penerangan, pers dan komunikasi … · web viewpembangunan penerangan dan komunikasi sosial dalam...

35

Click here to load reader

Upload: phamtruc

Post on 09-May-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewPembangunan penerangan dan komunikasi sosial dalam Repelita V, seperti yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN),

PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL

Page 2: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewPembangunan penerangan dan komunikasi sosial dalam Repelita V, seperti yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN),
Page 3: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewPembangunan penerangan dan komunikasi sosial dalam Repelita V, seperti yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN),
Page 4: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewPembangunan penerangan dan komunikasi sosial dalam Repelita V, seperti yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN),

BAB XXI

PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL

A. PENDAHULUAN

Pembangunan penerangan dan komunikasi sosial dalam Repelita V, seperti yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN), mempunyai peranan penting dalam upaya mewujudkan iklim yang dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya peranan, partisipasi dan tanggung jawab masyarakat dalam pembangunan. Selanjutnya digariskan pula, bahwa penerangan sebagai sarana pembangunan bangsa harus dapat membudayakan Pancasila dan UUD 1945 dalam semua segi kehidupan masyarakat. Selain itu pembangunan penerangan dan komunikasi sosial juga dimaksudkan untuk mengembangkan pers yang sehat, bebas dan bertanggung jawab, serta me-ningkatkan dan memperluas kegiatan penerangan di seluruh pelosok tanah air melalui media penerangan, seperti pers, radio, televisi dan film.

Sejalan dengan arah dan tujuan tersebut, maka kebijaksanaan pembangunan dalam bidang penerangan dan komunikasi sosial yang ditempuh dalam Repelita V merupakan lanjutan dari Repelita-repelita sebe-lumnya dan diarahkan untuk : (1) memperluas penyebaran informasi, serta pesan-pesan pembangunan dan hasil-hasilnya kepada masyarakat, (2) mendorong terwujudnya kebudayaan nasional yang berdasarkan Pancasila,

XXI/3

Page 5: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewPembangunan penerangan dan komunikasi sosial dalam Repelita V, seperti yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN),

(3) mendorong tumbuh dan berkembangnya tanggung jawab, peran dan partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan, (4) mendukung terlaksananya proses pembangunan dari bawah, (5) meningkatkan kemajuan dan kecerdasan bangsa, (6) menciptakan dan mempertahankan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis, dan (7) meningkatkan kesetiakawanan sosial.

Untuk mendukung kebijaksanaan sebagaimana diuraikan di atas, maka sejak Repelita I sampai dengan tahun keempat Repelita V telah dilaksanakan berbagai kegiatan pembangunan sektor penerangan dan komunikasi sosial melalui Program Pengembangan Operasi Penerangan, Program Pengembangan Sarana Radio, Televisi dan Film, Program Pembinaan dan Pengembangan Pers, dan program-program pendukung lainnya.

Sejak Repelita I sampai dengan tahun keempat Repelita V telah berhasil ditingkatkan penyebaran informasi pembangunan ke seluruh wilayah tanah air, peran serta dan tanggung jawab masyarakat dalam pem-bangunan, serta kemantapan masyarakat yang berkebudayaan nasional berlandaskan Pancasila. Semua keberhasilan itu antara lain berkat tersedianya sarana dan prasarana pendukung seperti pemancar dan studio radio dan televisi yang semakin bertambah baik jumlah maupun kualitas siarannya, semakin luas daya jangkaunya dan semakin beraneka-ragam siarannya. Demikian pula peranan pers dalam menyampaikan dan menyebarkan informasi semakin memenuhi harapan masyarakat berkat adanya kerja sama yang saling menunjang antara pers, masyarakat dan pemerintah.

Hasil yang dicapai dalam pembangunan penerangan dan komunikasi sosial seperti diuraikan dimuka tidak terlepas kaitannya dengan hasil-hasil pembangunan diberbagai bidang lainnya. Misalnya, pembangunan di bidang perhubungan, telekomunikasi, serta ilmu pengetahuan dan teknologi, mendorong kemajuan di bidang kecanggihan dan kecepatan penerimaan dan penyampaian informasi baik melalui media cetak maupun media elektronik. Demikian juga kemajuan di bidang pendidikan yang diikuti dengan makin meningkatnya pendapatan masyarakat, mendorong permintaan pasar akan informasi mengenai berbagai hal kehidupan yang cepat, mutakhir dan bermutu. Sementara itu pertumbuhan ekonomi yang relatif pesat selama ini, memerlukan adanya media komunikasi yang dapat menyampaikan informasi

XXI/4

Page 6: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewPembangunan penerangan dan komunikasi sosial dalam Repelita V, seperti yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN),

tentang produk-produk industri sebagai komoditi perdagangan dengan cepat dan meluas balk di dalam maupun luar negeri. Selanjutnya, adanya iklim keterbukaan dalam membahas masalah-masalah politik dan sosial atau masalah pembangunan lainnya dikalangan masyarakat, memberikan peluang yang lebih luas bagi kalangan pers mengembangkan dirinya sebagai pers yang bebas dan bertanggung jawab.

