penerangan, pers dan komunikasi sosial · web viewpenerangan, pers dan komunikasi sosial bab xxi...

26
PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL

Upload: others

Post on 10-Jan-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL BAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMINIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara

PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL

Page 2: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL BAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMINIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara
Page 3: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL BAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMINIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara

BAB XXI

PENERANGAN, PERS DAN KOMINIKASI SOSIAL

A. PENDAHULUAN

Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) Tahun 1988 menya-takan bahwa, dalam rangka memantapkan pertumbuhan demokrasi Pancasila, perlu lebih dikembangkan kemampuan dan kesempatan bagi masyarakat dan kekuatan sosial politik untuk mengungkap-kan aspirasi dan kepentingannya, menampung serta menyalurkan-nya. sehingga berkembang komunikasi politik timbal balik antar masyarakat serta antara masyarakat dan pemerintah, dan antara masyarakat dan lembaga perwakilan rakyat.

Adapun peranan dan tugas penerangan dan media massa da-lam Repelita V adalah melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk:

1. Membudayakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 da- lam semua segi kehidupan, mewujudkan Wawasan Nusantara, dan memperkokoh ketahanan dan stabilitas nasional;

2. Meningkatkan pemasyarakatan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4);

3. Menciptakan iklim yang mendorong peranan, partisipasi dan tanggung jawab masyarakat dalam pembangunan;

889

Page 4: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL BAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMINIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara

4. Menggelorakan semangat pengabdian dan perjuangan bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, meningkatkan disiplin dan kepribadian nasional, mencerdaskan kehidup-an bangsa dan lain sebagainya;

S. Mengembangkan pers yang sehat, bebas dan bertanggung jawab dengan interaksi aktif antara pers, pemerintah dan masyarakat;

6. meningkatkan manfaat media penerangan baik media cetak, elektronik maupun media tradisional di seluruh pelosok tanah air dengan memperhatikan kebhinnekaan masyarakat dan kepribadian bangsa.

Adapun program-program pembangunan penerangan, pers dan kanunikasi sosial terdiri dari:

1. Program Pengembangan Operasi Penerangan;

2. Program Pengembangan Sarana Radio, Televisi dan Film;

3. Program Pembinaan dan Pengembangan Pers;4. Program Penelitian Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial,

dan5. Program Pendidikan Penerangan, Pers dan Komunikasi

Sosial.

B. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN

1. Program Pengembangan Operasi Penerangan

Program Pengembangan Operasi Penerangan terutama dituju-kan untuk mengembangkan infonmasi pembangunan yang diperlukan baik oleh masyarakat maupun pemerintah. Dengan demikian diha-rapkan rakyat mengetahui dengan jelas tujuan dan arah pemba-ngunan yang akan ditempuh dan mengetahui keberhasilan-keber-hasilan yang telah dicapai masyarakat antara lain melalui ke-giatan penyebaran informasi pembangunan dalam bentuk pameran, penerangan ke luar dan ke dalam negeri serta siaran radio dan televisi. Untuk mencapai maksud tersebut pada tahun 1989/90 telah dilaksanakan 1.901 kali pameran pembangunan di seluruh propinsi di Indonesia. Pada Repel ita-repel ita sebelumnya ke-giatan pameran pembangunan dilaksanakan rata-rata sekitar 1100 kali per tahun di berbagai tempat baik di propinsi, ka-bupaten maupun kecamatan di seluruh wilayah Indonesia. Dalam kegiatan pameran tersebut disebarluaskan berbagai informasi

890

Page 5: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL BAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMINIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara

mengenai hasil-hasil pembangunan yang telah dilaksanakan dan dicapai oleh pemerintah, sehingga diharapkan masyarakat dapat lebih memahami program-program pembangunan dan permasalahan-nya serta mampu lebih meningkatkan partisipasinya dalam ke-giatan pembangunan. Selain itu dalam rangka mengembangkan citra positif Indonesia di luar negeri dan juga untuk menang-kal pandangan-pandangan negatif tentang Indonesia dari luar negeri telah disebarluaskan berbagai informasi pembangunan sebanyak 118,4 ribu buah dalam bentuk media cetak dan 27.182 dalam bentuk audio visual di luar negeri.

