vendy mediannoor - tugas geologi migas.doc
TRANSCRIPT
Geo Migas
1. Peta Kontur Struktur adalah peta yang menggambarkan keadaan di bawah permukaan dari suatu lapisan atau satuan batuan dinyatakan sebagai kontur dari batas atas atau bawah dari satuan tersebut. Kontur Struktur merupakan garis kesamaan ketinggian/kedalaman yang digambarkan pada suatu permukaan. Kontur struktur yang digambarkan pada permukaan datar merupakan garis yang menunjukkan arah jurus.
2. Tata caranya :
Contohnya : Peta kontur Sesar normal
Sesar naik
3. Reservoir merupakan suatu tempat terakumulasinya fluida hidrokarbon, baik minyak dan atau
gas serta air di bawah permukaan tanah. Proses akumulasi minyak bumi di bawah permukaan
haruslah memenuhi beberapa syarat, yang merupakan komponen suatu reservoir minyak dan
gas bumi. Empat komponen penyusun reservoir adalah:
a. Batuan Reservoir
b. Lapisan penutup (cap rock)
c. Perangkap reservoir (reservoir trap)
d. Kondisi reservoir (tekanan dan temperature)
Cakupan aspek reservoir hydrocarbon pada dasarnya harus mengenali distribusi
karakteristik reservoir yang ada pada suatu lapangan migas. Distribusi karakteristik
reservoir meliputi distribusi sifat fisik batuan reservoir, sifat fisik fluida reservoir dan
kondisi reservoirnya. Karakteristik reservoir dapat diperoleh dari kegiatan coring dan
analisa core, well logging, well testing dan analisa fluida reservoir. Setelah memperoleh
data distribusinya, maka dapat dilakukan perhitungan untuk memperkirakan besarnya
cadangan pada reservoir.
Perkiraan reservoir merupakan suatu langkah untuk dapat mengidentifikasi
reservoir, sehingga dapat dilakukan pembuktian apakah reservoir tersebut dapat
dikatakan prospek atau tidaknya. Perkiraan reservoir ini meliputi perkiraan cadangan yang
digunakan untuk memperkirakan ultimate recovery. Untuk memperkirakan cadangan
dapat dilakukan dengan tiga metoda yang umum digunakan yaitu metoda volumetris,
metoda material balance, dan decline curve. Perkiraan produktifitas formasi dapat
digunakan untuk memperkirakan rate produksi optimum agar tercapai ultimate recovery-
nya dan perkiraan perilaku reservoir yang bertujuan untuk memperkirakan mekanisme
pendorong dan umur dari reservoir.
Perkiraan reservoir ini sangat berperan terhadap perencanaan penyebaran sumur-
sumur produksi. Dalam perencanaan penyebaran sumur produksi umumnya berhubungan
dengan beberapa masalah antara lain berapa jumlah sumur yang dapat dibor, spasi sumur
tersebut, dan pola penyebaran sumurnya, sehingga kandungan hydrocarbon dalam
reservoir dapat terkuras secara maksimal dan menghasilkan keuntungan ekonomis yang
maksimal. Untuk mencapai hal-hal tersebut, maka harus dipahami faktor-faktor yang
mempengaruhi penentuan penyebaran sumur yaitu, distribusi cadangan termasuk geometri
(bentuk dan ukuran) cadangan, distribusi produktivitas, struktur geologi dan posisi
struktur serta mekanisme pendorong reservoir.
Beberapa karakteristik dari batuan reservoir maupun fluida reservoir, yaitu :
a. Karakteristik batuan reservoir :
Permeabilitas
Porositas
Saturasi
Wetabilitas
Tekanan kapiler
kompresibilitas
4. Batu pasir (Bahasa Inggris: sandstone) adalah batuan endapan yang terutama terdiri
dari mineral berukuran pasir atau butiran batuan. Sebagian besar batu pasir terbentuk
oleh kuarsa atau feldspar karena mineral-mineral tersebut paling banyak terdapat di kulit
bumi. Seperti halnya pasir, batu pasir dapat memiliki berbagai jenis warna, dengan warna
umum adalah coklat muda, coklat, kuning, merah, abu-abu dan putih. Karena lapisan batu
pasir sering kali membentuk karang atau bentukan topografis tinggi lainnya, warna tertentu
batu pasir dapat dapat diidentikkan dengan daerah tertentu. Sebagai contoh, sebagian besar
wilayah di bagian barat Amerika Serikat dikenal dengan batu pasir warna merahnya. Batu
pasir tahan terhadap cuaca tapi mudah untuk dibentuk. Hal ini membuat jenis batuan ini
merupakan bahan umum untuk bangunan danjalan. Karena kekerasan dan kesamaan
ukuran butirannya, batu pasir menjadi bahan yang sangat baik untuk dibuat menjadi batu
asah(grindstone) yang digunakan untuk menajamkan pisau dan berbagai kegunaan lainnya.
