tugas geologi(1)

24
NAMA : RIDHO RIZKILLAH NIM : 14080067 EMAIL : [email protected] BAB 5 TAHAPAN MEMBUAT PETA GEOLOGI Seorang geologist harus akrab dengan alam, oleh sebab itu geologist harus sering ke lapangan tidak terkecuali geologist junior. Pengalaman kerja di lapangan membuktikan banyak data geologi yang “tidak terbaca oleh geologist junior”,namun berhasil di baca oleh geologist senior. Hal ini benar adanya, karena data geologi “tidak pernah berbicara dan tidak pernah berbisik atau berteriak serta tidak pernah menonjlkan diri”. Data geologi harus anda baca, cari tahu dan perhatikan dengan cermat manfaatkan indra anda. Seoran geologist junior harus memanfaatkan semua indra yang dimiliki, tidak terkecuali indra penglihatan. Daya cermat indra penglihatan dapat dilatih dengan banyak pergi ke lapangan bersama- sama dengan geologist senior. Melihat dan bertanya, melihat dan bertanya lagi. Oleh sebab itu geologist di tuntut memiliki daya ingat tinggi, tidak pelupa, dan titenan. Dalam kasus khusus indra penciuman juga perlu difungsikan, sedang indra perasaan merupakan salah satu sinyal untuk hal-hal yang sifatnya lebih khusus lagi, dalam kasus yang bernuansa pada hal-hal yang tidak terlihat oleh mata “biasa”. Ini adalah suatu kenyataan, yang kadang sulit dijelaskan secara ilmiah namun sungguh-sungguh terjadi di lapangan. “Ketajaman indra dimiliki oleh semua geologist, dengan tingkat sensitivitas yang berbeda, namun semuanya itu dapat dilatih dengan banyak pergi kelapangan. Apabila anda termasuk orang yang senang membaca buku atau senang bergaul dengan “orang-orang tua”, dan pemuka masyarakat,anda pasti mendengar cerita, “seorang masuk di pekarangan orang lain tanpa permisi”, atau dengan kata-kata yang singkat “akan berbuat jahat masuk di wilayah orang lain”, tidak dapat keluar dari lingkungan itu, padahal tidak ada pagar yang dapat dilihat secara fisik. Kejadian ini, sulit dimengerti oleh logika, tetapi ini merupakan suatu kenyataan “di dunia nyata”. Disarankan , bagi geologist junior sewaktu bertugas di lapangan. Juga jangan pelit bertegur sapa dengan masyarakat setempat. Disamping memanfaatkan kemampuan melihat singkapan, kadang-kadang anda juga akan terbantu dengan indra penciuman. Memanfaatkan indra penciuman akan dapat membantu dalam mengenal data geologi yang belum sampai terlihat. Kadang-kadang indra penciuman bermanfaat dan dapat membantu dalam mengantisipasi kemungkinan adanya bahaya. 5.1 MELATIH KETAJAMAN INDRA Dalam melakukan observasi geologi di lapangan di perlurkan ketajaman indra, baik indra penglihatan, penciuman atau indra rasa. Tentu saja ketajaman indra tersebut wajib di

Upload: ansosry-osh

Post on 21-Jul-2015

312 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas geologi(1)

NAMA : RIDHO RIZKILLAH

NIM : 14080067

EMAIL :

[email protected]

BAB 5

TAHAPAN MEMBUAT PETA GEOLOGI

Seorang geologist harus akrab dengan alam, oleh sebab itu geologist harus sering ke

lapangan tidak terkecuali geologist junior. Pengalaman kerja di lapangan membuktikan

banyak data geologi yang “tidak terbaca oleh geologist junior”,namun berhasil di baca oleh

geologist senior. Hal ini benar adanya, karena data geologi “tidak pernah berbicara dan tidak

pernah berbisik atau berteriak serta tidak pernah menonjlkan diri”. Data geologi harus anda

baca, cari tahu dan perhatikan dengan cermat manfaatkan indra anda. Seoran geologist

junior harus memanfaatkan semua indra yang dimiliki, tidak terkecuali indra penglihatan.

Daya cermat indra penglihatan dapat dilatih dengan banyak pergi ke lapangan bersama-

sama dengan geologist senior. Melihat dan bertanya, melihat dan bertanya lagi. Oleh sebab

itu geologist di tuntut memiliki daya ingat tinggi, tidak pelupa, dan titenan. Dalam kasus

khusus indra penciuman juga perlu difungsikan, sedang indra perasaan merupakan salah

satu sinyal untuk hal-hal yang sifatnya lebih khusus lagi, dalam kasus yang bernuansa pada

hal-hal yang tidak terlihat oleh mata “biasa”. Ini adalah suatu kenyataan, yang kadang sulit

dijelaskan secara ilmiah namun sungguh-sungguh terjadi di lapangan. “Ketajaman indra

dimiliki oleh semua geologist, dengan tingkat sensitivitas yang berbeda, namun semuanya

itu dapat dilatih dengan banyak pergi kelapangan.

Apabila anda termasuk orang yang senang membaca buku atau senang bergaul

dengan “orang-orang tua”, dan pemuka masyarakat,anda pasti mendengar cerita, “seorang

masuk di pekarangan orang lain tanpa permisi”, atau dengan kata-kata yang singkat “akan

berbuat jahat masuk di wilayah orang lain”, tidak dapat keluar dari lingkungan itu, padahal

tidak ada pagar yang dapat dilihat secara fisik. Kejadian ini, sulit dimengerti oleh logika,

tetapi ini merupakan suatu kenyataan “di dunia nyata”. Disarankan , bagi geologist junior

sewaktu bertugas di lapangan. Juga jangan pelit bertegur sapa dengan masyarakat

setempat. Disamping memanfaatkan kemampuan melihat singkapan, kadang-kadang anda

juga akan terbantu dengan indra penciuman. Memanfaatkan indra penciuman akan dapat

membantu dalam mengenal data geologi yang belum sampai terlihat. Kadang-kadang indra

penciuman bermanfaat dan dapat membantu dalam mengantisipasi kemungkinan adanya

bahaya.

5.1 MELATIH KETAJAMAN INDRA

Dalam melakukan observasi geologi di lapangan di perlurkan ketajaman indra, baik

indra penglihatan, penciuman atau indra rasa. Tentu saja ketajaman indra tersebut wajib di

Page 2: Tugas geologi(1)

bekali dengan penguasaan konsep-konsep dasar geologi dan aplikasinya. Uraian di bawah ini

akan mampu memperjelas pernyataan tersebut di atas.

(1). Indra penglihatan yang terlatih dapat dengan mudah melihat:

Singkapan batuan yang di lihat itu masih insitu atau sudah berpindah tempat atau

merupakan hasil longsoran di tempat lain.

Perbedaan batuan beku dengan batuan sedimen ataupun batuan metamorf.

Perbedaan pelapukan batuan beku, batuan sedimen atau batuan metamorf

Perbedaan antara hasil pelapukan batuan beku jenis diorite dan batuan beku jenis

andesite.

Perbedaan antara batuan intrusi dan ekstrusi.

Perbedaan antara batuan lempung dan batu pasir berutir halus.

Perbedaan batu gamping dan marmer.

Perbedaan antara batuan gamping klastik dan non klastik.

Mengenal bintik-bintik warna hijau kebiruan, menunjukan batuan yang mengandung

mineral logam tembaga.

Gejala baking effect akibat intrusi batuan beku.

Perbedaan struktur silang siur dengan gejala patahan.

Kenampakan breksiasi akibat patahan pada batuan breksi.

Perbedaan antara oilseepage dalam mata air.

Perbedaan antara fosil foraminifera kecil plantonik dan benthonik.

Perbedaan antara fosil mollusca, coelentarata, brachiopoda.

Perbedaan antara fosil discocyclina dan nummulites.

Perbedaan antara fosil tulang dan fosil gading.

Perbedaan antara kayu dan silicified wood.

Perbedaan antara fosil flora dan fauna

Perbedaan antara lignit dan bituminous.

Perbedaan antara mineral kalsit dan mineral gypsum.

Perbedaan antara mineral gypsum dan mineral barite.

Perbedaan antara mineral hartz dan kalsit.

Perbedaan antara mineral kalsit dan barite.

Perbedaan antara mineral kuarsa dan kuarsit.

Perbedaan antara mineral hornblende dan piroksen.

Mengenal mineral asbes di lapangan.

Mengenal batuan meta sedimen dalam bentuk batuan karbonat.

Membedakan dengan mineral pyrite dengan mineral logam emas di lapangan.

Melihat imprint tulang daun pada batu lempung di daerah endapan batubara.

Perbedaan antara perlapisan batuan sedimen dan sheeting joint.

Perbedaan antara triangle facet dan kenampakan seperti tiangle facet sebagai akibat

erosi.

Melihat struktur sedimen cross bed (silang siur) skala mega pada peta geologi.

Lapisan minyak yang bewarna kebiru-biruan pada oil seepages.

Page 3: Tugas geologi(1)

Mengenal daerah karst dari pandangan mata burung.

Pernah dan sering terjadi mahasiswa semester pertama yang kuliah di Teknik

geologi, Teknik pertambangan, maupun teknik perminyakan, di ajak “berjalan-jalan di

lapangan”, selalu berkomentar “wah panoramanya baik sekali, pemandanganya sangat

indah dan udaranya segar belum terkena polusi”, namun terjadi terbengong-bengong

apabila diajak berjalan- jalan “menaiki bukit melewati jalan setapak, menyusuri sungai-

sungai kecil, untuk mencari singkapan batuan, menyebrangi sungai dengan kaki tetap

memakai sepatu, tidak boleh duduk bila sedang “melihat singkapan”. Keadaan yang

demikian adalah suatu hal yang wajar, karena para mahasiswa itu belum mengetahui

dan mempelajari konsep-konsep ilmu geologi. Belum lagi selama dalam perjalanan lebih

banyak berhentinya untuk minum air, berjalan kaki sambil makan makanan kecil,

berjalan santai dengan nafas tersenggal-senggal, keluar banyak keringat, beberapa

mahasiswa mukanya tampak pucat. Hal-hal tersebut merupakan “kejadian biasa” karena

para mahasiswa belum mempunnyai pengalaman bekerja sebagai seorang geologist.

