133 - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/lampiran/1-20170607-021935-8915.pdfmasing anggota...

16
Masa Persidangan Tahun Sidang Rapat ke Jenis Rapat Hari, tanggal Waktu Sifat Tempat Ketua Rapat Sekretaris Rapat Acara Anggota hadir Hadir Mitra NAMA ANGGOT A : 1. Ir. H.A. Rahman Syagaff 2. Drs. H.M. Syarfi Hutauruk 3. Ir. H. Rendhy A.L., MBA 4. Abdu.llah Azwar Anas 5. M. Nasir Djamil, S.Ag 133 RISALAH RAPAT PROSESPEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENT ANG PE NAT AAN RU ANG 2006-2007 Rapat Dengar Pendapat Rabu, 21 September 2006 14.00 WIB - Selesai Terbuka Ruang Rapat Pansus B (Gd. Nusantara II, Lt. Ill) DPR RI DR. H.A. Rahman Syagaff Dra. Hani Yuliasih Mendapatkan masukan dalam rangka Pembahasan RUU tentang Penataan Ruang. 28 dari 50 orang Anggota. Walikota Depok dan Surabaya. 6. Dr. H. Bomer Pasaribu, SH, SE, MS 7. H. Andiwahab Dt. Majokayo, SM. HK 8. Mahadi Sinambela 9. Ors. Kahar Muzakir 10. Drs. H. Sulaeman Effendi 11. Ors. H. Riswan Tony DK 12. Ors. Enggartiasto Lukita 13. Ir. H. Soeharsojo 14. Dr. H.M. Markum Singodimejo 15. Hasanuddin Murad, SH 16. HM. Malkan Amin 17. Suryana 18. Ors. H. Sumaryoto ARSIP DPR RI

Upload: others

Post on 29-Dec-2019

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 133 - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170607-021935-8915.pdfmasing anggota juga kita ada penyempurnaan yang lebih dari sedalam sandingan pasal-perpasal itu

Masa Persidangan

Tahun Sidang Rapat ke Jenis Rapat Hari, tanggal Waktu Sifat

Tempat Ketua Rapat Sekretaris Rapat Acara

Anggota hadir Hadir Mitra

NAMA ANGGOT A :

1. Ir. H.A. Rahman Syagaff 2. Drs. H.M. Syarfi Hutauruk 3. Ir. H. Rendhy A.L., MBA 4. Abdu.llah Azwar Anas 5. M. Nasir Djamil, S.Ag

133

RISALAH RAPAT PROSESPEMBAHASAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENT ANG PE NAT AAN RU ANG

2006-2007

Rapat Dengar Pendapat Rabu, 21 September 2006 14.00 WIB - Selesai Terbuka

Ruang Rapat Pansus B (Gd. Nusantara II, Lt. Ill) DPR RI DR. H.A. Rahman Syagaff Dra. Hani Yuliasih Mendapatkan masukan dalam rangka Pembahasan RUU tentang Penataan Ruang. 28 dari 50 orang Anggota. Walikota Depok dan Surabaya.

6. Dr. H. Bomer Pasaribu, SH, SE, MS 7. H. Andiwahab Dt. Majokayo, SM. HK 8. Mahadi Sinambela 9. Ors. Kahar Muzakir 10. Drs. H. Sulaeman Effendi 11. Ors. H. Riswan Tony DK 12. Ors. Enggartiasto Lukita 13. Ir. H. Soeharsojo 14. Dr. H.M. Markum Singodimejo 15. Hasanuddin Murad, SH 16. HM. Malkan Amin 17. Suryana 18. Ors. H. Sumaryoto

ARSIP D

PR RI

Page 2: 133 - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170607-021935-8915.pdfmasing anggota juga kita ada penyempurnaan yang lebih dari sedalam sandingan pasal-perpasal itu

134

19. L. Soepomo SW. 20. Imam Soeroso 21. Ida B9gus Nugroho, SH 22. Ir. H. Heri Akhmadi 23. Nusyirwan Soejono 24. Ors. Ben Vincent Ojeharu, MM 25. Willem M. Tutuarima, SH 26. H. Rqmzi Niham, S.IP 27. Ors. HBT. Achda 28. H. RLlsnain Yahya 29. Ora. Lela Maryana Mukti 30. TeukuRiefky Harsya 31. Maruahal Silalahi 32. Ir. H. Hussein Abdul Aziz, MT 33. Ir. H. Roestanto Wahidi 0, MM 34. E.E. Mangindaan, SE, S .. IP 35. Ir. Tjatur Sapto Edy, MT 36. Ir. Cecep Rukmana, MM 37. Hj. Nidalia Ojohansyah Makki 38. Ir. Afni Achmad 39. Ir. Abdul Hadi Ojamal, MM 40. Ors. H.M. Oachlan Chudori 41. H. Taufikurrahman Saleh, SH, MSI. 42. H. Ali Mubarak, Amd, Par. 43. Ors. H.M. Arsa Suthisna, MM 44. Ir. Abdul Hakim, MM 45. Syamsu Hilal 46. Ir. Wahyudin Munawir 47. Ors. H. Moh. Oarus Agap 48. Ny. Etha Bula 49. L. Gede Syamsul Mujahidin, SE 50. Pastor Saut M. Hasibua

ARSIP D

PR RI

Page 3: 133 - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170607-021935-8915.pdfmasing anggota juga kita ada penyempurnaan yang lebih dari sedalam sandingan pasal-perpasal itu

135

KETUA RAPAT (DRS. H.M. SYARFI HUTAURUK):

S'audara-saudara sekalian, kita sambil menunggu sebetulnya Pak Walikota Depok (Bapak Mahmudi) untuk masih dalam perjalanan, memang kita sadari perlu saya swampaikan kepada bapak-bapak sekalian bahwa sebagaimana undangan yang karni sampaikan untuk Dengar Pendapat Umum dengan para Bupati dan Walikota yang kami undang disini, Hadir dari Semarang, Padang Pariaman dan Surabaya dalam rangka penyempurnaan RUU tentang Penataan Ruang yang kebetulan memang kita ditugaskan untuk menyempurnakan ini Dengar Pendapat pada hari Rabu dan Kamis, memang begitu berkumpul menjadi satu untuk membahas dari 20 lebih Pansus dan masing-masing anggota ini rata-rata 5 sampai 8 Pansus mengikuti, saya juga mengikuti di 3 tempat dalam waktu yang bersamaan, kebetulan para Wakil Ketua yang berhalangan, jadi saya pengganti Wakil Ketua yang berhalangan, situasi ini memang harus dimaklumi tetapi tanpa mengurangi substansi diskusi kita pada hari ini, semua masukan yang bapak sampaikan terekam semua pak, kita rekam, kita catat dan kemudian kita bagikan hasil rekamannya pada masing­masing anggota juga kita ada penyempurnaan yang lebih dari sedalam sandingan pasal-perpasal itu saya kira lebih bagus, supaua lebih memudahkan membantu anggota dari dalam merumuskan data rincian masalah. Saudara sekalian, saya memohon izin ini untuk dilanjutkan atau barangkali kita skorsing dulu bagaimana ? lni memang sebetulnya terlalu jauh ini kita apanya tempatnya ini seharusnya lebih dekat dan lebih enak, tetapi tidak apa-apa pak., sek:alipun sambil teriak, tapi tidak apa-apa, kita sampai saja, lebih mudah kita orientasinya pada substansi saja.

Oleh sebab itu pada tanggal 21 September 2006 rapat kami buka secara resmi dan terbuka secara umum.

KETOK PALU 3 X .

Sebelum kami berikan kesempatan kepada bapak-bapak sekalian, kami kebetulan hadir dari 5 orang anggota Pansus, barangkali bisa langsung pak supaya terdengar suaranya seperti apa yang d.ari PKB ini, diperkenalkan pak yang lantang dan agak keras.

F-fDI- P ( SUPOMO SW) :

Saya Supomo dari Dabil I Jawa Timur, Surabaya dan Sidoardjo yang sendang panen Lumpur dari Komisi IX yang membidangi Tenaga Kerja dan Kesehatan dan juga di Badan Legislasi, terima kasih.

F - PDI - P (WILLEM M. TUTUARIMA, SH) : S~ya Wiiiem Tutuari dari Komisi VII Fraksi PDl-P daerah Pemilihan Jawa Tengah I, Kata

Semarang.

F· PARTAI KEADILAN (IR. ABDUL HAKIM1, MM) : Assalamu'alaikum Wr. Wb. Saya Abdul Hakim fraksi dari Partai Keadilan Sejahtera Komisi

V. daerah pemilihan Lampung II, terima kasih.

F-PPP (IR. H.A. RACHMAN SYANGAFF) :

Saya Rachman Sangap dari Komisi V dari daerah pemilihan Jawa Barat V, Bekasi dan Depok dari .FPP

Dengan demikian saudara sekalian waktu sampai dengan Pukul 16.00 Wib pak, jika rekan­rekan sepakat pak, karena sesuai dengan tata tertib kita rapat sampai jam 16.00 Wib, kecuali kalau memang dengan berkeras hati, kita untuk melanjutkan dapat diperpanjang. Yang hadir disini sudah lengkap, ada Bupati, ada Menteri, walaupun ada 5 orang tapi sudah lengkap. Jadi saka kira demikian, kimi persilahkan

ARSIP D

PR RI

Page 4: 133 - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170607-021935-8915.pdfmasing anggota juga kita ada penyempurnaan yang lebih dari sedalam sandingan pasal-perpasal itu

136

F-PG (DR. H. BOMER PASARIBU, SH, SE, MS) : Assalamu'alaikum, nama saya Bomer Pasaribu, dari daerah pemilihan Sumatera Utara

dari fraksi Qolkar.

