laporan penerangan

41
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Cahaya bisa dikatakan sebagai suatu bagian yang mutlak dari kehidupan manusia. Maka, untuk mengetahui seberapa besar intensitas cahaya tersebut, dibutuhkan suatu alat ukur cahaya yang dapat digunakan untuk mengukur besarnya cahaya dalam satuan lux. Pencahayaan merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan ruang. Kualitas penerangan yang tidak memadai berefek buruk bagi fungsi penglihatan, psikologis serta aktivitas kerja. Sesuai Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 7 Tahun 1964 tentang Syarat-Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja, telah menetapkan ketentuan penting intensitas penerangan menurut sifat pekerjaan dan intensitas penerangan sesuai dengan standart. Banyak industri yang sering kali lupa akan hal yang sederhana mengenai intensitas penerangan lingkungan kerja. Hal in dapat mengakibatkan pada menurunnya intensitas produktifitas pekerja. Jika hal tersebut terjadi dan tidak dibenahi makan akan merugikan industri sendiri. Intensitas yang cukup diharapkan dapat memberikan solusi agar pekerja dapat bekerja secara nyaman, sehingga produktivitas yang 1

Upload: dyan-hatining-ayu-s

Post on 25-Jul-2015

1.237 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan  penerangan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Cahaya bisa dikatakan sebagai suatu bagian yang mutlak dari

kehidupan manusia. Maka, untuk mengetahui seberapa besar intensitas

cahaya tersebut, dibutuhkan suatu alat ukur cahaya yang dapat digunakan

untuk mengukur besarnya cahaya dalam satuan lux. Pencahayaan

merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan ruang. Kualitas

penerangan yang tidak memadai berefek buruk bagi fungsi penglihatan,

psikologis serta aktivitas kerja. Sesuai Peraturan Menteri Perburuhan Nomor

7 Tahun 1964 tentang Syarat-Syarat Kesehatan, Kebersihan serta

Penerangan dalam Tempat Kerja, telah menetapkan ketentuan penting

intensitas penerangan menurut sifat pekerjaan dan intensitas penerangan

sesuai dengan standart. Banyak industri yang sering kali lupa akan hal yang

sederhana mengenai intensitas penerangan lingkungan kerja. Hal in dapat

mengakibatkan pada menurunnya intensitas produktifitas pekerja. Jika hal

tersebut terjadi dan tidak dibenahi makan akan merugikan industri sendiri.

Intensitas yang cukup diharapkan dapat memberikan solusi agar pekerja

dapat bekerja secara nyaman, sehingga produktivitas yang dihasilkan tinggi

sehingga industri dapat merih keuntungan.

Hal ini juga dapat diterapkan pada tempat kerja atau ruangan kelas di

PPNS. Oleh karena itu dalam praktikum ini dilakukan, untuk mengetahui

seberapa besar kondisi intensitas penerangannya. Sehingga dapat diketahui

berapa besar intensitas penerangan yang seharusnya.

1.2. Rumusan Masalah

a. Bagaimana cara membuat analisa survey awal pengukuran dan

pemetaan ruangan yang sesuai?

b. Bagaimana cara merekomendasikan ruangan kelas yang diukur agar

diperbaiki kondisi penerangan sesuai dengan kondisi lingkungan kerja

yang baik?

c. Bagaimana cara melakukan pengukuran penerangan dengan lux meter?

1

Page 2: laporan  penerangan

1.3. Tujuan

a. Mampu membuat analisa survey awal pengukuran dan pemetaan

ruangan.

b. Mampu merekomendasikan ruangan kelas yang diukur agar diperbaiki

kondisi. penerangan sesuai dengan kondisi lingkungan kerja yang baik.

c. Mampu melakukan pengukuran penerangan dengan lux meter.

d. Mampu melakukan analisa hasil pengukuran dengan membandingkan

dengan standar, serta mennetukan kondisi idealsesuai dengan landasan

teori benar

1.4. Manfaat

Mahasiswa mampu melakukan pengukuran intensitas cahaya dengan

menggunakan Lux meter dan sekaligus dapat menganalisa hasil yang

diperoleh, serta mampu merancang kondisi penerangan yang baik untuk

kerja.

1.5. Ruang Lingkup Permasalahan

a. Nama Ruangan : belas Lab. Elka Daya

b. Tanggal : 28 Mei 2012

c. Waktu pengukuran : Sore, Pukul 16:30

d. Team Pengukur : 1. Hoffman B (6511040605)

2. Agus Hermawan (6511040608)

3. Dyan Hatining A.S (6511040611)

e. Alat yang digunakan : Luxmeter

f. Parameter yang digunakan : Intensitas Cahaya

g. Standart yang dipakai : Kep Menkes No 1405/ th 2002

IES (Illuminating Engineering Socienty)

2

Page 3: laporan  penerangan

BAB 2 DASAR TEORI

2.1. Intensitas Penerangan

Intensitas penerangan dinyatakan lux. Intensitas penerangan dapat

diukur dengan 2 cara (menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia 1405/2002), yaitu :

1. Penerangan umum, pengukuran di lakukan setiap meter persegi luas

lantai dengan tinggi ±85 cm dari lantai.

