· web viewrpp tentang perlindungan upah; rpp tentang disiplin pegawai negeri sipil. sebagai...

BAB XX

H U K U M

A. PENDAHULUAN

Sesuai dengan Garis-garis Besar Haluan Negara Tahun 1978, pembangunan dan pembinaan di bidang hukum diarahkan agar hukum mampu memenuhi kebutuhan sesuai dengan tingkat kemajuan pem-bangunan di segala bidang, sehingga dapat diciptakan ketertiban dan kepastian hukum dan memperlancar pelaksanaan pembangunan. Dalam tahun pertama Repelita III (1979/80) telah dilaksanakan serangkaian kebijaksanaan, langkah dan kegiatan yang meliputi bidang bidang-bidang pembinaan hukum, penegakan hukum, pembinaan peradilan, pembinaan pemasyarakatan, administrasi urusan hukum termasuk keimigrasian, serta pendidikan dan penyuluhan hukum, sebagai berikut :

1. Pembinaan Hukum

Pembinaan hukum nasional secara bertahap terus ditingkatkan dalam rangka pembaharuan hukum dan pembinaan tertib hukum dalam jangka panjang. Khususnya dalam tahun 1979/80 telah dilaksa-nakan usaha-usaha sebagai berikut:a. Melanjutkan dan meningkatkan usaha kodifikasi

serta unifikasi hukum di bidang-bidang tertentu dalam rangka pembaharuan hukum nasional dengan tetap memperhatikan kesadaran hukum masyarakat.

b. Mengesahkan berbagai Undang-undang yang telah mendapat persetujuan DPR, menetapkan sejumlah

907

Peraturan Pemerintah sebagai peraturan pelaksanaan dari Undang-undang yang telah disahkan, serta menetapkan berbagai Keputusan Presiden sebagai pelaksanaan lebih lanjut dari Peraturan Pemerintah tersebut.

c. Meningkatkan berbagai kegiatan penunjang/pelengkap Perencanaan hukum dan perundang-undangan, yaitu penelitian hukum, penyu-

sunan naskah akademis, penyelenggaraan pertemuan ilmiah, penu-lisan karya ilmiah, pengembangan jaringan dokumentasi dan informasi hukum, publikasi hukum, dan penghimpunan (inventa -risasi) putusan-putusan perkara (yurisprudensi).2. Penegakan Hukum

Dalam rangka penegakan hukum telah dilaksanakan berbagai langkah dan usaha yang meliputi, antara lain :a. Meningkatkan kemampuan pelaksanaan tugas umum kejaksaan

sebagai penegak hukum dan terutama tugas khususnya sebagai penuntut umum.

b. Memantapkan koordinasi dan kerjasama fungsional antara berbagai instansi penegak hukum serta aparat keamanan lainnya guna ter -selenggaranya ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

c. Mengintensifkan kegiatan mengungkapkan tindak pidana dengan memprioritaskan yang diperkirakan dapat menghambat pembangunan, antara lain tindak pidana penyelundupan, korupsi dan sub - versi.

d. Meningkatkan sikap mental dan ketrampilan serta kemampuan teknis para penegak hukum dalam penyelesaian perkara.

e. Meningkatkan pembangunan/perluasan/rehabilitasi gedung Kejak- saan Tinggi dan Kejaksaan Negeri.3. Pembinaan Peradilan

Azas pemerataan kesempatan memperoleh keadilan dan perlin-dungan hukum telah diusahakan perwujudannya di bidang peradilan antara lain sebagai berikut :a. Proses peradilan diusahakan supaya lebih sederhana, cepat dan

jujur dengan biaya yang terjangkau oleh para pencari keadilan dari seluruh lapisan masyarakat.

b. Pembangunan/perluasan/rehabilitasi gedung Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri di Propinsi dan Kabupaten.

c. Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan telah ditunjang dengan usaha mendekatkan badan peradilan kepada masyarakat di

908

daerah-daerah terpencil dengan mengadakan tempat-tempat sidang. Di samping itu telah dimulai usaha pemberian bantuan hukum kepada pencari keadilan yang kurang mampu.

4. Pembinaan Pemasyarakatan

Dalam pembinaan narapidana dan anak didik dimantapkan pen-dekatan sosial edukatif dengan tetap memperhatikan aspek keamanan masyarakat lingkungannya dan tingkat kesadaran hukum rakyat.Khusus dalam pengembangan bimbingan kemasyarakatan dan pengen-tasan anak ditingkatkan penyuluhan kepada masyarakat mengenai pendidikan anak oleh keluarga yang bersangkutan serta mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam usaha bimbingan kemasyarakatan.