(2). Indra penciuman juga dapat menuntun anda untuk mencermati pada gejala:

Bau belerang sebagai akibat proses mineralisasi yang membentuk mineral pyrite.

Bau belerang dari endapan batubara.

Bau belerang yang mengindikasikan adanya intrusi batuan beku.

Keberadaan endapan phospat di dalam gua.

Bau endapan bahan galian mangan.

Bau belerang pada mata air panas.

Bau belerang akibat meningkatnya kegiatan vulkanisme.

Mengenal suber air panas, membedakan dengan mata air biasa.

Mengenal gas alam (methane) di lapangan.

Mengenal bau gas H2S dari endapan gambut.

Keberadaan daerah gambut dengan bau yang khas.

Bau seperti bangkai sebagai indikasi daerah berbahaya.

(3). Indra rasa juga dapat membantu anda dalam mengenal gejala geologi:

Menentukan arah gerakan struktur patahan geologi dengan meraba slicken side

(gores garis) pada bidang permukaan patahan.

Membedakan antara mineral barite dan mineral kalsit berdasar pada perbedaan

berat.

Membedakan antara mineral kuarsit dengan mineral kalsit berdasarkan atas

perbedaan tingkat kekerasan.

Membedakan antara kaolin dan talk.

Membedakan antara pumice dan tuff.

Membedakan antara silicified wood dengan batang kayu berdasarkan atas

perbedaan berat.

Membedakan antara batu lempung dan napal dengan jilatan lidah.

Page 4: Tugas geologi(1)

Membedakan mineral talk dan napal.

Rasa pahit pada air yang mengandung belerang.

Rasa asin pada mata air yang merupakan seepages.

(4). Perasaan heran berkaitan dengan informasi masyarakat

Sering kali perasaan heran disertai informasi dari masyarakat dapat

menuntun keinginan anda untuk mengetahui lebih lanjut gejala-gejala geologi yang

terdapat di daerah tersebut. Beberapa contoh pengalaman lapangan adalah sebagai

berikut:

Di daerah aliran sungai grindulu di daerah kabupaten wonogiri, jawa tengah di

arah hulu sungai masyarakat selalu memandikan ternak sapinya, tetapi arah hilir

kebiasaan masyarakat seperti itu tidak pernah di lakukan, dengan alasan ternak

sapinya tidak mau minum. Kejadian itu “dimata” seorang geologist sangat

menarik perhatian. Sesudah dilakukan penelitian lebih lanjut, ternyata di tempat

ke arah hilir di sepanjang tebing sungai terjadi proses alterasi hydrotermal yang

menghasilkan mineral pyrite dengan bau khas yaitu bau belerang. Air sungai yang

mengandung belerang pasti dihindari oleh ternak.

Tokoh masyarakat “mengatakan orang usia dewasa di wilayah saya, selalu

mengidap kencing batu”. Bagi seorang geologist senior segera dapat mengambil

kesimpulan, masyarakat di daerah tersebut memanfaatkan air minum yang

diambil dari air sumur di daerah batu gamping.

Seorang guide lapangan mengatakan, di daerah bukit A banyak orang mengambil

tanah dari dalam gua untuk pupuk tanaman dan ternyata tanamanya menjadi

subur dan bebrbuah lebat. Bagi geologist senior, berita itu langsung dapat di

tangkap bahwa di tempat itu merupakan daerah penyebaran batu gamping

dengan endapan phospat.

Seorang peternak sapi mengatakan “saya selalu mencampur makanaan ternak

saya dengan tepung. Tepung tersebut saya buat dengan menumbuk batu yang

bewarna abu-abu kehijauan. Ternak saya selalu senang makan, cepat menjadi

gemuk, kotoranya tidak berbau dan tidak cair”, kata peternak lebih lanjut. Bagi

geologist senior, dari informasi tersebut segera dapat emnyimpulkan bahwa

“tepug tersebut” berasal dari zeolite. Selanjutnya anda tinggal menanyakan

dimana zeolit itu di ambil.

Informasi dari penduduk, yang mengatakan “bila masyarakat mencuci pakaian

dengan ar sungai disini, walaupun sudah memakai sabun, namun sabun cukup

sulit berbusa”. Bagi seorang geologist senior, informasi tersebut dapat segera

ditangkap bahwa air tersebut mempunyai sifat seperti air asam “tambang

batubara” yang pH-nya relatif rendah(antara 4-6). Air yang mempunyai sifat

demikian antara lain berasal dari daerah gambut atau daerah batubara.

Seorang guide mengatakan: “bapak di lereng bukit x, pak lurah pernah

mendapatkan logam bewarna “kuning seperti emas”. Logam itu terdapat di

daerah penambangan batu kapur”. Ditempat itu juga didapatka mineral batu kaca

yang relatif lunak, bentuknya persegi memanjang. Warnanya putih, seperti gula

Page 5: Tugas geologi(1)

batu, tetapi tidak manis”. Bagi geologist senior, informasi seperti itu dapat di

tangkap bahwa “mineral logam yang warnanya kuning seperti emas “itu tidak lain

adalah mineral pyrite.

Tidak jarang di lapangan anda “mengenal” tempat-tempat yang angker atau

berbahaya yang seyogyanya tidak anda datangi dengan petunjuk:

Bulu kuduk terasa berdiri.

Membedakan antara kucing hutan dan harimau akar.

Mengenal jejak perjalan ular di hutan.

Mengenal jejak perjalanan harimau di hutan.

Mengenal aum harimau dan membedakan dengan gonggongan anjing.

Mengenal suara gerombolan monyet pada saat di hutan.

Mengenal tempat-tempat di sungai yang dalam pada saat akan menyebrang.

Mengenali tempat-tempat yang gembur di daerah meander sungai.

5.2. BERBAGAI MACAM PETA

Pada dasarnya di kenal 2 macam peta, yaitu peta situasi dan peta thematik. Masing-

masing peta mempunyai ciri khas, di samping penggunaanya yang berbeda pula.

(1). Peta situasi

Peta ini sering di manfaatkan sebagai peta dasar untuk membuat peta thematik.

Peta ini relatif sangat sederhana, merupakan gambaran permukaan bentang alam pada

selembar kertas yang padanya di cantumkan informasi alami dan non alami (hasil rekayasa

manusia).

Informasi alami antara lain: keberadaan sungai, rawa atau danau, laut dan gunung.

Sungai di gambarkan dengan garis lurus ataupun berkelok-kelok non skala. Non skala

di maksudkan tebal garis tidak mengikuti skala peta yang tercantum pada lembar

peta. Sungai mitten digambarkan dengan garis putus-putus,non skala sedangkan

sungai permanent di lambangkan dengan garis menerus. Sungai kecil digambar

sebagai satu garis yang semakin mengecil ke arah hulu. Sungai besar di gambarkan

dengan dua garis yang searah, yang jaraknya makin melebar ke arah hilir, dan makin

menyempit ke arah hulu, dan akhirnya menyatu menjadi satu garis yang makin lama

garis tersebut makin kecil dan di gambarkan semakin menipis. Rawa atau danau,

kadang-kadang di sebut sebagai situ (dalam bahasa luasaanya. Semuanya itu di

gambarkan non skala. Garis pantai di lukiskan sebagai garis yang membatasi luasan

darat dan bentang laut. Gunung di gambarkan sebagai segitiga sama kaki, non skala

disertai dengan besaran nilai angka ketinggianya.

Informasi non alami, antara lain jaringan jalan, jalan kereta api, desa, batas wilayah,

titik triangulasi, tempat makam, dan sejenisnya, semuanya non skala. Jalan

digambarkan sebagai dengan garis lurus, jalan setapak digambarkan dengan titik-titik

menerus , dan desa digambarkan sebagai polygon tertutup dilukis dengan garis tegas

Page 6: Tugas geologi(1)

yang membatasi luasanya. Batas-batas wilayah kecamatan atau distrik, kabupaten

atau provinsi digambarkan dengan garis putus-putus agak panjang, non skala.

Peta tersebut di gambarkan pada selembar kertas dalam besaran nilai skala tertentu,

misal skala 1:10.000; 1:25.000; 1:50.000; 1:100.000; 1:250.000 dan seterusnya.

(2). Peta thematik

Merupakan peta dengan tema tertentu, misal peta thematik dengan tea geologi

(disebut sebagai peta geologi), peta thematik dengan penyebaran penduduk (disebut

sebagai peta demografi), peta thematik dengan tema intesitas curah hujan (disebut

sebagai peta intesitas curah hujan), peta thematik lokasi stasiun kereta api ( disebut peta

lokasi stasiun kereta api), peta thematik dengan tema geohidrologi (disebut sebagai peta

geohidrologi), peta thematik dengan tema garis kontur (disebut sebagai peta peta

topografi). Peta dasar untuk membuat peta thematik di pilih peta situasi.

