meyouusblogshare.files.wordpress.com · web view2013. 12. 4. · asesmen kinerja sebagai metode...
TRANSCRIPT
LAPORAN PENGEMABANGAN INSTRUMEN
D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
SARMILA
091104035
PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSARRASIONAL
Perkembangan ilmu dan teknologi dari waktu ke waktu semakin pesat, dan didukung pula oleh arus globalisasi yang semakin
cepat. Fenomena tersebut memunculkan adanya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah dunia pendidikan.
Pendidikan merupakan sektor yang sangat penting dalam pengembangan Sumber Daya Manusia untuk menjawab perkembangan jaman,
untuk itu pemerintah selalu berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan.
Pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam kehidupan setiap manusia yang dipengaruhi oleh seluruh aspek
kehidupan dan kepribadian seseorang. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan
diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara, sebab dari situlah akan tercipta Sumber Daya Manusia yang berkualitas
dan berdedikasi tinggi.
Matematika adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang sudah ada. Matematika merupakan tumpuan peradaban manusia,
karena matematika juga merupakan faktor pendukung dalam laju perkembangan dan persaingan di berbagai bidang. Matematika lahir
karena dorongan kebutuhan manusia, dengan matematika banyak peristiwa dan kejadian alam semesta ini yang diketahui. Peranan
matematika tidak hanya tertuju pada peningkatan kemampuan untuk berhitung kuantitatif tetapi juga untuk penataan cara berfikir dan
khususnya dalam pembentukan kemampuan analisis, sintesis, evaluasi, dan pemecahan masalah. Berdasarkan peranan inilah maka
matematika perlu diberikan kepada peserta didik pada setiap jenjang pendidikan.
Keberhasilan proses belajar mengajar pada umumnya pembelajaran matematika pada khususnya diukur dari keberhasilan siswa
yang mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut. Keberhasilan tersebut dapat diamati dari beberapa sisi yaitu sisi tingkat pemahaman,
tingkat penguasaan dan banyaknya soal yang mampu dikerjakan dengan betul, makin tinggi tingkat pemahaman dan penguasaan siswa
dalam suatu pembelajaran dan makin banyak soal yang mampu dikerjakan dengan benar diharapkan semakin tinggi tingkat keberhasilan
pembelajaran tersebut.
Salah satu tujuan pembelajaran matematika yang ingin dicapai adalah pengembangan kemampuan “Pemecahan Masalah”.
Menurut Branca dalam Sumarmo (2000), pemecahan masalah merupakan tujuan umum dalam pengajaran matematika, bahkan sebagai
jantungnya matematika. Kemampuan pemecahan masalah sangat penting bagi siswa, karena siswa akan dihadapi dengan permasalahan
yang tidak dapat secara langsung ditemukan penyelesaiannya, baik masalah yang terdapat di dalam kelas maupun yang terdapat dalam
kehidupan sehari-hari siswa.
Pembelajaran matematika yang berbasis pada pemecahan masalah, baik dari segi proses maupun penyelesaiannya, siswa
dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada
pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin. Melalui kegiatan ini aspek-aspek kemampuan matematik penting seperti penerapan aturan
pada masalah tidak rutin, penemuan pola, penggeneralisasian, komunikasi matematik, dan lain-lain dapat dikembangkan secara lebih
baik. Temuan-temuan penelitian yang dilakukan Bitter (1987) dan Capper(1984) menunjukkan bahwa pengajaran matematika harus
digunakan untuk memperkaya,memperdalam, dan memperluas kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika.
Dalam kaitannya dengan kegiatan penilaian/evaluasi, penilaian terhadap kemampuan seseorang dalam memecahkan berbagai
permasalahan matematika tidak hanya dilihat dari hasil yang dikerjakan peserta didik tetapi juga harus dilihat dari proses kegiatan
pelajaran atau keaktifan dalam bekerja. Meski demikian keaktifan peserta didik tidak mampu menjamin bahwa telah memahami apa
yang dilakukannya sehingga para pendidk hendaknya selalu memperhatikan dan mengamati apa yang terpikirkan peserta didik sewaktu
melakukan kegiatan. Hal ini utnuk menghindari generasi “penerus” yang hanya memikirkan apa yang orang lain lakukan atau dengan
kata lain bekerja tanpa menggunakan pikirannya.
Oleh karena itu, dalam hal ini dipilih “Metode Asesmen Kinerja” yang merupakan bentuk pengamatan dan penilaian secara
langsung dan sistematis dari kinerja para siswa dengan mengacu pada kriteria kinerja yang telah ditetapkan. Hal ini berarti asesmen
kinerja merupakan bentuk penilaian hasil belajar yang berorientasi pada proses karena sesuai dengan tujuan dalam penilaian terhadap
kemampuan pemecahan masalah peserta didik. Asesmen kinerja bertujuan agar guru dapat melihat bagaimana siswa merencanakan
pemecahan masalah, melihat dan mengamati bagaimana siswa menunjukkan pengetahuan dan keterampilannya. Dalam hal ini asesmen
kinerja yang menuntut siswa menunjukkan kinerjanya tentang apa yang mereka tahu dan apa yang dapat mereka lakukan sehingga dapat
membantu siswa membiasakan diri menunjukkan kinerjanya dalam memahami dan memecahkan masalah.
KAJIAN TEORITIS
1. Pemecahan Masalah Matematika
Apa itu masalah? Menurut Lester (Kaur dan Ban Har, 2000) suatu tugas merupakan masalah bagi seorang siswa bila siswa
tersebut berminat untuk menyelesaikan tugas itu, tetapi siswa tersebut belum memiliki prosedur yang langsung dapat diterapkan untuk
menyelesaikan tugas itu. Sedangkan menurut Jonassen (2004), masalah adalah entitas yang belum diketahui yang jika ditemukan akan
memiliki nilai sosial, kultural, atau intelektual. Suatu soal dikatakan suatu “masalah” merupakan hal yang sangat relative. Suatu soal
yang dianggap masalah bagi seseorang, tetapi bagi orang alin mungkin hanya merupakan hal rutin belaka. Pengertian masalah demikian
menekankan pada aspek kebermanfaatan (usefulness). Aspek kebermanfaatan ini akan menjadikan siswa berminat karena mengetahui
ada manfaat bila ia menyelesaikan masalah tersebut. Minat ini akan mendorong siswa tersebut untuk mengeksplorasi dan menemukan
berbagai prosedur atau strategi penyelesaian masalah.
Menurut Zawojewski (Chamberlin, 2009), suatu tugas disebut masalah bagi siswa apabila siswa perlu mengembangkan suatu
strategi produktif untuk menyelesaikan tugas tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa suatu masalah harus menantang bagi siswa yang
akan menyelesaikan masalah tersebut. Meski demikian, terdapat kemungkinan, suatu tugas merupakan masalah bagi seorang siswa,
tetapi tidak bagi siswa yang lain. Jadi, masalah bersifat relatif bagi siswa. Terkait dengan hal ini, Chamberlin (2009) menekankan bahwa
suatu tugas hendaknya sesuai dengan tingkat perkembangan siswa yang akan menyelesaikan tugas tersebut.
Apa itu pemecahan masalah? Tidak ada definisi formal pemecahan masalah yang disepakati para ahli pendidikan matematika
(Jonassen, 2004; Chamberlin, 2008). Menurut Jonassen (2004), jika masalah dideskripsikan sebagai entitas yang belum diketahui, maka
secara sederhana, pemecahan masalah dapat didefinisikan sebagai proses penemuan entitas yang belum diketahui tersebut. Sedangkan
menurut Gagne (Kirkley, 2003), pemecahan masalah adalah proses mensintesis berbagai konsep, aturan, atau rumus untuk menemukan
solusi suatu masalah. Sementara menurut Nakin (2003), pemecahan masalah adalah proses menggunakan langkah-langkah (heuristik)
tertentu untuk menemukan solusi suatu masalah. Pemecahan masalah matematika pada hakikatnya adalah belajar berfikir (learning to
think) atau belajar bernalar (learning to reason) yaitu berpikir atau bernalar mengaplikasikan pengetahuan-pengetahuan yang telah
diperoleh sebelumnya untuk memecahkan masalah-masalah baru yang belum pernah dijumpai. Adapun indikator pemecahan masalah
matematika (Sumarno:2003) antara lain:
Mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan.
