tugas geologi eksplorasi
DESCRIPTION
aTRANSCRIPT
1. Pola aliran Sungai
Perbedaan pola aliran sungai di satu wilayah dengan wilayah lainnya sangat
ditentukan oleh perbedaan kemiringan, topografi, struktur dan litologi batuan dasarnya.
Beberapa pola aliran sungai yang sering dijumpai adalah
1. Dendritik, Berbentuk seperti cabang batang pohon. Berada di daerah datar dengan
struktur batuan homogen.
2. Radial Sentrifugal, Pola aliran radial adalah pola aliran sungai yang arah alirannya
menyebar secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu, seperti puncak gunung api
3. Rectangular, Pola aliran rectangular adalah pola aliran sungai yang dikendalikan oleh
struktur geologi, seperti struktur kekar (rekahan) dan sesar (patahan). Sungai
rectangular dicirikan oleh saluran-saluran air yang mengikuti pola dari struktur kekar
dan patahan.
4. Trelllis, Aliran sungai yang anak sungainya hampir sejajar dengan sungai induknya,
biasanya berada di wilayah patahan.
5. Sentripetal, Aliran yang berlawanan dengan pola radial, di mana aliran sungainya
mengalir ke satu tempat yang berupa cekungan (depresi).
6. Annular, Pola aliran annular adalah pola aliran sungai yang arah alirannya menyebar
secara radial dari suatu titik ketinggian tertentu dan ke arah hilir aliran kembali
bersatu.
7. Pararel, Sistem pengaliran paralel adalah suatu sistem aliran yang terbentuk oleh
lereng yang curam/terjal.
8. Pinnate, Pola Pinnate adalah aliran sungai yang mana muara anak sungai membentuk
sudut lancip dengan sungai induk. Sungai ini biasanya terdapat pada bukit yang
lerengnya terjal.
9. Memusat/Multibasinal: percabangan sungai tidak bermuara pada sungai utama,
melainkan hilang ke bawah permukaan. Berkembang pada topografi karst. Tabel 1.
merupakan pola pengaliran dengan karaktersitiknya.
Gambar 1 Jenis-jenis pola aliran
Gambar 2. Jenis-jenis aliran sungai
2. Fungsi Peta Topografi
2.1. Peta Topografi
Berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti
menggambar. Peta topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang
berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis
kontur mewakili satu ketinggian. Peta topografi mengacu pada semua ciri-ciri permukaan
bumi yang dapat diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan, yang dapat ditentukan pada
posisi tertentu.
Oleh sebab itu, dua unsur utama topografi adalah ukuran relief (berdasarkan variasi
elevasi axis) dan ukuran planimetrik (ukuran permukaan bidang datar). Peta topografi
menyediakan data yang diperlukan tentang sudut kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai,
vegetasi secara umum dan pola urbanisasi. Peta topografi juga menggambarkan sebanyak
mungkin ciri-ciri permukaan suatu kawasan tertentu dalam batas-batas skala.
Peta topografi dapat juga diartikan sebagai peta yang menggambarkan kenampakan
alam (asli) dan kenampakan buatan manusia, diperlihatkan pada posisi yang benar. Selain
itu peta topografi dapat diartikan peta yang menyajikan informasi spasial dari unsur-unsur
pada muka bumi dan dibawah bumi meliputi, batas administrasi, vegetasi dan unsur-unsur
buatan manusia.
2.2. Fungsi Peta Topografi dalam Pemetaan Geologi
Peta topografi adalah peta yang menggambarkan tinggi rendahnya muka bumi. Dari
peta topografi kita dapat mengetahui ketinggian suatu tempat secara akurat. Cara menginter-
pretasikan peta topografi berbeda dengan peta umum karena simbol-simbol yang digunakan
berbeda. Sebelum menginterpretasikan peta topografi, lakukan langkah-langkah sebagai
berikut.
a. Siapkan peta topografi yang akan diinterpretasikan, misalnya peta Pulau Jawa.
b. Perhatikan legenda untuk memahami makna simbol-simbol yang terdapat pada peta.
c. Perhatikan persebaran data pada wilayah tersebut.
d. Perhatikan tahun pembuatan peta untuk mengetahui apakah peta tersebut masih relevan
atau tidak.
