· web viewdemikian pula garis-garis besar haluan negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan...

60
RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN KEDUA 1974/75 - 1978/79 I DEPARTEMEN PENERANGAN R.I.

Upload: others

Post on 10-Mar-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUNKEDUA

1974/75 - 1978/79

I

DEPARTEMEN PENERANGAN R.I.

Page 2:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman
Page 3:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

PRESIDEN

REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIANOMOR 11 TAHUN 1974

TENTANGRENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN KEDUA

(REPELITA II)1974/75 - 1978/79

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa pelaksanaan Pembangunan LimaTahu n Pe r tam a te l ah me nun jukkan has i l - has i l y ang cu kup me ma da i se h in gga d apa t d i j a d i ka n l an das an yan g kua t un t uk ta hap pem ban gun an se lan ju t nya ;

b . bahwa dengan memperhatikan hasil-hasil yang telah dicapai serta kemampuan-kemam-puan yang telah dapat dikembangkan dalam REPELITA I, dianggap perlu untuk menetapkan REPELITA II yang merupakan kelanjutan dan peningkatan dari REPELI-TA I ;

c . bahwa berdasarkan pertimbangan-pertim-bangan tersebut di atas, serta dengan mem-perhatikan pandangan-pandangan dan saran-saran dari Fraksi-fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat, organisasi-organisasi serta masya-

Page 4:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

3

Page 5:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

rakat pada umumnya, maka sesuai dengan tugas yang diberikan oleh Majelis Permusya-waratan Rakyat seperti yang tercantum dalam Garis-garis Besar Haluan Negara, dipandang perlu untuk mengeluarkan Kepu-tusan Presiden yang menetapkan Rencana Pembangunan Lima Tahun Kedua (1974/75-1978/ 79).

Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;2. Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1973;3. Ketetapan MPR Nomor X/MPR/1973;4. Keputusan Presiden Republik Indonesia No-

mor 9 Tahun 1973.

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDO-NESIA TENTANG RENCANA PEMBANGUN-AN LIMA TAHUN KEDUA 1974/75 1978/79.

Pasal 1

Rencana Pembangunan Lima Tahun II 1974/75 - 1978/79 sebagaimana termuat dalam lampiran Keputusan Presiden in merupakan bagian daripada Pola Dasar Pembangunan Nasio-nal, Pola Umum Pembangunan Jangka Pan jang dan Pola Umum REPELITA II sesuai dengan Garis-garis Besar Haluan Negara yang telah ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.

Pasal 2

Rencana Pembangunan Lima Tahun II tersebut dalam Pasal 1 Keputusan Presiden ini menjadi landasan dan pedoman bagi Pemerirntah dalam melaksanakan Pembangunan Lima Tahun II.

Page 6:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

4

Page 7:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

Pasal 3

Kebijaksanaan-kebijaksanaan pelaksantaan daripada Rencana Pembangunan Lima Tahun II, akan dituangkan dalam Rencana Tahunan yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta kebijaksanaan-kebijaksanaan Pemerin-tah lainnja.

Pasal 4

Penuangan dalam Rencana Tahunan sebagaimana terdapat dalam Pasal 3 Keputusan Presiden ini, dilaksanakan dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan perobahan dan per-kembangan keadaan yang memerlukan langkah-langkah penye-suaian terhadap Rencana Pembangunan Lima Tahun II.

Pasal 5

Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetap-kannya.

Ditetapkan di Jakarta,

pada tanggal 11 Maret 1974.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SOEHARTOJENDERAL TNI

5

Page 8:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman
Page 9:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

RENCANA PEMRANGUNAN LIMA TAHUNKEDUA

1974/75 - 1978/79

LAMPIRANKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 11 TAHUN 1974

tentangRENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN KEDUA

(REPELITA II)

I

REPUBLIK INDONESIA

Page 10:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN KEDUA1974/75 - 1978/79

D A F T A R I S I

BAGIAN I

KEBIJAKSANAAN-KEBIJAKSANAAN POKOK

PEMBANGUNAN

BAB 1: Tujuan dan Arah Pembangunan

2: Sasaran-sasaran Pokok Pembangunan

3: Penduduk dan Kesempatan Kerja

4: Pengelolaan Sumber-sumber Alam dan Lingkungan Hidup

5: Pengembangan Dunia Usaha

BAGIAN II

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 6: Kerangka Rencana dan Sumber-sumber Pembiayaan

7: Keuangan Negara

8: Kebijaksanaan Moneter dan Lembaga-lembaga Ke-

uangan

9: Neraca Pembayaran Internasional

9

Page 11:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

BAGIAN III

BIDANG-BIDANG PEMBANGUNAN

BAB 10: Pertanian dan Pengairan11: Pangan dan Perbaikan Gizi12: Pertambangan dan Minyak Bumi13: Industri14: Tenaga Listrik15: Perhubungan dan Pariwisata16: Perdagangan17: Tenaga Kerja dan Transmigrasi 18: Koperasi19: Perumahan Rakyat20: Pembangunan Daerah, Pedesaan dan Kota21: Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan

Yang Mahaesa22: Pendidikan dan Pembinaan Generasi Muda23: Ilmu Pengetahuan dan Teknologi24: Kebudayaan Nasional25: Kesehatan dan Kesejahteraan Soisial26: Keluarga Berencana27: Hukum28: Pertahanan dan Kearnanan29: Penerangan dan Komunikasi Sosial 30: Administrasi Pemerintah

10

Page 12:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

PEMBANGUNAN DAERAH-DAERAH TINGKAT SATU

BAGIAN IV

A. D.I. Aceh B. Sumatra Utara C. Sumatra Barat D. RiauE. JambiF. Sumatra Selatan G. Bengkulu H. LampungI. D.K.I. Jakarta Raya J. Jawa Barat K. Jawa Tengah L. D.I. Yogyakarta M. Jawa Timur N. Kalimantan Barat O. Kalimantan Tengah P. Kalimantan Selatan Q. Kalimantan Timur R. Sulawesi Utara S. Sulawesi Tengah T. Sulawesi Tenggara U. Sulawesi Selatan V. BaliW. Nusa Tenggara Barat X. Nusa Tenggara Timur Y. Maluku Z. Irian JayaLampiran

11

Page 13:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman
Page 14:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN KEDUA1974/75 - 1978/79

DAFTAR ISI BUKU I

BAGIAN I

KEBIJAKSANAAN-KEBIJAKSANAAN POKOKPEMBANGUNAN

Hal.