Merumuskan masalah matematika atau menyusun model matematika.
Menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah (sejenis dan masalah baru) dalam atau luar matematika.
Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil permasalahan menggunakan matematika secara bermakna.
Polya (1973) mengembangkan model, prosedur, atau heuristik pemecahan masalah yang terdiri atas tahapan-tahapan untuk
memecahkan masalah, yaitu (1) memahami masalah (understanding the problem); (2) membuat rencana pemecahan masalah (devising a
plan); (3) melaksanakan rencana pemecahan masalah (carrying out the plan); dan (4) menelaah kembali (looking back). Memahami
masalah merujuk pada identifikasi fakta, konsep, atau informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Membuat rencana
merujuk pada penyusunan model matematika dari masalah yang diketahui. Melaksanakan rencana merujuk pada penyelesaian model
matematika yang telah disusun. Sedangkan menelaah kembali berkaitan pemeriksaan kesesuaian atau kebenaran jawaban. Tahapan-
tahapan pemecahan masalah yang dikemukakan Polya (1973) tersebut dapat dipandang sebagai aspek-aspek yang perlu diperhatikan
dalam mengevaluasi kemampuan pemecahan masalah. Dengan kata lain, kemampuan pemecahan masalah matematis meliputi
kemampuan memahami masalah, membuat rencana penyelesaian masalah, melaksanakan rencana penyelecalain masalah, dan menelaah
solusi.
Menurut Schon (Jonassen, 2004), salah satu kunci keberhasilan dalam menyelesaikan masalah adalah merepresentasikan
masalah secara tepat. Sejalan dengan itu Maher (Chamberlin, 2009) juga mengungkapkan bahwa salah satu komponen pemecahan
masalah adalah representasi, yakni merepresentasikan ide-ide matematis yang berkaitan dengan masalah secara ringkas dan sederhana
sehingga mudah untuk diolah dan dioperasikan serta dicari solusinya. Merepresentasikan masalah dapat diartikan sebagai penterjemahan
atau penyajian masalah dalam bentuk ekspresi matematis dengan menggunakan notasi dan istilah-istilah matematis yang sesuai. Dalam
bahasa matematika, aktivitas demikian disebut penyusunan model matematis. Dapat dipahami bahwa merepresentasikan masalah
merupakan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi kemampuan pemecahan masalah. Menurut Marshal
(1989), terdapat beberapa aspek penting dalam mengevaluasi kemampuan pemecahan masalah. Aspek pertama adalah penguasaan
pengetahuan faktual yang relevan dengan situasi masalah. Aspek ini berkaitan dengan pemahaman terhadap masalah. Aspek kedua
adalah penguasaan pengetahuan prosedural. Aspek ini berkaitan dengan penggunaan strategi yang sesuai situasi masalah. Aspek ketiga
adalah penguasaan terhadap prosedur matematis untuk mencari solusi masalah. Hal ini menunjukkan bahwa memahami masalah,
melakukan prosedur matematis, dan mengidentifikasi serta menerapkan strategi yang sesuai untuk menyelesaikan masalah merupakan
aspek-aspek penting yang perlu diperhatikan dalam mengevaluasi kemampuan pemecahan masalah. Menurut Jonassen (2004),
kemampuan memberikan argumentasi mengenai bagaimana proses pemecahan masalah dilakukan, mengapa strategi pemecahan
masalah tertentu digunakan, dan mengapa solusi yang diperoleh benar atau sesuai merupakan aspek penting dalam mengeveluasi
kemampuan pemecahan masalah. Penjelasan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai notasi, istilah, atau representasi
matematis lain yang relevan. Skor tinggi akan diberikan kepada siswa yang mampu memberikan penjelasan secara runtut, koheren,
ringkas, dan sistematis. Pengukuran kemampuan pemecahan masalah tidak hanya difokuskan pada kebenaran secara substansial solusi
dan prosedur matematis yang dilakukan, melainkan juga pada koherensi, keruntutan ide-ide atau prosedur matematis yang mendukung
solusi tersebut. Dua jawaban yang secara substansial benar, tetapi mempunyai perbedaan kejelasan, rasionalitas, keruntutan, dan
koherensi uraian yang diberikan, tentu harus diberi skor berbeda. Terkait hal ini, pemecahan masalah dapat dipandang sebagai proses
komunikasi, yakni siswa mengkomunikasikan ide-ide atau pemikiran matematis secara koheren, runtut, dan jelas dengan menggunakan
berbagai representasi matematis yang relevan dalam proses pemecahan masalah matematis.
Berdasarkan uraian di atas, secara umum aspek-aspek kemampuan pemecahan masalah matematis adalah pemahaman,
penggunaan strategi dan prosedur matematis, dan komunikasi. Aspek pemahaman merujuk pada kemampuan mengidentifikasi data atau
informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah dan membuat model matematika dari masalah. Aspek strategi dan prosedur
merujuk pada kemampuan memilih dan menggunakan strategi pemecahan masalah dan melakukan prosedur matematis. Sedangkan
aspek komunikasi merujuk pada kemampuan memberikan penjelasan terhadap strategi, konsep-konsep terkait, dan prosedur matematis
yang dilakukan; menggunakan representasi matematis, terminologi, dan notasi matematis, dan memaknai dan mengkomunikasikan
solusi.
Penggunaan konsep pemecahan masalah dalam pembelajaran matematika memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan natara
lain sebagai berikut:
Kelebihan
Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan
Berpikir dan bertindak kreatif
Memecahkan masalah secara realistis
Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan
Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan
Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelasaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
Dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan.
Kelemahan
Beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini.
Memerlukan alokasi wantu yang lebih panjang.
2. Asesmen Kinrja
Pengertian Asesmen Kinerja
Asesmen merupakan suatu proses untuk memperoleh informasi dan mengambil keputusan berdasarkan informasi tersebut
dengan tujuan tertentu sedangkan asesmen kinerja merupakan suatu asesmen yang menitikberatkan pada proses. Asesmen kinerja adalah
asesmen yang memberi kesempatan siswa menunjukkan kinerja, bukan menjawab atau memilih jawaban dari sederetan kemungkinan
jawaban yang sudah tersedia. Asesmen kinerja adalah penilaian berdasarkan hasil pegamatan penilai terhadap aktivitas siswa
sebagaimana yang terjadi. Penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku, atau interaksi siswa (Depdiknas, 2004).
Asesmen kinerja sebagai metode pengujian yang meminta siswa untuk membuat jawaban atau hasil yang menunjukkan
pengetahuan dan keahlian mereka. Asesmen kinerja merupakan pemahaman terbaik yang dapat berupa respon siswa dari yang paling
sederhana sampai yang paling kompleks (Elliott, 1995). Asesmen kinerja menuntut siswa untuk aktif karena yang dinilai bukan hanya
produk tetapi yang paling penting adalah keterampilan yang mereka punya. Asesmen kinerja dalam matematika meliputi presentasi
tugas matematika, proyek atau investigasi, observasi, wawancara, dan melihat hasil (product).
Fitzpatrick dan Morison (1971) berpandangan bahwa penilaian kinerja (performance assessment) sebenarnya tidak memiliki
perbedaan yang begitu besar dengan tes lainnya yang dilaksanakan di dalam kelas, hal ini menurut mereka tergantung dari sejauh mana
tes itu dapat mensimulasikan situasi dari kriteria-kriteria yang diharapkan.