Peta-peta thematik tersebut di tampilkan denga simbol-simbol tertentu yang sudah

disepakati bersama dan digambarkan pada peta dasar dalam bentuk peta situasi dengan

besaran nilai tertentu. Tentang skala peta sudah ada kesepakatan bersama bahwa:

Makin besar angka perbandingan skalanya misal 1:1.000.0000, disebut dengan jenis peta skala kecil

Makin kecil angka perbandingan skalanya, misal 1:5.000, disebut dengan jenis peta skala besar

Standar luasan peta yang diterbitkan di indonesia pada saat ini masih merujuk

standar luasan peta yang di ternitkan oleh US. Army, yaitu antara lain, satu sheet atau

lebar topografi skala 1:50.000 dan skala 1:25.000 yang diterbitkan oleh Direktorat

Geologi Bandung (sekarang berubah nama menjadi pusat penelitian dan pengembangan

geologi [P3G]) yang beralamat di jalan diponegoro no. 57, bandung, mempunyai ukuran

18 km x 18 km untukk peta skala 1:50.000, dan mempunyai ukuran 9 km x 9km untuk

peta skala 1:25.000. Dengan demikian 1 sheet peta topografi skala 1:50.000, akan

menjadi 4 sheets peta topografi skala 1;25.000. Peta dengan ukuran panjang dan lebar

masing-masing 9 km, bila dikonversi menjadi derajat: 9 km=5’ (dibaca 5 menit). Dengan

demikian secara umum dapat dimengerti besara 1o (dibaca 1 derajat)=108 km. Saat ini

pemerintah indonesia memperbarui peta topografi wilayah indonesia. Peta-peta

tersebut diterbitkan oleh badan koordinasi survey dan pemetaan nasional

(Bakosurtanal) yang berkantor di jalan raya jakarta-bogor km. 46 telp (021) 8752062, fax

(021) 8763067 jakarta, dengan menambahkan tampilan pada bentang alam khusunya

hasil rekayasa manusia yang paling mutakhir. Peta geologi yang merupakan data dasar

dalam eksplorasi geologi tidak lain merupakan salah satu dari jenis peta thematik

dengan penekanan pada aspek geologi, yaitu peta dengan tema geologi, lebih di kenal

dengan nama singkat peta geologi.

5.3 PETA GEOLOGI

Page 7: Tugas geologi(1)

Peta geologi merupakan salah satu bentuk peta thematik yang lebih dikenal dengan

sebutan dengan sebutan pada peta thematik geologi (yang kemudian lebih umum

disebut sebagai peta geologi). Peta geologi merupakan peta yang menggambarkan

penyebaran dan variasi lithologi, keadaan stratigrafi dan struktur geologi meliputi

perliputan, patahan dan kekar serta potensi sumber daya alam suatu daerah.

Keadaan bentang alam permukaan, yang memberikan gambaran keadaan geologi

setempat, dapat dilihat dan dicermati lewat program google earth dengan memakai

piranti komputer, atau dapat dilihat dan dicermati pada foto udara dengan piranti

stereoscop. Kedua hal tersebut hanya mampu memberikan gambaran secara garis besar

kenampakan pada permukaan dan masih diperlukan ground check (pengecekan di

lapangan).

Google Earth mampu menunjukan kenampakan bentang alam permukaan, relief

atau topografi, kenampakan rona batuan dan kenampakan striktur geologi. Google

Earth sesuai untuk pendataan awal dalam pembuatan peta geologi tinjau melalui

Google Earth anda dapat membuat peta geologi tinjau dengan lingkup satu pulau,

lingkup satu proinsi, atau lingkup satu kabupaten. Kenampakan yang dapat dilihat

adalah struktur geologi mayor (bentuk perlipatan, dan patahan), kenampakan

topografi dan rona batuan. Kemampuan melihat dan menginterprestasi kenampakan

pada google earth tersebut sangat tergantung pada pengalaman masing-masing

geologist. Pada umumnya geologist senior yang memiliki jumlah “jam terbang” akan

lebih jeli di bandingkan geologist junior. Teknik menampilkan atau mengoperasikan

program google earth, dapat dicermati dengan memanfaatkan piranti yang tersedia

pada komputer.

Foto udara dapat juga di manfaatkan sebagai foto geologi suatu daerah, dibuat atas

dasar pesanan pemakai (stakeholder) pada suatu lajur daerah tertentu. Lajur-lajur

foto udara ini dibuat dalam posisi yang overlap agar dapat dilihat dalam bentuk tiga

dimensi dengan pertolongan stereoscope. Pemotretan dilakukan dengan pesawat

terbang yang di ubah fungsi menjadi pesawat pemotret. Hambatan yang sering di

jumpai, kadang-kadang pada foto udara terdapat tutupan bewarna putih yang

menggerobol. Tutupan putih tersebut adalah cerminan awan yang ikut terpotret

pada saat pesawat terbang melaksanakan tugasnya. Foto udara akan mempunyai

arti geologi apabila singkapan batuanya tampak jelas tidak tertutup oleh vegetasi.

Saat ini telah dikembangkan teknologi dengan remote sensing. Pengambilan gambar

bentang alam suatu daerah dilakukan via satelit atas dasar pesanan untuk lajur

tertentu sesuai dengan keinginan pemakai. Seperti hanya pada foto udara, pada

permukaan foto remote sensing atau foto satelit, sering di dapatkan warna putih

menggerombol, yang merupakan manifetasi keberadaan awan yang ikut terekam

pada saat pemotretan. Keberadaan awan yang terekam ini akan dapat mengganggu

interprestasi kenampakan permukaan pada foto yang dibuat.

Dengan melihat pada foto udara hasil remote sensing, anda sebagai geologist

mampu membuat deliniasi batas lithologi, struktur geologi mayor berdasarkan pada

kenampakan relief dan rona lithologi yang tampak pada permukaan. Tingkat kebenaran

Page 8: Tugas geologi(1)

interpretasi harus di uji dengan mengunjungi (ground check) ke tempat-tempat terpilih.

Berbagai teknik interpretasi foto satelit dapat dipelajari pada berbagai buku yang

membahas tentang remote sensing. Foto geologi ini akan memiliki fungsi guna apabila

rona lithologi dapat dilihat dengan jelas, sedikit tertutup oleh vegetasi. Untuk daerah

seperti indonesia pemotretan dalam rangka membuat foto geologi

Keterangan

Sumber bagley,1959

Penyebaran lithologi dinyatakan dengan simbol gambar

Gambar 5.1. Peta geologi freeland-Lamartine Distict, Central City, Colorando

(Perhatikan tampilan simbol lithologi)

Dilakukan pada musim kemarau dengan pertimbangan tutupan vegetasi banyak

berkurang, dan tutupan awan pada musim kemarau relatif sedikit. Google Earth dan foto

geologi dapat dimanfaatkan untuk mendeliniasi kenampakan geologi sampai pada batas-

batas tertentu sesuai dengan skala peta dan keperluan serta tingkat ketelitian interpretasi

yang diinginkan. Google Earth yang selalu di update akan dapat menampakan bangunan fisik

yang dibuat oleh manusia, misal lapangan terbang, jalan rel kereta api, pelabuhan laut dan

lain sebagainya. Dengan demikian kata “rahasia” pada bangunan-bangunan strategis militer,

dengan teknik Google Earth tidak sepenuhnya berlaku lagi.

5.4. MACAM PETA GEOLOGI BERDASARKAN ATAS TINGKAT KETELITIAN

Secara garis besar dikenal empat macam peta geologi, yaitu peta geologi tinjau dan

peta geologi recognise (recognition) dan peta geologi semi detail serta peta geologi detail.

Uraian berikut akan mampu memperjelas hal tersebut.

(1). Peta geologi tinjau

Jenis peta geologi yang merupakan hasil pengamatan sepintas. Peta geologi tinjau

dibuat untuk mengetahui sebanyak mungkin perihal geologi suatu daerah yang masih belum

banyak dikenal dengan memanfaatkan waktu yang sangat singkat. Peta tersebut dibuat

pada skala 1:50.000 atau kurang, kadang-kadang dengan skala yang lebih kecil lagi. Peta

dasar yang dipergunakan merupakan peta situasi. Beberapa peta geologi tinjau dibuat

dengan memanfaatkan google earth dan foto geologi, (dengan melalui pengenalan rona

lithologi pada foto udara). Ketelitian membuat peta geologi tinjau sangat ditentukan oleh

tingkat ketelitian dalam melakukan interpretasi foto geologi atau foto udara. Kegiatan groud

check diperlukan. Peta geologi tinjau dapat dibuat pula dibuat dengan penge-plot-an jenis

lithologi dan struktur geologi pada peta dasar dengan memanfaatkan pesawat terbang kecil.

Page 9: Tugas geologi(1)

Peta geologi tinjau sering disebut sebagai peta geologi pandangan burung (eye bird

geological map). Peta ini dapat di manfaatkan untuk mengetahui penyebaran batuan [(misal

penyebaran batu gamping sebagai bahan baku untuk industri semen, penyebaran batuan

beku untuk rencana penyediaan bahan bangunan, untuk membangun kawasan industri dan

permukiman baru, untuk mengetahui pola aliran sungai pada suatu daerah aliran sungai

(dalam rangka perencanaan waduk).

Perlu diperhatikan, apabila di daerah tersebut sudah tersedia peta geologinya, maka

pembuatan peta geologi tinjau tidak diperlukan lagi. Perlu dicatat, peta geologi tinjau di

buat untuk daerah yang tidak banyak tersedia informasi geologinya atau merupakan daerah

baru yang belum banyak dikenal. Pada peta geologi tinjau keberadaan sayatan geologi

sebagai penyerta belum diwajibkan. Pada geologi tinjau dasar pemetaan dapat dilakukan

dengan satuan stratigrafi ormal (formasi) ataupun dengan satuan stratigrafi non formal

(satuan batuan) tergantung pada kepentinganya.

(2) Peta geologi recognize (recognition)

Merupakan tindak lanjut penyempurnaan peta geologi tinjau. Peta geologi ini dibuat

pada peta dasar, dianjurkan memakai peta dasar dalam bentuk topografi. Pada peta

topografi ini dapat diketahui lebih detail tentang morfologi daerah, pola aliran sungai

(drainage pattern). Pembuatan peta geologi recognize ini dilaksanakan dengan melakukan

penjelajahan secara teristris (didarat) dengan mendatangi singkapan batuan yang terlihat

dilapangan. Pengamatan akan lebih cepat apabila ditunjang dengan hasil interpretasi foto

geologi. Pelu disadari, kenampakan geologi pada foto geologi dipastikan dapat ditemukan di

lapangan, namun apa yang ditemukan di lapangan belum tentu tampak terekam pada foto

geologi. Pola penyebaran satuan lithologi, dan pola penyebaran struktur geologi dapat

dengan mudah dicermati dan ditelusuri melalui foto geologi dibandingkan dengan pada apa

yang tampak di lapangan.