Pada peta topografi terdapat garis-garis kontur yang menunjukkan relief muka bumi.
Peta topografi menunjukkan bentuk-bentuk muka bumi. Bentuk-bentuk muka bumi tersebut
adalah sebagai berikut.
Lereng
Gambar 3. Kenampakan Lereng pada Peta Topografi
Cekungan (Depresi)
Cekungan (Depresi) pada peta topografi digambarkan seperti di bawah ini!
Gambar 4. Cekungan atau Depresi
Bukit
Bukit pada peta topografi digambarkan seperti di bawah ini.
Gambar 5. Bukit pada Peta Topografi
Pegunungan
Pegunungan pada peta topografi digambarkan seperti di bawah ini!
Gambar 6. Kenampakan Pegunungan pada Peta Topografi
Gambar 7. Penampang Melintang Bentuk Muka Bumi
Penampang melintang adalah penampang permukaan bumi yang dipotong secara
tegak lurus. Dengan penampang melintang maka dapat diketahui/dilihat secara jelas bentuk
dan ketinggian suatu tempat yang ada di muka bumi. Untuk membuat sebuah penampang
melintang maka harus tersedia peta topografi sebab hanya peta topografi yang dapat dibuat
penampang melintangnya.
Gambar 8. Bagian-Bagian Penampang Melintang Bentuk Muka Bumi
3. GEJALA GEOLOGI DARI INTERPRETASI PETA TOPOGRAFI
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan gambaran umum pola struktur
yang berkembang di daerah penelitian berdasarkan analisis morfologinya. Ada beberapa cara
untuk mendapatkan gambaran struktur suatu daerah, yaitu dengan mengamati adanya
liniament yang mungin disebabkan oleh proses pensesaran. Cara ini dilakukan melalui
penafsiran peta topografi, foto udara dan citra indraja. Penjelasan rinci dari point ini adalah
sebagai berikut :
3.1. Interpretasi Struktur Melalui Topografi
Cara untuk menginterpretasi struktur geologi melalui topografi adalah sebagai berikut :
a. Menafsirkan jalur struktur berdasarkan ada/tidaknya lineament (dapat berupa garis lurus
atau lengkung) dan menggambarkannya secara tegas atau terputus-putus. Pola lineament
tersebut selanjutnya ditampilkan dalam bentuk diagram roset dan yang terpenting dibuat peta
linieamentnya.
b. Mengamati kerapatan kontur. Apabila dijumpai adanya perbedaan kerapatan kontur yang
mencolok maka dapat ditafsirkan pada batas-batas perbedaannya merupakan akibat
pensesaran dan umumnya fenomena ini diakibatkan oleh sesar normal. Perlu pula
diperhatikan fenomena tersebut dapat saja terjadi akibat perubahan sifat fisik batuan.
c. Mengamati bentuk morfologi, misalnya Apabila bentuk punggungan bukit memanjang
barat-timur, dan apabila daerah tersebut disusun oleh batuan sedimen klastika (dari literatur),
maka dapat ditafsirkan bahwa jurus perlapisan batuannya adalah barat-timur sesuai dengan
arah punggungannya.
Apabila ada suatu bentuk morfologi perbukitan dimana pada salah satu lereng
bukitnya landai (kerapatan kontur jarang) dan dibagian sisi lereng lainnya terjal, maka
ditafsirkan kemiringan (arah “dip”) lapisan tersebut ke arah bermorfologi lereng yang landai,
morfologi yang demikian dikenal sebagai Hog back.
Apabila ada suatu punggungan perbukitan dengan arah dan jalur yang sama, namun
pada bagian tertentu terpisahkan oleh suatu lembah (biasanya juga berkembang aliran sungai)
atau posisi jalur punggungannya nampak bergeser, maka dapat ditafsirkan di daerah tersebut
telah mengalami pensesaran dan fenomena tersebut umumnya terjadi akibat sesar mendatar,
sesar normal atau kombinasi keduannya. Apabila suatu daerah bermorfologi perbukitan,
dimana punggungan bukitnya saling sejajar dan dipisahkan oleh lembah sungai, maka
kemungkinan daerah tersebut merupakan perbukitan struktural lipatan-anjakan. Apabila suatu
daerah bermorfologi pedataran, maka batuan penyusunnya dapat berupa aluvium atau
sedimen lainnya yang mempunyai kemiringan bidang lapisan relatif horizontal. Kondisi ini
umumnya menunjukan bahwa umur batuan masih muda dan relatif belum mengalami
derformasi akibat tektonik (lipatan dan sesar belum berkembang).
