai pusat kegiatan jual beli.

3. Salon

Untuk salon sendiri terdapat satu ruang besar untuk perawatan

sehingga organisasi terpusat dipilih dalam penataan layoutnya karena

satu ruang besar sebagai pusat kegiatan.

b. Furniture

Dalam pemilihan furniture mempunyai kaitan antara aspek satu

dengan aspek yang lain. Sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan

furniture didasarkan pada:

Page 143: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

1) Fungsi dari furniture itu sendiri

2) Faktor kenyamanan dan keamanan bagi pemakai dengan

menghindarkan sudut-sudut yang tajam

3) Faktor estetika yang disesuaikan dengan tema yang ditampilkan

4) Ketahahan terhadap perubahan temperatur dan kekuatan konstruksinya

5) Kemudahan dalam perawatan maupun kebersihannya

Pemilihan furniture mempunyai kaitan dengan tema yang dipilih.

Dengan tema modern bentuk-bentuk furniture yang dipilih yang memiliki

bidang bundar, memiliki garis lengkung dan berkesan minimalis sesuai

dengan fungsinya. Begitu juga warna yang dipilih adalah warna-warna

cokelat dan hijau.

Aspek Bentuk dan Warna

Gambar IV. 6 Penataan lay Out dan Aplikasi pada Furniture

(Sumber : analisa penulis, 2010)

5. Aspek Bentuk dan warna

Sesuai dengan tema dan konsep bentuk-bentuk yang dipergunakan

adalah bidang datar, lurus, bidang bundar dan lengkung. Penerapan warna

disesuaikan dengan penciptaan suasana ruang dimana didasarkan pada warna

Page 144: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

cokelat dan hijau yang mendukung tema modern, warna cokelat menyiratkan

kehangatan dan semangat dan untuk menciptakan keseimbangan dipadukan

juga dengan warna hijau yang menenangkan. Selain itu penambahan

penggunaan warna orange khususnya untuk interior bertujuan untuk

menimbulkan semangat.

6. Elemen Pembentuk Ruang

a. Lantai

Lantai merupakan salah satu elemen pembentuk interior yang

memegang peranan penting di dalam ruang. Lantai akan membantu

pembentukan kesan dari tempat lantai itu berada, membangun kesan luas,

nyaman dan apapun yang dicoba diwakilkan darinya .

Lantai mempunyai tugas untuk mendukung beban yang datang dari

benda-benda, seperti perabot rumah tangga, manusia dengan segala

aktivitasnya dan kerangka itu harus mampu dan kuat memikul beban mati

atau hidup, lalu lintas manusia dan lain-lain yang menumpangi (Y.B.

Mangun Wijaya, 1988, hal.329).

Di dalam perencanaan lantai yang perlu diperhatikan adalah fungsi

lantai, sifat lantai, karakter lantai. Masing-masing faktor dijelaskan

sebagai berikut :

- Fungsi lantai adalah sebagai bidang datar yang digunakan untuk

memenuhi aktivitas manusia dalam melakukan kegiatan di atasnya

- Sifat lantai yaitu lantai dapat membentuk sifat ruang sesuai dengan

fungsi ruang tersebut, yaitu dengan membuat penaikan atau penurunan.

Page 145: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

Lantai dapat pula bersifat permanent (tidak dapat dirusak) atau semi

permanent (dapat dirubah)

- Karakter lantai yaitu lantai dapat membentuk suatu ruang lewat

pemilihan bahan, pola maupun warna yang sesuai

- Konstruksi lantai, yaitu dengan memperhatikan bagaimana lantai itu

dipasang dan menempel sehingga tidak menimbulkan kelembaban

konstruksi lantai, yaitu dengan memperhatikan bagaimana lantai itu

dipasang dan menempel, sehingga tidak menimbulkan kelembaban

atau panas yang berlebihan.

