versi 2
DESCRIPTION
URBANTRANSCRIPT
Medan Sebagai Salah Satu Kota Terbesar Di Indonesia Memiliki Potensi
Menjadi Destinasi MICE
Medan, sebagai salah satu kota terbesar ketiga di Indonesia, yang saat ini sedang
berkembang, menjadikannya sebagai kota dengan segudang kegiatan, mulai dari yang
bertaraf lokal hingga internasional. Kota Medan merupakan pusat pemerintahan,
industri, perdagangan, bahkan sebagai pusat bisnis di Sumatera Utara. Sesuai dengan
data dari Badan Pusat Statistik,Propinsi Sumatera Utara, Sumatera Utara memiliki
tingkat pertumbuhan sekitar 2.33 % per tahun dan pertumbuhan ekonomi sekitar 14.7
% pertahun. Tentu semua ini berpengaruh terhadap perkembangan sektor
perdagangan, industri, hiburan, dan pendidikan.
Berkembangnya wilayah-wilayah kerjasama ekonomi di berbagai belahan
dunia, termasuk ASEAN diperkirakan akan menumbuhkan iklim persaingan antar
wilayah. Wilayah Provinsi Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan secara
khusus yang merupakan bagian dari NKRI sangatlah perlu untuk memperhatikan
aspek strategis dari adanya kerjasama ekonomi tersebut dalam upaya menumbuhkan
daya saing wilayah
Dari kecenderungan di atas, Kota Medan memiliki potensi yang kuat untuk
menyelenggarakan konvensi dan eksibisi yang berskala nasional bahkan berskala
internasional. Meskipun begitu Kota Medan memiliki keterbatasan untuk
meningkatkan pembangunan bangunan-bangunan yang berhubungan dengan
kegiatan-kegiatan untuk masyarakat Kota Medan maupun kegiatan yang berskala
internasional seperti pertemuan dalam negeri maupun luar negeri, eksibisi , dan lain-
lain.
Sejak tahun 2011 lalu Kota Medan Medan oleh pemerintah Indonesia telah
ditetapkan sebagai kota metropolitan baru sekaligus sebagai salah satu dari 10 kota
utama sebagai tujuan wisata MICE di Indonesia. Penetapan Kota Medan sebagai kota
metropolitan baru menegaskan semakin penting dan strategisnya posisi Kota Medan
dalam perpektif pembangunan dan pengembangan infrastruktur. Metropolitan dapat
diartikan sebagai pusat populasi besar yang terdiri atas satu metropolis besar dan
daerah sekitarnya, atau beberapa kota sentral yang saling bertetangga dengan daerah
KOTA MEDAN
KOTA TERBESAR 3 DI INDONESIA
KOTA TERBESAR DI SUMATERA
INVEST
TURIS JALAN-JALAN BISNIS
PARIWISATA
BELUM TERTATA BAIK
PAMERAN , RAPAT , SEMINAR DAN WORKSHOP (MICE)
sekitarnya. Satu kota besar atau lebih dapat berperan sebagi hub-nya, Kota Medan
misalnya, sejak lama menjadi hub bagi kota-kota penting lainnya di Sumatera Utara,
seperti Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Karo (Mebidangro).
Tabel fenomena kegiatan konvensi
Medan, sebagai salah satu kota terbesar ketiga di Indonesia, yang saat ini sedang
berkembang, menjadikannya sebagai kota dengan segudang kegiatan, mulai dari yang
bertaraf lokal hingga internasional. Kota Medan merupakan pusat pemerintahan,
industri, perdagangan, bahkan sebagai pusat bisnis di Sumatera Utara. Dengan begitu
akan ada banyak orang yang datang baik dari dalam maupun luar negeri untuk
investasi maupun untuk berdagang.