Bentukan batuan yang terutama tersusun dari batu pasir biasanya mengizinkan perkolasi air
dan memiliki pori untuk menyimpan air dalam jumlah besar sehingga menjadikannya
sebagai akuifer yang baik.
A. Klasifikasi ukuran butir menurut Wentworth
SKALA WENWORTH
Dikenal umum dengan nama Skala
Wentworth, skema ini digunakanuntuk klasifikasi
materi partikel aggregate ( Udden 1914,
Wentworth 1922).Pembagian skala dibuat
berdasarkan faktor 2 ; contoh butiran pasir
sedangberdiameter 0,25 mm – 0,5 mm, pasir
sangat kasar 1 mm – 2 mm, dan seterusnya. Skala
ini dipilih karena pembagian menampilkan
pencerminan distribusi alami partikel sedimen;
sederhananya, blok besar hancur menjadi dua
bagian, dan seterusnya.
Empat pembagian dasar yang dikenalkan
1. lempung (< 4 μm) 2. lanau (4 μm – 63 μm) 3.
pasir (63 μm – 2 mm) 4. kerikil /aggregate (> 2
mm). Skala phi adalah angka perwakilan pada
skala Wentworth. Huruf Yunani ‘Ф’ (phi) sering digunakan sebagai satuan skala ini.
Denganmenggunakan logaritma 2 ukuran butir dapat ditunjukkan pada skala phi sebagai berikut :
Ф = - log 2 (diameter butir dalam mm). Tanda negatif digunakan karena biasa digunakan untuk
mewakili ukuran butir pada grafik, bahwa ukuran butir semakin menurun dari kanan ke kiri.
Dengan menggunakan rumus ini, butir yang berdiameter 1 mm adalah 0Ф; 2mm adalah -1Ф, 4
mm adalah -2Ф, dan seterusnya; ukuran butir yang semakin menurun, 0,5 mm adalah +1Ф, 0,25
mmadalah 2Ф, dan seterusnya.
Berikut adalah ukuran yang terdapat dalam skala Wenworth :
1. Gravel, terbagi atas 4 bagian yakni : Bolders/Bongkah
(>256mm),Cobble/Berangkal (64-256mm), Pebble/Kerakal (4-64mm),
danGrit/Granule/Butiran (2-4mm).
2. Sand, Pasir Sangat Kasar (1-2mm), Pasir Kasar (1/2-1mm), Pasir Sedang(1/4-
1/2mm), Pasir Halus (1/8-1/4mm), dan Pasir Sangat Halus(1/16-1/8mm)
3. Mud, terbagi atas 2 : Silt/Lanau (1/256-1/6mm) dan Clay/Lempung(<1/256mm)
b. Klasifikasi batu pasir menurut folk (QFR Diagram)
pada klasifikasi folk kurang lebihada dua kelompok nama arkos dan arenit,
dan quartzarenite. cuma kelemahannya matrik diabaikan di folk, tapi bukan
berarti kadar matrik diabaikan dalam penjelasannya (meski diskema tidak
dipake). kadar matrik digunakan untuk mengetahui kadar kematangan
(maturitas) dari batupasir.
pada klasifikasi Folk ini semua yang berhubungan dengan feldspar (kaya
feldspar) maka batuannya akan disebut arkose (masih ingat kan penjelasan
nama non formal diatas sebenernya ini isu yang dibuat sam boggs hal 129-
130 :D bukan maksud mengadu domba sob tapi begitu adanya silahkan baca
link wikipedia diatas dan sam boggs halaman segitu V^^’). sedangkan
untuk rock fragmen (pengganti lithic fragment sama aja), akan jadi arenite
dan turunannya. kadar persentase kuarsa yang cukup tinggi bila mencapai
75% dan kandungan fragmen lain (feldspar dan rock fragment) menurun
maka batuannya diberi nama jadi ‘sub’, subarkose dan sublitharenite. untuk
kadar kuarsa >95% dinamakan quartz arenite (bayangin sob semuanya
namanya ‘arenite’ wackenya gak ada).