2. Penerangan lokal, diukur di tempat kerja atau meja kerja pada objek yang

di lihat oleh tenaga kerja.

Keadaan penerangan di tempat kerja, memadai atau tidak selain

ditentukan oleh kuantitas atau tingkat iluminasi (pencahayaan) yang

menyebabkan objek dan sekitarnya terlihat dengan jelas, juga di tentukan

oleh kualitas penerangan tersebut yang diantaranya menyangkut arah dan

penyebaran atau distribusi cahaya tipe dan tingkat kesilauan karena

penerangan yang terlalu kuat, dipengaruhi dekorasi tempat kerja seperti

warna dinding, langit–langit, peralatan kerja dan lain–lain.

2.2. Penentuan Titik Pengukuran

2.2.1. Penentuan Titik Pengukuran Penerangan Umum

Titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada

setiap jarak tertentu setinggi 1 m dari lantai. Pengukuran umum

dibedakan atas beberapa jenis, yaitu :

1. Luas ruangan kurang dari 10 m2 (dengan cara pengukuran 1x1 m2)

2. Luas ruangan antara 10 m2 sampai 100 m2 (dengan cara

pengukuran 3x3 m2)

3. Luas ruangan lebih dari 100 m2 (dengan cara pengukuran 6x6 m2)

2.2.2. Penentuan Titik Pengukuran Penerangan Lokal

Objek kerja, berupa meja kerja maupun peralatan. Bila

merupakan meja kerja, pengukuran dapat di lakukan di atas meja yang

3

Page 4: laporan  penerangan

ada. Jarak tertentu tersebut di bedakan berdasarkan luas ruangan

sebagai berikut:

1. Luas ruangan kurang dari 10 m² : Titik potong garis hortisontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1 meter.

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk

luas ruangan kurang dari 10 m² seperti Gambar 2.1 berikut.

1 m 1 m 1 m 1 m

Gambar 2.1. Penentuan Titik Pengukuran Penerangan

Umum dengan Luas.Kurang dari 10 m² (Sumber : PPNS, 2007)

2. Luas ruangan antara 10 m² - 100 m² : Titik potong garis

hortisontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 3

meter. Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum

untuk luas ruangan antara 10 m²-100 m² seperti Gambar 2.2

berikut.

3 m 3 m 3 m 3 m

Gambar 2.2 Penentuan Titik Pengukuran Penerangan Umum

dengan Luas antara 10 m² - 100 m² (Sumber : PPNS, 2007)

3. Luas ruangan lebih dari 100 m² : Titik potong garis hortisontal

panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 6 meter.

4

Page 5: laporan  penerangan

Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk

luas ruangan lebih dari 100 m² seperti Gambar 2.3 berikut.

6 m 6 m 6 m 6 m

Gambar 2.3 Penentuan Titik Pengukuran Penerangan Umum

dengan Luas Lebih dari 100 m² (Sumber : Modul Praktikum PLK

PPNS)

2.3. Perhitungan

Untuk menghitung jumlah armatur yang akan dibutuhkan untuk

menghasilkan tingkat intensitas penerangan tertentu, sehingga rumus dapat

digunakan rumus sebagai berikut :

n = ...............................( 2.1 )

Menghitung jumlah lampu yang dibutuhkan yang akan dipasang di dalam

lingkungan tempat kerja :

.............................. ( 2.2 )

5

Jumlah lampu =

Page 6: laporan  penerangan

2.4. Faktor yang Mempengaruhi Intensitas Penerangan

2.4.1. Kontras

Sifat.terlihat diperoleh dengan memberi cahaya dari lampu.

Sebagai contoh, tinta tulis yang berwarna hitam memantulkan sedikit

cahaya atau sama sekali tidak memantulkan cahaya, sementara kertas

surat yang dapat ditulisi memantulkan hampir seluruh cahaya yang

jatuh padanya. Oleh karena adanya kontras (perbedaan) yang tinggi,

maka sifat dapat dilihat pada tempat kerja menjadi baik, dan membaca

dapat dilakukan dengan mudah. Seperti contoh di atas, menulis

dengan tinta berwarna biru di atas kertas berwarna biru muda, bila

dilihat pada tabel 2.1. maka persen kontras dapat dihitung sebagai

berikut :

61 - 36 X 100% = 41 %

61

Warna dan pantulan permukaan mempunyai pengaruh yang

besar atas penggunaan cahaya (penerangan). Berikut ini faktor faktor

pantulan yang disarankan: Untuk langit-langit antara 75% sampai

85%; dinding antara 50% sampai 60%; permukaan meja =35%; meja-

kursi (alat-alat rumah tangga) antara 30% sampai 35%; dan untuk

lantai adalah 30%.