Dengan demikian, dampak pembangunan penerangan, pers dan komunikasi sosial yang dilaksanakan sejak Repelita I sampai tahun keempat Repelita V sangat luas. Di bidang politik, sosial dan budaya terlihat peranannya dalam mendorong makin kuatnya kesadaran politik bangsa dan makin kokohnya persatuan dan kesatuan bangsa. Di bidang ekonomi pembangunan penerangan, pers dan komunikasi sosial antara lain mendorong kelancaran produksi, pemasaran dan pengembangan sumber daya manusia. Dampak tersebut selanjutnya akan lebih memacu peningkatan laju pembangunan.

B. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Program Pengembangan Operasi Penerangan

Program ini bertujuan untuk mendorong berkembangnya peranan, partisipasi dan tanggung jawab masyarakat dalam pembangunan; menggelorakan semangat pengabdian; memperkokoh persatuan dan kesatuan; mempertebal rasa tanggung jawab dan disiplin nasional; serta membudayakan Pancasila dan UUD 1945. Di samping itu, program ini juga bertujuan untuk menyampaikan kepada masyarakat informasi mengenai pembangunan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah. Dalam upaya menyampaikan informasi tersebut ditempuh langkah-langkah operasional penerangan secara bertahap dan berkelanjutan.

Kegiatan-kegiatan operasional penerangan yang dilaksanakan dalam Repelita I sampai dengan Repelita IV sangat ditunjang oleh pembangunan 277 buah Pusat Penerangan Masyarakat (PUSPENMAS) yang tersebar di semua propinsi. Dengan adanya PUSPENMAS kegiatan-kegiatan ope-rasional penerangan dapat dilaksanakan antara lain dalam bentuk pertunjukan-pertunjukan tradisional, pemutaran film dan penyelenggaraan forum komunikasi antar tokoh masyarakat. Melalui kegiatan-kegiatan di

XXI/5

Page 7: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewPembangunan penerangan dan komunikasi sosial dalam Repelita V, seperti yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN),

PUSPENMAS selama ini telah berhasil ditumbuh kembangkan komunikasi sosial-politik secara timbal batik antara masyarakat dan pemerintah dan antara berbagai kelompok dalam masyarakat.

Selama lima tahun terakhir (1988/89 - 1992/93) dilanjutkan berbagai kegiatan operasional penerangan, antara lain dalam bentuk pameran pembangunan di tingkat propinsi, pameran Hari Kesaktian Pancasila di tingkat kabupaten, dan sarasehan kelompok pendengar, pembaca dan pirsawan mengenai berbagai kegiatan pembangunan, yang di kalangan masyarakat dikenal dengan sebutan Kelompencapir, di tingkat kecamatan dan Safari Ramadhan. Demikian juga berbagai kegiatan di PUSPENMAS tetap dilanjutkan penyelenggaraannya seperti pertunjukan tradisional, pemutaran film, pameran keliling, dan forum komunikasi antara tokoh-tokoh masyarakat. Untuk mendukung kelancaran kegiatan tersebut dalam periode ini telah direhabilitasi 76 buah PUSPENMAS. Di samping kegiatan-kegiatan tersebut di atas, dikembangkan juga kegiatan baru seperti Pekan Penerangan Pedesaan.

Pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang disebutkan di atas selama lima tahun sejak tahun 1988/89 didukung dengan pengoperasian mobil unit pene-rangan, penyebaran televisi umum terutama bagi daerah-daerah terpencil, dan penyebaran jutaan bahan-bahan penerangan dalam bentuk cetak.

Salah satu dampak dari peningkatan operasional penerangan sejak Repelita I sampai dengan tahun keempat Repelita V adalah makin memasyarakatnya misi pembangunan dan peningkatan stabilitas politik dan ekonomi yang dinamis. Kegiatan ini antara lain telah berperan dalam mensukseskan penyelenggaraan 5 kali pemilu, sekali setiap 5 tahun sejak permulaan Orde Baru, berturut-turut dari yang pertama tahun 1971 sampai dengan yang kelima tahun 1992. Keberhasilan pemilu-pemilu selama ini antara lain disebabkan oleh kesadaran rakyat akan banyaknya keberhasilan dalam pembangunan nasional dan makin kuatnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa di seluruh Tanah Air.

