v. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama daslintan

31
KEHILANGAN HASIL DAN KEPUTUSAN EKONOMI PENGENDALIAN HAMA

Upload: hario-sadewo

Post on 26-Jul-2015

512 views

Category:

Science


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

KEHILANGAN HASIL DAN KEPUTUSAN EKONOMI PENGENDALIAN HAMA

Page 2: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Pengenalan gejala dan tanda-tanda serangga, tungau dan hama lainnya

Lokasi kerusakan pd tanaman akibat aktivitas pemakanan oleh serangga dan tipe kerusakannya penting diketahui oleh kita

Kutu daun

uret

Pengorok daun

Daun sobek2

Kutu sisik

Page 3: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Gejala serangan vs Perilaku Pemakanan

Serangga pengunyah :- Memakan jaringan tanaman seperti daun, bunga, pucuk

dan ranting/batang- Indikasi kerusakan : pinggiran daun sobek dan atau

berlubang, mengelupas dan adanya korok (lubang)- Larva/imago kumbang, ulat, belalang, dll- Kerusakan yang disebabkan dapat digunakan untuk

identifikasi serangga hama dan stadia serangga tersebut

Page 4: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Gejala serangan vs Perilaku Pemakanan

Kerusakan serangga pengunyah:- Daun gundul dimakan oleh ulat secara bergerombol dan

menyisakan tulang daun- Sebagian daun hilang oleh belalang atau ulat- Permukaan daun rusak/terkelupas oleh thrips, larva kumbang,

keong- Korokan pada daun oleh ulat pengorok (leafminer)- Gerekan pada ranting dan cabang oleh ulat dan larva kumbang.

Biasanya terdapat kotoran coklat pada lubang gerekan- Tanaman kerdil karena perakaran dimakan larva kumbang

(uret)

Page 5: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Gejala serangan vs Perilaku Pemakanan

Kerusakan serangga pengunyah:- Daun terlipat/bersatu pada tan kacang dan kapas karena

adanya ulat Lamprosema indicata dan ulat Sylepta sp memakan jaringan daun dari dalam lipatan itu

- Daun menggulung pada tan pisangkarena ada ulat Erionota thrax

- Pucuk dan bunga kacang panjang rusak dimakan ulat Maruca testulalis menyebabkan produksi turun

- Bibit/tanaman sayuran terpotong karena ulat tanah Agrotis ipsilon

Page 6: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Gejala serangan vs Perilaku Pemakanan

Serangga pengisap :- Serangga mengisap cairan tanaman menggunakan alat mulut

yang disebut cucuk atau probosis- Yang termasuk ke dalam serangga pengisap adalah aphid,

kutu sisik, kutu dompolan (mealy bugs), kepik, wereng dan thrips

- Gejala yang ditimbulkan : bintik kuning, perubahan warna, layu, layu, tanaman lemah dan embun madu. Embun madu ialah kotoran asal kutu sisik, kutu dompolan dan wereng

- Serangga pengisap tertentu mengeluarkan toksin yang dpt menyebabkan tanaman jadi sakit. Kerusakan itu dinamakan toksemia atau fitotoksemia.

Page 7: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Gejala serangan vs Perilaku Pemakanan

Kerusakan serangga pemakan bagian dalam :- Larva makan kayu/batang atau bagian tanaman lain

(bunga, buah) dari dalam, disebut penggerek. Akibatnya kerusakan batang, tanaman roboh, ranting patah, bunga rusak, buah rusak dan jatuh.

- Puru (gall) , terjadi karena adanya ZPT yang merangsang pertumbuhan sel secara berlebihan. Adanya puru tsb menguntungkan:cairan bergizi tinggi, dan bersifat protektif

- Jenis serangga yang terlibat: wereng Psyllid, lalat Cecido-myiidae, kutu Aphididae, kutu Aleyroididae dan thrips

Page 8: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Gejala serangan vs Perilaku Pemakanan

Kerusakan serangga pengisap :- Bintik daun (kuning atau coklat) akibat tusukan serangga yang

mengeluarkan toksin. Disebabkan oleh aphid, wereng daun, kepik Helopetis

- Daun menggulung/keriting karena terjadinya malformasi jaringan, disebabkan oleh serangan aphid

- Daun/pucuk dan bunga layu karena serangan kepik- Daun membentuk puru karena serangan aphid, kutu sisik- Buah mati prematur dan gugur karena kutu dompolan dan

kutu sisik- Akar , ranting lemah dan mati mengering karena serangan

kutu dompolan dan kutu sisik

Page 9: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Gejala serangan vs Perilaku Pemakanan