2.4.2. Arah dan distribusi cahaya

Ditinjau dari cara distribusinya, kita memiliki 6 macam

sistem sumber cahaya buatan (lampu) sebagai berikut :

Langsung : 90% cahaya menuju ke bawah.

Semi langsung : 60%-90% cahaya menuju ke bawah,

sedang komponen cahaya yang lain menuju ke atas.

General diffuse : 40%-60% cahaya menuju ke bawah,

sedang komponen yang lain menuju ke arah horizontal.

Langsung-tidak langsung : 40%-60% cahaya menuju ke atas dan

komponen yang lain menuju ke bawah.

6

Page 7: laporan  penerangan

Semi tidak langsung :10%-40% cahaya menuju ke bawah,

dan komponen yang lain menuju ke atas.

Tidak langsung : kurang dari 10% cahaya menuju ke

bawah.

2.4.3. Kesilauan

Kesilauan didefinisikan sebagai reaksi Psycho-Physiologi dari

tenaga kerja terhadap besarnya penerangan lampu (sumber cahaya)

yang terlalu terang. Kita mengenal 3 macam kesilauan ialah :

a. Kesilauan langsung (direct-glare) ialah kesilauan yang diakibatkan

oleh besarnya penerangan atau terlalu terangnya lampu (sumber

cahaya) yang utama pada lapangan pandang, lampu sumber cahaya

yang utama ini adalah lampu biasa yang digunakan untuk

penerangan seluruh ruangan.

b. Kesilauan tidak langsung (indirect-glare) ialah kesilauan yang

diakibatkan oleh besarnya penerangan atau terlalu terangnya lampu

(sumber cahaya) yang berasal dari lampu sumber yang kedua,

yakni permukaan yang dapat memantulkan cahaya, misalnya kaca,

meja, atap dan dinding yang mengkilat dan lain-lain.

c. Kesilauan oleh kontras (contrast-glare) ialah kesilauan yang

diakibatkan oleh terlalu besarnya perbandingan atau perbedaan dari

penerangan di tempat kerja (visual task) dengan lingkungan kerja

(penerangan seluruh ruangan).

2.5. Tabel dan Peraturan

Pantulan terjadi apabila cahaya jatuh pada suatu permukaan, cahaya

akan diabsorpsi atau akan dipantulkan. Apabila permukaan tersebut kasar

dan berwarna hitam, maka praktis semua cahaya diabsorpsi. Namun jika

permukaan berwarna muda, maka sebagian besar cahaya akan dipantulkan.

Oleh karenanya langit-langit, dinding dan lantai yang daya absorpsinya

rendah dan daya pantulannya tinggi, secara material menambah penerangan

7

Page 8: laporan  penerangan

(ruangan menjadi semakin terang). Berikut disajikan tabel tentang faktor

pantulan dari cat dengan bermacam-macam warna sebagai berikut:

Tabel 2.1 Faktor Pantulan Zat dengan Permukaan Bermacam-macam Warna

Klasifikasi Koefisien pantulan (%)Plester putih (dinding tembok) 90-92

“Flat Mill White” (mat) 75-90

Krem muda 74

Pink muda 67

Kuning muda 65

Biru muda 61

Kekuning-kuningan muda 58

Abu-abu muda 49

Hijau muda 47

Medium blue 36

Medium grey 30

Merah 13

(Sumber : Higiene Industri, Soeripto M, 2008)

Tabel 2.2 Efisiensi Penerangan

KEfisiensi (Faktor Depresiasi = 0,7 ;

Reflektansi dinding = 0,50,5 0,280,6 0,330,8 0,421 0,48

1,2 0,521,5 0,562 0,61

2,5 0,643 0,664 0,695 0,71

8

Page 9: laporan  penerangan

(Sumber : Priyo, 2004)

Tabel 2.3 Standar Tingkat Pencahayaan Menurut Kepmenkes No. 1405

Tahun 2002

Jenis PekerjaanTingkat Pencahayaan

Minimal (lux)Keterangan

Pekerjaan kasar dan tidak terus-

menerus100

Ruang penyimpanan dan peralatan atau instalasi

yang memerlukan pekerjaan yang kontinyu

Pekerjaan kasar dan terus-menerus

200Pekerjaan dengan mesin

dan perakitan kasar

Pekerjaan rutin 300

Ruang administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin dan perakitan atau

penyusun

Pekerjaan agak halus

500

Pembuatan gambar atau bekerja dengan mesin

kantor, pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin

Pekerjaan halus 1000

Pemilihan warna, pemrosesan tekstil,

pekerjaan mesin halus dan perakitan halus

Pekerjaan amat halus

1500

Mengukir dengan tangan, pemeriksaan pekerjaan mesin, dan perakitan

yang sangat halus

Pekerjaan terinci 3000Pemeriksaan pekerjaan, perakitan sangat halus

(Sumber : Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002)