Dalam rangka pembinaan pemasyarakatan ini, diusahakan perbaikan dan perluasan Lembaga Pemasyarakatan, Lembaga Bimbingan Kema-syarakatan dan Pengentasan Anak (BISPA), serta penertiban dan perbaikan tempat tahanan.

5. Administrasi Urusan HukumLangkah-langkah yang telah diusahakan untuk meningkatkan

administrasi pelayanan berbagai urusan hukum adalah sebagai berikut:a. Penyempurnaan dan penyederhanaan urusan perizinan, pengesahan

dan pengawasan serta penyelesaian urusan hukum lainnya.b. Peningkatan pelayanan urusan keimigrasian dan pengawasan lalu

lintas orang dari dan ke luar negeri.c. Pembangunan/perluasan/rehabilitasi prasarana fisik keimigrasian

dan perluasan jaringan komunikasi.

6. Pendidikan dan Penyuluhan HukumSelanjutnya telah ditingkatkan pula penataran/pendidikan tambah-

an bagi berbagai tingkat dan jenis keahlian di bidang hukum.Di samping itu telah dilakukan kegiatan penerangan/penyuluhan hu - kum yang diarahkan kepada berbagai kelompok sasaran antara lain pemuda remaja, yaitu dengan memanfaatkan berbagai saluran pene-rangan dan saluran pendidikan.

909

B. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNANProgram-program pokok pembangunan hukum selama Repelita III

terdiri dari 1. program pembinaan hukum nasional; 2. program pem-binaan peradilan dan penegakan hukum yang mencakup kelompok ke -giatan utama a. pembinaan peradilan, b. penegakan hukum, c. pembi -naan pemasyarakatan dan d. pembinaan administrasi urusan hukum termasuk keimigrasian dan 3. program pendidikan hukum.

1. Pembinaan Hukum

Tujuan dari pada program pembinaan hukum ialah penyusunan dan pemantapan perangkat perundang-undangan yang menunjang pem-bangunan diberbagai bidang dan mengarahkan pembangunan itu sendiri secara tertib dan dinamis.

Dalam tahun pertama Repelita III (1979/80) telah dilanjutkan usaha kodifikasi yang mencakup bidang-bidang hukum perdata; pidana; acara perdata; acara pidana; dagang; administrasi negara; acara ad -ministrasi negara dan perburuhan. Demikian pula telah diusahakan pe-ngembangan hukum laut, hukum lingkungan dan perlindungan milik perindustrian.

Dalam tahun pertama Repelita III (1979/80), kegiatan penyusunan perundang-undangan telah menghasilkan sejumlah 7 Undang-undang (UU) yaitu :a. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1979 tentang Extradisi;b. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1979 tentang Anggaran

Pendapatan ,dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1979/80;c. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1979 tentang Tambahan dan

Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1978/79;d. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak;e. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa;f. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1980 tentang Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara Tahun Anggaran 1980/81;g. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1980 tentang Perubahan atas

Undang-undang Nomor 15 Tahun 1969 tentang Pemilihan Umum Anggota-anggota Badan Permusyawaratan Perwakilan Rakyat se-bagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 4 Ta- hun 1975.

910

Di samping itu telah ditetapkan 48 Peraturan Pemerintah, diantara-nya tentang pengangkatan Pegawai yang bekerja pada Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Timor Timur menjadi Pegawai Negeri Sipil, Pengalihan Bentuk Perusahaan Negara Perkebunan, beberapa pengaturan (penyesuaian) pensiun pokok/Tunjangan/kedudukan ke-uangan/gaji, perubahan batas wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II, pembentukan beberapa Kota Administratif, pengaturan mengenai pengusahaan kelistrikan (dalam rangka program listrik masuk desa), pengaturan mengenai Pokok-pokok Organisasi Universitas/Institut Negeri, dan beberapa pengaturan yang menyangkut Pegawai Negeri sebagai pelaksanaan dari Undang-undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian serta pengaturan tentang penertiban apotik.

Demikian pula telah ditetapkan sejumlah Keputusan Presiden dan Instruksi Presiden, antara lain mengenai pokok-pokok kebijaksanaan dalam rangka pemberian hak Baru atas Tanah Asal Konversi Hak-hak Barat, pengaturan mengenai tatacara penyelesaian permohonan ke -warganegaraan Republik Indonesia, dan mengenai penghapusan jaring trawl, serta pemberian penghargaan bagi Bekas Pegawai Trikora dan Janda/Dudanya.

