versi 2

19
Medan Sebagai Salah Satu Kota Terbesar Di Indonesia Memiliki Potensi Menjadi Destinasi MICE Medan, sebagai salah satu kota terbesar ketiga di Indonesia, yang saat ini sedang berkembang, menjadikannya sebagai kota dengan segudang kegiatan, mulai dari yang bertaraf lokal hingga internasional. Kota Medan merupakan pusat pemerintahan, industri, perdagangan, bahkan sebagai pusat bisnis di Sumatera Utara. Sesuai dengan data dari Badan Pusat Statistik,Propinsi Sumatera Utara, Sumatera Utara memiliki tingkat pertumbuhan sekitar 2.33 % per tahun dan pertumbuhan ekonomi sekitar 14.7 % pertahun. Tentu semua ini berpengaruh terhadap perkembangan sektor perdagangan, industri, hiburan, dan pendidikan. Berkembangnya wilayah-wilayah kerjasama ekonomi di berbagai belahan dunia, termasuk ASEAN diperkirakan akan menumbuhkan iklim persaingan antar wilayah. Wilayah Provinsi Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan secara khusus yang merupakan bagian dari NKRI sangatlah perlu untuk memperhatikan aspek strategis dari adanya kerjasama ekonomi tersebut dalam upaya menumbuhkan daya saing wilayah Dari kecenderungan di atas, Kota Medan memiliki potensi yang kuat untuk menyelenggarakan konvensi dan eksibisi yang berskala nasional bahkan berskala internasional. Meskipun begitu Kota Medan

Upload: tegar-shidarta

Post on 06-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

URBAN

TRANSCRIPT

Medan Sebagai Salah Satu Kota Terbesar Di Indonesia Memiliki Potensi

Menjadi Destinasi MICE

Medan, sebagai salah satu kota terbesar ketiga di Indonesia, yang saat ini sedang

berkembang, menjadikannya sebagai kota dengan segudang kegiatan, mulai dari yang

bertaraf lokal hingga internasional. Kota Medan merupakan pusat pemerintahan,

industri, perdagangan, bahkan sebagai pusat bisnis di Sumatera Utara. Sesuai dengan

data dari Badan Pusat Statistik,Propinsi Sumatera Utara, Sumatera Utara memiliki

tingkat pertumbuhan sekitar 2.33 % per tahun dan pertumbuhan ekonomi sekitar 14.7

% pertahun. Tentu semua ini berpengaruh terhadap perkembangan sektor

perdagangan, industri, hiburan, dan pendidikan.

Berkembangnya wilayah-wilayah kerjasama ekonomi di berbagai belahan

dunia, termasuk ASEAN diperkirakan akan menumbuhkan iklim persaingan antar

wilayah. Wilayah Provinsi Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan secara

khusus yang merupakan bagian dari NKRI sangatlah perlu untuk memperhatikan

aspek strategis dari adanya kerjasama ekonomi tersebut dalam upaya menumbuhkan

daya saing wilayah

Dari kecenderungan di atas, Kota Medan memiliki potensi yang kuat untuk

menyelenggarakan konvensi dan eksibisi yang berskala nasional bahkan berskala

internasional. Meskipun begitu Kota Medan memiliki keterbatasan untuk

meningkatkan pembangunan bangunan-bangunan yang berhubungan dengan

kegiatan-kegiatan untuk masyarakat Kota Medan maupun kegiatan yang berskala

internasional seperti pertemuan dalam negeri maupun luar negeri, eksibisi , dan lain-

lain.

Sejak tahun 2011 lalu Kota Medan Medan oleh pemerintah Indonesia telah

ditetapkan sebagai kota metropolitan baru sekaligus sebagai salah satu dari 10 kota

utama sebagai tujuan wisata MICE di Indonesia. Penetapan Kota Medan sebagai kota

metropolitan baru menegaskan semakin penting dan strategisnya posisi Kota Medan

dalam perpektif pembangunan dan pengembangan infrastruktur. Metropolitan dapat

diartikan sebagai pusat populasi besar yang terdiri atas satu metropolis besar dan

daerah sekitarnya, atau beberapa kota sentral yang saling bertetangga dengan daerah

KOTA MEDAN

KOTA TERBESAR 3 DI INDONESIA

KOTA TERBESAR DI SUMATERA

INVEST

TURIS JALAN-JALAN BISNIS

PARIWISATA

BELUM TERTATA BAIK

PAMERAN , RAPAT , SEMINAR DAN WORKSHOP (MICE)

sekitarnya. Satu kota besar atau lebih dapat berperan sebagi hub-nya, Kota Medan

misalnya, sejak lama menjadi hub bagi kota-kota penting lainnya di Sumatera Utara,

seperti Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Karo (Mebidangro).