Kegiatan penerangan di luar negeri juga terus ditingkatkan. Sejak Repelita III telah diterbitkan publikasi-publikasi tentang Indonesia, seperti Indonesia Today, Hand Book of Indonesia, Indonesia News Letter dan Gema Tanah Air Indonesia. Dengan penerbitan-penerbitan tersebut informasi tentang pembangunan Indonesia di luar negeri makin meluas.

XXI/6

Page 8: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewPembangunan penerangan dan komunikasi sosial dalam Repelita V, seperti yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN),

Dampaknya antara lain terasa pada meningkatnya arus wisatawan ke Indonesia.

2. Program Pengembangan Sarana Radio, Televisi dan Film

Program Pengembangan Sarana Radio, Televisi dan Film bertujuan untuk mendukung berhasilnya operasi penerangan melalui peningkatan dan perluasan jangkauan siaran radio dan televisi, dan peningkatan produksi film. Untuk itu secara bertahap telah dilakukan peningkatan penyediaan sarana dan prasarana radio dan televisi, peningkatan jumlah dan mutu produksi film, serta peningkatan penyebaran dan pemasarannya.

a. Pengembangan Siaran Radio

Pada awal Repelita I terdapat sebanyak 46 buah stasiun penyiaran RRI dengan 107 buah pemancar yang seluruhnya berkekuatan sebesar 810 Kw dan dapat menghasilkan jumlah jam siaran pada setiap stasiunnya rata-rata kurang lebih 8 jam per hari. Dengan demikian pada waktu itu seba-gian besar wilayah belum dapat terjangkau dan sebagian besar penduduk belum dapat menikmati siaran radio. Dalam Repelita II stasiun penyiaran bertambah dengan 3 buah, sehingga seluruhnya menjadi 49 buah. Sementara itu, pemancar radio pada akhir Repelita IV bertambah dengan 219 buah se-hingga seluruhnya menjadi 326 buah dengan kekuatan pemancar seluruhnya sebesar sekitar 3.300 Kw. Dengan perkembangan demikian, maka sampai dengan Repelita IV jangkauan radio sangat meningkat, dan jumlah jam siarannya menjadi rata-rata 18,6 jam per hari untuk setiap stasiun penyiaran.

Selama lima tahun terakhir (1988/89 - 1992/93) jumlah stasiun penyiaran tidak mengalami perubahan, tetap 49 buah. Dengan 49 buah stasiun penyiaran tersebut berarti bahwa seluruh ibu kota propinsi, bahkan beberapa kota kabupaten telah memperoleh stasiun penyiaran radio. Kegiatan-kegiatan dalam pengembangan siaran radio lebih ditekankan pada upaya peningkatan mutu dan perluasan jangkauan siaran ke daerah-daerah, termasuk daerah-daerah terpencil, melalui penambahan jumlah dan jenis pemancar serta rehabilitasi peralatan studio. Selama lima tahun terakhir jum-lah pemancar bertambah dengan 72 buah sehingga seluruh jumlah pemancar pada tahun keempat Repelita V menjadi 398 buah. Selain itu, hampir semua

XXI/7

Page 9: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewPembangunan penerangan dan komunikasi sosial dalam Repelita V, seperti yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN),

stasiun penyiaran RRI telah dilengkapi dengan mobil unit siaran luar (Tabel XXI-1). Demikianlah maka kekuatan pemancar RRI sejak akhir Repelita IV meningkat dari 3.299 Kw menjadi 3.517 Kw pada tahun keempat Repe-lita V.

Dengan penambahan jumlah dan jenis pemancar baru dan rehabilitasi beberapa peralatan studio yang dilaksanakan sejak Repelita I, maka jam siar -an rata-rata per hari untuk setiap stasiun penyiaran meningkat dari rata-rata 8 jam pada awal Repelita I menjadi 20,6 pada tahun keempat Repelita V, dengan jangkauan siaran meningkat dari 25% menjadi sekitar 70% dari seluruh penduduk Indonesia. Keberhasilan penambahan jam dan jangkauan siaran ini telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, antara lain dengan makin cepatnya komunikasi dan penyebaran informasi tentang jalannya pembangunan dan hasil-hasilnya. Penyebaran informasi tersebut antara lain terlaksana melalui kelompok-kelompok pendengar, yang pada tahun keempat Repelita V berjumlah 89.000 kelompok atau bertambah dengan 17.000 kelompok dari keadaan akhir Repelita IV. Dalam Repelita I jumlah kelompok pendengar baru sebanyak 127 kelompok. Sementara itu, radio siaran non RRI terus ditingkatkan peran sertanya dalam menyebarluaskan informasi kepada masyarakat, antara lain melalui wajib-siar warta berita RRI. Jaringan radio siaran non RRI yang tercatat sampai dengan tahun keempat Repelita V meliputi 785 stasiun, atau bertambah 162 stasiun dibanding akhir Repelita IV.