Trespeces (1999) mengatakan bahwa “performance assessment” adalah berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tes
diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan pengaplikasian pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai
macam konteks. Jadi boleh dikatakan bahwa “performance assessment” adalah suatu penilaian yang meminta peserta tes untuk
mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Menurut Mansyur, dkk (2009) penilaian kinerja merupakan suatu proses pengumpulan data dengan cara pengamatan yang
sistematik untuk membuat keputusan tentang individu yang diamati. Ada lima elemen utama yang tersirat dan tersurat pada definisi
tersebut, yaitu proses, pengumpulan data, pengamatan sisitematik, integrasi data, dan keputusan individu.
Kinerja individu merupakan performansi maksimal yang ditunjukkan sebagai akibat dari suatu proses belajar. Penilaian terhadap
proses dan atau karya individu merupakan satu ciri dalam penilaian kinerja karena sifatnya yang sangat individual, setiap individu dapat
menunjukkan kemampuan kinerjanya secara maksimal mungkin melalui keterlibatannya dalam prosers ataupun pada produk yang
dihasilkannya.
Kinerja individual mengacu pada prestasi kerja individu yang diatur berdasarkan standar atau kinerja yang telah ditetapkan oleh
suatu organisasi. Kinerja individual yang tinggi dapat meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan. Penelitian Goodhue dan
Thompson (dalam Mansyur, dkk) menyatakan bahwa pencapaian kinerja individual berkaitan dengan pencapaian serangkaian tugas-
tugas individu. Kinerja yang telah tinggi mengandung arti terjadinya peningkatan efisiensi, efiktivitas atau kualitas yang lebih tinggi dari
penyelesaian serangkaian tugas yang dibebankan kepada individu dalam perusahaan atau organisasi.
Penilaian kinerja sangat terkait dengan teori belajar sebagai landasan psikologinya.Teori belajar fleksibilitas kognitif
menegaskan belajar pada dasarnya sesuatu yang kompleks dan tidak terstruktur. Proses belajar berarti tak pernah berakhir, selalu ada
proses adaptasi dan selalu berubah, oleh karenanya penilaian dibutuhkan untuk menyertai seluruh kegiatan belajar dan pembelajaran.
Selain itu, Wangsatorntanakhum (1997) menyatakan bahwa assessment kinerja terdiri dari dua bagian yaitu “clearly defined task
and a list of explicit criteria for assessing student performance or product”. Lebih lanjut dinyatakan pula bahwa assessment kinerja
diwujudkan berdasarkan “empat asumsi” pokok, yaitu:
performance assessment didasarkan pada partisipasi aktif mahasiswa/siswa
tugas-tugas yang diberikan atau dikerjakan oleh siswa/mahasiswa yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan
proses pembelajaran
performance assessment tidak hanya untuk mengetahui posisi siswa pada suatu saat dalam proses pembelajaran, tetapi lebih dari itu,
assessment juga dimaksudkan untuk memperbaiki proses pembelajaran itu sendiri
dengan mengetahui lebih dahulu kriteria yang akan digunakan untuk mengukur dan menilai keberhasilan proses pembelajarannya, siswa
akan secara terbuka dan aktif berupaya untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Seringkali “performance assessment” ini dikaitkan dengan suatu kriteria yang diinginkan dalam praktek kehidupan sehari-hari.
Hal tersebut dikenal dengan nama “Authentic Assessment (penilaian autentik)” Jadi pengertian dari “authentik assessment” ini selalu
melibatkan peserta tes di dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam praktek kehidupan mereka
sehari-hari.
Karakteristik Penilaian Kinerja
Karakteristik Penilaian Kinerja Performance assessment memiliki karakteristik dasar yaitu :
Peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan kemampuannya dalam mengkreasikan suatu produk atau terlibat dalam suatu aktivitas
(perbuatan), misalnya melakukan eksperimen untuk mengetahui tingkat penyerapan dari kertas tisue.
Produk dari performance assessment lebih penting daripada perbuatan (performan)-nya (maertel, 1992).
Mardapi (dalam Mansyur, dkk) juga mengemukakan karakteristik penilaian berbasis kompetensi yang meliputi: (1) hasil belajar
merupakan kemampuan atau kompetensi yang dapat didemonstrasikan, (2) kecepatan balajar pebelajar berbeda dalam mencapai
ketuntasan belajar, (3) penilaian hasil belajar menggunakan acuan kriteria, dan (4) adanya program pembelajaran remidi dan pengayaan,
(5) pengajar atau pendidik merancang pengalaman belajar peserta didik, (6) pengajar adalah fasilitator, (7) pembelajaran mencakup
aspek afektif yang terintegrasi dalam semua bidang studi.
Dalam kaitan dengan penilaian kinerja, Pophan (dalam Mansyur, dkk) mensyaratkan adanya 7 (tujuh) kriteria yang harus
digunakan dalam melakukan penilaian yakni: (1) Generability, yakni apakah kinerja peserta tes dalam melakukan tugas yang diberiokan
sudah memadai untuk digeneralisasikan kepada tugas-tugas lain; (2) Authenticity, yakni apakah tugas yang diberikan sudah serupa
dengan apa yang dihadapi dalam praktik kehidupan nyata sehari-hari; (3) Multiplefocy, yakni apakah tugas yang diberikan kepada
peserta tes sudah mengukur lebih dari satu kemampuan yang diinginkan; (4) Teachability, yakni apakah tugas yang diberikan
merupakan tugas yang relevan yang hasilnya semakin baik akibat adanya usaha mengajar di kelas; (5) Fairness, yakni apakah tuga yang
diberikan sudah adil (fair), tidak mengandung bias berdasar latar untuk semua peserta tes; (6) Feasibility, yakni apakah tugas-tugas yang
diberikan dalam penilaian keterampilan atau penilaian kinerja memang relevan untuk dapat dilaksanakan mengngat factor-faktor seperti
biaya, ruangan/tempat, waktu, atau peralatannya; (7) Scorability, yakni apakah tugas yang diberikan nanti dapat diskor dengan akurat
dan reliable, karena salah satu tahap dalam penilaian kinerjka yang sensitif adalah perlakuan dalam pemberian skor.
Langkah-langkah Penilaian Kinerja
Beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam melakukan penilaian kinerja (performance assessment) adalah:
Identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir (output) yang terbaik.
Tuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil
akhir (output) yang terbaik. Usahakan untuk membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak sehingga
semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakan tugas.
Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan-kemampuan yang akan diukur berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati
(observable) atau karakteristik produk yang dihasilkan.
Urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati Kalau ada, periksa kembali dan
bandingkan dengan kriteria-kriteria kemampuan yang sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan.
Untuk menjaga obyektifitas dan keadilan (fair) sebaiknya penilai atau evaluator lebih dari satu orang sehingga penilaian mereka menjadi
lebih valid dan reliabel.
Mengukur Kualitas Penilaian Kinerja
Untuk mengetahui apakah penilaian kinerja (performance assessment) dapat dianggap berkualitas atau tidak, terdapat tujuh
kriteria yang perlu diperhatikan oleh evaluator. Ketujuh kriteria yang diungkap oleh Popham (1995) yaitu:
Generability : apakah kinerja peserta tes (students performance) dalam melakukan tugas yang diberikan tersebut sudah memadai untuk
digeneralisasikan kepada tugas-tugas lain? Semakin dapat digeneralisasikan tugas-tugas yang diberikan dalam rangka penilaian
keterampilan atau penilaian kinerja (”performance assessment) tersebut, dalam artian semakin dapat dibandingkan dengan tugas yang
lainnya maka semakin baik tugas tersebut. Hal ini terutama dalam kondisi bila peserta tes diberikan tugas-tugas dalam penilaian
keterampilan (performance assessment) yang berlainan.