Tabel 2.4 Standar Berdasarkan IES (Illuminating Engineering Society)

Tempat Jenis PekerjaanNilai Level Iluminasi

Sangat Baik BaikKantor Biasa Pembukuan, mengetik,

membaca, menulis, melayani mesin-mesin kantor

1000 500

Ruang Arsip, tangga, 250 150

9

Page 10: laporan  penerangan

gang, ruang tunggu

SekolahRuang Kelas 500 250Ruang Gambar 1000 500Ruang Jahit-menjahit 1000 500

Industri

Pembuatan Jam tangan, instrumen kecil, mengukir

500 2500

Pekerjaan Pemasangan halus, menyetel mesin bubut otomatis, bubut halus, poles

2000 1000

Pekerjaan bor, bubut kasar, pekerjaan biasa

1000 500

Menempa dan menggiling

500 250

TokoEtalase toko besar 2000 1000Toko lain 1000 500

Rumah Ibadah 250 125

Rumah tinggalKamar tidur, kamar mandi, kamar rias, dapur

500 250

Penerangan umum 250 125(Sumber : IES, 2002)

Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964 tentang Syarat

Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat Kerja pada Pasal

13 dan Pasal 14

Pasal 13

1) Tiap-tiap tempat kerja yang dipergunakan waktu malam hari harus

selalu menyediakan alat-alat penerangan darurat.

2) Alat-alat penerangan darurat itu harus mempunyai sumber tenaga yang

bebas dari instalasi umum.

3) Alat-alat penerangan darurat tersebut itu harus ditempatkan pada

tempat-tempat yang tidak mungkin menimbulkan bahaya.

4) Jalan-jalan keluar seperti pintu, gang-gang dan lain-lain, harus

mempunyai alat penerangan darurat, dan diberi tanda pengenal dengan

cat luminous, bahan-bahan reflektie dan bahan-bahan fluorescence.

10

Page 11: laporan  penerangan

Pasal 14

1) Kadar penerangan diukur dengan alat-alat pengukur cahaya yang baik

setinggi tempat kerja yang sebenarnya atau setinggi perut untuk

penerangan umum (± 1 meter).

2) Penerangan darurat harus mempunyai kekuatan paling sedikit 5 lux

(0,5 ft candles).

3) Penerangan untuk halaman dan jalan-jalan dalam lingkungan

perusahaan harus paling sedikit mempunyai kekuatan 20 lux (2 ft

candles).

4) Penerangan yang cukup untuk pekerjaan-pekerjaan yang hanya

membedakan barang kasar seperti :

a. Mengerjakan bahan-bahan yang kasar.

b. Mengerjakan arang atau abu.

c. Menyisihkan barang barang yang besar.

d. Mengerjakan bahan tanah atau batu.

e. Gang-gang, tangga didalam gedung yang selalu dipakai.

f. Gudang-gudang untuk menyimpan barang-barang besar dan

kasar harus paling sedikit mempunyai kekuatan 50 lux (5 ft

candles).

5) Penerangan yang cukup untuk pekerjaan-pekerjaan yang membedakan

barang-barang kecil secara sepintas lalu seperti :

a. Mengerjakan barang-barang besi dan baja yang setengah

selesai (semifinished).

b. Pemasangan yang kasar.

c. Penggilingan padi.

d. Pengupasan atau pengambilan dan penyisihan bahan kapas.

e. Mengerjakan bahan-bahan pertanian lain yang kira-kira

setingkat dengan d.

f. Kamar mesin dan uap.

g. Alat pengangkut orang dan barang.

11

Page 12: laporan  penerangan

h. Ruang-ruang penerimaan dan pengiriman dengan kapal.

i. Tempat menyimpan barang-barang sedang dan kecil.

j. Kakus, tempat mandi, dan tempat kencing harus paling

sedikit memiliki kekuatan 100 lux (10ft candles).

6) Penerangan yang cukup untuk pekerjaan membeda-bedakan barang-

barang kecil yang agak teliti seperti :

a. Pemasangan alat-alat yang sedang (tidak besar).

b. Pekerjaan mesin dan bubut yang kasar.

c. Pemeriksaan atau percobaan kasar terhadap barang-barang.

d. Menjahit tekstil atau kulit yang berwarna muda.

e. Pemasukan dan pengawetan bahan-bahan makanan dalam

kaleng.

f. Pembungkusan daging.

g. Mengerjakan kayu.

h. Melapis perabot harus paling sedikit mempunyai kekuatan

200 lux (20 ft candles).