BAB 1 Tujuan dan Arah Pembangunan .............................. 17BAB 2 Sasaran-sasaran Pokok Pembangunan ...................... 39

BAB 3 Penduduk dan Kesempatan Kerja ............................. 77

BAB 4 Pengelolaan Sumber-sumber Alam dan Ling-kungan Hidup ............................................................ 123

BAB 5 Pengembangan Dunia Usaha .................................... 141

BAGIAN II

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 6 Kerangka Rencana dan Sumber-sumber Pembia-yaan .......................................................................... 175

BAB 7 Keuangan Negara ..................................................... 203

BAB 8 Kebijaksanaan Moneter dan Lembaga-Lembaga

Keuangan .................................................................. 241

BAB 9 Neraca Pembayaran Internasional ............................ 269

13

Page 15:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman
Page 16:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

B A B I

TUJUAN DAN ARAH PEMBANGUNAN

Page 17:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman
Page 18:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

B A B I

TUJUAN DAN ARAH PEMBANGUNAN

Pada saat pelaksanaan Repelita I berakhir dengan segala hasil jerih payah yang dicapai saat itu, maka terbukalah ke- sempatan baru yang lebih luas bagi rakyat Indonesia untuk melanjutkan langkah perjuangan dalam pembangunan bangsa dan negara.

Kesempatan baru itu telah terbuka karena selama Repelita I bangsa Indonesia bukan saja telah dapat menyelamatkan diri dari kehancuran ekonomi serta kehidupan bangsa masa lampau, melainkan telah pula dapat meletakkan dasar untuk memung- kinkan bergeraknya pertumbuhan ekonomi serta pembangunan nasional selanjutnya.

Tujuan dan arah pembamgunan nasional ditetapkan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara. Pembangunan nasional ber- tujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adiI dan makmur yang merata materil dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam wadah negara Republik Indonesia yang merdeka, berdau- lat dan bersatu dalam, suasama peri kehidupan Bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.

Pembangunan nasional dilaksanakan di dalam rangka pem- bangunan Manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh Masyarakat Indonesia. Hal ini berarti bahwa pemba- ngunan itu tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah atau kepuasan batiniah saja, melainkan keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara keduanya; bahwa pembangunan itu me- rata di seluruh Tanah Air; bahwa bukan hanya untuk sesuatu golongan atau sebagian dari masyarakat, tetapi untuk seluruh masyarakat dan harus benar-benar dirasakan oleh seluruh Rakyat sebagai perbaikan tingkat hidup.

17410475 - (2).

Page 19:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

Bangsa Indonesia menghendaki keselarasan hubungan antara manusia dengan Tuhannya antara sesama manusia serta ling- kungan alam sekitarnya, keserasian hubungan antara bangsa- bangsa dan juga keselarasan antara cita-cita hidup di dunia dan mengejar kebahagiaan di akhirat, karena kehidupan ma- nusia dan masyarakat yang serba selaras adalah tujuan akhir Pembangunan Nasional; secara ringkas disebut masyarakat maju, adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Adapun landasan pelaksanaan pembangunan nasional di se-gala bidang adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

Dalam tujuan dan arah pembangunan itu terkandung usaha membangun manusia-manusia pembangunan, yaitu manusia- manusia Indonesia yang sadar akan perlunya membangun hari esok yang lebih baik daripada hari ini, yang percaya pada dirinya sendiri bahwa ia dapat memperbaiki kehidupannya dan yang memiliki kemampuan serta sikap yang diperlukan untuk mengubah nasibnya.

Sasaran utama pembangunan jangka panjang adalah tercip- tanya landasan yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan sendiri menuju masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

Adapun pembangunan jangka panjang dilaksanakan secara bertahap. Ini berarti bahwa penentuan prioritas-prioritas- pemilihan bidang-bidang mana harus digarap lebih dahulu dalam setiap tahap - harus dilakukan dengan cermat dan tepat, sehingga dapat menumbuhkan kemampuan yang bertambah besar untuk mempercepat proses pembangunan selanjutnya. Demikian juga perlu diusahakan dan kemudian dapat dirasakan bahwa setiap tahap pembangunan itu mengarah kepada semakin bertambah baiknya kehidupan lapisan terbesar masyarakat.

Tujuan dan arah pembangunan nasional tersebut merupakan dasar pokok bagi penyusunan rencana pembangunan lima tahun yang kedua.18

Page 20:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

Seperti telah dikemukakan maka pembangunan jangka pan- jang dilaksanakan secara bertahap. Tujuan setiap tahap pem- bangunan - dan dengan demikian juga menjadi tujuan Repe- lita II - ialah : pertama meningkatkan taraf hidup dan kese- jahteraan seluruh rakyat, kedua meletakkan landasan yang kuat untuk tahap pembangunan berikutnya.

Kecuali itu dalam Repelita II akan digarap secara lebih dalam masalah-masalah yang sejak semula disadari belum akan ter- pecahkan dalam Repelita I. Masalah-masalah tersebut misalnya adalah perluasan kesempatan kerja, perluasan kesempatan ber- usaha, pembagian kembali hasil-hasil pembangunan secara merata, usaha perbaikan struktur pasar yang masih pincang, peningkatan laju perkembangan ekonomi di daerah-daerah, transmigrasi, peningkatan partisipasi rakyat didalam pemba- ngunan melalui koperasi, perhatian yang lebih besar pada masalah-masalah pendidikan dan masalah-masalah sosial lain- nya, serta peningkatan kemampuan aparatur pemerintah untuk menggerakkan pelaksanaan pembangunan yang bertambah besar.

Dalam pelaksanaan Repelita II maka usaha untuk meningkat- kan pertumbuhan produksi, usaha meratakan hasil-hasil pro- duksi serta usaha memperluas kesempatan kerja harus berjalan bersama dan seimbang. Sementara itu terus ditingkatkan usaha- usaha untuk mengerahkan seluruh kemampuan yang ada guna pembangunan nasional dengan membina swadaya dan merang-sang prakarsa serta partisipasi aktif seluruh masyarakat.

Sebagai kelanjutan dari Repelita I maka Repelita II ber- usaha mempertahankan dan meningkatkan hasil-hasil positif yang telah dicapai selama Repelita I sambil dipihak lain meng- adakan penyempurnaan atas kekurangan-kekurangan dan se- jauh mungkin menghindarkan akibat-akibat negatif yang timbul bersama dengan hasil-hasil yang dicapai.