Kerusakan pada produk penyimpanan (stored products):- Serangga hama menyebabkan penurunan kuantitas dan

kualitas produk tanaman (bahan makanan)- Penurunan kuantitas : hilangnya bahan makanan karena

dimakan untuk pertumbuhan dan perkembangan serangga- Penurunan kualitas : adanya urine, sisa tubuh dan feses, dan

perubahan warna dan bau akan menurunkan kualitas bahan makanan

- Beberapa jenis hama : Sitophilus oryzae, Oryzaephillus surinamensis, Tribolium castaneum, Stegobium paniceum, Callosobruchus sinensis adalah contoh seranngga hama perusak produk penyimpanan

Page 10: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Gejala serangan vs Perilaku Pemakanan

Serangga penular/vektor dan pembawa:- Serangga hama tertentu menjadi penular (vector) patogen

virus yang menyebabkan penyakit tanaman- Kutudaun Aphis spp, kutu kebul Bemisia tabaci, wereng

hijau dan wereng batang coklat menjadi vektor penting pada tanaman budidaya

- Beberapa jenis serangga hama menjadi pembawa (carrier) patogen (virus, mikoplasma, bakteri, jamur). Serangga tsb membawa patogen pada bagian tubuhnya (alat mulut, tungkai) dan “menularkan”nya ke tanaman lain.

Page 11: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Gangguan hama terhadap hasil

Hama dapat menyebabkan kerugian dengan cara sbb:1. Pertanaman muda: benih/bibit rusak akibat serangan hama2. Luas area fotosintetik : berkurang akibat pemakanan hama daun

(ulat, kumbang, belalang)3. Pengambilan air/hara : terganggu akibat serangan hama akar,

rayap dan penggerek batang4. Translokasi hasil fotosintesis : terganggu akibat serangan

penggerek batang, berbagai jenis kutu dll5. Organ penyimpanan : rusak akibat serangan penggerek umbi,

tukus dll6. Organ reproduksi: rusak akibat serangan lalat buah, kepik, kutu dll

Page 12: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Kehilangan hasil adalah pengurangan produk tanaman, baik kuantitas maupun kuantitasnya oleh hama.

Dua tipe kerusakan (damage) yang menyebabkan kehilangan:1. Kerusakan langsung: kerusakan yang berpengaruh langsung

terhadap produk ekonomis (digunakan). Contoh : kerusakan pada buah dan daun yang dijual/dikonsumsi langsung. Kerusakan dapat menurunkan nilai ekonominya.

2. Kerusakan tidak langsung : kerusakan yang tidak langsung berpengaruh terhadap produk ekonomis. Contoh : kerusakan pada daun tanaman tertentu tidak langsung menurunkan nilai ekonomi buah yang dihasilkan tanaman.

Kehilangan Hasil (Losses)

Page 13: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Metode Pendugaan Kehilangan Hasil

Evaluasi kerusakan akibat hama sangat membantu dalam menentukan status ekonomi suatu hama, penetapan ambang ekonomi dan aras luka ekonomi, efektivitas pengendalian, evaluasi verietas yg ditanam, peranan berbagai hama.

Asesmen kerusakan akibat hama melibatkan :1. Penemuan kerusakan pada tanaman2. Penentuan identitas hama dan penilaian awal keseriusan3. Penentuan pengaruh terhadap tanaman dan seluruh produksi,

melibatkan penelitian hubungan antara populasi hama dan pengaruhnya

4. Pengukuran pengaruh lokal dan nasional terhadap produksi dan manajemen.

Page 14: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Metode Pendugaan Kehilangan HasilHubungan populasi hama dan Kerusakan:Secara umum ada dua tipe hubungan serangan hama dan hasil, yaitu tipe 1 dan tipe

2. Tipe 1 terjadi pada serangan serangga vektor penyakit dan tipe 2 terjadi pada serangan serangga hama dimana tanaman msh mampu mentoleransi kerusakan

Rendah Tinggi Rendah TinggiSerangan Serangan

Gambar 1 Gambar 2Gambar 1

Page 15: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Metode Pendugaan Kehilangan HasilHubungan populasi hama dan Kerusakan (pemgembangan):

Page 16: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Metode Pendugaan Kehilangan HasilHubungan populasi hama dan Kerusakan (pengembangan):

Gambar 3 A. Hub garis lurus kerusakan langsungB. Hub. Bentuk S atau sigmoidC. Hub logaritmikD. Kehilangan hasil cepat pd serangan rendah : serangga vektor; cosmetic

damageE. Peningkatan hasil : toleransi tinggiF. Tidak ada hubungan

Page 17: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Metode Pendugaan Kehilangan Hasil

Teknik eksperimental dalam penetapan kehilangan hasil oleh serangga hama:

1. Perbandingan hasil di lapangan dengan tingkat serangan yang berbeda pada kondisi alami. Keuntungan cara ini : a. Respon hasil tanaman thdp serangan hama tepat sesuai kondisi lapangan; b. Tidak ada pengaruh samping pestisida; c. Tidak ada interferensi; d. Penyebaran hama alami.

