tinjauan mas}lah}ah terhadap larangan …
TRANSCRIPT
1
TINJAUAN MAS}LAH}AH TERHADAP LARANGAN MENGKONSUMSI
HEWAN MEMBAHAYAKAN SECARA MEDIS
SKRIPSI
Oleh:
NIKMATUS SHOLIKHAH
NIM 210216106
Pembimbing:
Hj. ATIK ABIDAH, M.S.I.
NIP 197605082000032001
JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2020
2
ABSTRAK
Sholikhah, Nikmatus, 2020. Tinjauan Mas}lah}ah Terhadap Larangan
Mengkonsumsi Hewan Membahayakan Secara Medis. Skripsi.
Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. Pembimbing Hj. Atik Abidah,
M.S.I.
Kata Kunci: Mas}lah}ah, Larangan Mengkonsumsi Hewan Membahayakan, Medis
Asal hukum makanan adalah halal, halal merupakan sesuatu yang
diperbolehkan dalam syariat Islam untuk dilakukan, dipergunakan, atau
diusahakan dan terbebas dari hal yang membahayakan dengan memperhatikan dan
memperoleh yaitu bukan berasal dari muamalah yang dilarang. Sedangkan haram
berarti sesuatu yang dilarang dengan larangan yang tegas untuk dilakukan atau
dipergunakan baik disebabkan karena zatnya maupun cara mendapatkannya.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana Tinjauan
Mas}lah}ah Terhadap Larangan Mengkonsumsi Hewan Membahayakan Secara
Medis? (2) Bagaimana Tinjauan Mas}lah}ah Terhadap Kandungan Yang Ada Pada Hewan Membahayakan Secara Medis?
Adapun jenis penelitian yang digunakan oleh penulis yaitu dengan
menggunakan metode pustaka. Sedangkan teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah dengan mengumpulkan bahan-bahan pustaka yang
berkesinambungan (koheren) dengan obyek pembahasan yang diteliti. Metode
analisis data yang digunakan penulis adalah metode induktif.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpuan bahwa: Pertama,
Larangan Mengkonsumsi Hewan Membahayakan Secara Medis merupakan
petunjuk yang diberikan Allah untuk menjamin dan memberikan pilihan kepada
manusia dalam mengkonsumsi makanan yang terjamin kebaikannya. Larangan ini
termasuk kategori Mas}lah}ah Mu’tabarah, yaitu adanya dalil khusus yang menjadi dasar bentuk dan jenis kemaslahatan tersebut. Ditinjau dari segi kesehatan secara
medis, ada beberapa alasan logis yang menjadi sebab larangan. Kedua, efek yang
ditimbulkan dari mengkonsumsi hewan membahayakan tersebut dapat
membahayakan keselamatan jiwa, raga, dan akal manusia. Ulama uṣūl fiqh pada
umumnya menyatakan bahwa untuk mewujudkan kemaslahatan dunia dan akhirat
ada lima pokok kebutuhan yang harus diwujudkan dan dipelihara. Al- mas}lah}ah
d{aru>riyah ialah kemaslahatan yang berhubungan dengan kebutuhan pokok umat manusia di dunia dan di akhirat, dimana tanpa kedatangannya akan menimbulkan
cacat dan cela.
3
4
5
6
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam merupakan agama yang mengatur segala sendi kehidupan manusia.
Salah satunya mengenai pemenuhan kebutuhan dan makanan. Selain mengenai
faktor rasa, gizi, kebersihan dan keamanan suatu makanan, terdapat aspek lain
yang tidak kalah penting yaitu status halal dan haram makanan. Islam
memberikan perhatian sangat tinggi terhadap makanan halal, haram, atau syubhat
(meragukan). Memperhatikan sumber makanan, kebersihan, cara pengolahan,
penyajian, sampai cara membuang sisa makanan.1
Istilah halal dan haram merupakan istilah yang banyak digunakan salah
satunya yang berkaitan dengan makanan. Keduanya berasal dari Bahasa Arab
yaitu halal yang artinya dibenarkan atau dibolehkan, sedangkan haram berarti
tidak dibenarkan atau dilarang. Sedangkan definisi halal merupakan sesuatu yang
diperbolehkan dalam syariat Islam untuk dilakukan, dipergunakan, atau
diusahakan dan terbebas dari hal yang membahayakan dengan memperhatikan dan
memperoleh yaitu bukan berasal dari muamalah yang dilarang. Sedangkan haram
berarti sesuatu yang dilarang dengan larangan yang tegas untuk dilakukan atau
dipergunakan baik disebabkan karena zatnya maupun cara mendapatkannya.1
1 Kusumawati Zulaekah S, Halal Dan Haram Makanan Dalam Islam ( SUHUF 2005),
25. 1 M. Ali, Konsep Makanan Halal Dalam Tinjauan Syariah Dan Tanggung Jawab Produk
Atas Produsen Industri Halal (Jakarta: AHKAM J. Ilmu Syariah, 2016), 291.
2
Karena asal hukum makanan adalah halal, maka Allah Swt tidak
merincinya dalam al-Qur’an lain halnya dengan makanan haram, Allah telah
merincinya secara detail dalam al-Qur’an atau melalui lisan Rasul-Nya. Allah Swt
berfirman:
ا ذكر م عليكم إلا وما لكم ألا تأكلوا مما ا حرا ل لكم ما عليه وقد فصا ٱسم ٱللا
ما ٱضطررتم إليه وإنا كثيرا لايضلون بأهوائهم بغير علم إنا رباك هو
١١١أعلم بٱلمعتدين
Artinya: “Mengapa kamu tidak mau memakan (binatang-binatang yang halal)
yang disebut nama Allah ketika menyembelihnya, padahal sesungguhnya
Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang diharamkan-Nya
atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya. Dan
sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar benar hendak
menyesatkan (orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa
pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang melampaui batas.”(QS. Al-An’am: 119)2
Berikut ini ayat Al-Qur’an yang menerangkan diharamkannya beberapa
jenis makanan dan minuman:
فمن م عليكم ٱلميتة وٱلدام ولحم ٱلخنزير وما أهلا بهۦ لغير ٱللا إناما حرا
حيم غفور را ١٧١ٱضطرا غير باغ ول عاد فل إثم عليه إنا ٱللا
Artinya: “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah,
ging babi, dan (hewan) yang disembelih dengan (menyebut nama)
selain Allah” (QS. Al-Baqarah: 173)3
Perincian atau penjelasan tentang makanan haram dapat kita temukan
dalam surat al-Maidah ayat 3 sebagai berikut:4
2 https://tafsirweb.com/2243-quran-surat-al-anam-ayat-119.html.
3 https://tafsirweb.com/660-quran-surat-al-baqarah-ayat-173.html. 4 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahannya (Bandung: PT. Sygma
Examedia Arkanleema, 2010), 341.
3
بهۦ وٱلمنخنقة مت عليكم ٱلميتة وٱلدام ولحم ٱلخنزير وما أهلا لغير ٱللا حر
يتم وما ذبح على بع إلا ما ذكا ية وٱلناطيحة وما أكل ٱلسا وٱلموقوذة وٱلمترد
لكم فسق ٱليوم يئس ٱلاذين كفروا من ٱلنصب وأن تس م ذ تقسموا بٱلزل
دينكم فل تخشوهم وٱخشون ٱليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي
م دينا فمن ٱضطرا سل ثم فإنا ورضيت لكم ٱل في مخمصة غير متجانف ل
حيم غفور را ١ٱللا
Artinya: “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging
hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang (mati) tercekik,
yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas,
kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu)
yang disembelih untuk berhala. Dan diharamkan juga mengundi nasib
dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah) adalah
kefasikan”.5
Mengapa diantara bahan makanan itu ada yang dinyatakan dilarang atau
haram? Jawabannya tentu sangat luas. Paling tidak disamping karena nash
memberi petunjuk, begitu juga dapat dicari tahu tentang faktor-faktor yang
membuat bahan makanan itu dilarang, kemudian selebihnya hanya Allah yang
Maha mengetahui. Secara sederhana dapat dikatakan, berdasarkan beberapa dalil,
bahwa diantara bahan makanan yang dilarang tersebut karena bisa mendatangkan
kemadharatan bagi orang yang memakannya. Rasulullah telah memberi isyarat,
bahwa pertumbuhan daging manusia dibentuk dari bahan makanan yang haram
akan menjadi santapan api neraka (kullu lahmin nabata min haram fa al-nar aula
bihi).
Tidak ada satupun perintah dalam al-Qur’an kecuali pasti mengandung
mas}lah}ah dan sebaliknya tidak ada satupun larangan kecuali mengandung
5 https://tafsirweb.com/1887-quran-surat-al-maidah-ayat-3.html.
4
mafsadah.6 Mas}lah}ah berarti sesuatu yang membincangkan penegakan kehidupan
manusia dan penyempurna mata pencaharian manusia.7 Konsep Islam mengenai
makanan sama dengan konsep lain yaitu dalam rangka menjaga keselamatan jiwa,
raga, dan akal. Makanan memiliki dampak yang besar dalam kehidupan
seseorang, baik itu makanan halal maupun yang haram. Seseorang setiap harinya
selalu memakan yang halal, maka akhlaknya akan baik, hatinya pun akan hidup,
menjadi sebab dikabulkannya doa, dan bermanfaat untuk akal serta tubuh. Begitu
pula sebaliknya, ketika terbiasa dengan yang haram, maka perilaku manusia
menjadi buruk, perasaan manusia akan mati, permohonan manusia akan sulit
dikabulkan, dan merusak tubuh serta akal.
Salah satu contoh terjadi di Negara jiran, Malaysia dan Singapura. Pada
periode September 1998 sampai Mei 1999. Di Malaysia dilaporkan 265 kasus
terbanyak pada peternak babi, dan angka kematiannya mencapai 40 persen, kalau
dibandingkan dengan kolera yang mengakibatkan bakteri Vibrio Cholera hanya 30
persen, dan penyebab ensefalitis lain yaitu West Nile virus dengan angka
kematian sekitar 10 sampai 40 persen. Penularan berasal dari inang virus ini, yaitu
babi. Penularan antara manusia belum pernah didapatkan, laporan terakhir tahun
1998 saat 11 orang pekerja rumah potong di Singapura terjangkit penyakit ini saat
mengolah daging hewan babi yang diimpor dari daerah terjangkit di Malaysia,
6 Ahmad Sabiq, Al-Qawaid Al-Fiqhiyah Kaedah-Kaedah Praktis Memahami Fiqih Islami
(Gresik: Pustaka Al-Furqon, 2012) h. 187. 7 Miftahul Huda, Filsafat Hukum Islam (Ponorogo: STAIN Ponorogo Press, 2006), h.
107.
5
dari 11 penderita seorang tidak tertolong. Selain di dua Negara ini, virus Nipah
juga dilaporkan di Australia.8
Pada awal abad ini kita dikejutkan oleh beragam virus Influenza yang
mematikan, mulai dari SARS (Severe Acute Respiratory Distress Syndrome),
sampai H1N1, H3N1, H5N1, H5N9, dan banyak lagi. Virus-virus ini rata-rata
bercokol pada hewan seperti babi, anjing, dan burung. Tetapi dapat berkembang
biak dengan cepat dan mempunyai sifat mudah berubah secara genetik (mutasi),
dan mutasi ini berjalan dengan cepat, lebih cepat dari sistem kekebalan tubuh,
sehingga sistem kekebalan tubuh tidak mampu mengembangkan sistem yang
efektif untuk melawan.9
Pada tahun 1918 terjadi wabah influenza H1N1 (Spanish), menyebabkan
kematian sampai dengan 100 juta manusia. Jauh lebih besar dari kematian akibat
perang dunia I yang berakhir pada tahun yang sama. Kemudian, virus Influenza
ini lenyap seperti ditelan bumi. Pada tahun 1957 dan 1968 virus ini muncul
kembali dalam bentuk H2N1 (Asian) dan H3N1 (Hongkong), tetapi korbannya
tidak banyak, hanya sekitar 1 juta jiwa. Perbedaan virus H1N1 (1918) dengan
H2N1 (1957) dan H3N1 (1968)? H1N1 dapat menular langsung dari manusia ke
manusia, sedangkan H2N1 dan H3N1 ternyata lebih banyak pada (burung,
unggas), dan kadang-kadang menular dari hewan ke manusia.10
Bagaimana virus influenza yang dulunya menular dari hewan ke hewan
kemudian berubah, bisa menyebar dari hewan ke manusia, bahkan dari manusia
ke manusia?. Disinilah babi punya peranan penting. Virus Influenza punya
8 Heru Wijono, Kenapa Babi Itu Haram? (Jakarta: Darus Sunnah Press 2014), 76. 9 Ibid, 76. 10 Ibid,78.
6
kemampuan bertahan hidup dan adaptasi, sehingga bisa menembus kekebalan
tubuh manusia. Di dunia kedokteran dikenal sebagai antigenic shift dan antigenic
drift. Pada antigenic shift, virus Influenza merubah sebagian ciri genetik sehingga
tidak lagi dikenali oleh sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga dengan bebas
dapat melenggang masuk kedalam tubuh manusia dan kemudian mulai
berkembang biak. Pada antigenic drift terjadi perubahan yang cepat dan drastis,
dua virus yang berasal dari dua spesies yang berbeda, dari manusia dan dari
burung (Flu Burung) menjangkiti satu spesies hewan, dan kedua jenis virus yang
berbeda ini kemudian membentuk satu virus baru, yang mempunyai sifat
mematikan seperti virus Flu Burung. Tetapi, bisa juga menulari langsung dari
manusia ke manusia. Untuk bisa membentuk virus baru, diperlukan hewan yang
dapat dijangkiti oleh virus dari burung. Tetapi, juga karena kesamaannya dengan
manusia, mudah dijangkiti virus dari manusia, dan hewan itu adalah babi.11
Diawal tahun 2020, dunia digemparkan dengan merebaknya virus baru
yaitu Coronavirus jenis baru (SARS-CoV-2) dan penyekitnya disebut Coronavirus
disease 2019 (COVID-19). Diketahui, asal mula virus ini berasal dari Wuhan,
Tiongkok. Ditemukan pada akhir Desember tahun 2019. Sampai saat ini sudah
dipastikan terdapat 65 negara yang telah terjangkit virus satu ini. Kebanyakan
Coronavirus menginfeksi hewan dan bersirkulasi di hewan. Coronavirus
menyebabkan sejumlah besar penyakit pada hewan dan kemampuannya
menyebabkan penyakit berat pada hewan seperti babi, sapi, kuda, kucing dan
ayam. Coronavirus disebut dengan virus zoonotik yaitu virus yang ditransmisikan
11 Ibid, 82.
7
dari hewan ke manusia. Banyak hewan liar yang dapat membawa patogen dan
bertindak sebagai vektor untuk penyakit menular tertentu. Kelelawar, tikus bambu
dan musang merupakan host yang biasa ditemukan untuk Coronavirus.
Coronavirus pada kelelawar merupakan sumber utama untuk kejadian severe
acute respiratorysyndrome (SARS) dan Middle East respiratory syndrome
(MERS).12
Dari pemaparan di atas dapat dipahami bahwa larangan yang terdapat
dalam Al-Qur’an bukanlah tanpa sebab. Akan tetapi, bila ditinjau lebih dalam lagi
terdapat banyak sekali mudharat yang di dapat. Salah satu contohnya dengan
mengkonsumsi daging babi, dalam tubuh babi banyak mengandung cacing-cacing
atau lebih dikenal dengan parasit yang jika dikonsumsi dalam jangka panjang
akan menjadi sumber penyakit. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya kasus
wabah yang merugikan banyak orang, sehingga peneliti tertarik untuk mengkaji
dan menganalisa menurut tinjauan mas}lah}ah , sehingga menjadi pembahasan
dalam penyusunan skripsi yang berjudul, “Tinjauan Mas}lah}ah Terhadap
Larangan Mengkonsumsi Hewan Membahayakan Secara Medis”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut penulis ingin menjabarkan beberapa rumusan
masalah yaitu:
1. Bagaimana Tinjauan Mas}lah}ah Terhadap Larangan Mengkonsumsi Hewan
Membahayakan Secara Medis?
12 Yuliana, “Coron a Virus Diseases (Covid-19)”, Dalam Jurnal Literatur Wellness And
Healthy Magazine Vol. 2 No. 1, February 2020, h. 3.