Berbagai cara penelitian atau pengamatan di lapangan dapat diterapkan misal,

dengan membuat parit uji, pemboran dangkal, test pit, dan metode lainya, dalam usaha

untuk menghasilkan peta geologi recognize yang siap disempurnakan. Peta geologi ini

dibuat pada peta dasar pradaan sayatan peta topografi dengan skala 1:50.000. Pada peta

geologi recognize keberadaan sayatan geologi perlu dipertimbangkan. Pada peta geologi

recognize dasar pemetaan dapat dilakukan dengan satuan stratigrafi formal (formasi)

ataupun dengan satuan sratigrafi non formal (satuan batuan) tergantung pada

kepentinganya.

(3) Peta geologi semi rinci (semi detail)

Dibuat untuk memperdalam penelitian yang bersifat khusus dari hasil akhir pada

pembuatan peta geologi recognize. Peta geologi ini dibuat dengan skala yang lebih besar ,

misal skala 1:25.000. Beberapa contoh penggunaan peta geologi semi rinci antara lain untuk

mencermati lebih detail variasi lithologi termasuk penyebaranya, tentang struktur geologi,

dan kemungkinan terdapatnya bahan galian dan bencana alam geologi. Pada peta geologi

semi rinci, keberadaan sayatan geologi sebagai penyerta peta sudah diwajibkan. Jenis peta

ini yang sebaiknya dipergunakan sebagai tugas akhir mahasiswa.

Page 10: Tugas geologi(1)

Pada peta geologi semi rinci dasar pemetaan disarankan dilakukan dengan satauan

stratigrafi non formal. Saran ini diberikan dengan mempetimbangkan peta geologi semi

detail menekankan pada aspek keberadaan nialai geologi ekonomi suatu wilayah. Namun

demikian untuk keperluan yang sifatnya khusus yang berkaitan degan korelasi antar

cekungan sedimentasi dan tektonik kadang-kadang dipergunakan dasar pemetaan geologi

dengan satuan stratigrafi formal (formasi), misalnya dalam eksplorasi minyak dan gas bumi.

(4) Peta geologi rinci

Merupakan tindak lanjut dari proses pembuatan peta geologi semi rinci untuk

kepentingan khusus, antara lain melokalisir proses mineralisasi suatu bahan galian tertentu,

menghitung jumlah cadangan bahan tambang. Peta ini sudah lebih operasional

dibandingkan dengan peta geologi rinci, dan dibuat dengan skala 1:10.000 atau lebih besar

lagi. Pembuatan sayatan geologi merukan persyaratan mutlak yang tidak boleh di tawar lagi

sebagai penyerta peta geologi. Pada peta geologi detail dasar pemetaan disarankan

dilakukan dengan satuan stratigrafi non formal. Saran ini diberikan dengan

mempertimbankan peta geologi detail menekankan pada aspek keberadaan nilai geologi

ekonomi suatu wilayah. Namun demikian untuk keperluan yang bersifat khusus, yang

berkaitan dengan korelasi antar cekungan sedimentasi dan tektonik kadang-kadang

dipergunakan dasar pemetaan geologi dengan satuan stratigrfi formal, misalnya dalam

eksplorasi minyak dan gas bumi.

Di samping itu, ada juga peta geologi yang sifatnya lebih khusus (dikenal sebagai

peta geologi khusus) misalnya untuk membuat rekaman data geofisika, data geokimia,

mekanika batuan, pola dan distribusi kekar, penambangan bawah tanah. Umumnya peta ini

dimanfaatkan lebih pada kepentingan penilaian ekonomi, teknik penambangan suatu bahan

tambang, atau untuk kepentingan penilaian teknik, dan dibuat pada skala 1:500; 1:1.000,

atau dengan skala yang lebih besar lagi.

Disamping itu, juga di kenal peta geologi permukaan (surface geological map) dan

peta geologi bawah permukaan (subsurface geological map).

Peta geologi permukaan (surface geological map), disusun berdasarkan pada

kenampakan singkapan di permukaan bentang alam secara langsung.

Peta ggeologi bawah permukaan (subsurface geological map), ini disusun

berdasarkan pada data-data dibawah permukaan, baik yang diperoleh dengan

pengeboran, rekaman ataupun metode penelitian geologi lainya. Peta ini biasanya

dibuat untuk keperluan yang sifatnya khusus. Peta ini lebih banyak diterapkan pada

eksplorasi minyak dan gas bumi.

5.5 PERSIAPAN AWAL PEMBUATAN PETA GEOLOGI

Yakinkan pada diri anda, bahwa kondisi kesehatah badan anda dalam keadaan

prima. Hal-hal yang perlu ditindak lanjuti dalam rangka persiapan awal pembuatan peta

geologi antara lain:

Page 11: Tugas geologi(1)

Persiapksn dengan baik surat-surat izin yang berkaitan dengan tugas penelitian.

Surat itu nantinya diserahkan kepada pemerintah daerah setempat maupun pada

instasi terkait.

Pelajari rute perjalanan mulai dari kampus atau kantor tempat anda kuliah atau

bekerja sampai ke lokasi penelitian. Apabila harus mempergunakan pesawat terbang

atau kapal laut yakinkan tanggal keberangkatan dan segera pesan tiket untuk

keperluan tersebut. Jangan mengambil resiko anda datang ke bandara udara atau

pelabuhan dalam keadaan tanpa ticket. Besar kemungkinan anda tidak akan

mendapatkan ticket pesawat atau kapal. Pikirkan seribu kali bila anda harus

menyebrang laut dengan perahu atau speedboat. Apabila tidak terpaksa, lakukan

perjalanan pada siang hari. Selama dalam perjalanan kenakan jaket pelampung, dan

jangan terlalu berani mengambil resiko.

Apabila anda melalui jalan darat dengan kendaraan sendiri, yakinkan bahwa kondisi

kendaraan mobil anda cukup baik. Berhentilah mengemudi apabila anda terasa

mengantuk dan jangan memaksakan diri. Pelajari dengan teliti tempat-tempat

dimana anda memerlukan transit, rencakan rute singkat tapi aman. Apabila

kepergian anda kelapangan bersama dengan pengemudi, perhatikan baik-baik

kesehatan pengemudi serta keperluan pokok. Berilah istirahat yang cukup padanya.

Jangan izinkan pengumudi berpergian sendiri tanpa kebdali. Keselamatan anda

berada di tangan pengemudi.

Jangan dilupakan membawa perbekalan pribadi dan obat-obatan ringan, uang cash

secukupnys. Rencanakan uang dengan cermat. Belun tentu di tiap kota kecamatan

ada bank (misal BRI, BNI dsb), tempat dimana anda dapat menarik uang melalui ATM

atau BANK. Bila penelitian dilakukan pada saat musim hujan, jangan lupa mebawa jas

hujan dan topi lapangan. Pilih tas lapangan yang praktis dan mudah dibawa.

Persiapkan dengan teliti alat-alat lapangan sesuai dengan misi penelitian geologi

yang akan anda lakukan. Teliti satu persatu dan buat daftar bahan dengan check list.

Misal, bila anda akan melakukan eksplorasi endapan emas dalam bentuk placer,

maka anda memerlukan alat pendulang. Apabila anda memerlukan membuat test pit

atau parit uji, masyarakat setempat mempunyai peralatan yang dapat dipinjam

sekaligus mereka dapat difungsikan sebagai tenaga kerja, namun apabila anda ada

rencana membuat pemboran dangkal, alat bor sudah seharusnya dipersiapkan dan

dibawa serta pada saat berangkat kelapangan.

Persiapkan kantong untuk contoh batua secukupnya, apabila mungki dalam bentuk

kain katun yang sudah dibuat khusus untuk tempat sampel atau kantong plastik

ukuran minimal 15 cm x 30 cm, yang transparan, dan agak tebal dan spidol waterprof

secukupnya, serta karet pengikat dan staples.

Persiapkan alat tulis menulis secara rangkap, alat tulis menulis harganya memang

relatif murah namun belum tentu alat-alat tersebut dapat diperoleh disetiap toko.

Persiapkan peta topografi skala 1:25.000 sebagai peta dasar untuk bekerja, masing-

masing sheet daerah paling sedikit empat lembar, satu lembar untuk peta basecamp,

satu lembar untuk peta lapangan , satu lembar untuk membuat peta geologi

Page 12: Tugas geologi(1)

kompilasi harian, dan satu lembar untuk cadangan. Peta base camp dipergunakan

untuk memindahkan hasil kerja tiap harinya dari peta kerja lokasi pengamatan. Pilih

peta topografi dengan garis-garis kontur.

Peta-peta tersebut disimpan pada tempat peta yang tahan air dan mudah di bawa,

sedang peta kerja disimpan dalam kantong peta (kantong plastik) yang dipersiapkan

khusus untuk kepentingan itu. Jangan dilupakan membawa clipboard sebagai “meja

kerja dilapangan”. Perlu diingat, geologist tanpa peta dasar, sama halnya seorang

militer yang membawa senjata api tanpa cadangan amunisi. Peta base camp sangat

menolong, apabila peta kerja-peta lokasi Pengamatan geologi hilang atau rusak.

Dengan demikian semua data geologi dapat “diselamatkan”.

Jangan dilupakan membawa alat Global Positioning System [(GPS)(bila ada)], karena

alat ini pada saat sekarang dirasa sangat membantu untuk menentukan lokasi

pengamatan geologi atau lokasi pengambilan contoh batuan secara akurat.

Jangan lupa membawa alat komunikasi. Biala anda bekerja dalam suatu team, untuk

meringankan pekerjaan dalam membuat laporan nantinya, bawa serta komputer

laptop. Pada waktu malam atau waktu senggang dapat dimanfaatkan untuk memulai

membuat laporan. Pengamatan lapangan, menunjukkan salah satu hiburan pada

saat waktu senggang di base camp adalah membuat laporan.

Saat ini alat foto atau kamera atau tustel bukan lagi merupakan peralaytan yang

mewah (lux) dan sudah dianggap sebagai pelengkap yang tidak boleh di tinggalkan

dalam tugas pekerjaan geologi.

