van perwakilan rakyat republik …berkas.dpr.go.id/armus/file/lampiran/1-20170607-095741...subhanahu...

9
DE\VAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORANKOMISI IV DPR RI DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT II/ PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PANGAN DALAM RAPAT PARIPURNA DPR RI KAMIS, 18 OKTOBER 2012 Bismillahirahmanirahim, Assalamu'alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita st:mua, Yth. Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Yth. Saudara Menteri Hokum dan HAM beserta jajarannya, Yth. Saudara Menteri Pertanian atau yang mewakili beserta jajarannya, Yth. Saudara Menteri Perindustrian atau yang mewakili beserta jajarannya, Yth. Saudara Menteri Dalam Negeri atau yang mewakili beserta jajarannya, Yth. Saudara Menteri Perdagang&n atau yang mewakili beserta jajarannya, dan Hadirin yang kami hormati, Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata'ala, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kita dapat menghadiri Rapat Paripuma DPR RI dalam rangka Pembicaraan Tingkat II/Pengambilan Keputusan terhadap Rancangan Undang- Undang tentang Pangan dalam keadaan sehat wal' afiat. Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan merupakan usul inisiatif Komisi IV DPR RI. Presiden telah menyampaikan surat kepada Pimpinan DPR RI dengan Nomor R-61/11/2011 1 ARSIP DPR-RI

Upload: tranthuan

Post on 16-Jul-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DE\VAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LAPORANKOMISI IV DPR RI DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT II/

PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PANGAN

DALAM RAPAT PARIPURNA DPR RI KAMIS, 18 OKTOBER 2012

Bismillahirahmanirahim, Assalamu'alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita st:mua,

Yth. Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Yth. Saudara Menteri Hokum dan HAM beserta jajarannya, Yth. Saudara Menteri Pertanian atau yang mewakili beserta jajarannya, Yth. Saudara Menteri Perindustrian atau yang mewakili beserta jajarannya, Yth. Saudara Menteri Dalam Negeri atau yang mewakili beserta jajarannya, Yth. Saudara Menteri Perdagang&n atau yang mewakili beserta jajarannya, dan Hadirin yang kami hormati,

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah

Subhanahu Wata'ala, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala limpahan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga kita dapat menghadiri Rapat Paripuma DPR RI dalam rangka

Pembicaraan Tingkat II/Pengambilan Keputusan terhadap Rancangan Undang­

Undang tentang Pangan dalam keadaan sehat wal' afiat.

Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1996 tentang Pangan merupakan usul inisiatif Komisi IV DPR RI. Presiden

telah menyampaikan surat kepada Pimpinan DPR RI dengan Nomor R-61/11/2011

1

ARSIP D

PR-RI

tertanggal 30 November 2011 perihal penunjukan Menteri Pertanian, Menteri

Perindustrian, Menteri Dalam Negeri, Menteri Perdagangan, dan Menteri Hukum

dan HAM untuk mewakili Presiden, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama

dalam pembahasan dengan DPR.

Menindaklanjuti Surat Presiden tersebut, Rapat Bamus tanggal 8 Desember

2011, memutuskan bahwa RUU tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1996 tentang Pangan ditangani oleh Komisi IV DPR RI. Pembahasan pada

Tingkat Panja, dimulai sejak tanggal 27 Januari sampai dengan tanggal 15 Oktober

2012. Lamanya pembahasan RUU tentang Pangan disebabkan masih adanya beberapa

substansi yang memerlukan pendalaman dan kajian lebih lanjut.

Berdasarkan Keputusan Rapat Kerja tanggal 26 Januari 2012,. dari 776 DIM

yang diserahkan Pemcrintah, 98 DIM tetap diputuskan dalam Rapat Kerja dan 678

DIM pembahasannya diserahkan kepada Panitia Kerja. Selanjutnya, Komisi N DPR

RI membentuk Panja RUU tentang Pangan untuk membahas DIM tersebut.