Selanjutnya telah disiapkan 17 (tujuh belas) RUU antara lain yaitu :a. RUU tentang Peradilan Tata Usaha Negara;b. RUU tentang Arbitrase;c. RUU tentang Peradilan Anak;d. RUU tentang Pokok Keimigrasian;e. RUU tentang Merek;f. RUU tentang Perseroan Terbatas.

Telah disiapkan pula sejumlah RPP, antara lain :a. RPP tentang Tata Pengaturan Air;b. RPP tentang Irigasi;c. RPP tentang Pengendalian Pencemaran Air;d. RPP tentang Fakir Miskin;e. RPP tentang Pelaksanaan Pengumpulan Sumbangan;f. RPP tentang Rehabilitasi Bantuan clan Pelayanan Sosial terhadap

Penderita Cacat;

911

g. RPP tentang Pembentukan Kota Administratif Dili;h. RPP tentang Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis;i. RPP tentang Perlindungan Upah;j. RPP tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Sebagai penunjang/persiapan penyusunan perundang-undangan telah dilakukan kegiatan penyusunan bahan perundang-undangan berupa naskah akademis, penelitian, pertemuan ilmiah, penulisan karya ilmiah, inventarisasi yurisprudensi dan berbagai penerbitan khusus di bidang hukum.

Bahan-bahan perundang-undangan hasil kerjasama dengan dunia uni-versitas dan tenaga ahli tentang berbagai masalah pokok yang telah di -susun meliputi l 1 naskah akademis, yaitu (1) Indonesische Maatschappij of Aandelen (IMA), (2) Hipotheek perumahan, (3) Jaminan, (4) Ba-ngunan, (5) Penyuluhan pertanian, (6) Pemetaan nasional, (7) Surat ber-harga, (8) Imigrasi, (9) Peternakan, (10) Wajib uji produksi dan bahan kimia; dan (11) Pembuatan dan ratifikasi perjanjian internasional.

Di samping itu telah dilakukan pula inventarisasi, seleksi, dan pe-nelaahan sekitar 35 pokok-pokok masalah hukum lainnya yang pada waktunya akan diolah dan disusun naskah akademiknya.

Penelitian di bidang hukum yang telah dilaksanakan berjumlah 23 buah sebagai hash kerjasama dengan berbagai universitas dan ba - dan-badan penelitian lainnya, antara lain tentang : (1) Perlindungan konsumen, (2) Efektivitas usaha-usaha penerangan, komunikasi dan penyuluhan hukum, (3) Aspek-aspek hukum mengenai telekomuni- kasi, (4) Konvensi-Konvensi mengenai Perencanaan lingkungan, (5) Pembahasan pembakuan istilah hukum, (6) Aparatur penegak hukum, (7) Hukum jaminan, (8) Perlindungan terhadap pengusaha kecil/pribumi, (9) Azas-azas hukum nasional, (10) Perjanjian Inter-nasional, (11) Sistem hukum negara tetangga (ASEAN), (12) Stelsel hukum, (13) Perkembangan hukum militer, (14) Segi-segi hukum dari masalah visum et repertum, (15) Implementasi Wawasan Nusantara, (16) Aspek-aspek hukum dari masalah pemukiman, (17) Pengaturan perlindungan hasil-hasil budaya seni, monumen, benda purbakala, suaka alam dan suaka Margasatwa, (18) Hak milik dalam sistem hukum perdata nasional, (19) Hukum adat di Bali, (20) Hukum adat

912

di Sumatera Selatan, (21) Hukum Adat Masyarakat Melayu, (22) Prinsip dan azas-azas hukum lingkungan, (23) Segi-segi hukum perlindungan hutan.

Pertemuan ilmiah (lokakarya, seminar, simposium) di berbagai bidang hukum yang telah diselenggarakan berjumlah 6 kali yang meliputi :(1) Penegakan hukum, (2) Anak dilihat dari segi pembinaan generasi muda, (3) Hukum masalah perlindungan konsumen, (4) Susunan kekuasaan dan hukum acara peradilan tata usaha negara, (5) Perkembangan delik khusus dalam masyarakat yang menjalani modernisasi, (6) Aspek-aspek hukum perusahaan multi nasional dan transnational.