Dengan banyaknya turis yang datang maka akan meningkatkan pariwisata
medan dan pendapatan daerah kota Medan. Turis yang datang biasanya ada dua yaitu
yang sekedar untuk jalan-jalan dan yang satu lagi untuk keperluan bisnis. Seperti yang
kita ketahui pariwisata kita belum begitu terkelola dengan baik seperti daerah maupun
negara lain maka untuk mendukung pariwisata kita perlu diadakannya pameran atau
bentuk promosi lainnya untuk mencari wisatawan atau investasi dari luar daerah
maupun luar negeri maka diperlukan tempat untuk mengadakan acara itu.
Seiring dengan ditetapkannya Kota Medan sebagai kota metropolitan
strategis, Kota Medan juga menjadi prime mover bagi pengembangan usaha dan
industri MICE di kawasan barat Indonesia. Kota Medan diharapkan menjadi
pendamping MICE destination lainnya seperti Bali, Jakarta, Manado, Makasar dan
lain-lain. Apalagi bila ditinjau dari sisi capaian PDRB Kota Medan juga didominasi
oleh sektor terkait MICE yakni sektor perdagangan, hotel dan restoran, dimana
kontribusi sektor ini mencapai 26% dari PDRB Kota Medan, terbesar dari 9 sektor
yang ada.
Pertimbangan penting lain yang menguatkan potensi Kota Medan sebagai kota
MICE adalah keberadaan posisi Kota Medan yang strategis, sebagai salah satu pusat
perdagangan baik regional maupun internasional.Kota Medan dapat dikatakan sebagai
pintu gerbang wilayah barat Indonesia yang menjadi salah satu pilihan utama para
wisatawan mancanegara yang akan berkunjung ke Danau Toba, Bukit Lawang,
Berastagi dan Pulau Nias, sebagai 4 (empat) destinasi wisata yang sudah sangat
dikenal di mancanegara.
Pada Tahun 2010 tidak kurang dari 150 ribu orang wisatawan mancanegara
datang ke Kota Medan dan tahun 2011 jumlahnya diperkirakan tidak kurang dari 160
ribu orang. Angka ini terus bergerak postif dari tahun-tahun sebelumnya. Bila dilihat
dari variasi kebangsaan jumlah wisatawan yang berasal dari negara-negara ASEAN
untuk kurun waktu 2006 hingga 2011 cenderung lebih dominan, terutama dari
Malaysia, Singapura, dan Thailand yang menempati urutan pertama. Disusul
wisatawan dari Eropa dan Asia masing-masing sebesar 15% dan 10%. Dilihat dari
lamanya menginap wisatawan mancanegara di hotel bintang dan melati yang berada
di Kota Medan, rata-rata menginap selama 1,5 hari. Angka ini menunjukkan bahwa
Kota Medan masih hanya sebatas pintu masuk bagi wisatawan mancanegara ke
daerah wisata yang ada di Provinsi Sumatera Utara dan Aceh.
Tersedianya Fasilitas Pendukung Seperti Hotel Berbintang Banyak Dan
Bandara Baru
Kota Medan yang menjadi salah satu kota MICE ini tidak main-main dalam
menyambut para pengunjung yang akan datang dan yang pernah datang ke kota yang
cukup padat ini. Pada catatan Pemko Medan, tak kurang ada 22 hotel berkelas dengan
menyandang predikat sebagai hotel berbintang 5, 4, 3, 2 maupun hotel kelas melati.
Di antara hotel-hotel yang telah disiapkan pihak Pemko Medan tersebut telah
mempunyai nama yang cukup terkenal, seperti, Hotel Grand Angkasa, Hotel Grand
Aston Medan, Hotel Grand Swiss Belhotel Medan (bintang 5), Hotel Grand Antares,
Hotel Emerald Garden nan berbintang 4, Hotel Inna Dharma Deli, Hotel Garuda
Plaza, Hotel Asean International nan berbintang 3, dan Hotel Grand Sirao
International nan berbintang 2.