Panitia Kerja melakukan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan pakar

dan tokoh masyarakat,, serta focus group discussion ke beberapa perguruan tinggi

untuk mendapatkan masukan yang mendalam, terkait dengan dinamika perkembangan

ekstemal dan internal, desentralisasi, dan globalisasi.

Pimpinan dan Anggota DPR RI serta saudara-saudara badirin yang kami

hormati,

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Peru11dang-undangan menyebutkan bahwa jika suatu perubahan peraturan perundang­

undangan mengakibatkan: sistematika peraturan perundang-undangan berubah, materi

peraturan perundang-undangan berubah lebih dari 50% (lima puluh persen ), atau

esensinya berubah, maka peraturan perundang-undangan yang diubah tersebut lebih

baik dicabut dan disusun kembali dalam peraturan perundang-undangan yang baru

mengenai masalah tersebut. Oleh karena itu, Rancangan Undang-Undang tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan menjadi

penggantian terhadap Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan karena

2

ARSIP D

PR-RI

materi peraturan perundang-undangan berubah lebih dari 50%, sehingga terjadi

perubahan esensi antara RUU tentang Pangan dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1996 tentang Pangan.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan terdiri dari 14 BAB dan

65 P ASAL. Sedangkan draft RUU tentang Pangan yang dipersiapkan oleh DPR RI

terdiri dari 16 BAB dan 143 PASAL. Saat pembahasan dilakukan terjadi beberapa

perubahan signifikan, sehingga sampai saat RUU tentang Pangan disampaikan dalam

Rapat Paripurna ini,jumlah BAB menjadi 17 BAB dan 154 PASAL.

Dalam RUD tentang Pangan terdapat 11 ayat yang mengamanatkan disusunnya

Peraturan Pemerintah, 10 ayat yang mengamanatkan pengaturan lebih lanjut

dengan/atau berdasarkan Peraturan Pemerintah, 1 Peraturan Presiden, 1 peraturan

menteri, 1 Peraturan Daerah, dan 1 Peraturan Kepala Daerah. Peraturan Presiden yang

didelegasikan dalam RUD ini adalah Peraturan Presiden mengenai organisasi dan tata

kerja Lembaga Pemerintah yang mempunyai tugas melaksanakan tugas peinerintahan

di bidang pangan. Peraturan daerah dan peraturan kepala daerah yang merupaka..,

amanat nari RUU ini adalah peraturan mengenai penentuan harga pa.11gan lokal

minimum daerah. Sedangkat1 satu peraturan menteri yang diamanatkan dalam RUU

ini adalah peraturan menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang

perdagangan mengenai harga komoditas pangan.

Kami berharap peraturan pelaksana RUU tentang Pangan harus segera

ditetapkan sejak RUD tentang Pa.1gan ini diu..11dangkan. Hal ini menjadi penting

disampaikan agar tujuan dari penyelenggaraan pangan dalam RUU ini dapat dicapai.

Pimpinan dan Anggota DPR RI serta saudara-saudara hadirin yang kami

hormati,

Tepat satu minggu yang lalu, 11 Oktober 2012, Organization for Economic

Cooperation and Development (OECD) menyatakan bahwa kebijakan pangan

Indonesia salah arah. Mereka menyatakan, Indonesia seharusnya melakukan

diversifikasi produksi padi dengan komoditas lain yang bernilai tinggi, seperti

tarifilllan buah, sayuran dan tanaman perkebunan, dan Indonesia harus meninggalkan

3

ARSIP D

PR-RI

arah pencapaian swasembada karena membutuhkan dana besar seperti untuk subdisi

pupuk, perlindungan pasar impor dan ekspor. Masih menurut mereka, komoditas

pangan yang dikembangkan untuk mencapai swasembada tidak berdaya saing tinggi.