Dalam pada itu jam siaran RRI yang ditujukan ke luar negeri dalam berbagai bahasa yang pada akhir Repelita III mampu mengumandang 9 jam per hari dan pada akhir Repelita IV 10 jam per hari, pada tahun 1992 telah ditingkatkan sehingga mampu mengumandang 12,5 jam per hari. Pada tahun 1992/93 dalam rangka komunikasi internasional, tukar-menukar paket siaran se-ASEAN tetap dilanjutkan dan kerja sama dengan Asia-Pasific Broadcasting Union (ABU) dan organisasi internasional lainnya tetap diselenggarakan. Tukar-menukar paket siaran se-ASEAN telah dilaksanakan sejak tahun 1978 dan kerja sama dengan ABU sejak tahun 1983.

Agar tetap mampu menyelenggarakan kegiatan-kegiatan seperti diuraikan dimuka, maka menjelang akhir Repelita V, berbagai fasilitas per-alatan studio di hampir seluruh Stasiun Penyiaran yang ada diperbaiki dan dilengkapi. Jumlah pemancar dan kekuatan pemancar telah meningkat menjadi sekitar 4 kali dan jumlah jam siaran per hari juga telah meningkat

XXI/8

Page 10: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewPembangunan penerangan dan komunikasi sosial dalam Repelita V, seperti yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN),

TABEL XXI – 1

JUMLAH STASIUN PENYIARAN RRI, PEMANCAR, KEKUATAN PEMANCAR,DAN JUMLAH JAM SIARAN RATA-RATA PER HARI DARI SELURUH

STASIUN PENYIARAN RRI,1969/70 – 1992/93 1)

1) Angka kumulatif sejak tahun 1969/70, kecuali angka Jumlah Siaran Rata-rata per hari adalah angka tahunan.2) Angka sementara sampai dengan Desember 1992.3) Jumlah jam siaran sejak tahun 1987/88 termasuk Program I dan Program II stasiun RRI Jakarta serta program Kota stasiun RRI daerah.

XXI/9

Page 11: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewPembangunan penerangan dan komunikasi sosial dalam Repelita V, seperti yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN),

menjadi 4 kali dibanding awal Repelita I. Dampak dari peningkatan fasilitas sarana, kekuatan pemancar dan jangkauan serta mutu siaran radio antara lain memperlancar pelaksanaan kegiatan operasional penerangan yang makin meluas di seluruh tanah air. Selain itu berbagai informasi tentang pembangunan Indonesia dan perkembangan dunia juga makin luas diketahui oleh rakyat.

b. Pengembangan Siaran Televisi

Pada awal Repelita I terdapat 2 buah stasiun penyiaran TVRI dengan 7 buah pemancar yang seluruhnya berkekuatan sekitar 48 Kw dan jumlah jam siaran setiap stasiunnya rata-rata 4 jam per hari. Pada waktu itu jangkauan siarannya mencapai wilayah seluas 18.200 Km2 dan jumlah penduduk sebanyak sekitar 22 juta orang (Tabel XXI-2). Dalam Repelita-repelita berikutnya pembangunan sarana dan prasarana televisi terus meningkat antara lain karena dorongan untuk mempercepat laju pembangunan dan juga adanya kemajuan ilmu dan teknologi telekomunikasi di antaranya dengan pemanfaatan sarana komunikasi satelit. Sejak Repelita II siaran TVRI memanfaatkan fasilitas Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD), sehingga siaran TVRI dapat diterima di semua ibu kota propinsi dan di sejumlah kota kabupaten. Pada akhir Repelita IV stasiun penyiaran TVRI bertambah dengan 7 buah sedangkan pemancarnya dengan 239 buah, sehingga jumlah stasiun penyiaran dan pemancarnya seluruhnya masing-masing menjadi 9 buah dan 246 buah dengan jumlah jam siaran setiap stasiunnya rata-rata 11,2 jam per hari. Demikian pula daerah jangkau-an siarannya meningkat sehingga mampu mencapai wilayah sekitar 650 ribu Km2 dan menjangkau sekitar 140 juta orang penduduk. Selain itu khusus untuk daerah-daerah yang belum memiliki stasiun penyiaran, disediakan 10 buah Unit Produksi Keliling.