Tabel fenomena kegiatan konvensi

Medan, sebagai salah satu kota terbesar ketiga di Indonesia, yang saat ini sedang

berkembang, menjadikannya sebagai kota dengan segudang kegiatan, mulai dari yang

bertaraf lokal hingga internasional. Kota Medan merupakan pusat pemerintahan,

industri, perdagangan, bahkan sebagai pusat bisnis di Sumatera Utara. Dengan begitu

akan ada banyak orang yang datang baik dari dalam maupun luar negeri untuk

investasi maupun untuk berdagang.

Dengan banyaknya turis yang datang maka akan meningkatkan pariwisata

medan dan pendapatan daerah kota Medan. Turis yang datang biasanya ada dua yaitu

yang sekedar untuk jalan-jalan dan yang satu lagi untuk keperluan bisnis. Seperti yang

kita ketahui pariwisata kita belum begitu terkelola dengan baik seperti daerah maupun

negara lain maka untuk mendukung pariwisata kita perlu diadakannya pameran atau

bentuk promosi lainnya untuk mencari wisatawan atau investasi dari luar daerah

maupun luar negeri maka diperlukan tempat untuk mengadakan acara itu.

Seiring dengan ditetapkannya Kota Medan sebagai kota metropolitan

strategis, Kota Medan juga menjadi prime mover bagi pengembangan usaha dan

industri MICE di kawasan barat Indonesia. Kota Medan diharapkan menjadi

pendamping MICE destination lainnya seperti Bali, Jakarta, Manado, Makasar dan

lain-lain. Apalagi bila ditinjau dari sisi capaian PDRB Kota Medan juga didominasi

oleh sektor terkait MICE yakni sektor perdagangan, hotel dan restoran, dimana

kontribusi sektor ini mencapai 26% dari PDRB Kota Medan, terbesar dari 9 sektor

yang ada.

Pertimbangan penting lain yang menguatkan potensi Kota Medan sebagai kota

MICE adalah keberadaan posisi Kota Medan yang strategis, sebagai salah satu pusat

perdagangan baik regional maupun internasional.Kota Medan dapat dikatakan sebagai

pintu gerbang wilayah barat Indonesia yang menjadi salah satu pilihan utama para

wisatawan mancanegara yang akan berkunjung ke Danau Toba, Bukit Lawang,

Berastagi dan Pulau Nias, sebagai 4 (empat) destinasi wisata yang sudah sangat

dikenal di mancanegara.

Pada Tahun 2010 tidak kurang dari 150 ribu orang wisatawan mancanegara

datang ke Kota Medan dan tahun 2011 jumlahnya diperkirakan tidak kurang dari 160

ribu orang.  Angka ini terus bergerak postif dari tahun-tahun sebelumnya. Bila dilihat

dari variasi kebangsaan jumlah wisatawan yang berasal dari negara-negara ASEAN

untuk kurun waktu 2006 hingga 2011 cenderung lebih dominan, terutama dari

Malaysia, Singapura, dan Thailand yang menempati urutan pertama. Disusul

wisatawan dari Eropa dan Asia masing-masing sebesar 15% dan 10%. Dilihat dari

lamanya menginap wisatawan mancanegara di hotel bintang dan melati yang berada

di Kota Medan, rata-rata menginap selama 1,5 hari.  Angka ini menunjukkan bahwa

Kota Medan masih hanya sebatas pintu masuk bagi wisatawan mancanegara ke

daerah wisata yang ada di Provinsi Sumatera Utara dan Aceh.