Hari ini, Indonesia mengeluarkan kebijakan pai1gan yang barn, dimana

penyelenggaraan pangan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang

memberikan manfaat secara adil, merata, dan berkelanjutan berdasarkan kedaulatan

pangan, kemandirian pangan, dan ketahanan pangan. Penyelenggaraan -pangan di

Indonesia dilakukan dengan tujuan antara lain: meningkatkan kemampuan

memproduksi pangan secara mandiri; menyediakan Pangan yang beraneka ragam dan

memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan Gizi bagi konsumsi masyarakat;

mewujudka.n tingkat kecukupan Pan_gan, terutama Pangan Pokok dengan harga yang

wajar dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat; meningkatkan nilai

tambah dan daya saing komoditas Pangan di pasar dalam negeri dan luar negeri~

meningkatkan keseJahteraan bagi Petani, Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Pelaku

Usaha Pangan; dan melindungi dan mengembangkan kekayaan sumber daya Pangan

nasional. Sehingga pernyataan OECD diatas menjadi tidak tepat, karena

kebijakan panga..1 yang baru da1am bentuk RUU tentang Pangan merupakan upaya

untuk mewujudkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan, dan ketahanan pangan.

Kita adalah Negara yang berdaulat, dan karenanya mampu menentukan

kebijakan pangan tanpa intervensi dari Negara atau organisasi manapun. Kebijakan

pangan kita didasari pada Undang-Undan_g Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945. Da1am menentukan kebijakan pangan nasional, kita perlu memperhatikan

pidato Presiden Soekarno, 27 April 1952, saat peletakan batu pertama Gedung

Fakultas Pertanian di Bogor, yang b~rjudul "Soal Hidup atau Man". Inti dari pidato

ini adalah mengenai soal mati-hidupnya bangsa kita dikemudian hari, yaitu terkait

persediaan makanan rakyat. Menurut Bung Kamo, persediaan makanan dapat

ditambah melalui: memperluas daerah pertanian dan menggiatkan usaha pertanian,

khususnya dengan seleksi dan pemupukan.

4

ARSIP D

PR-RI

Oleh karena itu, di dalam RUU tentang Pangan, kita berupaya mewujudkan

ketersediaan pangan dan keterjangkauan pangan melalui produksi pangan dalam

negeri yang dilakukan antara lain: dengan mengembangkan produksi pangan yang

bertumpu pada sumber daya; kelembagaan, dan budaya lokal; mengembangkan

sarana, prasarana, dan teknologi untuk produksi, penanganan pascapanen, pengolahan,

dan penyimpanan Pangan; dan membangun, merehabilitasi, dan mengembangkan

prasarana Produksi Pangan sebagai refleksi dari semangat dalam pidato Presiden

Soekamo tersebut diatas.

Pimpinan dan Anggota DPR RI serta saudara-saudara hadirln yang kami

hormati,

Pokok-pokok yang diatur dalam RUU tentang Pangan mencakup ketersediaan

pangan, keterjangkauan pangan, konsumsi pangan dan gizi, keamanan pangan, label

dan iklan pangan, pengawasan, sistern informasi pang~n, penelitian dan

pengembangan pangan, kelembagaan pangan, peran serta ma.syarakat, dan penyidikan.

Ketersediaan pangan dilakukan me1a1ui pengutamaan produksi pangan dalam negeri

dan cadangan pangan nasional. Dalam mewujudkan keterjangkauan pangan, dilak:ukan

pengaturan terhadap distribusi, pemasaran, perdagangan, stabilisasi pasokan dan harga

pangan pokok, serta bantuan pangan sampai ke masyarakat, rumah tangga, dan

perseorangan.

Dalam mengatur konsumsi pangan dan gizi untuk pemenuhan kuantitas dan

kualitas konsumsi pangan masyarakat dilakukan melalui penyediaan pangan yang

beragam, bergizi seimbang, dan aman. Keamanan Pangan dilakukan untuk mencegah

kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu,

merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Pemberian label Pangan bertujuan

untuk memberikan informasi yang benar dan jelas kepada masyarakat tentang setiap

produk Pangan yang dikemas sebelum membeli dan/atau mengonsumsi Pangan.