Sejak semula rakyat Indonesia menyadari, bahwa pemba-ngunan bukanlah hal yang mudah dan bahwa pembangunan

19

Page 21:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

mencakup segi-segi yang luas atau serba dimensi. Ia mencakup bidang-bidang ekonomi, politik, sosial budaya, pertahanan dan keamanan nasional dan lain-lain. Kesadaran ini telah mem- berikan arah yang mantap dalam pembangunan nasional, tetapi bersama itu pula semakin disadari bahwa tanggung jawab ma- syarakat dalam pelaksanaan pembangunan adalah semakin besar, semakin berat dan meluas.

Kesadaran itu juga menimbulkan solidaritas sosial, rasa ikut memiliki, meluasnya keterlibatan dan tanggung jawab masya- rakat dalam pembangunan serta terbinanya ketahanan nasional yang akan menjamin pertumbuhan bangsa Indonesia dalam perjuangannya yang besar untuk bersama-sama membangun masyarakat yang dicita-citakan.

Kesadaran akan tanggung jawab adalah nilai yang funda- mentil dalam perbangunan. Sebab itu agar pembangunan dapat berjalan secara wajar dan berhasil, perlu dipupuk ber- kembangnya kesadaram bertanggung jawab, baik secara pribadi maupun sosial di kalangan masyarakat. Ini berarti di satu pihak memberikan motivasi-motivasi yang sehat kepada masing- masing pribadi warga masyarakat untuk membangun dan di 1ain pihak menyalurkan motivasi-motivasi tersebut kepada seluruh lapisan masyarakat melalui komunikasi sosial.

Dalam tujuan pembangunan terkandung usaha untuk me- ningkatkan harkat dan martabat manusia Indonesia. Dengan demikian arah dan cara-cara menggerakkan pembangunan itu harus berarti mempertinggi martabat manusda dan bukan se- baliknya.

Dalam rangka ini maka lima azas pembangunan nasional yang ditetapkan daliam Garis-garis Besar Haluan Negara, yak-ni azas manfaat, azas usaha bersama dan kekeluargaan, azas demokrasi, azas adil dan merata dan azas perikehidupan dalam keseimbangan, harus menjiwai pala-pola pikiran dalam menu-angkan perencanaan dan pelaksanaan program-program Repe-lita II. Dengan memperhatikan azas-azas tersebut maka pembangunan nasional t idak akan sekedar diarahkan kepada

Page 22:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

20

Page 23:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

tercapaimya hasil-hasil fisik dan kesejahteraan maiteril semata- mata, melainkan juga pembinaan faktor manusianya. Pemba- ngunan pada hakekatnya juga merupakan serangkaian besar usaha membangun sikap manusia, baik sikap mentalnya mau- pun sikap hidupnya, karena manusia menempati kedudukan kunci sebagai sasaran untuk siapa pembangunan diadakan dan sekaligus menjadi pelaksana pembangunan itu sendiri. Dengan lain perkataan, di dalam seluruh proses pembangunan itu, ke- cuali sasaran fisik yang harus kita wujudkan, harus juga diper- hatikan dengan sungguh-sungguh proses dalam kita mewujud- kan sasaran-sasaran fisik tersebut, yakni bagaimana dan dengan siapa kita laksanakan program-program pembangunan itu.

Agar pembangunan dapat berhasil, sikap mental dan sikap hidup yang hendak dibangun itu harus berakar pada dan men- cerminkan tata nilai kepribadian masyarakat yang bersumber pada tata -dasar dan falsafah hidup bangsa, yaitu Pancasila.

Sikap hidup yang berakar pada nilai-nilai kepribadian bang- sa kita tumbuh dari adanya sikap mental yang mencerminkan persatuan nasional dan kesatuan serta sifat-sifat kegotong- royongan, toleransi, tenggang rasa, terbuka, bantu membantu dan mampu mengendalikan diri; pendeknya suatu sikap sosial yang penuh rasa sodidaritas antar sesama warga, dan sikap menghargai kerja yang halal dan kesanggupan untuk bekerja dengan penuh kepercayaan kepada diri sendiri.

Menumbuhkan sikap sosial yang demikian memerlukan ada- nya motivasi dan pengembangan iklim sosial yang memberikan rasa keadilian sosial kepada masyarakat, rasa aman, tenteram dan terlindungi oleh hukum, bebas dari rasa takut dan yang memberi keyakinan bahwa pembangunan adalah untuk keba- hagiaannya lahir batin, dan karenanya pelaksanaan pemba- ngunan menjadi tanggung jawabnya.

Dalam proses pembangunan Repelita II, kita makih banyak berhadapan dengan masalah-masalah dinamika sasial, gerak-nya seluruh sistem sosial, pengaturan kekuatan-kekuatan sosial

21

Page 24:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

dan karenanya kita berhadapan dengan masalah-masalah motivasi menuju partisipasi seluruh masyarakat dalam pem- bangunan. Dalam proses ini, kita semua terlibat dalam penum- buhan sikap mental, daya kreativitas bangsa dan sikap-sikap hidup yang memungkinkan setiap warga masyarakat memberi- kan sahamnya terhadap pemenuhan cita-cita bangsa. Demikian pula misalnya pemenuhan Wawasan Nusantara memerlukan pembinaan kecintaan terhadap laut, dan udara sebagai ling- kungan dan sarana hidup bangsa Indonesia. Pembangunan pa- da hakekatnya adalah dinamisasi unsur-unsur yang membentuk struktur masyarakat yang ada.

Membangun masyarakat yang demikian mengharuskan ada-nya suatu sikap yang lebih terbuka untuk mengadakan peru-bahan-perubahan yang perlu guna menghadapi tantangan-tantangan zaman baru, zaman pembangunan masyarakat moderen. Masyarakat Indonesia sekarang sedang berada dalam masa peralihan dan penyesuai penyesuaian dalam bidang po-litik, ekonomi dan sosial budya, dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat moderen tadi, sekali proses penyesuaian dalam rangka pembangunan nasional itu dapat dilampaui dengan sela-mat, maka masyarakat maju yang kokoh segera akan tampil ke depan.