Sejak Repelita II sampai dengan Repelita IV telah diba-ngun sebanyak 277 buah Pusat Penerangan Masyarakat (PUSPEN- MAS) di seluruh propinsi. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di PUSPENMAS antara lain meliputi pertunjukan-pertunjukan tradisional, penyelenggaraan forum komunikasi antar tokoh ma-syarakat dan pemutaran film. Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan tersebut antara lain adalah meningkatkan kecintaan masyarakat akan budaya nasional dan daerah. Selain itu mela- lui kegiatan di PUSPENMAS ditumbuhkan komunikasi sosial-poli-tik secara timbal balik antara masyarakat dan pemerintah dan antar masyarakat sendiri. Sementara itu, di PUSPENMAS juga diadakan pemutaran film-film penerangan yang berfungsi seba- gai media hiburan dan media edukatif yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pengertian masyarakat tentang berbagai masalah pembangunan nasional. Dengan demikian pada dasarnya PUSPENMAS berfungsi sebagai pusat informasi pemba-ngunan kepada masyarakat luas dan pusat untuk menampung aspi-rasi masyarakat.

2. Program Pengembangan Sarana Radio, Televisi dan Film

Program Pengembangan Sarana Radio, Televisi dan Film di-arahkan pada peningkatan dan perluasan jangkauan siaran radio dan televisi, dan peningkatan jumlah dan mutu film. Khusus dalam bidang perfilman diusahakan agar bidang ini dapat men-dukung upaya menjadikan film nasional tuan rumah di negeri sendiri.

a. Pengembangan Radio

Pada tahun 1989/90 jumlah stasiun penyiaran, pemancar dan penyelenggara siaran radio tidak berbeda dengan keadaan pada akhir Repelita IV, yaitu masing-masing berjumlah 49, 326 dan 49 buah. Demikian pula kekuatan pemancarnya, yaitu 3.229 kw (Tabel XXI-1). Hal ini dikarenakan pada tahun 1989/90 pe-ngembangan di bidang radio lebih diutamakan pada peningkatan

891

Page 6: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL BAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMINIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara
Page 7: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL BAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMINIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara

TABEL XXI – 1

JUMLAH STASIUN DAN KEKUATAN TERPASANG PEMANCAR RRI,JUMLAH KELOMPOK PENDENGAR SIARAN PEDESAAN

DAN STASIUN PENYELENGGARANYA,1969/70 – 1989/90 1)

1) Angka kumulatif sejak Tahun Pertama Repelita I2) Termasuk tiga pemancar yang rusak3) Angka akhir setiap Repelita

892

Page 8: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL BAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMINIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara

mutu siaran melalui rehabilitasi beberapa studio penyiaran. Rehabilitasi tersebut dilaksanakan di studio penyiaran RRI Jakarta dan di 25 studio penyiaran RRI daerah, yaitu Banda Aceh, Medan, Padang, Pekanbaru, Jambi, Bengkulu, Palembang, Tanjung Karang, Pontianak, Samarinda, Palangkaraya, Manado, Palu, Kendari, Ujung Pandang, Mataram, Kupang, Dili, Ambon, Jayapura, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar dan Banjarmasin. Dengan meningkatnya sarana dan prasarana serta pelayan- an dalam bidang komunikasi pembangunan, telah meningkat pula jumlah kelompok pendengar. Pada tahun 1989/90 telah dibentuk 803 kelompok pendengar, sehingga sejak tahun pertama Repe- lita I sampai dengan tahun pertama Repelita V 7umlah kelompok pendengar telah mencapai 72 ribu (Tabel XXI-1). Hal ini me-nunjukkan bahwa keberhasilan penambahan sarana dan pelayanan komunikasi ini oleh masyarakat telah dirasakan manfaatnya, antara lain untuk tukar-menukar informasi tentang hasil-hasil pembangunan melalui kelompok-kelompok pendengar tersebut.