Authenticity: apakah tugas yang diberikan tersebut sudah serupa dengan apa yang sering dihadapinya dalam praktek kehidupan sehari-
hari?
Multiple foci: apakah tugas yang diberikan kepada peserta tes sudah mengukur lebih dari satu kemampuan-kemampuan yang diinginkan
(more than one instructional outcomes)?
Teachability: apakah tugas yang diberikan merupakan tugas yang hasilnya semakin baik karena adanya usaha mengajar guru di kelas?
Jadi tugas yang diberikan dalam penilaian keterampilan atau penilaian kinerja (performance assessment) adalah tugas-tugas yang
relevan dengan yang dapat diajarkan guru di dalam kelas.
Fairness: apakah tugas yang diberikan sudah adil (fair) untuk semua peserta tes. Jadi tugas-tugas tersebut harus sudah dipikirkan tidak
”bias” untuk semua kelompok jenis kelamin, suku bangsa, agama, atau status sosial ekonomi.
Feasibility: apakah tugas-tugas yang diberikan dalam penilaian keterampilan atau penilaian kinerja (performance assessment) memang
relevan untuk dapat dilaksanakan mengingat faktor-faktor seperti biaya, ruangan (tempat), waktu, atau peralatannya?
Scorability: apakah tugas yang diberikan nanti dapat diskor dengan akurat dan reliabel? Karena memang salah satu yang sensitif dari
penilaian keterampilan atau penilaian kinerja (performance assessment) adalah penskorannya.
Kelebihan dan Kelemahan
Beberapa kelebihan asesmen kinerja sebagai berikut:
Pembelajaran dapat lebih efektif karena asesmen kinerja terintegrasi dalam proses pembelajaran.
Membantu siswa untuk mengkomunikasikan ide.
Lebih lengkap dan valid dalam menilai kemampuan siswa.
Sedangkan kelemahan asesmen kinerja antara lain waktu yang digunakan relative lama dan adanya kecenderungan guru bersifat
objective sehingga dikhawatirkan penilaian kurang relevan.
Sumber Kesalahan Penskoran dalam penilaian Kinerja
Masalah utama dalam penilaian kinerja adalah masalah penskorannya. Dikarenakan banyak factor yang mempengaruhi pada
hasil penskoran penilaian keterampilan atau penilaian kinerja (performance assessment). Masalah penskoran pada penilaian
keterampilan atau penilaian kinerja lebih kompleks daripada penskoran pada bentuk soal uraian.Popham (1995) menguraikan tiga
sumber utama kesalahan penskoran penilaian kinerja, yaitu:
Masalah dalam instrument: instrumen pedoman penskoran tidak jelas sehingga sukar digunakan oleh penilai. Selain itu komponen-
komponen yang harus dinilainya juga sukar untuk diskor, umumnya karena komponen-komponen tersebut sukar untuk diamati
(unobservable). Hal yang demikian tentunya akan mengakibatkan hasil penskoran yang tidak valid, dan tidak akurat (tidak reliabel).
Masalah prosedural: prosedur yang digunakan dalam penilaian keterampilan atau penilaian kinerja tidak baik sehingga juga
mempengaruhi hasil penskoran. Masalah yang biasanya terjadi adalah penskor (rater) harus menskor komponen-komponen yang terlalu
banyak. Bagi penskor sebenarnya semakin sedikit komponen yang harus dinilai semakin baik, tetapi pembuat pedoman penskoran tetap
harus membuat pedoman penskoran yang dapat mewakili semua komponen-komponen penting yang mempengaruhi kualitas hasil akhir.
Masalah lain dari prosedur ini adalah umumnya penskor (rater) hanya satu orang, sehingga sukar untuk dapat membandingkan hasil
pertimbangan (adjustment) penskoran dengan orang lain.
Masalah penskor yang bias: penskor (rater) cenderung untuk sukar menghilangkan masalah, ”personal bias”. Sewaktu menskor hasil
pekerjaan peserta tes ada kemungkinan penskor (rater) mempunyai masalah ”generosity error” artinya penskor cenderung memberi nilai
yang tinggi-tinggi, walaupun kenyataan yang sebenarnya hasil pekerjaan peserta tes tidak baik. Kemungkinan juga penskor mempunyai
masalah ”severity error” artinya penskor cenderung memberi nilai yang rendah-rendah, walaupun kenyataannya hasil pekerjaan peserta
tes tersebut baik. Kemungkinan lain penskor juga cenderung dapat memberi nilai yang sedang-sedang saja, walaupun pada
kenyataannya hasil pekerjaan peserta tes ada yang baik dan ada yang tidak baik. Masalah lain adalah adanya kemungkinan penskor
tertarik atau simpati pada peserta tes sehingga sukar baginya untuk memberi nilai yang objektif (hallo efect).
PENGEMBANGAN INSTRUMEN
Panduan Buku Sumber
Pengarang : Nugroho Soedyarto, Maryanto
Penerbit : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Tahun : 2008
Materi : Turunan Fungsi
Tabel Spesifikasi
TABLE SPESIFIKASI SOAL TERTULIS/URAIAN
Pokok Materi
Aspek yang Diukur
Jumlah Ingatanc1
Pemahamanc2
Aplikasic3
(100%)Turunan fungsi:
Definisi turunan fungsi.
Notasi turunan.
2 1 1 4
Turunan fungsi trigonometri. 1 1
Turunan fungsi komposisi dengan aturan rantai. 1 1Persamaan garis singgung di suatu titik pada kurva.
1 1
Fungsi naik dan Fungsi Turun 1 1
Masalah Maksimum dan Minimum 1 1Pergerakan 1 1
Jumlah 4 3 3
Kisi-Kisi Soal
No. Urut
Kompetensi Dasar Bahan Kelas/ smt.
Materi Indikator Soal Bentuk Tes No. Soal
1 Menggunakan konsep dan aturan turunan dalam perhitungan turunan fungsi.
XI IPA/II Turunan fungsi: Definisi turunan
fungsi.
Notasi turunan.
Menghitung turunan fungsi dengan
menggunakan definisi turunan.
Tertulis/Uraian 1 dan 2
2 Menggunakan konsep dan aturan turunan dalam perhitungan turunan fungsi.
XI IPA/II Turunan fungsi: Definisi turunan
fungsi.
Notasi turunan.
Menentukan turunan suatu fungsi di satu
titik tertentu
Tertulis/Uraian 3
3 Menggunakan konsep dan aturan turunan dalam perhitungan turunan fungsi.
XI IPA/II Turunan fungsi: Definisi turunan
fungsi.
Notasi turunan.
Menentukan laju perubahan nilai fungsi
terhadap variabel bebasnya
Tertulis/Uraian 4
Jenis Sekolah : SMA Alokasi Waktu : 90 Menit
Mata Pelajaran : Matematika Jumlah Soal : 35
Kurikulum : 2008 Penulis : Sarmila
4 Menggunakan konsep dan aturan turunan dalam perhitungan turunan fungsi.
XI IPA/II Turunan fungsi trigonometri.
Menentukan turunan fungsi aljabar dan trigonometri.
Tertulis/Uraian 5
5 Menggunakan konsep dan aturan turunan dalam perhitungan turunan fungsi.
XI IPA/II Turunan fungsi komposisi dengan aturan rantai.
Menentukan turunan fungsi komposisi dengan aturan rantai.
Tertulis/Uraian 6
6 Menggunakan konsep dan aturan turunan dalam perhitungan turunan fungsi.
XI IPA/II Persamaan garis singgung di suatu titik pada kurva.
Menentukan persamaan garis singgung
pada suatu kurva.
Tertulis/Uraian 7
7 Menggunakan turunan untuk menentukan karakteristik suatu fungsi dan memecahkan masalah.
XI IPA/II Fungsi naik dan Fungsi Turun
Menentukan Selang di mana Fungsi
Naik atau turun.Tertulis/Uraian
8
8 Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan ekstrim fungsi dan penafsirannya.