Selama lima tahun terakhir (1988/89 - 1992/93) kegiatan pelaksanaan pengembangan siaran televisi lebih ditekankan pada upaya rehabilitasi pemancar yang ada dan penambahan penempatan sejumlah pemancar berke-kuatan kecil untuk daerah-daerah terpencil. Di samping itu dalam periode ini diupayakan peningkatan mutu dan materi siaran agar lebih menarik bagi masyarakat. Pada tahun 1992/93 jumlah seluruh pemancar televisi tercatat sebanyak 313 buah, atau bertambah dengan 73 buah dari jumlah pada tahun 1987/88. Sementara itu, stasiun penyiarannya bertambah dengan 3 buah, yaitu 1 di Banda Aceh, 1 di Samarinda dan 1 di Ambon, sehingga

XXI/10

Page 12: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewPembangunan penerangan dan komunikasi sosial dalam Repelita V, seperti yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN),

TABEL XXI – 2

PERKEMBANGAN SARANA PENYIARAN TELEVISI DANJUMLAH JAM SIARAN RATA-RATA PER HARI TVRI PUSAT DAN DAERAH,

1968 – 1992/93 1)

1) Angka kumulatif sejak tahun 1968, kecuali angka Jumlah Jam Siaran Rata-rata TVRI Pusat dan Daerah adalah angka tahunan.2) Angka sementara sampai dengan Desember 1992.

XXI/11

Page 13: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewPembangunan penerangan dan komunikasi sosial dalam Repelita V, seperti yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN),

pada tahun tersebut jumlah stasiun penyiaran seluruhnya berjumlah 12 buah. Dengan adanya penambahan pemancar dan stasiun penyiaran tersebut kemampuan TVRI meningkat sehingga dapat menjangkau daerah yang lebih luas dan jumlah penduduk yang lebih banyak lagi (Tabel XXI-2). Demikian pula jam siaran rata-rata TVRI Pusat dan Daerah telah meningkat sehingga pada tahun keempat Repelita V menjadi rata-rata 11,5 jam siaran per hari.

Dalam tahun kelima Repelita IV mulai beroperasi stasiun TV swasta di Jakarta (RCTI). Operasi stasiun TV swasta ini pada tahun 1990 meluas ke Surabaya (SCTV) dan ke Bandung (RCTI). Perkembangan TV swasta antara lain didorong oleh adanya kemajuan ekonomi khususnya di bidang perdagangan yang memerlukan media komunikasi yang dapat mendukung pemasaran yang luas dan cepat untuk berbagai macam komoditi. Kehadiran TV swasta dalam negeri juga makin dirasakan perlunya untuk mengimbangi kehadiran siaran TV luar negeri yang makin meningkat. Hal tersebut dimungkinkan terutama karena makin berkembangnya teknologi parabola di Indonesia sejak tahun 1978 yang jumlahnya juga terus meningkat terutama dikalangan masyarakat tertentu. Keadaan tersebut juga sejalan dengan makin meningkatnya jumlah keluarga yang berpenghasilan menengah ke atas sebagai salah satu dampak pertumbuhan ekonomi. Baik dalam rangka meningkatkan mutu siarannya maupun dalam rangka mengimbangi siaran televisi swasta, TVRI terus mengusahakan penganekaragaman dalam materi siarannya dan pada tahun 1991/92 mulai mengembangkan Programa II TVRI Pusat. Di samping itu, sejak itu TVRI menerapkan sistem konperensi jarak jauh antara stasiun-stasiun penyiarannya di berbagai kota guna mengembangkan keterpaduan siaran TVRI secara nasional. Upaya penerapan sistem konperensi jarak jauh ini dapat dilakukan berkat adanya fasilitas ja- ringan microwave Sumatera-Jawa-Bali.

Dengan berbagai kemajuan tersebut di atas, maka sejak Repelita I sampai tahun keempat Repelita V, perkembangan televisi di Indonesia meningkat dengan pesat. Jumlah stasiun penyiaran meningkat menjadi 6 kali lipat dibandingkan dengan awal Repelita I; jumlah pemancar meningkat menjadi lebih dari 400 kali lipat sedangkan kekuatan dari 48 Kw pada tahun 1968 menjadi sekitar 345 Kw pada tahun 1992/93; dan jangkauan siaran mencapai hampir 7 kali lipat jumlah penduduk yang dijangkau pada awal Repelita I; dan sebagainya. Dengan demikian TVRI sebagai media komunikasi yang makin efektif telah berperan makin penting dalam upaya-upaya pembangunan demi kemajuan bangsa.