(Ken Sunarko, 1989, hal. 39)

Ruang Kriteria Analisa Bahan Keterangan

Lobby - Tahan lama

- Tahan gesekan

- Tahan air

- Tidak licin

- Tidak mudah kotor

- Mudah perawatannya

- Mendukung tampilan

Tema

- Granit

- Batu candi

Pola lantai

mendukung dan

sesuai dengan arahan

tema serta

mempertegas

sirkulasi dan

perbedaan ruang

Ruang

Konsultasi

- Tahan lama

- Tahan gesekan

- Tidak licin

- Tidak mudah kotor

- Mudah perawatannya

- Granito tiles Pola lantai

mendukung dan

sesuai dengan arahan

tema dan kegiatan

yang berlangsung di

Page 146: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

- Mendukung tampilan

Tema

- Mendukung akustik

dalamnya

Cafe - Tahan lama

- Tahan gesekan

- Tidak licin

- Tidak mudah kotor

- Mudah perawatannya

- Mendukung tampilan

Tema

- Granit Pola lantai

disesuaikan dengan

kegiatan yang

berlangsung dan

suasana yang

dibangun dengan pola

lantai, serta

keterkaitan dengan

tema. Perbedaan level

lantai mempertegas

kegiatan yang

berlangsung di

dalamnya.

Shop dan

salon

- Tahan lama

- Tahan gesekan

- Tidak licin

- Tidak mudah kotor

- Mudah perawatannya

- Mendukung tampilan

Tema

- Dapat sebagai tester

produk yang dijual

- Keramik

- Granito tiles

- Parquet

Pola lantai

mendukung dan

sesuai dengan arahan

tema serta

mempertegas

sirkulasi pengunjung.

Lavatory - Tahan lama

- Tidak licin

- Keramik

Bertekstur

Page 147: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

- Mudah perawatannya - Koral sikat

Tabel III. 10

Analisa Penggunaan Bahan Lantai ( Sumber : Analisa Penulis, 2010)

Pada shop dan salon penggunaan bahan lantai untuk pembagian

zona aktivitas dan sirkulasi melalui motif dan pola cokelat orange. Untuk

mendukung suasana hangat dan relaks di area massage digunakan

perbedaan bahan dari zona aktivitas lainnya. Untuk menciptakan kesan

modern dan glamour pemilihan bahan juga diperhatikan. Penggunaan

material dengan motif kayu dapat mencipkatan kesan hangat dan nyaman.

Pemilihan material ini ditempatkan pada area massage. Untuk pola lantai

shop disesuaikan dengan display item yang dijual, selain itu penggunaan

pola dan pemilihan bahannya dimaksudkan untuk membangun suasana.

Pada salon penggunaan material bahan yang mendukung suasana yang

kondusif dan mudah dibersihkan untuk memenuhi kebutuhan.

Gambar IV. 7 Floorplan

(Sumber : analisa penulis, 2010)

Page 148: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

b. Dinding

Dinding adalah bidang vertical yang membentuk ruang di dalam

bangunan (Ken Sunarko, 1990, hal. 35). Menurut Y.B. Mangunwijaya,

dinding memiliki beberapa fungsi, yaitu :

- Memikul beban di atasnya

- Penutup atau pembatas ruang, baik visual maupun akustik

- Fungsi menghadapi alam luar dan dalam ruangan, seperti :

· Sinar cahaya dan kalor matahari

· Memelihara suhu yang diminta ruangan

· Pelindung terhadap hempasan hujan dan kelembaban dari luar

pengaturan derajat kelembaban dan ventilasi di dalam ruangan

(Y.B. Mangunwijaya, 1988 : 339)

Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan adalah sebagai berikut :

a. Dapat mendukung akustik ruangan

b. Bahan finishing yang digunakan tidak mengandung bahan-bahan yang

beracun.

c. Bahan finishing yang digunakan tidak mudah rusak dan terkelupas dan

mudah dalam perawatannya.

Ruang Kriteria Analisa Bahan Keterangan

Lobby a. Mendukung akustik

agar suara dari luar

ruangan tidak

masuk ke dalam

- Plesteran fin.

cat

- Kaca

Mudah dilihat

dari Main

Entrance

sehingga

Page 149: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

ruang .

b. Tahan lama

c. Tahan gesek

d. Tahan air

e. Mudah perawatan

f. Tahan terhadap

perubahan suhu dan

kelembaban dan

Mendukung

fleksibilitas ruang

g. Banyak bukaan

aplikasinya dibuat

menarik

Ruang

Konsultasi

a. Mendukung akustik

agar suara dari luar

ruangan tidak

masuk ke dalam

ruang .

b. Tahan lama

c. Tahan gesek

d. Tahan air

e. Mudah perawatan

f. Tahan terhadap

perubahan suhu dan

kelembaban dan

Mendukung

fleksibilitas ruang

- Kayu

- Wallpaper

- Plesteran fin.

cat

Mendukung

suasana

pertemuan dan

kesesuaian

dengan tema.