Pembangunan adalah usaha secara sadar untuk mengubah nasib. Pembangunan adalah ikhtiar untuk mengubah masa lam-pau yang buruk menjadi zaman baru yang lebih baik. Juga suatu usaha yang terus menerus untuk membuat yang lebih baik menjadi lebih baik lagi. Di dalammya terkandung pula niat untuk mewariskan masa depan yang Iebih membahagiakan bagi generasi yang akan datang.

Tetapi melaksanakan pembangunan bukanlah hanya perumus- an cita-cita dan pernyataan niat saja. Niat dan cita-cita yang demikian itu harus dirumuskan dan disusun dalam suatu ren- cana dan program-program pembangunan. Dari sini tampil pen- tingnya arti perencanaan pembangunan yang menyeluruh. De- ngan memiliki rencana pembangunan itu akan tampak dengan jelas arah mana yang dituju, sasaran-sasaran apa yang ingin

22

Page 25:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

dicapai. Juga dapat diperkirakan apa yang harus dipekerjakan sakarang, apa yang dapat dicapai di hari esok dan harapan-harapan apa yang kiranya pantas dinikmati di masa datang; di samping perlunya disadari sejak semula apa yang belum mungkin dicapai dengan segera.

Karena itu rencana pembangunan harus disusun berdasarkan kenyataan-kenyataan masa kini dengan memperhitungkan ke- mungkinan-kemungkinan pengembangannya nanti tanpa kehi-langan arah yang dicita-citakan. Dengan rencana pembangunan yang berdasarkan kenyataan dan secara teknis mungkin diker-jakan maka dapat dihindarkan kemungkinan kegagalan yang dapat menjadi sumber kekecewaan dan keputusasaan. Rencana pembangunan yang dapat dilaksanakan juga akan menambah kepercayaan pada diri sendiri, suatu unsur yang harus dipeli-hara dan dipupuk untuk memelihara gerak dan kegairahan membangun selanjutnya.

Dalam rangka pengintegrasian segenap kegiatan Repelita II, segala usaha pemecahan permasalahan yang menyangkut peri-kehidupan masyarakat dan bangsa kita dilandaskan ada Wa-wasan Nusantara yang mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan politik, satu kesatuan sosial dan budaya, satu kesatuan ekonomi dan satu kesatuan per-tahanan dan keamanan.

Berdasarkan penelaahan yang menyeluruh terhadap kema-cetan pembangunan bangsa Indonesia di masa lampau maka rakyat Indonesia melalui sidang MPR menetapkan bahwa pem-bangunan ekonomi harus ditempatkan dalam urutan pertama dari seluruh usaha pembangunan. Berbagai masalah sosial eko-nomi yang ada dewasa ini sesungguhnya di-sebabkan oleh di-abaikannya pembangunan ekonomi dalam waktu yang cukup lama setelah Indonesia merdeka.

Di samping itu perbaikan mutu kehidupan dalam masyarakat maju yang berkeadilan sosial yang menjadi tujuan utama dari pembangunan Indonesia hanya dapat dicapai apabila kita, dapat mencapai kemajuan di bidang ekonomi.

Page 26:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

23

Dalam rangka pembangunan ekonomi sekaligus terkait usaha-usaha untuk lebih meratakan pembagunan kembali hasil pemba-ngunan, baik berupa penyebaran pelaksanaan pembangunan yang merata ke seluruh daerah maupun berupa peningkatan penghasilan anggota masyarakat karena kegiatan mereka yang produktif. Dengan secara bertahap diusahakan mengurangi ke-miskinan dan keterbelakangan, dan mempersempit jurang an-tara yang kaya dan yang miskin.

Meningkatnya pendapatan yang semakin, merata melalui per-luasan kesempatan kerja yang produktif memungkinkan keikut-sertaan lebih luas di dalam proses pembangunam bangsa, meningkatkan harkat dan derajat kemanusiaan dan dengan demikian meningkatkan keadilan sosial dan mutu kehidupan.

Karena itu pembangunan ekonomi ditempatkan sebagai pusat penggerak pembangunan bangsa dalam arti luas, ialah pemba-ngunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indanesia. Sebaliknya pertumbuhan ekonomi saja tidak dengan sendirinya menjamin perbaikan mutu kehidupan dan keadilan sosial. Dari kerangka yang demikian tampak bahwa pembangunan ekonomi tidaklah berdiri sendiri terpisah dari kaitannya dengan pembangunan bidang-bidang yang lain. Di lain pihak pembangunan di luar bidang ekonomi itu harus pula dapat memberi arah dan menunjang pembangunan ekonomi.

Sesuai dengan azas perikehidupan dalam keseimbangan maka harus ada keseimbangan pula antara pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial budaya. Akan tetapi pembangunan ekonomi dan pembangunan sosial budaya tidak boleh dilihat secara ter-pisah atau masing-masing berdiri sendiri. Keduanya bertemu dan berintegrasi dalam pembangunan nasional.

Namun demikian pembangunan sosia budaya mempunyai tu-juan-tujuannya tersendiri yang otonom, yaitu usaha mewujud-kan hidup yang bernilai tinggi, dalam arti mutu hidup yang memberi kebahagiaan rokhaniah dan jasmanih. Di dalamnya juga, terkandung pembangunan manusianya agar menjadi ma-nusia yang berbudi luhur dan berbudaya tinggi.

Page 27:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

24

Page 28:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

Pembangunan sosial bertujuan menimbulkan per-ubahan-perubahan yang meningkatkan mutu kehidupan. Hal ini ada hubungan serta pertaliannya dengan penyebaran yang lebih merata dari pendapatan dan kekayaan serta kesempatan-kesempatan dalam turut menikmati hasil pembangunan, sebagai wujud nyata daripada terlaksanaan azas keadilan sosial.

Aspek-aspek keadilan menampakkan diri serta harus ditang- gapi dalam pembangunan daerah yang ketinggalan perkem- bangannya dan dalam pembangunan daerah pedesaan. Demi- kian pula dalam usaha memelihara keseimbangan antara kota dan desa. Kecuali itu juga rasa perlindungan hukum serta be- kerjanya proses peradilan yang baik. Hal-hal lain di mana aspek keadilan sosial ini terasa adalah penyediaan kesempatan yang sama kepada rakyat kecil untuk memperoleh pendidikan, pera- watan kesehatan, perumahan, kesempatan berusaha dan kese- wajaran dalam memikul beban pembangunan.

Dengan memberi perhatian kepada azas keadilan sosial ini maka akan lebih terjamin dan terpelihara serta tergalangnya rasa solidaritas nasional.