Tersedianya Fasilitas Pendukung Seperti Hotel Berbintang Banyak Dan

Bandara Baru

Kota Medan yang menjadi salah satu kota MICE ini tidak main-main dalam

menyambut para pengunjung yang akan datang dan yang pernah datang ke kota yang

cukup padat ini. Pada catatan Pemko Medan, tak kurang ada 22 hotel berkelas dengan

menyandang predikat sebagai hotel berbintang 5, 4, 3, 2 maupun hotel kelas melati.

Di antara hotel-hotel yang telah disiapkan pihak Pemko Medan tersebut telah

mempunyai nama yang cukup terkenal, seperti, Hotel Grand Angkasa, Hotel Grand

Aston Medan, Hotel Grand Swiss Belhotel Medan (bintang 5), Hotel Grand Antares,

Hotel Emerald Garden nan berbintang 4, Hotel Inna Dharma Deli, Hotel Garuda

Plaza, Hotel Asean International nan berbintang 3, dan Hotel Grand Sirao

International nan berbintang 2.

Selain fasilitas penginapan, pihak Pemko Medan juga berusaha untuk membuat semua

fasilitas lokal makanan dan minuman yang ada di kota Medan tidak mengecewakan.

Taraf kebersihan dan penampilan makanan dan minuman menjadi salah satu hal yang

sangat dipedulikan. Demi mendukung terciptanya kelancaran penyediaan yang

berurusan dengan perut ini, Pemko Medan berusaha menjamin tersedianya pasokan

listrik, air, dan gas yang memadai dan selalu cukup.

Hal ini diharapkan bahwa semua hal nan berhubungan dengan bisnis

akomodasi, makanan, dan minuman tak akan tersendat. Urusan makan dan minum

memang tidak bisa dipandang remeh. Demi sebuah makanan atau minuman, orang

dapat melakukan perjalanan yang panjang dan melelahkan. Pemko Medan sangat tahu

itu, dan berupaya buat menjadi tuan rumah yang baik.

Sejak 1928, Bandara Polonia menjadi gerbang masuk wisatawan menuju Medan,

Sumatera Utara. Kini, kesibukan di bandara tersebut resmi terhenti setelah Bandara

Kualanamu beroperasi. Bandara menjadi salah satu aspek penting dalam

perkembangan pariwisata suatu daerah. Kini, Sumatera Utara telah memiliki bandara

baru yang megah dan canggih, Bandara Internasional Kualanamu. Bandara ini telah

resmi beroperasi untuk menggantikan Bandara Polonia Medan yang sudah tidak

sanggup lagi menampung jumlah wisatawan yang kian meningkat.

Dengan adanya bandara baru maka akan semakin banyak penerbangan dari luar

negeri maka semakin banyak wisatwan yang bisa datang maka akan semakin

mendukung program MICE.

Program Mice Akan Sangat Mendukung Aspek Pariwisata Kota Medan

Sejumlah penyelenggaraan kegiatan MICE di Indonesia terbukti memberi

kontribusi konkret dalam pembangunan ekonomi, antara lain berbentuk penerimaan

cadangan devisa dalam waktu relatif singkat, penerimaan pajak, penyerapan tenaga

kerja dan pengembangan infrastruktur di kota besar seperti Batam, Medan, Jakarta,

Bandung, Semarang, Yogyakarta, Bali, Makassar, dan Manado.

Meski istilah Meetings, Incentives, Conventions and Exhibitions (MICE) telah

populer, namun tidak semua orang tahu benar apa sebenarnya MICE itu. Pada

dasawarsa 90-an, MICE telah menjadi bagian penting dalam perkembangan

kepariwisataan di tanah air, meskipun di negara-negara industri maju pariwisata jenis

ini telah berkembang jauh sebelumnya. Pesatnya perkembangan ini seiring dengan

semakin terbukanya perdagangan internasional dan berkembang pesatnya teknologi

informasi dan transportasi (Deni, 2011).

MICE merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari usaha jasa

pariwisata yang meliputi usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan pameran dalam

suatu rangkaian kegiatan pelayanan bagi pertemuan/berkumpulnya orang-orang atau

sekelompok orang (negarawan, usahawan, cendekiawan, publik, dan sebagainya) pada

suatu tempat yang terkondisikan oleh suatu permasalahan, pembahasan atau

kepentingan bersama.