KETUA RAPAT :

Silakan, barangkali sambil diperkenalkan pak, dari mana dulu pak, dari Parimanan atau Surabaya atau semarang., ya silakan.

KABUPATEN PADANG PARIAMAN :

Terima kasih kami dari kabupaten Padang Pariaman, sebelumnya menyampaikan maaf pak Bupati bapak Husein Kasim, karena sore ini kebetulan Bapak SBY mencanangkan pemberantasan kemiskinan, berbasis nagari itu Sumatera Barat tepatnya di Kabupaten Padang Parimanan, kami sehari-hari adalah asisten tata perintahan pak, nama Nasrun.

FARHAN :

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat sore dan salam sejahtera untuk kita sekalian, kami mohon izin Bapak Walikota

Semarang yang sedianya tadi pagi masih berkenan hadir secara pribadi tetapi ada hal yang mendadak, sehingga diserahkan kepada kami, saya nama Farhan dari Bapeda Kata Semarang Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

TRISISWANTO :

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Perkenalkan nama saya Trisiswanto, kebetulan dipercaya di dinas di Badan Perencanaan Pembangunan kota Surabaya, mohon izin bapak Walikota masih ikut pembahasan Pansus RUU Pajak di bawah dan bapak Wakil Walikota ada undangan di Departemen Perhubungan berkaitan dengan angkutan masal, sehingga ada pembagian tugas, demikian bapak, terima kasih.

KETUA RAPAT :

Ya saya kira kami persilakan yang mana dulu pak untuk menyampaikan pandangan maupun penyempurnaan materi silakan.

SEMARANG :

Terima kasih, satu hal yang perlu kami sampaikan berkaitan dengan rencana revisi UU No. 24 Tahun 1992, yang pertama adalah perlu kami sampaikan kota Semarang secara runtut telah mentaati UU No. 24 Tahun 1992, sejak sebelum UU tentang Penataan Ruang itu sendiri terbit, Kata Semarang juga telah melakukan yang namanya rencana lnduk kota yagn pada saat itu disahkan pada tahun 1985, dan secara periodic itu kita konsisten ketika UU No. 24 Tahun 1992 terbit, kota Semarang mengikuti aturan berdasarkan UU tersebut yang telah menerbitkan satu buah Perda dan emas, sebelas Perda dan satu Perda tentang Tata Ruang Wilayah dan 10 Perda tentang Tata Ruang Kata yang terbikin di 10 PPK, jadi 10 Perda dan sesuai dari amanat UU No. 24 Tahun 1992 juga tiap 5 tahun direvisi, Alhamdullillah secara konsis juga merevisi Perda tersebut, sehingga yang terakhir kota Semarang telah menetapkan satu Perda RT/RW yang merupakan evaluasi Perda sebelumnya dan 10 Perda tentang Rencana Tata Ruang Kata yang merupakan revisi dari 10 Perda rencana tata letak ruang kota tersebut disatu sisi kota Semarang juga telah menetapkan beberapa rekugasi yang merupakan hirarki daripada Rencana Tata Ruang Kata berdasarkan UU No. 24 Tahun 1992 yaitu Rencana Tata Bangunan Perda, Rencana Tata Bangunan dan dukungan yaitu dikawasan kota lama yang merupakan daerah lridat kota dan kemudian kita juga menyusun beberapa studi yang segera kota regulasikan termasuk peraturan berkaitan dengan kawasan pantai, kemudian peraturan yang berkaiatan dengan kawasan-kawasan yang lain yang cepat tumbuh misalnya di daerah Simpang Lima, daerah peri-peri kota, perlu kami

ARSIP D

PR RI

Page 5: 133 - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170607-021935-8915.pdfmasing anggota juga kita ada penyempurnaan yang lebih dari sedalam sandingan pasal-perpasal itu

137

sampaikan bahwa berdasarkan kebetulan kami adalah salah satu anggota ikatan Audi Perencana sehingga kita mendapatkan naskah akademis maupun draft rencana revisi UU No. 24 Tahun 1992 tersebut, . apa yang telah kami pelajari satu hal bahwa untuk menjadi catatan bahwa kami mengingafKan bapak Pimpinan maupuan anggota Pansus yang kami hormati bahwa ja~gan sampai revisi UU No. 24 Tahun 1992 ini nasibnya sama dengan ketika semangat Pemenntah melakukan UU yang berkaitan dengan Pemerintahan Daerah.

Jadi pada saat itu revisi UU No. 5 Tahun 1974 terbit !JU No. 22 Tahun 1999 berkaitan dengan Pemerintahan Daerah ternyata UU tersebut hanya seumur jagung pak, karena disana sini telah artinya tidak seusia dengan keadaan tuntutan dari pada situasi pemerintahan yang ada sehingga terbit UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dengan demikian UU tersbut, UU yang baik adalah UU yang ketika itu bisa dilakuk.an seoptimal mungkin dalam arti mempunyai masa waktu yang sangat panjang seba!gai contoh ada UU Pokok-pokok Agraria yang sejak tahun 1960 sampai sekarang itu masih sangat bisa dilakukan pelaksanaannya di lapangan, jadi itu sebuah UU atau pantauan dari daerah bahwa UU dapat terlaksana secara baik dan berumur panjang, jangan sampai dalam suatu pemerintahan gonta-ganti gitu, itu harapan kami. Berkaitan dengan itu beberapa catatan kami juga berkaitan dengan UU revisi UU No. 24 Tahun 1992 adalah yang pertama adalah masalah kawasan Metropolitan, kawasan metropolitan ini belum menukik pada permasalahan yang ada. Sejak UU No. 24 Tahun 19992 sehingga banyak daerah kota yang terjabak berkaitan dengan definisi tentang kawasan metropolitan, kawasan metropolitan didalam UU No. 24 Tahun 1992 khususnya berkaitan dengan kawasan perkotaan disana hanya menjelaskan kawasan perkotaan adalah kawasan yang aktifitas kegiatannya adalah non pertanian. Kawasan pedesaan adalah kawasan yang kegiatannya dengan konsentrasi adalah pertanian. Kembali pada kawasan metropolitan di seluruh dunia yang kami lihat itu yang namanya metropolitan yang namanya konsep desa itu juga masih ada pak, di Australia, itu juga masih ada yang namanya suburban atau plural urban, kalau orang Jawa Suburban jadi ngomongnya, suburban ,begitu pak, permasalahannya adalah ketika UU No. 24 Thn 1992 itu terbit katakanlah kota Semarang itu mempunyai daerah feri-feri kota yang merupakan daerah konsentrasi yang harus dipertahankan sebagai cirri pluralnya, sehingga amanat di dalam Perda kita adalah kawasan feri-feri kota ini dipertahankan sebagai daerah konservasi yaitu di daerah kecamatan Wijen, Kee. Gunung Pati, ini merupakan daerah suburban yang harus dipertahankan di dalam tata ruang, konsepnya desa-kota. Namun dalam UU No.24 Thn 1992 dan kami melihat revisi UU dan rencana revisi UU No. 24 Thn 1992 masih mencerminkan kawasan metropolitan adalah kawasan yang mencerminkan ciri kegiatannya adalah perkotaan, kalau ini dilakukan hal ini akan menjebak bahwa kota-kota di Indonesia ketat artinya adalah kegiatan utamanya akan menjadi daerah - daerah perkotaan . ,tan pa mnegenyampingkan sepak terjang bu at seoran!~ Gubernur masa lalu yaitu Alisadikin .•. saya masih ingat Bang Ali itu, Semarang teorinya seperti itu pak, ingin mempertahankan kawasan P.asar Minggu sebagai kawasan konservasi, ingin mempertahankan Condet sebagai kawasan cagar budaya tetapi apa yang terjadi sampai sekarang kawasan pasar Minggu karena tuntutan metropolitan disana tumbuh menjadi mall aktifitasnya perkotaan yang mungkin nanti ada Depok pak, saya masih ingat waktu saya kecil pak, sering ada nyanyian papaya, mangga, pisang jambu, didapat dari Pasar Minggu, karena daerah itu harus dipertahankan, Semarang juga punya daerah itu pan apabila kita terjebak UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Tata Letak Ruang, kita bisa konvius daerah-daerah yang harusnya konservasi ciri khasnya akan menjadi perkotaan, ini berbahaya bagi tumbuhnya kota-kota di Indonesia, sedangkan luar negeri sendiri masih masih mempertah;:mkan daerah ini sebagai suburban atau plural urban, jadi ini kita harus tegas mengenai metropolitan, kemudian yang kedua kami melihat ketentuan ruang terbuka hijau disana dimuat di revisi itu 30 %, 30 % pak yang saya baca ini harus hati-hati pak, karena semua kota-kota di Jawa khususnyaini di design ketika kondisi kota rata-rata sudah terbangun 60 - 70 %. Jadi kita sudah terbangun itu 60 - 70 %, nah berkaitan dengan ketentuan ruang tata kota terbuka hijau perlu sertifikasi pak, untuk sementara kota-kota di Jawa dan di luar .Jawa, kalau luar Jawa dan Jawa disamakan tidak bisa pak, jadi itu, kemudian kota pemerintah kota dan pemerintah kabupaten, kemudian ~anksi yang ketiga ini juga masih bersifat administratiVE!, Iha kalau sanksi ini masih bersikap administratif Iha kejadiannya Iha maaf pak, kaya Lapindo itu siapa yang bertanggung jawab, pak ini misalnya seperti itu, itu akan terjadi di daerah-daerah yang lain, misalkan itu, ini perlu dipikirkan lebih masak, kemudian yang keempat belum menukik pada permasalahan­permasalahan matra-matra yang lain sementara terbatas pada matra daerah misalnya berkaitan