Cafe a. Mendukung akustik

agar suara dari luar

- Plesteran fin.

cat

Sesuai dan

mendukung tema

Page 150: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

ruangan tidak

masuk ke dalam

ruang .

b. Tahan lama

c. Tahan gesek

d. Tahan air

e. Mudah perawatan

f. Tahan terhadap

perubahan suhu dan

kelembaban dan

Mendukung

fleksibilitas ruang

g. Mendukung

tampilan Tema

- Kaca

Shop dan

Salon

a. Mendukung akustik

agar suara dari luar

ruangan tidak

masuk ke dalam

ruang

b. Tahan lama

c. Tahan gesek

d. Tahan air

e. Mudah perawatan

f. Tahan terhadap

perubahan suhu dan

kelembaban dan

Mendukung

-Plesteran

fin.cat

- Kayu

Sesuai dan

mendukung tema

Page 151: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

fleksibilitas ruang

g. Mendukung

tampilan Tema

Lavatory - Tahan lama

- Tidak licin

- Mudah perawatannya

- Plesteran fin.

cat

Tabel III. 11

Analisa Penggunaan Bahan Dinding ( Sumber : Analisa Penulis, 2010 )

Warna dinding yang berwarna orange dan putih menjadi ciri khas

interior cafe, warna dinding dipadukan antara orange dan putih agar

tercipta keseimbangan. Untuk shop dan salon pemilihan warna cokelat

muda dan hijau muda digunakan pada sebagian dinding, selain itu poster

produk, gambar model dan stiker kaca untuk menambah kesan modern dan

glamour. Untuk ruang konsultasi penggunaan warna dinding cokelat muda

akan memberi kesan homy.

c. Ceiling

Ceiling selain berfungsi sebagai penutup ruang, juga dapat

dimanfaatkan guna pengaturan udara atau ventilasi panas (Ernst Neufert,

1989, hal. 93). Ceiling secara umum memiliki fungsi antara lain :

- Merupakan ruang atau rongga untuk melindungi dan menutup instalasi

listrik, AC, gantungan lampu, loud speaker dan kabel-kabel lainnya

- Berfungsi untuk bidang peredam suara atau akustik, dengan ditunjang

lantai dan dinding

Page 152: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

- Ceiling bersama lantai membentuk ruang dalam

- Sebagai bidang menempelnya titik lampu

(Pamuji Suptandar, 1982, hal. 203)

Dalam perencanaan ceiling harus meliputi :

- Fungsi langit-langit

- Penetuan ketinggian

- Penentuan bentuk penyelesaian

- Konstruksi pemasangan

- Pengaturan cahaya atau lampu

- Penentuan elemen-elemen mekanikal

(Djoko Panuwun, 1998, hal. 27)

Ruang Kriteria Analisa Bahan Keterangan

Lobby - Tahan lama

- Tahan gesekan

- Tahan air

- Beragam pilihan motif

dan tekstur

- Tidak mudah kotor

- Mudah perawatannya

- Mendukung tampilan

Tema

- Banyak bukaan

- Gypsum board

Sesuai dan

mendukung tema

Ruang

Konsultasi

- Tahan lama

- Tahan gesekan

- Tidak licin

- Tidak mudah kotor

- Mudah perawatannya

- Mendukung tampilan

- Gypsum board

Sesuai dan

mendukung tema

Page 153: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

Tema

- Mendukung akustik

Cafe - Tahan lama

- Tahan gesekan

- Tidak licin

- Tidak mudah kotor

- Mudah perawatannya

- Mendukung tampilan

Tema

- Gypsum board

Sesuai dan

mendukung tema

Shop dan

Salon

- Tahan lama

- Tahan gesekan

- Tidak licin

- Tidak mudah kotor

- Mudah perawatannya

- Mendukung tampilan

Tema

- Gypsum board

Sesuai dan

mendukung tema

Lavatory - Tahan lama

- Tidak licin

- Mudah perawatannya

- Gypsum board

Tabel III. 12

Analisa Penggunaan Bahan Ceiling ( Sumber : Analisa Penulis, 2010 )

Permainan ceiling dengan bentuk lengkung dan simetris

digunakan dalam perencanaan ceiling.