XXI/12

Page 14: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewPembangunan penerangan dan komunikasi sosial dalam Repelita V, seperti yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN),

c. Pengembangan Film

Pada awal Repelita I jumlah produksi film nasional dan impor yang beredar masing-masing tercatat sebanyak 58 buah dan 956 buah. Selanjutnya dalam Repelita I sampai Repelita IV produksi film tersebut terus meningkat. Selama lima tahun terakhir (1988/89 - 1992/93) nampak adanya peningkatan baik produksi film nasional maupun impor. Pada tahun 1992/93 jumlah produksi film nasional dan film impor masing-masing menjadi 10.342 buah dan 54.636 buah (Tabel XXI-3). Dari jumlah tersebut terlihat bahwa peranan film nasional menjadi makin penting. Apabila pada tahun 1969/70 perbandingan antara film nasional dengan film impor adalah kurang lebih 1 : 16, maka pada akhir Repelita IV (tahun 1988/89) menjadi 1 : 6, dan pada tahun 1992/93 perbandingan tersebut menjadi 1 : 5.

Keadaan ini menunjukkan akan makin majunya industri perfilman nasional meskipun harus menghadapi persaingan yang makin ketat dari film impor. Kemajuan tersebut selain mencerminkan adanya peningkatan profesionalisme awak film dan kemajuan teknologi perfilman nasional. Namun kemajuan industri perfilman juga mencerminkan adanya kemajuan perekonomian masyarakat sebagai hasil pembangunan. Penambahan produksi film nasional dan impor setiap tahunnya dalam lima tahun terakhir ini rata-rata 735 buah film nasional dan 3.351 film impor. Jumlah produksi film nasional tertinggi dihasilkan pada tahun 1991/92, yaitu 1.299 buah, terdiri dari 119 buah film komersial, 170 buah film bukan komersial dan 1.010 kaset video.

Mengingat makin meningkatnya produksi film nasional dan impor film cerita, baik yang berupa film komersial maupun yang berupa kaset video, peranan Badan Sensor Film (BSF) terus ditingkatkan guna mengurangi sebanyak-banyaknya pengaruh negatif yang mungkin diakibat-kannya. Untuk itu BSF memperoleh tambahan peralatan sensor film, guna menunjang pelaksanaan tugasnya. Selama lima tahun terakhir (1988/89 - 1992/93) BSF telah berhasil melaksanakan penyensoran terhadap 19.372 film, terdiri dari 3.415 film produksi nasional dan 15.957 film cerita impor.

Dalam rangka meningkatkan mutu film dan mencari peluang untuk menggalakkan ekspor film produksi nasional, sejak Repelita I setiap tahun Indonesia mengikuti berbagai festival film internasional, antara lain di Teheran, Colombo, Helsinki, New York, Melbourne dan Tokyo. Keikut-

XXI/13

Page 15: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewPembangunan penerangan dan komunikasi sosial dalam Repelita V, seperti yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN),

TABEL XXI – 3

JUMLAH PRODUKSI FILM CERITA NASIONAL DAN IMPORHASIL PELAKSANAAN PENYENSORAN FILM DAN KASET VIDEO

1969/70 – 1992/93 1)(buah)

1) Angka kumulatif sejak tahun 1969/702) Angka sementara sampai dengan Desember 1992.

XXI/14

Page 16: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewPembangunan penerangan dan komunikasi sosial dalam Repelita V, seperti yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN),

sertaan tersebut dilanjutkan dalam Repelita V antara lain dalam festival di Cannes, Kuala Lumpur, Singapore, Taipei dan Pameran KIAS di Amerika Serikat. Pada tahun 1992/93 Indonesia antara lain mengikutsertakan film "Potret" dan "Lagu Untuk Seruni" dalam festival film di Seoul, dan film "Cinta Dalam Sepotong Roti" dalam festival film di Berlin.

Perkembangan media elektronik dan siaran televisi swasta yang cukup pesat sejak tahun 1988/89 sampai tahun keempat Repelita V telah membawa pengaruh terhadap peningkatan jumlah film produksi nasional, khususnya jenis kaset video. Hal tersebut membawa dampak yang positip bagi perkembangan produktifitas "production house" dalam memenuhi permintaan film tersebut. Sementara itu peningkatan film impor juga telah berpengaruh terhadap upaya peningkatan mutu perfilman nasional, sehingga mempunyai daya saing yang cukup baik. Dalam pada itu Badan Sensor Film telah bekerja lebih keras lagi dalam upaya mencegah beredarnya film-film yang tidak sesuai dengan kepribadian nasional.

3 . P r o g r a m P e m bi n a a n d a n P e n g e m b a n g a n P e r s

Program Pembinaan dan Pengembangan Pers bertujuan untuk mengembangkan dan memantapkan peranan pers dalam pembangunan nasional. Melalui pelaksanaan program ini diupayakan agar pers di negara kita makin sehat, dinamis, bebas dan bertanggung jawab. Selain itu, pembinaan pers juga ditujukan untuk membina kerja sama saling menunjang antara pers, pemerintah dan masyarakat.