XI IPA/II Masalah Maksimum dan Minimum
Menentukan penyelesaian dari model
matematika yang berkaitan masalah
maksimum dan minimum
Tertulis/Uraian 9
9 Menggunakan turunan untuk menentukan karakteristik suatu fungsi dan memecahkan masalah.
XI IPA/II Pergerakan Menggunakan Turunan dalam
Perhitungan Kecepatan dan Percepatan
Tertulis/Uraian 10
Alat Ukur Soal
ULANGAN HARIAN
Mata Pelajaran : Matematika
Sekolah : SMA Negeri 2 Makassar
Kelas/Program : XI/IPA
Kerjakanlah soal di bawah ini dengan langkah-langkah penyelesaian secara lengkap!
1. Carilah turunan dari f ( x )=x3+2 x .
2. Diketahui fungsi f dengan f ( x )= 3√x , carilah f ' (x ).
3. Jika f ( x )=2 x−3 carilah f ' (3 ) .
4. Suatu jenis bakteri berkembang biak dengan persamaan f (t )=t 3+2 setiap detik, t ≥ 0. Hitunglah laju perkembangbiakan pada
saat t = 2 dan t = 5 !
5. Tentukan turunan dari f ( x )=4sin x−2 cos x!
6. Tentukan turunan dari y=(4 x2−5 x+3)6.
7. Tentukan persamaan garis singgung di titik (π4
, 12 √2) pada kurva y=sin x!
8. Tentukan interval di mana fungsi ( x )=x3+3 x2−9 x+5 !
a. Naik b. turun
9. Luas permukaan sebuah balok dengan alas persegi adalah 150 cm2 . Tentukan nilai maksimum volum balok tersebut!
10. Diketahui jarak yang ditempuh dalam t dari suatu partikel dinyatakan dengan rumus:
s ( t )=t3+2 t 2+ t+1
Carilah:
a. Nilai t !
b. Besarnya percepatan benda pada saat kecepatannya 21 !
Kunci Jawaban
KUNCI JAWABAN SOAL ULANGAN HARIAN
Mata Pelajaran : Matematika
Sekolah : SMA Negeri 2 Makassar
Kelas/Program : XI/IPA
Kerjakanlah soal di bawah ini dengan langkah-langkah penyelesaian secara lengkap!
1. Carilah turunan dari f ( x )=x3+2 x .
Jawaban:
f ( x )=x3+2 x
f ( x+h )=(x+h)3+2(x+h)
¿ x3+3x2 h+3 xh2+h3+2 x+2h
f ( x+h )−f ( x )=x3+3 x2h+3 x h2+h3+2x+2h−(x¿¿3+2 x)¿
¿3 x2h+3 x h2+h3+2h
f ( x+h )−f ( x )h
=3 x2h+3 x h2+h3+2 hh
¿3 x2+3 x h+h2+2
f ' ( x )= lim ¿h→0 (3 x2 h+3 xh2+h3+2h)
¿3 x2+2
Jadi f ' ( x )=3 x2+2
2. Diketahui fungsi f dengan f ( x )= 3√x , carilah f ' (x ).
Jawaban:
f ( x )= 3√x
¿ x13
f ( x+h )=(x+h)13
f ( x+h )−f ( x )=( x+h )13−x
13
¿ ( x+h )−x
(x+h)23+(x+h)
13 x
13+ x
23
¿ h
(x+h)23+(x+h)
13 x
13+ x
23
f ( x+h )−f ( x )h
= h
h( (x+h )23+( x+h )
13 x
13+x
23 )
¿ 1
(x+h)23+(x+h)
13 x
13+ x
23
lim ¿h→ 0 f ( x+h )−f ( x )h
=lim ¿h →0 1
(x+h)23 +(x+h)
13 x
13 +x
23
¿ 1
x23 +x
13 x
13 +x
23
¿ 1
3x23
Jadi f' ( x )= 1
3 x23
=13
x−23
.
3. Jika f ( x )=2x−3 carilah f ' (3 ) .
Jawaban :
f ( x )=2 x−3
f (3+h )=2 (3+h )−3
¿6+2h−3
¿3+2h
f (3+h )−f (3 )=(3+2 h )−(2.3−3)
¿3+2 h−3=2 h
f (3+h )−f (3 )h
=2hh
lim ¿h→ 0 f (3+h )−f (3 )h
= lim ¿h →0 2
Jadi, f ' ( x )=2
4. Suatu jenis bakteri berkembang biak dengan persamaan f ( t )=t 3+2 setiap detik, t ≥ 0. Hitunglah laju perkembangbiakan pada saat
t = 2 dan t = 5 !
Jawaban:
Laju perkembangbiakan bakteri dapat dicari dengan menggunakan turunan f '.
f ' (2 )=lim ¿h→ 0 f (2+h )−f (2 )h
¿ lim ¿h→ 0 ((2+h )¿¿3+2)− (23+2 )h
¿
¿ lim ¿h→ 0 (23+12 h+6 h2+h3+2)−(23+2 )h
¿ lim ¿h→ 0 12h+6 h2+h3
h
¿ lim ¿h→ 0(12+6 h+h2)
¿12
f ' (5 )=lim ¿h→ 0 f (5+h )−f (5 )h
¿ lim ¿h→ 0 (53+75 h+15 h2+h3+2)−(53+2 )h
¿ lim ¿h→ 0(75+15 h+h2)
¿75
Jadi, laju berkembang biaknya pada saat t = 2 dan t = 5 berturut-turut adalah 12 dan 75 bakteri per detik.
5. Tentukan turunan dari f ( x )=4sin x−2cos x!
Jawaban:
f ( x )=4 sin x−2cos x
f '( x)= ddx
¿
¿4 ddx
¿
¿4 . cos x−2¿¿¿4 . cos x+2¿¿
Jadi, f '( x)=4 .cos x+2¿¿
6. Tentukan turunan dari y=(4 x2−5x+3)6.
Jawaban:
y=(4 x2−5x+3)6
Misalkan u=4 x2−5 x+3 maka y=u6.
dydx
=6u5 ; dudx
=8 x−5
dydx
=dydu
. dudx
¿6u5 .(8 x−5)
¿6(4 x2−5 x+3)5 .(8 x−5).
Jadi, y ' (x)=6(4 x2−5 x+3)5 .(8 x−5).
7. Tentukan persamaan garis singgung di titik (π4
, 12 √2) pada kurva y=sin x!
Jawaban:
y=sin x⇒ y '=cos x
y ' ( π4
)=cos π4=1
2 √2.
Persamaan garis singgung di (π4
, 12 √2) adalah:
y−12 √2=1
2 √2(x− π4 )
y=12 √2 x+ 1
2 √2(1− π4)
y=12 √2(x+1− π
4)
Jadi, persamaan garis singgung di titik (π4
, 12 √2) pada kurva y=sin x adalah
y=12 √2(x+1− π
4).
8. Tentukan interval di mana fungsi ( x )=x3+3 x2−9 x+5 !
b. Naik b. turun
Jawaban:
Terlebih dahulu kita tentukan turunan pertama fungsi f.
f ( x )=x3+3 x2−9 x+5
f ' ( x )=3 x2+6 x−9
¿3(x¿¿2+2 x−3)¿
¿3 ( x+3 )(x−1)
Perhatikan garis bilangan nila-nilai f ' ( x )
-3 1
Berdasarkan garis bilangan tersebut, maka fungsi f :
a. Naik pada interval x<−3 atau x>1
b. Turun pada interval −3<x<1
9. Luas permukaan sebuah balok dengan alas persegi adalah 150 cm2 . Tentukan nilai maksimum volum balok tersebut!
Jawaban:
Perhatikan gambar di samping, sisi alas x dan tinggi t.