Page 154: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

Gambar IV. 8 Aplikasi pada Ceiling

(Sumber : analisa penulis, 2010)

7. Interior Sistem

a. Pencahayaan

Tujuan perencanaan pencahayaan adalah memberikan suatu

lingkungan menyenangkan dan nyaman yang mempermudahkan

pelaksanaan tepat guna terhadap tugas-tugas visual tanpa tegangan atau

tekanan jiwa. Termasuk dalam lingkungan yang nyaman adalah

kemampuan para penghuni untuk menyerap dan menyadari ruangan

tertutup arsitektural (Catanese Anthony J dan S. James, 1990, hal. 137).

Beberapa pertimbangan dalam perencanaan pencahayaan :

· Pemanfaatan pencahayaan alami berupa sinar matahari melalui lubang

ventilasi, jendela dan pintu karena sinar matahari lebih efisien dan

efektif.

· Pemanfaatan pencahayaan buatan berupa lampu yang disesuaikan

dengan kebutuhan ruang.

Page 155: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

Ruang Kriteria Analisa Alternatif Sistem

Lobby - Tidak memerlukan bahan dan instalasi

khusus dalam pengoperasiannya

- Tidak memerlukan perawatan khusus

- Dapat digunakan di berbagai tempat,

keadaan, waktu dan model yang

sesuai dengan perancangan yang

diinginkan

- Dapat diletakkan sesuai dengan

kebutuhan benda yang memerlukan

cahaya

- Besar tingkatan penerangan rata-rata

250 lux

- Pencahayaan Alami

- Pencahayaan Buatan

Ruang

Konsultasi

- Tidak memerlukan bahan dan instalasi

khusus dalam pengoperasiannya

- Tidak memerlukan perawatan khusus

- Dapat digunakan di berbagai tempat,

keadaan, waktu dan model yang

sesuai dengan perancangan yang

diinginkan

- Dapat diletakkan sesuai dengan

kebutuhan benda yang memerlukan

cahaya

- Besar tingkatan penerangan rata-rata

200-500 lux

- Pencahayaan Alami

- Pencahayaan Buatan

Cafe - Tidak memerlukan bahan dan instalasi - Pencahayaan Alami

Page 156: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

khusus dalam pengoperasiannya

- Tidak memerlukan perawatan khusus

- Dapat digunakan di berbagai tempat,

keadaan, waktu dan model yang

sesuai dengan perancangan yang

diinginkan

- Dapat diletakkan sesuai dengan

kebutuhan benda yang memerlukan

cahaya

- Besar tingkatan penerangan rata-rata

250 lux

- Pencahayaan Buatan

Shop dan

Salon

- Tidak memerlukan bahan dan instalasi

khusus dalam pengoperasiannya

- Tidak memerlukan perawatan khusus

- Dapat digunakan di berbagai tempat,

keadaan, waktu dan model yang

sesuai dengan perancangan yang

diinginkan

- Dapat diletakkan sesuai dengan

kebutuhan benda yang memerlukan

cahaya

- Besar tingkata penerangan rata-rata

250 lux

- Pencahayaan Alami

- Pencahayaan Buatan

Lavatory - Tidak memerlukan bahan dan instalasi

khusus dalam pengoperasiannya

- Tidak memerlukan perawatan khusus

- Dapat digunakan di berbagai tempat,

- Pencahayaan Alami

- Pencahayaan Buatan

Page 157: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

keadaan, waktu dan model yang

sesuai dengan perancangan yang

diinginkan

- Dapat diletakkan sesuai dengan

kebutuhan benda yang memerlukan

cahaya

- Besar tingkatan penerangan rata-rata

50 lux

Tabel III. 13

Analisa Penggunaan Pencahayaan ( Sumber : Analisa Penulis, 2010 )

Pada perencanaan pencahayaan memilih atau menggunakan dan

memanfaatkan pencahayaan alami maupun buatan. Untuk meminimalkan

penggunaan listrik maka pencahayaan alami dari pagi hingga sore dengan

banyaknya dinding bangunan yang terbuat dari kaca maka cahaya

matahari dapat dengan mudah masuk ke dalam ruang. Namun

penggunaan pencahayaan buatan juga tetap diperlukan pada ruang-ruang

tertentu yang memang membutuhkan pencahayaan buatan. Pemanfaatan

sinar Matahari dibagi menjadi pencahayaan sinar Matahari langsung

(tanpa pemantul atau pelindung), dan pencahayaan sinar Matahari tak

langsung (dengan pemantul atau pelindung).