Sebagai alat komunikasi bawalah handphone, atau handy talky dan manfaatkan

handphone atau handy talky pada saat di perlukan jangan dilupakan membawa serta

charge kabel untuk handphone

Apabila anda sudah sampai di lokasi atau tempat di mana penelitian akan dilakukan,

serta melaporkan diri pada yang berwajib, sampaikan surat izin, kemudian maksud dan

tujuan melakukan penelitian, dan diberitahukan tempat tinggal sementara selama anda

berada di lokasi penelitian.

Di waktu senggang, coba sosialisi dengan masyarakat setempat dalam usaha untuk

“melindungi diri dan mencari perlindungan”. Anda “jangan pelit” dengan dalam kata pada

semua anggota masyarakat yang anda temui di lapangan. Selalu menggunakan identitas diri,

agar mudah dikenal orang. Ingat, anda adalah orang asing yang belum dikenal oleh

masyarakat setempat, bertindaklah sopan dan hormati budaya setempat.

Bila anda bekerja dalam sebuah team, pilih tempat pemondokan yang tidak terisolir atau

tidak jauh dari rumah warga masyarakat sekitar. Perlu di ingat, anda belum mengenal

keadaan keamanan lingkungan setempat. Keamanan lingkungan meruapak salah satu faktor

penentu pada keberhasilan tugas anda. Jangan dilupakan, pada saat anda akan

meninggalkan tempat pemondokan (base camp) di lapangan. Anda wajib pamit diri dengan

baik-baik pada tokoh masyarakat dan tetangga dekat base camp, yang suda anda kenal

sebelumnya.

Page 13: Tugas geologi(1)

5.6 PELAKSANAAN PEMBUATAN PETA GEOLOGI

Dalam geologi diperoleh dengan cara melakukan observasi di lapangan. Ketelitian dan

kecermatan seorang geologist dalam membaca data geologi sangat ditentukan dalam

pengamatan lapangan. Oleh sebab itu geologist senior dalam melaksanakan pekerjaan

geologist di lapangan relatif lebih cepat dan lebih cermat bila di bandingkan dengan

geologist junior. Dalam melakukan observasi di lapangan geologist selalu hunting singkapan

(outcrop), yaitu segala kenampakan fisik di lapangan yang dapat memberikan informasi

geologi. Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam hunting pada geologi antara lain:

Cari singkapan yang segar, sebagai objek obserbasi. Singkapan yang segar akan

dapat di jumpai di alur-alur erosi, di tebing sungai, di dasar sungai, di tebing

bukit.

Dalam hal singkapan di jumpai di tebing sungai atau di tebing bukit, perhatikan

sekitar lokasi, apakah terdapat massa batuan yang mudah longsor. Apabila di

temui keadaan yang demikian, hindari tempat-tempat tersebut agar tidak terjadi

sesuatu yang tidak diinginkan. Perlu di ingat, kecelakaan kecil di lapangan dapat

mengakibatkan tertundanya pekerjaan, yang semestinya tidak boleh terjadi.

Seringkali singkapan untuk observasi yang baik dapat dijumai di gua. Sebelum

anda memutuskan untuk memasuki gua, pergunakan indra penciuman dan bawa

serta lampu senter (flash light). Ular atau binatang buas sering ditemui di dalam

gua.

Apabila terjadi hal yang demikian, lebih bai urungkan niat untuk memasuki gua.

Spelegeologist menguasai betul “membaca gua” yang berbahaya atau yang aman

untuk dimasuki.

Selama pekerjaan dari lokasi pengamatan satu ke lokasi pengamatan yang lain

perhatikan kemungkinan terjadi perbedaan warna pelapukan batuan, atau

kemungkinan terjadi pencampuran detrital material dari dua jenis batuan yang

berbeda. Jangan “pelit” dengan melakukan pengukuran jurus dan kemiringan

perlapisan batuan. Pengamatan di suatu singkapan batuan harus segera dicatat

di dalam buku catatan lapangan. Jangan sekali-kali anda menunda mencatat.

Menunda pekerjaan sama saja dengan menghilangkan data.

Pada saat anda melewati kebun atau pekarangan atau ladang, usahakan jangan

merusak atau menginjak-injak tanaman atau mengambil sesuatu atau buah

tanpa izin.

Bila anda akan mengambil sebuah contoh batuan, anda wajib memberitahu dan

jujur melakukanya.

Selama anda melakukan pengamatan geologi di suatu daerah sangat dianjurkan,

anda untuk didampingi oleh anggota masyarakat setempat sebagai guide dan

pengawal.

5.7 CARA PENOMORAN LOKASI PENGAMATAN DAN CONTOH BATUAN

Page 14: Tugas geologi(1)

Pada saat anda melakukan pengamatan atau obrsevasi geologi di lapangan, anda wajib

membawa peta kerja. Pada saat anda mendapatkan suatu singkapan yang perlu diamati,

sesudah diketahui dengan pasti kedudukannya pada peta kerja. Beberapa cara dalam

memberikan nomor stasiun pengamatan dapat dikelompokan menjadi 2 (dua) cara yaitu :

(1). Cara pertama

Pada peta keja, nomor stasiun pengamatan ditandai dengan lingkaran kecil, di dalam

lingkaran tersebut dituliskan mulai angka romawi dan huruf abjad), berlanjut ke nomor 2

dan seterusnya. Untuk lebih jelasnya, bila pada hari pertama kerja di lapangan nomor

stasiun dimulai dimulai angka 1 dan selama seharian berhasil melakukan pengamatan

hingga stasiun 25, maka pada hari ke-2 kerja nomor stasiun dilanjutkan dengan angka 26.

Bila pada kerja hari ke-2 berhasil melakukan pengamatan hingga stasiun 61, maka pada

kerja hari ke-3, nomor stasiun dilanjutkan dengan nomor 62, dan seterusnya hingga tugas

keja di lapangan selesei.

Bila anda bekerja di lapangan hingga ke-50 (lima puluh hari), dapat dibayangkan

berapa ratus jumlah stasiun pengamatn yang harus anda tuliskan pada peta kerja. Oleh

sebab itu, model ini secara teoritis mudah dilaksanakan, tetapi di dalam praktek banyak

mengalami kendala, yaitu anda akan mengalami kesulitan dalam mencari urutan nomor

lokasi, membuat bundaran (lingkaran kecil) menjadi makin besar karena di dalamnya

dituliskan angka hingga lebih dari tiga digit.

Untuk stasiun pengamatan dengan pengambilan contoh batuan, nomor contoh

disebutkanb sesuai dengan nomor lokasi, dimulai dengan inisial diri, misan dengan nomor

SR – 150 (SR adalah singkatan nama geologist yang melakukan kerja atau tugas di lapangan,

SR=Sukandarrumidi). Hal ini di kandung maksud jangan sampai terjadi kekeliruan, dengan

nomornya orang lain, khusunya pada saat proses analisa laboratorium dilakukan. Stasiun

dengan pengambilancontoh batuan, diberi warna, misalnya warna merah, sedang stasiun

pengamatan tanpa contoh batuan tetap hanya berbentuk lingkaran kecil saja. Untuk

mempermudah kontrol, dari stasiun ke-1, ke-2, dan seterusnya dihubungkan dengan garis

rute perjalanan. Bila pada stasiun tertentu dilakukan pengukuran strike dan dip lapisan

batuan, maka di tempat nomor tersebut segera digambarkan notasi strike dan dip, dan

tulisan besaran strike dan dip dengan angka, misal 30/15, artinya besaran strike N 30°E dan

besaran dip 15°.

(2). Cara kedua

Pada saat kerja, nomor stasiun pengamatan ditandai dengan lingkaran kecil, diluar

lingkaran tersebut dituliskan mulai angka 1-1 (dituliskan dengan angka arab, bukan angka

romawi dan huruf abjad), berlanjut ke nomor 1-2 dan sterusnya. Angka 1-1, artinya kerja

hari ke-1 dengan stasiun pengamatan nomor 1. Untuk kerja hari ke-2 dimulai lagi dengan

nomor stasiun 1, dan dituliskan dengan 2-1, untuk lebih jelasnya, bila pada hari pertama

kerja di lapangan nomor stasiun dimulai angka 1 dan selama seharian berhasil melakukan

pengamatan hingga stasiun 25, makan penomoran stasiun di tulis 1-1, 1-2, 1-3, dan

seterusnya hingga nomor 1-25. Pada hari kerja ke-2 nomor stasiun dituliskan dengan angka

2-1, 2-2, 2-3, dan seterusnya hingga stasiun terakhir. Bila pada kerja hari ke-2 berhasil

Page 15: Tugas geologi(1)

melakukan pengamatan hingga stasiun 20, maka nomor stasiun ditulis 2-20. Pada hari kerja

ke-3 nomor stasiun di mulai dengan nomor 1 dan di tuliskan sebagai 3-1, 3-2, 3-3, 3-4, dan

seterusnya. Tata cara penomoran stasiun pengamatan untuk kerja selanjutnya dilakukan

dengan cara yang sama hingga tugas kerja di lapangan selesei. Model ini lebih praktis dan

implementatif. Oleh sebab itu anda disarankan untuk mengadopsinya.

Untuk stasiun pengamatan dengan pengambilan contoh batuan, nomor contoh

disebutkan sesuai nomor lokasi, dimulai dengan inisial diri, misal dengan nomor SR.1-10 (SR

singkatan nama geologist yang melakukan kerja dilapangan, SR=Sukandarrumidi). Hal ini

dikandung maksud jangan sampai terjadi kekeliruan, dengan nomornya orang lain,

khususnya pada saat proses analisa laboratorium dilakukan. Stasiun dengan pengamatan

contoh batuan, diberi warna, misalnya warna merah, sedang stasiun pengamatan tanpa

contoh batuan tetap hanya berbentuk lingkaran kecil saja. Untuk mempermudah kontrol,

dari stasiun ke-1-1, ke-2-2, dan seterusnya di hubungkan dengan garis rute perjalan. Bila

pada stasiun tertentu dilakukan pengukuran strike dan dip lapisan batuan, maka ditempat

nomor lokasi tersebut segera digambarkan notasi strike dan dip, dan tuliskan besaran strike

dan dip dengan angka,misal 30/15, artinya besaran strike N 30°E dan besaran dip 15°.