d. Mengamati pola pengaliran sungainya. Dengan cara ini dapat membantu dalam
menafsirkan batuan penyusun serta struktur geologinya, misalnya : Pola pengaliran trelis dan
paralel, mencerminkan bahwa batuan di daerah tersebut sudah mengalami pelipatan. Pola
pengaliran sejajar ditafsirkan bahwa daerah tersebut telah mengalami proses pensesaran. Pola
pengaliran rektangular mencerminkan bahwa daerah tersebut banyak berkembang kekar. Pola
pengaliran dendritik mencerminkan batuan penyusun yang relatif seragam. Dsb. Pada
umumnya ada beberapa macam bagian peta geologi yang sering digunakan untuk laporan,
baik dalam study kelapangan atau dalam misi untuk mengetahui kandungan mineral di
dalamnya. Peta geologi memberikan petunjuk tentang susunan lapisan batuan dan pada
umumnya memberikan informasi tentang formasi apa saja yang ada di daerah yang
dipetakan. Dasar untuk peta geologi biasanya adalah peta topografi. Jadi apa definisi Peta
geologi itu sendiri ? Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu
daerah / wilayah / kawasan dengan tingkat kualitas yang tergantung pada skala peta yang
digunakan dan menggambarkan informasi sebaran, jenis dan sifat batuan, umur, stratigrafi,
struktur, tektonika, fisiografi dan potensi sumber daya mineral serta energi yang disajikan
dalam bentuk gambar dengan warna, simbol dan corak atau gabungan ketiganya. Sedangkan
Pengertian Pemetaan Geologi Adalah suatu pekerjaan atau kegiatan pengumpulan data
geologi, baik darat maupun laut, dengan berbagai metoda Adapun jeni-jenis peta Geologi dan
peta lainnya yang berkaitan dengan geologi adalah sebagi berikut: Peta geologi
permukaan (surface geological map), adalah peta yang memberikan berbagai formasi geologi
yang langsung terletak di bawah permukaan. Skala peta ini bervariasi antara 1 : 50.000 dan
lebih besar, berguna untuk menentukan lokasi bahan bangunan, drainase, pencarian air,
pembuatan lapangan terbang, maupun pembuatan jalan. Peta singkapan (outcrop map),
adalah peta yang umumnya berskala besar, mencantumkan lokasi ditemukannya batuan
padat, yang dapat memberikan sejumlah keterangan dari pemboran beserta sifat batuan dan
kondisi strukturalnya. Peta ini digunakan untuk menentukan lokasi, misalnya material yang
berupa pecahan batu, dapat ditemukan langsung di bawah permukaan. Peta ikhtisar geologis,
adalah peta yang memberikan informasi langsung berupa formasi-formasi yang telah
tersingkap, mapun ekstrapolasi terhadap beberapa lokasi yang formasinya masih tertutup oleh
lapisan Holosen. Peta ini kadang agak skematis, umumnya berskala sedang atau kecil, dengan
skala 1 : 100.000 atau lebih kecil. Peta struktur, adalah peta dengan garis-garis kedalaman
yang dikonstruksikan pada permukaan sebuah lapisan tertentu yang berada di bawah
permukaan. Peta ini memiliki skala sedang hingga besar.
Peta geologi sistematik adalah peta yang menyajikan data geologi pada peta dasar
topografi atau batimetri dengan nama dan nomor lembar peta yang mengacu pada SK Ketua
Bakosurtanal No. 019.2.2/1/1975 atau SK penggantinya
Peta geologi tematik adalah peta yang menyajikan informasi geologi dan/atau potensi sumber
daya mineral dan/atau energi untuk tujuan tertentu
Peta topografi adalah peta ketinggian titik atau kawasan yang dinyatakan dalam bentuk angka
ketinggian atau kontur ketinggian yang diukur terhadap permukaan laut rata-rata.