Pada malam hari penggunaan cahaya buatan lebih dipilih sebagai

sumber penerangan dan artistik pada bangunan ini. Untuk pencahayaan

umum menggunakan pencahayaan langsung dengan sistem downlight,

untuk pencahayaan area makan menggunakan pencahayaan langsung

Page 158: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

dengan sistem chandelier. Pada dinding juga menggunakan pencahayaan

uplight untuk menyinari poster-poster produk fashion dan beauty. Untuk

ruang display menggunakan pencahayaan langsung dengan spot light

untuk memberikan kesan pada item merchandise yang dijual.

b. Penghawaan

Tujuan pengendalian udara adalah memberikan suhu kepada

penguin yang sehat serta kondisi-kondisi suhu dan suasana yang nyaman,

dapat dicapai dengan mengolah dan mendistribusikan udara yang

disejukkan ke seluruh bangunan, sesuai dengan keadaan manusia yang

memiliki pertahanan mekanisme alami yang terus-menerus untuk

mempertahankan keseimbangan antara pembangkitan panas dengan

pembuangan panas bekas (Pramana Pramudya, 1983, hal.418)

Beberapa pertimbangan dalam perencanaan penghawaan :

· Pemanfaatan penghawaan alami berupa angin melalui lubang ventilasi,

karena angin lebih efektif dan efisien.

· Pemanfaatan penghawaan buatan berupa kipas angin dan AC yang

disesuaikan dengan kebutuhan ruang serta menjaga kesehatan

pengguna.

Didalam usaha untuk mendapatkan kenyamanan udara yang perlu

diperhatikan adlah pengaturan suhu, kelembaban dan sirkulasi udara

didalam ruangan. Adapun syarat untuk pencapaian kenyamanan tersebut

antara lain :

1) Terjaganya kemurnian udara didalam ruang

2) Suhu udara yang keluar antara 18-25 ºC

Page 159: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

3) Kelembaban udara berkisar antara 40-70%

4) Ada sirkulasi udara didalam ruangan

5) Tidak menimbulkan bising didalam ruangan

Ruang Kriteria Analisa Alternatif Sistem

Lobby - Tidak memerlukan bahan dan instalasi

khusus dalam pengoperasiannya

- Mudah dalam pengoperasiannya

- Merupakan ruangan terbuka

- Mampu memberikan derajat

kelembaban sesuai dengan yang

diinginkan pada suatu tempat

- Penghawaan Alami

- Penghawaan Buatan

Ruang

Konsultasi

- Tidak memerlukan bahan dan instalasi

khusus dalam pengoperasiannya

- Mudah dalam pengoperasiannya

- Merupakan ruangan tertutup

- Mampu memberikan derajat

kelembaban sesuai dengan yang

diinginkan pada suatu tempat

- Temperature udara 15°C dengan suply

udara 50 pk agar dinding dapat

berfungsi dan tidak rusak akibat

kelembaban yang berlebih

- Penghawaan Alami

- Penghawaan Buatan

Cafe - Tidak memerlukan bahan dan instalasi

khusus dalam pengoperasiannya

- Mudah dalam pengoperasiannya

- Mampu memberikan derajat

kelembaban sesuai dengan yang

- Penghawaan Alami

- Penghawaan Buatan

Page 160: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

diinginkan pada suatu tempat

Shop dan

Salon

- Tidak memerlukan bahan dan instalasi

khusus dalam pengoperasiannya

- Mudah dalam pengoperasiannya

- Mampu memberikan derajat

kelembaban sesuai dengan yang

diinginkan pada suatu tempat

- Penghawaan Alami

- Penghawaan Buatan

Lavatory - Tidak memerlukan bahan dan instalasi

khusus dalam pengoperasiannya

- Mudah dalam pengoperasiannya

- Merupakan ruangan tertutup

- Penghawaan Alami

- Penghawaan Buatan

Tabel III. 14

Analisa Penggunaan Penghawaan ( Sumber : Analisa Penulis, 2010 )

Pemanfaatan penghawaan alami berupa angin melalui lubang

ventilasi, karena angin lebih efektif dan efisien sedangkan untuk

penghawaan buatan menggunakan AC Sentral dan AC Split yang

didasarkan pada kebutuhan ruang.

c. Akustik

Dalam sistem akustik, sumber bunyi dari suatu kegiatan (manusia

atau mesin) akan menimbulkan dampak yang enak didengar atau tidak

enak didengar (gaduh/bising). Kebisingan mempunyai pengaruh dalam

kenyamanan fisik suatu wadah kegiatan (bangunan) yang tingkat

kebisingannya berbeda antara satu dengan yang lain, sehingga untuk

mengantisipasinya perlu tinjauan konsep perencanaan dan perancangan

arsitektur yang memperhatikan akustik (Arsitektur Interior System).