Penyelenggaraan MICE selalu melibatkan banyak sektor usaha/industri dan

banyak pihak, hal itu menyebabkan pengaruh ekonomi yang dihasilkannya efek

berlipat ganda atau berdampak luas (multiplier effect) yang menguntungkan dan dapat

dirasakan banyak pihak. Apalagi spending power segment MICE sekitar 8 – 10 kali

wisatawan biasa. Dukungan bagi berkembangnya sektor MICE belakangan ini juga

didukung oleh kondisi keamanan di Indonesia makin kondusif sehingga memberi

image yang positif sebagai destinasi wisata.

Studi Banding Destinasi MICE

Sejak tahun 1980-an kegiatan MICE di Indonesia menunjukan peningkatan

jumlah peserta yang tinggi dengan jumlah pengeluaran ratarata perhari sebesar US$

210 untuk setiap peserta konvensi. Dibandingkan dengan wisatawan yang sengaja

datang ke Indonesia untuk berwisata, pengeluaran mereka hanya sebesar US$ 400

untuk 7-12 hari. Dengan demikian pengeluaran peserta wisata konvensi juga

membawa serta spouse (istrinya), anak atau bahkan temannya yang berdampak pada

pengeluaran peserta selama mengikuti kegiatan kovensi menjadi lebih besar (Pendit,

1999).

Saat ini, Indonesia sudah berkembang menjadi salah satu negara tujuan bisnis

dan wisata. Hal itu dibuktikan dengan perolehan data dari Statistical Report on Visitor

Arrivals to Indonesia 2008–2010, yang menyebutkan bahwa kunjungan wisatawan

mancanegara untuk pertemuan, insentif, konvensi dan pameran atau Meeting,

Incentive, Convention, Exhibition (MICE) mencapai 40.09% sementara untuk

wisatawan liburan 53,15% dan lainnya 6,76%.

Seperti contoh Bali dan Jakarta kedua kota ini sering dijadikan sebagai destinasi

MICE.Dengan begitu tingkat perekonomian kedua kota ini menjadi sangat baik

karena kota-kota yang dijadikan destinasi MICE biasanya mendapat imbas berupa

fasilitas pendukung seperti kuliner , hotel dan kearifan lokal lainnya.

Kebutuhan

Kapasitas gedung untuk mendukung kegiatan MICE ini di medan belum ada karena

belum ada hall yang dapat menampung lebih dari 4000 orang

Menurut Ketua Badan Pariwisata Daerah Sumatera Utara (Sumut) Henry

Hutabarat, saat ini yang paling dibutuhkan kota Medan adalah pembangunan gedung

exhibition centre. "Untuk mendukung pengembangan Medan sebagai salah satu

destinasi MICE di Indonesia, kami memang membutuhan pembangunan conference

and exhibition centre dalam skala besar. Minimal berkapasitas 5.000 orang. Saat ini

gedung yang ada hanya bisa menampung paling banyak 1.000 hingga 2.000 orang,"

Kepala Dinas Badan Penanaman Modal Kota Medan, Rismaria Hutabarat

menyebutkan program ke depan Badan Penanaman Modal Kota Medan adalah

mencari investor yang siap membangun gedung pertemuan yang mampu menampung

10 ribu orang. "Hal ini tentunya bisa menarik minat tamu dan wisatawan asing yang

mungkin memiliki niat membuat acara atau event di Kota Medan. Ini tentu akan

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD),"kata Rismaria

Sejumlah potensi dan kekuatan yang dimiliki Kota Medan dalam pengembangan

bisnis MICE ke depan antara lain:

1)        Medan termasuk di antara 10 Daerah Tujuan Wisata (DTW) MICE yang

ditetapkan oleh pemerintah yang memiliki keunikan dan karakteristik tersendiri;

2)        Letak geografis Kota Medan  yang strategis (sangat dekat dengan wilayah

Malaysia dan Singapura) dengan kekayaan alam, sosial, seni budaya yang sangat

beragam;

3)        Medan memiliki venues berupa pusat-pusat konvensi maupun hotel-hotel

berkelas dari berbagai jenis sebagai tempat penyelenggaraan kongres dan konvensi,

termasuk di berbagai daerah;