Peta isopach, yaitu peta yang menggambarkan garis-garis yang menghubungkan titik-titik
suatu formasi atau lapisan dengan ketebalan yang sama. Dalam peta ini tidak ditemukan
konfigurasi struktural. Peta ini berskala sedang hingga besar.
Peta fotogeologi, adalah peta yang dibuat berdasarkan interpretasi foto udara. Peta
fotogeologi harus selalu disesuaikan dengan keadaan yang sesungguhnya di lapangan.
Peta hidrogeologi, adalah peta yang menunjukkan kondisi airtanah pada daerah yang
dipetakan. Pada peta ini umumnya ditunjukkan formasi yang permeabel dan impermeabel.
Contoh peta geologi dan beberapa simbol yang digunakan dapat dilihat pada gambar 9.,
Gambar 10., dan Gambar 11
Peta Geologi 1
Gambar struktur Geologi di daerah lipatan : Gambar 9
Peta Geologi 2
Gambar 10 : Peta Struktur Geologi dengan Penampang Melintang
Peta Geologi 3
Gambar 11: Simbol -simbol yang sering digunakan dalam Peta Geologi
Dalam membuat peta kita harus memakai skala peta apakah skala peta itu?
Skala peta adalah perbandingan jarak yang tercantum pada peta dengan jarak sebenarnya
yang dinyatakan dengan angka atau garis atau gabungan keduanya, Jangan lupa menentukan
titik koordinat peta, dan selalu teliti karena dalam mebuat peta memang di butuhkan
ketelitian.
Dasar-dasar Teknik Reservoir
Reservoir adalah suatu tempat terakumulasinya minyak dan gas bumi. Pada umumnya
reservoir minyak memiliki karakteristik yang berbeda-beda tergantung dari komposisi,
temperature dan tekanan pada tempat dimana terjadi akumulasi hidrokarbon didalamnya.
Suatu reservoir minyak biasanya mempunyai tiga unsur utama yaitu adanya batuan reservoir,
lapisan penutup dan perangkap. Beberapa syarat terakumulasinya minyak dan gas bumi
adalah :
1. Adanya batuan Induk (Source Rock)
Merupakan batuan sedimen yang mengandung bahan organik seperti sisa-sisa hewan
dan tumbuhan yang telah mengalami proses pematangan dengan waktu yang sangat
lama sehingga menghasilkan minyak dan gas bumi.
2. Adanya batuan waduk (Reservoir Rock)
Merupakan batuan sedimen yang mempunyai pori, sehingga minyak dan gas bumi
yang dihasilkan batuan induk dapat masuk dan terakumulasi.
3. Adanya struktur batuan perangkap
Merupakan batuan yang berfungsi sebagai penghalang bermigrasinya minyak dan gas
bumi lebih jauh.
4. Adanya batuan penutup (Cap Rock)
Merupakan batuan sedimen yang tidak dapat dilalui oleh cairan (impermeable),
sehingga minyak dan gas bumi terjebak dalam batuan tersebut.
5. Adanya jalur migrasi
Merupakan jalan minyak dan gas bumi dari batuan induk sampai terakumulasi pada
perangkap.
3.2 Sifat-Sifat Fisik Batuan Reservoir
Batuan adalah kumpulan dari mineral-mineral, sedangkan suatu mineral dibentuk dari
beberapa ikatan kimia. Komposisi kimia dan jenis mineral yang menyusunnya akan
menentukan jenis batuan yang terbentuk. Batuan reservoir umumnya terdiri dari batuan
sedimen, yang berupa batupasir dan karbonat (sedimen klastik) serta batuan shale (sedimen
non-klastik) atau kadang-kadang vulkanik. Masing-masing batuan tersebut mempunyai
komposisi kimia yang berbeda, demikian juga dengan sifat fisiknya. Pada hakekatnya setiap
batuan dapat bertindak sebagai batuan reservoir asal mempunyai kemampuan menyimpan
dan menyalurkan minyak bumi. Komponen penyusun batuan serta macam batuannya dapat
dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Diagram Komponen Penyusun Batuan
Porositas ( )∅
Porositas batuan (Φ) didefinisikan sebagai perbandingan volume pori (volume pori-
pori yang ditempati fluida) terhadap volume total batuan. Dalam reservoir panasbumi dikenal
dua macam porositas, yaitu porositas antar butir dan porositas rekahan. Pada umumnya
reservoir panasbumi hanya memiliki porositas rekahan.