Luas permukaan 2 x2+4 xt=150.
x2+2 xt=75
t=75−x2
2 x
Volum balok dapat dicari dengan persamaan:
V ( x )=x2t=x2(75−x2
2 x )V ( x )=1
2(75 x−x3 )
V ' (x )=752
−3 x2
2
V ' (x )=0, maka 752
−3 x2
2=0
25−x2=0
x=−5 atau x=5
Nilai x≥ 0, jadi yang memenuhi adalah x=5
V=12
(75 ∙ 5−53 )=12
(375−125 )=125 cm3
10. Diketahui jarak yang ditempuh dalam t dari suatu partikel dinyatakan dengan rumus:
s ( t )=t3+2 t 2+ t+1
Carilah:
c. Nilai t !
d. Besarnya percepatan benda pada saat kecepatannya 21 !
Jawaban:
a. Diketahui bahwa v (t )=21
s ( t )=t3+2 t 2+ t+1
s' (t )=v (t )=3t 2+4 t+1=21
3 t 2+4 t−20=0
(t−2) atau (t +103
)
Diperoleh t=2 atau t=−10
3
b. Ambil t≥ 0, maka diperoleh
s' ' ( t )=a ( t )=6 t +4=0
a (2 )=6(2)+4=16
Sehingga percepatan suatu partikel pada saat kecepatannya adalah 21 adalah 16.
Rubrik
Format Penilaian Unjuk Kerja / Kinerja
Nama sekolah : SMA Negeri 2 Makassar
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : XI
Standar Kompetensi : Menggunakan konsep limit fungsi dan turunan fungsi dalam
pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : - Menggunakan konsep dan aturan turunan dalam
perhitungan turunan fungsi.
- Menggunakan turunan untuk menentukan karakteristik suatu fungsi dan memecahkan masalah.
- Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan ekstrim fungsi dan penafsirannya.
Indikator : - Menghitung turunan fungsi dengan menggunakan definisi
turunan.
- Menentukan turunan suatu fungsi di satu titik tertentu
- Menentukan laju perubahan nilai fungsi terhadap variabel bebasnya
- Menentukan turunan fungsi aljabar dan trigonometri.
- Menentukan turunan fungsi komposisi dengan aturan rantai.
- Menentukan persamaan garis singgung pada suatu kurva.
- Menentukan Selang di mana Fungsi Naik atau turun.
- Menentukan penyelesaian dari model matematika yang berkaitan masalah maksimum dan minimum
- Menggunakan Turunan dalam Perhitungan Kecepatan dan Percepatan
Materi Pokok : Turunan Fungsi
Jumlah Butir Soal : 10
Pedoman Penskoran
Aspek PenilaianKriteria dan Skor
1 2 3 4
Pendekatan Tidak Ada usaha untuk Teroganisir, Sangat terorganisir
pemecahan masalah terorganosir,
tidak
sistematik
mengorganisir
tetapi tidak
dilakukan dengan
baik
diikuti dengan
penyelesaian
yang benar
dan sistematik
dengan perencanaan
yang baik
Ketepatan
perhitungan
Banyak
kesalahan
perhitungan,
dan tidak
memperhatika
n jumlah total
yang
ditentukan
Beberapa
perhitungan
masih salah
sehingga jumlah
total tidak tepat
Hanya sedikit
kesalahan dalam
perhitungan
Tidak ada kesalahan
perhitungan dan
hasil yang diperoleh
benar.
Penjelasan Prosedur Tidak jelas,
sukar diikuti
dan tidak
memahami
masalah
Agak jelas, tetapi
menunjukkan
kurang
memahami
masalah
Jelas dan
menunjukkan
memahami
masalah
Jelas dan
menunjukkan
memahami masalah
serta disajikan
dengan baik
Tabel Penilaian Unjuk Kerja / Kinerja
Format Penskoran Tiap Butir Soal
No.
Soal No Nama siswa
Aspek Penilaian
Skor Ket:Pendekatan
pemecahan
masalah
Ketepatan
perhitungan
Penjelasan
prosedur
1 Skor maksimal = 12
Skor minimal = 32
3
4
5
6
7
8
9
10
…
40
*) Pedoman penskoran (rubrik) dan format penilaian di atas digunakan untuk tiap butir soal.
Format Nilai Akhir Siswa
No. Nama Siswa Jumlah Skor Nilai Keterangan
1 Skor maksimal = 120
Skor minimal = 30
Nilai = skor yang dicapai
skor maksimalx 100
2
3
4
5
6
7
8
9
10
. . .
40
Kartu Soal
KARTU SOAL TERTULIS/URAIAN
Jenis Sekolah : SMA Penyusun : SarmilaMata Pelajaran : Matematika Tahun Ajaran: 2010/2011Bahan Kelas/Semester : XI IPA/GenapBentuk Tes : Tertulis/Uraian
No. Digunakan u/: Tanggal: Jumlah Siswa Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Aspek yang Diukur Ket:
c1 c2 c3 c4 c5
Ulangan Harian 30/6/2011 40 orang Mudah Soal Baik 1
KARTU SOAL TERTULIS/URAIAN
Jenis Sekolah : SMA Penyusun : SarmilaMata Pelajaran : Matematika Tahun Ajaran: 2010/2011Bahan Kelas/Semester : XI IPA/GenapBentuk Tes : Uraian/Essay
KD: Menggunakan konsep dan aturan turunan dalam perhitungan turunan fungsi.
Indikator Soal: Menghitung turunan fungsi dengan menggunakan definisi turunan.
Materi: Turunan fungsi:
Definisi turunan fungsi.
No. Soal: 1 Buku Sumber: Buku Matematika SMA dan MA ESIS Kelas XI Semester 2 Jilid 2B, karangan Sri Kurnianingsih,dkk Jilid 2B
Rumusan Butir Soal :
Carilah turunan dari f ( x )=x3+2 x .
No. Digunakan u/: Tanggal: Jumlah Siswa Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Aspek yang Diukur Ket:
c1 c2 c3 c4 c5
Ulangan Harian 30/6/2011 40 orang Sukar Soal Baik 1
KARTU SOAL TERTULIS/URAIAN
Jenis Sekolah : SMA Penyusun : SarmilaMata Pelajaran : Matematika Tahun Ajaran: 2010/2011Bahan Kelas/Semester : XI IPA/GenapBentuk Tes : Uraian/Essay
No. Digunakan u/: Tanggal: Jumlah Siswa Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Aspek yang Diukur Ket:
No. Soal: 2 Buku Sumber: Buku Matematika SMA dan MA ESIS Kelas XI Semester 2 Jilid 2B, karangan Sri Kurnianingsih,dkk Jilid 2B
Rumusan Butir Soal :
Diketahui fungsi f dengan f ( x )= 3√x , carilah f ' (x ).
Indikator Soal: Menentukan turunan suatu fungsi di satu titik tertentu
No. Soal: 3 Buku Sumber: Buku Matematika SMA dan MA ESIS Kelas XI Semester 2 Jilid 2B, karangan Sri Kurnianingsih,dkk Jilid 2B
Rumusan Butir Soal :
Jika f ( x )=2 x−3 carilah f ' (3 ) .
KD: Menggunakan konsep dan aturan turunan dalam perhitungan turunan fungsi.
Materi: Turunan fungsi:
Definisi turunan fungsi.
Indikator Soal: Menghitung turunan fungsi dengan menggunakan definisi turunan.
KD: Menggunakan konsep dan aturan turunan dalam perhitungan turunan fungsi.