8
2. Bagaimana Tinjauan Mas}lah}ah Terhadap Kandungan Yang Ada Pada Hewan
Membahayakan Secara Medis?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis tinjauan Mas}lah}ah terhadap larangan mengkonsumsi
hewan membahayakan serta efek bagi kesehatan secara medis.
2. Untuk menganalisis tinjauan Mas}lah}ah terhadap kandungan yang terdapat
pada hewan membahayakan bagi kesehatan secara medis.
D. Manfaat Penelitian
Dalam sebuah penelitian, sudah seyogyanya penelitian tersebut
memberikan sumbangsih yang berguna untuk penelitian yang selanjutnya.
Adapun kegunaan penelitian ini dapat berupa manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan wacana
ilmiah kepada dunia pendidikan, khususnya pendidikan Islam dalam rangka
memperkaya khazanah keilmuan.
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi
masyarakat luas, mengetahui hikmah dan manfaat guna lebih menjaga
kesehatan tubuh dan mampu menerapkan pola hidup sehat.
9
E. Telaah Pustaka
“Keharaman Babi Dalam Al-Qur’an (Telaah Penafsiran Ayat-Ayat
Keharaman Babi) Dengan Pendekatan Sains”. Tamlikha Bin Ahmad Mu’idi.
Skripsi Universitas Negeri Sunan Ampel Surabaya 2017.13 Skripsi ini
membahas dan menganalisa bahwa dalam penafsiran ayat-ayat keharaman babi,
babi merupakan makhluk yang diciptakan Allah Swt sebagai hewan yang penuh
dengan kemudharatan. Jika ditinjau dari mufassir-mufassir, babi adalah hewan
yang sangat menjijikan dengan pola kehidupannya yang menjijikan tersebut maka
babi haram hukumnya untuk dikonsumsi. Akan tetapi terdapat perbedaan
pendapat juga sebagaimana yang dikatakan oleh ar-Razi. Babi yang dikenal
adalah babi yang di daratan saja, akan tetapi terdapat perbedaan antara ulama’
bahwasanya ada yang hidup di lautan juga, yang lebih dikenali sebagai bulu babi.
Sebagian ulama’ menghalalkannya karena ia termasuk hewan laut bukan darat.
Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Abi Laila, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan
Auza’i. Terdapat banyak penyebab-penyebab yang bisa mengakibatkan kerugian
bagi sang konsumen seperti terkena penyakit yang tidak diingini, sehingga
penelitian sains ini sangatlah membantu bagi masyarakat-masyarakat umum yang
tidak mengetahui fungsi/maksud yang difirmankan oleh Allah Swt dalam
kitabnya.
“Kajian Ilmiah Dan Teknologi Sebab Larangan Suatu Makanan
Dalam Syariat Islam”. Journal of Halal Product and Research (Pusat Riset
13 Tamlikha Bin Ahmad, “Keharaman Babi Dalam Al-Qur’an (Telaah Penafsiran Ayat-
Ayat Keharaman Babi) Dengan Pendekatan Sains”, Skripsi (Surabaya: UIN Sunan Ampel
Surabaya, 2017), 56.
10
dan Pengembangan Produk Halal Universitas Airlangga).14 Jurnal ini
membahas alasan-alasan ilmiah bahwa makanan haram memberikan dampak
buruk bagi kesehatan manusia. Kemudian juga dibahas tata cara penyembelihan
sesuai sesuai syariat agar hewan tersebut tergolong halal untuk dikonsumsi
manusia. Penelitian ini merujuk pada sumber utama hukum Islam yakni Al-
Qur’an dan Hadits, serta penelitian-penelitian ilmiah yang membuktikan adanya
dampak negatif pada makanan haram bagi kesehatan manusia. Berdasarkan
penelitian tersebut, pada makanan yang diharamkan ditemukan banyak sebab
yang memang tidak layak untuk dikonsumsi dan dapat membahayakan kesehatan
manusia seperti adanya bakteri berbahaya pada bangkai, senyawa berbahaya pada
darah, penyakit parasit pada babi, kerusakan organ akibat komsumsi khamr dan
bahaya konsumsi daging yang tidak disembelih sesuai syariat Islam.
“Jual Beli Hewan Yang Diharamkan Sebagai Obat Dalam Perspektif
Hukum Islam (Studi Terhadap Pandangan kiyai Di Pondok Pesantren
Roudlotul Qur’an dan Darul Akmal Metro Barat)”. Dwi Punamasari.
Skripsi IAIN Metro 2017.15 Skripsi ini mengkaji fiqh dalam bidang muamalat
yang mengalami perkembangan dan kemajuan dari masa kemasa, terutama dalam
bidang medis. Temuan-temuan medis menunjukkan bahwa beberapa jenis obat
cukup akurat menyembuhkan penyakit. Sayangnya, ternyata beberapa jenis obat
yang beredar di pasaran menggunakan unsur atau bahan yang diharamkan oleh
Syariat Islam, misalnya menggunakan bahan dasar hewan yang diharamkan dalam
14 Alvi Jauharotus S dkk, “Kajian Ilmiah dan Teknologi Sebab Larangan Suatu Makanan
dalam Syariat Islam”, Jurnal (Surabaya: Universitas Airlangga), 44. 15 Dwi Purnamasari, “Jual Beli Hewan Yang Diharamkan Sebagai Obat Dalam Perspektif
Hukum Islam (Studi Terhadap Pandangan Kiyai Di Pondok Pesantren Roudlotul Qur’an Dan
Darul Akmal Metro Barat)”, Skripsi (Metro: IAIN Metro, 2017), 2.
11
Islam. Padahal Islam telah mensyariatkan pengobatan hanya dilakukan dengan
bahan obat yang telah diyakini status kehalalannya. Berdasarkan survei yang
dilakukan peneliti di Pondok Pesantren Roudlatul Qur’an, Kiyai menyatakan
bahwa jual beli hewan yang diharamkan sebagai obat hukumnya haram. Karena
obyek jual beli tersebut adalah najis. Namun, hukum menggunakan hewan yang
diharamkan sebagai obat menjadi halal apabila dalam kondisi darurat, tidak
melampaui batas dan sudah tidak ada yang lain. Sementara itu, Kiyai Pondok
Pesantren Darul Akmal menyatakan bahwa hukum jual beli hewan yang
diharamkan sebagai obat tergantung dari madzhab yang di ikuti. Apabila madzhab
yang diikuti mengharamkannya, maka hukumnya haram. Begitupun sebaliknya.
“Deteksi Kandungan Babi pada Makanan Berbahan Dasar Daging di
Kampus Universitas Al Azhar Indonesia”. Jurnal AL-AZHAR INDONESIA
SERI SAINS DAN TEKNOLOGI 2019.16 Penelitian ini membahas tentang
makanan halal yang diijinkan dalam hukum Islam dan memenuhi syarat yaitu
tidak mengandung material apapun yang tidak diperbolehkan dalam hukum Islam.
Karena belum adanya informasi terkait kehalalan makanan yang terdapat pada
makanan yang dijual di sekitar kampus UAI menyebabkan perlu dilakukan
penelitian. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeteksi cemaran daging babi pada
makanan yang berbahan dasar daging yang dijual pedagang kantin. Salah satu
konsep halal dalam Islam adalah makanan haruslah tidak mengandung sedikit pun
‘lard’ atau lemak pangan yang diturunkan dari binatang babi. Kehadiran
komponen lemak babi ini, serendah apapun kandungannya dalam bahan pangan,
16 Riris Lindawati dkk, “Deteksi Kandungan Babi Pada Makanan Berbahan Dasar
Daging di Kampus Universitas Al-Azhar Indonsesia” , dalam Cendekia: Jurnal Al-Azhar
Indonesia Seri Sains Dan Teknologi Vol. 5 No. 2, September 2019, h. 66 .
12
akan membawa makanan tersebut menjadi haram untuk dikonsumsi. Kehalalan
merupakan persyaratan mutlak bagi setiap muslim untuk mengkonsumsi
makanan, begitu pula keharaman makanan juga merupakan persyaratan mutlak
bagi setiap muslim untuk tidak mengkonsumsi makanan.
Kenapa Babi Itu Haram? (Pendapat Pribadi Seorang Dokter
Muslim), buku Karya Heru Wijono. Dr., SpPD. 2014.17 Buku yang ditulis oleh
dr. Heru Wijono ini mengupas tentang alasan diharamkannya babi dari sisi
kesehatan dan medis. Pembahasan yang ada merupakan hasil dari diskusi panjang
antara penulis dengan rekan sesama dokter yang menentang pengharaman babi
hanya karena alasan-alasan klasik yang tidak bisa dibuktikan secara medis. Buku
ini berpendapat bahwa daging babi itu berbahaya karena mengandung kolestrol
dalam jumlah lebih besar dibandingkan daging ternak lain, seperti daging sapi
atau ayam yang lumrah dikonsumsi masyarakat. Tetapi ada juga yang
berpendapat, kalaupun ada bahayanya, di era sekarang sudah ada obat secara
medis, seperti golongan statin ataupun fibrat yang banyak beredar di masyarakat.
Dari pemaparan diatas, belum ada skripsi yang membahas tentang
kemaslahatan dari larangan mengkonsumsi hewan membahayakan dilihat dari
segi kandungan dan efek mengkonsumsi hewan tersebut. Dalam penelitian ini,
fokus kajian yang digunakan peneliti tidak hanya pada satu objek hewan seperti
yang dikaji oleh peneliti terdahulu. Akan tetapi, penelitian ini mengambil sampel
dari beberapa jenis hewan seperti babi, anjing, kelelawar, tikus yang sudah pernah
diteliti dengan menggunakan hasil laboratorium.
17 Heru Wijono, Kenapa Babi Itu Haram? (Darus Sunnah, 2015) hal. 25.
13
F. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian
pustaka (library research), yaitu penelitian yang menggunakan buku-buku
yang berkaitan dengan objek utama penelitian. Penelitian ini juga
menggunakan sumber-sumber ilmiah lainnya yang relevan dengan
pembahasan dalam penelitian ini, seperti skripsi, tesis, jurnal dan lain
sebagainya.
b. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan penelitian
secara medis. Pendekatan secara medis ini dipilih karena peneliti ingin
mengetahui efek serta bahaya yang ditimbulkan dari mengkonsumsi
hewan tersebut.
2. Data dan Sumber Data
a. Data
Dalam penyusunan skripsi ini untuk memecahkan masalah menjadi
bahasan pokok, penulis membutuhkan bahasan anara lain: Hasil
laboratorium yang menjelaskan tentang isi dan kandungan yang terdapat
pada hewan membahayakan, serta efeknya bagi kesehatan. Sehingga hasil
tersebut nantinya dapat ditelaah dengan menggunakan mas}lah}ah .
b. Sumber Data
14
Berdasarkan data-data yang akan diteliti dalam penelitian ini maka
sumber data yang diperlukan diantarnya dari buku-buku kedokteran
hewan, jurnal hasil laboratorium kesehatan hewan, dan buku-buku yang
relevan dengan tema yang dikaji.
3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengumpulan data literer yaitu dengan mengumpulkan bahan-bahan pustaka
yang berkesinambungan (koheren) dengan obyek pembahasan yang diteliti.
Data yang ada dalam kepustakaan tersebut dikumpulkan dan diolah dengan
cara:
1) Editing, yaitu pemeriksaan kembali data-data yang diperoleh terutama dari
segi kelengkapan, kejelasan makna dan koherensi makna antara yang satu
dengan yang lain.
2) Organizing, yakni menyusun data-data yang diperoleh dengan kerangka
yang sudah ditentukan.
3) Penemuan hasil penelitian, yakni melakukan analisis lanjutan terhadap
hasil penyusunan data dengan menggunakan kaidah-kaidah, teori dan
metode yang ditentukan sehingga diperoleh kesimpulan tertentu yang
merupakan hasil jawaban dari rumusan masalah.
4. Analisis Data
Untuk analisis data, penelitian ini menggunakan metode tematik
(maudhu’i) yang bercorak ilmi, metode yang membahas ayat-ayat Al-Qur’an
sesuai tema dan judul yang telah ditetapkan. Semua yang berkaitan
15
dihimpunkan, kemudian dikaji secara mendalam dan tuntas dari berbagai
aspek yang terkait dengannya.
5. Pengecekan Keabsahan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengecekan
keabsahan data dengan teknik triangulasi, yaitu peneliti menguji kredibilitas
dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Jenis
triangulasi terdiri dari triangulasi peneliti, triangulas metode, triangulasi teori,
dan triangulasi sumber data.
G. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah pembahasan dalam skripsi ini maka penulis
mengelompokkan menjadi lima bab, dan masing-masing bab tersebut menjadi
beberapa bab, semuanya itu merupakan suatu pembahasan yang utuh, yang saling
berkaitan dengan yang lainnya, sistematika pembahasan tersebut adalah:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan sebagai dasar pembahasan dalam
skripsi ini, yang meliputi beberapa aspek yang berkaitan dengan
persoalan skripsi, yang diuraikan menjadi beberapa sub bab yaitu latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kajian pustaka,
metode penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II : KONSEP MAS}LAH}AH DALAM HUKUM
Bab ini merupakan serangkaian teori yang digunakan untuk
menganalisa permasalahan-permasalahan di lapangan. Dalam hal ini
16
diungkapkan mengenai teoritika hukum Islam. Yaitu pengertian
mas}lah}ah , macam-macam mas}lah}ah berdasarkan keberadaannya
menurut syara’, dan mas}lah}ah berdasarkan segi kualitas dan
kepentingan kemaslahatan.
BAB III : KANDUNGAN DAN EFEK MENGKONSUMSI HEWAN
MEMBAHAYAKAN SECARA MEDIS
Pada bab ini diuraikan data-data yang telah diperoleh dari hasil
penelitian literature (membaca dan menelaah literatur) yang kemudian
diedit, diklarifikasi, diverifikasi, dan dianalisis untuk menjawab
rumusan masalah yang telah ditetapkan. Penulisan judul tidak ditulis
dengan “hasil penelitian dan pembahasan” melainkan ditulis dengan
judul yang diintisarikan dari pembahasan pada bab ini dan judul sub-
bab yang disesuaikan dengan tema-tema yang dibahas dalam
penelitian.
BAB IV : ANALISA MAS}LAH}AH TERHADAP LARANGAN
MENGKONSUMSI HEWAN MEMBAHAYAKAN SECARA
MEDIS
Bab ini merupakan analisa mas}lah}ah terhadap larangan
mengkonsumsi hewan membahayakan dan terhadap kandungan yang
ada pada hewan membahayakan secara medis.
BAB V : KESIMPULAN
17
Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dan saran.
Kesimpulan pada bab ini bukan merupakan ringkasan dari penelitian
yang dilakukan melainkan jawaban singkat atas rumusan masalah
yang telah ditetapkan.
18
BAB II
KONSEP MAS}LAH}AH DALAM HUKUM ISLAM
A. Pengertian Mas}lah}ah
Secara etimologis kata mas}lah}ah adalah searti dengan kata manfaat.
Menurut Ibn Mandhur dalam Lisan al-Arab, mas}lah}ah adalah searti dengan kata
s}ala>h, bentuk tunggal dari kata mas}alih. Dengan demikian setiap sesuatu yang
megandung manfaat baik dengan cara menarik seperti menarik hal-hal yang
bersifat menguntungkan dan yang mengenakkan atau dengan menolak/
menghindari seperti menolak/ menghindari hal-hal yang dapat merugikan dan
menyakitkan adalah layak disebut mas}lah}ah .1
Kata mas}lah}ah berasal dari bahasa Arab dan telah dibekukan ke dalam
bahasa Indonesia menjadi mas}lah}ah , yang berarti mendatangkan kebaikan atau
yang membawa kemanfaatan dan atau menolak kerusakan. Menurut bahasa
aslinya, kata mas}lah}ah berasal dari kata s}aluha, yas}luh}u, s}ala>h}an صلحا-يصلح-صلح
artinya sesuatu yang baik, patut dan bermanfaat. Mas}lah}ah juga diartikan sebagai
segala sesuatu yang di dalamnya terdapat kemanfaatan bagi manusia. Kata
mas}lah}ah sama persis dengan kata manfa’ah baik secara wajn maupun
maknanya.2
Kata mas}lah}ah secara etimologis merupakan kata benda infinitif dari akar
ṣ-l-ḥ, Kata kerja s}aluh}a digunakan untuk menunjukkan jika sesuatu atau seseorang
1 Dr. H. A. Malthuf Siroj, Paradigma Uṣūl fiqh (Yogyakarta: CV Pustaka Ilmu Group,
2013). 2 Amir Farih, Kemaslahatan dan Pembaharuan Hukum Islam (Semarang: Walisongo
Press, 2008), 15.