Porositas dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Porositas Primer, yaitu porositas yang terbentuk selama proses pengendapan berlangsung.
Dimana porositas jenis ini lebih seragam.
2. Porositas Sekunder, yaitu porositas yang terbentuk oleh proses-proses geologi setelah
pengendapan selesai. Porositas jenis ini relatif kurang seragam.
Porositas yang biasanya terdapat dalam reservoir panasbumi adalah porositas
sekunder, karena porositas ini berupa rekahan-rekahan (fracture) yang timbul akibat proses
geologi seperti lipatan, sesar ataupun patahan. Porositas reservoir lapangan panasbumi
dihitung dengan mempertimbangkan tiga bentuk porositas, yaitu:
a. Porositas Fracture (Φf) didefinisikan sebagai perbandingan volume fracture yang kurang
teratur dengan volume total batuan yang mengalami rekahan.
b`Porositas Matriks Batuan (Φm) didefinisikan sebagai perbandingan volume antar butir dari
matriks batuan dengan volume bulk matriks batuan (tidak termasuk rekahan).
c.Porositas Bidang Fault (Φfp) didefinisikan sebagai perbandingan volume bidang fault yang
terbuka dengan volume total bidang fault.
Peralatan logging akan mengukur porositas total (Φt) yang kemudian dapat dihubungkan
dengan bentuk-bentuk yang lainnya.
Volume dapat dihitung dari ukuran reservoir, ketebalan bidang fault dan banyaknya
bidang fault yang ada. fp V = dapat berharga sangat tinggi jika bidang fault-nya terbuka. Hal
ini adalah normal, sebab bidang faultumumnya terdiri dari hancuran batuan konglomerat dan
rongga-rongga yang sangat permeabel. Jika porositas bidang fault memiliki harga 50 %
masih dianggap normal. fp φ Porositas matriks analog dengan porositas pada batuan sedimen,
pengukuran porositas dilakukan didalam laboratorium dengan menganalisa sampel core. Pada
batuan vulkanik umumnya porositas matriks batuan relatif kecil, kurang dari 10 %. Porositas
rekahan sulit ditentukan dengan sampel core sebab sampel coretidak dapat mencerminkan
adanya pecahan batuan. Tetapi sebagai perkiraan, porositas total reservoir dapat dihitung
dengan menggunakan Persamaan (2-2). Porositas total batuan yang terekah dapat dihitung
dengan persamaan:
Porositas dapat dibagi menjadi dua, antara lain:
1. Porositas Total,yaitu perbandingan antara volume ruang kosong baik yang saling
berhubungan maupun tidak berhubungan, dengan volume batuan seluruhnya.
2. Porositas Efektif, yaitu perbandingan antara volume ruang kosong yang saling
berhubungan dengan volume batuan seluruhnya.harga porositas yang digunakan
dalam perhitungan adalah porositas efektif. Pada umumnya porositas rata-rata dari
sistem media berpori memiliki harga rata-rata antara 5-30 %.
Permeabilitas ( k )
Permeabilitas didefinisikan sebagai ukuran media berpori untuk
meloloskan/melewatkan fluida. Apabila media berporinya tidak saling berhubungan maka
batuan tersebut tidak mempunyai permeabilitas. Oleh karena itu ada hubungan antara
permeabilitas batuan dengan porositas efektif. Sekitar tahun 1856, Henry Darcy seorang ahli
hidrologi dari Prancis mempelajari aliran air yang melewati suatu lapisan batu pasir. Hasil
penemuannya diformulasikan kedalam hukum aliran fluida dan diberi nama Hukum Darcy.