kemudian pemlotan dilakukan fokus pada tiga komponen tersebut jadi
komponen lain diabaikan berapapun jumlahnya, hingga jumlah ketiganya
100% untuk diplot pada diagram.
sementara fragmen lain yang tidak dapat diplot dalam diagram (fosil,
mineral berat) hanya dijadikan paramter pembanding untuk formasi batuan
lain.
tingkat kematangan (maturitas) batuan diukur berdasarkan parameter
kandungan matriknya bila matrik lebih dari 5% dengan tekstur terpilah
buruk dan menyudut maka batuan tidak matang (immature), kemudian
submature bila clay <5% dan butiran menyudut tanggung-membundar
tanggung dan terpilah buruk, batuan dikatakan mature (matang) bila
butiran bersortasi baik dan butiran tidak menyudut dengan sedikit clay,
supermature bila butiran membundar bersortasi baik dan tidak ada clay
sama sekali.
c. Batupasir merupakan reservoir yang paling penting dan yang paling banyak di dunia ini, 60% dari semua batuan reservoir adalah batupasir. Batupasir adalah batubatu yang renggang ( loose) tapi padat (compact), yang terdiri dari fragmen-fragmen yang menyatu dan mengeras (cemented) dengan diameter berkisar antara 0,05 mm sampai 0,2 mm. Di antara fragmen-fragmen batupasir dan pasir, selalu terdapat fragmen-fragmen yang komposisinya adalah quartz. Butiranbutiran mineral feldspar, mika, glaukonit, karbonat dan mineral-mineral lainnya kadang-kadang terdapat di antara butiran mineral quartz. Porositas batupasir dihasilkan dari proses-proses geologi yang berpengaruh terhadap proses sedimentasi. Proses-proses ini dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu proses pada saat pengendapan dan proses setelah pengendapan. Kontrol pada saat pengendapan menyangkut tekstur batupasir (ukuran butir dan sortasi). Proses setelah pengendapan yang berpengaruh terhadap porositas diakibatkan oleh pengaruh fisika dan kimia, yang merupakan fungsi dari temperatur, tekanan efektif dan waktu. Ada dua jenis porositas yaitu porositas primer dan porositas sekunder. Porositas primer merupakan porositas yang terjadi bersamaan batuan menjadi sedimen, sedangkan porositas sekunder merupakan porositas yang terjadi sesudah batuan menjadi sedimen bisa berupa larutan (dissolution) .Permeabilitas (k) adalah kemampuan medium berpori untuk meluluskan/mengalirkan fluida. Permeabilitas sangat penting untuk menentukan besarnya cadangan fluida yang dapat diproduksikan.
Porositas dan permeabilitas pada batupasir ditentukan oleh ukuran butir dan distribusinya, sortasi (pemilahan), bentuk dan kebundaran butir, penyusunan butir, serta kompaksi dan sementasi. Batupasir antara formasi yang satu dengan yang lainnya berbeda, sehingga perlu dilakukan penelitian tentang porositas dan permeabilitas serta hubungannya dengan ukuran butir dan sortasi pada formasi-formasi tersebut. Batupasir merupakan salah satu dari batuan sedimen klastik yang mempunyai porositas cukup baik dan biasanya berfungsi sebagai reservoir atau akuifer, sedangkan butirannya yang dominan berukuran pasir. Batupasir memiliki beberapa kenampakan fisik yang dapat dibedakan dari batuan jenis lainnya, yaitu struktur, tekstur dan komposisi. Dari tekstur batupasir dapat diturunkan menjadi tiga parameter empiris yaitu ukuran butir, bentuk butir (pembundaran dan pembulatan) dan sortasi. Pemilahan (sorting) adalah cara penyebaran berbagai macam besar
butir.Dengan demikian rongga yang terdapat di antara butiran besar akan diisi butiran yang lebih kecil lagi sehingga porositasnya berkurang
d. Log gamma ray yang terdefleksi ke kiri mengindikasikan batupasir atau karbonat yang memiliki lempung yang rendah. Selain itu, juga batupasir menunjukkan grafik log gamma ray yang mendeteksi zat radioaktifitas yang sangat rendah. Mudstone, batupasir, batugamping
mempunyai densitas menengah sampai tinggi (2,65 – 2,71 gr/cc)
5. Batu kapur/Gamping (bahasa Inggris: limestone) (CaCO3) adalah sebuah batuan sedimenterdiri dari mineral calcite (kalsium carbonate). Sumber utama dari calcite ini adalahorganisme laut . Organisme ini mengeluarkan shell yang keluar ke air dan terdeposit di lantai samudra sebagai pelagic ooze (lihat lysocline untuk informasi tentangdissolusi calcite).