2. Eksklusi hama dengan penghalang mekanis, membanding-kan hasil secara langsung. Tanaman dikandangkan, kemudian serangga diinfestasikan pada tanaman dengan tingkat populasi berbeda.

Page 18: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Metode Pendugaan Kehilangan Hasil

Keuntungan cara infestasi buatan ini adalah infestasi dapat dikendalikan dan faktor lain dapat dibuang.

3. Eksklusi hama, atau pengurangan populasi hama dengan dg menggunakan pestisida, membandingkan hasil secara langsung. Cara ini dpt digunakan dengan infestasi buatan, percobaan kurungan dan cara-cara lain.

Keuntungan cara ini ialah populasi dpt dikendalikan, sdgkn kelemahannya : pestisida mengurangi hasil (jika bersifat fitotoksik), mempengaruhi hama lain, pestisida dpt membunuh/menolak parasitoid, yg mempengaruhi populasi hama, adanya layangan (drift) yg dpt mempengaruhi plot lain.

Page 19: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Metode Pendugaan Kehilangan Hasil

4. Kajian kerusakan yang disimulasikan Kerusakan hama dpt disimulasikan dengan simulasi kerusakan

buatan. Salah satunya adalah membuang daun dg tingkat yg berbeda. Hasil kegiatan diatas dapat dibandingkan dengan kontrol.

Page 20: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Ekonomi pengendalian hama

Bionomik : kajian tentang hubungan antara jumlah hama, respon tanaman thd perlukaan, dan bentuk kehilangan ekonomi yd dpt dijadikan dasar dalam membuat keputusan.

Hubungan antara kepadatan populasi hama dan keuntungan yang diperoleh dari tindakan pengendalian dinyatakan melalui nilai ambang yang dinamakan aras luka ekonomi (ALE) dan ambang ekonomi (AE).

Kerusakan ekonomi. Adalah jumlah perlukaan/tingkat kerusakan yang dijadikan bahan pertimbangan untuk pengendalian buatan (pestisida).

Batas kerusakan, ambang kerusakan. Batas kerusakan ialah aras terendah perlukaan yang dapat dikendalikan. Aras ini terjadi sebelum kehilangan ekonomi.

Page 21: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Ekonomi pengendalian hama

Batas kerusakan,ambang kerusakan. Batas kerusakan ialah aras terendah perlukaan yang dapat dikendalikan. Aras ini terjadi sebelum kehilangan ekonomi. Jika dinyatakan dg istilah hasil, kehilangan ekonomi dicapai pd ambang perolehan, yg tiada lain adalah batas kerusakan. Untuk komoditas yang bernilai tinggi, batas kerusakan dekat sekali dg ambang perolehan.

Aras luka ekonomi. Ialah tingkat populasi terendah yg menyebab-kan kerusakan ekonomi. ALE ini menjadi nilai dasar yg dapat menentukan apakah status hama itu destruktif atau potensial.

Ambang ekonomi, ambang aksi. AE berbeda dengan ALE dalam praktik. AE ialah kepadatan populasi yg tindakan pengendalian dpt dilakukan untuk mencegah peningkatan populasi yg merugikan secara ekonomi. Jadi AE berkaitan dg waktu tindakan

Page 22: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Ekonomi pengendalian hama

Prosedur penentuan nilai ambang :1. Menghitung rasio cost benefit2. Menetapkan hubungan antara serangan – hasil tanaman,

menggunakan analisis regresi3. Menghitung nilai ALE menggunakan metode Pedigo (1989).Ambang pendapatan (AP) : nilai/ukuran penting dalam pengelolaan

hama. Nilai tsb dinyatakan dengan jumlah hasil yg dapat dipanen berkenaan dengan kegatan pengendalian.

Ambang pendapatan (AP) = biaya manajemen (Rp/ha)/nilai produk (Rp/kg) = ......kg/ha

Page 23: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Ekonomi pengendalian hama

Contoh, biaya aplikasi pestisida untuk mempertahankan populasi aphid 50 ekor/tan pada mustard Rp 450.000 per ha, harga biji mustard Rp 15.000/kg; ambang pendapatan Rp 450.000/Rp 15.000 = 30 per kg. Ini artinya peningkatan hasil atau pendapatan 30 kg per ha untuk aplikasi pestisida dianggap ekonomis.

ALE = ambang pendapatan/kehilangan hasil setiap serangga; Contoh, jika AP = 30 kg per ha dan kerusakan per aphid 1,5 kg per

ha, maka ALE =30/1,5 = 20 +50 (aras dasar) = 70 aphid per tan. Dengan demikian, jika dalam pengambilan sampel ditemukan aphid >70 ekor/tan., maka perlu dilakukan aplikasi pestisida.