Dapat dilihat pada gambar 2 dibawah : Besaran permeabilitas satu darcy didefinisikan
sebagai permeabilitas yang melewatkan fluida dengan viskositas 1 centipoises dengan
kecepatan alir 1 cc/det melalui suatu penampang dengan luas 1 cm2 dengan penurunan
tekanan 1 atm/cm. Persamaan 4 Darcy berlaku pada kondisi :
1. Alirannya mantap (steady state)
2. Fluida yang mengalir satu fasa
3. Viskositas fluida yang mengalir konstan
4. Kondisi aliran isothermal
5. Formasinya homogen dan arah alirannya horizontal
6. Fluidanya incompressible
Berdasarkan jumlah fasa yang mengalir dalam batuan reservoir, permeabilitas dibedakan
menjadi tiga, yaitu :
• Permeabilitas absolute (Kabs)
Yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida dimana fluida yang mengalir
melalui media berpori tersebut hanya satu fasa atau disaturasi 100% fluida, misalnya hanya
minyak atau gas saja.
• Permeabilitas efektif (Keff)
Yaitu kemampuan batuan untuk melewatkan fluida dimana fluida yang mengalir lebih
dari satu fasa, misalnya (minyak dan air), (air dan gas), (gas dan minyak) atau ketiga-tiganya.
Harga permeabilitas efektif dinyatakan sebagai ko, kg, kw, dimana masing-masing untuk
minyak, gas dan air.
• Permeabilitas relatif (Krel)
Yaitu perbandingan antara permeabilitas efektif pada kondisi saturasi tertentu terhadap
permeabilitas absolute. Harga permeabilitas relative antara 0 – 1 darcy.
Saturasi
Saturasi adalah perbandingan antara volume pori-pori batuan yang terisi fluida formasi
tertentu terhadap total volume pori-pori batuan yang terisi fluida atau jumlah kejenuhan
fluida dalam batuan reservoir per satuan volume pori. Oleh karena didalam reservoir terdapat
tiga jenis fluida, maka saturasi dibagi menjadi tiga yaitu saturasi air (Sw).
Resistiviti
Batuan reservoir terdiri atas campuran mineral-mineral, fragmen dan pori-pori. Padatan-
padatan mineral tersebut tidak dapat menghantarkan arus listrik kecuali mineral clay. Sifat
kelistrikan batuan reservoir tergantung pada geometri pori-pori batuan dan fluida yang
mengisi pori. Minyak dan gas bersifat tidak menghantarkan arus listrik sedangkan air bersifat
menghantarkan arus listrik apabila air melarutkan garam. Arus listrik akan terhantarkan oleh
air akibat adanya gerakan dari ion-ion elektronik. Untuk menentukan apakah material
didalam reservoir bersifat menghantar arus listrik atau tidak maka digunakan parameter
resistiviti. Resistiviti didefinisikan sebagai kemampuan dari suatu material untuk
menghantarkan arus listrik.
Wettabiliti
Wettabiliti didefinisikan sebagai suatu kemampuan batuan untuk dibasahi oleh fasa
fluida atau kecenderungan dari suatu fluida untuk menyebar atau melekat ke permukaan
batuan. Sebuah cairan fluida akan bersifat membasahi bila gaya adhesi antara batuan dan
partikel cairan lebih besar dari pada gaya kohesi antara partikel cairan itu sendiri. Tegangan
adhesi merupakan fungsi tegangan permukaan setiap fasa didalam batuan sehingga wettabiliti
berhubungan dengan sifat interaksi (gaya tarik menarik) antara batuan dengan fasa fluidanya.
Dalam sistem reservoir digambarkan sebagai air dan minyak atau gas yang terletak diantara
matrik batuan.
Densitas Batuan
Densitas batuan berpori adalah perbandingan antara berat terhadap volume rata-rata
dari material. Densitas spesifik adalah perbandingan densitas batuan pada tekanan dan
temperatur normal, yaitu kurang dari 103 kg/m3. Sebagai contoh, densitas spesifik di
lapangan Wairakei adalah 1-3. Densitas spesifik batuan (bagian solid) antara 2,2-3.
Densitas batuan lapangan panasbumi umumnya sangat berpengaruh terhadap heat
content yang dikandungnya dan terdapat hubungan yang berbanding lurus antara heat
content dengan densitas batuan. Semakin besar densitas batuan semakin besar heat
content yang dikandung oleh batuan. Densitas batuan pada lapangan panasbumi umumnya
sangat besar dibanding daerah non-vulkanik.