Calcite sekunder juga dapat terdeposi oleh air meteorik tersupersaturasi (air tanahyang presipitasi material di gua). Ini menciptakan speleothem seperti stalagmit danstalaktit. Bentuk yang lebih jauh terbentuk dari Oolite (batu kapur Oolitic) dan dapat dikenali dengan penampilannya yang granular. Batu kapur membentuk 10% dari seluruh volume batuan sedimen.
Pembentukan batu gamping terjadi secara organik, mekanik atau secara kimia.
Organik : pengendapan binatang karang/cangkang siput, foraminifera, koral/kerang
Mekanik : bahanya sama dengan organik yg berbeda hanya terjadinya perombakan darr batu gamping tersebut yg kemudian terbawa arus dan diendapkan tidak terlalu jauh dari tempat semula
Kimia : terjadi pada kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam air laut atau air tawar
K las i f i k a s i Ba t u G a m p i n g ( D u n h am , 1 962)
Batu gamping termasuk b a t u a n s e d i me n. B atu gamping ini dapat diklasifikasikan
salah satunya adalah klasifikasi dunham yang membahas tentang pembagian
batugamping. Klasifikasi Dunham (1962) ini dilihat secara megaskopis yang mana dia
mengamati indikasi adanya pengendapan batugamping yang ditunjukkan oleh tekstur hasil
pengendapan yaitu limemud (nikrit) semakin sedikit nikrit semakin besar energi yang
mempengaruhi pengendapannya.
Menurut klasifikasi ini batugamping terbagi atas :
1) Mud Stone
Batuan ini termasuk dalam jenis batuan sedimen non klastik dengan warna segar putih
abu – abu dan warna lapuknya adalah putih kecoklatan.Batuan ini bertekstur Non klastik
dengan komposisi kimia karbonat dan strukturnyapun tidak berlapis. Salah satu contoh dari
batuan karbonat adalah kalsilutit ( Grabau ) atau Munstone ( Dunham ) , Batuan ini
mempunyai nama yang berbeda, karena dari klasifikasi yang digunakan dengan interprestasi
yang berbeda, batuan ini dinamakan kalsilutit, karena batuan ini merupakan batuan karbonat
dan menurut klasifikasi dunham nama dari batuan ini adalah mudstone, karena batuan ini
mempunyai kesan butiran kurang dari 10 % dan pada batuan ini tidak ditemukan adanya fosil.
Tekstur dari batuan ini adalah non kristalin, karena mineralnya penyusunnya tidak
berbentuk Kristal, dengan memperhatikan tekstur batuan ini dapat disimpulkan bahwa batuan
ini terbentuk dari adanya pelarutan batuan asal yang merupakan material – material penyuplai
terbentuknya batuan ini adapun batuan asal dari batuan ini adalah seperti pelarutan terumbu
karang. Selain itu, proses keterbentukan batuan ini adalah pengerusan gamping yang telah ada
misalnya penghancuran terumbu karang,oleh gelombang, atau dari pengendapan langsung
secara kimia air laut yang kelewat jenuh akan CaCO3 . proses litifikasi dari batuan ini
melibatkan pelarutan mineral- mineral karbonat yang stabil maupun yangtidak stabil, dalam
pengertian luas diagnesa meliputi perubahan mineralogy, tekstur kemas dan geokimia sedimen
dan temperature serta tekanan yang rendah.
Litifikasi sedimen karbonat dapat terjadi pada sedimen yang tersingkap , maupun yang
masihberada didalam laut, proses terbentuknya batuan in berlangsung perlahan – lahan dan
bertingkat – tingkat , dimana batas antara antara tingkatan tidak jelas , bahkan dapat saling
melingkup , tingkatan tersebut adalah penyemenan, pelarutan pengendapan, perubahan
mineralogy butir – butir dan rekristalisasi. Keterdapatan batuan ini biasanya dapat ditemukan
disekitar pinggiran pantai, adapun asosiasi dari batuan ini adalah batupasir karbonatan dan
packtone. Adapun kegunaan dari batuan ini adalah sebagai reservoir dalam pencarian minyak
bumi.