19
menjadi (berkeadaan atau bertabiat) baik, tidak menyimpang, adil, saleh, jujur
atau secara alternatif menunjukkan keadaan yang mengandung kebajikan-
kebajikan. Ketika dipergunakan bersama kala li, s}aluh}a akan memberi pengertian
keserasian. Dalam pengertian rasionalnya, mas}lah}ah berarti sebab, cara atau
tujuan yang baik. Ia juga berarti sesuatu permasalahan atau bagian dari urusan
yang menghasilkan kebaikan atau sesuatu untuk kebaikan. Bentuk jamaknya
adalah mas}alih}.3
Secara sederhana, mas}lah}ah diartikan sesuatu yang baik dan dapat
diterima oleh akal yang sehat. Diterima akal mengandung arti bahwa akal itu
dapat mengetahui dengan jelas mengapa begitu. Setiap suruhan Allah dapat
dipahami oleh akal, kenapa Allah menyuruh, yaitu karena mengandung
kemaslahatan untuk manusia baik dijelaskan sendiri alasannya oleh Allah atau
tidak.4
Secara terminologis shari>ah, mas}lah}ah dapat diartikan sebagai sebuah
manfaat yang dikehendaki oleh Allah swt untuk para hamba-Nya berupa
pemelihaaraan agama, jiwa, akal, keturunan, harta benda dengan tingkat
signifikansi yang berbeda satu sama lain. Manfaat itu berarti suatu kenikmatan
(ladzah) atau sesuatu yang dapat menjadi alat/sarana untuk mencapai kenikmatan
tersebut, begitu juga upaya mempertahankannya dengan menolak/menghindari
sesuatu yang merugikan. Maanfaat juga berarti sesuatu yang dapat menjadi
alat/sarana untuk menolak/menghindari hal-hal yang merugikan itu.
3 Abdul Mun’im Saleh, Otoritas Maslahah dalam Madhab Shafi’I (Yogyakarta: Magnum
Pustaka Utama, 2012), 67. 4 Abdul Hayy Abdul ‘Al, Pengantar Ushul Fikih (Jakarta: Pustaka Al Kautsar, 2014),
313.
20
Adapun menurut beberapa ulama tentang mas}lah}ah. Menurut Al-Ghazālī
mas}lah}ah adalah meraih manfaat dan menolak kemadharatan dalam rangka
memelihara tujuan syara’, yaitu memelihara agama, jiwa, akal, keturunan dan
memelihara harta. Menurut Sulaiman at-Thufi mendefinisikan mas}lah}ah adalah
segala sesuatu yang bisa menjadi penyebab untuk sampai pada tujuan atau maksud
pembuat shari>’at (Allah), baik berupa ibadah maupun adat kebiasaan.5
Definisi tentang mas}lah}ah dapat disimpulkan bahwa mas}lah}ah itu adalah
sesuatu yang dipandang baik oleh akal sehat karena mendatangkan kebaikan dan
menghindarkan keburukan (kerusakan) bagi manusia, sejalan dengan tujuan syara’
dalam menetapkan hukum Islam.6
B. Kedudukan Mas}lah}ah
Dalam tashri’ Isla>mi>, mas}lah}ah mempunyai kedudukan sangat penting.
Hampir telah menjadi kesepakatan dikalangan ulama Us}u>l fiqh, bahwa tujuan
utama syariat Islam adalah merealisasikan kemaslahatan bagi manusia dan
menjauhkan hal-hal yang merugikan bagi mereka.
Sebagai sebuah tujuan (goal), mas}lah}ah akan selalu menjadi tolok ukur
setiap penetapan hukum (tashri’) dan dalam hal ini kedudukan hukum (shari>’ah)
tidak lebih sebagai sarana (means) dalam rangka mencapai tujuan.
Selain sebagai tujuan tashri’ Isla>mi>, mas}lah}ah juga dipandang sebagai
salah satu landasan (dasar) tashri’ Isla>mi>. Sebagaimana telah disebutkan
sebelumnya bahwa sistem hukum dalam Islam ditegakkan atas prinsip-prinsip
5 Amir Syarifudin, Uṣūl fiqh Jilid II (Jakarta: Prenada Media, 2014), 347. 6 Syarifudin, Uṣūl fiqh, 347.
21
meniadakan kesulitan (mashaqqah), menjamin kemaslahatan manusia secara
umum, dan mewujudkan keadilan yang menyeluruh.
Penerapan mas}lah}ah sebagai sumber hukum tidaklah bersifat mutlak.
Menurut madzhab Maliki, terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, antara
lain:
1. Mas}lah}ah itu harus sejalan dengan tujuan pokok syariat Islam dalam rangka
mewujudkan kemaslahatan manusia.
2. Mas}lah}ah itu secara substantif haruslah logis, dalam arti bahwa Mas}lah}ah
tersebut dapat diterima oleh akal sehat.
3. Penerapan mas}lah}ah sebagai sumber hukum harus dapat menjamin
kepentingan manusia yang bersifat primer (dharuri) atau mencegah timbulnya
kerugian dan kesulitan.
C. Kriteria Mas}lah}ah
Terjadi pro-kontra tentang mas}lah}ah pada dasarnya tidak menyangkut
keberadaan mas}lah}ah sebagai tujuan atau dasar penetapan hukum tapi lebih pada
esensinya. Sebagian ulama mengkhawatirkan terjadinya penetapan hukum yang
didasarkan pada kemauan atau kepentingan pribadi (hawa nafsu) dengan
mengatasnamakan mas}lah}ah, sebab menurut mereka, ukuran-ukuran mas}lah}ah
bersifat subyektif dan relatif serta rentan terhadap perubahan. Maka untuk
mengantisipasi kemungkinan terjadinya distorsi terhadap mas}lah}ah seperti diatas,
22
para ulama Us}u>l fiqh membuat kriteria-kriteria yang harus dipenuhi dalam
mengaplikasikan mas}lah}ah, antara lain sebagai berikut:7
1. Mas}lah}ah itu harus termasuk dalam bidang mu’amalah sehingga kepentingan
yang ada di dalamnya dapaat dipertimbangkan secara rasional dan sama
sekali tidak berkaitan dengan bidang ibadah.
2. Mas}lah}ah itu harus sejalan dengan jiwa syari’ah dan tidak bertentangan
dengan salah satu dari sumber-sumbernya.
3. Mas}lah}ah itu harus termasuk dalam kepentingan d}aru>riyah dan h}ajjiyah,
bukan takmiliyyah (tah{si>niyah). Kepentingan d}aru>riyah mencakup
pemeliharaan agama, jiwa, akal, keturunan dan harta benda. Sedangkan
kepentingan h}ajjiyah berkenaan dengan kemudahan hidup dan takmiliyyah
(tah{si>niyah) berkenaan dengan dekorasi dan penyempurnaannya.
Lebih dari itu, masih terdapat kriteria-kriteria lain yang harus dipenuhi,
yaitu:
1. Mas}lah}ah itu harus bersifat haqiqi, bukan wahmi (imajinatif), dalam arti
bahwa apabila para pemegang otoritas hukum meyakini bahwa menetapkan
hukum berdasarkan mas}lah}ah tersebut akan dapat menarik keuntungan dan
mencegah timbulnya kerugian bagi umat manusia. Berbeda halnya apabila
hanya sebagian kecil saja yang meyakini adanya kemashlahatan itu seperti
kemashlahatan dicabutnya hak talak dari suami dan kemudian hak talak
tersebut diserahkan sepenuhnya kepada hakim semata. Yang demikian
7 Siroj, Paradigma Ushul Fiqh, 27.
23
bukanlah kemaslahan haqiqi, melainkan kemaslahatan wahmi yang hanya
akan menghancurkan tata kehidupan keluarga dan masyarakat.8
2. Mas}lah}ah itu harus bersifat umum, bukan khusus. Sebagia contoh, apa yang
dikemukakan Al-Ghaza>li> bahwa apabila dalam satu pertempuran melawan
orang kafir mereka membentengi diri dan membuat pertahanan melalui
beberapa orang muslim yang tertawan, sedang orang kafir tersebut
dikhawatirkan akan melancarkan agresi dan bahkan dapat menghancurkan
kaum muslimin mayoritas, maka penyerangan terhadap mereka harus
dilakukan, meskipun akan mengakibatkan kematian beberapa orang muslim
yang sebenarnya harus dilindungi keselamatan jiwanya. Hal ini berdasarkan
pertimbangan kemaslahatan umum dengan tetap memperhatikan tercapainya
suatu kemenangan dan stabilitas.9
3. Mas}lah}ah itu bukanlah mas}lah}ah yang tidak diperhitungkan (mulghah) yang
jelas ditolak oleh nash. Contoh mas}lah}ah semacam ini adalah fatwa Imam
Yahya bin Yahya al-Laythi, salah seorang murid Imam Malik dan Ulama
Fiqh Andalusia, kepada seorang kepala negaranya ketika itu, bahwa apabila
dia berbuka puasa degan sengaja pada bulan Ramadhan maka kafaratnya
tidak lain adalah puasa dua bulan berturut-turut tanpa pilihan lain.
Menurutnya, tujuan pemberlakuan kafarat bagi seorang kepala negara akan
mudah tercapai hanya dengan ketentuan yang memberatkan semacam ini.
Sedangkan memerdekakan budak baginya bukanlah sesuatu yang berat
sehingga menetapkan kafarat dengan yang terakhir ini tidak akan
8 Ibid., 28. 9 Ibid.
24
menimbulkan efek jera. Demikian, pendapat Al-Laythi ini menurut mayoritas
ulama dinilai sebagai fatwa yang berdasarkan kepada pertimbangan mas}lah}ah
yang mulghah, karena nash al-Qur’an tidak melakukan diskriminasi antara
seorang kepala negara dan lainnya dalam perberlakuan kafarat.10
D. Klasifikasi Mas}lah}ah
Para ahli us{u>l bersepakat untuk mengatakan bahwa “mas}lah}ah” dapat
dibagi menjadi beberapa begian menurut sudut pandang masing-masing, baik dari
sisi eksistensinya maupun muatan substansinya, yaitu:
1. Dari sisi eksistensinya, mas}lah}ah terbagi menjadi tiga, yaitu:
a. Mas}lah}ah Mu’tabarah
Yaitu mas}lah}ah yang keberadaannya diperhitungkan oleh syara’,
seperti mas}lah}ah yang terkandung dalam mas}lah}ah persyari’atan hukum
Qisas bagi pembunuhan sengaja, sebagai simbol pemeliharaan jiwa
manusia. Bentuk mas}lah}ah ini sebagian ulama dimasukkan kedalam
kategori Qiya>s (analogis), misalnya hukum keharaman semua bentuk
minuman yang memabukkan dengan dianalogikan pada khamr yang
keharamannya telah dinash oleh al-Qur’an.
ت ثما لم يأتوا بأربعة شهداء فٱجلدوهم وٱلاذين يرمون ٱلمحصن
سقون ئك هم ٱلف دة أبدا وأول نين جلدة ول تقبلوا لهم شه ٤ثم
Artinya: “Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-
baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat
orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) 80 kali
dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka selama-
10 Ibid., 40.
25
lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS.
An-Nuur: 4)11
b. Mas}lah}ah Mulghah
Yaitu mas}lah}ah yang dibuang lantaran bertentangan dengan
syara’ atau berarti mas}lah}ah yang lemah dan bertentangan dengan
mas}lah}ah yang lebih utama. Bentuk ini lazimnya berhadapan secara
kontradiktif dengan bunyi nash, baik al-Qur’an maupun hadis, seperti:
1) Status mas}lah}ah yang terkandung dalam hak seorang istri
menjatuhkan talak kepada suami, tetapi hal ini tidak diakui oleh syara’
sebab hak menjatuhkan talak hanya dimiliki seorang suami dan
putusan ini dimungkinkan karena pertimbangan psikologis
kemanusiaan.
2) Putusan seorang Raja tentang “denda kafarah” berpuasa dua bulan
berturut-turut sebagai ganti dari denda memerdekakan budak bagi
mereka yang melakukan hubungan sexual dengan istrinya disiang hari
bulan Ramadlan. Bentuk mas}lah}ah disini, seorang Raja dengan mudah
akan dapat membayarnya, sehingga membuat ia berpindah pada denda
berikutnya, yaitu berpuasa dua bulan berturut-turut.
c. Mas}lah}ah Mursalah
Yaitu mas}lah}ah yang didiamkan oleh syara’ dalam wujud tidak
adanya pengakuan maupun pembatalan secara eksplisit atau
kemaslahatan yang keberadaannya tidak disinggung-singgungkan oleh
11 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Yayasan
Penyelenggaraan Penterjemahan Al-Qur’an), h.543-544.
26
syara’ atau didiamkan, seperti pembukuan al-Qur’an menjadi satu
mushaf, sistem penjara bagi pelaku tindak pidana, pengadaan mata uang
dengan sistem sirkulasinya dan lain sebagainya.
2. Dari sisi muatan substansinya, mas}lah}ah dibagi menjadi tiga, yaitu:
Mas}lah}ah ditinjau dari segi urgensinya diklasifikasikan ke dalam tiga
tingkatan:
a. Al-D{aru>riyah yaitu mas}lah}ah yang harus diwujudkan demi tegaknya
kehidupan di dunia maupun di akhirat nanti. Apabila tidak, maka
konsekuensi yang akan timbul adalah rusak dan hancurnya tata kehidupan
di dunia dan hilangnya kebahagiaan di akhirat.
ين من حرج كم وما جعل عليكم في ٱلد هو ٱجتبى
Artinya: “Dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam
agama suatu kesempitan”. (QS. Al-Hajj: 78).12
Usaha mewujudkan mas}lah}ah ini dapat dilakukan dengan dua cara.
Pertama, aktif dengan melakukan melakukan segala sesuatu yang dapat
mendukung terwujudnya mas}lah}ah tersebut. Kedua, passif,
meninggalkan segala sesuatu yang dapat mengganggu perwujudannya.
mas}lah}ah d{aru>riyah ini meliputi lima faktor sebagaimana telah
disebutkan sebelumnya. Ulama uṣūl fiqh pada umumnya menyatakan
bahwa untuk mewujudkan kemaslahatan dunia dan akhirat ada lima
pokok kebutuhan yang harus diwujudkan dan dipelihara.13 Al-mas}lah}ah
ad-d{aru>riyah ialah kemaslahatan yang berhubungan dengan kebutuhan
12 Departemen Agama RI, hlm.369. 13 M. Subhan Dkk, Tafsir Maqashidi Kajian Tematik Maqashid Syariah (Kediri: Lirboyo
Press, 2013), 4.
27
pokok umat manusia di dunia dan di akhirat, dimana tanpa
kedatangannya akan menimbulkan cacat dan cela. Kategori ad-d{aru>riyah
meliputi lima hal, yaitu:
1) H{ifz}u ad-din (memelihara agama), menempati urutan pertama karena
keseluruhan ajaran shari>’at mengarahkan manusia untuk berbuat
sesuai dengan kehendak dan keridaan Allah SWT, baik sosial ibadah
maupun mu’amalah. Untuk memelihara agama maka disyariatkan
manusia untuk beribadah kepada Allah SWT, menjalani perintah-Nya
dan menjauhi segala larangan-Nya. Shari’at mewujudkan agama
dengan syarat dan rukunnya dari mulai iman, syahadat dengan segala
konsekuensinya, akidah yang mencakup keimanan atas hari
kebangkitan, hisab dan lain-lain. Dasar-dasar ibadah seperti shalat,
puasa, zakat dan haji. Selain itu syariat juga menjaga agama ini
dengan mensyariatkan dakwah, kewajiban berjihad, amar ma’ruf nahi
mungkar.