ARSIP D

PR RI

Page 6: 133 - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170607-021935-8915.pdfmasing anggota juga kita ada penyempurnaan yang lebih dari sedalam sandingan pasal-perpasal itu

138

dengan masalah pantai, masalah reklamasi sampai sejauh ini pemerintah kota dan pemerintah kebupaten masih bingung berkaitan dengan landasan atau aturan hokum yang berkaitan dengan masalah reklamasi dan kasus-kasus pantai yang lain, jadi masih ter.jebak masalah matra. Daerah RUU Tata; Ruang ini belum melihat misalnya matra daerah berkaitan dengan keselamatan kawasan operasi penerbangan, kemudian yang kelima, pak kami belum melihat adanya komisi independen, jadi ketika terjadi problem tata ruang katakanlah di kota Semarang yang mungkin mencuat nasional adalah kasus rencana jalan tol Semarang - Solo, ini perlu penyesuaian adanya kalau dibentuk komisi independent semacam KPUD-nya ditingkat daerah, sehingga ketika ini disampaikan ke komisi independent, biar komisi independent ini yang menilai yang anggotanya jelas diluar pemerintah, kemudian yang keenam, pemanfaatan ruang kawasan strategis yang bernilai sejarah, sebagai contoh pak, dikota Semarang ini ada yang namanya kawasan yang nilai ekonominya tinggi yaitu pak Willem mesti tahu pasar Johar misalnya itu, namun pasar itu harus dilestarikan, ketika pasar itu dilestarikan sebagai sebuah Heritage kota berkaitan dengan penataan ruang ini belum diatur berkaitan dengan UU Penataan Ruang yang ada, itu yang keenam, jadi kami singkat-singkat saja. Kemudian yang ketujuh, belum mengatur tentang ketelitian peta berkaitan dengan beberapa hirarki tata ruang baik itu RT/RW, RDTRK dan kemungkinan ruang terbuka hijau atau mungkin RTBR, jadi itu secara singkat tidak adil jika saya bercerita panjang lebar berkaitan dengan masalah-masalah revisi UU ini, namun nanti beberapa catatan, nanti akan kami serahkan kepada bapak dan lbu anggota Pansus yang kami hormati, kurang lebihnya kami mohon maaf dan terima kasih atas kesempatannya, Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

KETUA RAPAT:

Terima kasih pak, jadi memang kita untuk presentasi bapak-bapak tidak memberikan batas waktu pak, yang penting jam 16.00 Wib selesai, totalnya saja tidak apa-apa, yang baru datang dad Depok, ya pak ya, mungkin diperkenalkan dulu pak.

WALIKOTA DEPOK :

Bqik Bapak Pimpinan, bismillahirrachmanirachim, Asalamu'alaikum Wr. Wb, selamat sore dan salam sejahtera bagi kita semua. Pertama-tama Bapak Pimpinan, mungkin kami menyampaikan permohonan maaf Bapak Walikota yang sedianya akan hadir disini tetapi mendada~ ada tugas, sehingga beliau mendelegasikan kepada kami berdua pak, perkenalkan nama saya Abdul Haris, kemudian disamping kanan saya Bapak Dadang Wihana sebagai kepala Bidang lnfrastruktur dan Pengembangan ekonomi daerah. Di Bapeda Depok pak, jadi Bapeda Depok sekarang sangat ramping, sehingga yang tadinya 2 bidang di gabung menjadi satu, itu mungkin pak yang perlu kami sampaikan, kemudian mungkin ada beberapa hal yang kami sampaikan .dari Depok, mungkin akan disampaikan oleh Bapak Dadang Wihana, kepada Bapak Dadang k~mi persilakan atas seizin Bapak Pimpinan.

K~TUA RAPAT:

Saya rasa langsung saja pak, habis ini mungkin Padang Parimanan setelah itu baru Surabaya.

WALIKOTA DEPOK (DADANG WIHANA) : ,.

Terima kasih, Assalamu'alaikum Wr. Wb. Pimpinan yang saya hormati dan Pak Kepala yang saya hormati, Bapak dan ibu sekalian,

mungkin ada beberapa hal yang perlu kami sampaikan tentunya, baik dengan revisi ini memang ~ebetu~ny~ ,kami belum ter~ma juga pak pada revisi undang-undang Penataan Ruang ini, sehingga tidak b1sa secara substantive mungkin untuk memberikan masukan ini yang pertama, akan tetapi ada beberapa hal yang menjadi kendala terutama untuk di lapangan, pernah kami berdiskusi ~eberapa ~akar gitu ya, terutaf!1a di dalam pengendalian tata ruang, akan tetapi jawaban itupun tJdak ada. iawaban yang past1 dan merekapun menyerah, apa pertanyaan itu, say a pernah mendengarkan begini, sebetulnya berapa sih idialnya sebuah kota dihuni oleh komunitas, dalam hal ini penduduk, sehingga kita bisa mengendalikan antara kebijakan tata ruang dengan kebijakan

ARSIP D

PR RI

Page 7: 133 - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170607-021935-8915.pdfmasing anggota juga kita ada penyempurnaan yang lebih dari sedalam sandingan pasal-perpasal itu

' ' ' ' ' '

139

kependudukan, sebagai contoh, Depok saat ini memiliki kurang lebih 200 Km2, dihuni oleh kurang lebih 1,4 juta jiwa, ini akan terus berkembang hingga tahun 2010 diproyeksikan mencapai 1,9 juta jiwa, nah ~elemahan di dalam kebijakan tata ruang kita tidak punya patokan sebenarnya, misalkan sebuah kOt~ seprti Depok gitu ya, berapa idealnya sebuah kota itu untuk menampung populasi penduduk begitu, sehingga kebijakan penataan ruang demikian pula revisi selalu mengikuti trend, kita lihat setiap 5 tahun amanat undang-undang bahwa Rt/Rw itu harus dievaluasi/direvisi, akhirnya r~visi itu apa? kita mengikuti trend aja menyesuaikan dengan trend, kalau ada alih fungsi lahan, kita justifikasi di dalam revisi itu, sehingga di dalam kesempatan ini mudah-mudahan banyak tim ahli disini bahwa harus ada batasan bahwa sebuah kota misalkan dengan luas sekian Km2 idealnya bisa menampung , isalkan jumlah penduduk sekian gitu, sehingga kebijakan tata ruang terkait juga dengan kebijakan kependudukan, itu yang pertama.

Kemudian yang kedua, perlu juga ada satu regulasi yang mengatur tentang indicator di dalam pengendalian tata ruang, kira-kira indicator pengendalian tata ruang itu apa saja, dan saat ini memang kita untuk kabupaten kota masih buta, masih ngawang-ngawang dan membuat indicator sendiri, tidak ada standarisasi ditingkat nasional, itu yang kedua, lalu yang ketiga, bahasa tata ruang ini adalah bahasa yang baru dimengerti oleh kalangan elitis, akademisi dan kelompok­kelompok, mungkin medle class keatas, akan tetapi bagi masyarakat bawah, itu sulit untuk memahami apa sih tata ruang, nah ini kira-kira bagaimana membahasakan ini, memang ini dalam tataran implementasi ini tidak didatar implementasi barangkali ada satu formula untuk membahasakan bahasa tata ruang kedalam bahasa yagn mudah dimengerti oleh masyarakat secara umum, itu yang ketiga, lalu yang keempat kita khawatir dengan berbagai kejadian saat ini pak, mungkin saya tidak berfikir di luar Jawa tetapi di Jawa saja seperti Jawa Barat, pantai utara dan pantai selatan telah terjadi degradasi lingkungan yang sangat besar, cianjur selatan, Sukabumi ~elatan dan setiap daerah berlomba untuk mengeksploitasi wilayah yang bersangkutan, baik itu yang dilakukan penambangan hutan dilakukan yang dilakukan oleh Perhutani itu sendiri maupun pemerintah daerah itu sendiri. Nah mungkin perlu penegasan juta terutama untuk kawasan-kawasan lindung kira-kira diwilayah selatan Jawa itu berapa % sih kawasan lindung dan sebagainy~. lalu sekalian informasi bahwa untuk kota Depok, Kata Depok yang saya katakana tadi memiliki luas wilayah 200 Km2 , saat ini kawasan terbangunya baru mencapai 49, 77 %, inipun sebetulnya target 2010 itu 49,60 % akan tetapi karena tadi kebijakan penataan ruang kurang terintegrasi dengan kebijakan kependudukan karena kebijakan kependudukan ini tidak parsial gitu pak, kita tidak bisa melarang orang-orang dari Pemda di luar Depok masuk ke Depok, jadi urbanisasj ke Oepok itu sangat-sangat tinggi, ini kami mohon juga menjadi input bagi bapak-bapak di lembaga perwakilan bagaimana untuk memecahkan itu, apa yang terjadi, timbul slot area yang demikian ,b13nyak, timbul sguater yang demikian banyak, untuk slot area mungkin daerah bisa untuk menangani itu, akan tetapi untuk squater, pemukiman illegal misalnya, siapa yang bertanggung jawab, harusnya pemerintah pusat ataupun pemerintah propinsi sebagai wakil dari pemerintah pusat dan dalam kesempatan ini untuk kota Oepok sendiri, Depok sebagai poros Jabodeta~~k mungkin bapak dan ibu sekalian saat ini gencar dengan megapolitan, nah bagaimana undang-undang ini mengakomodasi kepentingan Bodetabek, Bodetabek Jur, kalau Jakarta mungkin ka,rena sudah berada diatas, kalau wilayah Bodetabeknya adalah daerah pinggiran yang mungkin ~adang-kadang juga sering terpinggirkan begitu, karena apa ? saat ini OKI Jakarta dengan reyisi · undang-undang tentang lbukota Negara, kami melihat bahwa OKI Jakarta ini menjadikan kotanya multifungsi, ya pusat perdagangan, ya pusat Jasa, ya puat perkantoran dan pusat-pus,~t lainnya, sehingga beban-beban Jakarta ini sangat-sangat tinggi dan berpengaruh ke wilayah b9detabek, maka dari itu saat ini ada ide untuk mengintegrasikan penataan ruang untuk Jabodetabek Jur bagi wilayah pinggiran, ya silakan saja yang penting juga kepentingan daerah bisa diakomodir, saya kurang begitu paham apakah di dalam revisi undang-undang penataan ruang ini juga masuk terkait juga kawasan Bodetabek Jur, karena ada Keppres yang mengatur, kalau tidak salah juga ada regulasi-regulasi yagn secara khusus mengatur tentang Jabodetabek Jur, saya kira mungkin untuk awalan itu yang bisa kami sampaikan, karena kami belum menerim~ draft revisi itu, sehingga kami tidak bisa secara substansi dan komprehensif utnuk menyampaikan itu, terima kasih, Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