Materi: Turunan fungsi:
Definisi turunan fungsi.
c1 c2 c3 c4 c5
Ulangan Harian 30/6/2011 40 orang Mudah Soal Baik 1
KARTU SOAL TERTULIS/URAIAN
Jenis Sekolah : SMA Penyusun : SarmilaMata Pelajaran : Matematika Tahun Ajaran: 2010/2011Bahan Kelas/Semester : XI IPA/GenapBentuk Tes : Uraian/Essay
No. Digunakan u/: Tanggal: Jumlah Siswa Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Aspek yang Diukur Ket:
c1 c2 c3 c4 c5
Ulangan Harian 30/6/2011 40 orang Sedang Soal Baik 1
Indikator Soal: Menentukan laju perubahan nilai fungsi terhadap variabel bebasnya
No. Soal: 4 Buku Sumber: Buku Matematika SMA dan MA ESIS Kelas XI Semester 2 Jilid 2B, karangan Sri Kurnianingsih,dkk Jilid 2B
Rumusan Butir Soal :
Suatu jenis bakteri berkembang biak dengan
persamaan f ( t )=t 3+2 setiap detik, t ≥ 0. Hitunglah
laju perkembangbiakan pada saat t = 2 dan t = 5 !
KD: Menggunakan konsep dan aturan turunan dalam perhitungan turunan fungsi.
Materi: Turunan fungsi:
Definisi turunan fungsi.
KARTU SOAL TERTULIS/URAIAN
Jenis Sekolah : SMA Penyusun : SarmilaMata Pelajaran : Matematika Tahun Ajaran: 2010/2011Bahan Kelas/Semester : XI IPA/GenapBentuk Tes : Uraian/Essay
No. Digunakan u/: Tanggal: Jumlah Siswa Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Aspek yang Diukur Ket:
c1 c2 c3 c4 c5
Ulangan Harian 30/6/2011 40 orang Mudah Soal Baik 1
Materi: Turunan fungsi trigonometri.
Indikator Soal: Menghitung Limit Fungsi Trigonometri di SuatuTitik.
No. Soal: 5 Buku Sumber: Buku Matematika SMA dan MA ESIS Kelas XI Semester 2 Jilid 2B, karangan Sri Kurnianingsih,dkk Jilid 2B
Rumusan Butir Soal :
Tentukan turunan dari f ( x )=4 sin x−2 cos x!
KD: Menentukan turunan fungsi aljabar dan trigonometri.
KARTU SOAL TERTULIS/URAIAN
Jenis Sekolah : SMA Penyusun : SarmilaMata Pelajaran : Matematika Tahun Ajaran: 2010/2011Bahan Kelas/Semester : XI IPA/GenapBentuk Tes : Uraian/Essay
No. Digunakan u/: Tanggal: Jumlah Siswa Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Aspek yang Diukur Ket:
c1 c2 c3 c4 c5
Ulangan Harian 30/6/2011 40 orang Sukar Soal Baik 1
Materi: Turunan fungsi komposisi dengan aturan
Indikator Soal: Menentukan turunan fungsi komposisi dengan aturan rantai.
No. Soal: 6 Buku Sumber: Buku Matematika SMA dan MA ESIS Kelas XI Semester 2 Jilid 2B, karangan Sri Kurnianingsih,dkk Jilid 2B
Rumusan Butir Soal :
Tentukan turunan dari y=(4 x2−5x+3)6.
KD: Menggunakan konsep dan aturan turunan dalam perhitungan turunan fungsi.
KARTU SOAL TERTULIS/URAIAN
Jenis Sekolah : SMA Penyusun : SarmilaMata Pelajaran : Matematika Tahun Ajaran: 2010/2011Bahan Kelas/Semester : XI IPA/GenapBentuk Tes : Uraian/Essay
No. Digunakan u/: Tanggal: Jumlah Siswa Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Aspek yang Diukur Ket:
c1 c2 c3 c4 c5
Ulangan Harian 30/6/2011 40 orang Sedang Soal Baik 1
Materi: Persamaan garis singgung di suatu titik pada kurva.
Indikator Soal: Menentukan persamaan garis singgung pada suatu kurva.
No. Soal: 7 Buku Sumber: Buku Matematika SMA dan MA ESIS Kelas XI Semester 2 Jilid 2B, karangan Sri Kurnianingsih,dkk Jilid 2B
Rumusan Butir Soal :
Tentukan persamaan garis singgung di titik (π4
, 12 √2) pada
kurva y=sin x!
KD: Menggunakan konsep dan aturan turunan dalam perhitungan turunan fungsi.
KARTU SOAL TERTULIS/URAIAN
Jenis Sekolah : SMA Penyusun : SarmilaMata Pelajaran : Matematika Tahun Ajaran: 2010/2011Bahan Kelas/Semester : XI IPA/GenapBentuk Tes : Uraian/Essay
No. Digunakan u/: Tanggal: Jumlah Siswa Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Aspek yang Diukur Ket:
c1 c2 c3 c4 c5
Ulangan Harian 30/6/2011 40 orang Mudah Soal Baik 1
KD: Menggunakan turunan untuk menentukan karakteristik suatu fungsi dan memecahkan masalah.
Materi: Fungsi naik dan Fungsi Turun
Indikator Soal: Menentukan
Selang di mana Fungsi Naik
atau turun.
No. Soal: 8 Buku Sumber: Buku Matematika SMA dan MA ESIS Kelas XI Semester 2 Jilid 2B, karangan Sri Kurnianingsih,dkk Jilid 2B
Rumusan Butir Soal :
Tentukan interval di mana fungsi ( x )=x3+3 x2−9 x+5 !
a. Naik b. turun
KARTU SOAL TERTULIS/URAIAN
Jenis Sekolah : SMA Penyusun : SarmilaMata Pelajaran : Matematika Tahun Ajaran: 2010/2011Bahan Kelas/Semester : XI IPA/GenapBentuk Tes : Uraian/Essay
No. Digunakan u/: Tanggal: Jumlah Siswa Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Aspek yang Diukur Ket:
c1 c2 c3 c4 c5
Ulangan Harian 30/6/2011 40 orang Sukar Soal Baik 1
KD: Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan ekstrim fungsi dan penafsirannya.
Materi: Masalah Maksimum dan Minimum
Indikator Soal: Menentukan penyelesaian dari model matematika yang berkaitan masalah maksimum dan minimum
No. Soal: 9 Buku Sumber: Buku Matematika SMA dan MA ESIS Kelas XI Semester 2 Jilid 2B, karangan Sri Kurnianingsih,dkk Jilid 2B
Rumusan Butir Soal :
Luas permukaan sebuah balok dengan alas persegi adalah 150 cm2 . Tentukan nilai maksimum volum
balok tersebut!
KARTU SOAL TERTULIS/URAIAN
Jenis Sekolah : SMA Penyusun : SarmilaMata Pelajaran : Matematika Tahun Ajaran: 2010/2011Bahan Kelas/Semester : XI IPA/GenapBentuk Tes : Uraian/Essay
No. Digunakan u/: Tanggal: Jumlah Siswa Tingkat Kesukaran Daya Pembeda Aspek yang Diukur Ket:
c1 c2 c3 c4 c5
Ulangan Harian 30/6/2011 40 orang Sedang Soal Baik 1
KD: Menggunakan turunan untuk menentukan karakteristik suatu fungsi dan memecahkan masalah.
Materi: Pergerakan
Indikator Soal: Menggunakan Turunan dalam Perhitungan Kecepatan dan Percepatan
No. Soal: 10 Buku Sumber: Buku Matematika SMA dan MA ESIS Kelas XI Semester 2 Jilid 2B, karangan Sri Kurnianingsih,dkk Jilid 2B
Rumusan Butir Soal :
Diketahui jarak yang ditempuh dalam t dari suatu partikel dinyatakan dengan rumus:
s ( t )=t3+2 t2+ t+1Carilah:a. Nilai t !b. Besarnya percepatan benda pada saat kecepatannya 21 !