4)        Adanya dukungan penuh dari pusat pendidikan formal maupun informal

khusus di bidang MICE, seperti Program Studi D4 MICE yang ada di Politeknik

Negeri Medan, Akademik Pariwisata Medan, adanya dukungan pendidikan nonformal

melalui kursus-kursus atau pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh INCCA Institute

dan lain-lain;

5)        Medan memiliki perusahaan-perusahaan penyelenggara event (mungkin akan

menyusul lahirnya perusahaan-perusahaan penyelenggara kongres dan konvensi yang

didukung oleh para profesional tangguh yang berkelas internasional);

6)        Medan memiliki keanggotaan dalam berbagai organisasi regional maupun

internasional, baik di tingkat pemerintahan, organisasi/asosiasi, dan memiliki berbagai

perusahaan multinasional yang menjadi pasar wisata kongres dan konvensi;

7)        Berdirinya perusahaan-perusahaan multinasional yang menyelenggarakan

event MICE dan memasukkan MICE sebagai salah satu bagian struktur organisasi

perusahaan;

8)        Adanya dukungan masyarakat dan pers yang demikian besar dalam

memajukan wisata MICE di Kota Medan.

Wawasan

Bisnis MICE merupakan bisnis jasa kepariwisataan yang bergerak di seputar

Pertemuan, Insentif, Konvensi, dan Pameran (Meeting, Incentive, Convention, and

Exhibition, yang disingkat MICE). Keempat jenis kegiatan kepariwisataan ini

merupakan usaha untuk memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok

orang, khususnya para pelaku bisnis, cendekiawan, eksekutif pemerintah dan swasta,

untuk membahas berbagai persoalan yang berkaitan dengan kepentingan bersama,

termasuk memamerkan produk-produk bisnis.

Pertama, meeting merupakan rapat atau pertemuan sekelompok orang yang tergabung

dalam sebuah asosiasi, di mana perusahaan yang mempunyai kesamaan minat dengan

tujuan dan kepentingan membahas suatu permasalahan bersama.

Kedua, incentive mengacu pada perjalanan insentif yang merupakan suatu kegiatan

perjalanan yang diselenggarakan oleh suatu perusahaan untuk karyawan dan mitra

usaha sebagai imbalan penghargaan atas prestasi mereka yang berkaitan dengan

penyelengaraan konvensi yang membahas perkembangan kegiatan perusahaan yang

bersangkutan dan/atau kegiatan pameran.

Ketiga, convention, yaitu pertemuan sekelompok orang (negarawan, usahawan,

cendekiawan, profesional dan sebagainya) untuk mambahas masalah yang berkaitan

dengan kepentingan bersama, biasanya dengan jumlah peserta banyak.

Keempat, exhibition, yaitu bentuk kegiatan mempertunjukkan, memperagakan,

memperkenalkan, mempromosikan, dan menyebarluaskan informasi hasil produksi

barang atau jasa maupun informasi visual di suatu tempat tertentu dalam jangka waktu

tertentu untuk disaksikan langsung oleh masyarakat dalam meningkatkan penjualan,

memperluas pasar dan mencari hubungan dagang.

Usaha jasa MICE tidak dapat dipisahkan dari mata rantai usaha di bidang

kepariwisataan dan berbagai sektor usaha lainnya. Penyelenggaraan MICE selalu

melibatkan banyak sektor usaha atau industri dan banyak pihak, yang menimbulkan

pengaruh ekonomi berlipat ganda (multiplier effect) yang menguntungkan dan dapat

dirasakan oleh banyak pihak, khususnya karena daya-pengeluaran finansial (spending

power) dari segmen MICE tinggi, sekitar 8-10 kali wisatawan biasa. Di antara pihak

yang potensial mendapatkan keuntungan besar bisnis MICE adalah Percetakan, Hotel,

Perusahaan Sovenir, Biro Perjalanan Wisata, Transportasi, Professional Conference

Organizer (PCO), Usaha Kecil dan Menengah (UKM), dan Event Organizer.