,I

ARSIP D

PR RI

Page 8: 133 - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170607-021935-8915.pdfmasing anggota juga kita ada penyempurnaan yang lebih dari sedalam sandingan pasal-perpasal itu

140

KETUA RAPAT:

Jp,Qi Pak Dadang intinya setuju dengan Megapolitan dengan syarat ya, tadi soal megapolitah mungkin dapat dibicarakan lebih dalam lagi, ya silakan dari Padang Pariaman.

KABUPATEN PADANG PARIAMAN: (NASRUN)

Terima kasih, sebelum kami menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan RUU Penataan Ruang ini, kami sampaikan dulu kondisi Kabupaten Padang Pariaman mengenai tata ruang, walaupun ada undang-undang terdahulu yaitu UU No. 24 Tahun 1992 kondisi Kabupaten Padang Pariaman untuk penataan ruang wilayah sampai saat ini belum menetapkan Perda-nya, hal ini karena Kabupaten Pdang Pariaman semakin lama semakin berkurang wilayahnya, pada Tahun 1980 3 kecamatannya masuk kota Padang, kemudian tahun 1999Kabupaten Mentawai menjadi Kabupaten baru, kemudian tahun 2002 Iha ini kota otonom kota Kabupaten Padang Pariaman ini kota administrasi Pariaman menjadi kota otonom, jadi semakin lama semakin berkurang dari 6000 Km2 lebih wilayah itu sekarang tinggai 1300 Km2 untuk itu wilayah Kabupaten Padang Pariaman, namun demikian Kabupaten Padang Pariaman selama ini sudah menyusun yang pertama yaitu peraturan daerah No. 7 tahun 2001 tentang rencana detail tata ruang daerah kawasan bandara Ketaping, sekarang bandara itu terkenal dengan bandara internasional Minangkabau, jadi itu yang kita susun selama ini, kemudian yang kedua yaitu peraturan daerah Nomor 5 tahun 2004 peraturan daerah tentang kawasan strategis kabupaten Padang Pariaman, ini ada kaitannya dengan RUU ini, maksudnya disini ialah yang pertama kita langsung saja membuka yaitu pasal 9 pak, dari dokumen yang kami dapat ini yaitu disini pada pasal 9 ayat (2)-nya itu ditentukan tugas Menteri yang ditunjuk oleh Presiden utnuk menyelenggarakan penataan tata ruang itu termasuk didalamnya adaalah substansi pengisia11-pengisian penyelenggaraan tata ruang antar propinsi dan atau antar propinsi deng;an kabupaten kota, namun dalam hal ini kita mengusulkan kiranya untuk Kabupaten kota didalam satu propinsi itu tentunya tidak perlu diselesaikan oleh Menteri tetapi diselesaikan oleh Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di daerah, kkanya perlu dibuatkan secara jelas disini peran Gubernur untuk memfasilitasi pengisian posisi ini, yang ada disini hanya dominant dan pengusaan pelaksanaan, apakah dalam konsep ini termasuk sekalian fasilitasi tentang pengisian tata ruang antar kabupaten di dalam satu propinsi atau kabupaten atau kota dalam propinsi yang bersangkutan, sebab kami berselisihan sebelah selatan d~ngan kota Padang, sebelah utara dengan sebelah timur itu dengan kabupaten yang lain, kalau kabupaten Solak sebelah utaranya dengan kabupaten Agam, jadi perlu dicantumkan apa peran atau kewenangan Gubernur lebih jelas distni di dalam memfasilitasi ini, jangan sampai nanti perselisihan sekali lagi antar kota dan Kabupaten di Propinsi ini diselesaikan oleh Menteri, .~an begitu, kemudian berikutnya mengenai masalah jangka waktu rencana tata ruang diwilayah kabupaten adalah 20 tahun dalam kesempatan ini kita mengusulkan kiranya ini dijadikan 25 tahun,; ~ama dengan jangka waktu penyusunan pra kabupaten, kalau untuk revisinya atau peninjauan. kembali ini 1 kali dalam lima tahun kita setuju dengan hal itu, kemudian setuju juga dengan perencanaan kabupaten dan daerah, namun pada keemptan lain khusus kita katakan disini bahwa ada pasal yang mengatakan rincian dari tata ruang itu yaitu mengenai masalah kwasan s,trategis di pasal 27 rencana tata ruang dan pedoman dan tata ruang strategis kabupaten Sesek dipakai sebagaimana disebut di ayat (1) diatur dengan peraturan Bupati dan pedoman dan tata caranya kita susun saja, tetapi dalam penentuan kawasan strategis itu diatur dengan peraturan. daerah, sebab dalam hal ini kaitannya dengan kebijakan disini oleh DPRD dan pendanaan untuk membangunan wilayah dari tata ruang iru akan lebih mulus penyediaan dananya, ,kemudian pasal 21, proporsi ruang public: ditetapkan sedikitnya 40 % dari luas wilayah kota yang. diperuntukan bagi ruang terbuka hijau public dan ruang terbangun public, tetapi kita sependapat dengan Semarang ke depan bahwa pilihannya dibagi klasifikasi tersusun, kalau per~ncan~1an kota baru itu mungkin bisa 40 %, maksudnya disini kota kabupaten Padang Panama11, qengan adanya terbentuknya ibukota Sleman ini letak administrasinya untuk menjadi kota otonom, ini kita pindah ke kota yang baru, kiranya untuk kota yang baru ini ruang terbuka hijau dan publiq ini mungkin bisa antara 30 sampai 40 %, namun kalau terhadap kota-kota yang lama termasuk juga kecamatan tentunya hal ini lebih kecil prosentasenya untuk diperuntukan bagi ruang terbuka hijau dan ruang terbangun public. Kemudian mengenai sanksi, mengenai sanksi kita setuju dengan ap9 yang disampaikan undang-undang ini, karena disini dikatakan disatu sisi pengenaan

ARSIP D

PR RI

Page 9: 133 - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170607-021935-8915.pdfmasing anggota juga kita ada penyempurnaan yang lebih dari sedalam sandingan pasal-perpasal itu

141

sanksi administrative sebagai mascot ayat (1) dapat dikenakan denda yang nilainya berdasarkan perundangan yang berlaku ini pada pasal 61 ayat (2), namun pada ayat (3)-nya dikatakan ketentuan lebih lanjut mengenai kementerian atau tata cara pengenaan sanksi sebagaimana ayat (1) dan (2) diatur dengan peraturan pemerintah, maksud kami semula ialah tentunya ini dipertegas apa sanksi minimum untuk denda dan maksimumnya denda itu, namun disini ada aturan yaitu diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah, tentunya didalam peraturan pemerintah ini dikenakan sanksi denda maksimumnya, nah kalau sanksi dendanya kecil, kami kira nanti itu orang mudah saja untuk mengabaikan Perda mengenai tata ruang ini, namun kalau sanksinya cukup besar, tentu selama ini orang akan pikir-pikir untuk melakukan pelanggaran dari peraturan tata ruang . Demikian yang bisa kami sampaikan pada kesempatan ini, untuk sementara kami ucapkan terima kasih, Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

KETUA RAPAT: Silakan dilanjutkan dari Surabaya, silakan Pak.