2) H{ifz}u an-nafs (menjaga jiwa), merupakan hal esensial kedua. Karena
hanya orang yang berjiwa yang mungkin melaksanakan seluruh
ketentuan agama. Karena itu, jiwa seseorang menjadi amat penting
bagi jalannya pelaksanaan shari>’at. Oleh karenanya untuk
memelihara jiwa maka agama mengharamkan pembunuhan tanpa
alasan yang benar dan bagi yang melakukannya dijatuhi hukuman
qisas. Selain itu, untuk memelihara keberadaan jiwa yang telah
diberikan Allah bagi kehidupan, manusia harus melakukan banyak
28
hal seperti makan, minum, menutup badan dan mencegah penyakit.
Manusia juga perlu berupaya dengan melakukan segala sesuatu yang
memungkinkan untuk meningkatkan kualitas hidup.
3) H{ifz}u al-‘aql (menjaga akal). Dengan menjaga akal, manusia dapat
membangun kehidupan yang berbudaya. Manusia dapat mengolah
dan memanfaatkan sumber daya alam sekitarnya untuk kemakmuran
hidup. Karena itu, shari>’at menghendaki kemaslahatan duniawi dan
ukhrawi mewajibkan setiap insan untuk melindungi kesehatan
akalnya. Akal merupakan karunia Allah Swt yang paling berharga,
sehingga manusia diwajibkan menjaganya dengan tidak
mengkonsumsi segala hal yang merusak akal manusia seperti narkoba
dan khamr.
4) H{ifz}u an-nasl (menjaga keturunan). Kemaslahatan duniawi dan
ukhrawi bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup manusia dari
generasi ke generasi. Karena itu shari>’at juga mengatur pemeliharaan
keturunan, baik keharusan berketurunan atau sistem berketurunan
yang baik dalam membangun keluarga dan masyarakat yakni
membangun keluarga di atas landasan pernikahan yang sah.
Disyari’atkan menikah untuk memperbanyak keturunan kemudian
shari>’at menjaganya dengan menjauhi hal-hal yang dapat
menjerumuskannya ke zina bagi yang melakukan zina akan didera.
5) H{ifz}u al-mal (menjaga harta). Shari>’at membolehkan segala jenis
mu’amalah yang sesuai dengan kaidah shari>’at, mewajibkan manusia
29
untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidup untuk menghendaki
kehidupan yang layak dan sejahtera. Keharusan memperoleh harta
sebagai sarana kehidupan berkaitan dengan kemampuan manusia
dalam memanfaatkan sumber daya alam. Karena itu, shari>’at juga
mewajibkan manusia untuk tidak salah dalam mengelola alam dan
tidak berbuat boros. Lalu shari>’at menjaga harta dengan
mengharamkan mencuri, menghilangkan harta orang lain dan
menyerahkan harta kepada pihak yang tidak bisa bertanggung jawab
atas harta tersebut.
b. Al-h{ajiyyah, yaitu mas}lah}ah yang dibutuhkan untuk tercapainya
kebutuhan-kebutuhan dan terhindarnya segala bentuk kepicikan dan
kesulitan hidup. Apabila mas}lah}ah ini tidak terpenuhi maka
konsekuensinya yang akan timbul adalah hanya berupa kesulitan-kesulitan
(masyaqqah) hidup.
يريد الله بكم اليسر ول يريد بكم العسر
Artinya: “Allah hanya menghendaki kemudahan bagi kalian, dan Dia
tidak menghendaki kesulitan bagi kalian”. (QS. Al-Baqarah:
185).14
محة الدين يسر احب الد ين ال الله النفي ة الس Artinya: “Agama itu memudahkan, agama yang disenangi Allah adalah
agama yang benar dan mudah”. (HR. Bukhari dari Abu
Hurairah).15
محة )رواه أحمد عن ابن عباس( بعثت بالنفية الس
14 Ridho Rokamah, Al-Qawa’id Al-Fiqhiyah (Ponorogo: STAIN Po Press, 2016), 23. 15 Ibid.
30
Artinya: “Aku diutus dengan membawa agama yang benar dan mudah”.
(HR. Ahmad dari Ibn Abbas).16
c. Al-tah{si>niyah, yaitu mas}lah}ah yang berintikan penerimaan terhadap segala
sesuatu yang baik dan menghindari segala sesuatu yang jelek yang ditolak
oleh akal sehat. Mas}lah}ah ini merupakan bagian dari al-akhlaq al-karimah
sekaligus sebagai pelengkap dari mas}lah}ah d{aru>riyah dan h{ajjiyah, dan
seandainya tidak terpenuhi tidak akan timbul akibat fatal yang sangat
merugikan, sebab Mas}lah}ah tah{si>niyah ini tidak lebih dari hanya bersifat
dekoratif belaka.
3. Mas}lah}ah berdasarkan segi kemanfaatan:
a. Al-Mas}lah}ah ‘a>mmah adalah kemaslahatan umum yang menyangkut
kepentingan orang banyak. Kemaslahatan ini tidak berarti untuk semua
orang, tetapi bisa berbentuk kepentingan mayoritas. Mayoritas aturannya
terdapat dalam Al-Qur’an mengandung Al-Mas}lah}ah ‘a>mmah, termasuk
mayoritas fardu kifayah misalnya mencari ilmu agama yang menjadi
media sampai derajat mujtahid dan mencari pengetahuan yang dibutuhkan
untuk keberlangsungan hidup manusia.
b. Al-Mas}lah}ah kha>s{s{ah adalah kemaslahatan yang menyangkut
kepentingan pribadi atau komunitas kecil. Al-Mas}lah}ah kha>s{s{ah
terkandung dalam sebagian hukum-hukum Al-Qur’an dan mayoritas di
Hadits. Seperti kemaslahatan yang berkaitan dengan pemutusan hubungan
perkawinan seseorang yang dinyatakan hilang.
16 Ibid.
31
Kedua pembagian mas}lah}ah ini dianggap penting karena berkaitan
dengan prioritas mana yang harus didahulukan apabila diantara keduanya
terdapat pertentangan. Pembagian kemaslahatan ini dianggap sangat urgent,
karena hanya berkaitan dengan prioritas yang harus diambil ketika terjadi
benturan antara kemaslahatan umum dan kemaslahatan yang bersifat
individual. Berkaitan dengan ini, Islam mendahulukan kemaslahatan umum
daripada kemaslahatan pribadi.
4. Ditinjau dari segi kebutuhan dalam mewujudkan mas}lah}ah dibagi menjadi
tiga yaitu:
a. Mas}lah}ah Qath’iyyah (mas}lah}ah aksiomatik), yaitu mas}lah}ah yang sudah
pasti. Mas}lah}ah qath’iyyah adalah mas}lah}ah yang ditunjukkan oleh nass-
nass yang tidak mungkin dita’wil.
b. Mas}lah}ah Z{anniyah (mas}lah}ah asumtif), yaitu mas}lah}ah yang masih
sebatas asumsi baik melalui akal seperti memakai anjing untuk menjaga
rumah di masa kepentingan atau ditunjukkan oleh dalil syara’ yang
bersifat z{anni (asumtif).
c. Mas}lah}ah Wahmiyyah (mas}lah}ah imajinatif), yaitu sesuatu yang
diimajinasikan mengandung mas}lah}ah, namun bila ditelaah secara
mendalam ternyata berisikan mafsadah. Seperti mengkonsumsi opium,
putaw, sabu-sabu, minuman keras.17
E. Syarat-Syarat Berhujjah Menggunakan Mas}lah}ah
17 Kasturi, Buah Pikiran Untuk Umat Telaah Fiqh Holistic (Kodifikasi Santri Lirboyo,
2008), 29.
32
Ulama yang berhujjah dengan mas}lah}ah, mereka bersikap sangat hati-hati
sehingga tidak menimbulkan pembentukan hukum berdasarkan hawa nafsu dan
keinginan tertentu. Oleh karena itu, mereka menyusun tiga syarat pada mas}lah}ah
yang dipakai sebagai dasar pembentukan hukum, yaitu:
1. Pertama: harus merupakan kemaslahatan yang hakiki, bukan yang bersifat
dugaan. Maksudnya, untuk membuktikan bahwa pembentukan hukum pada
suatu kasus dapat mendatangkan kemanfaatan dan penolakan bahaya. Jika
sekedar dugaan bahwa pembentukan hukum dapat menarik manfaat, tanpa
mempertimbangkannya dengan bahaya yang datang, maka kemaslahatan ini
bersifat dugaan semata (Mas}lah}ah wahmiyyah).
2. Kedua: kemaslahatan itu bersifat umum, bukan pribadi. Maksudnya untuk
membuktikan bahwa pembentukan hukum pada suatu kasus dapat
mendatangkan manfaat bagi mayoritas umat manusia, atau menolak bahaya
dari mereka, dan bukan untuk kemaslahatan individu atau beberapa orang.
Hukum tidak boleh disyariatkan untuk mewujudkan kemaslahatan khusus bagi
penguasa atau pembesar, dan memalingkan perhatian dan kemaslahatan
mayoritas umat. Dengan kata lain, seluruh kemaslahatan harus memberikan
manfaat bagi manusia.
3. Ketiga: bahwa pembentukan hukum berdasarkan kemaslahatan, tidak
bertentangan dengan hukum atau prinsip yang berdasarkan nash atau ijma’.
Oleh karena itu, tidak benar mengakui kemaslahatan yang menuntut
persamaan antara anak laki-laki dan perempuan dalam bagian warisan. Sebab
33
maslahat yang demikian itu batal, karena bertentangan dengan nash Al-
Qur’an.
F. Dasar Hukum Mas}lah}ah
Di dalam Al-Qur’an dan Sunnah terdapat beberapa teks yang menetapkan
dasar-dasar atau kaidah umum yang berdimensi mas}lah}ah, diantaranya sebagai
berikut:
بكم وشفاء لما في ٱلص ن را وعظة م أيها ٱلنااس قد جاءتكم ما دور وهدى ي
٧٧ورحمة للمؤمنين
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh penyakit-penyakit (yang berada dalam dada
dan petunuuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman)”. (Q.S
Yunus: 57).18
ا يجمعون لك فليفرحوا هو خير مما وبرحمته فبذ قل بفضل اللا
Artinya: “Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan
itu mereka bergembira, karunia Allah dan rahmat-Nya itu sudah lebih
baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (Q.S Yunus: 58).18
لمين وما ك إلا رحمة للع ١٠٧أرسلن
Artinya: “Dan tidaklah Kami mengutus Kamu, melainkan untuk menjadi rahmat
bagi seluruh alam”. (Q.S Al-Anbiya’: 107).19
18 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya (Semarang: CV. Asy-Syifa),
659. 18 Ibid. 19 Ibid., 331.
34
Ayat-ayat diatas memiliki arti bahwa segala ketentuan shariat yang
diturunkan oleh Allah Swt melalui Nabi Muhammad Saw bertujuan untuk
membawa manusia pada kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat.
BAB III
KANDUNGAN DAN EFEK MENGKONSUMSI HEWAN HARAM
DALAM PENDEKATAN MEDIS
35
A. Larangan Mengkonsumsi Hewan Mmbahayakan Secara Medis
1. Hukum Mengetahui Makanan Yang Baik Serta Layak Dikonsumsi
Mengetahui, mencari dan mengonsumsi makanan dan minuman yang
halal hukumnya fardlu ‘ain bagi setiap orang Islam yang mukallaf. Orang tua
wajib memberikan nafkah dan jenis makanan yang halal untuk anak-anaknya,
suami wajib mencari dan memberikan nafkah dari jenis makanan yang halal
untuk istri dan anak-anaknya. Begitu pula bagi istri, anak-anak dan bahkan
setiap orang wajib untuk bisa memilah dan memilih tentang jenis makanan
dan minuman yang layak dan halal untuk dikonsumsi.1 Rasulullah Saw
bersabda:
كل لم ن بت من سحت فالنار أول به Artinya: “Setiap daging (alam tubuh manusia) yang tumbuh dari sesuatu
yang haram, maka api neraka lebih layak untuknya”
Sekecil apapun makanan atau minuman yang dikonsumsi, apabila
berasal dari perkara yang haram maka dapat membawa dampak yang sangat
besar. Karena daging dan darah yang terbentuk dari makanan dan minuman
yang haram, baik secara dzatilah atau secara kasbiah (haram dalam tata cara
mencarinya), cenderung membentuk manusia bersifat negatif dan berperilaku
negatif pula. Berikut beberapa pendapat ulama tentang bahayanya
mengkonsumsi makanan yang tidak halal.
1 M. Masykur Khoir, Risalatul Hayawani (Kediri: Duta Karya Mandiri, 2006) 2.
36
Imam Abu Hanifah: Seandainya seorang hamba beribadah kepada
Allah sehingga bagaikan tiang (masjid), sedangkan yang dimakan tidak jelas
halal dan haramnya, maka ibadahnya tidak akan diterima oleh Allah Swt.
Imam Sufyan Ats-Tsauri: Barang siapa berinfaq di jalan Allah
dengan harta yang haram, maka bagaikan orang yang mencuci pakaian dengan
air kencing.
Syaikh Ali As-Syadzili: Barang siapa makan dari makanan yang halal,
maka hatinya akan menjadi lembut, terang, tidak terhalang untuk ma’rifat
kepada Allah dan tidak akan mempunyai hobi tidur. Dan barang siapa makan
dari makanan yang haram, maka hatinya akan menjadi keras, gelap, terhalang
untuk ma’rifat kepada Allah dan mempunyai kebiasaan dan hobi tidur.2
2. Hukum Asalnya Makanan
Mengkonsumsi (makanan dan minuman) segala sesuatu yang telah
diciptakan oleh Allah Swt, baik benda yang bernyawa (hidup) atau benda mati
hukum asal-nya halal, selama tidak ada nash Al-Qur’an, Al-Hadits atau sebab-
sebab lain yang mengharamkannya. Dalam surat Al-Baqarah ayat 29 Allah
berfirman:
هنا سبع ى ماء فسوا إلى ٱلسا ا في ٱلرض جميعا ثما ٱستوى هو ٱلاذي خلق لكم ما
ت وهو بكل شيء عليم و ٩١سم
Artinya: “Dialah Allah yang menjadikan segala yang ada dibumi untuk kamu
dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya
tujuh langit. Dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu”.
2 Ibid., 3.
37
Dan apabila ada ketentuan hukum Allah yang mengharamkannya, yang
berupa nash Al-Qur’an atau Al-Hadits, secara langsung ataupun tidak
langsung, maka hukumnya haram secara mutlak. Sehingga makanan atau
minuman yang menurut lidah manusia enak, tidak berbahaya atau tidak
beracun, tidak menjijikan atau berasal dari jenisnya makanan yang halal,
manakala ada nash yang mengharamkannya maka hukumnya haram.3
Allah adalah Dzat yang menciptakan manusia dan semua makhluk,
pemegang otoritas tunggal untuk menentukan halal dan haramnya setiap jenis
makanan. Manusia sebagai hamba Allah harus taat dan tunduk patuh untuk
menjalankan perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Namun tidak banyak ayat Al-Qur’an maupun Al-Hadits yang secara
langsung memberi ketegasan haramnya jenis binatang atau makanan tertentu.
Oleh sebab itu, selain menggunakan nash Al-Qur’an dan Hadits para ulama
menggunakan metode ijma’ ulama dan qiya>s utuk menentukan halal dan
haramnya makanan atau binatang.
Sebagai kebutuhan pokok bagi alam jasmani, bahan material yang
paling utama adalah sesuatu yang dimakan, yang disebut dengan ath’imah.
Makanan dimaksud, baik berupa yang nabati (dari bahan tumbuhan) maupun
yang hayawani (dari bahan hewan), yang tidak hanya diperoleh dari darat (al-
barri) tetapi juga dari laut (al-bahri), yang semuanya dapat dan harus
diusahakan.4
3 Ibid., 4. 4 Ibid., 5.
38
Mengapa diantara bahan makanan itu ada yang dinyatakan dilarang
atau haram? Jawabannya tentu sangat luas. Paling tidak disamping karena
nash memberi petunjuk begitu, juga dapat dicari tahu tentang faktor-faktor
yang membuat bahan makanan itu dilarang, kemudian selebihnya hanya Allah
yang Maha mengetahui. Secara sederhana dapat dikatakan, berdasarkan
beberapa dalil, bahwa diantara bahan makanan yang dilarang tersebut karena
bisa mendatangkan kemadharatan bagi orang yang memakannya. Rasulullah
telah member isyarat, bahwa pertumbuhan daging manusia dibentuk dari
bahan makanan yang haram akan menjadi santapan api neraka.5
3. Sebab Larangan Mengkonsumsi Dalam Medis
Ditinjau dari segi kesehatan, ada beberapa alasan logis yang menjadi
sebab larangan mengkonsumsi. Dengan memperhatikan kehidupan salah satu
hewan yaitu babi, bahwa hewan tersebut tampak pemalas, haus seks, kotor,
serakah, dan pelahap. Mereka melahap hampir apa saja yang ada di
hadapannya, tidak terkecuali kotorannya sendiri. Kebiasaan ini membuat
tubuhnya menjadi sarang berbagai jenis organisme penyebab penyakit, salah
satunya cacing Trichina.