Page 161: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

Beberapa pertimbangan dalam perencanaan akustik :

· Penggunaan bahan lantai, dinding, ceiling, furniture atau aksesoris

yang bertujuan untuk menetralisir suara.

· Dapat meredam bunyi.

Ruang Kriteria Analisa Alternatif Solusi

Lobby - Tingkat kebisingan yang diperbolehkan

adalah 40-55 dBA

- Merupakan ruangan terbuka

- Tidak membutuhkan isolasi bunyi

Penggunaan bahan

akustik disesuaikan

dengan tema

Ruang

Konsultasi

- Tingkat kebisingan yang diperbolehkan

adalah 40-55 dBA

- Merupakan ruangan tertutup yang

membutuhkan ketenangan dari luar dan

dari dalam

- Membutuhkan isolasi bunyi

Mengisolasi ruangan

dari pengaruh suara

di luar ruang dengan

memberikan tabir

penghalang bunyi dan

mengatur akustik

dalam ruang dalam

mengatasi dengung

Cafe - Tingkat kebisingan yang diperbolehkan

adalah 40-60 dBA

- Tidak membutuhkan isolasi bunyi

Penggunaan bahan

akustik disesuaikan

dengan tema

Shop dan

Salon

- Tingkat kebisingan yang diperbolehkan

adalah 40-55 dBA

- Tidak membutuhkan isolasi bunyi

Penggunaan bahan

akustik disesuaikan

dengan tema

Page 162: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

Lavatory - Tingkat kebisingan yang diperbolehkan

adalah 40-60 dBA

- Tidak membutuhkan isolasi bunyi

Penggunaan bahan

akustik disesuaikan

dengan tema

Tabel III. 15

Analisa Penggunaan Akustik ( Sumber : Analisa Penulis, 2010 )

Penyelesaian akustik lebih banyak dititikberatkan pada pemilihan

bahan yang dapat meredam bunyi. Penyelesaian akustik banyak

difokuskan pada area shop, salon dan ruang konsultasi. Pemilihan material

yang bersifat diffus untuk menghilangkan standing waves atau flutter-

echoes sangat dianjurkan dalam penyelesaian akustik.

8. Sistem Keamanan

a. Dari Ancaman Kebakaran

Suatu perancangan yang baik tentunya memperhatikan masalah

keamanan dari segi fisik bangunn dan terutama yang menyangkut

kenyamanan pengunjung dari hal-hal yang mengganggu serta

membahayakan jiwa seseorang. Maka diperlukan sarana peralatan yang

berhubungan dengan keamanan yang dapat diletakkan paada titik utilitas

bangunan.

Peralatan tersebut dapat berupa :

1) Fire estinguisher. Alat pemadam kebakaran portabel dengan jarakjauh

antara unit 20 - 25 m2.

2) Smoke detector. Alat yang bekerja bila suhu mencapai 70 o C.

Page 163: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

3) Fire alarm sistem. Alarm yang otomatis akan berbunyi jika ada api

atau panas pada suhu 135 o C - 160 o C. Pemasangan pada tempat yang

tepat sehingga dapat terdengar apabila terindikasi adanya bahaya

kebakaran.

4) Spinkler, suatu jaringan saluran yang dilengkapi dengan kepala

penyiram. Setipa spinkler dapat melayani luas area 10 – 20 m dengan

ketinggian ruang 3m

5) Hidran kebakaran. Sistem ini menggunakan daya semprot air melalui

selang sepanjang 30m, apasitas 400L/menit. Peletakan pada satu unit

untuk 1000m2, letak kotak hidran 75 cm dari permukaan lantai.