Sedangkan pengaturan mengenai iklan dilakukan dengan mengawasi dan melakukan

tindakan yang diperlukan agar iklan tentang Pangan yang diperdagangkan tidak

memuat keterangan atau pemyataan yang tidak benar atau menye:~mtkan.

5

ARSIP D

PR-RI

Selanjutnya dilakukan pengawasan yang merupakan wewenang Pemerintah

terhadap pemenuhan ketersediaan dan/atau kecukupan Pangan Pokok yang aman,

bergizi, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat; dan persyaratan Keamanan Pangan,

Mutu Pangan, dan Gizi Pangan; dan persyaratan label dan iklan Pangan. Sistem

informasi Pangan mencakup pengumpulan, pengolahan, penganalisisan, penyimpanan,

dan penyajian serta penyebaran data dan informasi tentang Pangan. Sedangkan data

dan informasi yang disediakan paling sedikit memuat antara lain: jenis produk pangan,

harga, perkiraan pasokan, perkiraan musim tanam dan musim panen, prakiraan :iklim,

teknologi panga..~, dan kebutuhan pangan setiap daerah. Penelitian dan pengembangan

Pangan dilakukan untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi Pangan serta

menjadi dasar dalam merumuskan kebijakan Pangan yang mampu . meningkatkan

Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan Ketahanan Pangan.

Dalam mewujudkan Kedaulatan Pangan, Kemandirian Pangan, dan Ketahanan

Pangan Nasional, dibentuk lenibaga Pemerintah yang menangani bidang Pangan yang

berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Hal :ini merupakan

komitmen nas:ional yang dikelola oleh Pemerintah secara terintegrasi dan

terkoordinasi lintas sektor dengan me1ibatkan seluruh komponen masyarakat.

Masyarakat dapat berperan serta dalam mewujudkan Kedaulatan Pangan,

Kemandirian Pangan, .dan Ketahanan Pangan, yang dilakukan antara lain dalam hal:

pelaksanaan produks~ distribusi, perdagangan, dan konsums: .Pangan; serta

peningkatan Kemand:irian Pangan rumah tangga.

Pimpinan dan Anggota DPR RI serta saudara-saudara hadirin yang kami

hormati,

Apabila disetujui, pengesahan RUU.tentang Pangan, pada hari ini, 18 Oktober

2012, bertepatan dengan puncak peringatan Hari Pangan Sedunia ke-32 dengan tema:

Agricultu,ral Cooperatives-Key to Feeding the World dan bertempat di Palangkaraya,

Kalimantan Tengah. Terna nasional dalam Hari Pangan Sedunia adalah Agroindustri

Berbasis Kemitraan Petani Menu ju Kemandirian Pangan.

6

ARSIP D

PR-RI

Oleh karena itu, semangat dalam RUU tentang Pangan selaras dengan tema

Hari Pangan Sedunia, yaitu mewujudkan ketersediaan pangan yang berbasis pada

pemanfaatan sumber daya lokal secara optimal yang dilakukan dengan

penganekaragaman pangan dan pen_gutamaan produksi pangan dalam negeri. Hal ini

dilakukan karena Negara harus mampu memberikan pangan yang cukup, aman, sehat, -

dan terjangkau bagi rakyatnya. Pewujudan keterjangkauan pangan dari aspek fisik dan

ekonomi dilakukan melalui pengelolaan stabilisasi pasokan dan harga Pangan pokok,

pengelolaan cadangan pangan rokok, dan pendistribusian pangan pokok.