Mengkonsumsi babi bisa menyebabkan gejala seperti anemia,
oedema, gagal jantung, gangguan pertumbuhan, dan TBC. Cacing
paragonimus bisa mengakibatkan gejala pada paru-paru berupa kerusakan
jaringan. Ada juga parasit clonorchis sinesis, ini merupakan cacing yang
paling berbahaya no.3 di dunia. Cacing ini bekerja dengan mengembara ke
5 Utang Ranuwijaya, Keharaman Hewan Dalam Perspektif Al-Qur’an Dan Hadits. Vol.
22 No.3, Desember 2005, hal.458.
39
saluran empedu yang berakibat empedu mengalir dari hati ke usus, cacing ini
menyerang hati dan empedu sehingga penderitanya akan mengalami
gangguan lemak.
Secara umum, hewan berdarah panas bisa terkena rabies. Di Amerika
yang membawa virus rabies adalah kelelawar buah yang memiliki gigi kecil.
Manusia bisa tertular lewat gigitan kelelawar buah pada saat mereka tidur
sehingga tidak sadar atas penularan itu. Di Indonesia penularan rabies
ditemukan pada hewan seperti anjing dan kera. Virus tersebut terdapat pada
air liur, penularannya melalui gigitan yang kemudian bisa masuk ke dalam
tubuh manusia karena ada luka atau bagian tubuh manusia yang disebut
mukosa, seperti mulut atau mata. Penularan tersebut tidak terjadi jika
menyentuh kulit, walaupun virus tersebut menempel pada kulit, selama
manusia tidak menyentuh area seperti mata dan mulut maka tidak akan
tertular.
B. Kandungan Yang Ada Pada Hewan Membahayakan Serta Efek
Mengkonsumsi Secara Medis
1. Hewan Babi
Konsumsi babi dalam bentuk apapun, baik itu pork chops, bacon, atau
ham memiliki efek yang berbahaya bagi tubuh. Babi menjadi inang dari
banyak macam parasit dan penyakit berbahaya bagi manusia. Babi hanya
mengeluarkan 2% dari seluruh kandungan asam uratnya dan 98% masih
tersimpan dalam tubuh. Babi merupakan hewan pembawa penyakit atau host
40
bagi parasit. Babi mengandung banyak parasit dan bisa menyebabkan
penyakit cacingan.6
Beberapa cacing yang terdapat pada babi antara lain Taenia Solium
yang dapat masuk ke peredaran darah dan menyebabkan penyakit Taeniasis
yaitu adanya gangguan pada otak, hati, saraf tulang, dan paru-paru.
Trichinella Spiralis dapat menginfeksi otot-otot, gangguan pernafasan,
gangguan menelan, pembesaran kelenjar limfe, radang otak (ensefatilis) dan
radang selaput otak (meningitis). Fasciolopsis Buski dapat menyebabkan
gangguang pencernaan, diare, dan pembengkakan pada tubuh. Clonorchis
Sinensis merupakan trematoda pada hati yang menyebabkan penyakit
klonorkiasis. Selain itu, terdapatnya empat jenis cacing nematoda yang
menyerang organ usus halus pada babi di Papua yaitu, Strongyloides
Ransomi, Ascaris Suum, Macracanthorhyncus Hirudinaceus dan
Globecephalus Urosubelatus. Pada babi juga ditemukan adanya virus
Classical Swine Fever atau Hog Cholera yang menyebabkan radang kulit
manusia yang memperlihatkan warna merah dan suhu tubuh tinggi.7
Ada yang berpendapat bahwa daging babi berbahaya karena
mengandung kolestrol dalam jumlah lebih besar dibanding daging ternak lain,
seperti daging sapi atau ayam yang juga lumrah dikonsumsi masyarakat.8
6 Prof. Dr. Soedarto, Buku Ajar Parasitologi Kedokteran (Jakarta: CV. Sagung Seto,
2011), 103. 7 Alvi Jauharotus S dkk, “Kajian Ilmiah dan Teknologi Sebab Larangan Suatu Makanan
dalam Syariat Islam”, Jurnal (Surabaya: Universitas Airlangga), 44. 8 Ibid., 27.
41
Daging babi memiliki kadar kalori yang fantastis, yaitu 541 kalori
dibandingkan 225 kalori pada bagian fresh loin. Tetapi, semua bergantung
pada jenis daging dan bahan makanan sehari-hari yang diberikan. Sapi hanya
makan rerumputan atau makanan padat (grain), sedangkan babi dalam satu
artikel disebutkan, banyak rumah di pedesaan Eropa memelihara babi karena
dapat mengubah sampah menjadi gaging. Babi bersifat omnivore artinya
memakan semuanya, sedangkan sapi bersifat herbivore hanya memakan
tumbuhan. Babi selain memakan dedaunan juga memakan sampah, bahkan
kotoran binatang, dan terkadang memakan kotorannya sendiri.9
Daging babi segar mengandung air 42.0 g, energy 453 kal, protein
11.9 g, lemak 45.0 g, karbohidrat 0.0 g, abu 1.1 g, kalsium 7 mg, fosfor 117
mg, besi 1.8 mg, natrium 112 mg, kalium 819.3 mg, tembaga 0.22 mg, seng
0.4 mg, thiamin 0.58 mg, riboflavin 0.59 mg, niasin 5.9 mg.10
Dalam sebuah artikel yang berjudul: “Bahaya yang ditimbulkan
karena makan babi” yang ditulis dalam harian Washington Post, pada tanggal
9 Heru Wijono, Kenapa Babi itu Haram? Pendapat Pribadi Seorang Dokter Muslim
(Jakarta: Darus Sunnah Press 2014), 27. 10 Tabel Komposisi Pangan Indonesia (PERSAGI 2017).
42
31 Mei 1952 oleh Dr. Gillen Shifred. Di Amerika Serikat, dari enam orang
yang makan babi, terdapat seorang yang terkena serangan cacing spiral akibat
penularan karena mengkonsumsi babi. Banyak diantara mereka yang tidak
merasakan adanya gejala. Akan tetapi mereka yang terserang penyakit
tersebut digerogoti dengan lambat sekali. Sebagian dari mereka meninggal
dunia dan sebagian lainnya terkena cacat seumur hidup. Pencegahan yang
sebaik-baiknya dari penyakit itu hanyalah dengan menghentikan makan babi.
Itulah satu-satunya pencegahan yang tepat untuk menghindar dari penyakit
tersebut.11
2. Hewan Anjing
Ahli Gizi Rumah Sakit Universitas Airlangga Surabaya, Lathifah
Nurlaela mengacu pada buku Tabel Komposisi Pangan Indonesia yang
diterbitkan Persagi 2017 mengungkapkan kandungan gizi daging anjing. Nilai
gizi per 100 gram daging anjing mengandung air 60.8 gr, energy 198 kkal,
protein 24.6 gr, karbohidrat 0.9 gr, kalsium 1071 mg, abu 3.0 gr, besi 4.0 mg,
natrium 1604 mg, kalium 226.0 mg, tembaga 0.10 mg, seng 2.8 mg, tiamin
0.35 mg, dan riboflavin 0.20 mg.12
Anjing tinggi natrium jika dikonsumsi terus menerus dalam jangka
waktu lama bisa menjadi pemicu hipertensi atau tekanan darah tinggi. Selain
memicu hipertensi, daging anjing juga berisiko mengandung cacing pita.
Infeksi cacing pita pada anjing dapat menimbulkan penyakit yang menyerang
sistem pencernaan bagi orang-orang yang mengkonsumsi daging anjing.
11 Dr. Sulaiman Qaushi, Islam Mengupas Babi (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), 23. 12 Ibid.
43
Konsumsi daging anjing juga berpotensi pada infeksi akibat parasit seperti E.
coli 107 dan Salmonella. Ada juga bahaya infeksi bakteri seperti Antrax,
Brucellosis, Hepatitis dan Leptospirosis dapat menyebar melalui daging
anjing kepada manusia.13
3. Hewan kelelawar
Menurut sebuah studi, kelelawar menjadi salah satu binatang yang
kerap membawa virus berbahaya. Kelelawar dianggap “rumah” bagi lebih
dari 60 virus yang dapat menginfeksi manusia, lebih banyak dari hewan
pengerat seperti tikus. Studi itu berdasarkan data yang diambil dari tahun
1940-2004. Para ahli mengatakan, sekitar 75 persen dari penyakit menular
yang baru berasal dari hewan. Binatang yang hobi menggantung terbalik ini
telah disalahkan karena sebagai virus ebola, nipah, dan hendra.
Dokter Jon Epstein, Dokter hewan di EcoHealth Alliance juga
mencatat bahwa peneliti menemukan bukti garis keturunan kuno Influenza
pada kelelawar. Selain itu, kelelawar juga sebagai pembawa virus corona
yang saat ini sedang ramai dibicarakan. Hewan ini sering kali membawa virus
sehingga terbukti mematikan bagi spesies lain, termasuk manusia. Ahli juga
mengatakan bahwa limpahan virus biasanya terjadi di Negara-negara
berkembang. Di lokasi tersebut, satwa liar semakin meningkat kontaknya
dengan populasi manusia yang terus bertambah. Alasan mengapa makan
daging kelelawar berbahaya adalah karena mamalia ini sering
disangkutpautkan dengan virus corona. Seperti anda tahu, penyebaran virus
13 Ibid., 28.
44
tersebut meresahkan banyak Negara. Sebut saja Tiongkok, Jepang, Thailand,
Singapura, termasuk Indonesia.
Sebagai informasi, menurut dr. Devia Irine Putri dari KlikDokter,
virus corona yang sedang mewabah ini sebenarnya masih satu keluarga
dengan MERS (Middle East Respiratory Syndrome) dan SARS (Severe
Acute Respiratory Syndrome). “Coronavirus ini menyerang ke pernapasan,
bisa dibilang penyakit ini seperti flu tapi versi yang parahnya. Virus corona
irtu dapat ditularkan dari binatang lalu ke orang” ujar dr. Devia.
4. Hewan Tikus
Tikus termasuk hewan Omnivora yang memakan segala hal, bahkan
sampah sekalipun. Dalam tabel komposisi pangan Indonesia olahan daging
tikus mengandung air sebanyak 54.9 gram, energi 257 kal, protein 18.8 gram,
lemak 18.5 gram, abu 4.0 gram, kalsium 232 mg, besi 6.5 mg, natrium 1724
mg, kalium 308.0 mg, tembaga 0.50 mg, seng 2.3 mg, thiamin 0.28 mg. Tikus
juga tinggal di selokan dan tempat kotor, ada sejumlah penyakit yang bisa
disebabkan karena mengkonsumsi daging tikus.14
Leptospirosis adalah infeksi bakteri yang bisa menular dari tikus ke
manusia. Kita akan terserang penyakit ini ketika memakan daging tikus,
makanan yang terkontaminasi, atau kontak langsung dengan urine tikus
walaupun dalam jumlah kecil sekalipun. Pada umumnya, gejala baru muncul
setelah 5-14 hari setelah infeksi terjadi. Gejala tersebut meliputi demam,
batuk, diare, sakit kepala, ruam, dan iritasi pada mata. Dilansir dari Medical
14 Ibid.
45
News Today, pada umumnya pasien akan sembuh dengan sendirinya setelah
seminggu. Namun ada 10% dari mereka justru mengalami leptospirosis yang
parah. Jika itu terjadi, artinya bakteri sudah masuk ke hati, ginjal, atau bahkan
jantung.15
Hantavirus merupakan penyakit berikutnya yang disebabkan oleh
tikus. Gejalanya menyerupai flu tapi terjadi dalam waktu yang lama, yaitu
lebih dari 10 hari. Manusia bisa mendapatkan melalui makanan yang
terkontaminasi daging atau urine tikus. Virus ini juga bisa menyebar melalui
udara.16 Hantavirus dapat menjadi komplikasi yang serius, bahkan bisa
menyebabkan kematian. Jika sudah menginfeksi tubuh, virus dapat mengisi
paru-paru dengan cairan sehingga sulit bernapas. Selanjutnya, tekanan darah
pun menurun dan organ pun rusak, terutama jantung. Dilansir dari Mayo
Clinic, tingkat kematian penyakit ini bisa mencapai 30%. Tikus banyak
membawa bibit penyakit, salah satunya adalah bakteri bernama Listeria
Monocytogenes. Bakteri tersebut dapat sampai ke tubuh manusia melalui
makanan yang terkontaminasi daging atau kotoran tikus. Orang yang paling
rentang mengalaminya adalah wanita hamil, orang tua, dan bayi yang beru
saja lahir. Gejala listeriosis meliputi demam, sakit pada persendian, mual,
diare, sakit kepala, kehilangan keseimbangan, sehingga kesulitan bernafas.
Penyakit ini tergolong cukup serius. Infeksi ini bisa sembuh setelah pasien
menjalani perawatan rumah sakit selama 5 hari. Namun penyakit ini bisa
memicu infeksi darah dan meningitis.
15 Ibid. 16 Ibid., 111.
46
C. Penyakit Menular Dari Hewan Kepada Manusia Dalam Pendekatan Medis
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan penyakit menular
dari hewan ke manusia (zoonosis) sebagai penyakit dan infeksi yang ditularkan
secara alami antara hewan vertebrata dan manusia.17
1. Trichinella Spiralis
Trichinella Spiralis, pertama kali ditemukan dalam bentuk larva yang
terdapat dalam kista di otot pasien yang diotopsi. Richard Owen (1835)
adalah yang pertama kali mendeskripsikan parasit ini dan dinamakan
encysted larvae.18
Selain manusia, berbagai binatang seperti babi, tikus, beruang, kucing,
anjing, dan babi hutan merupakan hospes. Di Eropa dan Amerika Serikat
parasit ini banyak ditemukan karena penduduknya mempunyai kebiasaan
mengkonsumsi daging babi yang dimasak kurang matang.
2. Toxocara Canis dan Toxocara Cati
Toxocara Canis ditemukan pada anjing. Toxocara Cati ditemukan
pada kucing. Kadang-kadang cacing ini dapat hidup pada manusia sebagai
parasit yang mengembara (erratic parasite) dan menyebabkan penyakit yang
disebut visceral larva migrans. Cacing tersebar secara kosmopolit juga
17 Soeharsono, Penyakit Menular dari Hewan ke Manusia Volume 2 (Yogyakarta:
KANISIUS Anggota IKAPI 2006), 19. 18 Ibid., 29.
47
ditemukan di Indonesia. Di Jakarta prevelensi pada anjing 38,3% dan pada
kucing 26%.19
Pada manusia, pencegahan dilakukan dengan pengawasan terhadap
anak yang mempunyai kebiasaan makan tanah, peningkatan kebersihan
pribadi seperti mencuci tangan sebelum makan, tidak makan daging yang
kurang matang dan membersihkan dengan seksama sayur lalapan.20
3. Diphyllobothrium Latum
Cacing ini pertama kali diperiksa di Amerika oleh Wemland pada
tahun 1858 selanjutnya oleh Leidy pada tahum 1879 pada penderita yang
mendapat infeksi di Eropa. Perkembangan fokus endemik di Amerika Utara
oleh imigran yang terinfeksi pertama kali dilaporkan pada tahun 1906. Hal
tersebut menggambarkan transplatansi parasite dari Old World ke lingkungan
baru.
Manusia adalah hospes definitif, hospes reservoarnya adalah anjing,
kucing dan lebih jarang 22 mamalia lainnya, antara lain walrus, singa laut,
beruang, babi dan serigala. Parasit ini menyebabkan penyakit yang disebut
difilobotriasis.