Ruang Kriteria Analisa Alternatif Solusi

Lobby - Dapat mendeteksi api

- Bekerja secara manual

- Dapat memadamkan api dalam

pencapaian area yang luas

- Diletakkan di area yang mudah

dijangkau

- Penggunaan smoke

detector yang

disambungkan ke alarm

- Penggunaan sistem hydrant

Ruang

Konsultasi

- Dapat mendeteksi api

- Bekerja secara otomatis

- Dapat memadamkan api dalam

pencapaian area yang luas

- Dapat memadamkan api yang

besar

- Diletakkan di area yang mudah

dijangkau

- Penggunaan thermal

detector yang

disambungkan ke alarm

- Penggunaan sprinkler

Cafe - Dapat mendeteksi api - Penggunaan smoke

Page 164: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

- Bekerja secara manual

- Dapat memadamkan api dalam

pencapaian area yang luas

- Diletakkan di area yang mudah

dijangkau

detector yang

disambungkan ke alarm

- Penggunaan sistem hydrant

Shop dan

salon

- Dapat mendeteksi api

- Bekerja secara otomatis

- Dapat memadamkan api dalam

pencapaian area yang luas

- Dapat memadamkan api yang

besar

- Diletakkan di area yang mudah

dijangkau

- Penggunaan thermal

detector yang

disambungkan ke alarm

- Penggunaan sprinkler

Tabel IV. 16

Analisa Penggunaan Alat Pemadam Kebakaran ( Sumber : Analisa Penulis, 2010 )

b. Dari ancaman kejahatan manusia

Dasar pertimbangan :

1) Sistem operasionalnya yang mudah dan memiliki kemampuan tinggi

untuk melindungi bangunan

2) Tidak mengganggu penampilan bangunan

3) Bentuk dan luasan bangunan

4) Jenis sistem yang digunakan :

a) Sistem CCTV (Close Circuit Television), adalah yang digunakan

untuk memantau atau memonitor kegiatan yang sedang

Page 165: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

berlangsung dengan menggunakan camera TV sebagai alat

monitoring

b) Sistem door and exit control merupakan sistem dengan pemakaian

pintu sebagai alat untuk mengatasi bahaya yang datang dari luar

bangunan. Pintu-pintu yang berhubungan dengan luar bangunan

diberi dan diawasi oleh seperangkat alat pendeteksi elektronik.

c) Heavy duty door contact (sensor yang dipasang pada pintu) pada

merchandise shop.

Page 166: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

I. Pengertian

Desain Interior Fashion and Beauty Centre di Surakarta adalah

suatu proses, pembuatan, merancangkan, merencanakan desain ruang dalam

suatu bangunan sebagai tempat memperbaiki penampilan baik dalam hal

berpakaian dan berdandan yang berupa toko pakaian, tempat konsultasi

penampilan dan salon yang berada di daerah Surakarta.

Fashion and Beauty Centre adalah sebuah bangunan yang

berfungsi sebagai wadah kegiatan memperbaiki penampilan. Aktivitas tersebut

meliputi kegiatan konsultasi penampilan (diwadahi dalam ruang konsultasi),

kegiatan perawatan kecantikan (diwadahi dalam area salon) dan kegiatan

belanja (diwadahi dalam area fashion shop dan cosmetic shop). Keberadaan

Fashion and Beauty Centre sangat berperan penting dalam rangka

membangun dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya

memperhatikan penampilan.

2. Lokasi

Pemilihan lokasi berada di daerah perempatan Gladak Surakarta.

Site yang berada di daerah perempatan gladak ini dipilih karena beberapa

pertimbangan, antara lain sebagai berikut :

1. Dekat dengan hotel dan beberapa pertokoan.

2. Merupakan salah satu titik konsentrasi massa di kota Surakarta.

Page 167: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

3. Merupakan salah satu kompleks pertokoan dan wisata yang besar di kota

Surakarta sehingga mendukung segala hal yang berhubungan dengan

fashion dan kecantikan seperti proyek yang rancang oleh penulis yaitu

Fashion and Beauty Centre.

3. Zoning dan Grouping

Gambar V. 1 Zoning

(Sumber : analisa penulis, 2010)

Page 168: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

Gambar V. 2 Grouping

(Sumber : analisa penulis, 2010)

Dasar pertimbangan :

1. Zona service, publik dan semi publik diletakkan dalam area yang

berdekatan agar pengunjung mudah menjangkau fasilitas tersebut.

2. Zona privat diletakkan berjauhan dengan zona publik agar kegiatan dalam

fasilitas tersebut tidak terganggu.

3. Adanya pembagian zona yang jelas memudahkan pengunjung untuk

menjangkau fasilitas yang ada.

4. Tema dan Warna

Tema dari perancangan interior Fashion and Beauty Centre ini

adalah konsep perancangan mengacu pada gaya modern. Modern diartikan

sebagai desain interior yang minimalis, terbaru dengan mengeksplorasi ruang,

Page 169: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

material dan teknologi sesuai dengan kebutuhan. Unsur fashion dan beauty

diperlihatkan pada pernik di dalam interior yang diatur sedemikian rupa

sehingga dinamis dan terlihat estetis.