7) Penerangan yang cukup untuk pekerjaan pembedaan yang teliti dari

pada barang-barang kecil dan seperti :

a. Pekerjaan mesin yang teliti.

b. Pemeriksaan yang teliti.

c. Percobaan-percobaan yang teliti dan halus.

d. Pembuatan tepung.

e. Penyelesaian kulit dan penenunan bahan-bahan katun atau

wol berwarna muda.

f. Pekerjaan kantor yang berganti-ganti menulis dan membaca,

pekerjaan arsip dan seleksi surat-surat harus paling sedikit

mempunyai kekuatan 3000 lux (30 ft candles).

8) Penerangan yang cukup untuk pekerjaan membeda-bedakan barang-

barang halus dengan kontras yang sedang dan dalam waktu yang lama

seperti :

a. Pemasangan yang halus.

b. Pekerjaan-pekerjaan mesin yang halus.

12

Page 13: laporan  penerangan

c. Pemeriksaan yang halus.

d. Penyemiran yang halus dan pemotongan gelas kaca.

e. Pekerjaan kayu yang halus (ukir-ukiran).

f. Menjahit bahan-bahan wol yang berwarna tua.

g. Ukuran, pemegang buku, pekerjaan steno,mengetik atau

pekerjaan kantor yang lama dan teliti harus mempunyai

penerangan antara 500 sampai 1000 lux (50 sampai 100 ft

candles).

9) Penerangan yang cukup untuk pekerjaan yang membedakan barang-

barang yang sangat halus dengan kontras yang sangat kurang untuk

waktu yang lama seperti :

a. Pemasangan yang ekstra halus (arloji, dan lain-lain).

b. Pemeriksaan yang ekstra halus (ampul obat).

c. Percobaan alat-alat yang ekstra halus.

d. Tukang mas dan intan.

e. Penilaian dan penyelisihan hasil-hasil tembakan.

f. Penyusunan huruf dan pemeriksaan copy dalam percetakan.

g. Pemeriksaan dan penjahitan bahan pakaian berwarna tua

harus mempunyai kekuatan paling sedikit 1000 lux (1000 ft

candles).

13

Page 14: laporan  penerangan

Analisa dan Pembahasan 1. ESL2. Kepmenkes No.1405/2002

Kesimpulan dan Saran

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Sistematika Penelitian

14

Latar Belakang

1. Intensitas penerangan pada lingkungan kerja merupakan hal penting .2. Kondisi lingkungan kerja dengan intensitas penerangan yang kurang

mampu menurunkan produktivitas kerja.3. Intensitas penerangan yang cukup merupakan solusi yang baik apabila

kondisi lingkungan kerja tidak memiliki intensitas penerangan yang cukup.

Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah kondisi penerangan Kelas Lab. SPPK, perpustakaan, dan ruang baca PPNS-ITS ?

2. Bagaimanakah rekomendasi untuk memperbaiki kondisi penerangan di

Kelas Lab. SPPK, perpustakaan, dan ruang baca PPNS-ITS?

Metodologi Penelitian

Data PrimerIntensitas Cahaya

Luas areaJenis lampu

Jumlah armaturVolume ruangan

Banyaknya deretanJumlah armatur per deret

Tinggi pemasangan

Data Sekunder-

Page 15: laporan  penerangan

3.2. Peralatan

Alat yang digunakan untuk pengukuran penerangan ada bermacam-

macam misalnya photo electric, photo meter baik berupa pocket light meter

atau light meter yang dilengkapi dengan elemen-elemen kosinus. Selain itu

ada juga luxmeter seperti yang akan digunakan dalam praktikum ini. Satuan

ukur sebagai hasil dari pengukuran luxmeter ini adalah lux atau lumen per

meter kuadrat. Setiap akan digunakan, luxmeter harus dikalibrasi terlebih

dahulu atau setiap satu tahun sekali, agar dalam pengukuran diperoleh hasil

dengan ketelitian yang maksimal.

3.2.1. Display

1. Range switch yang terdiri dari:

A : < 2000 lux

B : 2000 – 19.900 lux

C : 20.000- 50.000 lux

2. Tombol ON/OFF

Dipakai untuk mengaktifkan atau menonaktifkan luxmeter.

3. Tombol Zero adjust VR

Untuk meyakinkan bahwa light sensor membaca nilai “zero”

pada display dapat digunakan tombol ini.Catatan : keadaan tidak

zero tidak terlalu berpengaruh terhadap keakuratan pembacaan.

4. Light Sensor

Merupakn bagian terpisah dari luxmeter dan digunakan untuk

mengukur intensitas cahaya darisumber cahaya yang

dikehendaki.