Untuk menjangkau pendengar di luar negeri, RRI pada ta-hun 1989/90 tetap mengudara selama 11,5 jam setiap hari dalam 10 bahasa sebagaimana halnya pada tahun terakhir Repelita IV. Selain itu dalam rangka komunikasi internasional telah dilan-jutkan tukar-menukar paket siaran se-ASEAN, dan diselenggara-kan kerja sama dengan ABU (Asian-Pacific Broadcasting Union) dan dengan organisasi komunikasi internasional lainnya.

b. Pengembangan Televisi

Dalam Repelita I pembangunan televisi di Indonesia di-mulai dengan 2 buah studio penyiaran televisi di Jakarta dan Yogyakarta dan 7 stasiun pemancar dengan kekuatan sebesar 48,2 kw. Dalam Repelita-repelita berikutnya pembangunan te-levisi terus meningkat, sehingga pada akhir Repelita IV telah beroperasi 9 buah studio penyiaran di Jakarta, Yogyakarta, Medan, Palembang, Surabaya, Denpasar, Balikpapan, Ujung Pan-dang, dan Manado. Sejumlah studio penyiaran tersebut didukung oleh 246 buah stasiun pemancar yang tersebar di 27 propinsi dengan kekuatan pemancar sebesar 333,9 kw.

Pada tahun 1989/90 diadakan penambahan satu stasiun pe-nyiaran televisi di Bandung dan 8 stasiun pemancar di 4 pro-pinsi, yaitu DI Aceh, Jawa Barat, Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Timur. Dengan demikian sampai dengan tahun pertama Repelita V telah dibangun 10 stasiun penyiaran dan 254 sta-siun pemancar dan penghubung dengan jumlah kekuatan pemancar sebesar 338,5 kw. Dengan adanya penambahan sarana tersebut,

893

Page 9: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL BAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMINIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara

1973/74 1978/79 1983/84 1988/89 1989/90U r a i a n 1968 (Akhir (Akhir (Akhir (Akhir (Tahun Pertama

Repelita I) Repelita II) Repelita III) Repelita IV) RepelitaV)

Jam Siaran rata-rataper hari

351 572 704 779 1.157 1.183

- Berita/Penerangan (48%) (27%) (29%) (25%) (25%) (25%)

- Pendidikan/Agama (6%) (12%) (19%) (20%) (20%) (20%)

- Hiburan/Seni Budaya (45%) (60%) (45%) (50%) (45%) (47i)

- Lain-lain (18) (1%) (7%) (s%) (10%) (8%)

1) Angka kumulatif sejak Repelita I

894

TABEL XXI – 2

JUMLAH JAM SIARAN RATA-RATA PER HARI DARI SELURUHSTASIUN PEMANCAR RRI SERTA IMBANGAN JENIS SIARANNYA,

1968 – 1989/90 1)

(buah)

Page 10: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL BAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMINIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara

maka pada tahun 1989/90 jangkauan siaran televisi telah men-capai lebih dari 661 ribu km2 dan meningkatkan jumlah pen-duduk yang tinggal dalam jangkauan siaran tersebut menjadi 144,81 juta orang (Tabel XXI-3).

Dengan meningkatnya kemajuan teknologi, mulai tahun 1988/89 makin meningkat pula pemanfaatan antena parabola oleh perorangan dan oleh pemerintah daerah sehingga masyarakat didaerah-daerah terpencilpun dapat terjangkau siaran televisi. Pada tahun 1989/90 jumlah parabola yang ada telah mencapai 10.256 buah, termasuk tambahan sebanyak 381 buah dalam tahun 1989/90 (Tabel XXI-3).