Tema yang diambil dalam interior Fashion and Beauty Centre ini

berdasar pada tujuan yang mendasar untuk mewujudkan penataan interior

Fashion and Beauty Centre dengan desain dan tema modern sebagai konsep

perancangan interior yang penerapan terletak pada element-element interior

sehingga menimbulkan kesan tersendiri terhadap para pengunjung. Bahkan

untuk menggambarkan dan memunculkan nuansa modern dengan unsur

fashion dan beauty dirasa menarik perhatian pengunjung.

Aplikasi tema dan warna pada interior diwujudkan dalam penataan

interior pada elemen interiornya (lantai, dinding, ceiling). Selain itu juga pada

desain furniturnya yang diambil dari bentuk lengkung, menambah penciptaan

suasana. Warna-warna cokelat, dan hijau banyak mendominasi interiornya.

Selain itu penciptaan kesan modern dengan aplikasi pada lantai menggunakan

pola geometris dan material granito tiles akan menambah penciptaan suasana.

5. Elemen Pembentuk Ruang

No Ruang Lantai Dinding Ceiling

1. Lobby - Granit - Dinding

plester

fin.cat

- Kaca

(bermotif

stiker

Gypsum

board

Page 170: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

sandblast)

2. Salon - Granito

tiles

- Keramik

tiles

- Dinding

plester

fin.cat

- Kaca

(bermotif

stiker

sandblast)

Gypsum

board

3. Toko Pakaian - Granito

tiles

- Keramik

tiles

- Dinding

plester

fin.cat

(motif

dinding

berupa

poster

model

berukuran

besar)

Gypsum

board

4. Ruang Konsultasi - Granito

tiles

- Parquet

- Dinding

plester

fin.cat dan

Gypsum

board

5. Ruang massage dan

facial

- Parquet - Dinding

plester fin.

wallpaper

dan

Gypsum

board

Page 171: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

- -

5. Lavatory - Keramik

bertekstur

- Dinding

plester

fin.cat

Gypsum

board

6. Interior Sistem

No Ruang Pencahayaan Penghawaan Akustik

1. Lobby - Alami

- Buatan

- AC Sentral Gypsum

board

2. Café - Alami

- Buatan

- AC Sentral

- AC Spilt

Gypsum

board

3. Merchandise Shop - Alami

- Buatan

- AC Sentral

- AC Spilt

Gypsum

board

4. Ruang Pertemuan (Office

Club)

- Alami

- Buatan

- AC Split Gypsum

board

5. Lavatory - Alami

- Buatan

- AC Sentral Gypsum

board

7. Sistem Keamanan

a. Dari ancaman kebakaran

1) Fire estinguisher

2) Smoke detector

3) Fire alarm sistem

4) Spinkler

5) Hidran kebakaran

Page 172: DI SURAKARTA ( Dengan Konsep Modern - digilib.uns.ac.id/Desain... · mungkin jelas pembagiannya sehingga tidak membingungkan bagi pengunjung. (2). Penggunaan warna dan bentuk yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

b. Dari ancaman kejahatan manusia

a) Sistem CCTV (Close Circuit Television)

b) Sistem door and exit control merupakan sistem dengan pemakaian

pintu sebagai alat untuk mengatasi bahaya yang datang dari luar

bangunan. Pintu-pintu yang berhubungan dengan luar bangunan diberi

dan diawasi oleh seperangkat alat pendeteksi elektronik.

c) Heavy duty door contact (sensor yang dipasang pada pintu)

B. SARAN

Desain interior Fashion and Beauty Centre diharapkan mampu

memberikan manfaat bagi para pembaca dalam meningkatkan perkembangan

apresiasi desain interior dalam usaha memaksimalkan dan mempermudah

aktivitas di dalam suatu bangunan, serta memberikan alternative penyelesaian

desain dengan cara memanfaatkan elemen-elemen modern dalam mewujudkan

citra sebuah bangunan.

Desain interior Fashion and Beauty Centre diharapkan mampu

untuk memberikan sebuah masukan dan perubahan ke arah yang lebih baik

nantinya. Namun, bukan berarti karya ini adalah sempurna adanya dan tak ada

kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran yang bersifat

membangun kepada semua pihak.