Pelaksanaan pembangunan nasional harus berjalan bersama- sama dengan pembinaan dan pemeliharaan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis - baik di bidang politik maupun di bidang sosial ekonomi dan lain-lain - karena kegoncangan- kegoncangan dalam masyarakat dan kegoncangan-kegoncangan ekonomi akan menghambat pembangunan. Dengan demikian ter- jalin hubungan yang sangat erat antara pembangunan dan sta- bilitas nasional.

Stabilitas nasional memperlancar pembangunan nasional dan pembangunan nasional memperkuat stabilitas nasional.

Untuk dapat memina stabilitas nasional, khususnya di bidang politik diperlukan faktor pemersatu. Dasar utama untuk ter- wujudnya persatuan dan kesatuan dalam masyarakat adalah adanya kebulatan keyakinan mengenai nilai-nilai bersama yang dianggap luhur dan persamaan tujuan di masa depan.

Page 29:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

25

Bagi bangsa Indonesia, Pancasila sebagai pandangan hidup yang mencerminkan nilai-nilai yang dianggap luhur memegang peranan yang utama sebagai faktor pemersatu. Kesatuan dan persatuan dalam masyarakat akan semakin kokoh, apabila keluhuran nilai-nilai Pancasila dapat lebih terasa dan dapat diwujudkan dalam segala segi kehidupan nyata, sehingga Pan- casila benar-benar mempunyai arti bagi kehidupan masyarakat. Untuk itu, maka usaha meresapkan dan mengamalkan nilai luhur dari Pancasila itu di dalam masyarakat perlu terus di- usahakan.

Persatuan dan kesatuan dalam masyarakat akan bertambah kuat, apabila tata cara yaaag menjamin perlindungan terhadap kepentingannya, - yang membuat mereka ikut merasa ber- tanggung jawab terhadap nasibnya sendiri, yang membuat mereka merasa aman lahir maupun batinnya - dapat berjalan dan dilaksanakan dengan baik. Tata cara ini telah kita miliki, ialah yang ditetapkan dalam Undang-undang Dasar 1945 yang berisikan sendi-sendi azas-azas demokrasi, sistem konstitusionil dan tegaknya hukum. Oleh karena itu adalah mutlak bagi kita semua untuk mengusahakan pelaksanaan azas-azas dan sendi- sendi Undang-undang Dasar 1945 itu dalam praktek kenegara- an dan pergaulan dalam masyarakat.

Persamaan tujuan masa depan bangsa - ialah masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila - harus dipupuk makin kuat. Untuk itulah kita melaksanakan pembangunan melalui pembangunan di berbagai bidang, khususnya bidang ekonomi yang bebannya dipikul bersama-sama secara adil oleh seluruh rakyat dan hasil-hasilnya nanti juga dinikmati secara adi1 oleh seluruh rakyat. Makin cepat dan makin merata hasil- hasil pembangunan dirasakan oleh rakyat, makin kuat rasa persatuan dari seluruh lapisan masyarakat dan makin kokoh pula stabilitas nasional, khususnya di bidang politik.

Menjelang pelaksanaan Repelita II, sebagai hasil penggarap-an bersama selama Repelita I dan sebelumnya, tingkat tertentu stabilitas nasional telah memadai. Namun dalam tahun-tahun

Page 30:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

26

Page 31:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

mendatang tugas yang terbentang di depan tidaklah ringan. Masalah-masalah besar yang belum dapat dipecahkan dalam Repelita I diusahakan penanganannya dalam Repelita II. Se- mentara itu perombakan dan perubahan akan berjalan terus, maka pembinaan dan pemantapan stabilitas nasional di berbagai bidang harus terus ditingkatkan. Bahkan usaha pembinaan stabilitas nasional itu merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan pembangunan itu sendiri.

Khususnya mengenai stabilitas di bidang politik, maka usaha usaha untuk memantapkannya sekaligus merupakan usaha pembangunan dibidang politik sebagai bagian dari pembangun- an bangsa. Karena itu dalam menggerakkan pembangunan bangsa dalam arti yang luas, maka pemantapan ideologi Pancasila, penumbuhan kehidupan demokrasi yang sehat, penguatan kehidupan konstitusionil dan penegakan hukum merupakan usaha-usaha yang tidak akan diabaikan. Hal ini bukan saja tidak diabaikan, melainkan harus menjadi bagian yang penting dari tujuan pembangunan itu sendiri. Dengan melaksanakan dan memperkuat azas dan sendi Undang-undang Dasar ini, maka dapatlah dibina kelangsungan pertumbuhan kehidupan bangsa dan negara kita yang dinamis dan stabil un- tuk jangka panjang. Dalam hubungan ini usaha pembinaan kesatuan bangsa akan terus ditingkatkan dan dengan demikian, sekaligus kita laksanakan pembangunan di bidang politik.

Dalam bidang politik dalam negeri dimantapkan kesadaran kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bagi setiap warga negara, sehingga dapat terjamin kelancaran usaha mencapai tujuan nasional. Dalam rangka mencapai sasaran itu termasuk di dalamnya usaha-usaha untuk menciptakan, mengkonsolidasikan dan me- manfaatkan kondisi-kondisi serta situasi untuk memungkinkan terlaksananya proses-proses pembaharuan kehidupan politik, sehingga dapat diciptakan keadaan dengan sistem politik yang benar-benar demokratis, efektif dan efisien yang dapat mem- perkuat kehidupan konstitusionil.

27

Page 32:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

Kelangsungan dan pemantapan stabilitas politik akan dapat terjamin, apabila aspirasi dan cita-cita bangsa serta cara-cara mencapai cita-cita itu dapat dilaksanakan berdasarkan kese- pakatan dan keputusan bersama dari seluruh bangsa. Bagi bangsa Indonesia cita-cita bangsa dan cara-cara untuk menca- pai cita-cita itu telah dirumuskan secara tegas dan jelas di da- lam Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Salah satu aspek pokok dalam pelaksanaan prinsip tersebut adalah apabila pelaksanaan kekuasaan negara itu dapat berlangsung sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945. Untuk ini maka terus di- usahakan dan dimantapkan pembentukan serta berfungsinya Lembaga-lembaga perlengkapan negara: MPR, Presiden, DPR, DPA, Mahkamah Agung dan BPK sesuai dengan ketentuan Undang-undang Dasar 1945. Dewasa ini Lembaga-lembaga Negara telah lengkap, sedang baik pembentukannya mau- pun pelaksanaan fungsinya telah berjalan sesuai dengan ketentuan Undang-undang Dasar. Praktek kenegaraan yang demikian harus diusahakan berlangsung terus dan diperkokoh sehingga terasa sebagai masalah yang wajar, tanpa menimbul- kan ketegangan-ketegangan yang dapat mengakibaitkan per- pecahan ataupun bencana bagi bangsa.