------------O.(1)-------------O.(2).------------dst O= stasiun pengamatan;------------=rute (1)=lokasi pengamatan

---------O.(1-1)---------O.(1-2).------------dst

Model 1. Penomoran lokasi Model 2. Penomoran lokasi

5.8 PADA SAAT ANDA MELAKUKAN OBSERVASI DI LAPANGAN

Secara ideal terdapat dua cara dalam menentukan rute kegiatan observasi geologi di

lapangan yaitu dengan cara poligon (lintasan) tertutup dan poligon (lintasan) terbuka.

(1) Poligon tertutup

Artinya pada saat melakukan observasi geologi pada lokasi pertama >>> ke lokasi

kedua >>> ke lokasi ketiga dan seterusnya, selama pelaksanaan kerja satu hari, lokasi

ke satu akan tetapi didalam praktek sulit dilkasanakan. Satu dan lain hal berkaitan

dengan keadaan topografi daerah penelitian, mungkin tidak datar dan anda belum

mengenal medan, berkaitan dengan jenis lithologi, struktur geologi dan kenampakan

geologi lainya. Usahakan jalur pengamatan tegak lurus pada jarak (strike). Dengan

demikian anda dapat mengetahui secara sepintas variasi lithologi (dari yang berumur

stratigrafis muda ke stratigrafis tua, atau sebaliknya).

Pada hari pertama, berbekal pada geologi regional (apabila ada) daerah

penelitian, anda diwajibkan untuk melakukan penelitian geologi tingkat recognise

(sepintas), artinya anda terlebih dahulu diwajibkan untuk mengenal secara garis

besar tentang berbagai jenis lithologi, stratigrafi, struktur geologi dan kenampakan

geologi yang lain. Apabila hasil recognise pada hari ke-dua dan pada hari ke-tiga

Page 16: Tugas geologi(1)

dapat diprogramkan bila masih perlu dilakukan. Untuk efisinsi kerja selama

mmelakukan recognize anda diwajibkan melakukan pengamatan dari lokasi yang lain

(namun jaraknya belum rapat), mencatat (pada buku catatan lapangan) jenis

lithologi, mengukur jurus (strike) dan kemiringan (dip) perlapisan batuan, dan

melakukan plotting lokasi pada peta kerja. Tata cara menempatkan lokasi

pengamatan di lapangan pada peta dasar, lihat pada sub bab terdahulu.

Hasil pengamatan tersubut di atas, dimanfaatkan untuk menentukan rencana

rute perjalanan pada penelitian lapangan secara detail. Secara umum,

sistematika penelitian geologi di daerah batuan beku, batuan sedimen dan

batuan metamorf berbeda.

Apabila anda menjumpai singkapan geologi, awal pertama yang wajib anda

lakukan adalah melakukan penelitian secara cermat, apakah jenis lithologi

yang anda dapatkan itu masih di tempat (in situ) atau merupan pindahan

atau longsoran dari tempat lain. Apabila masih merupakan lithologi yang in

situ, lakukan tata cara pengamatan seperti berikut ini.

Pada tiap-tiap lokasi pengamatan, perhatikan, cermati dan catat pada buku

lapangan, keadaan singkapan [(dimensi, jenis batuan, warna lapuk dan warna

segar, tebal perlapisan (kalau ada), arah strike dan dip kekar (bila ada), jenis

stuktur sedimen (kalau ada), dan kenampakan geologi lainya]. Buat sketsa

kolom lithologi singkapan.

Untuk meingkatkan keyakinandiri dalam menghadapi tugas pemetaan geolgi

anda di anjurkan untuk membaca buku A Field Guide Rocks and Minerals

(Pough, 1976) sebuah buku yang praktis untuk dibawa serta dalam tugas

geologi di lapangan. Apabila anda menjumpai jenis singkapan batuan, cermati

dan catat hal-hal sebagai berikut:

Untuk batuan beku, periksa jenis batuan beku, dimensi singkapan, warna

lapuk, warna segar, kenampakan tercirikan, bentuk intrusi atau ekstrusi,

struktur sheeting joint, struktur columnar joint , kemungkinan adanya

mineralisasi, kemungkinan terdapat mineral logam, baking effect. Warna

pada daerah baking effect, sentuhan dengan batuan sekitar, akibat terjadinya

sentuhan tersebut, amati dan ukur kekar (bila ada), ambil coontoh batuan

dan amati dengan lensa, ambil contoh, dan tulis nomor kode contoh pada

kantong dan pada permukaan batuan (bila mungkin), dan masukkan dalam

kantong contoh. Tulis pada kantong contoh, nomor kode contoh. Nomor

kode contoh disesuaikan dangan kode nomor lokasi pengamatan, di tambah

dengan initial tertentu, misal nomor lokasi pengamatan 1-10 (artinya

pengamatan hari pertama pada lokasi pengamatan nomor 10. Pada contoh

batuan tuliskan initial tertentu misal intial SR.1-10, tuliskan yang sama

dicantumkan juga pada kantong contoh. Buat sketsa kolom lithologi

singkapan.

Contoh batuan diambil paling tidak sebesar hand specimen atau sesuai

dengan keperluan. Perlu di perhatikan bahwa nomor contoh batuan jangan

sampai luntur atau terhapus atau hilang. Bila nomor contoh batuan hilang,

Page 17: Tugas geologi(1)

contoh tersebut tidak lagi mempunyai arti dalam geologi. Bila anda

menganggap penting, singkapan yang anda temukan dibuat gambar sketsa

atau difoto. Pada saat anda memotret jangan lupa meletekkan palu geologi

atau penggaris atau spidol sebagai pembanding ukuran pada singkapan yang

difoto.

Untuk batuan sedimen, periksa jenis batuan sedimen, dimensi singkapan,

warna lapuk, warna segar, kenampakan tercirikan, ketebalan lapisan, struktur

sedimen, kontak dengan lapisan batuan dibawahnya, jurus dan kemiringan

lapisan batuan, ukur arah kekar (joint), buat sketsa pola kekar (bila ada),

ambil contoh batuan dan amati dengan lensa, periksa foraminifera besar

perhatikan apakah terlihat liniasi, teteskan larutan HCL untuk mengetahui

sifat batuan apakah calcareous atau tidak, ambil contoh batuan, dan tulis

nomor kode contoh pada kantong dan pada permukaan batuan (bila

mungkin), dan masukkan dalam kantong contoh. Buat sketsa kolom lithologi

singkapan.

Tulis pada kantong contoh, nomor kode contoh. Nomor kode contoh

disesuaikan dengan kode nomor lokasi pengamatan, ditambah dengan initial

tertentu, misal nomor lokasi pengamatan 1-10 (artinya pengamatan hati

pertama pada lokasi pengamatan nomor 10) tuliskan SR.1-10. Pada contoh

batuan tuliskan intial tertentu misal initial SR.1-10, tuliskan yang sama

dicantumkan juga pada kantong contoh. Contoh diambil paling tidak sebesar

hand specimen atau sesuai dengan keperluan. Perlu di perhatikan betul

bahwa tulisan pada nomor contoh jangan sampai luntur atau terhapus atau

hilang. Bila nomor contoh hilang, contoh tersebut tidak lagi mempunyai arti

dalam geologi. Bila anda menganggap penting, singkapan yang anda temukan

dibuat gambar sketsa atau difoto. Pada saat anda memfoto jangan lupa

meletakkan palu geologi atau penggaris sebagai pembanding ukuran pada

singkapan yang difoto.

Untuk batuan metamorf, periksa jenis batuan metamorf, dimensi singkapan,

warna lapuk, warna segar, kenampakan tercirikan, ketebalan lapisan, struktur

metamorfik, kontak dengan lapisan batuan dibawahnya, foliasi dan schistose,

liniasi mineral tertentu (misal mineral kuarsite), ukur arah kekar (joint), buat

sketsa pola kekar (bila ada), ambil contoh batuan dan amati dengan lensa,

periksa kemungkinan masih terlihat adanya fosil, teteskan larutan HCL untuk

mengetahui sifat batuan apakah calcareous atau tidak. Buat sketsa kolom

lithologi singkapan. Ambil contoh batuan, dan tulis nomor kode contoh pada

kantong dan pada permukaan batuan (bila mungkin), lagi dan masukkan

dalam kantong contoh. Tulis pada kantong contoh, nomor kode contoh.

Nomor kode contoh disesuaikan dengan kode nomor lokasi pengamatan,

ditambah dengan initial tertentu, misal nomor lokasi pengamatan 1-20

(artinya pengamatan hari pertama pada lokasi pengamatan nomor 10), tulis

SR 1-20. Pada contoh batuan tuliskan initial tertentu misal initial SR. 1-20,

tuliskan yang sama dicantumkan juga pada kantong contoh.

Page 18: Tugas geologi(1)

Contoh di ambil paling tidak sebesar hand specimen atau sesuai dengan

keperluan. Perlu diperhatikan betul bahawa tulisan pada nomor contoh

jangan smapai luntur atau terhapus atau hilang. Bila nomor contoh hilang,

contoh tersebut tidak lagi mempunyai arti dalam geologi. Bila anda

menganggap penting, singkapan yang anda temukan dibuat gambar sketsa

atau difoto. Pada saat anda memfoto jangan lupa meletakkan palu geologi

atau penggaris sebagai pembanding ukuran pada singkapan yang difoto.