Gambar : Mudston
2) Wackestone
Wackestone adalah matriks yang didukung batuan karbonat yang mengandung lebih dari
10% a l l o c h e ms d alam matriks lumpur karbonat. Ini adalah bagian dari klasifik a si
Dunh a m b atuan karbonat. Dalam klasifikasi banyak digunakan lain karena F olk ,
deskripsi yang setara akan, misalnya, oopelmicrite, dimana a l l o c h e ms y ang dimaksud
adalah ooids d an peloids. Wackstone merupakan lumpur didukung batu kapur yang
mengandung butiran karbonat lebih dari 10% (lebih besar dari 20 mikron)
"mengambang" dalam matriks lumpur halus-halus kapur
Gambar: wackstone
3) Boundstone
Merupakan hubungan antar komponen tertutup yang berhubungan dengan rapat (oolite).
Karbonat batuan menunjukkan tanda-tanda terikat selama pengendapan (Dunham,
1962). Embry dan Klovan (1972) lebih diperluas klasifikasi boundstone atas dasar kain
dari boundstone tersebut. Boundstone merupakan b a tu k a pur y ang terikat oleh
ganggang, k a r a n g , atau organisme uniseluler lainnya ketika dia terbentuk. Boundstone
ditemukan di daerah sekitar terumbu karang, dan daerah yang terumbu karang 2,5-3 juta
tahun lalu, tapi mungkin dikelilingi lahan kering. Tergantung pada cara bahan organik
telah diatur dalam sedimen ketika batu itu terbentuk dan jenis bahan organik itu,
boundstone dapat diklasifikasikan sebagai framestone, bindstone, atau bafflestone.
Mereka memiliki tiga subdivisi:
a. Framestone: Organisme dari organik fosil, biasanya dalam karang laut, yang
terjadi berdekatan dengan spons ini terikat oleh kerak mikroba dan pasir yang
mengeras. Dan ruang antara bertahap diisi dengan pasir , sedimen, dan kristal
k a ls it . Dalam waktu yang lama, air surut dan struktur itu terus menerus terkena
udara, dan penyemenan alami dari padat sedimen diawetkan sisa-sisa bahan
organik sebagai fosil.
b. Bindstone: hasil organisme yang mengikat sedimen sehingga lepas bersama-
sama, ditandai dengan adanya dispersi. Yang mengikat di bindstone pada
umumnya adalah ganggang, yang bersama-sama dengan lapisan lumpur dan
kalsit dengan besar pori-pori yang disebabkan oleh gelembung gas yang menjadi
terperangkap dalam sedimen selama pembentukan. S trom a to l it ,b erupa gundukan
fosil alga berlapis dan sedimen, yang bentuk paling umum dari bindstone.
Bindstone kebanyakan berorientasi secara vertikal. Bindstone merupakan jenis
yang paling banyak ditemukan dari boundstone.
c. bafflestone: terikat oleh sedimen berdinding tebal berupa karang berbentuk
paralel sehingga hanya sedimen halus yang melewatinya. Akibatnya, komposisi
bafflestone, selain karang fosil, sebagian besar pasir alami-semen dan lumpur.
Pasir ini terdiri dari kalsit homogen dan lumpur terdiri dari campuran residu
tertinggal setelah lumpur karbonat yang disaring. Struktur unik dari bafflestone
yaitu terbentuk pada dan di sekitar koloni-vertikal tumbuh karang, dan karena itu
terbatas pada individu kecil.
Gambar : Boundstone
4) Grainstone
Merupakan hubungan antar komponen- komponen tanpa lumpur sehingga
sering disebut batuan karbonat bebas lumpur, yang didukung butir . Dunham
(1962) , batuan ini berasal : (1) Grainstone terbentuk pada kondisi energi
yang tinggi, butiran-produktif lingkungan di mana lumpur tidak dapat
terakumulasi, (2) terdapat pada arus yang putus butir dan melewati lumpur
pada lingkungan. Grainstones mempunyai tekstur berpori dan dikenal sebagai
karbonat yang terdapat pada sekitar pantai.
Gambar: Grainstone
5) Packstone
Merupakan lumpur, tetapi yang banyak adalah betolit. Butir-bitirnya
didukung batuan karbonat berlumpur (Dunham, 1962). Lucia (1999) dibagi
packstones ke dalam lumpur yang didominasi (ruang pori total dipenuhi
lumpur) dan yang didominasi (beberapa ruang pori antar butir bebas dari
lumpur) packstones. Divisi ini adalah penting dalam memahami kualitas
reservoir karena lumpur plugs ruang partikel pori. Packstones menunjukkan
berbagai sifat pengendapan. Lumpur menunjukkan proses energi yang lebih
rendah , sedangkan kelimpahan butir menunjukkan proses energi yang lebih
tinggi . menurut Dunham (1962) asal packstones: (1) packstone berasal dari
wackestones dipadatkan, (2) berasal dari proses akibat dari infiltrasi lumpur
awal atau akhir dari sebelumnya disimpan lumpur bebas sedimen, (3) terbentuk
dalam air yang tenang, atau (4) hasil pencampuran dari berbagai lapisan
sedimen. Di mana butirnya yang sangat besar, Embry dan Klovan (1971)
contohnya karbonat rudstones."
Gambar: Packston
KLASIFIKASI Embry & Klovan (1971)
Merupakan pengembangan dari klasifikasi Dunham (1962).
Seluruhnya didasarkan pada tekstur pengendapan dan lebih tegas di dalam
ukuran butir, yaitu ukuran grain >= 0,03-2 mm dan ukuran lumpur karbonat
< 0,03 mm.
Berdasarkan cara terjadinya, Embry & Klovan membagi batugamping
menjadi 2 kelompok :
1. Batugamping allochthon : mudstone, wackestone,
2. Batugamping autochthon : bafflestone, bindstone, dan framestone.
Sangat tepat untuk mempelajari fasies terumbu dan tingkat energi pengendapan
c. Menurut para ahli, batugamping yang terdolomitasi mempunyai porositas yang lebih besar dari pada
batugamping sendiri. Besar-kecilnya porositas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : ukuran butir,
sortasi (semakin baik sortasinya, semakin baik porositasnya), susunan butir (susunan butir berbentuk
kubus mempunyai porositas lebih baik dibandingkan bentuk rhombohedral), kompaksi, dan sementasi.
Batugamping sebagai reservoir sangat lebih tergantung dari permeabilitasnya, selain itu juga porositas
mengontrol penyimpanan hidrokarbon. Beberapa batugamping memiliki porositas besar tetapi memiliki
permeabilitas rendah, maka dari itu porositas efektif sangat penting untuk reservoir hidrokarbon.
Porositas pada batugamping agak berbeda dengan batupasir. Porositas pada batugamping cukup
bervariasi tetapi cukup rendah dibanding dengan batupasir. Reservoir batuan karbonat hanya memiliki
porositas 5 – 10%, sedangkan batupasir memiliki 15-30%. Kebanyakan porositas pada batupasir adalah
porositas primer. Sedangkan pada batugamping memiliki porositas diagenesa origin, atau sekunder.
d. Mudstone, batupasir, batugamping mempunyai densitas menengah sampai tinggi
(2,65 – 2,71 gr/cc) Batu gamping dan dolomite yang berwarna gelap lebih tinggi
radioaktifnya daripada yang berwarna terang.
Daftar Pustaka
https://www.scribd.com/doc/173859423/8-Peta-Geologi
https://docs.google.com/document/d/1QIZOi-PqUDR8yYeYh08nRDvprug2tAcG0lVKihw_MrU/edit?hl=en
http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_pasir
http://en.wikipedia.org/wiki/Folk_classification
M. Irham Nurwidyanto. 2006, Pegaruh Ukuran Butir Terhadap Porositas Dan Permeabiltas Pada Batu Pasir. Jurnal Diakses pada 8 Oktober 2012
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/11882/JURNAL%20GEOFISIKA.docx?sequence=1
http://www.genborneo.com/2011/12/pengertian-batu-gamping.html
Dunham, R. J., 1962, Classification of carbonate Rock According To Depositional Textures,
AAPG Memoir No.1
Tucker, Maurice. 1990. Carbonate sedimentology. Marston Book Service : Oxon
https://www.scribd.com/doc/149323211/Reservoir-Merupakan-Suatu-Tempat-Terakumulasinya-Fluida-Hidrokarbon