Selanjutnya telah dilaksanakan 10 buah penulisan karya ilmiah, yaitu mengenai (1) Hukum tata negara, (2) Hukum adat, (3) Penegak- an hukum, (4) Hukum perdata, (5) Hukum pidana, (6) Hukum acara perdata, (7) Hukum acara pidana, (8) Hukum internasional publik. (9) Hukum Islam, (10) Hukum interdisipliner.

Dalam Tabel XX - 1 nampak secara ringkas perkembangan kegiatan Perencanaan hukum dan perundang-undangan.

TABEL XX— 1KEGIATAN-KEGIATAN POKOK PERENCANAAN

HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN,

1978/79 — 1979/80

Hasil PelaksanaanKegiatan-kegiatan Pokok 1978/7

9*) 1979/80

Pembinaan Hukum

1. Rancangan Undang-undang yang telah di- 8 72. Rancangan Peraturan Pemerintah

37 48 disahkan menjadi Peraturan 913

3. Penelitian Hukum 12 234. Pertemuan Ilmiah 7 65. Penulisan Karya Ilmiah 8 10

*) Angka-angka diperbaiki.

Kegiatan pengembangan hukum laut dan hukum lingkungan dilakukan dengan berbagai peninjauan dan penelitian serta penerapan (implementasi) dari Paris Convention for Protection of Industrial Property.

Di samping itu telah dilakukan peningkatan perpustakaan hukum, yaitu melalui: (1) pembuatan bibliografi kepustakaan hukum, (2) penambahan buku-buku hukum, (3) pembuatan bibliorgrafi dan katalog data kepustakaan hukum pada unit jaringan perpustakaan, (4) penyusunan sistem klasifikasi perpustakaan dan dokumentasi hukum, (5) penterjemahan buku-buku hukum dari berbagai bahasa asing ke bahasa Indonesia atau sebaliknya, dan (6) pembuatan mikro film bahan dokumentasi hukum.

Demikian pula telah ditingkatkan pelayanan kepada kalangan profesi hukum, khususnya tentang administrasi perpustakaan hukum; dokumentasi peraturan perundang-undangan; dokumentasi kewarganegaraan, kewarganegaraan dan dwi kewarganegaraan; dokumentasi perjanjian internasional; dokumentasi tentang patent; dan dokumentasi catatan sipil. Juga telah diselesaikan tunggakan penyelesaian pekerjaan pendaftaran merek.

Berbagai publikasi dan kegiatan penerangan hukum yang telah dilakukan antara lain meliputi penyusunan program publikasi dan pe nerangan hukum; penyusunan naskah buku merek terdaftar, buku himpunan peraturan balai harta peninggalan dan buku himpunan surat keputusan pengesahan perseroan terbatas; serta penterjemahan berbagai peraturan hukum dari bahasa asing. Di samping itu telah dilakukan polo pemeragaan visual hukum.

Selanjutnya telah dilakukan penerbitan khusus di bidang hukum antara lain mengenai 7 naskah RUU, 7

914

hasil penelitian, 7 hasil per-temuan ilmiah, 7 hasil penulisan karya ilmiah dan daftar inventarisasi peraturan dan referensi.

Usaha-usaha pembinaan dan pembaharuan hukum telah dilakukan pula oleh ahli-ahli hukum dan ahli-ahli sosial budaya, yaitu antara lain untuk mendapatkan kesepakatan dalam pembinaan dan pembaharuan hukum nasional, memberikan pertimbangan sebagai bahan Perumusan kebijaksanaan dan mempersiapkan bahan /data

untuk tindak lanjut Konperensi Hukum ASEAN. Demikian pula telah dipersiapkan rencana pertemuan ilmiah dari Asia Afrika Legal Con-sultative Committee. Di samping itu telah dilanjutkan pembuatan konpendium hukum Indonesia.

Selanjutnya, dalam rangka pengembangan sistem jaringan doku-mentasi dan informasi hukum antara lain telah dilanjutkan inventarisasi peraturan perundang-undangan, penyusunan ringkasan peraturan perundang-undangan dan basil penelitian hukum, dan penyusunan almanak peraturan perundang-undangan.