Jam siaran rata-rata TVRI setiap hari pada tahun 1989/90 tidak berbeda dengan keadaan pada akhir Repelita IV, yaitu 9 jam per hari. Materi siarannya juga tetap terdiri dari 80% produksi dalam negeri dan 20% produksi luar negeri. Namun de-mikian, oleh karena susunan acara siaran yang di dalam Repe-lita IV masih banyak penyiaran berita dan penerangan, khusus-nya dalam rangka Pemilu dan Sidang-sidang Umum MPR, maka mulai tahun 1989/90 diadakan penyesuaian. Siaran pendidikan dan Agama serta siaran hiburan Seni Budaya mendapat waktu le-bih banyak, sedangkan siaran berita dan penerangan dan lain-lain dikurangi (Tabel XXI-4).

c. Pengembangan Film

Pembinaan dan pengembangan perfilman dan perekaman video diarahkan pada usaha peningkatan jumlah dan mutu produksi film, kelancaran peredaran dan perluasan pemasarannya baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Selain itu produksi film dan perekaman video diusahakan agar mampu mendukung upaya me-ningkatkan kecerdasan bangsa serta menanamkan nilai-nilai ke-bangsaan bagi masyarakat, khususnya generasi muda. Untuk itu terhadap produksi dan peredaran film serta perekaman video tetap dilaksanakan pengawasan melalui kegiatan penyensoran. Pada tahun 1989/90 telah dilaksanakan penyensoran terhadap film cerita produksi nasional dan film impor masing-masing sebanyak 700 (13,3%) dan 4.557 buah (86,7%). Dari jumlah film yang disensor dapat diketahui bahwa pada tahun 1989/90 telah terjadi peningkatan jumlah produksi film nasional dan film impor yang telah beredar. Selama Repelita I sampai dengan Re-pelita IV jumlah produksi film cerita nasional yang beredar baru berkisar antara 97 buah sampai 502 buah setiap tahun. Sementara itu film impor yang beredar berkisar antara 1.081 buah sampai 2.561 buah per tahun (Tabel XXI-6). Dari pening-katan jumlah peredaran film nasional tersebut diharapkan

895

Page 11: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL BAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMINIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara
Page 12: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL BAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMINIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara

TABEL XXI – 3

PERKEMBANGAN SARANA PENYIARAN TELEVISI1968 – 1989/90 1)

1) Angka kumulatif sejak Repelita I2) Angka Sementara

896

Page 13: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL BAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMINIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara

TABEL XXI – 4

JUMLAH JAM SIARAN RATA-RATA PER HARI TVRI JAKARTA BERDASARKANPRODUKSI SENDIRI DAN ASING SERTA JUMLAH JAM SIARAN DAN

IMBANGAN JENIS SIARAN TVRI PUSAT DAN DAERAH,(jam)

1) Angka kumulatif sejak Repelita I

897

Page 14: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL BAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMINIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara

1) Angka kumulatif sejak Repelita I2) Angka UN Research Institute, perbandingan jumlah televisi dengan

Jumlah penduduk adalah 1 : 50 (1976)

898

TABEL XXI – 5

PERKEMBANGAN RASIO KEPALA KELUARGA DENGAN JUMLAH TELEVISI,1969/70 – 1989/90

Page 15: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL BAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMINIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara

1) Angka kumulatif sejak tahun pertama Repelita I dan diperbaiki

899

TABEL XXI – 6

JUMLAH PRODUKSI FILM CERITA NASIONAL, IMPOR FILM CERITASERTA HASIL PELAKSANAAN PENYELESAIAN FILM DAN KASET VIDEO,

1969/70 – 1989/90 1)(buah)

Page 16: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL BAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMINIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara

ekspor film ke luar negeri akan lebih meningkat lagi. Pening-katan ekspor film tersebut tidak saja mempunyai arti ekonomi untuk menambah devisa negara, tetapi juga sebagai sarana atau media untuk lebih memperkenalkan budaya Indonesia di luar negeri.