5. Battery Compartement

Merupakan wadah baterai dan bias dibuka/tutup untuk

mengganti baterai

3.3. Prosedur praktikum

Prosedur penggunaan luxmeter adalah sebagai berikut:

1. Mengubah power On/Off pada posisi On

‘1’ = On ‘2’ = Off

15

Page 16: laporan  penerangan

2. Memilih range yang sesuai (2000 lux,20.000 lux, atau 50.000 lux) pada

“range switch”

3. Melakukan “Zero adjustment” untuk meyakinkan posisi zero value’

4. Membiarkan Light sensor agar terpapar cahaya selama 5 menit

sebelum melakukan pegukuran.

5. Memegang “light sensor” dengan tangan setinggi ± 0,85- 0,90 cm dari

lantai dan hadapkan pada sumber cahaya dan tunggu beberapa saat

sampa display menunjukkan nilai yang terbaca.

6. Memperhatikan jangan sampai bayangan operator tertangkap oleh light

sensor.

7. Pakaian operator hendaknya berwarna gelap ,untuk menghindri

pantulan cahaya.

8. Melakukan pengukuran sesuai dengan petunjuk praktikum

9. Pembacaan untuk masing-masing range:

Range 0- 1999 : sesuai display

Range 2000 – 19.900 : kalian dengan 10

Range 20.000-50.000 : kalikan dengan 100

10. Menggunakan faktor koreksi dibawah ini untuk jenis lampu yang

berbeda.

Tabel 3.1 Faktor koreksi Lampu

Lampu merkuri X 1,05

Lampu Flourescent X 0,96

Lampu sodium X 1,11

Daylight X 0,96

(Sumber: PPNS, 2007)

3.4. Safety Precaution

Pada praktikum ini diperlukan adanya penggunaan alat pelindung diri

(APD) yaitu safety helmet, safety shoes. Penggunaan safety helmet

dimaksudkan untuk mencegah terjadinya cedera pada kepala yang

diakibatkan oleh kejatuhan benda maupun hal lain yang dapat mencederai

kepala. Untuk melindungi kaki kita khususnya jari-jari dan telapak kaki

16

Page 17: laporan  penerangan

perlu menggunakan safety shoes untuk mencegah terjadinya cedera pada

jari-jari kaki

17

Gambar 3.1 Pengukuran dimensi ruangan kelas lab. Elektronika

Gambar 3.2 Pengukuran intensitas penerangan pada ruang kelas lab. Elektronika

Page 18: laporan  penerangan

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis

a. Gambaran Umum :

1. Nama Ruangan : Lab. Elka Daya

2. Tanggal Pengukuran : 28 Mei 2012

3. Survei dilakukan pada : Sore hari pukul 16.00 - 17.30 WIB

4. Keadaan cuaca : Cerah

5. Team Pengukur : 1. Hoffman B (6511040605)

2. Agus Hermawan (6511040608)

3. Dyan Hatining Ayu S (6511040611)

6. Alat yang digunakan : Lux meter

b. Karakteristik Tempat Kerja :

1. Identifikasi tempat/ruang kelas

Panjang : 16,00 m

Lebar : 10,00 m

Tinggi : 3,75 m

Luas : 160,00 m2

2. Gambaran Umum Kondisi Ruangan

Tabel 4.1 Kondisi Fisik Ruang Reparasi Listrik

Gambaran Bahan Warna TeksturKeadaan Permukaan

Bersih Sedang Kotor

Dinding Semen Krem Halus √

Langit-

langitAsbes Putih Halus √

Permukaan

kerjaKayu Coklat Halus √

Lantai Semen Hitam Halus √

Sumber : Hasil Pengamatan Secara Langsung, 2012

18

Page 19: laporan  penerangan

Jenis Lampu : TL 40 watt / 54

Jumlah Lampu per Armatur : 2 buah

Jumlah Armatur : 12 buah

Banyaknya Deretan (row) : 3 deret

Jumlah Armatur per Deret : 4 deret

Jarak Pemasangan Antara 2 Armatur: 3,20 m

Tinggi Pemasangan : 3,38 m

3. Informasi Penting Lain

Perletakan Armatur : Teratur

Keadaan Armatur : Bersih

Kondisi Penerangan Lokal : Baik

Jumlah Lampu Yang Rusak : -

Sumber Kesilauan : -

Penghalang Penerangan : -

Tabel 4.2 Data Hasil Pengukuran Penerangan di Lab. Elektronika

Titik pengukuran

Pengukuran I

(Lux)

Pengukuran II

(Lux)

Pengukuran III

(Lux)

Rata-rata

(Lux)

1 44 45 44 44,33

2 106 109 108 107,67

3 102 101 102 101,67

4 41 56 52 49,67

5 60 59 58 59

6 131 130 127 129,33

7 90 91 92 91

8 61 62 61 61,33

9 27 28 28 27,67

10 87 86 84 85,67

11 70 71 70 70,33

12 42 42 40 41,33Sumber : Hasil Pengamatan Secara Langsung, 2012

19

Page 20: laporan  penerangan

Gambar 4.1 Layout Jarak Tiap Lampu Pada Ruang Elka Daya

Sumber : Pengamatan Secara Langsung, 2011

Perhitungan Jumlah Lampu Setelah Perbaikan

Diketahui : P = 16 m

L = 10 m

h = 3,75 m

E = 250 lux (IES), 100 lux (Kepmen)

E lampu = 40 w x 54 lumen = 2160 lumen

Ditanya : Jumlah kebutuhan Lampu ?