Singkapan batuan intrusi, periksa jenis batuan yang diintrusi dan batuan

yang menginstrusi, dimensi singkapan, warna lapuk, warna segar,

kenampakan tercirikan, ketebalan batuan yang menginstrusi, efek intrusi

terhadap batuan yang diinstrusi, kemungkinan terjadinya mineralisasi bahan

galian logam, bahan galian non logam, efek metamorfosa kontak dengan

lapisan batuan disekitarnya, ukur arah instrusi, bentuk tubuh instrusi (dike,

sill, apophyse), buat sketsa pola instrusi (bila ada), dan buat sketsa kolom

lithologi singkapan. Ambil contoh batuan dan amati dengan lensa, ambil

contoh batuan, dan tulis nomor kode contoh dan pada permukaan batuan

(bila mungkin), dan masukkan dalam kantong contoh. Tulis pada kantong

contoh, nomor kode contoh. Nomor kode contoh disesuaikan dengan kode

nomor lokasi pengamatan, ditambah dengan initial tertentu, misal nomor

lokasi pengamatan 2-30 (artinya pengamatan hari pertama pada lokasi

pengamatan nomor 2-30). Tulis SR, 2-30. Pada contoh batuan tuliskan initial

tertentu misal initial SR.2-30, tulisan yang sama dicantumkan juga ada

kantong contoh. Contoh diambil paling tidak sebesar hand specimen atau

sesuai dengan keperluan. Perlu diperhatikan betul bahwa tulisan pada nomor

contoh jangan smapai luntur atau terhapus atau hilang. Bila nomor contoh

hilang, contoh tersebut tidak lagi mempunyai arti dalam geologi. Bila anda

menganggap penting, singkapan yang anda temukan dibuat gambar sketsa

atau difoto. Pada saat anda memfoto jangan lupa meletakkan palu geologi

atau penggaris sebagai pembanding ukuran pada singkapan yang difoto.

Singkapan batuan ekstrusi, periksa jenis batuan yang dektrusi dan dimensi

singkapan, warna lapuk, warna segar, kenampakan tercirikan, kenampakan

struktur aliran, kemungkinan terdapat lubang-lubang keluarnya gas. buat

sketsa pola instrusi (bila ada), dan buat sketsa kolom lithologi singkapan.

Ambil contoh batuan dan amati dengan lensa, ambil contoh batuan, dan tulis

nomor kode contoh dan pada permukaan batuan (bila mungkin), dan

masukkan dalam kantong contoh. Tulis pada kantong contoh, nomor kode

contoh. Nomor kode contoh disesuaikan dengan kode nomor lokasi

pengamatan, ditambah dengan initial tertentu, misal nomor lokasi

pengamatan 2-35 (artinya pengamatan hari pertama pada lokasi pengamatan

nomor 2-35). Tulis SR, 2-35.

Pada contoh batuan tuliskan initial tertentu misal initial SR.2-35, tulisan yang

sama dicantumkan juga ada kantong contoh. Contoh diambil paling tidak

sebesar hand specimen atau sesuai dengan keperluan. Perlu diperhatikan

betul bahwa tulisan pada nomor contoh jangan smapai luntur atau terhapus

Page 19: Tugas geologi(1)

atau hilang. Bila nomor contoh hilang, contoh tersebut tidak lagi mempunyai

arti dalam geologi. Bila anda menganggap penting, singkapan yang anda

temukan dibuat gambar sketsa atau difoto. Pada saat anda memfoto jangan

lupa meletakkan palu geologi atau penggaris sebagai pembanding ukuran

pada singkapan yang difoto.

Untuk bahan tambang bahan galian, periksa jenis batuan bahan tambang

(logam atau non logam), tentukan nama bahan galian dimensi singkapan ,

warna lapuk, warna segar, kenampakan tercirikan, kenampakan struktur

aliran, buat sketsa pola instrusi (bila ada), ambil contoh batuan dan amati

dengan lensa, ambil contoh batuan, dan tulis nomor kode contoh dan pada

permukaan batuan (bila mungkin), dan masukkan dalam kantong contoh.

Tulis pada kantong contoh, nomor kode contoh. Nomor kode contoh

disesuaikan dengan kode nomor lokasi pengamatan, ditambah dengan initial

tertentu, misal nomor lokasi pengamatan 2-30 (artinya pengamatan hari

pertama pada lokasi pengamatan nomor 2-30). Pada contoh batuan tuliskan

initial tertentu misal initial SR.2-30 Tulis SR, 2-30, tulisan yang sama

dicantumkan juga pada kantong contoh.

Contoh diambil paling tidak sebesar hand specimen atau sesuai dengan

keperluan. Perlu diperhatikan betul bahwa tulisan pada nomor contoh jangan

smapai luntur atau terhapus atau hilang. Bila nomor contoh hilang, contoh

tersebut tidak lagi mempunyai arti dalam geologi. Bila anda menganggap

penting, singkapan yang anda temukan dibuat gambar sketsa atau difoto.

Pada saat anda memfoto jangan lupa meletakkan palu geologi atau penggaris

sebagai pembanding ukuran pada singkapan yang difoto.

Pada saat anda memotret jangan lupa meletakkan palu geologi atau

penggaris sebagai pembanding ukuran pada singkapan yang difoto.

Agar anda tidak ragu-ragu dalam mngenal singkapan bahan galian logam

anda di anjurkan untuk membekali diri sebelum ke lapangan salah satu

dengan mencermati buku Geologi Mineral Logam (Sukandar-rumidi, 2007),

sedang untuk bahan galian non logam anda dianjurkan untuk membekali diri

dengan membaca buku Bahan Galian Industri (Sukarandarrumidi, 2004).

Apabila anda memerlukan membuat test pit atau parit uji rencanakan dengan

saksam untuk dilakukan pada hari berikutnya.

Untuk batubara, umumnya dijumpai didaerah yang relatif datar sehingga

singkapan yang di dapatkan di lapangan juga sangat jarang. Singkapan

umumnya dijumpai pada alur-alur kecil, itupun singkapan batubara yang

didapatkan sangat terbatas. Di lapangan, batubara didapatkan berasosiasi

dengan batulempung yang padanya kadang-kadang ditemukan cetakan

tulang daun, atau di dapatkan mineral harzt (damar selo). Harzt adalah getah

tumbuhan yang telah menjadi fosil. Harzt ini berwarna kuning kotor hingga

coklat, dan bila dibakar dapat menyala. Dijumpainya cetakan tulang daun

pada batulempung dan mineral harzt, sebagai petunjuk bahwa barubara

ditempat itu terbentuk secara authochtonous

Page 20: Tugas geologi(1)

Untuk meyakinkan keberadaan batubara lebih lanjut di tempat itu anda

dianjurkan untuk membuat test pit, dan apabila telah meyakinkan

keberadaannya, test pit dapat dilanjutkan dengam membuat parit uji. Pada

saat membuat parit uji anda harus memperhatikan arah “larinya” perlapisan

batubara. Dari beberapa test pit atau parit uji anda dapat mengetahui secara

sepintas keberadaan batu bara yang ada dipermukaan. Untuk meyakinkan

lebih lanjut keberadaan perlapisan batubara pada kedalaman yang lebih

besar anda dapat merencanakan dan melakukan pemboran ini dangkal dan

mengambil sampel dengan mata bor berbentuk tabung. Pengintian boleh

dikatakan berhasil bila 95% dari panjang tabung penginti terisi dengan batuan

atau batubara dan batuan atau batubara seluruhnya. Dari hasil pemboran ini

ini, rekonstruksi dalam bentuk log bore. Dari beberapa log bore akhirnya

diperoleh gambaran keadaan perlapisan batubara di bawah permukaan

dalam penyebaran berbentuk tiga dimensi. Untuk mengetahui kualitas dan

jenis batubara anda wajib mengambil contoh paling sedikit 5 kg untuk

diperiksa lebih lanjut di laboratorium. Terdapat berbagai jenis batubara dari

hasil kulaitasnya rendah hingga kualitas tinggi mulai dari gambut, lignit,

subbituminus, bituminous, anthrasite dan grafit. Di laboratorium dengan

contoh ini akan dilakukan analisa proksimat (analisa sifat fisik batubara) dan

analisa ultimat (macam kandungan unsur pembentuk batubara). Dalam suatu

cekungan sedimentasi bila tidak ada anomali geologi (struktur geologi dan

instrusi batuan beku) pada umumnya mempunyai jenis batubara yang sama.

Agar anda tidak ragu-ragu dalam melakukan penelitian tentang batubara dan

turunanya anda dianjurkan untuk membekali diri dengan membaca buku

Batubara dan Gambut (Sukarandarrumidi, 2004), dan buku berjudul

Batubara dan pemanfaatanya (Sukarandarrumidi, 2006).

Untuk singkapan struktur patahan, perhatikan pada peta kerja apakah

tampak terjadi pelurusan sungai, amati kemungkinan terdapat slicken side,

cermin sesar, milonite, breksiasi, breksiasi pada breksi, drag fault, munculnya

mata air, terjadi tanah longsor lokal, pengeseran perlapisan pada batuan

yang terpatahkan (off set), kenampakan boudinage, pola kekar akibat

patahan, buat sketsa singkapan, buat fotonya, jangan lupa meletakkan benda

lain sebagai pembanding ukuran. Perlu diperhatikan bahwa kenampakan

patahan di lapangan merupakan jalur daerah yang mengalami gangguan,

namun pada peta geologi digambarkan sebagai suatu garis. Jalur daerah

patahan merupakan daerah yang labil, oleh sebab itu di tempat tersebut

banyak dicirikan oleh kenampakan tanah longsor. Perlu dicatat, jalur tanah

longsor meruapakan salah satu indikasi terjadinya patahan yang cukup besar,

namun tidak semua tahah longsor sebagai ciri terjadinya patahan. Daerah

jalur patahan yang cukup besar, sering memberikan kenampakan morfologi

dalam bentuk triangular facet . kenampakan ini hanya dapat dilihat dan

diperhatikan dari jarak jauh.

Untuk mata air (spring), biasanya muncul pada alur-alur yang agak dalam.