4. Taenia Solium
Taenia solium adalah kosmopolit akan tetapi jarang ditemukan di
negara Islam. Cacing tersebut banyak ditemukan di negara yang mempunyai
banyak peternakan babi dan di tempat daging babi banyak disantap seperti
19 Ibid., 9. 20 Staf Pengajar, Parasitologi Kedokteran (Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia 2008), 9.
48
Eropa, (Czech, Slowakia, Kroatia, Serbia), Amerika Latin, Cina, India,
Amerika Utara dan juga di beberapa derah Indonesia antara lain di Papua,
Bali dan Sumatera Utara.21
Bila daging babi yang mengandung larva sistiserkus dimakan
setengah matang atau mentah oleh manusia, dinding kista dicerna, skoleks
mengalami evaginasi untuk kemudian melekat pada dinding usus halus
seperti yeyunum. Dalam waktu 3 bulan cacing tersebut menjadi dewasa dan
melepaskan proglotid dengan telur.
5. Borreliosis
Adalah penyakit pada hewan dan manusia yang disebabkan oleh
bakteri yang dikenal sebagai Borrelia sp. Penyebaran penyakit ini meliputi
Afrika, Amerika, Asia, dan mungkin sebagian dari Eropa. Borreliosis perlu
dibedakan dari penyakit Lyme yang disebabkan oleh spiroketa B.
burgdogfery.22
a. Penularan
Penularan dari rodensia liar ke manusia atau anjing dilakukan oleh
cacing plak dan pinjal anjing melalui gigitannya. Dalam tubuh cacing plak
penyebab borreliosis dapat terbawa sampai ke telur cacing plak (penularan
transovarial), sehingga telur cacing plak yang menetas telah membawa
agen penyebab penyakit ini.
21 Ibid., 83. 22 Ibid.
49
Dalam jumlah kecil dilaporkan penularan antara-manusia lewat
darah dan intra-uterin.23
b. Gejala klinik
Masa inkubasi pada manusia bervariasi antara 1-15 hari,
kemudian disuṣūl demam yang berlangsung selama 3-5 hari. Gejala
demam sering berulang kembali berlangsung selama 2-4 hari yang
disertai nyeri kepala hebat, nausea, muntah, diare, kekuning-kuningan
selaput lender, dan kadang-kadang disertai kemerah-merahan pada kulit.
Serangan penyekit yang parah dapat mengakibatkan pendarahan yang
sulit berhenti karena terjadi penurunan jumlah thrombocyte
(thrombocytopenia). Kadang-kadang terjadi gangguan saraf bagian
kepala. Angka kematian (casefatality rate) pada manusia dapat mencapai
40% apabila penanganannya terlambat atau kurang baik.
c. Diagnosis
Borrelia sp dapat ditemukan dalam darah pada stadium akut
dengan menggunakan preparat ulas darah yang tebal. Diagnosis
didasarkan pada isolasi bakteri penyebab pada media buatan dan
dilanjutkan dengan identifikasi bakteri penyebab. Isolasi Borrelia sp
dapat juga dilakukan pada hewan percobaan mencit atau tikus. Darah
(pada stadium akut/saat terjadi bakteriaemia) atau jaringan (pada stadium
lebih lanjut) dapat digunakan sebagai inokulum pada upaya isolasi
bakteri penyebab.
23 Ibid., 84.
50
d. Pencegahan dan Pengobatan
Pengobatan penyakit ini harus diikuti dengan pengendalian vektor
penyakit menggunakan insektisida secara bijak agar tidak mencemari
lingkungan.
Tetrasiklin atau eritromisin secara oral cukup efektif untuk
pengobatan borreliosis. Penicillin diberikan secara intra-muskuler juga
efektif. Pada hewan pengobatan dengan tetrasiklin, eritromisisn penisilin,
dan cefthrianxone yang diberikan selama 21-28 hari.24
6. Tuberkulosis
Tuberkulosis, yang sering disingkat TB atau TBC, merupakan salah
satu penyakit yang sangat ditakuti orang karena penyakit ini cukup sulit
diobati, berlangsung kronik, dan memerlukan waktu lama untuk mencapai
kesembuhan. Korban yang meninggal dunia karena TB, terutama TB tipe
manusia, sangat besar dan pada umumnya terjadi pada masyarakat yang
kondisi ekonominya sangat lemah. Jumlah penderita TB di seluruh dunia
diperkirakan mencapai 1 miliar, dan setiap tahun ada 8 juta penderita baru,
tiga juta di antaranya meninggal dunia.
a. Sumber Penularan
Bermacam-macam jenis hewan, antara lain sapi, babi, dan unggas,
yang dapat terserang TB. Hewan-hewan tersebut dapat pula menularkan
penyakit TB ke manusia. Di samping itu, manusia juga dapat bertindak
sebagai penular TB ke hewan, terutama satwa primata.
24 Ibid., 85.
51
b. Gejala Klinik
Orang laki-laki dewasa lebih banyak terserang oleh Mc.bovis,
karena konsekuensi sebagai pekerja pada peternakan sapi perah atau
perusahaan daging. Pada manusia, gejala klinik tergantung pada jaringan
yang terserang. Hampir setiap organ tubuh dapat terserang TB, termasuk
paru-paru, ginjal, hati, limpa, tulang, kulit, sendi, testis, ovarium,
meningen, usus, dan larynx. Yang paling dikenal orang dan sering
ditemukan adalah TB paru-paru, yang ditandai oleh batuk, produksi
sputum, dan dahak berdarah. Penderiata TB paru-paru terkadang tidak
terlihat selama bertahun-tahun. Pada awalnya, terlihat gejala anoreksia,
kekurusan, dan kehilangan berat badan yang berjalan secara pelan-pelan.
Penderita mudah lelah, demam, dan merasa kedinginan. Pada TB kulit
ditemukan papula atau ulkus yang berkembang menjadi lesi supuratif
berwarna gelap. TB miliair pada umumnya ditemukan pada usia sangat
muda atau penderita yang sudah tua.
c. Diagnosis
Pada manusia penderita TB paru-paru, pemeriksaan pada
umumnya menggunakan sinar X (rontgen).untuk mengidentifikasi
mycobacteria dapat menggunakan specimen dari spuntum, cairan
lambung, cairan serebrospinal dan cairan lain yang terserang, kemudian
dilakukan pewarnaan tahan asam Ziehl Neelsen, pemupukan pada media
buatan, dan penyuntikan hewan percobaan. Pemupukan bacteria
penyebab TB dan penyuntikan hewan percobaan memerlukan fasilitas
52
laboratorium dengan sistem pengamanan yang baik, sehingga tidak terjadi
penularan pada petugas laboratorium.
d. Pencegahan dan Pengobatan
Pada orang, keberhasilan pengobatan TB terletak pada kedisiplinan
penderita untuk mengkonsumsi obat yang diberikan oleh dokter ahli
dalam penanganan TB. Prognosa cukup bagus apabila pengobatan
diberikan pada penderita yang masih tahap awal. Angka kematian relatif
rendah pada penderita yang secara teratur mengkonsumsi obat.
Pengobatan diberikan paling tidak selama enam bulan, disertai
pemeriksaan rutin pada dokter ahli.
Kekambuhan umunya terjadi pada pasien yang tidak
mengkonsumsi obat dalam dosis yang cukup atau menghentikan obat
sebelum penyakitnya benar-benar sembuh. Pendidikan dalam bidang
higienik sangat diperlukan bagi penderita TB paru-paru agar tidak
menular pada orang lain. Pendidikan ini antara lain meliputi tidak
meludah sembarang tempat, berteriak di kerumunan orang, membuang
tissue bercampur ingus secara sembarangan, bersiul, dan sebagainya.
Kepada masyarakat yang belum tertular juga diberitahukan bahwa
mereka yang merokok dan minum minuman keras lebih mudah terserang
TB.
Mereka yang berdekatan dengan penderita TB, misalnya tinggal
satu rumah, perlu menjalani uji tubercukinasi. Apabila hasil uji positif
53
harus dilanjutkan dengan pemeriksaan sinar X. Hasil negatif dari
pengujian pertama harus diulang dua bulan kemudian.
7. Ebola
Penyakit Ebola pernah menggemparkan dunia sebagai penyakit
misterius karena memakan korban cukup banyak. Jumlah kasus lebih dari 550
dan kematian lebih dari 430 orang. Karena fasilitas isolasi terhadap penderita
penyakit menular belum tersedia, maka terjadi penularan di rumah sakit
(nosocomial transmission) sehingga beberapa dokter dan perawat ikut
tertular. Sampai saat ini penyakit Ebola sangat ditakuti karena bersifat sangat
fatal dan belum ditemukan vaksin.25
a. Penyebab
Kera, mencit, hamster, dan marmot yang ditulari secara buatan di
laboratorium sangat peka terhadap virus Ebola, sehingga mereka mati.
Virus Ebola sangat ganas bagi manusia, sehingga dimasukkan ke dalam
Biosafety Level IV (WHO risk group 4). Ini berarti bahwa semua
pengerjaan yang berkaitan dengan virus ini memerlukan fasilitas
keamanan maksimum. Sehingga tenaga laboratorium dapat terhindar dari
penularan penyakit.
b. Sumber Penularan
Ada dugaan kuat bahwa virus ini tersebar di alam bebas pada
satwa liar, namun survei serologik yang dilakukan terhadap 200 satwa
25 Soeharsono, Penyakit Menular dari Hewan ke Manusia (Yogyakarta: KANISIUS
Anggota IKAPI 2002), 89.
54
primata dan ribuan hewan liar lain di sekitar daerah tertular hasilnya
negatif. Hasil survey ini tidak secara otomatis berarti penyakit Ebola
bukan zoonosis.26
c. Penularan
Penularan penyakit Ebola diduga terjadi secara kontak dengan
ekskreta satwa dan primata dalam masa penyakit aktif. Penularan antar-
manusia dapat terjadi lewat jarum suntik yang dipakai berualang kali dan
kontak dengan ekskreta pasien.27
d. Gejala Klinik
Masa inkubasi bisa bervariasi antara 2-21 hari, namun sebagian
besar antara 4-10 hari. Pada awalnya, gejala klinik tidak spesifik, hanya
berupa demam ringan, nyeri kepala bagian depan, kelemahan tubuh, dan
mialgia.28 Pada hari berikutnya ditemukan bradikardia, konjungtivitis dan
kadang-kadang kemerah-merahan kulit, diikuti deskuamasi pada pasien
yang selamat. 2 atau 3 hari kemudia terjadi gejala yang sangat mencolok,
yaitu faringitis, rasa mual sangat hebat, muntah, dan berlanjut dengan
muntah darah serta melena. Tidak terlihat adanya gangguan susunan
syaraf pusat.
Perdarahan berupa petekhie, ekimosis, dan perdarahan yang tidak
dapat dihentikan dari pembuluh darah vena. Kematian umumnya terjadi
pada hari ke-6 hingga ke-9 sejak dimulai gejala penyakit.
26 Ibid., 90. 27 Ibid., 91. 28 Ibid., 92
55
Ibu hamil yang terserang penyakit ini dapat mengalami
keguguran (abortus). Kesembuhan penyakit memakan waktu cukup lama,
yakni sekitar 5 minggu.
e. Diagnosis
Berdasarkan gambaran klinik saja sangat sulit menentukan
diagnosis penyakit Ebola. Untuk pemeriksaan laboratorik, specimen
dikirimkan ke laboratorium tertentu seperti tercantum dalam penyakit
Marburg.
f. Pencegahan dan Pengobatan
Kewaspadaan yang tinggi perlu dilakukan apabila melakukan
impor satwa primata dari Afrika.
Tidak ada pengobatan yang spesifik. Penanganan kasus penyakit
perlu dilakukan berdasarkan “Mobile Clinical Laboratory Manual.
Clinical Laboratory support for Management of Patients Suspected of
Infection with Class IV Agent”.29
8. Flu Burung
Avian Influenza (AI) adalah penyakit pada hewan dan manusia yang
disebabkan oleh virus AI tipe A dari berbagai galur (strain) mulai dari yang
kurang ganas sampai yang amat ganas. Virus AI galur tertentu dapat menular
29 Ibid.
56
dari unggas kepada mamalia (kuda, babi, anjing laut), bahkan dapat pula
menular kepada manusia.30
a. Penyebab
Penyebab Flu Burung yang melanda Hongkong diidentifikasi
sebagai virus Influenza tipe A, subtype H5N1. Virus ini termasuk dalam
Famili Orthomyxoviridae, Genus Influenzavirus. Ukuran virus Influenza
berkisar antara 90-120 nanometer (nm). Pada bagian luar virus ini terdapat
tonjolan-tonjolan yang berkaitan dengan karakter virus. Tonjolan
haemagglutinin (H) menyebabkan virus dapat mengangglutinasi eritrosit.
Kemampuan virus untuk mengangglutinasi eritrosit ini dimanfaatkan
untuk menciptakan uji haemagglutinasi (HA).31
Tonjolan yang lain mengandung enzyme neuraminidase (N).
berdasarkan antigenitas nucleoprotein dan matriks protein, virus Influenza
dibagi menjadi tipe A, B, dan C. selanjutnya berdasarkan antigenitas
dibagi dalam subtipe H dan N.
Strain virus sangat menentukan keganasan penyakit. Sebagian
besar virus Influenza hanya menimbulkan penyakit ringan, namun
beberapa strain dapat menimbulkan infeksi pernafasan kronik, diikuti
infeksi sistemik yang menimbulkan gejala syaraf dan berakhir dengan
kematian dalam waktu 1 minggu.
Keunikan virus Influenza adalah kemampuan virus ini untuk
melakukan genetic reassortment sehingga mampu menembus species
30 Ibid., 93. 31 Ibid., 94.
57
barrier dan terjadilah penularan antar-jenis (species) mahluk dan sulit
diproduksi vaksin yang ideal. Menurut para ahli, genetic reassortment
virus Ai terjadi pada babi, sedangkan lokasi terjadinya diduga daratan
China.
b. Sumber Penyebab
Unggas (ayam, burung, itik) merupakan sumber penular virus
Influenza. Pada kejadian wabah Flu Burung di Hongkong, ayam dari
daratan China merupakan sumber penular. Untuk mengeliminasi penyakit
ini, pemerintah hongkong menghentikan sementara impor ayam dari China
dan menutup pasar ayam di Hongkong.32
c. Gejala Klinik
Gejala pertama yang ditemukan pada manusia adalah kenaikan
suhu tubuh. Gejala ini kemudian diikuti dengan keluarnya eksudat hidung
yang bersifat mukus (lendir) bening, batuk, dan sakit tenggorokan
penularan dari manusia ke manusia tidak ditemukan.
d. Diagnosis
Antibodi terhadap virus Influenza burung dapat dideteksi dengan
haemaggulutination inhibition test (HI). Untuk peneguhan diperlukan
isolasi dan identifikasi virus penyebab. Isolasi virus penyebab dapat
dilakukan lewat inokulasi telur ayam berembrio atau biakan sel.33
e. Pengobatan
32 Ibid. 33 Ibid, 95.
58
Tidak ada pengobatan spesifik untuk penderita Flu Burung.
Pengobatan yang diberikan umumnya bersifat supportive therapy.
9. Penyakit Nipah
Para ahli bagian Mikrobiologi, Universitas Malaysia, berhasil
megisolasi virus yang dicurigai, namun belum berhasil mengidentifikasi lebih
lanjut, sehingga isolat virus tersebut dikirim ke Pusat Penelitian Arbovirus,
Center for Disease Control and Prevention (CDC), Fort Collins, Colorado,
Amerika. Penyidikan yang melibatkan tenaga ahli dari AAHL, Australia,
WHO Collaborating Centre for Tropical Diseases di Nagasaki, Jepang dan
dari CDC Amerika, mengungkapkan bahwa dari hasil pemeriksaan DNA
virus penyakit diketahui isolat virus tersebut belum pernah diketahui
sebelumnya. Dengan kata lain, virus tersebut adalah virus baru. Virus
penyebab penyakit tersebut kemudian dinamakan virus Nipah (tempat
pertama diperoleh specimen untuk isolasi virus).34
Untuk memberantas penyakit Nipah, pemerintah Malaysia telah
membunuh hampir 1 juta ekor babi. Wabah virus Nipah di Malaysia juga
mempengaruhi kedatangan turis, karena salah satu desa tertular hanya
berjarak beberapa mil dari lapangan terbang Kuala Lumpur dan Sirkuit
Lomba Balap Mobil Formula Satu.
a. Penyebab
Virus penyakit Nipah termasuk dalam golongan Paramyxovirus.