Ket:
1= Untuk Aspek Yang Diukur
C1= Ingatan C3= Aplikasi
C2=Pemahaman C4=Analisis
C5=Sintesis
PEMBAHASAN
Pada dasarnya matematika merupakan pengetahuan yang memerlukan kemampuan dan keterampilan perorangan dalam
menyelesaikan sebuah permasalahan. Dalam kaitannya dengan hal penilaian, kemampuan dan keterampilan tersebut harus menggunakan
metode asesmen yang sesuai agar mampu menilai berbagai dimensi-dimensi atau aspek-aspek penting yang dimiliki oleh siswa, seperti
bagaimana siswa melakukan pendekatan terhadap masalah yang disajikan, ketepatan dalam perhitungannya dan penjelasan prosedur.
Sehingga mampu merefleksikan kemampuan siswa dalam proses maupun hasil belajarnya.
Ada beberapa tipe alternatif asesmen yang dapat digunakan, antara lain asesmen kinerja yang menuntut siswa menunjukkan
kinerjanya tentang apa yang mereka tahu dan apa yang dapat mereka lakukan. Asesmen kinerja merupakan salah satu bentuk asesmen
yang meminta siswa untuk menunjukkan kinerja mereka sehingga dapat diketahui pengetahuan mereka. Asesmen kinerja menuntut siswa
untuk aktif karena yang dinilai bukan hanya produk tetapi yang paling penting adalah keterampilan yang mereka punya. Asesmen kinerja
dapat digunakan untuk membantu siswa membiasakan diri menunjukkan kinerjanya dalam memahami dan memecahkan masalah.
Asesmen kinerja dalam matematika meliputi presentasi tugas matematika, proyek atau investigasi, observasi, wawancara, dan melihat hasil
(product).
Dalam hal ini, Penulis memilih “Turunan Fungsi” sebagai instrument yang akan dikembangkan untuk mengukur proses dan hasil
matematika (product). Adapun pengembangan instrument antara lain 1) kisi-kisi sebagai gambaran/bayangan dalam membuat soal, 2)
panduan sebagai acuan/pedoman untuk membuat soal, 3) alat ukur atau bahan (soal) untuk mengukur tingkat pemahaman siswa yang
dapat dilihat dari proses dan hasilnya (product), 4) kunci soal sebagai jawaban dari soal yang diberikan kepada siswa, 5) rubrik atau
kriteria penilaian adalah suatu deskripsi tentang dimensi-dimensi untuk memutuskan kinerja siswa, suatu skala nilai untuk menilai
dimensi-dimensi yang telah ditetapkan, dan standar untuk memutuskan kinerja sebagai suatu skala/ untuk menilai dimensi yang telah
ditetapkan, 6) Kartu soal sebagai gambaran mengenai karakteristik dari soal yang diberikan, dan 7) Tabel Spesifikasi sebagai jumlah dan
persentase karakteristik soal.
Dalam pengembangannya, dapat dikatakan bahwa instrument yang penulis sajikan “Turunan Fungsi”) sesuai dengan pemecahan
masalah dan assessment kinerja.
Konsep turunan fungsi yang universal banyak sekali digunakan dalam bidang ekonomi untuk menghitung keuntungan marginal,
biaya total (total cost) atau total penerimaan (total revenue), juga dalam bidang biologi untuk menghitung laju pertumbuhan organism,
dalam bidang fisika untuk menghitung kepadatan kawat, dalam bidang kimia untuk menghitung laju pemisahan, dan banyak bidang
lainnya. Bahkan kebanyakan disiplin ilmu menggunakan konsep turunan untuk menjelaskan dan mendukung teori-teorinya.
Persoalan atau masalah nyata disederhanakan (simplifikasi) kemudian dirumuskan sehingga bisa diselesaikan secara matematika.
Melalui transformasi atau penyelesaian secara matematis diperoleh solusi (jawab atau pemecahan) dari model matematika. Solusi ini
kemudian ditafsirkan atau diinterpretasikan sebagai pemecahan masalah matematikanya. Pemecahan masalah matematika adalah proses
dimana seorang siswa atau kelompok menerima tantangan yang berhubungan dengan persoalan matematika dimana penyelesaiannnya dan
caranya tidak langsung bisa ditentukan dengan mudah dan penyelesaiannya memerlukan ide matematika (Mathematics Course
Development Support Material 1989: Dikutip di Blane dan Evans, 1989, h. 367).
Adapun bentuk dari soal yang disajikan oleh Penulis yaitu berbentuk Essay, dan memiliki dua macam kriteria yaitu berbentuk soal
cerita (yang memberikan contoh permasalahan dalam dunia nyata sehingga dapat dicari solusinya melalui pemodelan matematika) dan
berbentuk isian (matematis/disajikan dalam bentuk simbol matematika). Soal-soal tersebut menekankan siswa agar mampu memahami
konsep materi yang disajikan. Soal yang berbentuk cerita ditujukan agar siswa mampu memahami dan merumuskan soal dalam
memecahkan permasalahan tersebut. Dan soal yang berbentuk isian lebih ditekankan dalam bagaimana siswa mengingat atau sedalam apa
pemahamannya pada soal/masalah tersebut.
Oleh karena itu untuk masalah yang berkaitan dengan turunan fungsi cocok menggunakan asesmen kinerja karena asesmen kinerja
merupakan suatu asesmen yang menitikberatkan pada proses. Asesmen kinerja, meminta siswa untuk menunjukkan kinerja mereka.
Dimana ia harus lebih dulu memahami soal tersebut, termasuk apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan sebagai bagian dari proses
hingga mendapatkan hasil atau solusi sebagai output dari masalah. Sehingga mampu mengevaluasi berbagai dimensi atau aspek
kemampuan dan keterampilan siswa khususnya dalam hal pemecahan masalah matematika.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Mahmudi, M.Pd. 2010. Tinjauan Asosiasi antara Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Disposisi Matematis.
Yogyakarta. Diakses pada 05 Juni 2011; pukul 21:13:58.
Anonim. http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/01/pemecahan-masalah-matematika-problem-solving-in-mathematica/. Diakses pada 4 Juni 2011
Anonim. http://ayahalby.wordpress.com/2011/02/22/penilaian-kinerja/ . Diakses pada 4 Juni 2011
Anonim. http://p4tkmatematika.org/downloads/sma/pemecahanmasalah.pdf. Diakses pada 4 Juni 2011.
Anonim. http://samianstats.files.wordpress.com/2008/08/penilaian-kinerja.pdf. Diakses pada 4 Juni 2011.
Anonim. http://p4tkmatematika.org/downloads/sma/pemecahanmasalah.pdf. Diakses pada 4 Juni 2011.
Anonim. http://vahonov.files.wordpress.com/2009/07/performance-asesmen.pdf. Diakses pada 4 Juni 2011.
Anonim. http://Berbagi.Info/Pdf/Asesmen-Kinerja-Dalam-Pembelajaran-Matematika. Diakses pada 4 Juni 2011.
Noormandiri, B.K. 2005. Matematika SMA untuk Kelas XI Program Ilmu Alam. Jakarta: Erlangga.
R. Bambang Aryan Soekisno. 2010. http://rbaryans.wordpress.com/2010/10/25/asesmen-kinerja-performance/. Diakses pada 05
Juni 2011; pukul 21:40:20.
Simanjuntak, Lisnawaty. 1992. Metode Mengajar Matematika 1. Jakarta: Rieka Cipta.
Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Sulastri. 2008. Kontribusi Penerapan Pendekatan Pemecahan Masalah terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa
(Eksperimen Di Smpn 1 Ampel Kelas Viii Tahun Ajaran 2007/2008). Surakarta. Diakses pada 05 Juni 2011 ; pukul
21:51:20.
Sulistiyono, dkk. 2007. Matematika SMA dan MA untuk Kelas XI Semester 2 Program IPA. Jakarta: Esis.
Wahidin. 2009. http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2009/03/01/pemecahan-masalah-matematika-problem-solving-in-
mathematica/. Diakses pada 05 Juni 2011; pukul 21:26:12