Selain fasilitas penginapan, pihak Pemko Medan juga berusaha untuk membuat semua
fasilitas lokal makanan dan minuman yang ada di kota Medan tidak mengecewakan.
Taraf kebersihan dan penampilan makanan dan minuman menjadi salah satu hal yang
sangat dipedulikan. Demi mendukung terciptanya kelancaran penyediaan yang
berurusan dengan perut ini, Pemko Medan berusaha menjamin tersedianya pasokan
listrik, air, dan gas yang memadai dan selalu cukup.
Hal ini diharapkan bahwa semua hal nan berhubungan dengan bisnis
akomodasi, makanan, dan minuman tak akan tersendat. Urusan makan dan minum
memang tidak bisa dipandang remeh. Demi sebuah makanan atau minuman, orang
dapat melakukan perjalanan yang panjang dan melelahkan. Pemko Medan sangat tahu
itu, dan berupaya buat menjadi tuan rumah yang baik.
Sejak 1928, Bandara Polonia menjadi gerbang masuk wisatawan menuju Medan,
Sumatera Utara. Kini, kesibukan di bandara tersebut resmi terhenti setelah Bandara
Kualanamu beroperasi. Bandara menjadi salah satu aspek penting dalam
perkembangan pariwisata suatu daerah. Kini, Sumatera Utara telah memiliki bandara
baru yang megah dan canggih, Bandara Internasional Kualanamu. Bandara ini telah
resmi beroperasi untuk menggantikan Bandara Polonia Medan yang sudah tidak
sanggup lagi menampung jumlah wisatawan yang kian meningkat.
Dengan adanya bandara baru maka akan semakin banyak penerbangan dari luar
negeri maka semakin banyak wisatwan yang bisa datang maka akan semakin
mendukung program MICE.
Program Mice Akan Sangat Mendukung Aspek Pariwisata Kota Medan
Sejumlah penyelenggaraan kegiatan MICE di Indonesia terbukti memberi
kontribusi konkret dalam pembangunan ekonomi, antara lain berbentuk penerimaan
cadangan devisa dalam waktu relatif singkat, penerimaan pajak, penyerapan tenaga
kerja dan pengembangan infrastruktur di kota besar seperti Batam, Medan, Jakarta,
Bandung, Semarang, Yogyakarta, Bali, Makassar, dan Manado.
Meski istilah Meetings, Incentives, Conventions and Exhibitions (MICE) telah
populer, namun tidak semua orang tahu benar apa sebenarnya MICE itu. Pada
dasawarsa 90-an, MICE telah menjadi bagian penting dalam perkembangan
kepariwisataan di tanah air, meskipun di negara-negara industri maju pariwisata jenis
ini telah berkembang jauh sebelumnya. Pesatnya perkembangan ini seiring dengan
semakin terbukanya perdagangan internasional dan berkembang pesatnya teknologi
informasi dan transportasi (Deni, 2011).
MICE merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari usaha jasa
pariwisata yang meliputi usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan pameran dalam
suatu rangkaian kegiatan pelayanan bagi pertemuan/berkumpulnya orang-orang atau
sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendekiawan, publik, dan sebagainya) pada
suatu tempat yang terkondisikan oleh suatu permasalahan, pembahasan atau
kepentingan bersama.
Penyelenggaraan MICE selalu melibatkan banyak sektor usaha/industri dan
banyak pihak, hal itu menyebabkan pengaruh ekonomi yang dihasilkannya efek
berlipat ganda atau berdampak luas (multiplier effect) yang menguntungkan dan dapat
dirasakan banyak pihak. Apalagi spending power segment MICE sekitar 8 – 10 kali
wisatawan biasa. Dukungan bagi berkembangnya sektor MICE belakangan ini juga
didukung oleh kondisi keamanan di Indonesia makin kondusif sehingga memberi
image yang positif sebagai destinasi wisata.