Pada tingkat molekuler, virus ini mempunyai beberapa persamaan, tetapi
34 Ibid., 106.
59
tidak identik dengan virus Hendra. Oleh karena itu, pada awal penyidikan
ditemukan reaksi silang secara serologik antara virus Nipah dan antibody
virus Hendra.35
b. Sumber Penyebab
Sumber penular penyakit Nipah kepada manusia adalah babi.
Berdasarkan hasil survey serologi, kelelawar diduga bertindak sebagai
reservoir virus Nipah Dua spesies kelelawar dari Genus Pteropus, yakni P.
vampyrus dan P. hypomelanus dan kelelawar frugivorous, yakni Eonicteris
spelaea dan Cynopterus brachyotis ditemukan mengandung antibodi
netralisasi terhadap virus Nipah. Hewan liar lain yang diperiksa secara
serologic, tetapi tidak mengandung antibodi adalah tupai (Callosciurus
spp.), tikus (Rattus spp. dan Suncus marinus), babi hutan (Sus scrofa),
civet dan kera (Macaca fascicularis).
c. Penularan
Penularan penyakit Nipah dari babi kepada manusia terjadi lewat
kontak langsung dengan daging babi atau ekskreta babi tertular. Penularan
terbanyak terjadi di kandang babai dan rumah pemotongan babi.
d. Gejala Klinik
Dari 91 kasus penyakit Nipah yang diperiksa di University of
Malaya Medical Centre ditemukan gambaran klinik yang mencolok berupa
35 Ibid., 107.
60
demam tinggi, sakit kepala, nausea, muntah-muntah, dan merasa
mengantuk. Gejala ini berlangsung selama 5-7 hari, kemudian diikuti oleh
gangguan status mental, konvulsi, dan koma sebelum meninggal dunia.36
Pemeriksaan electroencephalograph (EEG) menunjukkan adanya diffuse
slow waves dengan atau tanpa bitemporal independent sharp waves.
Prognosa buruk atas dasar Glasgow coma scale mencapai titik terendah
(nadir), denyut jantung cepat, tekanan darah tinggi, segmental myoclonus,
dan pupil sangat kecil. Dari jumlah tersebut diatas, sebanyak 28 orang
(30,8%) meninggal, 52 orang (57,1%) diperkenankan pulang, dan 11 orang
(12,1%) tetap di rumah sakit untuk dirawat.
e. Diagnosis
Kecurigaan terhadap penyakit Nipah perlu dilakukan bila
ditemukan penyakit fatal pada babi dan menimbulkan penyakit parah pada
manusia yang dapat berakibat fatal. Pemeriksaan pascamati, pengambilan
dan pengiriman spesimen harus dilakukan oleh tenaga terlatih untuk
penyakit hewan menular. Spesimen dikirimkan ke laboratorium yang
mempunyai pengamanan tinggi dan peralatan memadai seperti AALH,
Geelong, Victoria, Australia.
f. Pencegahan
Tindakan karantina, yakni pelarangan masuknya babi atau hewan
lain yang dapat membawa virus Nipah dari daerah tertular ke daerah bebas
merupakan pencegahan yang cukup efektif, meskipun tidak menjamin
36 Ibid., 108.
61
100% tetap bebas. Migrasi hewan liar, misalnya kelelawar, yang
diakibatkan adanya kebakaran hutan memang sulit untuk dihindari.
Tindakan pengendalian berupa pemotongan semua babi di daerah
tertular dapat memutus siklus penyakit.
10. Rabies
Di Indonesia hanya tersisa 4 propinsi yang bebas rabies tanpa
melakukan vaksinasi, yaitu Bali, Nusa Tenggara Barat, Maluku dan Papua.
Di samping itu, ada 3 propinsi yang bebas rabies menurut Surat Keputusan
Menteri Pertanian, namun masih melakukan vaksinasi, yakni Propinsi Jawa
Timur, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.37
Propinsi yang paling akhir tertular rabies adalah Nusa Tenggara
Timur, yakni Pulau Flores dan beberapa pulau kecil di sebelah Timur
Flores, yakni Lembata, Solor, dan Adonara. Menurut pengamatan lapangan,
rabies di Flores terbawa akibat seorang nelayan membawa beberapa ekor
anjing sebagai oleh-oleh dari Pulau Buton (Sulawesi Tenggara).38
a. Penyebab
Penyebab rabies adalah virus dalam famili Rhabdoviridae. Di
bawah mikroskop elektron, virus ini seperti peluru (bahasa Yunani:
rhabdo = bentuk batang), dengan ukuran panjang sekitar 180 nm dan
lebar 65 nm. Pada lapir permukaan virus ini terdapat envelope yang
tersusun atas 50% lemak dan 50% protein.
37 Ibid., 115. 38 Ibid.
62
Virus ini mempunyai afinitas erat dengan sel syaraf. Virus rabies
berkembang biak dalam kelenjar ludah hewan terserang.
b. Sumber Penyebab
Sumber penular rabies yang utama kepada manusia adalah anjing.
Kucing dank era dapat tertular rabies dari anjing, namun mata rantai
siklus pada kedua hewan tersebut umumnya putus. Di Indonesia, anjing
geladak yang bebas berkeliaran tanpa tali pengikat merupakan penular
utama rabies kepada manusia.39
c. Penularan
Sebagian besar penularan rabies terjadi lewat gigitan hewan
penderita rabies. Sekitar 70% anjing yang tertular rabies mengandung
virus di dalam salivanya. Meskipun jarang, infeksi juga dapat terjadi
lewat kulit yang lecet atau konjungtiva yang kontak dengan saliva, atau
secara aerosol pada gua yang dihuni oleh kelelawar pembawa virus
rabies.40
Tidak semua orang digigit anjing atau hewan penderita rabies
akan menimbulkan penyakit rabies. Timbulnya penyakit rabies
tergantung pada parahnya gigitan dan lokasi gigitan. Virus akan
merambat dari tempat gigitan lewat syaraf ke sumsum tulang belakang,
kemudian ke otak. Karena jangka waktu virus mencapai otak relatif
panjang, maka masih ada kesempatan bagi pasien yang digigit oleh
39 Ibid. 40 Ibid., 117.
63
anjing penderita rabies untuk diberikan serum anti rabies (SAR) dan
vaksinasi rabies secara simultan.
d. Gejala Klinik
Meskipun tidak semua orang yang digigit oleh anjing penderita
rabies akan terjangkit rabies, setiap orang digigit oleh anjing penderita
rabies harus mendapatkan tindakan medis sebagaimana mestinya, karena
penyakit ini umumnya bersifat fatal begitu gejala klinik tampak. Di
seluruh Dunia hanya beberapa orang yang sembuh setelah terjangkit
rabies. Gejala pada manusia dibagi menjadi 5 fase, yakni prodomal,
neurologic akut, furious, paralitik, dan koma.41
Masa inkubasi sangat bervariasi antara kurang sari satu minggu
sampai lebih dari satu tahun. Umumnya, masa inkubasi sekitar 1 bulan.
Masa inkubasi dipengaruhi oleh kedalaman gigitan dan jarak gigitan
dengan susunan syarat pusat. Contoh, gigitan di daerah kepala
mempunyai masa inkubasi antara 30-48 hari, sedangkan gigitan di daerah
tangan 40-59 hari. Masa inkubasi lebih pendek pada anak-anak, karena
anak-anak umumnya terkena gigitan di daerah kepada dan leher.
Pada fase prodromal, gejala yang muncul umunya bersifat ringan
dan tidak spesifik. Gejala ini meliputi kelemahan umum, kedinginan,
demam, dan kelelahan. Terkadang, ditemukan pula gejala nyeri
tenggorokan, batuk-batuk, dyspnoea; gangguan sistem pencernaan
(anoreksia, disfagia, nausea, muntah, nyeri lambung, diare) atau
41 Ibid., 118.
64
gangguan sistem syaraf pusat (nyeri kepala, vertigo, kekhawatiran,
aprehensif, nervous). Pada tahap ini dapat ditemukan rasa nyeri sekali,
gatal atau rasa terbakar pada daerah gigitan.42
Periode neurologik akut dimulai dengan tidak berfungsinya
sistem syaraf. Bila yang menonjol hipereksitasi, kasus tersebut disebut
furious rabies. Apabila paralisis yang dominan, kasus tersebut disebut
paralytic rabies, atau dumb rabies. Demam, paraestesia, kekakuan otot,
konvulsi yang bersifat lokal atau umum dan hipersalivasi dapat
ditemukan pada kedua bentuk.
Pada masa transisi dari fase neurologik akut ke fase koma
ditemukan periode apneustik ditandai dengan pernafasan yang cepat,
tidak teratur dan gemetaran, diikuti dengan paralisa umum dan koma.
Terjadi pernafasan yang tertahan selama beberapa jam atau hari.
Sepanjang publikasi ilmiah yang ada, hanya ada 3 kasus rabies
yang selamat setelamuncul gejala klinik.
e. Diagnosis
Cara yang paling mudah dan cepat untuk melakukan diagnosis
rabies adalah menemukan adanya badan inklusi pada sel otak yang
dikenal sebagai Badan Negeri. Pemeriksaan ini memerlukan preparat
sentuh jaringan otak hewan yang menggigit, kemudian diwarnai dengan
metoda Seller. Metoda ini mempunyai keuntungan dari segi ekonomi
karena murah dan cepat, tetapi memiliki kelemahan berupa sensitivitas
42 Ibid., 119.
65
yang kurang tinggi.43 Artinya, bila negatif badan inklusi pada pewarnaan
Seller, belum berarti negatif sehingga perlu dilakukan metode yang lebih
sensitif seperti IFAT (Indirect Fluorescent Antibody Technique) atau
inokulasi hewan percobaan. Untuk pemeriksaan IFAT diperlukan
mikroskop khusus, yakni mikroskop fluorescent.
f. Pencegahan
Manusia yang digigit anjing di daerah tertular harus diwaspadai
terhadap rabies, lebih-lebih apabila anjing tersebut telah mengigit lebih
dari 1 orang. Bekas gigitan harus segera dicuci dengan sabun atau
detergen dalam upaya untuk merusak envelop virus yang terdiri atas zat
lipida. Pihak yang berwajib harus menangkap anjing tersebut dan
mengamati selama 2 minggu dalam kandang yang aman sehingga tidak
ada kemungkinan menyerang orang lain. Apabila anjing tersebut mati
selama masa pengamatan, maka hipocampus anjing harus dikirimkan ke
laboratorium BPPH yang mempunyai fasilitas untuk mendiagnosis
rebies. Bila anjing tetap hidup selama masa pengamatan, maka anjing
tersebut dinyatakan bebas rabies.44
Imunisasi hanya diterapkan terhadap mereka yang mempunyai
resiko tinggi terhadap penularan rabies, seperti petugas laboratorium dan
petugas lapangan yang melakukan otopsi. Pada masa lalu digunakan
vaksin inaktif yang dikembangkan dalam jaringan hewan setelah melalui
pasase panjang. Vaksin ini masih mempunyai efek samping. Kini telah
43 Ibid. 44 Ibid., 120.
66
tersedia vaksin yang relatif aman, yakni vaksin yang dikembangkan
dalam sel human diploid.
11. Ascariasis Oleh Ascaris Suum
Cacing ascaris pada hewan dan manusia sering dianggap enteng,
karena dianggap tidak menimbulkan problema serius. Kejadian ini sering
menimpa pada masyarakat yang tinggal di daerah kumuh atau di daerah
dengan sanitasi yang kurang memadai.45
Tindakan pengobatan saja, tanpa diikuti dengan tindakan kebersihan
lingkungan, tidak mengurangi angka kejadian secara nyata.
a. Penyebab
Penyebab ascariasis adalah cacing Ascaris Suum dari babi, yang
mempunyai morfologi mirip Ascaris lumbricoides pada manusia.47
b. Sumber Penyebab
Sumber ascariasis adalah ternak babi. Telur cacing penyebab
ascariasis dikeluarkan oleh babi kemudian mencemari tanah, air sumur,
sayur, dan buah.
c. Penularan
Telur A. suum umumnya mengalami perkembangan embrional
ditanah selama 3 – 4 minggu. Telur juga dapat terbawa oleh angin
bersamaan dengan debu. Setelah telur menetas, larva cacing dapat
bertahan selama beberapa bulan. Apabila tertelan oleh manusia, telur akan
menetas menjadi larva I di usus halus dan berkembang menjadi larva II.
45 Ibid., 133. 47 Ibid.
67
Larva tahap II menembus dinding usus dan dapat mencapai hati, jantung
bagian kanan, dan paru-paru lewat sistem limfatik atau peredaran darah.
Larva dapat menyerang alveoli dan migrasi sampai brochus, trachea,
melampaui epiglottis dan tertelan, berdiam di dalam usus halus, dan
berkembang menjadi cacing dewasa.48
Daur kehidupan cacing A. suum dan A. lumbricoides pada manusia
sangat mirip, namun pada A. suum perkembangan menjadi cacaing dewasa
lebih sering bertahan dibandingkan dengan pada A. lumbriocoides.
d. Gejala Klinik
Manifestasi klinik dibagi menjadi dua, yakni ascariasis larva dan
ascariasis intestinal. Pada infestasi cacing dewasa dalam jumlah relatif
kecil kadang-kadang tidak terlihat gejala klinik (asimptomatik). Cacing
dewasa dapat ditemukan keluar dari anus, mulut, atau lubang hidung. Pada
beberapa kasus ditemukan gangguan abdomen dan diare.
Infestasi cacing yang berat dapat menimbulkan nausea, muntah,
nyeri abdominal, obstruksi usus, perforasi usus, atau apendisitis.
Migrasi cacing dapat menyumbat saluran empedu atau hati
menimbulkan abses hati. Migrasi larva dapat menimbulkan batuk kering,
dispnoea parah, sianosis, suara pernafasan seperti penderita asma
(wheezeing), pneumonia, dan haemoptisis. Pada individu yang peka dapat
48 Ibid., 134.
68
terjadi reaksi alergi. Infestasi cacing yang berat umumnya terjadi pada
anak-anak kecil didaerah tropik yang mengabaikan kebersihan.49
Di samping perubahan tersebut di atas dapat pula ditemukan alergi
terhadap ascaris (cacing dewasa maupun telur). Hal ini dapat terjadi pada
dokter hewan, petugas laboratorium parasitologi, atau pekerja rumah
potong babi. Gejala yang ditemukan berupa pruritus, dermatitis kontak,
asma, dan bersin-bersin.
e. Diagnosis
Pada masa lampau, A. lumbricoides dan A. suum dianggap sama,
namun saat ini diketahui berbeda. Antara kedua jenis cacing tersebut dapat
terjadi infeksi silang, yakni. A. suum menulari manusia dan A.
lumbricoides menulari babi. Cara diagnosis yang mudah adalah melalui
identifikasi telur dalam tinja. Larva cacing amat jarang dikeluarkan
melalui batuk.
f. Pencegahan
Penanganan limbah dari peternakan babi harus dilakukan sebaik
mungkin, agar tidak mencemari air sumur, sayur-sayuran, atau buah-
buahan. Pembuatan kompos dari tinja babi dapat mematikan telur cacing
apabila kompos tersebut mencapai suhu 50`C atau lebih tinggi lagi. Buah-
buahan yang jatuh di tanah harus dicuci terlebih dahulu untuk menghindari
pencemaran telur cacing.50
49 Ibid. 50 Ibid., 135.
69
Pengobatan untuk kedua jenis cacing tersebut dapat dilakukan
menggunakan garam piperazine. Penderita tidak perlu diisolasi. Untuk
pencegahan, anak-anak dianjurkan tidak bermain di tempat yang banyak
mengandung tinja babi.
70
BAB IV
ANALISA MAS}LAH}AH TERHADAP LARANGAN MENGKONSUMSI
HEWAN MEMBAHAYAKAN SECARA MEDIS
A. Analisis Mas}lah}ah Terhadap Larangan Mengkonsumsi Hewan
Membahayakan Secara Medis
Perintah untuk mengkonsumsi makanan halal dan t{ayyib telah dijelaskan
dalam dua sumber utama rujukan umat Islam, yaitu al-Qur’an dan Hadits. Salah
satunya terdapat pada Surah Al-Maidah ayat 88 yang berbunyi:
ٱلاذي أنتم بهۦ مؤ ل طيبا وٱتاقوا ٱللا حل ا رزقكم ٱللا ٨٨منون وكلوا مما
Artinya: “Dan makanlah yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan
kepadamu”.