Page 24: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Ekonomi pengendalian hama

ALE dapat dirumuskan sbb:ALE = C/VIDK

C= biaya pengendalian (Rp/ha); V= harga produk (Rp/ton);I = Kerusakan tanaman (persen defoliasi /serangga); D= kehilangan hasil (ton);K=proporsi pengurangan populasi karena aplikasi pestisida

Jika C= Rp 300.000; V=Rp 150.000/ton; I= 0,01 (1 persen); D= 0,05 ton/100 serangga; K= 0,8 (80 persen); maka :

ALE = C/VIDK = 300.000/(150.000 x 0,01 x 0,05 x 0,8) = 7500 serangga/ha atau 0,75 serangga/m2

Berikut ini contoh nilai ambang ekonomi

Page 25: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Nilai ambang ekonomi pada beberapa tanaman di Indonesia

Page 26: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Nilai ambang ekonomi pada beberapa tanaman di Indonesia

Page 27: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Penggunaan ambang ekonomi dalam praktik pengendalian

1. Tanpa menggunakan nilai ambang; menggunakan sistem kalender (penjadwalan). Alasan : kerusakan hama tdk dapat disembuhkan begitu hama terdeteksi; adanya serangga hama yg beran sbg vektor; kegiatan pengamatan tdk bisa dilakukan.

2. Ambang nominal. Ini berdasarkan pengalaman petani, petugas dan peneliti; bersifat statis. Ada yang dinamakan Ambang Rasa, krn ambang ini berbasis perasaan petani.

3. Ambang sederhana. Ambang ini berbasis hasil penelitian, dgn memasukkan harga produk, biaya pengendalian, besar kehilangan dan berat hasil.

4. Ambang konprehensif. Ambang ini memperhatikan kondisi ekosistem dan dinamikanya, termasuk respon tanaman dan tingkat parasitasi.

Page 28: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Pengambilan sampel dalam program pemantauan hama

Proses pengambilan sampel memerlukan teknik tertentu tergantung pada jenis tanaman, jenis hama dan luasan pertanaman.

Teknik pengamatan dan pengambilan sampel harus praktis dan dapat dipercaya.

Faktor yg mempengaruhi kegiatan tersebut :1. Sifat dan keterampilan petrugas pengamat: perlu pelatihan

khusus; pembuatan buku petunjuk dan standarisasi tabel pengamatan.

2. Keadaan lingkungan setempat: berkaitan dg kegiatan serangga (siang atau malam) dan kondisi iklim.

3. Sifat sebaran spasial hama: tergantung dari karakter populasi hama : reguler, random, mengelompok

Page 29: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Pengambilan sampel dalam program pemantauan hama

Metode pengambilan sampel :1. Metode mutlak. Dinyatakan dlm jumlah individu per satuan unit

permukaan tanah atau habitat serangga yg diamati. Jumlah individu per tanaman dpt dikonversikan pada unit permukaan tanah. Jika dlm 1 m2 terdapat tanaman padi 16 rumpun dan pada 1 rumpun ada 10 ekor wereng, maka dlm luasan 1 m2 terdapat 160 ekor wereng

2. Metode nisbi. Umumnya menggunakan perangkap serangga (jebakan, lampu), jala ayun (insect net) dan pengisap (D-vac).

3. Metode indeks populasi. Biasanya menggunakan bekas yang ditinggalkan atau digunakan hama. Misalnya kotoran, kokon, dan sarang. Selanjutnya menginterpretasikannya.

Page 30: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Pengambilan sampel dalam program pemantauan hama

Penyusunan program pengambilan sampel :1. Penentuan unit sampel : satuan luas, satuan volume, bagian

tanaman/tanaman, jumlah serangga/satuan waktu, bentuk/stadia hama.

2. Penentuan interval sampel: jarak/interval pengamatan tgt pd jenis tanaman, tingkat tumbuh tanaman, siklus hidup hama, tujuan pengambilan sampel, cuaca dan SDM

3. Penentuan ukuran sampel: dipengaruhi oleh varians (distribusi data sampel) dan biaya pengambilan sampel.

4. Disain pengambilan sampel : acak sederhana, pola acak berlapis, pola sistematik.

5. Mekanisme pengambilan sampel : pengamatan/penghitungan langsung dan tdk langsung.

Page 31: V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama Daslintan

Pengambilan sampel dalam program pemantauan hama

Pengambilan sampel secara beruntun (sequential sampling): dianggap hemat biaya, waktu dan tenaga. Teknik sequential sampling membutuhkan informasi lengkap tentang karakter hama dan pemencaran hama di pertanaman.