Studi Banding Destinasi MICE
Sejak tahun 1980-an kegiatan MICE di Indonesia menunjukan peningkatan
jumlah peserta yang tinggi dengan jumlah pengeluaran ratarata perhari sebesar US$
210 untuk setiap peserta konvensi. Dibandingkan dengan wisatawan yang sengaja
datang ke Indonesia untuk berwisata, pengeluaran mereka hanya sebesar US$ 400
untuk 7-12 hari. Dengan demikian pengeluaran peserta wisata konvensi juga
membawa serta spouse (istrinya), anak atau bahkan temannya yang berdampak pada
pengeluaran peserta selama mengikuti kegiatan kovensi menjadi lebih besar (Pendit,
1999).
Saat ini, Indonesia sudah berkembang menjadi salah satu negara tujuan bisnis
dan wisata. Hal itu dibuktikan dengan perolehan data dari Statistical Report on Visitor
Arrivals to Indonesia 2008–2010, yang menyebutkan bahwa kunjungan wisatawan
mancanegara untuk pertemuan, insentif, konvensi dan pameran atau Meeting,
Incentive, Convention, Exhibition (MICE) mencapai 40.09% sementara untuk
wisatawan liburan 53,15% dan lainnya 6,76%.
Seperti contoh Bali dan Jakarta kedua kota ini sering dijadikan sebagai destinasi
MICE.Dengan begitu tingkat perekonomian kedua kota ini menjadi sangat baik
karena kota-kota yang dijadikan destinasi MICE biasanya mendapat imbas berupa
fasilitas pendukung seperti kuliner , hotel dan kearifan lokal lainnya.
Kebutuhan
Kapasitas gedung untuk mendukung kegiatan MICE ini di medan belum ada karena
belum ada hall yang dapat menampung lebih dari 4000 orang
Menurut Ketua Badan Pariwisata Daerah Sumatera Utara (Sumut) Henry
Hutabarat, saat ini yang paling dibutuhkan kota Medan adalah pembangunan gedung
exhibition centre. "Untuk mendukung pengembangan Medan sebagai salah satu
destinasi MICE di Indonesia, kami memang membutuhan pembangunan conference
and exhibition centre dalam skala besar. Minimal berkapasitas 5.000 orang. Saat ini
gedung yang ada hanya bisa menampung paling banyak 1.000 hingga 2.000 orang,"
Kepala Dinas Badan Penanaman Modal Kota Medan, Rismaria Hutabarat
menyebutkan program ke depan Badan Penanaman Modal Kota Medan adalah
mencari investor yang siap membangun gedung pertemuan yang mampu menampung
10 ribu orang. "Hal ini tentunya bisa menarik minat tamu dan wisatawan asing yang
mungkin memiliki niat membuat acara atau event di Kota Medan. Ini tentu akan
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD),"kata Rismaria
Sejumlah potensi dan kekuatan yang dimiliki Kota Medan dalam pengembangan
bisnis MICE ke depan antara lain:
1) Medan termasuk di antara 10 Daerah Tujuan Wisata (DTW) MICE yang
ditetapkan oleh pemerintah yang memiliki keunikan dan karakteristik tersendiri;
2) Letak geografis Kota Medan yang strategis (sangat dekat dengan wilayah
Malaysia dan Singapura) dengan kekayaan alam, sosial, seni budaya yang sangat
beragam;
3) Medan memiliki venues berupa pusat-pusat konvensi maupun hotel-hotel
berkelas dari berbagai jenis sebagai tempat penyelenggaraan kongres dan konvensi,
termasuk di berbagai daerah;
4) Adanya dukungan penuh dari pusat pendidikan formal maupun informal
khusus di bidang MICE, seperti Program Studi D4 MICE yang ada di Politeknik
Negeri Medan, Akademik Pariwisata Medan, adanya dukungan pendidikan nonformal
melalui kursus-kursus atau pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh INCCA Institute
dan lain-lain;
5) Medan memiliki perusahaan-perusahaan penyelenggara event (mungkin akan
menyusul lahirnya perusahaan-perusahaan penyelenggara kongres dan konvensi yang
didukung oleh para profesional tangguh yang berkelas internasional);
6) Medan memiliki keanggotaan dalam berbagai organisasi regional maupun
internasional, baik di tingkat pemerintahan, organisasi/asosiasi, dan memiliki berbagai
perusahaan multinasional yang menjadi pasar wisata kongres dan konvensi;
7) Berdirinya perusahaan-perusahaan multinasional yang menyelenggarakan
event MICE dan memasukkan MICE sebagai salah satu bagian struktur organisasi
perusahaan;
8) Adanya dukungan masyarakat dan pers yang demikian besar dalam
memajukan wisata MICE di Kota Medan.