Dalam hubungan ini penting sekali pembinaan hubungan fungsionil antara Lembaga Tertinggi Negara dan/atau Lembaga Tinggi Negara sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945, sehingga Lembaga-lembaga Negara tersebut dapat berfungsi sebaik-baiknya demi keserasian dan kedaya-gunaan hubungan antara Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan Presiden/ Mandataris Majelis Permusyawaratan Rakyat, antara Presiden dengan Dewan Perwakilan Rakyat, dan Lembaga-lembaga Tinggi Negara lainnya. Untuk keperluan itu akan ditingkatkan sarana-sarana yang diperlukan.

Dalam pada itu diusahakan pula peningkatan partisipasi Rakyat termasuk ABRI sebagai kekuatan sosial dalam pelak- sanaan tugas-tugas nasional, dengan melaksanakan inti terpen- ting dari Demokrasi Pancasila ialah ikut sertanya Rakyat

28

Page 33:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

secara efektif melalui Majelis Permusyawaratan Rakyat dalam menentukan Garis-garis Besar Haluan Negara, pengawasan Rakyat secara efektif melalui Dewan Perwakilan Rakyat ter- hadap pelaksanaan Garis-garis Besar Haluan Negara.

Saluran-saluran yang efektif yang dapat digunakan dalam membina dan mengembangkan partisipasi Rakyat, antara lain adalah lembaga-lembaga seperti Lembaga Musyawarah Desa, Lembaga-lembaga Perwakilan Rakyat, Perguruan-perguruan Tinggi dan mass media.

Dalam hubungan ini pembinaan partisipasi Rakyat dapat di- lakukan dengan jalan antara lain penyempurnaan wadah-wadah penyalur pendapat masyarakat pedesaan, peningkatan komu- nikasi antara masyarakat dengan Lembaga-lembaga Perwa- kilan Rakyat maupun Pemerintah, meningkatkan kesadaran Rakyat agar sebanyak mungkin menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Umum yang diatur dengan Undang-undang serta pembinaan Pers yang sehat yaitu Pers yang bebas dan bertanggung-jawab yang memungkinkan Pers disatu pihak memberikan penerangan kepada masyarakat seluas mungkin dan seobyektif mungkin, dilain pihak merupakan saluran pen- dapat Rakyat yang konstruktif.

Kunci lain dalam pemantapan stabilitas politik juga terletak pada kesadaran politik seluruh masyarakat, yaitu setiap orang, setiap partai politik, setiap organisasi masyarakat, setiap orga- nisasi berdasarkan keahlian atau pekerjaan, setiap organisasi karya, malahan juga seluruh tubuh pemerintahan.

Karena itu sangat penting dikembangkan dialog nasional yang luas melalui komunikasi timbal-ba!ik yaitu yang bebas, jujur, terbuka dan bertanggung jawab. Dialog yang demikian akan melahirkan kreativitas, yang akan melahirkan gagasan- gagasan baru dan pandangan-pandangan baru yang segar, yang akan menjadi kekuatan agar pembangunan kita tetap memiliki gerak ke depan. Dialog itu perlu berkembang antara Pemerin- tah dengan masyarakat dan antara masyarakat dengan masya- rakat sendiri.

29

Page 34:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

Saluran komunikasi timbal-balik perlu dikembangkan dengan cara-cara yang lebih tepat dan dapat mencapai sasarannya. Tujuan pokoknya adalah menjelaskan kepada masyarakat mengenai masalah-masalah nasional yang kita hadapi dan ba- gaimana usaha kita untuk memecahkan masalah-masalah itu, sehingga dengan demikian akan dapat menumbuhkan tanggung jawab nasional dan disiplin nasional.

Sejajar dengan itu kreativitas masyarakat melalui dialog dan diskusi perlu dikembangkan. Untuk itu, berbagai kebebasan dan kesempatan yang dewasa ini telah ada akan terus dikem- bangkan dan diberi isi yang lebih terarah untuk kepentingan pembangunan. Langkah-langkah akan diadakan untuk meng- giatkan dan meningkatkan peranan Perguruan-peguruan Ting- gi dan lembaga-lembaga penelitian dalam partisipasinya pada kegiatan pembangunan, antara lain dengan cara penggunaan kebebasan mimbar dalam bentuk-bentuk yang kreatif, konstruk- tif dan bertanggung-jawab, sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat.

Sejalan dengan kegiatan tersebut diusahakan integrasi dan konsolidasi kegiatan-kegiatan mahasiswa, pemuda dan cende- kiawan sesuai dengan profesinya yang efektif di mana mereka dapat menyumbangkan prestasi-prestasi serta partisipasi yang positif. Dengan langkah-langkah itu, maka peranan Perguruan Tinggi akan lebih dinamis dan kreatif dalam ikut menggerak- kan proses pembangunan.

Usaha penting lainnya dalam membina stabilitas politik ialah memantapkan konsolidasi partai-partai politik sebagai hasil fusi yang telah berlangsung beberapa waktu yang lalu. Demi- kian juga konsolidasi dan pembinaan yang terus menerus dari Golongan Karya. Dengan adanya dua partai politik dan Golong- an Karya yang dapat bekerjasama secara kreatif dan saling isi mengisi serta ABRI sebagaii unsur pemantap dan penggerak, maka Demokrasi Pancasila akan benar-benar dapat dijalankan dan dapat menjadi sarana yang efektif dalam melaksanakan pembangunan nasional.

30

Page 35:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

Dalam rangka memantapkan konsolidasi kehidupan kepar- taian dan kekaryaan agar benar-benar dapat berfungsi efektif maka perkembangan seterusnya perlu ditunjang dan dilandasi oleh Undang-undang tentang Partai Politik dan Golongan Karya. Untuk itu maka adanya Undang-undang yang bersang- kutan perlu selekasnya diusahakan.