PEMDA SURABAYA (TRISISWANTO) :

Trisiswanto pak nama saya, kebetulan pak Musdik masih ikut dibawah membahas masalah Pajak anggaran dengan bapak Walikota, mohon izin dari pemerintah kota Surabaya memberi masukan hanya dua yaitu masukan secara umum dan masukan substansi ke dalam pasal-pasalnya, jadi untuk masukan secara umum kita ada a, b dan c, jadi hanya tiga saja, jadi pertama, kebijakan otonomi daerah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam penyelenggaraan penataan ruang, karena itu sudah seharusnya RUU penataan ruang harus lebih menekankan pendekatan bottom up bukan top down, dimana antara penataan wilayah Nasional, Propinsi, qan Kabupaten maupun kotasaling melengkapi satu sama lain saling bersinergi sehingga tidak tumpang tindih. Yang c agar penataan ruang wilayah Nasional, Propinsi, dan Kabupaten saling melengkapi bersinergi dan tidak tumpang tindih maka dalam RUU perlu diperjelas tentang batasan kE;iwenangan dalam penataan ruang dalam Pemerintah pusat, Pemerintah Propinsi, Kabupaten maupun kota agar juga tidak terjadi konflik kepentingan. lni penting sekali karena banyak kami akan menceritakan konflik-konflik kepentingan yang ada di kota Surabaya. Penataan ruang meliputi wilayah yang mencakup daratan hendaknya lautan dan ruang udara sebagai satu kawasan karena hal itu dalam rencana UU penataan ruang ini perlu juga diatur tentang penataan ruang kelautan dan udara. Ketentuan tentang penataan ruang dan udara sangat diperlukan mengingat ketentuan-ketentuan dalam UU No.32 Thn 2004 tentang pemerintahan daerah bahwa pemerintah Kabupaten juga memiliki kewenangan dalam penataan ruang laut sejauh 4 mill atau 1 /3 dari kewengana Propinsi sedang substansi masukan dalam pasal-pasal pasal 18 mengenai penyusunar rencana tata ruang yang berkaitan dengan lahan untuk fungsi pertahanan dan keamanan sebagai subsistem rencana tata ruang wilayah diatur dengan peraturan Pemerintah. Perlu dijelaskan batasab kawasan untuk kepentingan perthanan dan keamanan mengingat banyak luasan tanah milik TNI dengan pemafaatan yang bervariasi missal untuk perumahan dinas bahkan untuk asrama bahkan lebih daripada itu sudah berubah fungsi disini tidak ada keberdayaan daripada pemerintah daerah. Walaupun pemeriintah daerah kota Surabaya sudah mempunyai Master P!ansampai dengan Rt/Rw yang disahkan didalamnya kawasan itu tetap kawasan militer seperti RVRw yang akan kami serahkan bahwa Eksekutif Summary at Surabaya bisa terjadi perubahan jadi tolong ada penegasan disini karena Pemerintah kota tidak berdaya perihal inbi yang berikutnya kami ingin memberi masukan perpasal yaitu di bab 5 pasal 25 ayat 1 karena kami telah menerima kemarin bahwa, kemarin pagi pukul 10 kita terima sehingga kami sempat sedikit membaca gitu jadi uraian ketentuan adalah susunan Rt/Rw wilayah kabupaten dilakukan dengan mengacu kepada Rt/Rw nasional dan Rt/Rw propinsi .mohon kata-kata mengacu pada ketentuan pasal 25 kajian kita ayat tersebut. Perlu dipertegas arti makna mengacu ini memiliki arti bermakna harus sesuai, apa tidak bertentangan atau tidak menyimpang yang memberikan perencanaan bersifat top down, dan sifat absolud, sedangkan antara Rt/Rw nasional dan propinsi dan Rt/Rw kota memiliki muatan dan tingkat kedalaman yang berbeda, karena seperti kita ketahui bahwa Rt/Rw itu ada tiga, nasional, propinsi dan kota. Masukan sesuai dengan ketentuan dan penjelasan Pasal 6 ayat (2) dalam RUU ini bahwa Penataan Ruang Wilayah Nasional, provinsi dan Kabupaten dilakukan terpadu dan bersifat komplementer atau saling melengkapi, bersinergi

ARSIP D

PR RI

Page 10: 133 - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170607-021935-8915.pdfmasing anggota juga kita ada penyempurnaan yang lebih dari sedalam sandingan pasal-perpasal itu

142

F-PDl·P (WILLEM M. TUTUARIMA, SH ) : Saya Wiiiem Tutuarii dari Komisi VII Fraksi PDl-P daerah Pemilihan Jawa Tengah I, Kata

Semarang.

F· PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (IR. ABDUL HAKIM, MM) : Assalamu'alaikum Wr. Wb. Saya Abdul Hak:im fraksi dari Partai Keadilan Sejahtera Komisi

V. daerahpemilihan Lampung 11, terima kasih.

F - PPP ( IR. H.A. RAHMAN SYAGAFF) :

Saya Rachman Sangap dari Komisi V dari daerah pemilihan Jawa Barat V, Bekasi dan Depok dari FPP

Dengan demikian saudara sekalian waktu sampai dengan Pukul 16.00 Wib pak, jika rekan­rekan sepakat pak, karena sesuai dengan tata tertib kita rapat sampai jam 16.00 Wib, kecuali kalau memang dengan berkeras hati, kita untuk melanjutkan dapat diperpanjang. Yang hadir disini sudah lengkap, ada Bupati, ada Menteri, walaupun ada 5 orang tapi sudah lengkap. Jadi saka kira demikian, kimi persilahkan

F·PG (DR. H. BOMER PASARIBU, SH, SE, MS) : Assalamu'alaikum, nama saya Bomer Pasaribu, dari daerah pemilihan Sumatera Utara

dari fraksi Golkar.

KETUA RAPAT :

Silakan, barangkali sambil diperkenalkan pak, dari mana dulu pak, dari Parimanan atau Surabaya atau semarang., ya silakan.

KABUPATEN PADANG PARIAMAN :

Terima kasih kami dari kabupaten Padang Pariaman, sebelumnya menyampaikan maaf pak Bupati bapak Husein Kasim, karena sore ini kebetulan Bapak SBY mencanangkan pemberantasan kemiskinan, berbasis nagari itu Sumatera Barat tepatnya di Kabupaten Padang Parimanan, kami sehari-hari adalah asisten tata periintahan pak, nama Nasrun.

FARHAN :

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat sore dan salam sejahtera untuk kita sekalian, kami mohon izin Bapak Walikota

Semarang yang sedianya tadi pagi masih berkenan hadir secara pribadi tetapi ada hal yang mendadak, sehingga diserahkan kepada kami, saya nama Farhan dari Bapeda Kata Semarang Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

TRISISWANTO :

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Perkenalkan nama saya Trisiswanto, kebetulan dipercaya di dinas di Badan Perencanaan Pembangunan kota Surabaya, mohon izin bapak Walikota masih ikut pembahasan Pansus RUU Pajak di bawah dan bapak Wakil Walikota ada undangan di Departemen Perhubungan berkaitan dengan angkutan masal, sehingga ada pembagian tugas, demikian bapak, terima kasih.

KETUA RAPAT :

Ya saya kira kami persilakan yang mana dulu pak untuk menyampaikan pandangan maupun penyempurnaan materi silakan.

ARSIP D

PR RI

Page 11: 133 - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170607-021935-8915.pdfmasing anggota juga kita ada penyempurnaan yang lebih dari sedalam sandingan pasal-perpasal itu

143

SEMARANG :

Te~hla kasih, satu hal yang perlu kami sampaikan berkaitan dengan rencana revisi UU No. 24 Ta~un 1992, yang pertama adalah perlu kami sampaik.an kota Semarang secara runtut telah mentaati UU No. 24 Tahun 1992, sejak sebelum UU tentang Penataan Ruang itu sendiri terbit, KotaSemarang juga teilah melakukan yang namanya rencana lnduk kota yagn pada saat itu disahkan pada tahun 1985, dan secara periodic itu kita konsisten ketika UU No. 24 Tahun 1992 terbit, kota Semarang mengikuti aturan berdasarkan UU. tersebut yang telah menerbitkan satu bu ah Perda dan em as, sebelas Perda dan satu Perda tentang Tata Ruang Wilayah dan 10 Perda tentang Tata Ruang Kota yang terbikin di 10 PPK, jadi 10 Perda dan sesuai dari amanat UU No. 24 Tahun 1992 juga tiap 5 tahun direvisi, Alhamdullillah secara konsis juga merevisi Perda tersebut, sehingga yang terakhir kota Semarang telah menetapkan satu Perda RT/RW yang merupakan evaluasi Perda sebelumnya dan 1 O Perda tentang Rencana Tata Ruang Kota yang merupakan revisi dari 1 O Perda rencana tata letak ruang kota tersebut disatu sisi kota Semarang juga telah menetapkan beberapa rekugasi yang merupakan hirarki daripada Rencana Tata Ruang Kota berdasarkan UU No. 24 Tahun 1992 yaitu Rencana Tata Bangunan Perda, Rencana Tata Bangunan dan dukungan yaitu dikawasan kota lama yang merupakan daerah lridat kota dan kemudian kita juga menyusun beberapa studi yang segera kota regulasikan termasuk peraturan berkaitan dengan kawasan pantai, kemudian peraturan yang berkaiatan dengan kawasan-kawasan yang lain yang cepat tumbuh misalnya di daerah Simpang Lima, daerah peri-peri kota, perlu kami sampaikan bahwa berdasarkan kebetulan kami adalah salah satu anggota ikatan Audi Perencana sehingga kita mendapatkan naskah akademis maupun draft rencana revisi UU No. 24 Tahun 1992 tersebut, apa yang telah kami pelajari satu hal bahwa untuk menjadi catatan bahwa kami mengingatkan bapak Pimpinan maupuan anggota Pansus yang kami hormati bahwa jangan sampai revisi UU No. 24 Tahun 1992 ini nasibnya sama dengan ketika semangat Pemerintah melakukan UU yang berkaitan dengan Pemerintahan Daerah.