Wawasan
Bisnis MICE merupakan bisnis jasa kepariwisataan yang bergerak di seputar
Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran (Meeting, Incentive, Convention, and
Exhibition, yang disingkat MICE). Keempat jenis kegiatan kepariwisataan ini
merupakan usaha untuk memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok
orang, khususnya para pelaku bisnis, cendekiawan, eksekutif pemerintah dan swasta,
untuk membahas berbagai persoalan yang berkaitan dengan kepentingan bersama,
termasuk memamerkan produk-produk bisnis.
Pertama, meeting merupakan rapat atau pertemuan sekelompok orang yang tergabung
dalam sebuah asosiasi, di mana perusahaan yang mempunyai kesamaan minat dengan
tujuan dan kepentingan membahas suatu permasalahan bersama.
Kedua, incentive mengacu pada perjalanan insentif yang merupakan suatu kegiatan
perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk karyawan dan mitra
usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka yang berkaitan dengan
penyelengaraan konvensi yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang
bersangkutan dan/atau kegiatan pameran.
Ketiga, convention, yaitu pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan,
cendekiawan, profesional dan sebagainya) untuk mambahas masalah yang berkaitan
dengan kepentingan bersama, biasanya dengan jumlah peserta banyak.
Keempat, exhibition, yaitu bentuk kegiatan mempertunjukkan, memperagakan,
memperkenalkan, mempromosikan, dan menyebarluaskan informasi hasil produksi
barang atau jasa maupun informasi visual di suatu tempat tertentu dalam jangka waktu
tertentu untuk disaksikan langsung oleh masyarakat dalam meningkatkan penjualan,
memperluas pasar dan mencari hubungan dagang.
Usaha jasa MICE tidak dapat dipisahkan dari mata rantai usaha di bidang
kepariwisataan dan berbagai sektor usaha lainnya. Penyelenggaraan MICE selalu
melibatkan banyak sektor usaha atau industri dan banyak pihak, yang menimbulkan
pengaruh ekonomi berlipat ganda (multiplier effect) yang menguntungkan dan dapat
dirasakan oleh banyak pihak, khususnya karena daya-pengeluaran finansial (spending
power) dari segmen MICE tinggi, sekitar 8-10 kali wisatawan biasa. Di antara pihak
yang potensial mendapatkan keuntungan besar bisnis MICE adalah Percetakan, Hotel,
Perusahaan Sovenir, Biro Perjalanan Wisata, Transportasi, Professional Conference
Organizer (PCO), Usaha Kecil dan Menengah (UKM), dan Event Organizer.
Fungsi Kedua
Fungsi kedua adalah dirancang sebuah fasilitas yang memberikan informasi mengenai
keadaan kota medan dan sekitarnya agar turis yang datang bisa mengetahui keadaan
kota Medan ataupun yang ingin invest bisa mendapatkan informasi singkat mengenai
keadaan kota medan dan sekitarnya.