Dijawab :

Perhitungan koefisien Indeks Ruangan

K = P . L → h = 3,75 m – 0,37 m

h (P+L) = 3,38 m

k = 16 . 10

3.38 (16+10) sehingga : (interpolasi)

= 160 1,5 → 0,56

3,38 . 26 1,82 → η

= 1,82 2,0 → 0,6120

Page 21: laporan  penerangan

1,82, – 1,5 = η – 0,56

2,0 – 1,5 0,61 – 0,56

0,32 = η – 0,56

0,5 0,05

0,03 = η – 0,56

0,59 = η

η = 0,59

Jumlah lampu :

1. Menurut Kepmenkes 1405 tahun 2002

n = E . A

Elampu . η . d

= 100 . 160

2160. 0,59 . 0,7

= 16000

892,08

= 17,94 ≈ 18 lampu (9 armatur)

2. Menurut IES

n = E . A

Elampu . η . d

= 250 . 160

2160. 0,59 . 0,7

= 40000

892,08

= 44,89 ≈ 44 lampu (22 armatur)

21

Page 22: laporan  penerangan

4.2 Pembahasan

a. Ruang Kelas Lab. Elka Daya

Sesuai dengan klasifikasi ruangannya, ruang kelas Lab. Elka Daya

memiliki tingkat penerangannya sebesar ± 100 lux. Setelah dilakukan

perhitungan, didapatkan jumlah armatur yang diperlukan adalah

sebanyak,

1. Menurut Kepmenkes 1405 tahun 2002 membutuhkan sebanyak 9

buah armatur. Berarti instensitas penerangan yang ada di lab. Elka

daya sudah sesuai dengan standart. Karena didalam lab. Elka Daya

terdapat 12 armatur yang terpasang dengan jenis lampu TL 40

watt/54.

2. Menurut IES membutuhkan sebanyak 22 buah armatur. Sehingga

masih dibutuhkan 10 armatur lagi pada ruangan kelas yang mana

pada kondisi aslinya ruang kelas hanya terdapat 12 buah armatur

agar intensitas penerangan dapat sesuai dengan standar yang ada.

Selain dengan cara penambahan jumlah armatur juga dapat

dilakukan dengan cara mengganti jenis lampunya, yang mana dari

jenis lampu TL 40 watt / 54 menjadi TL 60 watt / 65. Hal ini

dilakukan agar penerangan sesuai dengan standart yang

dibutuhkan.

Perhitungan Jumlah Lampu Setelah Perbaikan

Diketahui : P = 16 m

L = 10 m

h = 3,75 m

E = 250 lux (IES)

E lampu = 60 w x 65 lumen = 3900 lumen

Perhitungan koefisien Indeks Ruangan

K = P . L → h = 3,75 m – 0,37 m

h (P+L) = 3,38 m

k = 16 . 10

3.38 (16+10) sehingga : (interpolasi)

22

Page 23: laporan  penerangan

= 160 1,5 → 0,62

3,38 . 26 1,82 → η

= 1,82 2,0 → 0,68

1,82, – 1,5 = η – 0,62

2,0 – 1,5 0,68 – 0,62

0,32 = η – 0,62

0,5 0,06

0,04 = η – 0,62

0,66 = η

η = 0,66

Kebutuhan lampu sebanyak

n = E . A

Elampu . η . d

= 250 . 160

3900. 0,66 . 0,7

= 40000

1801,80

= 22,2 ≈ 22 lampu (11 armatur)

Setelah dilakukan perbaikan jenis lampu maka ruangan lab. Elka Daya

membutuhkan 22 lampu dengan 11 armatur.

23

Page 24: laporan  penerangan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Intensitas penerangan di lab. Elka Daya sudah memenuhi standar

penerangan menurut Kepmenkes 1405 tahun 2002, hal ini terlihat

berdasarkan perhitungan jumlah lampu yang terpasang dan besarnya daya

yang dipakai. Menurut Kepmenkes 1405 tahun 2002 untuk ruangan Lab Elka

Daya dengan jenis pekerjaan kasar dan tidak terus-menerus membutuhkan

membutuhkan tingkat pencahaan minimal 100 lux, dari data tersebut pada

ruangan ini membutuhkan sebanyak lampu minimal 18 buah dan 9 buah

armatur dengan jenis lampu TL 40 watt/54. Sedangkan menurut ESL belum

memenuhi standat. Selain dari perhitungan jumlah lampu hal-hal yang patut

diperhatikan lain adalah warna dari dinding, lantai dan langit, serta berapa

ketinggian ruangan tersebut. Semakin tinggi ruangan tersebut maka jenis

lampu yang dipasang akan mempengaruhi tingkat penerangan.