Salah satu usaha pelaksanaan azas demokrasi yang juga merupakan tugas nasional ialah pelaksanaan Pemilihan Umum yang akan datang. Dengan adanya pengelompokan-pengelom- pokan kekuatan politik dan sosial dalam dua Partai Politik dan Golongan Karya, maka dalam Pemilihan Umum yang akan datang akan ada tiga "tanda gambar" yang terjun ke dalamnya. Agar Pemilihan Umum yang akan datang dapat berjalan secara tertib, demokratis dan lancar, maka perlu terus diusahakan langkah-langkah yang dapat menumbuhkan kehidupan politik yang sehat dan kesadaran politik rakyat yang tinggi, termasuk kemungkinan penyusunan Undang- undang Pemilihan Umum yang baru, yang lebih sesuai dengan perkembangan keadaan.

Untuk mengikutsertakan rakyat secara maksimal dalam pembangunan, seluruh rakyat, terutama yang berada di desa harus diajak untuk memusatkan perhatiannya kepada pelaksanaan pembangunan dan masalah-masalah konkret yang langsung menyangkut pembangunan.

Dalam rangka ini akan ditumbuhkan dan dikembangkan wadah-wadah penyalur pendapat masyarakat pedesaan, yang harus merupakan saluran komunikasi timbal-balik yang benar- benar hidup, sehingga rakyat desa dapat merasakan bahwa pembangunan desanya adalah keputusan dan tanggung jawab mereka sendiri. Lembaga-lembaga masyarakat Desa juga akan dapat merupakan salah satu wadah saluran efektif yang dapat digunakan dalam membina dan mengembangkan parti- sipasi masyarakat. Dengan usaha ini, maka demokrasi benar- benar akan mempunyai akar-akar yang langsung tumbuh dari lapisan terbesar masyarakat. Dalam hubungan ini organisasi

Page 36:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

31Unit Desa yang dewasa ini telah mulai berkembang sebagai organisasi pengembangan ekonomi desa dapat diarahkan untuk mendorong pertumbuhan pemerintahan desa yang efektif dan demokratis.

Konsolidasi organisasi masyarakat berdasarkan kekaryaan atau profesinya seperti: Pegawai Negeri (KORPRI), Buruh (Federasi Buruh Seluruh Indonesia), Tani (Himpunan Keru- kunan Tani Indonesia), Pemuda (Komite Nasional Pemu- da Indonesia), Guru (Persatuan Guru Republik Indonesia) juga perlu ditingkatkan, agar supaya organisasi ini dapat menjadi alat yang sederhana tetapi efektif dalam ikut serta dalam pembangunan.

Dalam usaha memantapkan stabi1itas politik serta kesatuan bangsa akan diusahakan pembinaan pelaksanaan Otonomi Dae- rah yang nyata dan bertanggung jawab bersama-sama dengan pelaksanaan dekonsentrasi serta yang dapat menjamin perkem- bangan dan pembangunan Daerah. Di samping itu, sebelum adanya Undang-undang yang mengatur perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, maka subsidi kepada Daerah - Propinsi, Kabuparten dan Desa - akan ditingkatkan sesuai dengan kemampuan keuangan negara, dengan maksud agar pelaksanaan pembangunan itu makin terasa adil dan me- rata.

Sejalan dengan usaha-usaha peningkatan stabilisasi politik seperti yang digambarkan di atas, maka dalam rangka pembi- naan stabilitas nasional, pemeliharaan dan peningkatan stabili- tas keamanan dan ketertiban akan terus dilanjutkan.

Usaha-usaha untuk memelihara dan meningkatkan stabilitas keamanan dan ketertiban menjangkau segi-segi yang sangat luas justru untuk menjamin berhasilnya pembangunan dan kemantapan stabilitas nasional. Adalah jelas bahwa pengga- rapan masalah-masalah keamanan dan ketertiban ini, tidak boleh bertentangan dengan azas dan sendi Undang-undang Dasar 1945 yang dijunjung tinggi ialah konstitusi, demokrasi dan hukum.

Page 37:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

32Tujuan pemeliharaan keamanan dan ketertiban adalah untuk

menanamkan perasaan tenteram lahir dan batin, di hati masya- rakat yang membangun, sebagai pelaksanaan sebagian tugas Pemerintah yang disebutkan dalam Pembukaan Undang-un- dang Dasar. Dengan terpeliharanya dan terjaminnya keamanan dan ketertiban, maka akan terjamin pulalah keutuhan kedaulat- an bangsa dan negara; dan sejalan dengan itu terhindarnya masyarakat dari kerusakan-kerusakan terhadap nilai-nilail hidup yang dianggap luhur. Karena itu, terwujudnya keamanan dan ketertiban bukan hanya terbatas pada tidak adanya lagi gang- guan kekuatan bersenjata yang mengancam kedaulatan bangsa dan keamanan nasional, melainkan juga harus dapat menghin- darkan bangsa dan rakyat Indonesia dari bahaya lain yang mempunyai akibat yang sama bagi keruntuhannya; antara lain kerusakan yang ditimbulkan oleh masuknya ideologi lain yang mengancam Pancacila, berbagai bentuk subversi, rusak- nya mental dan akhlak bangsa karena penyelinapan kebudaya- an asing yang tidak sejalan dengan Pancasila.

Pemeliharaan keamanan dan ketertiban yang demikian itu tidak akan dapat diatasi hanya dengan tindakan-tindakan pre- ventif dan represif dari alat-alat keamanan negara saja, tetapi masyarakat sendiri perlu melindung dirinya dari kerusakan- kerusakan nilai-nilai dan tujuan hidup yang dianggap luhur.

Karena itu, maka usaha menanamkan kesadaran masyarakat mengenai tanggung jawab keamanan dan ketertiban bersama merupakan usaha yang sangat penting. Tetapi prasyarat un- tuk itu adalah kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan alat-alat keamanan dan ketertiban dalam menjalankan tugas dan wewenangnya. Untuk itu bukan hanya landasan hukum yang diperlukan, akan tetapi lebih-lebih harus dirasakan oleh masyarakat adanya sarana-sarana hukum dan alat-alat pene-gak hukum yang dapat berfungsi sebagai pengayomannya. Da- lam hubungan ini akan diteruskan dan ditingkatkan langkah- langkah yang telah dilakukan dalam Repelita I, seperti usaha untuk menyempurnakan peraturan-peraturan hukum, pening- katan mental dan kemampuan alat-alat penegak hukum dan

Page 38:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

410475 (3) 33

Page 39:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

sebagainya. Langkah-langkah itu merupakan bagian yang pen- ting untuk mengembalikan dan meningkatkan kewibawaan alat-alat penegak hukum sebagai pelindung masyarakat, se- hingga hukum dan keadilan, benar-benar dapat terlaksana di- mana yang tidak bersalah mendapat perlindungan yang adil dan yang bersalah mendapat perlakuan yang adil pula.