2. Pembinaan Peradilan dan Penegakan Hukum

a. Pembinaan PeradilanTujuan pokok dari pembinaan peradilan ialah untuk mewujudkan

peradilan yang cepat, sederhana dan dengan biaya yang ringan serta dapat memenuhi rasa keadilan seluruh lapisan masyarakat.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dalam tahun pertama Repelita III (1979/80) telah dibentuk 6 Pengadilan Negeri baru yaitu di (1) Tanjung Redep, (2) Plehari, (3) Tanah Grogot, (4) Muara Tahan, (5) Bangko dan (6) Serui. Di samping itu telah dibentuk 3 Pengadilan Tinggi baru, yaitu di (1) Palangka Raya, (2) Yogyakarta dan (3) Tanjung Karang. Dengan demikian sampai dengan tahun 1979/80 telah ada sebanyak 270 Pengadilan Negeri dan 19 Pengadilan Tinggi. Telah pula dilanjutkan perbaikan organisasi Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi, khususnya di bidang kepaniteraan.

Dalam pada itu, untuk lebih memperluas jangkauan pelayanan peradilan telah dibangun 35 buah tempat sidang dalam rangka pelak -sanaan tugas hakim keliling khususnya di kota-kota kecil. Dengan demikian dapat dipercepat proses penyelesaian perkara di tempat kasus/sengketa terjadi, di samping untuk mencegah penyerahan kepa-da/penyelesaian perkara oleh instansi lain yang sebenarnya merupakan kompetensi penuh dari pengadilan.

Usaha-usaha tersebut sekaligus dimaksudkan agar dapat mening-katkan produktivitas pengadilan dalam rangka mempercepat proses penyelesaian perkara.

915

Selanjutnya dalam rangka mempercepat penyelesaian perkara telah dilakukan pula pelaksanaan pola kerja mempercepat proses penyelesaian perkara termasuk peninjauan (kunjungan kerja) ke Peng-adilan Tinggi Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Palembang dan Medan.

Di samping itu dalam rangka usaha memperoleh keadilan dan perlindungan hukum, telah mulai diusahakan pemberian bantuan hu-kum kepada sekitar 490 kasus perkara pencari keadilan orang yang kurang mampu.

Demikian pula telah dilakukan berbagai kegiatan penyuluhan hukum khususnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap fungsi dan tugas pengadilan, pencetakan brosur-brosur dan penyuluhan melalui TVRI.

Dalam usaha inventarisasi yurisprudensi telah diadakan kerjasama antara Pengadilan Tinggi dengan 5 fakultas hukum negeri setempat yaitu : (1) Pengadilan Tinggi Banda Aceh dengan Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala, (2) Pengadilan Tinggi Surabaya dengan Fakul- tas Hukum Universitas Airlangga, (3) Pengadilan Tinggi Medan dengan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, (4) Pengadilan Tinggi Ujung Pandang dengan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, (5) Pengadilan Tinggi Jayapura dengan Fakultas Hukum Universitas Cenderawasih. Di samping itu telah dilakukan pengembangan/penyusunan statistik perkara dan dokumentasi serta pengolahan yuridis perkara.

Dalam rangka peningkatan sarana fisik pengadilan tahun 1979/80 telah dilakukan pembangunan 28 buah gedung baru Pengadilan Negeri dan 2 Pengadilan Tinggi, pembangunan lanjutan/rehabilitasi/perluasan penyempurnaan 26 buah Pengadilan Negeri dan 8 916

Pengadilan Tinggi; pembangunan 231 buah rumah dinas untuk pejabat hakim dan panitera serta pembangunan 4 rumah dinas untuk Asisten Hakim Agung.

Selanjutnya, oleh Mahkamah Agung telah diusahakan kegiatan khusus dalam rangka penyelesaian tunggakan perkara sebanyak 3.600 perkara.

Perkembangan penyelesaian perkara dari tahun ke tahun dapat dilihat pada Tabel XX — 2.

TABEL XX — 2

PENYELESAIAN PERKARA PADA BADAN PERADILAN,1978/79 — 1979/80

Hasil Pelaksanaan 1978/79 *) 1979/80Kegiatan-kegiatan Pokok

Badan Peradilan.

1. Pengadilan Negeri :

a. Jumlah perkara yang ada 320.995 322.429b. Jumlah perkara yang diselesaikan 312.208 313.085c. Persentase b terhadap a 97,26 97,10

2. Pengadilan Tinggi:

9.176 9.228a. Jumlah perkara yang adab. Jumlah perkara yang diselesaikan 7.013 8549c. Persentase b terhadap a 76,42 92,64

3. Mahkamah Agung :

8.030 10.425a. Jumlah perkara yang adab. Jumlah perkara yang diselesaikan 1.345 2.998c. Persentase b terhadap a 16.75 28,75

*) Angka-angka diperbaiki b.

b. Penegakan Hukum

Kegiatan penegakan hukum pada dasarnya ditujukan guna me-ningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat. Tujuan tersebut diusahakan tercapainya melalui pembinaan kesadaran hukum dalam masyarakat sehingga lebih memahami dan menghayati hak dan kewajibannya serta pembinaan sikap, kemampuan dan ke-wibawaan aparatur penegak/pelaksana hukum demi tegaknya keadilan dan terlaksananya perlindungan hukum.