Beberapa rekomendasi yang dapatdigunakan untuk memperbaiki

kondisi intensitas penerangan di ruangan tersebut diantaranya adalah :

1. Merubah warna lantai dan dinding dengan warna yang lebih cerah.

Karena warna hitam lantai akan menyerap cahaya.

2. Penggantian berkala pada lampu, karena lampu akan mengalami

penurunan kinerja apabila sering digunakan.

5.2. SARAN

Untuk mendapatkan hasil praktikum serta pengambilan data yang

valid, kelompok kami memberikan saran sebagai berikut :

1. Sebaiknya waktu pengukuran di lakukan pada pagi atau siang hari. Hal

ini dilakukan karena ruangan efektif di gunakan pada jam kerja bukan

pada waktu menjelang malam. Pencahayaan ruangan akan dibantu oleh

sinar matahari dari luar melalui jendela.

2. Sebelum melakukan pengambilan data, sebaiknya dilakukan

pengecekan alat lux meter.

24

Page 25: laporan  penerangan

3. Penggunaan alat ukur ketinggian ruangan dan amatur yang sesuai,

karena untuk alat ukur meteran roll masih mengalami kesulitan.

25

Page 26: laporan  penerangan

DAFTAR PUSTAKA

DEPNAKERTRANS. 1964. Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 tahun 1964

tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan dalam Tempat

Kerja. Jakarta.

DEPNAKERTRANS. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

1405. Jakarta.

M, Soeripto. 2008. Higiene Industri. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

PPNS-ITS. 2007. Modul Praktikum Pengukuran Lingkungan Kerja, PPNS-ITS.

Surabaya.

26

Page 27: laporan  penerangan

TUGAS PENDAHULUAN

1. Peraturan pemerintah nomor berapa yang mengatur tentang syarat

penerangan di tempat kerja serta berikan contoh salah satunya.

2. Suatu ruangan kerja dengan ukuran 10 x 20 m dengan tinggi 5 m diberi

penerangan dengan jenis lampu 2 x TL 40 w. Bila tiap armatur

memberikan 2x 3000 lumen, tentukan jumlah armatur yang diperlukan dan

gambarkan denahnya.

Keterangan :

1. Bidang kerja = 0,85 m dari lantai

2. Faktor refleksi adalah rp = 0,7 rw = 0,1 rm = 0,1

3. Factor depresiasi = 0,7

4. Pekerjaan yang dilakukan adalah jahit-menjahit.

5. Rendemen/efisiensi armatur adalah penerangan langsung

JAWABAN

1. Peraturan Menteri Perburuhan-PMP No.7 /1964/ : Syarat-syarat kesehatan,

kebersihan serta penerangan dalam tempat kerja.

Contoh :

Jenis tempat pekerjaan (ketelitian) dengan intensitas min 50 lux.

A. Hanya membedakan barang kasar :

1. Mengerjakan bahan yang besar, arang/abu, bahan tanah/ abu.

2. Menyisihkan barang yang besar.

3. Gang, tangga di dalam gedung selalu dipakai.

4. Gedung untuk menyimpan barang besar/kasar.

B. Membedakan barang kecil sepintas lalu dengan intensitas penerangan

100 lux (100ft candle).

1. Kakus (WC), tempat mandi.

2. Ruang penerimaan dan pengiriman dengan kapal.

3. Alat pengangkut orang dan bahan.

27

Page 28: laporan  penerangan

2. Diketahui : P = 10m ; L = 20m ; t0 = 5m ; Elampu = 40 ; t1 = 0,85m ; d = 0,7

Ditanya : ∑armatur = ?

Jawab :

K = P . L → h = 5 m – 0,85 m

h (P+L) = 4,15 m

K= 10 . 20

4,15 (10+20) sehingga : (interpolasi)

= 200 1,5 → 0,51

4,15 . 30 1,6 → η

= 1,6 2 → 0,56

1,6 – 1,5 = η – 0,51

2 – 1,6 0,56 – η

0,1 = η– 0,51

0,4 0,56 - η

0,056 – 0,1 η = 0,4 η– 0,204

0,26 = 0,5 η

→ Jumlah lampu : η = 0,52

n = E . A

Elampu . η . d

= 200 . 200

3000 . 0,52 . 0,7

= 40.000

1092

= 36,63 ≈ 36 (18 armatur)

.

28