Dalam pada itu kewaspadaan terhadap bahaya sisa-sisa G-30-S/PKI tidak boleh mengendor. Untuk mengatasi bahaya sisa-sisa G-30-S/PKI ini perlu dilakukan langkah-langkah beri- kut: (a) Meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya laten G-30-S/PKI melalui organisasi Kecamatan/Desa/ RW/RT, di mana masyarakat ikut aktif berpartisipasi dalam pengawasan di tempat masing-masing. (b) Meningkatkan ke- tahanan masyarakat baik di bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial maupun budaya, sehingga mampu menanggulangi dan tidak mempan terhadap usaha-usaha penyusupan G-30-S/PKI; (c) Mengusahakan penyelesaian tahanan G-30-S/PHI berdasar- kan kebijaksanaan yang ada dalam waktu yang wajar; (d) Me- ningkatkan pelaksanaan pembersihan G-30-S/PKI dalam ling- kungan aparatur negara sesuai dengan kebijaksanaan yang di- gariskan, yang harus dilakukan secara kontinu dan sistematis.

Pemeliharaan dan peningkatan stabilitas nasional, khususnya stabilitas politik tidak dapat dipisahkan dan sangat erat hu- bungannya dengan pelaksanaan politik luar negeri.

Undang undang Dasar mengamanatkan kepada kita untuk ikut bertanggung jawab menciptakan perdamaian dunia yang berperikemanusiaan dan adil. Demikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk kepen- tingan nasional, maka perlu ditingkatkan peranan Indonesia dalam membantu bangsa-bangsa yang sedang memperjuang- kan kemerdekaanya dan mengembangkan kerjasama untuk maksud-maksud damai dengan semua negara, sedangkan pelak- sanaannya tidak boleh mengganggu kepentingan nasional, khu- susnya pembangunan ekonomi.

34

Page 40:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

Dengan landasan pedoman seperti yang diuraikan di atas, maka peranan Indonesia dalam membantu usaha-usaha inter- nasional untuk perdamaian, akan terus di lanjutkan. Salah satu di antara usaha-usaha yang perlu dikembangkan antara lain adalah pengembangan dan memperkokoh Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN), yang telah merupa- kan kenyataan dan berkembang semakin kuat. Lahir dan tum- buhnya Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara pertama-tama adalah didorong oleh kesadaran bahwa kemauan baik dan kesejahteraan bersama merupakan kebutuhan yang mutlak. Perbedaan-perbedaan kepentingan yang ada, perbedaan-perbe- daan yang timbul di antara sesama anggotanya dapat disele- saikan secara baik berkat semangat yang demikian itu. Mela- lui wadah perhimpunan itu telah dapat dibina bersama rasa saling percaya mempercayai. Dalam jangka panjang harus da- pat diusahakan adanya kemampuan bersama di antara bangsa- bangsa Asia Tenggara untuk mengurus dan menentukan masa depannya sendiri dan tidak membiarkan masa depan itu di tentukan atau dicampuri oleh kepentingan lain dari luar, se- hingga dengan demikian Asia Tenggara akan dapat mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyatnya, serta memi- liki ketahanan regional, yang pada gilirannya dapat memberi sumbangan yang liebih besar terhadap perdamaian Asia dan perdamaian dunia pada umumnya.

Dalam jangkauan wilayah yang lebih luas, ialah wilayah Asia Pasifik, maka kita perlu pula menanggapi dan memper- siapkan diri untuk mengadakan kerjasama yang lebih teratur dan meningkatkan dengan negara-negara di Sub-sub regional di Asia dan Pasifik ini, satu dan lain hal dalam rangka mencip- takan stabilitas regional, serta untuk meningkatkan kerjasama yang saling menguntungkan, khususnya di bidang ekonomi dan pembangunan.

Sesuai dengan prioritas nasional, maka kita akan lanjutan usaha pemeliharaan iklim internasional yang menunjang usa- ha-usaha pembangunan nasional. Untuk itu akan diusahakan pemanfaatan yang maksimal daripada segenap fasil itas yang

Page 41:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

35

Page 42:  · Web viewDemikian pula Garis-garis Besar Haluan Negara menentukan bahwa dalam pelaksanaan politik luar negeri yang bebas dan aktif serta diabdikan untuk 34 Dengan landasan pedoman

tersedia di luar negeri, tanpa mengakibatkan ketergantungan kita pada sesuatu pihak. Berpegangan pada patokan ini akan diusahakan pula pengamanan arus perdagangan arus modal dan teknologi.

Setiap perkembangan yang terjadi dalam dunia internasional, baik yang menyangkut bidang politik maupun bidang sosial ekonomi dan lain-lain, dapat mempengaruhi perkembangan di tanah air kita. Oleh karena itu kita perlu selalu membina ke- mampuan kita untuk dapat menghadapi segala perkembangan internasional, sehingga kepentingan nasional kita sebagai ne- gara yang sedang membangun akan senantiasa dapat kita amankan. Dalam hubungan ini, perkembangan politik interna- sional, seperti pergeseran dari bipolarisasi menjadi multipola- risasi kekuatan-kekuatan internasional, pendekatan antara kekuatan-kekuatan besar di dunia, munculnya Jepang sebagai kekuatan ekonomi raksasa, peningkatan kerjasama regional Asia Tenggara perlu mendapat perhatian kita secara menda- lam dalam rangka implikasi-implikasinya terhadap pembinaan politik luar negeri maupun kegiatan pembangunan di dalam negeri. Di samping itu kesulitan-kesulitan dalam mewujudkan kembali suatu sistem moneter internasional yang mantap serta kelangkaan-kelangkaan yang terasa di dunia dalam bahan-ba- han energi, bahan makanan dan berbagai bahan mentah lain- nya, menegaskan pentingnya kewaspadaan terus-menerus jangan sampai ketidakstabilan internasional tersebut merugi- kan kemantapan pelaksanaan pembangunan nasional.

36