Jadi pada saat itu revisi UU No. 5 Tahun 1974 terbit UU No. 22 Tahun 1999 berkaitan dengan Pemerintahan Daerah ternyata UU tersebut hanya seumur jagung pak, karena disana sini telah artinya tidak seusia dengan keadaan tuntutan dari pada situasi pemerintahan yang ada sehingga terbit UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Dengan demikian UU tersbut, UU yang baik adalah UU yang ketika itu bisa dilakukan seoptimal mungkin dalam arti mempunyai masa waktu yang sangat panjang sebagai contoh ada UU Pokok-pokok Agraria yang sejak tahun 1960 sampai sekarang itu masih sangat bisa dilakukan pelaksanaannya di lapangan, jadi itu se~uah UU atau pantauan dari daerah bahwa UU dapat terlaksana secara baik dan berumur panjang, jangan sampai dalam suatu pemerintahan gonta-ganti gitu, itu harapan kami. Berkaitan qengan itu beberapa catatan kami juga berkaitan dengan UU revisi UU No. 24 Tahun 1992 adal;:ih yang pertama adalah masalah kawasan Metropolitan, kawasan metropolitan ini belum menukik p~a permasalahan yang ada. Sejak UU No. 24 Tahun 19992 sehingga banyak daerah kota yang .terjabak berkaitan dengan definisi tentang kawasan metropolitan, kawasan metropolitan didalam UU No. 24 Tahun 1992 khususnya berkaitan dengan kawasan perkotaan disana hanya menjelaskan kawasan perkotaan adalah kawasan yang aktifitas kegiatannya adalah non pertanian. Kawasan pedesaan adalah kawasan yang kegiatannya dengan konsentrasi adalah pertanian. Kemba!i p()da kawasan metropolitan di seluruh dunia yang kami lihat itu yang namanya metropolitan yang namanya konsep desa itu juga masih ada pak, di Australia, itu juga masih ada , yang namanya suburban atau plural urban, kalau orang Jawa Suburban jadi ngomongnya, suburban ~gitu pak, permasalahannya adalah ketika UU No. 24 Thn 1992 itu terbit katakanlah kota Semarang itu mempunyai daerah feri-feri kota yang merupakan daerah konsentrasi yang harus dipe~ahankan sebagai cirri pluralnya, sehingga amanat di dalam Perda kita adalah kawasan feri-feri kota ini dipertahankan sebagai daerah konservasi yaitu di daerah kecamatan Wijen, Kee. Gunung Pati, ini merupakan daerah suburban yang harus dipertahankan di dalam tata ruang, konsepnyadesa-kota. Namun dalam UU No.24 Thn 1992 dan kami melihat revisi UU dan rencana revisi UU, No. 24 Thn 1992 masih mencerminkan kawasan metropolitan adalah kawasan yang mencermin~an ciri kegiatannya adalah perkotaan, kalau ini dilakukan hal ini akan menjebak bahwa kota-kota .~i Indonesia ketat artinya adalah kegiatan utamanya akan menjadi daerah - daerah

! ! ' .i

ARSIP D

PR RI

Page 12: 133 - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170607-021935-8915.pdfmasing anggota juga kita ada penyempurnaan yang lebih dari sedalam sandingan pasal-perpasal itu

144

perkotaan tanpa mnegenyampingkan sepak terjang buat seorang Gubernur masa lalu yaitu Alisadikin,saya masih ingat Bang Ali itu, Semarang teorinya seperti 11tu pak, ingin mempertahankan kawasan pasar Minggu sebagai kawasan konservasi, ingin mempertahankan Condet sebagai kawasan cagar budaya tetapi apa yang terjadi sampai sekarang kawasan pasar Minggu karena tuntutan metropolitan disana tumbuh menjadi mall aktifitasnya perkotaan yang mungkin nanti ada Depok pak, saya masih ingat waktu saya kecil pak, sering ada nyanyian papaya, mangga, pisang jambu, didapat dari Pasar Mlinggu, karena daerah itu harus dipertat1ankan, Semarang juga punya daerah itu dan apabila kita terjebak UU No. 24 Tahun 1992 tentang Penataan Tata Letak Ruang, kita bisa konvius daerah-daerah yang harusnya konservasi ciri khasnya akan menjadi perkotaan, ini berbahaya bagi tumbuhnya kota-kota di Indonesia, sedangkan luar negeri sendiri masih masih mempertahankan daerah ini sebagai suburban atau plural urban, jadi ini kita harus tegas mengenai metropolitan, kemudian yang kedua kami melihat ketentuan ruang terbuka hijau disana dimuat di revisi itu 30 %, 30 % pak yang saya baca ini harus hati-hati pak, karena semua kota-kota di Jawa khususnya ini di design ketika kondisi kota rata-rata sudah terbangun 60 - 70 %. Jadi kita sudah terbangun itu 60 - 70 %, nah berkaitan dengan ketentuan ruang tata kota terbuka hijau perlu sertifikasi pak, untuk sementara kota-kota di Jawa dan di luar Jawa, kalau luar Jawa dan Jawa disamakan tidak bisa pak, jadi itu, kemudian kota pemerintah kota dan pemerintah kabupaten, kemudian sanksi yang ketiga ini juga masih bersifat administrative, Iha kalau sanksi ini masih bersikap administratif Iha kejadiannya Iha maaf pak, kaya Lapindo itu siapa yang bertanggung jawab, pak ini misalnya seperti itu, itu akan terjadi di daerah-daerah yang lain, misalkan itu, ini perlu dipikirkan lebih masak, kemudian yang keempat belum rnenukik pada permasalahan­permasalahan matra-matra yang lain sementara terbatas pada matra daerah misalnya berkaitan dengan masalah pantai, masalah reklamasi sampai sejauh ini pernerintah kota dan pemerintah kebupaten masih bingung berkaitan dengan landasan atau aturan hokum yang berkaitan dengan masalah reklamasi dan kasus-kasus pantai yang lain, jadi masih terjebak masalah matra. Daerah RUU Tata .. Ruang ini belum melihat misalnya matra daerah berkaitan dengan keselamatan kawasan operasi penerbangan, kemudian yang kelima, pak kami belum melihat adanya komisi independen, jadi ketika terjadi problem tata ruang katakanlah di kota Semarang yang mungkin mencuat nasional adalah kasus rencana jalan tol Semarang - Solo, ini perlu penyesuaian adanya kalau dibentuk komisi independent semacam KPUD-nya ditingkat daerah, sehingga ketika ini disampaikcm ke komisi independent, biar komisi independent ini yang menilai yang anggotanya jelas dilua.~ pemerintah, kemudian yang keenam, pemanfaatan ruang kawasan strategis yang bernilai sejarah, sebagai contoh pak, dikota Semarang ini ada yang namanya kawasan yang nilai ekonominya tinggi yaitu pak Willem mesti tahu pasar Johar misalnya itu, namun pasar itu harus dilestarikan, ketika pasar itu dilestarikan sebagai sebuah Heritage kota berkaitan dengan penataan ruang ini belum diatur berkaitan dengan UU Penataan Ruang yang ada, itu yang keenam, jadi kami singkat-singkat saja. Kemudian yang ketujuh, belum mengatur tentang ketelitian peta berkaitan dengan beberapa hirarki tata ruang baik itu RT/RW, RDTRK dan kemungkinan ruang terbuka hijau atau mungkin RTBR, jadi itu secara singkat tidak adil jika saya bercerita panjang lebar berkaitan dengan masalah-masalah revisi UU ini, namun nanti beberapa catatan, nanti akan kami serahkan kepada bapak dan lbu anggota Pansus yang kami hormati, kurang lebihnya kami mohon maaf dan terima kasih atas kesempatannya, Wassalamu'alaikum Wr.Wb.

KETUA RAPAT :

Terima kasih pak, jadi memang kita untuk presentasi bapak-bapak tidak memberikan batas waktu pak, yang penting jam 16.00 Wib selesai, totalnya saja tidak apa-apa, yang baru datang dari Depok, ya pak ya, mungkin diperkenalkan dulu pak.

WALIKOTA DEPOK :

Baik Bapak Pimpinan, bismillahirrachmanirachim, Asalamu'alaikum Wr. Wb, selamat sore dan salam. sejahtera bagi kita semua. Pertama-tama Bapak Pimpinan, mungkin kami menyampaikan permohonan maaf Bapak Walikota yang sedianya akan hadir disini tetapi mendadak ada tugas, sehingga beliau mendelegasikan kepada kami berdua pak, perkenalkan nama saya Abdul Haris, kemudian disamping kanan saya Bapak Dadang Wihana sebagai kepala

ARSIP D

PR RI

Page 13: 133 - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170607-021935-8915.pdfmasing anggota juga kita ada penyempurnaan yang lebih dari sedalam sandingan pasal-perpasal itu

145

Bidang lnfrastruktur dan Pengembangan ekonomi daerah. Di Bapeda Depok pak, jadi Bapeda Depok sekarang sangat ramping, sehingga yang tadinya 2 bidang di gabung menjadi satu, itu mungkin ,ppk yang perlu kami sampaikan, kemudian mungkin ada beberapa hal yang kami sampaikan dari Depok, mungkin akan disampaikan oleh Bapak Dadang Wihana, kepada Bapak Dadang kami persilakan atas seizin Bapak Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Saya rasa langsung saja pak, habis ini mungkin Padang Parimanan setelah itu baru Surabaya.