917

Dalam tahun pertama Repelita III (1979/80) telah ditingkatkan pelaksanaan kegiatan-kegiatan penegakan hukum sebagai berikut

Tingkat keberhasilan kegiatan penyelesaian perkara pidana tetap dapat dipelihara secara mantap (Tabel XX — 3).

TABEL XX — 3

PENYELESAIAN PERKARA PADA KEJAKSAAN,1978/79 — 1979/80

Hasil PelaksanaanKegiatan-kegiatan Proyek 1978/79 1979/80

Kejaksaan Negeri & Kejaksaan Tinggi :

810.442 791.545a. Jumlah perkara yang ada

b. Jumlah perkara yang diselesaikan 751.491 747.616

c. Persentase b terhadap a 92,73 94,45

Bahkan penyelesaian tahanan telah dapat lebih ditingkatkan lagi.Perkara-perkara penting yang penyelesaiannya

telah mendapat perhatian khusus di antaranya adalah perkara penyelundupan, narkotika, kenakalan remaja, uang palsu, orang asing, korupsi, subversi dan pelanggaran perairan. Selanjutnya telah pula digiatkan pemberian bantuan dalam penagihan piutang negara.

Dalam rangka pengamanan kebijaksanaan Pemerintah, kegiatan pengawasan dan pengamanan terhadap barang cetakan telah dipusat- kan pada pengungkapan usaha-usaha masuknya unsur-unsur kebudayaan asing yang bersifat subversif. Dalam pada itu, pengawasan terhadap orang asing 918

termasuk imigran gelap tetap dilanjutkan.Kerjasama/kegiatan koordinatif antara berbagai

instansi penegak hukum dipelihara kemantapannya, khususnya dalam menangani masalah subversi, pengawasan orang asing, penanggulangan uang palsu, penyelundupan, kenakalan remaja dan narkotika.

Segenap usaha tersebut di atas ditunjang oleh pembangunan prasarana fisik, antara lain pembangunan gedung Kejaksaan Negeri sebanyak 53 buah serta rehabilitasi/perluasan gedung, Kejaksaan Agung, gedung Kejaksaan Tinggi/Negeri 18 buah, pengadaan sarana mobilitas operasional serta pembangunan 148 buah rumah dinas dan pengadaan peralatan/perlengkapan fungsional, termasuk photometry dan komunikasi.c. Pembinaan Pemasyarakatan

Tujuan pokok pembinaan pemasyarakatan ialah peningkatan dan penyempurnaan usaha pembinaan narapidana dan anak didik secara sosial edukatif, khususnya yang dikenakan pidana bersyarat dan pelepasan bersyarat, sehingga setelah habis pidananya maka para narapidana dapat kembali hidup dalam masyarakat secara wajar.

Untuk mencapai tujuan tersebut dalam tahun pertama Repelita III (1979/80) telah dilanjutkan pengembangan sistem pemasyarakatan, penyempurnaan sistem informasi pemasyarakatan, penyusunan sejarah kepenjaraan di Indonesia, penyusunan buku petunjuk pengawasan dalam sistem pemasyarakatan serta penelitian perusahaan pemasyarakatan.

Dalam rangka peningkatan pembinaan bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak telah diadakan pendidikan di sekolah, pendidikan keagamaan, dan kegiatan-kegiatan pembinaan pramuka, ketrampilan bertani, berternak dan berwiraswasta serta telah dilaksanakan seminar tentang penerapan kepramukaan dalam sistem pembi-naan persekolahan dan kehidupan masyarakat.