Fungsi Kedua

Fungsi kedua adalah dirancang sebuah fasilitas yang memberikan informasi mengenai

keadaan kota medan dan sekitarnya agar turis yang datang bisa mengetahui keadaan

kota Medan ataupun yang ingin invest bisa mendapatkan informasi singkat mengenai

keadaan kota medan dan sekitarnya.

Fungsi bangunan ini merupakan gabungan fungsi :

1. Visitor center

Sebuah pusat informasi wisatawan, memberikan pengunjung ke lokasi dengan

informasi tentang daerah atraksi, penginapan, peta, dan barang-barang lain yang

relevan dengan pariwisata. Seringkali, pusat-pusat dioperasikan di bandara atau

pelabuhan lainnya masuk, oleh pemerintah daerah atau kamar dagang. Seringkali

pusat pengunjung disebut hanya sebuah pusat informasi.

2. Dinas Tata Ruang dan Tata Kota

Tempat ini akan memberikan informasi mengenai sejarah Kota Medan ,

keadaan Kota Medan dan Perkembangan Kota Medan untuk

kedepannya.Mana daerah-daerah yang mempunyai potensi untuk

dikembangkan maupun diinvest.

Gambar URA Singapore (Dinas Tata Ruang dan Tata Kota Singapura)

3. Shopping

Pada area shopping ini akan menjual oleh-oleh khas medan mulai baju ,

kuliner dan lain sebagainya

4. Office

Office ini targetnya akan disewa oleh event organizer yang akan mengadakan

acara-acara di gedung convention ini nanti.

5. Food and Beverage Gallery

Area ini akan menjadi pusat jajanan makanan dari tamu-tamu convention

maupun tamu dari luar.

Kriteria Lahan

1. Dekat dengan Hotel-hotel Bintang 5 karena akan sangat membantu untuk

kemudahan transportasi untuk mengikuti acara-acara di convention

2. Memiliki akses ke segala jenis angkutan umum

3. Kondisi jalanan yang tidak terlalu buruk

4. Ukuran jalan ahrus cukup besar setidaknya 2 arah

5. Tidak terlalu jauh dari pusat Kota Medan karena untuk fungsi bangunan kedua

lebih represantatif bila di dekat pusat Kota

6. Memiliki faslitas pendukung seperti mesjid dan lain sebagainya

Terintegrasi

Karena kriteria untuk menjalankan fungsi MICE adalah dekat dengan sarana

penginapan hotel maka diusulkan untuk digabung dengan hotel yang ada.Seperti

hotel Grand Angkasa jadi nanti bangunan yang didesain terintegrasi dengan hotel

Grand Angkasa .Tentunya hal ini berarti mengadakan kerja sama dengan pihak

hotel Grand Angkasa.Hal ini akan menguntungkan bangunan yang dirancang

karena garnd angkasa sendiri sudah mempunyai ruang rapat kecil dan Ballroom

maka tinggal ditambah dengan sebuah ruangan Exhibition yang cukup besar selain

itu hotel grand angkasa juga mendapat keuntungan karena bisa memakai gedung

parkir yang di bangunan yang dirancang jadi tidak usah ada mobil yang

sembarang parkir karena kapasitas parkir hotel tidak mencukupi

Beberapa hal yang menentukan dipilihnya hotel Grand Angkasa adalah :

1. Hotel ini termasuk hotel bintang 5 yang memang kategori hotel yang

diharapkan untuk mendukung program MICE

2. Ukuran jalan yang cukup besar dan jalanan di sekitarnya tidak terlalu padat

3. Bangunan ini sendiri belum memilki ukuran ruangan exhibitiion yang cukup

besar

4. Posisi bangunan yang masih tergolong pusat kota

Exhibition

Ruangan exhibisi memilki perbedaaan dengan ruang ballroom dari segi tampilan

ruang exhibisi lebih simple dan tinggi palfon biasa lebih tinggi mengingat jumlah

orang yang akan ditampung akan sangat banyak.Pada ruangan exhibisi tidak ada

panggung sepertti ruangan Ballroom. Menurut sejarah sebenarnya ruangan

ballroom biasanya dipakai sebgai ruangan untuk dansa .

Dari segi bentuk denah sendiri umumnya ruangan exhibisi berbentuk panjang

dengan pintu berada pada sisi terpanjang berbeda dengan ballroom.