Fungsi bangunan ini merupakan gabungan fungsi :
1. Visitor center
Sebuah pusat informasi wisatawan, memberikan pengunjung ke lokasi dengan
informasi tentang daerah atraksi, penginapan, peta, dan barang-barang lain yang
relevan dengan pariwisata. Seringkali, pusat-pusat dioperasikan di bandara atau
pelabuhan lainnya masuk, oleh pemerintah daerah atau kamar dagang. Seringkali
pusat pengunjung disebut hanya sebuah pusat informasi.
2. Dinas Tata Ruang dan Tata Kota
Tempat ini akan memberikan informasi mengenai sejarah Kota Medan ,
keadaan Kota Medan dan Perkembangan Kota Medan untuk
kedepannya.Mana daerah-daerah yang mempunyai potensi untuk
dikembangkan maupun diinvest.
Gambar URA Singapore (Dinas Tata Ruang dan Tata Kota Singapura)
3. Shopping
Pada area shopping ini akan menjual oleh-oleh khas medan mulai baju ,
kuliner dan lain sebagainya
4. Office
Office ini targetnya akan disewa oleh event organizer yang akan mengadakan
acara-acara di gedung convention ini nanti.
5. Food and Beverage Gallery
Area ini akan menjadi pusat jajanan makanan dari tamu-tamu convention
maupun tamu dari luar.
Kriteria Lahan
1. Dekat dengan Hotel-hotel Bintang 5 karena akan sangat membantu untuk
kemudahan transportasi untuk mengikuti acara-acara di convention
2. Memiliki akses ke segala jenis angkutan umum
3. Kondisi jalanan yang tidak terlalu buruk
4. Ukuran jalan ahrus cukup besar setidaknya 2 arah
5. Tidak terlalu jauh dari pusat Kota Medan karena untuk fungsi bangunan kedua
lebih represantatif bila di dekat pusat Kota
6. Memiliki faslitas pendukung seperti mesjid dan lain sebagainya
Terintegrasi
Karena kriteria untuk menjalankan fungsi MICE adalah dekat dengan sarana
penginapan hotel maka diusulkan untuk digabung dengan hotel yang ada.Seperti
hotel Grand Angkasa jadi nanti bangunan yang didesain terintegrasi dengan hotel
Grand Angkasa .Tentunya hal ini berarti mengadakan kerja sama dengan pihak
hotel Grand Angkasa.Hal ini akan menguntungkan bangunan yang dirancang
karena garnd angkasa sendiri sudah mempunyai ruang rapat kecil dan Ballroom
maka tinggal ditambah dengan sebuah ruangan Exhibition yang cukup besar selain
itu hotel grand angkasa juga mendapat keuntungan karena bisa memakai gedung
parkir yang di bangunan yang dirancang jadi tidak usah ada mobil yang
sembarang parkir karena kapasitas parkir hotel tidak mencukupi
Beberapa hal yang menentukan dipilihnya hotel Grand Angkasa adalah :
1. Hotel ini termasuk hotel bintang 5 yang memang kategori hotel yang
diharapkan untuk mendukung program MICE
2. Ukuran jalan yang cukup besar dan jalanan di sekitarnya tidak terlalu padat
3. Bangunan ini sendiri belum memilki ukuran ruangan exhibitiion yang cukup
besar
4. Posisi bangunan yang masih tergolong pusat kota
Exhibition
Ruangan exhibisi memilki perbedaaan dengan ruang ballroom dari segi tampilan
ruang exhibisi lebih simple dan tinggi palfon biasa lebih tinggi mengingat jumlah
orang yang akan ditampung akan sangat banyak.Pada ruangan exhibisi tidak ada
panggung sepertti ruangan Ballroom. Menurut sejarah sebenarnya ruangan
ballroom biasanya dipakai sebgai ruangan untuk dansa .
Dari segi bentuk denah sendiri umumnya ruangan exhibisi berbentuk panjang
dengan pintu berada pada sisi terpanjang berbeda dengan ballroom.