Untuk peningkatan sarana fisik pemasyarakatan telah selesai pembangunan baru/kembali gedung Lembaga Pemasyarakatan (LP) sebanyak 37 buah; pembangunan baru kantor BISPA sebanyak 9 buah, (Kantor BISPA di Pati, Pekalongan, Magelang, Wonosari, Wates, Bojonegoro, Padang, Banjarmasin dan di Ujung Pandang); Pembangunan lanjutan/rehabilitasi/perluasan gedung kantor

sebanyak 10 buah, yakni : Kantor Pusat Ditjen Pemasyarakatan, Kantor BISPA Jakarta Pusat, Kantor Wilayah Ditjen. Pemasyarakatan IV di Jakarta, Kantor BISPA Jakarta Barat, Kantor BISPA Jakarta Selatan. Detention Home

919

TABEL XX — 4

920

JUMLAH NARAPIDANA (TUNA WARGA) PADA LEMBAGA PEMASYARAKATAN,

1978/79 — 1979/80

1. Kantor Wilayah Dit. Jen. Bina Tuna Warga I Medan!

(51 Lembaga Pemasyarakatan)2. Kantor Wilayah Dit. Jen. Bina Tuna Warga

II Padang 1)(36 Lembaga Pemasyarakatan)

3. Kantor Wilayah Dit. Jen. Bina Tuna Warga III Palembang(26 Lembaga Pemasyarakatan)

4. Kantor Wilayah Dit. Jen. Bina Tuna Warga IV Jakarta(15 Lembaga Pemasyarakatan)

5. Kantor Wilayah Dit. Jen. Bina Tuna Warga V Bandung(19 Lembaga Pemasyarakatan)

6. Kantor Wilayah Dit. Jen. Bina Tuna Warga VI Semarang(48 Lembaga Pemasyarakatan)

7. Kantor Wilayah Dit. Jen. Bina Tuna Warga VII Surabaya(37 Lembaga Pemasyarakatan)

8. Kantor Wilayah Dit. Jen. Bina Tuna Warga VIII Denpasar(27 Lembaga Pemasyarakatan)

9. Kantor Wilayah Dit. Jen. Bina Tuna Warga IX Banjarmasin 2)(19 Lembaga Pemasyarakatan)

10. Kantor Wilayah Dit. Jen. Bina Tuna Warga X Ujung Pandang(30 Lembaga Pemasyarakatan)

11. Kantor Wilayah Dit. Jen. Bina Tuna Warga XI Manado 3)

1978/79

1979/80

3.870 3.372

1.930 1.325

2.930 3.163

3.591 3.608

3.985 2.727

6.040 5.835

8.585 8.452

2.343 2.303

1.280 1.275

2.462 2..162'

674 981.

623 313

687 1.475

39.000 36.991

(21 Lembaga Pemasyarakatan )12. Kantor Wilayah Dit. Jen. Dina Tuna

Warga XII Ambon(17 Lembaga Pemasyarakatan)

13. Kantor Wilayah Dit. Jen. Bina Tuna Warga XIII Jayapura(18 Lembaga Pemasyarakatan)

J u m l a h :

BISPA Surabaya, Kantor BISPA Surabaya, Kantor Wilayah Ditjen. Pemasyarakatan VII di Surabaya, Kantor Wilayah Ditjen. Pemasya-rakatan III di Palembang, dan Kantor Wilayah Ditjen. Pemasyara- katan VIII di Denpasar; pembangunan lanjutan/rehabilitasi/perluasan Lembaga Pemasyarakatan (LP) sebanyak 84 buah, pembangunan 168 buah rumah dinas untuk petugas lembaga, dan telah dilakukan berbagai kegiatan penunjangan lainnya antara lain pengadaan 37 wagon pengangkutan narapidana.

Jumlah narapidana yang ada dalam Lembaga Pemasyarakatan dapat dilihat dalam Tabel XX — 4,

d. Pembinaan Administrasi Urusan HukumTujuan pokok pembinaan administrasi urusan hukum ialah

untuk meningkatkan administrasi pelayanan berbagai urusan hukum secara layak dan jujur. Dalam hubungan ini terus disempurnakan dan disederhanakan urusan perizinan, pengesahan, serta pengawasan hal-hal yang berhubungan dengan dunia usaha seperti urusan badan hukum, pendaftaran merek dan patent.

Sehubungan dengan tujuan tersebut dalam tahun pertama Repe- lita III (1979/80) telah diselesaikan gedung Direktorat Patent dan Hak Cipta, pembangunan 3 bush gedung kantor Perwakilan/Balai Harta Peninggalan di Madiun, Aceh dan di Ujung Pandang.