Pada awal Repelita I jumlah tiras surat kabar tercatat sekitar 1,05 juta eksemplar per hari. Rasio surat kabar terhadap jumlah penduduk berusia 10 tahun ke atas pada waktu itu ialah 1 : 47. Pada akhir Repelita IV jumlah tiras surat kabar meningkat menjadi sekitar 4,37 juta eksemplar per hari dengan rasio surat kabar terhadap penduduk berusia 10 tahun ke atas sebesar 1 : 30 (Tabel XXI-4). Sementara itu, dalam rangka pemerataan informasi ke pedesaan, sejak Repelita II pemerintah telah melaksanakan kegiatan Koran Masuk Desa (KMD). Pada akhir Repelita 11 jumlah tiras KMD tercatat sekitar 14.400 eksemplar per hari. Pada akhir Repelita IV jumlah tiras tersebut meningkat menjadi sekitar 78.000 eksemplar per hari. Dari peningkatan tiras KMD ini tampak bahwa penyebaran informasi dalam masyarakat pedesaan makin meningkat dan makin merata.

XXI/15

Page 17: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewPembangunan penerangan dan komunikasi sosial dalam Repelita V, seperti yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN),

TABEL XXI – 4

PERKEMBANGAN JUMLAH TIRAS (OPLAH) SURAT KABAR PER HARI DANJUMLAH TIRAS (OPLAH) MAJALAH PER TERBIT PER MINGGU

1969/70 – 1992/93 1)(buah)

1) Angka tahunan.2) Angka diperbaiki3) Angka sementara sampai dengan Desember 1992.

XXI/16

Page 18: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewPembangunan penerangan dan komunikasi sosial dalam Repelita V, seperti yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN),

Selama lima tahun terakhir (1988/89 - 1992/93), sejalan dengan perkembangan keadaan sosial-ekonomi masyarakat yang semakin membaik dan kebutuhan akan informasi yang semakin meningkat, maka jumlah tiras surat kabar meningkat dengan pesat. Jumlah tiras surat kabar per hari pada tahun keempat Repelita V telah mencapai sekitar 5,71 juta eksemplar atau meningkat 30% dari tiras pada akhir Repelita IV. Bahkan pada tahun 1990/91 tiras surat kabar mencapai 6,0 juta per hari. Adanya sedikit kemunduran tiras surat kabar pada tahun keempat Repelita V (1992/93) antara lain karena makin ketatnya persaingan di antara penerbit dan makin selektifnya konsumen di dalam memilih surat kabar. Penurunan tersebut juga diakibatkan oleh adanya ketentuan penambahan jumlah halaman dari 12 menjadi 16 halaman. Peningkatan tiras surat kabar yang berlangsung sebagaimana ditunjukkan di atas jelas mencerminkan juga makin meratanya penyebaran informasi dalam masyarakat pada umumnya.

Dalam rangka meningkatkan mutu kewartawanan dan grafika, sejak tahun 1979 secara bertahap dilaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi sejumlah wartawan dan pelatihan kerja teknologi grafika serta pengelo-laan usaha grafika bagi para pengelolanya.

Dalam rangka penyebarluasan informasi telah disebarluaskan pula buku-buku yang memuat berbagai informasi mengenai pembangunan, seperti seri Pidato Presiden, seri Undang-undang dan Peraturan Pemerintah dan penerbitan lainnya.

Salah satu dampak dari peningkatan pembinaan dan pengembangan pers sejak Repelita I sampai tahun keempat Repelita V adalah terlihatnya perkembangan pers nasional yang makin mantap yang penting artinya bagi peningkatan arus komunikasi pembangunan melalui media cetak. Perkembangan tersebut antara lain dapat dilihat dari adanya perbaikan pengelolaan dan peningkatan mutu penerbitan dan mutu berita, serta pe-ningkatan jumlah tiras yang cukup tinggi yaitu dari sekitar satu juta eksemplar per hari pada Repelita I menjadi kurang lebih 5,7 juta eksemplar per hari pada tahun 1992/93. Perkembangan di bidang media cetak ini tidak terlepas dari kemajuan pembangunan di bidang perhubungan dan telekomunikasi yang dicapai sampai tahun keempat Repelita V. Kemajuan pembangunan perhubungan terutama perhubungan darat dan udara telah berperan dalam memperluas jangkauan dan kecepatan penyampaian

XXI/17

Page 19: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewPembangunan penerangan dan komunikasi sosial dalam Repelita V, seperti yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN),

informasi media cetak. Sedang kemajuan teknologi telekomunikasi mempercepat penyampaian informasi dari hampir seluruh penjuru tanah air dan dari dunia dengan cepat dan tepat waktu. Selanjutnya kemajuan tersebut juga didukung oleh makin meningkatnya perekonomian dan pendidikan masyarakat sehingga permintaan akan informasi yang bermutu melalui penerbitan surat kabar, majalah dan sebagainya terus berkembang.