Seluruh fraksi di Komisi IV DPR FJ sepakat agar RUU tentang Pangan

diajukan pengesahannya dalam Rapat Paripurna ini karena bertepatan dengan puncak

peringatan Hari Pangan Sedunia. Perbedaan yang muncul terhadap ketentuan

mengena1 "tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya

masyarakat" dalam: Pasa11 angka4 danangka5; Pasal 37 ayat (1); Pasal 48 ayat (1)

huruf b; Pasa1 59 burufb; dan Pasa1 67 ayat (1 ), tidak membuat pengesa.lian RUU ini

terhambat Mengenai norma ini, Fraksi PDI Perjuangan memberikan pandangan

berbeda, dengan a1asan yang disampaikan ada1ah Pasa1 29 ayat (2) DUD Negara

Republik 11donesia Tahun 1945 yang menggunakan termino1ogi "'Agama dan

Kepercayaan"". Selain itu, berdasarka'l pemahaman dari Kamus Besar Bahasa

Indonesia, Fraksi PDl Perjuangan berkeyakinan bahwa terminologi "'keyakinan.,,

merangkum "agama dan kepercayaan.,'., sehingga tetap menggunakan kata "sesuai

dengan keyakinan dan budaya masyarakat" terhadap kelima norma tersebut diatas.

Pandangan tersebut dituangkan dalam minderheidsnota (nota keberatan) Fraksi Partai . -

Demokrasi Indonesia Perjuangan. Komisi IV DPR RI menghargai perbedaan

pandangan tersebut sebagai dinamika dalam pembahasan RUU tentang Pangan dan

merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Komisi IV dalam Rapat Paripuma

Inl.

7

ARSIP D

PR-RI

Yth. Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Yth. Saudara Menteri Hukum dan HAM beserta jajarannya, Yth. Saudara Menteri Pertanian atau yang mewakili beserta jajarannya, Yth. Saudara Menteri Perindustrian atau yang mewakili beserta jajarannya, Yth. Saud2ra Menteri Dalam Negeri atau yang mewakili beserta jajarannya, Yth. Saudara Menteri Perdagangan atau yang mewakili beserta jajarannya, dan Hadirin yang kami hormati,

Pada kesempatan ini, perkenankan kami menyampaikan terimakasih dan

penghargaan kepada kepada Sdr. Ir. E. Herman Khaeron, M.Si., selaku Pimpinan

Panja, seluruh Anggota Panja Pembahasan RUU tentang Pangan, dan Saudara Prof

DR. Achmad Suryana, MS, selaku koordinator dari Pemerintah, jajaran dari

Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Kementerian Dalam N egeri,

Kementerian Perdagangan, Kementerian Hukum dan ~ dan Kementerian

Kelautan dan Perikanan, serta jajaran dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan,

yang telah melakukan pembahasan RUU ini dengan tekun da.'1 cerrnat dalam suasana

demokratis. Pimpinan Komisi IV menyampaikan ucapan terima .kasih yang setinggi­

tingginya atas semangat, motivasi, kerja keras dan waktu yang telah dicurahkan demi

selesainya RUD ini.

Kepada Sekretaris Jendera1 DPR Rl, Deputi Bidang Perundang-undangan,

Deputi Bi<lang Persidangan dan KSAP, Tim Asistensi, dan Sekretariat Komisi IV

DPR RI yang telah banyak membantu secara keahlian, teknis, dan administratif dalam

pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Panean, kami ucapkan terima kasih.

Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu

kelancaran dalam pembahasan RUD ini.

RUD tentang Pangan, kami persembahkan kepada bangsa .dan Negara, ~eluruh

petani dan masyarakat Indonesia agar tercapai kedaulatan pangan, kemandirian

pangan dan ketahanan pangan nasional yang kita cita-citakan, karena pangan

merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya

merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin di dalam Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

8

ARSIP D

PR-RI

Demikian laporan Komisi IV DPR RI terhadap pembahasan RUU tentang

Pangan. Kami berharap~ Rapat Paripuma ini dapat mengesahkan RUD tentang

Pangan. Selanjutnya perkenankanlah kami menyerahkan Rancangan Undang-Undang

tentang Pangan kepada sidang paripuma hari ini guna pengambilan keputusan.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

9

Jakarta, 18 Oktober 2012

PIMPINAN KOMISI IV DPR RI

KE_.....-.

M. ROMAHURMUZIY

A-304

ARSIP D

PR-RI