Dalam rangka penyempurnaan sistem keimigrasian telah dilak-sanakan penataan berkas dan arsip keimigrasian, dan penggunaan komputer dalam sistem informasi keimigrasian. Selanjutnya telah di -lakukan pembangunan 6 gedung kantor Imigrasi yaitu 2 gedung Kan- wil di Jakarta dan Denpasar, 3 gedung kantor di Kupang, Ternate dan Sorong, dan sebuah Pos Imigrasi di Semarang : rehabilitasi/perluasan 4 gedung kantor yaitu di Pusat, Ujung Pandang, Cirebon dan Palu; pembangunan 42 rumah dinas untuk pejabat Imigrasi : serta pengadaan SSB/Telex sebanyak 15 unit untuk Kanwil/Kantor Imigrasi di Semarang, Surabaya, Pakanbaru, Selat Panjang dan Tanjungpinang.

Perkembangan lalu lintas orang antara negara Republik Indonesia dengan negara-negara lain nampak pada jumlah penumpang dari dan keluar negeri seperti tercantum dalam Tabel XX - 5.

921

TABEL X X -- 5KEDATANGAN/KEBERANGKATAN DARI/KE LUAR NEGERI,

1978/79 — 1979/80

1978/79 1979/80Datang dari Luar Negeri.Orang Indonesia 176.892 319.056Orang Asing 366.210 548.246

Berangkat ke luar negeri.Orang Indonesia 181.940 332.618Orang Asing 378.574 552.735

Dalam rangka mengadakan tindakan terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan keimigrasian telah ditingkatkan penanggulangan imigrasi gelap, dan operasi lapangan dalam pencarian/pe- nemuan imigran gelap maupun pemalsuan Surat bukti kewarganegaraan serta dokumen lainnya.

Di samping itu dilaksanakan peningkatan pengawasan dengan meningkatkan kegiatan operasi tertib.

3. Pendidikan dan Penyuluhan HukumTujuan pokok pendidikan hukum ialah

meningkatkan kemampuan dan kewibawaan serta perbaikan sikap para penegak hukum sehingga mampu memberikan keadilan dan perlindungan terhadap hasrat dan martabat warga masyarakat serta memupuk kesadaran dalam masyarakat agar setiap warga negara dapat memahami dan mengha- -yati hak-hak dan kewajiban-kewajibannya.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, dalam tahun pertama Repelita 111 (1979/80) telah dilaksanakan berbagai penataran tenaga kehakiman antara lain penataran/latihan tenaga pembina (SESPA), dokumentasi hukum, keimigrasian,

922

kemasyarakatan, hakim, pengawasan, administrasi kepegawaian dan kepaniteraan.

Penataran tersebut dilaksanakan di Pusat maupun di Daerah (di Bandung, Semarang, Malang, Banda Aceh dan Padang) bagi sebanyak 510 orang. Sedangkan pendidikan tenaga kejaksaan telah dilaksanakan bagi jaksa sebanyak 115 orang dan Asisten operasi sebanyak 40 orang.

Selanjutnya telah dilakukan kegiatan penerangan/penyuluhan hukum yang diarahkan kepada berbagai kelompok sasaran antara lain pemuda remaja, yaitu dengan memanfaatkan berbagai saluran pene-rangan dan saluran pendidikan.

Perkembangan berbagai pendidikan tenaga penegak hukum dapat dilihat dalam Tabel XX - 6.

TABEL XX — 6PENDIDIKAN/LATIHAN TENAGA PENEGAK HUKUM DAN

TENAGA TEKNIS LAINNYA,

1978/79 — 1979/80

Hasil PelaksanaanKegiatan-kegiatan Pokok

1978/79 1979/80

Kehakiman : 455 510

1. Penataran Tennis Hukum — 302. Penataran dan Latihan Hakim 60 603. Penataran dan Latihan Panitera 85 694. Penataran Teknis Imigrasi 20 725. Penataran Tenaga Pemasyarakatan 165 1306. Penataran Teknis Pengawasan 35 357. Penataran Staf Pimpinan Administrasi — —

(SESPA) 30 278. Penataran Tenaga Administrasi 60 609. Penataran Tenaga Pelaksana Pelaporan — —

Hukum (Law Report) — 27-10. Penataran Tenaga Peneliti Hukum — —11. Penataran Tenaga Perancang Perundang-

undangan (Legal Drafter)

Kejaksaan : 185 155

1. Pendidikan Pembentukan Jaksa 80 1152. Pendidikan Sandi — —3. Pendidikan Karier — —4. Pendidikan Pembantu Jaksa dari

Instansi Luar Kejaksaan 1055. Pendidikan Asisten Operasi — 40

923

· web viewrpp tentang perlindungan upah; rpp tentang disiplin pegawai negeri sipil. sebagai...

Documents