4. Program Penelitian Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial

Program Penelitian Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial ditujukan untuk membantu perumusan kebijaksanaan penerangan dan komunikasi sosial dalam rangka pengembangan sistem informasi nasional. Selama lima tahun terakhir (1988/89 - 1992/93) sasaran dan prioritas pene-litian dan pengembangan penerangan terutama diarahkan pada penelitian mengenai sistem penerangan, media penerangan, teknologi penerangan, serta pers dan pendapat umum. Penelitian yang dilaksanakan akan dapat membantu menemukan cara-cara untuk meningkatkan: (1) mutu siaran, (2) mutu teknologi perangkat keras yang dipergunakan, (3) mutu pelayanan komunikasi dan (4) besarnya pemanfaatan teknologi penerbitan, radio, tele-visi, film dan media tradisional.

Dalam Repelita-repelita sebelumnya kegiatan penelitian dan pengembangan, yang antara lain diarahkan pada penelitian dan pengembangan media penerangan di pedesaan, serta penelitian dan pengembangan teknologi penerangan melalui jaringan RRI dan TVRI, berkisar antara 16 sampai 20 kegiatan penelitian setiap tahun. Penelitian yang telah dilaksanakan selama lima tahun terakhir (1988/89 - 1992/93) rata-rata setiap tahun berkisar antara 7 sampai 15 penelitian. Di antaranya yang amat penting adalah penelitian dalam rangka pengembangan jaringan operasional penerangan dan penelitian mengenai pemanfaatan berbagai sarana komunikasi, baik yang tradisional maupun yang modern, dalam rangka peningkatan mutu dan keandalannya sebagai media komunikasi dan informasi.

Berbagai kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan sejak Repelita I sampai tahun keempat Repelita V telah dirumuskan dalam berbagai kebijaksanaan penerangan dan komunikasi sosial dan berhasil meningkatkan

XXI/18

Page 20: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewPembangunan penerangan dan komunikasi sosial dalam Repelita V, seperti yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN),

sarana dan prasarana penerangan yang dibangun. Dengan demikian berbagai informasi yang dibutuhkan dapat disampaikan dengan cepat kepada masyarakat dan dapat mendorong makin tumbuhnya rasa persatuan dan kesatuan bangsa.

5. Program Pendidikan Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial

Program ini bertujuan meningkatkan kemampuan, keterampilan dan keahlian tenaga kerja penerangan agar makin mampu meningkatkan mutu pelayanan dan pengabdian mereka pada masyarakat. Dalam program ini termasuk pula pendidikan jenjang karir pegawai.

Sejak Repelita I sampai dengan akhir Repelita IV secara keseluruhan pendidikan dan pelatihan jenjang karir telah diikuti oleh sekitar 11.000 orang, dan pendidikan bidang radio, televisi dan film telah diikuti oleh sekitar 8.000 orang. Selama lima tahun terakhir (1988/89 - 1992/93) pendidikan dan pelatihan penjenjangan setiap tahunnya rata-rata diikuti oleh 212 sampai 453 orang. Sedangkan, pendidikan dan pelatihan teknik radio, televisi dan film rata-rata diikuti oleh 271 sampai 592 orang.

Di samping jenis pendidikan dan pelatihan tersebut di atas, dalam rangka menunjang tugas aparatur penerangan yang semakin meningkat, setiap tahun dilaksanakan pula pendidikan dan pelatihan keterampilan dalam berbagai bidang, seperti Juru Penerangan (Jupen) fungsional, teknik penerangan, perencanaan dan kepegawaian.

Untuk memenuhi kebutuhan yang makin tinggi akan tenaga ahli dan tenaga terampil yang memiliki keahlian, sejak awal Repelita IV setiap tahun diselenggarakan Pendidikan dan Pelatihan Ahli Multi Media (MMTC) di Yogyakarta. Melalui MMTC telah dilaksanakan pendidikan program Diploma I, II dan III jurusan radio dan televisi yang selama ini telah diikuti seluruhnya oleh 1.007 orang karyawan.

XXI/19

Page 21: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI … · Web viewPembangunan penerangan dan komunikasi sosial dalam Repelita V, seperti yang digariskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN),