tugas geologi eksplorasi

24

Upload: devid-surbakti

Post on 21-Jan-2016

168 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Geologi eksplorasi
Page 2: Tugas Geologi eksplorasi

1. Pola aliran Sungai

Perbedaan pola aliran sungai di satu wilayah dengan wilayah lainnya sangat

ditentukan oleh perbedaan kemiringan, topografi, struktur dan litologi batuan dasarnya.

Beberapa pola aliran sungai yang sering dijumpai adalah

1. Dendritik, Berbentuk seperti cabang batang pohon. Berada di daerah datar dengan

struktur batuan homogen.

2. Radial Sentrifugal, Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya

menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunung api

3. Rectangular, Pola aliran rectangular adalah pola aliran sungai yang dikendalikan oleh

struktur geologi, seperti struktur kekar (rekahan) dan sesar (patahan). Sungai

rectangular dicirikan oleh saluran-saluran air yang mengikuti pola dari struktur kekar

dan patahan.

4. Trelllis, Aliran sungai yang anak sungainya hampir sejajar dengan sungai induknya,

biasanya berada di wilayah patahan.

5. Sentripetal, Aliran yang berlawanan dengan pola radial, di mana aliran sungainya

mengalir ke satu tempat yang berupa cekungan (depresi).

6. Annular, Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar

secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali

bersatu.

7. Pararel, Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh

lereng yang curam/terjal.

8. Pinnate, Pola Pinnate adalah aliran sungai yang mana muara anak sungai membentuk

sudut lancip dengan sungai induk. Sungai ini biasanya terdapat pada bukit yang

lerengnya terjal.

9. Memusat/Multibasinal: percabangan sungai tidak bermuara pada sungai utama,

melainkan hilang ke bawah permukaan. Berkembang pada topografi karst. Tabel 1.

merupakan pola pengaliran dengan karaktersitiknya.

Page 4: Tugas Geologi eksplorasi

2. Fungsi Peta Topografi

2.1. Peta Topografi

Berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti

menggambar. Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang

berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis

kontur mewakili satu ketinggian. Peta topografi mengacu pada semua ciri-ciri permukaan

bumi yang dapat diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan, yang dapat ditentukan pada

posisi tertentu.

Oleh sebab itu, dua unsur utama topografi adalah ukuran relief (berdasarkan variasi

elevasi axis) dan ukuran planimetrik (ukuran permukaan bidang datar). Peta topografi

menyediakan data yang diperlukan tentang sudut kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai,

vegetasi secara umum dan pola urbanisasi. Peta topografi juga menggambarkan sebanyak

mungkin ciri-ciri permukaan suatu kawasan tertentu dalam batas-batas skala.

Peta topografi dapat juga diartikan sebagai peta yang menggambarkan kenampakan

alam (asli) dan kenampakan buatan manusia, diperlihatkan pada posisi yang benar. Selain

itu peta topografi dapat diartikan peta yang menyajikan informasi spasial dari unsur-unsur

pada muka bumi dan dibawah bumi meliputi, batas administrasi, vegetasi dan unsur-unsur

buatan manusia.

2.2. Fungsi Peta Topografi dalam Pemetaan Geologi

Peta topografi adalah peta yang menggambarkan tinggi rendahnya muka bumi. Dari

peta topografi kita dapat mengetahui ketinggian suatu tempat secara akurat. Cara menginter-

pretasikan peta topografi berbeda dengan peta umum karena simbol-simbol yang digunakan

berbeda. Sebelum menginterpretasikan peta topografi, lakukan langkah-langkah sebagai

berikut.

a. Siapkan peta topografi yang akan diinterpretasikan, misalnya peta Pulau Jawa.

b. Perhatikan legenda untuk memahami makna simbol-simbol yang terdapat pada peta.

c. Perhatikan persebaran data pada wilayah tersebut.

d. Perhatikan tahun pembuatan peta untuk mengetahui apakah peta tersebut masih relevan

atau tidak.

Page 5: Tugas Geologi eksplorasi

Pada peta topografi terdapat garis-garis kontur yang menunjukkan relief muka bumi.

Peta topografi menunjukkan bentuk-bentuk muka bumi. Bentuk-bentuk muka bumi tersebut

adalah sebagai berikut.

Lereng

Gambar 3. Kenampakan Lereng pada Peta Topografi

Cekungan (Depresi)

Cekungan (Depresi) pada peta topografi digambarkan seperti di bawah ini!

Gambar 4. Cekungan atau Depresi

Bukit

Bukit pada peta topografi digambarkan seperti di bawah ini.

Gambar 5. Bukit pada Peta Topografi

Page 6: Tugas Geologi eksplorasi

Pegunungan

Pegunungan pada peta topografi digambarkan seperti di bawah ini!

Gambar 6. Kenampakan Pegunungan pada Peta Topografi

Gambar 7. Penampang Melintang Bentuk Muka Bumi

Penampang melintang adalah penampang permukaan bumi yang dipotong secara

tegak lurus. Dengan penampang melintang maka dapat diketahui/dilihat secara jelas bentuk

dan ketinggian suatu tempat yang ada di muka bumi. Untuk membuat sebuah penampang

melintang maka harus tersedia peta topografi sebab hanya peta topografi yang dapat dibuat

penampang melintangnya.

Gambar 8. Bagian-Bagian Penampang Melintang Bentuk Muka Bumi

Page 7: Tugas Geologi eksplorasi

3. GEJALA GEOLOGI DARI INTERPRETASI PETA TOPOGRAFI

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan gambaran umum pola struktur

yang berkembang di daerah penelitian berdasarkan analisis morfologinya. Ada beberapa cara

untuk mendapatkan gambaran struktur suatu daerah, yaitu dengan mengamati adanya

liniament yang mungin disebabkan oleh proses pensesaran. Cara ini dilakukan melalui

penafsiran peta topografi, foto udara dan citra indraja. Penjelasan rinci dari point ini adalah

sebagai berikut :

3.1. Interpretasi Struktur Melalui Topografi

Cara untuk menginterpretasi struktur geologi melalui topografi adalah sebagai berikut :

a. Menafsirkan jalur struktur berdasarkan ada/tidaknya lineament (dapat berupa garis lurus

atau lengkung) dan menggambarkannya secara tegas atau terputus-putus. Pola lineament

tersebut selanjutnya ditampilkan dalam bentuk diagram roset dan yang terpenting dibuat peta

linieamentnya.

b. Mengamati kerapatan kontur. Apabila dijumpai adanya perbedaan kerapatan kontur yang

mencolok maka dapat ditafsirkan pada batas-batas perbedaannya merupakan akibat

pensesaran dan umumnya fenomena ini diakibatkan oleh sesar normal. Perlu pula

diperhatikan fenomena tersebut dapat saja terjadi akibat perubahan sifat fisik batuan.

c. Mengamati bentuk morfologi, misalnya Apabila bentuk punggungan bukit memanjang

barat-timur, dan apabila daerah tersebut disusun oleh batuan sedimen klastika (dari literatur),

maka dapat ditafsirkan bahwa jurus perlapisan batuannya adalah barat-timur sesuai dengan

arah punggungannya.

Apabila ada suatu bentuk morfologi perbukitan dimana pada salah satu lereng

bukitnya landai (kerapatan kontur jarang) dan dibagian sisi lereng lainnya terjal, maka

ditafsirkan kemiringan (arah “dip”) lapisan tersebut ke arah bermorfologi lereng yang landai,

morfologi yang demikian dikenal sebagai Hog back.

Apabila ada suatu punggungan perbukitan dengan arah dan jalur yang sama, namun

pada bagian tertentu terpisahkan oleh suatu lembah (biasanya juga berkembang aliran sungai)

atau posisi jalur punggungannya nampak bergeser, maka dapat ditafsirkan di daerah tersebut

Page 8: Tugas Geologi eksplorasi

telah mengalami pensesaran dan fenomena tersebut umumnya terjadi akibat sesar mendatar,

sesar normal atau kombinasi keduannya. Apabila suatu daerah bermorfologi perbukitan,

dimana punggungan bukitnya saling sejajar dan dipisahkan oleh lembah sungai, maka

kemungkinan daerah tersebut merupakan perbukitan struktural lipatan-anjakan. Apabila suatu

daerah bermorfologi pedataran, maka batuan penyusunnya dapat berupa aluvium atau

sedimen lainnya yang mempunyai kemiringan bidang lapisan relatif horizontal. Kondisi ini

umumnya menunjukan bahwa umur batuan masih muda dan relatif belum mengalami

derformasi akibat tektonik (lipatan dan sesar belum berkembang).

d. Mengamati pola pengaliran sungainya. Dengan cara ini dapat membantu dalam

menafsirkan batuan penyusun serta struktur geologinya, misalnya : Pola pengaliran trelis dan

paralel, mencerminkan bahwa batuan di daerah tersebut sudah mengalami pelipatan. Pola

pengaliran sejajar ditafsirkan bahwa daerah tersebut telah mengalami proses pensesaran. Pola

pengaliran rektangular mencerminkan bahwa daerah tersebut banyak berkembang kekar. Pola

pengaliran dendritik mencerminkan batuan penyusun yang relatif seragam. Dsb. Pada

umumnya ada beberapa macam bagian peta geologi yang sering digunakan untuk laporan,

baik dalam study kelapangan atau dalam misi untuk mengetahui kandungan  mineral di

dalamnya.  Peta geologi memberikan petunjuk tentang susunan lapisan batuan dan pada

umumnya memberikan informasi tentang formasi apa saja yang ada di daerah yang

dipetakan. Dasar untuk peta geologi biasanya adalah peta topografi.  Jadi apa definisi Peta

geologi itu sendiri ?  Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu

daerah / wilayah / kawasan dengan tingkat kualitas yang tergantung pada skala peta yang

digunakan dan menggambarkan informasi sebaran, jenis dan sifat batuan, umur, stratigrafi,

struktur, tektonika, fisiografi dan potensi sumber daya mineral serta energi yang disajikan

dalam bentuk gambar dengan warna, simbol dan corak atau gabungan ketiganya. Sedangkan

Pengertian Pemetaan Geologi Adalah suatu pekerjaan atau kegiatan pengumpulan data

geologi, baik darat maupun laut, dengan berbagai metoda Adapun jeni-jenis peta Geologi dan

peta lainnya yang berkaitan dengan geologi adalah sebagi berikut: Peta geologi

permukaan (surface geological map), adalah peta yang memberikan berbagai formasi geologi

yang langsung terletak di bawah permukaan. Skala peta ini bervariasi antara 1 : 50.000 dan

lebih besar, berguna untuk menentukan lokasi bahan bangunan, drainase, pencarian air,

pembuatan lapangan terbang, maupun pembuatan jalan. Peta singkapan (outcrop map),

adalah peta yang umumnya berskala besar, mencantumkan lokasi ditemukannya batuan

padat, yang dapat memberikan sejumlah keterangan dari pemboran beserta sifat batuan dan

Page 9: Tugas Geologi eksplorasi

kondisi strukturalnya. Peta ini digunakan untuk menentukan lokasi, misalnya material yang

berupa pecahan batu, dapat ditemukan langsung di bawah permukaan. Peta ikhtisar geologis,

adalah peta yang memberikan informasi langsung berupa formasi-formasi yang telah

tersingkap, mapun ekstrapolasi terhadap beberapa lokasi yang formasinya masih tertutup oleh

lapisan Holosen. Peta ini kadang agak skematis, umumnya berskala sedang atau kecil, dengan

skala 1 : 100.000 atau lebih kecil. Peta struktur, adalah peta dengan garis-garis kedalaman

yang dikonstruksikan pada permukaan sebuah lapisan tertentu yang berada di bawah

permukaan. Peta ini memiliki skala sedang hingga besar.

Peta geologi sistematik adalah peta yang menyajikan data geologi pada peta dasar

topografi atau batimetri dengan nama dan nomor lembar peta yang mengacu pada SK Ketua

Bakosurtanal No. 019.2.2/1/1975 atau SK penggantinya

Peta geologi tematik adalah peta yang menyajikan informasi geologi dan/atau potensi sumber

daya mineral dan/atau energi untuk tujuan tertentu 

Peta topografi adalah peta ketinggian titik atau kawasan yang dinyatakan dalam bentuk angka

ketinggian atau kontur ketinggian yang diukur terhadap permukaan laut rata-rata.

Peta isopach, yaitu peta yang menggambarkan garis-garis yang menghubungkan titik-titik

suatu formasi atau lapisan dengan ketebalan yang sama. Dalam peta ini tidak ditemukan

konfigurasi struktural. Peta ini berskala sedang hingga besar.

Peta fotogeologi, adalah peta yang dibuat berdasarkan interpretasi foto udara. Peta

fotogeologi harus selalu disesuaikan dengan keadaan yang sesungguhnya di lapangan.

Peta hidrogeologi, adalah peta yang menunjukkan kondisi airtanah pada daerah yang

dipetakan. Pada peta ini umumnya ditunjukkan formasi yang permeabel dan impermeabel.

Contoh peta geologi dan beberapa simbol yang digunakan dapat dilihat pada gambar 9.,

Gambar 10., dan Gambar 11

Page 10: Tugas Geologi eksplorasi

Peta Geologi 1

Gambar struktur Geologi di daerah lipatan : Gambar 9

Page 11: Tugas Geologi eksplorasi

Peta Geologi 2

Gambar 10 : Peta Struktur Geologi dengan Penampang Melintang

Page 12: Tugas Geologi eksplorasi

Peta Geologi 3

Gambar 11: Simbol -simbol yang sering digunakan dalam Peta Geologi

Dalam membuat peta kita harus memakai skala peta apakah skala peta itu?

Skala peta adalah perbandingan jarak yang tercantum pada peta dengan jarak sebenarnya

yang dinyatakan dengan angka atau garis atau gabungan keduanya, Jangan lupa menentukan

titik koordinat peta, dan selalu teliti karena dalam mebuat peta memang di butuhkan

ketelitian.

Page 13: Tugas Geologi eksplorasi

Dasar-dasar Teknik Reservoir

Reservoir adalah suatu tempat terakumulasinya minyak dan gas bumi. Pada umumnya

reservoir minyak memiliki karakteristik yang berbeda-beda tergantung dari komposisi,

temperature dan tekanan pada tempat dimana terjadi akumulasi hidrokarbon didalamnya.

Suatu reservoir minyak biasanya mempunyai tiga unsur utama yaitu adanya batuan reservoir,

lapisan penutup dan perangkap. Beberapa syarat terakumulasinya minyak dan gas bumi

adalah :

1. Adanya batuan Induk (Source Rock)

Merupakan batuan sedimen yang mengandung bahan organik seperti sisa-sisa hewan

dan tumbuhan yang telah mengalami proses pematangan dengan waktu yang sangat

lama sehingga menghasilkan minyak dan gas bumi.

2. Adanya batuan waduk (Reservoir Rock)

Merupakan batuan sedimen yang mempunyai pori, sehingga minyak dan gas bumi

yang dihasilkan batuan induk dapat masuk dan terakumulasi.

3. Adanya struktur batuan perangkap

Merupakan batuan yang berfungsi sebagai penghalang bermigrasinya minyak dan gas

bumi lebih jauh.

4. Adanya batuan penutup (Cap Rock)

Merupakan batuan sedimen yang tidak dapat dilalui oleh cairan (impermeable),

sehingga minyak dan gas bumi terjebak dalam batuan tersebut.

5. Adanya jalur migrasi

Merupakan jalan minyak dan gas bumi dari batuan induk sampai terakumulasi pada

perangkap.

3.2 Sifat-Sifat Fisik Batuan Reservoir

Batuan adalah kumpulan dari mineral-mineral, sedangkan suatu mineral dibentuk dari

beberapa ikatan kimia. Komposisi kimia dan jenis mineral yang menyusunnya akan

menentukan jenis batuan yang terbentuk. Batuan reservoir umumnya terdiri dari batuan

sedimen, yang berupa batupasir dan karbonat (sedimen klastik) serta batuan shale (sedimen

non-klastik) atau kadang-kadang vulkanik. Masing-masing batuan tersebut mempunyai

komposisi kimia yang berbeda, demikian juga dengan sifat fisiknya. Pada hakekatnya setiap

batuan dapat bertindak sebagai batuan reservoir asal mempunyai kemampuan menyimpan

Page 14: Tugas Geologi eksplorasi

dan menyalurkan minyak bumi. Komponen penyusun batuan serta macam batuannya dapat

dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Diagram Komponen Penyusun Batuan

Porositas ( )∅

Porositas batuan (Φ) didefinisikan sebagai perbandingan volume pori (volume pori-

pori yang ditempati fluida) terhadap volume total batuan. Dalam reservoir panasbumi dikenal

dua macam porositas, yaitu porositas antar butir dan porositas rekahan. Pada umumnya

reservoir panasbumi hanya memiliki porositas rekahan.

Porositas dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Porositas Primer, yaitu porositas yang terbentuk selama proses pengendapan berlangsung.

Dimana porositas jenis ini lebih seragam.

2. Porositas Sekunder, yaitu porositas yang terbentuk oleh proses-proses geologi setelah

pengendapan selesai. Porositas jenis ini relatif kurang seragam.

Porositas yang biasanya terdapat dalam reservoir panasbumi adalah porositas

sekunder, karena porositas ini berupa rekahan-rekahan (fracture) yang timbul akibat proses

geologi seperti lipatan, sesar ataupun patahan. Porositas reservoir lapangan panasbumi

dihitung dengan mempertimbangkan tiga bentuk porositas, yaitu:

a. Porositas Fracture (Φf) didefinisikan sebagai perbandingan volume fracture yang kurang

teratur dengan volume total batuan yang mengalami rekahan.

Page 15: Tugas Geologi eksplorasi

b`Porositas Matriks Batuan (Φm) didefinisikan sebagai perbandingan volume antar butir dari

matriks batuan dengan volume bulk matriks batuan (tidak termasuk rekahan).

c.Porositas Bidang Fault (Φfp) didefinisikan sebagai perbandingan volume bidang fault yang

terbuka dengan volume total bidang fault.

Peralatan logging akan mengukur porositas total (Φt) yang kemudian dapat dihubungkan

dengan bentuk-bentuk yang lainnya.

Volume dapat dihitung dari ukuran reservoir, ketebalan bidang fault dan banyaknya

bidang fault yang ada. fp V = dapat berharga sangat tinggi jika bidang fault-nya terbuka. Hal

ini adalah normal, sebab bidang faultumumnya terdiri dari hancuran batuan konglomerat dan

rongga-rongga yang sangat permeabel. Jika porositas bidang fault memiliki harga 50 %

masih dianggap normal. fp φ Porositas matriks analog dengan porositas pada batuan sedimen,

pengukuran porositas dilakukan didalam laboratorium dengan menganalisa sampel core. Pada

batuan vulkanik umumnya porositas matriks batuan relatif kecil, kurang dari 10 %. Porositas

rekahan sulit ditentukan dengan sampel core sebab sampel coretidak dapat mencerminkan

adanya pecahan batuan. Tetapi sebagai perkiraan, porositas total reservoir dapat dihitung

dengan menggunakan Persamaan (2-2). Porositas total batuan yang terekah dapat dihitung

dengan persamaan:

Porositas dapat dibagi menjadi dua, antara lain:

1. Porositas Total,yaitu perbandingan antara volume ruang kosong baik yang saling

berhubungan maupun tidak berhubungan, dengan volume batuan seluruhnya.

2. Porositas Efektif, yaitu perbandingan antara volume ruang kosong yang saling

berhubungan dengan volume batuan seluruhnya.harga porositas yang digunakan

dalam perhitungan adalah porositas efektif. Pada umumnya porositas rata-rata dari

sistem media berpori memiliki harga rata-rata antara 5-30 %.

Permeabilitas ( k )

Permeabilitas didefinisikan sebagai ukuran media berpori untuk

meloloskan/melewatkan fluida. Apabila media berporinya tidak saling berhubungan maka

batuan tersebut tidak mempunyai permeabilitas. Oleh karena itu ada hubungan antara

permeabilitas batuan dengan porositas efektif. Sekitar tahun 1856, Henry Darcy seorang ahli

Page 16: Tugas Geologi eksplorasi

hidrologi dari Prancis mempelajari aliran air yang melewati suatu lapisan batu pasir. Hasil

penemuannya diformulasikan kedalam hukum aliran fluida dan diberi nama Hukum Darcy.

Dapat dilihat pada gambar 2 dibawah : Besaran permeabilitas satu darcy didefinisikan

sebagai permeabilitas yang melewatkan fluida dengan viskositas 1 centipoises dengan

kecepatan alir 1 cc/det melalui suatu penampang dengan luas 1 cm2 dengan penurunan

tekanan 1 atm/cm. Persamaan 4 Darcy berlaku pada kondisi :

1. Alirannya mantap (steady state)

2. Fluida yang mengalir satu fasa

3. Viskositas fluida yang mengalir konstan

4. Kondisi aliran isothermal

5. Formasinya homogen dan arah alirannya horizontal

6. Fluidanya incompressible

Berdasarkan jumlah fasa yang mengalir dalam batuan reservoir, permeabilitas dibedakan

menjadi tiga, yaitu :

• Permeabilitas absolute (Kabs)

Yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida dimana fluida yang mengalir

melalui media berpori tersebut hanya satu fasa atau disaturasi 100% fluida, misalnya hanya

minyak atau gas saja.

• Permeabilitas efektif (Keff)

Yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida dimana fluida yang mengalir lebih

dari satu fasa, misalnya (minyak dan air), (air dan gas), (gas dan minyak) atau ketiga-tiganya.

Harga permeabilitas efektif dinyatakan sebagai ko, kg, kw, dimana masing-masing untuk

minyak, gas dan air.

• Permeabilitas relatif (Krel)

Yaitu perbandingan antara permeabilitas efektif pada kondisi saturasi tertentu terhadap

permeabilitas absolute. Harga permeabilitas relative antara 0 – 1 darcy.

Page 17: Tugas Geologi eksplorasi

Saturasi

Saturasi adalah perbandingan antara volume pori-pori batuan yang terisi fluida formasi

tertentu terhadap total volume pori-pori batuan yang terisi fluida atau jumlah kejenuhan

fluida dalam batuan reservoir per satuan volume pori. Oleh karena didalam reservoir terdapat

tiga jenis fluida, maka saturasi dibagi menjadi tiga yaitu saturasi air (Sw).

Resistiviti

Batuan reservoir terdiri atas campuran mineral-mineral, fragmen dan pori-pori. Padatan-

padatan mineral tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik kecuali mineral clay. Sifat

kelistrikan batuan reservoir tergantung pada geometri pori-pori batuan dan fluida yang

mengisi pori. Minyak dan gas bersifat tidak menghantarkan arus listrik sedangkan air bersifat

menghantarkan arus listrik apabila air melarutkan garam. Arus listrik akan terhantarkan oleh

air akibat adanya gerakan dari ion-ion elektronik. Untuk menentukan apakah material

didalam reservoir bersifat menghantar arus listrik atau tidak maka digunakan parameter

resistiviti. Resistiviti didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu material untuk

menghantarkan arus listrik.

Wettabiliti

Wettabiliti didefinisikan sebagai suatu kemampuan batuan untuk dibasahi oleh fasa

fluida atau kecenderungan dari suatu fluida untuk menyebar atau melekat ke permukaan

batuan. Sebuah cairan fluida akan bersifat membasahi bila gaya adhesi antara batuan dan

partikel cairan lebih besar dari pada gaya kohesi antara partikel cairan itu sendiri. Tegangan

adhesi merupakan fungsi tegangan permukaan setiap fasa didalam batuan sehingga wettabiliti

berhubungan dengan sifat interaksi (gaya tarik menarik) antara batuan dengan fasa fluidanya.

Dalam sistem reservoir digambarkan sebagai air dan minyak atau gas yang terletak diantara

matrik batuan.

Densitas Batuan

Densitas batuan berpori adalah perbandingan antara berat terhadap volume rata-rata

dari material. Densitas spesifik adalah perbandingan densitas batuan pada tekanan dan

temperatur normal, yaitu kurang dari 103 kg/m3. Sebagai contoh, densitas spesifik di

lapangan Wairakei adalah 1-3. Densitas spesifik batuan (bagian solid) antara 2,2-3.

Page 18: Tugas Geologi eksplorasi

Densitas batuan lapangan panasbumi umumnya sangat berpengaruh terhadap heat

content yang dikandungnya dan terdapat hubungan yang berbanding lurus antara heat

content dengan densitas batuan. Semakin besar densitas batuan semakin besar heat

content yang dikandung oleh batuan. Densitas batuan pada lapangan panasbumi umumnya

sangat besar dibanding daerah non-vulkanik.