Diantara bahan makanan itu ada yang dinyatakan dilarang karena
membahayakan, jawabannya tentu sangat luas. Paling tidak disamping karena
nash memberi petunjuk, dapat dicari tahu juga tentang faktor-faktor yang
membuat bahan makanan itu dilarang. Secara sederhana berdasarkan beberapa
dalil, dapat dikatakan bahwa diantara bahan makanan yang dilarang tersebut
karena bisa mendatangkan kemadharatan bagi orang yang memakannya.
Rasulullah Saw telah memberi isyarat, bahwa pertumbuhan daging manusia
dibentuk dari bahan makanan yang haram akan menjadi santapan api neraka.1
Menurut analisis peneliti, adanya larangan mengkonsumsi hewan haram
dalam al-Qur’an. Larangan tersebut adalah satu petunjuk yang diberikan Allah
1 Utang Ranuwijaya, Keharaman Hewan Dalam Perspektif Al-Qur’an Dan Hadits. Vol.
22 No.3, Desember 2005, hal.458.
71
untuk menjamin dan memberikan pilihan kepada manusia dalam mengkonsumsi
makanan yang terjamin kebaikannya, guna menjaga kebersihan dan kesehatan
jiwa.
Larangan mengkonsumsi hewan membahayakan termasuk kategori
Mas}lah}ah Mu’tabarah, mas}lah}ah yang didukung oleh syara’ dalam mengakui
keberadaannya. Yaitu adanya dalil khusus yang menjadi dasar bentuk dan jenis
kemaslahatan tersebut. Ditinjau dari segi kesehatan, ada beberapa alasan logis
yang menjadi sebab larangan mengkonsumsi hewan membahayakan. Dengan
memperhatikan kehidupan hewan tersebut memiliki kebiasaan hidup yang tidak
baik sehingga berpengaruh kepada kesehatan hewan tersebut. Dan berdasarkan
pemaparan-pemaparan medis telah dibuktikan bahwa hewan membahayakan jika
dikonsumsi secara terus-menerus dan tidak benar cara pengolahannya maka akan
menimbulkan beberapa penyakit.
B. Analisis Mas}lah}ah Terhadap Kandungan Pada Hewan Membahayakan Serta
Efek Mengkonsumsi Secara Medis
Kelima kategori ad-d{aru>riyah adalah hal yang mutlak yang harus ada pada
diri manusia. Karenanya Allah menyuruh untuk melakukan segala upaya bagi
keberadaan dan kesempurnaannya.2
H{ifz{u ad-din (memelihara agama). Allah Swt menjaga agama dari
kerusakan, karena ini merupakan d{aru>riyah terpenting dan berada pada urutan
tertinggi. Allah meciptakan makhluk memiliki tujuan yang hakiki. Untuk
2 Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh II, (Jakarta: Kencana, 2009), 223.
72
mencapai tujuan inilah, maka para Rasul diutus dan kitab-kitab diturunkan.
Sebagaimana dalam firman-Nya:
نس إلا ليعبدون ٧٥وما خلقت ٱلجنا وٱل
Artinya: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka
menyembah-Ku”. (QS Adz-Dzariyat:56)
حجا رين ومنذرين لئلا يكون للنااس على ٱللا بش سل م سل وكان ر بعد ٱلرة
عزيزا حكيما ١٥٧ٱللا
Artinya: “(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan
pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia
membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS An-Nisa: 165)
Dalam hal ini, yang dimaksud dengan memelihara agama dari adanya efek
dari mengkonsumsi hewan membahayakan secara medis yaitu menjauhkan diri
dari hal-hal yang dapat megurangi pahala dalam hal beribadah kepada Allah.
Menurut Imam Abu Hanifah seandainya seorang hamba beribadah kepada Allah
sehingga bagaikan tiang (masjid), sedangkan yang dimakan tidak jelas halal dan
haramnya, maka ibadahnya tidak akan diterima oleh Allah Swt.3 Orang yang tidak
mengkonsumsi secara langsung juga bisa terkena dampaknya. Misalnya seseorang
yang tertular virus akan memiliki gejala-gejala seperti demam, nyeri kepala hebat,
nausea, muntah, dan diare. Hal tersebut tentunya dapat mengganggu konsentrasi
seseorang dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.
H{ifz{u an-nafs (menjaga jiwa), hal yang bisa dilakukan sebagai upaya
untuk menjaga jiwa yaitu sebagai contoh pemenuhan kebutuhan pokok manusia,
seperti dalam hal konsumsi dan kesehatan. Mengkonsumsi makanan yang baik
3 M. Masykur Khoir, Risalatul Hayawani (Kediri: Duta Karya Mandiri, 2006) 2.
73
cara memperoleh serta dihalalkan dalam shariat Islam adalah salah satu upaya
memelihara jiwa manusia. Sekecil apapun makanan dan minuman yang
dikonsumsi manusia, apabila berasal dari perkara yang haram maka dapat
memberikan dampak yang besar. Jika ditinjau menggunakan pendekatan medis,
cacing yang ada pada hewan babi menyebabkan penyakit Taeniasis yaitu adanya
gangguan pada otak, hati, saraf tulang, dan paru-paru. Mengkonsumsi daging
anjing juga dapat menjadi pemicu hipertensi atau tekanan darah tinggi.
H{ifz{u al-‘aql (menjaga akal), Islam mendorong manusia menggunakan
akalnya untuk berfikir dan mendidik akal manusia untuk bisa membedakan yang
baik dan yang tidak baik. Adanya efek dari mengkonsumsi sesuatu yang
diharamkan dalam al-Qur’an, yang jika diabaikan maka akan berakibat
terancamnya eksistensi akal manusia.
إليك وحيهۥ ول تعجل بٱلقرءان من قبل أن يقضى ٱلملك ٱلحق لى ٱللا فتع
ب زدني علما ١١٤وقل را
Artinya: “Dan janganlah engkau (Muhammad) tergesa-gesa (membaca) Al-
Qur’an sebelum selesai diwahyukan kepadamu, (dan katakanlah): “Ya
Rabbku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”. (Thaha: 114)
Mengkonsumsi sesuatu yang haram dapat memberikan dampak pada cara
berfikir seseorang. Daging dan darah yang terbentuk dari makanan dan minuman
yang haram cenderung membentuk manusia bersifat negatif dan berperilaku
negatif pula.4 Dalam pendekatan medis, adanya larangan mengkonsumsi hewan
haram yaitu karena didalam daging hewan tersebut ditemukan adanya kandungan
4 Ibid., 3.
74
cacing Trichinella Spiralis yang dapat menginfeksi otot, menimbulkan radang
otak (ensefatilis) dan radang selaput otak (meningitis).
H{ifz{u an-nasl (menjaga keturunan) mengkonsumsi makanan yang halal
serta bermanfaat tentunya dapat memelihara keturunan, menjaga kesehatannya,
penanaman akidah yang benar dan sesuai dengan prinsip-prinsip dasar agama
Islam. Beberapa penyakit yang ditularkan dari hewan kepada manusia,
diantaranya dapat ditularkan melalui darah. Hal tersebut tentunya memberikan
bukti bahwa efek yang ditimbulkan dari mengkonsumsi hewan haram bukan
perkara yang biasa. Telur cacing dapat yang menetas dan membawa agen
penyebab penyakit kemudian dapat ditularkan melalui keturunan yang memiliki
susunan DNA yang sama.
H{ifz{u al-mal (menjaga harta), manusia membutuhkan harta untuk
memenuhi kebutuhan makanan, minuman dan kebutuhan lainnya. Seseorang
wajib mengeluarkan hartanya di jalan Allah seperti zakat.
ر تبذيرا بيل ول تبذ وءات ذا ٱلقربى حقاهۥ وٱلمسكين وٱبن ٱلسا
Artinya: “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan,
dan setan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya”. (Al-Isra’: 26-27)
Keterkaitannya dengan konsumsi yaitu membelanjakan harta berhubungan
dengan hal-hal yang diharamkan. Segala sesuatu yang diharamkan dalam Islam
adalah demi memelihara jiwa manusia, seperti diharamkannya mencelakakan diri
dengan mengkonsumsi makanan haram. Setiap pembelanjaan terhadap sesuatu
yang diharamkan adalah perbuatan yang berlebih-lebihan dan pemborosan yang
dilarang oleh ajaran Islam.
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah penulis jelaskan di atas, maka kesimpulan
dari penulisan skripsi yang berjudul, “Tinjauan Mas}lah}ah Terhadap Larangan
Mengkonsumsi Hewan Membahayakan Secara Medis” sebagai berikut:
1. Larangan Mengkonsumsi Hewan Membahayakan Secara Medis merupakan
petunjuk yang diberikan Allah untuk menjamin dan memberikan pilihan
kepada manusia dalam mengkonsumsi makanan yang terjamin kebaikannya.
Larangan ini termasuk kategori Mas}lah}ah Mu’tabarah, yaitu adanya dalil
khusus yang menjadi dasar bentuk dan jenis kemaslahatan tersebut. Ditinjau
dari segi kesehatan secara medis, ada beberapa alasan logis yang menjadi
sebab larangan.
2. Kandungan yang terdapat pada hewan membahayakan berdasarkan medis
memberikan gambaran bahwa, efek yang ditimbulkan dari mengkonsumsi
hewan membahayakan tersebut dapat membahayakan keselamatan jiwa, raga,
dan akal manusia. Ulama uṣūl fiqh pada umumnya menyatakan bahwa untuk
mewujudkan kemaslahatan dunia dan akhirat ada lima pokok kebutuhan yang
harus diwujudkan dan dipelihara. Mas}lah}ah Al-D{aru>riyah ialah kemaslahatan
yang berhubungan dengan kebutuhan pokok umat manusia di dunia dan di
akhirat, dimana tanpa kedatangannya akan menimbulkan cacat dan cela.
B. Saran
76
Segala sesuatu yang dilarang dalam Islam tentunya mengandung manfaat,
termasuk dalam hal ini yaitu makanan. Mentaati segala perintah Allah Swt untuk
menjauhkan diri dari segala hal yang dilarang menyimpan hikmah dan kebaikan
bagi seorang muslim. Adanya penelitian mengenai kandungan dan efek
mengkonsumsi hewan membahayakan secara medis bertujuan untuk menambah
pengetahuan dan keimanan serta semakin yakin pada Al-Qur’an dan Hadits bahwa
yang disampaikan oleh Allah Swt adalah benar adanya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul ‘Al, Abdul Hayy. Pengantar Ushul Fiqh. Jakarta: Pustaka Al Kautsar.
2014.
Ahmad, Tamlikha Bin. “Keharaman Babi Dalam Al-Qur’an (Telaah Penafsiran
Ayat-Ayat Keharaman Babi) Dengan Pendekatan Sains”. Skripsi. Surabaya:
UIN Sunan Ampel Surabaya. 2017.
Ali, M. Konsep Makanan Halal Dalam Tinjauan Syariah Dan Tanggung Jawab
Produk Atas Produsen Industri Halal. Jakarta: AHKAM J. Ilmu Syariah.
2016.
Farih, Amir. Kemaslahatan dan Pembaruan Hukum Islam. Semarang: Walisongo
Press. 2008.
Haroen, Nasrun. Ushul Fiqih I . Jakarta: Logos Wacana Ilmu. 1997.
Huda, Miftahul. Filsafat Hukum Islam. Ponorogo: STAIN Ponorogo Press. 2006.
Jamhar, Bazro. Konsep Maslahat dan Aplikasinya dalam Penetapan Hukum
Islam. Semarang: Walisongo Press. 2012.
Jauharotus S, Alvi. “Kajian Ilmiah dan Teknologi Sebab Larangan Suatu
Makanan dalam Syariat Islam”, Jurnal (Surabaya: Universitas Airlangga),
44.
Kasturi. Buah Pikiran Untuk Umat Telaah Fiqh Holistic. Kodifikasi Santri
Lirboyo. 2008.
Khoir, M. Masykur. Risalatul Hayawani. Kediri: Duta Karya Mandiri. 2006.
Kasturi. Buah Pikiran Untuk Umat Telaah Fiqh Holistic. Kodifikasi Santri
Lirboyo. 2008.
Kementrian Agama RI. Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahannya. Bandung: PT.
Sygma Examedia Arkanleema. 2010.
Purnamasari, Dwi. “Jual Beli Hewan Yang Diharamkan Sebagai Obat Dalam
Perspektif Hukum Islam (Studi Terhadap Pandangan Kiyai Di Pondok
Pesantren
Roudlotul Qur’an Dan Darul Akmal Metro Barat)”. Skripsi. Metro: IAIN Metro.
2017.
Qardhawi, Syekh Muhammmad Yusuf. Halal dan Haram Dalam Islam. Surabaya:
PT Bina Ilmu Offest. 2003.
Riris Lindawati dkk, “Deteksi Kandungan Babi Pada Makanan Berbahan Dasar
Daging di Kampus Universitas Al-Azhar Indonsesia” , dalam Cendekia:
Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains Dan Teknologi Vol. 5 No. 2,
September 2019, h. 66 .
Sabiq, Ahmad. Al-Qawaid Al-Fiqhiyah Kaedah-Kaedah Praktis Memahami Fiqih
Islami. Gresik: Pustaka Al-Furqon. 2012.
Saleh, Abdul Mun’im. Otoritas Maslahah dalam Madhab Shafi’I . Yogyakarta:
Magnum Pustaka Utama 2012.
Siroj, A. Maltuf. Paradigma Usul Fiqh Negosiasi Konflik Antara Mashlahah dan
Nash. Yogyakarta: Pustaka Ilmu. 2013.
Soeharsono, Penyakit Menular dari Hewan ke Manusia Volume 2. Yogyakarta:
KANISIUS Anggota IKAPI. 2006.
--------------. Penyakit Menular dari Hewan ke Manusia. Yogyakarta: KANISIUS
Anggota IKAPI. 2002.
Sohari, Ahmad Sanusi. Ushul Fiqh. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2017.
Staf Pengajar. Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 2008.
Subhan, M. Dkk. Tafsir Maqashidi Kajian Tematik Maqashid Syariah. Kediri:
Lirboyo Press. 2013.
Syarifudin, Amir. Ushul Fiqh Jilid II . Jakarta: Prenada Media. 2014.
Utang Ranuwijaya. Keharaman Hewan Dalam Perspektif Al-Qur’an Dan Hadits.
Vol. 22 No.3, Desember 2005, hal.458.
Wijono, Heru. Kenapa Babi Itu Haram?. Jakarta: Darus Sunnah Press. 2014.
Yuliana. “Coron a Virus Diseases (Covid-19)”, Dalam Jurnal Literatur Wellness
And Healthy Magazine Vol. 2 No. 1, February 2020, h. 3.
Zulaekah S, Kusumawati. Halal Dan Haram Makanan Dalam Islam. SUHUF
2005.
RIWAYAT HIDUP
Nikmatus Sholikhah, lahir di Manokwari pada
tanggal 10 Juni 1999. Penulis merupakan anak kedua
dari dua bersaudara dari pasangan suami istri bapak
Samuji dan ibu Siti Muyasaroh. Penulis bertempat
tinggal di Jl.Garuda No.103 Kampung Wasegi Indah
Kecamatan Prafi Kabupaten Manokwari Provinsi Papua
Barat.
Pendidikan formal yang ditempuh oleh penulis yaitu dimulai dari SD
Inpres 59 Wasegi Indah lulus pada tahun 2010. Pendidikan selanjutnya ditempuh
di MTs Negeri Prafi Kab. Manokwari lulus pada tahun 2013. Pendidikan
berikutnya di MA Negeri Prafi Kab. Manokwari lulus pada tahun 2016.
Kemudian, setelah lulus SMA pada tahun 2016 penulis melanjutkan pendidikan
SI (Strata Satu) di Institut Agama Islam Negeri Ponorogo dengan mengambil
Fakultas Syariah Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah) dan lulus pada
tahun yang dituliskan skripsi ini.