WALIKOTA DEPOK (DADANG WIHANA) :

Terima kasih, Assalamu'alaikum Wr. Wb. Pimpinan yang saya hormati dan Pak Kepala yang saya hormati, Bapak dan ibu sekalian,

mungkin ada beberapa hal yang perlu kami sampaikan tentunya, baik dengan revisi ini memang sebetulnya kami belum terima juga pak pada revisi undang-undang Penataan Ruang ini, sehingga tidak bisa secara substantive mungkin untuk memberikan masukan ini yang pertama, akan tetapi ada beberapa hal yang menjadi kendala terutama untuk di lapangan, pernah kami berdiskusi beberapa pakar gitu ya, terutama di dalam pengendalian tata ruang, akan tetapi jawaban itupun tidak ada jawaban yang pasti dan merekapun menyerah, apa pertanyaan itu, saya pernah mendengarkan begini, sebetulnya berapa sih idialnya sebuah kota dihuni oleh komunitas, dalam hal ini penduduk, sehingga kita bisa mengendalikan antara kebijakan tata ruang dengan kebijakan kependudukan, sebagai contoh, Depok saat ini memiliki kurang lebih 200 Km2, dihuni oleh kurang lebih 1,4 juta jiwa, ini akan terus berkembang hingga tahun 2010 diproyeksikan mencapai 1,9 juta jiwa, nah kelemahan di dalam kebijakan tata ruang kita tidak punya patokan sebenarnya, misalkan sebuah kota seprti Depok gitu ya, berapa idealnya sebuah kota itu untuk menampung populasi penduduk begitu, sehingga kebijakan penataan ruang demikian pula revisi selalu mengikuti trend, kita lihat setiap 5 tahun amanat undang-undang bahwa Rt/Rw itu harus dievaluasi/direvisi, akhirnya revisi itu apa ? kita mengikuti trend aja menyesuaikan dengan trend, kalau ada alih fungsi lahan, kiti:i justifikasi di dalam revisi itu, sehingga di dalam kesempatan ini mudah-mudahan banyak tim ahli disini bahwa harus ada batasan bahwa sebuah kota misalkan dengan luas sekian Km2 idealnya bisa menampung , isalkan jumlah penduduk sekian gitu, sehingga kebijakan tata ruang terkait jugq dengan kebijakan kependudukan, itu yang pertama.

Kemudian yang kedua, perlu juga ada satu regulasi yang mengatur tentang indicator di dalam pengendalian tata ruang, kira-kira indicator pengendalian tata ruang itu apa saja, dan saat ini memang kita untuk kabupaten kota masih buta, masih ngawang-ngawang dan membuat indicator sendiri, tidak ada standarisasi ditingkat nasional, itu yang kedua, lalu yang ketiga, bahasa tata ruang ini adalah bahasa yang baru dimengerti oleh kalangan elitis, akademisi dan kelompok­kelompok, mungkin medle class keatas, akan tetapi bagi masyarakat bawah, itu sulit untuk memahami apa sih tata ruang, nah ini kira-kira bagaimana membahasakan ini, memang ini dalam tataran implementasi ini tidak didatar implementasi barangkali ada satu formula untuk membahasakan bahasa. tata ruang kedalam bahasa yagn mudah dimengerti oleh masyarakat secara umum, itu yang ketiga, lalu yang keempat kita khawatir dengan berbagai kejadian saat ini pak, mungkin saya tidak berfikir di luar Jawa tetapi di Jawa saja seperti Jawa Barat, pantai utara dan pantai selatan telah terjadi degradasi ling:kungan yang sangat besar, cianjur selatan, Sukabumi selatan dan setiap daerah berlomba untuk mengeksploitasi wilayah yang bersangkutan, baik itu yang dilakukan penambangan hutan dilakukan yang dilakukan oleh Perhutani itu sendiri maupun . pemerintah daerah itu sendiri. Nah mungkin perlu penegasan juta terutama untuk kawasan~kawasan lindung kira-kira diwilayah selatan Jawa itu berapa % sih kawasan lindung dan sebagainyi3, lalu sekalian informasi bahwa untuk kota Depok, Kota Depok yang saya katakana tadi memiliki luas wilayah 200 Km2 , saat ini kawasan terbangunya baru mencapai 49, 77 %, inipun sebetulnya target 2010 itu 49,60 % akan tetapi karena tadi kebijakan penataan ruang kurang terintegrasi dengan kebijakan kependudukan karena kebijakan kependudukan ini tidak parsial gitu pak, kita tidak bisa melarang orang-orang dari Pemda di luar Depok masuk ke Depok, jadi urbanisasi ke Depok itu sangat-sangat tinggi, ini karni rnohon juga menjadi input bagi bapak-bapak

ARSIP D

PR RI

Page 14: 133 - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170607-021935-8915.pdfmasing anggota juga kita ada penyempurnaan yang lebih dari sedalam sandingan pasal-perpasal itu

146

di lembaga perwakilan bagaimana untuk memecahkan itu, apa yan~1 terjadi, timbul slot area yang demikian banyak, timbul sguater yang demikian banyak, untuk slot area mungkin daerah bisa untuk menangani itu, akan tetapi untuk squater, pemukiman illegal misalnya, siapa yang bertanggung jawab, harusnya pemerintah pusat ataupun pemerintah propinsi sebagai wakil dari pemerintah pusat dan dalam kesempatan ini untuk kota Oepok sendiri, Oepok sebagai poros Jabodetabek mungkin bapak dan ibu sekalian saat ini gencar dengari megapolitan, nah bagaimana undang-undang ini mengakomodasi kepentingan Bodetabek, Bodetabek Jur, kalau Jakarta mungkin karena sudah berada diatas, kalau wilayah Bodetabeknya adalah daerah pinggiran yang mungkin kadang-kadang juga sering terpinggirkan begitu, karena apa ? saat ini OKI Jakarta dengan revisi undang-undang tentang lbukota Negara, kami melihat bahwa OKI Jakarta ini menjadikan kotanya multifungsi, ya pusat perdagangan, ya pusat Jasa, ya puat perkantoran dan pusat-pusat lainnya, sehingga beban-beban Jakarta ini sangat-sangat tinggi dan berpengaruh ke wilayah bodetabek, maka dari itu saat ini ada ide untuk mengintegrasikan penataan ruang untuk Jabodetabek Jur bagi wilayah pinggiran, ya silakan saja yang penting juga kepentingan daerah bisa diakomodir, saya kurang begitu paham apakah di dalam revisi undang-undang penataan ruang ini juga masuk terkait juga kawasan Bodetabek Jur, karena ada Keppres yang mengatur, kalau tidak salah juga ada regulasi-regulasi yagn secara khusus mengatur tentang Jabodetabek Jur, saya kira mungkin untuk awalan itu yang bisa kami sampaikan, karena kami belum menerima draft revisi itu, sehingga kami tidak bisa secara substansi dan komprehensif utnuk menyampaikan itu, terima kasih, Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

KETUA RAPAT:

Jadi Pak Oadang intinya setuju dengan Megapolitan dengan syarat ya, tadi soal megapolitan mungkin dapat dibicarakan lebih dalam lagi, ya silakan dari Padang Pariaman.

KABUPATEN PADANG PARIAMAN: (NASRUN)

T~\ima kasih, sebelum kami menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan RUU PenataanRuang ini, kami sampaikan dulu kondisi Kabupaten Padang Pariaman mengenai tata ruang, walaupun ada undang-undang terdahulu yaitu UU No. 24 Tahun 1992 kondisi Kabupaten Padang Pariaman untuk penataan ruang wilayah sampai saat ini belum menetapkan Perda-nya, hal ini karena Kabupaten Pdang Pariaman semakin lama semakin berkurang wilayahnya, pada Tahun 1980 3 kecamatannya masuk kota Padang, kemudian tahun 1999Kabupaten Mentawai menjadi Kabupaten baru, kemudian tahun 2002 Iha ini kota otonom kota Kabupaten Padang Pariaman ini kota administrasi Pariaman menjadi kota otonom, jadi semakin lama semakin berkurang dari 6000 Km2 lebih wilayah itu sekarang tinggai 1300 Km2 untuk itu wilayah Kabupaten Padang Pariaman, namun demikian Kabupaten Padang Pariaman selama ini sudah menyusun yang pertama yaitu peraturan daerah No. 7 tahun 2001 tentang rencana detail tata ruang daerah kawasan bandara Ketaping, sekarang bandara itu terkenail dengan bandara internasional Minangkabau, jadi itu yang kita susun selama ini, kemudian yang kedua yaitu peraturan daerah Nomor 5 tahun 2004 peraturan daerah tentang kawasan strategis kabupaten Padang Pariaman, ini ada kaitannya dengan RUU ini, maksudnya disini ialah yang pertama kita langsung saja membuka yaitu pasal 9 pak, dari dokumen yang kami dapat ini yaitu disini pada pasal 9 ayat (2)-nya itu ditentukan tugas Menteri yang ditunjuk oleh Presiden utnuk menyelenggarakan penataan tata ruang itu termasuk didalamnya adaalah substansi pengisian-pengisian penyelenggaraan tata ruang antar propinsi dan atau antar propinsi dengan kabupaten kota, namun dalam hal ini kita mengusulkan .kiranya untuk Kabupaten kota didalam satu propinsi itu tentunya tidak perlu diselesaikan oleh Menteri tetapi diselesaikan oleh Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di daerah, kiranya perlu dibuatkan secara jelas disini peran Gubernur untuk memfasilitasi pengisian posisi ini, yang ada disini hanya dominant dan pengusaan pelaksanaan, apakah dalam konsep ini termasuk. sekalian fasilitasi tentang pengisian tata ruang antar kabupaten di dalam satu propinsi atau kabupaten atau kota dalam propinsi yang bersangkutan, sebab kami berselisihan sebelah selatan dengan kota Padang, sebelah utara dengan sebelah timur itu dengan kabupaten yang lain, kalau kabupaten Solak sebelah utaranya dengan kabupaten Agam,. jadi perlu dicantumkan apa peran atau kewenangan Gubernur lebih jelas disini di dalam memfasilitasi ini, jangan sampai nanti perselisihan sekali lagi antar kota dan Kabupaten di Propinsi ini diselesaikan oleh

ARSIP D

PR RI

Page 15: 133 - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170607-021935-8915.pdfmasing anggota juga kita ada penyempurnaan yang lebih dari sedalam sandingan pasal-perpasal itu