3. Program Pembinaan dan Pengembangan Pers

Jumlah oplah surat kabar pada tahun pertama Repelita V mengalami peningkatan yang cukup berarti dibandingkan dengan tahun-tahun dalam Repelita IV dan sebelumnya. Pada tahun 1989/90 jumlah oplah surat kabar mencapai 4,9 juta eksemplar per hari, sedangkan pada tahun terakhir Repelita IV baru men-capai 4,4 juta eksemplar per hari. Selama Repelita-repelita sebelumnya peningkatan jumlah oplah surat kabar berkisar an-tara 231 ribu sampai 1,3 juta eksemplar per hari (Tabel XXI-7). Peningkatan jumlah oplah surat kabar tersebut sesuai dengan meningkatnya keadaan sosial-ekonomi masyarakat dan ma-kin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya infor-masi. Dengan peningkatan oplah surat kabar tersebut, maka jangkauan penyebaran informasi makin luas sampai ke daerah-daerah terpencil. Hal tersebut diharapkan dapat makin mening-katkan partisipasi masyarakat dalam berbagai program-program pembangunan.

Dengan makin meningkatnya oplah surat kabar, kesempatan bagi masyarakat untuk membaca surat kabar makin banyak. Hal itu dapat ditunjukkan dengan perkembangan rasio surat kabar terhadap penduduk yang berumur 10 tahun ke atas pada tahun 1989/90 juga makin bertambah baik, yaitu 1:28R pada tahun 1989/90 dibanding 1:30 pada akhir Repelita IV (Tabel XXI-7).

4. Program Penelitian Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial

Kegiatan penelitian diarahkan untuk membantu perumusan kebijaksanaan-kebijaksanaan penerangan dan komunikasi sosial. Hasil penelitian juga diharapkan dapat meningkatkan mutu siaran, mutu sistem teknologi yang dipergunakan dan mutu pelayanan komunikasi melalui pemanfaatan teknologi radio, televisi, film dan video serta penerbitan dan media tradisional.

Dalam tahun 1989/90 telah dilaksanakan sebanyak 15 ke-giatan penelitian dan 1 kegiatan pengembangan. Dalam Repeli-ta-repelita sebelumnya. kegiatan penelitian dan pengembangan masing-masing berkisar antara 16 sampai 20 kegiatan peneliti-an dan 2 sampai 3 kegiatan pengembangan dalam satu tahun.

900

Page 17: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL BAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMINIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara
Page 18: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL BAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMINIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara

TABEL XXI – 7

PERKEMBANGAN JUMLAH OPLAH SURAT KABAR PERHARIJUMLAH OPLAH MAJALAH PER TERBIT PER MINGGU DAN

RASIO SURAT KABAR DENGAN JUMLAH PENDUDUK,1969/70 – 1989/90

1) Pengadaan KMD dimulai tahun 1978/79

901

Page 19: PENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL · Web viewPENERANGAN, PERS DAN KOMUNIKASI SOSIAL BAB XXI PENERANGAN, PERS DAN KOMINIKASI SOSIAL A. PENDAHULUAN Garis-garis Besar Haluan Negara

5. Program Pendidikan Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial

Pendidikan dan pelatihan di Sektor Penerangan, Pers dan Komunikasi Sosial dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat. Untuk itu pada tahun 1989/90 melalui Diklat Departemen Penerangan telah dilaksanakan pendidikan jenjang terhadap 212 pegawai. Pendidikan jenjang tersebut meliputi: Pendidikan Pegawai Staf Departemen (PPSD), Sekolah Staf Pimpinan Administrasi (SESPA), Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat Madya (SEPADYA), Sekolah Pimpinan Administrasi Tingkat Dasar (SEPADA), Juru Penerang, Tek- nik Penerangan, Sekolah Staf Administrasi Penerangan (SESPAPEN), Sekolah Staf Penerangan Tingkat I dan II (SEPADA/SEPADYA) dan Pascasarjana. Selain itu, melalui Diklat radio, televisi dan film, dan Multi Media Training Center (MMfC), te-lah pula dididik beberapa tenaga teknis di bidang radio, televisi dan film. Dalam.tahun 1989/90 Diklat radio, televisi dan film telah melaksanakan pendidikan bagi 326 tenaga tek nis, khususnya dalam bidang dasar teknik, pemberitaan dan manajemen siaran RRI dan TVRI. Dengan demikian sampai dengan awal Repelita V dalam program ini secara keseluruhan telah dididik sebanyak 8.007 orang petugas teknis untuk mengoperasikan dan memelihara berbagai sarana dan peralatan radio, televisi dan film.

902