Mata air muncul apabila muka air tanah (water table) terpotong oleh

Page 21: Tugas geologi(1)

permukaan topografi. Pola penyebaran muka air tanah akan relatif serupa

dengan pola permukaan topografi. Mata air muncil diantara batuan yang

permeable (topografi berada di bagian atas) dan batuan impermeable

(biasanya batulempung/ berbutir halus) di bagian bawah.

Di daerah hutan, air dari mata air dimanfaatkan oleh binatang buas sebagai

sumber air minum (terutama pada musim kemarau). Oleh sebab itu sebelum

mencoba untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang keberadaan mata

air tersebut, cermati daerha sekitar apakah dalam keadaan aman. Binatang

buas akan mendatangi sumber mata air pada menjelang sore hari untuk

minum. Bila anda akan melakukan pengamatan lebih lanjut tentang

keberadaan mata air, celupkan jari anda ke dalam air dan rasakan dengan

lidah, atau ukur pH air dengan kertas lakmus. Perubahan warna pada kertas

lakmus yang sudah dibasahi dengan air akan dapat menunjukkan besaran

nilai pH. Besaran nila pH = 6 hingga 7, menunjukkan pH yang netral dan air

dapat dipergunakan untuk keperluan rumah tangga.

Buat dan pasang V weir pada outlet sumber mata air, dengan cara ini

besarnya debit mata air dapat diukur. Plot keberadaan mata air pada peta

kerja anda, dan diberi tanda lingkaran dengan tanda panah menghadap ke

atas (simbol mata air). Bila anda mendapatkan beberapa buah mata air dalam

suatu daerah yang berada pada satu garis lurus, hal tersebut merupakan

salah satu tanda keberadaan patahan.

Perlu di perhatikan, bila tidak terpaksa jangan sekali-kali anda meminum air

dari mata air yang diambil langsung dari mata air tanpa dimasak terlebih

dahulu. Keberadaan bakteri e-colli sangat besar dan bakteri ini dapat

menyebabkan sakit perut dan diare. Gara-gara diare, beberapa hari anda

mungkin tidak dapat melakukan tugas di lapangan. Apabila diperlkukan unutk

analisa laboratorium, di ambil air minimum 5 liter dan di tempatkan pada

“jirigen” yang steril dan tidak berbau. Untuk menghidari terjadinya

kontaminasi pada air, cucilah “jirigen” tersebut dengan air yang diambil dari

mata air yang akan diambil sebagai contoh. Lebih aman apabila air contoh

ditempatkan pada botol bekas air minum dalam kemasan (AMDK), dapat

dijamin botolnya steril. Pada anda tidak disarankan untuk menyimpan air

dengan “jirigen” bekas minyak goreng, karena diyakini “jirigen” tersebut

terbebas dari minyak goreng.

Untuk mata air panas (hot spring), berkaitan dengan penelitian potensi

panas bumi. Kenampakan di lapangan mata air panas akan muncul disertai

dengan gelembung-gelembung uap air, dan berbau belerang. Ukur suhu air

dengan termometer. Ambil contoh air panas dan tempatkan pada botol yang

terbuat dari gelas (jangan yang terbuat dari plastik), selanjutnya di kirim ke

laboratorium untuk di analisa. Di beberapa tempat munculnya air panas telah

dimanfaatkan sebagai daerah wisata, termaksud wisata medis yaitu untuk

penyembuhan penyakit kulit. Hindarkan anda jangan menghirup uap

belerang yang keluar dari mata air panas. Bila ini terjadi, pernafasan anda

menjadi “sesek” dan timbul rasa pusing.

Page 22: Tugas geologi(1)

Untuk oil seepage, atau rembesan minyak bumi, sering ditemukan di

lapangan di daerah penyebaran batuan sedimen. Rembesan minyak ini

seperti air yang permukaannya berminyak dengan warna kebiruan, dan bila

ranting kayu sering dicelupkan pada rembesan minyak kemudian didekatkan

pada nyala api, maka kayu tersebut akan mudah terbakar. Rembesan minyak

bumi biasanya muncul di daerah patahan yang berada pada salah satu sayap

antiklin. Plot tempat ditemukan oil seepage pada peta kerja, ambil contoh

dan masukkan ke dalam botol yang terbuat dari gelas. Contoh ini kemudian

dikirim ke laboratorium minyak bumi untuk dianalisa.

Dalam melakukan pemetaan geologi permukaan semua geologist memakai

konsep geologi yang sama, yaitu konsep lithostratigrafi, karena dengan

konsep ini semua data yang dipakai untuk menyusun peta geologi bersifat

observable (dapat dilihat dan diamati di lapangan). Oleh sebab itu siapapun

yang melakukan tugas pembuatan peta geologi dengan konsep yang sama

(lithostratigrafi) di pastikan akan menghasilkan peta geologi yang serupa.

Sebuah peta geologi di anggap lengkap dan dapat diterima oleh pengguna,

apabila disusun dengan kaidah-kaidah geologi yang sudah disepakati

bersama, mencantumkan keterangan tentang variasi lithologi secara

stratigrafis, struktur geologi dan keterangan-keterangan lain yang berkaitan,

serta satu buah sayatan geologi atau lebih sesuai dengan keperluan. Tata

cara memilih arah sayatan geologi, dan melakukan rekonstruksi struktur

geologi dapat dicermati pada sub bab berikutnya.

Tiap kali anda melakukan pengamatan geologi pada tiap-tiap loasi

pengamatan, hal hal yang perlu diperhatikan antara lain:

Untuk singkapan dalam bentuk batuan, disamping hal-hal tersebut di atas,

perlu dibuat sketsa kolom lithologi singkapan, agar dilakukan seteliti

mungkin. Susun kolom lithologi lokal dari dua lokasi yang berdekatan. Hal

yang sama kerjakan untuk lokasi yang lain. Dengan cara demikian akan

diperoleh urutan kolom lithologi lokal yang lengkap. Jangan dilupakan

membuat gamabr sketsanya.

Untuk singkapan struktur patahan, buat sketsa atau diambil fotonya. Buat

deksripsi singkapan selengkap mungkin. Hindarkan anda untuk datang kedua

kalinya di tempat yang sama hanya sekedar untuk melengkapi deksripsi yang

telah dibuat pada pengamatan sebelumnya.

Bebera hal yang perlu mendapat perhatian pada saat anda bekerja di

lapangan antara lain :

Semua lokasi pengamatan harus di-plot di peta kerja, termaksud nomor

lokasinya.

Jangan lupa, lokasi pengamatan dengan contoh batuan di beri warna merah.

Bila ada pengukuran jurus (strike) dan kemiringan lapisan (dip) perlapisan

batuan, segera di-plot, dan tulis besaran nilai strike dan dip-nya.

Page 23: Tugas geologi(1)

Gambarkan pada masing-masing lokasi, kolom lithologi singkapan.

Makin rapat lokasi pengamatan di lakukan, akan makin baik.

Lakukan kolerasi lithologi antar singkapan atau antar lokasi.

Beri warna yang sama untuk lithologi yang sama.

Rekonstruksi dari gabungan kolom lithologi singkapan, menjadi kolom

lithologi satuan, dan selanjutnya kelompokan menjadi satuan batuan-satuan

batuan.

Tentukan batas-batas antar satuan batuan

Beri warna masing-masing satuan batuan

Hasil akhir terbentuklah peta geologi lapangan, yang merupakan

master draft peta geologi. Tugas selanjutnya, anda menghaluskan peta

geologi lapangan, menjadi peta geologi sementara dengan

mempertimbangkan data-data yang anda dimiliki. Dalam rangka menyusun

peta geologi yang merupakan produk akhir, sekarang anda memindahkan

hasil pengukuran strike dan dip, batas satuan dan struktur geologi yang

terdapat di daerah penelitian. Untuk menentukan kedudukan sumbu antiklin

atau sinklin, buatlah dua sayatan geologi atau lebih dengan arah sayatan

tegak lurus pada jurus perlapisan batuan. Dari masing-masing rekonstruksi

struktur tentukan di peta geologi lokasi titik-titik yang dilalui oleh sumbu

perlipatan. Plot-kan lokasi titik-titik itu pada peta geologinya, hubungkan

lokasi titik-titik tersebut dengan garis. Garis itu merupakan ekspresi sumbu

perlipatan, yang selanjutnya dapat di gambarkan pada peta geologi yang

merupakan produk terakhir. Dalam membuat rekonstruksi struktur geologi

usahakan memakai model rekonstruksi mathematis teknis, dan usahakan

hindarkan dengan metode free-hand. Model yang terakhir ini dapat

diterapkan apabila model rekonstruksi struktur matematis teknis tidak dapat

diaplikasikan.

Catatan

Di antara geologist telah ada semacam konvensi tata cara memberi

dan memilih warna sebagai notasi atau simbol lithologi. Untuk menghindari

penggunaan warna yang berlebihan, telah disepakati antara lain bahwa untuk:

Warna merah untuk simbol batuan beku. Apabila di suatu daerah yang

dipetakan terdapat lebih dari satu jenis batuan beku, untuk

membedakan jenis tersebut pada warna yang merupakan simbol

batuan beku dibenarkan untuk di tambahkan notasi yang lain, misal

dapat ditambahkan tulisan diorite. Tulisan yang sama ditambahkan

pada kolom litologi, kolom stratigrafi dan pada keterangan simbol

lithologi peta. Hal serupa dapat diberlakukan, dan tambahkan tulisan

andesite, basalt dan sebagainya. Tata cara yang lain dapat dilakukan

dengan membuat gradasi warna.

Page 24: Tugas geologi(1)

Warna biru untuk simbol batugamping. Dapat dibedakan batugamping

klastik (dengan ditambah tulisan klastik), dan batugamping non klastik

(dengan ditambah tulisan tulisan non klastik).

Warna kuning untuk simbol batupasir. Hal yang serupa dapat

dituliskan seperti pada batuan beku.

Warna hijau untik simbol batu lempung. Hal yang serupa dapat

dituliskan seperti pada batugamping.

Warna ungu untuk simbol batuan metamorf. Hal yang serupa dapat

dituliskan seperti batuan beku.

Warna muda untuk simbol endapan baru.