147

Menteri, kan begitu, kemudian berikutnya mengenai masalah jangka waktu rencana tata ruang diwilayah kabupaten adalah 20 tahun dalam kesempatan ini kita mengusulkan kiranya ini dijadikan 25 tahun, sama dengan jangka waktu penyusunan pra kabupaten, kalau untuk revisinya atau peninjauan'kembali ini 1 kali dalam lima tahun kita setuju dengan hal itu, kemudian setuju juga dengan perencanaan kabupaten dan daerah, namun pada keemptan lain khusus kita katakan disini bahwa ada pasal yang mengatakan rincian dari tata ruang itu yaitu mengenai masalah kwasan strategis di pasal 27 renca~a tata ruang dan pedoman dan tata ruang strategis kabupaten Sesek dipakai sebagaimana disebut di ayat (1) diatur dengan peraturan Bupati dan pedoman dan tata caranya kita susun saja, tetapi dalam penentuan kawasan strategis itu diatur dengan peraturan daerah, sebab dalam hal ini kaitannya dengan kebijakan disini oleh DPRD dan pendanaan untuk membangunan wilayah dari tata ruang itu alkan lebih mulus penyediaan dananya, kemudian pasal 21, proporsi ruang public ditetapkan sed~kitnya 40 % dari luas wilayah kota yang diperuntukan bagi ruang terbuka hijau public dan ruang terbangun public, tetapi kita sependapat dengan Semarang ke depan bahwa pilihannya dibagi klasifikasi tersusun, kalau perencanaan kota baru itu mungkin bisa 40 %,, maksudnya disini kota kabupaten Padang Pariaman dengan adanya terbentuknya ibukota Sleman ini letak administrasinya untuk menjadi kota otonom, ini kita pindah ke kota yang baru, kiranya untuk kota yang baru ini ruang terbuka hijau dan public ini mungkin bisa antara 30 sampai 40 %, namun kalau terhadap kota-kota yang lama termasuk juga kecamatan tentunya hal ini lebih kecil prosentasenya untuk diperuntukan bagi ruang terbuka hijau dan ruang terbangun public. Kemudian mengenai sanksi, mengenai sanksi kita setuju dengan apa yang disampaikan undang-undang ini, karena disini dikatakan disatu sisi pengenaan sanksi administrative sebagai mascot ayat (1) dapat dikenakan denda yang nilainya berdasarkan perundangan yang berlaku ini pada pasal 61 ayat (2), namun pada ayat (3)-nya dikatakan ketentuan lebih lanjut mengenai kementerian atau ttata cara pengenaan sanksi sebagaimana ayat (1) dan (2) diatur dengan peraturan pemerintah, maksud kami semula ialah tentunya ini dipertegas apa sanksi minimum untuk denda dan maksimumnya denda itu, namun disini ada aturan yaitu diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah, tentunya didalam peraturan pemerintah ini dikenaka~ ?anksi denda maksimumnya, nah kalau sanksi dendanya kecil, kami kira nanti itu orang mudah saja untuk mengabaikan Perda mengenai tata ruang ini, namun kalau sanksinya cukup besar, tentu selama ini orang akan pikir-pikir untuk melakukan pelanggaran dari peraturan tata ruang . Demikian yang bisa kami sampaikan pada kesempatan ini, untuk sementara kami ucapkan terima kasih, Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

KETUA RAPAT:

Silakan dilanjutkan dari Surabaya, silakan Pak.

PEMDA SURABAYA (TRISISWANTO) :

Trisiswanto pak nama saya, kebetulan pak Musdik masih ikut dibawah membahas masalah Pajak anggaran dengan bapak Walikota, mohon izin dari pemerintah kota Surabaya memberi masukan hanya dua yaitu masukan secara umum dan masukan substansi ke dalam pasal-pasalnya, jadi untuk masukan secara umum kita ada a, b dan c, jadi hanya tiga saja, jadi pertama, kebijakan otonomi daerah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam penyelenggaraan penataan ruang, karena itu sudah seharusnya RUU penataan ruang harus lebih menekankan pendekatan bottom up bukan top down, dimana antara penataan wilayah Nasional, Propinsi, .dan Kabupaten maupun kotasaling melengkapi satu sama lain saling bersinergi sehingga tidak tumpang tindih. Yang c agar penataan ruang wilayah Nasional, Propinsi, dan Kabupaten saling melengkapi bersinergi dan tidak tumpang tindih maka dalam RUU perlu diperjelas tentang batasan kewenangan dalam penataan ruang dalam Pemerintah pusat, Pemerintah Propinsi, Kabupaten, maupun kota agar juga tidak terjadi konflik kepentingan. lni penting sekali karena banyak kami akan menceritakan konflik-konflik kepentingan yang ada di kota Surabaya. Penataan ruang meliputi wilayah yang mencakup daratan hendaknya lautan dan ruang udara sebagai satu kawasan karena hal itu dalam rencana UU penataan ruang ini perlu juga diatur tentang penataan ruang kelautan dan udara. Ketentuan tentang penataan ruang dan udara sangat diperlukan mengingat ketentuan-ketentuan dalam UU No.32 Thn 2004 tentang pemerintahan daerah bahwa pemerintah Kabupaten juga memiliki kewenangan dalam penataan ruang laut sejauh 4 mill atau

ARSIP D

PR RI

Page 16: 133 - berkas.dpr.go.idberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/1-20170607-021935-8915.pdfmasing anggota juga kita ada penyempurnaan yang lebih dari sedalam sandingan pasal-perpasal itu

148

1/3 dari kewengana Propinsi sedang substansi masukan dalam pasal-pasal pasal 18 mengenai penyusunan rencana tata ruang yang berkaitan dengan lahan untuk fungsi pertahanan dan keamanan sebagai subsistem rencana tata ruang wilayah diatur dengan peraturan Pemerintah. Perlu dijeiaskan batasab kawasan untuk kepentingan perthanan dan keamanan mengingat banyak luasan tanah milik TNl dengan pemafaatan yang bervariasi missal untuk perumahan dinas bahkan untuk asrama bahkan lebih daripada itu sudah berubah fungsi disini tidak ada keberdayaan daripada .pemerintah daerah. Walaupun pemerintah daerah kota Surabaya sudah mempunyai Master Plansampai dengan Rt/Rw yang disahkan didalamnya kawasan itu tetap kawasan militer seperti Rt/Rw yang akan kami serahkan bahwa Eksekutif Summary at Surabaya bisa terjadi perubahan jadi tolong ada penegasan disini karena Pemerintah kota tidak berdaya perihal inbi yang berikutnya kami ingin memberi masukan perpasal yaitu di bab 5 pasal 25 ayat 1 karena kami telah menerima kemarin bahwa, kemarin pagi pukul 10 kita terima sehingga kami sempat sedikit membaca gitu jadi uraian ketentuan adalah susunan Rt/Rw wilayah kabupaten dilakukan dengan mengacu kepada Rt/Rw nasional dan Rt/Rw propinsi .mohon kata-kata mengacu pada ketentuan pasal 25 kajian kita ayat tersebut. Perlu dipertegas arti makna mengacu ini memiliki arti bermakna harus sesuai, apa tidak bertentangan atau tidak menyimpang yang memberikan perencanaan bersifat top down, dan sifat absolud, sedangkan antara Rt/Rw nasional dan propinsi dan Rt/Rw kota memiliki muatan dan tingkat kedalaman yang berbeda, karena seperti kita ketahui bahwa Rt/Rw itu ada tiga, nasional, propinsi dan kota. Masukan sesuai dengan ketentuan dan penjelasan Pasal 6 ayat (2) dalam RUU ini bahwa Penataan Ruang Willayah Nasional, provinsi dan Kabupaten dilakukan terpadu dan bersifat komplementer atau saling melengkapi, bersinergi dan tidak tumpang tindih, karena itu kata mengecu perlu disempurnakan agar tidak meninggalkan kesan top down, dan bersifat absolud muatannya. Bersifat strategis yang menyangkut kepentingan nasional dan regional yang perlu dipedomani dan penataan ruang kabupaten, jadi jelas kewenangan pemerintah kota ketika ada kawasan militer disana absolud tegas, jadi kita bersama­sama bisa mengamankan kawasan tersebut tetapi tidak semuanya menjadi absolud, sehingga daerah itµ. tidak dapat berkembang, sehingga kami memohonkan penyempurnaan pasal ini. Penyusunan tata ruang wilayah kabupaten dilakukan dengan memperhatikan dan solusi selanjutnya diberikan uraian muatan Rt/Rw nasional dan propinsi harus diperhatikan dalam penyusunan Rt/Rw kabupaten adalah muatan yang bersifat strategis dan menyangkut kepentingan nasional dan regional. Jadi ada ketegasan-ketegasan didalam pemlbahasan. Berikutnya Pasal 27 ayat (2), rencana detail tata ruang kota ditetapkan berdasarkan peraturan daerah. lni adalah uraian ketentuan yang diajukan dalam Rt/RW nasional, kajian kami proses penetapan peraturan daerah atau Perda rencana detail tata ruang kabupaten kota akan memerlukan waktu yang cukup panjang, mulai dari penetapan DPRD, evaluasi pemerintah pmpinsi sampai dengan penetapan ditingkat pusat, karena itu perlu dipertimbangkan kembali ketentuan tentang penetapan RTIR dengan sebuah Perda, masukan kami untuk produk rencana tata ruang kabupaten kota hanya rencana tata ruang wilayah saja yang menjadi produik Perda.

ARSIP D

PR RI